lamongan

37
TEKNOLOGI PEMUPUKAN SPESIFIK LOKASI DAN KONSERVASI TANAH DESA MOJOREJO KECAMATAN MODO KABUPATEN LAMONGAN BALAI PENELITIAN TANAH BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN 2007

Upload: dwi-nila-wahyuningsih

Post on 05-Dec-2014

52 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

wilayah

TRANSCRIPT

Page 1: lamongan

TEKNOLOGI PEMUPUKAN SPESIFIK LOKASI DAN KONSERVASI TANAH

DESA MOJOREJO KECAMATAN MODO

KABUPATEN LAMONGAN

BALAI PENELITIAN TANAH

BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN

2007

Page 2: lamongan

Penanggung jawab : Kepala Balai Penelitian Tanah

Penyusun : Deddy Erfandi

Jojon Suryono

Achmad Rachman

Penyunting : Neneng L. Nurida

Mas Teddy Sutriadi

Design Cover : Sukmara

Setting/Layout : Didi Supardi

Rahmah D. Yustika

Penerbit : Balai Penelitian Tanah

Jl. Ir. H. Juanda No. 98. Bogor

16123, Telp. (0251) 336757, Fax.

(0251) 321608, 322933, E-mail:

[email protected]

ISBN 978-979-9474-76-6

Penulisan dan pencetakan buku ini dibiayai dari dana DIPA

Tahun Anggaran 2007, Balai Penelitian Tanah, Bogor

http://balittanah.litbang.deptan.go.id

Page 3: lamongan

gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{

i

KATA PENGANTAR

Dalam rangka mendukung pelaksanaan Prima Tani, Balai

Penelitian Tanah telah menyusun Booklet Formulasi Teknologi

Pemupukan Spesifik Lokasi dan Konservasi Tanah dan Air sebagai

acuan bagi pelaksana Prima Tani dalam menerapkan rekomendasi

teknologi pemupukan spesifik lokasi dan konservasi tanah dan air

mendukung kegiatan Prima Tani.

Booklet disusun berdasarkan hasil survei tanah di lokasi-

lokasi Prima Tani dimana Balai Penelitian Tanah menjadi

penanggung jawab survei. Booklet ini merupakan suatu kebutuhan

yang mendesak dalam mengimplementasikan teknologi pemupukan

dan konservasi tanah dan air. Sesuai dengan judulnya, booklet ini

menyajikan formulasi teknologi pemupukan spesifik lokasi dan teknik

konservasi tanah dan air.

Sasaran dari penyusunan booklet formulasi pemupukan

spesifik lokasi dan konservasi tanah dan air adalah para pelaksana

dan pengguna teknologi yang terkait langsung dengan kegiatan

Prima Tani, yaitu Pemandu Teknologi, Manajer Laboratorium

Agribisnis, Penyuluh Pertanian Lapangan, Dinas Pertanian Provinsi

dan Kabupaten/Kota, Kelompok Tani peserta Prima Tani.

Semoga booklet ini bermanfaat, khususnya dalam

mensukseskan Prima Tani sebagai salah satu upaya mendukung

program pemerintah mensejahterakan masyarakat di pedesaan.

Bogor, November 2007

Kepala Balai,

Dr. Achmad Rachman

NIP. 080.079.028

Page 4: lamongan

gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{

ii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ................................................................ i

DAFTAR ISI .......................................................................... ii

DAFTAR TABEL ..................................................................... iii

DAFTAR GAMBAR ................................................................. iv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................... iv

I. PENDAHULUAN ............................................................... 1

II. KEADAAN FISIK DAERAH ................................................. 3

3.1. Lokasi dan Perhubungan .......................................... 3

3.2. Penggunaan Lahan dan Pertanian ............................ 3

3.3. Iklim dan Hidrologi .................................................. 5

III. POTENSI PENGEMBANGAN KOMODITAS DAN TEKNOLOGI PENGELOLAAN SUMBER DAYA LAHAN PERTANIAN .......... 6

3.1. Kesesuaian Lahan Komoditas Pertanian .................... 6

3.2. Arahan Pengembangan Komoditas ........................... 8

3.3. Teknologi Pengelolaan Sumber Daya Air ................... 10

3.4. Teknologi Pengelolaan Sumber Daya Tanah .............. 11

IV. TEKNIK KONSERVASI TANAH ........................................... 20

4.1. Teknik Konservasi Tanah Saat Ini ............................. 20

4.2. Rekomendasi Teknik Konservasi Tanah ..................... 22

V. DAFTAR PUSTAKA ............................................................ 26

Page 5: lamongan

gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{

iii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Rincian penggunaan lahan Desa Mojorejo .............. 4

Tabel 2. Subkelas kesesuaian lahan beberapa komoditas di Desa Mojorejo ...................................................... 7

Tabel 3. Legenda peta arahan pengembangan komoditas pertanian Desa Mojorejo ....................................... 8

Tabel 4. Teknologi pengelolaan sumber daya air Desa Mojorejo .............................................................. 10

Tabel 5. Status hara N, P, K, C-organik, dan pH tanah lapisan atas (0-20 cm) di Desa Mojorejo Kecamatan Modo, Kabupaten Lamongan ................................. 11

Tabel 6. Rekomendasi pemupukan padi sawah untuk padi VUTB/Hibrida ....................................................... 13

Tabel 7. Rekomendasi pemupukan jagung hibrida ............... 15

Tabel 8. Rekomendasi pemupukan kedelai .......................... 16

Tabel 9. Rekomendasi pemupukan ubi kayu ........................ 17

Tabel 10. Rekomendasi pemupukan rumput gajah ................ 18

Tabel 11. Rekomendasi teknik konservasi tanah dan air di Desa Mojorejo, Kecamatan Modo, Kabupaten Lamongan, Propinsi Jatim ..................................... 24

Page 6: lamongan

gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{

iv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Peta Penggunaan Lahan Desa Mojorejo .............. 4

Gambar 2. Rata-rata curah hujan 12 tahun Desa Mojorejo. ... 5

Gambar 3. Peta arahan pengembangan komoditas di Desa Mojorejo ........................................................... 9

Gambar 4. Mata air berpotensi untuk mengairi persawahan dan tegalan ....................................................... 10

Gambar 5. Gulud batu pada jagung dan jati ......................... 21

Gambar 6. Teras bangku batu ............................................. 21

Gambar 7. Tanaman kudzu (Pueraria javanica) sebagai tanaman penutup tanah ..................................... 28

Gambar 8. Penampang samping gulud batu ......................... 29

Gambar 9. Teras gulud permanen ....................................... 29

Gambar 10. Teras bangku batu dikombinasikan dengan rumput gajah .................................................... 30

Gambar 11. Teras bangku batu ............................................. 30

Gambar 12. Teras irigasi dengan pematang dan tampingan yang ditumbuhi rumput lokal .............................. 30

Gambar 13. Rorak/ slot mulsa pada tanaman tahunan ........... 31

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Formulasi teknik konservasi tanah ...................... 28

Page 7: lamongan

gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{

1

I. PENDAHULUAN

Informasi potensi sumber daya lahan dan arahan

pengembangan komoditas merupakan informasi dasar yang diperlukan

untuk perencanaan pembangunan pertanian di suatu wilayah. Data

dan informasi ini perlu dilengkapi dengan formulasi teknologi

pengelolaan sumber daya lahan yang lebih spesifik, antara lain dalam

penerapan teknik konservasi tanah, pengelolaan kesuburan tanah

khususnya pemupukan spesifik lokasi, dan pengelolaan bahan organik.

Teknologi pemupukan spesifik lokasi dengan menerapkan

pemupukan berimbang adalah pemupukan untuk mencapai status

semua hara dalam tanah optimum untuk pertumbuhan dan hasil suatu

tanaman. Untuk hara yang telah berada dalam status tinggi, pupuk

hanya diberikan dengan takaran yang setara dengan hara yang

terangkut panen, sebagai takaran pemeliharaan. Pemberian takaran

pupuk yang berlebihan justru akan menyebabkan rendahnya efisiensi

pemupukan dan masalah pencemaran lingkungan. Kondisi atau status

optimum hara dalam tanah tidak sama untuk semua tanaman pada

suatu tanah. Demikian juga status optimum untuk suatu tanaman,

berbeda untuk tanah yang berlainan. Agar pupuk yang diberikan lebih

tepat, efektif dan efisien, maka rekomendasi pemupukan harus

mempertimbangkan faktor kemampuan tanah menyediakan hara dan

kebutuhan hara tanaman. Rekomendasi pemupukan yang berimbang

disusun berdasarkan status hara di dalam tanah yang diketahui melalui

teknik uji tanah.

Penerapan teknik konservasi tanah dan air merupakan kunci

keberlanjutan usaha tani dalam upaya mengoptimalkan pemanfaatan

Page 8: lamongan

gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{

2

lahan kering. Teknologi konservasi tanah dan air dimaksudkan untuk

melestarikan sumber daya alam dan menyelamatkannya dari

kerusakan. Target minimal dari aplikasi teknik konservasi adalah

menekan erosi yang terjadi di setiap bidang tanah hingga di bawah

batas yang diperbolehkan. Secara umum, teknik konservasi tanah

dan air dibagi dalam tiga golongan yaitu: (1) teknik konservasi

vegetatif; (2) teknik konservasi mekanik atau teknik konservasi sipil

teknis; dan (3) teknik konservasi kimia. Dalam aplikasi di lapangan

teknik konservasi tersebut tidak berdiri sendiri, namun dapat

merupakan kombinasi dari dua atau tiga teknik konservasi. Pemilihan

teknik konservasi yang tepat harus bersifat spesifik lokasi dan sesuai

pengguna artinya harus mempertimbangkan kondisi biofisik dan

sosial ekonomi petani setempat. Oleh sebab itu rekomendasi teknik

konservasi yang dianjurkan di setiap lokasi disusun dengan

mempertimbangkan tipe penggunaan lahan, kemiringan, vegetasi,

dan teknik konservasi yang ada di lapangan (existing) di masing-

masing lokasi.

Page 9: lamongan

gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{

3

II. KEADAAN FISIK DAERAH

2.1. Lokasi dan Perhubungan

Lokasi Prima Tani Desa Mojorejo, Kecamatan Modo,

Kabupaten Lamongan, Provinsi Jatim seluas 976,97 ha. Secara

geografis daerah penelitian terletak pada koordinat antara

112o08’00”- 112o10’49” Bujur Timur dan 7o13’04” - 7o53’12” Lintang

Selatan. Secara administrasi wilayah penelitian berbatasan dengan:

Sebelah Utara : Berbatasan dengan Desa Pule dan Sumber

Agung,

Sebelah Barat : Berbatasan dengan Desa Medalem dan

Sambangrejo,

Sebelah Timur : Berbatasan dengan Desa Pule dan Tlemang,

Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Desa Blubuk dan Desa

Slaharwotan.

Lokasi penelitian dapat ditempuh dari ibukota Kabupaten

Lamongan dengan kendaraan roda empat dalam waktu + 45 menit

dengan jarak 23 km. Jarak ibukota Kecamatan Modo sekitar 2 Km.

Sebagian besar jalan desa sudah diaspal dan sebagian lagi masih

berupa tanah.

2.2. Penggunaan Lahan dan Pertanian

Berdasarkan analisis peta rupa bumi skala 1:25.00 dan

ditunjang dengan pengamatan di lapangan penggunaan lahan saat

ini (present landuse) di Desa Mojorejo dikelompokkan menjadi

empat satuan penggunaan lahan, yaitu: sawah (sw), tegalan (t),

Page 10: lamongan

gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{

4

kebun campuran (kc), dan pemukiman (p). Rincian penggunaan

lahan daerah penelitian disajikan pada Tabel 1 dan penyebarannya

disajikan pada Gambar 1.

Komoditas pertanian yang banyak diusahakan antara: padi,

jagung, ubi kayu, sapi, ayam, kambing, bebek/itik, dan kerbau.

Komoditas padi, jagung, ubi kayu, dan ternak merupakan komoditas

unggulan dalam Prima Tani di Desa Mojorejo.

Tabel 1. Rincian penggunaan lahan Desa Mojorejo

Simbol Penggunaan lahan Luas

ha % Sw Sawah irigasi 237,64 24,32 Sw1 Swh tadah hujan 124,98 12,29 Tg Tegalan 515,40 52,75 wd Waduk 28,41 2,91 p Pemukiman 70,54 7,22

Jumlah 976,97 100.00

Gambar 1. Peta penggunaan lahan Desa Mojorejo

Page 11: lamongan

gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{

5

2.3. Iklim dan Hidrologi

Menurut Schmidt-Ferguson, 1951 Desa Mojorejo termasuk

iklim C dengan bulan basah 4 dan bulan kering 7. Ketinggian tempat

antara 100-200 m diatas permukaan laut (dpl) dengan

agroekosistem lahan kering daratan rendah iklim kering (LKDRIK)

serta jumlah bulan hujan rata-rata 4 bulan pertahun dengan curah

hujan 1.933 mm dan 82 hari hujan per tahun Gambar 2.

Sungai yang ada berjumlah dua buah, namun belum

dimanfaatkan secara maksimal. Desa Mojorejo memiliki waduk

seluas 28 ha. Keberadaan waduk tersebut tidak dapat mendukung

dalam pengembangan pertanian, karena waduk tersebut letaknya

lebih rendah daripada Desa Mojorejo. Sumber air adalah salah satu

cara potensial dalam pengembangan pertanian. Ada 18 sumber air

potensial yang perlu dikembangkan di desa ini (BPTP Jatim, 2007).

CURAH HUJAN DI DESA MOJOREJOKECAMATAN MODO, KABUPATEN LAMONGAN

0

100

200

300

400

500

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des

CU

RA

H H

UJA

N (m

m/b

ulan

)

Gambar 2. Rata-rata curah hujan 12 tahun Desa Mojorejo.

Page 12: lamongan

gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{

6

III. POTENSI PENGEMBANGAN KOMODITAS DAN

TEKNOLOGI PENGELOLAAN SUMBER DAYA LAHAN

PERTANIAN

3.1. Kesesuaian Lahan Komoditas Pertanian

Dalam penelitian ini komoditas yang dinilai adalah komoditas

unggulan hasil PRA dan komoditas potensial di Desa Mojorejo yaitu:

jagung, padi sawah, kacang tanah, kacang panjang, pisang,

mentimun. Hasil evaluasi lahan yang disajikan pada Tabel 2,

merupakan evaluasi lahan secara fisik. Evaluasi lahan secara fisik

merupakan hasil evaluasi lahan yang didasarkan sifat biofisik, yaitu

kualitas tanah (karakteristik tanah dan lingkungan) di overlay

dengan persyaratan tumbuh tanaman.

Kelas kesesuaian lahan fisik masing-masing komoditas pada

setiap unit agroekologi, dikelompokkan berdasarkan kelas dan

subkelas. Klasifikasi kesesuaian lahan dibedakan menjadi empat

kelas, yaitu: sangat sesuai (S1), cukup sesuai (S2), sesuai marginal

(S3), tidak sesuai (N). Pada tingkat subkelas dicantumkan faktor

pembatas/penghambat bagi pertumbuhan tanaman, ditulis dengan

simbol yang diletakkan setelah simbol kelas kesesuaian lahannya.

Sebagai contoh: S3oa, yaitu lahan cukup sesuai dengan faktor

pembatas/penghambat ketersediaan oksigen.

Dari hasil evaluasi kesesuaian lahan beberapa komoditas

menunjukkan bahwa lahan yang dapat dikembangkan untuk

komoditas pertanian di Desa Mojorejo seluas 878,02 ha (92,56%),

sedangkan sisanya seluas 70,54 ha (7,22%) tidak dapat dikembangkan

untuk pertanian dikarenakan berupa pemukiman dan kondisi biofisik

lahan tidak memungkinkan. Lahan yang secara biofisik tidak sesuai

diarahkan sebagai kawasan konservasi.

Page 13: lamongan

gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{

7

Tabel 2. Subkelas kesesuaian lahan beberapa komoditas di Desa Mojorejo

No. Sub kelas kesesuaian lahan L u a s

Padi sawah Tebu Jagung Ubi kayu Ubi jalar Pisang Jati ha %

1 S2 wa,lp,nr S3 wa,nr S3 lp,nr S3 oa,nr N wa,nr S3 wa,nr S1 237,64 25,04

2 S3 wa,lp,nr S3 wa,nr S3 lp,nr S3 oa,nr N wa,nr S3 wa,nr S1 124,98 13,18

3 N wa,nr S3 wa,nr S2 lp,nr S3 oa,nr N wa,nr S3 wa,nr S1

204,03 21,52

4 N wa,nr S3 wa,nr S2 lp,nr S3 oa,nr N wa,nr S3 wa,nr S1 125,85 13,26

5 N wa,eh,nr N wa,eh,nr S2 eh,nr S3 eh,nr N wa,eh,nr S3 wa,eh,nr S1 178,87 18,86

6 N wa,eh,nr N wa,eh,nr S2 eh,nr S3 eh,nr N wa,eh,nr S3 wa,eh,nr S1 6,65 0,70

X1 Waduk 28,41 2,91

X2 Pemukiman 70,54 7,22

J u m l a h 976,97 100,00

Keterangan: S1= Sangat sesuai, S2 = Cukup sesuai, S3 = Sesuai marjinal, N = Tidak sesuai tc = temperatur, rc = media perakaran, nr = retensi hara, eh = bahaya erosi, oa = ketersesiaan oksigen, lp = penyiapan lahan, wa = ketersesiaan air

Page 14: lamongan

gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{

8

3.2. Arahan Pengembangan Komoditas

Arahan pengembangan komoditas merupakan hasil dari

evaluasi lahan dengan mempertimbangkan komoditas unggulan dan

penggunaan lahan saat ini. Berdasarkan hasil overlay evaluasi lahan,

komoditas unggulan, dan penggunaan lahan saat ini di Desa

Mojorejo dibagi menjadi enam arahan analisis (Tabel 3).

Tabel 3. Legenda peta arahan pengembangan komoditas pertanian Desa Mojorejo

Simbol Satuan lahan

Arahan penggunaan

lahan Alternatif komoditas Alternatif teknologi

PS-1 1 Sawah irigasi Padi, jagung, kacang kedelai

− Pemupukan NPK, pengelolaan bahan organik. Pengaturan pola tanam pompanisasi

PS-2 2 Sawah tadah

hujan Padi, jagung, ubi kayu, kacang kedelai, rumput

gajah.

− Pengaturan pola tanam, pompanisasi, pemupukan NPK, dan pengelolaan bahan organik. Pengelolaan embung

TS-1 3 Tanaman

semusim Jagung, ubi kayu,

kacang kedelai, pisang, rumput gajah.

− Pemupukan NPK dan organik, gulud batu, pengelolaan embung.

TS-2 4 Tanaman

semusim Jagung, ubi kayu,

pisang, rumput gajah. − Pemupukan NPK dan

organik, gulud batu.

TT-1 5 Tanaman tahunan

Rumput gajah, jati, mindi, sengon, mahoni. sukun, pisang, nangka

− Pemupukan NPK, pengelolaan bahan organik, teras bangku batu, rorak.

TT-2 6 Tanaman

tahunan Jati, mindi, sengon,

mahoni. sukun, pisang, nangka

− Pemupukan NPK, pengelolaan bahan organik dan organik, teras bangku batu, rorak.

X-1 7 Waduk -

X-2 8 Pemukiman -

Page 15: lamongan

gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{

9

Pengembangan komoditas padi sawah diarahkan pada lahan

basah (persawahan) yang sudah ada. Di persawahan juga dapat

dikembangkan komoditas jagung, ubi kayu, pada musim kemarau

Gambar 3.

Gambar 3. Peta arahan pengembangan komoditas di Desa Mojorejo

Lahan kering berupa tegalan, diarahkan untuk

pengembangan komoditas jagung, ubi kayu, dan pisang. Sedangkan

kebun campuran, belukar diarahkan untuk pengembangan mangga

dan durian. Komoditas bambu dan sengon difungsikan sebagai

tanaman konservasi pada lahan terjal.

Page 16: lamongan

gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{

10

3.3. Teknologi Pengelolaan Sumber Daya Air

Lahan kering pada desa ini banyak tergantung dari curah

hujan, dan hanya sebagian kecil sawah dapat diairi dari sumber air.

Banyaknya sumber air menyebabkan desa ini sangat berpotensi

untuk mengairi persawahan (Gambar 4). Sebenarnya desa ini

mempunyai waduk, namun karena ketinggian desa melebihi

ketinggian waduk, sehingga air dari waduk tidak dapat mengairi

tegalan atau persawahan pada Desa Mojorejo. Pengelolaan sumber

daya air Desa Mojorejo disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4. Teknologi pengelolaan sumber daya air Desa Mojorejo

Sumber air Penggunaan lahan Pola tanam Masa tanam Teknologi

pengelolaan air Curah hujan/ Pompanisasi

Sawah Tegalan Kebun campuran

Padi-jagung+ kKc kedelai Jagung+kc kedelai Jagung + ubi kaju Rumput gajah Jati+ jagung

3 bulan (Nop-Feb) 7 bulan (Nop-Mei) 12 bulan (Nop-Okt) - 4 bulan (Nop-Mar)

Teknologi mulsa, pembuatan rorak, pembuatan embung Teknologi rorak

Mata air Tegalan Padi +jagung jagung+ R gajah

Sepanjang tahun

Teknologi mulsa, dan pembuatan embung.

Gambar 4. Mata air berpotensi untuk mengairi persawahan dan tegalan

Page 17: lamongan

gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{

11

3.4. Teknologi Pengelolaan Sumber Daya Tanah

Status hara N, P, K, dan pH tanah lapisan atas (0-20 cm)

(Balai Penelitian Tanah, 2005) yang ditetapkan dengan perangkat uji

tanah sawah (PUTS) untuk lahan sawah dengan satuan lahan (SL 1

dan SL 2) dan perangkat lunak uji tanah kering (PUTK) untuk lahan

kering (SL 3, SL 4, SL 5, dan SL 6) di Desa Mojorejo Kecamatan

Modo Kabupaten Lamongan disajikan pada Tabel 5. Status hara N

lahan sawah seluruhnya rendah, status hara P SL 1 tinggi, SL 2

sedang, status hara K tinggi. Status hara P lahan kering (SL 4 dan SL

5) sedang dan SL 3 dan SL 6 tinggi. Status hara K seluruhnya

sedang, dengan C-organik lahan kering seluruhnya rendah,

sedangkan reaksi tanah (pH) lahan sawah seluruhnya netral (6 – 7)

dan lahan kering netral sampai agak basa (6 – 7 sampai 7 – 8)

(Badan Libang Pertanian, 2007a).

Tabel 5. Status hara N, P, K, C-organik, dan pH tanah lapisan atas (0-20 cm) di Desa Mojorejo Kecamatan Modo, Kabupaten Lamongan

Nomor Status hara C-organik pH

Urut SL N P K

1 1 Rendah Tinggi Tinggi - 6 – 7

2 2 Rendah Sedang Tinggi - 6 – 7

3 3 * Tinggi Sedang Rendah 7 – 8

4 4 * Sedang Sedang Rendah 7 – 8

5 5 * Sedang Sedang Rendah 6 – 7

6 6 * Tinggi Sedang Rendah 7 – 8

7 7 Waduk

8 8 Pemukiman

Rendahnya status hara N pada lahan sawah lebih disebabkan

karena sifat N yang sangat mobil. Status hara P pada lahan sawah

dan lahan kering yang berstatus sedang dan tinggi karena sangat

Page 18: lamongan

gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{

12

dipengaruhi oleh pH tanah, pada pH tanah 6 – 7 ketersediaan P

untuk tanaman optimal. Status hara K pada lahan sawah seluruhnya

berstatus tinggi yang diduga karena adanya kontribusi K dari air

pengairan, sedangkan status hara K pada lahan kering seluruhnya

berstatus sedang disebabkan karena pada umumnya petani masih

sangat jarang menggunakan pupuk K. Kadar C-organik yang rendah

lebih banyak disebabkan karena faktor tanahnya serta penggunaan

bahan organik yang jarang digunakan oleh petani serta pelapukan

bahan organik lebih cepat dari akumulasinya.

Mengingat kondisi tersebut maka teknologi pemupukan untuk

pengembangan usaha tani di Desa Mojorejo sangat diperlukan

pengembalian sisa panen dan penambahan bahan organik.

Komoditas unggulan di Desa Mojorejo Kecamatan Modo

Kabupaten Lamongan adalah padi sawah, jagung, dan pakan

ternak.

a. Teknologi Pemupukan Padi Sawah

Sejalan dengan perkembangan teknologi padi, maka di Desa

Mojorejo akan dikembangkan padi varietas unggul baru/VUTB

(Fatmawati) dan hibrida (Rokan dan Maro) yang mempunyai potensi

produksi sekitar 20% lebih tinggi dari padi varietas unggul biasa

(Badan Litbang Pertanian, 2007). Sebagai implikasi dari produksinya

yang tinggi maka kebutuhan hara khususnya N, P, dan K bagi padi

VUTB dan hibrida juga akan lebih tinggi dibanding varietas unggul

biasa. Namun demikian berdasarkan status hara dan keadaan lahan

maka rekomendasi pemupukan padi sawah yang dapat dilakukan

sebagaimana disajikan pada Tabel 6.

Page 19: lamongan

gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{

13

Tabel 6. Rekomendasi pemupukan padi sawah untuk padi VUTB/Hibrida

Simbol Satuan lahan

Rekomendasi pemupukan

Tanpa bahan organik

Dengan 5 t jerami ha-1

Dengan 2 t pupuk kandang ha-1

Urea SP-36 KCl Urea SP-36 KCl Urea SP-36 KCl

kg ha-1

PS-1 1 350 100 80 330 100 30 325 50 50

PS-2 2 350 130 80 280 130 30 325 80 50

Pupuk urea diberikan tiga kali yaitu: pertama sebagai pupuk

dasar, pada saat tanam sampai sebelum 14 hari setelah tanam

sebanyak sepertiga bagian, kedua pada saat anakan aktif (23-28 hari

setelah tanam) sebanyak sepertiga bagian, dan ketiga pada saat

primordia (38-42 hari setelah tanam) sebanyak sepertiga bagian.

Selain itu agar penggunaan pupuk urea efektif dan efisien dapat

juga dilakukan dengan menggunakan bagan warna daun (BWD)

menjelang pemupukan kedua dan ketiga dengan tujuan

menghaluskan takaran pupuk yang ditetapkan sesuai dengan

kebutuhan tanaman dan ketersediaan hara dalam tanah. Pupuk SP-

36 diberikan sekaligus satu kali sebagai pupuk dasar bersamaan

dengan pemberian pupuk urea pertama, sedangkan pupuk KCl dapat

diberikan dua kali yaitu pertama sebagai pupuk dasar sebanyak

setengah bagian dan kedua pada saat primordia (38-42 hari setelah

tanam) sebanyak setengah bagian lagi bersamaan dengan

pemupukan pupuk urea ketiga. Jika menggunakan jerami atau

pupuk kandang pemberiannya dilakukan bersamaan dengan

pengolahan tanah dengan cara dicampur dan diaduk merata dengan

tanah.

Page 20: lamongan

gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{

14

Selain penggunaan benih unggul baru dan hibrida serta

penerapan rekomendasi pemupukan tersebut, alternatif teknologi

lain yang dapat dilakukan untuk mendapatkan produksi yang tinggi

adalah penanaman dengan bibit muda (< 21 hari setelah semai),

jumlah bibit 1-3 batang/lubang, sistem pengairan berselang,

pengendalian gulma secara terpadu, pengendalian hama dan

penyakit secara terpadu (PHT), sistem panen beregu dan pasca

panen menggunakan alat perontok.

Selain teknologi tersebut yang perlu diperhatikan adalah

sistem penanaman. Sebaiknya dilakukan sistem tanam jajar legowo

2:1 atau 4:1 dengan populasi minimum 250.000 rumpun/ha sistem

tanam jajar legowo, keuntungan sistem ini adalah:

1. Semua barisan rumpun tanaman berada pada bagian pinggir

yang biasanya memberi hasil lebih tinggi (efek tanaman

pinggir)

2. Pengendalian hama, penyakit, dan gulma lebih mudah

3. Menyediakan ruang kosong unttuk pengaturan air, saluran

pengumpul keong mas, atau untuk mina padi

4. Penggunaan pupuk lebih berdaya guna.

b. Teknologi Pemupukan Jagung

Tanaman jagung yang dapat dikembangkan di Desa Mojorejo

adalah jagung Hibrida dengan varietas yang cukup banyak

diantaranya Bissi 1, Bissi 2, Bissi 7, Pionir P-11, P-12, P-22, CPI-1,

CPI-2 dan sebagainya, yang mempunyai potensi produksi tinggi

dengan rekomendasi pemupukan sebagaimana disajikan pada Tabel

7.

Page 21: lamongan

gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{

15

Tabel 7. Rekomendasi pemupukan jagung hibrida

Simbol Satuan lahan

Rekomendasi pemupukan

Tanpa bahan organik Dengan 2 t pupuk kandang ha-1

Urea SP-36 KCl Urea SP-36 KCl

kg ha-1

PS-1 1 200 100 50 175 50 20

PS-2 2 200 175 50 175 125 20

TS-1 3 200 100 75 175 50 45

TS-2 4 200 175 75 175 125 45

Pupuk urea dan KCl diberikan dua kali yaitu pertama sebagai

pupuk dasar pada saat tanam sampai tanaman berumur < 10 hari

setelah tanam sebanyak setengah bagian, dan pemupukan kedua

pada saat vegetatif aktif (28-30 hari setelah tanam), sedangkan

pupuk SP-36 diberikan sekaligus sebagai pupuk dasar bersamaan

dengan pemupukan urea dan KCl pertama. Cara pemupukan bisa

dilarik atau ditugal sekitar 5-7 cm disamping tanaman, kemudian

ditutup dengan tanah. Jika menggunakan pupuk kandang maka

pemberiannya dilakukan 7-10 hari sebelum tanam dengan cara

dilarik pada barisan tanaman dan ditutup kembali dengan tanah.

Selain pemilihan varietas unggul atau hibrida dan penerapan

rekomendasi pemupukan tersebut, alternatif teknologi lain untuk

mendapatkan produksi yang tinggi adalah perlakuan benih dengan

mencampur Ridomil (2 cc Ridomil untuk 1 kg benih), pengolahan

tanah sampai gembur, penanaman dengan cara tugal dengan jarak

tanam 75 cm x 20 cm (1 tanaman/rumpun), pemberian

Furadan/Indofur pada lubang tanaman sebanyak 10 butir/lubang (17

kg ha-1), pembumbunan pada barisan tanaman, pengendalian gulma

Page 22: lamongan

gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{

16

secara terpadu, serta pengendalian hama dan penyakit secara

terpadu serta waktu panen yang cukup umur.

c. Teknologi Pemupukan Kedelai

Tanaman kedelai yang dapat dikembangkan di Desa Mojorejo

adalah varietas Orba, Lokon, Galunggung, Willis, dan sebagainya

yang mempunyai potensi produksi tinggi dengan rekomendasi

pemupukan sebagaimana disajikan pada Tabel 8.

Tabel 8. Rekomendasi pemupukan kedelai

Simbol Satuan lahan

Rekomendasi pemupukan

Tanpa bahan organik Dengan 2 t pupuk kandang ha-1

Urea SP-36 KCl Urea SP-36 KCl

kg ha-1

PS-1 1 150 100 50 125 50 20

PS-2 2 150 150 50 125 100 20

TS-1 3 150 100 100 125 50 70

Pupuk urea dan KCl diberikan dua kali yaitu pertama sebagai

pupuk dasar pada saat tanam sampai tanaman berumur < 10 hari

setelah tanam sebanyak setengah bagian, dan pemupukan kedua

pada saat vegetatif aktif (25-28 hari setelah tanam), sedangkan

pupuk SP-36 diberikan sekaligus sebagai pupuk dasar bersamaan

dengan pemupukan urea dan KCl pertama. Cara pemupukan bisa

dilarik atau ditugal sekitar 5-7 cm disamping tanaman, kemudian

ditutup dengan tanah. Jika menggunakan pupuk kandang maka

pemberiannya dilakukan 7-10 hari sebelum tanam dengan cara

dilarik pada barisan tanaman dan ditutup kembali dengan tanah.

Selain pemilihan varietas unggul dan penerapan rekomendasi

pemupukan tersebut, alternatif teknologi lain untuk mendapatkan

Page 23: lamongan

gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{

17

produksi yang tinggi adalah pengolahan tanah sampai gembur,

penanaman dengan cara tugal dengan jarak tanam 20 cm x 20 cm

atau 25 cm x 25 cm (2 tanaman/rumpun), pemberian

Furadan/Indofur pada lubang tanaman sebanyak 10 butir/lubang (17

kg ha-1), pengendalian gulma secara terpadu, serta pengendalian

hama dan penyakit secara terpadu serta waktu panen yang cukup

umur (Puslitbangtan, 1985).

d. Teknologi Pemupukan Ubi Kayu

Tanaman ubi kayu sebagai tanaman alternatif komoditas

pada beberapa satuan lahan dapat dikembangkan di Desa Mojorejo

yang mempunyai potensi produksi tinggi dengan rekomendasi

pemupukan sebagaimana disajikan pada Tabel 13.

Tabel 9. Rekomendasi pemupukan ubi kayu

Simbol Satuan lahan

Rekomendasi pemupukan

Tanpa bahan organik Dengan 2 t pupuk kandang ha-1

Urea SP-36 KCl Urea SP-36 KCl

kg ha-1

PS-2 2 215 70 70 190 20 40

TS-1 3 215 60 105 190 10 75

TS-2 4 215 70 105 190 20 75

Pupuk urea dan KCl diberikan dua kali yaitu pertama sebagai

pupuk dasar pada saat tanam sampai tanaman berumur < 10 hari

setelah tanam sebanyak setengah bagian, dan pemupukan kedua

pada saat vegetatif aktif (30-45 hari setelah tanam), sedangkan

pupuk SP-36 diberikan sekaligus sebagai pupuk dasar bersamaan

dengan pemupukan urea dan KCl pertama. Cara pemupukan bisa

dilarik atau ditugal sekitar 5-7 cm disamping tanaman, kemudian

ditutup dengan tanah. Jika menggunakan pupuk kandang maka

Page 24: lamongan

gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{

18

pemberiannya dilakukan 7-10 hari sebelum tanam dengan cara

dilarik pada barisan tanaman dan ditutup kembali dengan tanah.

Selain pemilihan varietas unggul dan penerapan rekomendasi

pemupukan tersebut, alternatif teknologi lain untuk mendapatkan

produksi yang tinggi adalah pengolahan tanah sampai gembur dan

pembuatan guludan yang cukup besar (lebar guludan 60 cm dan

tinggi 30-40 cm), penanaman dengan cara tugal dengan jarak tanam

20 cm x 100 cm atau 25 cm x 80 cm (1 stek tanaman/lubang),

pengendalian gulma serta pengendalian hama dan penyakit secara

terpadu serta waktu panen yang cukup umur.

e. Teknologi Pemupukan Pakan Ternak

Pakan ternak yang dapat dikembangkan di Desa Mojorejo

antara lain rumput gajah. Rumput gajah merupakan salah satu jenis

rumput unggul yang berumur panjang dan dapat tumbuh di dataran

rendah sampai tinggi. Rekomendasi pemupukan yang dapat

dilakukan sebagaimana disajikan pada Tabel 14.

Tabel 10. Rekomendasi pemupukan rumput gajah

Simbol Satuan

lahan

Rekomendasi pemupukan Tanpa bahan organik Dengan 2 t

pupuk kandang ha-1 Urea SP-36 KCl Urea SP-36 KCl

kg ha-1 TS-1 TS-2 TT-1

3 4 5

50 50 50

50 75 75

50 50 50

25 25 25

0 25 25

20 20 20

Rekomendasi pupuk tersebut merupakan satu periode

penanaman sampai 3 kali panen/potong, kemudian dilakukan

pemupukan ulang dengan takaran yang sama setiap 3 kali

panen/potong. Pada musim pertanaman pertama pupuk urea

Page 25: lamongan

gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{

19

diberikan pada waktu tanaman berumur 2-4 minggu setelah tanam,

sedangkan SP-36 dan KCl pada saat tanam. Pemberian pupuk

dengan cara ditugal 5-7 cm dekat stek batang tanaman kemudian

ditutup kembali dengan tanah.

Rumput gajah dapat ditanam dengan stek batang atau

sobekan rumpun. Ukuran stek batang antara 20-25 cm atau dua

ruas buku (dua mata tunas). Sedangkan sobekan merupakan bagian

batang yang berakar yang terdiri atas 2-3 batang. Kebutuhan bibit

tanaman per hektar sekitar 1.000 stek dengan jarak tanam 1 m x 1

m. Waktu tanam dianjurkan pada awal musim hujan. Pada lahan

yang miring, penanaman dapat dilakukan tanpa pengolahan tanah.

Bibit langsung ditancapkan dan disesuaikan dengan kontur. Rumput

gajah memerlukan pemeliharaan yang teratur, seperti penyiangan,

penggemburan tanah, dan pembumbunan. Waktu panen/

pemotongan pertama dapat dilakukan setelah tanaman berumur 2-3

bulan yang bertujuan untuk menyeragamkan pertumbuhan tanaman.

Pemotongan berikutnya dilakukan setiap 6 minggu sekali atau

tergantung kondisi tanaman. Tinggi pemotongan antara 10-20 cm

dari permukaan tanah.

Page 26: lamongan

gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{

20

IV. TEKNIK KONSERVASI TANAH

Desa ini mempunyai tanaman unggulan padi dari sawah

irigasi, dan jagung dari tegalan serta sapi perah dengan pakan

ternak yang masih minim tersedia. Namun tanaman-tanaman

tersebut masih perlu ditingkatkan baik kualitas dan produksinya.

Selain varietas unggul yang perlu dibenahi juga masalah kesuburan

dan teknik konservasi tanah.

Teknik konservasi tanah sudah banyak dikenal pada desa ini

yaitu dalam bentuk guludan dan teras bangku. Guludan dan teras di

daerah ini banyak terbentuk dari batu. Namun masih banyak belum

memenuhi syarat, seperti tanpa penguat gulud atau teras dan bahkan

banyak guludan yang tidak permanen. Selain itu masih kurangnya sisa

panen yang dikembalikan pada lahan. Hal-hal seperti inilah yang

dapat berdampak negatif pada keseimbangan hara tanah dan

akhirnya terhadap produksi tanaman. Beberapa teknik konservasi

tanah yang ada pada Desa Mojorejo diuraikan di bawah ini.

Rekomendasi teknik konservasi tanah dicantumkan pada Lampiran.

4.1. Teknik Konservasi Tanah Saat Ini

Teras irigasi/sawah

Umumnya teras ini sudah cukup baik dan stabil. Namun

saluran pembuangan air (SPA) harus diperbaiki. Sawah tanpa SPA

dapat menyebabkan sistim penggunaan air tidak efektif dan efisien.

Page 27: lamongan

gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{

21

Gulud batu

Kondisi gulud batu saat ini masih kurang sempurna. Hal ini

karena penyusunan batu yang berasal dari batu gamping kurang

teratur dan juga selalu berubah-ubah sesuai dengan musim tanam.

Dengan adanya perubahan gulud pada setiap musim, resiko erosi

tanah semakin besar pada lahan tersebut. Selain itu SPA belum

dibuat, padahal aliran permukaan pada lahan ini cukup besar.

Gambar 5. Gulud batu pada jagung dan jati

Teras bangku batu

Umumnya teras batu yang tersusun sudah cukup baik. Batu

tersebut berasal dari batu gamping.

Gambar 6. Teras bangku batu

Page 28: lamongan

gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{

22

4.2. Rekomendasi Teknik Konservasi Tanah

Penanaman tanaman penutup tanah

Teknik konservasi ini dimaksudkan selain untuk menambah

bahan organik tanah, juga sebagai penghambat benturan langsung

terhadap curah hujan Tabel 11. Dengan demikian erosi tanah pada

lahan tegalan dan kebun campuran dapat dihambat. Tanaman

penutup tanah dianjurkan menggunakan jenis legume, karena bahan

organik yang dihasilkan cukup baik untuk keseimbangan hara tanah.

Jenis tanaman penutup tanah yang dapat diterapkan adalah

Centrosema sp, Puraria javanica, dan Arachis pintoi (Departemen

Pertanian, 2006). Penanaman tanaman penutup tanah dapat

dilakukan pada tegakan jati dan cengkeh.

Gulud batu

Perbaikan gulud batu dilakukan agar menjadi stabil dan

permanen. Untuk itu gulud perlu diperkokoh dengan tanaman

penguat teras. Jenis tanaman yang dapat dijadikan tanaman

penguat teras dan sangat diperlukan untuk ternak adalah jenis

pakan ternak, seperti rumput gajah (Pennisetum purpureum),

Setaria sp, dan Paspalum notatum. Dengan demikian ketersediaan

pakan ternak untuk Desa Mojorejo menjadi surplus. Penanaman

tanaman penguat guludan ini ditanam secara zig zag dengan jarak

25 cm. Selain itu setiap guludan, 25 meter perlu dibuat saluran

pembuangan (SPA).

Page 29: lamongan

gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{

23

Teras irigasi/sawah

Teras irigasi diperbaiki dengan cara memperkuat pematang

sawah dengan penanaman rumput lokal, agar kedudukannya lebih

stabil. Hal ini berguna agar penggunaan air lebih efisien.

Rorak/Slot mulsa

Pembuatan lubang diantara tanaman tahunan yang berfungsi

sebagai penyimpan air/resapan air. Selain itu berfungsi untuk

membuang serasah tanaman agar dapat digunakan sebagai mulsa

atau pupuk pada tanaman tahunan dan tanaman semusim. Lubang

rorak dibuat dengan ukuran panjang 2 meter, lebar 1 meter, dan

dalam 1 meter. Jarak antara rorak 3 meter (Balai Penelitian Tanah,

2007; Sekretariat Tim Pengendali Bantuan Penghijauan dan

Reboisasi Pusat, 1999).

Teras bangku batu

Teras bangku batu dengan tampingan rata-rata 0.5 -1 meter

perlu dikombinasikan dengan rumput pakan ternak agar

bangunannya menjadi kokoh dan stabil. Dengan demikian teras batu

tersebut mampu menahan longsor dan erosi. Rumput pakan ternak

yang tersedia secara insitu adalah rumput gajah. Selain itu perlu

dibuat terjunan air setiap 25 meter dan SPA. Pada kebun campuran

lereng 15 – 25 persen untuk proporsi tanaman semusim adalah 30

persen karena jati/mindi/mahoni masih kecil dengan tinggi rata-rata

0,5 – 1,5 meter (Balai Penelitian Tanah, 2007).

Page 30: lamongan

gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{

24

Tabel 11. Rekomendasi teknik konservasi tanah dan air di Desa Mojorejo, Kecamatan Modo, Kabupaten Lamongan, Propinsi Jatim

Penggunaan Konservasi tanah Rekomendasi teknik konservasi tanahSL Lereng lahan existing Maksimum proporsi Teknik konservasi Keterangan tanaman semusim tanah (Lampiran)1 2 3 4 5 6 7 (%) (%)

1 0 - 3

Teras irigasi diperbaiki, agar Pembuatan SPA,

Sawah Irigasi Teras irigasi 100 penggunaan air lebih efisien

0 - 3 Swh tadah

hujan/ Teras sawah 100 Teras tegalan perlu permanen No. 6

2 tegalan

Tan semusim umumnya

0 - 3 Kebun

campuran ditanam di bawah 75 Penanaman tanaman No.2 3 tegakan jati penutup tanah

Batu gamping banyak

3 - 8 Kebun

campuran terdapat pada lahan 60 Gulud batu dikombinasikan No. 3

Page 31: lamongan

gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{

25

Tabel 11. Lanjutan

Penggunaan Konservasi tanah Rekomendasi teknik konservasi tanahSL Lereng lahan existing Maksimum proporsi Teknik konservasi Keterangan tanaman semusim tanah (Lampiran)1 2 3 4 5 6 7 (%) (%) 4 Tan semusim tumbuh di dengan rumput gajah bawah tegakan jati Tan semusim tumbuh di No. 4 dan 7

8 - 15 Kebun

campuran bawah tegakan jati,

mindi, 50 Teras batu diperbaiki dan

5 mahoni Permanen, rorak/slot

mulsa. Teras bangku batu,

15 - 25 Kebun

campuran Tan semusim tumbuh di 30 Teras bangku batu

permanent No. 5.

6 bawah tegakan jati,

mindi, mahoni

Page 32: lamongan

gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{

26

V. DAFTAR PUSTAKA

Badan Litbang Pertanian. 2007. Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi sawah irigasi. Departemen Pertanian.

Badan Litbang Petanian. 2007a. Peraturan Menteri Pertanian No.

40/Permentan/OT.149/1/2007. Rekomendasi pemupukan N, P, dan K pada padi sawah spesifik lokasi. Departemen Pertanian.

Balai Penelitan Tanah. 2007. Sistem Pengelolaan Lahan Sesuai

Harkat (SPLaSH) versi 1.02. Badan Litbang Pertanian. Balai Penelitian Tanah 2005. Petunjuk Teknis Analisis Kimia Tanah,

Tanaman, Air, dan Pupuk, Balittanah, Bogor. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur, 2007, Laporan Pra

(Participatory Rural Appraisal). Dep Tan, Badan Litbang, BPTP, Jawa Timur.

Buurman, P. And T. Balsem. 1990. Land unit clasification for the

reconnaissance soil survey of Sumatera. Soil Data Base Management Project. Tehnical Report No. 3. Version 2. Centre for Soil and Agroclimate Research. Bogor.

Departemen Pertanian. 2006. Pedoman Umum Budi daya Pertanian

pada Lahan Pegunungan. Peraturan Menteri Pertanian: No. 46/Permentan/OT.140/10/2006.

Marsoedi, Ds., Widagdo, J. Dai, N. Suharta, Darul SWP, S.

Hardjowigeno, dan J. Hof. 1996. Pedoman klasifikasi landfrom. Laporan Teknis, Versi 3. CSAR, Bogor.

Marsoedi, Ds., Widagdo, J. Dai, N. Suharta, Darul SWP, S.

Hardjowigeno, J. Hof dan E.R. Jordens. 1997. Pedoman klasifikasi landfrom. LT 5 Versi 3.0. Proyek LREP II,CSAR, Bogor.

Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. 1985.

Kedelai. Badan Litbang Pertanian.

Page 33: lamongan

gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{

27

Sekretariat Tim Pengendali Bantuan Penghijauan dan Reboisasi Pusat. 1999. Teknis Konservasi Tanah dan Air. Kelompok Kerja Penelitian dan Pengembangan (Pokja Litbang)- NWMCP.

Schmidt, F.H., and J.H.A. Ferguson. 1951. Rainfall Type Based on

Wet and Dry Period Ratio for Indonesia with Werstern New Guinea. Verh. No.42. Jawatan Met dan Geofisik, Kementerian Perhubungan, Jakarta.

Page 34: lamongan

gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{

28

Lampiran 1. Formulasi teknik konservasi tanah

Formulasi Teknik Konservasi Tanah

1. Pembuatan saluran pembuangan air (SPA) adalah lebar bidang

atas 50 cm, lebar bidang bawah 35 cm, dan dalam 70 cm. Untuk

mengendalikan erosi pada dasar dan dinding SPA ditanami

rumput lokal dan susunan batuan. Pada lahan berlereng >8 %,

SPA perlu dilengkapi dengan terjunan air.

2. Tanaman penutup tanah adalah tanaman yang ditanam

tersendiri (pada saat lahan tidak ditanamai tanaman pokok) atau

ditanam bersama-sama dengan tanaman pokok. Fungsi tanaman

penutup adalah untuk menutupi tanah dari terpaan langsung air

hujan, menjaga kesuburan tanah, dan menyediakan bahan

organik. Jenis tanaman penutup tanah yang dapat diterapkan

adalah Centrosema sp, Puraria javanica, dan Arachis pintoi.

Tanaman ini dipanen berupa hijauan (daun) pada saat umur

tanaman 3-4 bulan. Hal ini karena pada umur tersebut hijauan

tanaman tumbuh maksimal, sehingga menghasilkan hijauan yang

tinggi. Tanaman dipangkas/dibabat dan disebarkan sebagai

mulsa. Tanaman penutup tanah ini dapat diltanam pada tegakan

jati dan cengkeh.

Gambar 7. Tanaman kudzu (Pueraria javanica) sebagai tanaman

penutup tanah

Page 35: lamongan

gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{

29

3. Gulud batu adalah guludan yang tersusun dari batu-batu yang

dilengkapi dengan penguat gulud rumput gajah dan saluran air

pada lereng atas. Gulud ini sangat efektif bila diterapkan pada

lereng 3-8 %. Gulud batu dibuat sesuai garis kontur dengan

vertikal interval (VI) 1 -2 meter.

Gulud batuGulud batu

Gambar 8. Penampang samping gulud batu

4. Teras batu, seperti gulud batu namun harus bersifat permanen.

Teras ini umumnya sudah diterapkan dan sangat efektif pada

kelerengan 8-15 persen.

Teras batu permanenTeras batu permanen

Gambar 9. Teras gulud permanen

Page 36: lamongan

gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{

30

5. Teras bangku batu adalah teras dengan tampingan tersusun

batu. Ada 3 jenis teras bangku: gulir kampak, datar, dan miring.

Fungsi utama teras bangku adalah: (1) memperlambat aliran

permukaan; (2) menampung dan menyalurkan aliran permukaan

dengan kekuatan yang tidak sampai merusak; (3) meningkatkan

laju infiltrasi; dan (4) mempermudah pengolahan tanah.

Teras bangku batu+ rumput gajah

Teras bangku batu+ rumput gajah

Gambar 10. Teras bangku batu dikombinasikan dengan rumput gajah

Teras bangku batuTeras bangku batu

Gambar 11. Teras bangku batu

6. Perbaikan teras irigasi dengan cara memperkuat pematang dan

tampingan sawah dengan tanaman rumput, agar kedudukan

pematang lebih stabil dan penggunaan air lebih efisien.

Rumput lokalRumput lokal

Gambar 12. Teras irigasi dengan pematang dan tampingan yang ditumbuhi rumput lokal

Page 37: lamongan

gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{

31

7. Rorak merupakan lubang penampung atau resapan air, dibuat

dibidang olah atau diantara tanaman tahunan. Pembuatan rorak

bertujuan untuk memperbesar peresapan air ke dalam tanah dan

menampung tanah yang tererosi. Pada lahan kering beriklim

kering, rorak berfungsi sebagai tempat pemanen air hujan dan

aliran permukaan. Lubang rorak dibuat sejajar lereng dengan

ukuran panjang 2 meter, lebar 1 meter, dan dalam 1 meter.

Jarak kesamping antara rorak 1,50-2,00 meter. Pada periode

tertentu, rorak akan terisi oleh tanah atau serasah tanaman.

Bahan yang masuk kedalam rorak diangkat keluar dan diberikan

atau disebar pada tanaman tahunan.

Rorak/slot mulsaRorak/slot mulsa

Gambar 13. Rorak/ slot mulsa pada tanaman tahunan