lampiran hasil
TRANSCRIPT
Lampiran 1. Pembuatan Konsentrasi Suspensi Bakteri
1. Peremajaan bakteri
Bakteri Vibrio furnisii diremajakan (ditumbuhkan kembali) dengan cara
mengambil 1 ose kultur Vibrio furnisii dari media NA miring dipindah ke media
NA yang baru dengan metode gores (strik). Bakteri diinkubasi pada suhu ruang 29
- 30C dengan lama waktu 24 jam. Media kultur bakteri tersebut dimasukkan
ke lemari pendingin untuk memperkecil kemungkinan kontaminasi serta
menghambat pertumbuhan bakteri.
2. Penentuan kurva baku
Penentuan kurva baku dilakukan dengan awal penentuan beberapa buah
titik yang dihubungkan dengan jumlah koloni bakteri (cfu/ml) dan diregresikan
untuk memperoleh persamaan yang digunakan untuk mempermudah penentuan
konsentrasi bakteri yang akan digunakan. Titik OD yang telah ditentukan dibuat
dengan cara mengambil 1 ml kultur (media NB) dimasukkan dalam NaCl
fisiologis dan divortex hingga homogen kemudian diencerkan. Suspensi
diencerkan 102, 104, 106, 108, 1010, 1012 dan masing-masing pengenceran
ditumbuhkan pada media NA menggunakan metode pour plate.
Metode pour plate dilakukan dengan cara mengambil 1 ml dari suspensi
yang diencerkan dengan menggunakan pipet volume dimasukkan kedalam
petridish dan diberi media NA sebanyak 15 ml dengan suhu 45-50°C. Bakteri
yang ditumbuhkan pada media NA diinkubasi pada suhu 29-30°C selama 24 jam.
Jumlah koloni bakteri dihitung dengan colony counter kemudian dihubungkan
dengan OD sehingga diperoleh kurva baku. Jumlah koloni bakteri di dalam media
NA harus berkisar antara 30 – 300 CFU/ml (Benson, 1992).
43
Lampiran 1. (lanjutan)
Tabel 9. Jumlah koloni bakteri dari suspensi pengenceran
Pengenceran OD (x) Jumlah koloni bakteri (cfu/ml) 102 0,01 51 x 104
104 0,04 32 x 106
106 0,08 50 x 108
108 0,12 31 x 1010
1010 0,16 43 x 1012
Persamaan kurva baku yang telah diperoleh yaitu y = 47,348x + 4,1218.
Nilai y adalah nilai log suspensi bakteri yang telah ditentukan sebelumnya untuk
masing-masing perlakuan. Nilai x adalah nilai OD yang digunakan untuk
menentukan konsentrasi suspensi bakteri dalam perlakuan. Hubungan antara OD
(Optical Density) dan jumlah koloni bakteri Vibrio furnisii (cfu/ml) dengan
persamaan regresi kurva baku dapat dilihat pada Diagram 1.
Diagram 1. Hubungan antara OD (Optical Density) dan jumlah koloni bakteri Vibrio furnisii (cfu/ml).
44
Lampiran 1. (lanjutan)
3. Pembuatan suspensi bakteri Vibrio furnisii
Konsentrasi suspensi bakteri yang telah ditentukan sebelumnya adalah 102
cfu/ml, 104 cfu/ml, 106 cfu/ml, 108 cfu/ml, dan 1010 cfu/ml. Konsentrasi bakteri 102
cfu/ml yang akan dimasukkan ke dalam 10000 ml air maka konsentrasi bakteri
menjadi = 102 x 104 = 106 cfu/ml. Konsentrasi 104 cfu/ml menjadi 108 cfu/ml,
konsentrasi 106 cfu/ml menjadi 1010 cfu/ml, konsentrasi 108 cfu/ml menjadi 1012
cfu/ml, konsentrasi 1010 cfu/ml menjadi 1014 cfu/ml.
Perolehan konsentrasi suspensi bakteri 106 cfu/ml maka nilai log
konsentrasi sebesar y = 6 sehingga nilai OD (x) sebesar 0,04. Nilai log konsentrasi
sebesar y = 8 sehingga nilai OD (x) sebesar 0,08. Nilai log konsentrasi sebesar y =
10 sehingga nilai OD (x) sebesar 0,12. Nilai log konsentrasi sebesar y = 14
sehingga nilai OD (x) sebesar 0,2. Suspensi bakteri diambil 1 ml dihitung nilai
OD yang diinginkan kemudian dimasukkan ke perlakuan.
45
Lampiran 2. Proses Pembuatan Preparat Histopatologi
Prosedur pembuatan preparat histopatologi (Suntoro, 1983) :
a. Fiksasi dan pencucian
Tujuan : 1. Mencegah terjadinya degenerasi post mortem.
2. Mematikan kuman atau bakteri.
3. Meningkatkan afinitas jaringan terhadap bermacam-
macam zat warna.
4. Menjadikan jaringan lebih keras sehingga mengawetkan
bentuk yang sebenarnya dan agar mudah dipotong.
5. Meningkatkan indeks refraksi berbagai komponen
jaringan.
Bahan : larutan Bouin
Cara kerja : 1. Setelah hewan percobaan mati maka segera dilakukan
dilakukan pembedahan tubuh.
2. Kemudian masing-masing organ diambil dan
dimasukkan ke dalam larutan Bouin selama 24 jam.
3. Dilakukan pencucian dengan air PDAM.
b. Dehidrasi dan Clearing
Tujuan : 1. Menarik air dari jaringan
2. Membersihkan dan menjernihkan jaringan
Bahan : Alkohol 70%, 80%, 95%, 96%, alkohol absolut I,II dan III dan
xylol
46
Cara kerja : organ yang telah dicuci dengan air dimasukkan ke dalam
alkohol dengan urutan 70%, 80%, 95%, 96%, alkohol absolut I, alkohol
absolut II masing-masing 30 menit, kemudian dimasukkan ke dalam xylol.
Lampiran 2. (lanjutan)
c. Impregnasi (infiltrasi)
Tujuan : Menginfiltrasi jaringan dengan parafin, parafin akan menembus
ruang antar sel dan bagian dalam sel sehingga jaringan akan lebih tahan
terhadap pemotongan.
Bahan : Parafin I dan II
Cara kerja :
1. Organ dimasukkan dalam parafin I yang masih cair
2. Kemudian diinkubasi ke dalam inkubator pada suhu 55 - 56° C
selama 30 menit
3. Setelah 30 menit dipindahkan ke parafin II yang masih cair.
4. Kemudian diinkubasi kembali ke dalam inkubator dengan suhu
60°C selama 30 menit.
d. Embedding (pembuatan blok parafin)
Tujuan : Agar jaringan mudah dipotong
Bahan : parafin cair
Cara kerja :
1. Mempersiapkan beberapa cetakan besi yang diolesi dengan gliserin
agar parafin tidak melekat pada besi.
2. Kemudian cetakan besi diisi dengan parafin cair.
47
3. Setelah itu organ dimasukkan ke dalam cetakan dan menunggu
sampai parafin membeku atau mengeras.
Lampiran 2 (lanjutan)
e. Sectioning (pengirisan tipis)
Tujuan : untuk memotong jaringan setipis mungkin agar mudah dilihat di
bawah mikroskop.
Cara kerja :
1. Blok parafin yang telah mengeras diiris dengan mikrotom dengan
ketebalan 0,4 – 0,7 mm.
2. Kemudian dimasukkan ke dalam air hangat dengan suhu 42 - 45° C
sampai jaringan mengembang dengan baik.
3. Sebelum meletakkan jaringan maka dilakukan pengolesan gelas
obyek dengan layer albumin
4. Setelah diolesi layer albumin kemudian jaringan dicetak pada gelas
obyek
5. Untuk mempercepat pengeringan maka jaringan dikeringkan di
atas hot plate
f. Pengecatan (pewarnaan)
Tujuan : untuk meningkatkan kontras alamiah yang sudah ada untuk
menunjukkan sel, komponen jaringan dan bahan ekstrinsik yang
akan diteliti.
Cara kerja :
48
1. Jaringan yang telah dikeringkan dimasukkan ke dalam xylol I
selama 3 menit.
2. Setelah 3 menit, jaringan dimasukkan ke dalam xylol II selama 1
menit kemudian jaringan dimasukkan ke dalam alkohol dengan urutan
alkohol absolut I, II, alkohol 96%, 90%, 80%, 70% dan air PDAM selama
1 menit.
Lampiran 2. (lanjutan)
3. Setelah 1 menit jaringan dimasukkan ke dalam zat warna Harris
selama 5-10 menit kemudian direndam ke dalam air PDAM selama 5
menit.
4. Setelah 5 menit jaringan direndam kemudian dimasukkan ke dalam
alkohol asam sebanyak 3 - 10 kali dan dimasukkan ke dalam air PDAM
sebanyak 4 kali.
5. Jaringan tersebut dimasukkan ke dalam air PDAM selama 10 menit
kemudian dimasukkan ke dalam akuades selama 5 menit
6. Setelah 5 menit jaringan dimasukkan ke dalam bahan dengan
urutan alkohol 70%, 80%, 95%, 96%, alkohol absolut I dan II masing-
masing 0,5 menit kemudian dimasukkan ke dalam xylol I dan II masing-
masing 2 menit.
7. Setelah 2 menit jaringan dibersihkan dari sisa-sisa pewarnaan.
g. Mounting
Suatu penutupan obyek gelas dengan cover glass yang sebelumnya ditetesi
dengan Canada balsam
49
Pemeriksaan mikroskospis : setelah pembuatan preparat selesai dilakukan
pemeriksaan dengan menggunakan mikroskop. Pemeriksaan dilakukan dengan
pembesaran lemah sampai kuat yaitu 100X, 400X dan 1000X.
50
Lampiran 3. Hasil Skoring Perubahan Histopatologi Organ Hepar Juvenil Ikan Bandeng (Chanos chanos Forskal) Akibat Haemorrhagi, Infiltrasi Sel Radang dan Nekrosis
Tabel 10. Skoring Haemorrhagi
Perlakuan U Lapang pandang Rata-rata1 2 3 4 5
P0 I 1 1 1 1 1 1II 1 1 1 1 1 1III 1 1 1 1 1 1
P1 I 1 1 1 1 1 1II 1 1 1 1 1 1III 1 1 1 1 1 1
P2 I 1 1 1 1 1 1II 1 1 1 1 1 1III 1 1 1 1 1 1
P3 I 2 1 1 1 1 1,2II 1 1 1 1 1 1III 1 1 1 1 1 1
P4 I 1 1 1 1 2 1,2II 1 1 2 1 1 1,2III 1 1 1 2 1 1,2
P5 I 1 1 1 1 2 1,2II 1 1 1 2 1 1,2III 1 1 1 1 2 1,2
51
Lampiran 3. (lanjutan)
Tabel 11. Skoring Infiltrasi Sel Radang
Perlakuan U Lapang pandang Rata-rata1 2 3 4 5
P0 I 1 1 1 1 2 1,2II 1 1 2 1 1 1,2III 1 1 1 0 1 0,8
P1 I 2 1 1 1 1 1,2II 2 1 1 1 0 1III 1 1 1 1 1 1
P2 I 2 1 1 1 1 1,2II 1 1 1 1 1 1III 2 1 1 1 1 1,2
P3 I 1 1 1 1 2 1,2II 1 2 1 1 1 1,2III 2 1 1 1 1 1,2
P4 I 2 2 1 1 1 1,4II 2 1 1 2 1 1,4III 1 2 1 1 2 1,4
P5 I 1 1 2 2 1 1,4II 1 2 2 1 1 1,4III 1 2 2 1 1 1,4
Tabel 12. Skoring Nekrosis
Perlakuan U Lapang pandang Rata-rata1 2 3 4 5
P0 I 1 1 2 2 1 1,4II 1 1 1 1 1 1III 1 1 1 0 1 0,8
P1 I 2 1 2 1 1 1,4II 1 1 1 1 1 1III 1 1 1 1 1 1
P2 I 1 1 1 1 2 1,2II 1 2 1 1 1 1,2III 1 2 1 1 1 1,2
P3 I 2 2 1 1 1 1,4II 1 1 1 2 1 1,2III 1 1 1 1 1 1
P4 I 1 1 2 1 1 1,2II 1 1 1 2 1 1,2III 1 1 2 1 1 1,2
P5 I 2 2 1 1 1 1,4II 1 1 1 1 2 1,2III 1 1 2 1 1 1,2
52
Lampiran 4. Uji Kruskal Wallis Perubahan Histopatologi Akibat Haemorrhagi, Infiltrasi Sel Radang dan Nekrosis
NPar Tests
Descriptive Statistics
18 1.2111 .17452 .80 1.40
18 1.1778 .16647 .80 1.40
18 1.0778 .10033 1.00 1.20
18 3.5000 1.75734 1.00 6.00
Infiltrasi Sel radang
Nekrosis
Haemorrhagi
Kelompok
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
Kruskal-Wallis Test
Ranks
3 6.00
3 4.83
3 6.67
3 8.50
3 15.50
3 15.50
18
3 7.00
3 7.83
3 10.00
3 10.00
3 10.00
3 12.17
18
3 6.00
3 6.00
3 6.00
3 9.00
3 15.00
3 15.00
18
KelompokPo
P1
P2
P3
P4
P5
Total
Po
P1
P2
P3
P4
P5
Total
Po
P1
P2
P3
P4
P5
Total
Infiltrasi Sel radang
Nekrosis
Haemorrhagi
N Mean Rank
Test Statisticsa,b
13.872 2.078 14.351
5 5 5
.016 .838 .014
Chi-Square
df
Asymp. Sig.
InfiltrasiSel radang Nekrosis Haemorrhagi
Kruskal Wallis Testa.
Grouping Variable: Kelompokb.
53
Lampiran 4. (Lanjutan)
NPar Tests (Infiltrasi Sel Radang)
Descriptive Statistics
6 1.0667 .16330 .80 1.20
6 1.1000 .16733 .80 1.20
6 1.1333 .16330 .80 1.20
6 1.2333 .23381 .80 1.40
6 1.2333 .23381 .80 1.40
6 1.1000 .10954 1.00 1.20
6 1.1333 .10328 1.00 1.20
6 1.2333 .19664 1.00 1.40
6 1.2333 .19664 1.00 1.40
6 1.1667 .08165 1.00 1.20
6 1.2667 .16330 1.00 1.40
6 1.2667 .16330 1.00 1.40
6 1.3000 .10954 1.20 1.40
6 1.3000 .10954 1.20 1.40
6 1.4000 .00000 1.40 1.40
6 1.5000 .54772 1.00 2.00
PO-P1
P0-P2
PO-P3
P0-P4
PO-P5
P1-P2
P1-P3
P1-P4
P1-P5
P2-P3
P2-P4
P2-P5
P3-P4
P3-P5
P4-P5
KELOMPOK
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
54
Lampiran 4. (Lanjutan)
Mann-Whitney Test (Infiltrasi Sel Radang)Ranks
3 3.67 11.00
3 3.33 10.00
6
3 3.33 10.00
3 3.67 11.00
6
3 3.00 9.00
3 4.00 12.00
6
3 2.00 6.00
3 5.00 15.00
6
3 2.00 6.00
3 5.00 15.00
6
3 3.00 9.00
3 4.00 12.00
6
3 2.50 7.50
3 4.50 13.50
6
3 2.00 6.00
3 5.00 15.00
6
3 2.00 6.00
3 5.00 15.00
6
3 3.00 9.00
3 4.00 12.00
6
3 2.00 6.00
3 5.00 15.00
6
3 2.00 6.00
3 5.00 15.00
6
3 2.00 6.00
3 5.00 15.00
6
3 2.00 6.00
3 5.00 15.00
6
3 3.50 10.50
3 3.50 10.50
6
KELOMPOK1.00
2.00
Total
1.00
2.00
Total
1.00
2.00
Total
1.00
2.00
Total
1.00
2.00
Total
1.00
2.00
Total
1.00
2.00
Total
1.00
2.00
Total
1.00
2.00
Total
1.00
2.00
Total
1.00
2.00
Total
1.00
2.00
Total
1.00
2.00
Total
1.00
2.00
Total
1.00
2.00
Total
PO-P1
P0-P2
PO-P3
P0-P4
PO-P5
P1-P2
P1-P3
P1-P4
P1-P5
P2-P3
P2-P4
P2-P5
P3-P4
P3-P5
P4-P5
N Mean Rank Sum of Ranks
Test Statisticsb
4.000 4.000 3.000 .000 .000 3.000 1.500 .000 .000 3.000 .000 .000 .000 .000 4.500
10.000 10.000 9.000 6.000 6.000 9.000 7.500 6.000 6.000 9.000 6.000 6.000 6.000 6.000 10.500
-.236 -.258 -1.000 -2.121 -2.121 -.745 -1.581 -2.121 -2.121 -1.000 -2.121 -2.121 -2.236 -2.236 .000
.814 .796 .317 .034 .034 .456 .114 .034 .034 .317 .034 .034 .025 .025 1.000
1.000a
1.000a
.700a
.100a
.100a
.700a
.200a
.100a
.100a
.700a
.100a
.100a
.100a
.100a
1.000a
Mann-Whitney U
Wilcoxon W
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]
PO-P1 P0-P2 PO-P3 P0-P4 PO-P5 P1-P2 P1-P3 P1-P4 P1-P5 P2-P3 P2-P4 P2-P5 P3-P4 P3-P5 P4-P5
Not corrected for ties.a.
Grouping Variable: KELOMPOKb.
55
Lampiran 4. (Lanjutan)
NPar Tests (Haemorrhagi)
Descriptive Statistics
6 1.0000 .00000 1.00 1.00
6 1.0000 .00000 1.00 1.00
6 1.0333 .08165 1.00 1.20
6 1.1000 .10954 1.00 1.20
6 1.1000 .10954 1.00 1.20
6 1.0000 .00000 1.00 1.00
6 1.0333 .08165 1.00 1.20
6 1.1000 .10954 1.00 1.20
6 1.1000 .10954 1.00 1.20
6 1.0333 .08165 1.00 1.20
6 1.1000 .10954 1.00 1.20
6 1.1000 .10954 1.00 1.20
6 1.1333 .10328 1.00 1.20
6 1.1333 .10328 1.00 1.20
6 1.2000 .00000 1.20 1.20
6 1.5000 .54772 1.00 2.00
PO-P1
P0-P2
PO-P3
P0-P4
PO-P5
P1-P2
P1-P3
P1-P4
P1-P5
P2-P3
P2-P4
P2-P5
P3-P4
P3-P5
P4-P5
KELOMPOK
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
56
Lampiran 4. (Lanjutan)
Mann-Whitney TestRanks
3 3.50 10.50
3 3.50 10.50
6
3 3.50 10.50
3 3.50 10.50
6
3 3.00 9.00
3 4.00 12.00
6
3 2.00 6.00
3 5.00 15.00
6
3 2.00 6.00
3 5.00 15.00
6
3 3.50 10.50
3 3.50 10.50
6
3 3.00 9.00
3 4.00 12.00
6
3 2.00 6.00
3 5.00 15.00
6
3 2.00 6.00
3 5.00 15.00
6
3 3.00 9.00
3 4.00 12.00
6
3 2.00 6.00
3 5.00 15.00
6
3 2.00 6.00
3 5.00 15.00
6
3 2.50 7.50
3 4.50 13.50
6
3 2.50 7.50
3 4.50 13.50
6
3 3.50 10.50
3 3.50 10.50
6
KELOMPOK1.00
2.00
Total
1.00
2.00
Total
1.00
2.00
Total
1.00
2.00
Total
1.00
2.00
Total
1.00
2.00
Total
1.00
2.00
Total
1.00
2.00
Total
1.00
2.00
Total
1.00
2.00
Total
1.00
2.00
Total
1.00
2.00
Total
1.00
2.00
Total
1.00
2.00
Total
1.00
2.00
Total
PO-P1
P0-P2
PO-P3
P0-P4
PO-P5
P1-P2
P1-P3
P1-P4
P1-P5
P2-P3
P2-P4
P2-P5
P3-P4
P3-P5
P4-P5
N Mean Rank Sum of Ranks
Test Statisticsb
4.500 4.500 3.000 .000 .000 4.500 3.000 .000 .000 3.000 .000 .000 1.500 1.500 4.500
10.500 10.500 9.000 6.000 6.000 10.500 9.000 6.000 6.000 9.000 6.000 6.000 7.500 7.500 10.500
.000 .000 -1.000 -2.236 -2.236 .000 -1.000 -2.236 -2.236 -1.000 -2.236 -2.236 -1.581 -1.581 .000
1.000 1.000 .317 .025 .025 1.000 .317 .025 .025 .317 .025 .025 .114 .114 1.000
1.000a
1.000a
.700a
.100a
.100a
1.000a
.700a
.100a
.100a
.700a
.100a
.100a
.200a
.200a
1.000a
Mann-Whitney U
Wilcoxon W
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]
PO-P1 P0-P2 PO-P3 P0-P4 PO-P5 P1-P2 P1-P3 P1-P4 P1-P5 P2-P3 P2-P4 P2-P5 P3-P4 P3-P5 P4-P5
Not corrected for ties.a.
Grouping Variable: KELOMPOKb.
57
Lampiran 5. Perhitungan Standar Deviasi (SD) dan Persentase Kerusakan Histopatologi Tiap Perlakuan
HaemorrhagiPerlakuan NS (X1 – X) (X1 – X)2 SD
P0 1 1 – 1 = 0 0X = 1 1 1 – 1 = 0 0
1 1 – 1 = 0 0
Jumlah 3 = 0= 0
P1 1 1 – 1 = 0 0X = 1 1 1 – 1 = 0 0
1 1 – 1 = 0 0
Jumlah 3 = 0= 0
P2 1 1 – 1 = 0 0X = 1 1 1 – 1 = 0 0
1 1 – 1 = 0 0
Jumlah 3 = 0= 0
P3 1,2 1,2 – 1,1 = 0,1 0,01X = 1,1 1 1 – 1,1 = 0,1 0,01
1 1 – 1,1 = 0,1 0,01
Jumlah 3,2 = 0,01= 0,1
P4 1,2 1,2 – 1,2 = 0 0X = 1,2 1,2 1,2 – 1,2 = 0 0
1,2 1,2 – 1,2 = 0 0
Jumlah 3,6 = 0= 0
P5 1,2 1,2 – 1,2 = 0 0X = 1,2 1,2 1,2 – 1,2 = 0 0
1,2 1,2 – 1,2 = 0 0
Jumlah 3,6 = 0= 0
NS = Nilai skoringX = Rata-rata skoring tiap perlakuanX1 = Nilai skoring rata-rata tiap ulangan tiap perlakuan
58
Lampiran 5. (Lanjutan)
Infiltrasi Sel RadangPerlakuan NS (X1 – X) (X1 – X)2 SD
P0 1,2 1,2 – 1,1 = 0,1 0,01X = 1,1 1,2 1,2 – 1,1 = 0,1 0,01
0,8 0,8 – 1,1 = 0,3 0,09
Jumlah 3,2 = 0,04= 0,2
P1 1,2 1,2 – 1,1 = 0,1 0,01X = 1,1 1 1 – 1,1 = 0,1 0,01
1 1 – 1,1 = 0,1 0,01
Jumlah 3,2 = 0,01= 0,1
P2 1 1 – 1,1 = 0,1 0,01X = 1,1 1,2 1,2 – 1,1 = 0,1 0,01
1 1 – 1,1 = 0,1 0,01
Jumlah 3,2 = 0,01= 0,1
P3 1,2 1,2 – 1,2 = 0 0X = 1,2 1,2 1,2 – 1,2 = 0 0
1,2 1,2 – 1,2 = 0 0
Jumlah 3,6 = 0= 0
P4 1,4 1,4 – 1,4 = 0 0X = 1,4 1,4 1,4 – 1,4 = 0 0
1,4 1,4 – 1,4 = 0 0
Jumlah 4,2
= 0= 0
P5 1,4 1,4 – 1,4 = 0 0X = 1,4 1,4 1,4 – 1,4 = 0 0
1,4 1,4 – 1,4 = 0 0
Jumlah 4,2 = 0= 0
NS = Nilai skoringX = Rata-rata skoring tiap perlakuanX1 = Nilai skoring rata-rata tiap ulangan tiap perlakuan
59
Lampiran 5. (lanjutan)
NekrosisPerlakuan NS (X1 – X) (X1 – X)2 SD
P0 1,4 1,4 – 1,1 = 0,3 0,09X = 1,1 1 1 – 1,1 = 0,1 0,01
0,8 0,8 – 1,1 = 0,3 0,09
Jumlah 3,2 = 0,06= 0,25
P1 1,4 1,4 – 1,1 = 0,3 0,09X = 1,1 1 1 – 1,1 = 0,1 0,01
1 1 – 1,1 = 0,1 0,01
Jumlah 3,4 = 0,04= 0,2
P2 1 1 – 1,1 = 0,1 0,01X = 1,1 1,2 1,2 – 1,1 = 0,1 0,01
1,2 1,2 – 1,1 = 0,1 0,01
Jumlah 3,4 = 0,01= 0,1
P3 1,4 1,4 – 1,2 = 0,2 0,04X = 1,2 1,2 1,2 – 1,2 = 0 0
1 1 – 1,2 = 0,2 0,04
Jumlah 3,6 = 0,03= 0,16
P4 1,2 1,2 – 1,2 = 0 0X =1,2 1,2 1,2 – 1,2 = 0 0
1,2 1,2 – 1,2 = 0 0
Jumlah 3,6 = 0= 0
P5 1,4 1,4 – 1,3 = 0,1 0,01X = 1,3 1,2 1,2 – 1,3 = 0,1 0,01
1,2 1,2 – 1,3 = 0,1 0,01
Jumlah 3,8 = 0,01= 0,1
NS = Nilai skoringX = Rata-rata skoring tiap perlakuanX1 = Nilai skoring rata-rata tiap ulangan tiap perlakuan
60
Lampiran 5. (Lanjutan)
Persentase kerusakan Histopatologi
Kerusakan total (100 %) = U x (n) LP x skor maks
Dimana : U = banyaknya ulangan (n) LP = banyaknya ulangan lapang pandangSkor maks = 3
Maka kerusakan total = 3 x 5 x 3 = 45, rata-rata kerusakan = = 15
Haemorrhagi
P0 : x 100% = 20%
P1 : x 100% = 20%
P2 : x 100% = 20%
P3 : x 100% = 21,33%
P4 : x 100% = 24%
P5 : x 100% = 24%
Perlakuan KerusakanRata-rata nilai skoring ±
Standar DeviasiPersentase
(%)P0 (kontrol) 1 ± 0,0 20P1 (Vibrio furnisii 106 cfu/ml) 1 ± 0,0 20P2 (Vibrio furnisii 108 cfu/ml) 1 ± 0,1 20P3 (Vibrio furnisii 1010
cfu/ml)1,1 ± 0,0
21,33
P4 (Vibrio furnisii 1012
cfu/ml)1,2 ± 0,0
24
P5 (Vibrio furnisii 1014
cfu/ml)1,3 ± 0,0
24
Sel radang
P0 : x 100% = 21,33%
P1 : x 100% = 21,33%
P2 : x 100% = 21,33%
61
P3 : x 100% = 24%
Lampiran 5. (Lanjutan)
P4 : x 100% = 28%
P5 : x 100% = 28%
Perlakuan KerusakanRata-rata nilai skoring ±
Standar Deviasi Persentase
(%)P0 (kontrol) 1,1 ± 0,2 21,33P1 (Vibrio furnisii 106 cfu/ml) 1,1 ± 0,1 21,33P2 (Vibrio furnisii 108 cfu/ml) 1,1 ± 0,1 21,33P3 (Vibrio furnisii 1010
cfu/ml)1,2 ± 0,1
24
P4 (Vibrio furnisii 1012
cfu/ml)1,4 ± 0,0
28
P5 (Vibrio furnisii 1014
cfu/ml)1,4 ± 0,0
28
Nekrosis
P0 : x 100% = 21,33%
P1 : x 100% = 22,67%
P2 : x 100% = 22,67%
P3 : x 100% = 24%
P4 : x 100% = 24%
P5 : x 100% = 25,33%
Perlakuan KerusakanRata-rata nilai skoring ±
Standar DeviasiPersentase
(%)P0 (kontrol) 1,1 ± 0,25 21,33P1 (Vibrio furnisii 106 cfu/ml) 1,1 ± 0,2 22,67P2 (Vibrio furnisii 108 cfu/ml) 1,1 ± 0,1 22,67P3 (Vibrio furnisii 1010
cfu/ml)1,2 ± 0,16 24
P4 (Vibrio furnisii 1012
cfu/ml)1,2 ± 0,0 24
P5 (Vibrio furnisii 1014 1,3 ± 0,1 25,33
62
cfu/ml)
63
Lampiran 6. Denah Percobaan
Keterangan gambar :
P0 = Perlakuan kontrol (Perlakuan tanpa konsentrasi bakteri Vibrio furnisii
P1 = Perlakuan dengan konsentrasi bakteri Vibrio furnisii 106 cfu/ml
P2 = Perlakuan dengan konsentrasi bakteri Vibrio furnisii 108 cfu/ml
P3 = Perlakuan dengan konsentrasi bakteri Vibrio furnisii 1010 cfu/ml
P4 = Perlakuan dengan konsentrasi bakteri Vibrio furnisii 1012 cfu/ml
P5 = Perlakuan dengan konsentrasi bakteri Vibrio furnisii 1014 cfu/ml
I = ulangan pertama
II = ulangan kedua
III = ulangan ketiga
P3 III
P4 III P5 IIIP0 III
P1 III
P2 III
P3 II P4 IIP5 II
P0 II
P1 II
P2 II
P3 I
P4 I
P5 I P0 I
P1 I
P2 I
64
Lampiran 7. Data Kualitas Air
Pengamatan Suhu
Hari
ke
Perlakuan
ke
Ulangan
I II III
07.00 13.00 17.00 07.00 13.00 17.00 07.00 13.00 17.00
1
P0 29 30 30 29 30 30 28 30 29
P1 29 30 29 28 29 29 28 28 30
P2 29 29 29 29 28 28 29 28 28
P3 29 29 29 29 29 29 28 28 30
P4 28 29 29 28 28 29 28 29 29
P5 28 29 29 28 29 29 28 28 29
2
P0 28 30 29 29 29 29 29 30 29
P1 29 29 30 29 30 30 29 30 29
P2 28 29 29 28 30 30 28 30 29
P3 29 30 29 29 28 29 28 30 29
P4 28 29 29 28 30 29 29 30 29
P5 28 29 29 28 30 29 29 30 29
3
P0 29 30 29 28 30 28 29 29 29
P1 29 30 29 28 30 29 28 29 28
P2 29 29 28 28 29 28 29 30 29
P3 29 30 29 29 30 29 28 29 28
P4 28 29 28 28 29 28 28 30 29
P5 28 30 29 28 30 28 28 30 29
65
Lampiran 7. (lanjutan)
4
P0 29 30 29 28 30 29 28 30 27
P1 29 30 29 28 30 29 28 30 27
P2 29 30 28 28 29 28 28 29 28
P3 28 29 29 28 29 29 28 30 27
P4 28 30 29 28 29 29 28 29 28
P5 29 30 28 29 30 28 29 30 28
5
P0 27 29 28 28 29 27 28 29 28
P1 28 29 27 27 28 28 28 29 27
P2 28 29 28 28 29 28 28 28 27
P3 27 28 28 28 29 27 27 28 28
P4 28 28 27 28 29 28 27 29 27
P5 28 29 28 28 29 28 27 28 27
6
P0 27 28 28 28 29 29 27 28 28
P1 28 28 28 27 28 28 28 29 28
P2 28 29 29 28 29 29 27 28 28
P3 28 29 29 27 28 28 28 29 29
P4 27 28 28 27 28 28 28 29 29
P5 28 29 29 27 28 28 27 28 28
66
Lampiran 7. (lanjutan)
7
P0 29 29 28 29 29 28 29 29 27
P1 28 29 28 29 29 28 29 29 27
P2 28 29 28 28 29 28 28 29 27
P3 28 29 27 28 29 27 28 29 28
P4 28 29 27 28 29 27 28 29 27
P5 28 29 27 28 29 28 28 29 27
Pengamatan pH
Hari
ke
Perlakuan
ke
Ulangan
I II III
07.00 13.00 17.00 07.00 13.00 17.00 07.00 13.00 17.00
1
P0 8 8 8 8 8 8 8 8 8
P1 8 8 8 8 8 8 8 8 8
P2 8 8 8 8 8 8 8 8 8
P3 8 8 8 8 8 8 8 8 8
P4 8 8 8 8 8 8 8 8 8
P5 8 8 8 8 8 8 8 8 8
67
Lampiran 7. (lanjutan)
2
P0 8 8 8 8 8 8 8 8 8
P1 8 8 8 8 8 8 8 8 8
P2 8 8 8 8 8 8 8 8 8
P3 8 8 8 8 8 8 8 8 8
P4 8 8 8 8 8 8 8 8 8
P5 8 8 8 8 8 8 8 8 8
3
P0 8 8 8 8 8 8 8 8 8
P1 8 8 8 8 8 8 8 8 8
P2 8 8 8 8 8 8 8 8 8
P3 8 8 8 8 8 8 8 8 8
P4 8 8 8 8 8 8 8 8 8
P5 8 8 8 8 8 8 8 8 8
4
P0 8 8 8 8 8 8 8 8 8
P1 8 8 8 8 8 8 8 8 8
P2 8 8 8 8 8 8 8 8 8
P3 8 8 8 8 8 8 8 8 8
P4 8 8 8 8 8 8 8 8 8
P5 8 8 8 8 8 8 8 8 8
68
Lampiran 7. (lanjutan)
5
P0 8 8 8 8 8 8 8 8 8
P1 8 8 8 8 8 8 8 8 8
P2 8 8 8 8 8 8 8 8 8
P3 8 8 8 8 8 8 8 8 8
P4 8 8 8 8 8 8 8 8 8
P5 8 8 8 8 8 8 8 8 8
6
P0 8 8 8 8 8 8 8 8 8
P1 8 8 8 8 8 8 8 8 8
P2 8 8 8 8 8 8 8 8 8
P3 8 8 8 8 8 8 8 8 8
P4 8 8 8 8 8 8 8 8 8
P5 8 8 8 8 8 8 8 8 8
7
P0 8 8 8 8 8 8 8 8 8
P1 8 8 8 8 8 8 8 8 8
P2 8 8 8 8 8 8 8 8 8
P3 8 8 8 8 8 8 8 8 8
P4 8 8 8 8 8 8 8 8 8
P5 8 8 8 8 8 8 8 8 8
Rata-rata 8 8 8 8 8 8 8 8 8
69
Lampiran 7. (lanjutan)
Pengamatan DO (mg/l)
Hari
ke
Perlakuan
ke
Ulangan
I II III
07.00 13.00 17.00 07.00 13.00 17.00 07.00 13.00 17.00
1
P0 8,7 8,5 7,9 8,6 8,4 8,1 8,6 8,5 7,9
P1 8,6 8,3 7,4 8,5 8,2 7,9 8,6 8,4 7,9
P2 8,6 8,5 7,8 8,6 8,4 7,8 8,6 8,5 7,7
P3 8,5 8,3 7,6 8,5 8,2 7,5 8,5 8,4 7,9
P4 8,6 8,3 7,7 8,5 8,1 7,7 8,6 8,3 7,9
P5 8,6 8,5 7,8 8,5 8,1 7,8 8,6 8,3 7,8
2
P0 8,4 8,3 7,5 8,4 8,3 7,8 8,4 8,2 7,8
P1 7,2 7,2 7,1 7,7 7,5 6,9 7,3 7,2 7,0
P2 7,3 7,2 7,1 7,7 7,5 7,1 7,9 7,4 7,4
P3 7,8 7,6 7,5 7,5 7,4 7,2 7,2 7,2 7,0
P4 7,2 7,2 7,5 7,3 7,3 7,2 7,0 7,0 6,9
P5 7,3 7,1 6,9 7,1 7,0 7,1 6,9 6,9 6,9
3
P0 8,2 7,9 7,5 8,3 8,2 7,7 8,3 7,9 7,3
P1 5,7 5,6 5,1 6,0 5,9 5,7 6,1 5,9 6,6
P2 6,0 5,9 5,9 6,0 5,9 5,7 6,0 5,8 5,2
P3 6,0 5,9 6,2 6,0 5,9 5,7 5,7 5,7 5,6
P4 5,7 5,6 5,5 5,8 5,8 5,8 5,7 5,5 5,3
P5 5,7 5,5 5,2 5,6 5,5 5,4 5,9 5,9 5,8
70
Lampiran 7. (lanjutan)
4
P0 7,8 7,4 6,8 8,1 7,9 7,6 7,5 7,4 6,9
P1 5,2 5,2 5,0 5,5 5,4 5,1 6,3 6,3 5,0
P2 6,4 6,0 5,3 5,9 5,6 5,1 5,1 5,0 5,0
P3 5,9 5,5 5,0 6,1 5,7 5,0 5,4 5,6 5,4
P4 5,3 5,2 5,5 5,1 5,0 5,0 6,2 6,0 5,3
P5 5,7 5,7 5,2 5,2 5,2 5,0 5,8 5,8 5,7
5
P0 7,3 6,7 7,1 7,8 7,7 6,8 7,1 6,8 6,4
P1 5,8 5,8 5,7 5,7 5,7 5,7 6,0 5,9 5,3
P2 5,7 5,5 5,6 6,0 5,9 5,6 5,9 5,6 5,7
P3
P4
P5
6
P0
P1
P2
P3
P4
P5
71
Lampiran 7. (lanjutan)
7
P0
P1
P2
P3
P4
P5
Rata-rata
Pengamatan NH3
Hari
ke
Perlakuan
ke
Ulangan
I II III
07.00 13.00 17.00 07.00 13.00 17.00 07.00 13.00 17.00
1
P0
P1
P2
P3
P4
P5
72
Lampiran 7. (lanjutan)
2
P0
P1
P2
P3
P4
P5
3
P0
P1
P2
P3
P4
P5
4
P0
P1
P2
P3
P4
P5
73
Lampiran 7. (lanjutan)
5
P0
P1
P2
P3
P4
P5
6
P0
P1
P2
P3
P4
P5
7
P0
P1
P2
P3
P4
P5
Rata-rata