lampiran ib surat edaran menteri pekerjaan umum nomor :...

30
Lampiran IB Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 12/SE/M/2011 Tanggal : 31 Oktober 2011

Upload: trantruc

Post on 25-Apr-2018

236 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Lampiran IB Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum Nomor : …lpjkjatim.com/kantor/data/SE_PU12_2011_Lamp1B.pdf · harus diolah lebih lanjut di Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)

Lampiran IB Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 12/SE/M/2011 Tanggal : 31 Oktober 2011

Page 2: Lampiran IB Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum Nomor : …lpjkjatim.com/kantor/data/SE_PU12_2011_Lamp1B.pdf · harus diolah lebih lanjut di Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)

1 PETUNJUK OPERASI DAN PEMELIHARAAN PENGELOLAAN AIR LIMBAH PERKANTORAN DAN PERUMAHAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

KATA PENGANTAR

Perilaku sanitasi yang buruk merupakan salah satu hal yang masih menjadi isu di

Indonesia saat ini. Pembangunan infrastruktur sanitasi tidak akan berhasil jika tidak diimbangi

dengan perubahan perilaku sanitasi yang baik oleh masyarakat. Membiasakan diri untuk tidak

buang air besar sembarangan (BABS) serta menjaga kebersihan lingkungan merupakan salah satu

perilaku yang harus ditanamkan dan dibiasakan sejak dini. Dalam upaya mewujudkan hal

tersebut, diperlukan suatu gerakan bersama yang bertujuan untuk mengurangi angka BABS yang

pada akhirnya akan meningkatkan kesehatan masyarakat dan kesejahteraan sosial berupa

Gerakan Indonesia Bersih.

Untuk mengawali Gerakan Indonesia Bersih diperlukan percontohan yang dimulai dari

komplek perkantoran, balai, perumahan dan aset lainnya di Lingkungan Kementerian Pekerjaan

Umum. Tentunya hal ini tak bisa lepas dari peran para pegawai dan penghuni di Lingkungan

Kementerian Pekerjaan Umum. Infrastuktur sanitasi yang terbangun harus dikelola dengan baik

dan dirawat sesuai dengan pedoman operasional dan perawatan. Dengan demikian diharapkan

kegiatan ini nantinya dapat diterapkan oleh seluruh masyarakat untuk menjaga kesehatan dan

kelestarian lingkungan. Semoga usaha yang dimulai dari diri kita sendiri ini kemudian dapat

menyebar luas dan diterapkan di masyarakat dalam upaya turut menjaga kesehatan dan

kelestarian lingkungan.

Jakarta, 31 Oktober 2011

Page 3: Lampiran IB Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum Nomor : …lpjkjatim.com/kantor/data/SE_PU12_2011_Lamp1B.pdf · harus diolah lebih lanjut di Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)

2 PETUNJUK OPERASI DAN PEMELIHARAAN PENGELOLAAN AIR LIMBAH PERKANTORAN DAN PERUMAHAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

DAFTAR ISI

BAB I GAMBARAN UMUM .......................................................................................................................... 4

1.1. Latar Belakang .................................................................................................................................. 4

1.2. Konsep Pengelolaan Air Limbah ........................................................................................................ 6

1.3. Definisi Istilah Terkait Pengolahan Air Limbah .................................................................................. 7

BAB II FASILITAS PENGOLAHAN AIR LIMBAH ............................................................................................... 9

2.1. Fasilitas Pengolahan Air Limbah di Perkantoran ............................................................................... 9

2.2. Fasilitas Pengolahan Air Limbah Perumahan .................................................................................. 14

BAB III OPERASIONAL FASILITAS PENGELOLAAN AIR LIMBAH.................................................................... 18

3.1. Petunjuk Operasional Bangunan Atas ............................................................................................. 18

BAB IV PEMELIHARAAN FASILITAS PENGELOLAAN AIR LIMBAH................................................................. 19

4.1 . Petunjuk Pemeliharaan Bangunan Atas .......................................................................................... 19

4.2 . Petunjuk Pemeliharaan Perpipaan .................................................................................................. 22

4.3 . Petunjuk Pemeliharaan Bangunan Bawah ...................................................................................... 23

Page 4: Lampiran IB Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum Nomor : …lpjkjatim.com/kantor/data/SE_PU12_2011_Lamp1B.pdf · harus diolah lebih lanjut di Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)

3 PETUNJUK OPERASI DAN PEMELIHARAAN PENGELOLAAN AIR LIMBAH PERKANTORAN DAN PERUMAHAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Jumlah WC berdasarkan jumlah pegawai ....................................................................................... 10

Tabel 2 Fasilitas Pelengkap Toilet ................................................................................................................ 10

Tabel 3 Bahan / material toilet .................................................................................................................... 11

Tabel 4 Ukuran toilet dan fasilitas pelengkapnya ........................................................................................ 12

Tabel 5 Bahan / material toilet .................................................................................................................... 16

Tabel 6 Perlengkapan pemeliharaan bangunan atas ................................................................................... 19

Tabel 7 Petunjuk pemeriksaan ruang kompartemen biofilter ..................................................................... 24

Page 5: Lampiran IB Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum Nomor : …lpjkjatim.com/kantor/data/SE_PU12_2011_Lamp1B.pdf · harus diolah lebih lanjut di Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)

4 PETUNJUK OPERASI DAN PEMELIHARAAN PENGELOLAAN AIR LIMBAH PERKANTORAN DAN PERUMAHAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

BAB I GAMBARAN UMUM

1.1. Latar Belakang

Pencapaian target MDGs sampai dengan tahun 2010 menunjukkan bahwa proporsi rumah

tangga dengan akses berkelanjutan terhadap sanitasi yang layak (improved sanitation) baru

mencapai 51,19% dari target yang harus dicapai sebesar 62,41% pada tahun 2015, sedangkan

pelayanan sampai baru mencapai 54,42% dari target RPJMN 2010 – 2014 sebesar 75%.

Masalah sanitasi masih perlu mendapat perhatian serius, tidak hanya dari pemerintah

pusat saja melainkan juga oleh pemerintah daerah dan peran serta masyarakat. Untuk itu perlu

dicnangkan suatu gerakan masyarakat yang bersifat nasional terkait dengan pembangunan

sanitasi permukiman berupa Gerakan Indonesia Bersih meliputi:

1. Peningkatan akses terhadap prasarana air limbah melalui kegiatan Sanitasi Berbasis

Masyarakat (SANIMAS).

2. Pengurangan sampah di sumbernya melalui kegiatan penanganan sampah berbasis

masyarakat pola 3R (Reduce, Reuse dan Recycle).

Beberapa peraturan perundangan telah mengamanatkan perlunya penanganan masalah

sanitasi atau penyehatan lingkungan permukiman yaitu sebagai berikut:

1. UU Nomor 7 Tahun 2004, tentang Sumber Daya Air, mengamanatkan perlindungan air

baku melalui penyediaan prasarana dan sarana sanitasi (air limbah dan persampahan).

2. UU Nomor 18 Tahun 2008, tentang Pengelolaan Sampah, mengamanatkan kegiatan

pengurangan sampah dan penanganan sampah yang lebih memadai. Penanganan sampah

harus dimulai dengan pemilahan sampah sejak dari sumbernya (3R) dan berakhir di

TPA/TPST (tempat pemrosesan akhir sampah atau tempat pengoilahan sampah terpadu).

Page 6: Lampiran IB Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum Nomor : …lpjkjatim.com/kantor/data/SE_PU12_2011_Lamp1B.pdf · harus diolah lebih lanjut di Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)

5 PETUNJUK OPERASI DAN PEMELIHARAAN PENGELOLAAN AIR LIMBAH PERKANTORAN DAN PERUMAHAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

Target penutupan TPA open dumping paling lama tahun 2013 serta dilakukan

pemantauan terhadap kualitas pengolahan leachete selama 20 tahun setelah TPA ditutup.

3. PP Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum,

mengamanatkan perlindungan air baku melalui penyediaan prasarana dan sarana sanitasi,

baik berupa air limbah maupun persampahan. Prasarana dan sarana air limbah berupa

pengembangan sistem air limbah terpusat dan sistem setempat. Pengembangan

prasarana dan sarana persampahan berupa penyediaan TPA minimal dengan controlled

landfill (kota sedang dan kecil) dan sanitary landfill (kota besar dan metropolitan) serta

melaksanakan pengumpulan/pengangkutan 2 kali seminggu.

Kebijakan dan Strategi

Untuk melaksanakan pembangunan bidang sanitasi sesuai amanat peraturan

perundangan tersebut telah disusun Kebijakan dan Strategi Nasional serta RENSTRA PU 2010-

2014 untuk sub bidang sanitasi/penyehatan lingkungan permukiman yaitu sebagai berikut:

1. Peningktana akses prasarana dan sarana air limbah (sistem setempat dan terpusat) dan

persampahan.

2. Peningkatan peran masyarakat untuk pengurangan sampah sejak dari sumbernya (3R-

Reduce, Reuse, Recycle) dan perubahan perilaku dan partisipasi swasta dalam

pengelolaan air limbah dan sampah.

3. Pengembangan Norma, Standar, Pedoman dan Kriteria (NSPK) air limbah dan sampah

termasuk penerapan peraturan (law enforcement).

4. Penguatan kelembagaan yang lebih profesional termasuk pemisahan peran operator dan

regulator serta peningkatan kapasitas SDM.

5. Peningkatan kualitas manajemen persampahan dan air limbah termasuk pengelolaan TPA

regional dan rehabilitasi TPA/IPLT.

6. Pengembangan drainase berwawasan lingkungan (ecodrain), sebagai upaya pengamanan

kualitas air baku.

Page 7: Lampiran IB Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum Nomor : …lpjkjatim.com/kantor/data/SE_PU12_2011_Lamp1B.pdf · harus diolah lebih lanjut di Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)

6 PETUNJUK OPERASI DAN PEMELIHARAAN PENGELOLAAN AIR LIMBAH PERKANTORAN DAN PERUMAHAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

Upaya percepatan pembangunan sanitasi permukiman di Indonesia diluncurkan dalam

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) yang bertujuan untuk

mengarusutamakan pembangunan sanitasi sehingga diharapkan pembangunan sanitasi menjadi

prioritas pembangunan di setiap daerah di Indonesia.

1.2. Konsep Pengelolaan Air Limbah

Secara umum infrastruktur pengolahan air limbah terdiri dari bangunan atas, sistem

perpipaan, dan bangunan bawah. Bangunan atas adalah bangunan pokok dari toilet yang

berfungsi untuk melindungi pemakai dari gangguan cuaca dan pandangan orang lain. Di dalam

bangunan atas terdapat Water Closet (WC) yang merupakan salah satu komponen utama dalam

pengaliran air limbah. Air limbah kemudian dialirkan melalui sistem perpipaan menuju ke

bangunan bawah. Di bangunan bawah inilah air limbah akan diolah untuk mengurangi bahan

organik serta bahan lainnya yang bisa membahayakan kesehatan manusia dan lingkungannya.

Pengelolaan air limbah di bangunan bawah dapat dilakukan melalui sistem setempat (on-

site system) maupun sistem terpusat (off-site system). Pada sistem setempat, pengolahan air

limbah yang dihasilkan dari suatu bangunan/rumah dilakukan di sekitar bangunan/rumah yang

bersangkutan, sedangkan pada sistem terpusat air limbah dari berbagai tempat/bangunan/rumah

dialirkan melalui sistem perpipaan dan dikumpulkan untuk kemudian diolah di bangunan bawah

yang sama.

Sistem setempat yang diterapkan di perkantoran pada umumnya berupa tangki septik

komunal atau biofilter. Sedangkan untuk kawasan perumahan, sistem setempat yang banyak

digunakan adalah tangki septik individual. Pengolahan air limbah melalui tangki septik baik

komunal maupun individual serta biofilter ini masih menghasilkan buangan berupa lumpur yang

harus diolah lebih lanjut di Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) untuk melindungi kesehatan

manusia dan lingkungannya.

Page 8: Lampiran IB Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum Nomor : …lpjkjatim.com/kantor/data/SE_PU12_2011_Lamp1B.pdf · harus diolah lebih lanjut di Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)

7 PETUNJUK OPERASI DAN PEMELIHARAAN PENGELOLAAN AIR LIMBAH PERKANTORAN DAN PERUMAHAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

Kawasan perkantoran dan perumahan yang memiliki sambungan langsung dari bangunan

atas di bangunan/rumah ke jaringan perpipaan untuk kemudian dialirkan ke Instalasi Pengolahan

Air Limbah (IPAL) tergolong ke dalam kawasan yang menerapkan sistem terpusat. Unit-unit

pengolahan di dalam IPAL terbagi menjadi beberapa jenis; pre-treatment, pengolahan primer,

pengolahan sekunder, dan pengolahan tersier. Pada umumnya, sebelum air limbah diolah di unit

pengolahan, berbagai bahan yang dapat menyebabkan penyumbatan seperti pasir, lemak, dan

minyak disisihkan melalui pre-treatment. Air limbah kemudian diolah pada pengolahan primer

untuk mengurangi padatan dan bahan organik melalui proses fisik. Pada pengolahan sekunder,

air limbah diolah melalui proses biologis untuk menyisihkan bahan organik yang terkandung

didalamnya. Sedangkan pengolahan tersier dapat diterapkan untuk meningkatkan kualitas air

hasil pengolahan yang dihasilkan berupa penyisihan nitrogen, fosfor, serta penyisihan

mikroorganisme berbahaya melalui proses desinfeksi.

1.3. Definisi Istilah Terkait Pengolahan Air Limbah

1. Bangunan atas adalah bangunan pokok dari toilet yang berfungsi untuk melindungi

pemakai dari gangguan cuaca dan pandangan orang lain.

2. Pipa penyalur adalah saluran yang berupa pipa untuk menyalurkan air limbah dari

bangunan atas ke bangunan bawah.

3. Bangunan bawah adalah bangunan pokok dari toilet yang berfungsi untuk menampung

dan atau mengolah tinja dan urine.

4. Atap adalah sarana atau perlengkapan bangunan atas untuk melindungi pemakai dari

cuaca panas dan hujan.

5. Dinding adalah sarana atau perlengkapan bangunan atas untuk melindungi pemakai dari

pandangan orang lain.

Page 9: Lampiran IB Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum Nomor : …lpjkjatim.com/kantor/data/SE_PU12_2011_Lamp1B.pdf · harus diolah lebih lanjut di Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)

8 PETUNJUK OPERASI DAN PEMELIHARAAN PENGELOLAAN AIR LIMBAH PERKANTORAN DAN PERUMAHAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

6. Lantai adalah sarana untuk kenyamanan pemakai dan memudahkan pengaliran air

basuhan ke saluran pembuang.

7. Water Closet (WC) adalah sarana lubang masuk tinja dan dan air kotor untuk kemudian

dialirkan ke bangunan bawah.

8. Leher angsa adalah komponen WC yang berisi air perapat untuk menahan bau dan

serangga agar tidak keluar/masuk di ruangan toilet.

9. Air perapat (water seal) adalah air yang ditahan di dalam pipa yang dibengkokkan

menyerupai leher angsa.

Page 10: Lampiran IB Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum Nomor : …lpjkjatim.com/kantor/data/SE_PU12_2011_Lamp1B.pdf · harus diolah lebih lanjut di Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)

9 PETUNJUK OPERASI DAN PEMELIHARAAN PENGELOLAAN AIR LIMBAH PERKANTORAN DAN PERUMAHAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

BAB II FASILITAS PENGOLAHAN AIR LIMBAH

2.1. Fasilitas Toilet Perkantoran

2.1.1 Teknis

Pada prinsipnya air limbah di perkantoran dihasilkan dari toilet dan dapur. Air limbah

kemudian dari bangunan atas melalui sistem perpipaan menuju ke bangunan bawah. Sistem

plambing perkantoran hendaknya disesuaikan dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum

Nomor 29 tahun 2006 tentang Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung.

Sistem perpipaan

Toilet

Toilet

Toilet

Toilet

Toilet

Toilet

LAN

TA

I 3

dst

LA

NT

AI

2

LAN

TA

I 1

BANGUNAN BAWAH

Keterangan:

GEDUNG KANTOR

Dapur

Page 11: Lampiran IB Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum Nomor : …lpjkjatim.com/kantor/data/SE_PU12_2011_Lamp1B.pdf · harus diolah lebih lanjut di Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)

10 PETUNJUK OPERASI DAN PEMELIHARAAN PENGELOLAAN AIR LIMBAH PERKANTORAN DAN PERUMAHAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

a. Jumlah WC

Berdasarkan SNI 03 – 2399 – 2002 mengenai Tata Cara Perencanaan Bangunan MCK Umum,

maka WC di suatu gedung perkantoran hendaknya didasarkan pada aturan sebagai berikut:

Tabel 1 Jumlah WC berdasarkan jumlah pegawai

No. Jumlah Pemakai (orang) Banyaknya bilik/ruangan

1 10 – 20 2

2 21 – 40 2

3 41 – 80 4

4 81 – 100 4

5 101 – 120 4

6 121 – 160 6

7 161 – 200 6

b. Standar Minimal Fasilitas Toilet

Fasilitas toilet di perkantoran harus terpisah antara toilet perempuan dan laki-laki. Fasilitas

pelengkap bangunan atas yang selayaknya terdapat di toilet di suatu gedung perkantoran

adalah sebagai berikut:

Tabel 2 Fasilitas Pelengkap Toilet

No. Fasilitas Keterangan

1 Kloset (WC) Leher angsa

2 Urinoir

3 Wastafel

4 Toilet penyandang cacat / handicap toilet Satu untuk pria dan wanita

5 Jetspray / Washer

Page 12: Lampiran IB Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum Nomor : …lpjkjatim.com/kantor/data/SE_PU12_2011_Lamp1B.pdf · harus diolah lebih lanjut di Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)

11 PETUNJUK OPERASI DAN PEMELIHARAAN PENGELOLAAN AIR LIMBAH PERKANTORAN DAN PERUMAHAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

6 Alat pengering tangan / tissue

7 Cermin

8 Sabun / sabun cair

9 Pengharum ruangan

10 Gayung dan tempat air

11 Tempat / Gantungan untuk menempatkan tas/barang

12 Tempat sampah Tersedia baik di dalam maupun di

luar bilik

13 Drain / saluran pembuangan

14 Penerangan Diposisikan dekat cermin sehingga

tidak menyilaukan

15 Tempat wudhu

16 Ventilasi yang baik secara keseluruhan

17 Air Air bersih tersedia dalam jumlah

yang cukup

18 Petugas pembersih

c. Standar Bahan / Material Toilet

Bahan / material toilet hendaknya sesuai dengan ketentuan sebagai berikut:

Tabel 3 Bahan / material toilet

No. Fasilitas Keterangan

1 Lantai - Tidak licin dan mudah dibersihkan

- Kemiringan lantai + 1/100 ke arah lubang

pembuangan (drain)

2 Dinding pembatas Tahan air

Page 13: Lampiran IB Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum Nomor : …lpjkjatim.com/kantor/data/SE_PU12_2011_Lamp1B.pdf · harus diolah lebih lanjut di Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)

12 PETUNJUK OPERASI DAN PEMELIHARAAN PENGELOLAAN AIR LIMBAH PERKANTORAN DAN PERUMAHAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

3 Pintu - Tahan air

- Membuka keluar

- Dapat dikunci dari dalam

d. Standar Minimal Ukuran Toilet

Ukuran toilet berikut fasilitas pelengkapnya hendaknya sesuai dengan ketentuan sebagai

berikut:

Tabel 4 Ukuran toilet dan fasilitas pelengkapnya

No. Fasilitas Keterangan

1 Lebar pintu masuk utama 90 cm

2 Luas bilik 90 cm x 150 cm, minimal 2 orang bisa masuk

secara bersamaan

3 Jarak antara pintu dan tempat duduk

toilet

80 cm

4 Lebar pintu toilet penyandang cacat 100 – 120 cm untuk memudahkan keluar

masuknya kursi roda

5 Ketinggian dudukan WC 35,6 – 38 cm

6 Ruang gerak untuk penyandang cacat 180 cm (lebar ruangan)

7 Ketinggian pegangan di dinding untuk

penyandang cacat

60 – 80 cm

8 Ketinggian dudukan WC untuk

penyandang cacat

45 cm

9 Lebar pintu toilet penyandang cacat 100 – 120 cm

10 Jarak antara bilik dan dinding 70 cm

11 Jarak antara bilik dan wastafel 120 cm

Page 14: Lampiran IB Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum Nomor : …lpjkjatim.com/kantor/data/SE_PU12_2011_Lamp1B.pdf · harus diolah lebih lanjut di Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)

13 PETUNJUK OPERASI DAN PEMELIHARAAN PENGELOLAAN AIR LIMBAH PERKANTORAN DAN PERUMAHAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

12 Jarak antar urinoir 80 cm

13 Tinggi urinoir dari lantai 43,80 cm

14 Lebar dinding pemisah untuk urinoir 45 cm

15 Ketinggian dinding pemisah untuk

urinoir

105 cm

16 Daun pintu kompartemen WC

membuka keluar

Persyaratan teknis bangunan atas harus sesuai dengan SNI 03-6481-2000 Sistem Plambing -

2000.

e. Fasilitas Pelengkap Bangunan Bawah

Bangunan bawah hendaknya terdiri dari fasilitas sebagai berikut:

1. Tersambung ke unit pengolahan berupa tangki septik, biofilter atau ke jaringan perpipaan

air limbah terdekat.

2. Memilik bak perangkap lemak, sebelum air limbah memasuki unit pengolahan

3. Khusus untuk unit pengolahan berupa tangki septik, beberapa hal sebagai berikut perlu

diperhatikan:

- Bidang resapan

- Penyedotan lumpur tinja secara rutin

- Perencanaan tangki septik sesuai dengan SNI 03-2398-2002 Tata cara perencanaan

tangki septik dengan sistem resapan

2.1.2 Peran Pengguna

Peran pengguna dalam hal ini pegawai kantor yang bersangkutan sangat erat kaitannya

dalam menjaga dan memelihara fasilitas pengolahan air limbah. Pengoperasian bangunan

Page 15: Lampiran IB Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum Nomor : …lpjkjatim.com/kantor/data/SE_PU12_2011_Lamp1B.pdf · harus diolah lebih lanjut di Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)

14 PETUNJUK OPERASI DAN PEMELIHARAAN PENGELOLAAN AIR LIMBAH PERKANTORAN DAN PERUMAHAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

atas selayaknya dipahami tidak hanya oleh pihak pengelola fasilitas tetapi juga oleh para

penggunanya.Diperlukan adanya upaya pengoperasian dan pemeliharaan yang tepat agar

fasilitas yang telah terbangun dapat berfungsi dan berkelanjutan.

2.1.3 Peran Pengelola

Pada umumnya pengelolaan air limbah perkantoran dikelola oleh pihak pengelola gedung

yang terdiri atas beberapa tenaga yang bertanggung jawab terhadap kebersihan dan

keberfungsian sarana dan prasarana pengolahan air limbah. Adapun tenaga yang

dibutuhkan antara lain:

a. Petugas Kebersihan/Cleaning Services untuk mengelola bangunan atas

Kebersihan bangunan atas secara tidak langsung memiliki dampak terhadap perilaku

pengguna bangunan atas. WC yang bersih dan terpelihara akan membuat pengguna

merasa nyaman dan timbul rasa ingin menjaga kebersihan.

b. Operator pengelola bangunan bawah/unit pengolahan

Operator bertugas untuk memeriksa dan melakukan pembersihan terhadap bangunan

bawah/unit pengolahan, mengangkat sampah yang terbawa dan memastikan

penyedotan lumpur secara berkala.

2.2. Fasilitas Pengolahan Air Limbah Perumahan

2.2.1 Teknis

Page 16: Lampiran IB Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum Nomor : …lpjkjatim.com/kantor/data/SE_PU12_2011_Lamp1B.pdf · harus diolah lebih lanjut di Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)

15 PETUNJUK OPERASI DAN PEMELIHARAAN PENGELOLAAN AIR LIMBAH PERKANTORAN DAN PERUMAHAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

Air limbah yang dihasilkan dari kawasan perumahan dapat diolah melalui sistem setempat

maupun sistem terpusat. Rumah yang memiliki tangki septik individual/sendiri digolongkan ke

dalam rumah yang mengolah air limbahnya secara setempat. Sedangkan, jika rumah tersebut

memiliki sambungan rumah langsung ke jaringan perpipaan menuju ke IPAL maka digolongkan ke

dalam rumah yang mengolah air limbahnya secara terpusat.

a. Standar Bahan / Material Toilet

Rumah 1

Rumah 2

Rumah 3

IPAL

Rumah 4

Rumah 5

Rumah 6

Rumah 7

Rumah 8

dst

SISTEM TERPUSAT

Aliran air limbah

Keterangan:

Pengangkutan lumpur

Rumah 1

Rumah 2

Bangunan Bawah

Bangunan Bawah

Rumah 3 Bangunan Bawah

SISTEM SETEMPAT

IPLT

Page 17: Lampiran IB Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum Nomor : …lpjkjatim.com/kantor/data/SE_PU12_2011_Lamp1B.pdf · harus diolah lebih lanjut di Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)

16 PETUNJUK OPERASI DAN PEMELIHARAAN PENGELOLAAN AIR LIMBAH PERKANTORAN DAN PERUMAHAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

Bahan / material toilet hendaknya sesuai dengan ketentuan sebagai berikut:

Tabel 5 Bahan / material toilet

No. Fasilitas Keterangan

1 Lantai - Tidak licin dan mudah dibersihkan

- Kemiringan lantai + 5 derajat ke arah lubang

pembuangan (drain)

2 Dinding pembatas Tahan air

3 Pintu - Tahan air

- Membuka keluar

- Dapat dikunci dari dalam

b. Fasilitas Pelengkap Bangunan Bawah

Bangunan bawah hendaknya terdiri dari fasilitas sebagai berikut:

1. Tersambung ke unit pengolahan berupa tangki septik, biofilter atau ke jaringan perpipaan

air limbah terdekat.

2. Memilik bak perangkap lemak, sebelum air limbah memasuki unit pengolahan

3. Khusus untuk unit pengolahan berupa tangki septik, dilengkapi dengan:

- Bidang resapan

- Penyedotan lumpur tinja secara rutin

- Perencanaan tangki septik sesuai dengan SNI 03-2398-2002 Tata cara perencanaan

tangki septik dengan sistem resapan

2.2.2 Peran Pengguna

Page 18: Lampiran IB Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum Nomor : …lpjkjatim.com/kantor/data/SE_PU12_2011_Lamp1B.pdf · harus diolah lebih lanjut di Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)

17 PETUNJUK OPERASI DAN PEMELIHARAAN PENGELOLAAN AIR LIMBAH PERKANTORAN DAN PERUMAHAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

Bagi perumahan yang memiliki sistem setempat, peran pengguna merupakan salah satu

faktor penentu keberfungsian fasilitas pengolahan air limbah. Pengguna diharapkan dapat

mengoperasikan dan memelihara bangunan atas dengan baik, serta memelihara sistem

perpipaan dan bangunan bawah secara berkala. Sedangkan untuk perumahan yang memiliki

akses ke sistem terpusat, peran pengguna dalam mengoperasikan dan memelihara bangunan

atas juga didukung oleh peranan pengelola bangunan bawah dalam memelihara fasilitas tersebut.

2.2.3 Peran Pengelola

a. Sistem setempat

Perumahan yang memiliki sistem setempat, pengelolanya adalah penghuni rumah tersebut

dan instansi penyedot lumpur tinja dan IPLT. Penghuni diharapkan dapat bekerjasama dengan

instansi penyedot lumpur tinja agar dapat dilakukan penyedotan secara berkala, dan lumpur tinja

tersebut diolah di IPLT.

b. Sistem terpusat

Perumahan yang memiliki sistem terpusat, pengelolanya adalah instansi pengelola IPAL.

2.2.4 Tarif Pengelolaan Air Limbah

Khusus bagi perumahan dengan sistem pengolahan air limbah secara setempat, maka tarif

pengelolaan air limbah bergantung pada pihak yang berperan dalam pengurasan lumpur tinja dari

tangki septik. Sedangkan perumahan yang telah tersambung dengan sistem terpusat, harus

membayar tarif pengelolaan air limbah yang telah diterapkan operator pengelola sistem air

limbah terpusat tersebut.

Page 19: Lampiran IB Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum Nomor : …lpjkjatim.com/kantor/data/SE_PU12_2011_Lamp1B.pdf · harus diolah lebih lanjut di Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)

18 PETUNJUK OPERASI DAN PEMELIHARAAN PENGELOLAAN AIR LIMBAH PERKANTORAN DAN PERUMAHAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

BAB III OPERASIONAL FASILITAS PENGELOLAAN AIR LIMBAH

3.1. Petunjuk Operasional Bangunan Atas

1. Menggunakan toilet sesuai peruntukannya; tidak jongkok di toilet duduk.

2. Menyiram toilet setelah penggunaan; flushing toilet (toilet duduk ) atau menyiram dengan

air (toilet jongkok).

3. Membuang tissue / pembalut ke tempat yang telah disediakan; tidak membuang benda

padat seperti tissue / pembalut ke dalam WC karena akan mengakibatkan sumbat.

4. Hindari masuknya air sabun yang berasal dari air mandi maupun cuci ke dalam kloset.

5. Hindari masuknya bahan-bahan kimia ke dalam kloset karena dapat mematikan bakteri

pengurai.

6. Menggunakan wastafel hanya untuk mencuci tangan; tidak digunakan untuk kegiatan

lainnya (mencuci, wudhu, dan lain-lain).

7. Menggunakan pengering tangan / tissue setelah mencuci tangan sehingga tidak ada

ceceran air di lantai.

8. Tidak merokok di dalam toilet.

Page 20: Lampiran IB Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum Nomor : …lpjkjatim.com/kantor/data/SE_PU12_2011_Lamp1B.pdf · harus diolah lebih lanjut di Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)

19 PETUNJUK OPERASI DAN PEMELIHARAAN PENGELOLAAN AIR LIMBAH PERKANTORAN DAN PERUMAHAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

BAB IV PEMELIHARAAN FASILITAS PENGELOLAAN AIR LIMBAH

4.1 . Petunjuk Pemeliharaan Bangunan Atas

1. Pemeliharaan toilet dilakukan minimal 3 kali sehari pada hari kerja.

2. Perlengkapan pemeliharaan bangunan atas adalah sebagai berikut:

Tabel 6 Perlengkapan pemeliharaan bangunan atas

No. Fasilitas Keterangan

1 Ember Minimal 2 buah: untuk mengepel dan membersihkan

dinding toilet

2 Selang

3 Kain pel

4 Sikat lantai Minimal 2 jenis sikat: sikat lembut untuk

membersihkan noda-noda ringan dan sikat kasar

untuk membersihkan noda berat

5 Spons Digunakan untuk membersihkan permukaan dudukan

toilet, porselen, wastafel

6 Sabun/cairan pembersih lantai

7 Sabun/cairan pembersih

WC/desinfektan untuk tempat

sampah dan bagian luar WC

8 Tissue

Page 21: Lampiran IB Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum Nomor : …lpjkjatim.com/kantor/data/SE_PU12_2011_Lamp1B.pdf · harus diolah lebih lanjut di Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)

20 PETUNJUK OPERASI DAN PEMELIHARAAN PENGELOLAAN AIR LIMBAH PERKANTORAN DAN PERUMAHAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

9 Lap Minimal 2 lap: lap untuk membersihkan toilet dan lap

untuk membersihkan tangan (bisa memakai handuk)

10 Air bersih Air untuk pemeliharaan tersedia dalam jumlah yang

cukup

11 Botol penyemprot Digunakan untuk menjamin cairan pembersih

tersebar secara merata

12 Sweeper pembersih Digunakan untuk membersihkan kaca dan lantai

13 Sarung tangan Untuk dipergunakan oleh Petugas Pembersih

3. Cara Membersihkan Toilet

a. Menyiapkan semua peralatan

b. Memindahkan semua sampah ke kantong plastic atau tempat pengumpul sampah

c. Mencuci tempat sampah dengan bahan desinfektan atau sabun yang mengandung

desinfektan

d. Mengisi tempat tissue dengan paper towel atau ganti dengan handuk kering yang

bersih

e. Membersihkan kloset/WC duduk atau jongkok:

i. Menuangkan cairan pembersih WC ke bagian luar kloset/WC

ii. Mendiamkan cairan pembersih WC di bagian luar kloset/WC agar terjadi reaksi

antara cairan pembersih dengan kotoran

iii. Menggunakan busa/sikat kloset untuk menyikat bagian dalam, bagian luar, dan

sekitar mangkok kloset sampai bersih

iv. Menyiram dengan air agar kotoran dan sisa cairan pembersih tidak tertinggal di

dalam kloset

v. Membersihkan bagian lain dari kloset seperti tempat duduk, penutup, dan lain-

lain

Page 22: Lampiran IB Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum Nomor : …lpjkjatim.com/kantor/data/SE_PU12_2011_Lamp1B.pdf · harus diolah lebih lanjut di Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)

21 PETUNJUK OPERASI DAN PEMELIHARAAN PENGELOLAAN AIR LIMBAH PERKANTORAN DAN PERUMAHAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

vi. Membersihkan bagian yang terbuat dari stainless steel dengan cairan

pembersih khusus serta mengeringkan dengan lap pembersih

f. Membersihkan urinoir

i. Menyemprotkan cairan pembersih ke dalam urinoir

ii. Mendiamkan selama beberapa menit

iii. Menggosok urinoir dengan busa pembersih secara menyeluruh sampai kotoran

hilang

iv. Menggosok mulai dari permukaan bagian dalam sampai bawah termasuk

lubang-lubang kecil tempat air keluar dan tempatpembuangan air seni

v. Menyiram seluruh urinoir dengan air bersih

vi. Membersihkan bagian yang terbuat dari stainless steel

vii. Membersihkan bagian bawah dari leher bawah urinoir untuk jenis urinoir

gantung

g. Membersihkan wastafel, lantai marmer, kaca, dan kaca cermin

i. Menyemprotkan cairan pembersih ke dalam mangkok wastafel secara merata

ii. Menggosok mangkok wastafel dengan busa pembersih secara menyeluruh

sampai kotoran hilang

iii. Menyiram mangkok wastafel dengan air bersih

iv. Mengelap permukaan marmer dengan air hangat dan mencegah agar bahan

pembersih tidak mengenai permukaan marmer

v. Mengelap bagian bingkai cermin yang terbuat dari kayu dengan bahan

pembersih pendukung. Untuk bingkai yang diplitur, menggunakan teak oil.

Untuk jenis bingkai yang mengalami proses finishing dengan cat, gunakan air

dengan sedikit zat pembersih yang tidak merusak cat. Untuk bingkai dengan

finishing bahan metal, gunakan sejenis bahan braso, atau dengan lap yang tidak

terlalu basah

Page 23: Lampiran IB Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum Nomor : …lpjkjatim.com/kantor/data/SE_PU12_2011_Lamp1B.pdf · harus diolah lebih lanjut di Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)

22 PETUNJUK OPERASI DAN PEMELIHARAAN PENGELOLAAN AIR LIMBAH PERKANTORAN DAN PERUMAHAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

vi. Membersihkan kaca cermin dan kaca biasa dengan cairan pembersih kaca, lalu

mengelap dengan kain atau menggunakan sweeper kaca

h. Membersihkan permukaan lantai

i. Mengepel lantai porselen atau lantai yang dicat dengan menggunakan bahan

pembersih

ii. Membersihkan lantai marmer dengan menggunakan lap sampai lantai bersih

dan mengkilap

iii. Memeriksa kebersihan tempat sabun dan ketersediaan sabun di dalamnya

4.2 . Petunjuk Pemeliharaan Perpipaan

1. Pemeriksaan terhadap pipa air limbah

a. Memeriksa kebocoran pada pipa secara berkala untuk dapat memberikan indikasi

lebih dini.

b. Mengidentifikasi penyebab terjadinya kebocoran serta titik kebocoran, misalnya:

bagian-bagian sambungan pipa dan atau perlengkapannya, atau lubang kecil akibat

cacat bahan atau kurang baiknya pemasangan pipa, terjadinya gempa atau turunnya

tanah, pipa yang korosi, dan sebagainya.

2. Pemeriksaan terhadap kelancaran aliran

Setiap bagian dari sistem pembuangan harus diperiksa apakah dapat mengalirkan air

buangan dengan lancar.

3. Pembersihan pipa air limbah

a. Memeriksa apakah ada benda-benda atau bahan-bahan yang menyumbat aliran atau

mengganggu aliran air limbah

Page 24: Lampiran IB Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum Nomor : …lpjkjatim.com/kantor/data/SE_PU12_2011_Lamp1B.pdf · harus diolah lebih lanjut di Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)

23 PETUNJUK OPERASI DAN PEMELIHARAAN PENGELOLAAN AIR LIMBAH PERKANTORAN DAN PERUMAHAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

b. Memeriksa apakah air limbah dapat mengalir dengan lancar tanpa meninggalkan

endapan

c. Memeriksa apakah kemiringan pipa masih memadai atau cukup.

d. Jika ditemukan ada benda-benda atau bahan-bahan yang menyumbat, masukkan

sebatang kawat yang fleksibel dan putar putarkan. Jangan menggunakan bahan kimia

dalam pembersihan sebab akan menimbulkan efek buruk pada pipa, perlengkapan

maupun proses pengolahannya.

4.3 . Petunjuk Pemeliharaan Bangunan Bawah

1. Pemeliharaan Tangki Septik

a. Memastikan bahwa tidak ada sampah / bahan-bahan anorganik dan non biodegradable

misalnya: kain, puntung rokok, pembalut, tisu dan lain-lain masuk ke dalam tangki

septik

b. Mengetahui kondisi atau volume lumpur atau scum yang ada di dalam tangki septik.

c. Menguras tangki septik apabila:

• Ketinggian lumpur sudah mencapai ± 50 cm dari pipa outlet

• Ketebalan scum sudah mencapai ± 10 cm dari bagian sekat

d. Menguras tangki septik minimal sekali dalam 2 tahun

2. Pemeliharaan Tangki Biofilter

a. Memastikan bahwa tidak ada sampah / bahan-bahan anorganik dan non

biodegradable misalnya: kain, puntung rokok, pembalut, tisu dan lain-lain masuk ke

dalam tangki biofilter

b. Memerika kompartemen biofilter

Page 25: Lampiran IB Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum Nomor : …lpjkjatim.com/kantor/data/SE_PU12_2011_Lamp1B.pdf · harus diolah lebih lanjut di Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)

24 PETUNJUK OPERASI DAN PEMELIHARAAN PENGELOLAAN AIR LIMBAH PERKANTORAN DAN PERUMAHAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

Tabel 7 Petunjuk pemeriksaan ruang kompartemen biofilter

Unit yang

Diperiksa

Unit Kegiatan Jangka Waktu

Pemakai <

15 orang

Pemakai 15-

30 orang

Pemakai 31-

50 orang

Ruang anaerobik Pembuangan buih

pada permukaan air

Sekali dalam

3 bulan

Sekali dalam

2 bulan

Sekali dalam

1,5 bulan

Saringan antar

kompartemen

Penyaringan Sekali dalam

1 tahun

Sekali dalam

1 tahun

Sekali dalam

1 tahun

Ruang aerasi Pembuangan kotoran

pada media

Sekali dalam

3 bulan

Sekali dalam

2 bulan

Sekali dalam

1,5 bulan

Aliran udara dan air Pemeriksaan aliran Disesuaikan Disesuaikan Disesuaikan

Ruang

pengendapan

Pemeriksaan lumpur Sekali dalam

3 bulan

Sekali dalam

2 bulan

Sekali dalam

1,5 bulan

Ruang desinfektan Pengisian ulang

bahan kimia

Sekali dalam

3 bulan

Sekali dalam

2 bulan

Sekali dalam

1,5 bulan

Sumber: Petunjuk Teknis “Tata Cara Perencanaan dan Pemasangan Tangki Biofilter Pengolahan Air Limbah

Rumah Tangga dengan Tangki Biofilter”(Pd-T-04-2005-C)

3. Uji kualitas air limbah (uji influen dan efluen)

a. Menetapkan titik pengambilan sampel air limbah (influen dan efluen)

b. Mengambil sampel di masing-masing titik sesuai dengan metode pengambilan sampel

air limbah (sesuai dengan SNI 6989.59:2008). Langkah-langkah pengambilan sampel,

yakni:

i. siapkan alat pengambil contoh sesuai dengan saluran pembuangan

ii. bilas alat dengan contoh yang akan diambil, sebanyak 3 (tiga) kali

Page 26: Lampiran IB Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum Nomor : …lpjkjatim.com/kantor/data/SE_PU12_2011_Lamp1B.pdf · harus diolah lebih lanjut di Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)

25 PETUNJUK OPERASI DAN PEMELIHARAAN PENGELOLAAN AIR LIMBAH PERKANTORAN DAN PERUMAHAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

iii. ambil contoh sesuai dengan peruntukan analisis dan campurkan dalam

penampung sementara, kemudian homogenkan

iv. masukkan ke dalam wadah yang sesuai peruntukan analisis

v. lakukan segera pengujian untuk parameter suhu, kekeruhan dan daya hantar

listrik, pH, dan oksigen terlarut yang dapat berubah dengan cepat dan tidak dapat

diawetkan

vi. hasil pengujian parameter lapangan dicatat dalam buku catatan khusus serta

dilakukan perbandingan antara hasil dengan standar baku mutu yang telah

ditetapkan

vii. pengambilan contoh untuk parameter pengujian di laboratorium dilakukan

pengawetan sesuai dengan Standard Method

c. Uji kualitas air dilakukan minimal 1 kali dalam 6 bulan

4. Penyedotan Lumpur Tinja

a. Tidak dianjurkan masuk ke dalam tangki septik saat pemompaan sedang berlangsung

sebab dapat membahayakan kesehatan

b. Pengurasan dilakukan melalui manhole

c. Pengurasan menggunakan pompa vakum atau pompa sentrifugal yang terhubung

langsung dengan truk pengangkut lumpur tinja dan dalam kondisi yang terisolasi

d. Melakukan pengadukan pada lumpur yang ada dalam tangki septik, tepatnya pada saat

lumpur tinggal sedikit (level isi tangki septik ± 30 cm dari pipa outlet). Hal ini dilakukan

untuk menghindari padatan yang tertinggal dalam tangki septik

e. Melakukan inpeksi terhadap komponen tangki septik seperti baffle outlet atau sanitary

tee ketika tangki septik sudah habis dikuras

f. Mengisi tangki septik dengan air hingga batas pipa outlet. Air yang digunakan tidak

boleh memiliki kandungan TSS>400 ppm

Page 27: Lampiran IB Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum Nomor : …lpjkjatim.com/kantor/data/SE_PU12_2011_Lamp1B.pdf · harus diolah lebih lanjut di Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)

26 PETUNJUK OPERASI DAN PEMELIHARAAN PENGELOLAAN AIR LIMBAH PERKANTORAN DAN PERUMAHAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

g. Melakukan start up terhadap tangki septik. Perlu diingat bahwa dalam melakukan start

up dengan pemompaan, tidak perlu ada lumpur yang disisakan. Selain itu, tidak perlu

menambahkan zat-zat yang bertujuan untuk mempercepat proses, misalnya: bahan

kimia.

Page 28: Lampiran IB Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum Nomor : …lpjkjatim.com/kantor/data/SE_PU12_2011_Lamp1B.pdf · harus diolah lebih lanjut di Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)

27 PETUNJUK OPERASI DAN PEMELIHARAAN PENGELOLAAN AIR LIMBAH PERKANTORAN DAN PERUMAHAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

Contoh Kartu Pemeriksaan Toilet

Waktu

Pemeriksaan

Bau Kloset/

WC

Urinal Wastafel Cermin Sabun

cair

Lantai Tempat

Sampah

Pintu Nama

Pemeriksa

Tgl Waktu P L P L P L P L P L P L P L P L P L

Keterangan:

√ Bersih

X Kotor

Page 29: Lampiran IB Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum Nomor : …lpjkjatim.com/kantor/data/SE_PU12_2011_Lamp1B.pdf · harus diolah lebih lanjut di Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)

28 PETUNJUK OPERASI DAN PEMELIHARAAN PENGELOLAAN AIR LIMBAH PERKANTORAN DAN PERUMAHAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

REFERENSI

• Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) T-15-2004 tentang Tata Cara Pemeliharaan Sistem Plambing

• SNI 03 - 2399 – 2002 tentang Tata Cara Perencanaan Bangunan MCK Umum

• Draft Petunjuk Teknis: Prosedur Standar Sistem Operasi dan Pemeliharaan Fasilitas MCK

• Draft Petunjuk Teknis: Prosedur Standar Sistem Operasi dan Pemeliharaan Tangki Septik

• Sumber: Petunjuk Teknis “Tata Cara Perencanaan dan Pemasangan Tangki Biofilter Pengolahan Air Limbah

Rumah Tangga dengan Tangki Biofilter”(Pd-T-04-2005-C)

• Buku: Toilet Umum Indonesia

• Buku: Membangun Toilet Umum dengan Mudah “Kering itu Sehat”

• Buku: Membersihkan dan Memelihara Toilet Umum

• Buku Pedoman Sanitasi Berbasis Masyarakat (SANIMAS)

MENTERI PEKERJAAN UMUM

DJOKO KIRMANTO

Page 30: Lampiran IB Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum Nomor : …lpjkjatim.com/kantor/data/SE_PU12_2011_Lamp1B.pdf · harus diolah lebih lanjut di Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)

29 PETUNJUK OPERASI DAN PEMELIHARAAN PENGELOLAAN AIR LIMBAH PERKANTORAN DAN PERUMAHAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM