lamun adaptasi dan faktor pembatas

Upload: joshua-montgomery

Post on 02-Jun-2018

234 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 Lamun Adaptasi Dan Faktor Pembatas

    1/8

    a. Pengertian Adaptasi

    Setiap organisme menyesuaikan dirinya terhadap lingkungan tempat hidupnya (habitat),

    kemampuan ini disebut sebagai adaptasi. Hal ini dilakukan untuk dapat bertahan hidup pada

    habitatnya dan dapat tetap eksis dengan berkembang biak.

    Adaptasi yang dilakukan oleh setiap organisme berbeda-beda sesuai dengan

    kemampuannya masing-masing. Ini dipengaruhi oleh perbedaan habitat. Beberapa faktor

    yang mempengaruhi adaptasi adalah suhu; ketersediaan nutrient; letaknya (darat atau

    perairan), jika darat (pegunungan atau gurun), jika perairan (tawar, payau atau asin). Dengan

    keberagaman habitat ini, maka akan terbentuk keanekaragaman spesies yang masing-masing

    memiliki ciri yang khas pada setiap habitat.

    Sebagai contoh organisme yang hidup di darat akan berbeda dengan organisme yang

    hidup di perairan. Perbedaan yang sangat mencolok ini dapat dilihat dari bentuk daun, batang

    dan akar. Tanaman yang tumbuh di darat memiliki batang yang besar, seperti pohon mangga,

    pohon beringin, dan lain-lain. Sedangkan tanaman yang tumbuh di perairan tidak memiliki

    batang sebesar tanaman darat, seperti lamun, rumput laut, dan lain-lain. Selain itu biasanya

    yang tumbuh di perairan memiliki daun yang lebar seperti teratai dan eceng gondok. Namun

    berbeda juga antara tanaman yang tumbuh di air tawar dan air asin (laut).

    Setelah sebelumnya dijelaskan oleh teman-teman saya mengenai pengertian padang

    lamun, morfologi, habitat, faktor pembatas, energy dan rantai makanan yang ada di padang

    lamun, sekarang saya akan memaparkan mengenai adaptasi lamun (seagrass) yang tumbuh di

    perairan asin (laut). Adaptasi ini meliputi adaptasi morfologi, adaptasi fisiologi dan adaptasi

    kultural. SELAMAT MELAMUNKAN KEAJAIBAN ADAPTASI SANG LAMUN

    b. Adaptasi Morfologi

    Adaptasi morfologi adalah penyesuaian bentuk tubuh makhluk hidup terhadap

    lingkungannya. Contoh adaptasi morfologi pada lamun adalah sistem perakaran lamun yang

    seperti jangkar sehingga dapat tertancap kuat pada substratnya. Lalu batangnya yang

    terbenam ke dalam substrat atau disebut rhizome. Perpaduan antara akar dan rhizome ini

    membuat lamun dapat berdiri tegak meskipun diterjang oleh gelombang yang kuat. Selain itu,

    daun lamun tidak memiliki stomata namun dilengkapi dengan kutikel yang tipis. Kutikel

  • 8/10/2019 Lamun Adaptasi Dan Faktor Pembatas

    2/8

    daun yang tipis dapat menahan pergerakan ion dan difusi karbon sehingga daun dapat

    menyerap nutrien langsung dari air laut.

    c. Adaptasi Fisiologi

    Adapatsi fisiologi adalah penyesuaian makhluk hidup dengan cara melakukan fisiologis

    dalam tubuhnya. Contoh adaptasi fisiologi adalah tudung akar lamun yang dapat menyerap

    nutrient dan melakukan fiksasi nitrogen. Sementara itu, untuk dapat menjaga tubuhnya

    mengapung dalam kolam air, lamun dilengkapi dengan rongga udara.

    Yang paling penting dalam adaptasi lamun adalah cara reproduksinya yaitu hidrophilus. Ini

    merupakan cara penyerbukan dengan media air atau disebut polinasi di dalam air. Secara

    umum polinasi adalah proses jatuhnya serbuk sari (pollen) ke kepala putik (stigma) sehingga

    terjadi pembuahan.

    Penyerbukan ini melibatkan interaksi protein permukaan atau glikoprotein antara pollen dan

    stigma. Pada penyerbukan biasa, pollen akan melepaskan glikoprotein setelah menempel

    dengan stigma. Namun pada pollinasi dalam air, hal ini tidak dapat dilakukan karena protein

    akan larut. Adaptasi yang dilakukan lamun terjadi pada pollen dan stigma. Pollen mengalami

    perubahan bentuk dan ukuran, bersamaan dengan hilangnya lapisan dinding luar, sehingga

    memungkinkan pollen dibawa oleh arus selama berada dalam air. Sedangkan stigma

    mengeluarkan lapisan permukaan protein yang tidak menyebar di laut sehingga menciptakan

    media yang cocok untuk menangkap pollen selama proses hidrophilus.

    d. Adaptasi Kultural

    Adaptasi kultural adalah penyesuaian tingkah laku makhluk hidup terhadap keadaan

    lingkungan sekitar. Contoh adaptasi kultural: lamun mengambil unsur hara terlarut melalui

    akar dan daun dengan mekanisme tergantung pada jenis unsur hara dan konsentrasinya. Jika

    konsentrasi unsur hara pada kolom air tinggi, maka pengambilan melalui daun mungkin lebih

    dominan. Sebaliknya apabila nilai ambang di kolom air rendah, pengambilan unsur hara akan

    lebih banyak dilakukan melalui akar.

    FAKTOR PEMBATAS LAMUN BESERTA MANFAATNYA:

  • 8/10/2019 Lamun Adaptasi Dan Faktor Pembatas

    3/8

    FAKTOR PEMBATAS LAMUN BESERTA MANFAATNYA:

    Padang lamun atau seagrass merupakan salah satu sumber daya alam wilayah

    bagian pesisir. Padang lamun merupakan ekosistem pesisir yang ditumbuhi oleh

    lamun sebagai vegetasi yang dominan.Lamun adalah kelompok tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae) dan berkeping

    tunggal (Monokotil) yang mampu hidup secara permanen di bawah permukaan air

    laut. Komunitas lamun berada di antara batas terendah daerah pasang surut sampai

    kedalaman tertentu dimana cahaya matahari masih dapat mencapai dasar laut.

    Dari sekian sudah di jelaskan secara ringkas tentang lamun, lamun ini mempunyai

    manfaat dan potensi dari ekosistem lamun, antara lain:

    1. Lamun itu mempunyai daya untuk menangkap (trapped) sedimen,dan menstabilkan

    substrat dasar, dan menjernihkan air.

    2.Lamun sebagai sistem tumbuhan merupakan sumber produktivitas primer, yang

    diketahui mempunyai nilai produktivitas yang cukup tinggi.

    3. Lamun merupakan sumber makanan langsung bagi hewan.

    4. Lamun merupakan habibat yang baik bagi beberapa jenis hewan.

    5. Lamun merupakan substrat bagi organisme yang menempel.

    6. Lamun mempunyai kemampuan untuk memindahkan unsur-unsur hara terlarut di

    perairan yang ada di permukaan sedimen.

    7. Akar-akar dan rhizomes lamun mampu mengikat sedimen sehingga bisa mencegah

    erosi.

    Sebelum kita membahas Faktor pembatas dari lamun, lebih baik kita mengetahui

    terlebih dahulu pengertian dari faktor pembatas.

    Faktor pembatas adalah faktor yang bertindak sebagai penentu organisme mampu

    atau tidak mampu bertahan hidup pada suatu wilayah.

    Faktor Pembatas Lamun

    Maka dari itu sama halnya seperti tanaman air lainnya, maka faktor pembatas yang

    menentukan kehidupan lamun secara fisiologis adalah faktor-faktor yang

    mempengaruhi proses fotosintesis, yaitu penetrasi cahaya matahari, unsur hara dan

    difusi karbon anorganik. Disamping itu ada juga faktor lainnya seperti suhu perairan,

  • 8/10/2019 Lamun Adaptasi Dan Faktor Pembatas

    4/8

  • 8/10/2019 Lamun Adaptasi Dan Faktor Pembatas

    5/8

    sedikit lebih tinggi dari pada yang di lepas pantai, suhu air permukaan di perairan

    nusantara umumnya berada dalam kisaran 28-30 0C sedangkan pada lokasi yang

    sering terjadi kenaikan air (upwelling) seperti Laut Banda, suhu permukaan bisa

    menurun sekitar 250C.

    Tumbuhan makrofit seperti lamun, yang tumbuh pada kondisi mendekati level

    kompensasi (kekurangan cahaya) akan mencapai pertumbuhan optimum pada suhu

    rendah, tetapi pada suhu tinggi akan membutuhkan cahaya yang cukup banyak

    untuk mengatasi pengaruh respirasi dalam rangka menjaga keseimbangan karbon.

    Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan lamun lebih efektif pada cahaya yang

    rendah pada musim panas daripada musim dingin. Pada kondisi intensitas cahaya

    yang cukup, lamun umumnya mempunyai suhu optimum untuk fotosintesis sekitar

    25-35 derajat Celcius. Demikian juga respirasi lamun meningkat dengan

    meningkatnya suhu, namun dengan kisaran yang lebih luas yaitu 5-35C.

    IV. Salinitas

    Salinitas adalah total kosentrasi ion-ion terlarut yang terdapat di perairan. Salinitas

    dinyatakan dalam satuan promil (). Nilai salinitas perairan tawar biasanya kurang

    dari 0,5, perairan payau antara 0,5 - 30, dan perairan laut 30 - 40. Pada

    perairan pesisir, nilai salinitas sangat dipengaruhi oleh masukan air tawar dari

    sungai.

    Hutomo (1999) menjelaskan bahwa lamun memiliki kemampuan toleransi yang

    berbeda terhadap salinitas, namun sebagian besar memiliki kisaran yang lebar yaitu

    10-40. Nilai salinitas yang optimum untuk lamun adalah 35. Walaun spesies

    lamun memiliki toleransi terhadap salinitas yang berbeda-beda, namun sebagian

    besar memiliki kisaran yang besar terhadap salinitas yaitu antara 10-30 .

    Penurunan salinitas akan menurunkan kemampuan fotosintesis.

    Toleransi lamun terhadap salinitas bervariasi antar jenis dan umur. Lamun yang tua

    dapat menoleransi fluktuasi salinitas yang besar. Ditambahkan bahwa Thalassia

    ditemukan hidup dari salinitas 3,5-60 /o, namun dengan waktu toleransi yang

    singkat. Kisaran optimum untuk pertumbuhan Thalassia dilaporkan dari salinitas 24-

    35 /0.

    Salinitas juga dapat berpengaruh terhadap biomassa, produktivitas, kerapatan, lebar

    daun dan kecepatan pulih lamun. Pada jenis Amphibolis antartica biomassa,

    produktivitas dan kecepatan pulih tertinggi ditemukan pada salinitas 42,5 /o.

  • 8/10/2019 Lamun Adaptasi Dan Faktor Pembatas

    6/8

    Sedangkan kerapatan semakin meningkat dengan meningkatnya salinitas, namun

    jumlah cabang dan lebar daun semakin menurun.

    V. Pergerakan Air

    Pengaruh pergerakan air terhadap tumbuhan lamun antara lain berkaitan dengan

    suplai unsur hara, sediaan gas-gas terlarut, dan untuk menghalau sisa-sisa

    metabolisme dan limbah yang pada akhirnya akan mempengaruhi produktivitas

    primer dari lamun tersebut.

    VI. Nutrien

    Ketersediaan nutrien menjadi faktor pembatas pertumbuhan, kelimpahan dan

    morfologi lamun pada perairan yang jernih.

    Penyerapan nutrien oleh lamun dilakukan oleh daun dan akar. Penyerapan oleh

    daun umumnya tidak terlalu besar terutama di daerah tropik. Penyerapan nutrien

    dominan dilakukan oleh akar lamun. Lamun mengambil unsur hara terlarut melalui

    akar dan daun dengan mekanisme tergantung pada jenis unsur hara dan

    konsentrasinya. Jika konsentrasi pada kolom air tinggi, maka pengambilan melalui

    daun mungkin lebih dominan. Sebaliknya apabila nilai ambang (ambient level) di

    kolom air rendah, pengambilan unsur hara akan lebih banyak dilakukan melalui akar.

    VII. Derajat Keasaman (pH)

    Derajat keasaman (pH) adalah ukuran tentang besarnya kosentrasi ion hidrogen dan

    menunjukkan apakah air itu bersifat asam atau basa dalam reaksinya. Derajat

    keasaman (pH) mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap organisme

    perairan sehingga dipergunakan sebagai petunjuk untuk menyatakan baik buruknya

    suatu perairan masih tergantung pada factor-faktor lain.

    Nybakken (1992) menyatakan jumlah ion hidrogen dalam suatu larutan merupakan

    tolak ukur keasaman. Nilai pH merupakan hasil pengukuran konsentrasi ion

    hidrogen dalam larutan dan menunjukkan keseimbangan antara asam dan basa air.

    pH air merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas

    perairan. Suatu perairan dengan pH 5,5-6,5 termasuk perairan yang tidak produktif,

    perairan dengan pH 6,5-7,5 termasuk perairan yang produktif, perairan dengan pH

    7,5-8,5 adalah perairan yang memiliki produktivitas yang sangat tinggi, dan perairan

    dengan pH yang lebih besar dari 8,5 dikategorikan sebagai perairan yang tidak

    produktif lagi

    VIII. Oksigen Terlarut (DO)

  • 8/10/2019 Lamun Adaptasi Dan Faktor Pembatas

    7/8

    Oksigen terlarut adalah kandungan oksigen yang terlarut dalam perairan yang

    merupakan suatu komponen utama bagi metabolisme organisme perairan yang

    digunakan untuk pertumbuhan, reproduksi, dan kesuburan lamun.

    Kandungan oksigen terlarut di perairan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:

    (1) interaksi antara permukaan air dan atmosfir (2) kegiatan biologis seperti

    fotosintesis, respirasi dan dekomposisi bahan organik (3) arus dan proses

    percampuran massa air (4) fluktuasi suhu (5) salinitas perairan (6) masuknya limbah

    organik yang mudah terurai. Keseimbangan struktur senyawa bahan anorganik

    dipengaruhi oleh kandungan oksigen perairan. Kesetimbangan nitrogen misalnya

    ditentukan oleh besar kecilnya oksigen yang ada di perairan di mana ketika oksigen

    tinggi akan bergerak kesetimbangan fasfat. Hal ini disebabkan oleh senyawa

    anorganik seperti nitrogen dan fosfat umumnya berada dalam bentuk ikatan dengan

    unsur oksigen.

    IX. Sedimen

    Perbedaan komposisi jenis substrat dapat menyebabkan perbedaan komposisi jenis

    lamun dan juga dapat mempengaruhi perbedaan kesuburan dan pertumbuhan

    lamun. Hal ini didasari oleh pemikiran bahwa perbedaan komposisi ukuran butiran

    pasir akan menyebabkan perbedaan nutrisi bagi pertumbuhan lamun dan proses

    dekomposisi dan meneralisasi yang terjadi di dalam substrat.

    Hutabarat dan Evans (1985) menyatakan partikel batuan-batuan diangkut dari

    daratan ke laut oleh-sungai-sungai. Begitu sedimen mencapai lautan, penyebaran

    kemudian ditentukan oleh sifat-sifat fisik dari partikel itu sendiri khususnya oleh

    lamanya mereka tinggal melayang-layang dilapisan (kolom) air, partikel-partikel yang

    berukuran besar cenderung untuk lebih cepat tenggelam dan menetap daripada

    yang berukuran kecil. Sedimen terdiri dari bahan organik dan bahan anorganik.

    Bahan organik berasal dari hewan dan tumbuh-tumbuhan yang membusuk lalu

    tenggelam ke dasar dan bercampur dengan lumpur. Bahan anorganik umumnya

    berasal dari hasil pelapukan batuan. Sedimen hasil pelapukan batuan terbagi atas,

    kerikil, pasir, lumpur dan liat. Butiran kasar banyak dijumpai dekat pantai, sedangkan

    butiran sedimen halus banyak ditemui di perairan dalam atau perairan tenang.

    X. Fosfat

    Fosfat merupakan salah satu unsur esensial bagi metabolisme dan pembentukan

    protein, fosfat yang diserap oleh jasad hidup nabati perairan (makro maupun

    makrofita) adalah fosfat dalam bentuk orto-fosfat yang larut dalam air. Orto-fosfat

  • 8/10/2019 Lamun Adaptasi Dan Faktor Pembatas

    8/8

    dalam jumlah yang kecil, yang merupakan faktor pembatas bagi produktivitas

    perairan.

    Menurut Hutagalong dan Rozak (1997), fosfat yang terkandung dalam air laut baik

    bentuk terlarut maupun tersupsensi keduanya berada dalam bentuk anorganik dan

    organik. Bentuk senyawa anorganik terutama terdiri atas gula fosfat dan hasilnya-

    hasil oksidasi, nucleoprotein dan fosforprotein. Senyawa fosfat organik yang

    terkandung dalam air laut umumnya berbentuk ion (ortro) asam fosfat, H3PO4. Kira-

    kira 10% dari fosfat anorganik, terdapat sebagai ion PO43- dan sebagai besar kira-

    kira 90% dalam bentuk HPO42-.

    Menurut Chaniago (1994) sumber utama fosfat terlarut dalam perairan adalah hasil

    pelapukan, mineral yang mengandung fosfor serta bahan organik seperti hancuran

    tumbuh-tumbuhan. Fosfat yang terdapat dalam air laut berasal dari hasil

    dekomposisi organisme, run-off dari daratan (erosi tanah), hancuran dari bahan-

    bahan organik dan mineral fosfat serta masukan limbah domestik yang mengandung

    fosfat. Kematian biota, lamun dan mikroorganisme lainnya memberikan masukan

    kuantitas nutrient dimana fosfor organik dalam jaringannya secara cepat berubah

    menjadi fosfat melalui enzim fosfatase.