landasan dalam pengembangan kurikulim filosofis, psikologus, sosial budaya dan perkembangan iptek

20
1 MAKALAH Landasan dalam pengembangan kurikulim filosofis, psikologus, sosial budaya dan perkembangan iptek DISUSUN OLEH : PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB FAKULTAS TARBIYAH UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO 2013/2014 KATA PENGANTAR

Upload: weny-maniez

Post on 20-Jul-2015

61 views

Category:

Education


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Landasan dalam pengembangan kurikulim filosofis, psikologus, sosial budaya dan perkembangan iptek

1

MAKALAH

Landasan dalam pengembangan kurikulim filosofis, psikologus, sosial budaya dan perkembangan

iptek

D ISUSUN OLEH :

PROGRAM STUD I PEND ID IKAN BAHASA ARAB

FAKULTAS TARBIYAH

UNIVERSITAS MUHAMMAD IYAH SIDOARJO

2 013/2 014

KATA PENGANTAR

Page 2: Landasan dalam pengembangan kurikulim filosofis, psikologus, sosial budaya dan perkembangan iptek

2

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat,

Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan

makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini

dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi

pembaca dalam administrasi pendidikan dalam profesi keguruan.

Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan

pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi

makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya

miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk

memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan

makalah ini.

Sidoarjo , 11 Mei 2014

Penyusun

DAFTAR ISI

Kata pengantar ....................................................................................... i

Page 3: Landasan dalam pengembangan kurikulim filosofis, psikologus, sosial budaya dan perkembangan iptek

3

Daftar isi ................................................................................................. ii

Bab I Pendahuluan

a. Latar belakang ................................................................................ 1

b. Rumusan masalah ........................................................................... 1

Bab II Pembahasan

Landasan pengembangan kurikulum

1. Landasan filosofis ........................................................................... 3

2. Landasan psikologis ....................................................................... 6

3. Landasan sosiologis ....................................................................... 10

4. Landasan lain ................................................................................ 13

Bab III Penutup

a. Kesimpulan .................................................................................. 16

b. Saran............................................................................................. 16

Daftar pustaka .............................................................................................. 17

BAB I

PENDAHULUAN

Page 4: Landasan dalam pengembangan kurikulim filosofis, psikologus, sosial budaya dan perkembangan iptek

4

A. Latar Belakang

Kurikulum sebagai sebuah rancangan pendidikan mempunyai kedudukan yang sangat

strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya peranan

kurikulum di dalam pendidikan dan dalam perkembangan kehidupan manusia, maka

dalam penyusunan kurikulum tidak bisa dilakukan tanpa menggunakan landasan yang

kokoh dan kuat.

Landasan pengembangan kurikulum tidak hanya diperlukan bagi para penyusun

kurikulum atau kurikulum tertulis yang sering disebut juga sebagai kurikulum ideal,

akan tetapi terutama harus dipahami dan dijadikan dasar pertimbangan oleh para

pelaksana kurikulum yaitu para pengawas pendidikan dan para guru serta pihak-pihak

lain yang terkait dengan tugas-tugas pengelolaan pendidikan, sebagai bahan untuk

dijadikan instrumen dalam melakukan pembinaan terhadap implementasi kurikulum di

setiap jenjang pendidikan. Penyusunan dan pengembangan kurikulum tidak bisa

dilakukan secara sembarangan. Dibutuhkan berbagai landasan yang kuat agar mampu

dijadikan dasar pijakan dalam melakukan proses penyelenggaraan pendidikan, sehingga

dapat memfasilitasi tercapainya sasaran pendidikan dan pembelajaran secara lebih efektif

dan efisien.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas dapat penulis rumuskan permasalahan-

permasalahan dalam makalah ini antara lain :

1. Apa maksud dari landasan pengembangan kurikulum?

2. Apa landasan-landasan pengembangan kurikulum itu?

3. Jelaskan masing-masing landasan pengembangan kurikulum!

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas dapat penulis pahamai dan tentukan tujuan

dari penyusunan makalah ini secara khusus adalah :

1. Memiliki wawasan/pemahaman yang luas tentang landasan pengembangan

kurikulum.

Page 5: Landasan dalam pengembangan kurikulim filosofis, psikologus, sosial budaya dan perkembangan iptek

5

2. Mengidentifikasi beberapa landasan kurikulum yang harus dijadikan dasar pijakan

dalam mengembangkan kurikulum oleh berbagai pihak terkait, seperti para pembuat

kebijakan pendidikan, baik di tingkat pusat maupun daerah dalam melakukan

program perencanaan pendidikan maupun dalam melakukan pembinaan.

3. Mengetahui dan memahami macam-macam landasan dalam pengembangan

kurikulum.

BAB II

Page 6: Landasan dalam pengembangan kurikulim filosofis, psikologus, sosial budaya dan perkembangan iptek

6

PEMBAHASAN

LANDASAN PENGEMBANGAN KURIKULUM

Suatu bangunan kurikulum memiliki empat komponen yaitu komponen tujuan,

isi/materi, proses pembelajaran, dan komponen evaluasi, maka agar setiap komponen

bisa menjalankan fungsinya secara tepat dan bersinergi, maka perlu ditopang oleh

sejumlah landasan yaitu landasan filosofis sebagai landasan utama, masyarakat dan

kebudayaan, individu (peserta didik), dan teori-teori belajar (psikologis).

1. LANDASAN FILOSOFIS

Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum ialah pentingnya rumusan yang

didapatkan dari hasil berpikir secara mendalam, analisis, logis, sistematis dalam

merencanakan, melaksanakan, membina dan mengembangkan kurikulum baik dalam

bentuk kurikulum sebagai rencana (tertulis), terlebih kurikulum dalam bentuk

pelaksanaan di sekolah.

a) Filsafat Pendidikan

Filsafat berupaya mengkaji berbagai permasalahan yang dihadapai manusia,

termasuk masalah pendidikan. Pendidikan sebagai ilmu terapan, tentu saja memerlukan

ilmu-ilmu lain sebagai penunjang, di antaranya filsafat. Filsafat pendidikan pada

dasarnya adalah penerapan dan pemikiran-pemikiran filosofis untuk memecahkan

masalah-masalah pendidikan. Menurut Redja Mudyahardjo (1989), terdapat tiga sistem

pemikiran filsafat yang sangat besar pengaruhnya dalam pemikiran pendidikan pada

umumnya dan pendidikan di Indonesia pada khususnya, yaitu : filsafat idealisme,

realisme dan filsafat fragmatisme.

b) Filsafat dan Tujuan Pendidikan

Page 7: Landasan dalam pengembangan kurikulim filosofis, psikologus, sosial budaya dan perkembangan iptek

7

Bidang telaahan filsafat pada awalnya mempersoalkan siapa manusia itu? Kajian

terhadap persoalan ini berupaya untuk menelusuri hakikat manusia, sehingga muncul

beberapa asumsi tentang manusia. Misalnya manusia adalah makhluk religius, makhluk

sosial, makhluk yang berbudaya, dan lain sebagainya. Dari beberapa telaahan tersebut

filsafat mencoba menelaah tentang tiga pokok persoalan, yaitu hakikat benar-salah

(logika), hakikat baik-buruk (etika), dan hakikat indah-jelek (estetika). Oleh karena itu

maka ketiga pandangan tersebut sangat dibutuhkan dalam pendidikan. Terutama dalam

menentukan arah dan tujuan pendidikan. Artinya ke mana pendidikan akan dibawa,

terlebih dahulu harus ada kejelasan pandangan hidup manusia atau tentang hidup dan

eksistensinya.

Filsafat akan menentukan arah kemana peserta didik akan dibawa, filsafat

merupakan perangkat nilai-nilai yang melandasi dan membimbing ke arah pencapaian

tujuan pendidikan. Oleh karena itu, filsafat yang dianut oleh suatu bangsa atau

kelompok masyarakat tertentu atau bahkan yang dianut oleh perorangan akan sangat

mempengaruhi terhadap tujuan pendidikan yang ingin dicapai.

Tujuan pendidikan nasional di Indonesia tentu saja bersumber pada pandangan dan

cara hidup manusia Indonesia, yakni Pancasila. Hal ini berarti bahwa pendidikan di

Indonesia harus membawa peserta didik agar menjadi manusia yang berPancasila.

Dengan kata lain, landasan dan arah yang ingin diwujudkan oleh pendidikan di

Indonesia adalah yang sesuai dengan kandungan falsafah Pancasila itu sendiri.

Sebagai implikasi dari nilai-nilai filsafat Pancasila yang dianut bangsa Indonesia,

dicerminkan dalam rumusan tujuan pendidikan nasional seperti terdapat dalam UU

No.20 Tahun 2003, yaitu : Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-

Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. Pendidikan nasional berfungsi

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadimanusia yang beriman dan bertaqwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri

dan menjadi warga yang demokratis serta bertanggung jawab (Pasal 2 dan 3). Dalam

rumusan tujuan pendidikan nasional tersebut, tersurat dan tersirat nilai-nilai yang

terkandung dalam rumusan Pancasila.

Page 8: Landasan dalam pengembangan kurikulim filosofis, psikologus, sosial budaya dan perkembangan iptek

8

Melalui rumusan tujuan pendidikan nasional di atas, sudah jelas tergambar bahwa

peserta didikyang ingin dihasilkan oleh sistem pendidikan kita antara lain adalah untuk

melahirkan manusia yang beriman, bertaqwa, berilmu dan beramal dalam kondisi yang

serasi, selaras dan seimbang. Di sinilah pentingnya filsafat sebagai pandangan hidup

manusia dalam hubunganya dengan pendidikan dan pembelajaran.

c) Manfaat Filsafat Pendidikan

Filsafat pendidikan pada dasarnya adalah penerapan dari pemikiran-pemikiran

filsafat untuk memecahkan permasalahn pendidikan. Dengan demikian tentu saja bahwa

filsafat memiliki manfaat dan memberikan kontribusi yang besar terutama dalam

memberikan kajian sistematis berkenaan dengan kepentingan pendidikan. Menurut

Nasution (1982) mengidentifikasi beberapa manfaat filsafat pendidikan, yaitu:

1) Filsafat pendidikan dapat menentukan arah akan dibawa ke mana anak-anak

melalui pendidikan di sekolah? Sekolah adalah suatu lembaga yang didirikan untuk

mendidik anak-anak ke arah yang dicita-citakan oleh masyarakat, bangsa dan negara.

2) Dengan adanya tujuan pendidikan yang diwarnai oleh filsafat yang dianut, kita

mendapat hambaran yang jelas tentang hasil yang harus dicapai.

3) Filsafat dan tujuan pendidikan memberi kesatuan yang bulat kepada segala

usaha pendidikan.

4) Tujuan pendidikan memungkinkan si penduduk menilai usahanya, hingga

manakah tujuan itu tercapai.

5) Tujuan pendidikan memberikan motivasi atau dorongan bagi kegiatan-lkegiatan

pendidikan.

d) Kurikulum dan Filsafat Pendidikan

Kurikulum pada hakikatnya adalah alat untuk mencapai tujuan pendidikan, karena

tujuan pendidikan sangat dipengaruhi oleh filsafat atau pandangan hidup suatu bangsa,

maka tentu saja kurikulum yang dikembangkan juga akan mencerminkan

falsafah/pandangan hidup yang dianut oleh bangsa tersebut oleh karena itu terdapat

Page 9: Landasan dalam pengembangan kurikulim filosofis, psikologus, sosial budaya dan perkembangan iptek

9

hubungan yang sangat erat antara kurikulum pendidikan di suatu negara dengan filsafat

negara yang dianutnya. Sebagai contoh, Indonesia pada masa penjajahan Belanda,

kurikulum yang dianut pada masa itu sangat berorientasi pada kepentingan politik

Belanda. Demikian pula pada saat negara kita dijajah Jepang, maka orientasi kurikulum

berpindah yaitu disesuaikan dengan kepentingan dan sistem nilai yang dianut oleh

negara Matahari Terbit itu. Setelah Indonesia mencapai kemerdekaannya, dan secara

bulat dan utuh menggunakan pancasila sebagai dasar dan falsafah dalam berbangsa dan

bernegara, maka kurikulum pendidikan pun disesuaikan dengan nilai-nilai pancasila itu

sendiri.

Pengembangan kurikulum walaupun pada tahap awal sangat dipengaruhi oleh

filsafat dan ideologi negara, namun tidak berarti bahwa kurikulum bersifat statis,

melainkan senantiasa memerluka pengembangan, pembaharuan dan penyempurnaan

disesuaikan dengan kebutuhan dan tuntutan dan perkembangan zaman yang senantiasa

cepat berubah.

2. LANDASAN PSIKOLOGIS

Penerapan landasan psikologi dalam pengembangan kurikulum, tiada lain agar

upaya pendidikan yang dilakukan dapat menyesuaikan dari segi materi atau bahan yang

harus disampaikan, penyesuaian dari segi proses penyampaian atau pembelajarannya,

dan penyesuaian dari unsur-unsur upaya pendidikan lainnya.

a. Perkembangan Peserta Didik dan Kurikulum

Anak sejak dilahirkan sudah memperlihatkan keunikan-keunikan, seperti

pernyataan dirinya dalam bentuk tangisan atau gerakan-gerakan tertentu. Hal ini

memberikan gambaran bahwa sebenarnya sejak lahir anak telah memiliki potensi untuk

berkembang. Bagi aliran yang sangat percaya dengan kondisi tersebut sering

menganggap anak sebagai orang dewasa dalam bentuk kecil. J.J.Rousseau, seorang

ahli pendidikan bangsa Perancis, termasuk yang fanatik berpandangan seperti itu.

Dewasa dalam bentuk kecil mengandung makna bahwa anak itu belum sepenuhya

memiliki potensi yang diperlukan bagi penyesuaian diri terhadap lingkungannya, ia

Page 10: Landasan dalam pengembangan kurikulim filosofis, psikologus, sosial budaya dan perkembangan iptek

10

masih memerlukan bantuan untuk berkembang ke arah kedewasaan yang sempurna

Rousseau memberi tekanan kepada kebebasan berkembang secara mulus menjadi orang

dewasa yang diharapkan.

Pendapat lain mengatakan bahwa perkembangan anak itu adalah hasil dari

pengaruh lingkungan. Anak dianggap sebagai kertas putih, di mana orang-orang di

sekelilingnya dapat bebas menulis kertas tersebut. Pandangan ini bertentangan dengan

pandangan di atas, di mana justru aspek-aspek di luar anak/lingkungannya lebih banyak

mempengaruhi perkembangan anak menjadi individu yang dewasa. Pandangan ini

sering disebut teori Tabularasa dengan tokohnya yaitu John Locke.

Selain kedua pandangan tersebut, terdapat pandangan yang menyebutkan bahwa

perkembangan anak itu merupakan hasil perpaduan antara pembawaan dan lingkungan.

Aliran ini mengakui akan kodrat manusia yang memiliki potensi sejak lahir, namun

potensi ini akan berkembang menjadi baik dan sempurna berkat pengaruh lingkungan.

Aliran ini disebut aliran konvergensi dengan tokohnya yaitu William Stern. Pandangan

yang terakhir ini dikembangkan lagi oleh Havighurst dengan teorinya tentang tugas-

tugas perkembangan (developmental tasks). Tugas-tugas perkembangan yang dimaksud

adalah tugas yang secara nyata harus dipenuhi oleh setiap anak/individu sesuai dengan

taraf/tingkat perkembangan yang dituntut oleh lingkungannya. Apabila tugas-tugas itu

tidak terpenuhi, maka pada taraf perkembangan berikutnya anak/individu tersebut akan

mengalami masalah.

Melalui tugas-tugas ini, anak akan berkembang dengan baik dan beroperasi secara

kumulatif dari yang sederhana menuju ke arah yang lebih kompleks. Namun demikian,

objek penelitian yang dilakukan oleh Havighurst adalah anak-anak Amerika, jadi

kebenarannya masih perlu diteliti dan dikaji dengan cermat disesuaikan dengan anak-

anak Indonesia yang memiliki kondisi lingkungan yang berbeda. Pandangan tentang

anak sebagai makhluk yang unik sangat berpengaruh terhadap pengembangan

kurikulum pendidikan. Setiap anak merupakan pribadi tersendiri, memiliki perbedaan

disamping persamaannya. Implikasi dari hal tersebut terhadap pengembangan

kurikulum yaitu :

Page 11: Landasan dalam pengembangan kurikulim filosofis, psikologus, sosial budaya dan perkembangan iptek

11

1) Setiap anak diberi kesempatan untuk berkembang sesuai dengan bakat, minat

dan kebutuhannya.

2) Di samping disediakan pelajaran yang sifatnya umum (program inti) yang wajib

dipelajari setiap anak di sekolah, disediakan pula pelajaran pilihan yang sesuai dengan

minat anak.

3) Kurikulum disamping menyediakan bahan ajar yang bersifat kejuruan juga

menyediakan bahan ajar yang bersifat akademik. Bagi anak yang berbakat di bidang

akademik diberi kesempatan untuk melanjutkan studi ke jenjang pendidikan berikutnya.

4) Kurikulum memuat tujuan-tujuan yang mengandung pengetahuan, nilai/sikap,

dan keterampilan yang menggambarkan keseluruhan pribadi yang utuh lahir dan batin.

Implikasi lain dari pengetahuan tentang anak terhadap proses pembelajaran (actual

curriculum) dapat diuraikan sebagai berikut :

1) Tujuan pembelajaran yang dirumuskan secara operasional selalu berpusat

kepada perubahan tingkah laku peserta didik.

2) Bahan/materi yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan, minat dan

perhatian anak, bahan tersebut mudah diterima oleh anak.

3) Strategi belajar mengajar yang digunakan harus sesuai dengan taraf

perkembangan anak.

4) Media yang dipakai senantiasa dapat menarik perhatian dan minat anak.

5) Sistem evaluasi berpadu dalam satu kesatuan yang menyekuruh dan

berkesinambungan dari satu tahap ke tahap yang lainnya dan dijalankan secara terus

menerus.

b. Psikologi Belajar dan Kurikulum

Psikologi belajar merupakan suatu cabang bagaimana individu belajar. Belajar bisa

diartikan sebagai perubahan perilaku yang terjadi melalui pengalaman. Segala

perubahan perilaku baik yang berbentuk kognitif, afektif, maupun psikomotor dan

terjadi karena prosespengalaman dapat dikategorikan sebagai perilaku belajar.

Page 12: Landasan dalam pengembangan kurikulim filosofis, psikologus, sosial budaya dan perkembangan iptek

12

Perubahan-perubahan perilaku yang terjadi secara insting atau terjadi karena

kematangan, atau perilaku yang terjadi secara kebetulan, tidak termasuk belajar.

Mengetahui tentang psikologi/teori belajar merupakan bekal bagi para guru dalam tugas

pokoknya yaitu pembelajaran anak.

Psikologi atau teori belajar yang berkembang pada dasarnya dapat dikelompokkan

ke dalam tiga rumpun, yaitu : Teori Disiplin Mental atau Teori Daya (Faculty Theory),

Behaviorisme, dan Organismik atau kognitif Gestalt Field.

1) Menurut Teori Daya (Disiplin Mental)

Menurut teori ini, sejak kelahirannya anak/individu telah memiliki otensi-potensi

atau daya-daya tertentu (faculties) yang masing-masing memiliki fungsi tertentu, seperti

potensi/daya mengingat, daya berfikir, daya mencurahkan pendapat, daya mengamati,

daya memecahkan masalah, dan daya-daya lainnya. Daya-daya tersebut dapat dilatih

agar dapat berfungsi dengan baik. Daya-daya yang telah terlatih dapat dipindahkan

dalam pembentukan daya-daya lain. Pemindahan (transfer) ini mutlak dilakukan

melalui latihan (drill), karena itu pengertian mengajar menurut teori ini adalah melatih

peserta didik dalam daya-daya itu, cara mempelajarinya pada umumnya melalui hapalan

dan latihan.

2) Teori Behaviorisme

Rumpun teori ini mencakup tiga teori, yaitu koneksionisme atau teori asosiasi, teori

kondisioning, dan teori reinforcement (operant conditioning). Behaviorisme berangkat

dari asumsi bahwa individu tidak membawa potensi sejak lahir. Perkembangan individu

ditentukan oleh lingkungan (keluarga, sekolah, masyarakat). Teori ini tidak mengakui

sesuatu yang sifatnya mental, perkembangan anak menyangkut hal-hal nyata yang dapat

dilihat dan diamati. Teori Asosiasi adalah teori yang awal dari rumpun Behaviorisme.

Menurut teori ini kehidupan tunduk kepada hokum stimulus-respon atau aksi-reaksi.

Belajar merupakan upaya untuk membentuk hubungan stimulus-respon sebanyak-

banyaknya.

Page 13: Landasan dalam pengembangan kurikulim filosofis, psikologus, sosial budaya dan perkembangan iptek

13

3) Teori Organismik (Gestalt)

Teori ini mengacu pada pengertian bahwa keseluruhan lebih bermakna daripada

bagian-bagian, keseluruhan bukan kumpulan dari bagian-bagian. Manusia dianggap

sebagai makhluk organism yang melakukan hubungan timbale balik dengan lingkungan

secara keseluruhan, hubungan ini dijalin oleh stimulus dan respon. Menurut teori ini,

Stimulus yang hadir itu diseleksi menurut tujuannya, kemudian individu melakukan

interaksi dengannya dan seterusnya terjadi perbuatan belajar. Disini peran guru adalah

sebagai pembimbing bukan penyampai pengetahuan, siswa berperan sebagai pengelola

bahan pelajaran.

Belajar menurut teori ini bukanlah menghapal akan tetapi memecahkan masalah,

dan metoda belajar yang dipakai adalah metoda ilmiah dengan cara anak dihadapkan

pada berbagai permasalahan, merumuskan hipotesis atau praduga, mengumpulkan data

yang diperlukan untuk memecahkan masalah, menguji hipotesis yang telah dirumuskan,

dan pada akhirnya para siswa dibimbing untuk menarik kesimpulan-kesimpulan. Teori

ini banyak mempengaruhi praktek pengajaran di sekolah karena memiliki prinsip

sebagai berikut :

1. Belajar berdasarkan keseluruhan

2. Belajar adalah pembentukan kepribadian

3. Belajar berkat pemahaman

4. Belajar berdasarkan Pengalaman

5. Belajar adalah suatu proses perkembangan

6. Belajar adalah proses berkelanjutan

3. LANDASAN SOSIOLOGIS

Landasan sosiologis menyangkut kekuatan-kekuatan sosial di masyarakat.

Kekuatan-kekuatan itu berkembang dan selalu berubah-ubah sesuai dengan

perkembangan zaman. Kekuatan itu dapat berupa kekuatan yang nyata maupun yang

potensial, yang berpengaruh dalam perkembangan kebudayaan seirama dengan

dinamika masyarakat.

Page 14: Landasan dalam pengembangan kurikulim filosofis, psikologus, sosial budaya dan perkembangan iptek

14

a. Perkembangan Peserta Didik dan Kurikulum

Faktor kebudayaan merupakan bagian yang penting dalam pengembangan

kurikulum dengan pertimbangan :

1) Individu lahir tak berbudaya, baik dalam hal kebiasaan, cita-cita, sikap,

pengetahuan, keterampilan, dan lain sebagainya.

2) Kurikulum dalam suatu masyarakat pada dasarnya merupakan refleksi dari cara

orang berpikir, berasa, bercita-cita, atau kebiasaan-kebiasaan.

3) Seluruh nilai yang telah disepakati masyarakat dapat pula disebut kebudayaan.

Kebudayaan adalah hasil dari cipta, rasa, karsa manusia yang diwujudkan dalam tiga

gejala, yaitu:

1. Ide, konsep, gagasan, nilai, norma, peraturan, dan lain-lain.

2. Kegiatan, yaitu tindakan berpola dari manusia dalam bermasyarakat.

3. Benda hasil karya manusia.

b. Masyarakat dan Kurikulum

Mayarakat adalah suatu kelompok individu yang diorganisasikan mereka sendiri ke

dalam kelompok-kelompok berbeda. Kebudayaan hendaknya dibedakan dengan istilah

masyarakat yang mempunyai arti suatu kelompok individu yang terorganisir yang

berpikir tentang dirinya sebagai suatu yang berbeda dengan kelompok atau masyarakat

lainnya. Tiap masyarakat mempunyai kebudayaan sendiri-sendiri, dengan demikian

yang membedakan masyarakat yang satu dengan masyarakat lainnya adalah

kebudayaan. Hal ini mempunyai implikasi bahwa apa yang menjadi keyakinan

pemikiran seseorang, reaksi terhadap perangsang sangat tergantung kepada kebudayaan

di mana ia dibesarkan..

Perubahan sosial budaya dalam suatu masyarakat akan mengubah pula kebutuhan

masyarakat. Kebutuhan masyarakat juga dipenuhi oleh kondisi dari masyarakat itu

sendiri. Adanya perbedaan antara masyarakat satu dengan masyarakat lainnya sebagian

besar disebabkan oleh kualitas individu-individu yang menjadi anggota masyarakat

tersebut. Di sisi lain kebutuhan masyarakat pada umumnya juga berpengaruh terhadap

Page 15: Landasan dalam pengembangan kurikulim filosofis, psikologus, sosial budaya dan perkembangan iptek

15

individu-individu sebagai sebagai anggota masyarakat. Oleh karena itu, pengembangan

kurikulum yang hanya berdasarkan pada keterampilan dasar saja tidak akan dapat

memenuhi kebutuhan masyarakat modern yang bersifat teknologis dan mengglobal.

Pengembangan kurikulum juga harus ditekankan pada pengembangan individu

yang mencakup keterkaitannya dengan lingkungan sosial setempat. Lingkungan sosial

budaya merupakan sumber daya yang mencakup kebudayaan, ilmu pengetahuan dan

teknologi. Berdasarkan uraian di atas, sangatlah penting memperhatikan faktor

kebutuhan masyarakat dalam pengembangan kurikulum. Perkembangan masyarakat

menuntut tersedianya proses pendidikan yang relevan. Untuk terciptanya proses

pendidikan yang sesuai dengan perkembangan masyarakat maka diperlukan rancangan

berupa kurikulum yang landasan pengembangannya memperhatikan faktor

perkembangan masyarakat.

a. Selanjutnya yang perlu diperhatikan dari aspek sosial budaya adalah :

Perubahan pola hidup, yaitu terjadinya perubahan dari masyarakat agraris tradisional

menuju kehidupan industri modern.Perubahan tersebut dapat dilihat dalam beberapa

aspek :

a. Pola kerja, pada masyarakat agraris cenderung teratur berlangsung siang hari, dari

pagi hingga sore, tetapi tidak demikian pada masyarakat indutri, mereka cenderung

tidak teratur, dan memiliki waktu kerja yang lebih panjang.

b. Pola hidup yang sangat bergantung pada hasil teknologi, pada masyarakat industry

ketergantungan pada hasil teknologi lebih tinggi, bahwa dalam kehidupannya menjadi

suatu yang harus dipenuhi, daripada masyarakat petani yang agraris tradisional

c. Pola hidup dalam system perekonomian baru, yaitu bahwa pertumbuhan ekonomi,

ditandai dengan penggunaan produk perbankan dengan sistim baru, munculnya pasar

modern yang semakin menggeser pasar tradisional, tidak hanya membawa dampak

positif saja tetapi terkadang pengaruh negative terhadap pola hidup masyarakat.

Tiga hal tersebut merupakan hal-hal yang perlu diperhatikan ketika akan menyusun

kurikulum, sehingga dapat ditentukan muatan atau materi untuk bekal menghadapi

kondisi tersebut.

Page 16: Landasan dalam pengembangan kurikulim filosofis, psikologus, sosial budaya dan perkembangan iptek

16

b. Perubahan kehidupan politik, yaitu perubahan politik yang diakibatkan era globalisasi,

perubahan yang terjadi baik dalam wilayah nasional maupun internasional. Sebagai

contoh di Indonesia, dengan era reformasinya, maka semua aspek berubah, tidak

terkecuali pendidikan. Pendidikan harus diarahkan untuk menciptakan manusia yang

kritis dan demokratis. Karena itu perubahan kea rah transparansi harus ditangkap oleh

para pengembang kurikulum. Kehidupan demokratis harus menjiwai kurikulum. Hal ini

yang mendasari munculnya produk hukum yang memberikan kewenangan daerah untuk

mengurusi rumah tangganya termasuk dalam bidang pendidikan. Sinyal yang harus

ditangkap para pengembang kurikulum di daerah, untuk memberdayakan pendidikan

sebagai pembentuk generasi yang handal sesuai dengan nilai dan kebutuhan masyarakat

local, nasional, maupun global. Berkaitan dengan sosial budaya ini yang harus

dilakukan oleh para pengembang sebelum menyusun kurikulum adalah :

a. Mempelajari dan memahami kebutuhan masyarakat seperti yang

dirumuskan dalam peraturan perundangan.

b. Menganalisis budaya masyarakat tempat sekolah/madrasah

berada

c. Menganalisis kekuatan serta potensi daerah

d. Menganalisis syarat dan tuntutan tenaga kerja

e. Menginterpretasi kebutuhan individu dalam kerangka kepentingan masyarakat.

4. LANDASAN LAIN

Landasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)

Pendidikan merupakan usaha menyiapkan subjek didik (siswa) menghadapi

lingkungan hidup yang mengalami perubahan yang semakin pesat. Pendidikan adalah

usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran

dan atau latihan bagi perannya di masa yang akan datang. Teknologi adalah aplikasi dari

ilmu pengetahuan ilmiah dan ilmu-ilmu lainnya untuk memecahkan masalah-masalah

praktis. Ilmu dan teknologi tak dapat dipisahkan. Ilmu pengetahuan dan teknologi

berkembang teramat pesat seiring lajunya perkembangan masyarakat.

Page 17: Landasan dalam pengembangan kurikulim filosofis, psikologus, sosial budaya dan perkembangan iptek

17

Untuk mencapai tujuan dan kemampuan- kemampuan tersebut, maka ada hal-hal

yang dijadikan sebagai dasar, yakni:

1) Pembangunan IPTEK harus berada dalam keseimbangan yang dinamis dan

efektif dengan pembinaan sumber daya manusia, pengembangan sarana dan prasarana

iptek, pelaksanaan dan penelitian dan pengembangan serta rekayasa dan produksi

barang dan jasa.

2) Pembangunan IPTEK tertuju pada peningkatan kualitas, yakni untuk

meningkatkan kualitas kesejahteraan dan kehidupan bangsa.

3) Pembangunan IPTEK harus selaras (relevan) dengan nilai-nilai agama, nilai

luhur budaya bangsa, kondisi sosial budaya, dan lingkungan hidup.

4) Pembangunan IPTEK harus berpijak pada upaya peningkatan produktivitas,

efesiensi dan efektivitas penelitian dan pengembangan yang lebih tinggi.

5) Pembangunan IPTEK berdasarkan pada asas pemanfaatannya yang

memberikan nilai tambah dan memberikan pemecahan masalah konkret dalam

pembangunan.

Penguasaan, pemanfaatan, dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

dilaksanakan oleh berbagai pihak, yakni:

1) Pemerintah, yang mengembangkan dan memanfaatkan IPTEK untuk

menunjang pembangunan dalam segala bidang.

2) Masyarakat, yang memanfaatkan IPTEK itu pengembangan masyarakat dan

mengembangakannya secara swadaya.

3) Akademisi terutama di lingkungan perguruan tinggi, mengembangkan IPTEK

untuk disumbangkan kepada pembangunan.

4) Pengusaha, untuk meningkatkan produktivitas

Mengingat pendidikan merupakan upaya menyiapkan siswa menghadapi masa

depan dan perubahan masyarakat yang semakin pesat termasuk di dalamnya perubahan

Page 18: Landasan dalam pengembangan kurikulim filosofis, psikologus, sosial budaya dan perkembangan iptek

18

ilmu pengetahuan dan teknologi, maka pengembangan kurikulum haruslah berlandaskan

ilmu pengetahuan dan teknologi.

Landasan Historis

Landasan Historis berkaitan dengan formulasi program-program sekolah pada

waktu lampau yang masih hidup sampai sekarang, atau yang pengaruhnya masih besar

pada kurikulum saat ini (Johnson, 1968). Oleh karena kurikulum selalu perlu

disesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhan dan perkembangan zaman, maka

perkembangan kurikulum pada suatu saat tertentu diadakan untuk memenuhi tuntutan

dan perkembangan pada waktu tertentu.

Kurikulum yang dikembangkan pada saat ini, perlu mempertimbangkan apa yang

telah dilakukan dan apa yang telah kita capai melalui kurikulum sebelumnya. Begitu

pula selanjutnya, kita perlu mempertimbangkan kurikulum yang yang ada sekarang

waktu mengembangkan kurikulum di masa depan, karena apa yang telah kita lakukan

sekarang akan berpengaruh terhadap kurikulum yang akan dikembangkan di masa

depan.

Landasan Yuridis

Kurikulum pada dasaranya adalah produk yuridis yang ditetapkan melalui

keputusan menteri Pendidikan Nasional RI. Sebagai pengejawantahan dari kebijakan

pendidikan yang ditetapkan oleh lembaga legislatif yang mestinya mendasarkan pada

konstitusi/UUD. Dengan demikian landasan yuridis pengembangan kurikulum di NKRI

ini adalah UUD 1945 (pembukaan alinia IV dan pasal 31), peraturan-peraturan

perundangan seperti: UU tentang pendidikan (UU No.20 Tahun 2003), UU Otonomi

Daerah, Surat Keputusan dari Menteri Pendidikan, Surat Keputusan dari Dirjen Dikti,

peraturan-peraturan daerah dan sebagainya.

Page 19: Landasan dalam pengembangan kurikulim filosofis, psikologus, sosial budaya dan perkembangan iptek

19

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Kurikulum baik pada tahap kurikulum sebagai ide, rencana, pengalaman maupun

kurikulum sebagai hasil dalam pengembangannya harus mengacu atau menggunakan

landasan yang kuat dan kokoh, agar kurikulum tersebut dapat berfungsi serta berperan sesuai

dengan tuntutan pendidikan yang ingin dihasilkan seperti tercantum dalam rumusan tujuan

pendidikan nasional yang telah digariskan dalam UU No.20 Tahun 2003.

Page 20: Landasan dalam pengembangan kurikulim filosofis, psikologus, sosial budaya dan perkembangan iptek

20

DAFTAR PUSTAKA

Ansyar, Mohammad dan Nurtei. 1993. Pengembangan dan Inovasi Kurikulum.

Bandung : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan & Dirjen Dikti.

Karyadi, Benny dan Ibrahim. 1996. Pengembangan Inovasi dan Kurikulum Modul

1 – 6. Jakarta : Universitas Terbuka, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Sudjana, Nana. 1996. Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah.

Bandung : Sinar Baru Algerindo.

Tim Pengembangan MKDP Kurikulum dan Pembelajaran Jurusan Kurikulum dan

Teknologi Pendidikan. 1996. Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung : Universitas

Pendidikan Indonesia.

Undang-Undang Republik Indonesia No.XX Tahun 2003 mengenai Sistem

Pendidikan Nasional.

http://kurtek.upi.edu/kurpem/2-landasan.htm

http://www.uny.ac.id/akademik/sharefile/files/12052008141540_KURIKULUM.p

pt

http://pustaka.ut.ac.id/puslata/online.php?menu=bmpshort_detail2&ID=424

http://www.elearning-jogja.org/file.php/14/BAB_III.doc