landasan teori program pembangunan nasional akan …

40
BAB II LANDASAN TEORI 1. PENDAHULUAN Program pembangunan nasional akan memasuki era industrialisasi yang ditandai dengan makin meningkatnya pertumbuhan industri yang mempergunakan proses dan teknologi yang makin canggih, termasuk di dalamnya industri konstruksi. Sehingga perlu diimbangi dengan peningkatan kualitas tenaga kerja serta penerapan upaya keselamatan kerja yang baik dan benar. Dalam pidato sambutannya pada pembukaan Konvensi Nasional K3 tahun 1995 mantan presiden Soeharto mengatakan bahwa sumber daya manusia yang berkualitas mutlak diperlukan untuk mempercepat proses industrialisasi. Oleh karena itu keselamatan kerja dan kesehatan tenaga kerja harus dilindungi agar supaya proses produksi dapat berjalan tanpa mengalami gangguan dan kecelakaan kerja.. Partisipasi pengusaha konstruksi dalam melaksanakan keselamatan kerja di tempat kerjanya perlu didorong atas dasar kesadaran yang tinggi terhadap manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan K3. Dorongan dan motivasi kepada perusahaan konstruksi berupa penghargaan kepada manajemen

Upload: others

Post on 19-Oct-2021

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LANDASAN TEORI Program pembangunan nasional akan …

BAB II

LANDASAN TEORI

1. PENDAHULUAN

Program pembangunan nasional akan memasuki era industrialisasi

yang ditandai dengan makin meningkatnya pertumbuhan industri yang

mempergunakan proses dan teknologi yang makin canggih, termasuk di

dalamnya industri konstruksi. Sehingga perlu diimbangi dengan peningkatan

kualitas tenaga kerja serta penerapan upaya keselamatan kerja yang baik dan

benar.

Dalam pidato sambutannya pada pembukaan Konvensi Nasional K3

tahun 1995 mantan presiden Soeharto mengatakan bahwa sumber daya

manusia yang berkualitas mutlak diperlukan untuk mempercepat proses

industrialisasi. Oleh karena itu keselamatan kerja dan kesehatan tenaga kerja

harus dilindungi agar supaya proses produksi dapat berjalan tanpa mengalami

gangguan dan kecelakaan kerja..

Partisipasi pengusaha konstruksi dalam melaksanakan keselamatan

kerja di tempat kerjanya perlu didorong atas dasar kesadaran yang tinggi

terhadap manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan K3. Dorongan dan motivasi

kepada perusahaan konstruksi berupa penghargaan kepada manajemen

Page 2: LANDASAN TEORI Program pembangunan nasional akan …

perusahaan yang telah berhasil dalam melaksanakan program K3 sehingga

angka kecelakaan kerja nihil pada kurun waktu tertentu dapat tercapai.

Industri konstruksi merupakan bidang usaha yang memiliki resiko

potensi bahaya kecelakaan kerja yang tinggi dan terutama pada konstruksi

bangunan tinggi. Hal ini disebabkan karena karakteristik industri konstruksi

yang unik dan kompleks, yaitu lokasi kerjanya berada di tempat terbuka dan

dipengaruhi cuaca yang dapat mempengaruhi kondisi fisik para pekerja secara

langsung, pekerjaan yang bersifat dinamis, jangka waktu pekerjaan yang

terbatas, pendidikan pekerja yang kurang memadai, dan pekerjaan lebih banyak

bersifat fisik yang melelahkan (Suradji, 1995).

Kecelakaan kerja dapat dicegah dengan cara mengatasi semua faktor-

faktor penyebab kecelakaan kerja yang ada. Hal ini sesuai dengan teori

Multiple Causation (Ridley, 1986).

Penyebabkecelakaan a

Penyebabkecelakaan b

Penyebabkecelakaan c

Kecelakaan kerja

Gambar 2. Teori Multiple Causation

Dari gambar 2 terlihat ada beberapa faktor penyebab dari kecelakaan

kerja. Faktor penyebab kecelakaan kerja dalam proyek konstruksi bangunan

tinggi yang paling berpengaruh yaitu faktor manusia, faktor lingkungan dan

alat kerja serta faktor peralatan keselamatan kerja (DeReamer, 1980). Dengan

mengatasi ketiga faktor tersebut diharapkan jumlah angka kecelakaan kerja

Page 3: LANDASAN TEORI Program pembangunan nasional akan …

dapat ditekan seminimal mungkin dan pada akhirnya jumlah angka kecelakaan

kerja nihil dapat tercapai.

Manajemen keselamatan kerja berfungsi untuk mengontrol faktor-

faktor penyebab kecelakaan kerja, melalui program keselamatan kerja {safety

program). Manajemen diartikan sebagai suatu kemampuan untuk melakukan

suatu pekerjaan melalui orang lain dan dituntut kemauan dari para pelaksana

proyek konstruksi untuk melaksanakan program keselamatan kerja {safety

program) tersebut dengan baik (Rakhidin, 1995). Tujuan utama dari program

keselamatan kerja {safety program) adalah untuk menyediakan tempat dan

kondisi kerja yang aman bagi seluruh pekerja di lokasi proyek konstruksi dan

seluruh aktivitas kerjanya (Hinze, 1997).

2. PROGRAM KECELAKAAN KERJA NIHIL PADA PROYEK

KONSTRUKSI BANGUNAN TINGGI

2.1. Definisi Program Kecelakaan Kerja Nihil

Yang dimaksud dengan kecelakaan kerja dalam Program

Kecelakaan Kerja Nihil adalah kecelakaan kerja yang menyebabkan

seorang pekerja atau lebih mengalami gangguan akibat kerja, sehingga

tidak dapat melaksanakan/melanjutkan pekerjaannya dalam waktu lebih

dari 2 hari kerja. (Ketentuan Depnaker RI sebagai kriteria dalam

menentukan pemberian Penghargaan Kecelakaan Kerja Nihil).

Penghargaan Kecelakaan Kerja Nihil pada proyek konstruksi

adalah tanda penghargaan K3 yang diberikan pemerintah kepada

Page 4: LANDASAN TEORI Program pembangunan nasional akan …

manajemen perusahaan konstruksi yang telah berhasil dalam

melaksanakan program K3 yang dapat mencapai angka kecelakaan kerja

nihil. Penghargaan kecelakaan kerja nihil diberikan dalam bentuk piagam

dan plakat yang ditetapkan melalui Surat Keputusan Menteri Tenaga

Kerja. Penghargaan kecelakaan kerja nihil diberikan kepada perusahaan

kontraktor konstruksi bangunan tinggi dengan ketentuan sebagai berikut

(Ketentuan Depnaker RI sebagai kriteria dalam menentukan pemberian

Penghargaan Kecelakaan Kerja Nihil):

a. Bagi perusahaan konstruksi besar, dengan jumlah tenaga kerja lebih

dari 1000 orang, tidak terjadi kecelakaan kerja berturut-turut selama 3

tahun kerja atau telah mencapai 6 juta jam kerja.

b. Bagi perusahaan konstruksi menengah, dengan jumlah tenaga kerja

501 orang sampai dengan 1000 orang, tidak terjadi kecelakaan kerja

berturut-turut selama 3 tahun kerja atau telah mencapai 3 juta jam

kerja.

c. Bagi perusahaan konstruksi sedang, dengan jumlah tenaga kerja 101

orang sampai dengan 500 orang, tidak terjadi kecelakaan kerja

berturut-turut selama 3 tahun kerja atau telah mencapai 600.000 jam

kerja.

d. Bagi perusahaan konstruksi kecil, dengan jumlah tenaga kerja 25

orang sampai dengan 100 orang, tidak terjadi kecelakaan kerja

berturut-turut selama 3 tahun kerja atau telah mencapai 150.000 jam

kerja.

Page 5: LANDASAN TEORI Program pembangunan nasional akan …

2.2. Pentingnya Program Kecelakaan Kerja Nihil

Program Kecelakaan Kerja Nihil juga mempunyai fungsi

strategis dalam mencegah akibat-akibat yang tidak diinginkan dalam

pelaksanaan pembangunan. Selain itxi yang paling penting yaitu

berpengaruh pada penurunan nama baik dan citra/kredibilitas perusahaan.

Kecelakaan kerja dapat menimbulkan kerugian baik bagi tenaga

kerja, pengusaha, pemerintah dan masyarakat, yang dapat berupa korban

jiwa manusia, kerusakan harta benda dan lingkungan serta hilangnya

kesempatan kerja dan berusaha, karena itu perlu dilakukan upaya untuk

mencegah dan mengurangi terjadinya kecelakaan kerja secara maksimal.

Melalui kampanye nasional keselamatan dan kesehatan kerja, pemerintah

berusaha memberikan motivasi dan dorongan untuk meningkatkan

kesadaran pengusaha dan tenaga kerja dalam melaksanakan keselamatan

dan kesehatan kerja di tempat kerjanya masing-masing.

Dengan tidak adanya kerugian akibat kecelakaan kerja berarti

akan tercapai efisiensi dan produktivitas perusahaan yang akan

membawa keuntungan bagi tenaga kerja dan perusahaan.

2.3. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Kampanye Nasional Keselamatan dan Kesehatan kerja atau K3

dicanangkan oleh pemerintah sejak 12 Januari 1984. Dengan K3

diharapkan penanganan tentang keselamatan dan kesehatan tenaga kerja

dapat lebih tercapai. Oleh karena itu kesadaran pengusaha dan tenaga

kerja dalam melaksanakan K3 akan sangat membantu dalam mencegah

Page 6: LANDASAN TEORI Program pembangunan nasional akan …

10

dan mengurangi terjadinya kecelakaan kerja termasuk kebakaran,

peledakan, dan penyakit akibat kerja. Peningkatan pelaksanaan K3 di

tempat kerja diharapkan dapat membantu tercapainya efisiensi dan

produktivitas kerja yang sangat penting artinya bagi masyarakat yang

sedang membangun menuju era globalisasi.

Defmisi dari Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah

upaya perlindungan dari pemerintah yang ditujukan agar tenaga kerja dan

orang lainnya ditempat kerja/perusahaan selalu berada dalam keadaan

selamat dan sehat, serta agar setiap sumber produksi digunakan secara

aman dan efisien. Tujuan K3 adalah mewujudkan masyarakat dan

lingkungan kerja yang aman, sehat, sejahtera sehingga akan tercapai:

a. Suasana dan lingkungan kerja yang aman, sehat dan nyaman.

b. Tenaga kerja yang sehat fisik, mental, sosial dan bebas kecelakaan.

c. Peningkatan produktivitas dan efisiensi perusahaan.

d. Peningkatan kesejahteraan masyarakat tenaga kerja.

Untuk menjamin pelaksanaan K3 pada proyek konstruksi

bangunan tinggi, maka pemerintah mendasarkan dan mengeluarkan

undang-undang dan peraturan yang mewajibkan para kontraktor untuk

menyediakan lapangan kerja yang memenuhi syarat keselamatan dan

kesehatan kerja bagi para pekerja di lokasi proyeknya (Lampiran 2).

Selain undang-undang dan peraturan tersebut syarat lain demi

berhasilnya upaya pelaksanaan K3 pada proyek konstruksi bangunan

Page 7: LANDASAN TEORI Program pembangunan nasional akan …

11

tinggi adalah adanya dukungan dan komitmen dari eksekutif puncak

beserta manajer yang berada di bawahnya. Peran manajer tersebut sangat

penting, karena wewenangnya untuk mengkoordinir dan mengawasi

seluruh kegiatan yang ada di bawahnya. Ini memberi tanda kepada para

pekerja bahwa pihak manajemen betul-betul menaruh perhatian terhadap

masalah K3. Salah satu tugas utama manajemen perusahaan dalam upaya

pelaksanaan K3 ini adalah menyediakan dan memelihara lingkungan

kerja yang akomodatif untuk pelaksanaan K3, kondisi kerja, imbalan,

peraturan-peraturan, hubungan antara manusia dan pengakuan terhadap

prestasi kerja (Keputusan Menteri Tenaga Kerja, 1984).

Upaya penerapan keselamatan dan kesehatan kerja di lokasi

kerja adalah dengan meningkatkan program kampanye menjadi Gerakan

Nasional Membudayakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang

pelaksanaannya menjadi tanggung-jawab semua pihak yang terkait.

2.4. Gerakan Nasional K3

Tujuan dari Gerakan Nasional K3 adalah meningkatkan

kesadaran, pemahaman penerapan nilai-nilai K3 dalam bekerja dalam

kehidupan sehari-hari untuk membudayakan norma sehat serta selamat

serta bahagia dalam bekerja. Sasaran yang ingin dicapai dalam Gerakan

Nasional K3 adalah (Keputusan Menteri Tenaga kerja, No.

13/MEN/1984):

Page 8: LANDASAN TEORI Program pembangunan nasional akan …

12

a. Untuk masyarakat umum

Sasaran yang ingin dicapai adalah menambah pengetahuan,

pengertian, kesadaran dan kepedulian masyarakat Indonesia baik di

dalam atau di luar tempat kerja, bahwa Keselamatan dan Kesehatan

Kerja merupakan suatu kebutuhan yang hams dipenuhi untuk

mencapai taraf kehidupan yang lebih baik sebagai salah satu ciri

masyarakat yang maju.

b. Untuk masyarakat khusus

Sasaran yang ingin dicapai masyarakat khusus adalah

bertumbuh dan berkembangnya rasa tanggung jawab dan komitmen

para penentu kebijaksanaan, para manajer dan karyawan di

perusahaan, agar dengan sadar menerapkan semua ketentuan

keselamatan dan kesehatan kerja guna mewujudkan lingkungan kerja

yang aman, nyaman, sehat dan manusiawi. Para manajer perusahaan

melaksanakan semua tugas yang dilimpahkan oleh penentu

kebijaksanaan perusahaan kepadanya dengan selalu mengutamakan

Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Tenaga kerja mempunyai

komitmen melaksanakan semua ketentuan K3 yang ditetapkan oleh

para manajer dengan sikap patuh dan bertanggung-jawab.

Program umum dalam pelaksanaan gerakan nasional K3 adalah :

a. Program penerangan dan penyuluhan K3.

b. Program penerapan peraturan perundang-undangan tentang K3.

c. Program monitoring, evaluasi dan pengawasan K3.

Page 9: LANDASAN TEORI Program pembangunan nasional akan …

13

Untuk lebih memberikan motivasi kepada perusahaan dalam

melaksanakan gerakan nasional K3, maka perlu diberikan penghargaan

kepada manajemen perusahaan yang telah berhasil dalam melaksanakan

program K3 yaitu mencapai angka kecelakaan kerja nihil pada kurun

waktu tertentu.

2.5. Pencegahan Kecelakaan Kerja Bidang Konstruksi Di Amerika Serikat

(OSHA)

Sejalan dengan perkembangan industri, maka pemerintah

Amerika Serikat semakin memperhatikan kesejahteraan para pekerjanya,

demikian juga mengenai keselamatan mereka. Hal ini ditandai dengan

dikeluarkannya peraturan yang terus disempumakan untuk memberikan

perlindungan kepada para pekerja terhadap kecelakaan kerja di semua

sektor industri baik itu darat, laut dan udara, sehingga para pekerja dapat

melaksanakan pekerjaan mereka dengan perasaan aman tanpa harus

merasa cemas mengalami kerugian besar akibat kecelakaan kerja yang

mungkin akan menimpa mereka.

Untuk menciptakan suasana kerja yang lebih aman bagi para

pekerja Amerika Serikat, maka pada 29 Desember 1970 kongres

mengeluarkan Occupational Safety and Health Act (OSH Act) atau yang

biasa disebut juga Williams-Steiger Act. Ketika OSH Act dikeluarkan,

dibentuk pula tiga badan yang berbeda yang menangani masalah

keselamatan kerja ini, yaitu Occupational Safety and Health

Administration (OSHA), National Institute for Occupational Safety and

Page 10: LANDASAN TEORI Program pembangunan nasional akan …

14

Health (NIOSH), dan Occupational Safety and Health Review

Commission (OSHRC). Dari ketiganya, OSHA adalah yang paling

berpengaruh. OSHA bertanggung-jawab untuk mengumumkan peraturan

baru dan untuk mengawasi pelaksanaan peraturan tersebut di tempat

kerja. Pelaksanaan peraturan-peraturan OSH Act di tempat kerja

diterapkan dengan melakukan pengawasan di tempat kerja yang

dilakukan oleh pegawai pelaksana OSHA. OSHA juga berhubungan

dengan masalah pengumpulan data statistik pekerja yang mengalami luka

dan sakit yang diakibatkan oleh kondisi kerja, dimana data tersebut

selanjutnya dapat dianalisa untuk membantu mengidentifikasikan

sumber-sumber penyebab kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja

untuk kemudian dicari langkah-langkah penanganannya.

Secara keseluruhan peraturan-peraturan OSHA berupa

bimbingan langsung untuk menciptakan suasana dan kondisi kerja yang

aman terhadap pekerja. Walaupun ada juga peraturan yang mengatur

mengenai tanggung-jawab pihak manajemen untuk menciptakan suasana

dan lingkungan kerja yang aman dan pelatihan pekerja.

Sedangkan NIOSH, merupakan bagian yang menangani masalah

penelitian, diantaranya melakukan berbagai penelitian tentang masalah

kesehatan dan keselamatan kerja, menyediakan bantuan teknis kepada

OSHA, dan memberikan rekomendasi kepada OSHA mengenai peraturan

baru tentang kesehatan dan keselamatan kerja. Disamping itu NIOSH

juga berhubungan dengan beberapa kegiatan pelatihan pekerja. Tetapi

Page 11: LANDASAN TEORI Program pembangunan nasional akan …

15

NIOSH lebih cenderung menekankan terhadap masalah-masalah yang

membahayakan kesehatan, seperti penanganan material berbahaya, dan

lain sebagainya.

OSHRC merupakan bagian yang menangani masalah yuridis,

yang meliputi penyelesaian sanggahan ketidakpuasan dan pihak-pihak

tertentu terhadap peraturan yang diberikan OSHA, pelanggaran-

pelanggaran, dan besarnya denda yang diberikan kepada para pelanggar.

Di dalam OSH Act pemberi kerja wajib menyediakan tempat

kerja, suasana kerja yang aman dan baik bagi para pekerjanya. Pemberi

kerja juga berkewajiban menginformasikan mengenai standart-standart

OSHA terhadap para pekerjanya. Mengenai material-material dan

pekerjaan yang berbahaya, pemberi kerja wajib memberitahukan kepada

para pekerja mengenai bahaya tersebut dan cara menanganinya.

Gambaran singkat mengenai bentuk pelanggaran dan dendanya

menurut OSHA terlihat dalam tabel 1. (Hinze, 1997). Disamping denda

juga memungkinkan dikenakannya hukuman kurungan.

Serius

Disengaja

Berulang

Kegagalan

Menyebabk

Sampai dengan $ 7,000

$ 5,000 sampai dengan $ 7,000

Sampai dengan $ 70,000

Sampai dengan $ 7,000 per-hari

Sampai dengan $ 10,000 dan atau

Tabel 1. Denda terhadap beberapa macam pelanggaran berdasarkan OSHA

Page 12: LANDASAN TEORI Program pembangunan nasional akan …

16

Disamping itu pemerintah juga memberikan bantuan konsultasi

kepada para pelaksana di lokasi kerja dalam melaksanakan OSH Act.

Konsultasi ini bisa berupa permintaan saran atau pendapat agar

perusahaan dapat melaksanakan program keselamatan kerja dengan baik

dan dapat melaksanakan pekerjaannya tanpa menimbulkan resiko

kecelakaan kerja. Para konsultan pemerintah tersebut juga dapat

membantu mengidentifikasi dan memperbaiki hal-hal yang

membahayakan dalam proses kerja. Mereka juga menawarkan bantuan

pelatihan dan pendidikan pekerja kepada para kontraktor. Bantuan

konsultasi ini tersedia tanpa dipungut bayaraii.

Khusus untuk industn konstruksi, OSHA membuat Safety and

Health Regulations for Construction, Part 1926 (lampiran 3).

3. PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN TINGGI

3.1. Jenis Pekerjaan Pada Proyek Konstruksi Bangunan Tinggi

Berdasarkan jenis pekerjaannya, tahapan pada proyek konstruksi

bangunan tinggi yang paling sering menimbulkan terjadinya kecelakaan

kerja secara garis besar terdiri dari (Illingworth, 1993):

a. Pekerjaan persiapan :

• Penataan site.

Jenis kecelakaan kerja yang paling sering terjadi pada jenis

pekerjaan ini diantaranya terbentur kendaraan proyek atau alat

Page 13: LANDASAN TEORI Program pembangunan nasional akan …

17

berat, terjepit mesin di alat kerja, dan lain sebagainya. Penataan site

akan menentukan kelancaran tahapan pekerjaan selanjutnya, karena

pada tahapan ini penataan seluruh perlengkapan proyek konstruksi

termasuk bahan/material dan peralatan kerja seperti tower crane

direncanakan pada awalnya.

b. Struktur bangunan bawah :

• Pekerjaan galian.

• Pondasi.

• Tiang pancang.

• Pembuatan basement.

Jenis kecelakaan kerja yang paling sering terjadi pada jenis

pekerjaan ini diantaranya runtuhnya dinding galian yang

mengakibatkan pekerja di dalamnya tertimbun tanah, gas beracun

yang keluar dari dalam tanah, tertusuk benda tajam, kejatuhan

benda dan lain sebagainya.

c. Struktur bangunan atas :

• Pekerjaan beton.

- Pekerjaan kolom, balok dan plat : pembuatan bekisting,

penulangan dan pengecoran.

• Pekerjaan baja:

- Pekerjaan kolom, balok dan pekerjaan struktur atap.

d. Pekerjaan non-struktur:

• Pembuatan dinding/partisi.

Page 14: LANDASAN TEORI Program pembangunan nasional akan …

18

• Pekerjaan atap.

• Finishing.

Jenis kecelakaan kerja yang paling sering terjadi pada jenis

pekerjaan ini diantaranya runtuhnya scaffolding, kejatuhan benda,

tertusuk benda tajam, tersengat listrik dan lain sebagainya.

3.2. Jenis Kecelakaan Kerja Pada Proyek Konstruksi Bangunan Tinggi

Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang tidak

direncanakan, tidak terkontrol dan tidak disukai. Dimana keadaan

tersebut dapat mengganggu fungsi-fungsi normal seseorang atau

sekelompok orang dalam bekerja yang mengakibatkan cedera atau

hampir cedera, kerusakan harta benda, gangguan lingkungan atau

kombinasinya (DeReamer, 1980).

Dalam skripsi ini yang dimaksud dengan kecelakaan kerja

adalah kecelakaan yang terjadi di tempat kerja/proyek konstruksi

bangunan tinggi dimana tenaga kerja bekerja. Sedangkan tempat kerja

ialah semua ruangan, lapangan, halaman, dan sefcelilingnya yang

merupakan bagian atau yang berhubungan dengan tempat kerja tersebut.

Jenis-jenis kecelakaan kerja pada konstruksi bangunan tinggi

dikategorikan berdasarkan kemungkinan penyebabnya (Hinze, 1997 dan

Hendra, 1993), yaitu antara lain :

a. Terbentur (Struck By) :

Adalah suatu kejadian dimana pekerja terkena/tertabrak benda yang

bergerak atau terjatuh dari atas, kejadian berupa :

Page 15: LANDASAN TEORI Program pembangunan nasional akan …

19

- Terbentur peralatan kerja, merupakan kecelakaan yang disebabkan

oleh peralatan yang bergerak pada kecepatan 8 km/jam atau lebih

(misalnya, tertabrak mobil pengangkut material).

- Kejatuhan benda/material dari atas (misalnya, kejatuhan paku).

- Terkena benda/material yang pada saat kejadian sedang bergerak

secara lateral atau melayang (misalnya, serbuk kayu masuk

kemata).

b. Membentur (Struck Against) :

Adalah suatu kejadian dimana pekerja menabrak/membentur benda

lain, kejadian berupa:

- Terkena benda tajam (misalnya, terkena paku)

- Terkena benda tumpul (misalnya, membentur baja profil yang

menjorok keluar)

c. Terperangkap (Caught In, On or Between) :

Adalah suatu kejadian dimana pekerja tidak dapat menggerakkan

dengan leluasa salah satu atau lebih anggota badannya, kejadian

berupa:

- Terperangkap dalam sesuatu, biasanya kejadian yang diakibatkan

oleh galian atau runtuhnya suatu galian (misalnya, terperosok ke

dalam galian pondasi)

- Terperangkap pada sesuatu (misalnya, baju pekerja tersangkut besi

menjorok)

Page 16: LANDASAN TEORI Program pembangunan nasional akan …

20

- Terperangkap diantara sesuatu, biasanya pada peralatan berat atau

material ketika diangkut (misalnya, tangan pekerja masuk diantara

roda-roda gigi yang bergerak)

d. Jatuh (falls/person falling) :

Adalah suatu kejadian dimana pekerja terjatuh dari kondisinya

semula, kejadian berupa:

- Jatuh dari ketinggian berbeda, dari tempat yang lebih tinggi ke

tempat yang lebih rendah (misalnya terjatuh dari tangga)

- Jatuh dari ketinggian yang sama (misalnya tergelincir, jatuh

tersandung)

e. Teisengat aliran listrik (Electrical Shock) :

Adalah suatu kejadian dimana pekerja bersentuhan dengan sesuatu

yang mengandung muatan listrik (misalnya tersengat aliran listrik dari

kabel listrik yang terkelupas atau terpapar).

f. Terbakar (Burnt) :

Adalah kejadian dimana bagian tubuh pekerja terkena api, percikan

bunga api atau bersentuhan dengan permukaan benda panas (misalnya

menyentuh besi yang baru dilas).

3.3. Sumber Bahaya Pada Proyek Konstruksi Bangunan Tinggi.

Pada proyek konstmksi, perhatian terhadap keselamatan kerja

tidak terfokus hanya kepada ienis kecelakaan kerja saja yang terjadi pada

proyek konstruksi. Hal lain yang perlu diperhatikan di lokasi proyek

konstruksi bangunan tinggi ialah sumber bahaya yang beresiko

Page 17: LANDASAN TEORI Program pembangunan nasional akan …

21

menimbulkan kecelakaan kerja. Jadi sebelum proyek tersebut dimulai,

harus diidentifikasi terlebih dahulu dimana sumber bahaya yang

berpotensial menyebabkan kecelakaan kerja baik itu dari alat kerja atau

jenis pekerjaannya. Kecelakaan kerja yang paling sering mengakibatkan

luka/cedera serius terjadi pada (Hinze, 1997):

a. Scajfolding/perancah.

b. Crane, hoist dan lift.

c. Ereksi baja.

d. TanggsJ ladders.

e. Perkakas kerja tangan.

f. Lubang pada permukaan lantai.

g. Pekerjaan galian dan urugan.

h. Pekerjaan beton dan bata.

i. Pekerjaan pengelasan dan pemotongan baja.

j . Pekerjaan listrik/e/ec/r/ca/.

k. Kendaraan pengangkut barang.

Sebelum memulai pekerjaan, analisa sumber bahaya sudah harus

disiapkan. Kegiatan pada daerah sumber bahaya tersebut harus .sudah

diantisipasi sebelumnya pada tiap kegiatan kerjanya. Analisa ditujukan

pada tahapan pekerjaan itu sendiri, cara kerja yang berbahaya pada

tahapan ini, prosedur kerja dan pengawas keselamatan kerja untuk

menjaga resiko terjadinya kecelakaan kerja yang dapat terjadi kapan saja.

Page 18: LANDASAN TEORI Program pembangunan nasional akan …

22

3.4. Faktor-Faktor Penyebab Kecelakaan Kerja Pada Proyek Konstruksi

Bangunan Tinggi

Simmonds dan Grimaldi menyatakan bahwa 85 persen dari

semua kecelakaan kerja yang ada, faktor manusia adalah penyebab

utaraanya. Menurut mereka kecelakaan kerja tersebut bukan sebagai

penyebab. Kecelakaan tidak terjadi dengan sendirinya, tetapi kecelakaan

merupakan akibat dari kegiatan yang tidak aman yang dilakukan oleh

pekerja.

Sedangkan penyebab kecelakaan kerja dapat ditinjau menjadi

tiga faktor yaitu:

a. Faktor manusia.

b. Faktor lingkungan dan alat kerja.

c. Faktor peralatan keselamatan kerja.

Pelaksanaan proyek yang aman harus memperhatikan ketiga

faktor tersebut, dimana ketiga faktor tersebut saling berhubungan satu

dengan yang lain.

3.4.1. Faktor Manusia

Kecelakaan kerja dapat terjadi akibat pekerja (manusia) yang

berhubungan dengan pelaksanaan proyek konstruksi/lokasi

kerja, melakukan kesalahan atau cenderung menimbulkan

kesalahan. Hal tersebut di atas dapat terdiri <lari:

- Pembawaan dari pekerja, merupakan faktor penyebab

kecelakaan kerja yang utama berdasarkan teori Accident-

Page 19: LANDASAN TEORI Program pembangunan nasional akan …

23

Proneness. Hal ini berdasar penelitian yang menunjukkan

bahwa ketika beberapa orang ditempatkan dalam kondisi

keija yang sama, beberapa orang tertentu akan mempunyai

kecendeningan yang lebih besar untuk mengalami kecelakaan

kerja. Hal ini menunjukkan bahwa beberapa orang tertentu

mempunyai perilaku/pembawaan tersendiri yang cenderung

membuatnya mengalami kecelakaan kerja (Hinze, 1997).

Persoalan pribadi pekerja, merupakan pengaruh yang

diakibatkan pada saat bekerja seorang pekerja sedang

mengalami persoalan yang memberatkan pikirannya,

biasanya merupakan persoalan keluarga. Hal ini berdasar

pada teori Adjustment-Stress yang dikemukakan oleh Kerr

pada tahun 1957, yang mengatakan bahwa tekanan yang tidak

biasa, bersifat negatif dan tekanan yang

membingungkan/memberatkan akan membuat pekerja lebih

cenderung mengalami kecelakaan kerja * atau tindakan

berkualitas rendah lainnya (Hinze, 1997).

Perasaan bebas dalam melaksanakan pekerjaan (tidak ada

tekanan/target kerja), berdasarkan teori The Goals-Freedom-

Alertness, pihak manajemen harus memberikan kebebasan

kepada pekerja dalam usahanya mencapai tujuan dari

pekerjaan dengan tidak membebani dengan target-target yang

memberatkan. Hasilnya adalah bahwa pekerja akan lebih

Page 20: LANDASAN TEORI Program pembangunan nasional akan …

24

memfokuskan kerjanya yang mengarah pada tujuan kerja.

Dengan kata lain, pekerja yang mengerti apa yang hams

dikerjakan akan lebih terfokus pada langkah-langkah kerja

yang harus dilaksanakannya dan akan lebih aman proses

kerjanya (Hinze, 1997).

Tingkat pendidikan dan pengalaman kerja para pekerja tidak

memberikan jaminan terhadap resiko kecelakaan kerja yang

lebih kecil,~karena resiko terjadinya kecelakaan kerja sangat

tergantung akan pengertian pekerja tersebut terhadap

pemahaman cara bekerja yang aman (peralatan kerja dan

keselamatan kerja, prosedur pekerjaan, dsb) (Hinze, 1997).

Lingkaran bioritmik fisik pekerja, berdasarkan hasil analisa

statistik dari data yang didapat dari Department of Labor and

Industries of the State of Washington diperoleh gambaran

bahwa kejadian kecelakaan kerja tidak selalu acak, melainkan

mengikuti pola pada jam-jam tertentu dari hari-hari tertentu

dalam satu minggu (lihat lampiran 4, 5 dan 6) (Hinze, 1997).

Keletihan fisik para pekerja yang dapat menyebabkan

konsentrasi para pekerja terganggu, sehingga cenderung

untuk melakukan tindakan yang dapat mengakibatkan

kecelakaan kerja. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa hal

seperti lingkungan tempat bekerja berada di tempat terbuka

yang dipengaruhi cuaca dan pergantian jam kerja yang tidak

Page 21: LANDASAN TEORI Program pembangunan nasional akan …

25

teratur (bila proyek berlangsung secara terus menerus)

(Hinze, 1997).

Keselamatan kerja serta masalah efek yang tidak diinginkan dari

penggunaan teknologi dalam pelaksanaan proyek sangat

tergantung pada faktor manusia. Atas dasar inilah keselamatan

pekerja harus dikembangkan pada seluruh kehidupan tenaga kerja

guna mencegah terjadinya kecelakaan kerja.

3.4.2. Faktor Lingkungan dan Alat Kerja

Kondisi lingkungan juga perlu diperhatikan dalam mencegah

kecelakaan kerja, terutama yang disebabkan oleh :

- Gangguan-gangguan dalam bekerja, misalnya suara bising

yang berlebihan yang berakibat dapat mengganggu konsentrasi

pekerja dalam bekerja.

- Debu (debu silika dan debu asbestos) dan material beracun,

mengganggu kesehatan kerja yang berakibat penurunan pada

efektivitas kerja.

- Cuaca (panas, hujan), dimana kondisi panas yang berlebihan

akan mengakibatkan pekerja mengalami kelelahan fisik dini

dan kondisi hujan akan mengakibatkan kecelakaan untuk lebih

sering terjadi karena lokasi kerja menjadi licin.

- Pada kondisi tertentu tempat kerja konstruksi cenderung

beresiko menimbulkan kecelakaan kerja yang tinggi, karena

lokasi kerja proyek yang berbahaya.

Page 22: LANDASAN TEORI Program pembangunan nasional akan …

26

- Kondisi kerja yang tidak aman, misalnya bekerja dekat atau

bekerja bersama alat berat atau peralatan kerja yang bergerak

{crane, excavator dan lain sebagainya).

3.4.3. Faktor Peralatan Keselamatan Kerja

Peralatan keselamatan kerja berfungsi untuk mencegah dan

melindungi pekerja dari kemungkinan mendapatkan kecelakaan

kerja. Peralatan keselamatan kerja tersebut sangat bervariasi jenis

dan macamnya, tergantung dari aktivitas apa yang di lakukan oleh

pekerja (Douglas, 1975). Macam-macam dan jenis peralatan

keselamatan kerja tersebut dapat berupa (Anton, 1989;

DeReamer, 1980; Douglas, 1975):

a. Helm pengaman (safety helmet)

Wajib dikenakan oleh semua orang yang berada di 4okasi

proyek konstruksi. Hehn yang digunakan hams helm khusus

untuk proyek konstruksi.

b. Sepatu (safety shoes)

Sepatu.harus dikenakan oleh semua orang yang berada di

lokasi proyek konstruksi. Sebaiknya sepatu tersebut

mempunya lapisan besi pada bagian depan yang menutup jari-

jari kaki tertutama bila akan mengangkat benda-benda yang

berat.

Page 23: LANDASAN TEORI Program pembangunan nasional akan …

27

c. Pelindung mata {eye protection)

Pelindung mata bermacam jenis dan bentuknya tergantung

pada pekerjaan apa yang dilakukan. Diantaranya terdiri dari :

- Welders' goggles digunakan oleh pekerja yang melakukan

pekerjaan pengelasan a|au saat memotong besi dengan cara

membakar.

- Full face shields digunakan oleh pekerja yang akan

menggerinda atau menggunakan material cair yang panas.

- Coverall goggles digunakan oleh pekerja yang akan

melakukan penggergajian atau yang melakukan pengeboran

dengan lokasi di atas kepala.

- Leather mask dust goggles digunakan oleh pekerja yang

melakukan pekerjaan di lokasi yang berdebu misalnya di

lokasi pembuatan adonan semen atau tempat pengecoran

semen.

d. Pelindung telinga (ear plugs)

Digunakan saat pekerja menggunakan alat kerja atau di lokasi

kerja yang menimbulkan suara bising.

e. Pelindung muka dan leher {face shields and neck protection)

Digunakaan saat mengaspal, bekerja dengan cairan kimia,

menggunakan gergaji mesin dan mengelas.

Page 24: LANDASAN TEORI Program pembangunan nasional akan …

28

f. Pelindung tangan {safety gloves)

Digunakaan saat merakit tulangan besi beton, mengangkat

benda tajam dan pekerjaan yang menggunakan alat bantu yang

berbahaya bagi tangan seperti mengelas, mengebor dan

pembongkaran beton.

g. Pelindung pernafasan {Respiratory Protection)

Digunakan bila lokasi proyek yang dikerjakan di bawah tanah,

bekerja di lokasi kerja yang menggunakan bahan kimia

berbahaya sehingga gas beracun yang timbul tidak langsung

terhirup oleh pekerja dan untuk melindungi supaya tidak

menghirup serbuk kayu.

h. Sabuk pengaman {safety belts)

Digunakan bila bekerja pada lokasi yang berada di ketinggian

dimana tidak ada pengamanan. Seperti pekerjaan memasang

atap, memasang perancah dan lain sebagainya. Sabuk

pengaman harus dikaitkan sedekat mungkin dengan obyek

yang tidak dapat bergerak.

i. Jaring pengaman {safety net)

Jaring pengaman digunakan untuk mencegah material jatuh

secara langsung ke bawah. Safety net ini berbentuk seperti

jaring-jaring yang terletak secara horisontal maupun vertikal.

Page 25: LANDASAN TEORI Program pembangunan nasional akan …

29

j . Penutup lubang {hole cover)

Semua lubang pada proyek konstruksi harus ditutup. Dan

peletakannya harus sedemikian rupa agar pekerja tidak mudah

tergelincir ke dalam lubang. Selain itu harus diberi

tanda/rambu peringatan.

k. Rambu-rambu peringatan.

Diletakkan pada daerah berbahaya yang rawan terhadap

terjadinya kecelakaan kerja,dengan tujuan untuk mengingatkan

kepada para pekerja proyek konstruksi agar tetap hati-hati dan

waspada dalam be kerja dan juga untuk mengingatkan agar

selalu menggunakan peralatan keselamatan kerja {helmet,

safety shoes dan lain sebagainya).

1. Pemadam api (fire estinguisher).

Harus tersedia pada tiap proyek konstruksi terutama pada

proyek yang menggunakan bahan peledak. Dengan tujuan jika

terjadi ledakan dan kemudian mengakibatkan kebakaran, dapat

langsung diatasi atau setidaknya dapat menghambat

menjalarnya api yang dapat berakibat kebakaran yang lebih

besar.

Yang terpenting dari semuanya itu adalah kualitas dari

bahan peralatan keselamatan kerja tersebut. Sebab kualitas bahan

peralatan keselamatan kerja yang buruk akan sia-sia dan tidak

Page 26: LANDASAN TEORI Program pembangunan nasional akan …

30

akan berfungsi sebagaimana mestinya (peraturan MENAKER,

1980)

3.5. Dampak Kecelakaan Kerj a Pada Konstruksi Bangunan Tinggi

Proyek konstruksi bangunan tinggi adalah jenis pekerjaan padat

karya, dimana pekerjaan ini membutuhkan dan berhubungan dengan

tenaga kerja dalam jumlah yang besar, sehingga mempunyai

kemungkinan kecelakaan kerja yang besar pula. Dalam proyek konstruksi

bangunan tinggi, manajemen proyek dikatakan berhasil apabila proyek

dapat diselesaikan sesuai dengan spesifikasi, pada waktu atau sebelum

batas waktu, dan sesuai dengan biaya yang dianggarkan semula dan

keselamatan kerja terjamin dengan baik (angka kecelakaan kerja tercatat

nihil).

Kecelakaan kerja yang terjadi di proyek konstruksi sangat

merugikan seluruh aktivitas dan pelaku/pelaksana di proyek konstruksi,

diantaranya:

a. Dari segi tenaga kerja, kecelakaan kerja yang terjadi di proyek

konstruksi sangat merugikan pekerja yang menjadi korban kecelakaan

seperti rasa sakit, cacat pada anggota tubuh dan bahkan kematian.

b Dari segi aktivitas proyek, kecelakaan kerja yang terjadi juga dapat

mempengaruhi kelancaran proyek, hal ini disebabkan karena suatu

kecelakaan kerja akan membuat pekerja yang lain menonton atau

menghentikan pekerjaannya untuk melihat dan kemudian pada waktu

mereka kembali bekerja akan merasa cemas sehingga akan menjadi

Page 27: LANDASAN TEORI Program pembangunan nasional akan …

31

beban pikiran dan menjadi gangguan dalam kelancaran kerja. Suatu

kecelakaan kerja dalam suatu proyek konstruksi juga dapat berakibat

pada keterlambatan penyelesaian proyek atau bahkan penghentian

proyek, dan membengkaknya biaya penyelesaian proyek.

c. Ditinjau dari segi waktu maupun pengeluaran biaya tambahan dan

penundaan pelaksanaan proyek, dampaknya akan sangat dirasakan

oleh kontraktor yang bersangkutan. Biaya tambahan ini diluar biaya

pertanggungan asuransi kecelakaan kerja, dimana biaya ini merupakan

biaya akibat dari kecelakaan kerja dan biaya akibat tertundanya

aktivitas proyek yang disebabkan oleh kecelakaan kerja tersebut.

Biaya-biaya tersebut berupa biaya langsung (insured cost) dan biaya

tidak langsung (uninsured cost) (DeReamer, 1980).

Biaya-biaya langsung meliputi:

a. Biaya perawatan medis, pengobatan dan rumah sakit.

b. Biaya kompensasi pekerja yang mengalami kecelakaan berupa

santunan untuk pekerja yang menderita cacat atau santunan kematian.

Biaya-biaya tidak langsung meliputi:

a. Biaya untuk transportasi, mengangkut korban kecelakaan kerja ke

rumah sakit.

b. Biaya untuk mengganti peralatan dan material yang rusak.

c. Biaya tambahan karena pekerjaan yang terhenti.

Page 28: LANDASAN TEORI Program pembangunan nasional akan …

32

d. Biaya yang timbul karena waktu yang terbuang untuk mencari pekerja

pengganti, membersihkan lokasi kecelakaan, dan untuk memberikan

pertolongan.

e. Biaya untuk gaji yang dibayarkan kepada pekerja yang terluka,

walaupun mereka tidak bekerja.

f. Biaya yang diakibatkan oleh keterlambatan penyelesaian proyek

akibat kecelakaan kerja tersebut dan biaya untuk menjadwal ulang

rencana kerja.

g. Kehilangan efisiensi dari kelompok kerja.

Pengaruh-pengaruh lain yang juga timbul sebagai dampak dari

kecelakaan kerja adalah:

a. Penurunan nama baik/kredibilitas perusahaan, merupakan faktor yang

tak ternilai, yang dapat berakibat pada pelaksanaan proyek dimasa

yang akan datang (bisa berupa sulit mendapatkan proyek baru dan

tingginya premi asuransi kecelakaan kerja).

b. Sidang pengadilan, dimana membutuhkan waktu dan biaya yang

besar.

c. Dapat juga berupa penurunan kualitas pekerjaan dan penurunan

produktivitas pekerja.

d. Biaya untuk pengawas kecelakaan kerja yang didatangkan khusus

sebagai akibat dari kecelakaan kerja, yaitu untuk menganalisa

penyebab kecelakaan kerja yang terjadi.

Page 29: LANDASAN TEORI Program pembangunan nasional akan …

33

Oleh karena itu jelaslah bahwa kecelakaan kerja sangat

berpengamh terhadap biaya, waktu dan performa dari pelaksanaan dan

penyelesaian suatu proyek konstruksi bangunan tinggi.

4. MANAJEMEN KESELAMATAN KERJA PADA PROYEK KONSTRUKSI

BANGUNAN TINGGI

4.1. Program Keselamatan Kerja Pada Proyek Konstruksi Bangunan Tinggi.

Program keselamatan kerja harus dapat diterapkan dan

dilaksanakan oleh seluruh pelaksana proyek konstruksi atau yang terlibat

dalam proyek konstruksi. Manajemen keselamatan kerja yang terdiri dari

(Ridley, 1986 dan DeReamer 1980):

4.1.1. Peralatan Keselamatan Kerja.

Dalam proyek konstruksi pihak kontraktor berkewajiban untuk

menyediakan peralatan keselamatan kerja bagi seluruh pekerja di

setiap proyek konstruksinya. Peralatan keselamatan kerja terdiri

dari helm, sepatu, pelindung mata, pelindung telinga, pelindung

muka dan leher, pelindung tangan, pelindung pernafasan, sabuk

pengaman, jaring pengaman, penutup lubang, rambu-rambu

peringatan dan pemadam api. Selain itu di tiap proyek konstruksi

harus tersedia perlengkapan medis yang berguna untuk menangani

segala bentuk cedera sebagai pertolongan pertama terhadap

kecelakaan <P3K). Agar pekerja yang menderita cedera dapat

ditangani secara medis sebelum dibawa ke rumah sakit terdekat.

Page 30: LANDASAN TEORI Program pembangunan nasional akan …

34

Peralatan keselamatan kerja setiap saat hams diperiksa kondisinya

apakah masih layak untuk digunakan terutama fungsinya sebagai

pelindung diri dalam mencegah atau mengurangi resiko cedera

akibat kecelakaan kerja.

4.1.2. Analisa Sumber Bahaya.

Pihak manajemen harus memberi perhatian pada seluruh tipe dan

jenis sumber kecelakaan kerja. Jadi sebelum pekerjaan konstruksi

dimulai, pihak manajemen diwajibkan untuk mampu

mengidentifikasi daerah berbahaya yang berpotensi menimbulkan

kecelakaan kerja. Sumber bahaya tersebut diantaranya runtuhnya

scaffolding, tangga/ladders atau struktur lainnya, pekerjaan atap,

lubang pada lantai atau platform yang mengakibatkan pekerja

jatuh, tertabrak kendaraan baik kendaraan berat maupun kendaraan

pribadi, pekerjaan kelistrikan, pekerja galian, pekerjaan dengan

crane dan lain sebagainya. Selain itu hasil dari pengenalan sumber

bahaya (hazards analysis) harus didokumentasikan seperti dalam

bentuk poster berisi tulisan yang mudah dibaca dan dimengerti oleh

seluruh pekerja tentang jenis pekerjaan, lokasi kerja, alat kerja yang

digunakan, jenis kecelakaan kerja dan peralatan keselamatan kerja

apa yang harus digunakan, beserta cara pencegahan dan

penanganan darurat jika terjadi kecelakaan kerja.

Page 31: LANDASAN TEORI Program pembangunan nasional akan …

35

4.1.3. Program Latihan.

Program latihan ini hams selalu ada di setiap program keselamatan

kerja (Hinze, 1997). Program latihan ini diberlakukan kepada

seluruh pekerja dan orang yang terlibat pada proyek tersebut. Dan

terutama juga ditujukan pada pekerja yang bam. Seluruh pekerja

dilatih untuk mengetahui letak daerah dan material yang

berbahaya. Seperti pekerjaan kelistrikan, pekerjaan penggalian,

mencegah resiko jatuh, mencegah bahaya kebakaran,

pengoperasian crane (untuk operator crane), pemakaian peralatan

keselamatan kerja, cara pemberian pertolongan pertama dan lain

sebagainya. Pelatihan ini terdiri dari dua macam yaitu :

a. Formal safety training.

Meliputi latihan teori dan praktek yang bisa diadakan di suatu

ruangan tertentu atau pusat pelatihan. Pelatihan ini berbentuk:

o Pelatihan secara umxxm/General safety training:

- Pelatihan bagi pekerja baru, ditujukan bagi pekerja yang

bam masuk ke dalam proyek tersebut misalnya pelatihan

tentang pengenalan lokasi berbahaya, penggunaan alat

kerja dan peralatan keselamatan kerja yang benar dan lain

sebagainya.

- Pelatihan bagi petugas keselamatan kerja, ditujukan pada

safety supervisor misalnya pelatihan tentang penanganan

keselamatan kerja.

Page 32: LANDASAN TEORI Program pembangunan nasional akan …

36

- Pelatihan bagi pekerja yang sudah lama bekerj a/senior,

misalnya untuk tetap hati-hati dan waspada dalam bekerja

serta meningkatkan pengetahuan cara bekerja yang aman

dan benar. Karena di lapangan, pekerja senior biasanya

selalu meremehkan arti penting keselamatan dalam

bekerja baik bagi dirinya sendiri maupun bagi perusahaan.

• Pelatihan yang lebih spesifik :

- Sistem keselamatan kerja yang benar untuk dilaksanakan,

terutama terhadap sumber-sumber bahaya baru yang

berada di lokasi kerja seiring dengan

perkembangan/kemajuan proyek.

- Latihan pertolongan pertama pada kecelakaan, agar selalu

siap bila sewaktu-waktu terjadi kecelakaan, bagaimana

cara yang benar untuk memberikan pertolongan pertama

pada pekerja yang terluka sebelum mendapat perawatan

medis yang sesungguhnya (rumah sakit).

- Pengenalan terhadap alat kerja yang baru dan

penggunaannya secara benar.

- Penggunaan peralatan keselamatan kerja yang benar.

- Pencegahan kebakaran terutama di lokasi yang

mengandung bahan atau material yang mudah terbakar.

Page 33: LANDASAN TEORI Program pembangunan nasional akan …

37

b. Informal safety training.

Dilakukan langsung di lokasi kerja atau sumber bahaya. Dan

bentuk latihannya bisa berupa (Wahyuni, 1997):

• Antar petugas safety supervisor dengan orang per orang.

• Antara petugas dengan sekelompok pekerja.

• Pengarahan keselamatan kerja {safety briefing).

• Dilakukan setiap hari sebelum pekerjaan dimulai. Dengan

tujuan memberikan penjelasan tentang bahaya yang mungkin

timbul berkaitan dengan pekerjaan yang akan dilakukan, cara

untuk mengatasinya dan cara penanggulangan apabila teijadi

kecelakaan (Ratih, 1996).

4.1.4. Pengawasan.

Perlu dilakukan untuk mengetahui bahaya-bahaya yang dapat

teijadi selama proses konstruksi pada seluruh lokasi kerja. Tujuan

dari pengawasan ini adalah untuk mengidentifikasi semua kondisi

dan cara kerja tidak aman yang terdapat pada lokasi kerja

sekaligus mengoreksi bila terdapat kekurangan. Pengawasan

dilakukan oleh safety supervisor atau manajer proyek secara terus

menerus. Pengawasan dilakukan terhadap hal-hal:

- Masalah keselamatan kerja, seperti desain yang tidak aman,

penataan lokasi kerja yang tidak baik, bahaya kebakaran.

- Ketidaksempurnaan peralatan, seperti peralatan kerja yang

tidak layak untuk dipakai atau adanya kerusakan peralatan.

Page 34: LANDASAN TEORI Program pembangunan nasional akan …

38

- Kegiatan pekerja yang tidak aman, seperti cara kerja yang

salah, penggunaan peralatan yang tidak aman, kesalahan dalam

penggunaan perlengkapan perlindungan diri.

- Keadaan peralatan dan mesin yang digunakan.

- Letak peralatan pengaman.

- Kemungkinan masih adanya kondisi bahaya yang belum

diamankan.

- Lorong danjalan yang dilalui.

- Penataan material.

- Apakah pekerja mengikuti peraturan yang ada.

- Pemasangan rambu-rambu peringatan (safety sign).

Pengawasan harus dilakukan secara berkala atau sesering

mungkin sehingga apabila ada kondisi yang berbahaya atau

kegiatan yang tidak aman dapat diketahui dengan segera dan

dapat dilakukan usaha untuk memperbaiki atau mengantisipasinya

(Yustono, 1991).

4.1.5. Pertemuan Secara Berkala.

Pertemuan ini bertujuan untuk mengevaluasi kemajuan program

keselamatan kerja, memecahkan bersama masalah keselamatan

kerja, menyebarluaskan rencana/program keselamatan kerja

selanjutnya dan mengumumkan bila ada perubahan atau peraturan

baru tentang program keselamatan kerja (Hinze, 1997). Pertemuan

ini bisa dilakukan oleh semua pihak yang terlibat dalam proses

Page 35: LANDASAN TEORI Program pembangunan nasional akan …

39

kegiatan konstruksi {formal meeting) atau antara safety supervisor

dengan satu, dua atau lebih pekerja {informal meeting). Topik

pertemuan ini diantaranya membahas masalah keselamatan kerja

dan kecelakaan kerja yang terjadi serta untuk membuat perbaikan

terhadap program keselamatan kerja yang ada bila diperlukan,

peraturan keselamatan kerja, daerah dan sumber bahaya serta

pencegahan kecelakaan kerja.

4.1.6. Penyelidikan Kecelakaan Kerja.

Dilakukan segera setelah kecelakaan kerja terjadi (Ridley, 1986).

Penyelidikan kerja merupakan tanggung jawab safety supervisor.

Dengan alasan, safety supervisor sudah terbiasa dengan lokasi dan

perilaku para pekerjanya, pengetahuannya terhadap material dan

alat kerja/mesin, hubungannya secara langsung dengan kelompok

kerja dan sebagai tugas utamanya terhadap keselamatan kerja.

Penyelidikan ini tidak akan berhenti sampai faktor penyebab

kecelakaan itu ditemukan (DeReamer, 1980). Tujuan dan

penyelidikan kecelakaan kerja adalah untuk mengumpulkan fakta

sebenarnya dari para saksi dan sekaligus menjawab kapan, dimana

dan bagaimana kecelakaan itu terjadi, dengan tujuan akhir untuk

mengetahui penyebab kecelakaan yang meliputi perbuatan tidak

aman dan kondisi tidak aman yang mengakibatkan terjadinya

kecelakaan kerja. Hasil penyelidikan akan sangat membantu dalam

Page 36: LANDASAN TEORI Program pembangunan nasional akan …

40

menemukan cara terbaik untuk mencegah terulangnya kejadian

kecelakaan tersebut.

4.1.7. Pencatatan Kecelakaan Kerja.

Setelah proses penyelidikan selesai maka selanjutnya dilakukan

pencatatan terhadap hasil tersebut. Berfungsi untuk :

- Memperlihatkan keadaan keselamatan kerja yang ada.

- Menentukan lokasi berbahaya dan penyebab terjadinya

kecelakaan kerja.

- Mengetahui perkembangan keadaan keselamatan kerja yang ada.

- Hasil dari pencatatan ini merupakan sumber informasi yang

sangat berguna untuk membuat program keselamatan kerja yang

efektif selanj utnya.

- Catatan keselamatan kerja ini meliputi catatan mengenai sumber

kecelakaan, jenis dan penyebab kecelakaan yang terjadi,

kerugian akibat kecelakaan tersebut serta biaya yang

dikeluarkan untuk melaksanakan program keselamatan kerja.

4.2. Kewajiban-Hak Kontraktor dan Pekerja

4.2.1. Kewajiban dan Hak Pengusaha

Setiap pengusaha konstruksi terutama konstruksi bangunan tinggi

mempunyai kewajiban utama untuk menjamin keselamatan dan

kesehatan para pekerjanya. Kewajiban dan hak pengusaha

diantaranya adalah (Surat Keputusan MENAKER No : KEP-

13/MEN/1984):

Page 37: LANDASAN TEORI Program pembangunan nasional akan …

41

Secara tertulis menempatkan dalam tempat kerja yang

dipimpinnya, semua syarat K3 yang diwajibkan, sehelai

undang-undang keselamatan kerja dan semua peraturan

pelaksanaannya yang berlaku di tempat kerja yang

bersangkutan, pada tempat yang mudah dilihat dan dibaca.

Memasang dalam tempat kerja yang dipimpinnya semua gambar

keselamatan kerja yang diwajibkan dan semua bahan pembinaan

lainnya pada tempat yang mudah dilihat dan dibaca.

Menyediakan secara cuma-cuma semua peralatan keselamatan

kerja yang sudah ditentukan bagi seluruh pekerjanya atau orang

lain yang memasuki lokasi proyek konstruksi.

Diwajibkan memeriksa semua tenaga kerja yang berada di

bawah pimpinannya secara berkala pada dokter yang sudah

ditunjuk oleh pengusaha.

Diwajibkan menunjukkan dan menjelaskan pada tiap-tiap tenaga

kerja baru tentang:

o Kondisi dan bahaya yang dapat timbul dalam tempat kerja.

© Semua pengaman dan alat-alat keselamatan kerja yang

diwajibkan.

• Peralatan keselamatan kerja bagi pekerja yang bersangkutan.

• Cara-cara dan sikap yang aman dalam melaksanakan

pekerjaannya.

Page 38: LANDASAN TEORI Program pembangunan nasional akan …

42

- Diwajibkan melaksanakan pembinaan bagi seluruh pekerja yang

berada dibawah pimpinannya dalam pencegahan kecelakaan

kerja.

- Pengusaha dengan jumlah pekerja minimum yang sudah

ditentukan wajib untuk membentuk unit Pembina Keselamatan

dan Kesehatan Kerja.

- Pengusaha wajib mengikutsertakan seluruh tenaga kerjanya

(tenaga kerja harian lepas, borongan dan tenaga kerja kontrak)

dalam program jaminan keselamatan kerja.

Selain itu pada keadaan khusus hak pengusaha untuk menolak

segala kewajibannya terhadapa pembayaran santunan kecelakaan

kerja kepada tenaga kerja yang tertimpa kecelakaan kerja atau

santunan kematian kepada keluarganya. Keadaan khusus yang

dimaksud disini adalah:

- Karena disengaja oleh tenaga kerja yang bersangkutan.

- Menolak tanpa alasan yang sah untuk diperiksa oleh dokter yang

ditunjuk oleh perusahaan.

- Sebelum selesai pengobatan, tenaga kerja menolak pertolongan

tanpa alasan yang sah.

- Pergi ke tempat lain sehingga dokter yang ditunjuk oleh

perusahaan tidak dapat memberi pertolongan yang dianggap

perlu untuk memulihkan kesehatannya.

Page 39: LANDASAN TEORI Program pembangunan nasional akan …

43

4.2.2. Kewajiban dan Hak Pekerja.

Setiap pekerja konstruksi terutama konstruksi bangunan tinggi

mempunyai kewajiban utama dalam melaksanakan pekerjaannya

dengan baik dan aman. Kewajiban dan hak pekerja dalam bekerja

diantaranya adalah (Surat Keputusan MENAKER No : KEP-

13/MEN/1984):

- Memberikan keterangan yang benar bila diminta oleh pegawai

pengawas dan atau ahli keselamatan kerja.

- Bila memasuki suatu tempat kerja diwajibkan mentaati semua

petunjuk keselamatan kerja dan memakai peralatan keselamatan

kerja yang diwajibkan.

- Meminta pada pengurus agar dilaksanakan semua syarat

keselamatan dan kesehatan kerja yang diwajibkan.

- Menyatakan keberatan kerja pada pekerjaan dimana syarat

keselamatan dan kesehatan kerja serta peralatan keselamatan

kerja yang diwajibkan, diragukan oleh pekerja yang

bersangkutan, kecuali dalam hal-hal khusus ditentukan lain oleh

pegawai pengawas dalam batas-batas yang masih dapat

dipertanggung jawabkan.

- Pekerja berhak iintuk mendapatkan perlindungan atas

keselamatan, kesehatan, kesusilaan, pemeliharaan moril kerja

serta perlakuan yang sesuai dengan martabat manusia dan moral

agama.

Page 40: LANDASAN TEORI Program pembangunan nasional akan …

44

Pekerja berhak memperoleh pembinaan tentang norma

keselamatan kerja, kesehatan kerja, norma kerja dan pemberian

ganti kerugian, perawatan dan rehabilitasi dalam hal kecelakaan

kerja.