langkah2 promosi kesehatan.doc
TRANSCRIPT
PROMOSI KESEHATAN
Promosi Kesehatan adalah upya memberdayakan perorangan, kelompok, dan masyarakat agar memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya melalui peningkatan pengetahuan, kemauan, dan kemampuan serta mengembangkan iklim yang mendukung, dilakukan dari, oleh, dan untuk masyarakat sesuai dengan faktor budaya setempat. Yang ingin dicapai melalui pendekatan ini adalah meningkatkan kesadaran, kemamuan, dan keterampilan untuk berperilaku hidup bersih dan sehat (Depkes RI, 2006)
Langkah-Langkah Promosi Kesehatan Oleh Perawat Kesehatan Komunitas
Setelah melalui proses pengkajian awal, apabila ditetapkan pendidikan kesehatan sebagai salah satu intervensi keperawatan, maka proses pendidikan kesehatan oleh perawat kesehatan komunitas harus kembali menerapkan prinsip-prinsip asuhan keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosis, perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Hal ini berarti bahwa untuk melakukan pendidikan kesehatan yang bermutu dan memberikan hasil yang bermanfaat bagi klien, perawat kesehatan komunitas harus melakukan suatu proses pengkajian dan tidak serta merta melakukan pendidikan kesehatan terhadap klien.
Pengkajian
Tujuan Pengkajian
Tujuan pengkajian adalah diperolehnya informasi dari individu, keluarga, atau kelompok tentang kondisi kesehatan, dan berbagai hal yang dapat mempengaruhi proses pelaksanaan pendidikan kesehatan. Informasi tersebut diperlukan karena akan memengaruhi pemeliharaan materi, metode, dan media pendidikan kesehatan.
Metode
Pengamatan langsung dan wawancara serta mempelajari data yang telah ada (medical record atau kartu rawat jalan)
Aspek yang dikaji
Riwayat Keperawatan. Informasi yang diperlukan melalui pengkajian riwayat keperawatan merupakan hal-hal yang dapat memengaruhi kebutuhan belajar, meliputi:- usia, misalnya cara penyampaian informasi pada lansia secara lambat dan berulang;- pemhaman dan persepsi klien tentang masalah kesehatan, misalnya tuberkulosis bukan
merupakan penyakit keturunan;- keyakinan dan praktik tentang kesehatan, misalnya lebih memilih dukun daripada
dokter. Faktor Budaya. Misalnya, kebiasaan makan makanan berlemak tinggi pada suku tertentu. Faktor ekonomi. Pemberian contoh dalam penyusunan menu makanan disesuaikan dengan
keadaan ekonomi klien. Gaya belajar. Misalnya, beberapa klien hanya dapat menerima informasi dengan baik jika
menggunakan alat bantu atau demnostrasi.
Faktor pendukung pada klien. Contohnya, adanya keterlibatan, keluarga sebagai pengawas minum obat (PMO) pada keluarga dengan klien tuberkulosis dalam keatuhan pengobatan.
Pemeriksaan fisik. Pemeriksaan fisik dapt juga digunakan untuk mengkaji kebutuhan belajar klien antara lain:- status mental, contohnya klien yang sedang tegang atau bersedih akan sulit menerima
informasi yang akan diberikan;- tingkat energi dan status gizi, contohnya pada keadaan kurang asupan makanan
(malnutrisi), klien akan sulit untuk menerima informasi;- kapasitas fisik klien untuk belajar dan untuk melakukan aktivitas sehari-hari;- kemampuan penglihatan, pendengarab, dan koordiansi otot.
Hasil Pengkajian
Ketidaksiapan untuk belajar. Beberapa klien sering tidak siap untuk belajar. Untuk itu, perawat perlu mengkaji penyebab ketidaksiapan belajar tersebut yang meliputi:- ketidaksiapan fisik, seperti adanya kelelahan, nyeri, dan keterbatasan pergerakan;- ketidaksiapan emosi, seperti adanya kecemasan bersedih, dan marah;- ketidaksiapan kognitif, seperti adanya pengaruh dari obat-obatan yang diminum.
Motivasi. Motivasi yang ada pada diri klien sangat berpengaruh dalam kebutuhan klien untuk belajar dan mendapatkan informasi. Perawat dapat meningkatkan motivasi klien untuk belajar dengan cara:- melakuakan pendekatan persuasif kepada klien;- memberikan pemahaman sesuai dengan tingkat pengetahuan klien.
Tingkat kemampuan membaca. Tingkat kemapuan membaca klien sangat berpengaruh terhadap kemampuan untuk menerima informasi selama ini. Untuk itu, perawat perlu mengkaji tingkat kemampuan membaca klien untuk menetapkan strategi pembelajaran yang tepat.
Diagnosis Keperawatan
Tujuan: dirumuskannya masalah yang dihadapi klien dengan pendidikan kesehatan yang diberikan.
Metode: analisis data (informasi) berdasarakan hasil pengkajian. Rumusan diagnosis ke[erawatan: berkaitan dengan kebutuhan belajar klien secara umum,
dapat dikelompokan dalam kategori diagnosis yang berdasarkan pada respon klien dan etiologi.
Perencanaan
tujuan perencanaan: menetapkan apa yang ingin dicapai dalam mengatasi masalah. Aspek dalam perencanaan meliputi tujuan, sasaran, metode dan media, materi, tempat, dan
lamngkah-langkah. Tahapan dalam menyusun rencana pengajaran adalah sebgai berikut.
- Menetapkan prioritas pengajaran.- Menyusun kriteria yang diharapakan- Memilih materi- Menentukan strategi mengajar.
Implementasi
Tujuan implementasi: melaksanakan pendidikan kesehatan sesuai dengan rencana yang ditetapkan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah perawat tidak perlu terpaku pada rencana yang telah disusun.
Rencana dapat direvisi segera bila dalam pelaksanaan ada perubahan dalam kondisi klien atau faktor eksternal klien.
Yang perlu diperhatikan dalam mengajar adalah kesesuaian dan waktu yang tepat sehingga memungkinkan klien untuk belajar pada setiap pertemuan.
Lingkungan dapat menghambat atau membantu dalam proses belajar. Alat bantu dapat membantu memfokuskan perhatian klien dalam belajar. Belajar akan lebih efektif bila klien memnemukan materi yang mereka butuhkan.
Sasaran
Sasaran promosi kesehatan yang dilaksanakan oleh perawat adalah individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat. Agar promosi kesehatn dapat lebih tepat sasaran tersebut perlu dikenali secara lebih khusus, rinci, dan jelas melalui pengelompokan promosi kesehatan meliputi sasaran utama (primer), sasaran antara (sekunder), dan sasaran penunjang (tersier).
sasaran primer adalah mereka yang diharapkan akan menerapkan perilaku baru. sasaran sekunder adalah mereka yang dapat memengaruhi sasaran primer. sasaran penunjang adalah merek yang berpengaruh terhadap keberhasilan kegiatan, seperti
para pengambil keputusan atau penyandang dana.
Effendi Ferry dan Mkhfudli. 2009. Keprawtan Kesehatan Komunitas: Teori dan Praktik dalam Kperawatan. Jakarta: Salemba Medika