lap mikro aktivitas biokimia

83
BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Metabolisme merupakan reaksi-reaksi kimia yang terjadi pada makhluk hidup. Proses metabolisme dibedakan menjadi dua jenis yaitu anabolisme dan katabolisme. Anabolisme (biosintesis) yaitu reaksi biokimia yang merakit molekul-molekul sederhana menjadi molekul-molekul yang lebih kompleks. Misalnya pembentukkan protein dari asam amino. Sedangkan katabolisme yaitu reaksi biokimia yang memecah atau menguraikan molekul-molekul kompleks menjadi molekul-molekul yang lebih sederhana. Kultur pengayaan dapat menghasilkan suatu koloni bakteri sehingga dapat diidentifikasi. Uji-uji untuk identifikasi bakteri ada beberapa macam diantaranya adalah uji pewarnaan Gram, sporulasi,

Upload: jalaluddin-muh-akbar

Post on 26-Sep-2015

54 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

MIKROBIOLOGI

TRANSCRIPT

BAB III

BAB I

PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang

Metabolisme merupakan reaksi-reaksi kimia yang terjadi pada makhluk hidup. Proses metabolisme dibedakan menjadi dua jenis yaitu anabolisme dan katabolisme. Anabolisme (biosintesis) yaitu reaksi biokimia yang merakit molekul-molekul sederhana menjadi molekul-molekul yang lebih kompleks. Misalnya pembentukkan protein dari asam amino. Sedangkan katabolisme yaitu reaksi biokimia yang memecah atau menguraikan molekul-molekul kompleks menjadi molekul-molekul yang lebih sederhana.

Kultur pengayaan dapat menghasilkan suatu koloni bakteri sehingga dapat diidentifikasi. Uji-uji untuk identifikasi bakteri ada beberapa macam diantaranya adalah uji pewarnaan Gram, sporulasi, motilitas, reduksi nitrat, hidrolisis pati dan kasein, hidrolisis gelatin, tes Voges-Proskauer, penggunaan sitrat, uji katalase, oksidase, denitrifikasi, produksi urease, pembentukan senyawa indol, tes suhu, tes pH, dan pengamatan penampakan fisik bakteri.

Nutrisi yang berada di dalam media biakan digunakan untuk pertumbuhan, sintesis sel, keperluan energi dalam metabolisme, dan pergerakan. Pada umumnya nutrisi atau kandungan unsur dalam media biakan yang dibutuhkan oleh bakteri adalah sumber energi, karbon, nitrogen, sulfur, fosfor, unsur-unsur logam, vitamin dan air.

Untuk mengetahui jenis-jenis unsur hara yang dibutuhkan oleh bakteri tertentu secara mendetail maka dilakukanlah praktikum ini.

I.2Maksud dan Tujuan

I.2.1Maksud Percobaan

Mengetahui dan memahami proses aktivitas biokimia yang terjadi pada mikroorganisme.

I.2.2Tujuan Percobaan

Menentukan ada tidaknya aktivitas biokimia beberapa jenis bakteri melalui beberapa uji yaitu uji fermentasi karbohidrat, uji metil merah, uji proskauer, uji oksidasi fermentasi, uji katalase, uji indol, uji sitrat, deaminasi asam amino, hidrolisis karbohidrat, uji motility, hidrolisis gelatin, dan uji H2S.I.3Prinsip Percobaan1. Fermentasi karbohidrat

Berdasarkan kemampuan bakteri Basillus subtilis untuk memfermentasi karbohidrat yang ditandai dengan perubahan warna dari hijau menjadi kuning dan terbentuknya gelembung gas pada tabung durham sebagai hasil fermentasi dengan menggunakan medium LB, SB dan GB dengan indikator BTB dan diinkubasikan selama 1 x 24 jam pada suhu 350C.2. Uji metil merah

Berdasarkan kemampuan bakteri Basillus subtilis untuk memfermentasi bahan untuk menghasilkan asam campuran yang memberikan hasil positif jika berwarna merah dengan penambahan indikator metil merah, dimana perubahan warna mengidentifikasikan terjadinya proses fermentasi. Digunakan medium MR dan diinkubasikan selama 5 x 24 jam pada suhu 35oC.

3. Uji Proskauer

Berdasarkan kemampuan bakteri Basillus subtilis untuk memfermentasi glukosa untuk menghasilkan senyawa asetil karbonil atau 2,3-butanadiol yang dengan menggunakan KOH dan larutan alfa naftol menghasilkan warna merah dengan menggunakan medium VP dan diinkubasikan selama 1x 24 jam pada suhu 35oC.

4. Uji Oksidasi Fermentasi

Berdasarkan kemampuan bakteri Basillus subtilis melakukan fermentasi dan oksidasi dengan menggunakan medium OF dan diinkubasikan selama 1 x 24 jam pada suhu 370C.5. Uji katalase

Berdasarkan pada kemampuan bakteri Escherichia coli untuk melakukan proses katalisasi yang ditandai dengan terbentuknya gelembung-gelembung.6. Produksi indol

Berdasarkan kemampuan bakteri Escherichia coli untuk menggunakan asam amino sebagai sumber haranya yang ditandai dengan terbentuknya warna merah tua pada permukaan medium dengan penambahan indikator kovach, dengan menggunakan medium tripton dan diinkubasikan selama 1x 24 jam pada suhu 37 0C.7. Uji Sitrat

Berdasarkan kemampuan bakteri Basillus subtilis untuk menggunakan sitrat sebagai sumber karbon yang ditandai dengan perubahan warna hijau menjadi biru dengan menggunakan medium SCA ( Simmons Citrate Agar ) dan diinkubasikan selama 1 x 24 jam pada suhu 350C.8. Deaminase asam amino

Berdasarkan pada kemampuan bakteri Escherichia coli untuk menggunakan asam amino sebagai sumber haranya yang ditandai dengan perubahan warna menjadi kuning setelah penambahan reagen Nessler dengan menggunakan medium pepton cair 4 % dan diinkubasikan selama 1 x 24 jam pada suhu 37 0C.

9. Hidrolisis KarbohidratBerdasarkan kemampuan bakteri Escherichia coli untuk menggunakan karbohidrat sebagai sumber hara yang ditandai dengan terbentuknya zona bening disekitar goresan dengan menggunakan medium SA (Starch Aga) dan diinkubasikan selama 1 x 24 jam pada suhu 35 0C.10. Uji motilitas

Berdasarkan kemampuan bakteri Basillus subtilis untuk menghasilkan energi atau menguraikan ATP yang ditandai dengan adanya pergerakan pada daerah bekas tusukan dengan menggunakan medium motility / SIM dan diinkubasikan selama 1x 24 jam pada suhu 370C.11. Hidrolisis Gelatin

Berdasarkan kemampuan bakteri Escherichia coli untuk menghidrolisis gelatin yang ditandai dengan tetap mencairnya gelatin pada suhu memadatnya, dengan menggunakan medium gelatin dan diinkubasikan selama 1 x 24 jam pada suhu 35 0C.

12. Produksi H2S

Berdasarkan kemampuan bakteri Escherichia coli untuk memproduksi H2S yang ditandai dengan perubahan warna lereng dan lembah serta terbentuknya warna hitam pada daerah tusukan dengan menggunakan medium TSIA (Triple Sugar Iron Agar ) dan diinikubasi selama 5 x 24 jam pada suhu 37 0C.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.I Teori Umum

Metabolisme adalah semua reaksi kimiawi yang dilakukan oleh sel yang menghasilkan energi dan yang menggunakan energi untuk sintesis komponen-komponen sel dan untuk kegiatan-kegiatan selular, seperti pergerakan. Reaksi kimiawi yang membebaskan energi melalui perombakan nutrient disebut reaksi disimilasi atau penguraian; jadi merupakan kegiatan katabolik sel. Sedangkan reaksi kimiawi yang menggunakan energi untuk sintesis dan fungsi-fungsi sel lainnya disebut reaksi asimilasi atau anabolik. (1:23)

Jadi, reaksi disimilasi menghasilkan energi, dan reaksi asimilasi menggunakan energi. Bila sel merombak ikatan-ikatan kimiawi tertentu selama metabolisme, energi yang dilepaskan menjadi tersedia untuk melangsungkan kerja biologis. Selama masa hidup sel, kerja ini bersifat ekstensif dan beragam. Mikroorganisme heterotrofik nonfotosintesik memperoleh energinya dari oksidasi (pengusiran electron atau atom hydrogen) senyawa-senyawa anorganik. (1:23)

Oksidasi adalah proses pelepasan elektron sedang reduksi adalah proses penangkapan elektron. Karena elektron tidak dapat berada dalam bentuk bebas, maka setiap reaksi oksidasi selalu diiringi oleh reaksi reduksi. Hasil dari reaksi oksidasi dapat terbentuknya energi. Pada umumnya reaksi oksidasi secara biologi dikatalisis oleh enzim dehidrogenase. (1:24)

Enzim tersebut mentransfer elektron dan proton yang dibebaskan kepada aseptor elektron intermedier seperti NAD+ dan NADP+ untuk dibentuk menjadi NADH dan NADPH. Fosforilasi oksidasi terjadi pada saat elektron yang mengandung energi tinggi tersebut ditranfer ke dalam serangkain transpor elektron sampai akhirnya ditangkap oleh oksigen atau oksidan anorganik lainnya sehingga oksigen akan tereduksi menjadi H2O. (1:24)

Ada dua macam energi yang digunakan oleh makhluk hidup. (2:310)1. Sinar matahari. Organismenya disebut dengan organisme fotosintesis atau dikenal juga dengan organisme fototrofik.2. Oksidasi senyawa kimia. Organismenya disebut dengan organisme kemosintesis kemotrofik atau autotrofik.Fotosintesis ada dua macam1. Fotosintesis tipe Cynobacteria. Fotosintesis tipe ini sama dengan fotosintesis yang terjadi pada tanaman tingkat tinggi.

2. Fotosintesis tipe Noncyanobacteria.Kelompok bakteri ini tidak memiliki fotosistim II untuk menfotolisis H2O. Dengan demikian bakteri ini tidak pernah menggunakan air sebagai reduktan sehingga oksigen tidak pernah di hasilkan dari fotosintesis. Fotosintesis yang demikian berlangsung dalam keadaan anaerob, sehingga dikenal dengan fotosintesis anaerob. Jadi organisma ini memerlukan suplai senyawa organik sebagai donor hidrogennya RespirasiMikroba. (3:28)

Respirasi mikroba didefenisikan sebagai penggunaan serangkaian transfor elektron untuk mentransfer elektron menuju aseptor elektron terakhir. Energi diperoleh melalui fosporilasi oksidatif tetapi dalam prosesnya bisa menggunakan oksigen sebagai aseptor elektron terakhir (respirasi aerob) atau senyawa anorganik lain (resfirasi anaerob).Respirasi Aerob. (3:28)

Banyak organisme yangn mampu menggunakan oksigen sebagai aseptor elektron terakhir. Dalam hal ini tidak diperlukan reduksi senyawa intermediator sebagaimana dalam fermentasi. Hasilnya senyawa-senyawa intermediate tersebut dapat dioksidasi sempurna menjadi karbon dioksida dan air. Ini merupakan keuntungan yang sangat besar bagi organisme karena jumlah energi yang dihasilkan dari oksidasi sempurna satu molekul glukosa jauh lebih besar bila dibandingkan melalui fermentasi.Respirasi Anaerob. (3:29)

Disamping metabolisma aerob, dan fermentasi terdapat metabolisma lain yang pada umumnya bersifat anaerob. Akan tetapi mikroorganisme tersebut tidak melakukan fermentasi. Bakteri tersebut menggunakan senyawa anorganik sebagai aseptor elektron terakhirnya. Organisma tersebut dapat dibagai dalam 3 kelompok yaitu : reduser sulfat, reduser nitrat dan bakteri metan. Yang perlu diingat bahwa, meskipun tipe metabolismenya adalah anaerob, elektron yang dibebaskan melalui reaksi oksidasi ditransfer melalui serangkaian transfer elektron dan energi dihasilkan melalui fosforilasi oksidatif. Letak perbedaan antara resfirasi aerob dan anaerob adalah bahwa pada respiriasi anaerob yang berperan sebagai aseptor elektron terkahir adalah senyawa anorganik, bukan oksigen. (3:29)Hasil Uji Biokimia. (3:30)

a. Uji fermentasi karbohidrat hasilnya positif bila terjadi perubahan warna pada medium.b. Uji Methyl Red hasilnya positif bila warna tetap merah setelah ditambah methyl red

c. Uji Sitrat, hasil positif bila medium berubah warna menjadi biru, yang artinya bakteri menggunakan sitrat sebagai sumber karbon.e. Uji motilitas, hasilnya positif bila terjadi motility ( pergerakan bakteri )

Metabolisme merupakan reaksi-reaksi kimia yang terjadi pada makhluk hidup. Proses metabolisme dibedakan menjadi dua jenis yaitu anabolisme dan katabolisme. Anabolisme (Biosintesis) yaitu reaksi biokimia yang merakit molekul-molekul sederhana menjadi molekul-molekul yang lebih kompleks. Misalnya pembentukkan protein dari asam amino. Secara umum proses anabolik membutuhkan energi. Sedangkan katabolisme yaitu reaksi biokimia yang memecah atau menguraikan molekul-molekul kompleks menjadi molekul-molekul yang lebih sederhana. Proses katabolik melepaskan energi yang dibutuhkan oleh sel. (4:69)

Aktivitas metabolisme tidak terlepas dari adanya enzim. Berdasarkan tempat bekerjanya, bakteri memiliki dua jenis enzim yaitu endoenzim dan eksoenzim. Endoenzim yaitu enzim yang berkerja dalam sel. Sistem endoenzim selain bersifat anabolik dapat juga bersifat katabolik.sedangkan eksoenzim yaitu enzim yang disekresikan ke luar sel dan berdifusi ke dalam media. Sebagian besar eksoenzim bersifat hidroliktik, yang berarti bahwa eksoenzim menguraikan molekul kompleks menjadi molekul yang molekul-molekul yang lebih sederhana. Molekul-molekul yang lebih kecil ini kemudian dapat memasuki sel dan digunakan untuk kepentingan sel. (4:69)Sifat metabolisme bakteri dalam uji biokimia biasanya dilihat dari interaksi metabolit-metabolit yang dihasilkan dengan reagen-reagen kimia. Selain itu dilihat kemampuannya menggunakan senyawa tertentu sebagai sumber karbon dan sumber energi. (4:69)

E. coli adalah suatu bakteri gram negative berbentuk batang, bersifat anaerobic fakultatif, dan mempunyai flagella peritrikat. E. coli dibedakan atas sifat serologinya berdasarkan antigen O (somatic), K (kapsul) dan H (flagella) Medium selektif yang dapat digunakan untuk mengisolasi E.coli misalnya DHL (Desoxycholate Hydrogen Sulfide Lactose) agar atau MacConkey Agar. Koloni E.coli pada DHL dan MacConkey Agar berwarna merah dan dikelilingi oleh areal yang menunjukkan pengendapan bile. E.coli akan menfermentasi laktosa di dalam medium menjadi asam, sehingga mengakibatkan terjadinya pengendapan bile dan penyerapan indikator merah netral. (4:70)

Berikut beberapa uji Biokimia yang digunakan untuk identifikasi bakteri antara lain : (5:142)a. IndolMedia ini biasanya digunakan dalam indetifikasi yang cepat. Hasil uji indol yang diperoleh negatif bila tidak terbentuk lapisan (cincin) berwarna merah muda pada permukaan biakan, artinya bakteri yang digunakan tidak membentuk indol dari tryptopan sebagai sumber carbon, yang dapat diketahui dengan menambahkan larutan kovacs. Asam amino triptofan merupakan komponen asam amino yang lazim terdapat pada protein, sehingga asam amino ini dengan mudah dapat digunakan oleh mikroorganisme akibat penguraian protein. (5:142)b. MR-VP1. Uji MR Hasilnya positif, bila terjadi perubahan warna menjadi merah setelah ditambahkan methyl red. Artinya, bakteri ini mengahasilkan asam campuran (metilen glikon) dari proses fermentasi glukosa yang terkandung dalam medium MR-VP. Terbentuknya asam campuran pada media akan menurunkan pH sampai 5,0 atau kurang, oleh karena itu bila indikator metil ditambahkan pada biakan tersebut dengan pH serendah itu maka indikator tersebut menjadi merah. Hal ini menandakan bahwa bakteri yang digunakan adalah peragi asam campuran. (5:142)2. Uji VPHasilnya negatif, bila tidak terbentuk warna merah pada medium setelah ditambahkan -napthol dan KOH, artinya hasil akhir fermentasi bakteri ini bukan asetil metil karbinol (asetolin)(5:143)c. SIMHasil yang diperoleh pada uji ini adalah positif, bila terlihat adanya penyebaran yang berwarna putih seperti akar disekitar inokulasi. Hal ini menunjukan adanya pergerakan dari bakteri yang diinokulasikan, yang berarti bahwa bakteri ini memiliki flagella. Dan bila dari uji juga terlihat ada warna hitam, berarti bakteri yang digunakan menghasilkan Hidrogen Sulfit (H2S). (5:143)d.Simmons CitrateHasil uji sitrat yang diperoleh negatif, bila tidak terjadinya perubahan warna. Artinya bakteri yang digunakan tidak mempunyai enzim sitrat permiase yaitu enzim spesifik yang membawa sitrat ke dalam sel. (5:144)e. TSIA Pada uji TSIA, bila warna media slant berubah menjadi merah karena bakteri bersifat basa ini menandakan bahwa bakteri yang digunakan tidak memfermentasi laktosa dan sukrosa. Pembentukan gas positif ini hasil dari fermentasi H2 dan Co2 dapat dilihat dari pecahnya dan terangkatnya agar. Pembentukan H2S positif ditandai dengan adanya endapan berwarna hitam, endapan ini terbentuk karena bakteri mampu mendesulfurasi asam amino dan methion yang akan menghasilkan H2S, dan H2S akan bereaksi dengan Fe++ yang terdapat pada media dan menghasilkan endapan hitam. (5:145)f. Uji gula (Glukosa, Laktosa, Sukrosa dan Manitol)Uji ini dilakukan untuk mengindetifikasi bakteri yang mampu memfermentasikan karbohidrat. Bila pada uji gula-gula hanya terjadi perubahan warna pada media glukosa yang berubah menjadi warna kuning, artinya bakteri yang digunakan membentuk asam dari fermentasi glukosa. Bila pada media glukosa terbentuk gelembung pada tabung durham yang diletakan terbalik didalam tabung media, artinya hasil fermentasi berbentuk gas. (5:145)

II.2 Uraian Bahan

1. Agar (6 : 74)

Nama resmi:Agar

Nama lain:Agar-agar

Pemerian:Berkas potongan memanjang, tipis seperti selaput dan berlekatan, atau berbentuk keeping, serpih atau butiran; jingga lemah kekuningan, abu-abu kekuningan sampai kuning pucat atau tidak berwarna; tidak berbau atau berbau lemah; rasa berlendir; jika lembab liat; jika kering rapuh.

Kelarutan:Praktis tidak larut dalam air; larut dalam air mendidih.

Penyimpanan:Dalam wadah tertutup baik.

Kegunaan:Sebagai zat yang memadatkan medium.

2. Air suling (6 : 96)

Nama resmi:Aqua Destillata.

Nama lain:Air suling/aquades.

RM/BM:H2O/18,02.

Pemerian :Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak mempunyai rasa.

Penyimpanan:Dalam wadah tertutup baik.

Kegunaan:Sebagai pelarut.

3. Alkohol (6 : 65)

Nama resmi:Aethanolum

Sinonim: Etanol, alcohol

RM / BM:C2H6O / 46,06

Pemerian: Cairan tidak berwarna, jernih, mudah menguap dan mudah bergerak, bau busuk, rasa panas. Mudah terbakar dengan memberikan nyala biru yang tidak berasap.

Kelarutan:Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform P, dan dalam eter P.

Penyimpanan:Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya, ditempat sejuk, jauh dari nyala api.

Kegunaan:Sebagai antiseptik

4. Gelatin (6 : 265)

Nama resmi:Gelatinum

Nama lain:Gelatin

Pemerian:Lembaran, keping atau potongan, atau serbuk kasar sampai halus, kuning lemah atau coklat terang, warna variasi tergantung ukuran partikel, larutannya berbau lemah seperti kaldu jika kering stabil diudara, tetapi mudah terurai oleh mikroba jika lembab atau dalam bentuk larutan.

Kelarutan:Tidak larut dalam air dingin, mengembang dan lunak bila dicelup dalam air, laurt dalam air panas.

Penyimpanan:Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan :Sebagai zat penggumpal

5. Glukosa (6 : 268)

Nama resmi:Glucosum

Nama lain:Glukosa

RM / BM:C6H12O6.H2O / 198,17

Pemerian:Hablur tidak berwarna, serbuk hablur atau butiran putih, tidak berbau dan rasa manis

Kelarutan:Mudah larut dalam air, sangat mudah larut dalam air mendidih, agak sukar larut dalam etanol 95% P mendidih.

Penyimpanan:Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan:Sebagai sumber karbon6. Kalium Hiroksida (6 : 689)

Nama resmi:Kalii Hydroxydum

Sinonim:Kalium Hidroksida

RM / BM:KOH / 56,11

Pemerian : Massa berbentuk batang, pelet atau bongkahan putih, sangat mudah larut dalam etanol mutlak P mendidih.

Kelarutan:Larut dalam 1 bagian air, dalam 3 bagian etanol (95%) P, sangat mudah larut dalam etanol mutlah P mendidih.

Kegunaan:Sebagai pereaksi pada uji VP7. Laktosa (6 : 338)

Nama resmi:Lactosum

Nama lain:Laktosa

Pemerian:Serbuk hablur, putih, tidak berbau, rasa agak manis.

Penyimpanan:Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan:Sebagai sumber karbon8. Larutan Iodium (6 : 684)

Nama Resmi: Iodum

Sinonim:Iod

RM / BM: I / 126, 90

Pemerian: Keping / granul, berat hitam keabuan, bau khas, berkilauan seperti metal

Kelarutan: Sangat sukar larut dalam air, mudah larut dalam karbon sulfida, dalam kloroform, dalam karbon tetraklorida dalam eter larut dalam etanol, agak sukar larut dalam gliserin

Penyimpanan: Dalam wadah tertutup rapat

9. Magnesium sulfat (6 : 354)

Nama resmi:Magnesii Sulfas

Nama lain:Magnesium sulfat, garam inggris

RM ? BM:MgSO4.7H2O / 246,47

Pemerian:Hablur, tidak berwarna, tidak berbau, rasa dingin, asin dan pahit. Dalam udara kering dan panas merapuh.

Kelarutan:Larut dalam 1,5 bagian air, agak sukar larut dalam etanol P.

Penyimpanan:Dalam wadah tertutup baik

10. Metil Merah (6 : 705)

Nama resmi:Asam 4-dimetilamina benzena-2-karboksilat

Sinonim:Metil merah

RM:C15H15N3O2Pemerian: Serbuk merah tua atau hablur lembayung.

Kelrutan: Agak sukar larut dalam air, larut dalam etanol (95%) P.

Penyimpanan: Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan:Sebagai indikator11. Natrium Sitrat (6 : 406)

Nama resmi:Natrii citras

Nama lain:Natrium citrate

RM / BM:C6H5Na3O7.H2O / 294,10

Pemerian :Hablur tidak berwarna atau serbuk halus putih

Kelarutan:Mudah larut dalam air, sangat mudah larut dalam air mendidih, praktis dan tidak larut dalam etanol (95%)

Penyimpanan:Dalam wadah tertutup rapat

12. Pepton (6 : 721)

Pemerian:Serbuk; kuning kemerahan sampai coklat; bau khas tidak busuk.

Kelarutan:Larut dalam air; memberikan larutan berwarna coklat kekuningan yang bereaksi agak asam; praktis tidak larut dalam etanol (95%) P dan dalam eter P.

Kegunaan:Sebagai sumber utama nitrogen organik13. Sukrosa (6 : 762)

Nama resmi:Sucrosum

Nama lain:Sakarosa

RM/BM:C12H22O11/ 342,30

Pemerian:Hablur putih atau tidak berwarna; massa hablur atau berbentuk kubus, atau serbuk hablur putih; tidak berbau, rasa manis, stabil di udara. Larutannya netral terhadap lakmus.

Kelarutan:Sangat mudah larut dalam air; lebih mudah larut dalam air mendidih; sukar larut dalam etanol; tidak larut dalam kloroform dan dalam eter.

Penyimpanan:Dalam wadah tertutup baik.

14. Kegunaan:Sebagai sumber karbon15. Naftol (6 : 708)

Nama resmi: Alfa naftol

Nama lain: 1,1-naftol

RM:C10H7OH

Pemerian: Tidak berwarna atau putih atau serbuk halus putih, bau khas

Kelarutan: Larut dalam 5 bagian etanol (95%) P, membentuk larutan, tak lebih dari agak keruh, tidak berwarna atau hampir tidak berwarna.

Penyimpanan:Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan:Sebagai pereaksi16. Ekstrak daging

Kaldu daging sapi konsentrat diperoleh dengan mengekstraksi daging sapi segar tanpa lemak, dengan cara merebus dalam air dan menguapkan kaldu pada suhu rendah dalam hampa udara sampai terbentuk residu kental berbentuk pasta.

Pemerian: Massa berbentuk pasta, berwarna coklat kekuningan sampai coklat tua, bau dan rasa seperti daging, sedikit asam.

Penyimpanan:Wadah tidak tembus cahaya, tertutup rapat.Kegunaan:Sebagai sumber vitamin dan asam aminoII.3Klasifikasi Mikroba

1. Escherchia coliDunia: Procaryotae

Divisi: Schizophyta

Kelas:Schizomycetes

Ordo: Eubacterials

Famili:Enetrobacteriaceae

Genus : Escherichia

Spesies: Escherichia coliMorfologi:Bakteri ini merupakan bakteri gram negatif berbentuk dengan cemetri, tanpa spora. Bakteri ini aerob fakultatif memiliki hemin yang mampu memperoleh energi, baik secara respirasi maupun secara peragian. Bakteri ini terdapat di usus.2. Bacillus subtilisDunia: Eucaryotae

Divisi: Schizophyta

Kelas: Schizomycetes

Ordo: Eubacteriales

Famili: Bacillaceae

Genus: Bacillus

Spesies: Bacillus subtilis

Morfologi:Batang kurus 1-1,5 mm x 2-6 mm, metil dengan flagellum. Pada kultur tampak koloni putih abu-abu tepi liks hair tidak hemdisis pada agar darah.

BAB III

ALAT DAN BAHAN

III.1 Alat

1. Autoklaf

2. Cawan Petri

3. Deck glass

4. Erlenmeyer

5. Hand sprayer

6. Inkubator

7. Lampu spiritus

8. Ose bulat 9. Ose lurus

10. Rak tabung

11. Spoit

12. Tabung reaksi

III.2 Bahan

1. Air suling

2. Alfa naftol

3. Alkohol

4. Biakan bakteri Escherichia coli dan Bacillus subtilis5. Indikator BTB

6. Indikator Kovach

7. Indikator metil merah

8. Iodium

9. Kapas

10. KOH

11. Korek api

12. Medium Motility

13. Medium TSIA

14. Medium Gelatin

15. Medium LB

16. Medium Metil Merah

17. Medium MR

18. Medium NA

19. Medium OF

20. Medium Pepton cair

21. Medium SB

22. Medium SCA

23. MediumGB

24. MediumVP

25. Parafin

26. Reagen Erlich/Kovach

27. Reagen Nessler

28. Tripton

III.3 Cara Kerja1. Fermentasi karbohidrat

Disiapkan alat dan bahan Diinokulasikan biakan bakteri Bacillus subtilis pada 1 tabung reaksi yang telah berisi 5 ml medium LB dan didalam tabung reaksi terdapat tabung durham yang telah disterilkan. Disiapkan satu tabung reaksi untuk kontrol, dimana tabung tersebut hanya berisi medium yang tidak diinokulasikan bakteri. Diulang perlakuan yang sama untuk medium GB dan SB

Diinkubasikan selama 1 x 24 jam pada suhu 350C

Diamati perubahan yang terjadi.

Hasil positif, jika terjadi pembentukan gelembung udara dan terjadi perubahan warna.2. Uji metil merah

Disiapkan alat dan bahan

Diinokulasikan biakan bakteri Basillus subtilis pada 1 tabung reaksi yang telah berisi medium MR dengan menggunakan ose bulat Disiapkan satu tabung reaksi untuk kontrol, dimana tabung tersebut hanya berisi medium yang tidak diinokulasikan bakteri. Diinkubasi selama 5 x 24 jam pada suhu 350C Diamati perubahan yang terjadi. Ditambahkan indikator metil merah kedalam tabung reaksi. Hasil positif jika terjadi perubahan warna menjadi merah.3. Uji Proskauer

Disiapkan alat dan bahan

Diinokulasikan biakan bakteri Basillus subtilis pada 1 buah tabung reaksi yang telah berisi medium VP dengan menggunakan ose bulat Disiapkan satu tabung reaksi untuk kontrol, dimana tabung tersebut hanya berisi medium yang tidak diinokulasikan bakteri Diinkubasi selama 1-2 x 24 jam pada suhu 35oC Diamati perubahan yang terjadi. Ditambahkan larutan KOH 10 tetes dan 1 tetes larutan alfa naftol Hasil positif jika terjadi perubahan warna menjadi merah4. Uji Oksidasi Fermentasi

Disiapkan alat dan bahan

Diinokulasikan biakan bakteri Basillus subtilis pada 2 buah tabung reaksi yang telah berisi medium OF dengan menggunakan ose bulat Tabung 1 dutup dengan kapas dan tabung kedua ditambahkan parafin oil lalu ditutup dengan kapas

Diinkubasikan selama 1 x 24 jam pada suhu 370C

Diamati perubahan yang terjadi. 5. Uji katalase

Disiapkan alat dan bahan

Objek glass dibebas lemakkan Disebarkan biakan bakteri Echerichia coli diatas objek glass, lalu ditutup dengan deg glass. Diamati terbentuknya gelembung udara6. Ujii indol

Disiapkan alat dan bahan

Diinokulasikan biakan bakteri Echerichia coli pada 1 buah tabung reaksi yang telah berisi medium tripton. 1% dengan menggunakan ose bulat. Disiapkan satu tabung reaksi untuk kontrol, dimana tabung tersebut hanya berisi medium yang tidak diinokulasikan bakteri Diinkubasikan selama 1 x 24 jam pada suhu 370C

Diamati perubahan yang terjadi.

Ditambahkanbeberapa tetes indikator kovach.

Diamati perubahan yang terjadi.

7. Uji sitrat

Disiapkan alat dan bahan

Diinokulasikan biakan bakteri Basillus subtilis pada 1 buah tabung reaksi yang telah berisi medium SCA dengan menggunakan ose lurus

Disiapkan satu tabung reaksi untuk kontrol, dimana tabung tersebut hanya berisi medium yang tidak diinokulasikan bakteri Diinkubasikan selama 1 x 24 jam pada suhu 350C

Diamati perubahan yang terjadi.

Hasil positif jika terjadi perubahan warna biru pada medium8. Deaminasi asam amino

Disiapkan alat dan bahan Diinokulasikan biakan bakteri Escherichia coli pada 1 buah tabung reaksi yang telah berisi medium pepton cair dengan menggunakan ose bulat Disiapkan satu tabung reaksi untuk kontrol, dimana tabung tersebut hanya berisi medium yang tidak diinokulasikan bakteri. Diinkubasikan selama 1-2 x 24 jam pada suhu 370C Diamati perubahan yang terjadi. Ditambahkan reagen Nessler pada tabung reaksi. Hasil positif, jika terjadi perubahan warna pada medium menjadi kuning.9. Hidrolisis karbohidrat Disiapkan alat dan bahan Dituang medium Starch Agar kedalam cawan petri Diinokulasikan biakan bakteri Echerichia coli pada permukaan medium dengan metode gores. Diinkubasikan selama 1 x 24 jam pada suhu 350C Diamati perubahan yang terjadi. Ditambahkan beberapa tetes iodium. Hasil positif jika terbentuk zona bening disekitar goresan.10. Uji motility Disiapkan alat dan bahan

Disiapkan 2 buah tabung yang berisi medium motility

Diinokulasikan biakan bakteri Basillus subtilis dalam medium dengan menggunakan ose lurus. Disiapkan satu tabung reaksi untuk kontrol, dimana tabung tersebut hanya berisi medium yang tidak diinokulasikan bakteri Diinkubasikan selama 1 x 24 jam pada suhu 370C

Diamati daerah bekas tusukan.

Hasil positif jika ada pergerakan pada daerah bekas tusukan.11. Hidrolisis gelatin

Disiapkan alat dan bahan Diinokulasikan biakan bakteri Escherichia coli dengan menggunakan ose bulat pada 1 buah tabung reaksi yang telah berisi medium gelatin. Disiapkan satu tabung reaksi untuk kontrol, dimana tabung tersebut hanya berisi medium yang tidak diinokulasikan bakteri Diinkubasikan selama 1x 24 jam pada suhu 350C Diamati.

Dimasukkan kedalam lemari es selama 15 menit.

Hasil positif jika setelah didinginkan medium tetap cair.12. Uji H2S

Disiapkan alat dan bahan Disiapkan 2 buah tabung yang berisi medium TSIA miring membentuk slunt dan butt Diinokulasikan biakan Escherichia coli ke dalam 1 buah tabung reaksi yang berisi medium dengan cara ditusuk lalu digoreskan Disiapkan satu tabung reaksi untuk kontrol, dimana tabung tersebut hanya berisi medium yang tidak diinokulasikan bakteri

Diinkubasikan selama 5 x 24 jam pada suhu 370C Dilakukan pengamatan disekitar daerah goresan, positif bila medium berubah warna menjadi hitam.BAB IV

HASIL PENGAMATAN

IV.1 Tabel PengamatanNoUjiBakteriHasil

1Fermentasi Karbohidrat

GB

SB

LBBacillus subtilis

Bacillus subtilis

Bacillus subtilis

++

+

2Uji metil merah Basillus subtilis-

3Uji ProskauerBasillus subtilis+

4Uji Oksidasi FermentasiBacillus subtilis+

5Uji KatalaseEscherichia coli+

6Uji IndolEscherichia coli+

7Uji SitratBacillus subtilis+

8Deaminasi asam aminoEscherichia coli+

9Hidrolisis KarbohidratEscherichia coli-

10Uji MotilityBasillus subtilis+

11Hidrolisis GelatinEscherichia coli-

12Uji H2SEcherichia coli-

IV.2 Gambar Pengamatan1. Uji Fermentasi Karbohidrat

Keterangan :

1. Tabung reaksi

2. Medium

3. Tabung durham 4. Gas dalam tabung durham

Keterangan :1. Tabung reaksi

2. Medium

3. Tabung durham

4. Gas dalam tabung durham

Keterangan :1. 1. Tabung reaksi

2. Medium

3. Tabung durham

2. Uji Metil Merah Keterangan :1. 1. Tabung reaksi

2. 2. Medium

3. Uji Proskauer Keterangan :

1. Tabung reaksi

2. Medium

3. Endapan

Keterangan :1. Tabung reaksi

2. Medium

Keterangan :3. Tabung reaksi

4. Medium

4. Uji Oksidasi Fermentasi

Keterangan :

1. Tabung reaksi

2. medium

Keterangan ;

1. Tabung reaksi

2. Medium

5. Uji Katalase

Keterangan :1. Objek glass

2. Gelembung udara

6. Uji Indol Keterangan :

1. Tabung reaksi2. Medium

a. Sebelum penambahan

indikator

b. Setelah penambahan

indikator

7. Uji Sitrat

Keterangan :1. Tabung reaksi

2. Medium

8. Deaminasi Asam AminoKeterangan :

1. Tabung reaksi

2. Medium

a. Sebelum penambahan

indikator

b. Setelah penambahan

indikator9. Hidrolisis Karbohidrat

Keterangan :1. Cawan Petri

2. Medium

3. Koloni bakteri

1. Uji Motility

Keterangan :3. Tabung reaksi

4. Medium

2. Hidrolisis GelatinKeterangan :

1. Tabung reaksi

2. Medium

3. Uji H2S

Keterangan :

1. Tabung reaksi

2. Medium

BAB VPEMBAHASAN

Untuk keperluan penelitian, bakteri yang akan dipelajari harus dipisahkan (diisolasi) dari lingklungan aslinya dan bakteri atau mikroorganisme yang lain dan kemudian ditumbuhkan pada suatu medium yang steril. Untuk mengisolasi bakteri diperlukan suatu kultur pengayaan untuk menambah jumlah bakteri yang akan diteliti karena dari sumber alaminya, bakteri yang akan diisolasi biasanya hanya ada pada jumlah yang kecil. Kultur pengayaan ini juga berfungsi untuk mengurangi jumlah bakteri lain yang tidak dibutuhkan.

Kultur pengayaan dapat disediakan dengan penggunaan media yang selektif, penggunaan kondisi inkubasi yang selektif, dan pre-treatment bakteri yang selektif. Metode penyediaan kultur pengayaan disesuaikan dengan sifat bakteri yang akan diisolasi, baik secara fisika maupun kimia, sehingga bakteri yang akan diisolasi dapat tumbuh dan berkembang dengan baik dan walaupun mikroorganisme lain masih dapat hidup, pertumbuhan dan perkembangannya tidak akan maksimal.

Kultur pengayaan dapat menghasilkan suatu koloni bakteri sehingga dapat diidentifikasi. Uji-uji untuk identifikasi bakteri ada beberapa macam diantaranya adalah uji pewarnaan Gram, sporulasi, motilitas, reduksi nitrat, hidrolisis pati dan kasein, hidrolisis gelatin, tes Voges-Proskauer, penggunaan sitrat, uji katalase, oksidase, denitrifikasi, produksi urease, pembentukan senyawa indol, tes suhu, tes pH, dan pengamatan penampakan fisik bakteri. Apabila identifikasi menunjukkan hasil yang sesuai dengan ciri-ciri bakteri yang akan diteliti, maka koloni tersebut diisolasi dan selanjutnya dikembangbiakkan pada media biakan yang steril dan terjaga dari pencemaranMedia biakan yang digunakan untuk menumbuhkan bakteri terdapat dalam bentuk padat, semi-padat, dan cair. Media biakan harus berisi zat hara dan mempunyai keadaan fisik yang sesuai pertumbuhan bakteri. Nutrisi yang berada di dalam media biakan digunakan untuk pertumbuhan, sintesis sel, keperluan energi dalam metabolisme, dan pergerakan. Pada umumnya nutrisi atau kandungan unsur dalam media biakan yang dibutuhkan oleh bakteri adalah sumber energi, karbon, nitrogen, sulfur, fosfor, unsur-unsur logam, vitamin dan air. Macam kondisi fisik lingkungan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan optimum bakteri adalah suhu, gas atmosfer, dan pH. Untuk berhasilnya kultivasi bakteri, dibutuhkan suatu kombinasi nutrisi serta lingkungan fisik yang sesuai.

Bakteri mengalami empat fase pertumbuhan di dalam media biakan, yaitu fase lag, fase log, fase statis, dan fase kematian.Fase Pertumbuhan Bakteri:1. Fase lamban (lag): Tidak ada pertambahan populasi, sel mengalami perubahan pada komposisi kimianya, ukuran bertambah, dan substansi ekstraseluler bertambah

2. Fase logaritma: Sel membelah dengan laju konstan, massa menjadi dua kali lipat dengan laju sama, aktivitas metabolik konstan, dan keadaan pertumbuhan seimbang3. Fase statis: Penambahan produk beracun, kehabisan nutrisi, beberapa sel mati dan yang lainnya tetap hidup dan membelah, dan jumlah sel hidup konstan

4. Fase kematian: Kematian lebih cepat dari pada terbentuknya sel-sel bakeri yang baru. Bergantung pada spesiesnya, semua sel akan mati dalam beberapa hari atau bulan.Pada percobaan kali ini dilakukan uji dengan memakai karbohidrat, asam amino, sitrat dan protein sebagai unsure hara dengan memakai bakteri Basillus subtilis dan EscherichiaPercobaan uji fermentasi karbohidrat adalah untuk membantu dalam penentuan kemampuan mikroorganisme memecah dan memfermentasikan karbohidrat dengan menghasilkan asam dan gas. Pada uji ini digunakan tiga macam medium yaitu LB, GB, dan SB yang berfungsi sebagai substrat organik yang akan difermentasikan oleh bakteri. Bakteri yang digunakan adalah Basillus subtilis. Hasil positif dari percobaan ini adalah terbentuknya gelembung dan terjadi perubahan warna pada medium menjadi warna kuning. Medium GB, SB dan LB berubah warna dari hijau menjadi kuning yang menandakan pada medium tersebut terjadi fermentasi. Pada medium GB hanya terjadi fermentasi asam, tetapi pada medium SB dan LB terjadi fermentasi asam dan juga terbentuk gas karena tabung durham pada tabung reaksi tersebut mengapung.Pada uji metil merah digunakan medium MR dan indikator metil merah. Dengan penambahan indikator MR maka medium akan menjadi merah, ini disebabkan karena indikator MR pada pH 4 akan berwarna merah. Bakteri yang digunakan adalah Basillus subtilis. Hasil positif dari percobaan ini adalah perubahan warna medium menjadi merah. Dari percobaan yang dilakukan setelah penambahan indikator metil merah memang terjadi perubahan warna tetapi tidak menjadi merah melainkan oranye. Jadi hasil dari uji metil merah yaitu negatif yang berarti tidak terjadi proses fermentasi asam campuran dalam medium tersebut.

Uji proskauer memakai medium VP dan indikator KOH dan alfa naftol. KOH 40% adalah untuk mengidentifikasi adanya aseton. Uji ini memakai bakteri Basillus subtilis. Hasil positif dari uji proskauer adalah terjadi perubahan warna medium menjadi merah. Setelah ditambahkan indikator KOH, endapannya hilang dan setelah penambahan alfa naftol medium berubah warna menjadi merah yang menandakan adanya acetoin.Fermentasi dan oksidasi merupakan dua proses yang penting dalam metabolisme mikroorganisme. Tujuan akhirnya adalah akumulasi energi baik untuk aktivitas mikroorganisme maupun proses biologi lainnya. Medium OF digunakan pada uji oksidasi fermentasi. Bakteri yang digunakan pada uji ini yaitu bakteri Basillus subtilis. Pada percobaan ini, dipakai 2 tabung reaksi dimana tabung reaksi yang pertama tidak dipakai paraffin oil dan tabung reaksi yang kedua ditetesi paraffin oil pada kapas penutup tabung reaksi tersebut. Tabung reaksi yang pertama berubah warna dari hijau menjadi kuning dan tabung reaksi yang kedua tidak berubah warna, ini berarti terjadi proses fermentasi.Katalase adalah enzim yang mengkatalisis penguraian H2O2 menjadi air dan oksigen, dimana H2O2 terbentuk pada metabolisme aerob. Uji katalase memakai bakteri Escherichia coli. dan diletakkan diatas objek glass. Hasil positif yaitu terbentuknya gelembung. Gelembung yang terbentuk merupakan oksigen bebas hasil dari penguraian H2O2. Gelembung yang terbentuk dapat langsung diamati tanpa diinkubasi.Uji indol bertujuan untuk menentukan kemampuan mikroorganisme menguraikan asam amino triptofan. Asam amino triptofan merupakan komponen asam amino yang lazim terdapat dalam protein sehingga asam amino dengan mudah dapat cepat digunakan oleh mikroorganisme akibat penguraian protein. Pada uji indol dipakai medium tripton dan indikator kovach. Bakteri yang digunakan yaitu bakteri Escherichia coli. Sebelum penambahan indikator kovach, medium berwarna kuning dan setelah dilakukan penambahan indikator, terbentuk warna merah yang berarti hasilnya positif yaitu bakteri Escheichia coli menggunakan asam amino sebagai sumber hara.Uji sitrat dilakukan untuk melihat kemampuan mikroba menggunakan sitrat sebagai sumber karbon dan energi. Uji sitrat memakai medium SCA dan memakai biakan bakteri Basillus subtilis. Hasil positif dari uji sitrat ini adalah terjadi perubahan warna pada medium menjadi warna biru. Karena medium berubah warna dari hijau menjadi biru, maka hasil yang diperoleh positif yaitu bakteri Basillus subtilis menggunakan sitrat sebagai sumber haranya.Deaminasi akan menyebabkan penumpukan amin pada medium yang digunakan. Keberadaan amin dapat dideteksi dengan penambahan reagen nessler yang akan membentuk suatu kompleks yang berwarna kuning. Deaminasi asam amino memakai pepton sebagai medium dan setelah diinkubasi ditambahkan reagen nessler. Dan bakteri yang digunakan yaitu Escherichia coli. Sebelum penambahan indicator, larutan berwarna putih keruh tetapi setelah penambahan reagen nessler, medium berubah warna menjadi kuning. Hasil dari uji deaminasi asam amino ini positif yaitu bakteri Escherichia coli menggunakan asam amino sebagai sumber haranya.Pada uji hidrolisis karbohidrat dipakai medium SA yang dituang kedalam cawan petri, lalu pada permukaan medium digores biakan bakteri Escherichia coli. Setelah diinkubasi, ditambahkan beberapa tetes iodium. Dan setelah penambahan iodium, tidak terdapat daerah bening disekitar goresan, ini menandakan bahwa bakteri Escherichia coli tidak menggunakan karbohidrat dbg sumber haranya.Uji motolity bertujuan untuk melihat pergerakan pada medium yang telah diinokulasikan bakteri Basillus subtilis. Pada uji motility dipakai medium SIM. Hasil yang diperoleh dari percobaan yang dilakukan adalah negatif yaitu tidak ada pergerakan pada bekas tusukan.Hidrolisis gelatin dapat digunakan untuk mengetahui sifat pathogen jalur mikroorganisme. Pada uji hidrolisis gelatin medium yang digunakan adalah medium gelatin dan bakteri Escherichia coli. Setelah diinkubasi, tabung reaksi yang berisi medium gelatin lalu dimasukkan kedalam lemasi es lebih kurang 15 menit. Setelah diamati, tidak ada perubahan yang terjadi. Medium tetap memadat tidak mencair yang berarti bakteri Escherichia coli tidak menggunakan protein sebagai sumber haranya.Uji H2S juga sering disebut dengan uji TSIA karena percobaan ini menggunakan medium TSIA. Uji H2S dilakukan untuk membedakan sejumlah kelompok-kelompok berbeda dari mikroorganisme. Bakteri yang digunakan adalah Escherichia coli yang diinokulasikan pada medium TSIA. Hasil yang diperoleh adalah terdapat endapan berwarna hitam yaitu terbentuk endapan H2S.BAB VI

PENUTUP

VI.1 Kesimpulan

Dari percobaan yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan :

1. Uji fermentasi karbohidrat dengan medium LB, GB dan SB, hasilnya positif, yaitu terjadi proses fermentasi senyawa asam dan gas.

2. Uji metil merah, hasilnya negatif yaitu tidak terjadi proses fermentasi asam campuran.

3. Uji proskauer, hasilnya positif karena medium berubah warna menjadi merah yang menandakan adanya acetoin.4. Uji oksidasi fermentasi, hasilnya positif terjadi proses fermentasi.

5. Uji katalase, hasilnya pisitif karena terbentuk gelembung udara.

6. Uji indol, hasilnya positif karena terjadi perubahan warna pada medium yang berarti bakteri Escherichia coli menggunakan asam amino sebagai sumber hara.

7. Uji sitrat, hasilnya positif yaitu bakteri Basillus subtilis menggunakan sitrat sebagai sumber karbon..

8. Deaminasi asam amino, hasilnya positif Escherichia coli menggunakan asam amino sebagai sumber haranya karena medium berubah warna menjadi kuning.9. Uji hidrolisis karbohidrat, hasilnya negatiif Echerichia coli tidak menggunakan karbohidrat sebagai sumber haranya karena tidak terbentuk daerah bening disekitar goresan.

10. Uji motility, hasilnya negatif karena tidak ada pergerakan pada bekas tusukan.

11. Uji hidrolisis gelatin, hasilnya negatif karena medium tetap padat.

12. Uji H2S, hasilnya positif karena terbentuk endapan H2S.

DAFTAR PUSTAKA

1. Djide, Natsir, M, Drs, (2005), Mikrobiologi dan Parasitologi Dasar, Laboratorium Mikrobiologi Farmasi Universitas Hasanuddin : Makassar

2. Djide, Natsir, M, Drs. (2007), Penuntun Praktikum Mikrobiologi Dasar, Laboratorium Mikrobiologi Farmasi Unhas : Makassar

3. Djide, Natsir, M, Drs, (2004), Dasar-dasar Mikrobiologi, Laboratorium Mikrobiologi Farmasi Universitas Hasanuddin : Makassar

4. Irianto, Koes, Drs. (2002), Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme, Yrama Widya : Jakarta.

5. Surya Wira, Unus, (1983), Penuntun Mikrobiologi Umum, Angkasa : Bandung6. Ditjen POM, (1979), Farmakope Indonesia, edisi III, Departemen Kesehatan Republik Indonesia : Jakarta.

SKEMA KERJA

1. Uji Fermentasi KarbohidratTabung reaksi + tabung durham Medium SB, GB dan LB + BTB Inokulasi biakan bakteri Inkubasi 35oC, 1x24 jam Amati(+) terbentuknya gelembung dan perubahan warna (kuning)

2. Uji Metil Merah

Tabung reaksi

Medium MR

Inokulasi biakan bakteri Inkubasi 35oC, 5x24 jam Indikator metil merah

Amati perubahan yang terjadi

(+) medium berwarna merah3. Uji Proskauer

Tabung reaksi Medium VP Inokulasi biakan bakteri Inkubasi 35oC, 1-2x24 jam 10 tetes larutan KOH 40% 1 tetes larutan alfa naftol

Amati perubahan yang terjadi (+) medium berwarna merah

4. Uji Oksidasi Fermentasi

Tabung reaksi

Inokulasi biakan bakteri Tabung I tidak ditambahkan paraffin

Tabung II ditetesi paraffin pada kapas penutup tabung reaksi

Inkubasi 37oC, 1x24 jam

Amati perubahan yang terjadi

5. Uji Katalase

Objek glass (bebas lemakkan)inokulasi biakan bakteri

Amati terbentuknya gelembung udara

6. Uji Indol

Tabung reaksi

Medium tripton

Inokulasi biakan bakteri

Inkubasi 37oC, 1x24 jam

Indikator kovach

Amati perubahan yang terjadi

7. Uji Sitrat

Tabung reaksi

Medium SCA

Inokulasi biakan bakteri

Inkubasi 35oC, 1x24 jam

Amati perubahan yang terjadi

(+) medium berwarna biru

8. Deaminasi Asam AminoTabung reaksi

Medium pepton

Inokulasi biakan bakteri

Inkubasi 37oC, 1x24 jam

2 tetes reagen nessler

Amati perubahan warna

(+) medium berwarna kuning

9. Hidrolisis Gelatin

Cawan petri

Medium SA

Inokulasi biakan bakteri

Inkubasi 37oC, 1x24 jam

Beberapa tetes iodium

Amati daerah bening disekitar goresan

10. Uji MotilityTabung reaksi

Medium SIM

Inokulasi biakan bakteri

Inkubasi 37oC, 1x24 jam

Amati bekas tusukan (ada pergerakan atau tidak)

11. Hidrolisis Gelatin

Tabung reaksi

Medium gelatin

Inokulasi biakan bakteri

Inkubasi 35oC, 1x24 jam

Masukkan kedalam lemari es selama15 menit

Amati perubahan pada medium

(+) medium tetap cair

12. Uji H2S

Tabung reaksi

Medium TSIA

Inokulasi biakan bakteri

Inkubasi 37oC, 5x24 jam

Amati daerah sekitar goresanLABORATORIUM MIKROBIOLOGI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

Medium:LB

Indikator:BTB

Bakteri:Basillus subtillis

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

Medium:SB

Indikator:BTB

Bakteri:Basillus subtillis

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

Medium:GB

Indikator:BTB

Bakteri:Basillus subtilis

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

Medium:VP

Indikator:Tidak ada

Bakteri:Basillus subtilis

Medium:MR

Indikator:Metil merah

Bakteri:Basillus subtilis

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

Medium:VP

Indikator:KOH

Bakteri:Basillus subtilis

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

Medium:VP

Indikator:Alfa naftol

Bakteri:Basillus subtilis

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

Medium:OF

Indikator:-

Bakteri:Basillus subtilis

Tabung I

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

Medium:OF

Indikator:Paraffin oil

Bakteri:Basillus subtilis

Tabung II

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

Bakteri:Escherihia coli

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

Medium:Tripton

Indikator:Kovach

Bakteri:Echerichia coli

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

Medium:SCA

Indikator:-

Bakteri:Basillus subtilis

a b

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

Medium:Pepton

Reagen:Nessler

Bakteri:Escherichia coli

a b

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

Medium:Starch Agar

Indikator:Iodium

Bakteri:Escherichia coli

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

Medium:SIM

Indikator:-

Bakteri:Basillus subtilis

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

Medium:Gelatin

Indikator:-

Bakteri:Escherichia coli

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

Medium:TSIA

Indikator:-

Bakteri:Escherichia coli