lapkas bedah rena

23
KANKER PAYUDARA Oleh: RAINAH NASUTION 09.100.1234 Pembimbing: dr. HENRI SITANGGANG Sp.B KEPANITERAAN KLINIK SENIOR DEPARTEMEN ILMU BEDAH FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

Upload: merizawinanda

Post on 17-Jan-2016

246 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Lapkas Bedah Rena

KANKER PAYUDARA

Oleh:

RAINAH NASUTION

09.100.1234

Pembimbing:

dr. HENRI SITANGGANG Sp.B

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR

DEPARTEMEN ILMU BEDAH

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

RDSUD DELI SERDANG LUBUK PAKAM

Page 2: Lapkas Bedah Rena

Assalamu ‘alaikum Wr. Wb

Dengan mengucapkan puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang

maha pengasib lagi maha penyayang atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga

penulis dapat menyelesaikan paper ini dengan judul “kanker payudara” dan

junjungan penulis kepada Nabi Muhammad SAW yang membawa kita ke alam

yang berilmu pengetahuan.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada dr. Henri

Sitanggang Sp.B serta para perawat yang telah membantu dalam menyelesaikan

Paper ini.

Akhir kata meskipun berbagai usaha telah dilakukan semaksimal mungkin

dalam menyelesaikan penulisan paper ini, namun karena keterbatasan

pengalaman, pengetahuan, dan kepustakaan, paper ini masih jauh dari

kesempurnaan. Untuk itu, kritik dan saran dari berbagai pihak sangan diharapkan

untuk menyempurnakan Paper ini. Semoga Allah SWT memberikan balasan atas

jasa-jasa yang telah membimbing dan membantu penulis dalam menyelesaikan

paper ini.

Lubuk Pakam , Agustusr 2014

Penulis

Rainah nasution

Page 3: Lapkas Bedah Rena

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Kanker payudara adalah masalah kesehatan utama di Amerika Serikat.

Identitas keseluruhannya meningkat sampai 54% dalam 40 tahun, antara tahun

1950 sampai 1989 angka insidens meningkat secara konstan sampai 1% setiap

tahun, hingga 1980-an. Ketika angka tersebut melonjak hingga 4% selama tahun

1970 dan 1980-an insiden keseluruhan kanker payudara meningkat hingga 21%

diantara wanita dan terus meningkat sampai 42% akibat kanker payudara tetap

tidak berubah selama 40 tahun, yang menunjukkan bahwa pengobatan terbaru

dengan pembedahan, terapi radiasi, dan kemoterapi hanya menghasilkan

perbaikan kecil untuk kelangsungan hidup.

Sekarang ini tidak ada penyembuhan untuk kanker payudara, karena

insidennya yang terus meningkat, angka kematian yang tidak berubah, dan tidak

adanya penyembuhan. Penasehat dan aktivis telah menarik perhatian social dan

politik dan telah menjadikannya sorotan nasional, aktivitas telah menuntut dan

mendapatkan bantuan federal yang meningkat untuk program kanker payudara

nasional yang ditujukan untuk menentukan penyembuhan.

Statistic terakhir menunjukkan bahwa resiko sepanjang hidup untuk

mengalami kanker payudara adalah 1 dari 8 wanita. Resiko ini tidak sama untuk

semua kelompok usia. Melihat hal diatas maka penulis tertarik untuk mengangkat

kasus ini menjadi judul Asuhan Keperawatan Pada Ny. R dengan Gangguan

Sistem Reproduksi Ca Mammae.

Page 4: Lapkas Bedah Rena

Definisi

Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang

terus tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk benjolan di

payudara. Jika benjolan itu tidak dibuang atau terkontrol, sel-sel kanker bisa

menyebar (metastase) pada bagian-bagian tubuh lain. Metastase bisa terjadi pada

kelenjar getah bening (limfe) ketiak ataupun diatas tulang belikat. Selain itu, sel-

sel kanker bisa bersarang ditulang, paru-paru, hati, kulit, dan bawah kulit. Kanker

payudara adalah pertumbuhan yang tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh yang

berubah menjadi ganas

Kanker payudara adalah suatu pertumbuhan sel-sel abnormal yang cenderung

menginvansi jaringan disekitarnya dan menyebar ketempat-tempat jauh .

Etiologi

Page 5: Lapkas Bedah Rena

Penyebab spesifik kanker payudara belum diketahui secara pasti. Namun

beberapa factor resiko pada pasien diduga berhubungan dengan kejadian kanker

payudara, yaitu:

1.      Riwayat pribadi kanker payudara beresiko mengalami kanker payudara

sebelahnya.

2.      Tinggi melebihi 170 cm

Wanita yang tingginya 170 cm mempunyai resiko terkena kanker payudara karena

pertumbuhan lebih cepat saat usia anak dan remaja membuat adanya perubahan

struktur genetic (DNA) pada sel tubuh yang diantaranya berubah ke arah sel

ganas.

3.      Masa reproduksi yang relative panjang

·         Menarche (menstruasi) pada usia muda sebelum usia 12 tahun..

·         Wanita terlambat memasuki menopause (lebih dari usia 60 tahun).

·         Wanita yang belum mempunyai anak, lebih lama terpapar dengan hormone

esterogen relative lebih lama dibandingkan wanita yang sudah punya anak.

4.      Kehamilan dan menyusui

Berkaitan erat dengan perubahan sel kelenjar payudara saat menyusui.

5.      Riwayat tumor payudara.

6.      Pemajanan terhadap radiasi ionisasi setelah masalah pubertas dan sebelum usia

30 tahun.

7.      Kontrasepsi oral.

8.      Wanita gemuk (obesitas)

Dengan menurunkan berat badan, level estrogen tubuh akan turun pula.

Page 6: Lapkas Bedah Rena

9.      Preparat hormone estrogen

Penggunaan preparat selama atau lebih dari 5 tahun.

10.  Factor genetic

Kemungkinan untuk menderita kanker payudara 2-3 x lebih besar pada wanita

yang ibunya atau saudara kandungnya menderita kanker payudara.

11.  Alcohol.

12.  Tidak pernah melahirkan anak.

13.  DES (dietilstilbestrol).

Wanita yang mengkonsumsi DES untuk mencegah keguguran memiliki risiko

tinggi menderita kanker payudara.

14.  Stres hebat

Anatomi Fisiologi

Secara fisiologi anatomi payudara terdiri dari alveolusi, duktus laktiferus,

sinus laktiferus, ampulla, pori pailla, dan tepi alveolan. Pengaliran limfa dari

payudara kurang lebih 75% ke aksila. Sebagian lagi ke kelenjar parasternal

terutama dari bagian yang sentral dan medial dan ada pula pengaliran yang ke

kelenjar interpektoralis.

Payudara mengalami tiga perubahan yang dipengaruhi hormone. Perubahan

pertama ialah mulai dari masa hidup anak melalui masa pubertas, masa fertilitas,

sampai ke klimakterium dan menopause. Sejak pubertas pengaruh ekstrogen dan

progesterone yang diproduksi ovarium dan juga hormone hipofise, telah

menyebabkan duktus berkembang dan timbulnya asinus.

Page 7: Lapkas Bedah Rena

Perubahan kedua ialah perubahan sesuai dengan daur menstruasi. Sekitar hari

kedelapan menstruasi payudara jadi lebih besar dan pada beberapa hari

sebelumnya menstruasi berikutnya terjadi pembesaran maksimal. Kadang-kadang

timbul benjolan yang nyeri dan tidak rata. Selama beberapa hari menjelang

menstruasi payudara menjadi tegang dan nyeri sehingga pemeriksaan fisik,

terutama palapasi, tidak mungkin dilakukan. Pada waktu itu, pemeriksaan foto

mammogram tidak berguna karena kontras kelenjar terlalu besar. Begitu

menstruasi mulai, semuanya berkurang.

Perubahan ketiga terjadi waktu hamil dan menyusui. Pada kehamilan

payudara menjadi besar karena epitel duktus lobul dan duktus alveolus

berproliferasi, dan tumbuh duktus baru.

Sekresi hormone prolaktin dari hipofisis anterior memicu laktasi. Air susu

diproduksi oleh sel-sel alveolus, mengisi asinus, kemudian dikeluarkan melalui

duktus keputing susu.

Patofisiologi

Perubahan Genetik Mutasi Gen Normal

Berkembangbiaknya sel secara tidak terkendali

Infiltrasi sel ke jaringan sekitar sambil merusaknya

Neoplasma ganar mengenai payudara

-          Klien sering bertanya tentang penyakitnya-          Wajah cemas-          Klien sering melamun

Obstruksi sirkulasi Infiltrasi ke pemb. Limfe Peningkatan

kebutuhan jaringan

Page 8: Lapkas Bedah Rena

Hipoksia pada sel kanker Bendungan pada limfe setempat

Hipermetabolisme jaringan

Nekrosis Edema sekitar tumor Penurunan massa otot

dan BB

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuhUkuran pada permukaan payudara Peau d’orange

o

Gangguan rasa nyaman : nyeriPori-pori kulit membesar

o   Kulit menebal

o   Keras dengan batas yang tidak normal

o   Tidak dapat digerakkan

o   Perubahan warna kulit

Manifestasi Klinis

-          Terdapat benjolan di payudara yang nyeri maupun tidak nyeri, dari mulai

ukuran kecil kemudian menjadi besar dan teraba seperti melekat pada kulit,

biasanya memiliki pinggiran yang tidak teratur,

-          Keluar cairan abnormal dari puting susu, berupa nanah, darah, cairan encer

padahal ibu tidak sedang hamil,

-          Ada perlengketan dan lekukan pada kulit,

-          Perubahan warna atau tekstur kulit pada payudara,

-          Payudara tampak kemerahan dan kulit disekitar puting susu bersisik,

-          Terjadinya luka yang tidak sembuh dalam waktu yang lama,

-          Rasa tidak enak dan tegang,

-          Retraksi puting,

Page 9: Lapkas Bedah Rena

-          Pembengkakan local,

-          Konsistensi payudara yang keras dan padat,

-          Benjolan tersebut berbatas tegas dengan ukuran kurang dari 5 cm, biasanya

dalam stadium ini belum ada penyebaran sel-sel kanker diluar payudara.

-          Perubahan bentuk dan besar payudara, adanya lekukan ke dalam, tarikan dan

refraksi pada areola mammae.

-          Edema dengan peant d’orange (keriput seperti kulit jeruk),

-          Pengelupasan papilla mammae,

-          Ditemukan lessi pada pemeriksaan mammografi,

-          Pada stadium lanjut, bisa timbul nyeri tulang, penurunan berat badan,

pembengkakan lengan atau ulserasi kulit.

Klasifikasi Kanker Payudara

o   Tumor primer (T)

o   Tx : Tumor primer tidak dapat ditentukan

o   To : Tidak terbukti adanya tumor primer

o   Tis : Kanker in situ, paget dis pada papila tanpa teraba tumor

o   T1 : Tumor < 2 cm

o   T1a : Tumor < 0,5 cm

o   T1b : Tumor 0,5 – 1 cm

o   T1c : Tumor 1 – 2 cm

o   T2 : Tumor 2 – 5 cm

o   T3 : Tumor diatas 5 cm

o   T4 : Tumor tanpa memandang ukuran, penyebaran langsung ke dinding thorax

atau kulit.

ü  T4a : Melekat pada dinding dada

ü  T4b : Edema kulit, ulkus, peau d’orange, satelit

ü  T4c : T4a dan T4b

Page 10: Lapkas Bedah Rena

ü  T4d : Mastitis karsinomatosis

o   Nodus limfe regional (N)

o   Nx : Pembesaran kelenjar regional tidak dapat ditentukan

o   N0 : Tidak teraba kelenjar axila

o   N1 : Teraba pembesaran kelenjar axila homolateral yang tidak melekat.

o   N2 : Teraba pembesaran kelenjar axila homolateral yang melekat satu sama lain

atau melekat pada jaringan sekitarnya.

o   N3 : Terdapat kelenjar mamaria interna homolateral

o   Metastase jauh (M)

o   Mx : Metastase jauh tidak dapat ditemukan

o   M0 : Tidak ada metastase jauh

o   M1 : Terdapat metastase jauh, termasuk kelenjar subklavikula

    Stadium Kanker Payudara

1.      Stadium I : tumor kurang dari 2 cm, tidak ada limfonodus terkena (LN) atau

penyebaran luas.

2.      Stadium IIa : tumor kurang dari 5 cm, tanpa keterlibatan LN, tidak ada

penyebaran jauh. Tumor kurang dari 2 cm dengan keterlibatan LN

3.      Stadium IIb : tumor kurang dari 5 cm, dengan keterlibatan LN. Tumor lebih

besar dari 5 cm tanpa keterlibatan LN

4.      Stadium IIIa : tumor lebih besar dari 5 cm, dengan keterlibatan LN. semua

tumor dengan LN terkena, tidak ada penyebaran jauh

5.      Stadium IIIb : semua tumor dengan penyebaran langsung ke dinding dada atau

kulit semua tumor dengan edema pada tangan atau keterlibatan LN

supraklavikular.

6.      Stadium IV : semua tumor dengan metastasis jauh.

Page 11: Lapkas Bedah Rena

    Pemeriksaan Penunjang

1.      Pemeriksaan laboratorium meliputi morfologi sel darah, LED, Test fal marker

(CEA) dalam serum/plasma, pemeriksaan sitologis.

2.      Mammagrafi, yaitu pemeriksaan yang dapat melihat struktur internal dari

payudara, hal ini mendeteksi secara dini tumor atau kanker.

3.      Ultrasonografi, biasanya digunakan untuk membedakan tumor sulit dengan

kista.

4.      CT Scan, dipergunakan untuk diagnosis metastasis carcinoma payudara pada

organ lain.

5.      Sistologi biopsy aspirasi jarum halus.

Page 12: Lapkas Bedah Rena

6.      Pemeriksaan hematologi, yaitu dengan cara isolasi dan menentukan sel-sel

tumor pada peredaran darah dengan sedimental dan sentriifugasi darah.

Penatalaksanaan

Pembedahan

1.      Mastektomi parsial (eksisi tumor local dan penyinaran).

Mulai dari lumpektomi sampai pengangkatan segmental (pengangkatan jaringan

yang luas dengan kulit yang terkena)

2.      Mastektomi total dengan diseksi aksial rendah seluruh payudara, semua kelenjar

limfe dilateral otocpectoralis minor.

3.      Mastektomi radikal yang dimodifikasi seluruh payudara, semua atau sebagian

jaringan aksial.

-          Mastektomi radikal

Seluruh payudara, otot pektoralis mayor dan minor dibawahnya : seluruh isi

aksial.

-          Mastektomi radikal yang diperluas

Sama seperti mastektomi radikal ditambah dengan kelenjar limfe mamaria

interna.

Non Pembedahan

1.      Penyinaran

Pada payudara dan kelenjar limfe regional yang tidak dapat direseksi pada

kanker lanjut; pada metastase tulang, metastase kelenjar limfe aksila.

Penyinaran radiasi biasa dilakukan setelah insisi massa tumor untuk

mengurangi kecenderungan kekambuhan dan menyingkirkan kanker residual.

Page 13: Lapkas Bedah Rena

Radiasi penyinaran eksternal dengan foton yang diberi melalui akselarasi limer, di

beri setiap hari selama > 45 minggu dari seluruh ragio payudara pasca radiasi.

Efek samping bersifat sementara yaitu reaksi kulit sekitar 2 minggu setelah

pengobatan komplikasi radiasi mencakup pneumonitis, fraktur iga dan fibrosis

payudara yang jarang terjadi.

2.      Kemotrapi

Adjuvan sistemik setelah mastektomi; paliatif pada penyakit yang lanjut.

Kombinasi obat-obatan untuk membunuh sel-sel yang berkembangbiak dengan

cepat atau menekan perkembangbiakannya dan obat-obat penghambat hormon

(obat yang mempengaruhi kerja hormon yang menyokong pertumbuhan sel

kanker) digunakan untuk menekan pertumbuhan sel kanker di seluruh tubuh.

Preparat yang sering digunakan dalam kombinasi adalah : cytoxan ©,

methorexate (m), fluorouracil (F) dan adrilamycin (A) kombinasi yang biasa

digunakan adalah cmf atau CAF. Pemberian kombinasi kemoterapi didasarkan

pada usia, status fisik, penyakit, dan akut tidaknya dalam percobaan klinik.

Efek samping : Mual, muntah, perubahan rasa kecap, alopesra, mukosis,

demotitis, keletihan, peningkatan BB, depresi sumsum tubuh.

3.      Terapi hormone dan endokrin

Kanker yang telah menyebar, memakai estrogen, androgen, antiestrogen,

coferektomi adrenalektomi hipofisektomi.

Keputusan pemberian terapi hormonal didasarkan pada indeks reseptor

astrogen. Progesterone dari pemeriksaan uji jaringan tumor diambil saat biopsy.

Preparat yang digunakan :

Page 14: Lapkas Bedah Rena

·         Temoxifen

Indikasi : pasca menopause dengan reseptor estrogen dan nodus aksilaris +.

Efek samping : mual, muntah, rasa panas, refeni cairan, dan depresi.

·         Diethyustriibestrol

Menghambat pelepasan FSH dan IH untuk menurunkan ekstrogen dan ikatan

ekstrogen.

Efek samping : peningkatan BB, fetasi cairan, mual.

·         Mengestrol untuk menurunkan reseptor ekstrogen.

Efek samping : peningkatan BB, peningkatan nafsu makan.

·         Auksimesteron (halotestin) yang menekan ekstrogen dengan menekan IH dan

FSH.

Efek samping : veriksasi (peningkatan pertumbuhan bulu wajah, suara lebih

dalam).

·         Amihognitotimid (cytodren) yang mengubah androgen menjadi astrogen.

Efek samping : ruam, frasitus.

  Komplikasi

Metastase ke jaringan sekitar melalui saluran limfe (limfogen) ke paru, pleura,

tulang dan hati.

Tindakan Pencegahan

Kanker payudara dapat dicegah dengan cara:

1.      Hindari penggunaan BH yang terlalu ketat dalam waktu lama.

Page 15: Lapkas Bedah Rena

2.      HIndari banyak merokok dan mengkonsumsi alcohol.

3.      Lakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI), setiap bulan.

4.      Hindari terlalu banyak terkena sinar-x atau jenis-jenis radiasi lainnya.

5.      Jaga kesehatan dengan mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran segar. 

Sebaiknya sering mengkonsumsi kedelai serta produk olahannya, seperti tahu,

tempe, dan susu kacang kedelai, sebab kedelai mengandung phyto estrogen, yaitu

genistein,  yang bermanfaat untuk mengurangi resiko terjadinya kanker payudara.

6.      Lakukan olahraga secara teratur.

7.      Hindari terlampau banyak makan makanan berlemak tinggi.

8.      Atasi stress dengan baik, misalnya lewat relaksasi dan meditasi.

9.      Makanlah lalap kunir puti (temu mangga) lebih kurang dua ruas jari setiap hari.

DAFTAR PUSTAKA

Page 16: Lapkas Bedah Rena

- (http//www.pikiran-rakyat.com.jam 10.00, Minggu tanggal 4-8-2014,

sumber : Harianto, dkk)

- (Patofisiologi, Elizabeth J. Corwin, hal. 96).

- (Keperawatan Medikal Bedah Vol. 2 Brunner & Suddarth ; 1958)