lapkas diare 2015 diare akut dengan dehidrasi rs

41
BAB I PENDAHULUAN Diare akut masih merupakan penyebab utama moribiditas dan mortalitas anak di negara berkembang. Terdapat banyak penyebab diare akut pada anak. Pada sebagian besar kasus penyebabnya adalah infeksi akut intestinum yang disebabkan oleh virus, bakteri atau parasit, akan tetapi berbagai penyakit lain juga dapat menyebabkan diare akut, termasuk sindroma malabsorpsi. Diare karena virus umumnya bersifat self limiting sehingga aspek terpenting yang harus diperhatikan adalah mencegah terjadinya dehidrasi yang menjadi penyebab utama kematian dan menjamin asupan nutrisi untuk mencegah gangguan pertumbuhan akibat diare. Diare menyebabkan hilangnya sejumlah besar air dan elektrolit dan elektrolit. 1 Di dunia, sebanyak 6 juta anak meninggal tiap tahunnya karena diare dan sebagian besar kejadian tersebut terjadi di negara berkembang. Sebagai gambaran 17% kematian anak di dunia disebabkan oleh diare dan sejumlah 10% kematian anak-anak di bawah umur 5 tahun. Berdasarkan survey morbiditas yang dilakukan Subdit Diare Departemen Kesehatan dari tahun 2000 sampai dengan 2010 terlihat kecenderungan insidens yang naik. Pada tahun 2010 terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) diare di 33 Laporan Kasus Diare Akut Dengan Dehidrasi Ringan Sedang Terehidrasi Page 1

Upload: tritorres

Post on 31-Jan-2016

110 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Lapkas Diare 2015 Diare Akut Dengan Dehidrasi RS

BAB I

PENDAHULUAN

Diare akut masih merupakan penyebab utama moribiditas dan mortalitas anak

di negara berkembang. Terdapat banyak penyebab diare akut pada anak. Pada

sebagian besar kasus penyebabnya adalah infeksi akut intestinum yang disebabkan

oleh virus, bakteri atau parasit, akan tetapi berbagai penyakit lain juga dapat

menyebabkan diare akut, termasuk sindroma malabsorpsi. Diare karena virus

umumnya bersifat self limiting sehingga aspek terpenting yang harus diperhatikan

adalah mencegah terjadinya dehidrasi yang menjadi penyebab utama kematian dan

menjamin asupan nutrisi untuk mencegah gangguan pertumbuhan akibat diare. Diare

menyebabkan hilangnya sejumlah besar air dan elektrolit dan elektrolit.1

Di dunia, sebanyak 6 juta anak meninggal tiap tahunnya karena diare dan

sebagian besar kejadian tersebut terjadi di negara berkembang. Sebagai gambaran

17% kematian anak di dunia disebabkan oleh diare dan sejumlah 10% kematian anak-

anak di bawah umur 5 tahun. Berdasarkan survey morbiditas yang dilakukan Subdit

Diare Departemen Kesehatan dari tahun 2000 sampai dengan 2010 terlihat

kecenderungan insidens yang naik. Pada tahun 2010 terjadi Kejadian Luar Biasa

(KLB) diare di 33 kecamatan dengan jumlah penderita 4.204 dengan kematian 73

orang. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2007, dilihat dari

kelompok umur diare tersebar di semua kelompok umur dengan prevalensi tertinggi

terdeteksi pada anak balita (1 – 4 tahun) yaitu 16,7%.1,2,3

Manajemen dehidrasi merupakan dasar terapi diare. Menurut World Health

Organisation (WHO), pengobatan diare akut dapat dilaksanakan secara sederhana,

yaitu dengan terapi cairan dan elektrolit per oral serta melanjutkan pemberian

makanan, terapi non spesifik dengan anti diare, dan dan terapi spesifik dengan

antimikroba. Departemen kesehatan menetapkan lima pilar penatalaksanaan diare

bagi semua kasus diare yang diderita anak balita baik yang dirawat di rumah maupun

sedang dirawat di rumah sakit. Tata laksana yang tidak tepat baik yang di rumah

maupun di sarana kesehatan menjadi penyebab utama kematian akibat diare. Salah

Laporan Kasus Diare Akut Dengan Dehidrasi Ringan Sedang Terehidrasi Page 1

Page 2: Lapkas Diare 2015 Diare Akut Dengan Dehidrasi RS

satu langkah dalam pencapaian target MDG’s (Goal ke-4) adalah menurunkan

kematian anak menjadi 2/3 bagian dari tahun 1990 sampai pada 2015.1,3,4

Laporan Kasus Diare Akut Dengan Dehidrasi Ringan Sedang Terehidrasi Page 2

Page 3: Lapkas Diare 2015 Diare Akut Dengan Dehidrasi RS

BAB II

LAPORAN KASUS

2.1 IDENTITAS PASIEN

Nama : By. R.

Umur : 4 bulan

Jenis Kelamin : laki-laki

Alamat : Perumnas II Waena

Pendidikan ayah : S-1

Pekerjaan ayah : Swasta

Pendidikan Ibu : SMA

Pekerjaan ibu : Ibu Rumah Tangga

2.2 ANAMNESIS

2.2.1 Keluhan Utama

Mencret

2.2.2 Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang dengan keluhan mencret sejak 7 hari Sebelum Masuk Rumah

Sakit (SMRS). Keluhan mencret dialami pasien sebanyak 4 – 5 kali sehari

dengan jumlah setengah gelas vit setiap kali mencret, dengan warna

kehijauan, berampas (-), berlendir (-), dan darah (-), cacing (-) dan bau khas

tinja (+). Keluhan rasa haus berlebihan (+), buang air kecil dengan jumlah

air kencing banyak seperti biasanya (1 pampers penuh) dengan warna

bening. Keluhan muntah (+) sebanyak 1 – 2 kali dalam sehari setelah setiap

kali makan bubur dengan muntahan berwarna kekuningan, lendir, darah (-)

dan berampas (-), dengan jumlah seperempat gelas vit. Keluhan demam (+)

sejak 7 SMRS hilang timbul setiap pagi dan sore, menggigil (-),

berkeringat (-) dan riwayat kejang(-). Pasien juga gelisah, rewel, pada

Laporan Kasus Diare Akut Dengan Dehidrasi Ringan Sedang Terehidrasi Page 3

Page 4: Lapkas Diare 2015 Diare Akut Dengan Dehidrasi RS

pemeriksaan hari pertama ditemukan mata cowong. Keluhan lainnya yaitu

batuk (-) dan pilek (-).

2.2.3 Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat malaria sebelumnya disangkal

Riwayat kejang sebelumnya disangkal

2.2.4 Riwayat Kehamilan

Riwayat malaria tropika +4 pada umur kehamilan 4 bulan

Riwayat kebiasaan minum ramuan kasumba 3 – 4 kali selama masa

kehamilan

2.2.5 Riwayat Riwayat kelahiran

Kelahiran cukup bulan dengan persalinan spontan

Berat badan lahir 3500 gram dan langsung menangis

2.2.6 Riwayat Riwayat imunisasi

Imunisasi lengkap sampai usia pasien 4 bulan

Imunisasi yang sudah

didapat

Bulan ke-

Hepatitis B 1, 2

Polio 0, 2, 4

BCG 1 kali

DTP 2, 4

Laporan Kasus Diare Akut Dengan Dehidrasi Ringan Sedang Terehidrasi Page 4

Page 5: Lapkas Diare 2015 Diare Akut Dengan Dehidrasi RS

2.2.7 Riwayat tumbuh kembang

Pertumbuhan dan perkembangan pasien sesuai usia perkembangan

Motorik Kasar:

- kepala terangkat (1 bulan)

- tengkurap sendiri (3 bulan)

Bahasa:

- tertawa (2 bulan)

- menoleh ke bunyi (4 bulan)

Motorik Halus:

- menggenggam (2 bulan)

Personal sosial:

- membalas senyum (1 bulan)

2.2.8 Riwayat gizi

Pasien minum ASI dari lahir hingga sekarang

Nafsu makan bubur baik

2.2.9 Riwayat penyakit keluarga

Riwayat kehamilan kembar (+)

2.3 PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan dilakukan pada hari perawatan ke-3 tanggal 28 Oktober 2015

Status Generalis

Keadaan Umum : Tampak sakit sedang

Kesadaran : Compos Mentis

Tanda-tanda vital : Heart Rate : 101 kali/menit

Respiratory rate : 24 kali /menit

Suhu badan : 36,9°C

Status Gizi

Berat badan : 5,5 kg

Panjang badan : 64 cm

Laporan Kasus Diare Akut Dengan Dehidrasi Ringan Sedang Terehidrasi Page 5

Page 6: Lapkas Diare 2015 Diare Akut Dengan Dehidrasi RS

Rumus Berrman :

Berat badan ideal (Umur (bulan) + 9) / 2 = (4 +9) /2 = 6,5 kg

(Berat badan sekarang/berat badan ideal ) x 100% = (5,5 kg/6,5 kg) x

100%

= 84,6% (Gizi Kurang)

Rumus WHO :

Umur : 4 bulan

Berat badan : 5,5 kg

Panjang badan : 64 cm

Nilai median : 6,7

Nilai -1 SD : 5,7

Laporan Kasus Diare Akut Dengan Dehidrasi Ringan Sedang Terehidrasi Page 6

Page 7: Lapkas Diare 2015 Diare Akut Dengan Dehidrasi RS

Laporan Kasus Diare Akut Dengan Dehidrasi Ringan Sedang Terehidrasi Page 7

Page 8: Lapkas Diare 2015 Diare Akut Dengan Dehidrasi RS

Nilai BB atau TB/PB < Nilai Median

= nilai BB atau TB/PB - Nilai Median

Nilai Median – Nilai (-1SD)

= 5,5 kg – 6,7

6,7 – 5,7

= - 1,2 masuk dalam -2 s/d +2 SD (GIZI BAIK)

Laporan Kasus Diare Akut Dengan Dehidrasi Ringan Sedang Terehidrasi Page 8

Page 9: Lapkas Diare 2015 Diare Akut Dengan Dehidrasi RS

Kepala : Normochepali, ubun-ubun datar, mata cowong (-),

Konjungtiva anemis (-/-), Sklera ikterik (-/-)

Leher : Pembesaran Kelenjar Getah Bening (-)

Thorax :

Pulmo : Inspeksi :Simetris, ikut gerak napas, retraksi (-)

Palpasi :Vocal fremitus pulmo dextra sama dengan

pulmo sinistra

Perkusi : sonor

Auskultasi :suara nafas vesikuler+/+, Ronchii -/-,

wheezing -/-

Cor : Inspeksi : ictus cordis tidak tampak

Palpasi : ictus cordis tidak teraba, thrill (-)

Perkusi : batas-batas jantung dalam batas normal

Auskultasi : bunyi jantung I-II regular, murmur (-),

gallop (-)

Abdomen : Inspeksi : Cembung

Laporan Kasus Diare Akut Dengan Dehidrasi Ringan Sedang Terehidrasi Page 9

Page 10: Lapkas Diare 2015 Diare Akut Dengan Dehidrasi RS

Palpasi : supel, nyeri tekan (-), pembesaran hepar/lien

(tidak teraba/tidak teraba)

Perkusi : Timpani

Auskultasi : Bising Usus (+) normal

Ekstremitas : Akral teraba hangat, udema tungkai (-),

capillary refill time <3”.

Kulit : Turgor kulit cukup, anemis (-), sianotik (-)

2.4 HASIL LABORATORIUM

25 Oktober 2015 27 Oktober 2015 Nilai normal

Hemoglobin 8,4 g/dl 10-16 gr/dl

Leukosit 21.700/mm3 14.220/µL 9000-12.000/mm3

Hematokrit 25,7% 33-38%

Trombosit 228.000/ µL 200.000-400.000/μL

DDR Negatif Negatif

Tes Widal Negatif

2.5 RESUME

Pasien bayi laki-laki berumur 4 bulan datang diantar ke rumah sakit dengan

keluhan mencret sejak 7 hari SMRS sebanyak 4 – 5 kali sehari dengan jumlah

setengah gelas vit setiap kali mencret dengan warna kehijauan, tidak berampas,

berlendir, darah. Kemudian pasien merasa haus berlebihan, buang air kecil dengan

jumlah air kencing banyak (1 pampers penuh) dengan warna bening. Pasien juga

muntah sebanyak 1 – 2 kali setiap kali makan bubur dengan muntahan berwarna

kekuningan, lendir, dengan jumlah seperempat gelas vit. Pasien gelisah dan rewel.

Keluhan demam sejak 7 hari SMRS. Dari pemeriksaan fisik didapatkan tanda-tanda

vital, heart rate 101 kali/menit, respiratory rate 24 kali /menit, suhu badan 36,9°C.

Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan leukositosis dengan nilai 14.220/µL.

2.6 DIAGNOSIS BANDING

Laporan Kasus Diare Akut Dengan Dehidrasi Ringan Sedang Terehidrasi Page 10

Page 11: Lapkas Diare 2015 Diare Akut Dengan Dehidrasi RS

- Demam tifoid

- Diare akut et causa intoleransi laktosa

2.7 DIAGNOSIS KERJA

Diare Akut Dengan Dehidrasi Ringan Sedang Terehidrasi

2.8 PENATALAKSANAAN TERAPI

- IVFD D5 ¼ NS 20 550 cc/24 jam (20 tetes per menit mikro)

- Inj. Cefotaxim 2 x 275 mg (iv)

- Inj. Gentamycin 1 x 27,5 mg (iv)

- Inj. Ondancentron 3 x 4 mg (iv) bila muntah

- Inj. Ranitidin 3 x 5,5 mg (iv)

- Zink 1 x 10 mg (po)

2.9 FOLLOW UP

2.9.1 HARI I (26 Oktober 2015)

S : Demam (+), Mencret (+) sebanyak 3 kali, dengan ampas(-), lendir (-),

darah (-), muntah (-)

O : Keadaan Umum : Tampak sakit sedang

Kesadaran : Compos mentis

Tanda-Tanda vital : Heart Rate : 122 kali/menit

Respiratory rate : 34 kali /menit

Suhu badan : 38°C

Kepala : Normochepali, ubun-ubun datar, mata cowong (+),

Konjungtiva anemis (-/-), Sklera ikterik (-/-)

Leher : Pembesaran Kelenjar Getah Bening (-)

Thorax :

Pulmo : Inspeksi : Simetris, ikut gerak napas, retraksi (-)

Palpasi : Vocal fremitus pulmo dextra sama dengan

pulmo sinistra

Laporan Kasus Diare Akut Dengan Dehidrasi Ringan Sedang Terehidrasi Page 11

Page 12: Lapkas Diare 2015 Diare Akut Dengan Dehidrasi RS

Perkusi : Sonor

Auskultasi : Suara nafas vesikuler (+/+), Ronchii (-/-),

wheezing (-/-)

Cor : Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak

Palpasi : Ictus cordis teraba, thrill (-)

Perkusi : Batas-batas jantung dalam batas normal

Auskultasi : Bunyi jantung I-II regular, murmur (-),

Gallop (-)

Abdomen : Inspeksi : Cembung, supel

Palpasi : Nyeri tekan (-), Pembesaran hepar/lien

(tidak teraba/tidak teraba)

Perkusi : Tympani

Auskultasi : Bising Usus (+) meningkat

Ekstremitas : Akral teraba hangat, udema tungkai (-),

capillary refill time <3”.

Kulit : turgor kulit kembali lambat, anemis (-), sianotik (-)

A : Diare Akut Dengan Dehidrasi Ringan Sedang

P :

- IVFD D5 ¼ NS 20 tetes per menit mikro

- Inj. Cefotaxim 2 x 275 mg (iv) => H-1

- Inj. Gentamycin 1 x 27,5 mg (iv) => H-1

- Inj. Ondancentron 3 x 4 mg (iv) bila muntah

- Inj. Ranitidin 3 x 5,5 mg (iv)

- Paracetamol drip 3 x 55 mg (iv) bila suhu badan ≥ 38°C

- Zink 1 x 10 mg (po)

2.9.2 HARI II (27 Oktober 2015)

S : Demam (-), Mencret (+) sebanyak 1 kali, ampas(+), lendir (-), darah (-),

muntah (-)

O : Keadaan Umum : Tampak sakit sedang

Laporan Kasus Diare Akut Dengan Dehidrasi Ringan Sedang Terehidrasi Page 12

Page 13: Lapkas Diare 2015 Diare Akut Dengan Dehidrasi RS

Kesadaran : Compos mentis

Tanda-Tanda vital : Heart Rate : 110 kali/menit

Respiratory rate : 32 kali /menit

Suhu badan : 36,9°C

Kepala : Normochepali, ubun-ubun datar, mata cowong (-),

Konjungtiva anemis (-/-), Sklera ikterik (-/-)

Leher : Pembesaran Kelenjar Getah Bening (-)

Thorax :

Pulmo : Inspeksi : Simetris, ikut gerak napas, retraksi (-)

Palpasi :Vocal fremitus pulmo dextra sama dengan

pulmo sinistra

Perkusi : Sonor

Auskultasi : Suara nafas vesikuler (+/+), Ronchii (-/-),

wheezing (-/-)

Cor : Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak

Palpasi : Ictus cordis teraba, thrill (-)

Perkusi : Batas-batas jantung dalam batas normal

Auskultasi : Bunyi jantung I-II reguler, murmur (-),

Gallop (-)

Abdomen : Inspeksi : Cembung, supel

Palpasi : Nyeri tekan (-), pembesaran hepar/lien

(tidak teraba/tidak teraba)

Perkusi : timpani

Auskultasi : bising usus (+) meningkat

Ekstremitas : Akral teraba hangat, udema tungkai (-),

capillary refill time ≤ 3”

Kulit : turgor kulit cukup, anemis (-), sianotik (-)

A : Diare Akut Dengan Dehidrasi Ringan Sedang Terehidrasi

P : - IVFD D5 ¼ NS 20 tetes per menit mikro

Laporan Kasus Diare Akut Dengan Dehidrasi Ringan Sedang Terehidrasi Page 13

Page 14: Lapkas Diare 2015 Diare Akut Dengan Dehidrasi RS

- Inj. Cefotaxim 2 x 275 mg (iv) => H-2

- Inj. Gentamycin 1 x 27,5 mg (iv) => H-2

- Inj. Ondancentron 3 x 4 mg (iv) bila muntah

- Inj. Ranitidin 3 x 5,5 mg (iv)

- Paracetamol drip 3 x 55 mg (iv) bila suhu badan ≥ 38°C

- Zink 1 x 10 mg (po)

2.9.3 HARI III (28 Oktober 2015)

S : Demam (-), Mencret (-), muntah (-)

O : Keadaan Umum : Tampak sakit sedang

Kesadaran : Compos mentis

Tanda-Tanda vital : Heart Rate : 105 kali/menit

Respiratory rate : 30 kali /menit

Suhu badan : 36,5°C

Kepala : Normochepali, ubun-ubun datar, mata cowong (-),

Konjungtiva anemis (-/-), Sklera ikterik (-/-)

Leher : Pembesaran Kelenjar Getah Bening (-)

Thorax :

Pulmo : Inspeksi : Simetris, ikut gerak napas, retraksi (-)

Palpasi : Vocal fremitus pulmo dextra sama dengan

pulmo sinistra

Perkusi : Sonor

Auskultasi : Suara nafas vesikuler (+/+), Ronchii (-/-),

wheezing (-/-)

Cor : Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak

Palpasi : Ictus cordis teraba, thrill (-)

Perkusi : Batas-batas jantung dalam batas normal

Auskultasi : Bunyi jantung I-II regular, murmur (-),

Gallop (-)

Abdomen : Inspeksi : Cembung, supel

Laporan Kasus Diare Akut Dengan Dehidrasi Ringan Sedang Terehidrasi Page 14

Page 15: Lapkas Diare 2015 Diare Akut Dengan Dehidrasi RS

Palpasi : Nyeri tekan (-), Pembesaran hepar/lien

(tidak teraba/tidak teraba)

Perkusi : Tympani

Auskultasi : Bising Usus (+) meningkat

Ekstremitas : Akral teraba hangat, udema tungkai (-),

capillary refill time ≤3”

A : Diare Akut Dengan Dehidrasi Ringan Sedang Terehidrasi

P :

- Zink 1 x 10 mg (po)

- Liprolac 2 x ½ sachet (po)

- Cefadroxil 2 x 1/3 cth (po)

(Pasien boleh pulang)

Laporan Kasus Diare Akut Dengan Dehidrasi Ringan Sedang Terehidrasi Page 15

Page 16: Lapkas Diare 2015 Diare Akut Dengan Dehidrasi RS

BAB III

PEMBAHASAN

Berdasarkan anamnesa, pasien datang dengan keluhan mencret sejak 7 hari

SMRS. Keluhan mencret dialami pasien sebanyak 4 – 5 kali sehari dengan jumlah

setengah gelas vit atau 50 ml setiap kali mencret, dengan warna kehijauan, berampas

(-), berlendir (-), dan darah (-), cacing (-) dan bau khas tinja (+). Didapatkan juga

keluhan rasa haus berlebihan (+), muntah (+) sebanyak 1 – 2 kali dalam sehari

setelah setiap kali makan bubur dengan muntahan berwarna kekuningan, lendir,

darah (-) dan berampas (-), dengan jumlah seperempat gelas vit atau 25 ml setiap

kali muntah. Keluhan demam (+) sejak 7 SMRS hilang timbul setiap pagi dan sore.

Dari anamnesa tersebut dapat ditegakkan diagnosa Diare Akut Dengan Dehidrasi

Ringan Sedang. Walaupun produksi urin banyak seperti biasanya dalam satu

pampers penuh dengan warna bening.

Hal ini sesuai dengan teori yang didapatkan yaitu, diare akut adalah buang air

besar pada bayi/anak lebih dari 3 kali/per hari disertai perubahan konsistensi tinja

menjadi cair dengan atau tanpa lendir dan darah yang berlangsung kurang dari 1

minggu Gejala-gejala khas diare akut yaitu ditemukan panas, mual muntah, nyeri

perut, buang air besar dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair (setengah padat),

kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 g atau 200 ml/24 jam,

dengan frekuensi lebih dari 3 kali per hari dapat/tanpa disertai lendir dan darah.

Kehilangan cairan yang abnormal dan berkali-kali menyebabkan dehidrasi. Cara

objektif menentukan derajat dehidrasi adalah membandingkan berat badan sebelum

dan selama diare dan secara subyektif menggunakan kriteria WHO.8

Tabel 1 Klasifikasi Dehidrasi Menurut WHO8

Laporan Kasus Diare Akut Dengan Dehidrasi Ringan Sedang Terehidrasi Page 16

Page 17: Lapkas Diare 2015 Diare Akut Dengan Dehidrasi RS

PENILAIAN A B C

Keadaan Umum Baik, sadar Gelisah, rewel Lesu, lunglai

atau tidak

sadar

Mata Normal Cekung, tidak ada Sangat

Cekung dan

kering

Air Mata Ada Kering Sangat

Kering

Mulut dan Lidah Basah, minum biasa Haus, ingin minum

banyak

Malas

minum atau

tidak bisa

minum

Periksa Turgor Kulit Kembali cepat Kembali lambat Kembali

sangat

lambat

Hasil Pemeriksaan Tanpa Dehidrasi Dehidrasi

Ringan/Sedang

Dehidrasi

Berat

Terapi Rencana Tipe A Rencana Tipe B Rencana

Tipe C

Diare akut disebabkan oleh berbagai enteropatogen, termasuk bakteri, virus

dan parasit. Dua tipe dasar infksi akut adalah radang dan non radang.enteropatogen

menibulkan diare non radang melaui produksi enterotoksin dengan beberapa bakteri,

penghancuran sel (permukaan) villus oleh virus, dan perlengketan serta/ atau

translokasi oleh bakteri yang menginvasi usus secara langsng atau menghasilkan

sitotoksin.4

Tabel 2. Etiologi Diare8

Laporan Kasus Diare Akut Dengan Dehidrasi Ringan Sedang Terehidrasi Page 17

Page 18: Lapkas Diare 2015 Diare Akut Dengan Dehidrasi RS

Etiologi Karakteristik Diare

Virus : Rotavirus, Norwalk virus,

Adenovirus, Calicivirus, Astraovirus.

Virus menginvasi vili-vili usus halus.

Absorbsi terganggu dan terjadi diare

sekretorik., kecuali rotavirus menyebabkan

diare campuran sekretorik-osmotik karena

menyebabkan maldigesti karbohidrat. Diare

sering disertai muntah, menggigil, demam dan

malise sehingga disebut stomach flu.

Bakteri : Vibrio cholera, Enterotoxigenic

E.Coli dan Enteropathogenic E.Coli.

Camplylobacter jejuni, Shigella, Salmonella,

Yersinia enterocolica, Enteroinvasive E.Coli,

Enterohemoragic E.Coli dan Clostridium

difficile.

Menginfeksi usus halus. Diare sangat cair,

tanpa disertai inflamasi maupun invasi ke

mukosa.

Menginfeksi kolon, biasanya terdapat invasi

mukosa, inflamasi mukus dan darah pada

diare.

Parasit : Giardia lambdia, Cryptosporodium

Entamoeba hystolitica

Menginfeksi usus halus, menyebabkan diare

yang cair, berbau busuk, disertai malabsorbsi

nyeri perut, tanpa inflamasi.

Menginfeksi kolon, menyebabkan diare

inflamatorik.

Non Infeksi

Iritable bowel syndrome (IBS) Diare dan konstipasi bergantian, gejala lain

bervariasi, berkaitan dengan stress. Gejala

berulang dalam waktu yang lama.

Malabsorbsi (Misalnya : defisiensi

laktosa)

Diare, kembung, flatulens, sendawa, nyeri perut

terutama bila konsumsi makanan tertentu

Fase akut Inflamatory bowel disease

(IBD)

Frekuensi BAB meningkat disertai mucus dan

darah pada feses, sudah berlangsung dalam waktu

Laporan Kasus Diare Akut Dengan Dehidrasi Ringan Sedang Terehidrasi Page 18

Page 19: Lapkas Diare 2015 Diare Akut Dengan Dehidrasi RS

yang lama, ada riwayat siklus akut-remisi-kronik.

Kolitis iskemik Sering pada pasien >50 tahun. Diare disertai

nyeri perut hebat. Terutama pada pasien lansia

dan memiliki riwayat penyakit vascular perifer.

Medikasi Konsumsi antibiotik jangka lama,

antihipertensif, kemo/radioterapi.

Keracunan makanan Diare setelah konsumsi makanan tertentu,

terutama yang dimasak dengan baik.

Menurut teori yang ada, rotavirus menjadi penyebab diare berat pada anak

usia balita baik di negara maju maupun di negara berkembang. Diare rotavirus jarang

diderita oleh bayi kurang dari 3 bulan. Hal ini berhubungan dengan antibodi ibu

terhadap rotavirus yang disalurkan melalui plasenta dan ASI Ibu. Lactaderin pada

ASI dapat berperan mengganggu replikasi virus rotavirus. Sementara itu diare

rotavirus cenderung memberikan gejala klinis ringan pada anak usia lebih dari 5

tahun karena kemungkinan berhubungan dengan paparan infeksi sebelumnya.

Prevalensi tertinggi diare rotavirus biasanya pada kelompok usia 6-23 bulan dimana

kadar antibiotik ibu yang diperoleh melalui ASI mulai menurun dan mulai memasuki

fase oral yang ditandai dengan memasukan tangan ke mulut. Pemberian vaksin

rotavirus diberikan pada umur 2 bulan, 4 bulan dan 6 bulan bila 3 dosis. Pemberian

dengan cara diminum.10,11

Pada kasus ini, penyebab diare lebih mengarah ke rotavirus karena usia

pasien 4 bulan dimana rotavirus banyak terjadi pada usia rentan 6 – 23 bulan dan

merupakan penyebab tersering diare dan juga penyebarannya melalui kontak

makanan dimana pada usia pasien sudah memasuki usia fase oral. Untuk

pemeriksaan penunjangnya untuk membuktikan penyebabnya rotavirus dapat

dilakukan pemeriksaan Enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA). Menurut

teori, di sebagian besar laboratorium klinik tersedia sejumlah uji diagnostik untuk

eneteropatogen virus, bakteri, dan parasit. Enzyme-linked immunosorbent assay

(ELISA) dapat mengidentifikasi rotavirus.

Laporan Kasus Diare Akut Dengan Dehidrasi Ringan Sedang Terehidrasi Page 19

Page 20: Lapkas Diare 2015 Diare Akut Dengan Dehidrasi RS

Dalam kasus ini, dapat juga dicurigai penyebabnya adalah bakteri karena

bakteri yang menginfeksi usus halus menyebabkan diare sangat cair seperti yang

dialami oleh pasien. Berdasarkan pemeriksaan penunjang, pada pasien ini ditemukan

leukositosis dengan nilai 14.220/µL. Hal ini juga menggambarkan adanya infeksi

yang terjadi pada pasien ini. Namun, untuk menegakkan penyebabnya perlu

dilakukan pemeriksaan analisa feses lengkap yang di dalam kasus ini tidak

dilakukan. Menurut teori, biakan tinja dapat mengidentifikasi enteropatogen bakteri

yang sering dijumpai, misalnya Salmonella, Shigella, Campylobacter, Yersinia,

Aeromonas, Plesiomonas, dan Escherichia colli enterohemoragik.12

PATOFISIOLOGI

Diare akut infeksi diklasifikasikan secara klinis dan patofisiologis menjadi

diare non inflamasi dan diare inflamasi. Diare inflamasi disebabkan invasi bakteri dan

sitotoksin di kolon dengan manifestasi sindroma disentri dengan diare yang disertai

lendir dan darah. Gejala klinis yang menyertai keluhan abdomen seperti mulas

sampai nyeri seperti kolik, mual, muntah, demam, tenesmus, serta gejala dan tanda

dehidrasi. Pada pemeriksaan tinja rutin secara makroskopis ditemukan lendir dan/atau

darah, serta mikroskopis didapati sel leukosit polimorfonuklear.5,7,9

Pada diare non inflamasi, diare disebabkan oleh enterotoksin yang

mengakibatkan diare cair dengan volume yang besar tanpa lendir dan darah. Keluhan

abdomen biasanya minimal atau tidak ada sama sekali, namun gejala dan tanda

dehidrasi cepat timbul, terutama pada kasus yang tidak mendapat cairan pengganti.

Pada pemeriksaan tinja secara rutin tidak ditemukan leukosit. 5,7,9

Pada pasien ini, gambaran klinis yang didapatkan berdasarkan anamnesa

yaitu pasien buang air besar cair tanpa ampas, lendir dan darah, dan juga

didapatkan rasa haus berlebihan, dimana rasa haus berlebihan termasuk dalam

gejala dehidrasi, sehingga diare yang terjadi pada pasien ini termasuk dalam diare

non inflamasi. Hal ini sesuai dengan teori di atas.

Berdasarkan pemeriksaan fisik pada kasus ini, didapatkan tanda khas

dehidrasi pada follow up hari pertama yaitu mata cowong. Dan untuk turgor kulit

Laporan Kasus Diare Akut Dengan Dehidrasi Ringan Sedang Terehidrasi Page 20

Page 21: Lapkas Diare 2015 Diare Akut Dengan Dehidrasi RS

dalam kasus ini pada saat hari pertama perawatan sudah tidak ditemukan turgor

kulit agak lambat karena sudah terrehidrasi selama diobservasi di UGD. Hal ini

sesuai dengan penilaian subyektif menurut kriteria WHO.

Tabel 1 Klasifikasi Dehidrasi Menurut WHO8

PENILAIAN A B C

Keadaan Umum Baik, sadar Gelisah, rewel Lesu, lunglai atau

tidak sadar

Mata Normal Cekung, tidak ada Sangat Cekung dan

kering

Air Mata Ada Kering Sangat Kering

Pada kasus ini, untuk keluhan demam didiagnosis banding dengan demam

tifoid, karena demam yang dialami pasien selama 7 hari yang gejalanya sama

dengan demam tifoid. Namun diagnosa banding ini dapat disingkirkan oleh karena

demam tifoid jarang terjadi pada pasien usia kurang dari 5 tahun. Dilihat dari

pemeriksaan fisik, tidak ditemukan lidah tengah kotor dengan tepi lidah hiperemis.

Hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan, demam tifoid adalah penyakit serius

yang disebabkan oleh bakteri Salmonella Typhi. Tifoid menimbulkan gejala demam,

lelah, lemah, nyeri perut, sakit kepala, tidak ada nafsu makan, dan kadang disertai

ruam. Secara umum, tifoid ditularkan melalui makanan dan minuman yang tercemar.

Tifoid jarang pada anak usia kurang dari 5 tahun. Dari pemeriksaan fisik, sebagian

besar anak mempunyai lidah tifoid yaitu di bagian tengah kotor dan bagian pinggir

hiperemis, meteorismus, hepatomegali lebih sering dijumpai daripada splenomegali.13

Diagnosa banding diare akut karena intoleransi laktosa. Karena pasien

mengeluh diare terus-menerus selama 7 hari, muntah, dan pasien juga

mengkonsumsi susu. Menurut teori, intoleransi laktosa merupakan gejala klinis akibat

tidak terhidrolisnya laktosa secara optimal di dalam usus halus akibat enzim lactase

yang berkurang. Gejala klinis yang diperlihatkan yaitu diare profus, kembung, nyeri

Laporan Kasus Diare Akut Dengan Dehidrasi Ringan Sedang Terehidrasi Page 21

Page 22: Lapkas Diare 2015 Diare Akut Dengan Dehidrasi RS

perut, muntah, seirng flatus, merah di sekitar anus, dan tinja berbau asam.16

Sedangkan pada pasien ini, tidak memiliki keluhan sering flatus, merah di sekitar

anus dan bau tinja tidak berbau asam sehingga diagnose diare akut karena

intoleransi laktosa dapat disingkirkan.

Dari penjelasan anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang dapat

disimpulkan penegakan diagnosa diare akut dengan dehidrasi ringan sedang

terehidrasi, maka penatalaksanaan yang diberikan dalam kasus ini yaitu IVFD D5 ¼

NS 20 tetes per menit mikro, Injeksi Cefotaxim 2 x 225 mg, injeksi Gentamycin 1 x

27,5 mg, injeksi Inj. Ondancentron 3 x 1 mg, injeksi Ranitidin 3 x 2 mg, Zink 1 x 10

mg.

Berdasarkan teori, Departemen Kesehatan menetapkan 5 pilar

penatalaksanaan diare bagi semua kasus diare, yang diderita anak balita baik yang

dirawat di rumah maupun sedang dirawat dirumah sakit, yaitu:1

1) Rehidrasi dengan menggunakan oralit baru

Rehidrasi dengan oralit baru dapat mengurang rasa mual dan muntah. Oralit ini

adalah oralit dengan osmolaritas yang rendah. Oralit ini juga menurunkan

kebuthan suplemen tasi intravena dan mampu mengurangi pengeluaran tinja

hingga 20 % serta mengurang kejadian hingga 30 %.

Tabel 3. Komposisi Larutan oralit

Oralit baru Osmolaritas rendah Mmol/Liter

Natrium 75

Klorida 65

Glucosa, anhydrous

Kalium

75

20

Sitrat 10

Total osmolaritas 245

Ketentuan pemberian oralit formula baru:1

Laporan Kasus Diare Akut Dengan Dehidrasi Ringan Sedang Terehidrasi Page 22

Page 23: Lapkas Diare 2015 Diare Akut Dengan Dehidrasi RS

a. Beri ibu bungkus oralit formula baru

b. Larutkan 1 bungkus oralit formula baru dalam 1 liter air matang, untuk

persediaan 24 jam.

c. Berikan larutan oralit pada anak setiap kali buang air besar, dengan ketentuan

sebagai berikut:

- Untuk anak berumur kurang 2 tahun: berikan 50 – 100 ml tiap kali buang

air besar

- Untuk anak 2 tahun atau lebih : berikan 100 – 200 ml tiap buang air besar.

d. Jika dalam waktu 24 jam persediaan larutan oralit masih tersisa, maka sisa

larutan harus dibuang.

Pada kasus ini, pasien tidak diberikan larutan oralit melainkan diberikan ASI.

2) Zink diberikan selama 10 hari berturut-turut

Zink mengurangi lama dan beratnya diare. Pemberian zink pada pasien anak

penderita kolera dapat menurunkan durasi dan jumlah tinja/cairan yang

dikeluarkan. Zink termasuk mironutrien yang mutlak dibutuhkan untuk

memelihara kehidupan yang optimal.

Dosis zink untuk anak-anak:

Anak dibawah umur 6 bulan : 10 mg (1/2 tablet) perhari

Anak diatas umur 6 bulan : 20 mg (1 tablet) per hari

Zink diberikan selama 10-14 hari berturut-turut meskipun anak telah sembuh dari

diare. Untuk bayi, tablet zink dapat dilarutkan dengan air matang, ASI atau

oralit.1

Pada pasien ini, tablet Zink yang diberikan yaitu tablet Zink 1 x 10 mg, karena

umur pasien 4 bulan ( kurang dari 6 bulan) maka dosis yang diberikan 10 mg

atau setengah tablet dari sediaan tablet zink 20 mg.

3) ASI dan makan tetap diteruskan

Laporan Kasus Diare Akut Dengan Dehidrasi Ringan Sedang Terehidrasi Page 23

Page 24: Lapkas Diare 2015 Diare Akut Dengan Dehidrasi RS

Pada diare berdarah, nafsu makan akan berkurang. Adanya perbaikan nafsu

makan menandakan fase kesembuhan. Pasien dalam kasus ini minum ASI

sehingga dalam 3 hari perawatan, pasien mengalami perubahan yang baik

dalam nafsu makan atau minum ASI sehingga terjadi perbaikan.

4) Antibiotik selektif

Antibiotik jangan diberikan kecuali ada indikasi diare berdarah atau kolera.

Pemberian antibiotik yang tidak rasional akan memperpanjang diare dan akan

menggangu flora usus dan clostridium difficile yang akan tumbuh dan

menyebabkan diare sulit disembuhkan. Selain itu juga, antibiotik pada umumnya

tidak diperlukan pada semua diare akut oleh karena sebagian besar diare infeksi

adalah rotavirus yang sifatnya self limited dan tidak dapat dibunuh dengan

antibiotika. Hanya sebagian kecil (10 – 20%) yang disebabkan oleh bakteri

patogen seperti V.Cholera, Shigella, Enterotoksigenik E.coli, Salmonella,

Camphylobacter dan sebagainya.

Pada kasus ini,dapat dicurigai mengarah ke etiologi bakteri sehingga

diberikan antibiotik cefotaxime 2 x 275 mg secara intravena, Gentamycin 1 x

12,75 mg intravena. Menurut teori, cefotaxime merupakan derivate-thiazol

(cincin 5 dengan atom N dan S) dari generasi sefalosporin ke-3 yang memiliki

sifat anti-laktamase kuat dan khasiat anti-Pesudomonas sedang. Obat ini sangat

aktif terhadap berbagai kuman Gram-Positif amupun Gram-negatif aerobik.

Waktu paruh plasma sekitar 1 jam dan diberikan tiap 6 sampai 12 jam. Terapi

antimikroba untuk enteropatogen bakteri pada anak cefotaxime dengan indikasi

untuk bakteremia. Dosis anak untuk cefotaxime 50-200 mg/kBB/hari dibagi

dalam 2 kali pemberian.14

Pada pasien, dosis yang diberikan sudah sesuai dengan teori.

Cefotaxime 100 mg/kgBB/hari = 100 mg x 5,5 kg = 550 mg / 2 = 275 mg per 12

jam

Laporan Kasus Diare Akut Dengan Dehidrasi Ringan Sedang Terehidrasi Page 24

Page 25: Lapkas Diare 2015 Diare Akut Dengan Dehidrasi RS

Gentamisin berkhasiat terhadap Pseudomonas, proteus dan stafilokokus

yang resisten terhadap penisilin dan metilsilin. Maka obat ini sering digunakan

pada infeksi dengan kuman-kuman tersebut, juga sering dikombinasikan dengan

suatu sefalosporin generasi ke-3. Dosis anak untuk gentamisin 5 – 7,5

mg/kgBB/hari.4,14,15 Hal ini sesuai dengan terapi yang diberikan pada kasus ini

yaitu pemberian kombinasi gentamisin dan cefotaxime yang merupakan salah

satu selosporin generasi ke-3. Pada pasien ini, dosis yang diberikan 5 mg x 5,5

kg = 27,5 mg intravena per 24 jam.

Pada pasien diberikan Ranitidin 3 x 5,5 mg secara intravena dan

Ondancentron 3 x 4 mg secara intravena. Pemberian Antagonis Reseptor H2

(AH2) yang bekerja menghambat sekresi asam lambung akibat perangsangan

obat muskarinik, stimulasi vagus, atau gastrin. Pemberian ranitidin menghambat

reseptor H2 secara selektif dan reversible. Dosis injeksi anak untuk ranitidin 1

mg/kgBB pada 3-4 kali pemberian. Pada pasien ini, dosis ranitidin yang

digunakan 1 mg/kgBB/hari dengan 3-4 kali pemberian.

1 mg x 5,5 kg= 5,5 mg => 5,5 mg per 8 jam

5) Nasihat kepada orangtua

Kembali segera jika demam, tinja berdarah, berulang, makan atau minum sedikit,

sangat haus, diare makin sering atau belum membaik dalam 3 hari.1

Kehilangan cairan dan kelainan elektrolit merupakan komplikasi utama, terutama

pada usia lanjut dan anak-anak. Pada diare akut karena kolera kehilangan cairan

secara mendadak sehingga terjadi shock hipovolemik yang cepat. Kehilangan

elektrolit melalui feses potensial mengarah ke hipokalemia dan asidosis

metabolik.5

Prognosis pada diare akut dengan dehidrasi tergantung dengan

penggantian Cairan yang adekuat, perawatan yang mendukung, dan terapi

antimicrobial. Pada pasien ini prognosisnya baik, karena penderita sudah

mendapat penatalaksanaan yang baik, mulai dari pemberian cairan, perawatan

Laporan Kasus Diare Akut Dengan Dehidrasi Ringan Sedang Terehidrasi Page 25

Page 26: Lapkas Diare 2015 Diare Akut Dengan Dehidrasi RS

hingga pemberian terapi antibiotik untuk mencegah komplikasi diare yang lebih

berat lagi.

Pada hari perawatan terakhir (ke-3), pasien diberikan liprolac 2 x 1/2

sachet sebagai obat pencegah diare. Probiotik merupakan sebagai

mikroorganisme hidup dalam makanan yang difermentasikan yang menunjang

kesehatan melalui terciptanya mikroflora intestinal yang lebih baik. pencegahan

diare dapat dilakukan untuk bayi yang tidak minum ASI. kemungkinan

mekanisme efek probiotik dalam pencegahan diare melalui perubahan

lingkungan mikro lumen usus (pH, oksigen), produksi bahan anti mikroba

terhadap beberapa patogen usus, kompetisi nutrien, mencegah adhesi kuman

patogeb pada enterosit, modifikasi toksin atau reseptor toksin trofik terhadap

mukosa usus melalui penyediaan nutrien dan imunomodulasi.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pada pasien By.R yang berumur 4 bulan didiagnosa dengan diare akut dengan

dehidrasi ringan sedang terehidrasi dengan melihat gejala dan tanda diare akut

dan tanda dehidrasi yang ditemukan pada pasien ini pada hari perawatan

Laporan Kasus Diare Akut Dengan Dehidrasi Ringan Sedang Terehidrasi Page 26

Page 27: Lapkas Diare 2015 Diare Akut Dengan Dehidrasi RS

pertama dan sudah mendapatkan penanganan awal di UGD. Penanganan awal

pada pasien ini merupakan tindakan tepat guna mencegah komplikasi lebih

lanjut.

Penatalaksaan diare untuk pasien ini sudah sesuai dengan penatalaksaan diare

menurut 5 pilar penanganan diare sehingga prognosis pada pasien ini baik.

DAFTAR PUSTAKA

1. Juffrie, Muhammad.,Sri Soenarto, dkk. Buku Ajar Gastroenterologi-Hepatologi.

Jilid I. Cetakan Kedua. 2011. Penerbit Badan Penerbit IDAI.

2. Dwipoerwantoro, Pramita. Pola Tatalaksana Diare Akut Di Beberapa Rumah

Sakit Swasta di Jakarta. Volume 6. Nomor 6. Maret 2005.

www.saripediatric.com. Diunduh tanggal 8 November 2015 jam 19.00 WIT.

Laporan Kasus Diare Akut Dengan Dehidrasi Ringan Sedang Terehidrasi Page 27

Page 28: Lapkas Diare 2015 Diare Akut Dengan Dehidrasi RS

3. Kementrian Kesehatan RI. Situasi Diare di Indonesia. 2011. Diunduh tanggal 8

November 2015

4. Nelson, Waldo E. Ilmu Kesehatan Anak. Edisi 15. Volume 2. 2000. EGC.Jakarta.

5. Ciesla WP, Guerrant RL. Infectious Diarrhea. In: Wilson WR, Drew WL, Henry

NK, et al editors. Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease. New

York: Lange Medical Books, 2003. 225 - 68.

6. Guerrant RL, Gilder TV, Steiner TS, et al. Practice Guidelines for the

Management of Infectious Diarrhea. Clinical Infectious Diseases 2001;32:331-

51.

7. Lung E, Acute Diarrheal Disease. In: Friedman SL, McQuaid KR, Grendell JH,

editors. Current Diagnosis and Treatment in Gastroenterology. 2nd edition. New

York: Lange Medical Books, 2003. 131 - 50.

8. Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare. Mentri Kesehatan Republik Indonesia.

Available from : http://www.depkes.go.id/downloads/SK1216-01.pdf

9. Soewondo ES. Penatalaksanaan diare akut akibat infeksi (Infectious Diarrhoea).

Dalam : Suharto, Hadi U, Nasronudin, editor. Seri Penyakit Tropik Infeksi

Perkembangan Terkini Dalam Pengelolaan Beberapa penyakit Tropik Infeksi.

Surabaya : Airlangga University Press, 2002. 34 – 40.

10. Titis, Widowati., Nenny Mulyani. Diare Rotavirus Pada Anak Usia Balita.

http://www.saripediatri.com. Volume 13. Nomor 5. Februari 2012. Diunduh

tanggal 10 November 2015 jam 20.02 WIT.

11. IDAI. Informasi vaksin untuk orang tua-vaksin rotavirus. Terbit tanggal

17/8/2014. Diunduh tanggal 10 November 2015

12. Rudolph, Abraham M., Julien Hoffman, dkk. Buku Ajar Pediatri Rudolph.

Volume 2. Edisi 20. Jakarta: EGC.2006.

13. Pudjiaji, Antonius H.Badriul Hegar, dkk. Pedoman Pelayanan Medis Ikatan

Dokter Anak Indonesia.2009

14. Tan HT, Kirana R. Obat-obat penting. Edisi ke 6. Cetakan kedua. Jakarta:

Percetakan PT Gramedia. 2013.

Laporan Kasus Diare Akut Dengan Dehidrasi Ringan Sedang Terehidrasi Page 28

Page 29: Lapkas Diare 2015 Diare Akut Dengan Dehidrasi RS

15. Syarif, Amir., Ari Estuningtyas, dkk. Farmakologi dan Terapi. Edisi kelima.

Jakarta: Balai Penerbit FKUI. 2008.

16. Hegar, Badriul. Intoleransi Laktosa. http://idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-

anak/intoleransi-laktosa.com. IDAI. 2012. diakses tanggal 12 November 2015

jam 21.00 WIT.

Laporan Kasus Diare Akut Dengan Dehidrasi Ringan Sedang Terehidrasi Page 29