lapkas ge anak
TRANSCRIPT
Lapkas Gastroenteritis
GASTROENTERITIS
1. PENDAHULUAN
Gastroenteritis pada anak hingga kini masih menjadi masalah kesehatan
masyarakat di negara berkembang termasuk di Indonesia. Di Indonesia dapat
ditemukan penderita diare sekitar 60 juta kejadian setiap tahunnya, sebagian besar
(70-80%) dari penderita ini adalah anak dibawah 5 th (±40 juta kejadian). Kelompok
ini setiap tahunnya mengalami lebih dari satu kejadian diare (Suharyono dkk., 1994).
Gastroenteritis menjadi lebih serius pada orang yang kurang gizi sebab dapat
memperburuk keadaan kurang gizi yang telah ada. Selama diare zat gizi hilang dari
tubuh, orang bisa tidak lapar dan ibu mungkin tidak memberi makan pada anak yang
menderita diare. Beberapa ibu mungkin menunda pemberian makanan pada bayinya
selama beberapa hari, walaupun diare telah membaik (Andrianto, 1995).
Kematian akibat gastroenteritis biasanya bukan karena adanya infeksi dari
bakteri atau virus tetapi karena terjadi dehidrasi, dimana pada diare yang hebat anak
akan mengalami buang air besar dalam bentuk cair beberapa kali dalam sehari dan
sering disertai dengan muntah, panas, bahkan kejang. Oleh karena itu, tubuh akan
kehilangan banyak air dan garam–garam sehingga dapat mengakibatkan dehidrasi,
asidosis, hipoglikemis, yang tidak jarang akan berakhir dengan shock dan kematian.
Pada bayi dan anak- anak kondisi ini lebih berbahaya karena cadangan intrasel dalam
tubuh mereka kecil dan cairan ekstra selnya lebih mudah dilepaskan jika
dibandingkan oleh orang dewasa (Firdaus, 1997).
Diare dapat didefinisikan sebagai meningkatnya frekuensi buang air besar dan
berubahnya konsistensi menjadi lebih lunak atau bahkan cair. Menurut
etiologinya,diare dapat dibagi menjadi diare cair dan diare berdarah. Apabila ditinjau
dari lamanya diare, dbagi menjadi diare akut dan diare persisten. Faktor-faktor
penjamu yang meningkatkan kerentanan seorang anak terhadap diare antara lain gizi
buruk, defisiensi imun seperti HIV dan usia balita.
Pada tahun 1970-an, infeksi bakteri diperkirakan masih menjadi penyebab
diare pada anak terbanyak di Indonesia. Penelitian selanjutnya memnerikan bukti
Aas Asmawati 03310002Universitas Malahayati Bandar Lampung Page 1
Lapkas Gastroenteritis
bahwa penyebab terbanyak diare akut adalah virus. Bahkan pada penelitian tahun
2005- 2006 di rumah sakit tipe A di Yogyakarta hanya 5% diare yang disebabkan
oleh bakteri. Hal ini mengingatkan kita bahwa antibiotic bukan merupakan terapi
utama pada diare.
Diare karena infeksi virus umumnya bersifat Self limiting, sehingga aspek
terpenting yang harus diperhatikan adalah mencegah terjadinya dehidrasi yang
menjadi penyebab utama kematian dan menjamin asupan nutrisi untuk mencegah
gangguan pertumbuhan akibat diare.
2. DEFINISI
Diare atau gastroenteritis (GE) adalah peningkatan frekuensi dan penurunan
konsistensi pengeluaran tinja dibandingkan individu dengan keadaan usus besar yang
normal (Dipiro et.al., 2005).
Menurut WHO (1980) diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari tiga kali
sehari. Diare adalah penyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi berak
lebih dari biasanya (3 atau lebih per hari) yang disertai perubahan bentuk dan
konsistensi tinja dari penderita (Depkes RI, Kepmenkes RI tentang pedoman P2D, Jkt,
2002). Gastroenteritis adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan usus yang
memberikan gejala diare denganatau tanpa disertai muntah. ( Sowden, et all.1996).
Gastroenteritis adalah inflamasi pada daerah lambung dan intestinal yang
disebabkan oleh bakteri yang bermacam-macam, virus dan parasit yang pathogen.
(Whaley & Wong, 1995). Gastroenteritis adalah kondisi yang karakteristik adanya
muntah dan diare yang disebabkan oleh infeksi, alergi, atau keracunan zat makanan.
(Marlenen Mayers, 1995).
Dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa pengertian
gastroenteritis adalah perdangan yang terjadi pada lambung dan usus yang
memberikan gejala diare dengan frekuensi BAB lebih banyak dari biasanya, dan feses
yang cair, dengan atau tanpa disertai darah atau lender yang disebabkan oleh bakteri,
virus, dan parasit yang patogen.
Sedangkan pengertian dari diare cair akut itu sendiri adalah BAB lembek atau
cair bahkan dapat berupa air saja dengan frekuensi lebih dari 3 kali atau lebih sering
dari biasanya dalam waktu 24 jam dan berlangsung kurang dari 14 hari.
Aas Asmawati 03310002Universitas Malahayati Bandar Lampung Page 2
Lapkas Gastroenteritis
Pada bayi 0-2 bulan frekuensi BAB yang minum ASI bias mencapai 8-10 kali
sehari dengan tinja yang lunak, sering berbiji-biji dan berbau asam. Selama berat
badan bayi meningkat normal, hal ini tidak tergolong diare tetapi merupakan
intoleransi laktosa sementara akibat belum sempurnanya perkembangan saluran cerna.
3. EPIDEMIOLOGI
Diare akut masih merupakan salah satu penyebab utama mortalitas bayi dan
anak di berbagai Negara yang sedang berkembang. Setiap tahun diperkirakan lebih
dari 1 milyar kasus diare di dunia dengan 3,3 juta kasus kematian sebagai akibatnya.
Penelitian WHO mendapatkan bahwa episode diare dan balita berkisar antara
2-8 kali pertahun, bahkan tidak jarang dibeberapa tempat sekitar 15%-20% waktu
hidup anak dihabiskan untuk diare. Sebagian besar diare berlangsung antara 2-5 hari,
namun sekitar 3-20% berlangsung lebih dari 5 hari, bahkan dapat lebih dari 2 minggu
dan menjadi diare kronik.
4. ETIOLOGI
Etiologi Gastroenteritis dibagi dalam beberapa factor :
1. Faktor Infeksi
a. Infeksi enteral, yaitu infeksi saluran pencernaan sebagai penyebab utama
diare pada anak, meliputi :
Infeksi bakteri : Vibrio cholera,V.parahaemolitikus, E.coli,
Salmonella spp, Shigella spp, Campylobacter
jejuni, Aeromonas hidrophilia, Yersinia
enterocolitica, dsb.
Infeksi virus : Rotavirus, Enterovirus (virus Echo, Coxakie),
Adenovirus, dsb.
Infeksi Parasit : Cacing ( Ascariasis lumbricoides,A.duodenale,
Trichuriasis trichiura, T.saginata, T.solium).
Protozoa : E.Hystolitica, Giardia Lambia, Tricomonas
hominis.
Jamur : Candida albicans
Aas Asmawati 03310002Universitas Malahayati Bandar Lampung Page 3
Lapkas Gastroenteritis
b. Infeksi Parenteral, yaitu infeksi di bagian tubuh lain diluar alat pencernaan,
seperti otitis media akut (OMA), tonsilo faringitis, bronchopneumonia,
encephalitis, dsb. Keadaan ini terutama pada bayi dan anak dibawah usia 2
tahun.
2. Faktor Non Infeksi
a. Malabsorbsi
Malabsorbsi Karbohidrat : disakarida ( intoleransi laktosa,
maltose, sukrosa); monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa,
galaktosa). Pada bayi dan anak yang terpenting dan tersering adalah
intoleransi laktosa.
Malabsorbsi lemak
Malabsorbsi protein
b. Faktor Makanan
Meliputi makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan.
c. Faktor Psikologis
Meliputi rasa takut, cemas walaupun jarang menimbulkan diare terutama
pada anak yang lebih besar.
d. Faktor Udara
Perubahan udara sering membuat seseorang merasakan tidak enak
dibagian perut, kembung, diare dapat mengakibatkan rasa lemas oleh
karena cairan tubuh yang terkuras habis.
e. Faktor Lingkungan
Kebersihan lingkungan tidak dapat diabaikan. Pada musim penghujan
dimana air membawa sampah dan kotoran lainnya, dan juga pada waktu
kemarau dimana lalat tidak dapat dihindari, serta penggunaan air yang
seadanya.
Aas Asmawati 03310002Universitas Malahayati Bandar Lampung Page 4
Lapkas Gastroenteritis
5. FAKTOR RESIKO
Faktor resiko terjadinya diare yang dapat meningkatkan transmisi enteropatogen
adalah :
a. Tidak cukup tersedianya air bersih
b. Tercemarnya air oleh tinja
c. Tidak ada/ kurangnya sarana mandi, cuci, dan kakus
d. Hygene perorangan dan lingkungan yang buruk
e. Cara penyimpanan dan penyediaan makanan yang tidak hygene
f. Cara penyapihan bayi yang tidak baik (terlalu cepat di sapih, terlalu cepat
diberi susu botol, dan terlalu cepat diberi makanan padat).
Sedangkan factor resiko pada penjamu (host) yang dapat meningkatkan
kerentanan penjamu terhadap enteropatogen diantaranya adalah malnutrisi,BBLR,
immunodefisiensi/ immunosupresi, rendahnya kadar asam lambung, peningkatan
motilitas usu dan lainnya.
Di Indonesia, diare yang disebabkan oleh Rotavirus dapat terjadi
sepanjang tahun dengan puncak kejadian pada pertengahan musim kemarau ( Juli-
Agustus), sedangkan yang disebabkan bakteri puncaknya pada pertengahan
musim hujan (Januari-Februari).
6. PATOFISIOLOGI
Sebagai akibat diare akut maupun kronik akan terjadi beberapa hal sebagai berikut :
Gangguan keseimbangan asam basa (metabolic asidosis)
Kehilangan cairan (dehidrasi)
Hipoglikemia
Gangguan gizi
Gangguan sirkulasi
Aas Asmawati 03310002Universitas Malahayati Bandar Lampung Page 5
Lapkas Gastroenteritis
7. PATOGENESIS
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare :
a. Gangguan Sekresi
Akibat adanya rangsangan tertentu, misalnya toksin bakteri, infeksi virus,
parasit, pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit ke
rongga usus dan selanjutnya timbul diare.
b. Gangguan Osmotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap (malabsorbsi)
akan menyebabkan tekanan osmotic dalam rongga usus meningkat, sehingga
terjadi pergeseran air dan elektrolit dalam rongga usus, sehingga terjadi diare.
Aas Asmawati 03310002Universitas Malahayati Bandar Lampung Page 6
Lapkas Gastroenteritis
c. Gangguan motilitas usus
Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usu menyerap
makanan sehingga timbul diare.
d. Gangguan Mukosa
Kerusakan mukosa baik usus halus maupun usus besar. Inflamasi dan eksudasi
dapat terjadi akibat infeksi bakteri atau bersifat non-infeksi seperti IBD
(Inflamatory bowel disease) atau akibat radiasi.
Aas Asmawati 03310002Universitas Malahayati Bandar Lampung Page 7
Lapkas Gastroenteritis
8. MANIFESTASI KLINIS
Gejala klinis yang dapat ditimbulkan antara lain :
Anak menjadi cengeng, gelisah
Diare
Muntah
Demam
Nyeri abdomen
Membrane mukosa mulut dan bibir kering
Kehilangan berat badan
Nafsu makan menurun serta lemas.
Aas Asmawati 03310002Universitas Malahayati Bandar Lampung Page 8
Lapkas Gastroenteritis
Tabel 1. Gejala khas diare berdasarkan penyebabnya.
Gejala Klinis
Rotavirus
ShigellaSalmonell
aETEC EIEC
Cholera
Masa Tunas 12-72 j 24-48 j 6-72 j 6-72 j 6-72 jam 48-72 jam
Panas ++ ++ ++ - ++ -Mual & Muntah
Sering Jarang Sering - - Sering
Nyeri Perut Tenesmus Tenesmus,kram
Tenesmus, kolik
+ Tenesmus, Kram
Kram
Nyeri kepala - + + - - -Lama sakit 5-7 hari > 7 hari 3-7 hari 2-3 hari Variasi 3 hariSifat TinjaVolume Sedang Sedikit Sedikit Banyak Sedikit Banyak Frekuensi 5-10x/hr >10x/hari Sering Sering Sering seringKonsistensi Cair Lembek Lembek Cair Lembek Cair Lendir/Darah
- Sering Kadang-kadang
- + -
Bau - +/- Busuk + Tidak Amis (khas)
Warna Kuning-hijau
Merah-hijau Kehijauan Tidak berwarna
Merah-hijau
Seperti air cucian beras
Leukosit - + + - + -Lain-lain Anoreksi
aKejang+/- Sepsis +/- Meteorismu
sInfeksi sistemik
+/-
Tabel 2. Gejala klinis yang timbul apabila penderita jatuh ke dalam dehidrasi
KATEGORI TANDA DAN GEJALADehidrasi Berat Dua atau Lebih tanda Berikut :
Letargi atau penurunan kesadaran Mata cekung Tidak bias minum atau malas minum Cubitan kulit perut kembali dengan sangat
lambat (≥ 2 detik)
Dehidrasi tak berat Dua atau lebih tanda berikut : Gelisah Mata cekung Kehausan atau sangat haus Cubitan kulit perut kembali dengan lambat
Tanpa Dehidrasi Tidak ada tanda gejala yang cukup untuk mengelompokkan dalam dehidrasi berat atau tak berat.
Aas Asmawati 03310002Universitas Malahayati Bandar Lampung Page 9
Lapkas Gastroenteritis
9. DIAGNOSIS
Pada pasien gastroenteritis diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinik,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium, dan pemeriksaan penunjang.
Langkah-langkahnya sebagai berikut :
a. Anamnesa dan Penimbangan berat badan
b. Pemeriksaan fisik
c. Pemeriksaan laboratorium : Darah rutin, urin rutin
d. Pemeriksaan penunjang lain : Kultur tinja
Disamping itu perlu juga menentukan derajat dehidrasi dan menentukan penyakit
penyerta komplikasi diare.
10. KOMPLIKASI
1. Dehidrasi
2. Syok/ renjatan hipovolemik
3. Hipokalemia (gejala : meteorismus, hipotoni otot, lemah)
4. Intoleransi laktosa sekunder sebagai akibat defisiensi enzim laktosa karena
kerusakan vili mukosa usus halus
5. Kejang terutama pada dehidrasi hipertonik
6. Mlanutrisi energy protein,karena selain diare dan muntah, penderita juga
mengalami kelaparan.
11. PENATALAKSANAAN
Terdapat Lima Lintas Tatalaksana, yaitu :
1. Pemberian cairan (Rehidrasi awal dan rumatan)
Diare cair membutuhkan penggantian cairan dan elektrolit tanpa melihat
etiologinya. Tujuan terapi rehidrasi untuk mengkoreksi kekurangan cairan dan
elektrolit secara cepat (tanpa rehidrasi) kemudian mengganti cairan yang
hilang sampai diarenya berhenti (terapi rumatan).
a. Diare tanpa dehidrasi
Aas Asmawati 03310002Universitas Malahayati Bandar Lampung Page 10
Lapkas Gastroenteritis
Pemberian cairan lebih banyak dari biasanya secara oral untuk mencegah
terjadinya dehidrasi. Gunakan cairan rumah tangga yang dianjurkan,
seperti oralit, makanan yang cair seperti sup.
b. Diare dengan dehidrasi tak berat
Oralit sebanyak 75 cc/kgbb diberi selama 3-4 jam, jika ada hal yang
menyebabkan kegagalan pemberian cairan secara oral dapat diberikan RL
(Ringer Laktat) secara IV.
Tabel 3. Ukur jumlah rehidrasi oral yang akan diberikan selama 4 jam
pertama
Umur >4 Bulan 4-12 Bulan 12bln-2tahun 2-5 tahunBerat Badan <6kg 6-<10kg 10-<12kg 12-19kgDalam ml 200-400 400-700 700-900 900-1400
c. Diare dengan dehidrasi berat
Mulai diberi cairan IV (intravena) segera. Bila penderita bias minum,
berikan oralit, sewaktu cairan IV dimulai. Beri 100ml/kgBB cairan Ringer
Laktat atau Ringer Asetat, sebagai berikut :
Usia <1 Tahun
1 Jam I : 30 cc/kgBB
5 Jam II : 70 cc/kgBB
Usia >1 Tahun
½ Jam I : 30 cc/kgBB
2 ½ Jam II : 70 cc/kgBB
Di ulang lagi bila denyut nadi masih lemah atau tidak teraba.
Nilai kembali penderita tiap 1-2 jam. Bila rehidrasi belum tercapai,
percepat tetesan intravena.
Juga berikan oralit ( 5ml/kgBB/jam) bila penderita bias minum,
biasanya setelah 3-4 jam (bayi) atau 1-2 jam (anak).
Setelah rehidrasi tercapai, dilanjutkan dengan pemberian cairan rumatan
berdasarkan Holiday Segar:
BB <10 kg : 100 ml/kgBB/hari
BB 10-20 kg : 1000 ml + (BB-10) x 50 ml/hari
Aas Asmawati 03310002Universitas Malahayati Bandar Lampung Page 11
Lapkas Gastroenteritis
BB >20 kg : 1500 ml + (BB-20) x 20 ml/hari
2. Dietetik (pemberian makanan)
Pemberian makanan dan minuman khusus pada penderita dengan tujuan
penyembuhan dan menjaga kesehatan, hal yang perlu diperhatikan :
Memberikan ASI
Memberikan bahan makanan yang mengandung kalori, protein,
vitamin, mineral, dan makanan yang bersih.
3. Farmakologi (obat-obatan)
Prinsip pengobatan diare adalah menggantikan cairan yang hilang melalui
tinja dengan atau tanpa muntah,dengan cairan yang mengandung elektrolit dan
glukosa atau karbohidrat lain ( gula, air tajin, tepung beras, dsb).
Pada umumnya antibiotic tidak diperlukan untuk mengatasi diare akut, kecuali
bila sudah jelas penyebabnya seperti pada cholera diberikan tetrasiklin 25-50
mg/kbBB/hari. Antibiotik dapat pula diberikan bila terdapat penyakit penyerta.
4. Pemberian Zinc
Zinc diberikan selama 10-14 hari berturut-turut terbukti mengurangi lama dan
beratnya diare, mencegah berulangnya diare selama 2-3 bulan. Zinc juga dapat
mengembalikan nafsu makan anak. Dosis zinc untuk :
Anak < 6 bulan : 10 mg (1/2 tablet) perhari
Anak > 6 bulan : 20 mg ( 1 tablet ) perhari
Zinc diberikan selama 10-14 hari berturut-turut. Cara pemberian tablet zinc :
Untuk bayi, tablet zinc dapat dilarutkan dengan air matang, ASI, atau
oralit
Untuk anak yang lebih besar, zinc dapat dikunyah atau dilarutkan
dalam air matang atau oralit.
Didasarkan pada alas an ilmiah bahwa zinc mempunyai efek pada fungsi
kekebalan saluran cerna, struktur saluran cerna serta mempercepat proses
penyembuhan epitel selama diare. Kekurangan zinc ternyata sudah pandemic
Aas Asmawati 03310002Universitas Malahayati Bandar Lampung Page 12
Lapkas Gastroenteritis
pada anak-anak di Negara berkembang. Zinc telah diketahui berperan dalam
metallo-enzymes, polyribosomes, membrane cells, dan fungsi sel, dimana hal
ini akan memicu pertumbuhan sel dan meningkatkan fungsi sel dalam sistem
kekebalan.Perlu diketahui juga bahwa selama diare berlangsung, zinc hilang
bersama diare sehingga hal ini memacu kekurangan dalam tubuh.
Bukti-bukti yang telah disebarluaskan dari hasil penelitian bahwazinc
bias mengurangi lama diare sampai 20% dan juga bias mengurangi angka
kekambuhan sampai 20%. Bukti lain mengatakan dengan pemakaian zinc
dapat mengurangi jumlah tinja 18-59%, juga dikatakan tidak ada efek samping
dalam penggunaan zinc, jika ada ditemukan hanya gejala muntah.
Alasan ilmiah tatalaksana baru diare pada anak : pengembangan
penyempurnaan formula baru oralit berdasarkan penelitian yang mengatakan
bahwa penurunan gula dan garam (NaCl) memperpendek lama diare,
mengurangi volume tinja, mengurangi penggunaan cairan IV.
Pemberian zinc sebagai obat terbukti mengurangi lama dan beratnya diare,
serta menurunkan angka kejadian diare berikutnya selama 2-3 bulan kedepan.
RDA (Recommended Dietary Allowance) zinc pada bayi,anak-anak, dan
dewasa :
Bayi : 4-5 mg
Anak (1-3 tahun) : 3 mg
Anak (4-8 tahun) : 4-5 mg
Wanita tidak hamil : 8-9 mg
Wanita hamil dan menyusui : 9-13 mg
Pria : 13-19 mg
5. Edukasi orang tua
Nasihat pada ibu atau pengasuh untuk kembali segera jika anak tidak membaik
dalam 3 hari atau menderita sebagai berikut :
Buang air besar cair lebih sering
Muntah terus menerus
Rasa haus yang nyata
Aas Asmawati 03310002Universitas Malahayati Bandar Lampung Page 13
Lapkas Gastroenteritis
Makan atau minum sedikit
Demam
Tinja berdarah.
DAFTAR PUSTAKA
1. Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas
Indeonesia. 1985. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak Jilid I. Infomedika;
Jakarta.
2. Ikatan Dokter Anak Indonesia.2004. Standar Pelayanan Medis Kesehatan
Anak Edisi I. Badan Penerbit IDAI; Jakarta.
3. Ilmu Kesehatan Anak NELSON. Edisi XV Volume 2. Gastroenteritis. Penerbit
EGC; Jakarta.
4. Kapita Selekta Kedokteran.Jilid 2.Edisi ketiga.Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.Jakarta. 2000.
5. Modul Diare UUK Gastro Hepatologi IDAI Edisi I.2009.
6. http://www.dr-rocky.com/layout-artikel-kesehatan/42-diare-akut-pada-anak
7. http://yusufsinaga.wordpress.com/2009/04/29/gastroenteritis-akut/
8. http://www.fkumyecase.net/wiki/index.php?
page=Gastroenteritis+Akut+Dehidrasi
sedang+et+causa+infeksi+enteral+dengan+gizi+lebih
9. http://gudangaskep.wordpress.com/2009/01/17/asuhan-keperawatan-
gastroenteritis/
10. http://www.totalkesehatananda.com/gastroenteritis2.html
Aas Asmawati 03310002Universitas Malahayati Bandar Lampung Page 14
Lapkas Gastroenteritis
STATUS PASIEN
I. ANAMNESA PRIBADI
Nama : M.Refan
Umur : 10 bulan
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Jl. Persatuan Dusun II 11,5 Km
BB Masuk : 9 Kg
Tanggal Masuk : 30 September 2010
II. ANAMNESA ORANG TUA
Keterangan Ayah IbuNama Awaludin SusanUmur 34 Tahun 28 TahunAgama Islam IslamPendidikan Terakhir SMA SMAAlamat Jl.Persatuan Dusun II 11,5
KmJl.Persatuan Dusun II 11,5 Km
RPT (-) (-)
III. RIWAYAT KALHIRAN OS
Cara Lahir : Spontan
Tanggal Lahir : 27 Desember 2009
Tempat Lahir : Rumah bersalin
Di Tolong Oleh : Bidan
BB Lahir : 3200 gram
PB Lahir : 48 cm
Keadaan Lahir : Menangis Spontan
IV. RIWAYAT BERSAUDARA
Os anak kedua dari dua bersaudara.
Aas Asmawati 03310002Universitas Malahayati Bandar Lampung Page 15
Lapkas Gastroenteritis
V. RIWAYAT IMUNISASI
BCG : 1x
Polio : 4x
DPT : 3x
Campak : 1x
Hepatitis B : 3x
VI. ANAMNESA MAKANAN
0-4 bulan : ASI Semaunya
4-6 bulan : ASI Semaunya + Nasi+tim+ biscuit+buah
6-10 bulan : ASI semaunya +Nasi+ lembek + biscuit+buah
VII. TUMBUH KEMBANG ANAK
0-3 bulan : Menangis kuat
3-6 bulan : Belajar mengangkat kepala
6-8 bulan : Dapat tengkurap
8-10 bulan : Berdiri sendiri tanpa dibantu.
VIII. ANAMNESA PENYAKIT
Keluhan Utama : Mencret
Telaah : Os dating ke RSUD DR.RM.DJOELHAM
binjai diantar oleh ibunya dengan keluhan
mencret. Hal ini dialami os sejak ± 2 hari yang
lalu. Dalam sehari os mengalami mencret lebih
dari 10x, mencret yang dikeluarkan berupa cair
dan berwarna kuning. Air lebih banyak daripada
ampasnya. Mencret tidak berlendir dan
berdarah. Os juga muntah sebanyak 5x, yang
dimuntahkan makanan dan minuman yang
dimakan os. Os juga mengalami demam (+),
batuk (-), pilek (-). Os rewel dan lemah, nafsu
makan os juga menurun dan BAK os (+) normal.
Aas Asmawati 03310002Universitas Malahayati Bandar Lampung Page 16
Lapkas Gastroenteritis
Riwayat Alergi : (-)
RPT : (-)
RPO : (-)
IX. PEMERIKSAAN FISIK
STATUS PRESENT
Sensorium : Compos Mentis
HR : 120x/ menit
RR : 32x/ menit
Temperatur : 37,6 0C
BB Masuk : 9 kg
Anemis : (-)
Dypsnoe : (-)
Oedema : (-)
Ikterus : (-)
Sianosis : (-)
STATUS GIZI
BB : 9 kg
Umur : 10 bulan
BB X 100% : 9000 x 100% = 105% ( Gizi Baik)
BBN 8600
STATUS LOKALISATA
a. Kepala :
Rambut : Rambut hitam, tidak mudah dicabut
UUB : Tertutup
Mata : Reflex cahaya +/+, pupil bulat isokor
kiri=kanan, conjungtiva palpebra inferior
anemis (-), sclera ikterik (-), mata cekung
(+), air mata (-).
Hidung : Sekret (-), Epistaksis (-).
Telinga : Tidak ada kelainan
Aas Asmawati 03310002Universitas Malahayati Bandar Lampung Page 17
Lapkas Gastroenteritis
Mulut : Bibir kering (+), Lidah Berlag (-)
b. Leher : Pembesaran KGB (-), Kaku kuduk (-)
c. Thorax
Paru-Paru
Inspeksi : Simetris kanan=kiri
Palpasi : Stem fremitus kanan = kiri
Perkusi : Sonor kedua lapangan paru
Auskultasi : Vesikuler dikedua lapangan paru, suara
tambahan rhonchi (-), wheezing (-),RR
32x/menit regular.
Jantung
Inspeksi : Iktus cordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus cordis tidak teraba
Perkusi : Tidak dilakukan
Auskultasi : BJ I & BJ 2 murni, gallop (-),
murmur (-), HR : 120x/ menit, regular.
d. Abdomen
Inspeksi : Soepel
Palpasi : Nyeri tekan epigastrium (-), Hepar
tidak teraba, lien tidak teraba, ginjal
tidak teraba, turgor kulit kembali
lambat.
Perkusi : Tympani
Auskultasi : Peristaltik (+) meningkat
e. Extremitas
Superior : Ptechiae (-), edema (-)
Inferior : Ptechiae (-), edema (-)
Aas Asmawati 03310002Universitas Malahayati Bandar Lampung Page 18
Lapkas Gastroenteritis
f. Genitalia : Jenis kelamin Laki-laki, Anus (+), tidak
ada kelainan.
X. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Tidak dilakukan pemeriksaan
XI. RESUME
Os bernama M.Refan, jenis kelamin laki-laki, berumur 10 bulan. Os dating ke
RSUD DR.RM DJOELHAM dengan keluhan mencret. Hal ini dialami os
sejak ± 2 hari yang lalu, mencret lebih dari 10x dalam sehari. Mencret
berwarna kuning dan cair. Air lebih banyak daripada ampas. Mencret tidak
berlendir dan berdarah. Os muntah sebanyak 5x, yang dimuntahkan makanan
dan minuman yang dimakan. Os demam (+), rewel (+), nafsu makan menurun,
dan BAK (+) normal.
Pemeriksaan Fisik
Sensorium : Compos Mentis
HR : 120x/ menit
RR : 32x/menit
Temperatur : 37,6 0C
BB : 9 kg
Status Gizi : 105% (status gizi baik)
Status Lokalisata
Kepala : Dalam batas normal
Mata : Mata cekung (+), air mata (-)
Hidung : Dalam batas normal
Mulut : Bibir kering (+)
Telinga : Dalam batas normal
Leher : Dalam batas normal
Thorax : Dalam batas normal
Aas Asmawati 03310002Universitas Malahayati Bandar Lampung Page 19
Lapkas Gastroenteritis
Abdomen : Peristaltik meningkat, tympani, turgor kulit
kembali lambat.
Extremitas : Dalam Batas normal
Genitalia : Dalam Batas normal
Pemeriksaan Laboratorium : Tidak dilakukan
XII. DIAGNOSIS BANDING
a. Gastroenteritis + Dehidrasi tak Berat
b. Disentri + Dehisrasi tak Berat
c. Kolera + Dehidrasi tak Berat
XIII. DIAGNOSIS KERJA
Gstroenteritis + Dehidrasi tak Berat
XIV. PENATALAKSANAAN
Non Farmakologi : a. Bed Rest
b. Diet : MII
Farmakologi :
IVFD RL 60 gtt/menit Mikro
Inj.Sotatik ½ amp (1x)
Cotrimoxazole syr 2xCth 1
Sanmol syr 3x1 (k/p)
Dialac 3x1 Sachet
Zincare 1x1 tablet
XV. PROGNOSIS
Dubia ad Bonam
XVI. ANJURAN
Pemeriksaan darah rutin
Pemeriksaan Feses rutin
Aas Asmawati 03310002Universitas Malahayati Bandar Lampung Page 20
Lapkas Gastroenteritis
FOLLOW UP
Keluhan 30-09-2010 01-09-2010 02-09-2010 03-09-2010SubjektifDemamMualMuntahBatukNyeri ulu hatiSakit kepalaNafsu makanBAKBAB
+-+ > 5x---↓+Mencret > 10x air>ampas
------↑+Mencret 1x > ampas
------+++Mencret 1x > ampas
------++++ normal
ObjektifSensoriumNadiRRTemperaturBB
Compos Mentis120x/mnt32x/mnt37,60C9 kg
CM112x/mnt28x/mnt36,70C9 kg
CM112x/mnt28x/mnt36,50C9 kg
CM116x/mnt28x/mnt36,50C9 kg
Kepala:Rambut tidak mudah dicabut
+ + + +
Mata :Reflex CahayaPupil isokor ka=kiKonj.anemisSclera ikterikMata cekung
+/++
--+
+/++
---
+/++
---
+/++
---
Hidung :SekretEpistaksis
--
--
--
--
Telinga :Serumen - - - -Mulut :MukosaBibir pecah-pecah
Kering-
Kering-
Basah-
Basah-
Aas Asmawati 03310002Universitas Malahayati Bandar Lampung Page 21
Lapkas Gastroenteritis
Lidah kotorLidah tremor
--
--
--
--
Leher :Pembesaran KGBKaku Kuduk
-
-
-
-
-
-
-
-Thorax :Simetris FusiformisSuara pernafasanSuara tambahan
+
Vesikuler
-
+
Vesikuler
-
+
Vesikuler
-
+
Vesikuler
-Abdomen :SoepelHeparLienRenalTympaniPeristaltik
+Tidak terabaTidak terabaTidak teraba++ meningkat
+Tidak terabaTidak terabaTidak teraba++ normal
+Tidak terabaTidak terabaTidak teraba++ normal
+Tidak terabaTidak terabaTidak teraba++ nornal
Genital & anus Tdk ada kelainan Tdk ada kelainan Tdk ada kelainan Tdk ada kelainanExtremitas :SuperiorInferior
DBNDBN
DBNDBN
DBNDBN
DBNDBN
LaboratoriumEritrositHbHcTLeukositTrombosit
Tdk dilakukan-----
Tdk dilakukan-----
Tdk dilakukan-----
Tdk dilakukan-----
Prognosa Dubia ad bonam Dubia ad bonam Dubia ad bonam Dubia ad bonamDiagnosa Gastroenteritis
dengan Dehidrasi tak berat
Gastroenteritis dengan Dehidrasi tak berat
Gastroenteritis dengan Dehidrasi tak berat
Gastroenteritis dengan Dehidrasi tak berat
Therapy IVFD RL 60 gtt/I Mikro
Inj.Sotatik ½ amp (1x)
Cotrimoxazole syr 2 x cth I
Sanmol syr 3x cth I (K/P)
Dialac 3x I sachet
Zincare 1x 1 tab
DIET MII
IVFD RL 60 gtt/I Mikro
Cotrimoxazole syr 2 x cth I
Sanmol syr 3x cth I (k/p)
Dialac 3x I sachet
Zincare 1x 1 tab DIET MII
IVFD RL 60 gtt/I Mikro
Cotrimoxazole syr 2 x cth I
Sanmol syr 3x cth I (k/p)
Dialac 3x I sachet
Zincare 1x 1 tab DIET MII
PBJ Cotrimoxazole
syr 2 x cth I Sanmol syr 3x
cth I (k/p) Dialac 3x I
sachet Zincare 1x 1
tab
Aas Asmawati 03310002Universitas Malahayati Bandar Lampung Page 22
Lapkas Gastroenteritis
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan YME, penulis telah selesai menyusun laporan
kasus ini guna memenuhi persyaratan Kepanitraan Klinik Senior di Bagian Ilmu
Kesehatan Anak di RSUD. Dr. RM DJOELHAM BINJAI dengan judul
“Gastroenteritis dengan Dehidrasi Tak Berat”.
Pada kesempatan ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada
Dr.Nurdiani,SpA dan Dr.Marlina,SpA, atas bimbingan dan arahannya selama
mengikuti Kepaniteraan Klinik Senior di Bagian Ilmu Kesehatan Anak serta dalam
penyusunan laporan kasus ini.
Bahwasanya hasil usaha penyusunan laporan kasus ini masih banyak
kekurangannya, tidaklah mengherankan karena keterbatasan pengetahuan yang ada
pada penulis. Kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan,
guna perbaikan penyusunan laporan kasus ini di kemudian kesempatan.
Harapan penulis semoga laporan kasus ini dapat bermanfaat dan menambah
pengetahuan serta dapat menjadi arahan dalam mengimplementasikannya di
masyarakat.
Binjai, September 2010
Penulis
Aas Asmawati 03310002Universitas Malahayati Bandar Lampung Page 23
Lapkas Gastroenteritis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………..ii
1. Pendahuluan…………………………………………………………………1
2. Definisi………………………………………………………………………2
3. Epidemiologi………………………………………………………………...3
4. Etiologi………………………………………………………………………3
5. Faktor Resiko………………………………………………………………..5
6. Patofisiologi………………………………………………………………....5
7. Patogenesis……………………………………………………………….....6
8. Manifestasi Klinis…………………………………………………………...8
9. Diagnosa……………………………………………………………...........10
10. Komplikasi…………………………………………………………………10
11. Penatalaksanaan……………………………………………………………10
Daftar Pustaka………………………………………………………………….14
Status Pasien……………………………………………………………………15
Follow up……………………………………………………………………….21
Aas Asmawati 03310002Universitas Malahayati Bandar Lampung Page 24
Lapkas Gastroenteritis
Aas Asmawati 03310002Universitas Malahayati Bandar Lampung Page 25