laporan a pengabdian kepada masyarakat (ppm

88
1 LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PPM) PKM PELATIHAN KADER KESEHATAN SANTRI UNTUK PENANGGULANGAN PENYAKIT SKABIES DAN PEDIKULOSIS DI PESANTREN MANARUL HUDA KOTA BANDUNG JAWA BARAT Oleh: Ketua : Dr. Yani Triyani, dr., SpPK, M.Kes. NIDN 430086802 Anggota : Dr. Titik Respati drg., MScPH 0405096505 : Dr. Irfan Safrudin, M.Ag 0425026601 UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG DESEMBER 2019 :: repository.unisba.ac.id ::

Upload: others

Post on 03-Oct-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN A PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PPM

1

LAPORAN AKHIR

PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PPM)

PKM PELATIHAN KADER KESEHATAN SANTRI

UNTUK PENANGGULANGAN PENYAKIT SKABIES DAN

PEDIKULOSIS DI PESANTREN MANARUL HUDA

KOTA BANDUNG JAWA BARAT

Oleh:

Ketua : Dr. Yani Triyani, dr., SpPK, M.Kes. NIDN 430086802

Anggota : Dr. Titik Respati drg., MScPH 0405096505

: Dr. Irfan Safrudin, M.Ag 0425026601

UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG

DESEMBER 2019

:: repository.unisba.ac.id ::

Page 2: LAPORAN A PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PPM

2

LEMBAR PENGESAHAN

:: repository.unisba.ac.id ::

Page 3: LAPORAN A PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PPM

3

RINGKASAN

Kejadian skabies dan pedikulosis di pesantren Manarul Huda Kota

Bandung menunjukkan masih rendahnya pengetahuan para santri terhadap

penyakit tersebut yang diakibatkan oleh perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)

yang belum baik. Rendahnya pengetahuan tentang PHBS tersebut disebabkan

berbagai faktor diantaranya belum adanya pembinaan kesehatan, modul bahan

ajar tentang PHBS yang dapat dijadikan pedoman praktis dalam berperilaku

hidup sehat, dan belum adanya sarana kesehatan di pesantren.

Tujuan pelaksanaan kegiatan PKM adalah memberikan solusi terhadap

permasalahan penyakit yang sudah sejak lama dialami oleh para santri di

pesantren tersebut, melalui Pelatihan Santri sebagai Kader Kesehatan untuk

Penanggulangan Penyakit Skabies dan Pedikulosis di Pesantren Manarul Huda

Kota Bandung Jawa Barat.

Metode pendekatan yang telah dilakukan Tahap I adalah pembuatan

modul bahan ajar PHBS yang disosialisasikan dalam Tahapan II

pembentukan kelompok tutorial aplikasi modul phbs di pesantren. Tahap

II terbentuk kelompok tutorial dari seluruh santri dibagi menjadi 8 kelompok santriwan dan 4 kelompok santriwati, dengan Tim Pelaksana PKM. Tahapan

III: Praktek Pelatihan Kader Kesehatan Santri, dengan cara dipilih 2 orang

perwakilan dari kelompok tutorial untuk dilatih sebagai kader kesehatan.

Tahapan IV: Pendirian Pos Kesehatan Pesantren, Tahapan V: Pembuatan

Buku Catatan Medis Santri dan Tahapan VI: Pendampingan Kader dalam

pelaksanaan PHBS. Hasil PKM adalah tersusunnya buku saku santri sehat, santri sebagai kader

kesehatan yang diharapkan dapat menjadi pelopor dan teladan PHBS di pesantren

dengan pedoman modul PHBS yang dibuat oleh tim PKM, terdapat peningkatan

pengetahuan santri dalam hal PHBS dan penurunan kejadian skabies dan

pedikulosis di pesantren. Pembentukan pos kesehatan pesantren sebagai sarana bagi

para santri untuk menjaga kesehatan dalam bentuk upaya preventif dan promotif.

Kesimpulan Pelaksanaan PHBS yang baik di pesantren memerlukan kerjasama

berbagai pihak, adanya “PAKET PROGRAM EDUKASI PHBS” dengan

pembuatan buku saku santri sehat, pelibatan santri sebagai kader, pembentukan pos

kesehatan pesantren dan pendampinngan oleh mahasiswa dan alumni FK Unisba

dapat dijadikan inovasi dan “role model” untuk menjadikan pesantren sehat.

Luaran dari PKM yang akan dilakukan adalah penerbitan jurnal Mimbar Unisba

atau The Global Medical and Health Communication (GMHC) , seminar Medicine

and Global Health Reseach Symposium 22-23 October 2019,

http://mores.unisba.ac.id/2019/, pada artikel Opini Koran Pikiran rakyat edisi

9 Oktober 2019, video kegiatan yang dapat diakses di Youtube dan peningkatan

pengetahuan santri tentang PHBS.

Kata kunci: kader, kesehatan, pediculosis, santri, skabies

:: repository.unisba.ac.id ::

Page 4: LAPORAN A PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PPM

4

PRAKATA

Alhamdulillah, puji dan syukur dipanjatkan ke hadirat Allah SWT, yang

telah memberi karuniaNya sehingga kami dapat melaksanakan kegiatan PKM

sampai tahap pertama selesai dilaksanakan. Semoga kegiatan dapat memberi

manfat sebanyak-banyaknya untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat,

khususnya para santri. Mudah-mudah an kegiatan dapat menjadi cikal bakal yang

dapat dikembangkan sebagai model uapaya pemberantasan penyakit skabies dan

pedikulosis di pesantren, yang tidak hanya di pesantren Manarul Huda sebagai

tempat PKM, namun dapat dilakukan di seluruh pesantren Kota Bandung. Sehingga

istilah santri budug dan kutuan yang identik dengan santri yang kumuh dapat

dihilangkan.

Mudah-mudahan kegiatan PKM tahap selanjutnya dapat terlaksana dengan

lancar.

Segala bentuk kritik dan masukan serta saran yang konstruktif mengenai

laporan kegiatan ini sangat kami harapkan.

Kami sebagai tim Pengabdian kepada masyarakat mengucapkan terima

kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam kelancaran pelaksanaan

PKM yaitu:

1. Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Kementrian Riset-

Teknologi dan Dikti

2. Ketua LPPM Universitas Islam Bandung

3. Mahasiswa, staff dosen dan alumni FK UNISBA serta seluruh pihak yang

terlibat dalam Pengabdian kepada masyarakat ini.

Bandung, Desember 2019

:: repository.unisba.ac.id ::

Page 5: LAPORAN A PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PPM

5

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL ……………………………………… 1

LEMBAR PENGESAHAN …………………………………. 2

RINGKASAN 3

PRAKATA…………………………………………………… 4

DAFTAR ISI ………………………………………………… 5

DAFTAR TABEL ………………………………………… 6

DAFTAR GAMBAR………………………………………. 7

DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………… 8

BAB I PENDAHULUAN …………………………………. 9

BAB II SOLUSI PERMASALAHAN …………………… 14

BAB III METODE PELAKSANAAN ……………………... 17

BAB IV LUARAN DAN TARGET CAPAIAN …………… 29

BAB V HASIL YANG DICAPAI ………………………… 30

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN …………….. 37

DAFTAR PUSTAKA …………...……………………….. 38

LAMPIRAN 41

:: repository.unisba.ac.id ::

Page 6: LAPORAN A PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PPM

6

DAFTAR TABEL

Halaman

1 Rincian Pembagian Kerja dalam Tim 19

2 Rundown acara Tutorial Kelompok santri 24

3 Tahapan Kegiatan I-VI 28

4 Target dan Capaian Luaran 29

5 Data Santri Hasil Survey sebelum Kegiatan PKM 36

6 Data Santri Hasil Survey setelah Kegiatan PKM 36

:: repository.unisba.ac.id ::

Page 7: LAPORAN A PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PPM

7

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1

Temuan Skabies pada Berbagai Lokasi Tubuh Santri 10

2 Buku Saku Santri Sehat 31

3 Pelaksanaan Tutorial Sosialisasi PHBS 32

4 Pelatihan Santri sebagai Kader Kesehatan (a-b) 33

5 Peresmian Pos Kesehatan Pesantren 35

:: repository.unisba.ac.id ::

Page 8: LAPORAN A PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PPM

8

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1 Tutor Guide Tutorial 1-3 41

2 Kelompok Tutorial Santri 48

3 Dokumentasi kegiatan PKM 51

4 Hasil Karya Santri Sebagai Kader Kesehatan 54

5 Publikasi Artikel 56

6 Artikel Media Masa 58

7 Catatan Rekam Medik dari para sanrti 59

9 Buku Saku Santri Sehat 61

:: repository.unisba.ac.id ::

Page 9: LAPORAN A PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PPM

9

BAB I PENDAHULUAN

1. ANALISIS SITUASI

Program PKM ini bekerjasama dengan pihak mitra Pondok Pesantren Manarul

Huda Kota Bandung. Lokasi pondok adalah di Jl. Ir. H. Djuanda Dago Atas,

Bengkok RT 01/RW 05, Kelurahan Ciumbuleuit, Kecamatan Cidadap, Kota

Bandung. Berdasarkan peta lokasi mitra berjarak 5,4 km dari FK Unisba.

Pesantren Manarul Huda merupakan pesantren salafiyah yang mempelajari

materi keislaman dari berbagai kitab kuning, namun tetap sesuai dengan

pendidikan nasional bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan dan

keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan

mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air, agar dapat

menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya

sendiri serta bersama-sama betanggung jawab atas pembangunan bangsa.

Jumlah santri di pondok pesantren Manarul Huda di Kota Bandung Jawa Barat

adalah 120 orang, yang terdiri dari 80 orang laki-laki dan 40 orang perempuan,

yang berumur mulai 9─20 tahun, mereka berasal dari berbagai pelosok daerah

di Jawa Barat dengan biaya belajar gratis karena pesantren ini berkomitmen

untuk memberikan pengajaran dan pendidikan agama Islam bagi masyarakat

yang kurang mampu. Keunikan pesantren ini termasuk ekopesantren yang

melibatkan para santri dalam berbagai dana usaha perkebunan, peternakan,

usaha air mineral dan produksi kaligrafi sebagai upaya untuk memenuhi

kebutuhan biaya hidup dan kegiatan belajar mengajar di pesantren.

Jumlah pengajar sebanyak 8 orang dan dalam mengembangkan berbagai

potensi yang ada, Pesantren dikelola oleh para alumni santri yang terdiri dari 2

orang tenaga administrasi, 7 orang cleaning services, 5 orang juru masak, 5

orang sekuriti dan 10 orang tukang bangunan.

Lokasi pesantren Manarul Huda terletak di sebelah utara kota Bandung yang

beriklim sejuk dengan luas tanah sekitar 1.050 m2, luas bangunan 3 lantai seluas

35x10 m2 dan sarana penunjang kegiatan belajar dan mengajar (KBM) yang

dimiliki Yayasan yang menaungi pesantren Manarul Huda adalah rumah kyai,

ruang dewan asatidz, ruang sekertariat, kamar tidur santri, ruang usaha, masjid,

:: repository.unisba.ac.id ::

Page 10: LAPORAN A PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PPM

10

kamar mandi /tempat wudhu (MCK) dan basement dengan akses jalan dapat

dilalui oleh kendaraan roda 4, dan terdapat jalur angkutan kota.

Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara tahun 2017−2018 ditemukan

secara keseluruhan santri baik pria maupun wanita yang mengalami skabies

(penyakit akibat parasit kulit Sarcoptes scabiei) dan pedikulosis (penyakit

akibat parasit kutu rambut Pediculosis humanis) cukup tinggi. Kejadian

skabies pada santri laki-laki dan wanita sekitar 52% dan 6%. Kejadian skabies

disertai pedikulosis pada santri laki-laki dan wanita sekitar 3% dan 36%.

Kejadian skabies di pesantren tersebut ditemukan di berbagai lokasi di tubuh

santri, mulai dari yang ringan di bagian tungkai saja sampai generalisata

(seluruh tubuh yang terkena). Dokumentasi hal tersebut dapat dilihat pada

Gambar 1 sebagai berikut:

Gambar 1 Temuan Skabies pada Berbagai Lokasi Tubuh Santri

Keterangan di atas menggambarkan bahwa kebutuhan para santri tentang

pengetahuan penyakit skabies (budug) mulai dari penyebabnya,

penyebarannya, gejala-gejala penyakitnya, termasuk pengobatan dan

pencegahannya masih sangat minim. Hasil pengamatan diperoleh bahwa

pengetahuan yang minim dari para santri di pesantren Manarul Huda yang

berdampak kepada perilaku hidup bersih dan sehat yang kurang baik sehingga

kasus penyakit skabies dan pedikulosis masih tinggi. Upaya telah dilakukan

oleh pesantren mitra untuk menjadikan santrinya sehat dan terhindar dari

penyakit kulit adalah dengan memperbaiki sarana air bersih dan perbaikan

kamar mandi dengan fasilitas shower atau kamar mandi kering; tidak lagi

memerlukan bak dengan air yang tergenang yang dapat menjadi sumber bibit -

bibit penyakit tersebut. Sumber air berasal dari sumur bor mandiri. Namun

:: repository.unisba.ac.id ::

Page 11: LAPORAN A PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PPM

11

upaya tersebut belum mendapatkan hasil karena angka kejadian skabies dan

pedikulosis masih sangat tinggi.

Selain masalah perilaku, hasil pengamatan diperoleh informasi bahwa di

pesantren belum ada bahan ajar atau modul pembelajaran khusus untuk PHBS.

Di pesantren masalah kebersihan dan perilaku hidup bersih dibahas di modul

bab Thaharoh/ cara bersuci, namun tidak disertai sarana bahan ajar dan audio

visual yang tepat.

Pihak pesantren belum memiliki cara baik dari segi manajeman dan sarana

prasarana yang khusus untuk mengatasi permasalahan kesehatan yang ada,

dikarenakan keterbatasan tenaga dan biaya. Sarana kesehatan di pesantren

berupa pos kesehatan belum ada. Mengingat lokasi pesantren di pusat kota dan

lokasi pesantren tidak terlalu jauh dari Puskesmas seharusnya dapat digunakan

sebagai sarana kesehatan, tetapi belum terlihat adanya kesadaran untuk

memanfaatkan fasilitas kesehatan tersebut oleh masyarakat pesantren. Hal ini

juga menunjukkan bahwa kesadaran untuk pelaksanaan PHBS belum terlihat.

Mengingat hal tersebut perlu dicari faktor penyebab dan solusi untuk mengatasi

masalah masih tingginya angka kejadian skabies dan pedikulosis dari berbagai

pihak khususnya yang bergerak di bidang kesehatan. Fakultas kedokteran

UNISBA yang merupakan Universitas berbasiskan Islam yang juga mempunyai

media kegiatan pengabdian yang bertujuan menerapkan hasil-hasil iptek untuk

pemberdayaan masyarakat serta dapat menghasilkan perubahan pengetahuan,

keterampilan dan sikap dari kelompok masyarakat sasaran, melalui Tridharma

perguruan tinggi dan program academic health system yang dicanangkan oleh

Kemenristek Dikti pada tahun 2017, yang memadukan beberapa komponen

untuk bersinergi menuju masyarakat sehat.

Mengingat perubahan perilaku memerlukan proses yang berkesinambungan

yang merupakan perpaduan bahan pengajaran, sarana dan prasarana disertai

pembimbingan dari pihak yang berkompeten dalam bidang kesehatan, sehingga

perlu dilakukan pembinaan masalah kesehatan secara berkesinambungan

kepada para santri dan pengajar di pesantren yang selama ini belum pernah ada

yang memikirkannya.

:: repository.unisba.ac.id ::

Page 12: LAPORAN A PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PPM

12

2. PERMASALAHAN MITRA

Terdapat 2 masalah utama yang dapat dijadikan fokus pengabdian kepada

masayarakat yang diusulkan yaitu:

1. Pembuatan modul bahan ajar PHBS yang diaplikasikan dalam Pelatihan

Kader Kesehatan santri.

Pembuatan modul bahan ajar PHBS untuk dijadikan bahan pengajaran

modifikasi bahasan Bab Thaharoh yang selama ini sudah dilaksanakan di

pesantren. Dengan intervensi teknologi dalam mebuat bahan ajar PHBS supaya

lebih menarik dalam bentuk pembuatan video/ film PHBS yang dibuat bersama

antara pihak pesantren dan tim PKM diharapkan dapat menjadikan bahan ajar

mudah diterima oleh para santri yang berdampak meningkatnya derajat PHBS.

Aplikasi sosialisasi modul bahan ajar PHBS melalui Pelatihan Kader Kesehatan

yang berasal dari santri pilihan yang terampil, akan dilaksanakan

pembimbingan PHBS untuk meningkatkan derajat kesehatan di pesantren

dalam penanggulangan penyakit Skabies dan Pedikulosis.

Kader kesehatan santri terbebentuk maka diharapkan dapat menjadi kader yang

mampu mengaplikasikan, mengajarkan, mencontohkan dan mengajak santri

yang lain dalam melaksanakan PHBS dan dapat melakukan penjaringan

penemuan penyakit dini di pesantren yang nantinya akan dikordinasikan dan

dikonsulkan kepada tim pembimbing dari FK Unisba untuk penanganan dan

pengobatan selanjutnya.

2. Pendirian Pos Kesehatan Santri

Pos kesehatan santri merupakan tempat para santri hasil pelatihan kader

kesehatan berpraktik dalam menjalankan sosialisasi PHBS dan penjaringan

penyakit Skabies dan Pedikulosis. Hasil penjaringan dan pemeriksaan fisik

santri secara berkala dapat dilakukan oleh kader kesehatan santri yang

didokumnetasikan pada buku catatan medik tiap santri, yang dapat dijadikan

data base dan pemantauan selanjutnya untuk kesehatan santri.

Di pos kesehatan santri ke depannya dapat dijadikan tempat para kader

kesehatan santri merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi program-

proogram PHBS secara berkesinambungan.

:: repository.unisba.ac.id ::

Page 13: LAPORAN A PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PPM

13

Pesantren Manarul Huda di kota Bandung merupakan pesantren yang potensial

untuk dijadikan pesantren percontohan Model Pesantren sehat Bebas

Penyakit Skabies dan Pedikulosis sebagai upaya peningkatan derajat

kesehatan santri, karena:

Pertama: akses jalan mudah dapat dilalui oleh kendaraan roda 4. Akses

jalan seperti ini memudahkan pembinaan secara intens, karena jarak dari

fakultas kedokteran UNISBA ke lokasi cukup ditempuh dengan jarak sekitar

tidak lebih dari 1 jam.

Kedua: antusiasme dari para santri dan pimpinan serta pengurus

pesantren sangat tinggi. Salah satu upaya untuk meningkatkan derajat

kesehatan para santri, mereka mengalokasikan waktu untuk melakukan

stamina,.

Ketiga: bahan ajar untuk mengajarkan PHBS di pesantren sudah ada

dalam modul bab Thaharoh tentang bersuci, hanya saja masih diperlukan

pendampingan untuk membuat modifikasi bab Thaharoh yang diintervensi

dengan iotek untuk menjadikan bahan ajar PHBS yang lebih aplikastif di

pesantren. Prospek pesantren menjadi model pesantren sehat, cukup

menjanjikan, karena pesantren ini termasuk ke dalam salah satu pesantren

inovatif di Jawa Barat.

Keempat: lahan tempat pondok pesantren cukup luas dan masih

memungkinkan untuk dikembangkan memiliki lokasi pos kesehatan di

pesantren tempat para santri hasil pelatihan kader kesehatan berpraktik dalam

menjalankan sosialisasi PHBS dan penjaringan pneyakit Skabies dan

Pedikulosis.

Masalah kebersihan lingkungan tidak lepas dari peran serta para pembimbing

dan pengambil keputusan di pesantren. Masalah penyediaan sarana prasarana

akan dapat diatasi bila seluruh pesantren mempunyai inovasi dan membangun

kerjasama lintas sektoral untuk memperbaiki kondisi yang tersebut.

Usulan program Pengabdian masyarakat ini selain dilatarbelakangi oleh

permasalahan yang ada di pesantren, juga karena belum termanfaatkannya

secara optimal dan terpadu potensi dan ketersediaan sumber daya manusia di

UNISBA dalam memenuhi kebutuhan pembangunan lokal dan nasional.

:: repository.unisba.ac.id ::

Page 14: LAPORAN A PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PPM

14

Kegiatan ini diharapkan dapat mendorong kapasitas dan kualitas pengabdian

institusi dan inovasi teknologi secara lebih komprehensif sejalan dengan

kemajuan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai keislaman, sehingga

mengusulkan suatu kegiatan PKM yang bertujuan melakukan pelatihan kader

kesehatan santri dan pembentukan pos kesehatan pesantren sebagai upaya

pemberdayaan para santri dalam meningkatkan derajat kesehatan santri

sehingga dapat menjadi Model Pesantren sehat bebas Skabies dan Pedikulosis

di kota Bandung.

BAB II SOLUSI PERMASALAHAN

Hasil pengamatan di lapangan terhadap mitra pesantren ini, ditemukan

masalah angka kejadian Skabies dan Pedikulosis yang tinggi di pesantren

sangat berhubungan dengan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) sehari -hari

yang dilaksanakan para santri. Perilaku seseorang berhubungan dengan

pengetahuan dan pengetahuan berkaitan dengan pendidikan dan pengajaran

tentang perilaku hidup bersih dan sehat di pesantren.1,2

Selama ini pihak pimpinan pesantren dibantu oleh para pengajar di

pesantren telah melakukan berbagai upaya untuk menganggulangi kejadian

penyakit kulit skabies dan pedikulosis yang cukup tinggi di pesantren. Antara

lain upaya yang telah dilakukan adalah, faktor eksternal berupa perbaikan

kamar mandi tidak lagi menggunakan bak mandi agar tidak ada air tergenang

lama yang memungkinkan untuk berkembang biak berbagai mikroorganisme.

Upaya lain untuk memutus rantai penularan penyebab penyakit skabies

dan pedikulosis melalui pelaksanaan PHBS belum banyak yang bisa dilakukan

mengingat berbagai keterbatasan dari segi modul/ bahan ajar khusus PHBS

belum ada, sehingga santri belum mengenal bagaimana aplikasi PHBS dalam

kehidupan sehari-hari, walaupun upaya penyuluhan telah dilakukan tentang

penyakit skabies dan pedikulosis mulai dari definisi, penyebab, bahaya

penyakitnya, cara pengobatan dan cara pencegahannya. Namun karena

penyuluhan sifatnya baru berjalan 1−2 kali sehingga pengaruhnya terhadap

pengetahuan belum berbuah menjadi pengertian dan pemahaman yang akan

berujung kepada perubahan perilaku. Diperlukan kegiatan sosialisasi PHBS

:: repository.unisba.ac.id ::

Page 15: LAPORAN A PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PPM

15

yang berkesinambungan dan melibatkan para santri dalam mengenal,

penjaringan, pengobatan dan pencegahan serta promotif penyakit Skabies dan

Pedikulosis di pesantren.

Berdasarkan hal tersebut di atas sebagai fokus solusi permasalahan yang

ditawarkan pada program PKM kali ini adalah:

1. Pembuatan modul bahan ajar PHBS yang diaplikasikan dalam Pelatihan

Kader Kesehatan santri dan bahan ajar (materi pelajaran) dalam kurikulum

pendidikan di pesantren.

2. Pendirian Pos Kesehatan Pesantren

Pelaksanaan fokus solusi permasalahan di atas maka kegiatan PKM ini adalah:

(1) Pembuatan modul bahan ajar PHBS yang diaplikasikan dalam

Pelatihan Kader Kesehatan santri.

Kegiatan pembuatan modul bahan ajar PHBS yang kreatif dan lebih

inovatif dimulai dengan bab Thaharoh yang dipadukan modul PHBS

yang telah dibuat oleh Kemenkes untuk bahan ajar di sekolah mulai dari

TK sampai dengan SMA. Setelah itu dilakukan penyusunan bahan ajar

yang merupakan modifikasi bab Thaharoh dengan PHBS berbasis

teknologi informasi dan komunikasi.

Modul bahan ajar PHBS yang terbentuk akan diaplikasi melalui

Pelatihan kader kesehatan santri yang dipilih dari para santri yang

berminat dan lulus hasil seleksi. Dalam pelatihan ini para santri pilihan

tidak hanya belajar dengan cara membaca di buku dalam mempelajari

PHBS, namun disertai bahan ajar elektronik berupa video-video yang

berisi contoh-contoh pelaksanaan atau bahan yang bisa diakses secara

online.

Pelatihan Kader Kesehatan santri sebagai aplikasi sosialisasi Modul

PHBS .

Pelatihan kader kesehatan santri ini merupakan pelatihan dengan

peserta merupakan perwakilan 1−2 orang (yang berminat dan lulus

seleksi untuk dijadikan kader kesehatan yang bersungguh-sungguh)

:: repository.unisba.ac.id ::

Page 16: LAPORAN A PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PPM

16

yang berasal dari tiap kelompok tutorial yang sebelumnya telah

dibentuk sebagai media awal sosialisasi modul PHBS.

Dalam upaya meningkatkan efisiensi program pelatihan kader

kesehatan santri diperlukan berbagai alternatif dan inovasi baru yang

dapat diterapkan sebagai media penyampaian dan pembelajaran. Salah

satu media yang dapat digunakan berupa talk show

interaktif, pembuatan film, selain transfer keilmuan masalah PHBS.

Hal ini berdasarkan kepustakaan bahwa anak-anak cenderung lebih

tertarik terhadap gambar, video, animasi, film dibandingkan teks dan

masih suka bermain dibandingkan membaca atau belajar. Film edukasi

lebih unggul dibandingkan media konvesional karena adanya animasi

yang dapat meningkatkan daya ingat sehingga santri dapat menyimpan

materi pelajaran atau pengetahuan dalam waktu yang lebih larna

dibanding metode konvesional. Di awal dan akhir pelatihan diadakan

pre dan post test sebagai upaya untuk menilai kemajuan pengetahuan,

pemahaman dan perilaku PHBS.

Pelatihan dilakukan selama 8 minggu seminggu sekali dan di akhir

kegiatan para santri beserta tim PKM akan menghasilkan sebuah film

dengan judul Model Pesantren sehat menuju Santri Bebas Skabies dan

Pedikulosis yang diharapkan dapat membantu masyarakat terutama

santri mengetahui tentang definisi, penyebab, bahaya Skabies, cara

pengobatan dan cara pencegahannya. Film ini merupakan sebuah film

yang ber-genre action dengan sistem education (learning by doing/

belajar sambil bermain) dan berjenis Top-Down Platform. Penggunaan

sistem ini pernah diujikan sebelumnya dan berhasil di China dalam

memberantas kecacingan (Bieri F.A, 2013) dan di Tamansari PKM FK-

UNISBA dalam program eliminasi Filariasis.

(2) Pendirian Pos Kesehatan Pesantren

Pendirian pos kesehatan santri diharapkan menjadi solusi utnuk para

santri dalam menjaga kesehatannya. Hal ini karena pos kesehatan

:: repository.unisba.ac.id ::

Page 17: LAPORAN A PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PPM

17

pesantren merupakan tempat para santri hasil pelatihan kader kesehatan

berpraktik dalam menjalankan sosialisasi PHBS dan penjaringan

penyakit Skabies dan Pedikulosis. Hasil penjaringan dan pemeriksaan

fisik santri secara berkala dapat dilakukan oleh kader kesehatan santri

yang didokumnetasikan pada buku catatan medik tiap santri, yang dapat

dijadikan data base dan pemantauan selanjutnya untuk kesehatan santri.

Di pos kesehatan pesantren ke depannya dapat dijadikan tempat para

kader kesehatan santri merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi

program-proogram PHBS secara berkesinambungan.

Pelaksanaan bias menggunakan atau memodifikasi salah satu ruangan

yang sudah ada yang dilengkapi dengan peralatan medis untuk

penjarinngan penyakit yang menjadi masalah di pesantren.

BAB III METODE PELAKSANAAN

Metode Pendekatan yang Ditawarkan untuk Penyelesaian Persoalan Mitra

PKM

Berdasarkan kesimpulan yang ditarik sesuai hasil pengamatan dan diskusi

dengan pimpinan dan pengajar di pesantren, ditemukan:

1. Masyarakat mitra yaitu para santri mengalami permasalahan utama adalah

rendahnya pengetahuan tentang PHBS. Hal ini karena latar belakang asal

para santri yang sangat beragam, sehingga terbatasnya pengetahuan tentang

PHBS.

2. Tidak ada pembinaan dari institusi kesehatan kepada pesantren tentang

PHBS

3. Tidak adanya bahan ajar/ modul yang membahas aplikasi tehnis PHBS, para

santri mengetahui tentang kebersihan secara global dari pemebelajaran kitab

kuning bab Thaharoh, namun belum membahas secara rinci bagaimana

berPHBS.

4. Tidak adanya program preventif dan promotive kesehatan agar badan sehat

dan kuat

5. Tidak adanya tempat khusus untuk pemeriksaan fisik bagi yang sakit atau

pos kesehatan di pesantren

:: repository.unisba.ac.id ::

Page 18: LAPORAN A PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PPM

18

Untuk permasalahan di atas,terdapat beberapa metode pendekatan yang

ditawarkan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah:

Metode pendekatan pertama pembuatan modul bahan ajar PHBS sebagai

modifikasi bab Thaharoh di pesantren sebagai upaya peningkatan pengetahuan

tentang PHBS dengan Kemasan dan Label pesantren. Diharapkan dengan

bentuk bahan ajar/modul PHBS di pesantren menjadikan bahan pelajaran bab

thaharoh menjadi lebih menarik bagi para santri.

Metode pendekatan kedua pembentukan kelompok tutorial beranggotakan

sekitar 10 orang santri, sebagai media sosialisasi awal modul PHBS di

pesantren. Akhir dari kegiatan tutorial ini terpilih 1−2 orang dari tiap kelompok

yang selanjutnya akan dijadikan wakil sebagai kader kesehatan santri untuk

dilatih dalam kegiatan Pelatihan Kader Kesehatan Santri.

Metode pendekatan yang ketiga pelatihan kader kesehatan

santri menggunakan modul PHBS yang terbentuk dari metode sebelumnya

untuk mencari kader yang dapat menyambungkan peningkatan pengetahuan dan

dan perilaku PHBS di pesantren. Pelatihan menggunakan desain Teknologi

Tepat Guna menggunakan media interaktif, film dan talk show selain transfer

keilmuan seperti ceramah dan kuliah. Diharapkan dengan metode ini dihasilkan

kader kesehatan santri yang berasal dari santri pilihan sehingga dapat membina

para santri lainnya dalam berPHBS supaya terhindar dari penyakit Skabies dan

Pedikulosis.

Metode pendekatan yang keempat yaitu memodifikasi ruangan yang tersedia

yang dapat dijadikan sebagai pos kesehatan pesantren. Metode dibalik: kader

kesehatan santri yang terpilih bertugas di pos kesehatan, tidak diam menunggu

pasien yang datang. Tapi mengunjungi kobong-kobong/ kamar tidur santri,

melakukan penjaringan dan tindakan preventif dan tindakan promotive dengan

pembuatan poster-poster PHBS.

Metode pendekatan yang kelima yaitu membuat buku catatan medis

kesehatan para santri, sehingga tiap santri mempunyai arsip tentang catatan

kesehatan dirinya

Metode Pendekatan yang keenam yaitu Pendampingan terhadap kader

kesehatan santri dilakukan untuk monitor dan evaluasi kegiatan, peningkatan

:: repository.unisba.ac.id ::

Page 19: LAPORAN A PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PPM

19

PHBS santri di pesantren (pengisian logbook, analisis sederhana dan keaktifan

anggota kader kesehatan santri), dinamika kelompok tutorial yang terbentuk 12

kelompok. Kegiatan Pendampingan dilakukan selama kegiatan PKM dan

setelah program PKM selesai sesuai kesepakatan yang dibuat dengan mitra

pesantren tersebut.

Tabel 1 Rincian Pembagian Kerja dalam Tim

METODE

PENANGGUNG

JAWAB

KEGIATAN

KEPAKARAN

Pertama Dr. Yani Triyani

Dosen pengampu mata kuliah Kedokteran

tropis, sehingga diharapkan dapat memberikan

arahan tentang materi-materi yang akan

didiskusikan di kelompok tutorial

Kedua Dr. Titik

Dosen Pengampu Ilmu kesehatan Masyarakat,

pakar dalam mata kuliah Clinical research

sehingga memahami bagaimana melakukan

pelatihan yg efektif dan efisien

Ketiga Dr. Irfan

Dosen Pengampu Dakwah-Komunikasi

Penyiaran Islam, pakar dalam masalah syariah

dan komunikasi shg diharapkan dapat

menyusun modul modifikasi Bab Thaharoh-

PHBS

Keempat Dr. Titik

Dosen Pengampu Ilmu kesehatan Masyarakat,

sehingga memahami bagaimana pembentukan

pos kesehatan pesantren yg tepat

Kelima Dr. Yani Triyani

Dosen pengampu mata kuliah Kedokteran

tropis, sehingga diharapkan dapat memberikan

arahan tentang materi-materi yang akan

didiskusikan di kelompok tutorial

Pendampingan Dr. Yani , Dr.

Titik dan Dr. Irfan

Semua terlibat dalam hal pendampingan

kegiatan PKM di pesantren mitra

:: repository.unisba.ac.id ::

Page 20: LAPORAN A PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PPM

20

2. Rencana kegiatan

Berdasarkan metode pendekatan tersebut di atas, maka fokus rencana kegiatan

yang ditawarkan dalam program ini adalah Pembuatan modul bahan ajar PHBS

yang diaplikasikan dalam Pelatihan Kader Kesehatan santri dan Pendirian Pos

Kesehatan Pesantren.

Materi-materi pelatihan meliputi:

I. Pembuatan bahan ajar/ modul PHBS di pesantren

1. Studi literatur bahan ajar Bab Thaharoh

2. Studi literatur modul PHBS yang telah dibuat oleh Kemendiknas dan

Kemenkes

3. Pembuatan bahan ajar PHBS di pesantren (modifikasi dan kolaborasi

Bab Thaharoh dan PHBS)

II. Pelatihan kader kesehatan santri menggunakan modul PHBS di

pesantren:

1. Kebersihan Diri (Kepala sd kaki)

2. Penjaringan Skabies dan Pedikulosis

3. Kebersihan lingkungan kamar tidur

4. Kebersihan toilet umum

5. Kebersihan halaman pesantren dan saluran air

6. Penanganan kasus-kasus penyakit yang sering ditemukan

7. Kasus Skabies dan Pedikulosis

8. Kasus Diare

9. Kasus Sakit gigi

10. Kasus Batuk-batuk lebih dari 2 minggu

III. Pos kesehatan pesantren sesuai panduan PMK RI No. 1 tahun 2013:

1. Pemilihan lokasi

2. Penataan ruangan dan isinya

3. Penyusunan pengurus ruangan dan program

4. Perencanaan program kegiatan

5. Penyusunan jadwal kegiatan

:: repository.unisba.ac.id ::

Page 21: LAPORAN A PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PPM

21

6. Peresmian

IV. Pembuatan film dokumentasi PHBS di Pesantren

V. Pendampingan tim pelaksana PKM hingga bulan terakhir masa pelaksanaan

program ini dan setelah program PKM ini selesai.

VI. Pembuatan Buku Catatan Kesehatan Santri

3. Partisipasi Mitra

Pesantren sebagai mitra dalam program ini telah berpartisipasi dalam setiap

tahapan kegiatan yang direncanakan. Keterlibatan mitra dimulai sejak tahapan

perumusan masalah pokok yang dihadapi, menetapkan prioritas masalah yang

akan ditangani, juga sebagai pelaku dalam kegiatan pembuatan bahan ajar

PHBS dan pelatihan kader kesehatan santri di pesantren. Diharapkan Pimpinan

pesantren beserta pengajar bekerjasama dengan tim PKM berperan aktif dalam

merumuskan modul/ bahan ajar aplikasi PHBS di pesantren sebagai modifikasi

bab Thaharoh.

Para santri pilihan sebagai anggota kelompok pelatihan kader kesehatan santri

mitra dapat berperan sebagai sumber informasi yang akan mentransfer ilmu dan

keterampilan yang telah diperoleh kepada anggota kelompok santri yang lain

atau kepada masyarakat yang ada di sekitarnya.

Pesantren Mitra menyediakan ruangan sebagai Pos Kesehatan pesantren yg

dilengkapi dengan sarana air bersih, lemari/rakrak penyimpanan peralatan

pelatihan dan bersedia kapan saja untuk dimonitor dan evaluasi

(pendampingan) pelaksanaan PHBS selama dan sesudah program PKM.

Harapan-harapan dari kegiatan yang dilakukan yaitu agar timbulnya PHBS

yang berkelanjutan dan berkembang ke depan sehingga pesantren sehat yang

terbebas dari Skabies dan Pedikulosis.

4. Evaluasi Pelaksanaan Program dan Keberlanjutan Program setelah

Selesai Kegiatan PKM dilaksanakan

Program ini dilakukan monitoring, evaluasi dan pendampingan terhadap

seluruh kegiatan menyangkut kegiatan pembuatan bahan ajar PHBS di

pesantren dan pelatihan kader kesehatan santri serta pembuatan pos kesehatan

pesantren.

:: repository.unisba.ac.id ::

Page 22: LAPORAN A PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PPM

22

Evaluasi pembuatan bahan ajar PHBS dilakukan dalam 1 minggu sekali

progresnya, dilakukan pencatatan dan pelaporan, kemudian dipresentasikan

dalam waktu 1 bulan.

Analisis sederhana, dari pre dan post test peserta pelatihan kader kesehatan

santri, pembukuan setiap aktivitas pelatihan dan tutorial dan keaktifan anggota,

dinamika kelompok untuk keputusan/membandingkan alternatif-alternatif

usaha pelaksanaan PHBS.

Akan dilakukan Pre Test saat akan memulai suatu jenis kegiatan baru dan

dilakukan Post test setelah suatu jenis kegiatan selesai dilaksanakan untuk

evaluasi kemajuan mitra setelah kegiatan yang diberikan.

Anggota kelompok kader kesehatan santri yang lulus Post Test akan diberikan

sertifikat kelulusan yang dilegitimasi oleh Ketua LPPM UNISBA, Ketua Tim

Pelaksana PKM dan yang belum lulus akan diberikan pemahaman ulang dan

diskusi interaktif lalu dilakukan post test ulang.

Evaluasi pembuatan pos kesehatan dilakukan setiap bulan berjalan, mulai dari

pengadaan ruangan dan kelengkapan peralatan beserta kegiatan yang dilakukan

oleh kader kesehatan santri terpilih.

Kegiatan PKM ini akan dilaksanakan dalam VI tahapan. Rincian kegiatan

dalam masing-masing tahapan adalah sebagai berikut:

Tahapan I: Pembuatan modul bahan ajar PHBS di pesantren

Pembuatan modul PHBS sebgai modifikasi dari bahan ajar bab Thaharoh dibuat

dengan kemasan dan label ciri khas pesantren, diharapkan menjadikan bahan

ajar bab Thaharoh lebih menarik dan dapat diaplikasikan dalam PHBS.

a. Jenis Kegiatan :Pembuatan Modul PHBS di Pesantren

b. Waktu kegiatan : 1 bulan

c. Jumlah Buku : 20 buku

d. Jumlah Tim Pelaksana: 5 orang ( 3 Orang Dosen dan 2 mahasiswa)

e. Metode : Literatur review

f. Evaluasi : direview oleh pakar di UNISBA

g. Tahapan kegiatan (Tabel 6 )

:: repository.unisba.ac.id ::

Page 23: LAPORAN A PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PPM

23

Tahapan II: Pembentukan kelompok Tutorial Aplikasi Modul PHBS di

pesantren

1. Tutorial Kelompok Santri

a. Materi yang dijadikan topik bahasan:

1. Kebersihan Diri (Kepala sd kaki)

2. Penjaringan Skabies dan Pedikulosis

3. Kebersihan lingkungan kamar tidur

4. Kebersihan toilet umum

5. Kebersihan halaman pesantren dan saluran air

6. Penanganan kasus-kasus penyakit yang sering ditemukan

b. Jenis Kegiatan :Tutorial

c. Waktu kegiatan : 6 minggu (@ 3 jam)

d. Jumlah peserta : 12 kelompok masing-masing kelompok 10 orang

e. Jumlah Tim Pelaksana pemateri/pendamping dan narasumber: 15 orang

(dengan mentor 12 mahasiwa dan 1dokter alumni FK Unisba atau 2 dosen)

f. Metode : Tutorial (presentasi dan diskusi)

2. Praktek simulasi PHBS (pembuatan dan perbaikan alur PHBS sehari-hari

mulai dari bangun tidur sampai dengan tidur lagi)

3. Evaluasi : Pre-test dan Post-test Setiap kegiatan Tutorial

4. Luaran Kegiatan Tutorial: terpilihnya perwakilan 1-2 orang dari tiap

kelompok untuk dijadikan kader kesehatan santri dari hasil seleksi, yang pada

tahapan III akan dilanjutkan mengikuti Pelatihan Kader Kesehatan Santri.

:: repository.unisba.ac.id ::

Page 24: LAPORAN A PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PPM

24

Tabel 2 Rundown acara Tutorial Kelompok santri adalah sebagai berikut:

No Materi

Tutorial

Uraian singkat

materi

Metode Output Alokasi

waktu

1 Kebersihan

Diri

(Kepala sd

kaki)

- Kebersihan dalam Islam

- Pentingnya

Kebersihan

diri

- Tatacara memelihara

kebersihan

diri mulai

dari kepala sd

kaki

- Akibat yang terjadi akibat

tidak

memelihara

kebersihan

diri

- Presentasi menggunakan

infokus

- Diskusi

- Praktek langsung

- Pemutaran film kebersihan diri

Peningkatan

pengetahuan

dan skill PHBS

terhadap diri

sendiri

3 jam

2 Penjaringan

skabies dan

pedikulosis

Penyegaran

tentang definisi,

penyebab,

bahaya, cara

penularan,

pengobatan dan

cara

pencegahannya

Skabies dan

pedikulosis

- Presentasi menggunakan

infokus

- Diskusi

- Praktek langsung

tentang

pencegahan dan

pengobatan

- Pemutaran film

animasi skabies

dan pedikulosis

Peningkatan

pengetahuan

sehingga dapat

mencegah

terjadinya

penyakit skabes

dan pedikulosis

3 jam

3 Kebersihan

lingkungan

kamar tidur

- Kebersihan dalam Islam

- Pentingnya

Kebersihan

diri

- Tatacara memelihara

kebersihan

kamar tidur

- Akibat yang terjadi akibat

tidak

memelihara

- Presentasi menggunakan

infokus

- Diskusi

- Praktek langsung

tentang

kebersihan

kamar tidur

Peningkatan

pengetahuan

dan skill PHBS

terhadap

kebersihan

kamar tidur

3 jam

:: repository.unisba.ac.id ::

Page 25: LAPORAN A PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PPM

25

kebersihan

kamar tidur

4 Kebersihan

toilet umum

- Kebersihan dalam Islam

- Pentingnya

Kebersihan

diri

- Tatacara memelihara

kebersihan

toilet

- Akibat yang terjadi akibat

tidak

memelihara

kebersihan

toilet

- Presentasi menggunakan

infokus

- Diskusi

- Praktek langsung

tentang

kebersihan

toilet

Peningkatan

pengetahuan

dan skill PHBS

terhadap

kebersihan

toilet

3 jam

5 Kebersihan

halaman

pesantren

dan saluran

air

- Pentingnya

Kebersihan

halaman

pesantren

dan saluran

air

- Tatacara

memelihara

kebersihan

halaman

pesantren

dan saluran

air

- Akibat yang

terjadi

akibat tidak

memelihara

kebersihan

halaman

pesantren

dan saluran

air

- Presentasi menggunakan

infokus

- Diskusi

- Praktek langsung

tentang

kebersihan

halaman

pesantren dan

saluran air

Peningkatan

pengetahuan

dan skill PHBS

terhadap

kebersihan

halaman

pesantren dan

saluran air

3 jam

6 Penanganan

kasus-kasus

penyakit

yang sering

ditemukan

Cara penemuan

dini,

penatalaksanaan

sederhana

kasus-kasus:

skabies,

pedikulosis,

diare, infeksi

saluran nafas,

- Presentasi menggunakan

infokus

- Diskusi

- Praktek langsung

tentang

penemuan dini,

penatalaksanaan

Peningkatan

pengetahuan

dan skill PHBS

terhadap

penemuan dini,

penatalaksanaan

sederhana

kasus-kasus:

skabies,

3 jam

:: repository.unisba.ac.id ::

Page 26: LAPORAN A PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PPM

26

infeksi saluran

kemih

sederhana

kasus-kasus:

skabies,

pedikulosis,

diare, infeksi

saluran nafas,

infeksi saluran

kemih

pedikulosis,

diare, infeksi

saluran nafas,

infeksi saluran

kemih

Tahapan III: Praktek Pelatihan Kader Kesehatan Santri

Pelatihan ini dilakukan kepada santri pilihan perwakilan dari tiap kelompok

tutorial yang telah dibentuk di tahapan II.

a. Jenis Kegiatan :Praktek Pelatihan Kader Kesehatan Santri

b. Waktu kegiatan : 4 bulan

c. Jumlah Kader kesehatan santri : 24 santri (2 orang dari masing-masing

kelompok tutorial yang memiliki jiwa kepedulian dan kepemimpinan)

d. Jumlah Tim Pelaksana, Narasumber dan teknisi :5 orang ( 3 Orang Dosen

dan 2 mahasiswa)

e. Metode : Pemberian materi dan Praktek langsung

f. Evaluasi : pre dan post tes, skill penyuluhan PHBS dan penjaringan Skabies

dan pedikulosis

g. Pendampingan oleh tim pelaksana PKM dalam penyuluhan PHBS dan

penjaringan Skabies dan pedikulosis

h. Tahapan kegiatan (Tabel 6)

Tahapan IV: Pendirian Pos Kesehatan Pesantren

Pendirian Pos Kesehatan Pesantren dimulai denngan mencari tempat atau

membuat tempat yang cocok untuk pos kesehatan pesantren. Setelah berdiri pos

kesehatan tersebut, kegiatannya berupa Metode dibalik: Kader kesehatan

santri yang bertugas di pos kesehatan, tidak diam menunggu santri sakit yang

datang. Tapi mengunjungi kobong-kobong/ kamar tidur santri, melakukan

penajaringan dan tindakan preventif dan promotive dengan pembuatan poster-

poster PHBS.

Jenis Kegiatan :Pendirian Pos Kesehatan di Pesantren

b. Waktu kegiatan : 1 bulan

:: repository.unisba.ac.id ::

Page 27: LAPORAN A PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PPM

27

c. Jumlah Pos : 1 ruangan

d. Jumlah Tim Pelaksana: 5 orang ( 3 Orang Dosen dan 2 mahasiswa)

e. Metode : Survey lapangan

f. Evaluasi : direview oleh pakar di UNISBA

g. Tahapan kegiatan (Tabel 6)

Tahapan V: Pembuatan Buku Catatan Medis Santri

Pembuatan buku catatan medik tiap santri sebagai hasil pemeriksaan fisik

dalam penjaringan dan sebagai aplikasi PHBS.

a. Jenis Kegiatan :Pembuatan Catatan Medis Santri di Pesantren

b. Waktu kegiatan : 1 bulan

c. Jumlah Buku : 120 buku

d. Jumlah Tim Pelaksana: 5 orang ( 3 Orang Dosen dan 2 mahasiswa)

e. Metode : Literatur review

f. Evaluasi : direview oleh pakar di UNISBA

g. Tahapan kegiatan (Tabel 6)

Tahapan VI: Pendampingan Kader dalam pelaksanaan PHBS

Pendampingan kegiatan Kader kesehatan santri dalam aplikasi pelaksanaan

program PHBS dilakukan untuk monitor dan evaluasi kegiatan, peningkatan

PHBS santri di pesantren (pengisian logbook, analisis sederhana dan keaktifan

anggota kader kesehatan santri), dinamika kelompok tutorial yang terbentuk 12

kelompok.

Kegiatan Pendampingan dilakukan selama kegiatan PKM dan setelah program

PKM selesai sesuai kesepakatan yang dibuat dengan mitra pesantren tersebut.

a. Jenis Kegiatan : Pendampingan Kader dalam pelaksanaan PHBS

b. Waktu kegiatan : 2 bulan

c. Jumlah Kader : 24 orang

d. Jumlah Tim Pelaksana: 5 orang ( 3 Orang Dosen dan 2 mahasiswa)

e. Metode : pendampingan langsung ke lapangan

f. Evaluasi : pre dan post test

g. Tahapan kegiatan (Tabel 3)

:: repository.unisba.ac.id ::

Page 28: LAPORAN A PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PPM

28

Tabel 3 Tahapan Kegiatan I-VI

No Tahapan Kegiatan Uraian Kegiatan

1

Tahapan I: Perbaikan

modul bahan ajar

Thaharoh dengan modul

PHBS

Liratur review Bab Thaharoh yang sudah

dipakai selama ini di Pesantren

Liratur review Modul PHBS dari Kemenkes

Pembuatan modul PHBS di Pesantren

modifikasi Bab Thaharoh

Sosialisasi Modul PHBS di Pesantren

2

Tahapan II: Pembentukan

kelompok Tutorial

Aplikasi Modul PHBS di

pesantren

acara Tutorial Kelompok santri

3 Tahapan III: Pelatihan

kader kesehatan santri

Liratur review Modul PHBS dari Kemenkes

Pembuatan modul PHBS di Pesantren

modifikasi Bab Thaharoh

Sosialisasi Modul PHBS di Pesantren

Simulasi PHBS

Simulasi penjaringan skabies dan pedikulosis

Pendampingan penjaringan skabies dan

pedikulosis

4 Tahapan IV: Pendirian Pos

Kesehatan Pesantren

Survey ruangan yang cocok untuk dijadikan

pos kesehatan di pesantren

Persiapan Pendirian ruangan Pos kesehatan

pesantren

Perapihan ruangan

Pembelian perlengkapan dan peralatan pos

kesehatan

Peresmian Pos Kesehatan di Pesantren

5 Tahapan V: Pembuatan

Buku Catatan Medis Santri

Liratur review buku catatan medis santri yang

pernah berjalan

Penyusunan buku catatan medis santri

Pembuatan buku catatan medis

Evaluasi buku catatan medis oleh pakar

Perbanyakan buku catatan medis santri

Pengisian buku catatan medis sebagai hasil

penjaringan skabies dan pedikulosis santri oleh

kader kesehatan santri

:: repository.unisba.ac.id ::

Page 29: LAPORAN A PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PPM

29

6 Tahapan VI:

Pendampingan Kader

dalam pelaksanaan PHBS

Pendampingan terhadap pelaksanaan kegiatan

kader kesehatan santri dalam penjaringan skabies dan pedikulosis

Pendampingan terhadap pelaksanaan kegiatan

penyuluhan PHBS dari kader kesehatan santri kepada seluruh santri di Pesantren

Pendampingan dilakukan selama dan setelah

kegiatan PKM

BAB IV LUARAN DAN TARGET CAPAIAN

Rencana luaran berupa jasa, sistem, produk/barang, paten, atau luaran

lainnya yang ditargetkan

Tabel 4 Luaran Target dan Capaian

No TARGET CAPAIAN BUKTI

1

artikel ilmiah yang

dipublikasikan melalui

Jurnal Makara Human

Behaviour Studies in Asia,

ISSN 2355-794X

Direktorat Riset dan

Pengabdian Kepada

Masyarakat Universitas

Indonesia Terakreditasi B

atau prosiding ber ISBN

dari seminar nasional, pada

tahun ke-1. Target:

published

artikel ilmiah yang

dipublikasikan melalui

Jurnal Global Medical &

Health Communication

(GMHC), pISSN 2301-

9123 eISSN 2460-5441,

pada tahun ke-1.

Capaian: accepted

Presentasi oral di

seminar internasional

dan prosiding dalam

tahap review

Lampiran 6

2

artikel pada media massa

cetak/elektronik, pada

tahun ke-1. Target: sudah

terbit

artikel pada media

massa cetak, pada tahun

ke-1.

Capaian: sudah terbit di

artikel OPINI Koran

Pikiran Rakyat. Tanggal

9 Okt 2019

Lampiran 7

3

video kegiatan, pada tahun

ke-1.

Target: sudah

terdokumentasi

video kegiatan, pada

tahun ke-1.

Capaian: sudah

terdokumentasi di

youtube

(https://drive.google.co

m/file/d/1Z9HPiKYY5-

kzaTvhiVtECwfw7Ef_T

uRi/view?usp=drivesdk)

:: repository.unisba.ac.id ::

Page 30: LAPORAN A PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PPM

30

4

pembuatan video/ film

singkat tentang tentang

Perilaku Hidup Bersih dan

Sehat di Pesantren Manarul

Huda

Video kegiatan

Sosialisasi PHBS, pada

tahun ke-1.

Capaian: sudah

terdokumentasi

5

Terbentuknya Pos

Kesehatan Berbasis

Teknologi di Pesantren

Manarul Huda

Berdirinya Pos

kesehatan di pesantren

Manarul Huda

6

Inovasi baru Dokter Kecil

dengan dilantiknya Kader

Kesehatan Santri di

Pesantren Manarul Huda

Dilantiknya Kader

Kesehatan Santri di

Pesantren Manarul Huda

7 Pembuatan buku rekam

medik pengobatan skabies

dan pedikulosis para santri

Terdapatnya Catatan

Rekam Medis Santri Lampiran 8

8 Pembuatan Modul PHBS

di Pesantren

Pembuatan Modul

PHBS di Pesantren

dalam bentuk Buku saku

santri sehat

Gambar 2

BAB V HASIL YANG TELAH DICAPAI

Telah dilaksanakan kegiatan PKM dengan rincian sesuai perencanaan awal

sebagai berikut:

Tahapan I: Pembuatan modul bahan ajar PHBS di pesantren

Tahapan ini dilaksanakan dengan mengadakan rapat kordinasi sejak tgl 15 maret,

dan terbentuklah modul Thaharoh dengan PHBS yang dapat direalisasikan pada 16

Mei 2019. Pembuatan modul PHBS sebgai modifikasi dari bahan ajar bab Thaharoh

dibuat dengan kemasan dan label ciri khas pesantren, diharapkan menjadikan bahan

ajar bab Thaharoh lebih menarik dan dapat diaplikasikan dalam PHBS. Modul

PHBS disusun dalam bentuk buku Saku Santri sehat yang berisi tentang penyakit

skabies dan pedikulosis mulai dari penyebab, penularan, gejala yang timbul,

bagaimana pengobatan dan pencegahannya.

:: repository.unisba.ac.id ::

Page 31: LAPORAN A PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PPM

31

Gambar 2. Buku Saku Santri Sehat sebagai Pedoman Pelaksanaaan PHBS di Pesantren

Tahapan II: Pembentukan kelompok Tutorial Aplikasi Modul PHBS di

pesantren

Tahapan ini dapat dilaksanakan dengan persiapan dilakukan sejak 16 April untuk

kordinasi dan pendataan peserta tutorial di pesantren Manarul Huda.

Berdasarkan data dari pesantren, dibentuklah 12 kelompok tutorial dengan 8

kelompok santriwan dan 4 kelompok santriwati. Data kelompok tutorial dapat

dilihat pada lampiran.

1. Tutorial Kelompok Santri

a. Materi yang dijadikan topik bahasan:

1. Kebersihan Diri (Kepala sd kaki)

2. Penjaringan Skabies dan Pedikulosis

3. Kebersihan lingkungan kamar tidur

4. Kebersihan toilet umum

5. Kebersihan halaman pesantren dan saluran air

6. Penanganan kasus-kasus penyakit yang sering ditemukan

b. Jenis Kegiatan :Tutorial

c. Waktu kegiatan : 3 minggu (@ 3 jam)

d. Jumlah peserta : 12 kelompok masing-masing kelompok 10 orang

e. Jumlah Tim Pelaksana pemateri/pendamping dan narasumber: 15 orang

(dengan mentor 12 mahasiwa dan 1dokter alumni FK Unisba atau 2 dosen)

:: repository.unisba.ac.id ::

Page 32: LAPORAN A PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PPM

32

f. Metode : Tutorial (presentasi dan diskusi)

2. Praktek simulasi PHBS (pembuatan dan perbaikan alur PHBS sehari -hari

mulai dari bangun tidur sampai dengan tidur lagi).

3. Evaluasi : Pre-test dan Post-test Setiap kegiatan Tutorial

4. Luaran Kegiatan Tutorial: terpilihnya perwakilan 1-2 orang dari tiap kelompok

untuk dijadikan kader kesehatan santri dari hasil seleksi, yang pada tahapan III akan

dilanjutkan mengikuti Pelatihan Kader Kesehatan Santri.

Dokumemntasi kegiatan tutorial di pesantren dapat dilihat pada Gambar sebagai

berikut:

Gambar 2 Pelaksanaan Tutorial dalam Mensosialisasikan PHBS di Pesantren

Gambar 3 Pelaksanaan Tutorial dalam Mensosialisasikan PHBS di Pesantren Tahapan III: Praktek Pelatihan Kader Kesehatan Santri

Pelatihan ini dilakukan kepada santri pilihan perwakilan dari tiap kelompok tutorial

yang telah dibentuk di tahapan II pada tanggal 27 Juli 2019, 3 Agustus dan rencana

di akhir agustus masih belum terlaksana.

a. Jenis Kegiatan :Praktek Pelatihan Kader Kesehatan Santri

:: repository.unisba.ac.id ::

Page 33: LAPORAN A PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PPM

33

b. Waktu kegiatan : 2 bulan

c. Jumlah Kader kesehatan santri : 24 santri (2 orang dari masing-masing

kelompoktutorial yang memiliki jiwa kepedulian dan kepemimpinan)

d. Jumlah Tim Pelaksana, Narasumber dan teknisi : 5 orang ( 3 Orang Dosen dan

2 mahasiswa)

e. Metode : Pemberian materi dan Praktek langsung

f. Evaluasi : pre dan post tes, skill penyuluhan PHBS dan penjaringan Skabies

dan pedikulosis

g. Pendampingan oleh tim pelaksana PKM dalam penyuluhan PHBS dan

penjaringan Skabies dan pedikulosis.

Pelaksanaan pelatihan santri sebagai kader kesehatan, dapat dilihat pada

dokumnetasi di bawah ini:

Gambar 4 Pelatihan santri sebagai kader kesehatan dibimbing mahasiswa

FK Unisba tim PKM

:: repository.unisba.ac.id ::

Page 34: LAPORAN A PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PPM

34

Gambar 5 Pelatihan santri sebagai kader kesehatan

Gambar 6 Pelantikan Santri sebagai Kader Kesehatan di Pesantren Manarul Huda

Kegiatan tahap berikutnya yang akan segera dilaksanakan adalah:

Tahapan IV: Pendirian Pos Kesehatan Pesantren

:: repository.unisba.ac.id ::

Page 35: LAPORAN A PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PPM

35

Pembangunan berlangsung dalam 4 bulan oleh pihak pesantren, dengan swadaya

dari para santri yang bergotong royong membangunnya. Berlokasi di sekitar asrama

perempuan, dengan luas bangunan 4 x 7 M, dapat dilihat pada gambar sebagai

berikut:

Gambar 7 Peresmian Pos kesehatan pesantren oleh ketua LPPM UNISBA

Tahapan V: Pembuatan Buku Catatan Medis Santri

Tahapan ini sudah ada dan dipakai dalam mencatat keluhan para santri. Catatan

medis pribadi santri dapat dilihat di Lampiran .

Tahapan VI: Pendampingan Kader dalam pelaksanaan PHBS

Tahapan ini dilakukan kerjasama dengan alumni FK Unisba, sehingga terjadi

kesinambungan program penjaringan skabies pedikulosis, dan berjalan sebulan

sekali.

Hasil yang dicapai dari kegiatan PKM ini dapat dilihat terjadi perubahan angka

kejadian skabies dan pedikulosis dari hasil survey sebelum kegiatan dan sesudah

kegiatan PKM. Hal ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

:: repository.unisba.ac.id ::

Page 36: LAPORAN A PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PPM

36

Tabel 5 Karakteristik Santri Sebelum Kegiatan PKM

Diagnosis

Laki-laki Perempuan Total

n % n % n %

Skabies 18 25 2 3 20 28

Pedikulosis 0 0

Skabies

dan

Pedikulosis

2 3 15 21 17 24

Sehat 27 38 7 10 34 48

Jumlah 47 66 24 34 71 100

* Survey 2018

Tabel 6 Karakteristik Santri Setelah Kegiatan PKM 2019

Diagnosis

Laki-laki Perempuan Total

n % n % n %

Skabies 13 21 0 0 13 21

Pedikulosis 0 7 11 7 11

Skabies

dan

Pedikulosis

0 0 0 0 0 0

Sehat 25 40 17 27 42 68

Jumlah 38 61 24 39 62 100

* Survey 2019

Terdapat peningkatan pengetahuan santri tentang PHBS setelah dilakukan

sosialisasi PHBS dengan metode tutorial dan menggunakan modul pembelajaran

PHBS dalam bentuk Buku saku santri sehat. Hal ini dapat dilihat dari hasil pre

dan post test, yang dapat dilihat pada gambar grafik di bawah ini.

:: repository.unisba.ac.id ::

Page 37: LAPORAN A PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PPM

37

Gambar 8 Gambaran Tingkat Pengetahuan Santri

Berdasarkan gambar grafik di atas dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan

PHBS santri lebih meningkat setelah sosialisasi dengan pemberian buku saku

dibandingkan dengan metode tutorial. Hal ini dapat dilihat dari hasil post tes setelah

pemberian buku saku dikarenakan para santri lebih jelas dan dapat membaca sendiri

buku saku yang berisi pedoman tatacara berperilaku hidup bersih dan sehat.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Perilaku hidup bersih dan sehat bukanlah suatu hal yang mustahil dilakukan

di pesantren, namun dalam realisasinya memerlukan kerjasama dari berbagai pihak.

Sosialisasi PHBS melalui “PAKET PROGRAM EDUKASI PHBS” berupa

pembuatan modul materi PHBS, pelatihan santri sebagai kader kesehatan,

pembentukan pos kesehatan di pesantren dan pendampingan dapat dijadikan “role

model” menuju pesantren bebas skabies dan pedikulosis.

Sebagai saran dalam pemberantasan skabies dan pedikulosis memerlukan

perhatian dari berbagai pihak selain pesantren dan perguruan tinggi, diharapkan dari

pihak pemerintah melalui departemen yang berwenang dalam kebijakan

pemberdayaan pesantren, menuju pesantren sehat bebas skabies dan pedikulosis.

85 86 87 88 89 90 91 92 93

Metode mentoring

Metode pemberian buku

LUARAN TINGKAT PENGETAHUAN SANTRI

NILAI SKORING Post-Test Scabies NILAI SKORING Pre-Test Scabies

:: repository.unisba.ac.id ::

Page 38: LAPORAN A PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PPM

38

DAFTAR PUSTAKA

Akmal Sc. Hubungan Personal Higiene Dengan Kejadian Skabies Di Pondok

Pendidikan Islam Darul Ulum Di Kecamatan Koto Tangah Padang Tahun

2013. Padang;Unand; 2013 [Diunduh 20 Juni 2015] Tersedia Dari :

Http://Jurnal.Fk.Unand.Ac.Id

Bieri F.A. Gdj, G.M. W. Health-Education Package To Prevent Worm Infections

In Chinese Schoolchildren. The New England Journal Of Medicine.

2013;368:1603-12

Ekanawati, M. And Alim Sumarno, S.P., Pengembangan Media Computer

Assisted Instruction (Cai) Pada Mata Pelajaran Ips Materi Siklus Hidrologi

Bagi Siswa Kelas Vii Smp Negeri 2 Sidayu Kabupaten Gresik.

Gilmore, S.J., 2011. Control Strategies For Endemic Childhood Skabies. Plos

One, 6(1), P.E15990.

Mukti AG. 2017. Strategi dan Kebijakan Kemristekdikti dalam Meningkatkan

Sinergisitas Pemangku Kepentingan untuk Mempertahankan dan

Meningkatkan Mutu Pendidikan Kedokteran. Kemenristekdikti, Jakarta

Akmal Sc. Hubungan Personal Higiene Dengan Kejadian Skabies Di Pondok

Pendidikan Islam Darul Ulum Di Kecamatan Koto Tangah Padang Tahun 2013.

Padang;Unand; 2013 [Diunduh 20 Juni 2015] Tersedia Dari :

Http://Jurnal.Fk.Unand.Ac.Id

Gilmore, S.J., 2011. Control Strategies For Endemic Childhood Skabies. Plos

One, 6(1), P.E15990.

Bieri F.A. Gdj, G.M. W. Health-Education Package To Prevent Worm Infections

In Chinese Schoolchildren. The New England Journal Of Medicine.

2013;368:1603-12

Mochamad Setyo Pramono, Paramita A, Muzakiroh U. Pengembangan Permainan

Multimedia Interaktif Tentang Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Pada Siswa

Sekolah Dasar. Buletin Penelitian Kesehatan. 2011;39:165-75.

Kementrian Kesehatan RI, 2013. Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia

No. 1 tahun 2013 tentang Pedoman Penyelenggaraan dan Pembinaan Pos

Kesehatan Pesantren.

Sungkar S. Skabies : Etiologi, Patogenesis, Pengobatan, Pemberantasan, dan

Pencegahan. 2016. 86–88 p.

Triyani Y, Yuniarti L, Tejasari M, Purbaningsih W, Ismawati I, Respati T. A

Journey to a Better Community Service in Religious Boarding School

:: repository.unisba.ac.id ::

Page 39: LAPORAN A PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PPM

39

Pesantren. 2019;307(SoRes 2018):497–9.

Karimkhani C, Colombara D V., Drucker AM, Norton SA, Hay R, Engelman D,

et al. The global burden of scabies: a cross-sectional analysis from the

Global Burden of Disease Study 2015. Lancet Infect Dis [Internet].

2017;17(12):1247–54. Available from: http://dx.doi.org/10.1016/S1473-

3099(17)30483-8

Lockwood SJ, Saavedra A, Rosmarin D. Tropical Dermatology [Internet]. Tenth

Edit. Hunter’s Tropical Medicine and Emerging Infectious Disease.

Elsevier Inc.; 2019. 69–77 p. Available from: https://doi.org/10.1016/B978-

0-323-55512-8.00008-9

Sethi A. Bacterial Skin and Soft Tissue Infections in [Internet]. Tenth Edit.

Hunter’s Tropical Medicine and Emerging Infectious Disease. Elsevier

Inc.; 2019. 555–557 p. Available from: https://doi.org/10.1016/B978-0-

323-55512-8.00061-2

Chosidow O, Fuller LC. Scratching the itch: is scabies a truly neglected disease?

Lancet Infect Dis [Internet]. 2017;17(12):1220–1. Available from:

http://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S1473309917304693

Heukelbach J FH. Scabies. Lancet. 2006;37(9524):1767–74.

Nanda FD, Murti B, Dharmawan R. Path Analysis on Factors Associated with the

Risk of Scabies Among Students at Darussalam Islamic Boarding School,

Blokagung, Banyuwangi, Indonesia. J Epidemiol Public Heal.

2016;1(1):18–26.

Martino YA, Sulistiowati E, Purnomo Y. Model Pemberdayaan Santri Ponpes Al-

Hidayah Batu Alang Sebagai Kader Kesehatan Berbasis Terapi Herbal.

JIPEMAS J Inov Has Pengabdi Masy. 2018;1(2):86.

Yingklang M, Sengthong C, Haonon O, Dangtakot R, Pinlaor P, Sota C, et al.

Effect of a health education program on reduction of pediculosis in school

girls at Amphoe Muang, Khon Kaen Province, Thailand. PLoS One.

2018;13(6):1–15.

Wahyuni NS. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemanfaatan Pelayanan

Kesehatan Di Puskesmas Sumber Rejo Kota Balikpapan Provinsi

Kalimantan Timur Tahun 2012. Fak Kesehat Masy Progr Sarj Kesehat

Masy. 2012;

Thean LJ, Engelman D, Kaldor J, Steer AC. Scabies: New opportunities for

management and population control. Pediatr Infect Dis J. 2019;38(2):211–

3.

Yusof M, Fitri S, Damopolii Y. A Study on Knowledge , Attitude and Practice in

Preventing Transmission of Scabies in Pesantren Darul Fatwa , Jatinangor.

Althea Med J. 2015;2(1):131–7.

:: repository.unisba.ac.id ::

Page 40: LAPORAN A PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PPM

40

Tresnasari C, Respati T, Maulida M, Triyani Y, Tejasari M, Kharisma Y, et al.

Understanding Scabies in Religious Boarding School (Pesantren).

2019;307(SoRes 2018):520–2.

Engelman D, Steer AC. Diagnosis, treatment, and control of scabies: can we do

better? Lancet Infect Dis [Internet]. 2018;18(8):822–3. Available from:

https://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S1473309918303724

:: repository.unisba.ac.id ::

Page 41: LAPORAN A PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PPM

41

Lampiran 1

Tutor Guide 1-3 Pengembangan Kader Kesehatan Pesantren

Pesantren Manarul Huda – Bandung

PKM RISTEKDIKTI

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG

2019

:: repository.unisba.ac.id ::

Page 42: LAPORAN A PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PPM

42

TUJUAN: Mengenalkan Serba serbi Penyakit Skabies

PERTEMUAN PERTAMA

1. Mereview hasil Tutorial ke-1 (10 menit )

TUTOR: Menanyakan kpd masing2 santri apa yg mereka tangkap kegiatan Tut ke-

1, dll.

Minta setiap santri masing2 menjelaskan, apakah sama dengan maksud kita atau

belum?

a. Judul Judul Pengabdian Kepada Masyarakat:

“Pkm Pelatihan Kader Kesehatan Santri Untuk

Penanggulangan Penyakit Skabies Dan Pedikulosis Di

Pesantren Manarul Huda Kota Bandung Jawa Barat”

b. Tujuan pembentukan kelompok tutorial:

- Sebagai media silaturahmia antara pihak civitas akademika

FK Unisba denngan pihak pesantren dalam hal ini santri

sebagai amalan dari Hadits:

“Seorang muslim itu saudara bagi muslim yang lainnya. Tidak

boleh mendhaliminya dan tidak boleh pula menyerahkan

kepada orang yang hendak menyakitinya. Barangsiapa yang

memperhatikan kebutuhan saudaranya, maka Allah akan

memperhatikan kebutuhannya. Barangsiapa yang melapangkan

kesulitan seorang muslim, niscaya Allah akan melapangkan

:: repository.unisba.ac.id ::

Page 43: LAPORAN A PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PPM

43

kesulitan-kesulitannya di hari kiamat. Dan barangsiapa yang

menutupi kesalahan seorang muslim, niscaya Allah akan

menutupi kesalahannya kelak di hari kiamat”

HR. Bukhari no. 2442, Muslim no. 2580, Ahmad no. 5646, Abu

Dawud no. 4893, at-Tirmidzi no. 1426 ; dari Abdullah bin ‘Umar

radliyallahu ‘anhuma.

- Dengan kelompok tutorial diharapkan penyuluhan yg

disampaikan terjadi hubungan yg lebih intensif dan bisa 2 arah,

tidak seperti penyuluhan umum spt yg pernah dilakukan

sebelumnya hanya satu arah

- Diharapkan terjadi saling memberikan informasi anatara pihak

mahasiswa dg para santri baik dari ilmu dan pelaksanaan

keilmuan masing2.

- Tutorial berlangsung selama 3x dan di akhir kegiatan akan ada

post test, dan hasil post test tertinggi akan dipilih 2 orang tuk

dijadikan perwakilan sebagai kader untuk mengikuti pelatihan

“Kader kesehatan Santri”

c. Tujuan pelatihan Kader kesehatan santri:

Melatih kader kesehatan santri, sehingga dapat dihasilkan

lulusan kader kesehatan yg dapat dijadikan pembaharu di bidang

kesehatan pesantren.

Diharapkan juga kader kesehatan santri tersebut dapat:

- melakukan pemeriksaan sederhana

- mengenal awal gejala penyakit2 yg sering terjadi di pesantren,

- membuat catatan medis tentang penyakit2 yg sering terjadi di

pesantren

- memberikan pengobatan sederhana sebagai pertolongan

pertama buat teman2nya yg sakit

- melaporkan permasalahan kesehatan yg ada kepada dokter yg

bertugas di pos kesehatan pesantren

:: repository.unisba.ac.id ::

Page 44: LAPORAN A PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PPM

44

- melalukan dan mengajak temannya untuk tindakan

preventif/ pencegahan penyakit

- peduli terhadap kebersihan lingkungan

- memikirkan inovasi2 untuk memelihara kesehatan di

pesantren

d. Tujuan Pelantikan Kader Kesehatan:

- Diperoleh kader kesehatan santri yg tuk menciptakan

Pesantren sehat bebas skabies dan pedikulosis (sebagai tahap

awal)

- Tahap selanjutnya diharapkan dapat menjadi pelopor buat

generasi selanjutnya tuk menurunkan ilmunya dalam

menciptakan Pesantren sehat

e. Tujuan Pembuatan Pos kesehatan santri:

Tersedianya tempat khusus untuk pemeriksaan kesehatan santri,

dan sebagai tempat untuk menampung dan menemukan inovasi2

di bidang kesehatan di pesantren

f. Tujuan pembuatan buku rekam medik santri:

Untuk data base kesehatan santri, sehingga dapat diketahui

bagaimana kondisi kesehatan tiap santri, dalam rangka menjaga

dan meningkatkan kesehatan fisik dan mental santri.

Sehingga cita2 terbentuknya “Ilmu Yang Luas dan Tubuh Yang

Perkasa” buat generasi pelanjut risalah akan terbentuk.

:: repository.unisba.ac.id ::

Page 45: LAPORAN A PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PPM

45

QS 2: 247. Nabi mereka mengatakan kepada mereka: "Sesungguhnya

Allah telah mengangkat Thalut menjadi rajamu." Mereka menjawab:

"Bagaimana Thalut memerintah kami, padahal kami lebih berhak

mengendalikan pemerintahan daripadanya, sedang diapun tidak diberi

kekayaan yang cukup banyak?" Nabi (mereka) berkata: "Sesungguhnya

Allah telah memilih rajamu dan menganugerahinya ilmu yang luas dan

tubuh yang perkasa." Allah memberikan pemerintahan kepada siapa

yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Luas pemberian-Nya lagi

Maha Mengetahui

g. Tujuan buku pedoman kesehatan santri:

- Buku ini berisi informasi2 tentang pemeliharaan kesehatan

diri dan lingkungannya sesuai yg akan disampaikan dalam

pelatihan kader kesehatan santri

- Santri mempunyai pedoman teknis dalam menjaga kesehatan

diri dan lingkunganya.

GUIDING QUESTIONS Tutorial Ke-1:

1. Adakah permasalahan kesehatan yg dirasakan di pesantren? Apa saja

jelaskan?

2. Apakah di pesantren ada yang pernah mengalami sakit?

3. Apa penyakit yang paling sering dirasakan santri ?

4. Kalau ada yg sakit bagaimana penanganannya selama ini?

:: repository.unisba.ac.id ::

Page 46: LAPORAN A PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PPM

46

5. FAsilitas kesehatan yang dijadikan tempat untuk berobat apa ?

6. Siapa yang membiayai pengobatan?

7. Apakah seudah pernah mendengar mengenai PHBS

8. Pengetahuan tentang kebersihan diri dan lingkungan selama ini darimana

sumbernya?

9. Siapa saja yang menjelaskan?

10. Adakah hand out bahan pelajaran tuk mengetahui kebersihan diri dan

lingkungan?

GUIDING QUESTIONS Tutorial Ke-2:

1. Definisi Skabies

2. Etiologi (faktor penyebab) Skabies

3. Gejala dan tanda penyakit Skabies

4. Bagian tubuh yang bisa dan paling sering terkena penyakit

skabies

5. Bagaimana cara penularan penyakit Skabies (langsung dan tidak

langsung)

6. Apakah bisa diobati?

7. Bagaimana cara mengobatinya?

8. Apakah bisa dicegah?

9. Bagaimana pencegahannya?

10. Tinjauan Islam dalam hal Kebersihan?

GUIDING QUESTIONS Tutorial Ke-3:

1. Definisi Kutuan/ Pedikulosis

2. Etiologi (faktor penyebab) Pedikulosis

3. Gejala dan tanda penyakit Pedikulosis

4. Bagian tubuh yang bisa dan paling sering terkena penyakit

Pedikulosis

5. Bagaimana cara penularan penyakit Pedikulosis (langsung dan

tidak langsung)

:: repository.unisba.ac.id ::

Page 47: LAPORAN A PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PPM

47

6. Apakah bisa diobati?

7. Bagaimana cara mengobatinya?

8. Apakah bisa dicegah?

11. Bagaimana pencegahannya?

12. Tinjauan Islam dalam hal Kebersihan?

:: repository.unisba.ac.id ::

Page 48: LAPORAN A PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PPM

48

Lampiran 2 Kelompok Tutorial Santri

KELOMPOK TUTORIAL SANTRI MUKIM PONPES MANARUL HUDA

KELOMPOK PUTRA

KELOMPOK NO NAMA

1

1 Ustd syamsu

2 Aceng

3 Ilyas

4 Yadi

5 Wahid

6 Hamdan

7 Epul

8 Abdul

2

1 Ustad Nden

2 Ende

3 Yudi (dieng)

4 Sandi

5 Faqih

6 Dede

7 Yusuf

8 Yudi (garut)

3

1 Ustad eden

2 Hamim

3 Riziq

4 Cecep

5 Miftah

6 Fazar

7 Miraj

8 Salman

4

1 Ustad miftah

2 Wahyu

3 Rohimat

4 Firman

5 Dani (garut)

6 Hisyam

7 Ihsan

8 Arman

5

1 Ustad herman

2 Mumin

3 Subhan

4 Agus

5 Husen

6 Wahdan

7 Sandi

8 Mahmudin

:: repository.unisba.ac.id ::

Page 49: LAPORAN A PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PPM

49

6

1 Ustad lutpi

2 Depi

3 Bagus

4 Ahmad

5 Rehan

6 Riza

7 Anwar

8 Gungun

7

1 Asep

2 Ans

3 Habib

4 Agus

5 Mugni

6 Kamal

7 Dani

8 Riski

8

1 Hermawan

2 Nurzaman

3 Mustofa

4 Fasa

5 Jaka

6 Amar

7 Aziz

8 Rian

KELOMPOK PUTRI

KELOMPOK NO NAMA

1

1 Teh Riska

2 Teh Siti

3 Masrifah

4 Riska

5 Rani

6 Cici

7 Siti Fadliah

8 Silvi

9 Syifa

10 Kaka

2

1 Teh Neneden

2 Linda

3 Maya

4 Pipit

5 Ai Nurhayati

6 Bintang

7 Ainun

8 Teh Euneng

:: repository.unisba.ac.id ::

Page 50: LAPORAN A PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PPM

50

9 Teh SIlvi

10 Neng Aira

3

1 Teh Lilih

2 Nurmala

3 Saskia

4 Teh Sofi

5 Reni

6 Anggi

7 Neng Bagja

8 Nazwa

9 Siti

10 Aida

:: repository.unisba.ac.id ::

Page 51: LAPORAN A PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PPM

51

Lampiran 3 Dokumentasi Kegiatan PKM

TANGGAL 19-05-2019

PELAKSANAAN PEMBUKAAN ACARA PKM, TUTORIAL KE-1 DAN

PEMERIKSAAN FISIK SANTRI

:: repository.unisba.ac.id ::

Page 52: LAPORAN A PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PPM

52

RUNDOWN PELATIHAN SANTRI SEBAGAI KADER

KESEHATAN DI PESANTREN MANARUL HUDA 27 JULI 2019

Tanggal 27 Juli 2019

Waktu

Dur

asi

Kegiatan Tempat

07.15-07.30 30’ Briefing Panitia Lobby Lt. 1 FK Unisba

07.30-07.50 20’ Perjalanan menuju pesantren FK Unisba- Pesantren Manarul

Huda

07.50-08.00 10’ Persiapan di lapangan Masjid

08.00-08.05 5’ Pembukaan Masjid

08.05-08.10 5’ Pembacaan Ayat Suci Al-Quran Masjid

08.10-08.15 5’ Sambutan Pihak Pesantren Masjid

08.15-08.20 5’ Sambutan dr. Yani Triyani Masjid

08.20-08.35 15’ Pretest Masjid

08.35-09.35 60’ Edukasi PPT Masjid

09.35-10.35 60’ Pembuatan Karya

10.35-10.50 15’ Post Test Masjid

10.50-11.00 10’ Penutupan dan Pulang Masjid

:: repository.unisba.ac.id ::

Page 53: LAPORAN A PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PPM

53

Gambar Suasana Pelatihan Santri sebagai Kader Kesehatan

:: repository.unisba.ac.id ::

Page 54: LAPORAN A PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PPM

54

Lampiran 4 Hasil Karya Santri Sebagai Kader Kesehatan

HASIL LOMBA POSTER PHBS-PERSONAL HYGIENE

:: repository.unisba.ac.id ::

Page 55: LAPORAN A PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PPM

55

:: repository.unisba.ac.id ::

Page 56: LAPORAN A PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PPM

56

Lampiran 5 Publikasi Artikel

a. Publikasi artikel GMHC dalam tahap review

:: repository.unisba.ac.id ::

Page 57: LAPORAN A PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PPM

57

b. Presentasi poster seminar Internasional

:: repository.unisba.ac.id ::

Page 58: LAPORAN A PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PPM

58

Lampiran 6 Artikel Media Masa Opini Pikiran Rakyat 9 Okt 2019

:: repository.unisba.ac.id ::

Page 59: LAPORAN A PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PPM

59

Lampiran 7 Catatan Medis Santri

STATUS SANTRI

No Urut :

Berat Badan :

Tinggi Badan :

Tekanan darah :

Bagian tubuh yang terkena skabies (Berilah tanda check (√))

:: repository.unisba.ac.id ::

Page 60: LAPORAN A PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PPM

60

No Tanggal Keluhan Pemeriksaan Fisik-

Diagnosis Terapi Keterangan

Lampiran 8 Buku Saku Santri Sehat

:: repository.unisba.ac.id ::

Page 61: LAPORAN A PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PPM

:: repository.unisba.ac.id ::

Page 62: LAPORAN A PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PPM

:: repository.unisba.ac.id ::

Page 63: LAPORAN A PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PPM

Buku ini milik

Nama : ……………………………………..

Kobong : ……………………………………..

1 :: repository.unisba.ac.id ::

Page 64: LAPORAN A PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PPM

Perilaku Hidup

Bersih dan Sehat

PHBSPHBS

2 :: repository.unisba.ac.id ::

Page 65: LAPORAN A PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PPM

Menjaga kebersihan badan Badan yang bersih akan membantu badan

kita terhindar dari penyakit, khususnya

penyakit kulit.

Tips menjaga kebersihan badan:

Mandi 2 kali sehari

Keramas minimal 2 kali seminggu

Mandi menggunakan air bersih dan

sabun

Membilas badan benar-benar saat

mandi hingga tidak tersisa sampo atau

sabun

Mengganti baju dalam dan celana

dalam 2 kali sehari

3 :: repository.unisba.ac.id ::

Page 66: LAPORAN A PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PPM

6. Menjaga kerapihan dan kebersihan kuku

7. Mencuci tangan dengan air bersih dan

sabun khususnya : sebelum dan sesudah

makan, sesudah berkegiatan di luar,

setelah buang air kecil dan besar

4 :: repository.unisba.ac.id ::

Page 67: LAPORAN A PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PPM

GIZI SEIMBANG Gizi seimbang akan membantu tubuh

kita tetap sehat dan melawan penyakit

loh!

Tips menjaga keseimbangan gizi

badan:

Biasakan makan 3 kali sehari

(pagi, siang, malam)

Biasakan mengkonsumsi ikan

dan sumber protein lainnya

Perbanyak makan sayuran dan

buah-buahan

5 :: repository.unisba.ac.id ::

Page 68: LAPORAN A PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PPM

Biasakan menyikat gigi 2

kali sehari

Tidak merokok dan mi-

num minuman beralko-

hol

Lakukan olahraga secara

teratur

6

Menjaga kebersihan ba-

dan

:: repository.unisba.ac.id ::

Page 69: LAPORAN A PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PPM

Pediculus capitis

(Kutu Kepala)

7 :: repository.unisba.ac.id ::

Page 70: LAPORAN A PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PPM

Pediculus capitis disebut juga sebagai kutu kepala...

Tinggal di kepala manusia

Memakan darah manusia dengan men-

ghisap

Berukuran lebih kecil dari biji wijen

Tidak bisa terbang atau loncat, bergerak

leluasa di helai-helai rambut

8 :: repository.unisba.ac.id ::

Page 71: LAPORAN A PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PPM

Disebar dari manusia ke manusia lainnya

dengan kontak langsung

Dapat bertahan hidup di baju atau alas

tidur hingga 48 jam

Gigitannya

menyebabkan gatal

Secara medis “kutuan” disebut dengan

pediculosis

9 :: repository.unisba.ac.id ::

Page 72: LAPORAN A PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PPM

10 :: repository.unisba.ac.id ::

Page 73: LAPORAN A PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PPM

Tanda-tanda terkena pediculosis:

Gatal-gatal di kulit kepala atau le-

her bagian atas

Bintik-bintik merah di kulit kepala,

leher, dan bahu

Tampak adanya kutu dan/atau telur

kutu di kepala

Kesulitan tidur karena gatal

Gigitan kutu kepala menyebabkan gatal

karena air liurnya memicu alergi di kepala

kulit.

Tahukah kamu?

11 :: repository.unisba.ac.id ::

Page 74: LAPORAN A PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PPM

CARA MENCEGAH PEDICULOSIS

Hindari penggunaan bersama benda-benda yang berhubungan

dengan rambut dan kepala,

seperti: Handuk, sisir, topi, peci,

kerudung, helm

Hindari kontak antar kepala

secara langsung

12 :: repository.unisba.ac.id ::

Page 75: LAPORAN A PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PPM

Keramas secara rutin, minimal 2 kali seminggu

Jaga kebersihan dan kerapihan;

bertanggungjawab atas barang

pribadi

13 :: repository.unisba.ac.id ::

Page 76: LAPORAN A PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PPM

CARA MENYEMBUHKAN PEDICULOSIS

Mengambil kutu dari rambut

secara manual

Mencuci pakaian, alas tidur,

sarung bantal, serta handuk

dengan air mendidih, lalu jemur

dibawah

14 :: repository.unisba.ac.id ::

Page 77: LAPORAN A PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PPM

Menggunakan obat khusus penghilang kutu kepala

15 :: repository.unisba.ac.id ::

Page 78: LAPORAN A PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PPM

Sarcoptes scabiei

(Kutu Skabies)

16 :: repository.unisba.ac.id ::

Page 79: LAPORAN A PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PPM

Sarcoptes scbiei disebut juga sebagai tungau (kutu) skabies...

Tinggal di dalam kulit

manusia

Memakan kulit mati

manusia

Berukuran sangat kecil dan tidak kasat mata

Tidak bisa terbang atau loncat

Disebar dari manusia ke manusia lainnya

dengan kontak langsung

Dapat bertahan hidup di baju atau alas tidur

hingga 36 jam

Gigitannya

menyebabkan gatal

Secara medis disebut skabies

17 :: repository.unisba.ac.id ::

Page 80: LAPORAN A PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PPM

18 :: repository.unisba.ac.id ::

Page 81: LAPORAN A PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PPM

Tanda-tanda terkena skabies: Gatal-gatal di kulit dan sangat parah saat

malam hari

Ada bekas bentuk terowongan tipis di

permukaan kulit

Kesulitan tidur karena gatal

Kulit bintik-bintik dan rasa gatal adalah

signal bahwa ada benda asing yang

memasuki kulit. Semakin sehat

seseorang, semakin bagus sistem

imunnya melawan skabies

Tahukah kamu?

19 :: repository.unisba.ac.id ::

Page 82: LAPORAN A PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PPM

Bintik merah di per-

mukaan kulit Jejak terowongan

yang dibuat oleh

kutu

Bin k-bin k merah di kulit di area: sela-

sela jari, ketiak, pinggang, sisi dalam perge-

langan tangan, siku, telapak kaki, sekitar

payudara, bagian kemaluan laki-laki, pantat,

dan lutut

Ciri khas penyakit skabies..

20 :: repository.unisba.ac.id ::

Page 83: LAPORAN A PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PPM

Area tubuh yang rawan terkena infeksi

Area tubuh yang menunjukkan adanya in-

feksi

21 :: repository.unisba.ac.id ::

Page 84: LAPORAN A PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PPM

Membersihkan semua sudut kamar dan tempat tinggal

secara teratur

Hindari kontak langsung dengan orang yag sudah

terkena skabies

CARA MENCEGAH SKABIES

22 :: repository.unisba.ac.id ::

Page 85: LAPORAN A PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PPM

Mandi teratur dan bersih,

menggunakan sabun minimal 2

kali sehari

Tidak menumpuk pakaian yang

telah dipakai, maupun handuk,

sprei, sarung

23 :: repository.unisba.ac.id ::

Page 86: LAPORAN A PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PPM

CARA MENYEMBUHKAN SKABIES

24 :: repository.unisba.ac.id ::

Page 87: LAPORAN A PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PPM

:: repository.unisba.ac.id ::

Page 88: LAPORAN A PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PPM

:: repository.unisba.ac.id ::