laporan akhir hibah penelitian unggulan udayana sel …
TRANSCRIPT
i
Bidang Unggulan : Sosial, Budaya dan Bahasa
Kode/Nama Bidang Ilmu : 596 Ilmu Hukum
LAPORAN AKHIR
HIBAH PENELITIAN UNGGULAN UDAYANA
SEL PUNCA EMBRIONIK DALAM ASPEK YURIDIS DAN
ETIKA BIOMEDIS
Tahun ke 1 dari rencana 1 tahun
Ketua/ Anggota Tim
I Nyoman Bagiastra, SH.,MH. (0002107805)
Ni Made Ari Yuliartini Griadhi, SH., MH. (0019077901)
Dibiayai oleh
DIPA PNBP UNIVERSITAS UDAYANA TA-2017
Sesuai dengan Surat Perjanjian Penugasan Pelaksanaan Penelitian
Nomor: 3025/UN 14.2.4/PP/2017, tanggal 04 September 2017
PROGRAM STUDI ILMU HUKUM
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS UDAYANA
NOVEMBER 2017
ii
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN .............................. Error! Bookmark not defined.
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii
RINGKASAN ...................................................................................................... v
PRAKATA ......................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Urgensi dan Potensi Hasil........................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 8
BAB III. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN ........................................ 18
3.1 Tujuan Penelitian ..................................................................................... 18
3.2 Manfaat Penelitian ................................................................................... 18
BAB IV METODE PENELITIAN .................................................................... 19
4.1 Pendekatan Penelitian .......................................................................... 19
4.2 Sumber Bahan Hukum ......................................................................... 16
4.3 Teknik Pengumpulan Bahan Hukum .................................................... 17
4.4 Teknik Pengolahan dan Analisis Bahan Hukum ................................... 17
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................. 19
5.1 Dasar filosofis sel punca ......................................................................... 19
5.2 Etika biomedis sel punca ......................................................................... 25
5.3Sel punca embrionik .................................................................................. 28
5.4 Pengembangan sel punca di Indonesia ...................................................... 29
5.4.1 Aspek hukum dan aspek etika biomedis sel punca ............................. 27
5.4.2 Aspek hukum dan aspek etika biomedis sel punca embrionik............. 31
BAB VI Konsep dari aspek filosofis yuridis kepastian hukum serta sosiologisnya
sel punca embrionik apabila dilakukan di Indonesia ........................................... 35
BAB VII. KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 43
7.1 KESIMPULAN ........................................................................................ 43
7.2 SARAN .................................................................................................... 43
iv
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 44
LAMPIRAN ...................................................................................................... 37
LAMPIRAN 1 ............................................................................................... 37
LOG BOOK PELAKSANAAN PENELITIAN 100% .................................... 37
LAMPIRAN 2 ............................................................................................... 43
SUSUNAN ORGANISASI TIM PENELITI DAN PEMBAGIAN TUGAS ... 43
LAMPIRAN 3 ............................................................................................... 44
BIODATA KETUA DAN ANGGOTA TIM PENELITI ................................ 44
LAMPIRAN 4 ............................................................................................... 56
SURAT PERNYATAAN PERSONALIA PENELITIAN............................... 56
v
RINGKASAN
Sel punca sebagai salah satu inovasi dalam dunia kedokteran merupakan
terobosan baru yang dianggap solutif terhadap permasalahan medis.Hal tersebut
disebabkan karena potensi sel punca yang semakin menjanjikan untuk solusi
terapi sehingga menyuguhkan harapan baru dalam pengobatan berbagai penyakit.
UU No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 834/MENKES/SK/IX/2009 dan Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 48 Tahun 2012 merupakan dasar hukum mengenai sel punca di
Indonesia. Pada dasarnya penggunaan sel punca hanya dapat dilakukan untuk
tujuan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan serta dilarang digunakan
untuk tujuan reproduksi.Selain itu sel punca tidak boleh berasal dari sel punca
embrionik. Penelitian ini memfokuskan terkait secara yuridis dan etika biomedis
terhadap penggunaan sel punca embrionik yang tidak diperkenankan dilakukan di
Indonesia, hal tersebut diatur di Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 834 Tahun
2009 di pengertian pelayanan sel punca huruf B yang mengatur tentang falsafah
poin 5 yaitu reproductive stem cell atau sel punca reproduksi , “sel punca
embrionik pluripotent dan totipotent dilarang dengan alasan mengganggu
martabat manusia”,(menurut peneliti dalam konteks inilah adanya kekaburan
norma karena hal tersebut ditempatkan pada ranah falsafah). Embrionic stem cell
adalah stem cell yang didapat dari embrio yang sudah dibuahi. Ketika embrio
berumur antara tiga sampai lima hari, ia mengandung stem cell, yang sibuk
bekerja untuk menciptakan berbagai organ dan jaringan yang akan membentuk
janin, fakta uji klinis bahwa sel punca embrionik dapat memberikan manfaat yang
luar biasa dalam dunia kesehatan modern. Aspek kepastian hukum dalam konteks
ini sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya komersialisasi atau penggunaan
sel punca embrionik secara illegal. Pada posisi problematis inilah pentingnya
penelitian ini dilakukan dan potensi hasil yang daharapkan mengenai sel punca
dalam perspektif yuridis dan etika biomedis. Metode penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah penelitian hukum normatif.Sehingga rumusan masalah
dalam tulisan ini adalah : (1)Apakah dasar filosofis serta etika biomedis sel punca
embrionik tidak diperkenankan dilakukan? (2) Apakah memungkinkan
kedepannya sel punca embrionik dapat dilakukan di Indonesia?(3) Bilamana
memungkinkan, bagaimanakah konsep dari aspek filosofis yuridis kepastian
hukum serta sosiologisnya sel punca embrionik apabila dilakukan di Indonesia?
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian normatif.
Luaran dari penelitian ini adalah akan disampaikan berbentuk makalah dalam
pertemuan Nasional, serta akan dibuatkan dalam bentuk buku teks.
vi
PRAKATA
Puja dan Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa (Ida
Sang Hyang Widhi Wasa), berkat anugerah dan perkenan-Nya maka Laporan
Kemajuan Penelitian Hibah Unggulan Udayana ini dapat diselesaikan. Melalui
kegiatan penelitian ini, Tim Peneliti melakukan penelitian SEL PUNCA
EMBRIONIK DALAM ASPEK YURIDIS DAN ETIKA BIOMEDIS. Saat ini
tim sudah merampungkan tercapainya hasil penelitian 100 %.
Kegiatan penelitian Hibah Unggulan Udayana ini tidak akan terlaksana
dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak, untuk itu kami menghaturkan terima
kasih kepada Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas
Udayana yang telah mendukung kegiatan penelitian ini secara finansial melalui
Hibah Unggulan Universitas Udayana Tahun Anggaran 2017. Selanjutnya kami
juga menyampaikan terima kasih kepada Dekan Fakultas HukumUniversitas
Udayana, mahasiswa yang telah ikut bersama-sama dalam pelaksanaan kegiatan
penelitian ini serta tentu saja pada seluruh Tim peneliti.
Kami berharap hasil penelitian yang berjudul SEL PUNCA EMBRIONIK
DALAM ASPEK YURIDIS DAN ETIKA BIOMEDISini akan memberikan
manfaat secara keilmuan terutama dalam rangka peningkatan penelitian di bidang
hukum kesehatan khususnya mengenai sel punca dalam perspektif yuridis.
Denpasar,18 November 2017
Tim Peneliti
7
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Stem cell atau lebih kenal di Indonesia dengan sel punca adalah sel yang belum
terspesialisasi yang mempunyai kemampuan atau potensi untuk berkembang menjadi
berbagai jenis sel-sel yang spesifik yang membentuk berbagai jaringan tubuh. Menurut
kamus Oxford (1999), stem sel merupakan sel yang belum berdiferensiasi yang berasal dari
organisme multiseluler yang mampu berkembang menjadi sel-sel setipe, yang selanjutnya
akan berdiferensiasi menjadi berbagai macam sel lainnya. Stem sel juga disebut sel punca,
sel induk, dan sel batang.1
Salah satu perkembangan ilmu mengenai penelitian Bioteknologi yang menarik untuk
dikaji adalah pemanfaatan stem cell atau sel induk (sel punca).Di tingkat dunia saat ini, sel
induk merupakan salah satu fokus utama dalam penelitian bioteknologi, khususnya dalam
kaitannya dengan terapi sel serta pengobatan regeneratif.Sebelum adanya pemanfaatan stem
cell, pengobatan penyakit dilakukan secara konvensional yaitu dengan pemberian obat yang
mengandung zat kimia.2
Pengobatan dengan bahan kimia ini di satu sisi kadang menyembuhkan, namun di sisi
lain sering pula muncul efek samping yang tidak diinginkan. Namun dengan adanya
bioteknologi stem cell, dunia sekarang sedang mengalami pergeseran paradigma dalam hal
pengobatan dari obat-obatan kimia konvensional menuju ke arah terapi yang lebih molekuler,
perubahan ini telah membuka pintu harapan untuk menyembuhkan bermacam penyakit yang
sebelumnya tidak dapat disembuhkan. Sebagai contoh, jika ada seseorang menderita penyakit
jantung, bukan diberikan obat-obat kimia, namun diberikan sel-sel baru yang akan
menggantikan jantung yang rusak tersebut. Teknologi inilah yang disebut dengan Teknologi
stem cell.3
Stem sel berfungsi sebagai sistem perbaikan untuk mengganti sel-sel tubuh yang telah
rusak demi kelangsungan hidup organisme. Stem sel selain mampu berdiferensiasi menjadi
1 Lihat kamus oxford (1999) mengenai definisi sel punca. 2 Kalthoff, Klaus. 2001, Analysis of Biological Development. Evenue of TheAmericans: Mc Graw Hill
Higher Education, h. 68. 3Ibid
8
berbagai sel matang, juga mampu meregenerasi dirinya sendiri. Kemampuan tersebut
memungkinkan stem sel menjadi sistem perbaikan tubuh dengan cara menyediakan sel-sel
baru selama organisme bersangkutan hidup, atau dengan prinsip sel-sel yang rusak akibat
penyakit dapat diganti dengan sel-sel yang baru.4
Para ahli telah mulai meneliti kemungkinan penggunaan sel induk (stem cell ) untuk
mengobati penyakit-penyakit atau kelainan-kelainan yang tak mungkin lagi untuk diobati
dengan obat-obatan atau tindakan operatif. Sel induk ( stem cell ) adalah sumber dari semua
sel dalam individu dan ini merupakan sebuah sumber bagi pengobatan sel yang sekarang ini
merupakan sebuah jalan revolusi untuk mengatasi berbagai penyakit yang mematikan. Stem
cell atau sel induk adalah sekelompok sel di dalam tubuh mahluk dengan kemampuan
regenerasi, yang dapat mengalami diferensiasi lebih lanjut menjadi sel-sel lain (sel-sel
pembangun organ maupun sel-sel darah) misalnya sel saraf, sel otot jantung, sel otot rangka,
dan sel pankreas.5
Teknologi stem cell kini semakin menjadi trend yang dianggap bisa membantu
pengobatan dalam bidang medis. Di Indonesia pengembangan terapi stem cell diarahkan
kepada penyakit degeneratif dan keturunan yang banyak terdapat di masyarakat. Kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi disegala bidang, peningkatan taraf hidup masyarakat,
peningkatan perhatian terhadap pemenuhan hak asasi manusia serta peningkatan kesadaran
masyarakat akan pentingnya hidup sehat menyebabkan peningkatan tuntutan masyarakat
akan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Teknologi stem cell perlu dikembangkan
sebagai alternatif terapi penyakit untuk kepentingan pasien dan terjangkau masyarakat. sel
induk memiliki potensi yang besar dalam dunia kedokteran untuk dimanfaatkan sebagai
terapi sel bagi berbagai penyakit degeneratif dan kanker yang sulit disembuhkan,di
antaranya diabetes, infark jantung, stroke, parkinson, dan sebagainya.6
Penggunaan dan pengembangan sel punca dalam bidang penelitian dan aplikasinya
diklinik dalam rangka mengobati penyakit tidak terlepas dari masalah etik yang mungkin
membayanginya, khususnya penggunaan dan pemanfaatan sel punca yang berasal dari
embrio (embryonic stem cells). Meskipun demikian stem cell ini tetap merupakan satu
4 Voyles, Bruce A, 2002, The Biology of Viruses Second Edition, New York: McGraw-Hill, h. 48. 5 Brooks, Geo.F, dkk.1996, Mikrobiologi Kedokteran Edisi 20., Jakarta.EGC, h.18. 6 Citrawathi, Desak Made, dkk. 2001, Anatomi dan Fisiologi Manusia.Singaraja:Jurusan Pendidikan
Biologi Fakultas Pendidikan Matematika dan IlmuPengetahuan Alam, Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
9
fenomena menarik dan merupakan hal baru dalam dunia IPTEK. Stem cell merupakan hal
yang baru dipublikasikan untuk dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman
masyrakat. Walaupun masih tergolong mahal, tidak bisa dipungkiri stem cell ini merupakan
sebuah harapan baru dalam bidang pengobatan.
Penelitian dan terapi sel punca sejatinya telah dilakukan sejak 1996.Masuk ke
Indonesia pada 2007.Seperti pengobatan biasa, terapi ini menggunakan media jarum suntik
untuk memasukkan sel ke tubuh pasien. Sel tersebutlah yang akan menggantikan atau
memperbaiki jaringan yang rusak. Berdasarkan sumbernya, sel induk yang digunakan dalam
terapi sel punca, terdiri atas sel punca embrionik dan dewasa. Embrionik adalah sel yang
diambil dari massa sel dalam, atau suatu kumpulan sel yang terletak di satu sisi blastocyst,
yang berusia lima hari dan terdiri atas 100 sel. Sementara itu, sel punca dewasa adalah sel
induk yang ada di semua organ tubuh, terutama di sumsum tulang belakang, darah tali pusat
ataupun fetus. Salah satu yang dianggap telah berhasil diaplikasi pada manusia adalah
kerusakan sel pendengaran yang diderita tuna rungu karena kelainan genetik. Tim ilmuwan
Juntendo University, Tokyo, Jepang, yang dipimpin Kazusaku Kamiya, mengklaim mampu
memanfaatkan sel punca koklea yang nantinya digunakan untuk menggantikan sel yang
rusak pada telinga.7
Meskipun di Indonesia terapi sel punca masih dalam tahap pengembangan dan riset,
mutu terapi sel punca di Indonesia tak kalah dibandingkan negara lain. Dari 379 pasien yang
diterapi di RSUD dr Soetomo, perbaikan pasien diabetes 30-100 persen dan nyeri sendi lutut
60-70 persen.Perbaikan pasien stroke 50 persen dan penyakit jantung 60- 80 persen.Hal
serupa ditunjukkan peserta terapi di RSCM. Uji translasi dan klinis di RSCM pada penderita
patah tulang nonunion, defek tulang, defek tulang rawan sendiri, cidera sumsum tulang,
kelainan panggul serta pengapuran sendi pada 42 pasien, dimana 10 pasien patah tulang
gagal sambung dan defek tulang berhasil disembuhkan. Lalu 9 pasien defek tulang rawan
sendi dan 5 pasien avaskuler nekrosis menunjukkan perbaikan fungsional dan 18 pasien
masih dalam pemantauan. Selain itu 43 pasien telah dilakukan terapi sel punca untuk kasus
jantung, dimana 19 penderita anterior myocarfial infraction menggunakan sel punca darah
tepi dan 25 pasien gagal jantung menggunakan sel punca sumsum tulang. Terapi lain yang
dilakukan RSCM adalah pengobatan pada 3 pasien penderita kaki diabetes dan 5 pasien luka
7http://m.viva.co.id/berita/fokus/852467-menunggu-keajaiban-sel-punca, diakses pada 7 Juli 2017.
10
bakar parah yang mana telah menunjukkan hasil terapi yang baik. Adapun pelayan berbasis
penelitian dari RS dr Soetomo mencatat 379 pasien yang dilakukan terapi sel punca dengan
berbagai jenis penyakit.Diantaranya kasus yang banyak ditangani adalah diabetes melitus (99
kasus), nyeri sendi lutut (40 kasus), stroke (30 kasus), jantung (12 kasus) dan sisanya
penyakit hati, saraf serta penyakit darah berbahaya lainnya.8
Terkait dengan peraturan mengenai sel punca, diatur di UU No. 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan9, selanjutnya, yaitu Permenkes nomor 833 tahun 2009 tentang Penyelenggaraan
Pelayanan Medis Sel Punca, Keputusan Menteri Kesehatan nomor 834 tahun 2009 tentang
pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Medis Sel Punca, Permenkes nomor 48 tahun 2012
tentang Penyelenggaraan Bank Sel Punca Darah Tali Pusat, Permenkes nomor 50 tahun
2012 tentang Penyelenggaraan Laboratorium Pengolahan Sel Punca Untuk Aplikasi Klinis,
dan Permenkes nomor 32 tahun 2014 tentang Penetapan Rumah Sakit Pusat Pengembangan
Pelayanan Medis Penelitian dan Pendidikan Bank Jaringan dan Sel Punca.
Penelitian ini memfokuskan terkait secara yuridis dan etika biomedis terhadap
penggunaan sel punca embrionik yang tidak diperkenankan dilakukan di Indonesia, hal
tersebut diatur di Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 834 Tahun 2009 di pengertian
pelayanan sel punca huruf B yang mengatur tentang falsafah poin 5 yaitu reproductive stem
cell atau sel punca , sel punca embrionik pluripotent dan totipotent dilarang dengan alasan
mengganggu martabat manusia.
Menurut pemikiran yang berkembang di kalangan ulama Muhammadiyah, embrio
terbentuk setelah konsepsi, artinya sudah ada kehidupan di sana. Jadi mengambilnya sama
dengan melakukan aborsi," katanya.Ia hanya memberi pengecualian pada sel-sel yang
diambil dari sisa embrio hasil proses bayi tabung yang dibuat dari sperma dan sel telur
pasangan suami istri. Seperti Wibisono, maka Prof.Dr.HM.Ridwan Lubis dari Nahdlatul
Ulama juga berpendapat terapi sel punca embrionik hanya bisa dilakukan bila sudah tidak
ada jalan lain yang bisa dilakukan untuk menyelamatkan manusia. "Kalaupun aplikasi terapi
sel punca embrionik pada manusia dilakukan, harus dengan sangat hati-hati dengan
memperhatikan dampaknya terhadap manusia," katanya serta menambahkan tindakan itu
harus dilakukan sesuai tujuan hukum Islam yakni terpeliharanya agama, jiwa, kehormatan,
keturunan dan harta manusia.Pendeta Robert P Borong dari Persekutuan Gereja-gereja
Indonesia (PGI) menjelaskan, agama Kristen juga menganggap embrio, baik yang dihasilkan
di dalam rahim maupun di luar, sebagai kehidupan baru yang harus dihargai dan dihormati.
Pastor Dr.Br.Agung Prihartana, MSF dari Konferensi Waligereja Indonesia(KWI) juga
8http://www.regenic.co.id/ID/Informasi/Berita/articleType/ArticleView/articleId/4/Regulasi-dan-Layanan-
Terapi-Sel-Punca-Berbasis-Penelitian-di-Indonesia, diakses pada 7 Juli 2017. 9Lihat UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan pasal 64 dan 70.
11
mengatakan bahwa secara tegas gereja melarang pengambilan sel embrio untuk keperluan
apa pun. Pernyataan serupa juga dikemukakan oleh Ketut Wilamurti, S.Ag dari Parisada
Hindu Dharma Indonesia (PDHI) dan Bhikku Dhammasubho Mahathera dari Konferensi
Sangha Agung Indonesia (KASI). Sementara Bhikku Dhammasubho menjelaskan, menurut
pandangan agama Budha, penggunaan sel punca embrionik yang diambil dari embrio pada
fase blastosit (5-7 hari setelah pembuahan-red) melanggar sila, atau etika kemoralan karena
terjadi unsur pembunuhan di dalamnya10.
Peran penting dari sel punca embrionik adalah untuk terapi dan pengobatan
menurunkan angka penderita penyakit degeneratif, seperti penyakit syaraf, jantung dan hati.11
Di samping itu, pengembangan sel punca embrionik dapat memiliki manfaat yang lain,
diantaranya untuk mencari mekanisme suatu penyakit dan juga dapat mengurangi
penggunaan hewan percobaan dan manusia sebagai objek untuk pengujian obat secara in
vivo .12 Pengembangan sel punca embrionik merupakan riset biomedik yang mutakhir di
abad ini, akan tetapi, pengembangan teknik tersebut telah memunculkan perdebatan di dunia
kesesehatan.
Hal yang dianggap membuat kontroversial, yaitu adanya proses penghancuran embrio
manusia pada saat mengisolasi sel punca tersebut sehingga menjadi pertentangan karena
menimbulkan masalah kode etik manusia dan juga pelanggaran hukum agama. Untuk
mendapatkan sifat sel induk yang memiliki kemampuan berkembang menjadi seluruh sel
tubuh (pluripotensi), harus dilakukan pengambilan sel dari embrio pada fase blastosit (5-7
hari setelah pembuahan) sebelum terjadi proses penempelan pada rahim. Prosedur
pengambilan sel induk tersebut dianggap sebagai penghancuran pada fase awal kehidupan
manusia.Banyak pihak yang berpendapat bahwa seperti halnya manusia yang telah lahir,
embrio memiliki hak untuk hidup dan berkembang.13
10http://www.muslimdaily.net/berita/sel-punca-embrionik-untuk-pengobatan-dilarang-agama.html, diakses
pada 7 Juli 2017. 11 McLaren, A. , 2001, Ethical and social considerations of stem cell research. Nature. 414: h. 129- 131. 12 Murnaghan, I. (22 Agustus 2010): Replacing animal test with stem cells. About Animal Testing., dari
http://www.aboutanimaltesting.c o.uk/replacing-animal-tests-withstem- cells.html. 13 Lo, B., & L. Parham, 2009, Ethical Issues in Stem Cell Research. Endocrine reviews, h. 204-213.
12
1.2 Urgensi dan Potensi Hasil
Penelitian ini penting dilakukan untuk mengkaji secara yuridis dan etika biomedis
terkait sel punca embrionik yang sesungguhnya memberikan manfaat yang luar biasa akan
tetapi dianggap bertentangan dengan nilai etika dan agama, disinilah bagaimana peran ilmu
hukum untuk menjembatani permasalahan tersebut yang bertujuan untuk memberikan
kepastian hukum sehingga pada akhirnya memberikan suatu hal yang berguna bagi
kehidupan masyarakat.
Penelitian ini urgensi serta potensi hasilnya adalah Hasil penelitian yang diharapkan
melahirkan suatu produk politik hukum baru yang bersifat predictability yaitu dengan
menganalisa secara mendalam terkait sel punca embrionik secara yuridis dan etika biomedis
sebagai metode terobosan pelayanan kesehatan modern serta diharapkan memberikan suatu
model, prototipe, teknologi tepat guna, rekayasa social guna mewujudkan serta memberikan
suatu terobosan kebaharuan berpikir dalam metode kesehatan. Penelitian ini diharapkan
menghasilkan inovasi teknologi pada bidang-bidang unggulan dan rekayasa sosial guna
meningkatkan pembangunan berkelanjutan pada tingkat lokal maupun nasional. Disamping
itu juga hasil penelitian ini dapat sekiranya memberikan sumbangan pemikiran secara
akademis khususnya dalam pengembangan hukum kesehatan berupa peningkatan kualitas
perkuliahan berupa teori baru, buku ajar, model pembelajaran; peningkatan kompetensi
dosen; meningkatkan publikasi ilmiah; meningkatkan perolehan HKI; meningkatkan iklim
ilmiah di perguruan tinggi; serta model pemberdayaan masyarakat.
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Para ahli saat ini sedang giat melakukan berbagai penelitian untuk menggunakan stem
cell dalam mengobati berbagai penyakit.Penggunaan stem cells untuk mengobati penyakit
dikenal sebagai Cell Based Therapy.Prinsip terapi adalah dengan melakukan transplantasi stem
cells pada organ yang rusak. Tujuan dari transplantasi stem cells ini adalah
1. Mendapatkan pertumbuhan dan perkembangan sel-sel baru yang sehat pada jaringan atau
organ tubuh pasien
2. Menggantikan sel-sel spesifik yang rusak akibat penyakit atau cidera tertentu dengan sel-
sel baru yang ditranspalantasikan.
Sel stem embryonic sangat plastik dan mempunyai kemampuan untuk dikembangkan
menjadi berbagai macam jaringan sel seperti neuron, kardiomiosit, osteoblast, fibroblast, sel-sel
darah dan sebagainya, sehingga dapat dipakai untuk menggantikan jaringan yang rusak. Sel stem
dewasa juga dapat digunakan untuk mengobati berbagai penyakit degeneratif, tetapi kemampuan
plastisitasnya sudah berkurang. Keuntungan dari penggunaan sel stem dewasa yaitu tidak atau
kurang menimbulkan masalah dan kontroversi etika.
Manfaat yang diperoleh dari penggunaan sel punca embrionik (embryonic stem cell)
dalam bidang kedokteran amat besar, namun sumber sel punca embrionik ini merupakan masalah
etika yang perlu mendapat perhatian.
Berkembangnya penelitian stem cell dan penggunaan stem cell dalam upaya untuk
mengobati penyakit pada manusia akan mengakibatkan timbulnya masalah dalam hal etik. Hal
utama terkait dengan masalah etik adalah sumber stem cell tersebut. Berbagai masalah etika yang
perlu dipikirkan adalah
1. Apakah penelitian embrio manusia secara moral dapat dipertanggung jawabkan?
2. Apakah penelitian embrio yang menyebabkan kematian embrio merupakan pelanggaran
terhadap hak azasi manusia (HAM) dan berkurangnya penghormatan terhadap mahluk
hidup?
3. Apakah penyalah gunaan dapat diketahui dan dikendalikan?
4. Apakah penggunaan embrio sisa proses bayi tabung pada penelitian diperbolehkan?
5. Apakah penelitian khusus membuat embrio untk digunakan diperbolehkan?
14
Isu bioetika utama dalam penelitian dan penggunaan stem cell adalah penggunaan stem
cell embrio terutama tentang sumber sel tersebut yaitu embrio.
Sumber embrio adalah hasil abortus, zigot sisa IVF dan hasil pengklonan.Pengklonan
embrio manusia untuk memperoleh stem cell merupakan isu yang sangat menimbulkan
kontroversi. Hal ini terkait dengan isu ”awal kehidupan” dan penghormatan terhadap kehidupan.
Pengklonan embrio manusia untuk memperoleh stem cell menimbulkan kontroversi karena
berhubungan dengan pengklonan manusia yang ditentang oleh semua agama.
Dalam proses pemanenan stem cell embrio terjadi kerusakan pada embrio dan
menyebabkan embrio tersebut mati. Adanya anggapan bahwa embrio berstatus sama dengan
manusia menyebabkan hal tersebut tidak dapat diterimaPerdebatan yang cukup ramai adalah
mengenai status moral embrio, apakah embrio harus diperlakukan sebagai manusia atau sebagai
sesuatu yang berpotensi untuk menjadi manusia atau sebagai jaringan hidup tubuh lainnya. Lebih
jauh lagi apakah embrio yang berkembang dianggap sebagai mahluk hidup.
Penggunaan stem cell yang berasal dari surplus zigot pembuatan bayi tabung sendiri.juga
menimbulkan kontroversi. Pendapat yang moderat mengatakan ketimbang surplus zigot itu
dibuang, sebaiknya dipakai saja untuk penelitian.Sebaliknya ada juga yang berpendapat bahwa
sisa itu harus dipelihara hingga zigot itu mati.
Menurut F. Abel, Bioetika adalah studi interdisipliner tentang masalah-masalah yang
ditimbulkan oleh perkembangan biologi dan kedokteran, tidak hanya memperhatikan masalah-
masalah yang terjadi pada masa sekarang, tetapi juga memperhitungkan timbulnya masalah pada
masa yang akan datang.14
Bioetika berasal dari kata bios yang berati kehidupan dan ethos yang berarti norma-
norma atau nilai-nilai moral.Bioetika merupakan studi interdisipliner tentang masalah yang
ditimbulkan oleh perkembangan di bidang biologi dan ilmu kedokteran baik skala mikro maupun
makro, masa kini dan masa mendatang.Bioetika mencakup isu-isu sosial, agama, ekonomi, dan
hukum bahkan politik. Bioetika selain membicarakan bidang medis, seperti abortus, euthanasia,
transplantasi organ, teknologi reproduksi butan, dan rekayasa genetik, membahas pula masalah
kesehatan, faktor budaya yang berperan dalam lingkup kesehatan masyarakat, hak pasien,
moralitas penyembuhan tradisional, lingkungan kerja, demografi, dan sebagainya. Bioetika
14https://worldmeister.wordpress.com/2011/05/27/euthanasia-dan-bioetika-kedokteran/, diakses pada 7 Juli
2017.
15
memberi perhatian yang besar pula terhadap penelitian kesehatan pada manusia dan hewan
percobaan.15
Masalah bioetika mulai diteliti pertama kali oleh Institude for the Study of Society, Ethics
and Life Sciences, Hasting Center, New York pada tahun 1969. Kini terdapat berbagai isu etika
biomedik.16
Di Indonesia, bioetika baru berkembang sekitar satu dekade terakhir yang dipelopori oleh
Pusat Pengembangan Etika Universitas Atma Jaya Jakarta. Perkembangan ini sangat menonjol
setelah universitas Gajah Mada Yogyakarta yang melaksanakan pertemuan Bioethics 2000; An
International Exchange dan Pertemuan Nasional I Bioetika dan Humaniora pada bulan Agustus
2000. Pada waktu itu, Universitas Gajah Mada juga mendirikan center for Bioethics and Medical
humanities. Dengan terselenggaranya Pertemuan Nasional II Bioetika dan Humaniora pada tahun
2002 di Bandung, Pertemuan III pada tahun 2004 di Jakarta, dan Pertemuan IV tahun 2006 di
Surabaya serta telah terbentuknya Jaringan Bioetika dan Humaniora Kesehatan Indonesia
(JBHKI) tahun 2002, diharapkan studi bioetika akan lebih berkembang dan tersebar luas di
seluruh Indonesia pada masa datang.17
15Ibid. 16Ibid. 17Ibid.
16
17
*Gambar di dapatkan dari berbagai sumber di internet.
18
BAB III
TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
3.1 Tujuan Penelitian
3.1.1 Tujuan Umum
Tujuan dari penelitian ini adalah bermaksud meneliti secara mendalam mengenai Sel Punca
Embrionik Dalam Aspek Yuridis Dan Etika Biomedis, Teknologi pengobatan yang
memanfaatkan stem cell atau sel punca khususnya sel punca embrionik yang di Indonesia tidak
diperkenankan untuk dilakukan dianggap sebagai hal yang menjanjikan. Kecanggihan sel punca
adalah menghilangkan kebutuhan akan obat-obatan, perangkat pembantu kedokteran, hingga
operasi pada pasien.
3.1.2 Tujuan Khusus
1. Untuk menemukan Dasar filosofis serta etika biomedis sel punca embrionik tidak
diperkenankan dilakukan.
2. Untuk mengetahui secara mendalam Apa memungkinkan kedepannya sel punca
embrionik dapat dilakukan di Indonesia.
3. Untuk membuat suatu konsep dari aspek filosofis yuridis kepastian hukum serta
sosiologisnya sel punca embrionik apabila dilakukan di Indonesia.
3.2 Manfaat Penelitian
Oleh karena penelitian ini mengedepankan pendalaman terhadap beberapa hal yaitu:
1. Dasar filosofis serta etika biomedis sel punca embrionik tidak diperkenankan
dilakukan.
2. Apa memungkinkan kedepannya sel punca embrionik dapat dilakukan di Indonesia.
3. Konsep dari aspek filosofis yuridis kepastian hukum serta sosiologisnya sel punca
embrionik apabila dilakukan di Indonesia.
Hal-hal tersebutlah yang menjadi poin penting dalam penelitian ini dengan tujuan untuk
bias memberikan manfaat serta memberikan sebuah sumbangan pemikiran akademis dalam
membantu pemerintah untuk memberikan suatu pemikiran serta terobosan baru dalam dunia
medis dan kesehatan melalui suatu penelitian sel punca embrionik dalam aspek yuridis dan etika
biomedis dengan menggunakan hukum sebagai sarana pembaharuan masyarakat yang bertujuan
untuk kemuliaan kehidupan manusia.
19
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Pendekatan Penelitian
Dalam melakukan penelitian ilmiah ini termasuk dalam didukung oleh metode tertentu,
sehingga penelitian tersebut dapat berlangsung secara terencana dan teratur. VanPeursen
menterjemahkan pengertian metode secara harfiah, mula-mula metode diartikan sebagai suatu
jalan yang harus ditempuh menjadi penyelidikan atau penelitian, berlangsung menurut suatu
rencana tertentu.18 Penelitian adalah merupakan suatu kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan
analisa dan kontruksi yang dilakukan secara metodologis, sistematis, dan konsisten.19 Sementara
penelitian hukum adalah suatu proses untuk menemukan aturan hukum, prinsip-prinsip hukum,
maupun doktrin-doktrin hukum, guna menjawab isu hukum yang dihadapi, sehingga penelitian
hukum dilakukan untuk menghasilkan argumentasi, teori atau konsep baru sebagai preskripsi
dalam penyelesaian masalah yang dihadapi.20
Penelitian yang dilakukan kaitannya dengan penelitian ini termasuk jenis penelitian
hukum normatif, yaitu penelitian hukum kepustakaan atau penelitian hukum yang didasarkan
pada data sekunder.21
Dengan demikian dapat dipahami bahwa penelitian hukum normatif memfokuskan obyek
kajian pada ketentuan-ketentuan hukum positif, lalu mengarah pada makna dari azas hukum.
Penelitian hukum normatif terhadap pengkajian (analisis) dimulai dari perangkat-perangkat
pasal-pasal hukum positif terkandung konsep-konsep eksplanasi dan sifat dari permasalahan
penelitian. Selanjutnya mendalami lapisan ilmu hukum (dogmatik hukum, teori hukum, dan
filsafat hukum).22
18Johnny Ibrahim, 2006, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif, Bayu Publishing, Malang,
h. 26. (Selanjutnya disebut Johnny Ibrahim I). 19 Soerjono Soekanto, 1984, Pengantar Penelitian Hukum, UI Press, Jakarta, h. 42 (selanjutnya disingkat
Soerjono Soekanto I) 20 Peter Mahmud Marzuki, 2009, Penelitian Hukum, Kencana, Jakarta, h.35. (Selanjutnya disebut Peter
Mahmud Marzuki I). 21 Soerjono Soekanto, 1985, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, CV. Rajawali, h. 15.
(Selanjutnya disingkat Soerjono Soekanto II). Lihat juga Bambang Sunggono, 1997, Metodologi Penelitian Hukum,
PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, h. 83-103. Menurut Bambang Sunggono bahwa penelitian hukum normatif
adalah penelitian hukum yang didasarkan atau hanya menelaah data sekunder (data kepustakaan). 22 Hadin Mudjad HM. dan Nunuk Nuswardani, 2012, Penelitian Hukum Indonesia Kontemporer, Genta
Publishing, Yogyakarta, h. 10.
20
4.2 Sumber Bahan Hukum
Penelitian kepustakaan yaitu penelitian yang dilakukan dengan mencari, mempelajari dan
mengumpulkan data sekunder yang berhubungan dengan obyek penelitian, dengan bantuan buku,
literatur, peraturan perundang undangan dan dokumen-dokumen yang terdiri dari :
a. Bahan Hukum Primer
Bahan hukum primer yaitu bahan hukum yang mengikat.23 Bahan hukum primer dalam
penelitian ini terdiri atas :
1. UU No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
2. yaitu Permenkes nomor 833 tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Medis
Sel Punca UU No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
3. Keputusan Menteri Kesehatan nomor 834 tahun 2009 tentang pedoman
Penyelenggaraan Pelayanan Medis Sel Punca Undang-Undang Nomor 36 tahun
2014 tentang Tenaga Kesehatan.
4. Permenkes nomor 48 tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Bank Sel Punca Darah
Tali Pusat.
5. Permenkes nomor 50 tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Laboratorium
Pengolahan Sel Punca Untuk Aplikasi Klinis Bahan Hukum Sekunder.
6. Permenkes nomor 32 tahun 2014 tentang Penetapan Rumah Sakit Pusat
Pengembangan Pelayanan Medis Penelitian dan Pendidikan Bank Jaringan dan Sel
Punca.
b. Bahan Hukum Sekunder
“Bahan hukum sekunder ialah bahan hukum yang mejelaskan bahan hukum primer”.24
Terutama buku-buku hukum termasuk skripsi, thesis, disertasi hukum dan jurnal jurnal
hukum,(termasuk yang on-line). Bahan hukum sekunder berguna untuk meberikan
petunjuk kearah mana peneliti akan melangkah.25
c. Bahan Hukum Tersier
23 Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, 2006, Penelitian Hukum Normatif. Jakarta: Raja. Grafindo Persada,
h. 13. 24Ibid, h. 14 25 Peter Mahmud Marzuki, 2005, Penelitian Hukum, Prenada Media, Jakarta, h. 155
21
“Bahan hukum tersier adalah bahan hukum yang memberikan petunjuk maupun
penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder”,26 yang terdiri
dari Kamus BesarBahasa Indonesia, Kamus Hukum Belanda-Indonesia, Kamus
Inggris-Indonesia.
Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian kepustakaan, maka dilakukan
studi dokumen yaitu mempelajari bahan-bahan hukum primer, sekunder dan tersier.
4.3 Teknik Pengumpulan Bahan Hukum
Teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan
cara studi kepustakaan. Studi kepustakaan dilakukan untuk mengumpulkan data sekunder
melalui pengkajian terhadap peraturan perUndang-Undangan, literatur-literatur, tulisan-tulisan
para pakar hukum, bahan kuliah, yang berkaitan dengan penelitian ini.27
4.4 Teknik Pengolahan dan Analisis Bahan Hukum
Pengolahan, analisis dan konstruksi data penelitian hukum normatif dapat dilakukan
dengan cara melakukan analisis terhadap kaidah hukum dan kemudian konstruksi dilakukan
dengan cara memasukkan pasal-pasal kedalam kategori-kategori atas dasar pengertian-pengertian
dasar dari sistem hukum tersebut.28 Data yang diperoleh melalui studi kepustakaan dan studi
lapangan dianalisis berdasarkan metode kualitatif, yaitu dengan melakukan :
a. Menemukan konsep-konsep yang terkandung dalam bahan-bahan hukum
(konseptualisasi) yang dilakukan dengan cara memberikan interpretasi terhadap
bahan hukum tersebut ;
b. Mengelompokkan konsep-konsep atau peraturan-peraturan yang sejenis atau
berkaitan;
c. Menemukan hubungan di antara pelbagai kategori atau peraturan kemudian diolah ;
d. Menjelaskan dan menguraikan hubungan di antara pelbagai kategori atau peraturan
perundang-undangan, kemudian dianalisis secara deskriptif kualitatif. Sehingga
mengungkapkan hasil yang diharapkan dan kesimpulan atas permasalahan.
26 Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, loc.cit. 27 Riduan, 2004, Metode & Teknik Menyusun Tesis, Bina Cipta, Bandung, h. 97. 28Soerjono Soekanto, op.cit, h. 225
22
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Dasar Filosofis Sel Punca.
Sel punca didefinisikan sebagai sel yang belum berdifferensiasi sehinggamemiliki potensi
untuk memperbanyak diri dan tumbuh menjadi sel tertentu. Beberapa terminologi yang
digunakan untuk menjelaskan karakteristik berbagai jenissel punca :
a. Sel punca totipoten: memiliki kemampuan untuk berdifferensiasi menjadiseluruh sel dan
jaringan yang membangun embrio dan mendukung perkembangan fetus, misalnya zigot atau
ovum yang dibuahi.
b. Sel punca pluripoten: memiliki potensial untuk berkembang menjadi sel yangberasal dari
ketiga lapisan germinal, misalnya sel punca embrionik.
c. Sel punca multipoten: memiliki kemampuan menghasilkan sejumlah selspesifik yang
berdifferensiasi sesuai tempatnya, misalnya sel punca somatic atau sel punca dewasa.
d. Sel punca unipoten: memiliki kemampuan berdifferensiasi menjadi satu jenissel, misalnya sel
punca epidermal.29
Perbedaan utama antara sel punca yang dihasilkan dari sel punca pluripotent dari
blastokista dan sel punca multipoten dari organisme dewasa yaitu jumlah jenissel yang
berdifferensiasi yang dihasilkan.Sel punca bertanggung jawab dalampertumbuhan, homeostasis
dan perbaikan berbagai jaringan.Pada jaringan dewasanormal, sel punca dikontrol dengan
integrasi faktor intrinsik (misalnya faktor inti sel) dan faktor ekstrinsik (melalui growth factor,
stroma dan pengaruh lainnya).30
Banyak kendala yang dihadapi jika dilakukan terapi baik penyakit degenerative maupun
kongenital dengan pemberian Esc.Selain masalah etika, moral dan agamakendala utamanya yaitu
adanya reaksi immunologis yang terjadi berupa reaksipenolakan dari tubuh (immun
rejection).Reaksi ini dimediasi oleh adanya MHC I danoleh antigen presenting sel (APC). Selain
29Du, H., Taylor H.S., 2009, Stem cells and female reproduction, Reprod Sci, 16 (2), h.
126-139. 30Parte, D., Bhartiya, J., Telang, S., 2011, Detection, characterization and spontaneous differentiation in
vitro of very small embryonic-like putative stemcells in adult mammalian ovary. Stem Cells and Development,
20(8), h. 1451–1464.
23
itu adanya pembentukan embryoid bodies(EB) akan memicu terbentuknya teratoma yang justru
mengancam kehidupanindividu tersebut. Untuk mengatasi hal tersebut, diciptakan teknologi
terbaru yaitumemprogram ulang sel somatik dewasa menjadi sel punca dengan karakteristik
yangsama dengan sel punca embrional.31
Ada beberapa sel punca secara penerapannya, yaitu:
Induced pluripotent stem cells (iPS)
IPS didefinisikan sebagai upaya reprogramming sel punca multipoten darijaringan
dewasa menjadi sel punca pluripoten sehingga dihasilkan sel yang secaragenetik dan epigenetik
sama dengan sel punca embrionik yang mengekspresikanmarker spesifik sel punca embrionik.
Sel iPS merakit ulang ESCs dengan morfologidan materi penumbuh, adanya ekspresi gen marker
ESCs dan terbentuknya teratomasehingga ekspresi gen secara keseluruhan terjadi dengan
metilasi DNA sehinggaserupa tetapi tidak identik dengan ESCs. Pada proses reprogramming sel
yang paling sering digunakan terutama berasaldari jaringan ikat (fibroblast). Sel fibroblast
diperoleh dari dermis kulit, capsul danstroma berbagai organ dan membran mukosa atau serosa.
Metode yang digunakandalam mengisolasi sel fibroblast dilakukan dengan 3 cara. Metode
pertama yangpaling non invasif dengan menggunakan eksplant sehingga sel dapat bermigrasi
darisampel jaringan. Metode kedua menggunakan disaggregasi mekanik menggunakanshear
forces selama proses pippetting yang kuat atau menekan jaringan kedalammesh/sieve. Metode
ketiga digesti jaringan dengan protease (trypsin, collagenase atauelastase) yang memisahkan
koneksi antar sel atau sel dengan matriksnya.32Secara sederhana,proses iPS diibaratkan merakit
ulang sel somatik dewasa menjadi ESCs dengan menggunakan materi penumbuh sehingga
ditemukan adanyaekspresi gen marker spesifik ESCs dengan terbentuknya teratoma. Dengan
demikianekspresi gen secara keseluruhan terjadi dengan metilasi DNA sehingga serupa
tetapitidak identik dengan ESCs .Penggunaan sel iPS sebagai sumber potensial sel lestarisecara
in vitro memberikan alternatif untuk menghindari penolakan sosial dan etiktetapi kemampuannya
untuk berdifferensiasi menjadi sel lestari seperti yangdiharapkan ataupun gamet belum terbukti.33
Transplantasi cryopreservation sel ovarium
31Angeles, V.T., Reijopera, R.A., 2007, Germ cell differentiation. In: Embryonic stem cells, Springer,
h.109-128. 32Klun, I.V., Stimpfel, M., Skutella, T., 2012, Stem cells in adult human ovaries: from
female fertility to ovarian cancer, Current pharmaceutical design, 18, h. 283- 292. 33Ibid.
24
Berbagai cara diujicobakan dengan menggunakan sel punca untuk mengatasimasalah
infertilitas, dari memperbaiki jaringan ovarium agar dapat berfungsi maksimal sampai dengan
menciptakan sel yang karakteristiknya sama dengan oosit pada individu dewasa (oosit postnatal).
Pada tahun 2004, Donnez melaporkankeberhasilan kehamilan dan kelahiran hidup setelah
transplantasi ortotopik jaringan cryopreservation ovarium pada pasien yang mengalami
kerusakan ovarium akibat kemoterapi.
Transfer inti sel somatik (SCNT)
Merupakan suatu cara yang digunakan untuk memindahkan inti sel somatic (dalam hal ini
sel punca) dengan materi genetik yang baru kedalam badan sel oositresipien yang telah
dihilangkan intinya terlebih dahulu. Teknik transfer inti selsomatik (SCNT) ini meliputi 3
langkah utama yaitu: pembuangan inti sel oosit yangakan digunakan sebagai resipien (enukleasi)
kemudian pemasukan inti sel somatik kedalam oosit resipien (transfer inti) dan terakhir aktivasi
atau induksi oosit hasil rekonstruksi.34Teknik ini lebih dikenal dengan istilah ‘cloning’ dan baru
digunakan hanya pada hewan berupa mencit, domba maupun sapi dengan tujuan menghasilkan
hewanyang secara genetik dan fenotip lebih baik dari induk donor oosit itu sendiri .Namuntidak
menutup kemungkinan teknik ini diterapkan pada pasangan yang memilikipermasalahan dalam
memiliki keturunan sehingga dihasilkan individu yang sehatsecara genetik.Artinya, individu
yang dihasilkan terlindungi dari kelainankongenital yang tidak diharapkan terutama pada
pasangan yang sudah berumur.Pada manusia teknik ini dapat digabungkan dengan teknik IVF (In
VitroFertilization) untuk menghasilkan zigot yang nantinya dapat ditransfer ke uteruspasien yang
bersangkutan ataupun melalui surrogate mother.Halterbesar yang menjadi pertimbangan dalam
penerapan teknologi ini dalam terapiinfertilitas adalah permasalahan agama, karena dengan
menerapkan teknologi iniberarti kita telah ‘menciptakan’ manusia (human cloning) yang
sejatinya kemampuanini hanya dimiliki oleh Tuhan.35
34Wilmut, I., Beaujean, N., De Sousa P. A., 2002, Somatic cell nuclear transfer. Nature, h. 419, 583-6. 35Lowe, B. (2010). IVF Programme Handbook. Greenlane Clinical Centre: Road West.
25
5.2 Etika Biomedis Sel Punca.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat pesat di masa postmodernisme
saat ini.Salah satunya di bidang kedokteran atau dunia medis. Banyak sumbangsih dengan
adanya ilmu kedokteran kepada manusia.Berbagai penelitian yang dilakukan banyak
menimbulkan pro dan kontra. Salah satu penelitian di dunia medis yang menimbulkan
kontroversi adalah adanya stem cell.
Stemcell merupakan salah satu penemuan baru di bidang kedokteran yang mampu
memberikan banyak manfaat kepada manusia.Stemcell mempunyai segi positif tetapi juga segi
negatif.Para ahli yang memperdebatkan hal ini adalah para ahli agama dan dokter.Masalahnya
disini adalah stemcell menyimpang dari aturan agama yang berlaku.Stemcell sebagai salah satu
inovasi dalam dunia kedokteran merupakan terobosan baru yang dianggap solutif terhadap
permasalahan medis.Hal tersebut disebabkan karena potensi stemcell yang semakin menjanjikan
untuk solusi terapi sehingga menyuguhkan harapan baru dalam pengobatan berbagai penyakit.36
Namun isu penelitian dan pengunaan stemcell yang masih menimbulkan kontroversi dari
berbagai sudut pandang yaitu digunakannya embrio manusia buah hasil dari pengklonan, hasil
abortus, dan zigot sisa IVF.Berawal dari kontroversi medis ini muncul ketertarikan untuk
membahas tentang stemcell dalam perspektif etika biomedis.
Etika adalah ilmu yang membahas tentang moralitas atau tentang manusia sejauh
berkaitan dengan moralitas.Etika merupakan ilmu yang menyelidiki tingkah laku moral.37
Dalam etika terdapat aliran yang digunakan sebagai pendekatan dalam melihat
permasalahan moralitas. Hedonism, merupakan teori etika yang menekankan bahwa manusia
menurut kodratnya mencari kesenangan dan berupaya menghindarkan ketidaksenangan.Dalam
hedonism sampai menyetarakan kesenangan dengan moralitas.Secara konsekuen bahwa
hedonism mengandung suatu egoism karena hanya memperhatikan kepentingan dirinya saja.38
Aliran etika ini dikemukakan oleh Aristotle, kebahagiaan merupakan makna terakhir
hidup manusia.Aliran ini dikenal dengan eudaemonisme, kebgahagiaan yang merupakan tujuan
terakhir apabila dijalankan fungsinya dengan baik.39
36https://etikaterapan.wordpress.com/2016/06/02/stem-cell-dalam-perspektif-etika-biomedis/, diakses pada
2-10-2017. 37 Bertens. 2013, Etika (Edisi Revisi), Yogyakarta: Kanisius, h. 13. 38Ibid, h. 185-187. 39Ibid, h. 189.
26
Utilitarianisme sebuah aliran etika dimana kebenaran diukur berdasarkan kebahagiaan
dan kesenangan yang diperoleh sebanyak banyaknya dan setinggi tingginya.“Kesenangan dan
kebahagiaan menurut Mill dapat diukur secara kuantitatif, dan kualitas menjadi pertimbangan”.40
Deontology, memandang perbuatan baik secara moral apabila dilakukan karena
kewajiban dan perbuatan jelek secara moral jika dilakukan apa yang dilarang.41
Etika biomedis adalah etika yang termasuk dalam etika profesi.Melalui profesi manusia
mengerjakan sesuatu terhadap masyarakat atau sesame tertentu yang bisa membawa kebaikan
atau keburukan. Profesi ini dikerjakan berdasarkan keahlian dan menjadi tugas yang turut
memberi penghasilan bagi sang profesi.
Dalam etika biomedis terdapat empar prinsip fundamental yang menjadi acuan,
menghormati otonomi, tidak merugikan, berbuat baik, dan keadilan.
Otonomi dalam etika biomedis, artinya tidak ada orang atau instansi lain yang ikut
campur dalam keputusan bebas seseorang. Dua implikasi, pertama orang mempunyai hak untuk
memilih dan menentukan apa yang akan terjadi atau dilakukan dengan dirinya sendiri. Kedua
orang lain mempunyai kewajiban untuk tidak menghalangi pilihan dan keputusan otonomi
seseorang.42
Prinsip tidak merugikan, prinsip ini tidak boleh melakukan sesuatu yang merugikan, dan
sesuatu yang kurang baik terhadap pasien. Dalam prinsip tidak merugikan tidak dijelaskan apa
yang harus dilakukan. Namun terdapat 3 prinsip yakni efek ganda, prinsip totalitas, dan
malpraktek medis yang digunakan sebagai pertimbangan.Prinsip efek ganda adalah prinsip yang
bisa membantu prinsip tidak merugikan tidak mengalami jalan buntu.43Prinsip ini
mempertimbangkan tindakan kemungkinan pada dua pilihan yang lebih menguntungkan atau
sedikit merugikan.Prinsip totalitas, prinsip pendukung yang menyatakan bahwa bagian boleh
dikorbankan demi menyelamatkan tubuh sebagai keseluruhan atau demi menjamin kualitas,
dengan begitu hal yang sepintas tampak buruk itu diperbolehkan untuk mengutamakan
keseluruhan (totalitas).44Prinsip malpraktek medis, prinsip ini bertujuan melindungi masyarakat
40Ibid, h. 194. 41 Bertens, 2011, Etika Biomedis. Yogyakarta: Kanisius. Seri Filsafat Atma Jaya, h. 21. 42Ibid, h. 79. 43Ibid, h. 58-60. 44Ibid, h. 63.
27
pemakai fasilitas kesehatan dan menghukum yang melanggar, dengan cakupan yuridis terkait
biomedis.45
Berbuat baik dalam etika biomedis, berbuat baik dalah hal ini merupakan kewajiban yang
meski dipenuhi.Prinsip ini berlaku khusus dalam hubungan dokter dengan pasien. Bila dokter
menerima seorang sakit sebagai pasiennya, ia wajib berbuat baik terhadapnya dan segala
tindakan dokter harus terarah pada tujuan memulihkan kesehatan pasien. Beberapa hal kewajiban
dalam prinsip berbuat baik, melindungi dan membela hak orang lain, mencegah terjadinya
kerugian bagi orang lain, meniadakan kondisi yang akan menyebabkan kerugian bagi orang lain,
membantu orang yang cacat, serta menyelamatkan orang lain dari bahaya.46
Keadilan, prinsip ini berbeda dengan ketiga prinsip sebelumnya. Apabila prinsip
sebelumnya memiliki relasi antara pasien dan dokter, maka prinsip ini melibatkan orang lain
karena posisi di kita masyarakat. Tiga jenis keadilan, keadilan umum keadilan ini menganrkan
masyarakat untuk memberikan ke masyarakat melalui negara. Keadilan distributive, keadilan ini
menyerukan negara untuk memberikan apa yang menjadi hak warga negara. Keadilan komutatif,
keadilan dimana setiap orang/kelompok berkewajiban memberikan haknya kepada orang atau
kelompok lain.47
45Ibid. h. 65 46Ibid, h. 67-69. 47Ibid, h. 89-90.
28
5.3 Sel Punca Embrionik.
Berdasarkan kemampuan berdiferensiasi, stem cell dibagi menjadi:
1. Totipotent. Dapat berdiferensiasi menjadi semua jenis sel. Yang termasuk dalam stem
cell totipotent adalah zigot (telur yang telah dibuahi).
2. Dapat berdiferensiasi menjadi 3 lapisan germinal: ektoderm, mesoderm, dan endoderm,
tapi tidak dapat menjadi jaringan ekstraembryonik seperti plasenta dan tali pusat. Yang
termasuk stem cell pluripotent adalah embryonic stem cells.
3. Multipotent. Dapat berdiferensiasi menjadi banyak jenis sel. Misalnya: hematopoietic
stem cells.
4. Hanya dapat menghasilkan 1 jenis sel. Tapi berbeda dengan non-stem cell, stem
cell unipoten mempunyai sifat dapat memperbaharui atau meregenerasi diri (self-
regenerate/self-renew).48
Stem cell ditemukan dalam berbagai jaringan tubuh. Berdasarkan sumbernya, stem
cell dibagi menjadi:
Yaitu pada tahap sesaat setelah sperma bertemu dengan sel telur.
Embryonic stem cell. Diambil dari inner cell mass dari suatu blastocyst (embrio yang terdiri dari
50 – 150 sel, kira-kira hari ke-5 pasca pembuahan). Embryonic stem cell biasanya didapatkan
dari sisa embrio yang tidak dipakai pada IVF (in vitro fertilization). Tapi saat ini telah
dikembangkan teknik pengambilan embryonic stem cell yang tidak membahayakan embrio
tersebut, sehingga dapat terus hidup dan bertumbuh. Untuk masa depan hal ini mungkin dapat
mengurangi kontroversi etis terhadap embryonic stem cell.
Fetus dapat diperoleh dari klinik aborsi.
Stem cell darah tali pusat. Diambil dari darah plasenta dan tali pusat segera setelah bayi
lahir. Stem cell dari darah tali yang menggolongkan jenis stem cell ini ke dalam adult stem cell.
Adult stem cell. Diambil dari jaringan dewasa, antara lain dari:
Sumsum tulang.
Ada 2 jenis stem cell dari sumsum tulang:
− hematopoietic stem cell. Selain dari darah tali pusat dan dari sumsum
tulang, hematopoietic stem cell dapat diperoleh juga dari darah tepi.
48https://etikaterapan.wordpress.com/2016/06/02/stem-cell-dalam-perspektif-etika-biomedis/, diakses pada
12-10-2017.
29
− stromal stem cell atau disebut juga mesenchymal stem cell.
Jaringan lain pada dewasa seperti pada:
− susunan saraf pusat
− adiposit (jaringan lemak)
− otot rangka
− pankreas
Adult stem cell mempunyai sifat plastis, artinya selain berdiferensiasi menjadi sel yang sesuai
dengan jaringan asalnya, adult stem cell juga dapat berdiferensiasi menjadi sel jaringan lain.
Misalnya: neural stem cell dapat berubah menjadi sel darah, atau stromal stem cell dari sumsum
tulang dapat berubah menjadi sel otot jantung, dan sebagainya.49
Keuntungan embryonic stem cell:
1. Mudah didapat dari klinik fertilitas.
2. Bersifat pluripoten sehingga dapat berdiferensiasi menjadi segala jenis sel dalam tubuh.
3. Immortal. Berumur panjang, dapat berproliferasi beratus-ratus kali lipat pada kultur.
4. Reaksi penolakan rendah.50
Kerugian embryonic stem cell:
1. Dapat bersifat tumorigenik. Artinya setiap kontaminasi dengan sel yang tak
berdiferensiasi dapat menimbulkan kanker.
2. Selalu bersifat allogenik sehingga berpotensi menimbulkan penolakan.
3. Secara etis sangat kontroversial.51
5.4 Pengembangan Sel Punca di Indonesia.
5.4.1 Sel Punca Embrionik di Indonesia
Sel punca atau stem cell ditemukan pada semua organisme multiseluler dan merupakan
sel tidak dideferensiasi yang dapat dideferensiasikan menjadi sel khusus dan juga bisa dibagi
menjadi beberapa sel baru.Sel punca mempunyai dua tipe yaitu sel punca embrionik dan sel
punca dewasa.Sudah banyak riset dan penelitian yang dilakukan mengenai sel punca dan banyak
sekali ditemukan penggunaan atau manfaat baru dari sel punca.Sel punca juga bisa digunakan
49Ibid. 50Ibid. 51Ibid.
30
untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit yang belum mempunyai pengobatan
sebelumnya.
Berikut adalah beberapa fakta menarik mengenai sel punca yang penting untuk diketahui:52
1. Diabetes, penyakit radang sendi rematik, penyakit parkinson, penyakit alzheimer,
osteoartritis, stroke dan perbaikan sel otak paska trauma kepala, kelainan belajar, perbaikan
syaraf tulang belakang paska cedera, kematian sel jantung, kanker, kebotakan, gigi tanggal,
gangguan penglihatan, penyakit crohn dan pemulihan luka merupakan jenis penyakit dan
gangguan yang bisa diobati dengan menggunakan sel punca. Ini juga yang menyebabkan
mengapa diperlukan biaya yang sangat banyak untuk penelitian sel punca.
2. Keunikan dari setiap sel punca adalah sesuatu yang membuat mereka spesial dan mengapa
banyak peneliti tertarik untuk meneliti. Tiga keunikan dari karakteristik sel punca adalah
mereka merupakan sel yang tidak dideferensiasi, mereka bisa diubah menjadi sel khusus dan
seperti sel syaraf maupun sel jantung, sel punca bisa dibagi menjadi berbagai bentuk dari sel
lain.
3. Sel punca bisa ditemukan di berbagai tempat di seluruh tubuh. Sel punca bisa dibagi menjadi
beberapa tipe seperti tipe sel punca embrionik yang diekstrak dari embrio dan sangat
berpotensi karena dapat diubah menjadi bentuk khusus lainnya.Sel punca dewasa merupakan
sel punca yang ada pada jaringan tubuh dewasa, misalnya pada sumsum tulang, otak dan
darah, tetapi memiliki keterbatasan untuk diubah menjadi sel khusus lainnya.Sel punca tali
pusat merupakan sel punca yang diambil dari darah di tali pusat dan merupakan sel punca
paling berpotensi untuk mengobati berbagai penyakit.
4. Ada debat pro dan kontra seputar penelitian dari sel punca embrionik, karena pihak yang
kontra menyatakan keraguannya jika pengumpulan sel punca embrionik bisa membunuh
potensi dari kehidupan. Tetapi para peneliti tetap melakukan beberapa perbaikan berkaitan
dengan hal tersebut, walaupun belum menemukan titik kesuksesan.Pihak yang pro dengan
penelitian sel punca embrionik ini berpendapat jika manfaat yang diberikan oleh sel punca
tersebut jauh lebih bermanfaat dibandingkan potensi kehidupan. Hal lain yang menimbulkan
perdebatan adalah kurangnya transparansi dari proses penelitian. Jika proses penelitian
berlangsung lebih transparan dan keuntungan dari penelitian ini jelas terlihat, mungkin akan
ada perubahan dari persepsi publik mengenai penggunaan sel punca.
52https://www.dokter.id/berita/5-fakta-menarik-mengenai-sel-punca-stem-cells, diakses pada 12-10-2017.
31
5. Ketika sel punca dibagi-bagi, maka akan timbul kesulitan untuk mengidentifikasi spesialisasi
dari sel tersebut. Ini adalah salah satu kerugian dari terapi sel punca. Tingkat toksik yang
tinggi merupakan masalah lain yang harus segera dipecahkan oleh para ilmuwan dalam
meneliti sel punca ini.
Sangat penting untuk Anda dan orang lain mengerti tentang apa itu penelitian dari sel punca
dan bagaimana potensinya dalam mengobati berbagai penyakit mematikan di dunia ini.
Penerapan stemcell di negara-negara maju sudah begitu berkembang dan stemcell dapat
digunakan dalam terapi tehadap suatu penyakit. Penyakit tersebut diantaranya stroke,
alzheimer’s, leukimia, luka bakar, dan kerusakan sumsum tulang belakang. Cara mendapatkan
stemcell yaitu sebagai berikut: 1. 1. Cara mendapatkan embryonic stemcells (sel punca embrio)
Mengambil dari cabang bayi (embrio) yang didonorkan orang tuanya.
Mengambil dari embrio yang digugurkan atau keguguran. Mengambil dari embrio sisa
pembuatan bayi tabung. Mengambil dari embrio yang dibuat secara therapeutic cloning. 1. 2.
Cara mengambil adult stemcells (sel punca dewasa) Adult stemcells dapat diambil dari sel atau
jaringan tubuh orang dewasa, anak-anak, hewan, dan tali pusat. Beberapa adult stemcell yang
sering digunakan dalam penelitian stemcell dan pengobatan adalah haemapoetic stemcells
(stemcell darah)yang umumnya diambil dari sumsum tulang belakang. Berbeda dengan negara
maju, di Indonesia stemcell masih mulai diteliti dan Indonesia menggunakan sel punca dewasa
karena sel punca dewasa tidak memenuhi hambatan dalam bidang etika, sedangkan sel punca
embrio masih banyak masih banyak perdebatan tentang masalah etika.
Tetapi walaupun demikian, stemcell tetap diperdebatkan dalam penggunaannya di
Indonesia karena sama-sama diperoleh dari organ-organ manusia. Penerapan stemcell di
Indonesia masih menjadi tanda tanya besar karena masih akan terbentur dengan berbagai sistem
perundang-undangan di Indonesia. Dibutuhkan adanya kesepakatan dan keseimbangan tujuan
dari sudut pandang agama, bioetik, dan riset yang berlaku di Indonesia sehingga keberadaannya
benar-benar bisa diterima masyarakat.
Sel punca yang umum digunakan di Indonesia dan banyak diteliti di klinik adalah adult
stemcells dari tali pusat sedangkan Penggunaan embryonic stemcells untuk saat ini terbatas
hanya untuk tujuan penelitian dan belum diperoleh kesepakatan untuk dapat digunakan untuk
aplikasi klinik dikaitkan dengan masalah etik. Banyaknya manfaat yang diperoleh dari
32
penggunaan stemcell tidak berarti menjanjikan suatu bentuk penyembuhan yang sempurna
karena masih ada bahkan hal yang belum terungkap dan diperlukan penelitian yang mendalam.
Aplikasi stemcell embrio yang mengagumkan membatasi para klinisi karena dihadapkan
dengan masalah etika yang mengharuskannya untuk tujuan penelitian. Perkembangan
penggunaan stemcell di Asia yang sangat berkembang saat ini yaitu Cina, India, Malaysia,
Thailand, Jepang, Korea, dan Singapura. Sedangkan di Indonesia, perkembangan stemcell baru
mau berkembang.53
Penelitian mengunakan stemcell merupakan metode terbaru dalam bidang kedokteran dan
biologi yang pada dasarnya dilakukan untuk menemukan solusi terbaik dalam mengobati
berbagai penyakit yang sulit dicari obatnya seperti leukimia, Alzheimer, diabetes, dan
Parkinson. Namun karena penggunaan stemcell menggunakan bagian dari manusia sebagai
bahan dasarnya maka metode tersebut menimbulkan pro kontra terutama dalam segi moral dan
etika.
Pada dasarnya penggunaan sel punca hanya dapat dilakukan untuk tujuan penyembuhan
penyakit dan pemulihan kesehatan serta dilarang digunakan untuk tujuan reproduksi.Selain itu
sel punca tidak boleh berasal dari sel punca embrionik. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
834 Tahun 2009 di pengertian pelayanan sel punca huruf B yang mengatur tentang falsafah
poin 5 yaitu reproductive stem cell atau sel punca reproduksi , “sel punca embrionik pluripotent
dan totipotent dilarang dengan alasan mengganggu martabat manusia”,(menurut peneliti dalam
konteks inilah adanya kekaburan norma karena hal tersebut ditempatkan pada ranah falsafah).
Embrionic stem cell adalah stem cell yang didapat dari embrio yang sudah dibuahi. Ketika
embrio berumur antara tiga sampai lima hari, ia mengandung stem cell, yang sibuk bekerja
untuk menciptakan berbagai organ dan jaringan yang akan membentuk janin, fakta uji klinis
bahwa sel punca embrionik dapat memberikan manfaat yang luar biasa dalam dunia kesehatan
modern. Aspek kepastian hukum dalam konteks ini sangat diperlukan untuk mencegah
terjadinya komersialisasi atau penggunaan sel punca embrionik secara illegal.
53https://rahaj3n9.wordpress.com/2010/01/09/kontroversi-stemcell-sebagai-penemuan-baru-dalam-dunia-
kedokteran/, diakses pada 12-10-2017.
33
5.4.2 Etika Biomedis Sel Punca Embrionik di Indonesia.
Stemcell bermanfaat besar dalam bidang kedokteran. Pengobatan yang satu-satunya
menggunakan sel punca mempunyai potensi penerapan dalam mengatasi berbagai macam jenis
penyakit dan kelemahan dari otak. Ada kelompok yang pro dan ada yang kontra dengan
stemcell embrio research.
Mereka mempunyai pandangannya masing-masing. Adapun kelompok pro dengan
stemcell embrio research terbagi manjadi dua kelompok,yaitu: 1) Kelompok yang mendukung
stemcell secara total tetapi menilai bahwa penggunaan stemcell embrio tidak mempunyai nilai
moral. 2) Kelompok yang mendukung dan memberikan nilai moral kepada penggunaan stemcell
embrio karena menganggap manfaat yang didapatkan dari stemcell jauh lebih besar dari
pengorbanan yang dilakukan. Kelompok ini pada umumnya lebih hati-hati dan lebih
menyarankan pengunaan sisa embrio tidak terpakai yang disimpan di berbagai klinik bayi
tabung.
Banyaknya sisa embrio tersebut dikarenakan dalam proses pembuatan bayi tabung
biasanya 10 sampai 12 sel telur yang dibuahi, tetapi hanya 3 atau 4 saja yang ditanam di dalam
kandungan. Sebagian besar embrio dibuang hanya sebagian kecil saja yang digunakan. Dengan
demikian penggunaan sisa embrio tersebut sebagai bahan stemcell research dianggap lebih baik
daripada dibuang sia-sia. Sedangkan kelompok kontra, embrio buatan melalui SCNT maupun
sisa embrio dari klinik bayi tabung tetap merupakan calon manusia yang tidak boleh dibunuh
atau dirusak.
Namun umumnya mereka tidak tahu apa yang sebaiknya dilakukan terhadap sisa embrio
dari klinik bayi tabung yang sudah harus dibuang karena sudah terlalu lama atau tidak ada
tempat penyimpanan lagi. Pendapat tersebut merupakan salah satu bagian dari pendapat. Para
ahli agama tidak luput juga untuk menanggapi adanya penggunaan stemcell. Para ahli agama
mengatakan bahwa penggunaan sel embrionik untuk keperluan apapun tidak diperbolehkan
kecuali saat terapi itu menjadi satu-satunya solusi untuk menyelamatkan manusia. Selain itu,
kalaupun aplikasi terapi sel punca embrionik pada manusia dilakukan maka harus dengan sangat
hati-hati dengan memperhatikan dampaknya terhadap manusia. Namun sungguh pun ilmu dan
teknologi kedokteran telah begitu maju masih banyak penyakit yang sampai saat ini belum
diketahui obatnya seperti kanker, kelainan genetik, kelainan bawaan, dan lain-lain. 54
54Ibid.
34
35
BAB VI
6.1 Aspek Filosofis Sel Punca Embrionik
Penggunaan stem cells untuk mengobati penyakit dikenal sebagai Cell Based
Therapy. Prinsip terapi adalah dengan melakukan transplantasi stem cells pada organ
yang rusak.
Jenis-jenis Transplantasi Sel Punca
1. Transplantasi sel punca dari sumsum tulang (bone marrow transplantation).
2. Transplantasi sel punca darah tepi (peripheral blood stem cell transplantation).
3. Transplantasi sel induk darah tali pusat.
Tujuan dari transplantasi stem cells ini adalah
1) Mendapatkan pertumbuhan dan perkembangan sel-sel baru yang sehat pada
jaringan atau organ tubuh pasien
2) Menggantikan sel-sel spesifik yang rusak akibat penyakit atau cidera tertentu
dengan sel-sel baru yang ditranspalantasikan.
Ada beberapa alasan penggunaan stem cell dalam cell based therapy:
a. Stem cell dapat diperoleh dari pasien sendiri, artinya transplantasi dapat bersifat
autolog sehingga menghindari potensi rejeksi. Berbeda dengan transplantasi organ
yang membutuhkan organ donor yang harus match, transplantasi stem cells dapat
dilakukan tanpa organ donor yang sesuai.
b. Mempunyai kemampuan untuk berproliferasi yang besar sehingga dapat diperoleh
sel dalam jumlah besar dari sumber yang terbatas. Pada luka bakar yang luas jaringan
kulit yang tersisa tidak cukup untuk menutupi lesi luka baker tersebut.
c. Mudah dimanipulasi untuk mengganti gen yang sudah tidak berfungsi lagi melalui
metoda transfer gen.
d. Mempunyai kemampuan untuk bermigrasi kejaringan target misalnya ke otak
e. Mempunyai kemampuan untuk berintegrasi dengan jaringan host dan berinteraksi
dengan jaringan sekitarnya
36
Untuk mencegah terjadinya reaksi penolakan jaringan dapat digunakan
metoda SCNT atau terapi kloning adalah suatu teknik yang bertujuan untuk
menghindari resiko penolakan atau rejeksi. Pada teknik ini inti sel telur donor
dikeluarkan dan diganti dengan inti sel resipien. Sel yang telah dimanipulasi ini
kemudian akan membelah diri dan setelah menjadi blastokista maka inner cell
massnya akan diambil sebagai embryonic stem cells. Stem cells ini kemudian
akan dimasukkan kembali kedalam tubuh resipien dan stem cells ini kemudian
akan berdifferensiasi menjadi sel organ (sel pankreas, sel otot jantung dan lain-
lain).
Mekanisme pengobatan stem cell pada kasus sirosis/pengerasan hati
adalah pertama pengambilan sumsum tulang dari tubuh pasien, kemudian
pemisahan ,pemeliharaan, dan pengembangbiakan sel induk diluar tubuh
selanjutnya stem cell dimsukkan ke hati pasien maka Stem cell akan bekerja di
dalam hati dan berdiferensiasi menjadi sel hati yang baru.
Berdasarkan kemampuannya untuk berdifferensiasi stem cell dibagi
menjadi:
1) Totipotent adalah sel punca yang dapat berdifferensiasi menjadi semua
jenis sel yatu zigot. Sel ini merupakan sel embrionik awal yang mempunyai
kemampuan untuk membentuk berbagai jenis sel termasuk membentuk satu individu
yang utuh dan berbagai sel pada embrio yang dapat menyusun plasenta.
2) Pluripotent yaitu stem cells yang dapat berdifferensiasi menjadi 3 lapisan
germinal (ektoderm, mesoderm, dan endoderm) tetapi tidak dapat menjadi jaringan
ekstraembrionik seperti plasenta dan tali pusat. Yang termasuk stem cells pluripotent
adalah embrionik .
3) Multipotent yaitu stem cell yang dapat berdifferensiasi menjadi banyak
jenis sel misalnya hemopoetic stem cells yang terdapat pada sumsum tulang yang
mempunyai kemampuan untuk berdifferensiasi menjadi berbagai jenis sel yang
terdapat dalam darah seperti eritrosit, lekosit dan trombosit
4) Unipotent yaitu stem cells yang hanya dapat menghasilkan 1 jenis sel.
Stem cells mempunyai sifat masih dapat mempebaharui atau meregenerasi diri
37
Contohnya erythroid progenitor cells hanya mampu berdifferensiasi menjadi sel darah
merah.
Berdasarkan sumbernya stem cell dibagi menjadi:
1) Zigot yaitu pada tahap sesaat setelah sperma bertemu ovum (fertilisasi)
2) Embrionic stem cells yaitu sel-sel stem yang diperoleh dari inner cell mass
dari suatu blastocyst (embrio yang terdiri atas 50-150 sel, kira-kira hari ke-5 pasca
pembuahan). Embryonic stem cells biasanya didapatkan dari sisa embrio yang tidak
dipakai dari IVF (in vitro fertilization). Sel stem ini mempunyai sifat dapat
berkembang biak secara terus menerus dalam media kultur optimal pada kondisi
tertentu dan dapat diarahkan untuk berdifferensiasi menjadi berbagai sel yang
terdifferensiasi seperti sel jantung, sel kulit, neuron, hepatosit dan sebagainya.
Cara mendapatkan embryonic stemcells
1. Mengambil dari cabang bayi (embrio) yang didonorkan orang tuanya.
2. Mengambil dari embrio yang digugurkan atau keguguran.
3. Mengambil dari embrio sisa pembuatan bayi tabung.
4. Mengambil dari embrio yang dibuat secara therapeutic cloning.
Cara yang pertama hampir tidak pernah dilakukan, kalaupun ada proses
tersebut lebih dekat ke proses nomor dua yaitu embrio yang didonorkan tersebut
memang embrio yang telah direncanakan untuk digugurkan atau tidak diinginkan
kehadirannya. Cara ke 2-3 digunakan untuk mendapatkan stem cells. Cara ke4 paling
rumit karena harus membuat embrio terlebih dahulu dengan jalan menyuntikkan inti
sel (nucleus) dari sel dewasa ke dalam sel telur yang telah diambil nucleusnya. Cara
ini dikenal dengan istilah somatic cell nuclear transfer (SCNT) yang juga digunakan
untuk membuat atau mengkloninng Doli si domba ajaib beberapa tahun yang lalu.
Semua cara di atas harus merusak atau membunuh embrio agar dapat mengambil
embryonic stem cellsnya (inner cell mass).
3) Embryonic Germ Cell, misalkan sel germinal primodial dari janin 5-9
minggu.
38
4) Sel Punca Fetal adalah sel primitif yang dapat ditemukan pada organ-organ
fetus (janin) seperti sel punca hematopoietik fetal dan progenitor kelenjar pankreas.
Fetus yang dapat diperoleh dari klinik aborsi. Misalkan Otak Janin.
5) Stem cell darah tali pusat yaitu stem cell yang diambil dari darah plasenta
dan tali pusat segera setelah bayi lahir. Stem cells dari darah tali pusat merupakan
jenis hematopoetic stem cells.
6) Adult stem cell yaitu mempunyai sifat plastis artinya selain berdifferensiasi
menjadi sel yang sesuai dengan jaringan asalnya adult stem cells juga dapat
berdifferensiasi menjadi sel Jaringan lain pada dewasa seperti pada susunan saraf
pusat, adiposa, otot rangka, pankreas, misalnya neural stem cells dapat berubah
menjadi sel darah, stromal stem cell dari sumsum tulang dapat berubah menjadi sel
otot jantung dan sebagainya.
Cara mengambil adult stemcells yaitu mengambil sel atau jaringan dari tubuh
orang dewasa, anak-anak, hewan, dan tali pusat. Beberapa adult stemcells yang sering
digunakan dalam stem cell research dan pengobatan adalah haemapoetic stem cells
(stem cells darah) yang umumnya didapatkan dari sumsum tulang belakang (bone
marrow) dan neuronal stem cells yang diambil dari bagian otak manusia.
Pengambilan adult stemcells tidak harus merusak atau membunuh donor karena
hanya sebagian kecil jaringan saja yang diambil. Stem cell juga diambil dari orang
yang sudah meninggal.
Secara filosofis, sesungguhnya penggunaan sel punca/ stem cell sangat
bermanfaat dalam dunia medis. Penerapan sel punca embrionik merupakan hal yang
dianggap kontroversial. Hal ini yang seharusnya ditegaskan dalam bentuk regulasi
yang jelas.
39
6.2 Konsep Yuridis Kepastian Hukum Sel Punca Embrionik.
Pengaturan sel punca di Indonesia terdapat dalam pasal 64 dan 70 UU No. 36
Tahun 2009 Tentang Kesehatan:
Pasal 64, (1) Penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan dapat dilakukan
melalui transplantasi organ dan/atau jaringan tubuh, implan obat dan/atau alat kesehatan,
bedah plastik dan rekonstruksi,serta penggunaan sel punca. (2) Transplantasi organ
dan/atau jaringan tubuh sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukanhanya untuk
tujuan kemanusiaan dan dilarang untuk dikomersialkan. (3) Organ dan/atau jaringan
tubuh dilarang diperjualbelikan dengan dalih apapun.
Pasal 70: Ayat (1) Penggunaan sel punca hanya dapat dilakukan untuk tujuan
penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan, serta dilarang digunakan untuk tujuan
reproduksi. (2) Sel punca sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak boleh berasal dari
sel punca embrionik. (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai penggunaan sel punca
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dan ayat (2) diatur dengan Peraturan Menteri.
Selanjutnya juga diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No. 833/MENKES/PER/IX/2009 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan Sel Punca, lebih
lanjut diatur juga dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
834/MENKES/SK/IX/2009 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Medis Sel
Punca dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 48 Tahun 2012Tentang
Penyelenggaraan Bank Sel Punca Darah Tali Pusat.
Pada dasarnya penggunaan sel punca hanya dapat dilakukan untuk tujuan
penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan serta dilarang digunakan untuk tujuan
reproduksi.Selain itu sel punca tidak boleh berasal dari sel punca embrionik. Keputusan
Menteri Kesehatan Nomor 834 Tahun 2009 di pengertian pelayanan sel punca huruf B
yang mengatur tentang falsafah poin 5 yaitu reproductive stem cell atau sel punca
reproduksi , “sel punca embrionik pluripotent dan totipotent dilarang dengan alasan
mengganggu martabat manusia”,(menurut peneliti dalam konteks inilah adanya
kekaburan norma karena hal tersebut ditempatkan pada ranah falsafah). Embrionic stem
cell adalah stem cell yang didapat dari embrio yang sudah dibuahi. Ketika embrio
berumur antara tiga sampai lima hari, ia mengandung stem cell, yang sibuk bekerja untuk
menciptakan berbagai organ dan jaringan yang akan membentuk janin, fakta uji klinis
bahwa sel punca embrionik dapat memberikan manfaat yang luar biasa dalam dunia
kesehatan modern. Aspek kepastian hukum dalam konteks ini sangat diperlukan untuk
mencegah terjadinya komersialisasi atau penggunaan sel punca embrionik secara illegal.
40
Konsep yang ditawarkan dalam penelitian ini adalah, pemerintah yang dalam hal
ini sebagai perumus kebijakan mereformulasi kembali peraturan yang ada dengan
memberikan kepastian secara tegas apakah penggunaan sel punca embrionik dapat
diterapkan di Indonesia. Terkhusus pada ketentuan Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor 834 Tahun 2009 di pengertian pelayanan sel punca huruf B yang mengatur
tentang falsafah poin 5 yaitu reproductive stem cell atau sel punca reproduksi , “sel
punca embrionik pluripotent dan totipotent dilarang dengan alasan mengganggu martabat
manusia”. Merujuk pada tujuan hukum yang sejatinya hukum itu mewujudkan keadilan,
kepastian dan kemanfaatan, KepMenKes tersebut diatas dirasa kurang tegas terkait
penerapan sel punca embrionik di Indonesia. Hal ini mencegah terjadinya
penyalahgunaan sel punca embrionik ecara illegal.
6.3 Konsep sosiologis sel punca embrionik apabila dilakukan di Indonesia.
Stem cell menurut prinsip:
1. Otonomi
Otonomi berasal dari bahasa latin, yaitu autos, yang berarti sendiri dan nomos berarti
aturan. Sedangkan otonomi sendiri berarti kemampuan untuk menentukan sendiri atau
mengatur diri sendiri. Perawat harus menanyakan pada pasien apakah ingin
mengguanakan pengobatan stem cell untuk mengobati penyakitnya.
2. Beneficience
Beneficience merupakan prinsip untuk melakukan yang baik dan tidak merugikan orang
lain. Perawat harus mengikuti keinginan pasien dan tidak menentang keyakinan pasien
untuk menggunakan pengobatan stem cell.
3. Justice
Keadilan merupakan prinsip moral berlaku adil untuk semua individu. Tindakan yang
sama namun tidak harus identik tetapi dalam hal ini persamaan berarti mempunyai
kontribusi yang relatif sama untuk kebaikan kehidupan seseorang. Perawat harus berlaku
adil terhadap pasien maksud dari berlaku adil adalah mengobati dan merawat sesuai
dengan penyakit yang di derita pasien.
4. Non-maleficience
Non-maleficience berarti tidak melukai atau tidak menimbulkan bahaya atau cedera bagi
orang lain. Perawat harus mengobati dan merawat pasien sesuai prosedur yang ada. Jika
stem cell merugikan pasien maka pengobatan stem cell tidak perlu dilakukan.
5. Moral Right
41
Stem cell bertentangan dengan paham masyarakat karena berasal dari embrio dan tali
pusat bayi yang di dapat dari korban aborsi.
6. Nilai dan Norma Masyarakat
Stem cell berguna bagi pengobatan namun sumbernya melanggar norma masyarakat
karena dari korban aborsi, sedangkan aborsi dilarang oleh agama karena membunuh
cabang bayi yang tidak berdosa.
Stem cell menurut pendekatan agama:
Penggunaan embryonic stem cells lebih dekat dengan hukum menggugurkan
kandungan yang diharamkan menurut Fatwa (MUI). Namun ada pengecualiannya yaitu
memperbolehkan menggugurkan kandungan apabila kandungan tersebut membahayakan
si ibu atau membawa penyakit menular yang berbahaya. Karena pengguguran kandungan
untuk tujuan riset (stem cell research) sangatlah berbeda dengan pengguguran kandungan
dengan alasan kesehatan, stemcell research dengan menggunakan embryonic stemcell
dari hasil menggugurkan kandungan, hukum tersebut akan menimbulkan perdebatan
antara kubu yang pro dan kontra stemcell research.
Pemanfaatan janin yang mengalami keguguran atau janin sisa hasil pembuahan
bayi tabung untuk kepentingan stemcell research mungkin tidak bertentangan dengan
ajaran agama. Janin tersebut lebih berguna daripada dibuang secara sia-sia. Khusus bayi
tabung, diperbolehkan asal sel telur dan sperma untuk membuat bayi tersebut adalah dari
kedua orang tua yang sah menurut hukum Islam, sehingga janin sisa tersebut dapat
digunakan untuk kepentingan stemcell research.
Pembuatan stem cells melalui SCNT (kloning) menimbulkan perdebatan. Selama
ini belum ada fatwa ataupun hukum fiqih yang mengatur mengenai kloning tersebut.
Fatwa mengharamkan kloning karna proses tersebut tidak melalui hukum Islam
(misalnya perkawinan) dan ikut campurnya pihak ketiga dalam proses reproduksi
tersebut. Namun, kloning untuk keperluan stemcell research mungkin berbeda dengan
kloning untuk mendapatkan keturunan yang dalam hukum Islam harus melalui ikatan
perkawinan. Dalam Islam niat menentukan baik buruknya stemcell research. Apabila
stemcell research digunakan untuk membantu umat manusia, misalnya menyembuhkan
manusia dari berbagai penyakit, maka kegiatan tersebut adalah sangat baik. Sebaliknya,
apabila digunakan untuk kejahatan (misalnya menciptakan monster yang mengganggu
42
umat manusia), maka kegiatan tersebut sangat berlawanan dengan ajaran Islam dan wajib
untuk ditentang.
43
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 KESIMPULAN
1. Penelitian serta penerapan mengunakan sel punca/stemcell khususnya embrionik di
Indonesia merupakan metode terbaru dalam bidang kedokteran dan biologi yang pada dasarnya
dilakukan untuk menemukan solusi terbaik dalam mengobati berbagai penyakit yang sulit dicari
obatnya seperti leukimia, Alzheimer, diabetes, dan Parkinson. Namun karena penggunaan
stemcell menggunakan bagian dari manusia sebagai bahan dasarnya maka metode tersebut
menimbulkan pro kontra terutama dalam segi moral dan etika, maka seharusnya/preskriptif
hukum mengatur secara jelas dan tegas.
2. Aspek filosofis, yuridis dan sosiologis sel punca embrionik mengingat secara manfaat
sel punca embrionik memberikan kontribusi yang baik terhadap pemulihan kesehatan manusia,
maka seharusnya penerapan sel punca diberikan ruang dengan syarat secara ketat dalam bentuk
penormaan yang tegas. Karena penempatan pelarangan terkait penggunaan sel punca embrionik
dalam tataran falsafah dalam suatu peraturan, secara konten yuridis tidak dapat memberikan
kepastian hukum secara tegas.
7.2 SARAN
1. Karena secara penelitian sel punca terkhusus embrionik memberikan kontribusi yang
baik bagi kehidupan manusia dalam aspek kesehatan, maka peneliti merekomendasikan untuk
mempertimbangkan secara bijak dalam penerapannya untuk memberikan kemanfaatan bagi
kehidupan manusia.
2. Pemerintah segera mereformulasi peraturan terkhusus pada ketentuan Keputusan
Menteri Kesehatan Nomor 834 Tahun 2009 di pengertian pelayanan sel punca huruf B yang
mengatur tentang falsafah poin 5 yaitu reproductive stem cell atau sel punca reproduksi , “sel
punca embrionik pluripotent dan totipotent dilarang dengan alasan mengganggu martabat
manusia”.
44
DAFTAR PUSTAKA
Angeles, V.T., Reijopera, R.A., 2007, Germ cell differentiation. In: Embryonic stem cells,
Springer.
Brooks, Geo.F, dkk.1996, Mikrobiologi Kedokteran Edisi 20., Jakarta.EGC.
Bertens, 2011, Etika Biomedis. Yogyakarta: Kanisius. Seri Filsafat Atma Jaya.
Citrawathi, Desak Made, dkk. 2001, Anatomi dan Fisiologi Manusia.Singaraja:Jurusan
Pendidikan Biologi Fakultas Pendidikan Matematika dan IlmuPengetahuan Alam,
Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Du, H., Taylor H.S., 2009, Stem cells and female reproduction, Reprod Sci, 16 (2).
Hadin Mudjad HM. dan Nunuk Nuswardani, 2012, Penelitian Hukum Indonesia Kontemporer,
Genta Publishing, Yogyakarta.
Johnny Ibrahim, 2006, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif, Bayu Publishing,
Malang, h. 26. (Selanjutnya disebut Johnny Ibrahim I).
Kalthoff, Klaus. 2001, Analysis of Biological Development. Evenue of TheAmericans: Mc Graw
Hill Higher Education.
Klun, I.V., Stimpfel, M., Skutella, T., 2012, Stem cells in adult human ovaries: from female
fertility to ovarian cancer, Current pharmaceutical design.
Lo, B., & L. Parham, 2009, Ethical Issues in Stem Cell Research. Endocrine reviews.
Lowe, B. (2010). IVF Programme Handbook. Greenlane Clinical Centre: Road West.
McLaren, A. , 2001, Ethical and social considerations of stem cell research. Nature. 414: h.
129- 131.
Murnaghan, I. (22 Agustus 2010): Replacing animal test with stem cells. About Animal Testing.,
dari http://www.aboutanimaltesting.c o.uk/replacing-animal-tests-withstem- cells.html.
Voyles, Bruce A, 2002, The Biology of Viruses Second Edition, New York: McGraw-Hill.
Riduan, 2004, Metode & Teknik Menyusun Tesis, Bina Cipta, Bandung.
Soerjono Soekanto, 1984, Pengantar Penelitian Hukum, UI Press, Jakarta, h. 42 (selanjutnya
disingkat Soerjono Soekanto I).
Peter Mahmud Marzuki, 2009, Penelitian Hukum, Kencana, Jakarta, h.35. (Selanjutnya disebut
Peter Mahmud Marzuki I).
45
Soerjono Soekanto, 1985, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, CV. Rajawali, h.
15. (Selanjutnya disingkat Soerjono Soekanto II). Lihat juga Bambang Sunggono, 1997,
Metodologi Penelitian Hukum, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, h. 83-103. Menurut
Bambang Sunggono bahwa penelitian hukum normatif adalah penelitian hukum yang
didasarkan atau hanya menelaah data sekunder (data kepustakaan).
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, 2006, Penelitian Hukum Normatif. Jakarta: Raja. Grafindo
Persada.
Peter Mahmud Marzuki, 2005, Penelitian Hukum, Prenada Media, Jakarta.
Parte, D., Bhartiya, J., Telang, S., 2011, Detection, characterization and spontaneous
differentiation in vitro of very small embryonic-like putative stemcells in adult
mammalian ovary. Stem Cells and Development, 20(8).
Wilmut, I., Beaujean, N., De Sousa P. A., 2002, Somatic cell nuclear transfer. Nature, h. 419,
583-6.
https://etikaterapan.wordpress.com/2016/06/02/stem-cell-dalam-perspektif-etika-biomedis/,
diakses pada 2-10-2017
http://m.viva.co.id/berita/fokus/852467-menunggu-keajaiban-sel-punca, diakses pada 7 Juli
2017.
http://www.regenic.co.id/ID/Informasi/Berita/articleType/ArticleView/articleId/4/Regulasi-dan-
Layanan-Terapi-Sel-Punca-Berbasis-Penelitian-di-Indonesia, diakses pada 7 Juli 2017.
http://www.muslimdaily.net/berita/sel-punca-embrionik-untuk-pengobatan-dilarang-agama.html,
diakses pada 7 Juli 2017.
https://worldmeister.wordpress.com/2011/05/27/euthanasia-dan-bioetika-kedokteran/, diakses
pada 7 Juli 2017.
https://etikaterapan.wordpress.com/2016/06/02/stem-cell-dalam-perspektif-etika-biomedis/,
diakses pada 12-10-2017.
https://www.dokter.id/berita/5-fakta-menarik-mengenai-sel-punca-stem-cells, diakses pada 12-
10-2017.
https://rahaj3n9.wordpress.com/2010/01/09/kontroversi-stemcell-sebagai-penemuan-baru-dalam-
dunia-kedokteran/, diakses pada 12-10-2017.
46
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
LOG BOOK PELAKSANAAN PENELITIAN 100%
47
LAPORAN KEUANGAN 100 %
“SEL PUNCA EMBRIONIK DALAM ASPEK YURIDIS DAN ETIKA BIOMEDIS”
I. Bahan/ Perangkat Penunjang
NO URAIAN BANYAK HARGA JUMLAH TANGGAL
1 Konsumsi Rapat pembahasan
rencana penelitian dan
pembagian tugas masing-
masing anggota tim peneliti
4 kotak 35.000,- 140.000,- 04-09-2017
2 Snack Rapat pembahasan
rencana penelitian dan
pembagian tugas masing-
masing anggota tim peneliti
4 kotak 15.000,- 60.000,- 04-09-2017
3 Konsumsi Rapat pembahasan
rencana penelitian dan
pembagian tugas masing-
masing anggota tim peneliti
4 kotak 35.000,- 140.000,- 05-09-2017
4 Snack Rapat pembahasan
rencana penelitian dan
pembagian tugas masing-
masing anggota tim peneliti
4 kotak 15.000,- 60.000,- 05-09-2017
5 Kertas HVS 70 Gr copy paper
A4
5 rim 43.000,- 215.000,- 05-09-2017
6 Map endek bali tipis 10 buah 30.000,- 300.000,- 05-09-2017
7 Ballpoin pilot Standard 14 buah 6.000,- 84.000,- 05-09-2017
8 Map Zipper Biru Benefit 10 buah 20.000,- 200.000,- 05-09-2017
9 Buku Block Note paperline A4 8 buah 8.000,- 64.000,- 05-09-2017
10 Flas Disk Toshiba 4 GB 2 buah 86.000,- 172.000,- 05-09-2017
11 Tinta canon 810 black 1 buah 290.000,- 290.000,- 05-09-2017
12 Tinta canon 811 warna 1 buah 370.000,- 370.000,- 05-09-2017
13 Foto Copy Bahan Hukum
Primer dan sekunder
2676 lbr 250,- 605.000,- 05-09-2017
14 Konsumsi rapat pembahasan
bahan-bahan hukum
4 kotak 35.000,- 140.000,- 08-09-2017
15 Snack rapat pembahasan
bahan-bahan hukum
4 kotak 15.000,- 60.000,- 08-09-2017
16 Konsumsi pembuatan isi
penelitian
4 kotak 35.000,- 140.000,- 11-09-2017
17 Snack pembuatan isi
penelitian
4 kotak 15.000,- 60.000,- 11-09-2017
18 Konsumsi pembuatan isi
penelitian
4 kotak 35.000,- 140.000,- 12-09-2017
19 Snack pembuatan isi 4 kotak 15.000,- 60.000,- 12-09-2017
48
penelitian
20 Konsumsi Rapat persiapan
Seminar I
4 kotak 35.000,- 140.000,- 13-09-2017
21 Snack rapat persiapan Seminar
I
4 kotak 15.000,- 60.000,- 13-09-2017
22 Ballpoin pilot X-6-X-7
Standard
100 buah 6.000,- 600.000,- 13-09-2017
23 Buku Block Note paperline A4
50S
100 buah 8.500,- 850.000,- 13-09-2017
24 Map Zipper Tali Fancy (6201)
A5 (SMS)
100 buah 11.000,- 1.100.000,- 13-09-2017
25 Konsumsi Pelaksanaan
Seminar I
100 kotak 35.000,- 3.500.000,- 14-09-2017
26 Snack Pelaksanaan Seminar I 100 kotak 15.000,- 1.500.000,- 14-09-2017
27 Konsumsi Rapat pembahasan
hasil Seminar I
4 kotak 35.000,- 140.000,- 15-09-2017
28 Snack Rapat pembahasan hasil
Seminar I
4 kotak 15.000,- 60.000,- 15-09-2017
29 Konsumsi Rapat persiapan
Seminar II
4 kotak 35.000,- 140.000,- 18-09-2017
30 Snack rapat persiapan Seminar
II
4 kotak 15.000,- 60.000,- 18-09-2017
31 Ballpoin pilot X-6-X-7
Standard
100 buah 6.000,- 600.000,- 18-09-2017
32 Buku Block Note paperline A4
50S
100 buah 8.500,- 850.000,- 18-09-2017
33 Map Zipper Tali Fancy (6201)
A5 (SMS)
100 buah 11.000,- 1.100.000,- 18-09-2017
34 Konsumsi Pelaksanaan
Seminar II
100 kotak 35.000,- 3.500.000,- 19-09-2017
35 Snack Pelaksanaan Seminar II 100 kotak 15.000,- 1.500.000,- 19-09-2017
36 Konsumsi Rapat pembahasan
hasil Seminar II
4 kotak 35.000,- 140.000,- 20-09-2017
37 Snack Rapat pembahasan hasil
Seminar II
4 kotak 15.000,- 60.000,- 20-09-2017
38 Konsumsi Rapat pembahasan
hasil Seminar II
4 kotak 35.000,- 140.000,- 22-09-2017
39 Snack Rapat pembahasan hasil
Seminar II
4 kotak 15.000,- 60.000,- 22-09-2017
40 Konsumsi Rapat persiapan
Seminar III
4 kotak 35.000,- 140.000,- 25-09-2017
41 Snack rapat persiapan Seminar
III
4 kotak 15.000,- 60.000,- 25-09-2017
42 Ballpoin pilot X-6-X-7
Standard
100 buah 6.000,- 600.000,- 25-09-2017
43 Buku Block Note paperline A4 100 buah 8.500,- 850.000,- 25-09-2017
49
50S
44 Map Zipper Tali Fancy (6201)
A5 (SMS)
100 buah 11.000,- 1.100.000,- 25-09-2017
45 Konsumsi Pelaksanaan
Seminar III
100 kotak 35.000,- 3.500.000,- 26-09-2017
46 Snack Pelaksanaan Seminar III 100 kotak 15.000,- 1.500.000,- 26-09-2017
47 Konsumsi Rapat
penyempurnaan isi penelitian
4 kotak 35.000,- 140.000,- 27-09-2017
48 Snack Rapat penyempurnaan
isi penelitian
4 kotak 15.000,- 60.000,- 27-09-2017
49 Konsumsi rapat pembuatan
laporan kemajuan 70%
penelitian
4 kotak 35.000,- 140.000,- 28-09-2017
50 Snack rapat pembuatan laporan
kemajuan 70% penelitian
4 kotak 15.000,- 60.000,- 28-09-2017
51 Konsumsi rapat pembuatan
laporan kemajuan 70%
penelitian
4 kotak 35.000,- 140.000,- 29-09-2017
52 Snack rapat pembuatan laporan
kemajuan 70% penelitian
4 kotak 15.000,- 60.000,- 29-09-2017
53 Foto copy laporan kemajuan
70% penelitian
400 lbr 250,- 100.000,- 29-09-2017
54 Jilid laporan kemajuan 70%
penelitian
10 15.000,- 150.000,- 29-09-2017
55 Konsumsi Rapat
penyempurnaan isi penelitian
4 kotak 35.000,- 140.000,- 02-10-2017
57 Snack Rapat penyempurnaan
isi penelitian
4 kotak 15.000,- 60.000,- 02-10-2017
58 Konsumsi Rapat
penyempurnaan isi penelitian
4 kotak 35.000,- 140.000,- 03-10-2017
59 Snack Rapat penyempurnaan
isi penelitian
4 kotak 15.000,- 60.000,- 03-10-2017
60 Konsumsi Rapat
penyempurnaan isi penelitian
4 kotak 35.000,- 140.000,- 04-10-2017
61 Snack Rapat penyempurnaan
isi penelitian
4 kotak 15.000,- 60.000,- 04-10-2017
62 Konsumsi Rapat
penyempurnaan isi penelitian
4 kotak 35.000,- 140.000,- 05-10-2017
63 Snack Rapat penyempurnaan
isi penelitian
4 kotak 15.000,- 60.000,- 05-10-2017
64 Konsumsi Rapat
penyempurnaan isi penelitian
4 kotak 35.000,- 140.000,- 06-10-2017
65 Snack Rapat penyempurnaan
isi penelitian
4 kotak 15.000,- 60.000,- 06-10-2017
66 Konsumsi Rapat 4 kotak 35.000,- 140.000,- 09-10-2017
50
penyempurnaan isi penelitian
67 Snack Rapat penyempurnaan
isi penelitian
4 kotak 15.000,- 60.000,- 09-10-2017
68 Konsumsi Rapat
penyempurnaan isi penelitian
4 kotak 35.000,- 140.000,- 10-10-2017
69 Snack Rapat penyempurnaan
isi penelitian
4 kotak 15.000,- 60.000,- 10-10-2017
70 Konsumsi Rapat
penyempurnaan isi penelitian
4 kotak 35.000,- 140.000,- 12-10-2017
71 Snack Rapat penyempurnaan
isi penelitian
4 kotak 15.000,- 60.000,- 12-10-2017
72 Konsumsi Rapat persiapan
seminar IV
4 kotak 35.000,- 140.000,- 13-10-2017
73 Snack Rapat persiapan seminar
IV
4 kotak 15.000,- 60.000,- 13-10-2017
74 Ballpoin pilot X-6-X-7
Standard
100 buah 6.000,- 600.000,- 13-10-2017
75 Buku Block Note paperline A4
50S
100 buah 8.500,- 850.000,- 13-10-2017
76 Map Zipper Tali Fancy (6201)
A5 (SMS)
100 buah 11.000,- 1.100.000,- 13-10-2017
77 Konsumsi Pelaksanaan
Seminar IV
100 kotak 35.000,- 3.500.000,- 16-10-2017
78 Snack Pelaksanaan Seminar IV 100 kotak 15.000,- 1.500.000,- 16-10-2017
79 Konsumsi Rapat
penyempurnaan isi penelitian
4 kotak 35.000,- 140.000,- 17-10-2017
80 Snack Rapat penyempurnaan
isi penelitian
4 kotak 15.000,- 60.000,- 17-10-2017
81 Konsumsi Rapat
penyempurnaan isi penelitian
4 kotak 35.000,- 140.000,- 19-10-2017
82 Snack Rapat penyempurnaan
isi penelitian
4 kotak 15.000,- 60.000,- 19-10-2017
83 Konsumsi Rapat
penyempurnaan isi penelitian
4 kotak 35.000,- 140.000,- 20-10-2017
84 Snack Rapat penyempurnaan
isi penelitian
4 kotak 15.000,- 60.000,- 20-10-2017
85 Konsumsi Rapat
penyempurnaan isi penelitian
4 kotak 35.000,- 140.000,- 23-10-2017
86 Snack Rapat penyempurnaan
isi penelitian
4 kotak 15.000,- 60.000,- 23-10-2017
87 Konsumsi Rapat
penyempurnaan isi penelitian
4 kotak 35.000,- 140.000,- 24-10-2017
88 Snack Rapat penyempurnaan
isi penelitian
4 kotak 15.000,- 60.000,- 24-10-2017
89 Konsumsi Rapat
penyempurnaan isi penelitian
4 kotak 35.000,- 140.000,- 25-10-2017
51
90 Snack Rapat penyempurnaan
isi penelitian
4 kotak 15.000,- 60.000,- 25-10-2017
91 Konsumsi Rapat
penyempurnaan isi penelitian
4 kotak 35.000,- 140.000,- 26-10-2017
92 Snack Rapat penyempurnaan
isi penelitian
4 kotak 15.000,- 60.000,- 26-10-2017
93 Konsumsi Rapat pembuatan
laporan akhir
4 kotak 35.000,- 140.000,- 27-10-2017
94 Snack Rapat pembuatan
laporan akhir
4 kotak 15.000,- 60.000,- 27-10-2017
95 Konsumsi Rapat pembuatan
laporan akhir
4 kotak 35.000,- 140.000,- 30-10-2017
96 Snack Rapat pembuatan
laporan akhir
4 kotak 15.000,- 60.000,- 30-10-2017
97 Foto copy laporan 100%
penelitian
2.200 lbr 250,- 700.000,- 30-10-2017
98 Jilid laporan 100% penelitian 10 15.000,- 150.000,- 30-10-2017
Jumlah 40.000.000,-
Denpasar, 30-10-2017
Ketua Pelaksana
(I Nyoman Bagiastra, SH., MH)
NIP. 19790719 200112 2 002
52
LAMPIRAN 2
SUSUNAN ORGANISASI TIM PENELITI DAN PEMBAGIAN TUGAS
No
.
Nama/NIDN Instansi
Asal
Bidang
Ilmu
Alokasi
Waktu
(jam/
minggu)
Uraian Tugas
1. I Nyoman Bagiastra.,
SH., MH/ 0002107805
Fakultas
Hukum
Universitas
Udayana
Ilmu
Hukum
10 - Membuat
konsep
(ide/gagasan)
- Merumuskan
judul penelitian
- Merumuskan
permasalahan
- Menentukan
metode
penelitian
- Penyusunan
laporan
2. Ni Made Ari Yuliartini
Griadhi., SH., MH/
0019077901
Fakultas
Hukum
Universitas
Udayana
Ilmu
Hukum
10 - Menyusun
proposal
penelitian
- Mencari data
pendahuluan
- Mengkaji dan
menganalisis
data
- Penyusunan
laporan
- Penyelenggara
FGD
3. Mahasiswa yang
dilibatkan
Fakultas
Hukum
Universitas
Udayana
Ilmu
Hukum
10 - Mencari data
pendahuluan
- Menangani
urusan
administrasi
- Penyusunan
laporan
- Penyelenggara
FGD
53
54
LAMPIRAN 3
BIODATA KETUA DAN ANGGOTA TIM PENELITI
CURRICULUM VITAE
IDENTITAS DIRI
Nama : I Nyoman Bagiastra, SH., MH.
NIP/NIK : 19781002 200604 1 003
Tempat dan Tanggal Lahir : Buleleng, 2 Oktober 1978
Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan
Status Perkawinan : Kawin Belum Kawin Duda/Janda
Agama : Hindu
Golongan/Pangkat : III b/ Penata Muda Tingkat 1
Jabatan Fungsional Akademik : Lektor
Perguruan Tinggi : Fakultas Hukum Universitas Udayana Bali
Alamat : Jln. Pulau Bali No.1 Denpasar 80114
Tlp/Fax : (0361) 222666/ Fax. 234888
Alamat Rumah : Jl. Saridana C Kav I no: 8, Br Umasari Ubung Kaja Denpasar
Tlp./Fax/HP : 081945751888
Alamat e-mail : [email protected]
Orang Tua : Ayah,
Nama : Prof.Dr. I Made Rideng,.M.Ed.(Alm)
Pekerjaan : Pensiunan PNS(Dosen)
Tempat Tanggal Lahir : Tabanan,24 Agustus1941
Alamat :Jl. Sahadewa No.3 Singaraja Bali
Ibu,
Nama : Ni Made Puspareni.,SPd.
Pekerjaan : Pensiunan PNS(Guru)
Tempat Tanggal Lahir : Singaraja, 29Februari 1944
Alamat : Jl. Sahadewa No. 3 Singaraja Bali
55
RIWAYAT PENDIDIKAN
Tahun Lulus Jenjang Perguruan Tinggi Jurusan/ Bidang Studi
1991 SD SD LABORATORIUM
Singaraja
-
1994 SMP SMP Negeri 1 Singaraja -
1997 SMA SMA Negeri 1 Singaraja IPA
2003 S1 Universitas Udayana Ilmu Hukum
2010 S2 Universitas Brawijaya HukumEkonomi
PELATIHAN PROFESIONAL/SEMINAR
Tahu
n
Pelatihan Penyelenggara
2008 TOEFL Course Lab BahsaUnud
2008 General English Course IALF Bali Language Centre
2008 PelatihanMetodologiPenelitian LembagaPenelitianUniversitasUdayana, denpasar
2010 Workshop Comperative Private
Law
FakultasHukum UNUD dan Maastricht
University
2010 Workshop Development Of The
Renewed S1 Curriculum And
The New S2 Programme Faculty
Faculty of law udayana university dan Maastricht
university
2010 Workshop FakultasHukumUnivesitasUdayana
“Legal Reasoning, Legal
Research, Legal Writing And
Publication
“Faculty Of Law Udayana University And
Maastricht University
Workshop International Business
And Contract Law
FakultasHukum UNUD danMaartricht
University
2010 Training In E-Learningn For
Academic And Library Staff
UniversitasUdayana
2010 PelatihanBimbinganKonselingda
lamUpayameningkatkanperan
Faculty of Law Udayana University and
Maastricht University
56
PA
2010 Legal Research of Faculty of
Law Udayana University
Academic Staff
Faculty of Law Udayana University and
Maastricht University
2011 Pbl Training Skill For Academic
Staff Faculty Of Law Udayana
University
Faculty Of Law Udayana University And
Maastricht University
2011 Training General English,
English For Academic Purpose
Faculty Of Law Udayana University And
Maastricht University
2011 Training In E- Learning For
Academic And Library Staff
Faculty Of Law
FakultasHukumUniversitasUdayana
2011 Reporting And Discussion Of
The Result Of Research Project
Corporation Between Faculty Of Law Maastricht
University The Netherland And Faculty Of Law
udayana university
2011 Workshop
PedomanPenulisSkripsi
FakultasHukumUniversitasUdayana Di
DukungOleh NPT Project NUFFIC
2011 LokakaryaPenyusunan Paying
Dan Bank Proposal Penelitian
Dan PengabdianMasyarakat
FakultasHukum UNUD
PENGALAMAN MENGAJAR
Tahun ... s/d ... Mata Kuliah Jenjan
g
Institusi/Jurusan/Program
2007– sekarang PengantarIlmuHukum S1
Fakultas Hukum Universitas
Udayana
2007 - sekarang
PengantarFilsafat Hukum
S1
Fakultas Hukum Universitas
Udayana
57
2010 - sekarang PHI S1
Fakultas Hukum Universitas
Udayana
2010 – sekarang Penalaran dan Argumentasi
Hukum S1
Fakultas Hukum Universitas
Udayana
2016-sekarang Pendidikan
Kewarganegaraan S1
Fakultas Hukum Universitas
Udayana
PENGALAMAN JABATAN
TAHUN JABATAN INSTITUSI
2007-Sekarang
SekretarisBagianDasar-
DasarIlmuHukum
FakultasHukumUniversitaUdayana
PENGALAMAN MEMBIMBING MAHASISWA
Tahun Pembimbingan/Pembinaan
2012 Pembimbing Praktek Kemahiran dan Ketrampilan Hukum (PKKH)
Fakultas Hukum Universitas Udayana
2010-sekarang Pembimbing Akademik
2012 PembinaankepadaMahasiswadalammembuat Proposal Kegiatan di
FakultasHukumUnud
PENGALAMAN PEMBICARA
TAHU
N SEBAGAI KEGIATAN
2010
2011
2015
PembicaraSeminar
SebagaiPembicaraKerjasam
a FH UNUD dengan Charles
2010 Mengenai“HukumKepariwisataan”
2011PembicaraPelatihanKeterampilanManajemen
Mahasiswa
2015 SebagaiPemakalahdenganjudul State
58
Darwin University
Obligations On The Rights Of Persons With
Disabilities With Regards To The Enjoyment
Of Pedestrian Access In Tourist Destinations
A Comparative Study Between Indonesia and
Australia
BUKU / JURNAL TERPUBLIKASI
TAHUN JUDUL PENERBIT
2011 Kebebasan Pers
Berekspresi Dalam
Persperktif Jurnal
Konstitusi
Vol.IV
2017 Arrangement Urgency of
Medical Tourism
Implementation at Bali
Mandara Hospital
Jurnal Internasional tidak Bereputasi
International Journal of Social Sciences
and Management ( Nepal)
PENGALAMAN PENELITIAN
Tahun Judul Penelitian Jabatan Sumber
Dana
2012 Partsisipasi Perempuan Dalam Badan Permusyawaratan
Desa di Kot Denpasar
Anggota Dana Dipa
Fakultas
2013 PenanggulanganTerorismeBerbasisPotensiMasyarakatAdat
Di Daerah PariwisataKuta
Anggota Dipa
Dosen
Muda
2014 Kajian Pemetaan Daerah Rawan Bencana Sosial di
Denpasar, Badung, Klungkung, dan Jembrana Propinsi
Bali
Anggota
Dinas
Sosial
Provinsi
Bali
59
2015 Etika Profesi Hakim Dan Implementasinya Dalam
Penegakan Hukum Di Indonesia
Ketua Dipa FH
UNUD
2016 Pengaturan Edutourism Menuju Sustainable
Tourism Di Bali
Anggota HUU
PNBP
UNUD
2016 Kekuatan Mengikat Secara Yuridis Tentang Harga Dan
Mekanisme Penerapan Kantong Plastik BerbayarDalam
Surat Edaran Kementerian Lingkungan Hidup Dan
Kehutanan (KLHK) Kepada Kepala Daerah Melalui Surat
Nomor S.1230/Pslb3-Ps/2016 Tertanggal 17 Februari
2016.
Ketua HUPS
POK FH
UNUD
2016 Urgensi Pengaturan Perlindungan Kekerasan Seksual
Terhadap Wanita Dalam Perspektif Hak Asasi Manusia
anggota HUPS
POK FH
UNUD
PESERTA KONFERENSI/SEMINAR/LOKAKARYA/SIMPOSIUM
Tahun Judul Kegiatan Penyelenggara
2014
2014
2014
Seminar Nasional Pelayanan Publik Sebagai
Penjabaran asas Negara Kesejahteraan
Berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia
Kuliah Umum Dubes Gede Ngurah Swajaya,
HLTF Indonesia For Strengthening ASEAN
“ Gagasan Pembentukan Masyarakat
Ekonomi ASEAN Dari Perspektif
Kepentingan Indonesia”
Kuliah Umum Ketua MPR RI “ MPR
Sebagai Organ Negara Pemersatu Bangsa”
Fakultas Hukum Universitas
Udayana Bekerjasama dengan
Kemen PAN
Fakultas Hukum UNUD
Fakultas HUKUM UNUD
KEGIATAN PROFESIONAL/PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
Tahun Kegiatan
60
2012 Sosialisasi UU KDRT Bagi Perlindungan Perempuan di Ikatan Wanita
Bank Daerah Bali
2013 Sosialisasi UU No. 23 th 2004
TentagPenghapusanKekerasanDalamRumahTangga di
DesaSumertaKauhKecamatanDentim, Denpasar
2014 Pengenalan Hukum Usia Dini di SD No. 2 Desa Selanbawak Kecamatan
Marga Kabupaten Tabanan
2015 MelakukanPengabdianSosialisasiBahayaPenyalahgunaanNarkoba di
BalaiDesaAdat PAU, DesaTihingan, Banjarangkan, Klungkung
2016 Sosialisasi Surat Edaran Klhk Kepada Kepala Daerah Melalui Surat No.
S.1230/Pslb3-Ps/2016 Tertanggal 17 Februari 2016 Tentang Harga Dan
Mekanisme Penerapan Kantong Plastik Berbayar Di Kota Denpasar (di
danai oleh PNBP UNUD).
2016 Sosialisasi Ketentuan Hak Cipta Berkaitan Dengan Pembayaran Royalti
Atas Pemanfaatan Ciptaan Lagu Secara Komersial Pada RestoranCafe di
Daerah Pariwisata Jimbaran Bali.
PENGHARGAAN
Lulusan Terbaik dari Fakultas Hukum pada Wisuda Periode I Universitas Brawijaya Malang
Tahun2010-2011.
61
62
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap (dengan gelar)
Ni Made Ari Yuliartini Griadhi, SH.,
MH. P
2. Jabatan Fungsional Lektor
3. Jabatan Struktural -
4. NIP/NIK/No.Identitas lainnya 19790719 200112 2 002
5. NIDN 0019077901
6. Tempat dan Tanggal Lahir Denpasar, 19 Juli 1979
7. Alamat Rumah
Jalan Antasura Gang Cemara No.1
Denpasar
8. Nomor Telepon/Faks /HP (0361) 421103/081999759797
9. Alamat Kantor Jalan Pulau Bali No.1 Denpasar
10. Nomor Telepon/Faks (0361) 222666
11. Alamat e-mail [email protected]
12. Lulusan yang telah dihasilkan
13. Mata Kuliah yg diampu 1. Hukum dan Hak Asasi Manusia
2. Hukum dan Kebijakan Publik
3. Hukum Perundang-undangan
4. Hukum Peradilan konstitusi
5. Hukum Pemilihan Umum
B. Riwayat Pendidikan
Program S-1 S-2 S-3
Nama Perguruan Tinggi Universitas
Udayana
Universitas
Udayana
Bidang Ilmu Ilmu Hukum IlmuHukum
Tahun Masuk 1997 2001
Tahun Lulus 2001 2005
Judul Skripsi/Thesis/Disertasi Existensi MPR
sebagai Pelaksana
Kedaulatan Rakyat
Pengaturan
Kearifan Lokal
dalam pengelolaan
Lingkungan Hidup
di Bali
Nama Pembimbing/Promotor - Prof.Dr. I Dewa
Gede Atmadja,
SH., MS.
- Gede Marhaendra
Wijaatmaja, SH.,
M.Hum.
- Prof. Dr. I
Nyoman Sirtha,
SH., MS
- I Made Arya
Utama, SH., MH.
C. Pengalaman Penelitian dalam 2 Tahun Terakhir
(Bukan Skripsi, Tesis, maupun Disertasi)
63
No. Tahun Judul Penelitian Pendanaan
Sumber *) Jml (Juta Rp.)
1 2014 Status Keperdataan Anak di Luar Nikah
Pasca Putusan Mahkamah Konstitusi
DIPA 10.000.000,-
2 2014 Tingkat Pemahaman Amandemen UUD
1945 di SD No. 8 Dauh Puri Denpasar
DIPA 4.000.000,-
3 2015 Kontribusi Desa Pakraman di Bali
dalam Penanggulangan Kemiskinan
Pemda Prov.
Bali
100.000.000,-
4 2015 Karakter Bentuk dan Isi Pengaturan
Tentang Struktur Organisasi Dan Tata
Kerja Pemerintah Desa (Studi di
Kabupaten Badung dan Kota Denpasar )
Hibah
Unggulan
Program Studi
25.000.000,-
5 2015 Analisis Yuridis Terhadap Perda
Kabupaten Badung No.1 Tahun 2008
Mengenai Penanggulangan HIV/Dan
AIDS
Hibah
Penelitian
Dosen Muda
9.000.000,-
6 2016 Kekuatan Mengikat Secara Yuridis
Tentang Harga Dan Mekanisme
Penerapan Kantong Plastik
BerbayarDalam Surat Edaran
Kementerian Lingkungan Hidup Dan
Kehutanan (KLHK) Kepada Kepala
Daerah Melalui Surat Nomor
S.1230/Pslb3-Ps/2016 Tertanggal 17
Februari 2016.
HUPS POK FH
UNUD
22.293.000,-
7 2016 Urgensi Pengaturan Perlindungan
Kekerasan Seksual Terhadap Wanita
Dalam Perspektif Hak Asasi Manusia
HUPS POK FH
UNUD
22.293.000,-
C. Pengalaman Pengabdian dalam 2 Tahun Terakhir
No. Tahun Judul Penelitian Pendanaan
Sumber *) Jml (Juta Rp.)
64
1. 2014 Pembinaan Tata Cara Penanganan
Konflik Adat Bagi Prajuru di Desa
Pakraman Penestan, Kecamatan Ubud,
Kabupaten Gianyar
BOPTN 5.000.000,-
2 2015 Pembinaan Pembuatan Perarem Tentang
Pengusaha Pendatang di Desa Pakraman
Padangtegal Ubud
Mandiri -
3 2016 Sosialisasi Surat Edaran Klhk Kepada
Kepala Daerah Melalui Surat No.
S.1230/Pslb3-Ps/2016 Tertanggal 17
Februari 2016 Tentang Harga Dan
Mekanisme Penerapan Kantong Plastik
Berbayar Di Kota Denpasar (di danai
oleh PNBP UNUD).
PNBP UNUD 10.000.000,-
65
66
LAMPIRAN 4
SURAT PERNYATAAN PERSONALIA PENELITIAN
1. Nama Lengkap :I Nyoman Bagiastra, SH.,MH
NIP/NIDN :197810022006041003/ 0002107805
Fakultas/P.S. : Hukum/Ilmu Hukum
Status Dalam Penelitian : Ketua/Anggota
2. Nama Lengkap : Ni Made Ari Yuliartini Griadhi., SH., MH
NIP/NIDN : 0019077901
Fakultas/P.S. : Hukum/Ilmu Hukum
Status Dalam Penelitian :Ketua/ Anggota
Menyatakan bahwa kami secara bersama-sama telah menyusun laporan akhir penelitian
Unggulan Udayana yang berjudul ”SEL PUNCA EMBRIONIK DALAM ASPEK
YURIDIS DAN ETIKA BIOMEDIS” dengan jumlah usulan dana sebesar
Rp.40.000.000,-( empat puluh juta rupuah). Kami secara bersama-sama bertanggung jawab
terhadap pelaksanaan penelitian ini sesuai dengan persyaratan yang dituangkan dalam Surat
Perjanjian Pelaksanaan Penelitian.
Demikian Surat Pernyataan ini kami buat dan ditandatangani bersama sehingga dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya.
Bukit Jimbaran, 18 November 2017
I Nyoman Bagiastra, SH.,MH Ni Made Ari Yuliartini Griadhi., SH., MH