laporan akhir ipteks bagi desa mitra...

51
LAPORAN AKHIR IPTEKS BAGI DESA MITRA (IbDM) IbDM GUNA MEWUJUDKAN DESA MANDIRI HERBAL BERBASIS MASYARAKAT YANG BERKELANJUTAN DI DESA GROWONG, KECAMATAN TEMPURAN, KABUPATEN MAGELANG Oleh: 1. Ketua Oesman Raliby, S.T., M.Eng NIDN. 0603046801 2. Anggota Prasojo Pribadi, M.Sc., Apt NIDN. 0607038304 3. Anggota Siti Nurul Iftitah, S.P., M.P NIDN. 0001018017 4. Anggota Bagiyo Condro Purnomo, S.T., M.Eng NIDN. 0617017605 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN MAGELANG

Upload: others

Post on 11-May-2021

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN AKHIR IPTEKS BAGI DESA MITRA (IbDM)dosen.unimma.ac.id/public/document/pengabdian/75912... · 2018. 5. 1. · Gambar 1.1 Peta Wilayah Kabupaten Magelang 2013 ... Timur Kabupaten

LAPORAN AKHIR

IPTEKS BAGI DESA MITRA (IbDM)

IbDM GUNA MEWUJUDKAN DESA MANDIRI HERBAL

BERBASIS MASYARAKAT YANG BERKELANJUTAN

DI DESA GROWONG, KECAMATAN TEMPURAN, KABUPATEN MAGELANG

Oleh:

1. Ketua Oesman Raliby, S.T., M.Eng NIDN. 0603046801

2. Anggota Prasojo Pribadi, M.Sc., Apt NIDN. 0607038304

3. Anggota Siti Nurul Iftitah, S.P., M.P NIDN. 0001018017

4. Anggota Bagiyo Condro Purnomo, S.T., M.Eng NIDN. 0617017605

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN MAGELANG

Page 2: LAPORAN AKHIR IPTEKS BAGI DESA MITRA (IbDM)dosen.unimma.ac.id/public/document/pengabdian/75912... · 2018. 5. 1. · Gambar 1.1 Peta Wilayah Kabupaten Magelang 2013 ... Timur Kabupaten

i

Page 3: LAPORAN AKHIR IPTEKS BAGI DESA MITRA (IbDM)dosen.unimma.ac.id/public/document/pengabdian/75912... · 2018. 5. 1. · Gambar 1.1 Peta Wilayah Kabupaten Magelang 2013 ... Timur Kabupaten

ii

RINGKASAN

Growong merupakan salah satu desa di Kecamatan Tempuran, Kabupaten Magelang yang

menerapkan konsep agroforestry untuk meningkatkan pendapatan petani. Konsep agroforestry

merupakan sistem pertanian yang menggunakan satu prinsip yaitu menciptakan pengelolaan sumber daya

alam berbasis masyarakat yang berkelanjutan sebagai sistem kombinasi tanaman berbasis kayu. Desa Growong yang wilayahnya sebagian besar terdiri dari hutan yang ditumbuhi aneka pohon kayu seperti

jati, mahoni, pinus, kopi, cengkeh, durian, dan rambutan, selama 6 tahun terakhir ini masyarakat

dimotivasi untuk budidaya tanaman herbal di bawah tegakan pohon-pohon hutan tersebut. Karena hutan yang didominasi oleh tanaman kayu akan menciptakan kondisi iklim mikro yang spesifik, sehingga

tanaman herbal yang dikembangkan dapat tumbuh dengan subur. Di samping itu produk herbal

mempunyai nilai jual yang cukup tinggi, sehingga mampu meningkatkan pendapatan petani yang selama ini hanya tergantung pada hasil kayu-kayuan dari hutan.

Namun sampai saat ini, produksi herbal yang dihasilkan para petani belum optimal. Hal ini antara

lain disebabkan oleh keengganan petani untuk budidaya herbal sesuai dengan Good Agriculture Product

(GAP) sehingga produk yang dihasilkan kurang berkualitas dan kurang terserap oleh pasar terutama industri jamu. Sehubungan dengan hal tersebut maka telah dilakukan kegiatan pendampingan kepada

masyarakat yang bertujuan memotivasi para petani untuk mengoptimalkan budidaya herbal dengan sistem

agroforestry melalui peningkatan pemahaman tentang budidaya herbal sesuai dengan GAP, pengelolaan pasca panen dengan diversifikasi produk olahan pangan berbahan herbal, dan sebagainya.

Metode yang akan dipakai dalam pencapaian tujuan tersebut adalah model pemberdayaan

masyarakat partisipatif Participatory Rural Apraisal (PRA). Metode ini dipilih berdasarkan pertimbangan

bahwa yang mempunyai atau menghadapi masalah adalah mitra, oleh karena itu keterlibatan mitra dalam penentuan pemecahan masalah yang dihadapi dan penyelesaiannya sangat diperlukan. Metode tersebut

dibagi menjadi tiga tahap yaitu persiapan, pelaksanaan, penyusunan laporan, dan publikasi.

Kegiatan yang telah dilakukan dikelompokkan menjadi 3 bidang yaitu penguatan kelembagaan, peningkatan kualitas sumberdaya manusia, dan penerapan iptek. Penguatan kelembagaan melalui kegiatan

FGD dengan Pemerintah Daerah sebagai penentu kebijakan, pembentukan Kelompok Wanita Tani

(KWT) di setiap dusun, pencanangan desa herbal, pelaksanaan temu bisnis, dan keikutsertaan dalam temu usaha yang dilaksanakan oleh pihak lain. Peningkatan kualitas sumberdaya manusia melalui meliputi

pemberian pelatihan-pelatihan tentang budidaya tanaman herbal sesuai GAP, pengolahan makanan dan

minuman berbasis herbal, pembuatan kandang ternak yang representatif, dan pemanfaatan kotoran ternak

kambing menjadi biogas. Sedangkan untuk penerapan iptek adalah modifikasi dan pembuatan mesin-mesin pengolah herbal seperti mesin pengering simplisia, mesin penepung, mesin penyerut, dan mesin

perajang.

Partisipasi masyarakat dalam kegiatan pengabdian cukup bagus namun belum optimal, terutama dalam hal penyediaan sumberdaya material masih ada sebagian kecil yang tergantung dengan pemberian

tim pelaksana atau belum bisa mandiri.

Kata kunci: Desa Mandiri Herbal, Berbasis Masyarakat, Berkelanjutan

Page 4: LAPORAN AKHIR IPTEKS BAGI DESA MITRA (IbDM)dosen.unimma.ac.id/public/document/pengabdian/75912... · 2018. 5. 1. · Gambar 1.1 Peta Wilayah Kabupaten Magelang 2013 ... Timur Kabupaten

iii

Page 5: LAPORAN AKHIR IPTEKS BAGI DESA MITRA (IbDM)dosen.unimma.ac.id/public/document/pengabdian/75912... · 2018. 5. 1. · Gambar 1.1 Peta Wilayah Kabupaten Magelang 2013 ... Timur Kabupaten

iv

DAFTAR ISI

PENGESAHAN ......................................................................................... Error! Bookmark not defined.

RINGKASAN ......................................................................................................................................... ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................................................... iv

DAFTAR TABEL ................................................................................................................................... v

DAFTAR GAMBAR.............................................................................................................................. vi

BAB 1. PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1

1.1. Analisis Situasi.................................................................................................................. 1

1.2. Urgensi Permasalahan Prioritas ......................................................................................... 5

BAB 2. TARGET DAN LUARAN ........................................................................................................ 7

BAB 3. METODE PELAKSANAAN .................................................................................................. 10

BAB 4. KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI ................................................................................ 16

4.1. Kinerja Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi dalam Bidang

Kewirausahaan dan Penerapan Ipteks ke Masyarakat ....................................................... 16

4.2. Personil dan Kepakaran yang Dibutuhkan........................................................................ 17

4.3. Fasilitas Pendukung yang Tersedia di Perguruan Tinggi .................................................. 18

BAB 5. HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI ............................................................................. 20

5.1. Hasil yang Dicapai .......................................................................................................... 20

5.2. Luaran yang Dicapai ....................................................................................................... 31

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................................... 35

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................ 36

LAMPIRAN .......................................................................................................................................... 37

Lampiran 1. Artikel Ilmiah yang Dipublikasikan ..................................................................... 37

Lampiran 2. Publikasi Kegiatan dalam Media Massa............................................................... 39

Page 6: LAPORAN AKHIR IPTEKS BAGI DESA MITRA (IbDM)dosen.unimma.ac.id/public/document/pengabdian/75912... · 2018. 5. 1. · Gambar 1.1 Peta Wilayah Kabupaten Magelang 2013 ... Timur Kabupaten

v

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1Solusi dan Target Luaran IbDM ................................................................................................ 7

Tabel 2.2Rencana Capaian Target Tahunan ............................................................................................. 9

Tabel 3.1Permasalahan dan Alternatif Pemecahannya ............................................................................ 10

Tabel 3.2Rencana Kegiatan Program IbDM Tahun Pertama ................................................................... 12

Tabel 3.3Tugas Tim Pengusul Sesuai dengan Kepakaran yang Dimiliki ................................................. 13

Tabel 4.1Kinerja Pengabdian pada Masyarakat 5 Tahun Terakhir .......................................................... 16

Tabel 4.2Kepakaran dan Personil Kegiatan IbDM .................................................................................. 18

Tabel 5.1Struktur Organisasi KWT di Desa Growong, Kecamatan Tempuran, Kabupaten Magelang .... 22

Tabel 5.2Capaian Target Tahunan ......................................................................................................... 31

Page 7: LAPORAN AKHIR IPTEKS BAGI DESA MITRA (IbDM)dosen.unimma.ac.id/public/document/pengabdian/75912... · 2018. 5. 1. · Gambar 1.1 Peta Wilayah Kabupaten Magelang 2013 ... Timur Kabupaten

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Peta Wilayah Kabupaten Magelang 2013 .............................................................................. 1

Gambar 5.1 Sosialisasi Pelaksanaan IbDM di Balai Desa ....................................................................... 20

Gambar 5.2 FGD dengan Pemerintah Daerah dan Masyarakat Sasaran................................................... 21

Gambar 5.3 Surat Keputusan Pembentukan KWT .................................................................................. 22

Gambar 5.4 Kunjungan ke Desa Wonogiri, Kecamatan Kajoran, Kabupaten Magelang .......................... 23

Gambar 5.5 Pencanangan Desa Herbal .................................................................................................. 24

Gambar 5.6 Temu Bisnis ....................................................................................................................... 25

Gambar 5.7 Temu Usaha “Aktivasi Kerjasama Pengembangan Ekspor Produk Herbal Indonesia ke

Pasar Jepang” ........................................................................................................................................ 26

Gambar 5.8 Pelatihan Budidaya Tanaman Herbal Sesuai GAP ............................................................... 27

Gambar 5.9 Budidaya Tanaman Herbal di Pekarangan ........................................................................... 28

Gambar 5.10 Penyerahan Peralatan Memasak ........................................................................................ 28

Gambar 5.11 Pelatihan Pengolahan Makanan dan Minuman Berbasis Herbal ......................................... 28

Gambar 5.12 Pelatihan Pembuatan Kandang Ternak yang Representatif ................................................ 29

Gambar 5.13 Pelatihan Pembuatan Biodigester ...................................................................................... 30

Gambar 5.14 Mesin-mesin Pengolah Herbal yang Dimodifikasi ............................................................. 30

Gambar 5.15 Mesin Pengering ............................................................................................................... 31

Page 8: LAPORAN AKHIR IPTEKS BAGI DESA MITRA (IbDM)dosen.unimma.ac.id/public/document/pengabdian/75912... · 2018. 5. 1. · Gambar 1.1 Peta Wilayah Kabupaten Magelang 2013 ... Timur Kabupaten

1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Analisis Situasi

Magelang merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah terletak diantara beberapa

kabupaten dan kota, yaitu di sebelah utara Kabupaten Temanggung dan Kabupaten Semarang, di sebelah

Timur Kabupaten Semarang dan Kabupaten Boyolali, di sebelah selatan Kabupaten Purworejo dan

Provinsi DIY, di sebelah Barat KabupatenTemanggung dan Kabupaten Wonosobo, dan di tengah-

tengahnya terdapat Kota Magelang. Letak wilayahnya antara 110001’51” dan 110026’13” Bujur Timur

dan antara7019’13” dan 7042’16” Lintang Selatan.

.

Gambar 1.1Peta Wilayah Kabupaten Magelang 2013

(Sumber : Kabupaten Magelang dalam Angka 2014)

Secara umum morfologi wilayah Kabupaten Magelang merupakan dataran tinggi berbentuk basin

(cekungan) yang dikelilingi sejumlah gunung yaitu Merapi, Merbabu, Andong, Telomoyo, Sumbing, dan

Pegunungan Menoreh. Dua sungai besar mengalir di tengahnya yaitu Sungai Progo dan Sungai Elo,

dengan beberapa cabang anak sungai yang bermata air di lereng gunung-gunung tersebut. Topografi datar

8.599 ha, bergelombang 44.784 ha, curam 41.037 ha, dan sangat curam 14.155 ha. Ketinggian wilayah

antara 153-3.065 m di atas permukaan laut.

Luas wilayah Kabupaten Magelang adalah 108.573 ha atau sekitar 3,34 persen dari luas Provinsi

Jawa Tengah. Berdasarkan data BPS Tahun 2014, alokasi penggunaan lahan tersebut mencakup 86,410 ha

untuk lahan pertanian, yang terdiri dari lahan sawah (wetland) seluas 36,892 ha dan lahan kering seluas

41,923 ha, adapun peruntukan lahan sawah diantaranya adalah sawah irigasi seluas 28,801 ha dan tadah

Page 9: LAPORAN AKHIR IPTEKS BAGI DESA MITRA (IbDM)dosen.unimma.ac.id/public/document/pengabdian/75912... · 2018. 5. 1. · Gambar 1.1 Peta Wilayah Kabupaten Magelang 2013 ... Timur Kabupaten

2

hujan (reservation) seluas 8,091 ha. Peruntukan lahan kering adalah tegal kebun seluas 32,679 ha,

perkebunan seluas 394 ha, ditanami pohon/hutan rakyat seluas 6,312 ha, padang penggembalaan seluas 2

ha, sementara tidak ditanami/diusahakan seluas 107 ha, dan lainnya (kolam/empang/hutan negara, dan

lain-lain) seluas 10,024 ha. Sedangkan lahan bukan pertanian mencakup area seluas 22,163 ha.

Variasi penggunaan lahan di Kabupaten Magelang merupakan salah satu potensi sumber daya

lahan. Data menunjukkan bahwa penggunaan lahan terbesar adalah untuk pertanian (80 persen). Oleh

karena itu sektor pertanian dijadikan unggulan daerah. Berdasarkan profil penggunaan lahan tersebut,

maka sawah merupakan sumber daya paling besar (35 persen) di Kabupaten Magelang yang berarti

bahwa kegiatan pertanian yang dominan adalah usaha tani padi. Luasan lahan pertanian untuk lahan

kering lebih sempit dibandingkan luasan lahan pertanian lahan basah.

Secara administratifwilayah Kabupaten Magelang terbagi menjadi 21 kecamatan dan terdiri dari

372 desa/kalurahan yang dihuni 1.233.695 jiwa, terdiri dari 619.125 laki-laki dan 614.570 perempuan

(BPS Kabupaten Magelang, 2014). Berdasarkan hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS)

tahun 2013 penduduk yang bekerja di lapangan usaha pertanian sebesar 38,33 persen; lapangan usaha

perdagangan sebesar 23,19 persen; lapangan usaha industri pengolahan sebesar 12,68 persen, lapangan

usaha jasa sebesar 13,15 persen dan sisanya 12,64 persen tersebar di lapangan usaha penggalian,

bangunan, pengangkutan, keuangan, dan jasa lainnya.

Mengingat lebih dari sepertiga penduduk Kabupaten Magelang masih menggantungkan hidupnya

pada lapangan usaha pertanian, maka lapangan usaha tersebut diharapkan mampu menjadi motor

penggerak pertumbuhan ekonomi yang mampu meningkatkan pendapatan para petani dan mengurangi

kemiskinan. Salah satu indikator untuk mengukur tingkat kesejahteraan dan daya beli petani adalah Nilai

Tukar Petani (NTP). NTP saat ini dihitung mencakup lima sub lapangan usaha pertanian yaitu sub

lapangan usaha tanaman pangan, holtikultura, tanaman perkebunan rakyat, peternakan, dan perikanan.

Selama tahun 2013 rata-rata nilai tukar petani Kabupaten Magelang yang paling tinggi berada pada petani

sublapangan usaha tanaman perkebunan rakyat yaitu sebesar 117,04; diikuti oleh petani sublapangan

usaha hortikultura sebesar 108,49 dan petani sublapangan usaha perikanan sebesar 104,57. Sementara

rata-rata NTP yang paling rendah adalah pada petani sublapangan usaha tanaman pangan yaitu sebesar

102,39 dan terendah kedua pada petani peternakan yaitu sebesar103,79.

Nilai Tukar Petani (NTP)merupakan rasio antara indeks harga yang diterima petani (It) dengan

indeks harga yang dibayar petani (Ib), yang dinyatakan dalam persentase. Secara konsepsional NTP

adalah pengukur kemampuan tukar barang-barang produk pertanian yang dihasilkan petani terhadap

barang atau jasa yang dikonsumsi oleh rumahtangga petani dan kebutuhan mereka dalam menghasilkan

produk pertanian. Menurut data di atas NTP petani sublapangan hortikultura di Kabupaten Magelang

menduduki peringkat kedua setelah NTP petani sublapangan tanaman perkebunan rakyat. Meskipun

Page 10: LAPORAN AKHIR IPTEKS BAGI DESA MITRA (IbDM)dosen.unimma.ac.id/public/document/pengabdian/75912... · 2018. 5. 1. · Gambar 1.1 Peta Wilayah Kabupaten Magelang 2013 ... Timur Kabupaten

3

secara teoritis apabila NTP > 100, berarti petani mengalami surplus atau harga produksi naik lebih besar

dari kenaikan harga konsumsi atau pendapatan petani naik lebih besar dari pengeluarannya, namun

agribisnis hortikultura perlu dioptimalkan sehingga NTP semakin meningkat yang akhirnya berdampak

pada kesejahteraan petani.

Salah satu upaya Pemerintah Daerah untuk meningkatkan NTP sublapangan usaha hortikultura

tersebut adalah penerapan Forestry Exchange Program yang merupakan program kerjasama antara

Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Kamboja. Forestry Exchange Program merupakan model

pengelolaan hutan rakyat secara berkelanjutan, dengan menjaga kelestarian fungsi-fungsi hutan dan

manfaatnya melalui pemberdayaan masyarakat di sekitar hutan. Konsep yang diterapkan dalam program

tersebut adalah agroforestry. Menurut Nair (1993), agroforestry merupakan suatu nama kolektif untuk

sistem-sistem penggunaan lahan teknologi, dimana tanaman keras berkayu (pohon-pohon, perdu, jenis

palm, bambu, dan lain-lain) ditanam bersamaan dengan tanaman pertanian dan atau hewan, dengan suatu

tujuan tertentu dalam suatu bentuk pengaturan spasial atau urutan temporal, dan di dalamnya terdapat

interaksi-interaksi ekologi dan ekonomi diantara berbagai komponen yang bersangkutan. Salah satu

bentuk dari implementasi agroforestry adalah agrisilvopastur yaitu penggunaan lahan secara sadar dan

dengan pertimbangan masak untuk memproduksi sekaligus hasil-hasil pertanian dan kehutanan.

Salah satu wilayah yang diimplementasikan konsep agroforestry tersebut adalah Desa Growong,

Kecamatan Tempuran, Kabupaten Magelang. Desa yang berjarak kurang lebih 5 km dari kota kecamatan

ini termasuk desa yang terpencil, berada di dataran tinggi dan berbukit dengan curah hujan 18-25 mm,

suhu rata-rata 25°C, dan ketinggian 925 mdpl. Luas wilayahnya 207,3653 hektar dan lebih dari 50%

merupakan area tegalan dan lain-lain termasuk hutan rakyat.

Area tegalan yang berupa hutan rakyat ditumbuhi aneka tanaman kayu seperti tanaman mahoni,

pinus, jati, kopi, cengkih, durian, dan rambutan. Oleh karena itu mata pencaharian penduduk sebagian

besar adalah pencari dan penjual kayu. Karena tergantung dengan alam dan waktu pemanenan kayu

membutuhkan waktu yang cukup lama, maka tingkat kesejahteraan mereka rata-rata masih di bawah

standar (kurang lebih 30% dari total jumlah penduduk). Di samping itu lingkungan hutan menjadi rusak,

karena masyarakat hanya memanfaatkan vegetasi di hutan tanpa memperbaruinya kembali. Wilayah ini

menjadi rawan longsor dengan semakin gundulnya hutan dan sulitnya mencari sumber-sumber air bersih.

Oleh Balai Penyuluhan Pertanian dan Kehutanan (BPPK) Kecamatan Tempuran Kabupaten

Magelang, masyarakat dimotivasi untuk budidaya tanaman obat, empon-empon, atau herbal di bawah

tegakan pohon-pohon di hutan yang lembab dengan penyinaran yang kurang. Pola budidaya seperti ini

disebut agroforestry. Sistem agroforestry herbal di hutan rakyat ini menggunakan satu prinsip yaitu

menciptakan pengelolaan sumber daya alam berbasis masyarakat yang berkelanjutan sebagai sistem

kombinasi tanaman berbasis kayu (Nair, 1993). Hutan rakyat yang didominasi oleh tanaman kayu akan

Page 11: LAPORAN AKHIR IPTEKS BAGI DESA MITRA (IbDM)dosen.unimma.ac.id/public/document/pengabdian/75912... · 2018. 5. 1. · Gambar 1.1 Peta Wilayah Kabupaten Magelang 2013 ... Timur Kabupaten

4

menciptakan kondisi iklim mikro yang spesifik, sehingga tanaman herbal yang dikembangkan dapat

tumbuh dengan subur.

Dipilihnya herbal sebagai komoditas yang dibudidayakan di bawah tegakan pohon-pohon di

wilayah hutan Desa Growong ini adalah semakin banyaknya masyarakat yang beralih dari pengobatan

modern ke pengobatan tradisional, sehingga kebutuhan terhadap tanaman herbal juga semakin meningkat.

Dengan pola agroforestry ini, masyarakat dapat memperoleh tambahan penghasilan yang memadai untuk

mencukupi kebutuhan sehari-hari. Jika awalnya hanya mengandalkan kayu-kayuan dari hutan yang

jangka waktu panennya cukup lama, sekarang mereka dapat memanen tanaman herbal dalam jangka

waktu yang tidak terlalu lama sembari menunggu hasil panen kayu. Jadi kegiatan agroforestry tersebut

mampu meningkatkan pendapatan masyarakat.

Berbagai jenis herbal dibudidayakan di wilayah tersebut, antara lain yang termasuk rimpang

adalah temulawak, kunyit, bengle, dan jahe; yang berbentuk daun meliputi kumis kucing, sambiloto,

pegagan, daun ungu, salam, dan kemuning; yang berupa kulit adalah kayu manis; yang berupa bunga

adalah ceplikan; yang berupa akar adalah alang-alang dan sidagari; dan yang berupa batang adalah

secang.

Dengan didampingi BPPK Kecamatan Tempuran, para petani di Desa Growong membentuk

kelompok-kelompok tani di setiap dusun yaitu kelompok tani (poktan) Ngudi Rahayu di Dusun Moning,

poktan Sidodadi di Dusun Gondang, poktan Seneng Makmur di Dusun Seneng, dan poktan Ngudi Lestari

di Dusun Growong. Poktan-poktan tersebut bertujuan untuk mengoptimalkan kegiatan pertanian

utamanya budidaya herbal yang nantinya bermuara pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Bahkan

di tingkat kecamatan sudah dibentuk Assosiasi Tanaman Biofarmaka “As-Syfa Farma” yang terdiri dari

78 poktan di wilayah Kecamatan Tempuran dan masing-masing poktan memiliki anggota antara 15

sampai dengan 50 petani. Asosiasi tersebut memfasilitasi anggotanya mulai dari pengelolaan pasca panen

hingga menjadi simplisia sampai pemasaran. Saat ini assosiasi telah memasok beberapa industri jamu

baik di Jawa Tengah, Jawa Barat bahkan sampai ke Malaysia.

Di samping itu BPPK Kecamatan Tempuran juga aktif memberikan pelatihan-pelatihan dan

bimbingan tentang GAP budidaya biofarmaka, pelatihan proses pengolahan menjadi simplisia dengan

Good Manufacturing Product (GMP), dan pelatihan peningkatan motivasi kewirausahaan. Namun

demikian usaha budidaya herbal di Desa Growong belum optimal. Masyarakat masih enggan untuk

melakukan budidaya herbal karena menurut mereka cara budidaya dan pengolahan pasca panennya rumit,

dan sulit mencari pemasaran; yang sudah melakukan budidaya sering tidak sesuai dengan GAP yang telah

ditentukan, sehingga kualitas herbal yang dihasilkan rendah dan kurang laku di pasaran atau harga jual

rendah.

Page 12: LAPORAN AKHIR IPTEKS BAGI DESA MITRA (IbDM)dosen.unimma.ac.id/public/document/pengabdian/75912... · 2018. 5. 1. · Gambar 1.1 Peta Wilayah Kabupaten Magelang 2013 ... Timur Kabupaten

5

Mengingat prospek agribisnis tanaman herbal tersebut cukup menjanjikan, maka upaya yang

telah dilakukan oleh BPPK Kecamatan Tempuran tersebut perlu dioptimalkan. Sehubungan dengan hal

tersebut, maka akan dilakukan kegiatan pengabdian pada masyarakat yang bertujuan untuk

mengoptimalkan usaha agribisnis herbal di Desa Growong melalui kegiatan pelatihan dan pendampingan

pada seluruh aspek dari cara budidaya, pengolahan pasca panen, diversifikasi olahan herbal, teknologi

tepat guna yang dibutuhkan, disain dan kemasan produk, pemasaran, manajemen usaha, hingga sertifikasi

produk.

1.2. Urgensi Permasalahan Prioritas

Permasalahan yang dapat diidentifikasi di lapangan sehubungan dengan kegiatan agribisnis

tanaman herbal antara lain adalah 1) kapasitas produksi herbal belum optimal dan kontinyu, 2) kesuburan

lahan semakin menurun karena penggunaan pupuk anorganik, 3) limbah ternak belum dikelola dengan

baik, sehingga menimbulkan pencemaran lingkungan, 4) belum dapat dilaksanakan cara budidaya herbal

dan pasca panen yang baik atau terstandar karena kurangnya pengetahuan petani,5) belum ada

diversifikasi pengolahan herbal, umumnya dijual dalam bentuk segar atau simplisia, 6) herbal yang

dibudidayakan belum tersertifikasi, 7) kurangnya teknologi tepat guna untuk proses budidaya dan pasca

panen, 8) pemasaran masih bersifat lokal, dan 9) kinerja kelompok tani yang sudah terbentuk belum

optimal.

Berdasarkan kesepakatan dengan kelompok tani mitra dan perangkat desa melalui FGD, maka

permasalahan tersebut dirangking berdasarkan urgensi penyelesaian masalahnya. Masalah utama yang

harus segera diselesaikan adalah membangkitkan kembali motivasi petani untuk melakukan budidaya

herbal secara agroforestry maupun di lahan-lahan terbuka sesuai dengan GAP. Karena selama ini petani

beranggapan bahwa produk herbal yang dihasilkan kurang laku di pasaran terutama sebagai bahan baku

perusahaan jamu, sehingga mereka enggan untuk meneruskan usaha tersebut. Mereka tidak menyadari

bahwa penolakan pasar itu disebabkan karena kualitas herbal yang dihasilkan tidak sesuai dengan standar

yang dipersyaratkan perusahaan. Padahal kalau para petani tersebut bersedia melakukan budidaya herbal

sesuai dengan GAP, maka akan dihasilkan herbal yang berkualitas, sehingga mampu terserap pasar

dengan nilai jual yang cukup tinggi. Mengingat permintaan pasar terhadap herbal semakin meningkat

dengan bergesernya pola pikir masyarakat dari pengobatan moderen ke pengobatan tradisional berbasis

herbal.

Selanjutnya masalah kedua yang membutuhkan penyelesaian segera adalah penguatan

kelembagaan yang berupa kelompok tani dan gabungan kelompok tani. Karena setelah terbentuk, justru

koordinasi antar anggota kelompok kurang solid dan cenderung berjalan sendiri-sendiri, sehingga yang

menjadi visi dan misi kelompok tidak tercapai terutama dalam rangka peningkatan kesejahteraan anggota.

Page 13: LAPORAN AKHIR IPTEKS BAGI DESA MITRA (IbDM)dosen.unimma.ac.id/public/document/pengabdian/75912... · 2018. 5. 1. · Gambar 1.1 Peta Wilayah Kabupaten Magelang 2013 ... Timur Kabupaten

6

Padahal salah satu persyaratan untuk dapat bekerjasama dengan pihak lain terutama perusahaan jamu

adalah adanya kelompok usaha bersama atau koperasi yang produktif.

Masalah berikutnya yang juga harus segera diselesaikan adalah masih rendahnya peran

perempuan dalam melakukan kegiatan usaha produktif. Para perempuan setelah melakukan kewajibannya

sebagai ibu rumah tangga, hanya mengganggur dan melakukan pekerjaan yang tidak produktif. Oleh

karena itu apabila usaha budidaya herbal tersebut dapat berkembang, maka para perempuan dapat

melakuan kegiatan usaha untuk mengolah herbal menjadi aneka produk olahan makanan maupun

minuman yang dapat membantu menambah penghasilan keluarga.

Pengolahan herbal membutuhkan teknologi tepat guna untuk efisiensi biaya dan efektifitas

kegiatan, sehingga masalah teknologi tersebut menjadi urutan berikutnya untuk segera diselesaikan.

Teknologi yang dibutuhkan terutama adalah mesin pengering herbal menjadi simplisia, mesin perajang

herbal, dan mesin penepung herbal.

Mengingat saat ini konsumen umumnya sudah cerdas, maka herbal harus tersertifikasi. Apalagi

jika ingin memperluas pasar hingga internasional, maka sertifikasi tersebut sangat diperlukan. Oleh

karena itu pengajuan sertifikasi terhadap produk herbal yang dihasilkan menjadi masalah yang perlu

segera diupayakan.

Selanjutnya permasalahan yang harus dicarikan solusinya juga adalah pemasaran produk herbal.

Pemasaran yang dilakukan masih bersifat lokal dan cenderung tergantung pada 1 pihak yaitu Menoreh

Herbal. Oleh karena itu perlu dibentuk jaringan kerjasama dengan pihak-pihak terkait seperti perusahaan

jamu, CSR-CSR, dan lain-lain yang dapat membantu pemasaran produk herbal.

Page 14: LAPORAN AKHIR IPTEKS BAGI DESA MITRA (IbDM)dosen.unimma.ac.id/public/document/pengabdian/75912... · 2018. 5. 1. · Gambar 1.1 Peta Wilayah Kabupaten Magelang 2013 ... Timur Kabupaten

7

BAB 2. TARGET DAN LUARAN

Solusi dan target luaran dari permasalahan yang dihadapi ketiga mitra tersebut diuraikan sebagai

berikut:

Tabel 2.1Solusi dan Target Luaran IbDM

No Jenis Permasalahan Solusi Target Luaran

1 Kapasitas produksi herbal

belum optimal dan

kontinyu

Penambahan luas lahan yang

digunakan untuk budidaya

herbal, secara monokultur

maupun tumpangsari dengan

komoditas yang lain.

a. Luas lahan untuk budidaya

herbal meningkat

b. Peningkatan kapasitas

produksi dan kualitas tanaman

herbal

2 Kesuburan lahan semakin

menurun karena

penggunaan pupuk

anorganik

Beralih ke pertanian organik

dengan memanfaatkan limbah

rumah tangga, pertanian, dan

kotoran ternak menjadi pupuk

organik.

a. Terwujudnya pertanian

organik

b. Pencemaran lingkungan

karena limbah rumah tangga

dan ternak berkurang.

3 Limbah ternak belum

dikelola dengan baik,

sehingga menimbulkan

pencemaran lingkungan.

Pengolahan limbah ternak

menjadi biogas dan pupuk

organik.

Produk biogas yang mengurangi

penggunaan kayu sebagai bahan

bakar dan pupuk organik untuk

budidaya herbal

4 Belum menerapkan cara

budidaya herbal dan pasca

panen yang baik atau

terstandar karena

kurangnya pengetahuan

petani.

Memberikan pendidikan dan

pelatihan kepada petani

tentang cara budidaya herbal

dan pasca panen yang baik

atau terstandar atau sesuai

dengan GAP.

Meningkatnya pengetahuan dan

ketrampilan petani, sehingga

dapat melakukan budidaya dan

pasca panen herbal sesuai dengan

GAP.

5 Belum ada diversifikasi

pengolahan herbal,

umumnya dijual dalam

bentuk segar atau

simplisia.

Pelatihan, praktek, dan

pendampingan diversifikasi

olahan herbal menjadi

makanan dan minuman

terutama pada kaum

perempuan atau ibu rumah

tangga.

a. Tumbuhnya motivasi para

perempuan atau ibu rumah

tangga untuk mengolah

herbal menjadi aneka olahan

makanan dan minuman.

b. Bertambahnya pengetahuan

dan ketrampilan para

Page 15: LAPORAN AKHIR IPTEKS BAGI DESA MITRA (IbDM)dosen.unimma.ac.id/public/document/pengabdian/75912... · 2018. 5. 1. · Gambar 1.1 Peta Wilayah Kabupaten Magelang 2013 ... Timur Kabupaten

8

perempuan atau ibu rumah

tangga untuk mengolah

herbal menjadi makanan dan

minuman.

c. Kegiatan pengolahan herbal

menjadi makanan dan

minuman bersifat kontinyu

6 Kurangnya teknologi

tepat guna untuk pasca

panen

Perancangan teknologi tepat

guna terutama berupa mesin

pengering, perajang, dan

penepung herbal

Produk berupa mesin pengering,

mesin perajang, dan mesin

penepung yang digunakan untuk

pengolahan herbal.

7 Pemasaran masih bersifat

lokal

Menjalin kerjasama dengan

pihak-pihak terkait seperti

perusahaan jamu dan CSR

untuk membantu pemasaran

produk herbal

Pemasaran semakin luas,

mencapai wilayah regional

maupun nasional.

8 Kinerja kelompok tani

yang sudah terbentuk

belum optimal

Penguatan kelembagaan

kelompok petani melalui

kegiatan sosialisasi, pelatihan,

dan pendampingan.

Menguatnya kelembagaan

kelompok petani yang

ditunjukkan oleh semakin kuatnya

kerjasama dan koordinasi di

antara anggota kelompok dalam

rangka mencapai tujuan bersama

yaitu peningkatan kesejahteraan

anggota.

9 Rendahnya minat petani

untuk melakukan

budidaya herbal

Memberikan motivasi melalui

Achieve Motivation Training

(AMT) serta melakukan

pendampingan hingga

tumbuhnya motivasi dan

action dari petani.

Termotivasinya dan

meningkatnya jumlah petani

untuk melakukan budidaya herbal

Kegiatan pengabdian pada masyarakat yang dilaksanakan pada tahun pertama ini mempunyai

target yang dirinci sebagai berikut:

Page 16: LAPORAN AKHIR IPTEKS BAGI DESA MITRA (IbDM)dosen.unimma.ac.id/public/document/pengabdian/75912... · 2018. 5. 1. · Gambar 1.1 Peta Wilayah Kabupaten Magelang 2013 ... Timur Kabupaten

9

Tabel 2.2Rencana Capaian Target Tahunan

No Jenis Luaran Indikator Capaian

1 Publikasi ilmiah di jurnal nasional/prosiding published

2 Publikasi pada media masa

(cetak/elektronik)/repository PT

sudah terbit

3 Publikasi pada jurnal Internasional tidak ada

4 Peningkatan kualitas, kuantitas, serta nilai tambah

barang, jasa, atau sumber daya desa lainnya

penerapan

5 Peningkatan kualitas tata kelola pembangunan

masyarakat desa

tidak ada

6 Perbaikan arah kebijakan, tata kelola, eksploitasi

dan konservasi sumber daya alam

tidak ada

7 Peningkatan kondisi sosial ekonomi, perbaikan

moral dan karakter,serta pendidikan masyarakat

penerapan

8 Terbangunnya sentra-sentra yang

merepresentasikan unggulan/ciri khas masyarakat

desa

tidak ada

9 Jasa, rekayasa sosial, metode atau sistem,

produk/barang

draft

10 Hak kekayaan intelektual (paten, paten sederhana,

hak cipta, merek dagang, rahasia dagang, desain

produk industri, indikasi geografis,perlindungan

varietas tanaman, perlindungan topografi

tidak ada

11 Buku ajar tidak ada

Page 17: LAPORAN AKHIR IPTEKS BAGI DESA MITRA (IbDM)dosen.unimma.ac.id/public/document/pengabdian/75912... · 2018. 5. 1. · Gambar 1.1 Peta Wilayah Kabupaten Magelang 2013 ... Timur Kabupaten

10

BAB 3. METODE PELAKSANAAN

Metode yang akan digunakan untuk pelaksanaan kegiatan IbDM ini adalah metode pemberdayaan

masyarakat partisipatif dengan model Participatory Rural Apraissal yaitu suatu metode pendekatan

dalam proses pemberdayaan dan peningkatan partisipasi masyarakat, yang tekanannya pada keterlibatan

masyarakat dalam keseluruhan kegiatan yang dilaksanakan (Burhan, 2002).

Tahap-tahap dari model PRA ini adalah:

1. Pengenalan masalah/kebutuhan dan potensi serta penyadaran

Dalam tahap ini dilakukan identifikasi terhadap berbagai permasalahan yang dihadapi mitra pada

semua aspek bisnisnya. Metode untuk melakukan identifikasi adalah dengan observasi dan wawancara

dengan pihak-pihak terkait yaitu keempat mitra (kelompok tani Sidodadi, Ngudi Rahayu, Ngudi

Lestari, dan Seneng Makmur), dan Dinas Kesehatan, Dinas Pertanian dan Pangan, Dinas Lingkungan

Hidup, Dinas Koperasi dan UMKM, BPPK Kecamatan Tempuran, serta Herbal Menoreh Kabupaten

Magelang.

2. Perumusan masalah dan penetapan prioritas

Hasil permasalahan yang sudah teridentifikasi selanjutnya didiskusikan melalui FGD dengan keempat

mitra (kelompok tani Sidodadi, Ngudi Rahayu, Ngudi Lestari, dan Seneng Makmur) maupun Dinas

Kesehatan, Dinas Pertanian dan Pangan, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Koperasi dan UMKM,

BPPK Kecamatan Tempuran, serta Herbal Menoreh Kabupaten Magelang untuk menentukan prioritas

permasalahan yang akan diselesaikan selama 1 tahun dalam program IbDM ini.

3. Identifikasi alternatif-alternatif pemecahan masalah/pengembangan gagasan

Diskusi antara tim pengusul, mitra, dan Dinas Kesehatan, Dinas Pertanian dan Pangan, Dinas

Lingkungan Hidup, Dinas Koperasi dan UMKM, BPPK Kecamatan Tempuran, serta Herbal Menoreh

Kabupaten Magelang juga diterapkan pada penentuan alternatif-alternatif pemecahan masalah yang

sudah diprioritaskan. Alternatif-alternatif pemecahan masalah yang dihadapi mitra pada tahun pertama

diuraikan dalam tabel berikut ini:

Tabel 3.1Permasalahan dan Alternatif Pemecahannya

No Permasalahan Alternatif Pemecahan masalah

1 Kapasitas produksi herbal

belum optimal dan

kontinyu

a. Sosialisasi tentang prospek agribisnis herbal

b. Pelatihan budidaya herbal tingkat rumah tangga (di

pekarangan rumah) terutama bagi kaum perempuan

c. Praktek dan pendampingan sebagai tindak lanjut sosialisasi

dan pelatihan.

Page 18: LAPORAN AKHIR IPTEKS BAGI DESA MITRA (IbDM)dosen.unimma.ac.id/public/document/pengabdian/75912... · 2018. 5. 1. · Gambar 1.1 Peta Wilayah Kabupaten Magelang 2013 ... Timur Kabupaten

11

2 Kesuburan lahan semakin

menurun karena

penggunaan pupuk

anorganik

a. Sosialisasi kepada masyarakat sasaran tentang pertanian

organik sebagai salah satu cara untuk menjaga kesuburan

tanah

b. Pelatihan pembuatan pupuk organik dari limbah rumah

tangga, pertanian, dan kotoran ternak

c. Praktek dan pendampingan sebagai tindak lanjut pelatihan

3 Limbah ternak belum

dikelola dengan baik,

sehingga menimbulkan

pencemaran lingkungan.

a. Sosialisasi tentang budidaya ternak yang sehat dan higienis

serta komunal untuk memudahkan pengumpulan

kotorannya.

b. Pelatihan, praktek, dan pendampingan sebagai tindak lanjut

sosialisasi

4 Belum menerapkan cara

budidaya herbal dan pasca

panen yang baik atau

terstandar karena

kurangnya pengetahuan

petani.

a. Sosialisasi budidaya herbal sesuai dengan GAP

b. Pelatihan, praktek, dan pendampingan sebagai tindak lanjut

sosialisasi

5 Belum ada diversifikasi

pengolahan herbal,

umumnya dijual dalam

bentuk segar atau

simplisia.

a. Sosialisasi tentang pemanfaatan herbal sebagai bahan baku

olahan makanan dan minuman

b. Pelatihan, praktek, dan pendampingan sebagai tindak lanjut

sosialisasi

6 Kurangnya teknologi tepat

guna untuk pasca panen

Perancangan teknologi tepat guna khususnya untuk kegiatan

pasca panen yaitu mesin perajang, mesin pengering herbal, dan

mesin penepung

7 Pemasaran masih bersifat

lokal

a. Sosialisasi penentuan strategi pemasaran yang tepat terhadap

produk herbal yang dihasilkan

b. Melakukan temu bisnis yaitu mempertemukan petani dengan

perusahaan-perusahan besar difasilitasi oleh Pemkab

8 Kinerja kelompok tani

yang sudah terbentuk

belum optimal

a. Refreshing bagi anggota kelompok tani tentang arti

pentingnya kelompok bagi pengembangan usaha mereka

b. Pembenahan organisasi kelompok tani

9 Rendahnya minat petani Melakukan Achieve Motivation Training kepada masyarakat

Page 19: LAPORAN AKHIR IPTEKS BAGI DESA MITRA (IbDM)dosen.unimma.ac.id/public/document/pengabdian/75912... · 2018. 5. 1. · Gambar 1.1 Peta Wilayah Kabupaten Magelang 2013 ... Timur Kabupaten

12

untuk melakukan budidaya

herbal

sasaran untuk memotivasi dan meningkatkan minat untuk

melakukan budidaya herbal

1. Pemilihan alternatif pemecahan masalah yang paling tepat

Setelah dilakukan pencarian terhadap sejumlah alternatif pemecahan masalah yang dihadapi mitra,

selanjutnya dilakukan pemilihan dari alternatif-alternatif tersebut yang mampu memecahkan masalah

secara optimal. Berdasarkan hasil FGD dengan mitra, alternatif-alternatif pada tabel di atas telah

disepakati untuk dilaksanakan dan menjadi kegiatan dari program IbDM ini. Penentuan ini juga

meminta pendapat Dinas Kesehatan, Dinas Pertanian dan Pangan, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas

Koperasi dan UMKM, BPPK Kecamatan Tempuran, serta Herbal Menoreh Kabupaten Magelang,

serta pertimbangan-pertimbangan dari tim pengusul berdasarkan waktu pelaksanaan, tenaga, dana, dan

kemudahan pelaksanaan alternatif yang akan diimplementasikan.

2. Perencanaan penerapan gagasan dan penyajian rencana kegiatan

Tahap ini disusun oleh tim pelaksana dengan tetap melibatkan mitra, sehingga pelaksanaannya tertib

dan lancar serta dapat optimal hasilnya. Kegiatan dalam tahun pertama meliputi sosialisasi, pelatihan,

dan pendampingan tentang teknologi produksi; manajemen kegiatan usaha meliputi manajemen

perkantoran, manajemen produksi, manajemen keuangan, dan manajemen pemasaran; peningkatan

kualitas sumberdaya manusia pelaku kegiatan usaha; dan standarisasi bahan baku, proses produksi,

dan produk.

Tabel 3.2Rencana Kegiatan Program IbDM Tahun Pertama

No Kegiatan

1 Budidaya herbal tingkat rumah tangga (di pekarangan rumah) terutama bagi kaum perempuan

2 Budidaya herbal secara tumpangsari dengan pepohonan di hutan (agroforestry)

3 Budidaya herbal secara tumpangsari maupun monokultur di lahan pertanian

4 Penerapan pertanian organik sebagai salah satu cara untuk menjaga kesuburan tanah

5 Pendampingan pengembangan usaha pupuk organik untuk menambah penghasilan keluarga

6 Pengajuan legalitas usaha dan merk untuk usaha pupuk organik

7 Budidaya ternak yang sehat dan higienis serta komunal untuk memudahkan pengumpulan

kotorannya.

8 Pembuatan biodigester untuk pengolahan kotoran ternak menjadi biogas

9 Pemanfaatan biosluri (hasil sampingan biogas) sebagai pupuk untuk pertanian organik

10 Budidaya herbal sesuai dengan GAP

Page 20: LAPORAN AKHIR IPTEKS BAGI DESA MITRA (IbDM)dosen.unimma.ac.id/public/document/pengabdian/75912... · 2018. 5. 1. · Gambar 1.1 Peta Wilayah Kabupaten Magelang 2013 ... Timur Kabupaten

13

11 Penyusunan draft untuk pengajuan sertifikasi herbal

12 Pengolahan herbal menjadi makanan dan minuman

13 Pengajuan legalitas usaha seperti PIRT dan Kekayaan Intelektual yaitu merk dagang

14 Pengembangan kegiatan usaha olahan herbal melalui perluasan jaringan pemasaran

15 Pengajuan pinjaman modal ke lembaga keuangan milik Pemerintah dengan bunga ringan untuk

pengembangan usaha

16 Perancangan dan implementasi teknologi tepat guna khususnya untuk kegiatan pasca panen

yaitu mesin perajang, mesin pengering herbal, dan mesin penepung

17 Pendaftaran paten sederhana ke kemenkumham

18 Melakukan temu bisnis yaitu mempertemukan petani dengan perusahaan-perusahan besar

difasilitasi oleh Pemkab

19 Pelatihan pengoperasian komputer dan penggunaan internet bagi anggota kelompok tani

sebagai modal untuk pemasaran secara online

20 Melaksanakan pameran untuk memperkenalkan produk

21 Penerapan teknologi informasi untukmendukung pemasaran produk secara online.

22 Penguatan kelembagaan kelompok tani

23 Motivasi petani untuk budidaya herbal melalui Achieve Motivation Training

3. Pelaksanaan pengorganisasian

Pelaksanaan pengorganisasian meliputi pembagian tugas tim pengusul sesuai dengan kepakaran yang

dimiliki yaitu biologi, kesehatan dan keselamatan kerja, farmasi, pertanian, dan teknik mesin.

Tabel 3.3Tugas Tim Pengusul Sesuai dengan Kepakaran yang Dimiliki

No Nama Bidang Kajian Uraian tugas

1 Oesman

Raliby, S.T.,

M.Eng

Ergonomi dan

Perancangan

Kerja

a) mengkoordinir kegiatan pengabdian pada masyarakat

yang akan dilakukan, b) memantau dan mengevaluasi

kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam pengabdian pada

masyarakat yang dilakukan oleh tim pelaksana, c)

melakukan perancangan Teknologi Tepat Guna secara

ergonomis, d) menentukan jenis komoditas herbal yang

akan dibudidayakan masyarakat sasaran, e) diversifikasi

olahan makanan dan minuman berbahan baku herbal, dan f)

pengajuan legalitas dan Kekayaan Intelektual produk.

Page 21: LAPORAN AKHIR IPTEKS BAGI DESA MITRA (IbDM)dosen.unimma.ac.id/public/document/pengabdian/75912... · 2018. 5. 1. · Gambar 1.1 Peta Wilayah Kabupaten Magelang 2013 ... Timur Kabupaten

14

8. Pemantauan dan pengarahan kegiatan

Pemantauan dan pengarahan kegiatan dilakukan selama kegiatan pengabdian pada masyarakat ini

berlangsung, agar kegiatan terarah dan mampu mencapai tujuan secara optimal. Pemantauan

dilaksanakan minimal 1 minggu sekali terhadap a) budidaya herbal di pekarangan, agroforestry,

maupun tumpangsari dengan tanaman pertanian, b) penerapan GAP dalam budidaya herbal, c)

penerapan pertanian organik, d) pemanfaatan limbah rumah tangga, pertanian, dan peternakan untuk

pembuatan pupuk dan biogas, e) pengolahan herbal menjadi makanan dan minuman, f) pembuatan

biodigester, dan g) penerapan teknologi tepat guna yang sudah dirancang.

9. Evaluasi dan rencana tindak lanjut

Evaluasi dilakukan pada setiap tahapan yang telah dilakukan yaitu tahap persiapan, pelaksanaan, dan

pembuatan laporan. Evaluasi tahap persiapan dilaksanakan dengan tujuan agar di lapangan tidak

ditemui kendala yang dapat menghambat pelaksanaan pengabdian. Kemudian evaluasi tahap

pelaksanaan dilakukan agar kegiatan dapat terlaksana secara optimal dan tepat sasaran hingga

mempunyai manfaat yang besar bagi mitra. Evaluasi pelaporan dilaksanakan sebagai

pertanggungjawaban administratif tim pelaksana dan untuk kegiatan publikasi.

10. Prosedur kerja untuk mendukung realisasi metode yang ditawarkan

Prosedur kerja kegiatan pengabdian pada masyarakat ini adalah sebagai berikut:

a. Tahap persiapan

Tahap persiapan meliputi 1) memberitahukan kegiatan yang akan dilaksanakan kepada Pemda

Kabupaten Magelang dalam hal ini adalah Dinas Kesehatan, Dinas Pertanian dan Pangan, Dinas

Lingkungan Hidup, Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Magelang; 2) menyampaikan ijin

2 Prasojo

Pribadi,

M.Sc.,Apt

Farmasi a) Bertanggungjawab terhadap pemilihan jenis herbal

yang akan dibudidayakan, b) diversifikasi olahan makanan

dan minuman berbahan baku herbal, c) sertifikasi herbal

yang dibudidayakan, dan d) pencatatan kegiatan dalam log

book.

3 Siti Nurul

Iftitah, S.P.,

M.P.

Agroteknologi a) Bertanggungjawab terhadap budidaya herbal, b)

pelaksanaan pertanian organik, c) pembuatan pupuk

organik, dan d) pengelola keuangan kegiatan pengabdian.

4 Bagiyo

Condro

Purnomo,

S.T., M.Eng

Teknik mesin a) Bertanggungjawab terhadap perancangan dan

pengoperasian teknologi tepat guna, b) pembuatan

biodigester, c) penyusunan laporan dan pembuatan artikel

ilmiah, dan d) dokumentasi kegiatan pengabdian.

Page 22: LAPORAN AKHIR IPTEKS BAGI DESA MITRA (IbDM)dosen.unimma.ac.id/public/document/pengabdian/75912... · 2018. 5. 1. · Gambar 1.1 Peta Wilayah Kabupaten Magelang 2013 ... Timur Kabupaten

15

kepada Kepala Kantor Kecamatan Tempuran dan Kepala Desa Growong yang wilayahnya

digunakan sebagai lokasi kegiatan pengabdian pada masyarakat ini; 3) menyiapkan teknologi yang

akan diterapkan kepada mitra meliputi teknologi produksi, standarisasi (bahan baku, proses

produksi, dan produk), dan pengemasan; dan 4) menyusun jadwal kegiatan dan melakukan

pembagian tugas di antara anggota tim pelaksana.

b. Tahap pelaksanaan

Tahap pelaksanaan meliputi 1) sosialisasi tentang kegiatan pengabdian pada masyarakat yang akan

dilakukan kepada keempat mitra; 2) pelatihan yang akan diberikan kepada mitra adalah a) Achieve

Motivation Training yang bertujuan untuk memotivasi mitra agar berkenan untuk mengikuti

kegiatan pengabdian pada masyarakat ini, b) cara budidaya tanaman herbal, c) pasca panen herbal,

d) cara pengolahan herbal, e) standarisasi bahan baku, proses produksi, dan produk herbal, f)

kesehatan dan keselamatan kerja, g) pengemasan produk, h) strategi pemasaran, dan i) manajemen

usaha; 3) pendampingan dilakukan hingga kegiatan pengabdian pada masyarakat ini berlangsung

selama 3 tahun. Kegiatan pendampingan dilakukan terhadap pelaksanaan a) cara budidaya tanaman

herbal, b) pasca panen herbal, c) cara pengolahan herbal, d) standarisasi bahan baku, proses

produksi, dan produk herbal, e) kesehatan dan keselamatan kerja, f) pengemasan produk, g) strategi

pemasaran, dan h) manajemen usaha.

c. Tahap penyusunan laporan

Tahap penyusunan laporan meliputi 1) penyusunan laporan kemajuan apabila kegiatan sudah

tercapai 70 persen yang jadwalnya disesuaikan dengan yang telah ditentukan dari DRPM, 2)

penyusunan laporan akhir setelah seluruh kegiatan pengabdian pada masyarakat pada tahun pertama

selesai, dan 3) penyusunan artikel ilmiah untuk publikasi.

Page 23: LAPORAN AKHIR IPTEKS BAGI DESA MITRA (IbDM)dosen.unimma.ac.id/public/document/pengabdian/75912... · 2018. 5. 1. · Gambar 1.1 Peta Wilayah Kabupaten Magelang 2013 ... Timur Kabupaten

16

BAB 4. KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI

4.1. Kinerja Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi dalam Bidang

Kewirausahaan dan Penerapan Ipteks ke Masyarakat

Selama 5 (lima) tahun terakhir ini, Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat Universitas

Muhammadiyah Magelang dan Universitas Tidar telah melaksanakan sejumlah kegiatan pengabdian

pada masyarakat yang di antaranya adalah:

Tabel 4.1Kinerja Pengabdian pada Masyarakat 5 Tahun Terakhir

No Kegiatan

1 Pelaksanaan Iptek bagi Wilayah di Kota Magelang sejak tahun 2013 hingga tahun 2015

bermitra dengan Universitas Tidar Magelang.

2 Pelaksanaan Ipteks bagi Masyarakat di Kampung Tidar Campur pada tahun 2015 dengan

tema pengolahan limbah cair tahu menjadi biogas.

3 Pelaksanaan Ipteks bagi Masyarakat yang berjudul IbM Kelompok Peternak Ikan Lele di

Desa Tanggulrejo Tempuran dan Kalurahan Sumberrejo Mertoyudan Magelang pada tahun

2015.

4 Pelaksanaan Ipteks bagi Masyarakat yang berjudul IbM Pendidikan Usia Dini di Kampung

Tidar Kota Magelang pada tahun 2016.

5 Pelaksanaan Ipteks bagi Masyarakat yang berjudul IbM UMKM Mainan Anak di Kota

Magelang: Mempersiapkan Industri Kerajinan Mainan Anak Menyongsong Pasaran Bebas

ASEAN-MEA Melalui Standardisasi pada tahun 2016.

6 Pelaksanaan Ipteks bagi Masyarakat yang berjudul IbM Kelompok Industri kecil Menengah

(IKM) Mainan Anak Tradisional dari Kayu di Kota Magelang pada tahun 2016.

7 Pelaksanaan Ipteks bagi Masyarakat yang berjudul IbM Kelompok Tani dan Ternak

Penggemukan Sapi Potong Aplikasi Teknologi Konversi Bahan Bakar Minyak ke Bahan

Bakar Biogas di Pulosari Bawen Semarang Jawa Tengah pada tahun 2016.

8 Pelaksanaan Ipteks bagi Masyarakat yang berjudul IbM Kelompok Wanita Tani (KWT)

Desa Ketundan, Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang pada tahun 2016.

9 Pelaksanaan KKN Posdaya bekerjasama dengan Yayasan Damandiri sebanyak 2 kali dalam

setahun di wilayah Kabupaten Magelang.

10 Pengabdian pada masyarakat di Dusun Bangsal, Desa Ketundan, Kecamatan Pakis,

Kabupaten Magelang bekerjasama dengan Flipmas Jawa Tengah Dianmas berupa

pembuatan biodigester yang mengolah kotoran ternak menjadi biogas dan pembangunan

Page 24: LAPORAN AKHIR IPTEKS BAGI DESA MITRA (IbDM)dosen.unimma.ac.id/public/document/pengabdian/75912... · 2018. 5. 1. · Gambar 1.1 Peta Wilayah Kabupaten Magelang 2013 ... Timur Kabupaten

17

instalasi penyedia air bersih pada tahun 2014-2015.

11 Pelaksanaan IbIKK dengan judul Pengembangan Usaha Bengkel Kampus “UMMagelang

Autorized” pada tahun 2016.

12 Pelaksanaan IbW dengan judul Perintisan PKBM Berbasis Potensi Lokal di Daerah Miskin

pada tahun 2016.

13 Bekerjasama dengan Disperinkop dan UMKM Kabupaten Magelang melakukan

pendampingan kepada 45 UMKM di Kabupaten Magelang untuk pengajuan merk dagang.

14 Sebagai BDS atau pendamping UMKM Dinas Koperasi Provinsi Jawa Tengah di Kota

Magelang.

15 Bekerjasama dengan CRECPI ITB dan UNIDO PBB dalam rangka assesmen tterhadap

efisiensi sumberdaya dan produksi bersih industri pendukung pariwisata di Kabupaten

Magelang.

16 Bekerjasama dengan Mercy Relief Singapura untuk pendampingan masyarakat di daerah

rawan bencana yaitu Desa Kaliurang, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang tahun

2015-2016

17 Sebagai fasilitator Sustainable Tourism Development Kementrian Pariwisata tahun 2015-

2016.

18 Perbaikan Teknik Budidaya Stroberi di Desa Wonolelo Kecamatan Sawangan Kabupaten

Magelang tahun 2014-2015

19 Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik Lokal, Pupuk Cair, dan Pupuk Padat di Desa Balesari

Kecamatan Windusari Kabupaten Magelang tahun 2015.

20 Demplot Pola Tanam Tumpangsari Jagung dan Kedelai pada Lahan Tadah Hujan di Desa

Balesari Kecamatan Windusari Kabupaten Magelang tahun 2015.

21 IbK di Universitas Tidar tahun 2015-2017

4.2. Personil dan Kepakaran yang Dibutuhkan Personil dan kepakaran yang diperlukan untuk melaksanakan program IbDM ini ada 4 (empat)

orang yang mempunyai latar belakang pendidikan yang berbeda-beda, namun semuanya mempunyai

relevansi dengan bidang yang akan ditangani. Kepakaran tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

Page 25: LAPORAN AKHIR IPTEKS BAGI DESA MITRA (IbDM)dosen.unimma.ac.id/public/document/pengabdian/75912... · 2018. 5. 1. · Gambar 1.1 Peta Wilayah Kabupaten Magelang 2013 ... Timur Kabupaten

18

Tabel 4.2Kepakaran dan Personil Kegiatan IbDM

No Kegiatan Penanggungjawab

1 Budidaya herbal tingkat rumah tangga (di

pekarangan rumah) terutama bagi kaum

perempuan

Siti Nurul Iftitah

Prasojo Pribadi

2 Penerapan pertanian organik sebagai salah satu

cara untuk menjaga kesuburan tanah

Siti Nurul Iftitah

3 Budidaya ternak yang sehat dan higienis serta

komunal untuk memudahkan pengumpulan

kotorannya.

Siti Nurul Iftitah

Bagiyo Condro Purnomo

4 Budidaya herbal sesuai dengan GAP Siti Nurul Iftitah

5 Pengolahan herbal menjadi makanan dan

minuman

Oesman Raliby

Prasojo Pribadi

6 Perancangan dan implementasi teknologi tepat

guna khususnya untuk kegiatan pasca panen

yaitu mesin perajang, mesin pengering herbal,

dan mesin penepung

Bagiyo Condro Purnomo

Oesman Raliby

7 Melakukan temu bisnis yaitu mempertemukan

petani dengan perusahaan-perusahan besar

difasilitasi oleh Pemkab

Oesman Raliby

Prasojo Pribadi

8 Penguatan kelembagaan kelompok tani Oesman Raliby

4.3. Fasilitas Pendukung yang Tersedia di Perguruan Tinggi Fasilitas pendukung kegiatan IbDM yang tersedia di Perguruan Tinggi adalah Prodi DIII Farmasi

memiliki laboratorium farmakognosi fitokimia untuk pengujian kandungan aktif dari tanaman obat dan

saintifikasi jamu, serta laboratorium teknologi farmasi untuk mendesain formula sediaan jamu,

laboratorium mikrobiologi untuk menguji kelayakan konsumsi dari olahan jamu; Sentra Hak Kekayaan

Intelektual yang didirikan atas insentif dari Kemenristek sejak tahun 2012 yang memfasilitasi pengajuan

Kekayaan Intelektual seperti merk dan paten; Tax Center yang didirikan sejak tahun 2012, kerjasama

dengan Direktorat Jenderal Pajak Kantor Wilayah Jateng II; Laboratorium komputer; Laboratorium

bahasa; Bengkel Otomotif; Radio Unima; perpustakaan; kendaraan; dan aula atau ruang pertemuan.

Page 26: LAPORAN AKHIR IPTEKS BAGI DESA MITRA (IbDM)dosen.unimma.ac.id/public/document/pengabdian/75912... · 2018. 5. 1. · Gambar 1.1 Peta Wilayah Kabupaten Magelang 2013 ... Timur Kabupaten

19

Sedangkan di Untidar tersedia laboratorium terpadu yang meliputi Laboratorium Tanaman, Laboratorium

Tanah, Laboratorium Produksi, Green House, Kebun Percobaan, serta Laboratorium Internet dan

Komputer.

Page 27: LAPORAN AKHIR IPTEKS BAGI DESA MITRA (IbDM)dosen.unimma.ac.id/public/document/pengabdian/75912... · 2018. 5. 1. · Gambar 1.1 Peta Wilayah Kabupaten Magelang 2013 ... Timur Kabupaten

20

BAB 5. HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI

5.1. Hasil yang Dicapai

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat skim IbDM Universitas Muhammadiyah

Magelang sudah dilaksanakan selama 7 bulan yaitu sejak bulan April 2017. Kegiatan diawali dengan

melakukan sosialisasi kepada perangkat desa Growong, tim penyuluh tingkat kecamatan, dan

kelompok tani yang berasal dari empat dusun.

Dalam kegiatan sosialisasi tersebut disampaikan tujuan pelaksanaan IbDM, program kerja yang akan

dilaksanakan, dan jadwal pelaksanaan kegiatan oleh ketua pelaksana. Disepakati bersama bahwa

kegiatan-kegiatan yang sudah direncanakan akan dilaksanakan setiap hari sabtu. Oleh karena itu,

kelompok tani diminta keterlibatan dan keaktifannya untuk mengikuti kegiatan IbDM ini.

Gambar 5.1Sosialisasi Pelaksanaan IbDM di Balai Desa

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat di Desa Growong ini dibagi menjadi 3 bidang

yaitu:

1. Penguatan kelembagaan

a. Focus Group Discussion (FGD) yang melibatkan pemerintah daerah, tim pelaksana, dan

masyarakat sasaran

Setelah melakukan sosialisasi kepada perangkat desa dan masyarakat sasaran, kegiatan

pengabdian kepada masyarakat dilanjutkan dengan FGD yang melibatkan Pemerintah Daerah

Kabupaten Magelang yang meliputi Bappeda, Dinas Pertanian dan Pangan, Dinas Kesehatan,

Dinas Lingkungan Hidup, dan Dinas Koperasi dan UMKM; Kecamatan Tempuran; penyuluh

pertanian Kecamatan Tempuran; perangkat Desa Growong; kelompok tani; dan tim

pelaksana.

Dalam kegiatan FGD tersebut telah disepakati antara Pemerintah Daerah Kabupaten,

Kecamatan, dan Desa untuk mendukung seluruh kegiatan yang akan dilaksanakan oleh tim

IbDM. Dukungan terutama dalam bentuk kebijakan-kebijakan, agar kegiatan yang telah

Page 28: LAPORAN AKHIR IPTEKS BAGI DESA MITRA (IbDM)dosen.unimma.ac.id/public/document/pengabdian/75912... · 2018. 5. 1. · Gambar 1.1 Peta Wilayah Kabupaten Magelang 2013 ... Timur Kabupaten

21

dilaksanakan dapat berkelanjutan dan memandirikan masyarakat sasaran agar tidak selalu

tergantung dengan pihak-pihak lain. Diharapkan pula peran Perguruan Tinggi yang bersinergi

dengan Pemerintah daerah dalam melakukan pemberdayaan masyarakat, agar tujuan yang

telah ditetapkan dapat segera tercapai.

Masyarakat sasaran dengan dukungan dari perangkat desa menyatakan siap untuk

berperan aktif dalam kegiatan IbDM ini dan bahkan menjadi aktor utama, karena seluruh

aktivitas yang akan dilaksanakan kembali untuk kesejahteraan masyarakat sendiri.

Gambar 5.2FGD dengan Pemerintah Daerah dan Masyarakat Sasaran

b. Pembentukan Kelompok Wanita Tani

Kegiatan IbDM ini juga melibatkan peran besar kaum perempuan sebagai pendamping

suami. Oleh karena itu kaum perempuan di Desa Growong yang sebagian besar adalah ibu

rumah tangga perlu dibuatkan suatu wadah agar aktivitas yang dilakukan dapat optimal.

Wadah yang dimaksud adalah Kelompok Wanita Tani. Menurut Surat Edaran Kepala

Badan Pendidikan dan Latihan Pertanian Nomor. K/LP.620/147/X/92k, tanggal 8 Oktober

1992 tentang Pedoman Umum Pembinaan Wanita tani-Nelayan, yang dimaksud wanita tani

adalah kaum wanita yang berstatus selaku petani-nelayan yang wanita (ibu, anak, mertua,

kemenakan, danlain-lain) (Suwitaningrum, 2013).Wanita tani memiliki peranan penting

dalam pengelolaan usaha tani termasuk usaha pengolahan hasil pertanian. Jadi, mereka

mempunyai peran ganda, selain mengurusi rumah tangga juga membantu suami

melaksanakan usaha tani dengan melakukan usaha pengolahan hasil pertanian di sela-sela

waktu panen untuk mencukupi kebutuhan hidupnya.

Di Desa Growong terdapat 4 dusun yaitu Dusun Growong, Dusun Gondang, Dusun

Moning, dan Dusun Seneng. Di setiap dusun sudah terbentuk kelompok tani, oleh karena itu

dibentuk KWT di setiap dusun yang namanya sama dengan kelompok tani. Di Dusun

Gondang dibentuk KWT Sidodadi, di Dusun Growong dengan nama KWT Ngudi Lestari, di

Dusun Seneng dengan nama KWT Seneng Makmur, dan di Dusun Moning dengan nama

KWT Ngudi Rahayu.

Page 29: LAPORAN AKHIR IPTEKS BAGI DESA MITRA (IbDM)dosen.unimma.ac.id/public/document/pengabdian/75912... · 2018. 5. 1. · Gambar 1.1 Peta Wilayah Kabupaten Magelang 2013 ... Timur Kabupaten

22

Selanjutnya ditentukan nama-nama pengurus yang meliputi ketua, sekretaris, dan

bendahara dan kelembagaan ini disyahkan melalui SK yang ditandatangani Kepala Desa

Growong, Kecamatan Tempuran.

Gambar 5.3Surat Keputusan Pembentukan KWT

Tabel 5.1Struktur Organisasi KWT di Desa Growong, Kecamatan Tempuran, Kabupaten Magelang

No Nama KWT Alamat Struktur Organisasi

Ketua Sekretaris Bendahara

1 Sidodadi Gondang, Growong Parinah Inayah Sri Aswati

2 Ngudi Rahayu Moning, Growong Nurul Rani Sariyah

3 Seneng Makmur Seneng, Growong Etik Pujiati Tasbikah

4 Ngudi Lestari Growong, Growong Umiyati Romelah Maripah

c. Kunjungan ke Desa Wonogiri, Kecamatan Kajoran, Kabupaten Magelang

Guna meningkatkan motivasi masyarakat sasaran untuk melakukan budidaya tanaman

herbal di pekarangan rumah, maka para ibu dan bapak yang tergabung dalam poktan dan

Page 30: LAPORAN AKHIR IPTEKS BAGI DESA MITRA (IbDM)dosen.unimma.ac.id/public/document/pengabdian/75912... · 2018. 5. 1. · Gambar 1.1 Peta Wilayah Kabupaten Magelang 2013 ... Timur Kabupaten

23

KWT diajak studi lapangan ke Desa Wonogiri, Kecamatan Tempuran, Kabupaten Magelang

yang terletak di sebelah Timur Kecamatan Tempuran.

Desa Wonogiri telah ditetapkan sebagai Desa Mandiri Pangan, karena masyarakat sudah

mampu mencukupi kebutuhan pangannya sehari-hari melalui kegiatan pertanian, peternakan,

dan perikanan dengan memanfaatkan lahan pekarangan rumah masing-masing. Aktivitas

masyarakat Desa Wonogiri tersebut banyak menarik minat masyarakat dari luar desa untuk

sekedar menikmati, menggali informasi, belajar, dan menerapkan pada wilayah masing-

masing. Begitu pula dengan masyarakat sasaran yang diajak ke Desa Wonogiri tersebut.

Diharapkan mereka dapat menimba ilmu untuk dapat diterapkan di Desa Growong dengan

fokus pada komoditas herbal.

Gambar 5.4Kunjungan ke Desa Wonogiri, Kecamatan Kajoran, Kabupaten Magelang

d. Pencanangan desa herbal

Guna meningkatkan motivasi masyarakat sasaran dalam rangka melaksanakan agribisnis

herbal, maka tim pelaksana IbDM dan penyuluh pertanian Kecamatan Tempuran

mengadakan pendekatan kepada Kepala Kantor Kecamatan Tempuran dan Kepala Desa

Growong agar mencanangkan Desa Growong sebagai rintisan Desa Herbal.

Bapak Camat Tempuran maupun Kepala Desa Growong sangat menyetujui gagasan

tersebut. Akhirnya diputuskan pada tanggal 30 September 2017 Desa Growong dicanangkan

sebagai Desa Herbal oleh Bapak Camat Tempuran. Pada acara tersebut disampaikan bahwa

pencanangan ini merupakan langkah awal atau masih merupakan rintisan sebagai desa herbal,

karena tujuan utama 2 tahun mendatang adalah sebagai Desa Mandiri Herbal. Oleh karena

itu, Bapak Camat sangat berharap agar upaya yang telah dirintis melalui kegiatan IbDM ini

dapat dilanjutkan terus hingga mencapai Mandiri Herbal tersebut.

Dalam kegiatan pencanangan Desa Herbal itu, tim pelaksana IbDM memberikan 400

bibit tanaman herbal kepada masing-masing KWT untuk dibudidayakan di pekarangan rumah

masing-masing. Bibit-bibit tanaman tersebut terdiri dari jeruk nipis, jahe merah, kencur, lada,

dan cabe jamu. Selain itu juga diberikan pupuk organik olahan salah satu anggota poktan, dan

Page 31: LAPORAN AKHIR IPTEKS BAGI DESA MITRA (IbDM)dosen.unimma.ac.id/public/document/pengabdian/75912... · 2018. 5. 1. · Gambar 1.1 Peta Wilayah Kabupaten Magelang 2013 ... Timur Kabupaten

24

peralatan untuk budidaya. Diserahkan juga 4 buah mesin pengolah herbal yang terdiri dari 1

unit mesin penepung, 1 unit mesin pemarut, 1 unit mesin perajang, dan 1 unit mesin

pengering. Tiga mesin pertama merupakan milik poktan yang tidak dapat dioperasionalkan

karena mengalami kerusakan. Kemudian dibawa tim pelaksana ke kampus untuk diperbaiki.

Sedangkan mesin pengering dirancang dan dibuat oleh tim pelaksana.

Selain dihadiri oleh Bapak Camat Tempuran, kegiatan pencanangan Desa Herbal tersebut

juga dihadiri perwakilan dari Dinas Pertanian dan pangan, Dinas Kesehatan, Koramil, dan

penyuluh pertanian kecamatan, serta perangkat desa maupun seluruh anggota poktan dan

KWT di Desa Growong.

Gambar 5.5Pencanangan Desa Herbal

e. Temu bisnis

Kegiatan temu bisnis dilaksanakan dengan tujuan untuk menghubungkan petani dengan

para pengusaha di bidang olahan herbal. Harapannya agar terjadi sinergi antara petani dengan

pengusaha, petani menyediakan bahan baku dan pengusaha membutuhkan bahan baku,

sehingga menguntungkan kedua belah pihak terutama masalah penentuan harga jual dan

kualitas produk.

Temu bisnis dilaksanakan di kampus Universitas Muhammadiyah Magelang, dengan

menghadirkan pakar herbal dari Universitas Ahmad Dahlan yaitu Dr. Kintoko yang

menyampaikan tentang prospek atau peluang usaha di bidang herbal. Juga dihadirkan

Koperasi Sekar Bumi dari Kecamatan Tempuran yang merupakan pemasok herbal dalam

bentuk simplisia dan serbuk ke perusahaan-perusahaan besar, serta sejumlah pengusaha

olahan herbal seperti Joglo Herbal dan Galuga Herbal dari Yogyakarta, PT. Capung dari

Kecamatan Tempuran, Kabupaten Magelang, dan dua orang pengusaha herbal dari Kota

Magelang serta dari bidang farmamin Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang.

Page 32: LAPORAN AKHIR IPTEKS BAGI DESA MITRA (IbDM)dosen.unimma.ac.id/public/document/pengabdian/75912... · 2018. 5. 1. · Gambar 1.1 Peta Wilayah Kabupaten Magelang 2013 ... Timur Kabupaten

25

Para pengusaha olahan herbal sangat menyambut baik kegiatan ini, mereka akan

membantu para petani dari Desa Growong untuk memasarkan komoditas herbal yang telah

dihasilkan. Mereka juga memohon kepada tim pelaksana untuk melakukan pendampingan

secara kontinyu kepada para petani agar dapat menghasilkan komoditas herbal dengan

spesifikasi yang sesuai dengan yang distandarkan oleh perusahaan.

Selanjutnya dari Dr. Kintoko menyarankan untuk membentuk konsorsium antara

Pemerintah Daerah, pengusaha olahan herbal, petani, dan Perguruan Tinggi di dalam

pengembangan usaha herbal di wilayah Kabupaten Magelang. Pemerintah daerah memiliki

kebijakan, pengusaha sebagai pengolah bahan baku, petani sebagai penyedia bahan baku, dan

Perguruan Tinggi sebagai penyedia teknologi. Jika konsorsium ini dapat terbentuk, maka

keuntungan juga dapat dirasakan oleh para petani, sehingga tingkat kesejahteraannya

meningkat.

Gambar 5.6Temu Bisnis

f. Temu usaha

Page 33: LAPORAN AKHIR IPTEKS BAGI DESA MITRA (IbDM)dosen.unimma.ac.id/public/document/pengabdian/75912... · 2018. 5. 1. · Gambar 1.1 Peta Wilayah Kabupaten Magelang 2013 ... Timur Kabupaten

26

Gambar 5.7Temu Usaha “Aktivasi Kerjasama Pengembangan Ekspor Produk Herbal

Indonesia ke Pasar Jepang”

Guna memperkaya tentang bisnis herbal, tim pelaksana telah mengikuti kegiatan temu

usaha yang dilaksanakan oleh Dirjend Pengembangan Ekspor Nasional, Kementrian

Perdagangan Republik Indonesia bekerjasama dengan JETRO di Yogyakarta dengan tema

“Aktivasi Kerjasama Pengembangan Ekspor Produk Herbal Indonesia ke Pasar Jepang”.

Dalam kegiatan tersebut, tim pelaksana bertemu dengan sejumlah pengusaha olahan

herbal dari DIY yang selanjutnya akan dimanfaatkan untuk berjejaring dalam rangka

pengembangan komoditas herbal di Desa Growong.

2. Peningkatan kualitas sumberdaya manusia

a. Pelatihan budidaya tanaman herbal di pekarangan sesuai GAP

Pelatihan budidaya tanaman herbal di pekarangan terutama ditujukan kepada para ibu

rumah tangga yang tergabung dalam KWT. Pelatihan dilaksanakan dengan narasumber dari

tim pelaksana yang berlatar belakang pendidikan pertanian dan penyuluh pertanian

Kecamatan Tempuran.

Kegiatan diawali dengan penjelasan tentang aneka tanaman herbal yang dapat

dibudidayakan dan bermanfaat bagi kesehatan manusia. Bisa berupa akar, umbi, batang, kulit

batang, biji, buah, bunga, maupun daun. Dijelaskan pula syarat-syarat pertumbuhan dari

masing-masing tanaman herbal, cara budidayanya, dan cara memperoleh bibitnya.

Diharapkan dengan penjelasan ini, para petani dapat menentukan jenis tanaman herbal yang

akan dibudidayakan juga mempertimbangkan permintaan pasar.

Cara budidaya tanaman herbal sesuai Good Agriculture Practices (GAP) sebagai acuan

dalam mengelola usaha budidaya pada tanaman herbalperlu dilakukan dalam rangka

mencapai usaha produksi yang efisien dan berdaya saing, menghasilkan produk bermutu yang

Page 34: LAPORAN AKHIR IPTEKS BAGI DESA MITRA (IbDM)dosen.unimma.ac.id/public/document/pengabdian/75912... · 2018. 5. 1. · Gambar 1.1 Peta Wilayah Kabupaten Magelang 2013 ... Timur Kabupaten

27

aman dikonsumsi dan diproduksi berdasarkan keberlanjutan serta kelestarian sumberdaya

alam pertanian.

Ruang lingkup GAP untuk tanaman herbal meliputi manajemen usaha produksi, lahan

dan media tanam, benih, penanaman, pemeliharaan, pemupukan, pengairan, perlindungan

tanaman, panen, pasca panen, penanganan limbah dan sampah, kesehatan, keamanan, dan

kesejahteraan petani, dan kepedulian lingkungan. Dari beberapa kegiatan dalam ruang

lingkup GAP, yang merupakan titik kendali wajib dilaksanakannya GAP tanaman herbal

adalah (1) sistem pencatatan dan dokumentasi mulai dari proses produksi hingga ke

konsumen, (2) lahan harus bebas dari pencemaran limbah Bahan Beracun dan Berbahaya

(B3), (3) kotoran dan urine binatang tidak boleh langsung digunakan dalam pemupukan,

tetapi harus melalui proses pengolahan/fermentasi, (4) penyimpanan pupuk (organik dan

anorganik) dilakukan di tempat yang aman, kering, dan terlindung serta terpisah dari hasil

tanaman, benih, dan pestisida (5) pestisida kimia yang digunakan harus terdaftar/mendapat

izin resmi dari pemerintah, (6) penggunaan pestisida kimia harus sesuai dengan instruksi

label, (7) penyimpanan pestisida harus dilakukan di tempat aman, kering, dan terlindung serta

terpisah dari hasil tanaman, benih, dan pupuk, (8) proses pencucian harus menggunakan air

yang bersih sesuai baku mutu air untuk mencuci, (9) penggunaan bahan kimia untuk

penanganan pasca panen harus aman sesuai dengan tujuan dan prinsip keamanan pangan, (10)

petani pada saat melaksanakan proses produksi dan penanganan hasil harus dalam keadaan

sehat dan tidak mengidap penyakit menular (Nurdjannah, 2009).

Gambar 5.8Pelatihan Budidaya Tanaman Herbal Sesuai GAP

Kegiatan pelatihan dilanjutkan dengan praktek dan pendampingan, sehingga di setiap

pekarangan poktan dibudidayakan tanaman herbal dengan model verikultur.

Page 35: LAPORAN AKHIR IPTEKS BAGI DESA MITRA (IbDM)dosen.unimma.ac.id/public/document/pengabdian/75912... · 2018. 5. 1. · Gambar 1.1 Peta Wilayah Kabupaten Magelang 2013 ... Timur Kabupaten

28

Gambar 5.9Budidaya Tanaman Herbal di Pekarangan

b. Pelatihan pengolahan makanan dan minuman berbasis herbal

Pelatihan pengolahan makanan dan minuman dengan bahan herbal dilaksanakan

sebanyak 3 kali yaitu pembuatan sirup herbal, manisan herbal, keripik pegagan, dan serbuk

herbal. Sebelum pelaksanaan pelatihan, tim pelaksana memberikan bantuan berupa

seperangkat peralatan masak kepada setiap KWT yang terdiri dari oven, loyang, mixer, dan

blender.

Gambar 5.10Penyerahan Peralatan Memasak

Gambar 5.11Pelatihan Pengolahan Makanan dan Minuman Berbasis Herbal

c. Pelatihan pembuatan kandang ternak kambing presentatif

Kandang ternak yang representatif artinya adalah kandang yang sehat dan nyaman untuk

kehidupan ternak serta kemudahan untuk pengumpulan kotorannya yang akan dimanfaatkan

Page 36: LAPORAN AKHIR IPTEKS BAGI DESA MITRA (IbDM)dosen.unimma.ac.id/public/document/pengabdian/75912... · 2018. 5. 1. · Gambar 1.1 Peta Wilayah Kabupaten Magelang 2013 ... Timur Kabupaten

29

untuk pembuatan biogas. Oleh karena itu, poktan diajak untuk membuat kandang komunal

yang bersebelahan dengan biodigester.

Gambar 5.12Pelatihan Pembuatan Kandang Ternak yang Representatif

d. Pelatihan pembuatan biodigester

Sebelum dibuat biodigester, poktan dilatih terlebih dahulu dan diberi pengertian agar

dapat memahami manfaat biodigester dan cara perawatannya. Biodigester yang akan

dibangun di salah satu lahan poktan berukuran 6 m3, untuk menampung kotoran ternak

kambing sebanyak 28 ekor yang akan ditempatkan dalam 1 kandang komunal.

Diharapkan dengan pembuatan biodigester ini, poktan di sekitar biodigester dapat

memanfaatkan biogas yang dihasilkan sebagai sumber energi alternatif pengganti kayu bakar.

Page 37: LAPORAN AKHIR IPTEKS BAGI DESA MITRA (IbDM)dosen.unimma.ac.id/public/document/pengabdian/75912... · 2018. 5. 1. · Gambar 1.1 Peta Wilayah Kabupaten Magelang 2013 ... Timur Kabupaten

30

Gambar 5.13Pelatihan Pembuatan Biodigester

3. Penerapan ipteks

a. Modifikasi peralatan pengolah herbal

Ada 3 unit mesin pengolah herbal milik poktan yang tidak dapat difungsikan lagi. Ketiga

mesin tersebut adalah mesin penepung, mesin perajang, dan mesin pemarut herbal.

Selanjutnya mesin-mesin tersebut dimodifikasi di kampus sehingga dapat digunakan kembali.

Hanya saja daya listrik yang dimiliki poktan di rumahnya tidak mencukupi untuk

mengoperasionalkan alat tersebut, sehingga poktan dibantu untuk menambah daya listrik.

Gambar 5.14Mesin-mesin Pengolah Herbal yang Dimodifikasi

b. Pembuatan mesin pengering herbal

Mesin pengering rajangan herbal dirancang dan dibuat sendiri oleh tim pelaksana. Mesin

ini sangat dibutuhkan poktan untuk mengeringkan rajangan herbal menjadi simplisia.

Sebenarnya poktan sudah memiliki mesin tersebut, namun sebagai energinya adalah kayu.

Page 38: LAPORAN AKHIR IPTEKS BAGI DESA MITRA (IbDM)dosen.unimma.ac.id/public/document/pengabdian/75912... · 2018. 5. 1. · Gambar 1.1 Peta Wilayah Kabupaten Magelang 2013 ... Timur Kabupaten

31

Sedangkan mesin yang dirancang ini menggunakan energi berupa gas buang, oleh karena itu

bersifat ramah lingkungan.

Gambar 5.15Mesin Pengering

5.2. Luaran yang Dicapai Luaran yang telah dicapai pada tahun pertama sesuai dengan Rencana Capaian Target

Tahunan dijelaskan sebagai berikut:

Tabel 5.2Capaian Target Tahunan

No Jenis Luaran Indikator Capaian

1 Publikasi ilmiah di jurnal nasional/prosiding Salah satu kegiatan IbDM yaitu budidaya

tanaman herbal di pekarangan sudah

dipresentasikan dalam Seminar Nasional

Urecol pada tanggal9 September 2017 di

Universitas Muhammadiyah Magelang dan

dipublikasikan dalam proseding.

2 Publikasi pada media masa

(cetak/elektronik)/repository PT

Kegiatan IbDM juga telah 3 kali

dipublikasikan dalam media massa Suara

Merdeka, Magelang Ekspres, dan

Kedaulatan Rakyat untuk kegiatan FGD

dengan Pemkab, kecamatan, perangkat

desa, penyuluh pertanian, dan kelompok

tani; kegiatan sosialisasi pemanfaatan

kotoran ternak kambing menjadi biogas;

pencanangan desa herbal; dan kegiatan

temu bisnis.

Page 39: LAPORAN AKHIR IPTEKS BAGI DESA MITRA (IbDM)dosen.unimma.ac.id/public/document/pengabdian/75912... · 2018. 5. 1. · Gambar 1.1 Peta Wilayah Kabupaten Magelang 2013 ... Timur Kabupaten

32

3 Peningkatan kualitas, kuantitas, serta nilai tambah

barang, jasa, atau sumber daya desa lainnya

Luaran ini ditunjukkan dengan adanya 1)

herbal yang semula hanya dijual segar dan

dalam bentuk kering (simplisia), sudah

diolah menjadi beberapa produk olahan

makanan dan minuman yang dikemas

dengan kemasan-kemasan menarik atau

marketable; 2) tanaman herbal yang

semula tidak dibudidayakan secara khusus

dan intensif, sekarang sudah

dibudidayakan secara intensif di masing-

masing pekarangan rumah penduduk; 3)

kotoran ternak kambing yang semula

diolah menjadi pupuk saja, sekarang sudah

diolah menjadi biogas sebagai bahan bakar

alternative pengganti kayu bakar yang

digunakan masyarakat selama ini; 4)

kandang-kandang ternak kambing sudah

diperbaiki menjadi kandang-kandang

komunal agar kotoran ternak sebagai bahan

baku biogas dapat terkumpul secara

terintegrasi, dan 5) modifikasi dan

perancangan alat pengolah herbal yang

dapat membantu meningkatkan kapasitas

produksi olahan herbal.

4 Peningkatan kualitas tata kelola pembangunan

masyarakat desa

Terbentuknya 4 KWT dari masing-masing

dusun yang akan menjadi ujung tombak

pengelolaan herbal sebagai unit usaha

produktif.

5 Peningkatan kondisi sosial ekonomi, perbaikan

moral dan karakter,serta pendidikan masyarakat

Peningkatan pengetahuan dan ketrampilan

kelompok tani melalui sejumlah kegiatan

pelatihan seperti budidaya tanaman herbal

di pekarangan sesuai GAP, pasca panen

melalui pengolahan tanaman herbal

menjadi aneka makanan dan minuman,

Page 40: LAPORAN AKHIR IPTEKS BAGI DESA MITRA (IbDM)dosen.unimma.ac.id/public/document/pengabdian/75912... · 2018. 5. 1. · Gambar 1.1 Peta Wilayah Kabupaten Magelang 2013 ... Timur Kabupaten

33

pembuatan kandang ternak yang

representatif, dan pembuatan biodigester.

6 Jasa, rekayasa sosial, metode atau sistem,

produk/barang

Pembuatan mesin pengering simplisia dan

perbaikan sejumlah mesin yang telah

dimiliki kelompok tani agar dapat

dioperasionalkan kembali (mesin perajang,

penyerut, dan penepung herbal).

Page 41: LAPORAN AKHIR IPTEKS BAGI DESA MITRA (IbDM)dosen.unimma.ac.id/public/document/pengabdian/75912... · 2018. 5. 1. · Gambar 1.1 Peta Wilayah Kabupaten Magelang 2013 ... Timur Kabupaten

34

9 Pendaftaran paten sederhana ke kemenkumham Pendaftaran paten sederhana dilakukan pada

mesin pengering herbal menjadi simplisia

yang telah dirancang.

10 Penerapan teknologi informasi untuk mendukung

pemasaran produk secara online.

Salah seorang perangkat desa yaitu sekdes

telah mengikuti pelatihan IT yang

dilaksanakan oleh Prodi Teknik Informatika

Universitas Muhammadiyah Magelang.

Pengetahuan dan ketrampilan yang telah

diperoleh tersebut akan didesiminasikan

kepada kelompok tani agar dapat

memanfaatkan IT untuk mempromosikan

potensi desa dan usaha-usaha yang telah

dirintis kepada masyarakat luas.

Selain dari kegiatan yang telah direncanakan, tindak lanjut yang diinginkan kelompok

tani dalam waktu secepatnya adalah pembuatan tempat pertemuan terbuka di tengah-tengah kebun

tanaman herbal. Mengingat sudah ada permintaan dari kelompok tani dari luar desa yang berkeinginan

untuk studi banding ke Desa Growong. Harapannya dengan adanya tempat tersebut dapat memberikan

suasana yang nyaman bagi para tamu yang berkunjung, sekaligus dapat dijadikan sebagai ajang promosi

wisata untuk menarik kunjungan masyarkat luas ke Desa Growong. Juga bantuan untuk penambahan daya

listrik di rumah salah satu anggota poktan agar mesin-mesin pengolah herbal yang telah dimodifikasi

dapat dimanfaatkan.

Hasil positif yang lain dari kegiatan IbDM pada tahun pertama ini adalah permintaan

produk herbal segar maupun dalam bentuk olahan seperti simplisia, serbuk, maupun olahan pangan

seperti sirup herbal mulai meningkat. Hal ini antara lain disebabkan adanya temu bisnis yang telah

difasilitasi tim IbDM pada tanggal 10 Oktober 2017 yang lalu. Kegiatan yang bertujuan mempertemukan

antara petani herbal dari Desa Growong dengan sejumlah pengusaha olahan herbal tersebut memberikan

dampak yang signifikan bagi pemasaran produk herbal petani. Pengusaha olahan herbal yang

membutuhkan produk herbal dari petani antara lain dari PT. Capung Indah dan Hiu Kabupaten Magelang,

Joglo Herbal dan Galuga Herbal Yogyakarta. Namun permintaan tersebut belum sepenuhnya dapat

dipenuhi petani, karena kapasitas produksi belum optimal. Oleh karena itu untuk tahun kedua, harus

dioptimalkan kapasitas produksinya antara lain dengan budidaya tanaman herbal di bawah tegakan

pohon-pohon hutan, budidaya secara monokultur di lahan tegalan, di samping pengoptimalkan budidaya

tanaman herbal di pekarangan yang sudah dirintis pada tahun pertama.

Page 42: LAPORAN AKHIR IPTEKS BAGI DESA MITRA (IbDM)dosen.unimma.ac.id/public/document/pengabdian/75912... · 2018. 5. 1. · Gambar 1.1 Peta Wilayah Kabupaten Magelang 2013 ... Timur Kabupaten

35

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan pelaksanaan kegiatan IbDM di Desa Growong selama 7 bulan ini dapat

disimpulkan bahwa:

1. Sebagian besar masyarakat Desa Growong memang belum mampu mengidentifikasi potensi alam

maupun potensi yang ada pada dirinya untuk dikembangkan menjadi suatu kegiatan usaha produktif.

Padahal lingkungan alamnya mempunyai potensi yang luar biasa.

2. Pendampingan oleh tim pelaksana IbDM mampu meningkatkan kesadaranmasyarakat Desa Growong

untuk memanfaatkan potensi-potensi yang dimiliki menjadi kegiatan usaha produktif, meskipun baru

terlaksana pada satu kelompok tani.

3. Masih banyak upaya yang harus dilakukan agar tingkat kesadaran masyarakat Desa Growong terhadap

potensi yang dimilikinya merata di seluruh desa. Oleh karena itu, kegiatan IbDM ini perlu

dilaksanakan secara berkelanjutan.

4. Hasil penggalian potensi yang dimiliki masyarakat Desa Growong tersebut antara lain adalah

masyarakat berkenan untuk melakukan budidaya tanaman herbal di pekarangan, mengolah tanaman

herbal menjadi makanan dan minuman yang dapat digunakan sebagai kegiatan usaha produktif,

memanfaatkan kotoran ternak kambing menjadi biogas, membangun kandang ternak kambing yang

representatif, memanfaatkan teknologi tepat guna untuk proses pengolahan herbal, dan berjejaring

dengan pengusaha olahan herbal untuk penyediaan bahan baku.

Diharapkan kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan tersebut dapat berkelanjutan dan

masyarakat dapat melaksanakannya secara mandiri. Oleh karena itu, dukungan dari berbagai pihak sangat

dibutuhkan terutama dari Pemerintah Daerah setempat.

Page 43: LAPORAN AKHIR IPTEKS BAGI DESA MITRA (IbDM)dosen.unimma.ac.id/public/document/pengabdian/75912... · 2018. 5. 1. · Gambar 1.1 Peta Wilayah Kabupaten Magelang 2013 ... Timur Kabupaten

36

DAFTAR PUSTAKA

BPS Kabupaten Magelang, 2014. Kabupaten Magelang dalam Angka. Pemerintah Daerah Kabupaten

Magelang

Burhan, 2002. Teknik Pemberdayaan Masyarakat Secara Partisipatif. Departemen Agribisnis FEM IPB.

Nair, P. K. R., 1993. An Introduction to Agroforestry. Kluwer Academic Publishers.

Nanan Nurdjannah,. 2009. “Sistim Pengendalian Mutu Produk dan Peluang Implementasi Good

Agricultural Practices (GAP) Lada Hitam di Indonesia”. Perkembangan Teknologi TRO

Vol. 21. Hal. 7-14

Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) tahun 2013, Bappenas.

Suwitaningrum, N., 2013. Kelembagaan KelompokWanita Tani (KWT)Pengolah Hasil Pertanian (Studi

pada KWT di Kota Salatiga). UKSW, Salatiga.

Page 44: LAPORAN AKHIR IPTEKS BAGI DESA MITRA (IbDM)dosen.unimma.ac.id/public/document/pengabdian/75912... · 2018. 5. 1. · Gambar 1.1 Peta Wilayah Kabupaten Magelang 2013 ... Timur Kabupaten

37

LAMPIRAN

Lampiran 1. Artikel Ilmiah yang Dipublikasikan

Published Sep 5, 2017

Main Article Content

Abstract

Growong merupakan salah satu desa di Kecamatan Tempuran, Kabupaten Magelang. Sebagian wilayahnya berupa hutan rakyat yang ditumbuhi aneka tanaman kayu seperti tanaman mahoni, pinus, jati,

kopi, cengkih, durian, dan rambutan. Oleh karena itu mata pencaharian penduduk sebagian besar adalah

pencari dan penjual kayu. Guna meningkatkan penghasilan, masyarakat telah memanfaatkan lahan di

bawah tegakan pohon-pohon hutan untuk budidaya tanaman herbal. Namun hasil budidaya herbal tersebut belum mampu memenuhi semua permintaan pasar atau kapasitas produksi petani masih rendah, sehingga

belum mampu meningkatkan penghasilan masyarakat secara optimal. Guna mengatasi hal tersebut, maka

akan dilakukan pendampingan kepada masyarakat terutama para ibu rumah tangga, untuk memanfaatkan lahan pekarangannya dengan budidaya tanaman herbal. Mengingat pekarangan rumah yang dimiliki

masing-masing warga cukup luas dan belum banyak dimanfaatkan untuk usaha pertanian. Langkah

pertama kegiatan pendampingan ini adalah membentuk Kelompok Wanita Tani (KWT) di setiap dusun,

kemudian menentukan jenis-jenis tanaman herbal yang akan dibudidayakan masing-masing KWT, melaksanakan pelatihan budidaya tanaman herbal sesuai Good Agriculture Practises (GAP), pemberian

bibit tanaman herbal, dan pelaksanaan budidaya. Ada 4KWT yang terbentuk yaitu KWT Sidodadi, KWT

Page 45: LAPORAN AKHIR IPTEKS BAGI DESA MITRA (IbDM)dosen.unimma.ac.id/public/document/pengabdian/75912... · 2018. 5. 1. · Gambar 1.1 Peta Wilayah Kabupaten Magelang 2013 ... Timur Kabupaten

38

Ngudi Rahayu, KWT Seneng Makmur, dan KWT Ngudi Lestari yang masing-masing beranggotakan 60 orang; kemudian jenis tanaman yang dibudidayakan oleh setiap KWT adalah jahe merah, lada, cabe jamu,

jeruk nipis, dan kencur; dan budidaya dilakukan secara organik yaitu dengan memanfaatkan kotoran

kambing menjadi pupuk bokashi.

RUSDJIJATI, Retno; RALIBY, Oesman; IFTITAH, Siti Nurul. Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan

Rumah Melalui Budidaya Tanaman Herbal Sesuai Good Agriculture Practices di Desa Growong,

Kecamatan Tempuran, Kabupaten Magelang. URECOL, [S.l.], sep. 2017. Available at:

<http://journal.ummgl.ac.id/index.php/urecol/article/view/1487>. Date accessed: 15 oct. 2017.

ABNTAPABibTeXCBEEndNote - EndNote format (Macintosh & Windows)MLAProCite - RIS format

(Macintosh & Windows)RefWorksReference Manager - RIS format (Windows only)Turabian

Issue

Proceeding 6th University Research Colloquium 2017: Seri Pengabdian Kepada Masyarakat

Page 46: LAPORAN AKHIR IPTEKS BAGI DESA MITRA (IbDM)dosen.unimma.ac.id/public/document/pengabdian/75912... · 2018. 5. 1. · Gambar 1.1 Peta Wilayah Kabupaten Magelang 2013 ... Timur Kabupaten

39

Lampiran 2. Publikasi Kegiatan dalam Media Massa

Page 47: LAPORAN AKHIR IPTEKS BAGI DESA MITRA (IbDM)dosen.unimma.ac.id/public/document/pengabdian/75912... · 2018. 5. 1. · Gambar 1.1 Peta Wilayah Kabupaten Magelang 2013 ... Timur Kabupaten

40

Magelang Express

Page 48: LAPORAN AKHIR IPTEKS BAGI DESA MITRA (IbDM)dosen.unimma.ac.id/public/document/pengabdian/75912... · 2018. 5. 1. · Gambar 1.1 Peta Wilayah Kabupaten Magelang 2013 ... Timur Kabupaten

41

Suara Merdeka, 13 Oktober 2017

Petani dan Pengusaha Herbal Gelar Temu Bisnis

Selasa, 10 Oktober 2017 / 14:40 WIB

Editor : Ivan Aditya

Temu bisnis antara petani dengan pengusaha herbal. (Foto : Bagyo Harsono)

MAGELANG, KRJOGJA.com - Universitas Muhammadiyah (UM) Magelang sebagai penanggung

jawab program Iptek Bagi Desa Mandiri (IBDM) herbal di Desa Growong Kecamatan Tempuran

Kabupaten Magelang menginisiasi temu bisnis antara petani dengan pengusaha herbal di Gedung

Page 49: LAPORAN AKHIR IPTEKS BAGI DESA MITRA (IbDM)dosen.unimma.ac.id/public/document/pengabdian/75912... · 2018. 5. 1. · Gambar 1.1 Peta Wilayah Kabupaten Magelang 2013 ... Timur Kabupaten

42

Rektorat UM Magelang, Selasa (10/10/2017). Diharapkan, temu bisnis ini akan menjadi awal saling

bersinergi antara keduanya.

“Kita berharap dengan pertemuan ini, mereka bisa saling bersinergi. Apalagi, keduanya sama-sama saling

membutuhkan. Petani butuh pemasaran, sedang pengusaha butuh bahan baku,” kata Ketua Tim Pelaksana

IBDM dari UM Magelang, Oesman Raliby disela-sela pertemuan.

Dalam pertemuan tersebut, pihaknya menghadirkan tiga nara sumber. Meliputi Dr Kintoko dari

Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta yang juga pakar tanaman herbal. Kemudian dari Koperasi

Olahan Herbal ‘Sekar Bumi’, Tri Silfianta Hermawan dan Rudi dari Dinas Kesehatan Kabupaten

Magelang.

“Untuk peserta dari pengusaha, diantaranya kami hadirkan PT Capung, Galuga Herbal dan Joglo Herbal.

Sedang dari unsur petani, selain petani herbal di kecamatan tempuran, kami hadirkan juga beberapa

petugas penyuluh pertanian lapangan di kecamatan tersebut,” lanjutnya.

Sebelum pertemuan ini, pihaknya telah mendampingi Desa Growong di Kecamatan Tempuran sejak

Maret 2017 kemarin, untuk melaksanakan program IBDM tersebut. Direncanakan program ini akan

selesai 2019 mendatang. Sebagai tahap awal, telah dicanangkan kampung herbal di Desa Growong.

“Untuk tahap akhir nantinya, Desa Growong ini akan ditetapkan sebagai desa mandiri herbal

berkelanjutan berbasis masyarakat,” tegasnya.

Sementara Kades Growong, Sudigdo Hadi mengaku senang dan berterima kasih pada tim pelaksana

IBDM yang telah berkenan mendampingi masyarakatnya. Pihaknya bersama masyarakat akan

memanfaatkan program IBDM dengan harapan kesejahteraan masyarakat akan meningkat. (Bag)

TEMU BISNIS: Pelaku industri jamu dan para petani agribisnis herbal dipertemukan dalam Temu Bisnis

di Kampus 2 UM Magelang. (suaramerdeka.com/MH Habib Shaleh)

10 Oktober 2017 | 21:30 WIB | Suara Kedu

Pelaku Agribisnis Herbal dan Petani Harus Bangun Jejaring

MAGELANG, suaramerdeka.com- Para petani dan pengusaha agribisnis herbal di Kabupaten Magelang

didorong untuk membangun jejaring dan bersinergi. Sinergi ini

Page 50: LAPORAN AKHIR IPTEKS BAGI DESA MITRA (IbDM)dosen.unimma.ac.id/public/document/pengabdian/75912... · 2018. 5. 1. · Gambar 1.1 Peta Wilayah Kabupaten Magelang 2013 ... Timur Kabupaten

43

dinilai penting agar agribisnis herbal bisa berkembang dan mampu mengikuti tuntutan pasar.

"Kebutuhan industri sangat besar dan menuntut kontinyuitas pasokan, jika petani bekerja sendiri pasti

tidak akan mampu memenuhinya," kata Tri Silfianta, pengelola Koperasi Sekar Bumi Tempuran dalam

Temu Usaha Petani dengan Pengusaha untuk Mengoptimalkan Agribisnis Herbal dari Hulu ke Hilir di

Kampus UM Magelang, Selasa.

Tri mengatakan pihaknya menampung pasokan kunir, temulawak, jahe, temu mangga, temu putih, dan

lainnya dari petani. Bahan tersebut kemudian diolah menjadi simplisia kering. Bahan dasar industri jamu

ini kemudian disetorkan ketiga perusahaan jamu.

"Perusahaan jamu tidak mungkin langsung ke petani karena petani tidak bisa menjaga kontinyuitas

produksi. Maka petani harus berjejaring dan membangun sinergi demi menguatkan potensi menjadi

kekuatan dan kKelebihan," kata Tri.

Temu bisnis ini merupakan bagian dari program Iptek Bagi Desa Mandiri (IbDM) kerja sama antara

Ristek Dikti dengan Universitas Muhammadiyah (UM) Magelang dan Untidar. Kegiatan ini diikuti 50

desa mitra, pengusaha jamu herbal, penyuluh pertanian, akademisi, Dinkes dan Dipertan Pangan.

Ketua IbDM, Oesman Raliby Al Manan ST MEng mengatakan, pihaknya mendorong masyarakat agar

sadar herbal. Disebutkan kendala para petani adalah dipermainkan pasar karena tidak punya bargaining

pasar. Untuk itu, para petani dan pengusaha kecil diajari membuat standarisasi produk yang bisa diterima

pasar. Mulai kualitas produk, kadar air, cemaran, dan pengemasan.

Temu bisnis ini diharapkan menjadi awal saling bersinergi antara petani dan pengusaha. “Kami berharap

mereka bisa bersinergi karena sama-sama saling

membutuhkan. Petani butuh pemasaran, sedang pengusaha butuh bahan baku,” kata Oesman Raliby.

Dalam pertemuan tersebut, pihaknya menghadirkan tiga nara sumber. Meliputi Dr Kintoko dari

Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta yang juga pakar tanaman herbal. Kemudian dari Koperasi

Olahan Herbal ‘Sekar Bumi’, Tri Silfianta Hermawan, dan Rudi dari Dinas Kesehatan Kabupaten

Magelang.

“Untuk peserta dari pengusaha, diantaranya kami hadirkan PT Capung, Galuga Herbal dan Joglo Herbal.

Sedang dari unsur petani, selain petani herbal di kecamatan tempuran, kami hadirkan juga beberapa

petugas penyuluh pertanian lapangan di kecamatan tersebut,” lanjutnya.

Sebelum pertemuan ini, pihaknya telah mendampingi Desa Growong di Kecamatan Tempuran sejak

Maret 2017 hingga 2019 mendatang. Sebagai tahap awal, telah

dicanangkan kampung herbal di Desa Growong.

“Untuk tahap akhir nantinya, Desa Growong ini akan ditetapkan sebagai desa mandiri herbal

berkelanjutan berbasis masyarakat,” tegasnya.

Sementara Kades Growong, Sudigdo Hadi mengaku senang dan berterima kasih pada tim pelaksana

IBDM yang telah berkenan mendampingi masyarakatnya. Pihaknya bersama masyarakat akan

memanfaatkan program IBDM dengan harapan kesejahteraan masyarakat akan meningkat.

(MH Habib Shaleh /SMNetwork /CN40 )

Page 51: LAPORAN AKHIR IPTEKS BAGI DESA MITRA (IbDM)dosen.unimma.ac.id/public/document/pengabdian/75912... · 2018. 5. 1. · Gambar 1.1 Peta Wilayah Kabupaten Magelang 2013 ... Timur Kabupaten

44