laporan akhir pkm mostag
TRANSCRIPT
-
7/26/2019 Laporan Akhir Pkm Mostag
1/26
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANGAir sangat penting bagi kehidupan manusia. Manusia akan lebih
cepat meninggal karena kekurangan air daripada kekurangan makanan.
Kebutuhan manusia akan air sangat kompleks antara lain untuk minum,
masak, mandi, mencuci, dan sebagainya. Menurut perhitungan WHO di
negara-negara maju setiap orang memerlukan air antara 60-120 liter per
hari. Sedangkan di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia setiap
orang memerlukan air antara 30-60 liter per hari (Notoatmodjo, 2007).
Di antara kegunaan-kegunaan air tersebut yang sangat penting
adalah kebutuhan untuk minum (termasuk untuk masak) air harus
mempunyai persyaratan khusus agar air tersebut tidak menimbulkan
penyakit bagi manusia. Persyaratan tersebut antara lain berupa syarat fisik,
syarat bakteriologis, dan syarat kimia. Sesuai dengan prinsip teknologi
tepat guna di pedesaan, maka air keruh yang berasal dari mata air dan
sumur dalam dapat diterima sebagai air yang sehat asalkan tidak tercemar
oleh kotoran-kotoran terutama kotoran manusia dan binatang. Oleh karena
itu, mata air atau sumur yang ada di pedesaan harus mendapatkan
pengawasan dan perlindungan dengan pengolahan air terlebih dahulu agar
tidak dicemari oleh penduduk yang menggunakan air tersebut
(Notoatmodjo, 2007).Salah satu cara pengolahan air adalah dengan menambahkan zat
kimia. Zat kimia yang dapat digunakan dapat berupa dua macam, yakni zat
kimia yang berfungsi untuk proses koagulasi, dan akhirnya mempercepat
pengendapan. Zat kimia yang kedua adalah berfungsi untuk
menyucihamakan (membunuh bibit penyakit yang ada dalam air)
(Notoatmodjo, 2007). Penjernihan air dengan biji kelor (Moringa Oleifera)
dapat dikatakan penjernihan air dengan bahan kimia, karena tumbukan
halus biji kelor dapat menyebabkan terjadinya gumpalan (koagulan) pada
kotoran yang terkandung dalam air. Cara penjernihan ini sangat mudahdan bahan utamanya banyak dijumpai di kehidupan sehari-hari.
Diantara seluruh tanaman yang telah diuji selama bertahun-tahun,
serbuk hasil proses dari biji kelor (Moringa oleifera) menunjukkan hasil
efektif sebagai koagulan untuk pengolahan air dan dapat dibandingkan
dengan alum (koagulan sintetik yang biasa digunakan). Dari laporan-
laporan yang ada, terdapat dugaan bahwa serbuk tersebut juga memiliki
sifat antimikroba (Postnote, 2002).
Berdasarkan kondisi seperti yang telah dikemukakan di atas,
diperlukan sebuah pemecahan masalah yang efektif dan efisien yaitu
dengan aplikasi teknologi penjernih air dengan media MOSTAG (Moringa
-
7/26/2019 Laporan Akhir Pkm Mostag
2/26
2
seed on tea bag). MOSTAG yang dibuat berupa media penjernih air
dengan proses koagulasi berbahan dasar serbuk biji kelor yang dikemas
secara sederhana, praktis, dan inovatif.
B.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti merumuskan beberapa
masalah yang diatasi melalui program ini yaitu:
1)Bagaimana cara menciptakan teknologi baru untuk mengatasi masalah
pada masyarakat terhadap air keruh?
2)
Bagaimana merancang dan membuat media MOSTAG (Moringa seed on
tea bag)?
3)Bagaimana cara kerja media MOSTAG (Moringa seed on tea bag)dalam
menjernihkan air?
C. TUJUAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat sebuah prototipe
MOSTAG (Moringa seed on tea bag)sebagai media penjernih air, yang
selanjutnya dapat dirinci sebagai berikut.
1)Menemukan gagasan teknologi baru untuk mengatasi masalah pada
masyarakat terhadap air keruh.
2)Merancang dan membuat media MOSTAG (Moringa seed on tea bag).
3)Mengetahui langkah kerja dari media MOSTAG (Moringa seed on tea
bag) dalam menjernihkan air.
D. LUARAN YANG DIHARAPKAN
Luaran yang diharapkan dari penelitian kami melalui program
PKM-KC ini adalah terciptanya sebuah mediaMOSTAG(Moringa seed on
tea bag) yang dapat digunakan untuk menjernihkan air dengan metode
kimia menggunakan bahan alami yang mudah dijumpai, biayanya murah
dan mudah dibuat dan digunakan.
E.
KEGUNAAN
Fungsi MOSTAG (Moringa seed on tea bag) dalam rumah tangga
sebagai jasa penjernihan air melipui:
1)
Menjernihkan air.
2)
Membuat pengelolaan air menjadi lebih mudah dan ringan dengan
pengemasan media yang praktis berupa tea bag.
3)
Bahan yang digunakan ramah lingkungan sehingga tidak
merusak/mencemari lingkungan.
-
7/26/2019 Laporan Akhir Pkm Mostag
3/26
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Peraturan Menteri Kesehata RI Nomor :416/Menkes/Per/IX/1990 tentang syarat-syaratpengawasan kualitas air, air bersih
adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya
memenuhi syarat-syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak.
Sedangkan persyaratan kualitas air tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan
No. 146 tahun 1990 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air. Sedangkan
parameter kualitas air minum/ air bersih yang terdiri dari parameter kimia, fisik,
radioaktif dan mikrobiologi, ditetapkan dalam PERMENKES 416/1990 (Achmad,
2004).
Dalam UU Kesehatan No. 23 tahun 1992 ayat 3 disebutkan, air minum
yang dikonsumsi harus memenuhi persyaratan kualitas maupun kuantitas.
Persyaratan itu tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan (PERMENKES) No.
146 tahun 1990 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air.
a. Parameter Fisik
Parameter fisik yang harus dipenuhi pada air minum yaitu harus
jernih, tidak berbau, tidak berasa dan tidak berwarna. Sementara
temperaturnya sebaiknya sejuk dan tidak panas. Penyimpangan terhadap
parameter ini menunjukkan bahwa air tersebut telah terkontaminasi bahan
lain yang mungkin berbahaya bagi kesehatan manusia.
b. Parameter Kimia
Air haruslah bebas dari beberapa logam berat yang berbahaya seperti
besi (Fe), seng (Zn), air raksa (Hg), dan mangan (Mn). Air dengan kualitas
yang baik memiliki pH 6-8 dan tidak mengandung zat-zat kimia tercemar
yang kadarnya melebihi ambang batas yang diizinkan. Air yang
terkontaminasi umumnya bisa diketahui dari warna dan baunya.
c. Parameter Mikrobiologis
Dalam parameter mikrobiologis hanya dicantumkan Coli tinja dan
total koliform. Bila mengandung Coli tinja berarti air tersebut tercemar
tinja. Tentu saja tinja dari penderita sangat potensial menularkan penyakit,
di antaranya tifus. Sementara jika tercemar total koliform, air itu dapat
mengakibatkan penyakit-penyakit saluran pernapasan.
Koagulasi adalah proses penggumpalan partikel koloid karena
penambahan bahan sintetik tertentu sehingga partikel-partikel tersebut bersifat
http://www.indonesian-publichealth.com/2014/08/manajemen-pengertian-dan-fungsinya.htmlhttp://www.indonesian-publichealth.com/2014/08/manajemen-pengertian-dan-fungsinya.html -
7/26/2019 Laporan Akhir Pkm Mostag
4/26
4
netral dan membentuk endapan karena adanya gaya grafitasi. Koagulasi secara
kimia dapat dilakukan dengan penambahan elektrolit, pencampuran koloid yang
berbeda muatan, dan penambahan koagulan. Salah satu cara pengolahan air adalah
melalui proses koagulasi-flokuasi. Pemisahan koloid dapat dilakukan dengan cara
penambahan koagulan sintetik ataupun koagulan alami yang diikuti dengan
pengadukan lambat pada proses flokulasi sehingga menyebabkan penggumpalan
partikel-partikel koloid yang kemudian sebagian besar dapat dipisahkan dengan
sedimentasi. Proses koagulasi-flokulasi dapat menggunakan bahan koagulan
sintetis dan alami. Proses koagulasi merupakan proses destabilisasi koloid dengan
adanya pembubuhan koagulan. Bahan koagulan dapat berupa sintetik seperti ferro
sulfat, alumunium sulfat atau alum, dan Poly Alumunium Chloride (PAC)
(Dhallawati, 2000).
Moringa oliefera di Indonesia dikenal sebagai kelor. Tumbuhan initermasuk jenis tumbuhan perdu yang dapat memiliki ketinggian batang 7-11
meter. Pohon kelor tidak terlalu besar. Batang kayunya getas (mudah patah) dan
cabangnya jarang tetapi mempunyai akar yang kuat. Batang pokoknya berwarna
kelabu. Daunnya berbentuk bulat telur dengan ukuran kecil-kecil bersusun
majemuk dalam satu tangkai. Kelor dapat berkembang biak dengan baik pada
daerah yang mempunyai ketinggian tanah 300-500 meter di atas permukaan laut.
Bunganya berwarna putih kekuning-kuningan dan tudung pelepah bunganya
berwarna hijau. Bunga kelor keluar sepanjang tahun dengan aroma bau semerbak.
Buah kelor berbentuk segi tiga memanjang. Buahnya berbentuk seperti kacang
panjang berwarna hijau dan keras serta memiliki panjang 120 cm. Bunga kelor
berupa malai yang keluar dari ketiak daun, sedangkan buahnya menggantung
sepanjang 20-45 cm dan isinya sederetan biji bulat, tetapi bersayap tiga (Schwarz,
2000).
Tepung biji kelor mampu mereduksi bakteri secara luar biasa yaitu
sebanyak 90-99,9% yang melekat pada partikel-partikel padat, sekaligus
menjernihkan air yang relatif aman serta dapat digunakan sebagai air minum
(Putra et al, 2013). Berdasarkan penelitian yang sama, diketahui pada biji kelor
limbah cair industri tahu dibutuhkan dosis koagulan sebesar 3000 mg/L danpenyisihan lebih besar di dapatkan dengan memakai koagulan biji kelor yaitu
sebesar89,42 %. Suatu koagulan dikatakan efektif, apabila mampu mengurangi
nilai turbiditas sebesar 50 % sehingga koagulan partikel biji kelor ini merupakan
koagulan yang efektif untuk menurunkan turbiditas limbah cair industri tahu.
Biji kelor merupakan alternatif koagulan organik. Biji kelor sebagai
koagulan dapat digunakan dengan dua cara yaitu biji kering dengan kulitnya dan
biji kering tanpa kulitnya (Ndabigengesere dkk, 1995). Hasil analisis elemen pada
biji kelor untuk biji dengan kulit adalah 6,1% N; 54,8% C; dan 8,5% H,
-
7/26/2019 Laporan Akhir Pkm Mostag
5/26
5
sedangkan untuk biji tanpa kulit adalah 5,0% N, 53,3% C, dan 7,7% H (dalam %
berat) sedang sisanya terdiri atas oksigen (Ndabigengesere et al, 1995).
-
7/26/2019 Laporan Akhir Pkm Mostag
6/26
6
BAB 3
METODE PELAKSANAAN
3.1
Susunan Organisasi dan Pembagian TugasTerlampir
3.2Alat dan Bahan
Alat
1) Bekker glass
2) Mortar & pestle
3) Pengaduk
4) Kantong teh celup
5) Stopwatch
6) Saringan teh
7)
Botol 1,5 L
8) Nampan
Bahan
1)
Biji kelor kering
2) Air baku
3) Aquades
3.3
Survei Bahan Baku
Survei bahan baku dilakukan agar mendapatkan bahan yang cocok
untuk pembuatan MOSTAG (Moringa seed on tea bag). Survei bahan
baku dilakukan dengan cara mengunjungi laman online penjualan bijikelor dan kantong teh celup. Selain itu dilakukan konsultasi dengan
laboran dan dosen pembimbing terkait bagaimana seharusnya bahan
baku yang akan kami pakai.
3.4Desain prototype
Prototype MOSTAG (Moringa seed on tea bag) di desain dengan
prinsip kerja yang sederhana agar pengguna mudah menggunakannya.
Bahan dasar yang digunakan untuk media penjernih air tersebut adalah
biji kelor yang telah kering. Penggunaan biji kelor didasarkan karena
bahan tersebut merupakan salah satu koagulan alami yang dapatmembantu proses penjernihan air.
3.5
Proses pembuatan prototype
Perancangan dan prodksi media MOSTAG (Moringa seed on tea
bag)dapat dilihat pada diagram alir di bawah ini:
- Alat: mortar dan pestle, kantong
teh celup, tali kasur.
-
Bahan: biji kelor
Alat dan bahan disiapkan
Kupas biji kelor dan bersihkan kulitnya.
-
7/26/2019 Laporan Akhir Pkm Mostag
7/26
7
- tumbuk sampai halus
- Gunakan 5 biji untuk satu kantong
tea bag.
- Rekatkan tali kasur sepanjang 20
cm ke ujung tea bag.
- Aduklah secara cepat 30 detik,
dengan kecepatan 55-60
putaran/menit.
- Air diendapkan selama kurang
lebih 10 menit. Makin lama waktu
pengendapan makin jernih air yang
diperoleh.
Tahap awal adalah penyiapan alat dan bahan yang antara lain berupamortar, pestle, kantong teh celup, tali kasur, dan biji kelor.
Perancangan media dilakukan dengan menumbuk biji kelor sampai
berbentuk serbuk lalu dimasukkan ke dalam kertas tea bag untuk
selanjutnya dibungkus. Biji kelor yang sudah dikemas dalam tea bag
tersebut kemudian di uji cobakan pada air keruh dalam gelas.
Masukkan MOSTAG ke dalam air kemudian aduk. Setelah diaduk,
diamkan selama kurang lebih 10 menit agar kotoran mengendap.
Makin lama waktu pengendapan makin jernih air yang diperoleh.
Bungkus biji yang sudah bersih dengan kain.
Hasil tumbukan dimasukkan kefilter paper (bahan untuk tea bag).
Bahan dimasukkan ke dalam mesin untuk dicetak
Hasil
MOSTAG dicelupkan ke dalam air keruh
Air diendapkan
-
7/26/2019 Laporan Akhir Pkm Mostag
8/26
8
BAB 4
HASIL YANG DICAPAI DAN POTENSI KHUSUS
A. HASIL
Hasil yang dicapai setelah 1 bulan pelaksanaan antara lain :
1.Survei Alat dan Bahan
Survei alat dan bahan baku dilakukan sebelum membeli alat dan
bahan baku tersebut. Kegiatan ini bertujuan agar alat ataupun bahan yang
dibeli merupakan kualitas yang terbaik dan akan mendapatkan harga yang
lebih murah jika dibandingkan dengan harga tanpa survei terlebih dahulu.
Survei dilakukan dengan cara mencari harga yang sebenarnya ditawarkan
oleh pasar dan mengetahui lokasi tempat penjualan.Lokasi tempat penjualan biji kelor berada di berbagai daerah. Kami
mengambil kesempatan untuk memilih lokasi penjualan di Sidoarjo, jawa
Timur, secara online. Sedangkan untuk lokasi tempat penjualan kantong
teh celupnya sendiri kami dapatkan secara online pula. Tempat penjualan
kantong teh celup tersebut merupakan pabrik kecil penghasil produk teh
celup di daerah Wonosari, Yogyakarta.
2.Pembelian Alat dan Bahan
Setelah melakukan survei, tim melakukan pembelian alat dan bahan
baku. Akan tetapi yang terbeli hanya sebagian saja, karena dana yangdimiliki masih sedikit. Sehingga pembelian alat dan bahan baku dipilih
berdasarkan kebutuhan prioritas. Pembelian bahan baku tersebut dibeli di
lokasi yang sudah disurvei sebelumnya.
Bahan baku yang digunakan dalam program ini adalah biji kelor dan
kantong teh celup. Kami mendapatkan kedua bahan tersebut secara online.
Selain itu kami juga melengkapi bahan lain seperti benang dan aquades.
Sedangkan alat-alat yang digunakan untuk percobaan kami memanfaatkan
peralatan yang ada di laboratorium.
3.Persiapan Media
Pada tahap persiapan media, kami melakukan percobaan
laboratorium. Pada tahap ini kami lakukan di Laboratorium Epidemiologi
Jurusan Kesehatan Masyarakat Unsoed. Kegiatan tersebut kami lakukan
selama tiga hari. Dalam masa persiapan media tersebut kami ditemani satu
orang laboran yang merupakan kepala laboratorium itu sendiri.
4.Percobaan Pembuatan Prototype
a. Materi
Alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah tabung
reaksi, bekker glass, mortar & pestle, pengaduk, kantong teh celup,
-
7/26/2019 Laporan Akhir Pkm Mostag
9/26
9
tumbuk biji kelor keringsampai halus
timbang
masukkan ke dalam kantongteh celup
MOSTAG dimasukkan kedalam air keruh, aduk cepat
selama 10 menit
air didiamkan 15-20 menit
hasil
stopwatch, saringan teh, botol 1,5 L, dan nampan. Sedangkan bahan
yang digunakan antara lain air keruh, biji kelor kering, dan aquades.
b. Metode
Percobaan 1
Pada percobaan ini dilakukan pada dua bekker glass yang berbeda.
Bekker glass 1 diisi dengan air keruh tanpa perlakuan apapun. Bekker
glass 2 diisi air keruh dengan diberi perlakuan MOSTAG
Bekker glass 1:
Bekker glass 2:
Tuang air ke dalam bekker glass
1 sebanyak 400 ml
diamkan selama kurang lebih10 menit
amati
Hasil
-
7/26/2019 Laporan Akhir Pkm Mostag
10/26
10
tumbuk biji kelorkering sampai halus
timbang
masukkan ke dalamair
aduk cepat selama10 menit
air didiamkan 15-20 menit
hasil
Percobaan 2
Pada percobaan ini dilakukan pada dua bekker glass yang
berbeda. Bekker glass 1 diisi dengan air keruh yang diberi
perlakuan koagulasi dengan biji kelor tanpa dibungkus kantong teh
celup. Sedangkan bekker glass 2 diisi air keruh dengan diberi
perlakuan MOSTAG.
Bekker glass 1:
-
7/26/2019 Laporan Akhir Pkm Mostag
11/26
11
tumbuk biji kelor kering sampaihalus
timbang
masukkan ke dalam kantong tehcelup
MOSTAG dimasukkan kedalam air keruh, aduk cepat
selama 10 menit
air didiamkan 15-20 menit
hasil
Bekker glass 2:
Percobaan 3
Pada percobaan ini dilakukan pada tiga bekker glass yang
berbeda. Masing-masing bekker glass diberi perlakuan MOSTAG
yang berbeda berat jenis biji kelornya.
-
7/26/2019 Laporan Akhir Pkm Mostag
12/26
12
tumbuk biji kelor keringsampai halus
timbang
masukkan ke dalam kantongteh celup
MOSTAG dimasukkan ke dalamair keruh, aduk cepat selama 10
menit
air didiamkan 10 menit
amati hasil
air didiamkan 15 menit
amati hasil
air didiamkan 20 menit
amati hasil
-
7/26/2019 Laporan Akhir Pkm Mostag
13/26
13
c. Hasil
Dari ketiga percobaan di atas, didapatkan hasil sebagai berikut:
1) Percobaan 1
Pada percobaan 1 didapatkan hasil bahwa pada bekker glass 1
terjadi sedimentasi alami yang terlihat dari kotoran yang
mengendap di bawah permukaan bekker glass. Namun pada
bekker glass 1 air masih nampak berwarna kecoklatan. Sedangkan
pada bekker glass 2 didapatkan hasil bahwa air berubah warna
menjadi keputihan.
2) Percobaan 2
Pada percobaan 2 didapatkan hasil bahwa pada bekker glass 1 air
terlihat sama warnanya dengan bekker glass 2. Namun terdapat
perbedaan pada bekker glass 1 yaitu terdapat partikel biji kelor
yang terapung di atas permukaan air. Hal tersebut dikarenakanbiji kelor kurang tertumbuk secara halus sehingga berat jenis
masih terlalu ringan daripada berat jenis air.
3) Percobaan 3
Pada percobaan ketiga sampel air pada 3 bekker glass didapatkan
hasil sebagai berikut:
a) Setelah didiamkan 10 menit
Bekker glass 1: ++
Bekker glass 2: ++
Bekker glass 3: ++b) Setelah didiamkan 15 menit
Bekker glass 1: ++
Bekker glass 2: ++
Bekker glass 3: +++
c) Setelah didiamkan 20 menit
Bekker glass 1: +++
Bekker glass 2: +++
Bekker glass 3: +++
Keterangan: ++ = tingkat kejernihan
B. PEMBAHASAN
Dari hasil yang didapatkan setelah percobaan di atas diketahui biji
kelor mampu berperan sebagai koagulan dalam proses penjernihan air.
Terlihat dari perubahan warna kekeruhan pada air baku yang digunakan
menjadi lebih bening. Hal ini dikarenakan partikel yang terlarut dalam air
menggumpal membentuk flok-flok ketika proses pengadukan dengan
menggunakan media MOSTAG (koagulasi).
-
7/26/2019 Laporan Akhir Pkm Mostag
14/26
14
Ketika ditambahkan koagulan ke dalam sampel dan diikuti dengan
pengadukan cepat, protein kationik yang dihasilkanMoringa oleifera tersebut
terdistribusi ke seluruh bagian cairan dan kemudian berinteraksi dengan
partikel-partikel bermuatan negative penyebab kekeruhan yang terdispersi.
Interaksi tersebut mempengaruhi gaya yang menyebabkan stabilitas partikel
menjadi terganggu, sehingga bisa berikatan dengan partikulat kecil
membentuk endapan. Proses inilah yang disebut koagulasi. Oleh karena itu
Moringa bisa disebut sebagai koagulan. Karena koagulan ini berasal dari
tumbuhan dan tanpa melalui proses sintetik, maka disebut juga koagulan
alami atau biokoagulan (Yuliastri, 2010).
Pencapaian kegiatan PKM-KC MOSTAG ini telah sampai pada tahap
akhir dalam perencanaan. Berikut merupakan tabel dari rencana kegiatan
PKM-KC MOSTAG:
Tabel 4.1. Rencana Kegiatan
No Kegiatan
Bulan
ke-1
Bulan
ke-2
Bulan
ke-3
Bulan
ke-4
Bulan
ke-5
1 2 3 1 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 4
1. Persiapan
a. Pencarian bahan
b. Persiapan media
2. Produksi
a. Penghancuran
biji kelorb. Pengeringan
c. Pengemasan
3. Launching
C. POTENSI HASIL
PKM-KC dengan judul Aplikasi Penjernihan Air denga
menggunakan media MOSTAG ini memiliki manfaat sebagai berikut:
1. Bagi Masyarakat
Prototype MOSTAG dapat digunakan sebagai penjernih air sederhanadi tatanan rumah tangga.
2. Bagi Universitas
Program ini dapat menjadi sarana pengabdian kepada masyarakat
sesuai dengan Tri Darma Perguruan Tinggi.
3. Bagi Peneliti
Menambah wawasan dan pengalaman dalam bidang ilmu pengetahuan
dan teknologi serta sebagai bentuk nyata pengabdian kepada
masyarakat.
-
7/26/2019 Laporan Akhir Pkm Mostag
15/26
15
BAB 5
PENUTUP
A.
KESIMPULANPKM-KC ini telah terlaksana diawali dengan penemuan gagasan
inovasi penggunaan serbuk biji kelor sebagai koagulan dalam proses
penjernihan air, pembuatan prototype MOSTAG (Moringa seed on tea
bag) sebagai inovasi teknologi baru bahan koagulan berbahan dasar biji
kelor beserta cara pembuatannya.
B. SARAN
PKM-KC ini diharapkan dapat menjadi salah satu terobosan
inovasi penunjang untuk peningkatan kemandirian masyarakat dalam
pemeliharaan kesehatan terutama dalam peningkatan perilaku hidup bersih
dan sehat agar tercapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya.
-
7/26/2019 Laporan Akhir Pkm Mostag
16/26
16
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Rukaesih. 2004.Kimia Lingkungan. Yogyakarta: ANDI.
Dhallawati, Ida. 2000. Buku Penuntun Praktikum Analisa Air. Jakarta: Akademi
Teknologi Sapta Taruna.
Ndabigengesere, A., Narasiah, K.S. dan Talbot, B.G.1995. Active Agents and
Mechanism of Coagulation of Turbid Water using Moringa Oleifera.
Water Research, 29(2): 701-710.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu & Seni. Jakarta:
Rineka Cipta.
Postnote. 2002. Access to Water in Developing Countries, No.178.
http://www.parliament.uk/post/pn178pdf.
Putra, Riko, dkk. 2013. PEMANFAATAN BIJI KELOR SEBAGAI KOAGULAN
PADA PROSES KOAGULASI LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU
DENGAN MENGGUNAKAN JAR TEST. Jurnal Teknik Kimia USU, Vol.
2, No. 2 (2013).
Schwarz D. 2000. Water Clarification Using Moringa oleifera. Technical
Information Wle, Gate Information Service, Eschborn. Germany.http://www.gtz.de/gate/gateid.afp.
Yuliastri, Indra Rani. 2010. Penggunaan Serbuk Biji Kelor (Moringa oleifera)
sebagai Koagulan dan Flokulan dalam Perbaikan Kualitas Air Limbah
dan Air Tanah. Skripsi. Program Studi Kimia, Fakultas Sains dan
Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
-
7/26/2019 Laporan Akhir Pkm Mostag
17/26
17
Lampiran 1. Penggunaan Dana
SpesifikasiHarga
Satuan (Rp)
Jumlah
harga (Rp)Spesifikasi
Harga
Satuan
(Rp)
Jumlah
harga (Rp)
Rancangan
dana
Realisasi dana
1 3 4 5 7 8
Bahan habis
pakai
Bahan habis
pakai
Biji Kelor 100.000 x 30 3.000.000 Biji kelor 150.000x30 4.500.000
Kantong teh
celup
750.000 Ongkos kirim 54.000
Bensin 250.000 Kantong teh
celup
250 x 90 225.000
Air mineralbotol 1500ml
2.750
Aquades 3.500 x 2 7.000
Bensin 460.000
Sub total 4.000.000 5.248.750
Peralatan Peralatan
Mortar dan
pestle
75.000 x 5 375.000 Saringan eagle
SS-6
5.500
Tali kasur 5.000 x 14 70.000 Saringan teh
SS-8
7.500
Sewa Mesin
las
1.500.000/bln 4.500.000 Blender 435.000
Tali kasur 5.000 x 2 10.000
Sub Total 4.945.000 458.000
Administrasi Administrasi
Kertas A4 40.000 x 4 160.000 Kertas A4 40.000 x 2 80.000
Print & jilid
proposal
33.000 x 3 99.000 Print & jilid
proposal
33.000 x 3 99.000
Print & jilid
laporan
53.000 x 3 159.000 Print & jilid
laporansementara
12.500
ATK 150.000 Print & jilid
laporan akhir
15.000
Pulsa 100.000 x 4 400.000 Print label
MOSTAG
5.000
ATK 30.000 x 4 120.000
Pulsa 100.000 x 4 400.000
Dokumentasi 250.000
CD-R 7.000
-
7/26/2019 Laporan Akhir Pkm Mostag
18/26
18
Sub total 968.000 988.500
Lain-lain
Konsumsi 40.000 x 4 160.000
HonoraniumLaboran
1.000.000
1. 160.000
Total 9.913.000 7.854.000
-
7/26/2019 Laporan Akhir Pkm Mostag
19/26
19
Lampiran 2. Bukti-bukti Pendukung Kegiatan
-
7/26/2019 Laporan Akhir Pkm Mostag
20/26
20
-
7/26/2019 Laporan Akhir Pkm Mostag
21/26
21
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas
No Nama/NIMProgram
Studi
Bidang
Ilmu
Alokasi
Waktu
(jam/minggu)
Uraian Tugas
1. Amidiana
Araminta A.
Kesehatan
Masyarakat
Kesehatan
Lingkungan
10 jam/
minggu- Mengkoordinir
tim dalam seluruh
kegiatan
- Mempersiapkan
segala kebutuhan
produksi
- Melakukan
produksi
- Memantau seluruhjalannya produksi
-
Menyusunrancangan
produksi
- Menyusun laporan
2. Irene
Rosebud
Admi
Hermes
Kesehatan
Masyarakat
Kesehatan
Lingkungan
10 jam/
minggu- Melakukan
produksi
- Memantau ketua
dalam
pelaksanaan
penelitian
-
Membuatrancangan hasil
dan luaran laporan
3. Dian Trisna
Delfyan
Kesehatan
Masyarakat
Kesehatan
Lingkungan
10 jam/
minggu- Melakukan
produksi
- Memantau ketua
dalam
pelaksanaan
penelitian
- Membuat
rancangan hasil
dan luaran laporan4 Anggra
Putra
Bimantara
Kesehatan
Masyarakat
Kesehatan
Lingkungan
10 jam/
minggu- Melakukan
produksi
- Melakukan
dokumentasi
kegiatan
- Membantu
pencarian
bahan&alat
-
7/26/2019 Laporan Akhir Pkm Mostag
22/26
22
Lampiran 4. Surat peminjaman laboratorium
Purwokerto, 24 Maret 2015
Kepada
Yth. Kepala Laboratorium Kesehatan Lingkungan
Jurusan Kesehatan Masyarakat
Bersamaan dengan surat ini saya beserta teman-teman kelompok Program
Kreativitas Mahasiswa dengan nama yang tertera di bawah ini
Nama NIM
Amidiana Araminta G1B012019
Irene Rosebud Admi Hermes G1B012091Anggra Putra Bimantara G1B013002
Dian Trisna Delfyan G1B013089
Bermaksud untuk mengajukan permohonan perihal peminjaman
Laboratorium Kesehatan Lingkungan Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas
Ilmu-Ilmu Kesehatan guna kepentingan menjalankan penelitian kami di bidang
PKM Karsa Cipta dengan judul MOSTAG yang akan dilaksanakan pada :
Hari, tanggal : 3031 Maret 2015
Waktu : Pukul 15.00selesai
Demikian surat permohonan ini kami sampaikan. Atas perhatian dan
kerjasama Ibu kami mengucapkan terima kasih.
Hormat kami,
Amidiana Araminta
Ketua PKM KC MOSTAG
-
7/26/2019 Laporan Akhir Pkm Mostag
23/26
23
Lampiran
Alat yang akan digunakan di laboratorium:
1. Mortar dan pestle
2.
Tabung reaksi
3. Botol 1 liter
4. Pengaduk
5. Timbangan digital
6. Beker glass
7. Saringan/ ayakan ukuran 60 mesh
8. Sentrifuge
9. Turbidimeter
Bahan:1. Aquades
-
7/26/2019 Laporan Akhir Pkm Mostag
24/26
24
Lampiran 5. Bukti Pembayaran
-
7/26/2019 Laporan Akhir Pkm Mostag
25/26
25
-
7/26/2019 Laporan Akhir Pkm Mostag
26/26
26