laporan akhir pkm mostag

Upload: araminta

Post on 13-Apr-2018

259 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/26/2019 Laporan Akhir Pkm Mostag

    1/26

    1

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    A.

    LATAR BELAKANGAir sangat penting bagi kehidupan manusia. Manusia akan lebih

    cepat meninggal karena kekurangan air daripada kekurangan makanan.

    Kebutuhan manusia akan air sangat kompleks antara lain untuk minum,

    masak, mandi, mencuci, dan sebagainya. Menurut perhitungan WHO di

    negara-negara maju setiap orang memerlukan air antara 60-120 liter per

    hari. Sedangkan di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia setiap

    orang memerlukan air antara 30-60 liter per hari (Notoatmodjo, 2007).

    Di antara kegunaan-kegunaan air tersebut yang sangat penting

    adalah kebutuhan untuk minum (termasuk untuk masak) air harus

    mempunyai persyaratan khusus agar air tersebut tidak menimbulkan

    penyakit bagi manusia. Persyaratan tersebut antara lain berupa syarat fisik,

    syarat bakteriologis, dan syarat kimia. Sesuai dengan prinsip teknologi

    tepat guna di pedesaan, maka air keruh yang berasal dari mata air dan

    sumur dalam dapat diterima sebagai air yang sehat asalkan tidak tercemar

    oleh kotoran-kotoran terutama kotoran manusia dan binatang. Oleh karena

    itu, mata air atau sumur yang ada di pedesaan harus mendapatkan

    pengawasan dan perlindungan dengan pengolahan air terlebih dahulu agar

    tidak dicemari oleh penduduk yang menggunakan air tersebut

    (Notoatmodjo, 2007).Salah satu cara pengolahan air adalah dengan menambahkan zat

    kimia. Zat kimia yang dapat digunakan dapat berupa dua macam, yakni zat

    kimia yang berfungsi untuk proses koagulasi, dan akhirnya mempercepat

    pengendapan. Zat kimia yang kedua adalah berfungsi untuk

    menyucihamakan (membunuh bibit penyakit yang ada dalam air)

    (Notoatmodjo, 2007). Penjernihan air dengan biji kelor (Moringa Oleifera)

    dapat dikatakan penjernihan air dengan bahan kimia, karena tumbukan

    halus biji kelor dapat menyebabkan terjadinya gumpalan (koagulan) pada

    kotoran yang terkandung dalam air. Cara penjernihan ini sangat mudahdan bahan utamanya banyak dijumpai di kehidupan sehari-hari.

    Diantara seluruh tanaman yang telah diuji selama bertahun-tahun,

    serbuk hasil proses dari biji kelor (Moringa oleifera) menunjukkan hasil

    efektif sebagai koagulan untuk pengolahan air dan dapat dibandingkan

    dengan alum (koagulan sintetik yang biasa digunakan). Dari laporan-

    laporan yang ada, terdapat dugaan bahwa serbuk tersebut juga memiliki

    sifat antimikroba (Postnote, 2002).

    Berdasarkan kondisi seperti yang telah dikemukakan di atas,

    diperlukan sebuah pemecahan masalah yang efektif dan efisien yaitu

    dengan aplikasi teknologi penjernih air dengan media MOSTAG (Moringa

  • 7/26/2019 Laporan Akhir Pkm Mostag

    2/26

    2

    seed on tea bag). MOSTAG yang dibuat berupa media penjernih air

    dengan proses koagulasi berbahan dasar serbuk biji kelor yang dikemas

    secara sederhana, praktis, dan inovatif.

    B.

    RUMUSAN MASALAH

    Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti merumuskan beberapa

    masalah yang diatasi melalui program ini yaitu:

    1)Bagaimana cara menciptakan teknologi baru untuk mengatasi masalah

    pada masyarakat terhadap air keruh?

    2)

    Bagaimana merancang dan membuat media MOSTAG (Moringa seed on

    tea bag)?

    3)Bagaimana cara kerja media MOSTAG (Moringa seed on tea bag)dalam

    menjernihkan air?

    C. TUJUAN

    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat sebuah prototipe

    MOSTAG (Moringa seed on tea bag)sebagai media penjernih air, yang

    selanjutnya dapat dirinci sebagai berikut.

    1)Menemukan gagasan teknologi baru untuk mengatasi masalah pada

    masyarakat terhadap air keruh.

    2)Merancang dan membuat media MOSTAG (Moringa seed on tea bag).

    3)Mengetahui langkah kerja dari media MOSTAG (Moringa seed on tea

    bag) dalam menjernihkan air.

    D. LUARAN YANG DIHARAPKAN

    Luaran yang diharapkan dari penelitian kami melalui program

    PKM-KC ini adalah terciptanya sebuah mediaMOSTAG(Moringa seed on

    tea bag) yang dapat digunakan untuk menjernihkan air dengan metode

    kimia menggunakan bahan alami yang mudah dijumpai, biayanya murah

    dan mudah dibuat dan digunakan.

    E.

    KEGUNAAN

    Fungsi MOSTAG (Moringa seed on tea bag) dalam rumah tangga

    sebagai jasa penjernihan air melipui:

    1)

    Menjernihkan air.

    2)

    Membuat pengelolaan air menjadi lebih mudah dan ringan dengan

    pengemasan media yang praktis berupa tea bag.

    3)

    Bahan yang digunakan ramah lingkungan sehingga tidak

    merusak/mencemari lingkungan.

  • 7/26/2019 Laporan Akhir Pkm Mostag

    3/26

    3

    BAB 2

    TINJAUAN PUSTAKA

    Menurut Peraturan Menteri Kesehata RI Nomor :416/Menkes/Per/IX/1990 tentang syarat-syaratpengawasan kualitas air, air bersih

    adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya

    memenuhi syarat-syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak.

    Sedangkan persyaratan kualitas air tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan

    No. 146 tahun 1990 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air. Sedangkan

    parameter kualitas air minum/ air bersih yang terdiri dari parameter kimia, fisik,

    radioaktif dan mikrobiologi, ditetapkan dalam PERMENKES 416/1990 (Achmad,

    2004).

    Dalam UU Kesehatan No. 23 tahun 1992 ayat 3 disebutkan, air minum

    yang dikonsumsi harus memenuhi persyaratan kualitas maupun kuantitas.

    Persyaratan itu tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan (PERMENKES) No.

    146 tahun 1990 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air.

    a. Parameter Fisik

    Parameter fisik yang harus dipenuhi pada air minum yaitu harus

    jernih, tidak berbau, tidak berasa dan tidak berwarna. Sementara

    temperaturnya sebaiknya sejuk dan tidak panas. Penyimpangan terhadap

    parameter ini menunjukkan bahwa air tersebut telah terkontaminasi bahan

    lain yang mungkin berbahaya bagi kesehatan manusia.

    b. Parameter Kimia

    Air haruslah bebas dari beberapa logam berat yang berbahaya seperti

    besi (Fe), seng (Zn), air raksa (Hg), dan mangan (Mn). Air dengan kualitas

    yang baik memiliki pH 6-8 dan tidak mengandung zat-zat kimia tercemar

    yang kadarnya melebihi ambang batas yang diizinkan. Air yang

    terkontaminasi umumnya bisa diketahui dari warna dan baunya.

    c. Parameter Mikrobiologis

    Dalam parameter mikrobiologis hanya dicantumkan Coli tinja dan

    total koliform. Bila mengandung Coli tinja berarti air tersebut tercemar

    tinja. Tentu saja tinja dari penderita sangat potensial menularkan penyakit,

    di antaranya tifus. Sementara jika tercemar total koliform, air itu dapat

    mengakibatkan penyakit-penyakit saluran pernapasan.

    Koagulasi adalah proses penggumpalan partikel koloid karena

    penambahan bahan sintetik tertentu sehingga partikel-partikel tersebut bersifat

    http://www.indonesian-publichealth.com/2014/08/manajemen-pengertian-dan-fungsinya.htmlhttp://www.indonesian-publichealth.com/2014/08/manajemen-pengertian-dan-fungsinya.html
  • 7/26/2019 Laporan Akhir Pkm Mostag

    4/26

    4

    netral dan membentuk endapan karena adanya gaya grafitasi. Koagulasi secara

    kimia dapat dilakukan dengan penambahan elektrolit, pencampuran koloid yang

    berbeda muatan, dan penambahan koagulan. Salah satu cara pengolahan air adalah

    melalui proses koagulasi-flokuasi. Pemisahan koloid dapat dilakukan dengan cara

    penambahan koagulan sintetik ataupun koagulan alami yang diikuti dengan

    pengadukan lambat pada proses flokulasi sehingga menyebabkan penggumpalan

    partikel-partikel koloid yang kemudian sebagian besar dapat dipisahkan dengan

    sedimentasi. Proses koagulasi-flokulasi dapat menggunakan bahan koagulan

    sintetis dan alami. Proses koagulasi merupakan proses destabilisasi koloid dengan

    adanya pembubuhan koagulan. Bahan koagulan dapat berupa sintetik seperti ferro

    sulfat, alumunium sulfat atau alum, dan Poly Alumunium Chloride (PAC)

    (Dhallawati, 2000).

    Moringa oliefera di Indonesia dikenal sebagai kelor. Tumbuhan initermasuk jenis tumbuhan perdu yang dapat memiliki ketinggian batang 7-11

    meter. Pohon kelor tidak terlalu besar. Batang kayunya getas (mudah patah) dan

    cabangnya jarang tetapi mempunyai akar yang kuat. Batang pokoknya berwarna

    kelabu. Daunnya berbentuk bulat telur dengan ukuran kecil-kecil bersusun

    majemuk dalam satu tangkai. Kelor dapat berkembang biak dengan baik pada

    daerah yang mempunyai ketinggian tanah 300-500 meter di atas permukaan laut.

    Bunganya berwarna putih kekuning-kuningan dan tudung pelepah bunganya

    berwarna hijau. Bunga kelor keluar sepanjang tahun dengan aroma bau semerbak.

    Buah kelor berbentuk segi tiga memanjang. Buahnya berbentuk seperti kacang

    panjang berwarna hijau dan keras serta memiliki panjang 120 cm. Bunga kelor

    berupa malai yang keluar dari ketiak daun, sedangkan buahnya menggantung

    sepanjang 20-45 cm dan isinya sederetan biji bulat, tetapi bersayap tiga (Schwarz,

    2000).

    Tepung biji kelor mampu mereduksi bakteri secara luar biasa yaitu

    sebanyak 90-99,9% yang melekat pada partikel-partikel padat, sekaligus

    menjernihkan air yang relatif aman serta dapat digunakan sebagai air minum

    (Putra et al, 2013). Berdasarkan penelitian yang sama, diketahui pada biji kelor

    limbah cair industri tahu dibutuhkan dosis koagulan sebesar 3000 mg/L danpenyisihan lebih besar di dapatkan dengan memakai koagulan biji kelor yaitu

    sebesar89,42 %. Suatu koagulan dikatakan efektif, apabila mampu mengurangi

    nilai turbiditas sebesar 50 % sehingga koagulan partikel biji kelor ini merupakan

    koagulan yang efektif untuk menurunkan turbiditas limbah cair industri tahu.

    Biji kelor merupakan alternatif koagulan organik. Biji kelor sebagai

    koagulan dapat digunakan dengan dua cara yaitu biji kering dengan kulitnya dan

    biji kering tanpa kulitnya (Ndabigengesere dkk, 1995). Hasil analisis elemen pada

    biji kelor untuk biji dengan kulit adalah 6,1% N; 54,8% C; dan 8,5% H,

  • 7/26/2019 Laporan Akhir Pkm Mostag

    5/26

    5

    sedangkan untuk biji tanpa kulit adalah 5,0% N, 53,3% C, dan 7,7% H (dalam %

    berat) sedang sisanya terdiri atas oksigen (Ndabigengesere et al, 1995).

  • 7/26/2019 Laporan Akhir Pkm Mostag

    6/26

    6

    BAB 3

    METODE PELAKSANAAN

    3.1

    Susunan Organisasi dan Pembagian TugasTerlampir

    3.2Alat dan Bahan

    Alat

    1) Bekker glass

    2) Mortar & pestle

    3) Pengaduk

    4) Kantong teh celup

    5) Stopwatch

    6) Saringan teh

    7)

    Botol 1,5 L

    8) Nampan

    Bahan

    1)

    Biji kelor kering

    2) Air baku

    3) Aquades

    3.3

    Survei Bahan Baku

    Survei bahan baku dilakukan agar mendapatkan bahan yang cocok

    untuk pembuatan MOSTAG (Moringa seed on tea bag). Survei bahan

    baku dilakukan dengan cara mengunjungi laman online penjualan bijikelor dan kantong teh celup. Selain itu dilakukan konsultasi dengan

    laboran dan dosen pembimbing terkait bagaimana seharusnya bahan

    baku yang akan kami pakai.

    3.4Desain prototype

    Prototype MOSTAG (Moringa seed on tea bag) di desain dengan

    prinsip kerja yang sederhana agar pengguna mudah menggunakannya.

    Bahan dasar yang digunakan untuk media penjernih air tersebut adalah

    biji kelor yang telah kering. Penggunaan biji kelor didasarkan karena

    bahan tersebut merupakan salah satu koagulan alami yang dapatmembantu proses penjernihan air.

    3.5

    Proses pembuatan prototype

    Perancangan dan prodksi media MOSTAG (Moringa seed on tea

    bag)dapat dilihat pada diagram alir di bawah ini:

    - Alat: mortar dan pestle, kantong

    teh celup, tali kasur.

    -

    Bahan: biji kelor

    Alat dan bahan disiapkan

    Kupas biji kelor dan bersihkan kulitnya.

  • 7/26/2019 Laporan Akhir Pkm Mostag

    7/26

    7

    - tumbuk sampai halus

    - Gunakan 5 biji untuk satu kantong

    tea bag.

    - Rekatkan tali kasur sepanjang 20

    cm ke ujung tea bag.

    - Aduklah secara cepat 30 detik,

    dengan kecepatan 55-60

    putaran/menit.

    - Air diendapkan selama kurang

    lebih 10 menit. Makin lama waktu

    pengendapan makin jernih air yang

    diperoleh.

    Tahap awal adalah penyiapan alat dan bahan yang antara lain berupamortar, pestle, kantong teh celup, tali kasur, dan biji kelor.

    Perancangan media dilakukan dengan menumbuk biji kelor sampai

    berbentuk serbuk lalu dimasukkan ke dalam kertas tea bag untuk

    selanjutnya dibungkus. Biji kelor yang sudah dikemas dalam tea bag

    tersebut kemudian di uji cobakan pada air keruh dalam gelas.

    Masukkan MOSTAG ke dalam air kemudian aduk. Setelah diaduk,

    diamkan selama kurang lebih 10 menit agar kotoran mengendap.

    Makin lama waktu pengendapan makin jernih air yang diperoleh.

    Bungkus biji yang sudah bersih dengan kain.

    Hasil tumbukan dimasukkan kefilter paper (bahan untuk tea bag).

    Bahan dimasukkan ke dalam mesin untuk dicetak

    Hasil

    MOSTAG dicelupkan ke dalam air keruh

    Air diendapkan

  • 7/26/2019 Laporan Akhir Pkm Mostag

    8/26

    8

    BAB 4

    HASIL YANG DICAPAI DAN POTENSI KHUSUS

    A. HASIL

    Hasil yang dicapai setelah 1 bulan pelaksanaan antara lain :

    1.Survei Alat dan Bahan

    Survei alat dan bahan baku dilakukan sebelum membeli alat dan

    bahan baku tersebut. Kegiatan ini bertujuan agar alat ataupun bahan yang

    dibeli merupakan kualitas yang terbaik dan akan mendapatkan harga yang

    lebih murah jika dibandingkan dengan harga tanpa survei terlebih dahulu.

    Survei dilakukan dengan cara mencari harga yang sebenarnya ditawarkan

    oleh pasar dan mengetahui lokasi tempat penjualan.Lokasi tempat penjualan biji kelor berada di berbagai daerah. Kami

    mengambil kesempatan untuk memilih lokasi penjualan di Sidoarjo, jawa

    Timur, secara online. Sedangkan untuk lokasi tempat penjualan kantong

    teh celupnya sendiri kami dapatkan secara online pula. Tempat penjualan

    kantong teh celup tersebut merupakan pabrik kecil penghasil produk teh

    celup di daerah Wonosari, Yogyakarta.

    2.Pembelian Alat dan Bahan

    Setelah melakukan survei, tim melakukan pembelian alat dan bahan

    baku. Akan tetapi yang terbeli hanya sebagian saja, karena dana yangdimiliki masih sedikit. Sehingga pembelian alat dan bahan baku dipilih

    berdasarkan kebutuhan prioritas. Pembelian bahan baku tersebut dibeli di

    lokasi yang sudah disurvei sebelumnya.

    Bahan baku yang digunakan dalam program ini adalah biji kelor dan

    kantong teh celup. Kami mendapatkan kedua bahan tersebut secara online.

    Selain itu kami juga melengkapi bahan lain seperti benang dan aquades.

    Sedangkan alat-alat yang digunakan untuk percobaan kami memanfaatkan

    peralatan yang ada di laboratorium.

    3.Persiapan Media

    Pada tahap persiapan media, kami melakukan percobaan

    laboratorium. Pada tahap ini kami lakukan di Laboratorium Epidemiologi

    Jurusan Kesehatan Masyarakat Unsoed. Kegiatan tersebut kami lakukan

    selama tiga hari. Dalam masa persiapan media tersebut kami ditemani satu

    orang laboran yang merupakan kepala laboratorium itu sendiri.

    4.Percobaan Pembuatan Prototype

    a. Materi

    Alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah tabung

    reaksi, bekker glass, mortar & pestle, pengaduk, kantong teh celup,

  • 7/26/2019 Laporan Akhir Pkm Mostag

    9/26

    9

    tumbuk biji kelor keringsampai halus

    timbang

    masukkan ke dalam kantongteh celup

    MOSTAG dimasukkan kedalam air keruh, aduk cepat

    selama 10 menit

    air didiamkan 15-20 menit

    hasil

    stopwatch, saringan teh, botol 1,5 L, dan nampan. Sedangkan bahan

    yang digunakan antara lain air keruh, biji kelor kering, dan aquades.

    b. Metode

    Percobaan 1

    Pada percobaan ini dilakukan pada dua bekker glass yang berbeda.

    Bekker glass 1 diisi dengan air keruh tanpa perlakuan apapun. Bekker

    glass 2 diisi air keruh dengan diberi perlakuan MOSTAG

    Bekker glass 1:

    Bekker glass 2:

    Tuang air ke dalam bekker glass

    1 sebanyak 400 ml

    diamkan selama kurang lebih10 menit

    amati

    Hasil

  • 7/26/2019 Laporan Akhir Pkm Mostag

    10/26

    10

    tumbuk biji kelorkering sampai halus

    timbang

    masukkan ke dalamair

    aduk cepat selama10 menit

    air didiamkan 15-20 menit

    hasil

    Percobaan 2

    Pada percobaan ini dilakukan pada dua bekker glass yang

    berbeda. Bekker glass 1 diisi dengan air keruh yang diberi

    perlakuan koagulasi dengan biji kelor tanpa dibungkus kantong teh

    celup. Sedangkan bekker glass 2 diisi air keruh dengan diberi

    perlakuan MOSTAG.

    Bekker glass 1:

  • 7/26/2019 Laporan Akhir Pkm Mostag

    11/26

    11

    tumbuk biji kelor kering sampaihalus

    timbang

    masukkan ke dalam kantong tehcelup

    MOSTAG dimasukkan kedalam air keruh, aduk cepat

    selama 10 menit

    air didiamkan 15-20 menit

    hasil

    Bekker glass 2:

    Percobaan 3

    Pada percobaan ini dilakukan pada tiga bekker glass yang

    berbeda. Masing-masing bekker glass diberi perlakuan MOSTAG

    yang berbeda berat jenis biji kelornya.

  • 7/26/2019 Laporan Akhir Pkm Mostag

    12/26

    12

    tumbuk biji kelor keringsampai halus

    timbang

    masukkan ke dalam kantongteh celup

    MOSTAG dimasukkan ke dalamair keruh, aduk cepat selama 10

    menit

    air didiamkan 10 menit

    amati hasil

    air didiamkan 15 menit

    amati hasil

    air didiamkan 20 menit

    amati hasil

  • 7/26/2019 Laporan Akhir Pkm Mostag

    13/26

    13

    c. Hasil

    Dari ketiga percobaan di atas, didapatkan hasil sebagai berikut:

    1) Percobaan 1

    Pada percobaan 1 didapatkan hasil bahwa pada bekker glass 1

    terjadi sedimentasi alami yang terlihat dari kotoran yang

    mengendap di bawah permukaan bekker glass. Namun pada

    bekker glass 1 air masih nampak berwarna kecoklatan. Sedangkan

    pada bekker glass 2 didapatkan hasil bahwa air berubah warna

    menjadi keputihan.

    2) Percobaan 2

    Pada percobaan 2 didapatkan hasil bahwa pada bekker glass 1 air

    terlihat sama warnanya dengan bekker glass 2. Namun terdapat

    perbedaan pada bekker glass 1 yaitu terdapat partikel biji kelor

    yang terapung di atas permukaan air. Hal tersebut dikarenakanbiji kelor kurang tertumbuk secara halus sehingga berat jenis

    masih terlalu ringan daripada berat jenis air.

    3) Percobaan 3

    Pada percobaan ketiga sampel air pada 3 bekker glass didapatkan

    hasil sebagai berikut:

    a) Setelah didiamkan 10 menit

    Bekker glass 1: ++

    Bekker glass 2: ++

    Bekker glass 3: ++b) Setelah didiamkan 15 menit

    Bekker glass 1: ++

    Bekker glass 2: ++

    Bekker glass 3: +++

    c) Setelah didiamkan 20 menit

    Bekker glass 1: +++

    Bekker glass 2: +++

    Bekker glass 3: +++

    Keterangan: ++ = tingkat kejernihan

    B. PEMBAHASAN

    Dari hasil yang didapatkan setelah percobaan di atas diketahui biji

    kelor mampu berperan sebagai koagulan dalam proses penjernihan air.

    Terlihat dari perubahan warna kekeruhan pada air baku yang digunakan

    menjadi lebih bening. Hal ini dikarenakan partikel yang terlarut dalam air

    menggumpal membentuk flok-flok ketika proses pengadukan dengan

    menggunakan media MOSTAG (koagulasi).

  • 7/26/2019 Laporan Akhir Pkm Mostag

    14/26

    14

    Ketika ditambahkan koagulan ke dalam sampel dan diikuti dengan

    pengadukan cepat, protein kationik yang dihasilkanMoringa oleifera tersebut

    terdistribusi ke seluruh bagian cairan dan kemudian berinteraksi dengan

    partikel-partikel bermuatan negative penyebab kekeruhan yang terdispersi.

    Interaksi tersebut mempengaruhi gaya yang menyebabkan stabilitas partikel

    menjadi terganggu, sehingga bisa berikatan dengan partikulat kecil

    membentuk endapan. Proses inilah yang disebut koagulasi. Oleh karena itu

    Moringa bisa disebut sebagai koagulan. Karena koagulan ini berasal dari

    tumbuhan dan tanpa melalui proses sintetik, maka disebut juga koagulan

    alami atau biokoagulan (Yuliastri, 2010).

    Pencapaian kegiatan PKM-KC MOSTAG ini telah sampai pada tahap

    akhir dalam perencanaan. Berikut merupakan tabel dari rencana kegiatan

    PKM-KC MOSTAG:

    Tabel 4.1. Rencana Kegiatan

    No Kegiatan

    Bulan

    ke-1

    Bulan

    ke-2

    Bulan

    ke-3

    Bulan

    ke-4

    Bulan

    ke-5

    1 2 3 1 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 4

    1. Persiapan

    a. Pencarian bahan

    b. Persiapan media

    2. Produksi

    a. Penghancuran

    biji kelorb. Pengeringan

    c. Pengemasan

    3. Launching

    C. POTENSI HASIL

    PKM-KC dengan judul Aplikasi Penjernihan Air denga

    menggunakan media MOSTAG ini memiliki manfaat sebagai berikut:

    1. Bagi Masyarakat

    Prototype MOSTAG dapat digunakan sebagai penjernih air sederhanadi tatanan rumah tangga.

    2. Bagi Universitas

    Program ini dapat menjadi sarana pengabdian kepada masyarakat

    sesuai dengan Tri Darma Perguruan Tinggi.

    3. Bagi Peneliti

    Menambah wawasan dan pengalaman dalam bidang ilmu pengetahuan

    dan teknologi serta sebagai bentuk nyata pengabdian kepada

    masyarakat.

  • 7/26/2019 Laporan Akhir Pkm Mostag

    15/26

    15

    BAB 5

    PENUTUP

    A.

    KESIMPULANPKM-KC ini telah terlaksana diawali dengan penemuan gagasan

    inovasi penggunaan serbuk biji kelor sebagai koagulan dalam proses

    penjernihan air, pembuatan prototype MOSTAG (Moringa seed on tea

    bag) sebagai inovasi teknologi baru bahan koagulan berbahan dasar biji

    kelor beserta cara pembuatannya.

    B. SARAN

    PKM-KC ini diharapkan dapat menjadi salah satu terobosan

    inovasi penunjang untuk peningkatan kemandirian masyarakat dalam

    pemeliharaan kesehatan terutama dalam peningkatan perilaku hidup bersih

    dan sehat agar tercapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-

    tingginya.

  • 7/26/2019 Laporan Akhir Pkm Mostag

    16/26

    16

    DAFTAR PUSTAKA

    Achmad, Rukaesih. 2004.Kimia Lingkungan. Yogyakarta: ANDI.

    Dhallawati, Ida. 2000. Buku Penuntun Praktikum Analisa Air. Jakarta: Akademi

    Teknologi Sapta Taruna.

    Ndabigengesere, A., Narasiah, K.S. dan Talbot, B.G.1995. Active Agents and

    Mechanism of Coagulation of Turbid Water using Moringa Oleifera.

    Water Research, 29(2): 701-710.

    Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu & Seni. Jakarta:

    Rineka Cipta.

    Postnote. 2002. Access to Water in Developing Countries, No.178.

    http://www.parliament.uk/post/pn178pdf.

    Putra, Riko, dkk. 2013. PEMANFAATAN BIJI KELOR SEBAGAI KOAGULAN

    PADA PROSES KOAGULASI LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU

    DENGAN MENGGUNAKAN JAR TEST. Jurnal Teknik Kimia USU, Vol.

    2, No. 2 (2013).

    Schwarz D. 2000. Water Clarification Using Moringa oleifera. Technical

    Information Wle, Gate Information Service, Eschborn. Germany.http://www.gtz.de/gate/gateid.afp.

    Yuliastri, Indra Rani. 2010. Penggunaan Serbuk Biji Kelor (Moringa oleifera)

    sebagai Koagulan dan Flokulan dalam Perbaikan Kualitas Air Limbah

    dan Air Tanah. Skripsi. Program Studi Kimia, Fakultas Sains dan

    Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

  • 7/26/2019 Laporan Akhir Pkm Mostag

    17/26

    17

    Lampiran 1. Penggunaan Dana

    SpesifikasiHarga

    Satuan (Rp)

    Jumlah

    harga (Rp)Spesifikasi

    Harga

    Satuan

    (Rp)

    Jumlah

    harga (Rp)

    Rancangan

    dana

    Realisasi dana

    1 3 4 5 7 8

    Bahan habis

    pakai

    Bahan habis

    pakai

    Biji Kelor 100.000 x 30 3.000.000 Biji kelor 150.000x30 4.500.000

    Kantong teh

    celup

    750.000 Ongkos kirim 54.000

    Bensin 250.000 Kantong teh

    celup

    250 x 90 225.000

    Air mineralbotol 1500ml

    2.750

    Aquades 3.500 x 2 7.000

    Bensin 460.000

    Sub total 4.000.000 5.248.750

    Peralatan Peralatan

    Mortar dan

    pestle

    75.000 x 5 375.000 Saringan eagle

    SS-6

    5.500

    Tali kasur 5.000 x 14 70.000 Saringan teh

    SS-8

    7.500

    Sewa Mesin

    las

    1.500.000/bln 4.500.000 Blender 435.000

    Tali kasur 5.000 x 2 10.000

    Sub Total 4.945.000 458.000

    Administrasi Administrasi

    Kertas A4 40.000 x 4 160.000 Kertas A4 40.000 x 2 80.000

    Print & jilid

    proposal

    33.000 x 3 99.000 Print & jilid

    proposal

    33.000 x 3 99.000

    Print & jilid

    laporan

    53.000 x 3 159.000 Print & jilid

    laporansementara

    12.500

    ATK 150.000 Print & jilid

    laporan akhir

    15.000

    Pulsa 100.000 x 4 400.000 Print label

    MOSTAG

    5.000

    ATK 30.000 x 4 120.000

    Pulsa 100.000 x 4 400.000

    Dokumentasi 250.000

    CD-R 7.000

  • 7/26/2019 Laporan Akhir Pkm Mostag

    18/26

    18

    Sub total 968.000 988.500

    Lain-lain

    Konsumsi 40.000 x 4 160.000

    HonoraniumLaboran

    1.000.000

    1. 160.000

    Total 9.913.000 7.854.000

  • 7/26/2019 Laporan Akhir Pkm Mostag

    19/26

    19

    Lampiran 2. Bukti-bukti Pendukung Kegiatan

  • 7/26/2019 Laporan Akhir Pkm Mostag

    20/26

    20

  • 7/26/2019 Laporan Akhir Pkm Mostag

    21/26

    21

    Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas

    No Nama/NIMProgram

    Studi

    Bidang

    Ilmu

    Alokasi

    Waktu

    (jam/minggu)

    Uraian Tugas

    1. Amidiana

    Araminta A.

    Kesehatan

    Masyarakat

    Kesehatan

    Lingkungan

    10 jam/

    minggu- Mengkoordinir

    tim dalam seluruh

    kegiatan

    - Mempersiapkan

    segala kebutuhan

    produksi

    - Melakukan

    produksi

    - Memantau seluruhjalannya produksi

    -

    Menyusunrancangan

    produksi

    - Menyusun laporan

    2. Irene

    Rosebud

    Admi

    Hermes

    Kesehatan

    Masyarakat

    Kesehatan

    Lingkungan

    10 jam/

    minggu- Melakukan

    produksi

    - Memantau ketua

    dalam

    pelaksanaan

    penelitian

    -

    Membuatrancangan hasil

    dan luaran laporan

    3. Dian Trisna

    Delfyan

    Kesehatan

    Masyarakat

    Kesehatan

    Lingkungan

    10 jam/

    minggu- Melakukan

    produksi

    - Memantau ketua

    dalam

    pelaksanaan

    penelitian

    - Membuat

    rancangan hasil

    dan luaran laporan4 Anggra

    Putra

    Bimantara

    Kesehatan

    Masyarakat

    Kesehatan

    Lingkungan

    10 jam/

    minggu- Melakukan

    produksi

    - Melakukan

    dokumentasi

    kegiatan

    - Membantu

    pencarian

    bahan&alat

  • 7/26/2019 Laporan Akhir Pkm Mostag

    22/26

    22

    Lampiran 4. Surat peminjaman laboratorium

    Purwokerto, 24 Maret 2015

    Kepada

    Yth. Kepala Laboratorium Kesehatan Lingkungan

    Jurusan Kesehatan Masyarakat

    Bersamaan dengan surat ini saya beserta teman-teman kelompok Program

    Kreativitas Mahasiswa dengan nama yang tertera di bawah ini

    Nama NIM

    Amidiana Araminta G1B012019

    Irene Rosebud Admi Hermes G1B012091Anggra Putra Bimantara G1B013002

    Dian Trisna Delfyan G1B013089

    Bermaksud untuk mengajukan permohonan perihal peminjaman

    Laboratorium Kesehatan Lingkungan Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas

    Ilmu-Ilmu Kesehatan guna kepentingan menjalankan penelitian kami di bidang

    PKM Karsa Cipta dengan judul MOSTAG yang akan dilaksanakan pada :

    Hari, tanggal : 3031 Maret 2015

    Waktu : Pukul 15.00selesai

    Demikian surat permohonan ini kami sampaikan. Atas perhatian dan

    kerjasama Ibu kami mengucapkan terima kasih.

    Hormat kami,

    Amidiana Araminta

    Ketua PKM KC MOSTAG

  • 7/26/2019 Laporan Akhir Pkm Mostag

    23/26

    23

    Lampiran

    Alat yang akan digunakan di laboratorium:

    1. Mortar dan pestle

    2.

    Tabung reaksi

    3. Botol 1 liter

    4. Pengaduk

    5. Timbangan digital

    6. Beker glass

    7. Saringan/ ayakan ukuran 60 mesh

    8. Sentrifuge

    9. Turbidimeter

    Bahan:1. Aquades

  • 7/26/2019 Laporan Akhir Pkm Mostag

    24/26

    24

    Lampiran 5. Bukti Pembayaran

  • 7/26/2019 Laporan Akhir Pkm Mostag

    25/26

    25

  • 7/26/2019 Laporan Akhir Pkm Mostag

    26/26

    26