laporan akhir pkmp monev internal fix.pdf

Upload: riris-damayanti

Post on 09-Oct-2015

74 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 1ABSTRAK

    Burung adalah salah satu kelas Animalia yang memiliki keanekaragaman hayatitinggi di Indonesia, terutama burung-burung air (shorebird) kaerena merupakanburung yang aktif bermigrasi dari belahan bumi utara ke belahan bumi selatan danIndonesia adalah salah satu tempat lalu lintas jalur migrasi tersebut dan selaludigunakan sebagai tempat persinggahan sementara untuk mempersiapkan bekalperjalanan selanjutnya. Salah satu tempat di Indonesia adalah di kawasan konservasiWonorejo Surabaya yang dilalui oleh burung-burung migran ini, terutama dari familiScolopacidae dan Charadriidae karena kedua famili ini adalah terbesar dan palingberanekaragam dari kelompok burung-burung shorebird. Untuk memperoleh data-data tersebut, maka dilakukkan inventarisasi data melalui kegiatan birding danmetode Point Count sehingga secara tidak langsung ikut berperan dalam kegiatankonservasi dan menjaga serta merawat ekosistem yang telah ada.

    Kata Kunci: shorebird, migran, birding, inventarisasi, Point Count, konservasi,ekosistem

  • 2Comparative Studies of The Waterbird Diversity from FamilyScolopacidae and Charadriidae on Wonorejo Conservation Area in

    Surabaya

    Alexander Kurniawan S. Putera, Nurul A. Dianti, Elvin H. Arizal, Riris Damayanti,Robbyke Ogistyawan F.

    Laboratory of Biosystematic, Departement of Biology, Faculty of Science andTechnology, Airlangga University, 60115 Surabaya.* Corresponding author: [email protected]

    ABSTRACT. Birds are one class of Animalia that have high biodiversity inIndonesia, especially water birds (shorebird) as an active migratory birds from thenorthern hemisphere to the southern hemisphere, and Indonesia is one of themigration paths of traffic and always used as a stopover place while preparing for thejourney to the next. One of the places in Indonesia is in a conservation area onWonorejo, Surabaya where traversed by migratory birds, especially from familyScolopacidae and Charadriidae because both families are the largest and most diversegroup of birds shorebird. When a pond was evaporated and downs, then more andmore bird species abundance. To obtain these data, then the inventory data throughbirding activities and Point Count method so that it does not directly participate inconservation activities and maintaining and also taking care of existing ecosystems.In addition, it is also expected as a diversity comparable data at any location that isused (there are between Bosem-Dermaga pond and Gajahan pond) so as to know thefactors that affect and cause the loss of natural habitat as well as the existence ofwater birds. As well as known, similarities among bird communities depended notonly on the inundation of the salina with seawater, but also how much activities ofpeople which visit them and the tide condition. The evaporation ponds in theirinactive period presented low similarity with other ponds. In addition, when theponds in their active period, can be presented high similarity because based by hightide or some people was fishing there.KEY WORDS: shorebird, migration, birding, inventory, point count, conservation,ecosystems.

  • 3KATA PENGANTAR

    Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas kasih, karunia, danbimbingan-Nya, sehingga pada akhirnya penulis dapat melaksanakan penyusunanLaporan Akhir Program Kreativitas Mahasiswa dengan judul Studi KomparasiDiversitas Burung Air dari Famili Scolopacidae dan Charadriidae Pada KawasanKonservasi Wonorejo Surabaya

    Penulisan laporan ini digunakan untuk menjelaskan hasil penelitian burung airdi kawasan Wonorejo. Diharapkan dengan adanya laporan akhir ini, dapatmemotivasi peneliti lain untuk mengembangkan penelitian secara berkala terhadapkonservasi burung air di kawasan Mangrove Wonorejo Surabaya.

    Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Proposal ini tidak lepas daribantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini,perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada :

    1. Dr. Bambang Irawan, selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbingdalam penyusunan laporan akhir Program Kreativitas Mahasiswa.

    2. Teman-teman tim PKMP atas semua dukungan dan kerja samanya.3. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah

    mendukung dan membantu dalam menyelesaikan laporan ini.

    Penulis menyadari bahwa banyak kekurangan dan ketidaksempurnaan dalampenyusunan laporan ini, sehingga penulis mengharapkan masukan, kritik dan saranyang membangun dalam penyempurnaan laporan ini.

    Surabaya, Juli 2013

    Penulis

  • 4BAB IPENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang MasalahKota Surabaya merupakan kota terbesar di Jawa Timur sehingga tidak

    terlepas dari banyaknya penduduk yang tinggal dan menyebabkan berkurangnyahabitat alami yang semula dihuni oleh berbagai macam makhluk hidup menjadihunian bagi manusia. Salah satu makhluk hidup yang terancam habitatnya adalahburung air. Hal ini dikarenakan kondisi Wonorejo sekarang sudah cukupmemprihatinkan karena pembangunan perumahan yang semakin meluas danmenggerus kawasan Wonorejo yang semula luas kini menjadi semakin sempitsehingga menyebabkan terancamnya habitat alami. Padahal, kota Surabayasendiri memiliki kawasan Wonorejo yang merupakan salah satu Important BirdArea atau wilayah yang berperan penting dalam konservasi burung-burung yangada di kawasan tersebut, terutama burung air. Memahami konservasi burungberarti memahami ekologi karena burung liar seperti burung-burung airmerupakan bagian penting dalam ekosistem dan memiliki peranan penting,termasuk sebagai kontrol populasi serangga dan hama, distribusi persebaran bijitumbuhan yang menunjukkan konservasi hutan secara alami, dan sumbermakanan bagi burung predator. Dengan mempelajari dan mengkonservasiburung, maka dapat secara langsung memahami hubungan antara semua makhlukhidup di bumi ini dan bagaimana interaksi dari hubungan tersebut yangmempengaruhi manusia secara langsung juga. Selain itu, kawasan Wonorejo jugamerupakan tempat pintu gerbang lalu lintas migrasi burung-burung air sepertidari famili Scolopacidae dan Charadriidae yang melintas dari belahan bumi utara(Eropa dan wilayah Eurasia) ke belahan bumi selatan (Australia dan SelandiaBaru).

    Dampak negatif lain dari meluasnya perumahan yang tidak terkendaliadalah ekosistem yang terganggu. Ekosistem yang telah rusak ini juga akanberdampak buruk bagi kota Surabaya. Bila terus dibiarkan, maka suatu saat kotaSurabaya tidak akan memiliki kawasan singgah burung-burung air, terutamaburung-burung perancah atau migran yang sering melintasi kawasan tersebut.Tidak adanya burung yang singgah juga berdampak bagi petani tambak danlingkungan karena tidak ada bioindikator pencemaran terhadap tambak-tambakyang sering digunakan burung-burung tersebut sebagai tempat mencari makan.Hal ini dikarenakan burung-burung ini juga dikenal sebagai bioindikatorlingkungan. Bila tidak ada bioindikator, maka akan sulit untuk mengetahuiapakah tambak-tambak tersebut telah tercemar berat, sedang, atau masih rendah.Padahal, sebenarnya kawasan Pantai Timur Surabaya, salah satunya termasukWonorejo, telah ditetapkan sebagai kawasan konservasi oleh Pemerintah Daerahtahun 2005, pelaksanaan untuk konservasi hutan mangrove belum terealisasisepenuhnya, justru pembangunan pemukiman manusia terealisasi terlebih duludan semakin meluas sehingga adanya perubahan fungi lahan yang awalnya hanya

  • 5merupakan kawasan konservasi hutan mangrove kemudian beralih fungsi menjadikawasan ekowisata yang didasari Undang-undang no. 22 tahun 1999. Untuk itu,diperlukan pendataan burung-burung air terutama dari famili Scolopacidae danCharadriidae karena kedua famili ini termasuk kelompok burung-burungperancah dan selalu berjumlah banyak dan mendominasi populasi burung air padasaat musim migrasi seperti ini dan secara langsung, pendataan ini berperansebagai kegiatan konservasi burung-burung air sekaligus biomonitoring danbioindikator pencemaran lingkungan.

    Pendataan/Inventarisasi ini dilakukan dalam tiga titik lokasi berbeda didalam kawasan Wonorejo yang terdiri dari petak Dermaga, petak Bosem, danpetak Gajahan. Di petak Dermaga merupakan tempat burung-burung air mencarimakan di pagi hari karena melimpahnya nutrien-nutrien yang ada di tempat itu,hanya saja tempat yang cukup ramai karena lokasinya berdekatan denganaktivitas dermaga sehingga kemungkinan dapat mengganggu burung-burung airtersebut. Sedangkan di petak Bosem adalah tempat yang memiliki kelimpahanmakanan juga, dengan cukup luas wilayahnya dan tidak begitu ramai karenahanya tempat melintas kendaraan saja dan beberapa orang hanya menggunakantempat itu sebagai sarana rekreasi sesaat. Dan terakhir adalah di petak Gajahanyang merupakan tempat bersarangnya burung-burung air sehingga cukup banyakyang singgah di tempat tersebut dan suasananya sepi karena terletak di tengahkawasan Wonorejo dan hanya beberapa orang saja yang melintas tempat itu.Ketiga lokasi ini dilakukan perbandingan tentang keanekaragaman burung-burung airnya terutama dari famili Scolopacidae dan Charadriidae, apakahterdapat faktor lain yang menyebabkan adanya perubahan tingkatkeanekaragamannya sehingga mengganggu dan merubah ekosistem yang telahada sebelumnya.

    1.2 Perumusan Masalah1. Apakah perbedaan lokasi dalam satu kawasan yaitu kawasan Wonorejo

    menunjukkan tingkat keanekaragaman yang berbeda-beda?2. Bagaimanakah tingkat keanekaragaman pada lokasi petak Dermaga, petak

    Bosem, dan petak Gajahan dalam kawasan tersebut?3. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi adanya perubahan tingkat

    keanekaragaman di lokasi-lokasi tersebut?

    1.3 Tujuan1. Mempelajari perbedaan lokasi dalam satu kawasan yaitu kawasan Wonorejo

    yang menunjukkan tingkat keanekaragaman yang berbeda-beda.2. Mengetahui tingkat keanekaragaman pada lokasi petak Dermaga, petak

    Bosem, dan petak Gajahan dalam kawasan tersebut.3. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi adanya perubahan tingkat

    keanekaragaman di lokasi-lokasi tersebut.

  • 61.4 Luaran yang diharapkanHasil dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan data keanekaragaman

    burung-burung air (shorebird) dari famili Scolopacidae dan Charadriidaesehingga dapat dijadikan sebagai data dasar bagi peneliti burung-burungshorebird ini. Selain itu, juga diharapkan sebagai data pembandingkeanekaragaman pada setiap lokasi yang digunakan sehingga dapat diketahuifaktor yang mempengaruhi dan menyebabkan berkurangnya habitat alami sertaeksistensi burung-burung air yang telah menyusun ekosistem yang semula alamimenjadi rusak di kawasan Wonorejo karena meluasnya perumahan yang tidakterkendali sehingga dapat juga dijadikan bahan dasar pertimbangan bagi industriperumahan kedepannya.

    1.5 Kegunaan1. Memberikan informasi mengenai perbedaan lokasi dalam satu kawasan yaitu

    kawasan Wonorejo yang menunjukkan tingkat keanekaragaman yangberbeda-beda

    2. Memberikan gambaran tingkat keanekaragaman pada lokasi petak Dermaga,petak Bosem, dan petak Gajahan dalam kawasan tersebut

    3. Memberikan gambaran umum mengenai faktor-faktor yang mempengaruhiadanya perubahan tingkat keanekaragaman di lokasi-lokasi tersebut

  • 7BAB IITINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Tinjauan Umum tentang Burung AirBurung termasuk ke dalam Kingdom Animalia, kelas Aves (unggas), dan

    merupakan hewan bertulang belakang (vertebrata). Berdasarkan habitatnya,burung dapat dibedakan menjadi burung air dan burung hutan. Jenis burung padadua kategori tersebut, biasanya menampakkan ciri yang berbeda. Pada umumnya,burung air memiliki warna tubuh yang cenderung lebih polos dibandingkandengan burung hutan yang pada umumnya memiliki warna tubuh yang cukupmencolok, sesuai dengan tempat hidupnya, dimana warna tubuh ini menjadi salahsatu cara pertahanan diri burung melalui mekanisme kamuflase alami yangdimilikinya. Selain itu, mobilisasi burung hutan dan burung air pada dasarnyaberbeda. Ada beberapa burung air yang merupakan burung migran. Pada bulanSeptember hingga April merupakan musim migrasi bagi sebagian kawananburung migran sehingga kemungkinan besar banyak sekali burung yang melintasdan singgah di kawasan tersebut. Burung-burung perancah ini singgah tapisementara karena untuk menyiapkan bekal perjalanan selanjutnya dengan mencarimakanan yang tersedia di lumpur/mudflat, makanannya dapat berupa ikan-ikankecil, kepiting seperti dari jenis Uca sp., berbagai macam kerang, dan organismelain yang ada di mudflat. Setelah bekal perjalanan dipersiapkan, mereka akanmelanjutkan migrasi ke belahan bumi selatan seperti Australia dan Selandia Baru,sedangkan jenis lainnya dapat bersifat menetap di satu kawasan saja. Berbedadengan burung hutan, kelompok burung hutan kebanyakan merupakan burungpenetap yang terkadang khas pada suatu daerah tertentu.

    Menurut Elfidasari dan Junardi (2005), burung air adalah jenis burungyang seluruh hidupnya berkaitan dengan daerah perairan atau lahan basah.Berukuran kecil sampai sedang dengan paruh yang relatif panjang. Menurut pasal1.1 Konvensi Ramsar (Anonim, 2008 dalam Nurdini, 2009), lahan basah adalahdaerah payau, rawa, lahan gambut atau perairan, baik alami maupun buatan,permanen atau sementara, dengan air yang diam atau mengalir, segar, payau atauasin, termasuk daerah perairan laut dengan kedalaman pada saat surut tidakmelebihi enam meter.

    Kehadiran burung air merupakan suatu indikator penting dalampengkajian mutu dan produktivitas suatu lingkungan lahan basah (Howes et al.,2003 et al., 2003). Burung air menyediakan sejumlah pupuk alami bagi vegetasiyang ada di pantai dan daerah-daerah yang lebih tinggi. Vegetasi ini seringmenjadi stabilisator pantai terhadap erosi. Dengan cara itu, hewan ini juga dapatmempercepat suksesi yang terjadi di lahan basah (Wibowo et al., 1996 dalamArifin, 1998).

    Burung air memiliki adaptasi spesifik yang memungkinkan merekaberadaptasi dengan tempat hidup dan makanannya yang juga hidup di daerahperairan. Adaptasi ini bersifat spesifik, sehingga dapat mengurangi adanya

  • 8kemungkinan kompetisi secara langsung dalam mencari makanan antara jenissatu dengan jenis lainnya. Ketika salah satu kelompok burung air memangsahewan invertebrata dalam lumpur, kelompok lain memakan tumbuhan yangmengapung atau menyelam untuk memangsa invertebrata air di tempat yangmemiliki kedalaman lebih (Allen dan Walker, 2000 dalam Nurdini, 2009).

    Secara morfologi burung berbeda dengan hewan-hewan dari kelas lain.Ciri-ciri umum hewan ini adalah tubuhnya yang hampir seluruhnya ditutupi olehbulu terkecuali bagian kaki. Anggota tubuh anterior biasanya bermodifikasimenjadi sayap yang pada perkembangannya dapat digunakan untuk terbang,sedang pada famili lainnya tidak. Bagian posterior tubuhnya memiliki bentukyang disesuaikan untuk bertengger, mencengkeram, berlari, maupun untukmengais tanah. Hewan ini bersifat homoioterm atau berdarah panas, dan suhutubuhnya 41oC atau lebih tinggi dari manusia dan mamalia lainnya. Tungkainyamemiliki empat jari dengan cakar/falcula di setiap jarinya, tarsometatarsustertutup kulit yang mengalami penandukan. Ekor berfungsi dalam menjagakeseimbangan dan mengatur kendali saat terbang. Bibir burung telah mengalamimodifikasi menjadi paruh dengan kulit luar yang mengeras membentuk sarung zattanduk membungkus tonjolan tulang pada rahang. Bentuk paruh disesuaikandengan fungsinya untuk memakan serangga, daging, biji-bijian, buah maupuntanaman lainnya.

    2.2 Tinjauan Umum tentang famili Scolopacidae dan CharadriidaeFamili Scolopacidae dan Charadriidae adalah terbesar dan paling

    beranekaragam dari kelompok burung-burung shorebird (burung-burung pantaiyang termasuk kelompok burung air) dan taksonomi mereka dapat menjamindiskusi yang lebih lanjut dan terus-menerus. Scolopacidae terdiri dari 88 spesiesdari 23 genus/marga yang dibagi lagi menjadi tujuh subfamili antara lainScolopacinae, Gallinagininae (berkik), Arenariinae (pembalik batu), Calidridinae(kedidi), Limnodrominae (trinil lumpur), Phalaropodinae (kaki rumbai), danTringinae (biru laut, gajahan, trinil). Setelah Scolopacidae, famili terbesar darishorebird selanjutnya adalah Charadriidae terdiri dari 65 spesies dalam 10 genus.Charadriidae dibagi lagi menjadi dua subfamili yaitu Charadriinae (cerek) danVanellinae (trulek). (Geering, Agnew, dan Harding, 2007)

    Tingkah laku kawin atau dikenal dengan istilah breeding behaviour danekologi shorebird erat kaitannya dengan pergerakan mereka yang dikenal sebagaimigrasi. Dari 55 spesies terjadi di Australia, 18 termasuk lokal breeding. Istirahatjuga termasuk aktivitas menetap atau nomadic, dimana membuat jarak migrasimenjadi relatif pendek, sering direspon karena akibat pola cuaca. Spesiesbreeding diluar Australia merupakan migran yang memiliki jarak migrasi yangpanjang, dimana mereka melakukan breeding di wilayah Asia atau Alaska. Semuaspesies dari famili Scolopacidae (termasuk gajahan, trinil, kedidi, biru laut, dansebagainya) dan sebagian spesies dari famili Charadriidae (cerek dan trulek)adalah burung perancah/migran. (Geering, Agnew, dan Harding, 2007)

  • 92.3 Tinjauan Umum tentang Lokasi Wonorejo termasuk didalamnya PetakDermaga, Petak Bosem, dan Petak Gajahan

    Surabaya adalah daerah yang berada di pantai utara Pulau Jawa, denganwilayah timur Surabaya yang berhadapan langsung dengan Selat Madura. PantaiTimur Surabaya meliputi daerah antara kelurahan Tambak Wedi sampai sungaiDadapan (daerah perbatasan kotamadya Surabaya dan kabupaten Sidoarjo)(Affandi, 1994 dalam Nurdini, 2010). Kawasan Pantai Timur Surabaya yangkemudian disigkat menjadi PAMURBAYA ini kemudian dikenal terbagimenjadi 4, yakni Wonorejo, Gunung Anyar, Medokan Ayu, dan Keputih.Diantara keempat lokasi tersebut, dua diantaranya telah dijadikan kawasanekowisata mangrove dan salah satu kawasan ekowisata mangrove yang seringdigunakan adalah kawasan Ekowisata Mangrove Wonorejo, kawasan ini jugamerupakan kawasan konservasi. Kawasan Pantai Timur Surabaya telahditetapkan sebagai kawasan konservasi oleh Pemerintah Daerah tahun 2005,namun pelaksanaan untuk konservasi hutan mangrove belum terealisasisepenuhnya. Kemudian, Pemerintah Indonesia pada tanggal 7 Mei 1999 berupaUU No.22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, memberikan motivasi bagipenduduk di kelurahan Wonorejo yang peduli terhadap lingkungan untuk dapatmengelola wilayah hutan mangrove dengan benar, karena kerusakan hutanmangrove yang terparah berada di wilayah Wonorejo. UU No. 22 tahun 1999inilah yang merupakan pendorong dan dasar berdirinya Ekowisata MangroveWonorejo yang berada dalam kawasan Konservasi hutan mangrove. Berdasarkanpenjelasan di atas yaitu perubahan fungsi lahan yang awalnya hanya merupakankawasan konservasi hutan mangrove kemudian beralih fungsi menjadi kawasanekowisata, hal inilah yang membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian.

    Berikut ini merupakan deskripsi beberapa lokasi yang ada di Wonorejo.Di petak Dermaga merupakan tempat berupa mudflat/lumpur dimana burung-burung air mencari makan di pagi hari karena sumber makanan yang melimpah,namun suasana tempat yang cukup ramai karena lokasinya berdekatan denganaktivitas dermaga sehingga dapat mengganggu aktivitas burung tersebut.Sedangkan di petak Bosem adalah tempat yang memiliki kelimpahan sumbermakanan juga, dengan wilayah cukup luas dan tidak begitu ramai karena hanyatempat melintas kendaraan saja dan beberapa orang hanya menggunakan tempatitu sebagai sarana rekreasi sesaat. Dan terakhir adalah di petak Gajahan yangmerupakan tempat bersarangnya burung-burung air sehingga cukup banyak yangsinggah di tempat tersebut dan suasananya sepi karena terletak di tengahkawasan Wonorejo dan hanya beberapa orang saja yang melintas tempat itu.

    Hutan mangrove yang sebagian besar menempati kawasan Wonorejodapat dijelaskan sebagai hutan kusut yang rendah, tumbuh di antara zona pasangnaik dan pantai berlumpur. Walaupun hanya mempunyai sedikit jenis pohon,seperti Bakau Rhizopora, Api-api Avicennia, dan Brugeria, hutan ini kaya akanikan dan udang-udangan, sehingga sangat mendukung kehidupan burung-burungair dan beberapa jenis burung hutan yang umum. (MacKinnon, 2010).

  • 10

    BAB IIIMETODE PENDEKATAN

    1. Alat yang digunakan1.1. Inventarisasi jenis burung dari famili Scolopacidae dan Charadriidae

    Peralatan yang digunakan dalam inventarisasi jenis burungadalah teropong binokular, teropong monokular, tripod, bukupanduan lapangan jenis burung Mackinnon et al. (1995), bukucatatan lapangan, tabel inventarisasi jenis burung, alat tulis, jam, dankamera digital.

    1.2. Prosedur PenelitianInventarisasi jenis burung dari famili Scolopacidae dan

    Charadriidae dilakukan dengan cara pengamatan menggunakanteropong binokular dan teropong monokular dengan menempuh jalurdarat

    1.3. Cara Pengambilan DataPengambilan data akan dilakukan dengan metode Point Count.

    Data yang diambil adalah jumlah burung dari famili Scolopacidaedan Charadriidae yang dijumpai pada masing-masing lokasi yangditentukan yang berjumlah 2 pos (berubah dari sebelumnya 7 poskarena disesuaikan dengan lapangan dan supaya tidak terjadi doublecounting yang menyebabkan data menjadi tidak valid), dimanapengamatan di setiap pos yang ditentukan secara random/acak akanmemakan waktu maksimal 15 menit (menambah waktu 5 menitdisesuaikan dengan jumlah pos; tidak menyimpang dari metodekarena waktu estimasi pada metode ini menurut literatur panduanpengamatan adalah 10-15 menit). Pengambilan data di ketiga lokasiyang ingin diteliti akan dilakukan sebanyak dua kali, dengan setiappengambilan data dilakukan pada pagi dan sore hari. Saat pagi harisekitar pukul 5.00 WIB-9.00 WIB dan pada sore hari sekitar pukul16.00 WIB 18.00 WIB. Jadi pada masing-masing target tempatpenelitian akan dilakukan enam kali pengambilan data.

    2. Cara Analisis Data2.1. Menentukan indeks keanekaragaman/indeks diversitas

    Menurut Lee et al.,1978., Untuk menentukan indekskeanekaragaman burung digunakan rumus:=

    H = Indeks keanekaragaman burungni = Jumlah individu masing-masing jenis

  • 11

    N = Total semua jenis

    Tingkat keanekaragaman burung berdasarkan nilai indekskeanekaragaman (H) menurut kriteria Lee et al (1978), yaitu :1. Jika H > 2.0 = Tinggi2. Jika 1.6 < H < 2.0 = Sedang3. Jika 1.0 < H < 1.5 = Rendah

  • 12

    BAB IVPELAKSANAAN PROGRAM

    1. Tempat dan Waktu PenelitianPenelitian ini dilaksanakan di Ekowisata Mangrove Wonorejo

    pada tiga lokasi yang telah ditentukan sebelumnya berdasarkan banyaknyapengunjung atau aktivitas manusia dan tingkat kelimpahan nutrien bagiburung air yaitu lokasi petak Bosem-Dermaga (dijadikan satu disesuaikandengan kondisi lapangan), dan petak Gajahan. Dilaksanakan selama 4bulan, dari bulan Februari 2013 hingga bulan Juli 2013.

    2. Tabel jadwal kegiatan penelitian

    3. Rancangan BiayaDi bawah ini adalah rancangan biaya yang diusulkan yaitu sebagai berikut:

    1. Pengadaan Peralatan dan Sewa PeralatanSewa Peralatan (1 buah monokular dan tripod) Rp 500.000,00Pembelian binokular (3 buah x Rp 2.300.000,00) Rp 6.900.000,00Kamera Digital (1 buah) Rp 2.000.000,00Baterai Kamera (3 buah) Rp 300.000,00

    2. TransportasiBensin untuk akomodasi (4 x Rp 20.000,00 @ 5) Rp 400.000,00Pembayaran jasa parkir (8 x Rp 2.000,00 @ 5) Rp 80.000,00

    3. PublikasiPenggandaan proposal dan hasil laporan akhir Rp 500.000,00Pencetakan foto kegiatan Rp 400.000,00 +TOTAL Pengeluaran Rp 10.980.000,00

    4. Penggunaan BiayaSejauh ini penggunaan biaya untuk agenda awal penelitian telah

    dilaksanakan, meskipun dana sepenuhnya belum turun. Namun haltersebut tidak menjadi kendala yang begitu berarti karena padapelaksanaannya masih dapat disiasati dan beberapa keperluan belummembutuhkan dana yang besar.

    NNo. Jenis Kegiatan

    BulanFebruari Maret April Mei Juni Juli

    1 Persiapan2 Penyediaan alat3 Penelitian a4 Penyusunan laporan

  • 13

    Adapun penggunaan biaya dan realisasinya untuk pelaksanaanpenelitian ini adalah sebagai berikut :

    Income (Pemasukan)1. Dana turun (sementara) Rp 3.000.000,00

    Outcome (Pengeluaran)1. Pengadaan Peralatan dan Sewa Peralatan

    Pembelian binokular :1.1. Nikon Action Series 10x50 CF (1 buah) Rp 1.650.000,001.2. Bushnell Powerview 10x50 (1 buah) Rp 700.000,00*Pembelian 1 buah monokular dan tripod Rp 6.000.000,00

    2. TransportasiBensin untuk akomodasi (3 x Rp 20.000,00 @ 5) Rp 300.000,00Pembayaran jasa parkir (6 x Rp 2.000,00 @ 5) Rp 60.000,00

    3. AdministrasiPembelian logbook, tabel pengamatan data, bahan pembuatan pos(kertas karton, tali rafia, spidol boardmarker dan isinya, plastik) Rp 30.000,00Pembelian CD-RW (2 buah) Rp 10.000,00

    4. PublikasiPenggandaan proposal, laporan akhir, laporan kemajuan, dan IKJP Rp 250.000,00 +TOTAL Pengeluaran Rp 9.000.000,00

    TOTAL Penggunaan Biaya - Rp 6.000.000,00

    Keterangan :*Belum tersedia alat tapi direncanakan untuk pembelian alat tersebutdikarenakan kebutuhan untuk pengamatan jarak jauh, disesuaikandengan kondisi di lapangan.- Penggunaan biaya tersebut belum termasuk biaya lain sepertipenggandaan hasil laporan akhir, percetakan foto kegiatan, dansebagainya yang bersifat accidental.

  • 14

    BAB VHASIL DAN PEMBAHASAN

    5.1 Hasil PengamatanAdapun hasil pengamatan dari penelitian ini sebagai berikut:

    Petak Dermaga-BosemJumlah Total Individu=823

    Jumlah individu pada setiap jenis di Petak Dermaga-BosemFamili Charadriidae Famili Scolopacidae

    CJ = 242 CK = 1 TP = 7 KLM = 534 GP = 1 TR = 0CT = 32 CPB = 1 TS = 2 KJP = 2 BLEB = 0 TKH = 0

    Indeks Diversitasnya : = = + + + + + + + + = .

    Petak GajahanJumlah Total Individu=360

    Jumlah individu pada setiap jenis di Petak GajahanFamili Charadriidae Famili Scolopacidae

    CJ = 53 CK = 0 TP = 4 KLM = 19 GP = 272 TR = 4CT = 0 CPB = 0 TS = 0 KJP = 0 BLEB = 7 TKH = 0

    Sehingga, Indeks Diversitasnya :=

  • 15

    = + + + + + = .Keterangan:H = Indeks keanekaragaman burungNi = Jumlah individu masing-masing jenisN = Total semua jenisCJ = Cerek JawaCT = Cerek TililCK = Cerek KernyutCPB = Cerek Pasir-besarTP = Trinil PantaiTS = Trinil SemakKLM = Kedidi Leher MerahKJP = Kedidi Jari PanjangGP = Gajahan PengalaBLEB = Biru Laut Ekor BlorokTR = Trinil RawaTKH = Trinil Kaki Hijau

    5.2 PembahasanBerdasarkan pengamatan yang telah dilakukan selama 6 kali, telah

    didapatkan data yang selanjutnya dihitung Indeks diversitasnya (H). Pada keduapetak didapatkan hasil indeks yang berbeda. Pada petak Dermaga-Bosem, IndeksDiversitasnya bernilai 0.861115651, sedangkan pada petak Gajahan bernilai0.82569902. Indeks Diversitas pada petak Gajahan lebih rendah daripada petakDermaga-Bosem. Hal ini dikarenakan terdapat perbedaan jumlah dari setiap jenisyang terdapat pada masing-masing petak. Pada petak Dermaga-Bosem, terdapat 9spesies burung yang dijumpai antara lain Cerek Jawa atau Javan Plover(Charadrius javanicus), Cerek Tilil atau Kentish Polver (Charadriusalexandrinus), Cerek Kernyut atau Pacific Golden Plover (Pluvialis pulva),Cerek Pasir-besar atau Greater Sand Plover (Charadrius leschenaultii), TrinilPantai atau Common Sandpiper (Actitis hypoleucos), Trinil Semak atau WoodSandpiper (Tringa glareola), Kedidi Leher Merah atau Red-necked Stint(Calidris ruficollis), Kedidi Jari Panjang atau Long-toed Stint (Calidrissubminuta), dan Gajahan Pengala atau Whimbrel (Numenius phaeopus).Sedangkan pada petak Gajahan, terdapat 6 spesies burung yang dijumpai antaralain Cerek Jawa, Trinil Pantai, Kedidi Leher Merah, Gajahan Pengala, Biru Laut

  • 16

    Ekor Blorok atau Bar-tailed Godwit (Limosa lapponica), dan Trinil Rawa atauMarsh Sandpiper (Tringa stagnatilis).

    Selain itu, pada petak Dermaga-Bosem rata-rata jumlah individu padamasing-masing spesies lebih banyak dan beragam daripada petak Gajahan,dimana petak Dermaga-Bosem memiliki total berjumlah 823 individu dari 9spesies burung yang ditemukan yaitu 242 ekor Cerek Jawa, 32 ekor Cerek Tilil, 1ekor Cerek Kernyut, 1 ekor Cerek Pasir-besar, 7 ekor Trinil Pantai, 2 ekor TrinilSemak, 534 ekor Kedidi Leher Merah, 2 ekor Kedidi Jari Panjang, 1 ekorGajahan Pengala; sedangkan individu pada petak Gajahan berjumlah 360individu dari 6 spesies burung yang ditemukan yaitu 53 ekor Cerek Jawa, 4 ekorTrinil Pantai, 19 ekor Kedidi Leher Merah, 272 ekor Gajahan Pengala, 7 ekorBiru Laut Ekor Blorok, dan 4 ekor Trinil Rawa. Untuk petak Dermaga-Bosem,dapat dijumpai Cerek Kernyut dan Cerek Pasir-besar, dimana kedua burung initermasuk burung migran yang jarang ditemukan pada musim pra-berbiak(menuju musim berbiak) dan secara kebetulan masih belum bermigrasi ketikapengamatan awal dilakukan, yaitu pada bulan April. Namun pada bulan Meisudah tidak tampak lagi keberadaan spesies burung tersebut karena pada bulanMei merupakan musim berbiak dan kawasan konservasi Wonorejo bukan tempatyang cocok bagi kedua jenis burung ini untuk berbiak. Hal ini dikarenakan CerekKernyut berbiak di wilayah tundra Arktik dari paling utara Asia hingga keAlaska dan Cerek Pasir-besar berbiak di wilayah semi gurun Turki dan ke arahtimur melewati Asia Tengah (Birdlife, 2013). Untuk petak Gajahan, didapatkanburung migran seperti Gajahan Pengala dan Biru Laut Ekor Blorok yang jugajarang dijumpai pada musim pra-berbiak seperti pada bulan April dimana keduajenis burung tersebut belum bermigrasi ke lokasi berbiaknya. Namun, selama inimasih belum tampak lagi keberadaannya.

    Kedua petak ini memiliki indeks diversitas/keanekaragaman (H) yangsangat rendah berdasarkan nilai indeks keanekaragaman (H) menurut kriteria Leeet al (1978), yaitu :

    1. Jika H > 2.0 = Tinggi2. Jika 1.6 < H < 2.0 = Sedang3. Jika 1.0 < H < 1.5 = Rendah

    Rendahnya indeks ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya karenamusim migrasi yang telah terlewati pada bulan September hingga April.Sedangkan pengamatan awal dilakukan pada pertengahan bulan April hinggaakhir bulan Mei dimana pada bulan tersebut spesies burung akan memasukimusim berbiak di pertengahan bulan April hingga awal bulan Mei yangmenyebabkan semakin sedikitnya burung-burung perancah yang jarangditemukan seperti Cerek Kernyut, Gajahan Pengala, Biru Laut Ekor Blorok, danCerek Pasir-besar karena persiapannya untuk kembali ke lokasi berbiak, dan dipertengahan selanjutnya bulan Mei telah memasuki musim berbiak sehinggaburung-burung seperti yang dijelaskan sebelumnya tidak ditemukan sama sekali

  • 17

    keberadaannya. Selain faktor musim migrasi, juga disebabkan oleh faktorlingkungan seperti pasang air laut yang sering terjadi pada bulan April hinggaMei sehingga wilayah yang semula tampak daratan mudflat luas sebagai tempatmencari makanan bagi burung-burung perancah tersebut kini tertutupi pasang airlaut yang cukup tinggi bahkan juga sering terjadi pasang perbani yaitu pasang airlaut setinggi-tingginya yang dapat menyebabkan tidak ada makanan sepertikepiting payau jenis Uca sp. yang melimpah dan hewan moluska (salah satunyakerang-kerangan), karena jenis-jenis hewan ini akan keluar dari permukaanmudflat untuk beraktivitas. Selain itu, ukuran kakinya yang tidak begitu panjangmembuat spesies burung tersebut tidak mudah ketika berjalan di air yang sedangpasang bahkan pasang perbani. Faktor lingkungan lainnya yang masihberpengaruh adalah aktivitas manusia. Aktivitas manusia yang tinggimenyebabkan burung-burung yang sensitif ini merasa terganggu sehinggamenjauhi sumber gangguan, seperti contoh pengamatan pada tanggal 27 April2013 (tabel pengamatan pada lampiran) terdapat acara penanaman mangroveyang diadakan di sekitar lokasi pengamatan oleh salah satu perusahaan rokokternama di Indonesia. Di dalam acara ini, banyak aktivitas manusia seperti suarakeras dari sound system menjadi pencemar suara yang mengusik keberadaanburung-burung yang sedang makan sehingga menyebabkan mereka berpindah kelokasi yang lebih tenang untuk mencari makanan. Sedangkan pada sore hari dihari yang sama ketika acara tersebut selesai, burung-burung kembali melimpahruah di lokasi pengamatan untuk beraktivitas seperti mencari makanan, berjemur,berdiam diri, dan sebagainya. Aktivitas manusia lainnya seperti memancing jugamempengaruhi kelimpahan spesies burung pada habitatnya. Dengan demikian,burung-burung tersebut dapat kembali beraktivitas dengan tenang tanpa adagangguan dari manusia.

  • 18

    BAB VIKESIMPULAN DAN SARAN

    6.1 Kesimpulan1. Pada petak Dermaga-Bosem memiliki tingkat keanekaragaman lebih tinggi

    daripada petak Gajahan berdasarkan nilai indeks diversitas yang didapatkanyaitu 0.861115651 untuk petak Dermaga-Bosem dan 0.82569902 untuk petakGajahan.

    2. Pada kedua petak, ditemukan 4 jenis burung migran yang jarang ditemukanpada musim pra-berbiak untuk bersiap kembali ke lokasi berbiak sepertiCerek Kernyut atau Pacific Golden Plover (Pluvialis pulva) dan Cerek Pasir-besar atau Greater Sand Plover (Charadrius leschenaultii) pada petakDermaga-Bosem serta Biru Laut Ekor Blorok atau Bar-tailed Godwit (Limosalapponica) dan Gajahan Pengala atau Whimbrel (Numenius phaeopus) padapetak Gajahan.

    3. Faktor yang mempengaruhi indeks diversitas burung-burung dari familiCharadriidae dan Scolopacidae ini antara lain pasang surut air laut danaktivitas manusia. Untuk musim migrasi, dimasukkan dalam kategori faktoryang disebabkan oleh human error dimana termasuk dalam aktivitas manusia.

    6.2 SaranWaktu penelitian sebaiknya disesuaikan dengan waktu migrasi burung sehinggadapat diambil data yang valid. Demi menjaga kuantitas biodiversitas burung airyang terdapat di Wonorejo sebaiknya dilakukan pengamatan secara berkala.Selain itu, perlu dilakukan adanya penataan wilayah khususnya dalam bidangpembangunan proyek perumahan agar tetap terjaga wilayah konservasi satwa liardi Wonorejo khususnya burung air.

  • 19

    DAFTAR PUSTAKA

    Anonymous. 1999. Important Bird Area (IBA) Java-Bali. Bird Life International.Geering A., Agnew L., Harding S. 2007. Shorebirds of Australia. Australia: Csiro

    Publishing.Holmes, D. & Nash. S. 1999. LIPI-Seri Panduan Lapangan Burung-Burung di

    Jawa dan Bali. Jakarta: Puslitbang Biologi-LIPI Prima Centra.MacKinnon, J. 1995. Panduan Lapangan Pengenalan Burung-Burung di Jawa

    dan Bali. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.MacKinnon, J., Karen P, Bas Van Balen. 2010. Burung-Burung di Sumatra,

    Jawa, Bali dan Kalimantan (Termasuk Sabah, Serawak, dan BruneiDarussalam). Jakarta: Puslitbang Biologi-LIPI.

    Peterson, R.t. 1986. Burung. Jakarta: Tira Pustaka.Geering A., Agnew L., Harding S. 2007. Shorebirds of Australia. Australia: Csiro

    Publishing.

  • 20

    LAMPIRAN

    I. Dokumentasi Kegiatan :

    Persiapan pengamatan dengan membawa Pengamatan menggunakan binokularperalatan monokular dan tabel pengamatan data

    Melimpahnya burung ketika surut Ketika pasang sebagian besar, jumlahburung sedikit

    Kegiatan konstruksi dan parkir yang terlalu Acara yang berpotensi ramaimemadati menunjukkan adanya aktivitas mengakibatkan berkurangnya ataumanusia yang tinggi yang berpengaruh bahkan tidak ada sama sekalipada keberadaan burung air

  • 21

    II. Nota Pembayaran