laporan akhir ppl

66
LAPORAN AKHIR PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) SMA NEGERI PLUS 7 BENGKULU Oleh : INDAH FIJAYANTHI A1E007023 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA UNIT PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN

Upload: voe-vie

Post on 29-Jun-2015

816 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN AKHir ppl

LAPORAN AKHIR

PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN (PPL)

SMA NEGERI PLUS 7 BENGKULU

Oleh :

INDAH FIJAYANTHI

A1E007023

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

UNIT PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS BENGKULU

2011

Page 2: LAPORAN AKHir ppl

HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN AKHIRPRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN ( PPL )

MAHASISWA FKIP UNIVERSITAS BENGKULU PERIODE TAHUN 2010/2011

Oleh:Nama : INDAH FIJAYANTHINpm : A1E007023Prodi : Pendidikan Fisika

Telah Diperiksa dan Disahkan Oleh Guru Pamong, Dosen Pembimbing, dan Kepala Sekolah SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu

Dosen Pembimbing

Nyoman Rohadi, M.Sc

NIP. 19560913 19503 1 004

Bengkulu, Januari 2011

Guru Pamong

Marwan, S.Pd

NIP. 198003 200312 1 001

Mengetahui,

Kepala Sekolah

Kota Bengkulu

Eko purwoko, S.Pd

NIP.19641210 199412 1 001

Page 3: LAPORAN AKHir ppl

KATA PENGANTAR

Puji syukur tim penyusun ucapkan kehadirat Allah SWT, karena berkat

rahmat dan hidayah-Nya sehingga Laporan Akhir Praktik Pengalaman Lapangan

(PPL) Universitas Bengkulu Periode 2010/2011 yang telah dilaksanakan di SMA

Plus Negeri 7 Kota Bengkulu dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Dalam kesempatan ini tim penyusun mengucapkan terima kasih kepada

semua pihak yang telah memberikan bantuan baik berupa dukungan materil

maupun moril, terutama kepada:

1. Ketua Tim Unit PPL Universitas Bengkulu

2. Dosen pembimbing

3. Kepala Sekolah SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu

4. Guru pamong

5. Kepala Staf Tata Usaha SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu

6. Bapak dan Ibu dewan guru SMA Plus Negeri 7 Kota Begkulu

7. Seluruh mahasiswa praktikan praktik pengalaman lapangan SMA Plus Negeri

7 Kota Bengkulu

8. Seluruh siswa-siswi SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu

Praktikan menyadari bahwa dalam aplikasi pembelajaran maupun pembuatan

laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu praktikan sangat

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Akhir kata semoga

laporan ini bermanfaat bagi pihak-pihak terkait dan rekan-rekan pembaca lainnya.

Bengkulu, Januari 2011

Tim Penyusun

Page 4: LAPORAN AKHir ppl

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... ii

KATA PENGANTAR ................................................................................... iii

DAFTAR ISI .................................................................................................. iv

DAFTAR TABEL ..........................................................................................

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

1.1. Latar Belakang .................................................................................... 1

1.2. Tujuan Pembuatan Laporan ................................................................ 2

1.3. Manfaat Penelitian............................................................................... 3

BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 5

2.1. Pengenalan Lapangan dan refleksi ..................................................... 5

2.2. Mengajar terbimbing dan refleksi ....................................................... 9

2.3. Mengajar mandiri dan refleksi ............................................................ 11

2.4. Kegiatan non akedemik dan refleksi ................................................... 13

2.5. Masalah pembelajaran yang dipecahkan pratikan dengan PTK ......... 14

BAB III PENUTUP ........................................................................................

3.1. Kesimpulan ........................................................................................

3.2. Saran ...................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................

LAMPIRAN ...................................................................................................

Page 5: LAPORAN AKHir ppl

DAFTAR TABEL

Page 6: LAPORAN AKHir ppl

DAFTAR LAMPIRAN

1. Rpp (siklus I, II, dan III)

Page 7: LAPORAN AKHir ppl

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan

mengembangkan manusian Indonesia seutuhnya yaitu manusia beriman dan

bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, memiliki

pengetahuan dan keterampilan, kesehatan dan rohani, kepribadian yang mantap

dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan salah satu usaha perbaikan

proses pembelajaran di sekolah yang dapat dilakukan adalah dengan

memahami perilaku siswa dalam belajar. Usaha untuk meningkatkan kualitas

penyelenggaraan proses belajar mengajar dan pembelajaran di sekolah terus-

menerus dilaksanakan dan diaplikasikan dengan bentuk mata kuliah lapangan

seperti praktik mengajar di sekolah langsung atau yang biasa dikenal dengan

sebutan PPL.

Program PPL merupakan salah satu program akademis yang wajib

dilaksanakan oleh seluruh mahasiswa FKIP Universitas Bengkulu. Mata kuliah

PPL pada dasarnya dapat memberikan “life skills” bagi mahasiswa, yaitu

pengalaman belajar yang kaya, dapat memperluas wawasan, melatih dan

mengembangkan kompetensi yang diperlukan dalam bidangnya, meningkatkan

keterampilan, kemandirian, tanggung jawab, dan kemampuan dalam

memecahkan masalah pembelajaran.

PPL merupakan suatu bentuk program kumulatif, aplikatif dan kreatif dari

seluruh pengalaman belajar sebelumnya ke dalam program pelatihan baik

berupa kegiatan mengajar maupun tugas keguruan lainnya. Dengan kegiatan

inilah diharapkan agar nantinya mahasiswa yang PPL mampu mengaplikasikan

ilmu-ilmu yang didapat di bangku perkuliahan agar dapat diterapkan pada

kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di sekolah – sekolah dimana dia

ditempatkan.

Selain itu, program PPL merupakan suatu program dalam pendidikan

prajabatan guru yang dirancang untuk melatih para calon guru agar menguasai

Page 8: LAPORAN AKHir ppl

kemampuan keguruan yang utuh dan terpadu. Setelah menyelesaikan

pendidikan, mereka siap secara mandiri mengembangkan tugas sebagai guru

yang professional.

Program PPL ini berlangsung dalam beberapa tahap, yang terdiri dari :

1. Tahap Pembekalan (24 – 31 Agustus 2010)

2. Tahap Observasi-orientasi (2 – 4 September 2010)

3. Tahap Mengajar Latihan Terbimbing (20 September – 30 Oktober 2010)

4. Tahap Mengajar Mandiri (1 November – 4 Desember 2010)

5. Tahap Ujian (10 - 15 Januari 2011)

Tahap pembekalan dilaksanakan di kampus diikuti oleh dosen

pembimbing, guru pamong, dan mahasiswa.

Tahap observasi - orientasi dilaksanakan pada minggu pertama dengan

tujuan agar mahasiswa calon guru “familiar” dengan lingkungan sekolah

mahasiswa PPL sehingga mereka dapat menyesuaikan diri dan merasa aman di

sekolah. Mahasiswa juga mengobservasi kegiatan guru pamong mengajar.

Dalam kegiatan observasi ini mahasiswa dibimbing untuk memperoleh

pengalaman dan mendapatkan informasi yang berkaitan dengan kegiatan

akademik, kegiatan administrasi, kegiatan nonakademik, dan mengidentifikasi

masalah dalam pembelajaran yang dihadapi oleh guru.

Tahap pelatihan mengajar terbimbing dilaksanakan mulai minggu ketiga

sampai minggu keenam. Segala usaha pengelolaan hendaknya diarahkan agar

pada tahaap ini praktikan dapat berlatih mengintegrasikan berbagai

kemampuan keguruan secara utuh dalam situasi nyata di sekolah menengah di

bawah bimbingan para pembimbing. Pendekatan pembimbingan dilaksanakan

dengan supervisi klinis, dimana sebelum praktikan mulai mengajar terlebih

dahulu harus melakukan bimbingan dengan dosen pembimbing dan guru

pamong. Dengan suasana bimbingan dibuat sehangat dan seakrab mungkin

antara dosen pembimbing, guru pamong dan praktikan. Prosedur

pembimbingan pada latihan terbimbing dilaksanakan dengan cara praktikan,

guru pamong, dan dosen pembimbing menyepakati salah satu aspek

keterampilan dasar mengajar yang akan dilatih dalam kegiatan belajar

mengajar. Latihan terbimbing dilaksanakan dengan menggunakan acuan

delapan keterampilan dasar mengajar.

Page 9: LAPORAN AKHir ppl

Tahap pelatihan mengajar mandiri merupakan tahap akhir dari kegiatan

PPL. Praktikan diberi kesempatan berlatih secara mandiri untuk menerapkan

secara utuh dan terintegrasi segala kemampuan keguruan dalam situasi nyata di

sekolah menengah, pengayaan konteks, dan mengasah kemampuan refleksi.

Fokus materi pembimbingan ditujukan pada pengembangan kemampuan

profesional guru, yakni kemampuan membuat persiapan mengajar, penguasaan

keterampilan, pengelolaan proses belajar mengajar, penampilan diri sendiri,

dan dampaknya terhadap siswa. Dalam pelatihan keterampilan ini praktikan

diberi kesempatan secara mandiri untuk merencanakan, melaksanakan, dan

menilai hasilnya.

Ujian praktik mengajar dilaksanakan jika guru pamong dan dosen

pembimbing telah berpendapat bahwa pencapaian kualitas hasil pelatihan

sudah baik dan praktikan sudah siap untuk mengikuti ujian. Untuk menilai

ujian praktik mengajar ini digunakan Alat Penilaian Kemampuan Guru

(APKG) 1 dan APKG 2.

B. Tujuan Pembuatan Laporan

Tujuan pembuatan laporan ini pada umumnya didasarkan pada

pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dan tugas-tugas keguruan serta

nonmengajar lainnya. Sedangkan tujuan khusus pembuatan laporan ini adalah

sebagai laporan bagi praktikan mengenai hal-hal apa saja yang telah dilakukan

selama program PPL.

Secara umum tujuan PPL yaitu mempersiapkan tenaga pengajar di

sekolah. Berdasarkan hal tersebut, maka tujuan khusus program PPL ini

adalah:

1. Memberikan pengalaman kepada mahasiswa dalam bidang pembelajaran

dan manajerial di sekolah, dalam rangka melatih dan mengembangkan

kompetensi keguruan atau kependidikan

2. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mempelajari, mengenal,

dan menghayati permasalahan, lembaga kependidikan baik yang terkait

dengan proses pembelajaran maupun kegiatan manajerial kelembagaan

3. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk menerapkan ilmu

pengetahuan dan keterampilan yang telah dikuasi ke dalam keadaan yang

sebenarnya

Page 10: LAPORAN AKHir ppl

4. Memacu pengembangan sekolah dengan cara menumbuhkan motivasi atas

dasar kekuatan sendiri

5. Membantu memecahkan permasalahan pembelajaran, khususnya

penyelenggaraan di sekolah tempat PPL

6. Meningkatkan hubungan kemitraan antara FKIP UNIB dengan Dinas

Diknas, Depag, sekolah dan lembaga terkait lainnya

C. MANFAAT PPL

1. Bagi mahasiswa

a. Menambaah pemahaman dan penghayatan mahasiswa tentang proses

pendidikan di sekolah

b. Memperoleh pengalaman tentang cara berpikir dan bekerja secara

interdisipliner sehingga dapat memahami adanya keterkaitan ilmu dalam

mengatasi permasalahan pendidikan yang ada di sekolah

c. Memperoleh daya penalaran dalam melakukan penelaahan, perumusan

dan pemecahan masalah pendidikanyang ada di sekolah

d. Memperoleh pengalaman dan keterampilan untuk melaksanakan

pembelajaran dan kegiatan manajerial di sekolah

e. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk dapat berperan

sebagai motivator, dinamisator, dan membantu pemikiran sebagai

problem solver

2. Bagi sekolah

a. Memperoleh kesempatan untuk dapat andil dalam menyiapkan calon

guru atau tenaga kependidikan profesional

b. Mendapatkan bantuan pemikiran, tenaga, ilmu, dan teknologi dalam

merencanakan serta melaksanakan pengembangan sekolah

3. Bagi FKIP UNIB

a. Memperoleh umpan balik dari pelaksanaan PPL di sekolah/lembaga guna

pengembangan kurikulum dan iptek yang disesuaikan dengan kebutuhan

masyarakat

b. Memperoleh berbagai sumber belajar dan menemukan berbagai

permasalahan untuk pengembangan penelitian dan pendidikan

Page 11: LAPORAN AKHir ppl

c. Terjalin kerja sama yang lebih baik dengan pemerintah daerah dan

instansi terkait untuk pengembangan tri darma perguruan tinggi

BAB II

HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1 Pengenalan Lapangan Dan Refleksi

2.1.1 Pengenalan Lapangan

Praktik pengalaman lapangan (PPL) diawali dengan pelaksanaan

pengenalan suasana sekolah atau lebih dikenal sebagai observasi yang

dilaksanakan selama 2 hari pada minggu pertama kegiatan PPL, terhitung mulai

tanggal 2 September sampai 4 September 2010. Observasi fisik dilakukan

terhadap fasilitas dan lingkungan sekolah, sedangkan observasi non fisik berupa

interaksi sosial antara kelompok-kelompok yang ada serta administrasi di SMA

Plus Negeri 7 Kota Bengkulu.

Hal ini bertujuan agar praktikan mengenal dan menyesuaikan diri lebih

awal dengan lingkungan sekolah, sehingga dari sini diharapkan mahasiswa calon

guru terbiasa dengan lingkungan sekolah tempat mahasiswa praktik, misalnya

penyusunan program sekolah, pengelolaan sarana dan prasarana, kegiatan

akademik, administrasi sekolah, kegiatan exstrakulikuler, pola hubungan sosial

yang ada di sekolah, manajemen sekolah dan lain sebagainya. Dari sini

diharapkan calon guru akan lebih beradaptasi dengan lingkungan sekolah dan

akhirnya akan memudahkan dalam proses belajar-mengajar, karena observasi dan

pengenalan lapangan sangat membantu proses praktikan untuk lebih akrab dengan

lingkungan sekolah tempat praktikan melakukan praktik.

Pelatihan Tugas-Tugas Keguruan Lainnya

Dalam pelaksanaan kegiatan PPL di SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu

ini selain kegiatan mengajar, praktikan juga melakukan kegiatan tugas piket guru.

Pembagian waktu tugas piket ini disesuaikan dengan kesepakatan bersama oleh

para praktikan PPL.

Daftar hadir siswa SMA Plus Negari 7 Kota Bengkulu diisi pada pagi hari

sebagai daftar hadir pagi dan juga mengisi daftar absen pulang, ketika pelajaran

akan dimulai. Setiap guru bidang studi juga mempunyai daftar hadir siswa

Page 12: LAPORAN AKHir ppl

tersendiri. Bagi siswa yang tidak hadir tanpa keterangan, siswa yang bolos akan

diberikan sangsi. Siswa yang datang terlambat biasanya dikenakan sanksi terlebih

dulu sebelum mendapat izin masuk. Sanksi yang biasa diberikan yaitu disuruh

guru piket untuk melakukan kebersihan sekolah seperti menyapu, mengelap kaca

dan lain-lain.

Dalam pembagian tugas piket ini praktikan mendapat tugas giliran piket

yaitu pada hari Jum’at dari jam 07.15 – 11.15 WIB. Tugas guru piket adalah

membunyikan bel-bel pada jam-jam tertentu, mengisi jam kosong, memindahkan

nama siswa ke buku absen siswa, mengabsen guru yang tidak hadir, menjaga

ketertiban dan keamanan sekolah.

Adapun metode pembelajaran yang digunakan oleh guru bervariasi,

diantaranya: metode ceramah, tanya jawab, diskusi dan penugasan. Dalam

penyajian materi guru menggunakan Bahasa Indonesia yang baik, sehingga

mudah dipahami oleh siswa. Penggunaan waktu sudah cukup efektif. Gerak guru

di dalam fleksibel; serta pandangan guru tersebar keseluruh arah. Strategi yang

digunakan oleh guru untuk memotivasi siswanya dengan cara memberikan

pertanyaan menyebar kepada keseluruh siswa dan memperbanyak tanya jawab,

diskusi, memberi penekananan pada bagian yang penting pada pokok bahasan

sehingga siswanya menjadi aktif dan secara tidak langsung guru memegang

kendali di dalam kelas dan tujuan pembelajaran pun dapat tercapai.

Selain itu mahasiswa juga mendapatkan informasi yang berhubungan

dengan kegiatan akademik, misalnya cara guru mengajar serta perangkat-

perangkat yang diperlukannya dalam kegiatan belajar mengajar. Informasi-

informasi tersebut diperoleh dengan cara mengadakan pengamatan langsung

ataupun dengan melakukan wawancara langsung kepada guru dan pegawai yang

ada di sekolah tersebut.

Selain itu, observasi juga dilakukan pada peserta didik. Dari hasil

observasi diketahui bahwa prilaku siswa didalam kelas bervariasi kadang-kadang

tenang dan kadang-kadang ribut. Umumnya siswa yang duduk didepan sebagian

memperhatikan dengan focus pada penjelasan guru bahkan merespon baik

pertanyaan yang diberikan oleh guru, sedangkan siswa yang duduk dibelakang

kurang memperhatikan.

2.1.1.1 Kondisi fisik sekolah

Page 13: LAPORAN AKHir ppl

Sekolah tempat praktikan melaksanakan Praktek Pengalaman Lapangan

(PPL) adalah Sekolah Menengah Atas Plus Negeri 7 Kota Bengkulu, yang terletak

dijalan Jenggalu Lingkar Barat Kota Bengkulu. Dengan luas tanah yang

digunakan:

Nama Sekolah : SMU Plus Negeri 7 BengkuluKeadaan Bulan : JULI 2010Luas Bangunan : 1.175 M2Luas Pekarangan : 28.603 M2Luas Tanah (Bersertifikat) : 29.778 M2/No. AM. 289381Daya Listrik (Ada/Tidak Ada) : Ada Kapasitas : 2200 Watt/220 Volt

No Sarana/Prasarana Kondisi   KetUrut   B RR RMD RB Jumlah  

1RUANG              a. Ruang Kelas V     21    b. Ruang Guru V     2    c. Ruang Kep.Sekolah V     1    d. Ruang TU V     1    e. Ruang BP     1    f. Ruang Perpustakaan V     1    g.Ruang Keterampilan V        h. WC/KM V     9    I. Ruang Jaga V     -    j. Gudang V     1  

2RUANG LAB              a. Lab IPA   V        b. Lab.Kimia V          c. Lab.Biologi          d. Lab Bahasa V     1    e. Lab.Komputer V       1  

3ALAT KANTOR/P.PEND            a. Komputer     V 11    b. Mesin Tik V     V 2    c. Mesin Stensil V     V 2    d. Brangkas     V 1    e. OHP     V 7    f. Telepon   V 2    g. Televisi     V 3    h. Tipe Recorder V   V 2    I. Alat Kesenian V        j. Olah Raga V          k. IPS            L. Bahasa     V      M.Lab IPS (SLTP)              Lab. Kimia V 1    Lab. Biologi V 1    Lab. Fisika V 1  

4ALAT KETERAMPILAN              a. Elektro              b. Otomotif              c. Jasa (Mesin Tik)              d. Pertukangan              e. PKK              f. Pertanian              g. Lainnya/Mulok            

Keterangan

Page 14: LAPORAN AKHir ppl

B : BaikRR : Rusak RinganRMD : Rusak Masih Dapat DiperbaikiRB : Rusak BeratUntuk SLTP Disesuaikan Dengan Daya yang ada

Kondisi Sekolah

Keadaan bangunan sekolah

Kondisi bangunan sekolah termasuk ruang kelas dan ruang

lainnya dalam keadaan baik, hanya saja pintu WC siswa rusak.

Kondisi Lingkungan Sekolah

Kondisi lingkungan sekolah SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu

sangat kondusif untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar (KBM)

karena siswanya mudah dipantau oleh gurunya, dekat dengan ruang

guru

2.1.1.2 Potensi Guru

No Nama Jumlah

1 Guru Pembina 20 orang

2 Guru Penata Tingkat 1 4 Orang

3 Guru Penata 10 Orang

4 Guru Penata Muda Tingkat 1 7 Orang

5 Guru Penata Muda 26 orang

6 Guru Tidak Tetap 12 Orang

2.1.1.3 Potensi Siswa

NO KELASSISWA

LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH

1 X-1 15 17 32

2 X-2 10 22 32

3 X-3 14 18 32

4 X-4 14 18 32

5 X-5 19 13 32

6 X-6 17 15 32

7 X-7 19 12 31

  Jumlah 108 115 223

8 XI IPA-1 8 24 32

Page 15: LAPORAN AKHir ppl

9 XI IPA-2 8 24 32

10 XI IPA-3 15 17 32

11 XI IPA-4 12 20 32

12 XI IPA-5 12 20 32

  XI IPA 55 105 160

13 XI IPS-1 15 16 31

14 XI IPS-2 15 16 31

15 XI IPS-3 17 14 31

16 XI IPS-4 19 12 31

  XI IPS 66 58 124

  XI IPA-IPS 121 163 284

17 XII IPA-1 5 26 31

18 XII IPA-2 8 22 30

19 XII IPA-3 9 22 31

20 XII IPA-4 11 20 31

  XII IPA 33 90 123

21 XII IPS-1 19 13 32

22 XII IPS-2 17 15 32

23 XII IPS-3 12 20 32

  XII IPS 48 48 96

  XII IPA-IPS 81 138 219

TOTAL (X+XI+XII)

310 416 726

2.1.1.4 Potensi Karyawan

No Nama Jumlah

1 Penata Muda Tingkat 1 2 Orang

2 Penata Muda 2 Orang

3 Pengatur muda 1 Orang

4 Satpam 1 Orang

5 Penjaga Sekolah 1 Orang

6 Kebersihan 1 Orang

7 Penjaga malam 1 Orang

8 Penjaga perpustakaan 1 Orang

9 Penjaga UKS 2 Orang

Page 16: LAPORAN AKHir ppl

Selain tugas di atas, bagian administrasi juga mengurusi masalah penerimaan

murid baru, kepindahan murid, penerimaan guru baru maupun kepindahan guru,

pembayaran SPP dan hal-hal lain yang menyangkut sekolah.

Sedangkan kegiatan administrasi yang dilaksanakan oleh guru yang

berhubungan dengan kegiatan belajar mengajar adalah membuat RPP, silabus,

serta menyusun program semester dan program tahunan.

1. Pengelolaan daftar hadir guru

SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu memiliki tenaga pengajar berjumlah 79

orang yang terdiri dari guru Pembina (20 orang), Guru Penata tingkat 1 (4

orang) , Guru Penata (10 orang), Guru Penata Muda tingkat 1 (7 Orang), Guru

Penata muda (26 Orang), dan Guru Tidak tetap (12 Orang). Pengelolaan daftar

hadir guru menjadi tanggung jawab guru dibawah wewenang kepala sekolah,

dan informasi guru yang tidak hadir diperolaeh dari guru piket.

2. Pengelolaaan daftar hadir karyawan

Jumlah staf Tata Usaha (TU) dan karyawan di SMA Plus Negeri 7 Kota

Bengkulu adalah 12 orang yang terdiri dari piñata muda tingkat 1 (2 0rang),

Penata muda (2 orang), Pengatur muda(1 Orang),Satpam (1 orang), Penjaga

sekolah (1 orang), Kebersihan (1 orang), Penjaga malam (1 orang), Penjaga

perpustakaan (1 Orang), Penjaga UKS (2 Orang). Pengelolaan daftar hadir staf

TU dan karyawan langsung dikelola oleh TU di bawah wewenang kepala

bagian TU.

3. Pengelolaan daftar hadir siswa

Jumlah local SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu yaitu 23 Lokal yang terdiri

dari 7 lokal untuk kelas X, 5 Lokal untuk kelas XI IPA, 4 lokal untuk kelas XI

IPS, 4 lokal utntuk kelas XII IPA dan 3 lokal untuk kelas XII IPS. Untuk

pengelolaan daftar hadir siswa diserahkan pada masing-masing kelas, dan

setiap ketua kelas melaporkan siswa yang tidak hadir kepada guru piket.

Kemudian guru piket mendata dan mencatat kedalam buku absensi siswa.

2.1.2. Refleksi

Kegiatan observasi merupakan tahap pengenalan lapangan yang sangat

dibutuhkan oleh praktikan, karena melalui tahap ini praktikan dapat mengatahui

lingkungan sekolah dimana ia akan melaksanakan PPl. Selain itu hal ini akan

mendukung proses adaptasi bagi praktikan dalam praktik di lapangan tersebut.

Page 17: LAPORAN AKHir ppl

Kegiatan ini mempunyai alokasi waktu selam 2 minggu. Pada pelaksanaan

observasi ini praktikan memperolah informasi melalui guru-guru, pegawai TU,

dan siswa-siswi. Adapun hal-hal yang diamati selama pelaksanaan pengenalan

lapangan pada tahap observasi adalah:

1) Keadaan fisik sekolah.

2) Keadaan lingkungan sekolah.

3) Fasilitas sekolah.

4) Guru dan siswa di sekolah.

5) Interaksi sosial yang terjadi di sekolah.

6) Tata tertib yang berlaku dan sebagainya.

Hal ini dilakukan agar praktikan dapat menyesuaikan diri dengan

lingkungan belajar dan lingkungan sekolah. Keterangan lebih rinci tentang

keadaan lapangan telah diuraikan pada laporan awal. Melalui observasi praktikan

dapat menyimpulkan bahwa SMA Negeri Plus 7 Bengkulu merupakan sekolah

yang sudah baik dalam sarana dan prasarana sekolah.

2.2. Mengajar Terbimbing dan refleksi

2.2.1 Mengajar terbimbing dan Tugas-Tugas Lainnya Secara Terbimbing

Sebelum melakukan kegiatan atau proses belajar-mengajar, praktikan

melakukan sebuah kegiatan penting, yaitu observasi dan berkonsultasi dengan

guru pamong mengenai keterampilan dasar mengajar, setelah melaksanakan

observasi dan berkonsultasi dengan guru pamong tentang keterampilan dasar

mengajar, maka kegiatan selanjutnya adalah menerapkan keterampilan mengajar

tersebut di dalam kelas dengan pengawasan dari guru pamong atau yang disebut

dengan pelatihan keterampilan mengajar secara terbimbing. Kegiatan yang

praktikan lakukan dalam pelatihan ini adalah mengajar di kelas yang diawasi oleh

guru pamong. Kemudian setelah kegiatan belajar-mengajar selesai, maka

dilaksanakan diskusi dengan guru pamong untuk membicarakan kekurangan atau

kelemahan yang ada pada praktikan yang perlu diperbaiki di kegiatan mengajar

selanjutnya.

Tugas keguruan yang praktikan lakukan adalah sebagai berikut:

1. Menyusun program tahunan

2. Menyusun program semester

Page 18: LAPORAN AKHir ppl

3. Menyusun Rencana Pelaksanaa Pembelajaran (RPP)

4. Melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran

yang telah disusun.

5. Mengadakan evaluasi dan memberikan tugas rutin kepada siswa.

6. Mengoreksi hasil evaluasi dan tugas siswa.

7. Menganalisis hasil ujian siswa

Kegiatan-kegiatan di atas dilakukan dengan berdiskusi dengan guru

pamong. Kegiatan mengajar secara terbimbing ini merupakan bekal bagi

praktikan sebab bila praktikan dalam kegiatan terbimbing ini sudah

dianggap mampu menerapkan delapan keterampilan mengajar, maka

praktikan diperbolehkan melakukan kegiatan pembelajaran secara mandiri.

2.2.2. Refleksi

Pada pelaksanaan keterampilan mengajar, praktikan dapat mengamati

secara langsung bagaimana guru mengajar yang berkaitan dengan mata pelajaran

Fisika. Dalam hal ini guru yang diamati ialah guru pamong. Kegiatan ini

dilaksanakn pada waktu observasi-orientasi pembelajaran di kelas. Dari kegiatan

ini praktikan mendapat wawasan yang berarti dan dapat mengetahui bagaimana

cara mengajar yang baik. Setelah mengamati guru mengajar, praktikan mulai

melakukan pengajaran secara terbimbing, ini dimaksudkan untuk melatih

praktikan dalam menerapkan keterampilan dasar mengajar yang didapat dari

sekolah.

Pada pelaksanaan mengajar secara terbimbing yang dilakukan praktikan

guru pamong akan mendampingi setiap kali praktikan mengajar, dan setelah

mengajar dilakukan diskusi/bimbingan antara praktikan dan guru pamong

berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh praktikan.

Melalui bimbingan ini guru pamong selalu memberikan masukan-masukan

kepada praktikan tentang hal-hal yang perlu diperbaiki dalam mengajar. Dalam

bimbingan ini guru pamong memberikan masukan dalam pengelolaan kelas yaitu

dalam memberikan motivasi kepada siswa dan melakukan interaksi antara siswa

dan guru sehingga tercipta suasana belajar mengajar yang kondusif (menggunakan

metode yang bervariasi sehingga anak tidak merasa bosan dalam mengikuti proses

belajar mengajar). Adanya bimbingan ini sangat bermanfaat bagi praktikan karena

dengan adanya masukan-masukan/solusi pemecahan masalah yang sering

Page 19: LAPORAN AKHir ppl

dihadapi praktikan dapat memberikan perbaikan dalam mengajar sehingga

praktikan dapat mengajar lebih baik lagi.

Pada tahapan pengajaran terbimbing ini setiap kali mengajar praktikan

terlebih dahulu memberikan lembar rencana pembelajaran kepada guru pamong.

Selama proses belajar mengajar berlangsung guru pamong mengamati kesesuaian

praktikan mengajar dengan lembar rencana pembelajaran yang dibuat (ketepatan

isi materi, sistematis penyampaian materi, dan ketepatan waktu) .

Selama pelaksanaan pengajaran terbimbing ini dilakukan kekurangan-

kekurangan yang telah dievaluasi oleh guru pamong tersebut direfleksikan oleh

praktikan sebagai berikut :

a. Pada tahapan pendahuluan praktikan masih kurang memberikan motivasi

kepada siswa (berupa pre-questioning atau apersepsi )

b. Pada kegiatan inti dalam memberikan materi, cara penyampain penjelasan

yang guru berikan lebih cenderung monoton, sehingga pada saat

pertengahan pelajaran siswa mulai merasa bosan dan cenderung ribut.

Refleksi ini dapat berguna bagi praktrikan untuk memperbaiki setiap kekurangan

yang dilakukan agar nantinya pengajaran yang selanjutnya dapat menjadi lebih

baik

2.3. Mengajar mandiri dan refleksi

2.3.1. Mengajar Mandiri

Setelah melakukan beberapa materi pada keterampilan mengajar

terbimbing selama satu bulan, praktikan melakukan kegiatan keterampilan dasar

mengajar secara mandiri. Jika keterampilan belajar-mengajar secara terbimbing

sudah dianggap mencukupi, maka langkah selanjutnya adalah melakukan

keterampilan mengajar secara mandiri. Pada saat keterampilan mengajar secara

mandiri, praktikan tidak lagi diamati atau dibimbing oleh guru pamong di kelas.

Namun, praktikan diberi kesempatan penuh untuk melatih diri secara mandiri

dalam menginterpretasikan seluruh keterampilan mengajar yang telah diperoleh

selama terbimbing untuk mengasah keterampilan mengajar. Tahapan ini

merupakan tahapan akhir dalam kegiatan PPL.

Dalam hal mengajar secara mandiri, praktikan diberi kesempatan untuk

merencanakan pembelajaran secara mandiri, dan guru pamong memberikan

Page 20: LAPORAN AKHir ppl

perbaikan-perbaikan jika praktikan menemui kesulitan dalam proses

pembelajaran. Perbaikan-perbaikan yang diberikan berdasarkan diskusi yang

dilakukan praktikan dengan guru pamong. Kendala yang dihadapi pada tahap saat

pertama kali mengajar mandiri ini ialah adanya beberapa siswa yang masih

ribut/mengganggu teman lainnya pada saat proses belajar mengajar berlangsung.

2.3.2. Refleksi

Setelah pelaksanaan mengajar secara terbimbing praktikan kemudian

melaksanakan pelatihan mengajar secara mandiri. Tahapan pelatihan mengajar

secara mandiri ini ialah mengajar dan memberikan penilaian kepada siswa melalui

tugas-tugas dan ulangan harian dan remedial.

Kendala yang dihadapi praktikan adalah pada saat proses belajar mengajar

berlangsung dan beberapa siswa yang ribut dan menganggu temannya yang lain

sehingga pada saat praktikan menjelaskan materi tidak tersampaikan dengan baik.

Selain itu dapat praktikan refleksikan sebagai calon guru sebaiknya praktikan

harus tegas dalam menegur atau memberi hukuman kepada siswa yang

mengganggu tersebut sehingga kegaduhan dalam kelas dapat cepat teratasi.

Kendala lain yang dihadapai praktikan ialah ketika pemberian penilaian kepada

siswa melalui ulangan harian ada beberapa siswa yang memperoleh nilai rendah

tidak mau mengikuti kegiatan remedial yang praktikan adakan.

Untuk itu adanya bimbingan dengan guru pamong dapat memberikan

solusi mengatasi masalah pada pelaksanaan mengajar terbimbing.

2.4. Kegiatan non akademik dan refleksi

2.4.1. Kegiatan Non Akademik

Kegiatan nonakademik adalah kegiatan di luar proses pembelajaran yang

biasa juga disebut dengan kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ini biasanya

dilaksanakan di luar jam sekolah agar tidak mengganggu KBM. Kegiatan

ekstrakurikuler yang diadakan di sekolah juga tidak kalah pentingnya dengan

kegiatan akademik. Melalui kegiatan ini siswa bisa menyalurkan minat dan bakat

mereka terhadap hal-hal yang positif dan bermanfaat. Selain itu, keikutsertaan

dalam kegiaatan ekstrakulikuler ini merupakan salah satu syarat untuk naik kelas.

SMA Plus Negeri 7 Bengkulu memiliki bermacam-macam kegiatan

ekstrakurikuler yaitu: Paskibra, Risma, Seni Tari, Seni Teater, Seni Musik

Page 21: LAPORAN AKHir ppl

(Musik Dol), Tari Kreasi, PMR, SKR, dan English Club. Sedangkan dalam bidang

olahraga yaitu : Basket, Volley, dan Sepak Bola. Kegiatan-kegiatan ini biasanya

dilaksanakan di lapangan yang berada di tengah-tengah bangunan sekolah dengan

hari yang berbeda. Kegiatan ini juga dibina oleh salah satu guru.

Ada juga kegiatan nonakademik yang mungkin jarang dilakukan oleh

sekolah-sekolah lainnya. Kegiatan ini adalah kegiatan sapa pagi yang

dilaksanakan oleh guru piket. Teknis pelaksanaan kegiatan ini adalah guru yang

piket pada hari bersangkutan berdiri di dekat pintu gerbang sekolah, dan setiap

siswa yang datang menyalami guru tersebut. Kegiatan ini sangat baik, karena

selain menumbuhkan rasa hormat dan mempererat hubungan antara guru dan

siswa juga bertujuan untuk menegakkan kedisiplinan siswa. Selain bersalaman

dengan siswa, guru juga berkewajiban memeriksa kelengkapan dan kerapian

siswa dalam berpakaian. Bila ada siswa yang tidak mematuhi peraturan maka dia

akan diberi sanksi oleh guru piket.

Kegiatan nonakademik lainnya yang juga sangat bermanfaat dilakukan

pada hari sabtu yaitu senam pagi dan hari jum’at siswa laki-laki ke masjid untuk

sholat jum’at disertai dengan kultum yang diisi oleh guru agama islam. Hal ini

dimaksudkan agar siswa tidak hanya memiliki kecerdasan dalam akademis saja,

tetapi juga kecerdasan spiritual.

2.4.2. Refleksi

Sebagian besar kegiatan non akademik di SMA N Plus 7 Bengkulu ini

sudah berjalan dengan baik, seperti kegitan mingguan pembinaan rohani yang

dilaksanakan pada hari jumat sebelum jam pelajaran dimulai yaitu pukul 07.30-

08.10 WIB sudah dilaksanakan dengan rutin dan diikuti semua siswa.

Kegiatan ekstrakurikuler di SMA N 7 Kota Bengkulu ini ada bermacam-

macam jenis kegiatan seperti pada tabel diatas, dan pelaksanaan ekstrakurikuler

tersebut dilakukan sore hari sesudah jam pelajaran siswa. Ekstrakurikuler ini

dimaksudkan untuk menyalurkan bakat siswa dan kegiatan diluar akademik,

dimana setiap siswa diwajibkan mengikuti satu ekstrakurikuler dan maksimal 2

ekstrakurikuler atau siswa tidak boleh mengikuti ekstrakurikuler lebih dari 2

dimaksudkan agar tidak mengganggu aktivitas akademik siswa tersebut.

Page 22: LAPORAN AKHir ppl

2.5. Masalah pembelajaran yang dipecahkan pratikan dengan

PTK

2.5.1. Masalah Pembelajaran yang dihadapi guru

Secara keseluruhan dalam proses belajar mengajar, guru tidak terlalu

mendapatkan kesulitan yang begitu berarti karena semua permasalahan yang

ditemui masih bisa diatasi. Adapun beberapa masalah yang sering timbul di dalam

kelas antara lain ada beberapa siswa yang sering tidak masuk sekolah, siswa

sering ribut saat guru menerangkan pelajaran, siswa sering terlambat masuk kelas,

masih rendahnya hasil belajar siswa yang disebabkan oleh masih rendahnya

kualitas input dan motivasi belajar siswa dan masih kurangnya fasilitas mengajar

di kelas.

2.5.2. Pemecahan Masalah

Untuk mengatasi permasalahan diatas, pratikan mencoba menerapkan PTK

yaitu penerapan model pembelajaran Direct Intruction(DI) dengan media

Microsoft Power Point untuk meningkatkan hasil belajar dan aktivitas belajar

siswa yang dilakukan sebanyak tiga siklus di kelas X1 dan X3 SMA Negeri Plus 7

Kota Bengkulu tahun ajaran 2010/2011 yang berjumlah 32 siswa. Penerapan

model pembelajaran Direct Intruction(DI) dengan media Microsoft Power Point

ini dimaksudkan agar dapat meningkatkan motivasi dalam proses belajar Fisika

sehingga hasil belajar siswa lebih baik.

Dalam penerapan model pembelajaran Direct Intruction(DI) dengan media

Microsoft Power Point ini, faktor-faktor yang diamati adalah:

1. Kemampuan menjawab soal Siswa

Hasil belajar siswa yang akan dilihat adalah nilai rata-rata siswa pada setiap

siklus setelah dilaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan penerapan

model pembelajaran Direct Intruction(DI) dengan media Microsoft Power

Point untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Keaktifan siswa

Keaktifan siswa yang akan dilihat adalah aktivitas siswa selama kegiatan

belajar mengajar dengan penerapan model pembelajaran Direct Intruction(DI)

Page 23: LAPORAN AKHir ppl

dengan media Microsoft Power Point ini, dimana siswa secara mandiri

mengajukan pertanyaan kepada guru.

3. Respon Siswa

Respon siswa yang akan dilihat adalah tanggapan siswa terhadap penerapan

model pembelajaran Direct Intruction(DI) dengan media Microsoft Power

Point , guru akan memberikan pertanyaan kepada siswa dan siswa merespons

pertanyaan guru.

Langkah-langkah model pembelajaran Direct Intruction(DI)

a. Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa

b. Mendemostrasikan pengetahuan atau keterampilan

c. Membimbing pelatiahan

d. Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik

e. Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan

penerapaan

Penerapan model pembelajaran Direct Intruction(DI) dengan media Microsoft

Power Point Fisika untuk meningkatkan hasil benajar dan aktivitas siswa ini

dilakukan sebanyak tiga siklus, yaitu siklus I, siklus II dan siklus III

3.3 Tahap Refleksi Akhir

Tahap refleksi Akhir merupakan suatu upaya reflektif dari guru terhadap

permasalahan yang ada di kelas, baik proses belajar mengajar, kemampuan,

maupun aktivitas belajar siswa dengan berpedoman pada (a) Pencapaian hasil

belajar fisika dan (b) wawancara guru bidang studi fisika. Pembelajaran dilakukan

dalam tiga siklus dan data hasil pengamatan yang diperoleh setiap siklus dijadikan

bahan refleksi untuk perbaikan pada siklus berikutnya. Langkah-langkah dalam

tahap pelaksanaan tindakan adalah:

A. Siklus I

1) Tahap Perencanaan

Pada tahap ini telah dilakukan: (a) pembuatan silabus konsep Dinamika I, (b)

penyusunan rencana pengajaran untuk subkonsep gaya, (c) membuat skenario

pembelajaran yang meliputi langkah-langkah pengajaran dan bentuk-bentuk

kegiatan guru dan siswa dalam rangka implementasi tindakan yang telah

direncanakan, (d) menyusun lembar observasi guru dan siswa dan dijadikan acuan

untuk memperbaiki proses belajar mengajar pada siklus kedua, dan (e) membuat

alat evaluasi berupa soal tes objektif.

Page 24: LAPORAN AKHir ppl

2) Tahap Pelaksanaan

Siklus I dapat diselesaikan sesuai rencana yaitu dua kali pertemuan (2 jam

pelajaran hari rabu dan 1 jam pelajaran hari senin dan jumat di kelas). Kegiatan-

kegiatan yang dilakukan dalam kegiatan pembelajaran berpedoman pada skenario

pembelajaran siklus I yaitu tahap pendahuluan, tahap inti dan penutup.

Tahap Pendahuluan, pada kegiatan awal, guru memberikan pertanyaan awal

tentang materi gaya yang akan diajarkan kepada siswa yang bertujuan untuk

mengarahkan pikiran siswa kearah konsep yang akan diajarkan. Kemudian guru

memotivasi siswa dengan pertanyaan tentang tentang konsep atau materi gaya

dalam kehidupan sehari-hari yang dapat menarik perhatian siswa terhadap konsep

yang akan diajarkan. Kemudian guru memotivasi siswa dengan pertanyaan

tentang konsep atau materi gaya dalam kehidupan sehari-hari.

Tahap Inti, (1) Guru membimbing siswa untuk duduk berdasarkan kelompoknya

masing-masing, (2) guru menjelaskan tugas masing-masing kelompok, (3) Guru

menjelaskan mengenai batasan waktu dalam mengisi LDS, (4) Guru membagikan

LDS pada setiap siswa, (5) Guru menjelaskan cara mengerjakan lembar kerja

siswa dan maksud perintah masing-masing pertanyaan, (6) Guru berkeliling dan

mengawasi siswa untuk mengerjakan soal yang ada di LDS, (7) Guru menengur

siswa yang tidak bekerja atau ribut, (8) Guru memberi aba-aba bahwa waktu

untuk menyelesaikan soal hampir selesai, (9) setelah semua siswa selesai, guru

membimbing siswa untuk menjawab pertanyaan dengan cara guru menunjuk salah

satu siswa secara acak untuk memaparkan jawabannya, (10) Guru memberikan

pujian verbal dan tepuk tangan kepada siswa yang bersedia memaparkan

jawabannya, (11) Guru mengarahkan siswa yang lain untuk membandingkan

jawabannya serta memberi kesempatan jika ada siswa yang inginbertanya.

Pengamatan (Observasing)

Proses pengamatan kelas dilaksanakan dalam tahap ini yang bertujuan untuk

mengamati proses pembelajaran yang sedang berlangsung di kelas dengan

berpedoman pada lembar observasi guru dan siswa.

d. Refleksi

Pada tahap ini, refleksi dilakukan berdasarkan hasil observasi terhadap seluruh

kegiatan pembelajaran. Refleksi dilakukan untuk mengkaji kegiatan yang sudah

dilakukan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan media komputer

Page 25: LAPORAN AKHir ppl

berbasis PowerPoint, kemudian hasil refleksi ini digunakan untuk menyusun

rencana perbaikan pelaksanaan siklus II.

B. Siklus II

Pada siklus ini melaksanakan langkah-langkah mulai dari tahap perencanaan,

pelaksanaan, dan evaluasi berdasarkan refleksi siklus I. Artinya perencanaan

sesuai dengan hasil refleksi pada siklus I (hasil yang baik pada siklus I

dipertahankan dan ditingkatkan serta yang kurang baik diperbaiki). Adapun tahap-

tahapnya yaitu:

1. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini telah dilakukan: (a) pembuatan silabus konsep Dinamika I, (b)

penyusunan rencana pengajaran untuk subkonsep hukum Newton, (c) membuat

skenario pembelajaran yang meliputi langkah-langkah pengajaran dan bentuk-

bentuk kegiatan guru dan siswa dalam rangka implementasi tindakan yang telah

direncanakan, (d) menyusun lembar observasi guru dan siswa dan dijadikan acuan

untuk memperbaiki proses belajar mengajar pada siklus ketiga, dan (e) membuat

alat evaluasi berupa soal tes objektif dan dibuat berdasarkan indikator

pembelajaran yang telah ditentukan sebelumnya.

2. Tahap Pelaksanaan

Siklus II dapat diselesaikan sesuai rencana yaitu dua kali pertemuan (2 jam

pelajaran hari rabu dan 1 jam pelajaran hari senin dan jumat di kelas). Kegiatan-

kegiatan yang dilakukan dalam kegiatan pembelajaran berpedoman pada skenario

pembelajaran siklus II yaitu tahap pendahuluan, tahap inti dan penutup.

Tahap Pendahuluan, pada kegiatan awal, guru memberikan pertanyaan awal

tentang hukum Newton yang akan diajarkan kepada siswa yang bertujuan untuk

mengarahkan pikiran siswa kearah konsep yang akan diajarkan. Kemudian guru

memotivasi siswa dengan pertanyaan tentang tentang konsep atau materi hukum

Newton dalam kehidupan sehari-hari yang dapat menarik perhatian siswa terhadap

konsep yang akan diajarkan. Kemudian guru memotivasi siswa dengan pertanyaan

tentang konsep atau materi hukum Newton dalam kehidupan sehari-hari.

Tahap Inti, (1) Guru membimbing siswa untuk duduk berdasarkan kelompok

masing-masing, (2) guru menjelaskan tugas masing-masing kelompok, (3) Guru

menjelaskan mengenai batasan waktu dalam mengisi LDS, (4) Guru membagikan

LDS pada setiap siswa, (5) Guru menjelaskan cara mengerjakan lembar kerja

siswa dan maksud perintah masing masing pertanyaan, (6) Guru berkeliling dan

Page 26: LAPORAN AKHir ppl

mengawasi siswa untuk mengerjakan soal yang ada di LDS, (7) Guru menegur

siswa yang tidak bekerja atau ribut, (8) Guru memberi aba-aba bahwa waktu

untuk menyelesaikan soal hampir selesai, (9) Setelah semua siswa selesai, guru

membimbing siswa untuk menjawab pertanyaan dengan cara guru menunjuk salah

satu siswa secara acak untuk memaparkan jawabannya, (10) Guru memberikan

pujian verbal dan tepuk tangan kepada siswa yang bersedia memaparkan

jawabannya, (11) Guru mengarahkan siswa yang lain untuk membandingkan

jawabannya serta memberi kesempatan jika ada siswa yang ingin bertanya.

c. Observasi

Melakukan observasi terhadap pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang

berlangsung baik terhadap guru maupun siswa. Selanjutnya di laksanakan

evaluasi.

d. Refleksi

Refleksi dilakukan berdasarkan hasil observasi terhadap seluruh kegiatan

pembelajaran. Refleksi dilakukan untuk mengkaji kegiatan yang sudah dilakukan

dalam proses pembelajaran dengan menggunakan media komputer berbasis

PowerPoint, kemudian hasil refleksi ini digunakan untuk menyusun rencana

perbaikan pelaksanaan siklus III.

C. Siklus III

Pada siklus ini melaksanakan langkah langkah mulai dari tahap perencanaan,

pelaksaan, dan evaluasi berdasarkan refleksi siklus II. Artinya perencanaan sesuai

dengan hasil refleksi pada siklus II (hasil yang baik pada siklus II dipertahankan

dan ditingkatkan serta yang kurang baik diperbaiki). Adapun tahap-tahapnya

yaitu:

1. Perencanaan

Pada tahap ini telah dilakukan: (a) pembuatan silabus konsep Dinamika I, (b)

penyusunan rencana pengajaran untuk subkonsep gaya gesek, (c) membuat

skenario pembelajaran yang meliputi langkah-langkah pengajaran dan bentuk-

bentuk kegiatan guru dan siswa dalam rangka implementasi tindakan yang telah

direncanakan, (d) menyusun lembar observasi guru dan siswa (terlampir) yang

digunakan untuk mengamati aktivitas guru dan siswa dan dijadikan acuan untuk

memperbaiki proses belajar mengajar pada siklus kedua, dan (e) membuat alat

evaluasi berupa soal tes objektif dan dibuat berdasarkan indikator pembelajaran

yang telah ditentukan sebelumnya.

Page 27: LAPORAN AKHir ppl

2. Tahap Pelaksanaan

Siklus III dapat diselesaikan sesuai rencana yaitu dua kali pertemuan (2 jam

pelajaran hari rabu dan satu jam pelajaran hari senin dan jum’at di kelas).

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam kegiatan pembelajaran berpedoman pada

skenario pembelajaran siklus III yaitu tahap pendahuluan, tahap inti dan penutup.

Tahap Pendahuluan, (1) guru menampilkan judul dan indikator pembelajaran

yang disampaikan secara lisan kepada siswa. (2) memusatkan perhatian siswa

pada materi pembelajaran dengan memberikan pertanyaan awal tentang materi

gaya gesek yang akan diajarkan kepada siswa yang bertujuan untuk mengarahkan

pikiran siswa kearah konsep yang akan diajarkan. Kemudian guru memotivasi

siswa dengan pertanyaan tentang tentang konsep atau materi gaya gesek dalam

kehidupan sehari-hari yang dapat menarik perhatian siswa terhadap konsep yang

akan diajarkan. Kemudian guru memotivasi siswa dengan pertanyaan tentang

konsep atau materi gaya gesak dalam kehidupan sehari-hari.

Tahap Inti, (1) Guru membimbing siswa untuk duduk berdasarkan kelompok

masing-masing, (2) Guru menjelaskan tugas masing-masing kelompok, (3) Guru

menjelaskan mengenai batasan waktu dalam mengisi LDS, (4) Guru membagikan

LDS pada setiap siswa, (5) Guru menjelaskan cara mengerjakan lembar kerja

siswa dan maksud perintah masing-masing pertanyaan, (6) Guru berkeliling dan

mengawasi siswa untuk mengerjakan soal yang ada di LDS, (7) Guru menegur

siswa yang tidak bekerja atau ribut, (8) Guru memberi aba-aba bahwa waktu

untuk menyelesaikan soal hampir selesai, (9) setelah semua siswa selesai, guru

membimbing siswa untuk menjawab pertanyaan dengan cara guru menunjuk salah

satu siswa secara acak untuk memaparkan jawabannya, (10) Guru memberikan

pujian verbal dan tepuk tangan kepada siswa yang bersedia memaparkan

jawabannya, (11) Guru mengarahkan siswa yang lain untuk membandingkan

jawabannya serta memberi kesempatan jika ada siswa yang ingin bertanya. Dari

hasil jawaban siswa yang diperoleh terlihat bahwa pemahaman siswa tentang

Dinamika I sudah optimal karena sesuai dengan konsepsi fisika.

Tahap Penutup, (1) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya

tentang materi yang telah disampaikan. (2) Siswa dengan bimbingan guru menarik

Page 28: LAPORAN AKHir ppl

kesimpulan dari materi yang telah dipelajari. (3) Guru memberikan evaluasi (tes)

pada akhir pembelajaran.

c. Observasi

Melakukan observasi terhadap pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang

berlangsung baik terhadap guru maupun siswa. Selanjutnya di laksanakan

evaluasi.

d. Refleksi

Setelah dilakukan analisi lembar tes dan observasi kemudian dilakukan refleksi

untuk mengkaji kegiatan yang telah dilakukan.

2.5.4.1 Pembahasan

1. Kemampuan menjawab soal

Dari hasil tes yang dilakukan setiap siklus, diketahui bahwa setelah

dilakukan teknik summarization maka kemampuan menjawab soal siswa

meningkat. Hal ini dapat diperoleh dari data yang ditunjukkan oleh tabel

berikut :

Tabel 5. Nilai hasil tes siswa setiap siklus

Siklus Nilai rata-rata

siswa

Ketuntasan belajar Daya serap

I 75,3 65,4% 94,1%

II 75,75 75% 94,7%

III 90,35 100% 100%

Dari data diatas terlihat adanya peningkatan hasil belajar siswa yang

dicapai pada setiap siklusnya. Pada siklus I nilai rata-rata siswa 75,3

sedangkan pada siklus II nilai rata-rata siswa menjadi 75,75 berarti meningkat

0,45 dan pada siklus III nilai rata-rata adalah 90,35 berarti meningkat 14,6.

Ketuntasan belajar pada siklus I sebesar 65,4% sedangkan ketuntasan

belajar pada siklus II sebesar 75% atau meningkat sebesar 100%

Hal tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran fisika dengan

menggunakan model Direct Intruction(DI pada pokok bahasan Dinamika I

dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X SMA N Plus 7 Kota

Bengkulu.

Page 29: LAPORAN AKHir ppl

2. Keaktifan Siswa

Pada Akhir pembelajaran siklus I, siswa diberikan penjelasan

mengenai materi dan dijelaskan bagaimana pelaksanaan pembelajaran Fisika

dengan menggunakan Direct Intruction(DI) dengan media Microsoft Power

Point. Pada siklus I ini, siswa masih belum terbiasa belajar melalui Model

pembelajaran ini. Siswa masih sangat memerlukan bimbingan baik untuk

menyelesaikan soal-soal maupun dalam membuat ringkasan teks yang

diberikan. Pada saat pembelajaran berlangsung, sebagian besar siswa masih

belum termotivasi untuk aktif dalam proses belajar mengajar.

Pada saat diminta mengerjakan soal-soal masih banyak siswa yang

masih bingung. Begitu juga saat diberikan pertanyaan yang membimbing

untuk menjawab soal yang diberikan tetapi setelah diberikan penjelasan dan

bimbingan oleh guru, sebagian siswa sudah mulai dapat membuatnya. Tetapi

masih banyak siswa yang hanya menunggu jawaban dari siswa lainya.

Bahkan ada siswa yang tidak memperhatikan apa yang dijelskan oleh guru.

Pada siklus I, keaktifan siswa melalui pembelajaran Fisika dengan

menggunakan Direct Intruction(DI) dengan media Microsoft Power Point

dilihat dari hasil pengisian lembar observasi yang dilakukan oleh pengamat

berada pada kriteria cukup dengan skor keaktifan yang diperoleh adalah 16.

Dimana siswa berada pada tahap penyesuaian Fisika dengan menggunakan

Direct Intruction(DI) Rata-rata siswa masih terbiasa dengan modelyang

digunakan gurunya sebelum model Direct Intruction(DI) dengan media

Microsoft Power Point diterapkan. Namun waktu yang digunakan siswa

banyak yang terbuang karena mereka belum terbiasa dengan pembelajaran

Fisika dengan menggunakan Direct Intruction(DI) dengan media Microsoft

Power Point. Guru juga berkeliling untuk membimbing setiap siswa untuk

dapat mengerjakan soal-soal yang diberikan.

Pada saat pembelajaran berlangsung tidak semua siswa aktif.. Selain

itu, masih dijumpai siswa yang melakukan kegiatan yang tidak relevan dengan

kegiatan belajar mengajar, seperti main, sibuk membuat gambar-gambar di

bukunya dan mengobrol.

Pada siklus II, keaktifan siswa melalui pembelajaran Fisika dengan

menggunakan Direct Intruction(DI) dengan media Microsoft Power Point

dilihat dari hasil pengisian lembar observasi yang dilakukan oleh pengamat

Page 30: LAPORAN AKHir ppl

berada pada kriteria baik dimana skor rata-rata kektifan siswa yang diperoleh

adalah 21. Pada siklus II ini berdasarkan pengamatan, siswa sudah terlihat

aktif dan sudah terbiasa belajar melalui pembelajaran Direct Intruction(DI)

dengan media Microsoft Power Point.

Sehingga secara umum terlihat bahwa kriteria keberhasilan yang

ditetapkan telah tercapai, dengan melakukan perbaikan-perbaikan tindakan

dalam mengatasi masalah yang ada saat proses pembelajaran melalui model

Direct Intruction(DI) dengan media Microsoft Power Point guna

meningkatkan keaktifan belajar Fisika siswa.

2.5.5.Kesimpulan dan Saran

2.5.5.1. Kesimpulan

1. Pembelajaran fisika dengan menggunakan media komputer berbasis software

microsoft oppice point melalui model pembelajaran langsung (DI) dapat

meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep Dinamika I di kelas X SMA

plus Negeri 7 Kota Bengkulu, yaitu pemahaman konsep dengan nilai rata-

rata siklus 1 sebesar 75,3, siklus II sebesar 75,75 dan siklus III sebesar

90,35, daya serap siswa siklus I sebesar 94,1%, siklus II sebesar 94,7%, dan

siklus III sebesar 100%, dan ke tuntasan belajar siklus I sebesar 64%, siklus

II sebesar 75% dan siklus III sebesar 100%. Sedangkan untuk hasil belajar

kinerja ilmiah dengan nilai rata-rata siklus I sebesar 76,25, siklus II rata-

ratanya sebesar 78,75, dan untuk siklus III dengan rata-ratanya 83,75.

2. Pembelajaran fisika dengan menggunakan media komputer berbasis berbasis

software microsoft oppice point melalui model pembelajaran langsung (DI)

dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran fisika pada konsep

getaran dan gelombang di kelas X SMA plus Negeri 7 Kota Bengkulu, pada

siklus 1 rata-rata skor sebesar 50,5 dengan kriteria baik, pada siklus II

sebesar 50,5 dengan kriteria baik, dan siklus III sebesar 55,5 dengan kriteria

baik.

2.5.5.2.Saran

Hasil PPL ini dengan menggunakan media komputer berbasis software

microsoft oppice point melalui model pembelajaran langsung (DI) dapat

meningkatkan hasil belajar siswa. Namun demikian, hasilnya ini tidak

dimaksudkan untuk generalisasi jika model ini akan dicobakan pada situasi kelas

Page 31: LAPORAN AKHir ppl

yang lain, perlu diperhatikan pemilihan tingkatan pendidikan dan kelas yang tepat,

karena kemungkinan jika diterapkan pada tingkatan pendidikan dan kelas yang

tinggi akan mendapatkan hasil yang diharapkan.

Page 32: LAPORAN AKHir ppl

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil observasi di SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu dapat

disimpulkan bahwa:

1. Fasilitas yang ada di SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu sudah baik,

namun perlu dikembangkan karena mengingat bahwa SMA Plus Negeri 7

Kota Bengkulu merupakan sekolah plus di Bengkulu.

2. Terjalin hubungan yang harmonis antarwarga sekolah yang dibuktikan

dengan tegur sapa antar sesama warga sekolah.

3. Kedisiplinan warga sekolah cukup terjaga yang dibuktikan dengan

peraturan siswa masuk pukul 07.15 WIB dan siswa yang terlambat

dilarang masuk sebelum mendapat izin dari instansi sekolah yang

bertugas.

4. Adanya kegiatan yang dapat meningkatkan/mengembangkan kreatifitas

siswa seperti kegiatan ekstrakurikuler.

Sekolah sebagai lembaga pendidikan, harus mampu membuat para siswa

melaksanakan kegiatan belajar secara optimal dengan cara menggunakan

sumber belajar yang tersedia secara maksimal. Pemanfaatan sumber belajar

yang tersedia akan membantu dalam proses pemecahan masalah sekaligus

meningkatkan kualitas pendidikan sekolah.

Tujuan praktik mengajar adalah untuk menghasilkan tenaga guru

kependidikan yang memiliki seperangkat keterampilan, nilai dan sikap serta

pola tingkah laku yang diperlukan bagi profesinya secara cakap dan tepat

penggunaannya dalam penyelenggaraan kependidikan dan pengajaran baik di

sekolah maupun di luar sekolah.

Kegiatan belajar mengajar (KBM) di SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu

berjalan dengan baik dan lancar. Hal ini dapat dilihat dari prestasi-prestasi

yang diperoleh siswa baik dari bidang akademik maupun nonakademik.

Begitu juga dengan prestasi yang diperoleh oleh guru, yang sangat

berkompeten di bidangnya. Prestasi-prestasi yang diraih dalam bidang

Page 33: LAPORAN AKHir ppl

akademik dan nonakademik tidak lepas dari potensi siswa dan peran guru

yang sangat besar. Sarana dan prasarana yang tersedia juga sangat menunjang

dalam kelancaran proses pembelajaran.

Kegiatan administrasi di SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu juga berjalan

dengan baik dan lancar. Hal ini dikarenakan para karyawan saling bekerja

sama dalam melaksanakan tugas dan tugas-tugas yang ada ditangani oleh

orang yang memang berkompeten dibidangnya. Kegiatan administrasi di

sekolah sangat penting karena kelancaran kegiatan administrasi sekolah sangat

mempengaruhi berlangsungnya proses pembelajaran. Para karyawan

administrasi memberikan pelayanan kepada siswa, guru, maupun institusi lain

yang ingin memperoleh informasi tentang SMA Plus Negeri 7 Kota

Beengkulu.

Kegiatan nonakademik atau kegiatan ekstrakurikuler di SMA Plus Negeri

7 Kota Bengkulu sudah cukup banyak. Kegiatan nonakademik ini bernilai

positif karena setiap siswa bisa mengembangkan potensi yang ada di dalam

diri mereka dengan memilih kegiatan nonakademik sesuai dengan bakat dan

minat yang dimiliki oleh diri mereka masing-masing. Prestasi-prestasi di

bidang nonakademik sangat membanggakan karena tidak kalah dengan

prestasi yang dicapai di bidang akademik.

Masalah pembelajaran yang dihadapi oeh guru dalam pengelolaan kelas

tidak terlalu besar karena guru-guru di SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu

sangat profesional sehingga masalah pembelajaran tersebut dapat teratasi.

Namun, hal ini berbeda bagi praktikan, masalah pembelajaran yang ada dapat

menjadi masalah karena praktikan belum banyak pengalaman dan belum

menguasai keterampilan dasar mengajar sepenuhnya.

B. Saran

Dari hasil pembahasan dan kesimpulan di atas, praktikan yang sedang

melaksanakan PPL seharusnya dapat membantu seluruh kegiatan yang

berhubungan dengan sekolah untuk menambah pengalaman dan mengasah

kemampuan yang dimiliki agar dapat menjadi seorang guru profesional sesuai

dengan bidang masing-masing. Sebagai seorang guru, praktikan harus bisa

memecahkan semua masalah yang dihadapi dalam proses pembelajaran.

Page 34: LAPORAN AKHir ppl

Kondisi sekolah yang nyaman akan semakin meningkatkan prestasi

belajar. Oleh karena itu, peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan

prasarana serta pelayanan harus selalu dilakukan demi kemajuan bersama.

Kemajuan pendidikan suatu sekolah ditentukan oleh semua komponen maka

seluruh komponen harus saling membantu untuk melakukan yang terbaik

Page 35: LAPORAN AKHir ppl

DAFTAR PUSTAKA

Unit Ppl Fkip Unib. 2010. Buku Panduan Praktik Pengalaman Lapangan. Unib

Page 36: LAPORAN AKHir ppl

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( RPP )

Satuan Pendidikan : SMA

Kelas / Semester : X/I (satu)

Mata Pelajaran : Fisika

Pokok Bahasan : Dinamika Partikel

Sub Poko Bahasan : Hukum Newton tentang Gerak

Waktu : 2 jam pelajaran ( 2 × 45 menit)

Pertemuan ke : I (satu)

I. Standar Kompetensi

2. Menerapkan konsep dan prinsip dasar kinematika dan dinamika benda

titik.

II. Kompetensi Dasar

2.3 Menerapkan Hukum Newton sebagai prinsip dasar dinamika untuk gerak

lurus, gerak vertikal, dan gerak melingkar beraturan

III. Indikator

1. Mengidentifikasi penerapan prinsip hukum 1 Newton (hukum inersia)

dalam kehidupan sehari-hari.

2. Mengidentifikasi penerapan prinsip hukum 2 Newton dalam kehidupan

sehari-hari.

3. Mengidentifikasi penerapan prinsip hukum 3 Newton dalam kehidupan

sehari-hari.

IV. Tujuan Pembelajaran

Setelah berlangsungnya kegiatan belajar mengajar, siswa diharapkan mampu

1. Menyebutkan bunyi hukum-hukum Newton tentang gerak.

2. Memformulasikan hukum II Newton

Page 37: LAPORAN AKHir ppl

3. Menyebutkan contoh penerapan hukum-hukum Newton dalam

kehidupan sehari-hari.

V. Materi Pembelajaran

Hukum Newton tentang Gerak

VI. Metode Pembelajaran

Metode : - Diskusi

VII. Media/Alat Pembelajaran

Papan tulis, spidol, dan penghapus.

VIII.Sumber Belajar

a. Buku Fisika Yudhistira kelas X

b. Lembar Diskusi Siswa

c. Buku referensi yang relevan

IX. Langkah-langkah Pembelajaran

Fase Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

a. Pendahuluan

Fase 1

Menyampaikan

tujuan dan

memotivasi

siswa

1. Guru

mengawali pelajaran

dengan mengucapakan

salam

2. Guru

mengkondisikan kelas agar

siswa siap untuk belajar

3. Guru

mengabsen siswa

4. Guru

menyampaikan tujuan

pembelajaran.

5. Guru

memotivasi siswa dengan

1. Siswa menjawab salam dan

mengkondisikan agar siap

belajar.

2. Siswa mendengarkan guru

mengabsen.

3. Siswa mendengarkan tujuan

pembelajaran yang

disampikan guru.

4. Siswa menjawab pertanyaan

guru.

Page 38: LAPORAN AKHir ppl

memberikan sebuah

pertanyaan:

“Mengapa pada saat di

dalam mobil tubuh kita

akan bergerak ke depan

ketika mobil direm

mendadak?”

b. Inti

Fase 2

Menyajikan/me-

nyampaikan

informasi

1. Guru menyajikan informasi

bahwa Hukum Newton

tentang Gerak terbagi

menjadi tiga.

1. Siswa mencatat informasi

yang disampaikan guru.

Fase 3

Mengorganisasi-

kan siswa dalam

kelompok-

kelompok belajar

2. Guru membimbing siswa

dalam pembentukan

kelompok diskusi yang

terdiri dari 5-6 orang.

3. Guru membagikan Lembar

Diskusi Siswa.

1. Siswa membentuk kelompok

diskusi.

2. Perwakilan dari kelompok

mengambil Lembar Diskusi

Siswa.

Fase 4

Membimbing

kelompok

bekerja dan

belajar

1. Guru membimbing

kelompok dalam

mengerjakan Lembar

Diskusi Siswa

1. Siswa (dibimbing oleh guru)

mendiskusikan pengertian

Hukum I Newton dan

penerapannya dalam

kehidupan sehari-hari.

2. Siswa dalam kelompoknya

mendiskusikan pengertian

Hukum II Newton dan

penerapannya dalam

kehidupan sehari-hari.

3. Siswa mendiskusikan

dengan kelompoknya

Page 39: LAPORAN AKHir ppl

mengenai hukum III

Newton.

Fase 5

Evaluasi

1. Guru meminta perwakilan

beberapa kelompok untuk

mempresentasikan hasil

diskusi.

2. Guru menanggapi hasil

diskusi kelompok dan

memberikan informasi yang

sebenarnya.

3. Guru memberikan beberapa

soal mengenai Hukum

Gerak Newton.

1. Perwakilan beberapa

kelompok

mempresentasikan hasil

diskusi kelompok secara

klasikal dan kelompok yang

lain menanggapi.

2. Siswa mencatat informasi

yang diberikan guru.

3. Siswa mengerjakan soal

yang diberikan guru

Fase 6

Memberikan

Penghargaan

1. Guru memberikan

penghargaan kepada

kelompok siswa yang

kinerjanya bagus.

1. Kelompok siswa yang

kinerjanya bagus menerima

penghargaan dari guru.

c. Penutup 1. Guru menyimpulkan dan

memberi penekanan pada

materi pelajaran

2. Guru memberikan tugas

rumah berupa latihan soal.

1. Siswa mencatat kesimpulan

materi pelajaran.

2. Siswa mencatat tugas yang

diberikan guru.

X. Evaluasi

a. Aspek yang dinilai : koqnitif

b. Jenis tes : tertulis

c. Bentuk tes : Essay

XI. Soal

1. Gaya sebesar 2,5 N diberikan kepada benda bermassa 5 g. Hitunglah

percepatan yang dialami benda tersebut?

Page 40: LAPORAN AKHir ppl

2. Sebuah truk yang bermassa 2.000 kg dan melaju dengan kecepatan 36

km/jam menabrak sebuah pohon dan berhenti dalam waktu 0,1 sekon.

Berapa besar gaya rata-rata pada truk selama berlangsungnya tanrakan?

XII. Kunci Jawaban

1.

2. m/s2

XIII. Tindak lanjut

Guru memberikan tugas rumah berupa latihan soal.

Page 41: LAPORAN AKHir ppl

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( RPP )

Satuan Pendidikan : SMA

Kelas / Semester : X/I (satu)

Mata Pelajaran : Fisika

Pokok Bahasan : Dinamika Partikel

Sub Poko Bahasan : Jenis-jenis Gaya

Waktu : 2 jam pelajaran ( 2 × 45 menit)

Pertemuan ke : II (dua)

I. Standar Kompetensi

2. Menerapkan konsep dan prinsip dasar kinematika dan dinamika benda

titik.

II. Kompetensi Dasar

2.4 Menerapkan Hukum Newton sebagai prinsip dasar dinamika untuk gerak

lurus, gerak vertikal, dan gerak melingkar beraturan

III. Indikator

1. Mengidentifikasi penerapan prinsip hukum 2 Newton dalam kehidupan

sehari-hari

2. Menyelidiki karakteristik gesekan statis dan kinetis.

IV. Tujuan Pembelajaran

Setelah berlangsungnya kegiatan belajar mengajar, siswa diharapkan mampu

Page 42: LAPORAN AKHir ppl

1. Menjelaskan pengertian gaya normal dan gaya berat

2. Membedakan gaya gesekan statis dan gaya gesekan kinetis.

3. Menggambarkan diagram gaya pada benda yang diletakkan pada bidang

datar dan bidang miring.

V. Materi Pembelajaran

Jenis-jenis Gaya

VI. Metode Pembelajaran

Metode : - Diskusi

VII. Media/Alat Pembelajaran

Papan tulis, spidol, dan penghapus.

VIII.Sumber Belajar

a. Buku Fisika Yudhistira kelas X

b. Lembar Diskusi Siswa

c. Buku referensi yang relevan

IX. Langkah-langkah Pembelajaran

Fase Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

a. Pendahuluan

Fase 1

Menyampaikan

tujuan dan

memotivasi

siswa

1. Guru mengawali pelajaran

dengan mengucapakan

salam

2. Guru mengkondisikan kelas

agar siswa siap untuk

belajar

3. Guru mengabsen siswa

4. Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran.

5. Guru memotivasi siswa

dengan memberikan sebuah

pertanyaan:

“Mengapa pada kita

1. Siswa menjawab salam dan

mengkondisikan agar siap

belajar.

2. Siswa mendengarkan guru

mengabsen.

3. Siswa mendengarkan tujuan

pembelajaran yang

disampikan guru.

4. Siswa menjawab pertanyaan

guru.

Page 43: LAPORAN AKHir ppl

menarik benda di atas tanah

datar terasa lebih berat

tarikannya dibandingkan

menarik benda di atas

keramik licin?”

b. Inti

Fase 2

Menyajikan/me-

nyampaikan

informasi

1. Guru menyajikan informasi

bahwa gaya-gaya yang

berlaku pada hukum Newton

terdiri dari gaya berat, gaya

normal, dan gaya gesek.

1. Siswa mencatat informasi yang

disampaikan guru.

Fase 3

Mengorganisasi-

kan siswa dalam

kelompok-

kelompok belajar

1. Guru membimbing siswa

dalam pembentukan

kelompok diskusi yang

terdiri dari 4 orang.

2. Guru membagikan Lembar

Diskusi Siswa.

1. Siswa membentuk kelompok

diskusi.

2. Perwakilan dari kelompok

mengambil Lembar Diskusi

Siswa.

Fase 4

Membimbing

kelompok

bekerja dan

belajar

1. Guru membimbing

kelompok dalam

mengerjakan Lembar

Diskusi Siswa

3. Siswa (dibimbing oleh guru)

mendiskusikan pengertian

gaya berat dan gaya normal.

4. Siswa mendiskusikan

dengan kelompoknya

tentang cara menggambar

diagram gaya berat dan gaya

normal.

5. Siswa dalam kelompoknya

mendiskusikan pengertian

gaya gesekan dan perbedaan

gaya gesekan kinetis dan

gaya gesekan statis.

Page 44: LAPORAN AKHir ppl

Fase 5

Evaluasi

1. Guru meminta perwakilan

beberapa kelompok untuk

mempresentasikan hasil

diskusi.

2. Guru menanggapi hasil

diskusi kelompok dan

memberikan informasi yang

sebenarnya.

3. Guru memberikan beberapa

soal mengenai gaya berat,

gaya normal, dan gaya

gesekan.

1. Perwakilan beberapa

kelompok

mempresentasikan hasil

diskusi kelompok secara

klasikal dan kelompok yang

lain menanggapi.

2. Siswa mencatat informasi

yang diberikan guru.

3. Siswa mengerjakan soal

yang diberikan guru

Fase 6

Memberikan

Penghargaan

1. Guru memberikan

penghargaan kepada

kelompok siswa yang

kinerjanya bagus

1. Kelompok siswa yang

kinerjanya bagus menerima

penghargaan dari guru.

c. Penutup 1. Guru menyimpulkan dan

memberi penekanan pada

materi pelajaran

2. Guru memberikan tugas

rumah berupa latihan soal.

1. Siswa mencatat kesimpulan

materi pelajaran.

2. Siswa mencatat tugas yang

diberikan guru.

X. Evaluasi

a. Aspek yang dinilai : koqnitif

b. Jenis tes : tertulis

c. Bentuk tes : Essay

XI. Soal

1. Koefisien gesekan statis antara sebuah lemari kayu dengan lantai kasar

suatu bak truk sebesar 0,45. Berapa besar percepatan maksimum yang

masih boleh dimiliki truk agar agar lemari tetap tidak bergerak terhadap

Page 45: LAPORAN AKHir ppl

bak truk?

2.

Sebuah balok kayu yang beratnya 20 N diam di atas lantai mendatar.

Jika koefisien gesekan statis antara ballok dengan lantai 0,4, berapa

besar gaya gesekan statis maksimumnya?

XII. Kunci Jawaban

1. Percepatan maksi 2.

XIII. Tindak lanjut

Guru memberikan tugas rumah berupa latihan soal.

N

F

w

fs maks