laporan akhir tahun - pekka.or.id · pemberdayaan perempuan kepala keluarga (pekka) 1 januari - 31...
TRANSCRIPT
Pemberdayaan Perempuan Kepala Keluarga
w w w . p e k k a . o r . i d
Laporan Akhir Tahun | 2014
La
La
po
ran
Akh
ir 2
01
4
1
Daftar isi
LAPORAN TAHUNAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA KELUARGA (PEKKA) 1 Januari - 31 Desember 2014 I. PEREMPUAN KEPALA KELUARGA (PEKKA), POTRET KEMISKINAN YANG
TERSEMBUNYI ................................................................................................................................. 7
II. PERKEMBANGAN PEKKA TAHUN 2014 ............................................................................... 9
A. Pelatihan-pelatihan........................................................................................................................................ 14
B. Simpan Pinjam ................................................................................................................................................. 15
C. Pengembangan usaha ................................................................................................................................... 17
D. Pendidikan Sepanjang Hayat ..................................................................................................................... 21
E. Pendidikan Politik .......................................................................................................................................... 24
F. Pemberdayaan Hukum ................................................................................................................................. 25
G. Pengembangan Kelembagaan ................................................................................................................... 27
H. Pengembangan Sistem Pengelolaan Data dan Informasi Berbasis Komunitas ................. 38
I. Pengembangan Forum Pemangku Kepentingan .............................................................................. 41
J. Advokasi Berbasis Data ............................................................................................................................... 42
K. Pengembangan Inisiatif Pilot Tematik Berbasis Komunitas .................................................... 45
L. Media Komunitas untuk Pengetahuan Berbasis Komunitas ...................................................... 48
M. Radio Komunitas ............................................................................................................................................. 51
N. Video Komunitas ............................................................................................................................................. 52
O. Foto Komunitas ............................................................................................................................................... 54
P. Produk Pengetahuan Produksi Nasional ............................................................................................. 54
III. PEMBIAYAAN PEKKA ................................................................................................................ 57
IV. WILAYAH KERJA PEKKA .......................................................................................................... 58
V. ORGANISASI DAN PENGORGANISASIAN .......................................................................... 60
VI. FOKUS KERJA 2015 .................................................................................................................... 64
Apa Itu PEKKA? .................................................................................................................................... 65
La
La
po
ran
Akh
ir 2
01
4
2
LAPORAN TAHUNAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA KELUARGA (PEKKA)
1 Januari - 31 Desember 2014
SEKAPUR SIRIH DARI KORNAS PEKKA
Tahun 2014 merupakan tahun penting tidak hanya untuk PEKKA namun lebih jauh lagi
untuk bangsa Indonesia. Pada tahun ini terjadi peristiwa politik yang menjadi tonggak baru
sejarah bangsa yaitu Pemilihan Umum untuk memilih secara langsung anggota DPR dan
DPD serta Presiden dan Wakil Presiden. Sebagai warga negara tentu saja komunitas Pekka
terlibat secara langsung dalam hal ini baik sebagai pemilih aktif maupun sebagai calon
anggota legislatif. Ya, sebagaimana Pemilu sebelumnya, kali ini kader Pekka yang bertarung
dalam Pemilu untuk memperebutkan kursi DPRD meningkat dari masa sebelumnya.
Walaupun pada akhirnya tidak satupun dari mereka yang berhasil, namun pembelajaran
politik yang diperoleh sangat penting tidak hanya bagi yang bersangkutan namun juga bagi
seluruh anggota Serikat Pekka lainnya.
Di sisi lain pada tahun ini PEKKA juga mengembangkan inisiatif kelembagaan di masyarakat
yaitu KLIK-PEKKA, klinik hukum bergerak bagi komunitas Pekka dan komunitas marjinal
lainnya. KLIK PEKKA merupakan upaya PEKKA menjawab tantangan ketiadaan pengacara di
tingkat kampung yang bisa mendampingi komunitas Pekka dan komunitas marjinal lainnya
menghadapi persoalan hukum. KLIK PEKKA diharapkan dapat menjadi embrio bagi
pengembangan unit bantuan hukum di tingkat desa yang pastinya akan sangat dibutuhkan
dalam penguatan desa melalui UU Desa.
Selain KLIK PEKKA, pada tahun ini dirintis pula pengembangan Pangkalan Data di Tingkat
Desa melalui pilot proyek sebagai tindak lanjut dari Sistem Pemantauan Kesejahteraan
Berbasis Komunitas yang telah dikembangkan tahun-tahun sebelumnya. Pengembangan
pangkalan data ini diharapkan dapat membantu komunitas Pekka meningkatkan
kemampuan analisis wilayahnya sehingga bisa meningkatkan kualitas pembangunan desa
dengan perencanaan berbasis bukti dan data.
Sementara itu dalam 12 tahun kiprahnya di tingkat komunitas, PEKKA telah berupaya
secara maksimal dengan menggunakan berbagai instrumen program untuk mendampingi
dan memfasilitasi komunitas Pekka mencapai impian kehidupannya. Upaya yang tidak
mudah ini memang telah memberikan hasil yang cukup nyata terlihat dalam perubahan
La
La
po
ran
Akh
ir 2
01
4
3
komunitas Pekka baik di tingkat individu maupun kolektif. Akan tetapi PEKKA juga
menyadari bahwa dengan tantangan yang sangat kompleks dan terstruktur, pastinya
banyak hal yang masih luput dari kerja-kerja PEKKA di lapangan selama ini. Oleh karena itu,
pada tahun ini PEKKA telah meminta tim konsultan independen dari SEAPCP dan INSIST
untuk melihat secara kritis potensi besar yang masih dapat dikembangkan dari komunitas
Pekka di lapangan.
Laporan tahunan ini berisi gambaran umum perkembangan komunitas Serikat Pekka dan
seluruh aspek kehidupannya yang menjadi bagian dari pemberdayaan yang dilakukan
lembaga PEKKA selama tahun 2014 yang lalu. Melalui instrumen program yang
dikembangkan dapat dilihat pencapaiannya baik secara kuantitatif maupun kualitatif yang
tercermin dari data dan cerita yang dimuat dalam laporan ini. Semoga dapat menjadi
inspirasi bagi pembacanya.
Jakarta, Februari 2015
Nani Zulminarni
Direktur
La
La
po
ran
Akh
ir 2
01
4
4
Gerakan Perempuan Kepala Keluarga (Pekka)
Memastikan Masyarakat Mendapatkan Hak Pelayanan Dasar Guna Mengatasi Kemiskinannya.
Thomas kecil (2 tahun) datang dengan sang nenek yang merupakan anggota Serikat Pekka NTT untuk mengurus akte kelahirannya di KLIK-PEKKA (Klinik Bantuan Hukum Keliling- PEKKA) yang hari ini mulai di luncurkan di Pulau Adonara, Flores Timur. Ibu Thomas telah meninggal dunia ketika melahirkannya. Ayahnya bekerja di Batam dan hanya pulang sesekali. Thomas hidup bersama sang nenek yang dengan segala keterbatasannya mencoba memenuhi segala kebutuhan Thomas. Kesadaran akan pentingnya akte kelahiran bagi Thomas mengantarkan sang nenek ke KLIK-PEKKA. Pemahaman akan hal ini diperoleh sang Nenek melalui kegiatan pemberdayaan hukum PEKKA. Sementara itu, Inaq Sinamah, 50 tahun, mendatangi KLIK PEKKA di Gerung guna mengonsultasikan persoalannya. Beliau sudah 10 tahun bercerai, namun karena tidak pernah memiliki surat nikah perceraian ini juga hanya berlangsung begitu saja tanpa surat menyurat. Suaminya menikah lagi dan pergi begitu saja meninggalkan Inaq Sinamah dengan tanggungan 4 orang anak. Saat ini anaknya yang paling kecil berumur 20 tahun sedang membutuhkan akte kelahiran untuk keperluan pendidikannya. Untuk itulah dia berharap mendapatkan arahan dari paralegal Pekka di KLIK PEKKA apa yang harus dia lakukan agar anaknya mendapatkan akte kelahiran yang dibutuhkan. Thomas dan Inaq Sinamah hanyalah dua diantara ratusan anggota serikat Pekka dan anggota masyarakat lainnya yang telah mengakses layanan KLIK PEKKA saat diluncurkan di wilayahnya. Hingga bulan Agustus 2014 telah di luncurkan secara resmi 3 KLIK PEKKA yang tersebar di Cianjur (Jawa Barat), Ile Boleng (Flores Timur), dan Gerung (NTB). KLIK-PEKKA adalah klinik konsultasi hukum Pekka yang bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya. KLIK-PEKKA di kelola oleh paralegal Pekka terlatih dengan dibantu oleh Pengacara dari lembaga bantuan hukum maupun perguruan tinggi setempat yang bekerjasama dengan PEKKA. Tidak kurang dari 25 juta anak Indonesia tidak memiliki akte kelahiran, dan jutaan orang tua mereka tidak memiliki akte nikah dan atau akte cerai. Ketiadaan akte lahir sebagai identitas hukum pertama bagi anak dan warga Indonesia, bukanlah kesalahan mereka. Ketidak pahaman akan pentingnya memiliki dokumen terkait kependudukan seperti akte kelahiran dan akte nikah, tidak dipahaminya prosedur untuk pengurusan, jauhnya akses layanan serta biaya yang tidak murah, telah menjauhkan mereka dari keinginan untuk memiliki dokumen-dokumen penting ini. Berbagai upaya Pemerintah untuk memenuhi hak akan identitas hukum dan kependudukan telah pula dilaksanakan. Namun begitu masifnya persoalan ini menyebabkan baru sebagian kecil saja yang dapat diberikan akte kelahiran hingga saat ini. Sementara itu, di wilayah-wilayah pedesaan praktek nikah secara adat dan agama tanda mencatatkannya pada lembaga pemerintah yang berwenang, terjadi secara merata. Mahalnya biaya pernikahan yang tercatat serta masih kuatnya keyakinan akan sahnya pernikahan secara adat dan agama, menyebabkan sebagian besar masyarakat memilih melaksanakan pernikahan secara agama dan adat saja. Hal ini mengakibatkan munculnya
La
La
po
ran
Akh
ir 2
01
4
5
berbagai persoalan yang tidak hanya terkait dokumen kependudukan lainnya namun juga terkait kehidupan keluarga. Perkawinan yang tidak dicatatkan umumnya merugikan perempuan karena tidak memiliki perlindungan hukum atas perkawinannya. Suami dapat leluasa melakukan poligami, pengabaian, bahkan menceraikan istri dengan semena-mena. Selain itu, anak-anak yang lahir dari perkawinan yang tidak tercatat akan sulit mendapatkan akte kelahiran. KLIK PEKKA merupakan inisiatif untuk ikut berkontribusi pada proses membuka akses keadilan seluasnya bagi masyarakat miskin khususnya. Fokus utama KLIK PEKKA memang pada layanan hukum terkait persoalan keluarga. Namun demikian, karena KLIK PEKKA juga dibantu oleh pengacara, masyarakat juga dapat mengonsultasikan persoalan lain baik perdata maupun pidana seperti kasus tanah, kasus perkelahian dan sebaginya. Yang harus dipahami bahwa KLIK PEKKA bukan tempat penyelesaian masalah sampai selesai, namun tempat berkonsultasi dan menemukan langkah yang harus dilakukan. Paralegal Pekka dapat menindaklanjuti konsultasi dengan pendampingan dan fasilitasi untuk penyelesaian kasus khususnya terkait pengurusan dokumen identitas hukum sesuai prosedur dan biaya yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Dapat dibayangkan di wilayah terpencil, boleh dikatakan layanan konsultasi hukum seperti ini hampir tidak dapat ditemukan. Pengacara biasanya berada di wilayah perkotaan, sementara informasi terkait hal ini tidak tersedia secara mudah di masyarakat. Oleh karena itu, antusiasme masyarakat terhadap KLIK PEKKA memang cukup besar. Misalnya di Jawa Barat pada saat diluncurkannya KLIK PEKKA yang sekaligus memberikan layanan konsultasi pada bulan Mei 2014 yang lalu , tidak kurang dari 50 kasus ditangani Paralegal Pekka hanya dalam waktu sekitar 3 jam pembukaan. Sementara itu di NTT dan NTB pada bulan Agustus 2014, masing-masing 98 kasus dan 110 kasus yang dibawa oleh masyarakat ke KLIK PEKKA, padahal jam buka layanan hanya 3 sampai 4 jam saja. PEKKA bukanlah lembaga bantuan hukum, akan tetapi proses pengorganisasian yang dilakukan langsung di komunitas Pekka selama ini mengantarkan PEKKA pada kenyataan bahwa kemiskinan dan keberpinggiran komunitas Pekka dan perempuan lainnya di wilayah kerja PEKKA ternyata juga berkaitan langsung dengan persoalan hukum khususnya hukum keluarga. Pilihan memfasilitasi komunitas Pekka dan keluarganya untuk mengakses
La
La
po
ran
Akh
ir 2
01
4
6
identitas hukum seperti akte kelahiran, akte nikah dan akte cerai merupakan pendekatan pemberdayaan hukum yang dapat dilakukan PEKKA karena masih dalam ranah perdata. Jaringan kerja dengan pemangku kepentingan penegakan hukum, cukup efektif dalam membantu paralegal Pekka mengakses berbagai layanan bagi komunitasnya termasuk sidang keliling untuk itsbat nikah dan layanan satu atap lainnya. Adalah hak masyarakat untuk mendapatkan semua identitas kependudukan dan keluarga agar mereka memperoleh perlindungan hukum yang memadai. Mendekatkan informasi melalui layanan konsultasi hukum merupakan satu hal baik yang harus disebarluaskan pembelajaran pentingnya. Sebuah lentera bernama KLIK PEKKA telah dinyalakan oleh ibu-ibu Pekka.
La
La
po
ran
Akh
ir 2
01
4
7
I. PEREMPUAN KEPALA KELUARGA (PEKKA),
POTRET KEMISKINAN YANG TERSEMBUNYI
Perempuan Kepala Keluarga (Pekka) merupakan salah satu kelompok masyarakat yang telah termarjinalkan dalam sistem sosial, ekonomi, politik dan budaya di Indonesia. Data BPS menunjuk angka 14% untuk rumah tangga yang dikepalai perempuan, dan tidak menggunakan “Perempuan Kepala Keluarga” untuknya. Survei PEKKA tahun 2012 menunjukkan bahwa keluarga yang dikepalai perempuan mencapai 24%, dan tidak kurang dari 60% mereka berada strata termiskin dalam masyarakat.
La
La
po
ran
Akh
ir 2
01
4
8
Identifikasi masalah yang dilakukan oleh komunitas Pekka di awal pelaksanaan program memperlihatkan bahwa berbagai persoalan yang dihadapi Pekka pada dasarnya disebabkan oleh tiga dimensi kekuasaan yang mengontrol kehidupan perempuan kepala keluarga, yaitu kekuasaan formal, nonformal dan tatanan nilai. Oleh karena itu proses Pemberdayaan Pekka harus mampu meningkatkan kemampuan komunitas Pekka membangun kekuatan individu maupun kolektifnya untuk mempengaruhi berbagai dimensi kekuasaan demi kesejahteraan, kesetaraan dan keadilan.
La
La
po
ran
Akh
ir 2
01
4
9
II. PERKEMBANGAN PEKKA TAHUN 2014 Ada tujuh kegiatan strategis PEKKA yang di kembangkan berdasarkan kerangka logis untuk mencapai misi dan visi PEKKA, serta mengimplementasikan kerangka perubahan. 1. Pengorganisasian dan Penguatan Serikat Pekka dan organisasi perempuan di akar rumput
2. Pengembangan dan Penguatan Kader & Pemimpin Perempuan
3. Pengembangan Sistem Pengelolaan Data dan Informasi Berbasis Komunitas
4. Pengembangan Forum Pemangku Kepentingan dan Jaringan Kerjasama
5. Advokasi Berbasis Data
6. Pengembangan Inisiatif Pilot Tematik Berbasis Komunitas
7. Pengembangan Media Komunitas
Ketujuh kegiatan strategis ini sebagai titik awal untuk mencapai tujuan perubahan di masyarakat, tujuan khusus, dan tujuan umum, serta memberikan dampak strategis dalam jangka menengah dan jangka panjang yang bagi kontribusi mencapai Kehidupan Perempuan Kepala Keluarga Miskin dan Masyarakat Marjinal lainnya Sejahtera dan Bermartabat dalam jaminan Undang-undang, peraturan dan kebijakan pemerintah serta tata nilai sosial budaya yang memberdayakan.
La
La
po
ran
Akh
ir 2
01
4
10
Pelaksanaan kegiatan strategis ini memanfaatkan instrumen program yang ada selama tahun 2014, yang sebagian besarnya merupakan program berjalan. Ada delapan program PEKKA sebagai kesinambungan dari program tahun sebelumnya yang dilakukan selama tahun 2014.
Tabel 1. Program PEKKA selama 2014 No Proyek
1 Sustaining Women’s Leadership Project Pengembangan kepemimpinan Pekka di wilayah baru. Program ini mendapatkan dukungan dari Trust Fund Japan Social Development Funds (JSDF)
2 PEKKA Community Poverty Monitoring and Advocacy Program – Sistem Pemantauan Kesejahteraan Berbasis Komunitas (SPKBK)-PEKKA Kerjasama PEKKA dengan SMERU dengan dukungan pendanaan dari AUSAID Social Protection Unit, yang dikelola oleh GRM.
3 Akses Keadilan Perempuan Kepala Keluarga Bekerja sama dengan Australia Indonesia Partnerships for Justice (AIPJ)
4 Indonesia Young Women Activists Leadership Development. Program ini didukung oleh HIVOS
5 Sustainable and Integrated Farming Program for Women Head of Households – Pengembangan system Pertanian Terintegrasi dan Berkelanjutan. Kerjasama PEKKA dan BRACE 2013-2015
6 PEKKA- MAMPU; Kepemimpinan Perempuan untuk Penghapusan Kemiskinan. Program
KERANGKAKERJAPEKKA
KomunitasPekkadanKomunitasMarginallain
TerpenuhiHaknyaatasAkses
SumberdayadanPelayananPublik
PenghidupanKomunitasPekkadanKomunitas
MarjinalLainMeningkatdanTerlindungi
DAMPAKSTRATEGIS
TUJUANUMUM
KehidupanPerempuanKepalaKeluargaMiskindanMasyarakatMarjinallainnyaSejahteradanBermartabat
MasyarakatBerpar sipasiAk fdalamMemberiInformasidanMengontrolProgramPelayanan
Pemerintah
MeningkatnyaKetepatanSasaranPenerimaManfaatdanJenisProgramyang
SesuaiKebutuhan
MeningkatnyaKualitasKebijakanPentargetan,danJenisProgram
PelayananMasyarakat
TumbuhKesadaranKri sdan
PengetahuanMasyarakat
TerorganisirnyaPekkadanKelompokMasyarakatMarjinalLain
TumbuhnyaKesadarandanKemauanPoli kPengambilKebijakanuntukMembuat
KebijakanyangEfek f
AdvokasiBerbasisData
PengorganisasiandanPenguatanSerikatPekka
ForumPemangkuKepen ngan
PengembanganInisia fPilot
Tema kBerbasisKomunitas
TUJUANKHUSUS
PERUBAHANMASYARAKAT
BERBAGAIUNDANG-UNDANGTERKAIT
TATANILAISOSIALBUDAYA PERATURANDANKEBIJAKANPEMERINTAH
KEGIATANSTRATEGIS
DASARHUKUM
KomunitasPekkadanKomunitasMarjinalLainMemilikiPosisitawardanposisipoli kyang
kuatdimasyarakat
Pengembangansistempengelolaandatadaninformasiberbasiskomunitas
PengembanganKader&PemimpinPerempuan
BerkembangnyaPusatDatadan
InformasiBerbasisKomunitas
PengembanganMedia
komunitas
TumbuhnyaGerakanSosialMasyarakatuntukPerubahan,
Terdokumentasidan
TersebarkannyaPengetahuanBerbasis
Komunitas
BerkembangnyaModel
Pemecahan
MasalahBerbasis
Komunitas
La
La
po
ran
Akh
ir 2
01
4
11
No Proyek dengan dukungan AUSAID yang dikelola oleh COWATER
Berikut ini uraian kegiatan strategis yang dilakukan selama tahun 2014. 1. Pengorganisasian dan Penguatan Serikat Pekka dan Organisasi Perempuan di Akar Rumput
Pengembangan dan penguatan komunitas Pekka dilakukan melalui organisasi serikat Pekka yang telah dikembangkan sejak tahun 2002 yang lalu. Selain komunitas Pekka, telah dikembangkan pula organisasi komunitas non Pekka di beberapa wilayah karena tingginya keinginan dan permintaan perempuan miskin lain di wilayah tersebut yang ingin bergabung dalam organisasi Pekka. Setiap tahun terjadi pertumbuhan organisasi dan anggota Pekka di seluruh wilayah kerja Pekka. Hingga akhir tahun 2014 telah terbentuk 1334 Organisasi komunitas Pekka yang tersebar di 739 desa, 188 kecamatan, 53 Kabupaten di 19 Provinsi di Indonesia. Tabel 2. berikut ini memperlihatkan pertumbuhan organisasi komunitas Pekka pada tiga tahun terakhir.
La
La
po
ran
Akh
ir 2
01
4
12
Tabel 2. Perkembangan Kumulatif Organisasi Serikat Pekka Tahun 2014
No Wilayah Kabupaten Kecamatan Desa Kelompok Anggota Partisipan
‘12 ‘13 ‘14 ‘12 ‘13 ‘14 ‘12 ‘13 ‘14 ‘12 ‘13 ‘14 ‘12 ‘13 ‘14 ‘12 ‘13 ‘14
1 ACEH 9 9 9 32 36 35 143 162 153 157 184 171 3771 3574 3503 4049 4338 4955
2 SUMUT 2 2 2 6 7 9 17 21 28 59 48 74 521 789 1272 870 1192 1866
3 SUMBAR 2 2 2 2 2 2 11 10 11 40 31 46 683 683 1029 693 916 1395
4 SUMSEL 1 1 2 2 6 8 7 29 42 16 50 76 690 1220 1390 745 1365 1806
5 JABAR 4 4 4 11 12 17 48 47 50 107 108 95 1871 1681 1672 2344 2411 2339
6 BANTEN 2 2 2 6 7 6 14 17 18 38 42 40 592 708 628 680 791 1245
7 DKI JAKARTA 1 1 2 2 2 3 4 4 5 13 15 16 176 236 236 177 236 236
8 JATENG 3 3 5 8 8 14 25 28 42 54 57 76 906 806 1421 1093 1170 1753
9 JOGJA 1 1 2 3 3 5 8 8 10 25 26 38 482 477 663 524 717 945
10 JATIM 1 1 1 2 2 2 7 9 15 25 24 33 313 382 478 527 648 896
11 KALBAR 3 3 5 8 9 13 27 41 52 73 90 115 1159 1321 1929 11500 1802 2720
12 KALSEL 1 1 1 2 3 4 23 18 33 28 42 65 404 823 1449 600 1097 1829
13 BALI 1 2 3 3 4 6 3 4 8 3 7 14 88 108 213 88 108 302
14 NTB 2 3 4 6 9 13 32 45 61 108 123 166 2427 2667 3897 2485 3411 4878
15 NTT 1 2 2 7 11 14 53 74 80 85 126 123 1461 2143 2518 2233 3206 3712
16 SULTRA 1 3 3 11 19 16 50 74 59 59 93 72 827 1313 1298 1740 2435 2603
17 SULUT 1 2 1 3 4 5 13 22 26 23 34 43 322 434 508 324 474 537
18 SULSEL 1 1 1 6 6 8 11 14 17 22 30 35 373 551 590 468 664 826
19 MALUT 1 2 2 6 7 8 31 27 29 35 28 36 477 779 507 511 1164 1297
Total 38 45 53 126 152 188 527 660 739 970 1158 1334 17543 20695 25201 31651 28145 36140
Pertumbuhan dan perkembangan organisasi Pekka di tingkat desa cukup dinamis selama tahun 2014. Secara keseluruhan terlihat tren pertumbuhan positif di seluruh wilayah kerja PEKKA. Artinya, ada pertambahan organisasi dan anggota hingga cakupan wilayah baik desa, kecamatan maupun kabupaten. Meskipun demikian di beberapa wilayah terjadi penurunan baik jumlah anggota dan organisasi maupun jumlah cakupan wilayah khususnya desa. Penurunan ini biasa terjadi dalam proses pengorganisasian. Bubarnya organisasi dan keluarnya anggota dari organisasi merupakan hal biasa sebagai bagian dari dinamika kelompok. Penyebab hal ini umumnya berkaitan dengan kesabaran dan konsistensi organisasi untuk mengikuti strategi dan proses yang diterapkan. Harapan mendapatkan hasil yang nyata secara cepat menyebabkan banyak anggota Pekka yang tidak mau mengikuti proses pemberdayaan yang menurut mereka terlalu lama.
Untuk memperkuat organisasi dan anggota, telah dikembangkan berbagai instrumen pemberdayaan yang telah berjalan sejak didirikannya lembaga ini. Instrumen-instrumen ini di kembangkan dalam bentuk aktivitas rutin yang berkesinambungan. Ada beberapa aktivitas rutin yang terus berjalan di tahun 2014 ini termasuk pelatihan-pelatihan, simpan pinjam, usaha bersama, pendidikan keaksaraan, pendidikan politik, pendidikan hukum dan pengembangan kelembagaan.
La
La
po
ran
Akh
ir 2
01
4
13
Harapan Baru di Kecamatan Sijunjung Oleh Dian Pendamping Pekka Sumatera Barat
Empat tahun sudah PEKKA mengorganisir masyarakat di Kabupaten Sijunjung tepatnya Kecamatan Kamang Baru. Selama rentang waktu tersebut, belum ada penambahan kecamatan baru. Lokasi antar kecamatan yang begitu jauh menjadi salah satu penyebabnya. Tapi kini, jarak yang membentang telah mampu ditembus. Ya! Minggu, 19 Oktober 2014 lalu, serikat telah mampu memperluas wilayah baru yaitu Kecamatan Sijunjung. Sebuah aksi dalam merealisasikan RTL (Rencana Tindak Lanjut) serikat yang sudah direncanakan setahun lamanya. Sebab, keberadaan kelompok Pekka di kecamatan Kamang Baru sepertinya sudah mencapai titik maksimal dimana berjumlah 48 kelompok yang tersebar di 10 Kenagarian. Oleh karena itu, pembukaan di Kecamatan baru menjadi opsi terbaik. Hingga akhirnya, awal Oktober lalu, kader memasukkan surat perizinan ke kantor kecamatan Sijunjung untuk perluasan wilayah. Gayung bersambut, Kepala kecamatan cukup mengapresiasi dengan kegiatan di pekka dan mengizinkan wilayahnya untuk dibentuk kelompok. Wilayah Paru menjadi rekomendasi pertama untuk diadakan kelompok pekka. Pada tanggal 10 Oktober, kader mengunjungi kantor Nagari Paru perihal perizinan. Hal yang sama juga dilakukan kader ketika perluasan wilayah yaitu sosialisasi tentang pekka. Sambutan hangat pun diterima sama halnya perizinan di tingkat kecamatan. Pihak perangkat desa terutama wali nagari sangat mendukung wilayahnya dibentuk kelompok karena selama ini belum ada kelompok perempuan di wilayahnya. Beliau sangat tertarik dengan pekka karena menyentuh masyarakat miskin terutama para janda. Di sisi lain, jumlah janda di Paru juga tergolong sangat besar, yakni mencapai 163 orang. Selanjutnya, bapak Wali Nagari pun mendelegasikan kepada Kaur Kesra untuk mengundang secara resmi para janda guna mendapat sosialisasi dari pekka. 19 Oktober tanggal yang dipilih. Di luar dugaan, sebanyak lebih dari 100 janda dan beberapa perempuan bersuami hadir dalam sosialisasi pertama tersebut. Kader dan PL pun memaparkan visi dan misi Pekka. Di lain pihak, para Janda menceritakan berbagai masalah yang kerap mendera dalam kehidupannya, seperti belum memiliki identitas hukum, akses sumber daya dan pelatihan yang terbatas, dsb. Karena kesamaan dalam visi misi, akhirnya semua bersepakat untuk berkelompok. Di saat itu juga, terbentuk 3 kelompok dengan nama Telaga Biru, Beringin Indah, dan Putri Minang . Harapannya, ini menjadi pijakan pertama bagi Pekka dan masyarakat untuk menjalani kehidupan ke depannya yang lebih baik.
La
La
po
ran
Akh
ir 2
01
4
14
A. Pelatihan-pelatihan
Salah satu aktivitas rutin yang penting dan kritikal untuk penguatan anggota dan organisasi Pekka adalah pelatihan. Pada umumnya pelatihan yang diberikan pada anggota Pekka berkaitan dengan penguatan perspektif atau cara pandang, visi dan misi kehidupan, organisasi dan manajemen serta berbagai pelatihan keterampilan kehidupan sesuai kebutuhan mereka. Tidak ada keseragaman jenis pelatihan yang diberikan di setiap wilayah, namun demikian ada pelatihan-pelatihan dasar yang harus dilakukan di setiap organisasi ketika pertama kali dibentuk seperti pelatihan visi misi dan perspektif keadilan gender misalnya. Pelatihan dilakukan melalui berbagai pendekatan termasuk pelatihan dalam kelas, diskusi berkala dan diskusi terfokus.
Tabel 3. Pelatihan-pelatihan Pekka 2014
No Wilayah
Jenis Pelatihan
Visi Misi Motivasi Manajemen Pengorganisasian
2013 2014 2013 2014 2013 2014 2013 2014
1 Aceh 257 0 77
2 Sumatra Utara 391 987 385 986 180 79 130 58
3 Sumatra Barat 466 481 466 481 66 28 3
4 Sumatera Selatan 120 254 113 139 198 87
5 Jawa Barat 119 80 95 27 30 60 2
6 Banten 222 86 232 90 0 81 16
7 DKI Jakarta
8 Jawa Tengah 19 288 24 390 0 0 0 0
9 Yogyakarta 149 129 142 120 0 37 87 9
10 Jawa Timur 112 238 94 216 66 120
11 Kalimantan Barat 527 258 244 37 4 92 31 56
12 Kalimantan Selatan 386 918 160 852 0 30 70 12
13 Bali 48 50 22 0
14 Nusa Tenggara Barat 0 0 0 0
15 Nusa Tenggara Timur 400 370 400 370 58 220 58
16 Sulawesi Tenggara 482 12 334 18 0 0
17 Sulawesi Utara 45 178 44 178 86 0 72 0
18 Sulawesi Selatan 145 122 158 133 51 25 102 4
19 Maluku Utara 269 113 245 61 23 180 0 0
TOTAL 3852 4819 3136 4148 762 800 811 237
La
La
po
ran
Akh
ir 2
01
4
15
B. Simpan Pinjam
Simpan pinjam merupakan salah satu instrumen pemberdayaan Pekka yang sangat efektif. Ada beberapa fungsi simpan pinjam dalam memperkuat organisasi Pekka.
Pertama kegiatan simpan pinjam yang dilembagakan ke dalam lembaga keuangan mikro berbasis komunitas (LKMSISKOM-PEKKA) , yang sepenuhnya dimiliki oleh komunitas Pekka, merupakan sarana dan arena seluruh anggota untuk bertemu, berinteraksi, belajar tanggung jawab, memperkuat solidaritas dan rasa saling percaya.
Kedua, simpan pinjam memupuk sumberdaya keuangan secara kolektif yang dapat dipinjam oleh anggotanya untuk berbagai keperluan. Dengan demikian, anggota dan organisasi menjadi mandiri secara keuangan dan memiliki sumberdaya pendanaan untuk beberapa aktivitas yang mereka lakukan.
Ketiga, kegiatan meminjam yang diwajibkan bagi seluruh anggota sebelum mereka dapat meminjam secara perlahan mentransform pola pikir anggota untuk menyimpan bukan membelanjakan.
Kecuali wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) secara keseluruhan terjadi kecenderungan positif yaitu meningkatnya jumlah simpanan kolektif yang tercatat di LKM SISKOM tiap wilayah secara keseluruhan mencapai 28,64% dari tahun sebelumnya, meskipun persentase kenaikan cukup bervariasi di setiap wilayahnya. Keperluan terkait upacara adat dan keagamaan, pendidikan anak dan kebutuhan biaya kesehatan biasanya menjadi penyebab utama penarikan simpanan oleh anggota. Perkembangan kumulatif simpanan anggota beberapa tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4. Perkembangan Simpanan Anggota hingga akhir 2014
No Wilayah 2010 2011 2012 2013 2014
1 Aceh 3,916,362,700 4,162,801,000 5,211,512,500 6,303,568,600 10,732,967,100 2 Sumatra Utara - 436,000 15,566,000 139,600,000 1,768,508,000 3 Sumatra Barat - - 35,730,000 43,180,000 325,800,000 4 Sumatera Selatan - 19,992,000 23,640,000 501,318,000 1,186,877,000 5 Jawa Barat 2,535,527,600 2,023,735,200 2,243,065,500 2,738,645,500 5,345,369,300 6 Banten - - 25,333,100 132,085,400 679,880,400 7 DKI Jakarta - - 32,791,000 32,791,000 32,791,000 8 Jawa Tengah 2,105,594,000 2,311,363,500 2,511,540,000 3,178,835,000 5,856,880,800 9 Yogyakarta - - 16,382,500 121,350,000 378,515,000
10 Jawa Timur - - 33,326,000 56,175,000 223,816,800
La
La
po
ran
Akh
ir 2
01
4
16
No Wilayah 2010 2011 2012 2013 2014
11 Kalimantan Barat 546,315,000 1,318,713,550 1,547,232,500 2,360,493,100 6,549,816,627 12 Kalimantan Selatan - - 9,210,000 16,950,000 469,670,000
13 Bali - - - - 61,300,000 14 Nusa Tenggara Barat 2,258,598,400 2,479,332,596 2,527,948,100 3,120,048,447 6,743,076,050 15 Nusa Tenggara Timur 10,924,641,050 12,713,111,650 13,511,541,150 17,123,672,650 10,668,024,840
16 Sulawesi Tenggara 3,092,414,000 3,485,124,500 3,522,194,500 3,719,514,500 4,070,278,050 17 Sulawesi Utara - 6,893,000 22,178,500 23,959,500 41,080,000 18 Sulawesi Selatan - - 20,950,000 27,756,500 912,243,400 19 Maluku Utara 389,461,100 389,461,100 389,461,100 418,111,100 84,810,000
Total 25,768,913,850 28,910,964,096 31,699,602,450 40,058,054,297 56,131,704,367 Persentase Kenaikan 12,19 9,65 26,37 28,64
Pertumbuhan simpanan anggota sejalan dengan pertumbuhan pinjaman yang juga
cenderung meningkat pada tahun 2014 di seluruh wilayah kecuali di NTT. Di NTT terjadi
penurunan yang sangat signifikan karena ada kebutuhan mendesak terkait kegiatan sosial
budaya dan keagamaan yang membuat komunitas Pekka di wilayah ini mengambil
simpanannya pada saat yang bersamaan. Kebutuhan pinjaman yang meningkatkan dapat
diartikan dengan meningkatnya kebutuhan akan dana tunai anggota untuk berbagai
keperluan termasuk keperluan produktif pengembangan usaha, serta kebutuhan keluarga
seperti pendidikan dan biaya kesehatan. Meningkatnya simpanan akan meningkatkan
keuntungan LKM SISKOM di akhir tahun yang sebagian akan kembali dinikmati oleh anggota
yang telah meminjam dan menyimpan di LKM SISKOM-nya.
Tabel berikut ini memberikan gambaran perkembangan kumulatif pinjaman anggota hingga
akhir tahun 2014 ini.
La
La
po
ran
Akh
ir 2
01
4
17
Tabel 5. Perkembangan Pinjaman Kumulatif Anggota hingga 2014
No Wilayah 2010 2011 2012 2013 2014
1 Aceh 3,916,362,700 4,162,801,000 5,211,512,500 6,303,568,500 10,732,967,100
2 Sumatra Utara - 436,000 15,566,000 139,600,000 1,768,508,000
3 Sumatra Barat - - 35,730,000 43,180,000 325,800,000
4 Sumatera Selatan - 19,992,000 23,640,000 501,318,000 1.186,877,000
5 Jawa Barat 2,535,527,600 2.023,735,200 2,243,065,500 2,738,645,500 5,345,369,300
6 Banten - - 25,333,100 132,085,400 679,880,400
7 DKI Jakarta - - 32,791,000 32,791,000 32,791,000
8 Jawa Tengah 2,105,594,000 2,311,363,500 2,511,540,000 3,178,835,000 5,856,880,800
9 Yogyakarta - - 16,382,500 121,350,000 378,515,000
10 Jawa Timur - - 33,326,000 56,175,000 223,816,800
11 Kalimantan Barat 546,315,000 1,318,713,550 1,547,232,500 2,360,493,100 6,549,816,627
12 Kalimantan Selatan - - 9,210,000 16,950,000 469,670,000
13 Bali - - - - 61,300,000
14 Nusa Tenggara Barat 2,258,598,400 2,479,332,596 2,527,948,100 3,120,048,447 6,743,076,050
15 Nusa Tenggara Timur 10,924,641,050 12,713,111,650 13,511,541,150 17,123,672,650 10,668,024,840
16 Sulawesi Tenggara 3,092,414,000 3,485,124,500 3,522,194,500 3,719,514,500 4,070,278,050
17 Sulawesi Utara - 6,893,000 22.178,500 23,959,500 41,080,000
18 Sulawesi Selatan - - 20,950,000 27,756,500 912,243,400
19 Maluku Utara 389,461,100 389,461,100 389,461,100 418,111,100 84,810,000
Total 25,768,913,850 28,910,964,096 31,699,602,450 40,058,054,297 56,131,704,367
Persentase Kenaikan 12,19 9,65 26,37 28,64
C. Pengembangan usaha
Komunitas Pekka umumnya adalah pencari nafkah utama keluarga yang harus melakukan berbagai kegiatan ekonomi produktif guna menjamin keberlangsungan ekonomi keluarga. Selama tahun 2014, PEKKA memfasilitasi komunitas Pekka untuk terus mengembangkan usaha ekonomi produktif baik yang baru akan dimulai maupun yang sudah berjalan. Komunitas Pekka menekuni beragam usaha kecil mikro yang umumnya berskala sangat kecil dan bertahan, baik secara individual maupun kolektif. Usaha-usaha ini sesungguhnya menjadi cikal bakal kemandirian ekonomi dan perputaran keuangan di tingkat lokal. Berikut ini berbagai usaha yang dikembangkan dan berkembang di setiap wilayah Pekka pada tahun 2014.
La
La
po
ran
Akh
ir 2
01
4
18
Tabel 6. Usaha Komunitas Pekka yang Tumbuh tahun 2014
No Wilayah Tani Ternak Dagang Industri Rumah Tangga
Kerajinan Nelayan Jasa
1 Aceh
2 Sumatera Utara 4 28 111 15 1 2 5
3 Sumatera Barat 72 25 51 0 0 0 0
4 Sumatera Selatan 77 34 67 10 5 9 3
5 Jawa Barat
6 Banten 2 11 16 5 4 0 2
7 DKI Jakarta
8 Jawa Tengah
9 Yogyakarta 0 56 25 6 4 0 3
10 Jawa Timur 24 3 7 0 0 0 0
11 Kalimantan Barat
12 Kalimantan Selatan 0 18 10 3 11 0 0
13 Bali
14 Nusa Tenggara Barat 26 20 21 0 9 0 0
15 Nusa Tenggara Timur
16 Sulawesi Tenggara
17 Selawesi Utara 3 0 10 0 0 0 0
18 Sulawesi Selatan 1 3 13 3 1 1 1
19 Maluku Utara
Jumlah 209 198 331 42 35 12 14
Saat semangat itu kembali hadir..... Oleh Rika Mamesti – Pendamping Pekka Yogya
“keburu sore mbak, saya masih harus ngarit”
“cepet mbak, wedus saya nanti kelaparan” “saya telat datang ya mbak, lagi nunggu dokter buat suntik vitamin karena kambing saya sakit”
Beberapa kalimat di atas belakangan ini sering saya dengar dari ibu pekka, bahkan beberapa mengatakannya dengan nada kesal karena tidak kunjungnya selesai waktu pertemuan kami. Tapi itu semua berdasar atas kecintaan mereka melakukan "profesi" barunya menjadi seorang peternak hewan, yang harus bertanggung jawab atas hewan-hewan yang diurusnya dan melaksanakan tugas yang di dapatnya dalam kelompok. Bahkan pernah ada yang bercerita saat anak kambing yang dipeliharanya sedang sakit, anggota pekka tersebut memangkunya dan mengajaknya tidur di sebelahnya agar dia bisa memantau perkembangannya. Dan itu pun merupakan wujud sayang mereka pada hewan peliharaannya. Sejak bulan Juni 2014 lalu, kelompok pekka mulai merintis usaha kelompok. Berbagai jenis usaha dilakukan oleh anggota pekka, seperti penggemukan kambing dan sapi, serta beternak lele. Melakukan usaha secara berkelompok dan bersama-sama menjadi pengalaman baru bagi mereka, meskipun sebagian
La
La
po
ran
Akh
ir 2
01
4
19
besar anggota Pekka sudah berpengalaman mengembangkan usaha individu.
Di awali bulan Februari 2014 yang lalu, PEKKA menawarkan anggota kelompok Pekka untuk mengembangkan usaha kelompok. Tawaran ini awalnya mendapatkan penolakan dari sebagian besar anggota dengan berbagai alasan termasuk kekhawatiran anggota akan saling iri, kesulitan membagi tugasnya, sudah banyak urusan lain, takut rugi, khawatir tidak bisa mengangsur, dan lain sebagainya. Melalui pendekatan dan motivasi yang intensif, pada bulan Mei 2014 akhirnya ada 4 kelompok yang berani untuk menerima tawaran merintis usaha kelompok, yaitu kelompok: Srikandi, Melati, Mawar dan Teratai dengan jenis usahanya penggemukan kambing dan ternak lele. Motivasi ini terus bertumbuh dan hingga Desember 2014 ini, sudah bertambah 2 kelompok lagi yang mulai merintis usaha kelompok.
Awal berjalannya usaha kelompok ini pastilah tidak selancar yang dibayangkan dan diharapkan. Selisih paham antar anggota menjadi bagian dalam tantangan pelaksanaan usaha kelompok ini. Saling iri karena ada yang tidak melaksanakan tugasnya, tidak diajak berunding dalam mengambil keputusan, dan lain sebagainya membuat usaha kelompok ini juga menjadi arena untuk berproses membangun dan memperkuat kerja sama antar anggota. Manajemen konflik yang baik sangatlah diperlukan dan hal ini pun menjadi bagian penting dalam sebuah proses belajar bagi para anggota Pekka.
Usaha kelompok pekka dengan berbagai tantangannya, menjadi sebuah pengalaman baru dan berharga buat para anggota. Bagaimana merintis usaha dengan keberanian mengambil peluang yang ada, menghitung perencanaan kebutuhan modal yang dibutuhkan, membagi tugas serta tanggung jawab yang merata di setiap anggota, menaklukkan rasa khawatir akan terjadinya kerugian dan yang tidak kalah penting adalah berpikir bahwa mereka (anggota pekka yang hanya perempuan) bisa melakukan itu. “Kita belajar menjadi Pengusaha ya Bu...”, motivasi itu yang selalu saya katakan kepada para anggota. Karena pelajaran penting yang saya ambil dalam merintis sebuah usaha dan sekaligus merupakan tantangan terbesarnya adalah mengubah mental seorang buruh menjadi mental seorang pengusaha, dan hal ini ternyata tidaklah mudah.
Srikandi, salah satu kelompok yang melaksanakan usaha kelompok penggemukan kambing, terbentuk pada tanggal 29 April 2011. Kelompok Srikandi termasuk dalam kelompok awal Pekka yang terbentuk di dusun Wonokromo desa Pleret kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul. Pertama kali terbentuk kelompok ini beranggotakan kurang lebih 30 orang yang terdiri dari perempuan tidak bersuami atau janda. Namun seiring dengan berjalannya waktu saat kelompok memasuki usia 3 tahun, kelompok Srikandi mengalami kelesuan. Hal ini dilihat dari jumlah anggota yang aktif hanya tersisa sekitar 7 orang dengan jadwal pertemuan yang sudah mulai tidak rutin. Padahal salah satu anggota kelompoknya adalah kader yang sangat aktif melakukan pendampingan di kelompok lain, tapi untuk kelompoknya sendiri mengalami kelesuan yang belum bisa teratasi. Hingga akhirnya dalam pertemuan kelompok dibahas cara mencari jalan keluar agar kelompok Srikandi ini bisa kembali aktif dan semangat lagi. Dan bagai gayung bersambut, dengan adanya kesempatan merintis usaha kelompok menjadi salah satu jalan keluar untuk mengatasi kelesuan kelompok Srikandi.
Seiring berjalannya waktu perubahan pun mulai dirasakan. Sejak menjalankan usaha kelompok penggemukan kambing, anggota kelompok Srikandi mulai menemukan semangatnya kembali. Anggota kelompok bertambah, pertemuan kelompok mulai rutin dilaksanakan, serta usaha
La
La
po
ran
Akh
ir 2
01
4
20
kelompok juga semakin berkembang. Pada bulan November 2014 lalu, kelompok Srikandi sudah melaksanakan angsuran pinjamannya yang pertama sekaligus bagi hasil keuntungan atas usaha kelompok yang mereka jalankan. Walau belum banyak keuntungan yang dibagikan ke anggota, tapi senyum bahagia dan puas atas hasil usaha yang dijalankan membuat anggota kelompok Srikandi semakin bertambah semangat.
Usaha Kelompok Srikandi
Usaha Kelompok Melati
Usaha Kelompok Guyup Rukun
Usaha Kelompok Teratai
La
La
po
ran
Akh
ir 2
01
4
21
D. Pendidikan Sepanjang Hayat
Aktivitas pendidikan merupakan instrumen lain untuk memperkuat komunitas dan organisasi Pekka. Kenyataan yang menunjukkan bahwa lebih dari 50% komunitas Pekka buta huruf maka, kegiatan keaksaraan atau baca tulis sangatlah dibutuhkan. Ada 131 kelas keaksaraan Pekka yang dijalankan selama tahun 2014 dengan jumlah peserta sebanyak 1,862 orang. Kelas-kelas ini di jalankan oleh 154 orang tutor yang berasal dari komunitas Pekka sendiri. Kegiatan ini telah berjalan secara berkesinambungan sejak PEKKA dimulai, meskipun dengan dinamika dan seikutsertaan anggotanya yang sangat dinamis. Melalui aktivitas keaksaraan ini cukup banyak anggota Pekka yang berkembang pesat kepemimpinan dan kepercayaan dirinya dalam masyarakat. Anggota Pekka yang bisa membaca dan menulis telah ikut membantu anggota lain dan masyarakat lainnya yang masih buta huruf. Selain keaksaraan, kegiatan pendidikan Pekka lainnya adalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), yang memberikan manfaat pada anak-anak keluarga miskin baik yang berasal dari komunitas Pekka maupun keluarga miskin lainnya. Ada 44 kelas PAUD yang berkembang dengan total murid mencapai 1,320 anak usia dini, dengan jumlah tutor 108 orang. Kegiatan PAUD sebetulnya juga menjadi arena pembelajaran dan pengembangan kapasitas pemimpin Pekka. Dengan menjadi tutor PAUD kader-kader Pekka menjadi lebih percaya diri dan meningkat kemampuan komunikasinya. Selain itu mereka juga mendapatkan kepercayaan dari masyarakat yang menyekolahkan anak-anaknya di PAUD Pekka.
La
La
po
ran
Akh
ir 2
01
4
22
Tabel 7. Kegiatan Pendidikan Sepanjang Hayat tahun 2014
No Wilayah
Kegiatan
Pendidikan Anak Usia Dini Keaksaraan
Latih Tutor
Jumlah PAUD
Jumlah Tutor
Jumlah Murid
Jumlah Tutor
Jumlah Kelas
Jumlah Tutor
Jumlah Murid
1 Aceh 7 3 12 333 198 2 - -
2 Sumatra Utara 7 5 11 191 - 5 3 54
3 Sumatra Barat - - - - - 2 12 130
4 Sumatera Selatan - 62 1 25 30
5 Jawa Barat 6 20 59 322 -
6 Banten - 3 7 90 - 4 7 100
7 DKI Jakarta
8 Jawa Tengah 5 3 345
9 Yogyakarta - 7 2 3 14
10 Jawa Timur 10 15 8 8 152
11 Kalimantan Barat - 14
12 Kalimantan Selatan - - 1 16 46
13 Bali - -
14 Nusa Tenggara Barat - - 26 24 555
15 Nusa Tenggara Timur 72 45 730
16 Sulawesi Tenggara - 7 13 19 - 6 7 24
17 Sulawesi Utara - 1 3 20
18 Sulawesi Selatan - - 2 4 13
19 Maluku Utara
TOTAL 30 44 108 1,320 282 131 154 1,862
Cerita Inspiratif Kelompok Kebun Surga, Kabupaten Bangkalan
Oleh Ima Pendamping Pekka Jawa Timur
Kegiatan kelompok Pekka di Bangkalan Madura yang merupakan salah satu wilayah pengembangan Pekka sudah berjalan dengan baik termasuk Itsbat Nikah, Akta Lahir, Posyandu Lansia, Senam Lansia, Belajar Baca Tulis, dan Simpan Pinjam, meskipun pada awalnya kegiatan Pekka di wilayah ini menghadapi banyak hambatan. Salah satu kelompok Pekka yaitu “kelompok kebun surga” mengembangkan kegiatan belajar keaksaraan fungsional. Kelompok ini berdiri tanggal 11 Januari 2014, di Desa Rong Durin, Kec.Tanah Merah, Kab.Bangkalan, diketuai oleh ibu Masturah, bendahara Musayaroh, sekertaris Horiyah. Kelompok ini sangat aktif, dan memiliki semangat untuk berkelompok yang sangat luar biasa. Meskipun kelompok ini tergolong kelompok yang masih muda, tapi semangat mereka tidak kalah dengan kelompok yang sudah lama. Pada pertemuan kelompok yang beranggotakan 38 orang ini, dilakukan berbagai aktivitas seperti simpan pinjam, penyampaian materi kesehatan dan hukum, senam lansia, pembuatan pupuk organik, dan belajar baca tulis. Dari 38 anggota ada 15 anggota yang belajar baca tulis yaitu yang buta huruf murni 10 orang, dan yang buta huruf kembali 5 orang. Salah seorang peserta buta
La
La
po
ran
Akh
ir 2
01
4
23
huruf murni, adalah ibu Marsiyah perempuan kepala keluarga yang ditinggal suaminya meninggal sejak 5 tahun yang lalu. Ibu Marsiyah memiliki 4 orang anak, terdiri dari 3 laki-laki dan 1 perempuan, dan anak yang terkecil masih duduk di kelas 1 SMP. Sehari-hari Ibu Marsiyah bekerja sebagai buruh Tani, karena meskipun mempunyai sawah 2 petak, Ibu Marsiyah tidak bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka dari sawah yang hanya di tanami padi sekali dalam setahun. Selain padi, sawah tersebut juga ditanami jagung atau kacang, akan tetapi ketika panen, biasanya harga jagung dan kacang sangat murah. Sebagai akibatnya bu Marsiyah harus mencari kerja tambahan sebagai buruh tani agar dapat memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Bu Marsiyah bergabung di Pekka sejak awal terbentuknya kelompok kebun surga. Awalnya beliau masih takut untuk ikut berkelompok. Namun rasa penasaran beliau tentang kegiatan ini menjadi motivasinya untuk selalu hadir di setiap pertemuan, dan jika tidak bisa hadir bu Marsiyah selalu memberikan informasi. Secara perlahan bu Marsiyah mulai semakin tertarik dengan kegiatan Pekka khususnya keaksaraan fungsional. Semenjak mengikuti kegiatan Keaksaraan Fungsional bu Marsiyah sudah mulai bisa menuliskan namanya. Meskipun masih Terbata-bata dalam membaca, semangat bu Marsiyah sangat tinggi. Beliau berlatih membaca dari tulisan yang ada di kertas pembungkus makanan sehingga sekarang beliau mulai lancar membaca. Ibu Marsiyah sangat bahagia karena selain sudah mulai lancar membaca, beliau juga sudah bisa berbahasa Indonesia. Ketika belum bergabung dengan Pekka, bu Marsiyah hanya bicara menggunakan bahasa Madura.
La
La
po
ran
Akh
ir 2
01
4
24
E. Pendidikan Politik
Tahun 2014 sangat kritikal bagi bangsa Indonesia karena pada tahun ini dilaksanakan pemilihan umum untuk menentukan anggota perwakilan rakyat di DPR dan pemilihan Presiden dan Wakil Presiden yang semuanya secara langsung menjadi hak masyarakat. Mengingat beberapa kader Pekka di wilayah masuk kedalam bursa pemilihan calon anggota legislatif di wilayahnya masing-masing, maka titik berat Pendidikan Politik yang dilakukan PEKKA pada tahun 2014 adalah mempersiapkan calon anggota legislatif dari kader Pekka dan kader perempuan di desa, dan penyuluhan bagi komunitas Pekka sebagai pemilih. Persiapan kader Pekka untuk mengikuti pemilihan anggota legislatif di wilayahnya dilakukan melalui sebuah pelatihan pembekalan calon anggota legislatif. Pelatihan dilakukan PEKKA bekerjasama dengan The Asia Foundation (TAF) dan Puskapol Universitas Indonesia. Ada 24 kader Pekka yang menjadi Calon anggota legislatif 2014 yang dilatih bersama kader lainnya. Mereka berasal dari 10 Provinsi dan bergabung dengan 10 partai politik yang berbeda. Meskipun pada akhirnya tidak satu pun dari mereka yang terpilih, namun proses pembelajaran dan pengembangan kapasitas yang mereka terima sangat berguna bagi kepemimpinan mereka selanjutnya. Sistem politik yang saat ini masih sangat bergantung pada pendanaan yang besar, memang merupakan tantangan serius bagi partisipasi politik perempuan khususnya perempuan dari kelompok strata terendah seperti perempuan kepala keluarga. Tabel berikut ini dapat memberikan kader perempuan yang sempat menjadi calon anggota legislatif di daerahnya masing-masing.
La
La
po
ran
Akh
ir 2
01
4
25
Tabel 8. Kader Pekka yang Menjadi Calon Anggota Legislatif 2014
No Nama Umur (thn)
Dapil Partai
Aceh
1 Cut Meurah Intan 42 ABDYA PAN
2 Haswadana 42 Bireun Partai Aceh (PA)
3 Rohana 42 Aceh Timur DEMOKRAT
4 Rosnilawati 42 Aceh Timur DEMOKRAT
5 Ana Mulidar 23 ABDYA DEMOKRAT
Sumatera Utara
6 Rubiati 38 Asahan PPP
7 Lolom. S.Pd 39 Asahan NASDEM
Sumatera Barat
8 Hidayati 46 Sijunjung GOLKAR
9 Zulfadesmita 42 Sijunjung PAN
10 Fitrizal Desfita 35 Sijunjung PKS
11 Indra Yeni
Banten
12 Hayati Pandeglang PKS
Kalimantan Barat
13 Kamariah 44 Kubu Raya GOLKAR
Kalimantan Selatan
14 Ida Laila Fitri Yanti Hulu Sungai Utara PDIP
Nusa Tenggara Timur
15 Maria Sabu Wara 50 Flores Timur PKPI
16 Bertha Nugi Keran 41 Flores Timur NASDEM
17 Petronela Peni 46 Flores Timur PKB
18 Apriani Ina Ese Doni 36 Flores Timur HANURA
Sulawesi Tenggara
19 Ma Ode Mulia Buton DEMOKRAT
Sulawesi Utara
20 Agustince Rasubala 59 Bolaang Mongondow GOLKAR
21 Dorkas Anaada 54 Bolaang Mongondow HANURA
Maluku Utara
22 Fahria Badarudin 33 Halmaherah Utara GERINDRA
23 Suryani M.Saleh 47 Halmaherah Utara GOLKAR
24 Sariba Nyong 45 Halmaherah Utara PDIP
F. Pemberdayaan Hukum
Pemberdayaan hukum merupakan salah satu program yang juga efektif untuk penguatan organisasi serikat Pekka. Selain memberikan manfaat penyelesaian persoalan hukum keluarga yang dihadapi komunitas Pekka, pelaksanaan program ini menjadi arena bagi kader-kader Pekka mengembangkan kapasitasnya sebagai paralegal yang mampu membantu masyarakat luas mendapatkan layanan hukum. Fokus utama pemberdayaan hukum Pekka adalah mengakses layanan terpadu untuk dokumen kependudukan termasuk akte nikah, akte cerai dan akte
La
La
po
ran
Akh
ir 2
01
4
26
kelahiran anak. Selain itu melalui program ini juga difasilitasi penyelesaian persoalan hukum pidana termasuk kekerasan dalam rumah tangga, perdagangan manusia dan persoalan kriminal lainnya. Dalam kurun tiga tahun terakhir, paling tidak 63,563 kasus identitas hukum keluarga dan kependudukan telah diakses komunitas Pekka dan masyarakat lainnya dengan bantuan kader hukum atau paralegal Pekka. Akte kelahiran anak masih mendominasi mencapai 68% dan menyusul akte perkawinan mencapai 14%. Tabel di bawah ini memperlihatkan kecenderungan meningkatnya akses identitas hukum yang dapat diselesaikan oleh mereka.
Tabel 9. Akses Identitas Hukum Keluarga dan Kependudukan yang Difasilitasi oleh Paralegal Pekka
Wilayah Akte Lahir Akte Nikah Akte Cerai Kartu Keluarga Kartu Tanda Penduduk
‘12 ‘13 ‘14 ‘12 ‘13 ‘14 ‘12 ‘13 ‘14 ‘12 ‘13 ‘14 ‘12 ‘13 ‘14
Aceh 0 741 362 0 0 18 0 44 44 0 0 146 0 0 72
Sumatra Utara
0 2,533 1177 0 50 266 0 2 2 0 675 227 0 50 251
Sumatra Barat
0 1,235 737 0 70 289 0 9 9 0 126 302 0 61 81
Sumatera Selatan
0 628 353 0 97 0 0 4 4 0 102 249 0 102 14
Jawa Barat 23 933 1781 706 862 470 41 82 82 29 144 303 478 38 231
Banten 925 1200 169 1 104 138 2 2 2 2 2 0
DKI Jakarta 0 0 0 0 0 0 0 0 - 0 0 0 0 0 0
Jawa Tengah
0 527 582 0 0 3 0 14 14 0 62 212 0 48 130
Yogyakarta 0 107 22 0 0 0 0 0 - 0 0 5 0 0 10
Jawa Timur 78 180 28 0 56 72 0 1 1 0 0 2 0 0 10
Kalimantan Barat
6 155 107 0 0 35 5 9 9 4 5 218 8 18 5
Kalimantan Selatan
0 450 423 0 17 33 0 3 3 0 0 46 0 0 21
Bali 0 0 0 0 0 2 0 0 - 0 0 0 0 0 19
Nusa Tenggara Barat
0 964 1985 63 435 2127 7 44 44 0 480 1462 0 480 756
Nusa Tenggara Timur
0 422 884 0 4 60 0 0 - 0 7 93 0 6 114
Sulawesi Tenggara
1 731 360 0 20 2 1 2 2 0 232 215 0 26 43
Sulawesi Utara
675 469 165 0 862 112 10 1 1 331 0 116 163 0 72
Sulawesi Selatan
0 124 471 0 173 773 0 22 22 0 107 278 0 44 63
Maluku Utara
1416 19174 1350 0 1016 0 0 55 55 0 250 56 0 420 37
Total 2046 30533 10956 848 3767 4400 64 294 294 364 2192 3932 649 1295 1929
La
La
po
ran
Akh
ir 2
01
4
27
G. Pengembangan Kelembagaan
Untuk mendukung aktivitas dan kiprah serikat Pekka dalam masyarakat maka dikembangkan kelembagaan yang berada di bawah kontrol Serikat Pekka dan dikembangkan oleh kader-kader yang terlatih. Ada tiga kelembagaan yang berbasis di Serikat Pekka yang telah dikembangkan selama ini yaitu Lembaga Keuangan Berbasis Komunitas (LKMSISKOM PEKKA), Pusat Kegiatan Pekka (CENTER PEKKA) dan Klinik Konsultasi Hukum Bergerak (KLIK-PEKKA). LKMSISKOM
LKMSISKOM Merupakan lembaga keuangan pengembangan dari kegiatan simpan pinjam yang dilakukan sejak komunitas Pekka mulai mengorganisir diri. LKMSISKOM umumnya berbadan hukum Koperasi meskipun hingga saat ini belum semua memiliki badan hukum tersebut. Hingga saat ini telah terbentuk 50 LKMSISKOM dan 4 embrionya di 19 Provinsi wilayah Pekka dengan total aset sekitar 16 Miliar rupiah yang 25% berasal dari simpanan anggota dan perputaran pinjaman hingga 40 Miliar. Detail informasi LKMSISKOM dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 10. Perkembangan Asset LKMSISKOM Pekka per Desember 2014
No NAMA LKM SIMPANAN UEP PERPUTARAN
PINJAMAN
A ACEH 1 Pekka Mandiri 33,389,000 322,631,500 710,767,000
2 Mawar Delima 50,142,000 668,877,500 805,544,000
3 Khairatunnisa 267,958,100 255,925,000 1,853,756,000
4 Udeep Beusaree 24,754,000 407,958,350 1,432,737,000
5 Maju Bersama 62,547,000 590,733,000 698,949,000
6 Idi Rayeuk 31,748,000 378,291,000 560,492,000
7 Aceh Jaya 38,193,500 91,000,000 549,489,000
8 Malahayati 12,119,000 212,130,000 151,700,000
9 Aceh Singkil - - -
10 Darul Makmur Nagan Raya 130,095,000
520,850,600 3,057,641,350 6,763,434,000
B SUMUT 10 Permata 23,224,000 160,385,000 190,520,000
11 Tapak Perempuan Pesisir 47,385,000 623,750,000 385,600,000
12 Perkomi - -
13 Adil Makmur - -
70,609,000 784,135,000 576,120,000
C SUMBAR 14 Rumah Nan Gadang 17,359,000 377,400,000 325,800,000
17,359,000 377,400,000 325,800,000
D SUMSEL 15 Maju Besamo 152,484,500 333,000,000 1,186,877,000
16 Jama Jama Bangie 28,038,000 83,000,000 137,864,000
17 Sejahtera 26,540,000 282,800,000 228,300,000
207,062,500 698,800,000 1,553,041,000
E BANTEN 18 Doa Bunda 90,934,900 243,600,000 570,580,400
19 Badak Kulon 36,277,100 197,500,000 300,000
441,100,000 570,880,400
La
La
po
ran
Akh
ir 2
01
4
28
No NAMA LKM SIMPANAN UEP PERPUTARAN
PINJAMAN
127,212,000
F JAKARTA 1 DKI JAKARTA 50,020,500 - 32,791,000
50,020,500 - 32,791,000
G JAWA BARAT 20 PEKKA Sartika 84,213,750 196,550,000 1,205,006,000
21 Sri Rejeki 23,206,200 334,130,000 422,610,000
22 Kencana 111,887,200 145,550,000 1,444,490,500
23 Harapan Perempuan 18,319,000 250,315,440 176,510,500
237,626,150 926,545,440 3,248,617,000
H JAWA TENGAH 24 Wanita Mandiri 51,034,000 96,624,000 503,154,500
25 Perempuan Mandiri 85,666,900 97,577,000 1,324,625,000
26 Karya Annisa 164,419,500 155,588,926 2,356,294,500
301,120,400 349,789,926 4,184,074,000
I YOGYAKARTA 27 PERTIWI 48,766,079 314,750,000 378,515,000
28 Permata - - -
48,766,079 314,750,000 378,515,000
J JATIM 29 Marlena 24,812,000 214,700,000 223,816,800
24,812,000 214,700,000 223,816,800
K KALBAR 30 Sejahtera 67,614,900 23,395,000 291,915,000
31 Mandiri 82,244,800 157,015,700 644,384,600
32 Mitra Usaha 84.903.900 102,453,250
33 KSU Wanita Pekka Noor 181,138,600 114,217,712 1,489,416,375
34 Usaha Bersama 22,108,090 -
438.010.290 294,628,412 2,528,169,225
L KALSEL 35 Banjar Harapan 67,152,000 582,760,000 469,670,000
36 Saraba Kawa - - -
67,152,000 582,760,000 469,670,000
M BALI
2 Bali 9,995,500 - -
9,995,500 - -
N NTB 37 PEKKA Bersatu 80,148,600 305,113,200 1,261,623,447
38 Nurfalah PEKKA 157,590,100 351,721,863 1,540,875,000
39 Ahlam PEKKA 53,091,900 253,844,840 946,050,000
290,830,600 910,679,903 3,748,548,447
O NTT 40 PEKKA Lodan Do'e 970,563,090 545,080,800 5,122,859,500
41 Seni Tawa 790,525,000 530,715,000 4,844,578,000
42 UIN EHA (Larantuka) 65,310,000 554,800,000 616,965,000
43 LKM Demon Pagong 18,553,000 24,000,000 192,350,000
2 LKM Limu Tapo - Tite Hena - 152,000,000 -
44 Keru Baki 38,819,000 - 124,440,000
1,883,770,090 1,806,595,800 10,901,192,500
P SULTRA
45 Sama Jaya 102,531,499 150,218,960 2,068,985,000
La
La
po
ran
Akh
ir 2
01
4
29
No NAMA LKM SIMPANAN UEP PERPUTARAN
PINJAMAN
46 Nolagi Jaya 41,719,500 229,532,000 414,836,500 47 Tunas Harapan 123,803,125 310,840,500 1,860,265,000
3 Batalawasitua 16,490,000 - 80,500,000
4 Bau-bau 1,228,000 - 1,000,000
5 Muna 19,856,000 - 21,540,000
305,628,124 690,591,460 4,447,126,500
Q SULSEL 48 Tommasseddi 21,652,500 70,500,000 32,315,000
21,652,500 70,500,000 32,315,000
R SULUT 49 Nyiur Melambai 30,719,000 504,700,000 184,500,000
30,719,000 504,700,000 184,500,000
S MALUKU 50 Mia Loha 27,461,000 193,880,471 84,810,000
27,461,000 193,880,471 84,810,000
4,670,661,833 12,219,197,762 40,253,420,872
Keterangan : o Warna Hijau : Akan dibentuk LKM o Warna kuning : LKM sudah mati dan masih ada UEP LKM di anggota
CENTER PEKKA
Center PKKA adalah pusat kegiatan ini selain menjadi ruang dan arena bagi Serikat Pekka mengorganisir kegiatan sehari-hari juga menjadi rumah singgah, rumah aman dan rumah kreasi bagi komunitas Pekka dan juga komunitas perempuan miskin lainnya. Pembangunan fisik Center didanai dari berbagai sumber termasuk dana hibah program, keuntungan kegiatan simpan pinjam, iuran anggota, sumbangan dari pemerintah dan pihak - pihak lain yang sifatnya tidak mengikat. Hingga akhir tahun 2014 telah berkembang 34 Center Utama dan 18 Center Pendukung yang tersebar di wilayah Pekka. Selain Center utama dan pendukung yang dikelola secara penuh oleh komunitas Pekka, terdapat juga puluhan Center - Center lainnya yang umumnya bersifat temporer dan berukuran kecil, guna memfasilitasi kebutuhan ruang di tingkat dusun dan desa.
Tabel 11. Center Pekka tahun 2014
No Lokasi Alamat/Desa Jenis
Center Tahun Berdiri
JAWA BARAT
1 Cianjur Sukanagalih Utama 2010
2 Sukabumi Desa pamuruyan Utama 2012
3 Karawang Desa Kalibuaya Utama 2010
4 Subang Desa surp Utama 2008
JAWA TENGAH
5 Brebes Jl.Raksa RT 05 RW 03 Blok Dahlia Kec.Larangan Kab.Brebes -Jateng 52262
Utama 2008
La
La
po
ran
Akh
ir 2
01
4
30
No Lokasi Alamat/Desa Jenis
Center Tahun Berdiri
6 Batang Desa Tulis RT 15 RW 04 Kec.Tulis Kab.Batang -Jateng 51261
Utama 2010
7 Pemalang Jl.Lingkar Utara RT 06 RW 12 Kec.Petarukan Kab.Pemalang -Jateng
Utama 2010
NUSA TENGGARA BARAT
8 Lingsar Desa Karang Bayan Utama 2010
9 Gerung Desa Suka Makmur, Dsn Ketejer Utama 2011
10 Jonggat Desa Gemel Utama 2011
SULAWESI TENGGARA
11 Button Kel. Lakambau, Kec. Batauga, Button Selatan ( Center pekka Kambalagi)
Utama 2011
12 Kel. Wolowa, Kec. Wolowa ( center pekka cempaka ) Utama
2006
13 Kel. Bungi, Kec. Mawasangka Timur , button Tengah (Center Manuru )
Utama 2004
14 Desa Kaumbu, Kec. Wolowa Pendukung 15 Desa Matawia,Kec. wolowa Pendukung 16 Desa Kancinaa, Kec Pasar wajo Pendukung 17 Desa Winning, kec. Pasar wajo Pendukung 18 Muna Desa. Lahontohe, kec. Tongkuno Pendukung NUSA TENGGARA TIMUR
19 Kelubagolit Desa Hinga, Kelubagolit Utama 2008
20 Desa Hinga, Kelubagolit Pendukung 21 Desa Horinara, Kelubagolit Pendukung 22 Desa Sukutokan, Kelubagolit Pendukung 23 Desa Kelu, kelubagolit Pendukung 2003
24 Desa Redontena, kelubagolit Pendukung 2014
25 DesaPepakgeka, kelubagolit Pendukung 27 Desa Adobala Pendukung 2004
28 Adonara Desa Nisa Nulan. Center “Aba Tawan” Utama 29 Ile Boleng Desa Riawale Utama 30 Desa Dua Blolon Pendukung 31 Titehena MALUKU UTARA
32 Kao Desa Gol-gol Pendukung 33 Desa Ngofagita Utama KALIMANTAN BARAT
34 Kubu Raya Kec. Rasau, Desa Rasau jaya umum Utama 2010
35 Kec. Sungai Raya, desa sungai ambangah Utama 2010
36 Pontianak Kel. Parit Mayor, kec. Pontianak Timur Utama 2010
ACEH
37 Aceh Besar Desa Seumereung Utama 2011
38 Pidie Desa Jiem Utama 2010
39 Bireun Desa Teupin Kupula Utama 2009
La
La
po
ran
Akh
ir 2
01
4
31
No Lokasi Alamat/Desa Jenis
Center Tahun Berdiri
40 Kuala batee Desa Alue Padee Utama 2010
41 A. Timur Desa Kp Blang Utama 2010
42 Aceh selatan Desa Tutong Utama 2010
43 Aceh Barat Daya Desa Gunung Cut Utama 2009
44 Desa Padangkawa Pendukung 2003
45 Desa Blangpadang Pendukung 2003
46 Aceh Jaya Desa Lhok Geulumpang Utama 2009
47 A. Singkil Desa Tanah Bara Utama 2010
48 SULUT, Bolaang Mongondow
Desa Montabang, Kec. Lolak Utama 2014
49 SULSEL, Bone Desa Cellu, Kec. Tenete Riatang Timur Utama 2014
50 BANTEN, Tangerang Desa Kemiri, Kemiri Utama 2014
51 Tanggerang Desa Lontar, Kec Kemiri Pendukung
52 SUMSEL, Ogan Komering Ilir
Sirah Pulau. Padang Utama 2014
La
La
po
ran
Akh
ir 2
01
4
32
KLIK-PEKKA
Pengembangan KLIK merupakan upaya untuk melembagakan kesadaran masyarakat untuk menggunakan hukum dalam penyelesaian berbagai persoalannya. Melalui KLIK juga masyarakat diharapkan mendapatkan informasi hak mereka sebagai warga negara. Bagi PEKKA sendiri keberadaan KLIK menjadi salah satu ujud pendekatan hak dalam bekerja. KLIK dilakukan secara berkala dan bergerak dari satu desa ke desa lainnya. Paralegal Pekka dengan dukungan pengacara dari lembaga bantuan hukum setempat memberikan layanan sekitar 4 jam setiap operasional KLIK. Sejak dimulai di semester 2 tahun 2014, telah diselenggarakan KLIK PEKKA di 5 wilayah Pekka menjangkau 18 desa dan telah melayani lebih dari 3000 anggota masyarakat berkonsultasi berbagai aspek persoalan hukum keluarga, kependudukan, pidana dan perdata lainnya.
Tabel 12. Penyelenggaraan KLIK PEKKA tahun 2014
Wilayah Lokasi Klik (Desa) Kasus Identitas Hukum Kasus Lainnya
Lk Prp Pekka Ttl Lk Prp Pekka Ttl
Sumatera Utara Bagan Asahan Pekan
2 11 24 37 - - - -
Air Joman - 22 - 22 - 10 - 10
Jawa Barat Sukanagalih 22
Ciwalen 9
Ciherang 1 9 - 10 2 3 - 5
Sukaresmi 1 12 - 13 2 9 - 11
Ciharashas 9 45 - 54 - 3 - 3
Cibodas 35 219 - 254 - - 1 1
Jawa Tengah Kubang Sari 22 67 143 232 1 6 2 9
Larangan 16 28 3 47 2 9 3 14
Kalimantan Barat
Sungai Kakap 13 15 36 64 2 2 16 20
Rasau Jaya Umum
2 27 8 37 - 3 2 5
Pematang Tujuh 1 - 3 4 - - - -
Kalimas 3 19 3 25 4 3 9 16
Kapur - 24 6 30 - 3 6 9
Nusa Tenggara Barat
Sukamakmur 34 - 76 110 19 - - 19
La
La
po
ran
Akh
ir 2
01
4
33
Wilayah Lokasi Klik (Desa) Kasus Identitas Hukum Kasus Lainnya
Lk Prp Pekka Ttl Lk Prp Pekka Ttl
Karang Bayan 82 99 10 191 - - - -
Nusa Tenggara Timur
NTT 50 - - - 7
Helanglangowuyo 26 38 - 64 6 - - 6
Boleng 32 82 - 114 - - - -
Pepakgeka 168 232 - 400 10 2 - 12
Sagu 176 124 100 400 - - - -
Sulawesi Selatan
Lonrae 6 110 - 116 - - - -
Waetuo 3 46 - 49 - - - -
Bajoe 4 197 137 338 - - - -
Kading 82 50 11 1431 - - - -
Total 718 1,476 560 2,835 48 53 39 147
Ketegaran Rukaya – Seorang Paralegal Pekka
Oleh Dewi Sitanggang – Pendamping Sulawesi Selatan
Rukaya adalah seorang perempuan kepala keluarga yang lahir di Kabupaten Bone Provinsi Sulawesi Selatan 46 tahun yang lalu. Kehidupan rutinnya sama dengan perempuan lain yaitu mengurus rumah, memasak mencuci baju dan menjaga cucu. Dia juga melakoni usaha berdagang pakaian kredit untuk mendapatkan penghasilan tambahan. Rukayah selalu bangun lebih awal untuk mencuci diiringi memasak untuk suami, setelah itu memandikan dua orang cucu kesayangannya, dilanjutkan membersihkan rumah dari dapur hingga ke teras rumah. Ketika matahari
sudah di atas kepala Rukaya pun bergegas untuk menjajakan pakaian dagangannya dengan sistem kredit kepada masyarakat yang berada di sekitar lingkungan rumahnya. Rukayah adalah istri dari seorang nelayan yang hanya kembali ke rumah setelah seminggu melaut. Dari pernikahan mereka dikaruniai satu orang anak yang kini telah menikah dan memberinya dua orang cucu. Pada tahun 2002 suami yang sangat Rukaya sayang dan cintai diam-diam menyukai perempuan lain dan berniat untuk menikahinya. Meskipun ada rasa sakit hati yang sangat dalam Rukaya menandatangani surat pernyataan mengizinkan suaminya untuk menikah lagi dengan perempuan lain. Hari berganti Minggu dan Minggu berganti bulan hingga bertahun-tahun Rukaya menahan rasa malu dengan omongan masyarakat tentang dirinya dan keluarganya. Rukaya ingin mengajukan permohonan gugat cerai tetapi hingga kini tidak bisa karena laki-laki yang hanya lulus Sekolah Dasar tersebut tidak setuju dan tidak ada tetangga maupun sanak saudara yang mau menjadi saksi.
La
La
po
ran
Akh
ir 2
01
4
34
Rukaya yang memiliki pendidikan terakhir Sekolah Menengah Pertama (SMP) menjadi salah satu paralegal Pekka yang potensial. Pada tanggal 28 Oktober 2014 dilaksanakan kegiatan Klinik Bantuan Hukum Pekka disingkat Klik-Pekka di lingkungan suku Bajo, kelurahan Bajoe, Kecamatan Taneteriattang Timur. Tiga hari sebelum acara digelar, paralegal Pekka yang dibantu beberapa orang kader melakukan kunjungan dari rumah ke rumah masyarakat calon klien. Pada hari yang telah ditentukan, KLIK digelar di kolong rumah panggung yang telah disusun rapi kursi dan meja serta buku-buku dan poster terkait dengan program hukum pekka. Empat belas orang paralegal Pekka sudah siap di tempatnya masing-masing sejak jam delapan pagi. Satu persatu klien datang untuk mengadukan masalah hukumnya. Dari semua klien yang datang ada satu yang sangat disoroti oleh paralegal yaitu seorang perempuan dengan kalung dan gelang emas di tangannya, yang ternyata adalah istri kedua dari suami Rukaya. Perempuan ini mendatangi KLIK PEKKA karena ingin mengonsultasikan persoalan pembuatan akta kelahiran kedua orang anaknya. Kebetulan Rukaya lah yang bertugas di meja layanan identitas hukum yang akan menjawab dan membantu mengurus akte lahir. Rukaya menerima dan melayani perempuan tersebut dengan senyum manis dan ramah. Karena akte lahir yang ingin dibuatkan adalah untuk anak-anak dari pernikahan keduanya, maka akte tersebut hanya dapat dibuat atas nama ibunya saja. 2. Pengembangan dan Penguatan Kader & Pemimpin Perempuan
Kader dan pemimpin dari kalangan komunitas Pekka merupakan ujung tombak proses pemberdayaan Pekka secara keseluruhan. Kader-kader ini memiliki berbagai keahlian yang mereka kembangkan dari pelatihan-pelatihan yang diberikan. Berdasarkan kapasitas inilah kemudian mereka membagi tugas dan tanggungjawabnya. Ada kader yang bertugas mengurus organisasi terbawah Serikat yaitu kelompok-kelompok, ada yang bertugas menjadi paralegal, ada yang menjadi kader tematik khusus tertentu seperti Pendidikan, Politik dan Kesehatan. Selain itu sebagian kecil kader dapat bergerak horizontal menjadi kader masyarakat seperti Posyandu, PNPM, kader desa, dsb, serta menjadi pemimpin publik seperti kepala desa, ketua RT, RW. Secara keseluruhan terjadi peningkatan jumlah kader untuk tugas dan fungsi internal Pekka dibandingkan dengan tahun lalu. Namun demikian terjadi penurunan keterlibatan kader di masyarakat dan publik. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor termasuk faktor eksternal dari masyarakat sendiri.
Tabel 13. Perkembangan Kader dan Pemimpin Pekka 2014
Wilayah
Pengurus Organisasi
Kader Tematik Kader
Masyarakat Pemimpin Publik
2013 2014 2013 2014 2013 2014 2013 2014
Aceh 510 513 58 71 34 1 0 0
Sumatra Utara 144 222 70 51 25 0 3 0
Sumatra Barat 93 138 25 41 3 22 6 0
Sumatera Selatan 150 228 50 70 23 0 0 0
Jawa Barat 291 285 66 69 25 9 0 1
Banten 126 120 25 33 11 2 14 0
DKI Jakarta 45 48 5 0 3 0 0 0
La
La
po
ran
Akh
ir 2
01
4
35
Wilayah
Pengurus Organisasi
Kader Tematik Kader
Masyarakat Pemimpin Publik
2013 2014 2013 2014 2013 2014 2013 2014
Jawa Tengah 168 228 50 56 5 0 0 0
Yogyakarta 78 114 35 53 12 5 0 0
Jawa Timur 72 99 40 33 12 0 6 0
Kalimantan Barat 237 345 78 79 5 1 0 0
Kalimantan Selatan 126 195 13 24 44 1 5 0
Bali 21 42 5 13 2 0 0 0
Nusa Tenggara Barat 345 498 68 71 4 15 0 0
Nusa Tenggara Timur 276 369 78 77 35 34 0 0
Sulawesi Tenggara 207 216 70 32 16 0 0 0
Sulawesi Utara 102 129 39 47 33 22 9 3
Sulawesi Selatan 90 105 19 30 12 11 15 2
Maluku Utara 84 108 6 20 9 0 6 0
Total 3063 4002 792 870 315 123 63 6
MERAJUT ASA BERSAMA KADER PEKKA
Oleh Atikah S. Maritsa – Pendamping Pekka Kalsel
Pada periode April sampai Desember 2014 Serikat Pekka Kalimantan Selatan telah melakukan pengembangan wilayah yang cukup pesat, tercatat 34 kelompok baru yang terbentuk, sehingga jumlah kelompok Pekka sampai dengan Desember 2014 ada 60 kelompok dengan anggota sebanyak 1390 Pekka yang tersebar di Kecamatan Sungai Pandan, Kecamatan Amuntai Selatan, Kecamatan Amuntai Tengah, dan Kecamatan Haur Gading. Perkembangan wilayah Pekka yang cukup pesat ini tidak
terlepas dari peran 27 orang kader aktif yang telah melaksanakan kerja-kerja pengorganisasian dengan penuh semangat dan antusias. Kecamatan Haur Gading merupakan kecamatan yang paling tinggi tingkat pertumbuhan kelompok Pekka nya. Ada 5 orang kader CO baru yang mengembangkan wilayah Pekka di Kecamatan Haur Gading. Mereka bekerjasama membagi tugas pengembangan wilayah, sosialisasi PEKKA, secara aktif dan mandiri mendampingi kelompok-kelompok yang telah terbentuk memfasilitasi berbagai kegiatan
La
La
po
ran
Akh
ir 2
01
4
36
yang menarik dan mencerdaskan. Salah satu hal menarik adalah ketika mereka melakukan pengembangan wilayah di Kecamatan Haur Gading di Desa Tuhuran, sebuah desa yang terletak di ujung Kecamatan Haur Gading dengan akses jalan desa hanya berupa jalan setapak kecil dari tanah di pinggiran sungai. Pada saat sosialisasi PEKKA, selaku pendamping saya hanya datang di 10 menit sebelum berakhirnya sosialisasi dan pembentukan kelompok. Semua proses sosialisasi dan pembentukan kelompok dilakukan oleh 2 orang kader CO baru. Ada satu hal yang sangat menarik dari sosialisasi tersebut yaitu hampir seluruh perempuan yang ada di desa tersebut datang mengikuti kegiatan sosialisasi dan mereka ingin menjadi bagian dari kelompok Pekka. Sebagai akibatnya dibutuhkan 2 buah rumah untuk menampung banyaknya perempuan-perempuan yang datang. Pada hari itu akhirnya terbentuk 5 kelompok Pekka baru dengan total anggota sekitar 130 orang. Pada awalnya memang ada kekhawatiran kalau motivasi mereka ikut Pekka hanya ingin mendapatkan bantuan materi dari PEKKA. Namun setelah melakukan diskusi dengan aparat desa dan mengidentifikasi masalah-masalah anggota Pekka melalui pelatihan visi misi, dipahami bahwa Desa Tuhuran merupakan salah satu desa terpencil dan terbelakang di Kecamatan Haur Gading. Di wilayah ini tidak ada PAUD, akses PNPM, PKK, bahkan Posyandu pun mereka harus menumpang di desa tetangga. Hampir tidak ada tempat belajar untuk menimba ilmu/keterampilan dan berorganisasi bagi perempuan-perempuan di desa tersebut. Kondisi ini menjadi salah satu alasan mengapa mereka semangat untuk bergabung di kelompok Pekka. Sampai saat ini kader yang mendampingi di kelompok-kelompok desa Tuhuran telah mengembangkan cukup banyak kegiatan yang bervariasi, di antaranya pelatihan membuat tas/bakul dari purun karena sebagian besar perempuan adalah penganyam purun dan tidak bisa mengolah purun tersebut menjadi karya lain selain tikar. Kemudian ada pelatihan membuat kerupuk bawang, membuat bakso, penyuluhan reproduksi, sosialisasi BPJS kesehatan, penyuluhan PHBS, pengecekan tensi darah, sosialisasi pentingnya memiliki identitas diri, pelatihan visi misi dan motivasi berkelompok, pelatihan manajemen berkelompok, serta pelatihan pendidikan politik. Saya bangga dengan kerja-kerja pengorganisasian yang telah dilakukan kader, meskipun mereka baru belajar menjadi kader CO dan terkadang masih malu berbicara di depan umum namun mereka telah dengan semangat, aktif dan mandiri mendampingi ibu-ibu Pekka, membantu mengantarkan ibu-ibu pada ilmu, keterampilan, dan pengetahuan baru serta memotivasi mereka untuk bergerak mendapatkan hak-hak mereka.
Selain kader dan pemimpin yang telah disebutkan di atas, PEKKA juga secara intensif melatih dan mengembangkan paralegal sebagai ujung tombak pelaksanaan pemberdayaan hukum di lapangan. Paralegal memang sangat dibutuhkan di lapangan mengingat hampir tidak ada lembaga bantuan hukum dan pengacara yang dapat diakses oleh komunitas Pekka dan komunitas miskin lainnya untuk membantu mereka menjawab persoalan hukum yang dihadapi. Paralegal dilatih dari kader-kader Pekka yang memang berminta menjadi paralegal. Hingga akhir tahun 2014, ada 323 paralegal Pekka yang aktif bekerja di lapangan mendampingi masyarakat baik secara langsung maupun melalui KLIK PEKKA yang dikembangkan di berbagai wilayah. Tabel berikut ini memperlihatkan sebaran paralegal Pekka yang aktif.
La
La
po
ran
Akh
ir 2
01
4
37
Tabel 14. Paralegal Pekka yang Aktif di Masyarakat tahun 2014 Wilayah Org
Wilayah Org
Aceh 25 Kalimantan Barat 18
Sumatra Utara 25 Kalimantan Selatan 6
Sumatra Barat 18 Bali 0
Sumatera Selatan 9 Nusa Tenggara Barat 38
Jawa Barat 49 Nusa Tenggara Timur 24
Banten 15 Sulawesi Tenggara 17
DKI Jakarta 0 Sulawesi Utara 10 Jawa Tengah 37 Sulawesi Selatan 11 Yogyakarta 5 Maluku Utara 10 Jawa Timur 6
Total 323
“Pengalaman Roswita Dewi Membawa Perubahan Baru” Oleh Dian Pendamping Sumatera Barat
Namaku Roswita Dewi. Lahir di Muaro Takung 44 tahun yang lalu. Aku seorang ibu rumah tangga dengan tujuh orang anak. Kehidupanku sebelumnya biasa saja, seperti ibu rumah tangga umumnya yang terbiasa dengan mengurus rumah, memasak dan mengantar anak sekolah. Ya! Seperti pelayan bagi keluarga besarku dengan berbagai keterbatasanku. Suamiku, Sardinal bekerja sebagai pegawai satpam di salah satu perusahaan kelapa sawit tak jauh dari rumah. Kerja kerasnya untuk mencukupi kebutuhan keluarga, membuatku patut berbangga hati memiliki suami yang bertanggung jawab. Namun kini, kehidupanku terasa penuh tantangan. Rutinitasku memang tak tertinggalkan, tapi selalu ada hal baru yang kudapat tiap harinya. Aku yang sekarang sudah jauh berbeda. Tidak lagi menghabiskan waktu seharian penuh di rumah saja. Aku mulai bisa bersosialisasi dan dikenal oleh masyarakat. Itu semua berawal ketika aku bergabung dengan Pekka, sebuah organisasi bergerak di bidang pemberdayaan perempuan yang mulai hadir di nagariku Mei 2011 silam. Padahal awalnya aku sangat heran mengapa ada organisasi yang mau mengajak perempuan – perempuan seperti aku ini untuk berkelompok. Kala itu, aku bertanya dalam hati, apa sih maksud organisasi ini? Dan apa benar melalui Pekka ini bisa membuatku berubah? Sedangkan, dengan keterbatasan keterampilan dan pendidikan, aku sendiri sangsi dengan diriku. Dan ternyata, apa yang kusangsikan semuanya sirna. Aku merasa terlahir kembali. Perubahan demi perubahan positif semakin nyata terlihat dalam diriku. Dulu, aku begitu sangat malu dan tak percaya diri ketika berbicara di depan orang banyak. Tapi sekarang, rasa malu itu mulai sirna. Justru aku semakin bersemangat untuk terus berbuat dan bahkan membawa perubahan, tidak hanya pada diriku sendiri tapi untuk lingkunganku. Bergabung di Pekka, mampu membuka wawasanku, pandanganku, bahkan menurutku mampu membuka potensi yang ada dalam diriku. Pekka banyak memberikan pelajaran baru dan pengalaman yang berharga bagi anggotanya. Berbagai pelatihan peningkatan kemampuan kudapat dari Pekka. Dan hebatnya, ini sesuatu yang baru yang tak kudapat waktu di bangku sekolah dulu, seperti contohnya pelatihan hukum di tingkat kecamatan dan kabupaten.
La
La
po
ran
Akh
ir 2
01
4
38
Tiga tahun bergabung dengan Pekka, tepatnya pada tahun 2013, aku ditunjuk menjadi kader Hukum Serikat Pekka Sijunjung. Sudah pasti senang ditunjuk menjadi kader dengan berbagai tantangannya, tapi ini sekaligus juga menjadi beban. Menjadi beban ketika aku tidak bisa membagi waktuku antara keluarga dan Pekka. Tapi, aku tetap optimis karena semua permasalahan pasti ada jalan keluarnya. Menjadi kader hukum Pekka, awalnya aku membantu anggota dan masyarakat di nagariku untuk mengurus identitas hukum seperti akta kelahiran, akta nikah, KK, dan KTP. Kegiatan baruku ini pun mendapatkan dukungan dari keluarga, terutama suamiku tercinta. Dia rela mengurus anak dan rumah ketika aku harus pergi ke Muaro Sijunjung untuk mengantar berkas-berkas di Capil maupun Pengadilan Negeri. Berjalannya waktu, kemampuanku pun terus berkembang. Suatu ketika, di pagi yang cerah, tiba-tiba ada seorang ibu-ibu tetangga kampungku mendatangi rumahku. Dengan raut muka penuh harapan, perempuan paruh baya ini meminta bantuanku untuk membuatkan BPJS. “Waduh… berkas apa pula ini. Apa aku bisa membantu menguruskan BPJS. Di sini saja banyak yang tidak memiliki kartu Jamkesmas,” ucapku dalam hati. Tapi, karena tak ingin mengecewakan si ibu ini dan sekaligus tertantang untuk mengurus hal baru, maka aku menerima permintaannya dan mencoba untuk membantunya. Keesokan harinya aku pergi kantor BPJS di Muaro Sijunjung dengan minibus yang sering aku tumpangi. Dengan langkah sedikit berat dan takut, aku mendekati meja petugas untuk bertanya bagaimana cara membuat BPJS. Petugas BPJS pun tersenyum dan melayaniku dengan ramah. Dia menuliskan syarat-syarat pembuatan BPJS yang harus aku penuhi di secarik kertas. “Ini ibu syarat-syarat yang harus dipenuhi; KK dan KTP. Kemudian ibu mengisi blanko yang telah disediakan,” terangnya. Setelah mengisi blangko, aku harus membayarkan premi melalui ATM atau ke bank di mana pembayaran itu rutin tiap bulan. Biaya premi BPJS pun ada kelas-kelasnya. Kelas I dikenakan biaya 59.500, kelas II biaya 42.500, kelas III biaya 25.500. Sedangkan masyarakat yang saya bantu hampir semuanya memilih kelas III. Namun selama mengurus BPJS ini ada saja kendala yang aku hadapi. Karena tidak memiliki ATM, terpaksalah aku mengantri di bank untuk membayar premi BPJS. Padahal masih banyak dokumen masyarakat yang harus aku urus nantinya. Sampai dengan bulan Oktober, aku sudah bisa membantu membuatkan 32 BPJS, salah satunya untuk mertuaku. Pada bulan September lalu, mertuaku menjalani operasi mata katarak di Rumah Sakit Mauro Sijunjung. Umumnya operasi mata katarak memakan biaya yang cukup besar. Namun karena sudah memiliki kartu BPJS ini, mertuaku tidak dipungut biaya sepersen pun. Alangkah bahagianya aku.. Ternyata aku bisa mengabdi di masyarakat dan keluargaku sendiri.
H. Pengembangan Sistem Pengelolaan Data dan Informasi Berbasis Komunitas
Pada tahun 2014, PEKKA mengembangkan pendataan dengan menggunakan Quantum GIS (Geographical Information System) yang merupakan kelanjutan dari survei Sistem Pemantauan Kesejahteraan Berbasis Komunitas (SPKBK) tahap pertama yang dilakukan pada tahun 2012. Sebagai percontohan diambil 3 desa di 3 propinsi yaitu Desa Sukatani, Kabupaten Cianjur; Desa Karang Bayan, Kabupaten Lingsar; Desa Blang Geulumpang, Kabupaten Aceh Timur. Tujuan dari pendataan GIS adalah untuk memfasilitasi aparat dan masyarakat membuat data di tingkat desa khususnya data sosial dan spasial.
La
La
po
ran
Akh
ir 2
01
4
39
Dalam melaksanakan pendataan ini, PEKKA didampingi oleh staf INSIST yang berasal dari Jambi yang telah berpengalaman melakukan pendataan GIS di beberapa desa. GIS meliputi kegiatan mengunduh peta desa dari citra satelit, pendataan spasial dan sosial. Pendataan spasial merupakan aktivitas yang mencakup pendataan keluarga, plotting (penentuan titik) dengan GPS (Global Positioning System) untuk menentukan titik ordinat bangunan yang ada di desa seperti rumah, fasilitas umum, gedung pemerintahan, fasilitas ekonomi serta membuat foto bangunan dan sketsa wilayah. Sedangkan pendataan sosial adalah survei pada masyarakat dengan menggunakan kuesioner. PEKKA menggunakan data SPKBK untuk menentukan subyek pendataan, namun dipilih dan diprioritaskan merupakan anggota Serikat Pekka, keluarga
yang berstatus perempuan kepala keluarga (pekka), keluarga baru yang belum di data pada survei SPKBK tahap pertama. Kegiatan pendataan ini melibatkan aparat desa dan masyarakat setempat terutama anak-anak muda baik laki-laki maupun perempuan yang kebanyakan baru lulus SMA/SMK yang dibentuk dalam tim GIS . Dengan demikian proses pendataan menjadi lebih efektif karena tim ini mengetahui wilayah dengan
baik, dan aparat desa dapat mengelola data tersebut secara mandiri di kemudian harinya. Aparat desa mendukung dan sangat senang dengan proses penyusunan data desa menggunakan Q-GIS karena akan banyak manfaatnya dan dapat menggantikan sistem pencatatan data manual di mana aparat desa selalu menghitung secara manual ketika membuat laporan data desa atau
La
La
po
ran
Akh
ir 2
01
4
40
memenuhi permintaan pemerintah di atasnya. Selama ini mereka merasa terbatas kemampuan dan kapasitas nya dalam menggunakan komputer untuk pengelolaan data, meskipun di desa sebetulnya terdapat komputer. Menyadari hal ini PEKKA memutuskan untuk melatih staf desa dan anggota masyarakat lain yang menjadi lokasi survei SPKBK di Aceh dan NTB belajar mengolah data menggunakan program komputer “pivottable”. Pada umumnya peserta yang potensial adalah anak muda, lulusan SMA atau sedang kuliah, sementara Staf desa yang senior atau usia tua yang tidak terlalu paham dengan komputer kurang tertarik mempelajarinya.
Tabel 15. Desa Percontohan GIS
No Wilayah Nama Desa RT/Dusun Responden
Data Responden
keluarga
1 Jawa Barat Desa Sukatani, Kec. Pacet, Kab. Cianjur
45 RT 3.566 784
2 NTB Desa Karang Bayan, Kec. Lingsar, Kab Lombok Barat
5 Dusun 1.808 767
3 Aceh Desa Blang Geulumpang, Kec. Idi Rayeuk, Kab. Aceh Timur
4 Dusun 550 249
Tabel 16. Keterlibatan Aparat dan Masyarakat dalam Pendataan GIS
No Wilayah Tim GIS
Pendata Data entry
Sekwil Ketua RW/RT
Kades/ sekdes
Total
1 Jawa Barat 8 14 5 2 45 - 74
2 NTB 5 26 2 4 - - 42
3 Aceh 5 8 1 1 4 2 22
4 Jakarta 5 - 2 - - - 5
La
La
po
ran
Akh
ir 2
01
4
41
Gambar Contoh Hasil GIS Mapping Peta Desa Blang Geulumpang, Aceh
I. Pengembangan Forum Pemangku Kepentingan
Pengembangan forum pemangku kepentingan merupakan strategi advokasi Pekka terhadap berbagai aturan pemerintah yang mempengaruhi kehidupan komunitas Pekka secara umum. Forum pemangku kepentingan umumnya berbasis tematik sesuai dengan kepentingan advoaksi Pekka. Dalam tahun 2014, fokus forum pemangku kepentingan dalam aspek akses keadilan khususnya identitas hukum keluarga seperti akte kelahiran, surat nikah dan akte cerai. Dialog, kunjungan, seminar dan lokakarya merupakan kegiatan-kegiatan yang dipergunakan untuk membangun komunikasi intensif antara komunitas Pekka dengan pemangku kepentingan. Hal ini cukup efektif dalam memperkuat upaya advokasi Pekka berbasis data dan informasi yang dimiliki oleh Pekka. Seberapa jauh forum ini dapat dikembangkan tercermin dari data advokasi berbasis data berikut ini.
La
La
po
ran
Akh
ir 2
01
4
42
J. Advokasi Berbasis Data
Pada tahun 2012 PEKKA telah melakukan survei SPKBK (Sistem Pemantauan Kemiskinan Berbasis Komunitas). Hasil survei ini telah diterbitkan dalam dua buku narasi dan data yang telah pula diluncurkan pada tahun 2014 yang lalu. Data yang dikumpulkan dalam survei SPKB sangat berguna bagi komunitas Pekka melakukan berbagai upaya advokasi. Hampir di seluruh wilayah, komunitas Serikat Pekka secara aktif memanfaatkan data khususnya terkait dengan perlindungan sosial dan identitas untuk menyuarakan keprihatinan mereka akan persoalan di masyarakat. Berbagai instansi pemerintah termasuk pemerintah daerah dan aparat penegak hukum menjadi tempat mereka menyampaikan aspirasinya melalui dialog dan diskusi yang intensif. Meskipun sebagian besar aspirasi yang disampaikan tidak mendapatkan penyelesaian segera, upaya ini sangat positif bagi kedua belah pihak. Serikat Pekka mendapatkan informasi dan lebih memahami dinamika dalam pemerintahan, sedangkan pemerintah mendapatkan informasi dan data langsung dari lapangan. Tabel berikut ini dapat memberikan gambaran betapa intensifnya proses yang terjadi di lapangan.
Tabel 17. Kegiatan Advokasi Berbasis Data Komunitas Serikat Pekka tahun 2014
No Wilayah Kegiatan Pemangku Kepentingan Jml
1 Aceh Timur Semiloka di desa Pekka : Sosialisasi UU Desa dan hasil SPKBK
Kepala Desa (Kades), Sekretaris Desa (sekdes), tokoh masyarakat (tomas), kader Pekka
60
Aceh Barat Daya
Semiloka diikuti desa Pekka : Sosialisasi UU Desa dan hasil SPKBK
Kades, sekdes, tomas, kader Pekka
92
2 Sumut, Tanjung Balai
Kunjungan ke PA diskusi usulan itsbat nikah
PA, kader Pekka 5
3 Sumbar, Sijunjung
Audiensi Serikat Pekka dengan Bupati Bupati, kader dan anggota Pekka
20
Audiensi Serikat Pekka dengan Dinas Catatan Sipil (Capil)
Dinas Catatan Sipil, kader Pekka
6
Audiensi dengan DPRD
Anggota DPRD (5 orang) tingkat kabupaten
35
Pertemuan MSF Hukum koordinasi pelaksanaan Pelayanan Terpadu (Yandu) Pekka
Pengadilan Agama (PA), Camat, beberapa wali nagari, kader Pekka
25
4
Sumsel Kunjungan ke Pemberdayaan Perempuan dan Bappeda.
Kader Pekka 8
Dialog dengan Asisten Dua (Asda) Bupati, Capil, PA
Kader Pekka, masyarakat 100
Audiensi dengan Asisten Dua Bupati, Capil, PA
Asisten Dua Bupati, Capil 7
5 Jabar, Cianjur,
FGD di 2 desa SPKBK : Sosialisasi UU Desa dan hasil SPKBK
kades, sekdes, tomas, kader Pekka
38
Jabar, FGD di 3 desa SPKBK : Sosialisasi UU kades, sekdes, tomas, kader 43
La
La
po
ran
Akh
ir 2
01
4
43
No Wilayah Kegiatan Pemangku Kepentingan Jml
Sukabumi Desa & hasil SPKBK Pekka
6 Banten, Pandeglang
Audiensi dengan Wakil Bupati dan DPRD tentang akta kelahiran dan UMKM
Wakil Bupati dan DPRD Pandeglang
4
7 Jateng, Brebes
FGD di 3 desa SPKBK : Sosialisasi UU Desa dan hasil SPKBK
kades, sekdes, tomas, kader Pekka
60
8 Jogjakarta, Bantul
Kunjungan ke SKPD diskusi program perlindungan sosial (jamkesmas, jamkesda, PKH), usaha
Dinas Sosial, Pertanian dan Peternakan, Disperindagkop, kader Pekka
5
9 Jatim, Bangkalan
Audiensi dengan SKPD tingkat kabupaten Bangkalan
Dinas Pendidikan, Dinas Catatan Sipil
4
Audiensi dengan SKPD Bangkalan, diskusi usulan pembuatan itsbat nikah dan akta lahir
PA, Capil, Kemenag 5
Dialog Hukum : biaya nikah, usulan pembuatan E-KTP keliling, itsbat nikah
PA, Capil, Kemenag, kepala desa (klebun), kepala dusun, tomas, masyarakat, kader Pekka
75
Kunjungan ke kecamatan : usulan pembuatan E-KTP gratis dan akta lahir
Camat, kader pekka 5
10 Kalbar, Kubu Raya
FGD di 5 desa SPKBK Kades, sekdes, tomas, kader Pekka
150
Kunjungan ke berbagai Dinas di Kabupaten Kubu Raya. Diskusi program perlindungan sosial (BPJS, KPS, KIP, KKS, KIS, raskin) sertifikat lahan,
Kunjungan ke Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, Badan Pertanahan Nasional (BPN), Bulog, BPJS, TKSK, Puskesmas
8
11 Kalsel, Amuntai
Kunjungan ke desa, data SPKBK dipakai desa untuk musrenbang dan menyusun RPJMDes khususnya terkait identitas hukum
Aparat desa, kader Pekka 4
Kunjungan ke Capil diskusi pembuatan akta kelahiran
Capil, kader Pekka 5
12 NTB, Lombok Barat
Semiloka diikuti seluruh desa Pekka : Sosialisasi UU Desa dan Hasil SPKBK
kades, sekdes, tomas, kader Pekka
170
13 NTT, Flores Timur
Launching hasil SPKBK (Dialog MSF Pemantauan Kesejahteraan Berbasis Komunitas dan Peluncuran Program SMS Monitoring PEKKA)
Bupati, Bappeda, Capil, PA, camat, kades, tomas, kader Pekka dari Flores Timur dan Lembata
100
14 Sultra, Buton
Semiloka sosialisasi UU Desa dan hasil SPKBK
Tomas, toga, tokoh pemuda dan perempuan, kader Pekka, kades desa pekka dari kabupaten Buton, Muna, Kotamadya Bau-Bau
122
15 Sulut, Diskusi Hukum tingkat kecamatan Capil, PA, pemda, 70
La
La
po
ran
Akh
ir 2
01
4
44
No Wilayah Kegiatan Pemangku Kepentingan Jml
Bolaang Mongondow
dengan SKPD masyarakat, tomas, kader Pekka
Pencatatan nikah non muslim dilaksanakan di desa Buntalo
Capil, kader Pekka, aparat desa, tomas
41
Pernikahan massal untuk pasangan serumah tapi tidak menikah
Capil, kader Pekka, masyarakat
40
16 Sulsel, Bone Pertemuan Serikat Pekka dengan pemangku kepentingan tingkat kabupaten
KUA dari beberapa kecamatan, staf kecamatan, kades/lurah dr beberapa desa, Dinas Kementrian Agama, PA, P2TP2A
85
Serikat Pekka dialog dengan Multi Stakeholder Forum (MSF) tingkat kabupaten
Dinas Sosial, PA, Capil, Dinas Kementrian Agama, KUA, staf kecamatan, kades, lurah, toga, kepala lingkungan desa, PKK, PNPM, P2TP2A
74
Pertemuan MSF untuk membentuk tim pelayanan terpadu tingkat kabupaten
Capil, Dinas Kementrian Agama, PA, Bappeda, camat dan sekcam, KUA, kades, paralegal dan kader Pekka
30
Kunjungan ke Wakil Bupati Bone (5 kali)
Wakil Bupati Bone, kader Pekka
6
Wakil Bupati Bone berkunjung ke desa Pekka dan diskusi : program perlindungan sosial, lingkungan, usaha, pertanian
Wakil Bupati Bone, kader Pekka, tokoh masyarakat
15
17 Maluku Utara, Halmaherah Utara
Kunjungan ke PA, Wakil Bupati Halmahera Utara, mengusulkan prodeo itsbat nikah dana dari APBD
Wakil Bupati, PA, kader Pekka
2
18 Nasional Peluncuran laporan SPKBK Buku 1 dan 2.
Donor, pemerintah, universitas, LSM, anggota dan kader Serikat Pekka dari 19 propinsi, Seknas dan sekwil PEKKA.
220
La
La
po
ran
Akh
ir 2
01
4
45
K. Pengembangan Inisiatif Pilot Tematik Berbasis Komunitas
Salah satu upaya mencapai kemandirian Pekka dalam berbagai aspek kehidupannya adalah dengan mengembangkan inisiatif berbasis komunitas yang difokuskan pada perlindungan sosial, ketahanan pangan, dan jurnalisme warga sebagai upaya memonitor program pemerintah.
Perlindungan sosial berbasis komunitas
Ada 10 kegiatan terkait perlindungan sosial yang telah dikembangkan oleh komunitas Pekka selama ini mulai dari asuransi hingga toilet bersih. Umumnya inisiatif lokal ini terkait dengan kebutuhan Pekka serta tantangan penghidupan yang mereka hadapi. Melalui inisiatif ini, tidak kurang dari 10,428 orang yang menerima manfaat secara langsung. Pembelajaran dari inisiatif lokal ini dapat dijadikan bahan referensi bagi advokasi pada pemerintah terkait program perlindungan sosial Pemerintah.
Tabel 18. Inisiatif Pilot Perlindungan Sosial Berbasis Komunitas 2014
No Jenis Kegiatan Lokasi Partisipan
1 Asuransi kesehatan Kalbar, Sultra, NTB 646
2 Asuransi kematian Aceh, Jabar, Kalbar, NTB dan Sultra 2.943
3 Lansia (posyandu & senam) Aceh, NTT 2.528
4 Senam ibu hamil Jabar 27
5 Lumbung pangan Kalbar, NTT 243
6 Jimpitan Aceh, Kalbar, NTB 1.611
7 Pengelolaan sampah & limbah, Biogas
NTT, Jateng 87
8 Permakultur, Pertanian organik Aceh, Jabar, Kalbar, Kalsel, NTB, Sulsel
814
9 Toilet bersih Jateng 26
10 Arisan Kalbar 1.483
Total 10.428
Ketahanan Pangan
Upaya membangun ketahanan pangan di komunitas Pekka didekati dengan inisiatif Permakultur yang telah dimulai sejak tahun 2013 yang lalu. Melalui kegiatan ini dikembangkan pertanian berkelanjutan. Meskipun masih terbatas, terlihat pertumbuhan yang cukup signifikan dari luasnya lahan yang telah dimanfaatkan untuk permakultur. Kegiatan ini baru menjangkau 3 Provinsi yaitu Aceh, Kalbar dan NTB dengan total lahan sekitar 3 hektar dan melibatkan lebih dari 600 orang anggota.
La
La
po
ran
Akh
ir 2
01
4
46
Tabel 19. Inisiatif Permakultur Komunitas Pekka 2014
No Wilayah
Demplot Demplot Kebun dan Sawah
Kursus Praktek Pupuk
Organik Praktek di Pot
Peserta (Orang) Luas (m2) 2013 2014 2013 2014 2014
2013 2014 2013 2014
1 Aceh 8 342 900 17.825 122 153 77 208 350
2 Kalbar 41 131 5.925 8.538 214 108 124 221 70
3 NTB 0 185 0 12.756 0 0 0 320 0
Jumlah 49 658 6.825 39.119 336 261 201 749 420
Sms Monitoring
Mengirimkan informasi peristiwa, keadaan dan persoalan yang terjadi dalam masyarakat melalui pesan singkat handphone atau “sms” oleh masyarakat merupakan inisiatif yang dikembangkan PEKKA untuk melibatkan masyarakat miskin khususnya komunitas Pekka memantau kinerja pemerintah. Upaya ini telah mulai berjalan di 4 wilayah Pekka yaitu di Jawa Tengah, NTT, Kalimantan Barat dan Sulawesi Tenggara sejak kuartal ketiga tahun 2014. Kegiatan ini diawali persiapan di Center PEKKA sebagai pusat kegiatan dengan membangun sistem komputer termasuk menyediakan
komputer, server dan peranti lunaknya. Selanjutnya dilakukan sosialisasi kepada tim PEKKA di wilayah dan tim Serikat Pekka yang akan bertanggung jawab akan kegiatan ini mencakup pemahaman tentang konsep, dan kesepakatan pengelola dan pembagian peran dan tanggung jawabnya. Pengelola kegiatan ini terdiri dari operator dan dewan redaksi pelaksana, yang bertugas memastikan kabar yang masuk memang berdasar. Tim pengelola dibekali dengan pengetahuan sistem dan cara menggunakan program SMS Monitoring yang sudah terpasang di server. Agar kabar yang dikirimkan oleh warga memang berkualitas, maka dilakukan pelatihan Jurnalisme Warga yang diikuti perwakilan Pekka dan perwakilan masyarakat desa yang ingin berperan dalam sms monitoring ini. Pelatihan ini menekankan pada pemahaman pentingnya SMS monitoring sebagai alat untuk meningkatkan peran masyarakat dan anggota pekka memantau pelaksanaan program pemerintah terkait hak-hak ekonomi, sosial dan budaya. Setelah pelatihan diharapkan mereka dapat berperan sebagai pelapor dengan prinsip jurnalisme yang bertanggung jawab, membedakan fakta dengan opini, membuat laporan secara lengkap mencakup apa, siapa, di mana, kapan, mengapa dan bagaimana. Pelatihan mencakup teori dan praktek langsung
La
La
po
ran
Akh
ir 2
01
4
47
membuat berita dari temuan di lapangan. Tim redaksi secara khusus mendapatkan pelatihan untuk mengelola SMS yang masuk.
Salah satu aktivitas penting terkait sms monitoring ini adalah pertemuan tim Redaksi, administrator dan para pelapor sebagai upaya memberikan semangat serta menggali persoalan yang dihadapi para pelapor. Pelapor umumnya masih mengalami kesulitan untuk menentukan berita yang layak dilaporkan dan masih bingung dengan kelengkapan informasinya. Hal ini dapat dipahami
karena pelapor umumnya berpendidikan formal yang rendah dan memiliki wawasan serta pengalaman yang terbatas. Tidak kurang dari 20 kategori pesan yang disampaikan oleh masyarakat ke pusat informasi di Center Pekka dengan keterlibatan sekitar 400 orang anggota masyarakat yang tidak hanya berasal dari komunitas Pekka namun juga masyarakat luas lainnya.
Tabel 20. Hasil SMS Monitoring Masyarakat 2014
Kategori Isue
Batang, Jateng
Flotim Ntt
Kubu Raya
Kalbar
Buton Sultra
Kategori Isue Batang Jateng
Flotim Ntt
Kubu Raya
Kalbar
Buton Sultra
Pelayanan Publik
45 0 23 25 Pungutan Liar
4 0 2 0
Sosial 4 0 13 18 Lingkungan 18 0 16 13
Pangan 25 6 11 3 Pendidikan 4 0 3 8
Hukum 6 1 2 0 Pekerjaan 0 0 0 7
Keamanan 11 3 1 1 Kepemilikan Dokumen
4 0 2 1
Agama 2 1 0 1 Infrastruktur 8 0 15 2
Budaya 13 0 1 5 Lalu Lintas 1 0 2 0
Kesehatan 20 0 7 19 Perumahan 1 0 0 0
Kecelakaan 2 0 1 0 Ekonomi 0 0 2 0
Politik 2 10 1 0 KDRT 0 0 0 5
131 21 60 72 40 0 42 36
Dewan redaksi mendiskusikan rangkuman sms yang masuk dan mengambil keputusan bersama untuk hal apa yang akan direkomendasikan kepada serikat Pekka untuk ditindak lanjuti. Serikat Pekka kemudian menindaklanjuti dengan berbagai aktivitas sesuai tingkat urgensinya termasuk dialog dengan aparat, aksi urgen, dan audiensi dengan Pemerintah. Selain itu berbagai temuan dari hasil SMS monitoring juga telah disebarkan kepada warga masyarakat setempat melalui
La
La
po
ran
Akh
ir 2
01
4
48
buletin dikembangkan untuk hal ini. Di Flores Timur serikat membuat buletin “Onekoda” (sebelumnya pada edisi pertama diberi judul “Cerdas”), di Batang dibuat buletin “Lantang” (Lantunan Suara Batang) dan di Kubu Raya dibuat buletin “Cermin Peduli”, dan “Bungong Sintake” di Abdya – Aceh. Buletin ini sudah disebarluaskan tidak hanya di kalangan komunitas Pekka namun juga ke pemerintah dan ke masyarakat luas. Tabel di bawah ini
memberikan gambaran buletin yang telah diterbitkan.
Tabel 21. Buletin SMS Monitoring 2014
Buletin Edisi
1 Edisi
2 Edisi
3 Sebaran
Onekoda Flores TImur NTT
100 eks
60 eks
Anggota pekka, masyarakat dan pemerintah di lokasi SMS monitoring serta Pemda Kabupaten (edisi 1)
Lantang Batang Jateng
500 eks
250 eks
300 eks
Anggota pekka, masyarakat dan pemerintah di lokasi SMS monitoring, UP2KP, Disduk Capil, PA, Depag, Polsek
Cermin Peduli Kubu Raya Kalbar
300 eks
300 eks
Anggota pekka, masyarakat dan pemerintah di lokasi SMS monitoring, PPSW, Serikat Perempuan Basis PPSW, Pemberdayaan perempuan, Dinsos (edisi 1), Dinkes (edisi 1), BPJS (edisi 1), Bulog (edisi 1), DPRD (edisi 2)
Bungong Sintake Abdya Aceh
100 eks
Anggota pekka, masyarakat dan pemerintah di lokasi SMS monitorin, Disiarkan di radio komunitas
Alta Karya – Pusat Pemasaran Produk Pekka
Tahun 2014 PEKKA mulai merintis pemasaran produk komunitas Pekka dari berbagai daerah sebagai salah satu strategi untuk memperkuat komunitas Pekka sebagai produsen yang mandiri secara ekonomi. Alta Karya menampung produk pilihan komunitas Pekka dari berbagai wilayah, mempromosikan, serta menjual produk
L. Media Komunitas untuk Pengetahuan Berbasis Komunitas
Media komunitas merupakan strategi komunikasi populer Pekka dengan masyarakat luas khususnya dalam mensosialisasikan berbagai isue dan keprihatinan yang ditekuni oleh komunitas Pekka serta mendokumentasikan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki masyarakat. Media komunitas yang dikembangkan Pekka mencakup video komunitas, radio dan fotografi. Selama tahun 2014 kader-kader media komunitas telah menggunakan keterampilan dan pengetahuannya untuk melakukan berbagai aktivitas mendukung kerja-kerja Serikat Pekka di lapangan, termasuk kegiatan advokasi. Tabel di bawah ini merupakan gambaran kegiatan yang dilakukan terkait dengan pengembangan media komunitas.
Pertemuan Jurnalisme di Center PEKKA Batang
La
La
po
ran
Akh
ir 2
01
4
49
Tabel 22. Kegiatan Media Komunitas 2014
No Kegiatan Lokasi Uraian
1 Pelatihan Mediakom Tingkat Nasional Jurnalisme Warga & Fotografi
NTB Pelatihan peningkatan kapasitas bagi kader-kader mediakom melalui peningkatan kemampuan teknis dan juga bagaimana mengembangkan strategi, proses, dan langkah-langkah menuju kemandirian.
2 Advokasi rakom dan BKKBN provinsi,
Jabar Memperingati HARGANAS
3 Pelatihan Jurnalisme warga
Aceh Kegiatan ini diharapkan bisa melahirkan jurnalis-jurnalis di tingkat desa yang nantinya bisa melahirkan buletin desa itu sendiri.
4 Pelatihan-pelatihan mediakom di tingkat wilayah sesuai dengan kebutuhan
Aceh, Jabar, Kalbar, NTB, NTT, Sultra
Pelatihan tingkat wilayah merupakan kelanjutan dari pelatihan tingkat nasional untuk menjangkau sasaran yang lebih banyak. Peserta pelatihan terdiri dari peserta pelatihan tingkat nasional, kader serikat pekka, staf Sekwil.
5 Evaluasi dengar pendapat antara rakom dan pendengar
Aceh, Kalbar, Jabar,NTB, NTT
Kegiatan ini bertujuan untuk mengevaluasi aktivitas siaran, mengumpulkan saran, dan membuat perencanaan ke depan. Kegiatan ini melibatkan pengurus rakom, dewan penasihat, tokoh masyarakat, dan juga masyarakat umum.
ARISAN TOILET Rp. 10.000,- DI DESA WLAHAR Oleh Sri Urianti Korwil Jawa Tengah
Sebuah inisiatif dari bentuk kesadaran masyarakat desa Wlahar Kec. Larangan Kab. Brebes yang dipelopori oleh kader pekka (Kartini, Joleha, Waum, Wasri, dll) terhadap pentingnya menjaga kesehatan dan kebersihan lingkungan. Arisan ini awalnya diikuti oleh 18 orang, dan berkembang hingga 30 orang. Warga sepakat membayar arisan Rp. 10.000,- / minggu, dimulai dari minggu pertama bulan November 2014. Jika dihitung kebutuhan pembangunan satu toilet Rp. 1.500.000,- maka akan dalam 5 minggu akan terkumpul dana untuk satu kocokan arisan, sehingga dalam kurun waktu 3,2 tahun seluruh peserta arisan akan mendapatkan dana untuk pembangunan toilet tersebut. Rencananya setiap pengocokan arisan, peserta berkumpul untuk juga mendiskusikan materi kesehatan lingkungan dan keluarga. Kami berusaha mengadakan diskusi MSF tingkat desa untuk membicarakan arisan ini tanggal 27 November 2014, tapi hasilnya tidak memuaskan. Bapak2 yang hadir cenderung pasif dan yang aktif bicara 1-2 orang saja, itupun seperti mengarahkan pesan saja ke seseorang yang biasa membuat toilet. Pada saat rapat dengan peserta arisan tanggal 28 November 2014 yang difasilitasi oleh korwil, beberapa peserta lansia ingin didahulukan mendapat arisan karena ingin merasakan toilet sebelum meninggal dunia, dan 1 peserta hamil 6 bulan ingin sudah punya toilet sebelum melahirkan. Melihat hal ini
La
La
po
ran
Akh
ir 2
01
4
50
korwil berjanji akan membantu mencarikan dana talangan untuk meminjami tim arisan untuk menambah kocokan. Warga sangat senang. Setelah rapat selesai, korwil bicara ke kader bahwa dana talangan sudah ada dari Seknas sebanyak 6 juta, tapi tidak akan dicairkan di satu tempat, guna mengantisipasi kebutuhan yang sama di tempat lain mengingat arisan ini membutuhkan jangka waktu cukup lama. Korwil meminta kader untuk menghitung kebutuhan membeli bahan material 3 toilet dan melaporkannya, sehingga dana talangan bisa segera dicairkan. Satu hari kemudian, mbak Kartini salah seorang kader Pekka memberitahukan bahwa sungai sedang surut sehingga dia berinisiatif membeli pasir 3 truk. Setelah dihitung, dibutuhkan dana 3,7 juta untuk 3 toilet. Karena mendesak, korwil minta pinjaman dana dari LKM, dan ketua serikat segera membuat surat permohonan pencairan dana ke serikat propinsi. Kabar terakhir, 12 Desember 2014 panitia sudah membuka satu kocokan ditambah 2 kocokan khusus. Awalnya peserta berebut sampai2 mau membayar arisan lebih dari yang semestinya, Rp. 10.000. Melalui musyawarah akhirnya disepakati untuk diserahkan ke satu orang peserta lansia dan satu orang kader yang punya anak dan cucu masih kecil yang selama ini buang air besar di pekarangan dan jadi omongan tetangga. Peserta sangat senang, karena pembangunan toilet hanya membutuhkan waktu maksimal 2 hari saja dan mereka dapat segera merasakan WC tertutup, tidak di sungai atau di pekarangan lagi. Korwil sarankan ke kader untuk tetap membuka kocokan sesuai aturan saja, jika ada dana lebih, bisa dibuka kocokan tambahan dan diutamakan yang kebutuhannya mendesak. Bagi yang sudah mendapatkan arisan, bisa membayar lebih banyak untuk membantu peserta arisan lainnya. Tantangan dalam arisan ini adalah mematahkan jiwa serakah pengelola toilet dari pamong setempat. Pamong ini merasa dilatih oleh pemerintah untuk menjadi pengusaha toilet, sehingga barang siapa ingin membangun toilet bisa memesan padanya. Padahal dari sumber info lain, dia dilatih untuk membantu masyarakat menjadi peduli lingkungan sehingga warga bisa membangun toilet dengan biaya lebih ringan. Kader sudah berhasil melibatkan suami masuk ke dalam tim dan menawar harga tenaga menjadi Rp. 50.000,-. Tim pengelola arisan sedang berusaha mempelajari cetakan kluwungan (sumur septic tank) karena merasa tidak mungkin dapat meminjam alat cetak pada pamong pengusaha toilet tersebut. Mereka berharapan dapat membangun toilet sendiri tanpa ketergantungan pamong dan bisa mengurangi harga arisan sehingga meringankan beban warga peserta arisan. Harapan kami semua, arisan bisa berjalan dengan lancar dan warga bisa merasakan keleluasaan BAB di tempat tertutup, bersih, aman dan nyaman, terutama untuk ibu dan anak.
La
La
po
ran
Akh
ir 2
01
4
51
M. Radio Komunitas
Hingga akhir tahun 2014 belum ada penambahan stasiun radio komunitas Pekka yang saat ini mencapai 9 stasiun radio komunitas yang masih terus beroperasi. Radio komunitas Pekka memiliki durasi siaran antara 4 – 10 jam per hari dengan pendengar berkisar antara 250 hingga 2000 orang. Radio ini di kelola oleh pengurus serikat Pekka dengan dibantu oleh anggota masyarakat lain seperti pemuda dan perempuan di wilayah bersangkutan.
Tabel 23. Radio Komunitas Pekka
No Nama Stasiun Radio Lokasi Durasi Siaran per hari (jam)
Jml Pendengar
2013 2014 2013 2014
1. Khairatunnisa FM Kuala Batee, NAD 10 10 1300 1300
2. Srikandi FM Tangantangan, NAD 10 10 1500 1500
3. Barona FM Labuan Haji, NAD 10 10 400 400
4. Pekka Jaya FM Subang, Jabar 9 9 2400 2000
5 Khatulistiwa FM Pontianak, Kalbar 5 5 600 600
6 Pekka FM Gerung, NTB 5 5 1800 1800
7 Maiandea FM Pasarwajo, Sultra 5 5
8 Ratu Pekka FM Batang, Jateng 5 5
9 Rakom Ina Puken Kelubagolit, NTT 4 4 300 300
10 Rakom Harapan Ibu Ile Boleng, NTT 4 4 250 250
Kegiatan radio komunitas Pekka juga telah menghasilkan produk-produk pengetahuan dalam berbagai bentuk termasuk berita dan bincang topik (talk show) yang membahas berbagai aspek kehidupan masyarakat.
Tabel 24. Produk Pengetahuan Produksi Radio Komunitas Pekka
No Kegiatan Lokasi Deskripsi singkat
Jumlah Produksi
2013 2014 1 Berita tentang
Pekka
Aceh, Jabar, Kalbar, NTB, NTT, Sultra
Berita-berita seputar kegiatan serikat pekka yang disiarkan melalui 9 radio komunitas yang tersebar di 6 Propinsi
172 308
2 ILM tentang tematik Pekka
Aceh, Jabar, Kalbar, NTB, NTT, Sultra
Iklan Layanan Masyarakat yang bertujuan mensosialisasikan program-program Pekka di tengah masyarakat. Selain itu, iklan-iklan ini juga berisi pesan sosial guna membangkitkan kepedulian masyarakat terhadap masalah tertentu, misalnya tentang KDRT, Pendidikan, dll. ILM ini disiarkan melalui radio komunitas.
46 78
3 Talkshow tentang
Aceh, Jabar, Kalbar, NTB,
Radio komunitas menghadirkan narasumber untuk berdialog secara
19 45
La
La
po
ran
Akh
ir 2
01
4
52
No Kegiatan Lokasi Deskripsi singkat
Jumlah Produksi
2013 2014 kegiatan Pekka (bertempat di rakom)
NTT, Sultra interaktif bersama para pendengar radio. Narasumber ini bisa dari kalangan pekka (kader), bisa juga menghadirkan para pemangku kepentingan.
4 Live Streaming Dialog Interaktif (bertempat di luar rakom)
Aceh, Jabar, Kalbar, NTB, NTT, Sultra
Kegiatan ini berlangsung pada saat-saat tertentu seperti 17 agustus-an, maulid nabi, hari ibu, ceramah agama di mesjid, dan pesantren
N. Video Komunitas
Hingga tahun 2014, sudah dikembangkan 5 studio mini video komunitas oleh kader Pekka di beberapa wilayah. Tim video Pekka selain mendokumentasikan kegiatan Pekka di lapangan juga membuat produk pengetahuan (knowledge product) dalam bentuk video berdurasi pendek. Isi video umumnya terkait dengan fokus tematik yang ditekuni dalam pengorganisasian Pekka selama ini.
Tabel 25. Studio Mini Video Komunitas Pekka
Video Komunitas
1. Sukma Production, Aceh Besar, NAD
2. Kembang Production, Pidie, NAD
3. Lodaya Production, Karawang, Jabar
4. Lelani Production, Lingsar, NTB
5. Lolon Lae Production, Kelubagolit, NTT
Studio mini video komunitas Pekka selama tahun 2014 telah memproduksi dokumentasi dan produk pengetahuan dalam bentuk video berdurasi hingga 30 menit. Paling tidak ada 9 produksi video yang mencakup berbagai aspek kehidupan Pekka termasuk tentang keluarga, lingkungan hidup dan advokasi Pekka.
Tabel 26. Produksi Pengetahuan dalam bentuk video produksi Serikat Pekka 2014
No Produksi Wilayah Sinopsis/ Keterangan
1 Video penguatan keluarga perspektif islam
Pidie, NAD Video tentang bagaimana aturan islam yang sebenarnya yang tidak membedakan kedudukan laki-laki dan perempuan, di situ terlihat sangat antusias peserta laki-laki yang ternyata baru menyadari bahwa kesetaraan laki-laki dan perempuan itu adalah sama.
La
La
po
ran
Akh
ir 2
01
4
53
No Produksi Wilayah Sinopsis/ Keterangan
2 Video "Forum Wilayah NAD"
Pidie, NAD Video dokumentasi pelaksanaan Forum Wilayah di wilayah Aceh.
3 Video Perlombaan RA Pekka
NTB Berbagai macam kegiatan perlombaan yang di lakukan oleh RA/PAUD pekka Darul Qiral.
4 Video "Santunan Anak Yatim dan Maulid"
Pidie, NAD Masyarakat memberikan santunan anak yatim dengan iuran dan swadaya bersama warga
5 Video Pemilihan pengurus serikat Kabupaten Aceh Besar
Aceh Besar, NAD
Pemilihan pengurus serikat kabupaten Aceh besar,evaluasi dan rencana tindak lanjut
6 Video Pelatihan Permakultur
Aceh Besar, NAD
Pelatihan permakultur dan proses pembuatan pupuk organik,mol,dan pupuk cair
7 Video Jurnalis Warga
Aceh Besar, NAD
Pelatihan jurnalis dan belajar cara pembuatan video yang mudah
8 Video Pelayanan Terpadu Satu Atap di ABDYA
Aceh Besar, NAD
Sidang itsbat nikah dan proses pelayanan dari pengadilan sampai KUA sampai pengeluaran buku nikah
9 Video MSF Singkil Aceh Besar, NAD
Mendorong pemerintah untuk mengadakan pelayanan terpadu
10 Itsbat Nikah 1 atap
Karawang, Jabar
Video proses pelaksanaan Sidang Satu Atap di Karawang
11 Dialog Politik, Kegiatan MSF Hukum & Sosial
Karawang, Jabar
Dokumentasi rangkaian kegiatan tematik pekka di wilayah Jawa Barat
12 Sosialisasi Pembentukan Kelompok Baru
Karawang, Jabar
Dokumentasi kegiatan kader mensosialisasikan program pekka untuk pembentukan kelompok baru
13 Pelatihan Visi & Misi Karawang, Jabar
Dokumentasi pelatihan visi misi oleh Serikat Pekka Jawa barat
14 Forum Silaturahmi Toga & Tomas
Karawang, Jabar
Dokumentasi kegiatan
15 Klik Pekka Cianjur Karawang, Jabar
Dokumentasi Launching Klik Pekka Cianjur dan pelaksanaannya
16 Pelatihan Salon Loreal
Karawang, Jabar
Dokumentasi pelatihan bagaimana menjalankan usaha salon oleh ibu-ibu pekka yang disponsori oleh produk keantikan Loreal
17 KLIK Hukum Klubagolit, NTT
Pelaksanaan Launching KLIK Hukum Pekka di NTT
18 Dokumentasi Diskusi Tentang Perlindungan Sosial
Klubagolit, NTT
Forum antara kades dan aparat Desa Pledo, aparat Desa Waiwuring, tokoh adat, masyarakat, nelayan, dan Serikat Pekka NTT. Membahas tentang
La
La
po
ran
Akh
ir 2
01
4
54
No Produksi Wilayah Sinopsis/ Keterangan
perlindungan biota laut dan karang laut akibat pemboman oleh nelayan.
O. Foto Komunitas
Ada 8 orang fotografer komunitas Pekka yang aktif melakukan dokumentasi foto di lapangan. Dokumentasi foto ini kemudian diproduksi menjadi produk pengetahuan untuk mendukung pengorganisasian yang dilakukan Pekka.
Tabel 27. Produk Pengetahuan Produksi Serikat Pekka dalam bentuk Foto
No Judul Lokasi Deskripsi singkat
1 Menjual Kayu Bakar NTT Profil kehidupan sehari- hari seorang anggota pekka NTT
2 KLIK Pekka NTT Dokumentasi kegiatan KLIK Hukum Pekka di Ile Boleng
3 Pengembangan Wilayah
NTT Rangkaian sosialisasi pekka ke wilayah baru
4 Membangun Swadaya
NTT Kerja bakti pengecoran bak penampungan air bersama salah satu anggota DPRD Propinsi.
5 Natal Lodan Doe NTT Perayaan Natal Bersama di Lodan Doe
6 Kerja Kader NTT Rangkaian pendampingan di kelompok baru
7 Sembako Pekka NTT Rangkaian kegiatan sembako murah oleh ibu-ibu pekka
8 Jimpitan Beras NTT Kegiatan swadaya masyarakat berupa pengumpulan beras secara sukarela untuk kemudian digunakan dalam kegiatan sosial di desa.
9 Pameran Foto Aceh, Jabar, Jateng, Kalbar, NTT, NTB, Sultra
Kegiatan pameran biasanya dibarengi dengan kegiatan pekka lainnya, misalnya forum wilayah, launching KLIK PEKKA, dll
10 Buletin Kampung NTT, Jateng, Kalbar, Aceh
Buletin Kampung berisi cerita-cerita seputar kegiatan pekka di wilayah masing-masing, dan juga berisi tentang hasil pemantauan masyarakat terhadap pembangunan masyarakat di desanya.
P. Produk Pengetahuan Produksi Nasional
Di tingkat Nasional, PEKKA juga mengembangkan produk pengetahuan dalam bentuk video dan cetakan. Paling tidak ada 16 produk video yang dihasilkan selama tahun 2014, sebagian ebsar merupakan dokumentasi kegiatan. Namun demikian ada satu video cerita “Jalan Martabat” yang berhasil di produksi tahun 2014 ini.
La
La
po
ran
Akh
ir 2
01
4
55
Tabel 28. Video Produk Pengetahuan Produksi Seknas Pekka 2014
No Produksi Kegiatan Wilayah Ket 1 Launching Buku SPKBK Dokumentasi peluncuran hasil
penelitian SPKBK Jakarta Dokumentasi
2 Launching KLIK Cianjur Dokumentasi pembukaan Klinik Hukum Bergerak Pekka Cianjur
Cianjur Dokumentasi
3 Pelatihan Jurnalisme Warga Pelatihan Jurnalisme Warga ‘Meningkatkan Partisipasi Pekka Memantau Pemenuhan Hak-hak EKOSOB’
Bekasi Dokumentasi
4 Pelatihan Politik Pekka & Perempuan Indonesia Memimpin Untuk Keadilan dan Indonesia Raya
Jakarta Dokumentasi
5 Pelatihan CO Perempuan Kepala Keluarga Mengorganisir Diri Untuk Hidup Sejahtera dan Bermartabat
Jakarta Dokumentasi
6 Pelatihan Media Komunitas Pengembangan Jurnalisme Warga Oleh Serikat PEKKA
NTB Dokumentasi
7 Pelatihan Paralegal Paralegal Pekka Berkontribusi Mewujudkan Bantuan Hukum yang berkeadilan bagi masyarkat miskin
Bekasi Dokumentasi
8 Pelatihan SMS Monitoring Pelatihan SMS Monitoring Jateng , Kalbar, Ntt
Dokumentasi
9 50 Tahun ASPBAE Perayaan 50 tahun ASPBAE Jogjakarta Dokumentasi 10 Profil Pekka Banten Profil Pekka Banten Banten Dokumenter 11 Klik Jateng Klik Jateng Jateng Dokumentasi 12 Klik Sumut Klik Sumut Sumut Dokumentasi 13 Yandu Sumut Yandu Sumut Sumut Dokumentasi 14 Alimat Jatim Alimat Jatim Jatim Dokumentasi 15 Alimat Jawa Barat Alimat Jawa Barat Sukabumi Dokumentasi 16 Video "Jalan Martabat" Video tentang bagaimana Pekka
merespons persoalan di masyarakat terkait kepemilikan identitas hukum
Jakarta Dokumenter
Sementara itu untuk melengkapi paralegal Pekka dengan bahan penyuluhan di lapangan maka telah pula diproduksi seri panduan akses keadilan PEKKA yang terdiri dari 11 buku. Seri panduan ini dikembangkan oleh tim yang terdiri dari perwakilan pemangku kepentingan akses identitas hukum seperti pengadilan agama dan negeri, catatan sipil, lembaga universitas, dan tim PEKKA.
La
La
po
ran
Akh
ir 2
01
4
56
Tabel 29. Produk Pengetahuan Cetakan Produksi Seknas PEKKA 2014
No Jenis Produk Uraian
Seri Panduan Akses Keadilan PEKKA
1 Panduan Pelaksanaan Sidang Di Luar Gedung Pengadilan
2 Panduan Pelayanan Terpadu Identitas Hukum
3 Panduan Pembuatan Akta Kelahiran
4 Panduan Pembuatan Akta Perkawinan Di DUKCAPIL Bagi Pemeluk agama Selain Islam
5 Berperkara Secara Gratis Melalui Mekanisme Pembebasan Biaya Perkara
6 Panduan Berperkara Secara Gratis Melalui Mekanisme Perkara Prodeo
7 Panduan Pengajuan Gugatan Cerai Di Pengadilan Agama
8 Panduan Pengajuan Itsbat Nikah
9 Panduan Permohonan Penetapan Pengesahan Perkawinan Di Pengadilan Negeri
10 Panduan Pengajuan Gugatan Cerai
11 Panduan Pembuatan Buku Nikah Di KUA Bagi Warga Muslim
Serial Buletin Cermin
1 Juni 2014, Penguatan Hukum Keluarga Berbasis Kesetaraan dan Keadilan Islam
2 Desember 2014, KLIK PEKKA dan GIS
La
La
po
ran
Akh
ir 2
01
4
57
III. PEMBIAYAAN PEKKA Tahun 2014, budget PEKKA meningkat 100% dari tahun sebelumnya, melalui 6 program yang didukung oleh lembaga Donor Internasional. Dari ke enam program tersebut, salah satunya adalah berupa dana hibah untuk kegiatan yang tidak secara langsung bagi komunitas Pekka melainkan bagi pengembangan jaringan kerja bernama FAMM Indonesia. Tiga program di danai oleh hibah Australia melalui berbagai program bilateral yang mereka kembangkan di Indonesia seperti akses keadilan dan pengentasan kemiskinan. Lebih dari separuh dana program secara langsung bermanfaat bagi komunitas Pekka yaitu melalui pelatihan dan lokakarya serta dana subgrant. Proporsi yang cukup besar juga diperuntukkan bagi kegiatan konsultasi karena pada tahun ini kegiatan sangat intensif di lapangan dan PEKKA bekerja dengan pihak - pihak lain baik kelembagaan maupun individu sebagai konsultan. Sedangkan untuk biaya overhead PEKKA menghabiskan sekitar 3.79% sumber dana. Tabel berikut menampilkan alokasi anggaran PEKKA pada tiga tahun terakhir.
Tabel 30. Alokasi Anggaran PEKKA tahun 2012-2014
No. Kategori Kegiatan Proporsi (%)
2012
Proporsi (%) 2013
Proporsi (%)
2014 1. Subgrant (BLM) 13,17 7.24 23.92 2. Training and Workshop 49,88 51.29 38.07 3. Consultant Services 27,74 27.45 33.54 4. Goods 4,15 0.26 0.68 5. Operational Cost 5,06 10.65 3.79 6. Management Fee 0 3.11 0 Total 100 100 100
23,92%
38,07%
33,54%
0,68% 3,79%
PROSENTASE ALOKASI PENDANAAN PEKKA TAHUN 2014
Subgrant
Training
Consultant Services
Goods
Operating Cost
La
La
po
ran
Akh
ir 2
01
4
58
IV. WILAYAH KERJA PEKKA Selama tahun 2014 Serikat Pekka memperluas keanggotaannya ke 7 kabupaten baru yang masing-masing kabupaten ada di Aceh, Sumatera Selatan, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Yogyakarta, Kalimantan Barat dan Bali. Dengan demikian hingga akhir 2014 Serikat Pekka telah tersebar di 19 Provinsi, 53 Kabupaten, 188 Kecamatan dan 739 desa. Jangkauan wilayah ini bertambah dari tahun sebelumnya sekitar 10%. Tabel berikut berisi informasi wilayah kerja secara rinci.
Tabel 31. Wilayah Komunitas Pekka
No Provinsi Kabupaten 2013 Kabupaten 2014
1 Aceh Aceh Bireun, Aceh Barat Daya, Aceh Besar, Pidie, Aceh Timur, Aceh Jaya, Singkil, Aceh Selatan, Nagan Raya
Aceh Bireun, Aceh Barat Daya, Aceh Besar, Pidie, Aceh Timur, Aceh Jaya, Singkil, Aceh Selatan, Simeulu
2 Sumatra Utara (SUMUT)
Asahan, Tanjung Balai Asahan, Tanjung Balai
3 Sumatera Barat (Sumbar)
Sijunjung, Damasraya Sijunjung, Damasraya
4 Sumatra Selatan (SUMSEL)
Ogan Komering Ilir Ogan Komering Ilir, Muara Enim
5 Jawa Barat (JABAR)
Cianjur, Subang, Sukabumi, Karawang
Cianjur, Subang, Sukabumi, Karawang
6 Banten Tangerang dan Pandeglang Tangerang dan Pandeglang
7 Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI)
Kepulauan Seribu
Kepulauan Seribu, Jakarta Timur
8 Jawa Tengah (JATENG)
Batang, Pemalang, Brebes, Pekalongan
Batang, Pemalang, Brebes, Pekalongan, Tegal
9 Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)
Bantul
Bantul, Gunung Kidul
10 Jawa Timur (JATIM)
Bangkalan Bangkalan
11 Kalimantan Barat (KALBAR)
Kabupaten Pontianak, Kodya Pontianak, Kubu Raya, Bengkayang
Kab. Mempawah(dulu kab. Pontianak), Kodya Pontianak, Kubu Raya, Bengkayang, Singkawang
12 Kalimantan Selatan (Kalsel)
Huluu Sungai Utara
Huluu Sungai Utara
13 Bali
Gianyar Gianyar, Buleleng
14 Nusa Tenggara Lombok Barat, Lombok Lombok Barat, Lombok Tengah,
La
La
po
ran
Akh
ir 2
01
4
59
No Provinsi Kabupaten 2013 Kabupaten 2014
Barat (NTB) Tengah, Lombok Timur, Lombok Utara
Lombok Timur, Lombok Utara
15 Nusa Tenggara Timur (NTT) :
Flores Timur dan Lembata Flores Timur dan Lembata
16 Sulawesi Tenggara (SULTRA)
Buton, Bau-Bau, Muna Buton, Bau-Bau, Muna
17 Sulawesi Utara (SULUT)
Bolaang Mongondow, Bolaang Mongondow Timur
Bolaang Mongondow
18 Sulawesi Selatan (SULSEL)
Bone Bone
19 Maluku Utara - (MALUT)
Halmahera Utara, Morotai Halmahera Utara, Morotai
La
La
po
ran
Akh
ir 2
01
4
60
V. ORGANISASI DAN PENGORGANISASIAN Tahun 2014 PEKKA memasuki usia 12 tahun berkiprah di lapangan. Sejalan dengan perkembangan dan kekuatan serikat Pekka, disadari pula tantangan dan kelemahan Pekka selama ini. Guna memperoleh masukan kritis terhadap perkembangan Pekka dan tantangan yang sdihadapi dalam kehidupan sehari-hari, PEKKA mengundang konsultan dari SEAPCP (South East Asia Popular Communication Program); Roem Totaptimasang dan Tan Jo Hann – ahli pengorganisasian masyarakat dan komunikasi populer, untuk melakukan penjajakan terhadap potensi dan tantangan Pekka yang masih harus diperhatikan secara kritis. Masukan kritis ini dapat membantuPEKKA mengembangkan strategi pengorganisasian agar lebih “inklusif” dan menyoal aspek-aspek penghidupan. Berikut ini catatan penting dari tim konsultan terhadap perkembangan dan tantangan Pekka.
Tabel 32. Masukan Kritis 12 Tahun PEKKA oleh Konsultan
Kekuatan dan Pencapaian “Quote”
Di semua tempat, keberadaan
PEKKA sudah diakui dan
diterima luas oleh hampir
semua kalangan masyarakat
di mana mereka bekerja.
Di semua tempat, PEKKA telah
melakukan karya-karya
pelayanan yang sangat
membantu anggota dan
warga sekitar.
Di semua tempat, PEKKA telah
membentuk basis organisasi
yang cukup kuat. Para
anggotanya sangat giat
dengan semangat
kesetiakawanan dan
kerelawanan.
Di beberapa tempat, para
pemimpin PEKKA sudah
melakukan keterlibatan
langsung dalam urusan-urusan
publik dan mempengaruhi
kebijakan pemerintah lokal
(paling dinamis, dengan
pandangan yang lebih
“Kehadiran PEKKA di sini membawa banyak nilai tambah. Yang paling jelas adalah pendidikan yang baik bagi ibu-ibu. Mereka menjadi progresif, bisa memimpin, mampu mengorganisir diri dengan baik, dan membawa pencerahan kepada warga masyarakat sekitar.” (Burhan Boro, 71, tetua adat, tokoh agama dan mantan Kepala Desa Pepaklu, Pulau Adonara, Flores Timur, NTT).
Dalam beberapa hal, pengetahuan mereka sudah melampaui kami. Misalnya, tentang undang-undang desa yang baru, UU Nomor 6/2014, saya mendapat informasinya lebih lengkap dari PEKKA, mendahului penjelasan resmi dari pemerintah kecamatan dan kabupaten.” Mas'ud Ali, 44, Kepala Desa Kolorai, Kepulauan Morotai, Maluku Utara). “Kerja PEKKA saya kira memang luar biasa. Saya tahu itu, karena kami sudah bekerjasama dengan mereka sejak rekonsiliasi pasca konflik dulu sampai sekarang membantu warga mendapatkan dokumen identitas diri. Mereka sangat terbuka dan berpandangan maju." (Ellen Tindige, 41, Pendeta Gereja Elim Gospel, Sinode GMIH, Desa Bale, Galela, Halmahera Utara, Maluku Utara).
“PEKKA adalah salah satu dari sedikit sekali organisasi yang memanfaatkan informasi dan keahlian kami di FITRA... kami melatih kader-kader PEKKA menganalisis anggaran publik, meskipun masih terbatas dalam hal yang berkaitan dengan isu mereka, belum sampai ke isu-isu publik yang lebih luas." (Ajat Zatnika, 38, Direktur Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran [FITRA] Cabang Sukabumi, Jawa Barat).
La
La
po
ran
Akh
ir 2
01
4
61
Kekuatan dan Pencapaian “Quote”
kontekstual, adalah terutama
di Adonara, Halmahera-
Morotai, dan Gianyar).
Di beberapa tempat,
kemandirian pendanaan
organisasi PEKKA sudah cukup
kuat (terutama di Adonara,
Lombok, Gianyar, dan –
sampai taraf tertentu– juga di
Sukabumi-Cianjur dan Kubu
Raya-Pontianak).
Tiga kekuatan utama Pekka di
semua wilayah yaitu layanan
jasa keuangan mikro,
pengurusan dokumen
identitas, pendidikan pra-
sekolah
Jumlah komunitas Pekka terus
bertambah menembus batas-
batas primordial suku,
daerah, agama, dan kelas
sosial, bahkan juga usia dan
status perkawinan.
“Saya tadinya tidak banyak bergaul, sibuk dengan urusan hidup sehari-hari yang sulit. Menjadi anggota PEKKA membuat saya punya banyak teman senasib untuk saling berbagi rasa, selain jadi banyak tahu soal-soal rumit yang kami hadapi. Itulah pentingnya berorganisasi yang baik.” (Yuliana Ramek, 57, petani dan pedagang kecil di pasar tradisional, anggota PEKKA Desa Dodora, Galela, Halmahera Utara, Maluku Utara).
“Hidup di lingkungan yang sangat keras seperti di tempat saya ini, bisa membuat kita kehilangan harapan sama sekali. PEKKA telah membekali saya dengan semangat dan pengetahuan yang memadai untuk ikut memecahkan masalah-masalah masyarakat sekitar saya." (Mailana, 48, pengrajin, warga pemukiman kumuh Kampung Beting, Kota Pontianak, Kalimantan Barat. Anggota PEKKA sejak 2004).
“PEKKA telah membuat saya mengerti bagaimana caranya memperjuangkan hak-hak kami, berurusan dengan birokrasi pemerintahan, sesuai dengan tugas saya di organisasi ini untuk mengurus masalah-masalah yang berkaitan dengan soal-soal hukum dan pelayanan publik.” (Siti Jawiah, 54, guru PAUD, anggota PEKKA Desa Simpang Ampat, Asahan, Sumatera Utara; Ketua Divisi Hukum Serikat PEKKA Provinsi Sumatera Utara).
“Banyak pengetahuan dan ketrampilan yang saya peroleh dari PEKKA bikin saya yakin maju dan terpilih sebagai Kepala Desa... PEKKA mengajarkan pada saya bahwa yang terpenting adalah memberi pelayanan terbaik bagi masyarakat. Karena, banyak orang pintar tapi tidak mau melayani.” (Theresia Tuto Pati, 48, Kepala Desa Lelelamadike. Pulau Adonara, Flores Timur, NTT; Pengurus Serikat PEKKA Kecamatan Ile Boleng).
Namun demikian banyak hal yang masih harus dilakukan oleh PEKKA agar dapat memanfaatkan kekuatan yang telah dimiliki untuk mencapai misi Pekka untuk kehidupan sejahtera dan bermartabat. Berikut ini adalah hal yang membutuhkan perhatian khusus PEKKA kedepan berdasarkan hasil identifikasi konsultan.
Di semua tempat, informasi dan data dasar kawasan tidak banyak diketahui dengan baik oleh
pengurus Serikat dan staf SEKWIL, bahkan data dasar (baseline) sekalipun. Umumnya mereka
hanya tahu data mikro PEKKA, khususnya yang berkaitan dengan program/proyek yang
sedang berjalan.
La
La
po
ran
Akh
ir 2
01
4
62
Akibatnya, di semua tempat, pengetahuan dasar mengenali masalah-masalah masyarakat lokal
dan kemampuan analisis konteks makronya sangat lemah. Kemampuan menentukan arah dan
memilih 'tindakan strategis dan prioritas' juga melemah.
Akibatnya lebih lanjut, di semua tempat, keterampilan teknis dasar yang sangat dibutuhkan
untuk memecahkan masalah-masalah aktual lokal yang sangat mendesak tersebut juga kurang
diminati dan dikuasai.
Di semua tempat, terjadi 'pengalihan perhatian' oleh kesibukan rutin menangani pekerjaan-
pekerjaan yang mestinya menjadi tugas utama aparat pemerintahan, seperti layanan akte
kelahiran dan akte nikah.
Di beberapa tempat, juga terjadi 'saling pertentangan mendasar' antara konsep atau wacana
dengan tindakan. Misalnya kegiatan PEKKA untuk melatih komunitasnya mengembangkan
salon perawatan rambut bekerja sama dengan perusahaan kosmetik terkenal.
Di semua tempat, banyak lagi hal-hal nyata yang justru luput dari perhatian para pegiat
(Pengurus dan Staf SEKWIL) PEKKA seperti pengembangan pangan dan energi.
Di sisi lain tim konsultan REMDEC melihat bahwa struktur organisasi PEKKA masih membutuhkan penguatan agar dapat lebih efektif dalam pendampingannya serta secara strategis menjadikan Serikat Pekka sebagai lokomotif gerakan perempuan desa. Kondisi organisasi PEKKA saat ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Secara factual /legal Ada dua Lembaga/Organisasi Otonom : yang satu berbentuk Yayasan ( Yayasan PEKKA) dan yang lain berbentuk Serikat ( Serikat PEKKA berbasis keanggotaan- berbasis massa),dimana mekanisme pengambilan keputusan tertingginya berbeda : Pada Serikat : RUA ( Rapat Umum Anggota) dan Pada Yayasan: RDP ( Rapat Dewan Pembina)
Keduanya memiliki “ visi” yang sama tetapi berbeda peran/fungsinya
Pada prakteknya, ada area singgung ( interface) yang amat luas/lebar karena masih tidak tegasnya batas antar dua organisasi ini. Sebagai akibatnya: Pihak luar organisasi tidak dapat membedakan keduanya, sama-sama dianggap sebagai
PEKKA Ketidakjelasan ini membawa konsekuensi internal bahwa Yayasan PEKKA juga dianggap
sebagai Serikat Pekka dan ketergantungan Serikat pada Yayasan sangat Yayasan memandang Sekretariat Wilayah adalah perwakilan/kepanjangan Tangan dari
Yayasan. Serikat memandang Sekwil sebagai bagian dari Serikat PEKKA padahal orang-orang yang
bekerja di Sekretariat Wilayah bukan anggota Serikat PEKKA, meskipun dalam struktur Organisasi Serikat PEKKA di beberapa tempat didudukan sebagai Pengawas/Penasihat
Sekretariat PEKKA tidak hanya memiliki fungsi layanan administratif dan pengawasan tetapi sesungguhnya juga melakukan fungsi pengorganisasian “ penggerak/animator/fasilitator” dan “ kader penggerak (bayangan) Serikat PEKKA
Dominasi Yayasan sering cenderung terperangkap pada orientasi Pemberi Bantuan Hibah sehingga Program/Proyek lebih mengendalikan Organisasi daripada Organisasi mengendalikan Program/Proyek-kegiatannya
La
La
po
ran
Akh
ir 2
01
4
63
Berdasarakan pengamatan ini maka REMDEC merekomendasikan Yayasan PEKKA untuk melakukan transformasi organisasi agar sesuai dan sejalan dengan misi untuk membuat Serikat Pekka sebagai organisasi gerakan yang otonom, independen dan kuat.
La
La
po
ran
Akh
ir 2
01
4
64
VI. FOKUS KERJA 2015 Tahun 2015 menjaid momentum bagi PEKKA untuk memastikan Serikat Pekka menjadi organisasi gerakan mandiri, otonom dan kuat sebagai garda terdepan pengentasan kemiskinan unutk keadilan dan kedaulatan. Fokus kerja masih pada tujuh kegiatan strategis yaitu 1. Pengorganisasian dan Penguatan Serikat Pekka dan organisasi perempuan di akar rumput.
Perluasan organisasi dan wilayah kerja menjadi prioritas kegiatan strategis ini.
2. Pengembangan dan Penguatan Kader & Pemimpin Perempuan. Mempersiapkan kader untuk
berperan aktif dalam pembangunan desa menjadi fokus dengan target melatih 1000
paralegal dan 1000 kader pengorganisasian di basis.
3. Pengembangan Sistem Pengelolaan Data dan Informasi Berbasis Komunitas. Persiapan Desa
menerapkan UU Desa dengan memperkuat keterlibatan Pekka dalam pengembangan sistem
data akan menjadi fokus utama.
4. Pengembangan Forum Pemangku Kepentingan dan Jaringan Kerjasama. Ada dua forum
pemangku kepentingan yang akan dikembangkan pada tahun ini yaitu forum pemangku
kepentingan keadilan untuk memastikan akses identitas hukum dan forum SKPD
perlindungan sosial.
5. Advokasi Berbasis Data. Menggunakan data yang sudah dikumpulkan dari lapangan oleh
komunitas Pekka selama ini, akan dilakukan dialog dan komunikasi intensif dengan
pemerintah lokal khususnya di tingkat Desa dan Kabupaten agar program pembangunan yang
berjalan berbasis bukti data.
6. Pengembangan Inisiatif Pilot Tematik Berbasis Komunitas. Tahun 2015 akan dikembangkan
pilot pembangunan kawasan di beberapa wilayah PEKKA dengan fokus pada sumberdaya
penghidupan khususnya pangan dan energi.
7. Pengembangan Media Komunitas. Ditargetkan tahun 2015 akan dibuat film tentang gerakan
Pekka yang diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi pengembangan gerakan sosial
perempuan miskin.
8. Selain ketujuh hal di atas, tahun 2015 juga akan dilakukan langkah transformasi organisasi
Seknas PEKKA menjadi organisasi pendukung gerakan Pekka. Tim pembaharuan organisasi
akan bekerja selama tahun 2015 agar organisasi Pendamping dapat ditransformasikan pada
tahun 2016 yang akan datang.
La
La
po
ran
Akh
ir 2
01
4
65
MENGENAL PEKKA
Apa Itu PEKKA? PEKKA adalah sebuah inisiatif pemberdayaan perempuan kepala keluarga, yang mulai digagas pada akhir tahun 2000 dari rencana awal KOMNAS PEREMPUAN yang ingin mendokumentasikan kehidupan janda di wilayah konflik dan keinginan Bank Dunia melalui Program Pengembangan Kecamatan (PPK) merespons permintaan janda korban konflik di Aceh untuk memperoleh akses sumberdaya agar dapat mengatasi persoalan ekonomi dan trauma mereka. Semula upaya ini diberi nama “Widows Project” yang sepenuhnya didukung dana hibah dari Japan Social Development Fund (JSDF) melalui Trust Fund Bank Dunia. KOMNAS PEREMPUAN kemudian bekerjasama dengan Pusat Pengembangan Sumberdaya Wanita (PPSW), membentuk Sekretaris Nasional (Seknas) PEKKA untuk mengembangkan gagasan awal ini. “Widows Project” di transformasi menjadi Pemberdayaan Perempuan Kepala Keluarga (PEKKA) oleh Nani Zulminarni yang kemudian menjadi Koordinator Nasional (Kornas) nya. Transformasi ini diharapkan membuat PEKKA menjadi lebih provokatif dan ideologis, yaitu dengan menempatkan janda lebih pada kedudukan, peran, dan tanggung jawabnya sebagai kepala keluarga. Selain itu, upaya ini diharapkan mampu pula membuat perubahan sosial dengan mengangkat martabat janda dalam masyarakat yang selama ini terlanjur mempunyai Stereotype negatif. Judul Program Pemberdayaan Perempuan Kepala Keluarga atau disingkat Program PEKKA kemudian ditetapkan dan disepakati untuk menamai inisiatif baru ini. Selanjutnya kata Pekka juga dipergunakan untuk menyebut secara singkat istilah Perempuan Kepala Keluarga (Pekka).
Mengapa Perempuan Kepala Keluarga (Pekka)? Data Susenas 2011 yang dikeluarkan BPS menunjukkan 14,3% rumah tangga dikepalai perempuan. Data BPS juga menunjukkan bahwa sejak tahun 1985 terlihat konsistensi kenaikan rumah tangga yang dikepalai perempuan rata-rata 0.1% setiap tahunnya. Survei Sistem Pemantauan Kesejahteraan Berbasis Komunitas (SPKBK) yang dilaksanakan Sekretariat Nasional PEKKA di 111 desa, 17 propinsi wilayah kerja PEKKA menunjukkan bahwa dalam setiap empat keluarga, terdapat satu keluarga dikepalai oleh perempuan. Perempuan menjadi kepala keluarga karena berbagai sebab termasuk suami meninggal dunia, bercerai, ditinggal, tidak atau belum menikah, suami berpoligami, suami merantau, suami sakit permanen dan suami yang tidak bekerja. Sementara itu, Undang-undang Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974 menegaskan bahwa kepala keluarga adalah suami atau laki-laki, dan hal ini tercermin dalam seluruh sistem sosial, ekonomi dan politik yang berlaku. Sebagai akibatnya perempuan tidak diakui sebagai kepala keluarga dan mendapatkan diskriminasi dalam kehidupan sosial politiknya. Survey SPKBK PEKKA juga menunjukkan hampir separuh (49 %) keluarga di kesejahteraan terendah adalah keluarga yang dikepalai perempuan. Perempuan yang menjadi kepala
La
La
po
ran
Akh
ir 2
01
4
66
keluarga berusia antara 18 – 65 tahun dengan tanggungan antara 1-6 orang anggota keluarga. Mereka bekerja di sektor informal termasuk buruh tani, pedagang dan pengrajin dengan pendapatan rata-rata per hari Rp.10,000. Perempuan kepala keluarga berpendidikan formal rendah yaitu lebih dari separuh (57 %) buta huruf . Paling tidak 78% Pekka yang bercerai pernah mengalami kekerasan dalam rumah tangga dan hanya 41% dari mereka yang mencatatkan pernikahannya. Mengakui keberadaan, memenuhi hak, dan memosisikan perempuan kepala keluarga setara dengan lainnya, dapat mengangkat martabat dan mengatasi kerentanan keluarga menghadapi tantangan kehidupan ekonomi, politik dan sosial yang semakin berat.
Siapa Perempuan Kepala Keluarga (Pekka)? “Kepala Keluarga adalah Pencari nafkah dalam keluarga atau seseorang yang dianggap sebagai kepala keluarga” (Badan Pusat Statistik-BPS). Definisi Perempuan Kepala Keluarga (Pekka) menurut Seknas PEKKA adalah perempuan yang melaksanakan peran dan tanggung jawab sebagai pencari nafkah, pengelola rumah tangga, penjaga keberlangsungan kehidupan diri keluarga dan pengambil keputusan dalam keluarganya. Hal ini mengantarkan Seknas PEKKA pada komunitas dampingan yang mencakup:
Perempuan yang ditinggal/dicerai hidup oleh suaminya
Perempuan yang suaminya meninggal dunia
Perempuan yang membujang atau tidak menikah
Perempuan bersuami, tetapi oleh karena suatu hal, suaminya tidak dapat menjalankan fungsinya sebagai kepala keluarga
Perempuan bersuami, tetapi tidak mendapatkan nafkah lahir dan batin karena suaminya bepergian lebih dari satu tahun.
Apa Tujuan Pemberdayaan yang Dilakukan Seknas PEKKA? Seknas PEKKA mempunyai visi untuk pemberdayaan perempuan kepala keluarga dalam rangka ikut berkontribusi membangun tatanan masyarakat yang sejahtera, adil gender, dan bermartabat. Untuk mewujudkan visi tersebut, Seknas PEKKA mengemban misi untuk:
Meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan Pekka
Membuka akses Pekka terhadap berbagai sumberdaya penghidupan
Membangun kesadaran kritis Pekka baik terhadap kesetaraan peran, posisi, dan status mereka, maupun terhadap kehidupan sosial politiknya.
Meningkatkan partisipasi Pekka dalam berbagai proses kehidupan sosial, ekonomi, politik dan budaya
La
La
po
ran
Akh
ir 2
01
4
67
Meningkatkan kontrol Pekka terhadap proses pengambilan keputusan mulai di tingkat rumah tangga hingga negara.
Seknas PEKKA mengembangkan strategi Empat Pilar Pemberdayaan Pekka.