laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah … download... · pada tahun yang akan datang....
TRANSCRIPT
1
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH(LKj-IP)
BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH (BPBD)PROV. JAWA TENGAH
TAHUN 2014
BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH (BPBD)PROVINSI JAWA TENGAH
FERBUARI 2015
2
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha
Kuasa atas rahmat dan Karunianya, penyusuan Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah (LKj-IP) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Prov Jateng telah selesai. LKj-IP BPBD merupakan bentuk komitmen
BPBD Prov Jateng dalam mengimplementasikan Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi pemerintah (SAKIP) yang baik sebagaimana diamanatkan
dalam Instruksi Presiden Nomor 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014.
LKj-IP adalah wujud pertanggungjawaban pejabat publik kepada
masyarakat tentang kinerja lembaga pemerintah selama satu tahun
anggaran. Proses kinerja BPBD Prov Jawa Tengah telah diukur,
dievaluasi, dianalisis dan dijabarkan dalam bentuk laporan dan bertujuan
untuk menggambarkan penerapan Rencana Strategis (Renstra) dalam
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi organisasi di masing-masing
perangkat daerah, serta keberhasilan capaian sasaran saat ini untuk
percepatan dalam meningkatkan kualitas capaian kinerja yang diharapkan
pada tahun yang akan datang. Melalui LKj-IP dapat memberikan gambaran
penerapan prinsip-prinsip good governance, yaitu dalam rangka
terwujudnya transparansi dan akuntabilitas di lingukungan pemerintah.
Demikian Laporan ini kami susun semoga dapat digunakan sebagai
bahan bagi pihak-pihak yang berkepentingan khususnya untuk
peningkatan kinerja di masa mendatang.
Semarang, Januari 2015KALAKHAR BPBD PROV JAWA TENGAH
SARWA PRAMANA, SH, M.SiPembina Utama Muda
NIP. 19610211 198403 1 003
3
DAFTAR ISI
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH ......... 1
KATA PENGANTAR ................................................................................... 2
DAFTAR ISI................................................................................................. 3
DAFTAR TABEL ......................................................................................... 5
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 6
A. Gambaran Umum Organisasi .............................................................. 6
1. Tugas Pokok dan Fungsi ................................................................... 6
2. Sumberdaya..................................................................................... 13
B. Fungsi Strategis BPBD Prov Jawa Tengah ....................................... 24
1. Visi ................................................................................................... 24
2. Misi .................................................................................................. 24
3. Tujuan.............................................................................................. 24
4. Sasaran ........................................................................................... 25
C. Permasalahan Utama yang Dihadapi ................................................ 25
BAB II PERJANJIAN KINERJA ............................................................... 27
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2014 ................................ 34
A. Capaian Kinerja Organisasi ............................................................... 34
1. Sasaran Strategis 1 ......................................................................... 35
2. Sasaran strategis 2.......................................................................... 39
3. Sasaran Strategis 3 ......................................................................... 41
4. Sasaran strategis 4.......................................................................... 43
5. Sasaran Strategis 5 ......................................................................... 45
6. Sasaran strategis 6.......................................................................... 48
7. Sasaran strategis 7.......................................................................... 49
4
8. Sasaran strategis 8.......................................................................... 51
9. Sasaran strategis 9.......................................................................... 53
B. Realisasi Anggaran ............................................................................ 55
BAB IV P E N U T U P .............................................................................. 58
A. Tinjauan Umum Capaian Kinerja Keberhasilan ................................. 58
B. Strategi Untuk Peningkatan Kinerja di Masa Datang ......................... 61
5
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Indeks Rawan Bencana Indonesia ................................................... 8
Tabel 2 Indeks Rawan Bencana Kabupaten/Kota di Jawa Tengah .............. 9
Tabel 3 Indeks Risiko Bencana Indonesia .................................................. 10
Tabel 4 Indeks Risiko Bencana Kabupaten/Kota Jateng ............................ 11
Tabel 5 Daerah Rawan Bencana di Jawa Tengah ...................................... 12
Tabel 6 Jumlah Pegawai BPBD Provinsi Jawa Tengah .............................. 13
Tabel 7 Pangkat/Golongan PNS di BPBD Prov. Jawa Tengah................... 14
Tabel 8 Sarana dan Prasarana Kedinasan Umum Tahun 2014 ................. 16
Tabel 9 Sarana dan Prasarana Untuk Kondisi Tertentu Tahun 2014 ......... 17
Tabel 10 Penetapan Kinerja TA 2014 ......................................................... 32
Tabel 13 Skala Pengukuran Kinerja ............................................................ 35
Tabel 14 Perhitungan Kinerja Sasaran 1..................................................... 35
Tabel 15 Pembentukan BPBD Kabupaten/Kota Se Jawa Tengah.............. 36
Tabel 16 Perhitungan Kinerja Sasaran 2..................................................... 40
Tabel 17 Perhitungan Kinerja Sasaran 3..................................................... 42
Tabel 18 Perhitungan Kinerja Sasaran 4..................................................... 44
Tabel 19 Perhitungan Kinerja Sasaran 5..................................................... 46
Tabel 20 Perhitungan Kinerja Sasaran 6..................................................... 48
Tabel 21 Perhitungan Kinerja Sasaran 7..................................................... 50
Tabel 22 Perhitungan Kinerja Sasaran 8..................................................... 52
Tabel 23 Perhitungan Kinerja Sasaran 9..................................................... 53
Tabel 24 Kejadian dan Kerugian Bencana Jateng 2014 ............................ 54
Tabel 25 Realisasi dan Efisiensi Anggaran ................................................. 56
Tabel 26 Pengukuran Pencapaian Sasaran................................................ 58
6
BAB IPENDAHULUAN
A. Gambaran Umum Organisasi
1. Tugas Pokok dan Fungsi
Penyelenggaraan penanggulangan bencana menjadi urusan
bersama antara pemerintah (Pusat, Provinsi, dan Kabupaten/Kota)
masyarakat dan Lembaga usaha. Undang-undang No. 24 tahun 2007
tentang penanggulangan bencana memberikan amanat bahwa di
masing-masing daerah (provinsi dan kabupaten/kota) membentuk
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Pemerintah Prov
Jawa Tengah menindaklanjuti amanat tersebut dengan membentuk
BPBD Provinsi Jawa Tengah melalui Peraturan Daerah No. 10 Tahun
2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Lain Daerah Provinsi
Jawa Tengah dan menerbitkan Peraturan Gubernur No 101 tahun 2008
tentang tentang Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja
Sekretariat Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Jawa
Tengah. Mendasarkan perda tersebut, terutama pada Bab IV Pasal 7
BPBD Prov Jateng mempunyai mempunyai tugas pokok melaksanakan
penyusunan dan melaksanakan kebijakan daerah di bidang
penanggulangan bencana. Dalam rangka melaksanakan tugas pokok
dan fungsi tersebut, Pemerintah Prov Jawa Tengah menerbitkan
Peraturan Daerah No 11 tahun 2009 tentang penyelenggaraan
penanggulangan bencana, sebagai dasar dalam pelaksanaan
penyelenggaraan di Jawa Tengah.
Tugas pokok dan fungsi BPBD Prov Jawa Tengah telah
dijabarkan pada pasal 2 dan pasal 3 Peraturan Gubernur No. 101 tahun
2008. Tugas pokok BPBD Prov Jawa Tengah (pasal 2) yaitu
melaksanakan penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan daerah di
7
bidang penanggulangan bencana daerah, sedangkan Pasal 3
menyebutkan bahwa fungsi BPBD Prov Jawa Tengah adalah :
1. Perumusan kebijakan teknis bidang penanggulangan bencana.
2. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di
bidang bencana.
3. Pembinaan, fasilitasi dan pelaksanaan tugas di bidang pencegahan
dan kesiapsiagaan, penanganan darurat, rehabilitasi dan
rekonstruksi, logistik dan peralatan lingkup Provinsi dan
Kabupaten/Kota.
4. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan bidang penanggulangan
bencana.
5. Pengelolaan administrasi keuangan, kepegawaian, perlengkapan,
rumah tangga dan ketatausahaan di lingkungan BPBD.
6. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan
tugas pokok dan fungsinya.
Ancaman bencana di Jawa Tengah tersebar secara merata di
seluruh wilayah. Kewaspadaan dan kesiapsiagaan seluruh pemangku
kepentingan harus terus ditingkatkan. Kajian tingkat kerawanan dan
risiko bencana di Jawa Tengah telah dilakukan dengan difasilitasi oleh
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Tahun 2011
BNPB melakukan kajian terhadap tingkat rawan bencana dan pada
tahun 2013 BNPB melakukan kajian untuk tingkat risiko bencana di
seluruh Indonesia. Indeks Rawan Bencana Indonesia pada tahun 2011
selalu diperbaharui setiap dua tahun sekali, dan pada tahun 2013,
indeks yang dikaji adalah risiko bencana bukan tingkat kerawanan
bencana. Indeks rawan bencana (2011) dihitung dari data
korban/kerusakan yang tercatat (existing data) untuk setiap bencana,
sedangkan indeks risiko bencana (2013) dihitung dari potensi
kemungkinan korban dan dampak yang akan ditimbulkan. Risiko
bencana merupakan penilaian kemungkinan dari dampak yang
8
diperkirakan apabila bahaya itu menjadi bencana. Perhitungann indeks
risiko bencana ditekankan pada potensi kemungkinan dan besarnya
dampak yang diukur dari keterpaparan (exposure) dari setiap bahaya
(single hazard) dan gabungan dari beberapa hazard yang ada (multi
hazard), dengan memperhatikan parameter-parameter bahaya,
kerentanan, dan kapasitas sebagai penghitungan risiko bencana.
Mendasarkan 2 (dua) kajian tersebut, posisi Provinsi Jawa Tengah
adalah sebagai berikut.
a. Indeks Rawan Bencana Indonesia Tahun 2011
Berdasarkan data BNPB tentang Indeks Rawan Bencana
Indonesia tahun 2011, Provinsi Jawa Tengah menempati
urutan/rangking pertama tingkat nasional dari 27 provinsi yang
termasuk rawan tinggi untuk semua jenis kerawanan bencana (6
provinsi lainnya termasuk rawan sedang). Hal ini dapat dilihat pada
tabel berikut ini.Tabel 1
Indeks Rawan Bencana Indonesia
NO PROVINSI SKOR INDEKS RAWAN KELAS1 2 3 4
1. Jawa Tengah 203 Tinggi2. Jawa Barat 200 Tinggi3. Jawa Timur 189 Tinggi4. Nusa Tenggara Timur 187 Tinggi5. Aceh 169 Tinggi6. Sumatera Barat 154 Tinggi7. Sumatera Utara 148 Tinggi8. Sulawesi Selatan 140 Tinggi9. Nusa Tenggara Barat 139 Tinggi10. Sulawesi Tengah 138 Tinggi11. Banten 133 Tinggi12. Sulawesi Utara 133 Tinggi13. Bali 129 Tinggi14. Maluku 128 Tinggi15. Sumatera Selatan 126 Tinggi16. Lampung 126 Tinggi17. Kalimantan Timur 125 Tinggi18. D.I. Yogyakarta 124 Tinggi19. Papua 120 Tinggi
9
NO PROVINSI SKOR INDEKS RAWAN KELAS1 2 3 4
20. Sulawesi Tenggara 116 Tinggi21. Dki Jakarta 113 Tinggi22. Riau 109 Tinggi23. Jambi 109 Tinggi24. Kalimantan Barat 108 Tinggi25. Kalimantan Selatan 108 Tinggi26. Bengkulu 105 Tinggi27. Sulawesi Barat 104 Tinggi28. Gorontalo 94 Sedang29. Maluku Utara 89 Sedang30. Kalimantan Tengah 83 Sedang31. Papua Barat 67 Sedang32. Kepulauan Riau 55 Sedang33. Kepulauan Bangka Belitung 46 Sedang
Sumber: BNPB, IRBI 2011
Mendasarkan data IRBI BNPB Tahun 2011 tersebut, Indeks Rawan
Bencana Kabupaten/Kota di Jawa Tengah yaitu 34 kabupaten/Kota
termasuk rawan tinggi dan 1 (kota) termasuk rawan sedang.
Rincian tingkat kerawanan sebagaimana tabel berikut.Tabel 2
Indeks Rawan Bencana Kabupaten/Kota di Jawa Tengah
No Kabupaten/Kota Skor Kelas Rawan Rangking Nasional1 2 3 4 5
1. Cilacap 132 Tinggi 32. Banyumas 123 Tinggi 83. Kebumen 113 Tinggi 124. Klaten 106 Tinggi 195. Wonosobo 105 Tinggi 206. Jepara 105 Tinggi 217. Semarang 103 Tinggi 238. Karanganyar 102 Tinggi 249. Brebes 101 Tinggi 2510. Pati 98 Tinggi 3111. Magelang 94 Tinggi 4212. Boyolali 92 Tinggi 4313. Purworejo 91 Tinggi 4614. Wonogiri 89 Tinggi 5515. Kota semarang 87 Tinggi 6016. Sukoharjo 82 Tinggi 7617. Pemalang 78 Tinggi 10118. Kudus 78 Tinggi 10319. Rembang 77 Tinggi 10720. Pekalongan 76 Tinggi 116
10
No Kabupaten/Kota Skor Kelas Rawan Rangking Nasional1 2 3 4 5
21. Sragen 76 Tinggi 11822. Grobogan 75 Tinggi 12623. Banjarnegara 75 Tinggi 12724. Kendal 73 Tinggi 13925. Temanggung 70 Tinggi 14926. Demak 69 Tinggi 15327. Tegal 64 Tinggi 18028. Purbalingga 62 Tinggi 19229. Batang 62 Tinggi 19330. Kota Surakarta 60 Tinggi 20731. Blora 58 Tinggi 22232. Kota Pekalongan 52 Tinggi 27233. Kota Tegal 46 Tinggi 32234. Kota Magelang 44 Tinggi 34335. Kota Salatiga 34 Sedang 404
Sumber: BNPB, IRBI 2011
b. Indeks Risiko Bencana Indonesia Tahun 2013
Berdasarkan data Indeks Risiko Bencana Indonesia tahun
2013, Provinsi Jawa Tengah menempati urutan/rangking 13 (tiga
belas) di tingkat nasional dari 26 provinsi yang termasuk risiko tinggi
(7 provinsi risiko sedang). Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut ini.Tabel 3
Indeks Risiko Bencana Indonesia
No Provinsi Skor Kelas Risiko1 2 3 4
1 Aceh 160 Tinggi2 Sumatera Utara 150 Tinggi3 Sumatera Barat 153 Tinggi4 Riau 147 Tinggi5 Jambi 142 Sedang6 Sumatera Selatan 142 Sedang7 Bengkulu 172 Tinggi8 Lampung 153 Tinggi9 Kepulauan Bangka Belitung 162 Tinggi
10 Kepulauan Riau 116 Sedang11 DKI Jakarta 103 Sedang12 Jawa Barat 166 Tinggi13 Jawa Tengah 158 Tinggi14 Daerah Istimewa Yogyakarta 165 Tinggi
11
No Provinsi Skor Kelas Risiko1 2 3 4
15 Jawa Timur 171 Tinggi16 Banten 180 Tinggi17 Bali 170 Tinggi18 Nusa Tenggara Barat 172 Tinggi19 Nusa Tenggara Timur 156 Tinggi20 Kalimantan Barat 157 Tinggi21 Kalimantan Tengah 141 Sedang22 Kalimantan Selatan 152 Tinggi23 Kalimantan Timur 165 Tinggi24 Sulawesi Utara 151 Tinggi25 Sulawesi Tengah 158 Tinggi26 Sulawesi Selatan 167 Tinggi27 Sulawesi Tenggara 169 Tinggi28 Gorontalo 140 Sedang29 Sulawesi Barat 191 Tinggi30 Maluku 179 Tinggi31 Maluku Utara 169 Tinggi32 Papua Barat 154 Tinggi33 Papua 125 Sedang
Sumber: BNPB, IRBI Tahun 2013
Mendasarkan data indeks risiko bencana tahun 2013 tersebut, dari
35 Kabupaten/Kota di Jawa Tengah terdapat 22 Kabupaten/Kota
termasuk risiko tinggi, dan 13 Kabupaten/Kota lainnya termasuk
risiko sedang. Data selengkapnya sebagaimana tabel berikut.
Tabel 4Indeks Risiko Bencana Kabupaten/Kota Jateng
No Kabupaten/Kota Skor Kelas Risiko Rangking Nasional1 2 3 4
1 Cilacap 215 Tinggi 172 Purworejo 215 Tinggi 183 Tegal 213 Tinggi 264 Brebes 211 Tinggi 295 Banyumas 207 Tinggi 366 Pemalang 206 Tinggi 377 Kebumen 203 Tinggi 498 Demak 184 Tinggi 959 Kota Semarang 184 Tinggi 96
10 Pekalongan 183 Tinggi 97
12
No Kabupaten/Kota Skor Kelas Risiko Rangking Nasional1 2 3 411 Pati 174 Tinggi 15312 Rembang 172 Tinggi 16413 Batang 168 Tinggi 17514 Kendal 167 Tinggi 19015 Jepara 163 Tinggi 20916 Grobogan 162 Tinggi 22017 Purbalingga 159 Tinggi 22618 Boyolali 159 Tinggi 22719 Banjarnegara 150 Tinggi 28920 Blora 150 Tinggi 29021 Kota Pekalongan 148 Tinggi 30622 Wonogiri 146 Tinggi 31323 Magelang 143 Sedang 32624 Semarang 143 Sedang 32725 Temanggung 143 Sedang 32826 Sragen 142 Sedang 33427 Wonosobo 135 Sedang 35828 Kudus 132 Sedang 37829 Karanganyar 130 Sedang 38830 Klaten 123 Sedang 41431 Kota Tegal 117 Sedang 44132 Kota Magelang 108 Sedang 45933 Sukoharjo 93 Sedang 48234 Kota Salatiga 91 Sedang 48535 Kota Surakarta 80 Sedang 490
Sumber: BNPB, IRBI Tahun 2013
BPBD Jawa Tengah telah mencermati dan menindaklanjtui dengan
mengumpulan data daerah rawan bencana yang meliptui wilayah
desa/kelurahan, kecamatan dan warga terdampak. Data daerah rwan bencana
Jawa Tengah yang dikumpulkan oleh BPBD Prov Jawa Tengah dapat dilhat
pada table berikut.
Tabel 5Daerah Rawan Bencana di Jawa Tengah
No Bencana Kab Kec Desa/Kel KK
13
Jml % Jml % Jml % Jml %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Banjir 32 91,42 314 54.8 1.776 20,7 772.177 8,02 Longsor 29 82,85 342 59.7 2.331 27.2 642.001 6,63 Kekeringan 27 77,14 235 41 1.443 16.8 677.952 7.0
4 Angin putingbeliung
12 42,85 132 23.0 752 8,8 282.212 2,9
5 Gempabumi 14 37,14 116 20.2 1.514 17,6 1.416.145 15,1
6 Tsunami 4 11,42 20 3,5 127 1,5 128.186 1,3
7 Gunung api 11 31,42 47 8,2 276 3,2 200.634 2,18 Gas Beracun 3 8,57 13 2,3 44 0,5 33.744 1,39 Kebakaran
Hutan/Lahan22 62,85 122 21,3 749 8,7 169.498 1,7
2. Sumberdaya
Upaya-upaya pengurangan risiko bencana harus dilaksanakan
secara serius oleh seluruh pemangku kepentingan. Pengurangan risiko
bencana merupakan tindakan untuk meminimalkan dampak bencana
terhadap kehidupan manusia sehingga kerugian jiwa dan materil serta
kerugian lainnya. Pengurangan risiko bencana dilakukan melalui 3 (tiga)
kegiatan utama, yaitu mengurangi ancaman, mengurangi kerentanan
dan meningkatkan kapasitas. Pengingkatan kapasitas diprioritaskan
secara kelembagaan maupun sumberdaya baik sumberdaya manusia
maupun sarana dan prasarana.
Jumlah personel sumberdaya manusia di BPBD Prov Jawa
Tengah cukup terbatas. Jumlah dan tingkat pendidikan sumberdaya
manusia (SDM) di BPBD Jawa Tengah adalah sebagai berikut:Tabel 6
Jumlah Pegawai BPBD Provinsi Jawa Tengah
No Pegawai Jumlah Pendidikan TerakhirPria Wanita S2 S1 D3 SMA SMP SD Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
14
1 PNS 45 16 15 19 1 17 7 1 612 Non PNS
a. Harian Lepas 2 - 2 2b. Outsourcing 5 1 6 6
Total 15 24 1 19 7 1 67
Data sumberdaya PNS menurut pangkat dan golongan di BPBD
Provinsi Jawa Tengah adalah sebagai berikut:
Tabel 7Pangkat/Golongan PNS di BPBD Prov. Jawa Tengah
No Pangkat / Gol Jumlah1 2 3
1 Golongan IV : 13 oranga Pembina Utama Muda (IV/c) : 1 orangb Pembina Tk I (IV/b) : 3 orangc Pembina (IV/a) : 9 orang
2 Golongan III 33 oranga Penata Tk I (III/d) : 9 orangb Penata (III/c) : 6 orangc Penata Muda Tk I (III/b) : 15 orangd Penata Muda (III/a) : 3 orang
3 Golongan II 10 oranga Pengatur Tk I (II/d) : 1 orangb Pengatur (II/c) : 3 orangc Pengatur Muda Tk I (II/b) : 6 orangd Pengatur Muda (II/a) : - orang
4 Golongan I 5 oranga Juru Tk I (I/d) : - orangb Juru (I/c) : 4 orangc Juru Muda Tk I (I/b) : - orangd Juru Muda (I/a) : 1 orang
JUMLAH : 61 orang
Secara kelembagaan, BPBD Provinsi terdiri dari unsur pelaksana dan
unsur pengarah. Unsur pengarah BPBD Prov Jawa Tengah diatur dalam
Perda Nomor 10 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Lembaga Lain Daerah Provinsi Jawa Tengah.Unsur Pengarah BPBD
Provinsi Jawa Tengah sejumlah 11 (sebelas) orang anggota yang terdiri
dari Perwakilan SKPD dan Unsur Pengarah dari Masyarakat
15
Profesional. Anggota Unsur pengarah penanggulangan bencana
ditetapkan berdasarkan Keputusan Gubernur Jawa Tengah 120/42/2010
yang berlaku sampai dengan 30 April 2015. Susunan anggota Unsur
Pengarah BPBD Provinsi Jawa Tengah pada periode ini adalah sebagai
berikut:
a. Unsur Pengarah dari SKPD, terdiri dari :
1) Kepala Badan Lingkungan Hidup;
2) Kepala Dinas Sosial;
3) Kepala Dinas Kesehatan;
4) Kepala Dinas Energi Sumber Daya Mineral;
5) Kepala Dinas Cipta Karya Dan Tata Ruang;
6) Kepala Dinas Pengelolaan Sumberdaya Air.
b. Unsur Pengarah dari Masyarakat Profesional terdiri dari 5 (lima)
orang terpilih yang mempunyai kompetensi dan kapasitas dan
mempunyai latar belakang keahlian/keilmuan dalam penanggulangan
bencana. Anggota unsur pengarah dari masyarakat profesional
periode I (2010-2014) adalah :
1) Drs. Sri Mulyadi, MM;
2) Ir. M. Edy Waluyo;
3) Emmy Rochayati, SH;
4) Herman Suryosardjono, SH;
5) Budiharjo SH;
Secara struktur organisasi, kelembagaan BPDB provinsi Jawa
Tengah adalah sebagai berikut:
16
Gambar 1 Struktur Organisasi BPBD Prov Jawa Tengah
Dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsipenanggulangan bencana, BPBD Prov Jawa Tengah didukung denganbeberapa peralatan baik yang bersifat umum maupun khusus,sebagaimana tabel berikut.
Tabel 8Sarana dan Prasarana Kedinasan Umum Tahun 2014
Kode BidangBarang Nama Bidang Jumlah
BarangHarga(Rp)
1 2 3 4
1 TANAH 2 3,100,000,000Tanah 2 3,100,000,000
2 PERALATAN DAN MESIN 2,490 11,907,369,520Alat-alat besar 17 3.190.492.500Alat-alat Angkutan 50 3,586,347,946Alat-alat Bengkel dan Alat Ukur 6 309,100,000Alat-alat Pertanian / Peternakan - -Alat-alat Kantor dan Rumah Tangga 1,839 4,410,718,071Alat-alat Studio dan Komunikasi 436 2.294,155,898Alat-alat Kedokteran - -
17
Kode BidangBarang Nama Bidang Jumlah
BarangHarga(Rp)
1 2 3 4
Alat-alat Laboratorium - -Alat-alat Keamanan 142 410,711,003Alat Metrologi dan Geofisika/Alat Ukur - -Alat Olah Raga - -
3 GEDUNG DAN BANGUNAN 2 3,170,015,470Bangunan Gedung 2 3,098,015,470Bangunan Monumen 90 72.000.000
4 JALAN, JEMBATAN, BANGUNAN 8 180,433,000Jalan dan Jembatan - -Bangunan Air / Irigasi 7 89,000,000Instalasi 1 91,433,000Jaringan - -
5 ASET TETAP LAINNYA 2,004 67,498,455Buku Perpustakaan 1,997 66,623,455Barang Bercorak Kesenian /Kebudayaan 7 875,000
Hewan Ternak dan Tumbuhan - -6 Konstruksi Dalam Pengerjaan - -
Konstruksi Dalam Pengerjaan - -JUMLAH 4,596 20,719,472,343
Sumber: Data Inventaris Barang/Sensus Barang Milik Daerah BPBD Prov. Jateng Semester II Tahun 2014
Sedangkan sarana dan prasarana untuk kondisi tertentu yang dimilikidisajikan pada tabel berikut.
Tabel 9Sarana dan Prasarana Untuk Kondisi Tertentu Tahun 2014
No Kode Jenis Peralatan Jumlah Keterangan1 2 3 4 5
I 01 Alat Transportasi1 Mobil Ambulance 3 unit2 Mobil Tangki BBM -3 Mobil Evakuasi 1 unit4 Mobil Pemadam Kebakaran -5 Helikopter -6 Mobil Komando 1 unit7 Mobil Patroli -8 Mobil Jelajah -9 Mobil Operasional 6 unit10 Mobil Komunikasi 1 unit11 Mobil Rescue 5 unit12 Motor Ops 14 unit
18
No Kode Jenis Peralatan Jumlah Keterangan1 2 3 4 5
13 Motor Trail 6 unit14 Mobil Jenazah -15 Mobil Logpal 1 unit16 Pick Up -17 Mobil Logpal 1 unit18 Truk Serbaguna 1 unit19 Mobil Dapur Lapangan 1 unit20 Truk Logistik 1 unit21 Truk Tangki Air 2 unit22 Truk Urinoir MCK 2 unit23 Truk Water Treatmen 1 unit24 Truk Bak Terbuka 2 unit25 Kapal Motor -26 Mini Bus -27 Mobil Klik
Jumlah 48 unitII 02 Alat Komunikasi dan Informasi
1 Sistem Komunikasi Cepat -2 Portable Communication Mobile -3 HT 15 unit4 RIG 6 unit5 GPS 3 unit6 Telepon Satelit -
7 Alat Deteksi Dini dan PerngatanDini -
8 SSB/RPP 3 unit9 UHF -
10 Wireless -11 Megaphone 3 unit12 Repiter / Antena 3 unit13 Video Shooting -14 Camera Digital 4 unit15 Handycam 2 unit16 Power Supply 2 unit
Jumlah 41 unitIII 03 Alat Pencarian Penyelamatan dan Evakuasi
1 Alat Pemotong Baja dan Beton 5 unit2 Rompi Pelampung -3 Rompi -4 Life Jacket 48 unit5 Lifebouy 8 unit
19
No Kode Jenis Peralatan Jumlah Keterangan1 2 3 4 5
6 Perahu Karet 12 org -7 Perahu Karet 10 org 14 unit8 Perahu Karet 8 org 2 unit9 Perahu Karet 6 org 1 unit
10 Masker Full Face 6 unit11 Perahu Evakuasi -12 Trailer 2 unit13 Rescue Jetski -14 Mesin Perahu 40 PK 5 unit15 Mesin Perahu 25 PK 5 unit16 Mesin Perahu 18 PK 5 unit17 Mesin Perahu 15 PK 1 unit18 Dolphin / speed boat 2 unit19 Peralatan Selam 7 unit20 Vertical Rescue 3 unit21 Teropong / Teleskop -22 Rumah Sakit Lapangan -23 Perl. Kes -24 Chain Saw 6 unit25 Helm SAR 4 unit26 Pulay 10 unit27 Breathing Appars 2 unit28 Life Detector -29 Alat/Paket Pemadam Kebakaran -30 Pakaian Tahan Panas 2 unit31 Pompa Perahu 14 unit32 Rak Tempat Perahu Karet 2 unit33 Selang BBM 14 unit34 Sandaran Mesin Tempel 4 unit35 Perahu Alumunium -36 Jangkar -37 Ring Buoy -38 Tali PP 10 mm -39 Tangki BBM 14 unit40 Dayung 20 unit41 Pakaian Tahan Api -42 Helm Tahan Panas -43 Sepatu -44 Sarung Tangan -45 Helm Biasa -
20
No Kode Jenis Peralatan Jumlah Keterangan1 2 3 4 5
46 Perahu Kayu -50 Bidai Spinal 2 unit52 Perahu Amphibi 1 unit
Jumlah 209IV 04 Alat Pemenuhan Kebutuhan Dasar
1 WTP 250 lt 2 unit2 WTP 500 lt -3 WTP mini 2 unit4 Dapur Lapangan/Umum -5 Fleksible Tank 2000 lt 2 unit6 Fleksible Tank 1000 lt 2 unit7 Toilet Lapangan -8 Tenda Posko 13 unit9 Tenda Keluarga 100 unit
10 Tenda Regu 30 unit11 Tenda Pleton 24 unit12 Tenda Pengungsi 5 unit13 Tenda Sekolah -14 Tenda Lapangan -15 Tenda RS Lapangan -16 Tenda Individu 2 unit17 Tenda Doom -18 Tandu Lipat 6 unit19 Echosounder 2 unit20 Velbed 125 unit21 Tandon Air Plastik -22 Tandon Air Fiber Glas 1 unit23 Tenda Dapur Umum -24 Tenda Terpal Plastik -25 Jas Hujan -26 MCK Komunal -
Jumlah 316V 05 Alat Berat
1 Scope Loader -2 Back Hoe -3 Truck W Crane 3 Ton -4 Tandem Vibration Roller 4 Ton -5 Crane on Wheel 15 Ton -6 Wheel Looder 1,2 - 1,5 M3 -7 Head Tractor & trailer -
21
No Kode Jenis Peralatan Jumlah Keterangan1 2 3 4 5
8 Loader -9 Exavator -
10 Dump Truck -11 Grader -12 Bulldoser -13 Ponton -14 Vibro Hammer -15 Wheel Loader -16 Ulhantor Roller -
Jumlah 0VI 06 Alat Penerangan dan Kelistrikan
1 Senter 9 unit2 Solar Sel Generator -3 Lampu Senter HID 2 unit4 Lampu Srt Halogen 3 unit5 Lampu Badai -6 Genset 5 KVA 2 unit7 Genset 10 KVA 1 unit8 Genset 1,2 KW 4 unit9 Genset 1000 watt 6 unit
10 Solar Handle Lamp 60 unit11 Lampu Penerangan (Solar Cell) 7 unit12 Light Tower Port 2 unit13 Lampu senter HID Seacrh Light 4 unit14 Kabel 3 roll15 Tiang Lampu Lapangan16 Lampu Lapangan (Sport Light) 4 unit17 Senter Besar -18 Lampu Rotator -19 Lampu Sorot20 Emergency Lamp 6 unit
Jumlah 113VII 7 Alat Pergudangan
1 Froklift -2 Hand Froklift 1 unit3 Gerobak Sorong -4 Trolley 2 unit5 Rak Gondola -6 Palka 1007 Safety Equipment -8 Tenda Gudang -
22
No Kode Jenis Peralatan Jumlah Keterangan1 2 3 4 5
9 Water Closed -10 Tabung Gas 12 Kg -11 Tabung Gas 3 Kg -12 Selang -13 Helm Kerja / PMK -14 Topi Proyek -
Jumlah 103VIII 8 Alat Lainnya
1 Pompa air 6 unit2 Kawat Bronjong -3 Karung Plastik -4 Garpu Sampah -5 Dirgen 40 L -6 Hand Sprayer -7 Knock Down Closet -8 Mesin Fogging -9 Drag Bar -
10 Water furifier -11 CCTV -
Jumlah 4Jumlah Total 836
Sumber : Data Inventaris Peralatan Penanggulangan Bencana Jawa Tengah s.dDesember 2014 pada Bidang Logistik dan Peralatan BPBD Prov Jateng
Penyelenggaraan penanggulangan bencana dilaksanakan oleh
BPBD sebagai leading sectornya sebagaimana amanat Perda 11 tahun
2009. Penyelenggaraan Penanggulangan bencana dilakukan secara
teintegrasi meliputi tiga yaitu: pra, saat dan pascabencana. Oleh sebab
itu, BPBD Prov Jawa Tengah bertanggungjawab dalam tiga tugas
utama, yaitu pelaksana, komando dan koordinasi. Sebagai pelaksana,
BPBD wajib untuk memberikan perlindungan dan penanggulangan
bencana, sedangkan fungsi komando melekat pada BPBD untuk
memberikan komando /perintah kepada seluruh sumberdaya untuk
penanggulangan bencana, dan sedangkan fungsi koordinasi
23
dilaksanakan untuk mengkoordinasikan seluruh penyelenggaraan
penanggulangan bencana baik pra, saat maupun pascabencana.
Dukungan sarana dan prasarana yang dikelola BPBD Prov
Jawa Tengah dioptimalkan untuk penanganan bencana terutama pada
tahapan pra bencana. Pada tahapan ini, kegiatan kesiapsiagaan,
pencegahan, mitigasi, perencanaan, dan peringatan dini (early warning)
mempunyai nilai strategis yang dapat menentukan kegiatan pada saat
tahap darurat. Tahap saat bencana (tanggap darurat) merupakan tahap
yang sangat krusial. Pada tahap ini kegiatan penanggulangan bencana
bertumpu pada penyelamatan dan evakuasi. Permasalahan
pengungsian menjadi salah satu isu penting karena bencana
menyebabkan kerusakan tempat tinggal sehingga masyarakat
terdampak memerlukan hunian. Tindakaan saat darurat akan disusul
dengan fase transisi dan kemudian tahapan pasca bencana (tahap
pemulihan). Tahapan ini terdiri dari dua prioritas, yaitu rehabilitasi dan
rekonstruksi. Prinsip dasar dari fase pemulihan ini adalah untuk
membangun kembali dengan lebih baik dan lebih aman.
Mendasarkan pada paradigma penanggulangan bencana yaitu
pengurangan risiko bencana, maka upaya-upaya pada pra bencana
(tidak terjadi bencana ataupun terdapat potensi terjadi bencana) menjadi
lebih dominan dibandingkan dengan penanganan saat bencana. Upaya
yang dilakukan pada fase pra bencana menjadi salah satu tolok ukur
keberhasilan dalam penanggulangan bencana. Upaya pengurangan
risiko bencana tidak terlepas dari dukungan seluruh elemen pemangku
kepentingan baik tingkat pemerintahan, lembaga usaha dan juga
masyarakat. Komitmen yang kuat untuk mengurangi risiko bencana
sangat diperlukan untuk implementasi dalam kehidupan sehari-hari.
24
B. Fungsi Strategis BPBD Prov Jawa TengahBPBD Prov Jawa Tengah mempunyai fungsi stretegis dalam
penyelenggaraan penanggulangan bencana di Jawa Tengah.
Penyelenggaraan Penanggulangan bencana dilakukan secara teintegrasi
pada tiga tahapan bencana, yaitu pra, saat, dan pascabencana. Oleh sebab
itu, BPBD Prov Jawa Tengah mempunyai tiga tugas utama dalam
penanggulangan bencana, yaitu pelaksana, komando dan koordinasi.
1. VisiMewujudkan Masyarakat Jawa Tengah yang Tangguh dalam
Penanggulangan Bencana
2. Misia. Mengembangkan Tata Kelola Penanggulangan Bencana yang handal
b. Memperkuat Kapasitas Kelembagaan Penanggulangan Bencana
c. Memberdayakan masyarakat dalam Penanggulangan Bencana
d. Membangun kerjasama antar Pemangku Kepentingan PB
e. Pemanfaatan iImu pengetahuan dan teknologi untuk
penyelenggaraan penanggulangan bencana
3. Tujuana. Mewujudkan regulasi penanggulangan bencana yang memadai;
b. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan penanggulangan bencana;
c. Meningkatkan sumber daya aparatur dan sarpras yang handal dalam
penanggulangan bencana;
d. Meningkatnya kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi
bencana;
e. Meningkatkan kemandirian masyarakat dalam penanggulangan
bencana;
f. Membangun jejaring dan kerjasama strategis dengan para pemangku
kepentingan penanggulangan bencana;
25
g. Mengembangkan dan membangun basis data dan informasi bencana
kepada seluruh pemangku kepentingan penanggulangan bencana
Jawa Tengah dan nasional.
4. Sasarana. Tersusunnya Peraturan /Pedoman/SOP bidang Kebencanaan
b. Terintegrasinya dokumen Rencana Penanggulangan Bencana (umum
dan tematik) dalam dokumen rencana pembangunan daerah
c. Terpenuhinya sumber daya yang siap dalam penanggulangan
bencana
d. Terpenuhinya sarana dan prasarana penanggulangan bencana
e. Penguatan dan Sinergi Kelembagaan PB Jawa Tengah
f. Meningkatnya kesadaran dan pemahaman masyarakat untuk
mengenali dan mengantisipasi ancaman bahaya
g. Terwujudnya kemandirian masyarakat dalam penyelenggaraan PB
h. Terbentuknya jejaring dan kerjasama kelompok / komunitas
masyarakat, dunia usaha, dan lembaga peduli bencana dalam
penyelenggaraan penanggulangan bencana
i. Tersedianya pusat data informasi bencana, basis data dan informasi
bencana Jateng terkini
j. Termanfaatkannya teknologi tepat guna untuk PB dengan
memperhatikan kearifan lokal
C. Permasalahan Utama yang DihadapiBPBD Prov Jawa Tengah dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
menemukan beberapa kendala. Kendala tersebut merupakan suatu tantang
yang perlu disikapi dengan lebih baik sehingga tidak mengganggu
penyelenggaraan PB secara meyeluruh. Beberapa permasalahan utama
yang dihadapi antara lain adalah:
1. Kelembagaan BPBD di kabupaten/kota belum terbentuk 100%.
Terdapat 3 (tiga) Kabupaten/Kota yang belum membentuk BPBD
26
berdasar Peraturan daerah, yaitu Sragen, Kota Tegal dan Kota
Magelang, dan 1 kota (Salatiga) belum membentuk BPBD
2. Belum seluruh BPBD Kabupaten/ Kota mempunyai dan menyusun
Perda tentang Penyelenggaraan PB
3. Alokasi dana PB masih terbatas, sehingga perbandingan dana PB
dengan APBD Kabupaten/Kota belum ideal
4. Belum seluruh BPBD mempunyai gedung dengan kapasitas yang besar
untuk logistik, peralatan, sarana/prasarana PB dan Pusdalops
5. Sumberdaya manusia di BPBD sangat terbatas, baik secara kuantitas
maupun kualitas
6. Penyediaan Logistik dan peralatan PB belum ideal / masih terdapat
kesenjangan antara jumlah yang harus disediakan dengan yang dimiliki
7. Kerjasama penanggulangan bencana meliputi kerjasama dengan Dunia
usaha, media massa, maupun penggiat PB masih perlu terus
ditingkatkan.
8. Dunia usaha di Jateng sangat besar dan sangat potensial untuk ikut
serta dalam PB melalui CSR
27
BAB IIPERJANJIAN KINERJA
Perjanjian Kinerja pada dasarnya adalah lembar/dokumen yang
berisikan penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada
pimpinan instansi yang lebih rendah untuk melaksanakan program/kegiatan
yang disertai dengan indikator kinerja. Dalam hal ini, perjanjian kinerja
dilakukan antara Gubernur dengan Kepala Pelaksana BPBD Prov Jawa
Tengah. Melalui perjanjian kinerja, terwujud komitmen antara penerima
amanah dan kesepakatan antara penerima dan pemberi amanah atas
kinerja terukur tertentu berdasarkan tugas, fungsi, dan wewenang serta
sumber daya yang tersedia. Kinerja yang disepakati tidak dibatasi pada
kinerja yang dihasilkan atas kegiatan tahun bersangkutan, tetapi termasuk
kinerja (outcome) yang seharusnya terwujud akibat kegiatan tahun-tahun
sebelumnya. Dengan demikian target kinerja yang diperjanjikan juga
mencakup outcome yang dihasilkan dari kegiatan tahun-tahun sebelumnya,
sehingga terwujud kesinambungan kinerja setiap tahunnya.
Tujuan disusunnya Perjanjian Kinerja adalah :
1. Wujud komitmen nyata antara Kalakhar BPBD Prov Jateng dengan
Gubernur Jawa Tengah selaku pemberi amanah untuk meningkatkan
integritas, akuntabilitas, transparansi, dan kinerja Aparatur.
2. Menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur.
3. Sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan
sasaran organisasi dan sebagai dasar pemberian penghargaan dan
sanksi.
4. Sebagai dasar bagi pemberi amanah untuk melakukan monitoring,
evaluasi dan supervisi atas perkembangan/ kemajuan kinerja penerima
amanah.
5. Sebagai dasar dalam penetapan sasaran kinerja pegawai.
28
Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif,
transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, Kepala Pelaksana
BPBD Prov Jawa Tengah Tahun 2014 telah melakukan Perjanjian Kinerja
dengan Gubernur Jawa Tengah untuk mewujudkan target kinerja sesuai
lampiran perjanjian ini.
BPBD Prov Jawa Tengah telah melaksanakan perjanjian kinerja
yang telah disepakati dengan Gubernur Jawa Tengah dengan
melaksanakan telah melaksanakan 12 program dan 73 kegiatan yang
didukung oleh APBD Prov Jawa Tengah sebesar Rp. 18.556.028.000,-. dan
Selain dari APBD Prov Jawa Tengah, terdapat pula beberapa
program/kegiatan yang dikelola melalui dana APBN melalui Kementerian
Dalam Negeri dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB),
yaitu:
1. Kementerian Dalam Negeri
Kementerian Dalam Negeri pada Ditjen Pemerintahan Umum
mengalokasikan anggaran melalui Dana Dekonsentrasi kepada BPBD
Prov Jawa Tengah sebesar Rp.1.170.000.000,-. Dana dekonsentrasi
tersebut digunakan untuk membiayai program penyelenggaraan
pemerintahan umum pada kegiatan pencegahan dan penanggulangan
bencana, dengan subkegiatan yaitu:
a. Peningkatan Kapasitas Aparat dalam Pengurangan Risiko Bencana
Di Daerah
b. Sosialisasi Perpres No. 30 tahun 2011 dan Fasilitasi Pembentukan
Kelembagaan Komisi Provinsi Pengendalian Zoonosis Dan Komisi
Kabupaten/Kota pengendalian Zoonosis, dan Percepatan
Pengendalian Zoonosis
c. Peningkatan Kapasitas Aparatur Dalam Pemadam Kebakaran
Pemerintah Daerah Dalam Usaha Pengurangan Risiko Kebakaran
29
2. BNPB
BNPB memfasilitasi dan melakukan penguatan penyelenggaraan
penanggulangan bencana di Provinsi Jawa Tengah, antara lain:
a. Dana Siap Pakai (DSP)
DSP merupakan dana yang selalu tersedia dan dicadangkan oleh
Pemerintah untuk digunakan pada Status Keadaan Darurat
Bencana (Siaga Darurat, Tanggap Darurat dan Transisi Darurat ke
Pemulihan). Hal ini telah dicantumkan pada pasal 27 Permenkeu
No. 105/PMK.05/2013 tentang mekanisme pelaksanaan anggaran
PB. Pada tahun 2014, DSP yang diberikan BNPB kepada Provinsi
Jawa Tengah adalah:
1) Bencana Kekeringan 2014
DSP bencana kekeringan tahun 2014, diberikan kepada BPBD
Kabupaten/Kota yang terancam kekeringan. BNPB secara
langsung melakukan transfer dana tersebut kepada 19
(Sembilan belas) Kabupaten/kota terdampak kekeringan di
Jawa Tengah dengan total bantuan sebesar Rp. 10,1 Milyar.
2) Bencana Banjir dan Tanah Longsor 2014-2015
Mendasarkan pada Nota kesepahaman (MoU) antara BPBD
Prov Jawa Tengah dengan BNPB, Nomor 200/BNPB/12/2014
dan Nomor 369/4745/2014 tanggal 8 Desember 2014 tentang
Bantuan dana siap pakai untuk penanganan pada masa siaga
darurat bencana angin, banjir dan tanah longsor di Prov Jawa
Tengah tahun 2014. BNPB mengalokasikan dana kepada
BPBD Prov Jawa Tengah sebesar Rp. 543.580.000,-penanganan bencana selama masa siaga darurat bencana.
Dana tersebut digunakan untuk pengadaan logistik dan material
bencana lainnya, serta posko. Selain kepada BPBD Prov Jawa
Tengah, BNPB mengalokasikan anggaran sebesar Rp.
7.552.900.000,- kepada 26 (dua puluh enam) Kabupaten/Kota
30
b. Antisipasi Bencana Erupsi Gunung Slamet 2014
Peningkatan aktivitas Gunung Slamet di Jawa Tengah, mendorong
BNPB untuk memperkuat dan melakukan antisipasi dan kesiapan
menghadapi ancaman bencana tersebut dengan menyusun
rencana kontinjensi bencana erupsi Gunung Slamet. Total dana
BNPB yang dialokasikan sebesar Rp. 601.100.000,- yang terdiri
dari BPBD Prov Jawa Tengah Rp. 120.000.000,- dan Rp.
481.100.00,- untuk 5 (lima) kabupaten terdampak bencana erupsi
Gunung Slamet, yaitu Kabupaten Purbalingga, Banyumas,
Pemalang, Tegal, dan Brebes.
c. Dana Penguatan Kelembagaan BPBD
Program penguatan kelembagaan BPBD di Jawa Tengah sebesar
Rp. 551.939.000,- yang difokuskan untuk 3 (tiga) kegiatan, yaitu :
1) Sosialisasi Pengurangan Risiko Bencana ( Rp. 174.332.000,- )
Kegiatan ini dilaksanakan di 2 (dua) Kabupaten, yaitu Magelang
dan Purworejo dengan melibatkan 400 orang peserta yang
terdiri dari masyarakat, pelajar, relawan, dan aparatur.
2) LG-SAT (Rp.136.665.000)
LG-SAT (Local Government Self Assesment Tools) merupakan
suatu metode untuk menilai kesiapan daerah dalam
pengurangan risiko bencana. Kegiatan dilaksanakan di Kab.
Kebumen untuk 60 orang aparatur PB dan bertujuan untuk
memetakan dan memahami kesenjangan dan tantangan dalam
PRB di kab /kota.
3) Desa Tangguh Bencana (Rp. 240.942.000,-.)
Program Desa tangguh merupakan program unggulan bidang
kebencanaan, dengan tujuan untuk mengembangkan
masyarakat yang tangguh dalam menghadapi ancaman
bencana. Pembentukan desa tangguh bencana dilaksanakan di
2 (dua) desa Kab Kebumen dan peguatan kembali indikator
31
desa tangguh tahun sebelumnya yaitu 2 (dua) desa tangguh
bencana di Kabupaten Cilacap, dan 2 (dua) desa di Kabupaten
Kebumen
d. Dana Rehabilitasi dan Rekonstruksi (Rehab Rekon) Pasca
Bencana
Alokasi Dana rehab rekon pasca bencana BNPB untuk
Provinsi Jawa Tengah hanya di 1 (satu) Kabupaten, yaitu
Kabupaten Klaten. Hal ini sesuai dengan Nota Kesepahaman
antara BNPB dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah Nomor
134/BNPB/XI/2013 dan Nomor 115/2013 tanggal 27 Nopember
2013 tentang Pengelolaan Dana Sosial Berpola Hibah Rehabilitasi
dan Rekonstruksi Wilayah Pascabencana di Provinsi Jawa
Tengah Tahun Anggaran 2013. BPBD Prov Jawa Tengah
mengelola dana rehab rekon tersebut sebesar Rp.
2.752.738.000,- Dana rehab rekon pada BPBD Prov Jawa Tengah
dialokasikan untuk 3 (tiga) kegiatan, yaitu:
1) Kegiatan Sosialisasi Pengurangan Risiko Bencana
2) Penilaian Kapasitas Lokal dalam Pengurangan Risiko Bencana
3) Pengawasan dan pendukung kegiatan
Sedangkan alokasi dana rehab rekon untuk BPBD
Kabupaten Klaten sebesar Rp. 47.315.398.000,- yang digunakan
untuk perbaikan jalan untuk 9 (sembilan) jalur evakuasi, perbaikan
Tempat evakuasi sementara (TES)
Secara singkat gambaran mengenai keterkaitan antara
Tujuan/sasaran, Indikator dan Target Kinerja yang telah disepakati antara
Kalakhar BPBD Prov Jateng dengan Gubernur Tahun 2014, adalah sebagai
berikut.
32
Tabel 10Penetapan Kinerja TA 2014
SASARAN INDIKATOR SASARAN Target1 2 3
1. TersusunnyaPeraturanGubernurbidang PB
Pergub dalam penanggulangan bencana 1 pergubPembentukan BPBD Kab/Kota mll Perda 2 Perda BPBD
2. TersusunnyadokumenPenyelenggaraan PB JawaTengah
a. Tersusunnya pedoman penanganandarurat bencana
1 unit
b. Tersusunnya kesepahamanPenyelenggaraan PB lintas sektor danlintas wilayah
2 dok
c. Tersusunnya system manajemen logisticPB
2 unit
Terintegrasinyadok RencanaPenanggulanganBencana (umumdan tematik)dalam dokumenrencanapembangunandaerah
Tersusunnya Rencana PB Jawa Tengah 3 dok1 kali
Terusunnya dokumen / peta risiko bencanaJateng
1 peta (5 kab)
Terpenuhinyasumber dayayang siap dalampenanggulanganbencana
jml kursus dan diklat teknis, PB, manajerialdan pendukung PB yang dilaksanakan/diikuti
13 kali
2100 orgJumlah aparatur terlatih dalampenyelenggaraan PB
6 kali1 unit
Terpenuhinyasarana danprasaranapenanggulanganbencana
jumlah sarana dan prasarana PB 1 paket
tersedia lift gedung B BPBD 1 unitPemulihan sarana dan prasana terdampakbencana
6 kali35 kab /kota
Meningkatnyakesadaran danpemahamanmasyarakatuntuk mengenalidanmengantisipasiancaman bahaya
Jumlah masyarakat / relawan terlatih PB 6 kali3 kab/kota
terwujudnya Jumlah desa siaga bencana 2 desa
33
SASARAN INDIKATOR SASARAN Target1 2 3
kemandirianmasyarakat dlmpenyelenggaraanPB
(1 kali 3 kab)
Terbentuknyajejaring dankerjasamakelompok /komunitasmasyarakat,dunia usaha, danlembaga pedulibencana dalampenanggulanganbencana
jumlah kerjasama PB dengan lembagapenelitian/perguruan tinggi ;
2 kerjasama (2dok)
Jumlah komunitas peduli bencana, 2 kali
jumlah dunia usaha terlibat PB melaluialokasi dana CSR
1 kali1 paket
Penyelenggaraan koordinasi antar instansipemerintah
2 kali
Jumlah media publikasi data dan informasiPB
3 media
Tersedianyapusat datainformasibencana, basisdata daninformasibencana jatengterkini
Tersedia data dan informasi bencana 1 unit2 kali
Tersedia data dan informasi kerusakan /kerugian jateng,
Data di 35kab.kota2 sim
System early warning masyarakat 1 kaliJumlah publikasi di media 100 publikasi
34
BAB IIIAKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2014
A. Capaian Kinerja Organisasi
Akuntabilitas kinerja merupakan suatu bentuk kewajiban untuk
mempertanggungjawabkan tentang keberhasilan atau kegagalan dalam
pencapaian sasaran kinerja organisasi kepada pihak-pihak yang berwenang
menerima pelaporan secara transparan akuntabel. Hal ini sesuai dengan
amanat PP 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi
Pemerintah dan Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, serta Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun
2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah dan tata cara Review Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah,
bahwa setiap instansi pemerintah wajib menyusun Laporan Kinerja yang
melaporkan progres kinerja atas mandat dan sumber daya yang
digunakannya.
Pengukuran kinerja digunakan sebagai dasar untuk penelitian
keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan tujuan
dan sasaran yang akan dicapai, yang telah ditetapkan dalam Visi dan Misi
BPBD Provinsi Jawa Tengah. Pengukuran dimaksud merupakan suatu hasil
penilaian yang sistematis dan didasarkan pada kelompok indikator kinerja
kegiatan berupa masukan, keluaran, dan hasil. Aspek penilaian tidak
terlepas dari kegiatan mengolah dan masukan untuk diproses menjadi
keluaran penting dan berpengaruh terhadap pencapaian tujuan dan
sasaran. Dalam rangka melakukan evaluasi keberhasilan atas pencapaian
tujuan dan sasaran organisasi sebagaimana yang telah ditetapkan pada
perencanaan jangka menengah, maka digunakan skala pengukuran
sebagai berikut :
35
Tabel 11Skala Pengukuran Kinerja
NO SKALA CAPAIAN KINERJA KATEGORI1 2 3
1 Lebih dari 100% Sangat Baik2 75 – 100% Baik3 55 – 74 % Cukup4 Kurang dari 55 % Kurang
BPBD Prov Jawa Tengah TA 2014 telah melaksanakan seluruh program
dan kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya sebagaimana perjanjian kinerja
dan rencana strategis. Sesuai dengan Perjanjian Kinerja Tahun 2014 dan
Rencana Strategis BPBD Prov Jawa Tengah, sasaran strategis yang
diwujudkan pada tahun ini, yaitu:
1. Sasaran Strategis 1Sasaran strategis 1 (Tersusunnya Peraturan Gubernur bidang PB),
keberhasilannya diukur melalui 2 (dua) indikator, yaitu tersusunnya
pedoman bidang penanggulangan bencana dan terbentuknya BPBD
Kabupaten/Kota berdasarkan peraturan daerah. Hasil pengukuran
/perhitungan kinerja pada sasaran ini sebagaimana table dibawah ini.
Tabel 12Perhitungan Kinerja Sasaran 1
SasaranStrategis Indikator Kinerja Target Realisasi %
capaian
%CapaianTahun2013
%Capaian thdTarget Akhir
Renstra (2018)(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
TersusunnyaPeraturanGubernurbidang PB
Pergub dalam PB 1 2 200 200 33,33 %PembentukanBPBD Kab/Kotamll Perda
2 3 150 10,7 % 88,57%
Pada indikator pertama, BPBD Prov Jateng telah berhasil
menyusun 2 Peraturan Gubernur (Pergub), yaitu Pergub No. 44 tahun
36
2014 tentang Rencana Penanggulangan Bencana dan Pergub No. 77
tahun 2014 tentang Perubahan atas Pergub No 78 tahun 2009 tentang
pedoman tata cara pemberian bantuan akibat bencana. Sedangkan pada
indokator sasaran kedua, terdapat penguatan kelembagaan BPBD di
Kabupaten/Kota dengan dibentuknya 3 (tiga) BPBD dengan Perda, yaitu:
BPBD Kota Pekalongan, BPBD Blora, dan BPBD Wonosobo. Dengan
demikian terdapat 31 BPBD yang dibentuk berdasarkan Perda, 3 (tiga)
BPBD dibentuk dengan peraturan Bupati/Walikota dan 1 (satu) Kota
belum membentuk BPBD. Pembentukan BPBD Kabupaten/Kota sampai
dengan 31 Desember 2014 adalah sebagai berikut.Tabel 13
Pembentukan BPBD Kabupaten/Kota Se Jawa Tengah
No Kab/Kota Tipe BPBD Dasar Hukum Tanggal ditetapkan1 2 3 4 6
1 Cilacap A Perda No.22 Tahun 2008 27 September 20082 Banyumas B Perda No. 14 Tahun 2011 25 November 20113 Purbalingga B Perda No.15 Tahun 2010 13 Desember 20104 Banjarnegara B Perda No.3 Tahun 2011 10 Juni 20115 Kebumen A Perda No.8 Tahun 2010 6 Oktober 20106 Purworejo A Perda No.18 Tahun 2012 29 Desember 20127 Wonosobo B Perda No.3 Tahun 2014 Juli 20148 Magelang A Perda No.3 Tahun 2011 9 Juni 20119 Boyolali A Perda No.16 Tahun 2011 4 November 2011
10 Klaten A Perda No.8 Tahun 2011 25 Juli 201111 Sukoharjo B Perda No.4 Tahun 2011 24 Juni 201112 Wonogiri B Perda No.24 Tahun 2012 26 Desember 201213 Karanganyar B Perda No.8 Tahun 2011 4 April 201114 Sragen - PerBup No.57 Tahun 2009 10 Juli 200915 Grobogan A Perda No.6 Tahun 2012 27 Maret 201216 Blora B Perda No.8 Tahun 2014 28 November 201417 Rembang A Perda No.4 Tahun 2011 4 Agustus 201118 Pati A Perda No.4 Tahun 2012 4 Juni 201219 Kudus B Perda No.4 Tahun 2011 5 September 201120 Jepara B Perda No. 17 Tahun 2011 7 Desember 201121 Demak A Perda No.6 Tahun 2010 21 September 2010
37
No Kab/Kota Tipe BPBD Dasar Hukum Tanggal ditetapkan1 2 3 4 6
22 Semarang B Perda No.3 Tahun 2011 19 Mei 201123 Temanggung B Perda No.24 Tahun 2011 15 Desember 201124 Kendal B Perda No.19 Tahun 2011 25 Mei 201125 Batang B Perda No. 8 tahun 2013 19 Agustus 201326 Pekalongan B Perda No. 6 Tahun 2011 12 Desember 201127 Pemalang B Perda No. 16 tahun 2012 16 Oktober 201228 Tegal A Perda No.11 Tahun 2009 22 Mei 200929 Brebes A Perda No.9 Tahun 2011 24 Maret 201130 Kota Magelang - PerWal No. 67 tahun 2013 31 Desember 201331 Kota Surakarta B Perda No.5 tahun 2013 15 Agustus 201332 Kota Salatiga - (Prolegda) - - -33 Kota Semarang A Perda No.12 Tahun 2010 19 Oktober 201034 Kota Pekalongan B Perda No 17 tahun 2013 31 Desember 201335 Kota Tegal - PerWal No.22 Tahun 2010 4 Oktober 2010
JUMLAH 31
Kedua indicator pada sasaran ini mengindikasikan bahwa sasaran
kinerja tersebut telah tercapai dengan sangat baik, dan jika diukur dari
target capaian selama 5 tahun sebagaimana renstra tahun 2014 – 2018
capaian kedua indicator tersebut melebihi dari target. Pencapaian kinerja
yang melebihi target tidak dapat dipisahkan dari adanya meningkatnya
kepedulian serta komitmen kuat dari para pemangku kepentingan dalam
penanggulangan bencana. Bencana yang tiap tahun selalu terjadi di Jawa
Tengah diharapkan tidak menimbulkan banyak kerusakan, kerugian, dan
korban jiwa/luka-luka.
a. Analisis Atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya
Penggunaan sumberdaya keuangan dalam upaya mencapai
sasaran ini adalah Rp. 248.887.100,- (95,73%) dari pagu anggaran
sebesar Rp. 260.000.000,-. Dengan demikian terdapat efisiensi
sumberdaya keuangan sebesar Rp. 11.112.900,-.
b. Analisis Program/kegiatan Penunjang Keberhasilan
38
Keberhasilan pencapaian sasaran ini, tidak terlepas dari
dilaksanakan program penyelenggaraan penanggulangan bencana,
dengan kegiatan antara lain adalah :
1) Kegiatan Penyusunan Revisi Peraturan Daerah
2) Kegiatan Pedoman dan Kebijakan Penyelenggaraan PB
Tantangan dalam pencapaian sasaran ini terutama pada indicator
pembentukan BPBD Kabupaten/Kota adalah;
1) Kewenangan pembentukan organisasi/lembaga BPBD
kabupaten/kota menjadi kewenangan penuh dari pemangku
kepentingan kab/Kota.
2) Secara kelembagaan, BPBD Kabupaten/Kota merupakan Satuan
Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang relatif baru terbentuk,
dengan usia pembentukan 4 bulan sampai dengan 4 tahun,
sehingga kebijakannya belum secara spesifik pada tatatan
kebijakan dan regulasi penyelenggaraan penanggulangan becana,
dan masih terbatas pada kebijakan-kebijakan terkait pada
pemenuhan administrasi perkantoran, seperti penataan personil,
dan pemenuhan sarana dan prasarana perkantoran.
3) Masih minimnya pemahaman aparatur tentang penyelenggaraan
penanggulangan bencana, sehingga masalah penanggulangan
bencana belum dianggap sebagai kebijakan prioritas
pembangunan di daerah dan fokus penanggulangan bencana
hanya pada tanggap darurat.
Upaya yang perlu terus dilakukan untuk mencapai target pada indikator
tersebut adalah:
Internal :
1) Melakukan inisiasi dan pendampingan kelembagaan yang lebih
intensif kepada para penyelenggara kebijakan strategis di
Kabupaten/Kota baik eksekutif maupun legilatif sehingga dapat
segera membentuk BPBD;
39
2) Melibatkan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) untuk melakukan
akselerasi pembentukan BPBD di Kabupaten/Kota;
3) Mendorong Pemerintah Kabupaten/Kota untuk secara simultan
menyusun regulasi penanggulagan bencana yang lebih spesifik
seperti, regulasi penyelenggaraan penanggulangan bencana,
rencana penanggulangan bencana, rencana aksi daerah
penanggulangan bencana, rencana kontijensi serta regulasi
penanggulangan bencana lainnya.
4) Perlunya anggaran yang lebih memadai untuk melakukan
akselerasi pembentukan BPBD Kabupaten/Kota di Jawa Tengah,
sehingga seluh Kabupaten/Kota di Jawa Tengah seluruhnya akan
memiliki BPBD;
Eksternal
1) Mendorong Kementerian Dalam Negeri untuk mempertegas upaya
pembentukan BPBD di tingkat kabupaten/kota
2) Mengoptimalkan kebijakan BNPB dalam pemberian stimulan
anggaran kebencanaan hanya diperuntukkan bagi kabupaten/kota
yang telah membentuk BPBD dengan perda sedangkan BPBD
yang dibentuk dengan perbup/wali atau bahkan belum membentuk
hanya bantuan yang bersifata kedaruratan saja.
2. Sasaran strategis 2Sasaran strategis 2 (Tersusunnya dokumen Penyelenggaraan PB
Jawa Tengah) diukur melalui indicator sasaran kinerja tetnang
penyusunan pedoman penanganan darurat. Indicator ini tercapai melalui
pelaksanaan pemantauan kejadian bencana dan penyusunan pedoman
dalam penanganan darurat dengan Surat Keputusan Gubernur Jawa
Tengah, yaitu:
a. Surat Gubernur Jawa Tengah No.361/3 Tahun 2014 Perihal Penetapan
Status Siaga Darurat Letusan Gunung Slamet (13 Mei 2014)
40
b. Surat Gubernur Jawa Tengah No.361/5 Tahun 2014 Perihal Penetapan
Status Siaga Darurat Gunung Slamet (14 Oktober 2014)
c. Surat Gubernur Jawa Tengah No.361/6 Tahun 2014 Perihal Penetapan
Status Siaga Darurat Bencana Kekeringan/Kelangkaan Air Bersih di Prov
Jawa Tengah (14 Oktober 2014)
d. Surat Gubernur Jawa Tengah Perihal Penetapan Surat Siaga Darurat
Banjir dan tanah longsor 2014 – 2015 (2 Desember 2014)
Sedangkan pada indikator kedua yaitu diperoleh melalui
kesepahaman bersama antara 10 (sepuluh) BPBD Provinsi anggota
Forum Kerjasama Daerah Mitra Praja Utama, dan ditingkat SKPD Prov
Jawa Tengah, masing-masing SKPD pengampu kebencanaan saling
menunjang sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya dalam
penanggulangan bencana. Indicator sasaran ketiga diperoleh melalui
sinergi dan konsolidasi antara BPBD Kabupaten/Kota dalam manajemen
logistic di daerah. Selama ini, BPBD Prov Jawa Tengah mengambil
kebijakan bahwa stok logistik bencana provinsi ditempatkan BPBD
kabupaten/Kota dan jika terjadi bencana, maka stok tersebut dapat
digunakan. Jika stok di kabupaten/kota terdampak habis, maka stok
logistic provinsi di kabupaten/kota terdekat diharuskan untuk
dimobilisasikan di daerah terdampak.
Tabel 14Perhitungan Kinerja Sasaran 2
SasaranStrategis Indikator Kinerja Target Realisasi %
capaian
%CapaianTahun2013
%Capaian thdTarget Akhir
Renstra (2018)(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
TersusunnyadokumenPenyelenggaraan PB JawaTengah
Tersusunnyapedomanpenanganandarurat bencana
1 4 400 400 400
TersusunnyakesepahamanPenyelenggaraanPB lintas sektordan lintas wilayah
2 2 100 100 100
41
SasaranStrategis Indikator Kinerja Target Realisasi %
capaian
%CapaianTahun2013
%Capaian thdTarget Akhir
Renstra (2018)(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Tersusunnyasystemmanajemenlogistic PB
2 2 100 100 100
a. Analisis Atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya
Penggunaan sumberdaya keuangan dalam upaya mencapai
sasaran ini adalah Rp. 527.742.500,- (94,24%) dari pagu anggaran
sebesar Rp. 560.000.000,-. Dengan demikian terdapat efisiensi
sumberdaya keuangan sebesar Rp. 32.257.500,-.
b. Analisis Program/kegiatan Penunjang Keberhasilan
Keberhasilan pencapaian sasaran ini, tidak terlepas dari
dilaksanakan program penyelenggaraan penanggulangan bencana,
dengan kegiatan antara lain adalah :
1) Kegiatan Evaluasi, Pemantauan, dan Penyusunan Pedoman
Penanganan Darurat
2) Kegiatan Koordinasi, Integrasi dan Sinkronisasi Program
Penyelenggaraan PB
3) Kegiatan Koordinasi Mitra Praja Utama Bidang Kebencanaan
4) Sosialisasi Manajemen Logistik Bencana
5) Koordinasi dan Konsolidasi Logistik Bencana
3. Sasaran Strategis 3Sasaran strategis 3, yaitu terintegrasinya dokumen Rencana
Penanggulangan Bencana dalam dokumen rencana pembangunan
daerah) diupayakan melalui penyusunan dan sosialisasi rencana
penanggulangan bencana (RPB) Prov Jawa Tengah. RPB Jawa Tengah
berlaku 5 (lima) tahun yaitu 2014 – 2019 dan telah ditetapkan
42
berdasarkan Pergub No. 44 tahun 2014. Dengan demikian RPB ini
menjadi bagian dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Prov Jawa Tengah 2013 – 2018. RPB merupakan dokumen
utama dalam menyusun dokumen tematik bidang kebencanaan, antara
lain penyusunan rencana kontinjensi. Rencana kontinjensi bencana
disusun untuk tema banjir di wilayah Kabupaten Purworejo,
Sasaran strategis ini dilaksanakan pula dengan identifikasi dari
daeran risiko bencana kekeringan melalui penyusunan peta risiko
kekeringan di 5 (lima) Kabupaten, yaitu Wonogiri, Karanganyar, Blora,
Jepara dan Rembang. Dengan demikian target pada sasaran ini yang
terdiri dari tersusunnya 2 (dua) dokumen penanggulangan bencana dan
sosialisasinya serta dokumen peta risiko bencana kekeringan di 5(lima)
kabupaten/Kota telah terpenuhi 100%. Capaian indicator sasaran ketiga
disajikan dalam table berikut.
Tabel 15Perhitungan Kinerja Sasaran 3
Sasaran Strategis IndikatorKinerja Target Realisasi %
capaian
%CapaianTahun2013
%Capaian thdTarget Akhir
Renstra (2018)(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Terintegrasinyadokumen RencanaPenanggulanganBencana (umumdan tematik) dalamdokumen rencanapembangunandaerah
TersusunnyaRencana PBJateng
2 3 150 200 50
Terusunnyadokumen /peta risikobencanaJateng
1 peta(5 kab) 1 100 100 14.28
a. Analisis Atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya
Penggunaan sumberdaya keuangan dalam upaya mencapai
sasaran ini adalah Rp. 477.062.000,- (81,55%) dari pagu anggaran
sebesar Rp. 585.000.000,-. Dengan demikian terdapat efisiensi
43
sumberdaya keuangan sebesar Rp. 107.937.200.00,-. Efisiensi
keuangan dipengaruhi oleh pemilihan lokasi kegiatan yang
menggunakan asset pemerintah daerah, dan pada belanja honorarium
narasumber.
b. Analisis Program/kegiatan Penunjang Keberhasilan
Pencapaian sasaran kinerja ini, tidak terlepas dari
dilaksanakannya program penyelenggaraan penanggulangan bencana
melalui kegiatan:
1) Kegiatan Perencanaan Bidang Kebencanaan
2) Kegiatan Sosialisasi Dokumen Tematik Bid Kebencanaan
3) Kegiatan Penyusunan Rencana Kontinjensi (Contingency Plan)
4) Penyusunan Peta Risiko Bencana Provinsi Jawa Tengah
Pada pencapaian sasaran ini, didukung pula oleh pemangku
kepentingan di daerah serta adanya kerjasama dengan penggiat PB
terutama untuk kegiatan penyusunan rencana kontinjensi bencana
banjir, sehingga dokumen tersebut dapat selesai sesuai target dan
dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Sementara untuk dukungan
BNPB dalam penyusunan rencana kontinjensi bencana erupsi Gunung
Slamet menambah peningkatan capaian sasaran kinerja.
4. Sasaran strategis 4Sasaran strategis 3, yaitu terpenuhinya sumber daya yang siap
dalam penanggulangan bencana. Sasaran ini dimaksudkan untuk
meningkatkan kapasitas aparatur dalam rangka melaksanakan tugas
dalam penanggulangan bencana kepada seluruh masyarakat.
Pencapaian sasaran staretegis ini dihitung mendasarkan 2 (dua)
indicator, yaitu jumlah kursus /diklat dan jumlah aparatur terlatih.
Mencermati antara penetapan kinerja awal tahun dengan akhir tahun,
terdapat perbedaan alokasi anggaran kegiatannya yang disebabkan
oleh penambahan anggaran kegiatan (APBD Perubahan). Dengan
demikian penambahan tersebut menambah jumlah sasaran. Rencana
44
kinerja awal target dicapai dengan alokasi dana Rp. 1.937.000.000,-
namun pada periode APBD Perubahan TA 2014, alokasi bertambah
menjadi Rp. 2.687.000.000,-. Perhitungan capaian kinerja pada sasaran
ini adalah sebagai berikut.
Tabel 16Perhitungan Kinerja Sasaran 4
SasaranStrategis
IndikatorKinerja Target Realisasi %
capaian
%CapaianTahun2013
%Capaian thdTarget Akhir
Renstra (2018)(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Terpenuhinyasumber dayayang siap dalampenanggulanganbencana
jml kursus dandiklat teknis,PB, manajerialdan pendukungPB yangdilaksanakan/diikuti
13 kali 26 kali 200 118.18 40
2.100orang
2.100orang 100 46.66 14
Jumlah aparaturterlatih dalampenyelenggaraan PB
7 kali 9 kali 128.57 36 25.7
40orang 40 100 20 7.54
a. Analisis Atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya
Penggunaan sumberdaya keuangan dalam upaya mencapai
sasaran ini adalah Rp. 2.544.726.900,- (94,71%) dari pagu anggaran
sebesar Rp. 2.687.000.000,-. Dengan demikian terdapat efisiensi
sumberdaya keuangan sebesar Rp. 142.273.100,-. Efisiensi keuangan
dipengaruhi oleh pemilihan lokasi kegiatan yang menggunakan asset
pemerintah daerah, dan pada belanja honorarium narasumber.
b. Analisis Program/kegiatan Penunjang Keberhasilan
Pencapaian sasaran kinerja ini, tidak terlepas dari pelaksanaan, 5
(Lima) program dan 10 (sepuluh) kegiatan yaitu:
1) Program peningkatan kapasitas sumberdaya aparatur
a) Peningkatan Kapasitas/Kualitas Sumberdaya Manusia
45
b) Pendidikan dan Pelatihan Formal
c) Sosialisasi Peraturan Perundang-undangan
d) Bimbingan Teknis Implementasi Peraturan Perundang-
undangan
2) Program Pendidikan Non Formal dan Informal.
a) Pendidikan Kemasyarakatan
3) Program Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana
a) Pelatihan Teknis Penilaian Kerusakan dan Kerugian akibat
bencana (Damage and Losses Assesment)
b) Gladi Manajemen Bencana
c) Peningkatan Kapasitas Aparatur Tim Reaksi Cepat Bencana
4) Program Pos, Telekomunikasi, Meteorologi dan SAR
a) Pengembangan PUSDALOPS Tanggap Darurat/SAR
b) Bintek SAR dan Latihan Gabungan Penyelamatan, Evakuasi
dan Penanganan Pengungsi
Pada pencapaian sasaran ini, didukung para pemangku
kepentingan di daerah serta adanya kerjasama dengan penggiat PB
serta penambahan anggaran yang bersumber dari APBD Perubahan
TA 2014. Penambahan tersebut berdampak pada bertambahnya
jumlah kegiatan/kursus yang dilaksanakan. Tantangan yang terus
dihadapi dalam capaian sasaran ini adalah bahwa personel yang
telah mengikuti diklat/peningkatan kapasitas tidak selamanya
menempati jabatan yang sama. Hal ini dipengaruhi oleh promosi,
ataupun mutasi sehingga himbauan yang dapat diberikan adalah
pergeseran agar memperhatikan kapasitas yang sudah kelembagaan
dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi BPBD.
5. Sasaran Strategis 5Sasaran strategis 5, yaitu terpenuhinya sarana dan prasarana
penanggulangan bencana dinilai dari 3 (tiga) indicator kinerja, yaitu dari
penambahan jumlah sarana/prasarana, penambahan asset dan
46
pemulihan sarana/prasana terdampak bencana. Dibandingkan dengan
penetapan kinerja di awal tahun, terdapat perbedaan /perubahan target
seiring dengan berubahnya alokasi anggaran. Terutama untuk
penambahan asset berupa pengadaan lift. Pengadaan lift pada capaian
ini diubah dari pengadaan berupa barang modal menjadi hanya
dokumen rencana pemasangan lift. Perubahan target telah diikuti
dengan perubahan anggaran. Hal ini karena proses pengadaan secara
lelang umum, gagal dalam proses pelelangan. Hal ini karena tidak ada
pihak kertiga selaku penyedia barang/jasa yang memberikan penawaran
kepada panitai pengadaan (ULP Prov Jawa Tengah). Rincian sapaian
sasaran strategis ini sebagai berikut.
Tabel 17Perhitungan Kinerja Sasaran 5
SasaranStrategis
IndikatorKinerja Target Realisasi %
capaian
%CapaianTahun2013
%Capaian thdTarget Akhir
Renstra (2018)(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Terpenuhinyasarana danprasaranapenanggulanganbencana
jumlah saranadan prasaranaPB
1 2 200 40 22.22
Pemulihansarana danprasanaterdampakbencana
6 6 100 30 20
a. Analisis Atas Efisiensi Penggunaan Sumber DayaPenggunaan sumberdaya keuangan dalam upaya mencapai
sasaran ini adalah Rp. 2.544.726.900,- (94,71%) dari pagu anggaran
sebesar Rp. 2.687.000.000,-. Dengan demikian terdapat efisiensi
sumberdaya keuangan sebesar Rp. 142.273.100,-. Efisiensi keuangan
dipengaruhi oleh pemilihan lokasi kegiatan yang menggunakan asset
pemerintah daerah, dan pada belanja honorarium narasumber.
47
Alokasi anggaran untuk pencapaian sasaran ini pada awal tahun
adalah Rp. 1.450.550.000,- dan pada perubahan anggaran TA 2014,
alokasi anggaran menjadi Rp. 1.464.932.000,-.
b. Analisis Program/kegiatan Penunjang Keberhasilan
Pencapaian sasaran kinerja ini, tidak terlepas dari pelaksanaan, 4
(empat) program dan 8 (delapan) kegiatan yaitu:
1) Program Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana
a) Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Peralatan Bencana Jateng
2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
a) Rehab Gedung Kantor
3) Program Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana
a) Koordinasi Teknis Penanggulangan Bencana
b) Manfaat dan Dampak Pelaksanaan Rehabilitasi dan
Rekonstruksi Pasca Bencana
c) Pemulihan dan Peningkatan Sosial dan Ekonomi
PascaBencana
d) Koordinasi Penanganan Rehabilitasi Pasca Bencana di Jateng
e) Koordinasi Penanganan Rekonstruksi Pasca Bencana di
Jateng
4) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Perkotaan dan
Perdesaan
a) Koordinasi Dukungan Pembangunan Infrastruktur di
Kabupaten/Kota se Jawa Tengah
Pencapaian sasaran ini, terdapat 1 indikator kinerja yang diubah
dari penetapan kinerja di awal tahun anggaran, yaitu penambahan asset
lift. Indicator ini gagal atau tidak tercapai disebabkan oleh proses
pengadaan secara lelang dinyatakan gagal oleh Unit Layanan
Pengadaan (ULP) Prov Jawa Tengah. Kegagalan disebabkan beberapa
hal, yaitu spesifikasi barang (modal) yang terlalui tinggi dan tidaj
didukung oleh pagu anggaran yang sesuai. Dengan demikian, tidak ada
48
penawaran yang dilakukan oleh pihak ketiga selaku penyedia
barang/jasa meskipun telah dilakukan lelang ulang. Mensikapi hal
tersebut, pada APBD perubahan, dilakukan perubahan anggaran
sekaligus perubahan target pada RKPD TA 2014, dari target semula
adalah penyediaan barang modal berupa, targetnya diubah menjadi
dokumen rencana pembanguna lift. Perubahan target telah diikuti
dengen perubahan anggaran, sehingga anggaran pada sasaran ini
mengalami penurunan.
6. Sasaran strategis 6Sasaran strategis 6, yaitu meningkatnya kesadaran dan
pemahaman masyarakat untuk mengenali dan mengantisipasi ancaman
bahaya. Pada dasarnya capaian sasaran ini adalah peningkatan
kapasitas masyarakat dalam penanggulangan bencana. Hal ini
dilaksanakan melalui penyelenggaraan pelatihan bagi masyarakat
dalam penanggulangan bencana, antara lain melalui dialog interaktif
yang dilaksanakan melalui media televise dan radio, selain itu
dilaksanakan pula kegiatan simulasi dan gladi kebencanaan dalam
sebagai bentuk pendampingan kepada masyarakat. Target capaian
pada sasaran ini tercapai 100 % baik dari jumlah pendampingan
maupun lokasi kegiatan.
Tabel 18Perhitungan Kinerja Sasaran 6
SasaranStrategis
IndikatorKinerja Target Realisasi %
capaian
%CapaianTahun2013
%Capaian thdTarget Akhir
Renstra (2018)(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Meningkatnyakesadaran danpemahamanmasyarakat untukmengenali danantisipasiancaman bahaya
Jumlahmasyarakat /relawanterlatih PB
6 kali , 3kab/kot
a
6 kali , 3kab/kota
100 6 12.76
49
a. Analisis Atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya
Penggunaan sumberdaya keuangan dalam upaya mencapai
sasaran ini adalah Rp. 328.262.000,- (99,47%) dari pagu anggaran
sebesar Rp. 330.000.000,-. Dengan demikian terdapat efisiensi
sumberdaya keuangan sebesar Rp. 1.737.100,-. Efisiensi keuangan
dipengaruhi oleh pemilihan lokasi kegiatan yang menggunakan asset
pemerintah daerah, dan pada belanja honorarium narasumber.
b. Analisis Program/kegiatan Penunjang Keberhasilan
Pencapaian sasaran kinerja ini, tidak terlepas dari pelaksanaan
Program Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana dengan
kegiatan:
1) Pengembangan Budaya Sadar Bencana
2) Pencegahan dan Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana
Kawasan Merapi
3) Identifikasi dan Sosialisasi Daerah Rawan Bencana
7. Sasaran strategis 7Sasaran strategis 7 adalah terwujudnya kemandirian masyarakat
dalam penyelenggaraan PB. Pada dasarnya capaian sasaran ini adalah
peningkatan kapasitas masyarakat didaerah rawan rawan bencana
melalui pembentukan desa siaga bencana. Pembentukan ini ditandai
dengan disepakati pembentukan Tim siaga bencana tingkat desa yang
bertugas sebagai coordinator dalam penanggulangan bencana.
Pembentukan Tim siaga bencana telah direalisasikan di 2 (dua)
kabupaten, yaitu:
a) Grobogan (3 desa), yaitu Desa Kedungrejo, Desa Purwodadi, Desa
Karanganyar di Kec Purwodadi
b) Banyumas (3 desa), yaitu Desa Gandatapa, Desa Limpakuwus,
Desa Sikapat di Kec Sumbang
50
Mendasarkan hal tersebut, berarti diperoleh 6 desa yang telah
membentuk Tim siaga bencana tingkat desa, dengan demikian capaian
tercapai melebihi dari target sasaran. Pencapaian sasaran kinerja ini
didukung pula melalui kegiatan gladi /lokalatih masyarakat di daerah
terdampak Erupsi Gn Slamet tepatnya di Kab Pemalang serta
penambahan pemasangan rambu jalur evakuasi di 3 (tiga) wilayah
terdampak Gn Merapi (Magelang, Klaten dan Boyolali).
Tabel 19Perhitungan Kinerja Sasaran 7
SasaranStrategis
IndikatorKinerja Target Realisasi %
capaian
%CapaianTahun2013
%Capaian thdTarget Akhir
Renstra (2018)(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
terwujudnyakemandirianmasyarakat dalampenyelenggaraanPB
Jumlah desasiaga bencana
2 6 300 120 16.66
a. Analisis Atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya
Penggunaan sumberdaya keuangan dalam upaya mencapai
sasaran ini adalah Rp. 396.105.000,- (99,02%) dari pagu anggaran
sebesar Rp. 400.000.000,-. Dengan demikian terdapat efisiensi
sumberdaya keuangan sebesar Rp. 3.895.000,-.
b. Analisis Program/kegiatan Penunjang Keberhasilan
Pencapaian sasaran kinerja ini, tidak terlepas dari pelaksanaan
Program Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana dengan
kegiatan:
1) Pengembangan Desa Siaga Bencana
2) Lokalatih Pengurangan Risiko Bencana Forum Slamet
3) Pemasangan Rambu Jalur Evakuasi pada Daerah Rawan Bencana
Sasaran kinerja berupa kemandirian masyarakat melalui Kegiatan
pengembangan desa siaga didukung pula dengan penyelenggaraan 2
51
kegiatan diwilayah terdampak Gunung Slamet dan pemasangan jalur
evakuasi. Kedua kegiatan tersebut memang tidak dalam satu lokasi
namun keduanya mendukung dalam mewujudkan kemandirian
masyarakat dalam penanggulangan bencana.
8. Sasaran strategis 8Sasaran strategis 8 yaitu terbentuknya jejaring dan kerjasama
kelompok/komunitas masyarakat, dunia usaha, dan lembaga peduli
bencana dalam penanggulangan bencana. Capaian sasaran ini diukur
pada 5 (lima) indicator sasaran yang menggambarkan kinerja sasaran.
Untuk indicator kerjasama PB dilaksanakan dengan UNS, Unika
Soegijapranata. Koordniasi dengan komunitas peduli bencana telah
dilakukan dengan telah dibentuknya kepengurusan II Forum
Pengurangan Risiko Bencana yang menjadi mitra strategis BPBD untuk
lembaga non pemerintah.
Indicator publikasi di media dilakukan melalui media Televisi
(TVRI dan Kompas TV), media Cetak (Suara Merdeka, Harian
Banyumas,) Radio (Sindo Trijaya FM, ElShinta, dll), leaflet berbagai
jenis ancaman bencana, dan juga baliho. Selain keempat hal tersebut,
publikasi melalui media website juga dilakukan sebagai sarana
komunikasi kepada masyarakat secara umum. Kerjasama dengan
media massa difungsikan sebagai penyebarluasan informasi
kebencanaan dan himbauan kebencanaan.
Mencermati antara penetapan kinerja awal tahun dengan akhir
tahun, terdapat perbedaan alokasi anggaran kegiatannya yang
disebabkan oleh penambahan anggaran kegiatan (APBD Perubahan).
Dengan demikian penambahan tersebut menambah jumlah sasaran.
Rencana kinerja awal target dicapai dengan alokasi dana Rp.
2.005.000.000,- namun pada periode APBD Perubahan TA 2014,
alokasi bertambah menjadi Rp. 2.255.000.000,-. Perhitungan capaian
kinerja pada sasaran ini adalah sebagai berikut.
52
Tabel 20Perhitungan Kinerja Sasaran 8
SasaranStrategis Indikator Kinerja Target Realisa
si%
capaian
%CapaianTahun2013
%Capaian thdTarget Akhir
Renstra (2018)(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Terbentuknyajejaring dankerjasamakelompok/komunitasmasyarakat,dunia usaha,dan lembagapedulibencanadalampenanggulangan bencana
1) jumlah kerjasamaPB denganlembagapenelitian/perguruan tinggi
2 2 100 100 20
2) Jumlah komunitaspeduli bencana 1 1 100 200 16.66
3) jumlah duniausaha terlibat PBmelalui alokasidana CSR
10 10 100 100 13.15
4) Penyelenggaraankoordinasi antarinstansipemerintah
2 3 150 150 30
5) Jumlah mediapublikasi data daninformasi PB
3 3 100 100 20
a. Analisis Atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya
Penggunaan sumberdaya keuangan dalam upaya mencapai
sasaran ini adalah Rp. 2.228.900.300,- (98,84%) dari pagu anggaran
sebesar Rp. 2.255.000.000,-. Dengan demikian terdapat efisiensi
sumberdaya keuangan sebesar Rp. 26.099.700,-.
b. Analisis Program/kegiatan Penunjang Keberhasilan
Pencapaian sasaran kinerja ini, tidak terlepas dari pelaksanaan
Program Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana dengan
kegiatan:
1) Penyusunan Studi-Studi Bidang Kebencanaan (Disaster Study)
2) Pengembangan Forum Pengurangan Risko Bencana (PRB)
Provinsi Jawa Tengah
3) Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Komunitas (PRBBK)
53
4) Koordinasi Pengembangan Corporate Social Responsibility (CSR)
untuk Reduksi Bencana
5) Pengembangan Kebijakan dan Kemitraan Penanggulangan
Bencana antara Unsur Pengarah BPBD Jawa Tengah dengan
Pemangku Kepentingan Penanggulangan Bencana
6) Pembelajaran Wawasan Kebencanaan
7) Koordinasi Penyelenggaraan Kegiatan Pengurangan Risiko
Bencana
Sasaran kinerja ini pada prinsipnya adalah menggalang kerjasama
bidang penanggulangan bencana seluas-luasnya dengan berbagai
pihak baik akademisi maupun praktisi. Media Massa dipandang
sebagai lembaga usaha termasuk didalamnya. Kerjasama PB juga
menjadi isu bersama antar pemerintah daerah baik antar pemerintah
kabupaten/kota maupun antar provinsi. Oleh sebab itu kesepahaman
dan kesepakatan bersama untuk saling medukung penyelenggaraan
penanggulangan bencana telah ditempuh guna mewujdukan
masyarakat yang tangguh dalam penanggulangan bencana.
9. Sasaran strategis 9Sasaran strategis 9 yaitu Tersedianya pusat data informasi
bencana, basis data dan informasi bencana jateng terkini. Capaian
sasaran ini diukur pada 4 (empat) indicator sasaran yang
menggambarkan kinerja sasaran penyediaan data dan informasi
kejadian bencana dan kerusakan / kerugian jateng terlaksana dengan
pemantauan dan pelaporan secara rutin melalui posko bencana yang
berlangsung setiap hari selama satu tahun.
Tabel 21Perhitungan Kinerja Sasaran 9
54
SasaranStrategis
IndikatorKinerja Target Realisasi %
capaian
%CapaianTahun2013
%Capaian thdTarget Akhir
Renstra (2018)(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Tersedianyapusat datainformasibencana, basisdata daninformasibencana jatengterkini
Tersedia datadan informasibencana
1 1 100 100 20
Tersedia datadan informasikerusakan /kerugian jateng
1 1 100 100 20
System earlywarningmasyarakat
1 1 100 100 20
Jumlahpublikasi dimedia
100 160 160 160 32
Selama tahun 2014, tercatat telah terjadi 991 (sembilan ratus
sembilan puluh satu) kejadian bencana di Jawa Tengah. Kejadian bencana
yang paling dominan dilaporkan adalah bencana kebakaran yaitu 302
kejadian (30.47%) dengan taksiran kerugian mencapai Rp.121.195.790.000,.
Sedangkan untuk bencana hidromterorologis yang dominan adalah bencana
tanah longsor (257 / 25.93%). Rekapitulasi kejadian bencana dan taksiran
kerugian di Jawa Tengah selama tahun 2014 adalah sebagaimana tabel
berikut ini.
Tabel 22Kejadian dan Kerugian Bencana Jateng 2014
No Jenis Bencana 2014*Jumlah % Kerugian
1 2 3 4 5
1 Angin Topan 185 18.67 6.616.848.0002 Banjir 188 18.97 2.727.589.0003 Gas Beracun 1 0.10 -4 Gempa Bumi 11 1.11 823.500.0005 Kebakaran 302 30.47 121.195.790.0006 Kekeringan 19 1.92 -7 Letusan Gn. Api 28 2.83 -8 Tanah Longsor 257 25.93 32.427.146.000
TOTAL 991 163.790.873.000* Laporan sampai dengan 31Desember 2014
55
Mendasarkan data pada tabel kejadian bencana tahun 2014 tersebut,
terdapat kenaikan jumlah kejadian bencana dari tahun 2013 (791 kejadian
bencana dengan taksiran kerugian Rp 40.916.155.000,-).
a. Analisis Atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya
Penggunaan sumberdaya keuangan dalam upaya mencapai
sasaran ini adalah Rp. 770.690.550,- (97,55%) dari pagu anggaran
sebesar Rp. 790.000.000,-. Dengan demikian terdapat efisiensi
sumberdaya keuangan sebesar Rp. 19.309.450,-.
b. Analisis Program/kegiatan Penunjang Keberhasilan
Pencapaian sasaran kinerja ini, tidak terlepas dari pelaksanaan, 4
(empat) program dan 8 (delapan) kegiatan yaitu:
1) Program Program Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi;
a) Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Peralatan Bencana Jateng
2) Program Pos, Telekomunikasi, Meteorologi dan SAR
a) SAR Pada Event Angkutan Lebaran, Natal, Tahun Baru dan
Sedekah laut/Sura
b) Peningkatan dan Pengembangan Sistem Informasi Manajemen
(SIM) Data Kebencanaan
3) Program Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana
a) Peningkatan Koordinasi dan Kerjasama Data dan Informasi
Bencana
B. Realisasi AnggaranPelaksanaan tugas pokok dan fungsi BPBD Prov Jawa Tengah TA
2014 didukung dengan dana APBD Prov Jawa Tengah dan APBN dsebesar
Rp 32.020.994.000,- dengan rincian :
1. APBD :
a. Belanja Tidak Langsung (BTL) Rp. 8.326.709.000,-b. Belanja Langsung (BL) Rp. 18.556.028.000,-
56
1) Belanja Pegawai 1.154.025.000,-
2) Belanja Barang / Jasa 14.030.003.000,-
3) Belanja Modal 3.372.000.000,-
c. Total Belanja (BTL + BL) Rp. 26.882.737.000,-
2. APBN :
Anggaran BNPB yang dikelola pada BPBD Prov Jawa Tengah adalah
sebagai berikut:
a. Kementerian Dalam Negeri Rp. 1.170.000.000,-b. BNPB Rp. 3.968.257.000,-
1) DSP Banjir Tanah longsor 543.580.000,-
2) Erupsi Gn Slamet 120.000.000,-
3) Penguatan Kelembagaan 551.939.000,-
4) Rehab Rekon 2.752.738.000,-
c. Total APBN (a + b) Rp. 5.138.257.000,-
Program dan kegiatan penyelenggaraan penanggulangan bencana
pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa
Tengah tahun 2014 pada belanja langsung APBD Provinsi Jawa Tengah
sebesar digunakan untuk 11 (sebelas) Program dan 73 (tujuh puluh tiga)
kegiatan. Sampai dengan 31 Desember 2014, realisasi fisik belanja tidak
langsung dan belanja langsung terlaksana 100% sedangkan untuk realisasi
keuangan terjadi efisiensi sebagaimana tabel berikut :
Tabel 23Realisasi dan Efisiensi Anggaran
NO SUMBER DANA JUMLAHREALISASI EFISIENSI
KEUANGANKETERANGAN
Fisik % KEU (Rp) KEU (%)1 2 3 4 5 6 7
1 APBD 26.882.737.000 100 24.170.589.836 89.91 2.712.147.164
a Belanja TidakLangsung (BTL) 8.326.709.000 100 6.566.552.064 78.86 1.760.159.936 Efisiensi Sesuai
kebutuhan
57
NO SUMBER DANA JUMLAHREALISASI EFISIENSI
KEUANGANKETERANGAN
Fisik % KEU (Rp) KEU (%)1 2 3 4 5 6 7
b BelanjaLangsung 18.556.028.000 100 17.604.037.772 98.47 951.990.228 Efisiensi Sesuai
kebutuhan2 APBD 5.138.257.000 100 3.411.423.100 1.063.253.900
a KementerianDalam Negeri 1.170.000.000 100 1.109.497.800 94,83 60.502.200 Efisiensi sesuai
kebutuhan
b BNPB 3.968.257.000 100 2.301.925.300 1.002.751.700
- DSP BanjirTanah longsor 543.580.000 100 - - -
Laporanpertanggungjawaban dihitung per 31Maret 2015
- Erupsi GnSlamet 120.000.000 100 0 0 120.000.000 Dikembalikan
- PenguatanKelembagaan 551.939.000 100 502.936.000 91,12 49.003.000 Efisiensi sesuai
kebutuhan
- Rehab Rekon 2.752.738.000 68,80 1.798.989.300 65,35 953.748.700 Efisiensi sesuaikebutuhan
3 TOTAL (1+2) 32.020.994.000 27.582.012.936 3.775.401.064 Efisiensi ±11,7 %
Catatan: Pertanggungjawaban Dana Siap Pakai Banjir dan tanah longsor dihitungper 31 Maret 2015 sesuai MoU dengan BNPB
Efisiensi dan optimalsiasi anggaran dipengaruhi oleh beberapa faktor,
antara lain:
1. Perubahan kebijakan di tingkat Pusat dan provinsi terkait
penyelenggaraan kegiatan dengan diprioritaskan di tempat-tempat
instansi pemerintah
2. Disesuaikan dengan kebutuhan pelaksanaan kegiatan;
3. Rasionalisasi/optimalisasi sumberdaya sehingga dapat mencapai target
fisik dengan penghematan dukungan sumberdaya keuangan.
58
BAB IVP E N U T U P
A. Tinjauan Umum Capaian Kinerja Keberhasilan
Sekretariat Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Jawa
Tengah sebagai SKPD teknis yang mempunyai tugas pokok melaksanakan
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang penanggulangan
bencana daerah, telah berupaya mengelola sumber daya manusia, sumber
dana dan sarana secara efektif dan efisien untuk pelaksanaan tugas pokok
dengan sebaik-baiknya. Dengan memperhatikan uraian data capaian kinerja
sasaran atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Sekretariat Badan
Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Jawa Tengah disimpulkan
berhasil, mengingat telah tercapainya seluruh target/sasaran yang
ditetapkan dengan ketegori Amat Baik. Hal tersebut didukung dengan
perhitungan capaian sasaran sebagai berikut :
1. Hasil Pengukuran Pencapaian Sasaran (PPS) dicapai 137.54%, dengan
rincian pencapaian persasaran masing-masing dicapai 100%.
Tabel 24Pengukuran Pencapaian Sasaran
SasaranStrategis Indikator Kinerja Target Realisasi capaian
(%)
%CapaianTahun2013
%Capaian thdTarget Akhir
Renstra (2018)(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
TersusunnyaPeraturanGubernurbidang PB
Pergub dalam PB 1 2 200 200 33,33PembentukanBPBD Kab/Kota mllPerda
2 3 150 110,7 88,57
175 60.95
TersusunnyadokumenPenyelenggaraan PBJawa Tengah
Tersusunnyapedomanpenanganandarurat bencana
1 4 400 400 80
TersusunnyakesepahamanPenyelenggaraanPB lintas sektor
2 2 100 100 20
59
SasaranStrategis Indikator Kinerja Target Realisasi capaian
(%)
%CapaianTahun2013
%Capaian thdTarget Akhir
Renstra (2018)(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
dan lintas wilayahTersusunnyasystem manajemenlogistic PB
2 2 100 100 12.50
200 200 37.5Terintegrasinya dokumenRencanaPenanggulangan Bencana(umum dantematik)dalamdokumenrencanapembangunan daerah
TersusunnyaRencana PBJateng
2 3 150 200 50
Terusunnyadokumen / petarisiko bencanaJateng
1 peta(5 kab) 1 100 100 14.28
125 32.14
Terpenuhinya sumberdaya yangsiap dalampenanggulangan bencana
jml kursus dandiklat teknis, PB,manajerial danpendukung PByang dilaksanakan/diikuti
13 kali 26 kali 200 118.18 40
2.100orang
2.100orang 100 46.66 14
Jumlah aparaturterlatih dalampenyelenggaraanPB
7 kali 9 kali 128.57 36 25.7
40 40 100 20 7.54
109.5 15.74
Terpenuhinya sarana danprasaranapenanggulangan bencana
jumlah sarana danprasarana PB 1 2 200 40 22.22
Pemulihan saranadan prasanaterdampakbencana
6 6 100 30 20
150 21.11
Meningkatnya kesadarandanpemahamanmasyarakat
Jumlah masyarakat/ relawan terlatihPB
6 kali , 3kab/kot
a
6 kali , 3kab/kota
100 6 12.76
60
SasaranStrategis Indikator Kinerja Target Realisasi capaian
(%)
%CapaianTahun2013
%Capaian thdTarget Akhir
Renstra (2018)(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
untukmengenalidanantisipasiancamanbahaya
100 12.76
terwujudnyakemandirianmasyarakatdalampenyelenggaraan PB
Jumlah desa siagabencana
2 6 300 120 16.66
300 16.66
Terbentuknya jejaring dankerjasamakelompok/komunitasmasyarakat,dunia usaha,dan lembagapedulibencanadalampenanggulangan bencana
1) jumlahkerjasama PBdengan lembagapenelitian/perguruan tinggi
2 2 100 100 20
2) Jumlahkomunitas pedulibencana
1 1 100 200 16.66
3) jumlah duniausaha terlibat PBmelalui alokasidana CSR
10 10 100 100 13.15
4) Penyelenggaraan koordinasiantar instansipemerintah
2 3 150 150 30
5) Jumlah mediapublikasi datadan informasi PB
3 3 100 100 20
110
Tersedianyapusat datainformasibencana,basis datadan informasi
1) Tersedia datadan informasibencana
1 1 100 100 20
2) Tersedia datadan informasikerusakan /kerugian jateng
1 1 100 100 20
61
SasaranStrategis Indikator Kinerja Target Realisasi capaian
(%)
%CapaianTahun2013
%Capaian thdTarget Akhir
Renstra (2018)(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
bencanajateng terkini
3) System earlywarningmasyarakat
1 1 100 100 20
4) Jumlah publikasidi media 100 160 160 160 32
115 23
2. BPBD Prov Jawa Tengah melakukan efisiensi belanja kegiatan
sebesar ±11,79% (± Rp. 3.775.401.064,-). Efisiensi tersebut dapat
berubah mengingat satu kegiatan yang bersumber dari BNPB yaitu
Dana Siap Pakai (DSP) untuk antisipasi bencana banjir, tanah
longsor dan angin puting beliung, kegiatannya masih berlangsung
sampai dengan 31 Maret 2015. Efisiensi dipengaruhi oleh berbagai
kebijakan pengelola keuangan dan juga penyesuaian anggaran
sehingga diperoleh optimalisasi sumberdaya dengan tidak
mengurangi target namun hemat dalam penggunaan sumberdaya
keuangan. Rincian efisiensi anggaran tersebut adalah sbb:
B. Strategi Untuk Peningkatan Kinerja di Masa DatangMensikapi tantangan yang dihadapi selema ini, maka beberapa strategi
perlu dirumuskan kembali untuk pencapaian dan peningkatan kualitas
manfaat kegaitan PB, antara lain:
1. Melakukan sosialisasi pengurangan risiko bencana lebi hdifokuskan
pada masyarakat yang menempati daerah rawan bencana dengan
potensi/risiko tinggi.
2. Peningkatan pemahaman terhadap peraturan bidang kebencanaan
beserta baik yang bersifat operasional dilapangan maupun teknis
administratif kepada aparatur pemerintah, sehingga kegiatan menjadi
lebih akuntabel dan transparan.
62
3. Memberikan pelatihan secara tepat kepada aparatur, masyarakat dan
dunia usaha terkait dengan penyelenggaraan penanggulangan bencana
di daerah, pada tahap sebelum, pada saat dan setelah terjadi bencana.
4. Mendorong Pemerintah Kabupaten/kota yang belum membentuk BPBD
dengan peraturan daerah, untuk segera membentuk BPBD dengan
peraturan daerah serta mengisi struktur dan lembaganya dengan
personil yang berkompeten.
5. Mendorong BPBD Kabupaten/Kota untuk penyusunan dokumen
perencanaan, seperti rencana penyelenggaraan bencana bencana,
rencana kontijensi dan rencana rehabilitasi dan rekonstruksi
6. Pendokumentasian kegaitan PB sejak dini, termasuk upaya antisipasi
dan dijadikan sebagai model sehingga dapat menjadi bahan
pembelajaran bersama dan bahkan dapat menjadi pedoman atau
Standard Operational Procedure (SOP) bagi aparatur penyelenggaraan
penanggulangan bencana
7. Meningkatkan kerjasama antara pemangku kepentingan PB terutama
pada peran masyarakat dan dunia usaha. DUnia usaha perlu didorong
untuk meningkatkan peran dalam PB sejak pra bencana.
8. Peningkatan kapasitas aparatur PB di seluruh tingkatan melalui Diklat
teknis dan formal, sebagai upaya menyikapi terjadinya rotasi /mutasi
aparatur sumberdaya PB yang telah terlatih sehingga mempunyai
kompetensi yang sama.
9. Mendorong BNPB untuk melakukan sertifikasi bagi aparatur PB di
daerah sehingga dapat dimonitoring kompetensi dan kapasitas masing-
masing aparatur PB melalui Pendidikan dan pelatihan sumberdaya
kebencanaan wajib dilakukan setiap periode
10. Pemutakhiran data sumberdaya sarana dan prasarana yang ada
dilingkungan pemerintah daerah yang dapat dimobilisasi saat terjadi
bencana.
63
11. Memberikan masukan kepada Badan Nasional Penanggulangan
Bencana agar dapat memberikan alokasi dana untuk pengurangan
risiko bencana lebih besar dibandingkan operasional kegiatan
penanggulangan yang lain.
12. Melakukan koordinasi dan komunikasi secara efektif kepada Tim
Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Provinsi Jawa Tengah dan DPRD
Provinsi Jawa Tengah untuk mengalokasikan anggaran yang tepat pada
upaya penyelenggaraan penanggulangan bencana di Provinsi Jawa
Tengah.
13. Melakukan kerjasama dengan lembaga donor nasional maupun
internasional perlu dibina dan digalakkan terutama untuk mendukung
penguatan kapasitas masyarakat, Program Corporate Social
Responsibility (CSR) di berbagai lembaga usaha juga dapat dikelola
sebagai bagian dukungan dunia usaha dalam upaya pengurangan risiko
bencana.
Demikian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Tahun 2014 Sekretariat Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Provinsi Jawa Tengah, semoga dapat menjadi bahan pertimbangan /
evaluasi untuk kegiatan / kinerja yang akan datang.
Sekian dan terima kasih
Semarang, Januari 2014KALAKHAR BPBD PROV JAWA TENGAH
SARWA PRAMANA, SH, M.SiPembina Utama Muda
NIP. 19610211 198403 1 003
64