laporan akuntabilitas kinerja puslitbangnaksakip.pertanian.go.id/admin/data2/edit...

45
Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnak 2016 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian ix IKHTISAR EKSEKUTIF Puslitbangnak yang mengemban tugas melaksanakan penelitian dan pengembangan di bidang peternakan dan veteriner mempunyai visi: ” Menjadi lembaga penelitian dan pengembangan peternakan dan veteriner terkemuka dalam mewujudkan sistem pertanian bio-industri tropika berkelanjutan. Agar visi yang dicanangkan dapat terwujud, maka Puslitbangnak harus mempunyai misi yang jelas dan terarah sehingga bermuara pada satu sasaran yang sama yaitu menghasilkan inovasi teknologi peternakan dan veteriner tropika unggul berdaya saing mendukung pertanian bio-industri dan mengembangkan inovasi peternakan dan veteriner tropika unggul dalam rangka peningkatan penguasaan sains dan teknologi (scientific recognition) dan pemanfaatannya dalam pembangunan pertanian bioindustri (impact recognition). Sesuai dengan Rencana Strategis (Renstra) Puslitbangnak maka tujuan yang akan dicapai pada tahun 2015-2019 yaitu 1) Menghasilkan bibit/benih; varietas/rumpun/galur unggul ternak dan TPT; vaksin dan obat; teknologi pakan; teknologi reproduksi; teknologi veteriner; dan teknologi budidaya untuk meningkatkan produktivitas daging/telur/susu yang berdaya saing mendukung pertanian bio-industri berbasis advanced technology dan bioscience dan adaptif terhadap dinamika iklim, 2) Menghasilkan rekomendasi kebijakan pembangunan peternakan yang aplikatif, untuk mewujudkan kemandirian dan kedaulatan pangan hewani yang ASUH secara berkelanjutan bagi kesejahteraan peternak dan 3) Meningkatkan kapasitas dan kapabilitas kelembagaan (capacity buildings) dalam melaksanakan Litbang Peternakan dan Veteriner, dan membangun jejaring kerjasama nasional dan internasional. Sementara itu, sasaran Puslitbangnak yang akan dicapai pada tahun 2015-2019 adalah: 1) Tersedianya rumpun/galur/varietas unggul ternak ruminansia, unggas dan aneka ternak serta tanaman pakan ternak hasil seleksi dan persilangan serta koleksi mikroba veteriner, 2) Tersedianya teknologi pakan; teknologi reproduksi; teknologi veteriner; teknologi budidaya dan teknologi integrasi tanaman-ternak berbasis bioindustri, bioscience dan bioengineering, 3) Tersedianya rekomendasi kebijakan pembangunan peternakan dan veteriner, 4) Tersedianya publikasi dan KTI dalam jurnal nasional dan internasional, HaKI dan lisensi, serta perluasan jejaring kerja nasional dan internasional dan 5) Terselenggaranya dukungan peningkatan dan pengelolaan sarana dan prasarana, serta sistem manajemen mutu. Untuk mencapai sasaran tersebut, Puslitbangnak menetapkan 15 Indikator Kinerja Utama yakni: 1) Jumlah rumpun/galur/varietas unggul/harapan ternak dan TPT spesifik agro-ekosistem, 2) Jumlah rumpun/galur/varietas unggul ternak dan TPT yang terdistribusi, 3) Jumlah bibit sumber ternak, 4) Jumlah benih sumber tanaman pakan ternak, 5) Jumlah produk biologis peternakan, 6) Jumlah produk biologis peternakan, 7) Jumlah teknologi peternakan dan veteriner, 8) Jumlah rekomendasi kebijakan pembangunan peternakan dan veteriner, 9) Jumlah pertemuan ilmiah teknologi peternakan dan veteriner, 10) Jumlah ekspose/pameran teknologi peternakan dan veteriner, 11) Jumlah kerjasama nasional dan internasional, 12) Jumlah publikasi ilmiah

Upload: buixuyen

Post on 05-Aug-2019

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnaksakip.pertanian.go.id/admin/data2/EDIT LAKIN_2016_PUSLITBANGNAK=EDIT EH.pdf · nomor LP-121-IDN. Laboratorium fisiologi nutrisi Balitnak

Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnak 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian ix ix

IKHTISAR EKSEKUTIF

Puslitbangnak yang mengemban tugas melaksanakan penelitian dan

pengembangan di bidang peternakan dan veteriner mempunyai visi: ” Menjadi lembaga penelitian dan pengembangan peternakan dan veteriner terkemuka

dalam mewujudkan sistem pertanian bio-industri tropika berkelanjutan”. Agar visi yang dicanangkan dapat terwujud, maka Puslitbangnak harus mempunyai misi

yang jelas dan terarah sehingga bermuara pada satu sasaran yang sama yaitu menghasilkan inovasi teknologi peternakan dan veteriner tropika unggul berdaya

saing mendukung pertanian bio-industri dan mengembangkan inovasi

peternakan dan veteriner tropika unggul dalam rangka peningkatan penguasaan sains dan teknologi (scientific recognition) dan pemanfaatannya dalam

pembangunan pertanian bioindustri (impact recognition). Sesuai dengan Rencana Strategis (Renstra) Puslitbangnak maka tujuan

yang akan dicapai pada tahun 2015-2019 yaitu 1) Menghasilkan bibit/benih;

varietas/rumpun/galur unggul ternak dan TPT; vaksin dan obat; teknologi pakan; teknologi reproduksi; teknologi veteriner; dan teknologi budidaya untuk

meningkatkan produktivitas daging/telur/susu yang berdaya saing mendukung pertanian bio-industri berbasis advanced technology dan bioscience dan adaptif

terhadap dinamika iklim, 2) Menghasilkan rekomendasi kebijakan pembangunan peternakan yang aplikatif, untuk mewujudkan kemandirian dan kedaulatan

pangan hewani yang ASUH secara berkelanjutan bagi kesejahteraan peternak

dan 3) Meningkatkan kapasitas dan kapabilitas kelembagaan (capacity buildings) dalam melaksanakan Litbang Peternakan dan Veteriner, dan membangun

jejaring kerjasama nasional dan internasional. Sementara itu, sasaran Puslitbangnak yang akan dicapai pada tahun

2015-2019 adalah: 1) Tersedianya rumpun/galur/varietas unggul ternak

ruminansia, unggas dan aneka ternak serta tanaman pakan ternak hasil seleksi dan persilangan serta koleksi mikroba veteriner, 2) Tersedianya teknologi pakan;

teknologi reproduksi; teknologi veteriner; teknologi budidaya dan teknologi integrasi tanaman-ternak berbasis bioindustri, bioscience dan bioengineering, 3)

Tersedianya rekomendasi kebijakan pembangunan peternakan dan veteriner, 4)

Tersedianya publikasi dan KTI dalam jurnal nasional dan internasional, HaKI dan lisensi, serta perluasan jejaring kerja nasional dan internasional dan 5)

Terselenggaranya dukungan peningkatan dan pengelolaan sarana dan prasarana, serta sistem manajemen mutu.

Untuk mencapai sasaran tersebut, Puslitbangnak menetapkan 15 Indikator Kinerja Utama yakni: 1) Jumlah rumpun/galur/varietas unggul/harapan

ternak dan TPT spesifik agro-ekosistem, 2) Jumlah rumpun/galur/varietas unggul

ternak dan TPT yang terdistribusi, 3) Jumlah bibit sumber ternak, 4) Jumlah benih sumber tanaman pakan ternak, 5) Jumlah produk biologis peternakan, 6)

Jumlah produk biologis peternakan, 7) Jumlah teknologi peternakan dan veteriner, 8) Jumlah rekomendasi kebijakan pembangunan peternakan dan

veteriner, 9) Jumlah pertemuan ilmiah teknologi peternakan dan veteriner, 10)

Jumlah ekspose/pameran teknologi peternakan dan veteriner, 11) Jumlah kerjasama nasional dan internasional, 12) Jumlah publikasi ilmiah

Page 2: Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnaksakip.pertanian.go.id/admin/data2/EDIT LAKIN_2016_PUSLITBANGNAK=EDIT EH.pdf · nomor LP-121-IDN. Laboratorium fisiologi nutrisi Balitnak

2016 Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnak

x Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

nasional/internasional, 13) Jumlah invensi untuk memperoleh HaKI, 14) Jumlah akreditasi manajemen dan 15) Jumlah akreditasi laboratorium.

Kinerja Puslitbangnak pada tahun 2016 secara umum menunjukkan

keberhasilan sangat baik dengan rata-rata persentase capaian indikator kinerja di atas persentase target yaitu 125,11%, dengan kisaran antara 33,33-255,56%.

Capaian tertinggi terdapat pada capaian indikator kinerja kerjasama penelitian (255,56%), sedangkan capaian terendah terdapat pada indikator kinerja yaitu

invensi untuk memperoleh HaKI dengan nilai capaian 33,33%. Rata-rata realisasi untuk masing-masing sasaran strategis yang dicapai Puslitbangnak adalah: 1)

Tersedianya rumpun/galur/varietas unggul ternak ruminansia, unggas dan aneka

ternak serta tanaman pakan ternak hasil seleksi dan persilangan serta koleksi mikroba veteriner sebesar 122,41%, 2) Tersedianya teknologi pakan; teknologi

reproduksi; teknologi veteriner; teknologi budidaya dan teknologi integrasi tanaman-ternak berbasis bioindustri, bioscience dan bioengineering sebesar

102,86%, 3) Tersedianya rekomendasi kebijakan pembangunan peternakan dan

veteriner sebesar 142,86%, 4) Tersedianya publikasi dan KTI dalam jurnal nasional dan internasional, HaKI dan lisensi, serta perluasan jejaring kerja

nasional dan internasional sebesar 149,28% dan 5) Terselenggaranya dukungan peningkatan dan pengelolaan sarana dan prasarana, serta sistem manajemen

mutu sebesar 75%. Jika dilihat dari akuntabilitas keuangan, pada tahun 2016 rata-rata realisasi anggaran Puslitbangnak sebesar 96,66% dari total anggaran

yang diperoleh.

Keberhasilan pencapaian kinerja kegiatan Puslitbangnak tidak terlepas dari adanya dukungan sumber daya manusia (SDM) yang berpengalaman dalam

melaksanakan kegiatan tersebut. Namun demikian ke depan perlu dilakukan penyediaan SDM baru karena dari tahun ke tahun terjadi penurunan jumlah

pegawai karena telah memasuki batas usia pensiun.

Page 3: Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnaksakip.pertanian.go.id/admin/data2/EDIT LAKIN_2016_PUSLITBANGNAK=EDIT EH.pdf · nomor LP-121-IDN. Laboratorium fisiologi nutrisi Balitnak

Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnak 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 1 1

I. PENDAHULUAN

Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan (Puslitbangnak)

merupakan Unit Kerja yang berada di bawah Badan Litbang Pertanian,

Kementerian Pertanian. Puslitbangnak mengemban tugas dan fungsi

sebagaimana tertuang pada Peraturan Menteri Pertanian Nomor:

61/Permentan/OT.140/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian

Pertanian (Lampiran 1).

Tugas dan fungsi yang dilaksanakan Puslitbangnak yaitu:

1. Penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program serta pemantauan dan

evaluasi penelitian dan pengembangan peternakan;

2. Pelaksanaan kerjasama dan pendayagunaan hasil penelitian dan

pengembangan peternakan;

3. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan peternakan; dan

4. Pengelolaan urusan tata usaha Puslitbangnak.

Puslitbangnak sebagai lembaga penelitian penghasil dan perakit

teknologi didukung oleh empat Unit Pelaksana Teknis (UPT) yaitu: 1) Balai Besar

Penelitian Veteriner (BB Litvet), Bogor; 2) Balai Penelitian Ternak (Balitnak),

Ciawi; 3) Loka Penelitian Sapi Potong (Lolitsapi), Grati-Pasuruan; dan 4) Loka

Penelitian Kambing Potong (Lolitkambing), Sei Putih - Medan.

Hingga akhir tahun 2016, Puslitbangnak didukung oleh pegawai yang

terdiri dari 659 PNS yang teralokasi pada setiap satuan kerja. Komposisi jumlah

tenaga fungsional peneliti dan non peneliti sebanyak 280 orang (42,49%) dan

tenaga administrasi sejumlah 379 orang (57,51%). Dengan jenjang fungsional

peneliti Non Klas 19 orang, peneliti Pertama 21 orang, dan peneliti Muda 39

orang, peneliti Madya 48 orang dan peneliti Utama 28 orang. Hingga tahun 2015

lingkup Puslitbangnak juga memiliki 17 orang Profesor Riset.

Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi program Puslitbangnak, setiap

satuan kerja didukung oleh ketersediaan sarana dan prasarana antara lain

berupa instalasi kebun percobaan, kandang penelitian dan laboratorium.

Terdapat 12 lokasi Kebun Percobaan (KP) dengan total luas lahan 186,46 ha

yang tersebar di 4 UPT yaitu: 1) BB Litvet (1 KP) seluas 21,06 ha; 2) Balitnak

(6 KP) seluas 92,97 ha; 3) Lolitsapi (3 KP) seluas 23,55 ha dan 4) Lolitkambing

(1 KP) seluas 48,88 ha.

Page 4: Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnaksakip.pertanian.go.id/admin/data2/EDIT LAKIN_2016_PUSLITBANGNAK=EDIT EH.pdf · nomor LP-121-IDN. Laboratorium fisiologi nutrisi Balitnak

2016 Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnak

2 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Puslitbangnak juga dilengkapi dengan 57 kandang percobaan serta 20

laboratorium yang terletak di masing-masing UPT, terdiri dari laboratorium

nutrisi, reproduksi, radioimmunoassay, service kimia, bakteriologi, virologi,

parasitologi, patologi dan toksikologi, laboratorium biosafety level 3 (BSL-3) dan

laboratorium zoonosis. Implementasi sistem akreditasi laboratorium telah

dilaksanakan sejak tahun 2002. Sejak tahun 2009, laboratorium BB Litvet telah

terakreditasi sebagai laboratorium uji berdasarkan ISO 17025-2008 dengan

nomor LP-121-IDN. Laboratorium fisiologi nutrisi Balitnak juga telah terakreditasi

berdasarkan ISO 17025-2008 dengan nomor LP-347-IDN. Laboratorium nutrisi

Lolitsapi terakreditasi ISO 17025-2008 pada tahun 2015 dan saat ini dalam tahap

proses assesment untuk maintenance sertifikasi ISO 17025-2008 sedangkan

Lolitkambing saat ini dalam proses akreditasi.

UPT Puslitbangnak telah melakukan banyak kegiatan kerjasama baik

secara Nasional maupun Internasional. Mitra dalam negeri berasal dari pihak

swasta, BUMN, Pemerintah daerah, perguruan tinggi dan lembaga penelitian

lainnya, sementara mitra dari luar negeri antara lain: IAEA (Austria), ACIAR

(Australia), AFACI, BEP, FAO dan lain-lain.

Dalam pelaksanaan evaluasi kinerja seluruh kegiatan di Puslitbangnak

diperlukan adanya pengukuran kinerja sebagai tolak ukur tercapainya target dan

sasaran yang telah ditetapkan. Untuk mengetahui akuntabilitas kinerja

Puslitbangnak, maka perlu disusun suatu laporan pertanggungjawaban dalam

bentuk Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi (LAKIN). LAKIN yang disusun

berdasarkan Permentan nomor 50/Permentan/PW.160/10/2016, tentang

Pedoman Pengelolaan Sistem Akuntabilitas Kinerja Kementerian Pertanian dan

Permen PAN & RB No. 53/2014, tentang Juknis PK, LAKIN, & Tata Cara Reviu

atas LAKIN.

Peraturan ini diharapkan dapat bermanfaat dalam memberikan masukan

guna penyempurnaan penyusunan rencana kerja tahun mendatang dengan tetap

memperhatikan kekurangan-kekurangan yang ada.

Page 5: Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnaksakip.pertanian.go.id/admin/data2/EDIT LAKIN_2016_PUSLITBANGNAK=EDIT EH.pdf · nomor LP-121-IDN. Laboratorium fisiologi nutrisi Balitnak

Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnak 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 3 3

II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

2.1. Perencanaan Strategis

Visi dan Misi

Sesuai Rencana Strategis 2015-2019 yang telah ditetapkan maka

Puslitbangnak mempunyai visi: “Menjadi lembaga penelitian dan pengembangan

peternakan dan veteriner terkemuka dalam mewujudkan sistem pertanian bio-

industri tropika berkelanjutan”.

Dalam rangka mendukung terealisasinya visi tersebut, maka misi

Puslitbangnak meliputi hal-hal sebagai berikut:

1. Menghasilkan inovasi teknologi peternakan dan veteriner tropika unggul

berdaya saing mendukung pertanian bio-industri.

2. Mengembangkan inovasi peternakan dan veteriner tropika unggul dalam

rangka peningkatan penguasaan sains dan teknologi (scientific

recognition) dan pemanfaatannya dalam pembangunan pertanian

bioindustri (impact recognition).

Tujuan dan Sasaran

Tujuan yang akan dicapai sesuai Renstra Puslitbangnak tahun 2015-2019

ditetapkan sebagai berikut:

1. Menghasilkan bibit/benih; varietas/rumpun/galur unggul ternak dan TPT;

vaksin dan obat; teknologi pakan; teknologi reproduksi; teknologi

veteriner; dan teknologi budidaya untuk meningkatkan produktivitas

daging/telur/susu yang berdaya saing mendukung pertanian bio-industri

berbasis advanced technology dan bioscience dan adaptif terhadap

dinamika iklim.

2. Menghasilkan rekomendasi kebijakan pembangunan peternakan yang

aplikatif, untuk mewujudkan kemandirian dan kedaulatan pangan hewani

yang ASUH secara berkelanjutan bagi kesejahteraan peternak.

3. Meningkatkan kapasitas dan kapabilitas kelembagaan (capacity

buildings) dalam melaksanakan Litbang Peternakan dan Veteriner, dan

membangun jejaring kerjasama nasional dan internasional.

Page 6: Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnaksakip.pertanian.go.id/admin/data2/EDIT LAKIN_2016_PUSLITBANGNAK=EDIT EH.pdf · nomor LP-121-IDN. Laboratorium fisiologi nutrisi Balitnak

2016 Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnak

4 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Sementara itu, sasaran Puslitbangnak yang hendak dicapai pada kurun

waktu tahun 2015-2019 adalah:

1. Tersedianya rumpun/galur/varietas unggul ternak ruminansia, unggas

dan aneka ternak serta tanaman pakan ternak hasil seleksi dan

persilangan serta koleksi mikroba veteriner.

2. Tersedianya teknologi pakan; teknologi reproduksi; teknologi veteriner;

teknologi budidaya dan teknologi integrasi tanaman-ternak berbasis

bioindustri, bioscience dan bioengineering.

3. Tersedianya rekomendasi kebijakan pembangunan peternakan dan

veteriner.

4. Tersedianya publikasi dan KTI dalam jurnal nasional dan internasional,

HaKI dan lisensi, serta perluasan jejaring kerja nasional dan

internasional.

5. Terselenggaranya dukungan peningkatan dan pengelolaan sarana dan

prasarana, serta sistem manajemen mutu.

Arah Kebijakan dan Strategi

Arah kebijakan ditujukan untuk membangun program utama mendukung

misi Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2015-2019 yang mencakup

penelitian dan pengembangan (1) bioindustri dan industri hulu-hilir produk

peternakan strategis, (2) pengelolaan sumberdaya genetik peternakan dan

mikroba veteriner, dan (3) memperkuat ketahanan dan keamanan pangan

hewani. Arah kebijakan difokuskan:

1. Memprioritaskan penyediaan teknologi inovatif untuk optimalisasi

pemanfaatan sumberdaya peternakan melalui pengembangan teknologi

budidaya, dan penciptaan rumpun ternak unggul yang adaptif.

2. Mempercepat penyediaan teknologi nano, dan riset genom untuk

meningkatkan produksi dan produktivitas ternak.

3. Mendorong kemajuan teknologi informasi bioscience dan bioengineering

di bidang peternakan dan veteriner.

4. Mendukung terciptanya kerjasama dan sinergi yang saling menguatkan

antara UPT Lingkup Puslitbangnak dengan berbagai lembaga terkait di

Dalam dan Luar Negeri.

5. Merumuskan rekomendasi kebijakan pembangunan peternakan dan

veteriner.

Strategi difokuskan kepada kegiatan utama (1) pengembangan kawasan

diversifikasi pangan hewani, bioproduk, dan biokultura; (2) kawasan integrasi

Page 7: Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnaksakip.pertanian.go.id/admin/data2/EDIT LAKIN_2016_PUSLITBANGNAK=EDIT EH.pdf · nomor LP-121-IDN. Laboratorium fisiologi nutrisi Balitnak

Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnak 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 5 5

ternak-tanaman pangan/perkebunan, biosiklus terpadu; (3) kawasan produksi

ternak yang efisien dan mengkonservasi sumberdaya alam; dan (4) sinergi

adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim.

Program dan Kegiatan

Untuk mencapai visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis, program

Puslitbangnak pada periode tahun 2015-2019 diarahkan untuk penciptaan

varietas unggul baru yang berdaya saing dan teknologi pertanian, melalui

penciptaan bibit/rumpun/galur/varietas unggul baru, vaksin dan obat yang

berdaya saing, serta teknologi peternakan (pakan, reproduksi, integrasi).

Dalam mendukung program tersebut, Puslitbangnak menetapkan 11

kegiatan yang akan dijalankan pada tahun 2015-2019 yang dijabarkan sebagai

berikut:

1. Pemilahan produk ternak sebagai pangan dibandingkan sebagai bahan

baku industri dan energi.

2. Perhatian kepada spesies utama pendukung ketahanan pangan hewani

dan ekspor.

3. Penguatan industri pembibitan spesies utama dan agro-input.

4. Pengintegrasian kegiatan on farm dengan industri hilir/pasca panen

untuk meningkatkan nilai tambah.

5. Penyusunan Grand design masing-masing program komoditas

berdasarkan produk utama dan bidang masalah.

6. Memprioritaskan kegiatan konsorsium.

7. Pengembangan model usaha pertanian inovatif terintegrasi (CLS/SITT).

8. Kegiatan perakitan rumpun ternak tipe ideal dan adaptif agroekologi

spesifik.

9. Penyediaan teknologi peternakan lahan sub optimal untuk pangan dan

bahan baku agroindustri.

10. Pengembangan bio-based economy (bioproduct dan bioenergy)

melibatkan ternak.

11. Manajemen penelitian dan pengembangan yang menciptakan

keterpaduan (konsorsium) serta integrasi pemanfaatan fasilitas,

infrastruktur dan ketrampilan SDM antar UK/UPT.

Page 8: Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnaksakip.pertanian.go.id/admin/data2/EDIT LAKIN_2016_PUSLITBANGNAK=EDIT EH.pdf · nomor LP-121-IDN. Laboratorium fisiologi nutrisi Balitnak

2016 Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnak

6 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Indikator Kinerja Utama

Dari beberapa definisi tentang indikator kinerja, salah satu diantaranya

bahwa lndikator kinerja adalah ukuran kuantitatif dan kualitatif yang

menggambarkan tingkat pencapaian suatu kegiatan dan sasaran yang telah

ditetapkan. lndikator kinerja memberikan penjelasan, baik secara kuantitatif

maupun secara kualitatif, mengenai apa yang diukur untuk menentukan apakah

tujuan sudah tercapai.

Dalam Renstra Puslitbangnak 2015-2019 tahun 2016 (Lampiran 2) telah

ditetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagai berikut:

1. Jumlah rumpun/galur/varietas unggul/ harapan ternak dan TPT spesifik

Agro-Ekosistem

2. Jumlah rumpun/galur/varietas unggul ternak dan TPT yang terdistribusi

3. Jumlah bibit sumber ternak

4. Jumlah benih sumber tanaman pakan ternak

5. Jumlah produk biologis peternakan

6. Jumlah SDG ternak, TPT dan mikroba veteriner yang dikonservasi dan

dikarakterisasi

7. Jumlah teknologi peternakan dan veteriner

8. Jumlah rekomendasi kebijakan pembangunan peternakan dan veteriner

9. Jumlah pertemuan ilmiah teknologi peternakan dan veteriner

10. Jumlah ekspose/pameran teknologi peternakan dan veteriner

11. Jumlah kerjasama nasional dan internasional

12. Jumlah publikasi ilmiah nasional/ internasional

13. Jumlah invensi untuk memperoleh HaKI

IKU tersebut dituangkan dalam kegiatan masing-masing UK/UPT dalam

dokumen anggaran (RKAKL/DIPA) yang berbentuk target output yang

direncanakan.

Dalam laporan Kinerja (LAKIN) Puslitbang Peternakan, disampaikan pula

kinerja lainnya yang merupakan prestasi di luar target yang telah ditetapkan.

Kinerja lainnya tersebut meliputi Jurnal ilmu ternak dan veteriner (JITV),

kebijakan pangan dan rekayasasa genetik (PRG) serta prestasi keberhasilan

peneliti menghasilkan karya nyata.

Pencapaian target indikator kinerja utama dilaksanakan melalui

serangkaian penelitian di Puslitbang Peternakan, BBLitvet, Balitnak, Lolit Sapi dan

Lolit Kambing.

Page 9: Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnaksakip.pertanian.go.id/admin/data2/EDIT LAKIN_2016_PUSLITBANGNAK=EDIT EH.pdf · nomor LP-121-IDN. Laboratorium fisiologi nutrisi Balitnak

Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnak 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 7 7

2.2. Perencanaan Kinerja

Perencanaan Kinerja secara umum mengacu pada program

pembangunan pertanian nasional dan kebutuhan stakeholder (pemangku

kepentingan). Juga berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah

(RPJM) yang dituangkan dalam Rencana Strategis serta untuk operasional

penganggaran dalam RKAK/L dan DIPA. Dalam perencanaan pelaksanaan

kegiatan ditetapkan Rencana Kinerja Tahunan (RKT). Secara lengkap RKT

memuat sasaran strategis, indikator kinerja serta target yang direncanakan

(Tabel 1).

Tabel 1. Rencana Kinerja Tahunan Puslitbangnak tahun 2016

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target

Tersedianya rumpun/galur/varietas unggul ternak ruminansia, unggas dan aneka ternak serta tanaman pakan ternak hasil seleksi dan persilangan serta koleksi mikroba veteriner

1. Jumlah rumpun/galur/varietas unggul/harapan ternak dan TPT spesifik agro-ekosistem

23

2. Jumlah rumpun/galur/varietas unggul ternak dan TPT yang terdistribusi

8

1. Jumlah bibit sumber ternak, ekor 14.800

2. Jumlah benih sumber tanaman pakan ternak, batang

24.000

3. Jumlah produk biologis peternakan dan veteriner, jenis

3

4. Jumlah SDG ternak, TPT dan mikroba veteriner yang dikonversi dan dikarakterisasi, galur

115

Tersedianya: (i) teknologi budidaya ternak yang lebih efisien; (ii) teknologi untuk meningkatkan kualitas pakan; (iii) teknologi formulasi ransum sesuai kondisi fisiologis ternak; (iv) teknologi untuk pengelolaan SDG-T dan SDG TPT; serta (v) teknologi veteriner

5. Jumlah teknologi peternakan berbasis bioindustri (pakan; integrasi) tanaman-ternak-hutan; pemanfaatan biomassa; reproduksi), teknologi

17

6. Jumlah teknologi veteriner berbasis bioscience dan bioengineering, teknologi

18

Tersedianya model yang lebih inovatif sistem integrasi tanaman-ternak mendukung sistem agribisnis bioindustri, serta rekomendasi kebijakan peternakan dan veteriner yang mampu mendukung peningkatan populasi, produktivitas dan produksi daging-telur-susu bagi kesejahteraan peternak

7. Jumlah rekomendasi kebijakan pembangunan peternakan, rekomendasi

5

8. Jumlah rekomendasi kebijakan pembangunan veteriner, rekomendasi

2

Tersedianya publikasi dan KTI 9. Jumlah pertemuan imliah teknologi 6

Page 10: Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnaksakip.pertanian.go.id/admin/data2/EDIT LAKIN_2016_PUSLITBANGNAK=EDIT EH.pdf · nomor LP-121-IDN. Laboratorium fisiologi nutrisi Balitnak

2016 Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnak

8 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target

dalam jurnal nasional dan internasional, HKI dan lisensi, serta perluasan jejaring kerja nasional dan internasional mendukung terciptanya lembaga ke-Litbang-an peternakan yang handal dan terkemuka

peternakan dan veteriner, kegiatan

10. Jumlah ekspose/pameran teknologi peternakan dan veteriner, kegiatan

34

11. Jumlah kerjasama nasional dan internasional, judul

18

12. Jumlah artikel ilmiah nasional/internasional, jumlah artikel

93

13. Jumlah invensi untuk memperoleh HKI, invensi

3

Terselenggaranya dukungan peningkatan dan pengelolaan sarana dan prasarana, serta sistem manajemen mutu.

14. Jumlah akreditasi manajemen, unit 6

15. Jumlah akreditasi laboratorium, unit 4

2.3. Perjanjian Kinerja

Perjanjian Kinerja (PK) merupakan tekad dan janji kinerja tahunan yang

akan dicapai antara Pimpinan Instansi Pemerintah/Unit kerja yang menerima

amanah/Tanggungjawab dengan pihak yang memberikan amanah/

tanggungjawab kinerja. PK merupakan kesepakatan antara pengemban tugas

(penerima amanah) dengan atasannya (pemberi amanah). Tujuan PK ini adalah

untuk mendorong komitmen penerima amanah dalam melaksanakan amanah

yang diterimanya sekaligus terus meningkatkan kinerjanya. PK juga berfungsi

untuk menciptakan tolak ukur kinerja sebagai alat untuk menilai

keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi.

PK Puslitbangnak tahun 2016 mencakup sasaran strategis, indikator

kinerja utama (IKU) dan target yang akan dicapai (Tabel 2). PK dibuat

berdasarkan Rencana Kinerja Tahun 2016 (RKT) yang sudah disusun pada tahun

sebelumnya (2015) yang merupakan implementasi dari Renstra Puslitbangnak

yang disesuaikan dengan lingkungan strategis. PK Puslitbangnak ditandatangani

oleh Kepala Puslitbangnak dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan Litbang

Pertanian (Lampiran 4).

Tabel 2. Perjanjian Kinerja Puslitbangnak tahun 2016

Sasaran Indikator Kinerja Utama Target

Tersedianya rumpun/galur/varietas unggul ternak ruminansia, unggas dan

1. Jumlah rumpun/galur/varietas unggul/harapan ternak dan TPT spesifik agro-ekosistem

23

2. Jumlah rumpun/galur/varietas unggul 9

Page 11: Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnaksakip.pertanian.go.id/admin/data2/EDIT LAKIN_2016_PUSLITBANGNAK=EDIT EH.pdf · nomor LP-121-IDN. Laboratorium fisiologi nutrisi Balitnak

Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnak 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 9 9

Sasaran Indikator Kinerja Utama Target

aneka ternak serta tanaman pakan ternak hasil seleksi dan persilangan serta koleksi mikroba veteriner.

ternak dan TPT yang terdistribusi

3. Jumlah bibit sumber ternak 14.800

4. Jumlah benih sumber tanaman pakan ternak

24.000

5. Jumlah produk biologis peternakan 3

6. Jumlah SDG ternak, TPT dan mikroba veteriner yang dikonservasi dan dikarakterisasi

115

Tersedianya teknologi pakan; teknologi reproduksi; teknologi veteriner; teknologi budidaya dan teknologi integrasi tanaman-ternak berbasis bioindustri, bioscience dan bioengineering.

7. Jumlah teknologi peternakan dan veteriner

35

Tersedianya rekomendasi kebijakan pembangunan peternakan dan veteriner.

8. Jumlah rekomendasi kebijakan pembangunan peternakan dan veteriner

7

Tersedianya publikasi dan KTI dalam jurnal nasional dan internasional, HaKI dan lisensi, serta perluasan jejaring kerja nasional dan internasional.

9. Jumlah pertemuan ilmiah teknologi peternakan dan veteriner

6

10. Jumlah ekspose/pameran teknologi peternakan dan veteriner

34

11. Jumlah kerjasama nasional dan internasional

18

12. Jumlah publikasi ilmiah nasional/internasional

93

13. Jumlah invensi untuk memperoleh HaKI

3

Terselenggaranya dukungan peningkatan dan pengelolaan sarana dan prasarana, serta sistem manajemen mutu.

14. Jumlah akreditasi manajemen 6

15. Jumlah akreditasi laboratorium 4

Perjanjian Kinerja Puslitbangnak tahun 2016 didukung oleh pagu awal

sebesar Rp 121.220.519.000,-. Namun selama pelaksanaan kegiatan tahun 2016

telah dilaksanakan beberapa kali revisi anggaran. Pagu anggaran lingkup

Puslitbangnak setelah revisi terakhir yaitu sebesar Rp 117.935.245.000,-.

Page 12: Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnaksakip.pertanian.go.id/admin/data2/EDIT LAKIN_2016_PUSLITBANGNAK=EDIT EH.pdf · nomor LP-121-IDN. Laboratorium fisiologi nutrisi Balitnak

2016 Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnak

10 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

III. AKUNTABILITAS KINERJA

Sesuai dengan Renstra 2015-2019, Puslitbangnak menetapkan lima (5)

sasaran yang akan dicapai tahun anggaran 2019. Kelima sasaran tersebut

selanjutnya dirinci dengan indikator kinerja utama Puslitbangnak sesuai dengan

target yang hendak dicapai. Secara umum, realisasi sampai akhir tahun 2016

menunjukkan bahwa kelima sasaran tersebut telah dapat dicapai dengan hasil

sangat baik.

3.1. Pengukuran Capaian Kinerja

Pengukuran capaian kinerja Puslitbangnak tahun 2016 dilakukan dengan

cara membandingkan antara target indikator kinerja yang terpilih secara selektif

yang menggambarkan keberhasilan Puslitbangnak dengan realisasinya.

Pengukuran kinerja dilakukan dengan dua tahapan yaitu perencanaan kinerja

meliputi i) Identifikasi kinerja yang akan diukur; ii) Pemilihan alat ukur (indikator

kinerja yang akan digunakan dan iii) Penetapan target yang hendak dicapai.

Kemudian dilakukan pengukuran kinerja meliputi i) Pengumpulan data kinerja; ii)

Pengukuran kinerja; iii) Evaluasi dan analisis serta iv) Penarikan kesimpulan atas

kinerja yang telah dicapai. Rincian capaian kinerja masing-masing indikator untuk

tahun 2016 diilustrasikan dalam Tabel 3.

Tabel 3. Target dan capaian kinerja utama masing-masing indikator tahun 2016

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi %

Tersedianya

rumpun/galur/varietas

unggul ternak

ruminansia, unggas

dan aneka ternak

serta tanaman pakan

ternak hasil seleksi

dan persilangan serta

koleksi mikroba

veteriner

1. Jumlah rumpun/galur/varietas unggul/harapan ternak dan TPT spesifik agro-ekosistem

23 23 100

2. Jumlah rumpun/galur/ varietas unggul ternak dan TPT yang terdistribusi

9 9 100

3. Jumlah bibit sumber ternak

14.800 33.340 225,27

4. Jumlah benih sumber tanaman pakan ternak

24.000 26.000 108,33

5. Jumlah produk biologis peternakan

3 3 100

6. Jumlah SDG 115 116 100,87

Page 13: Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnaksakip.pertanian.go.id/admin/data2/EDIT LAKIN_2016_PUSLITBANGNAK=EDIT EH.pdf · nomor LP-121-IDN. Laboratorium fisiologi nutrisi Balitnak

Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnak 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 11 11

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi %

ternak, TPT dan mikroba veteriner yang dikonservasi dan dikarakterisasi

Tersedianya teknologi

pakan; teknologi

reproduksi; teknologi

veteriner; teknologi

budidaya dan

teknologi integrasi

tanaman-ternak

berbasis bioindustri,

bioscience dan

bioengineering

7. Jumlah teknologi peternakan dan veteriner

35 36 102,86

Tersedianya

rekomendasi

kebijakan

pembangunan

peternakan dan

veteriner

8. Jumlah rekomendasi kebijakan pembangunan peternakan dan veteriner

7 10 142,86

Tersedianya publikasi

dan KTI dalam jurnal

nasional dan

internasional, HaKI

dan lisensi, serta

perluasan jejaring

kerja nasional dan

internasional

9. Jumlah pertemuan ilmiah teknologi peternakan dan veteriner

6 13 216,67

10. Jumlah ekspose/pameran teknologi peternakan dan veteriner

34 34 100

11. Jumlah kerjasama nasional dan internasional

18 46 255,56

12. Jumlah publikasi ilmiah nasional/ internasional

93 131 140,86

13. Jumlah invensi untuk memperoleh HaKI

3 1 33,33

Terselenggaranya dukungan peningkatan dan pengelolaan sarana dan prasarana, serta sistem manajemen mutu.

14. Jumlah akreditasi manajemen

6 6 100

15. Jumlah akreditasi laboratorium

4 3 75,00

Page 14: Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnaksakip.pertanian.go.id/admin/data2/EDIT LAKIN_2016_PUSLITBANGNAK=EDIT EH.pdf · nomor LP-121-IDN. Laboratorium fisiologi nutrisi Balitnak

2016 Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnak

12 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Berdasarkan Tabel 3, kinerja Puslitbangnak pada tahun 2016 secara

umum menunjukkan keberhasilan sangat baik dengan persentase capaian di atas

target yang telah ditetapkan pada Rencana Kinerja Tahun 2016. Rata-rata

persentase capaian untuk setiap indikator kinerja utama adalah 127,64%,

dengan kisaran antara 33,33-255,56%. Dari 5 sasaran yang dicapai oleh

Puslitbangnak di tahun 2016, persentase capaian tertinggi terdapat pada

indikator kinerja utama kerjasama penelitian yakni sebesar 255,56% melalui

kegiatan penelitian dan pengembangan peternakan berbasis kemitraan.

Sementara itu persentase capaian terendah terdapat pada indikator kinerja

jumlah invensi untuk memperoleh HaKI dengan nilai capaian 33,33%.

Rata-rata persentase capaian untuk masing-masing sasaran strategis

adalah: 1) Tersedianya rumpun/galur/varietas unggul ternak ruminansia, unggas

dan aneka ternak serta tanaman pakan ternak hasil seleksi dan persilangan serta

koleksi mikroba veteriner sebesar 122,41%, 2) Tersedianya teknologi pakan;

teknologi reproduksi; teknologi veteriner; teknologi budidaya dan teknologi

integrasi tanaman-ternak berbasis bioindustri, bioscience dan bioengineering

sebesar 102,86%; 3) Tersedianya rekomendasi kebijakan pembangunan

peternakan dan veteriner sebesar 142,86%; 4) Tersedianya publikasi dan KTI

dalam jurnal nasional dan internasional, HaKI dan lisensi, serta perluasan

jejaring kerja nasional dan internasional 149,28%; 5) Terselenggaranya

dukungan peningkatan dan pengelolaan sarana dan prasarana, serta sistem

manajemen mutu sebesar 75%. Perbandingan capaian kinerja untuk setiap

indikator utama 2016 dapat dilihat pada Lampiran 5.

3.2. Analisis Capaian Kinerja

Analisis dan evaluasi capaian indikator kinerja utama tahun 2016

Puslitbangnak dilakukan secara lebih terinci terhadap masing-masing sasaran

strategis. Analisis dan evaluasi pencapaian indikator kinerja utama dilakukan

secara deskriptif dengan membandingkan antara target dan realisasi, serta

membandingkan realisasi capaian kinerja selama 5 tahun. Kinerja Puslitbangnak

dalam mencapai 5 sasaran strategis di tahun 2016 memiliki nilai capaian rata-

rata untuk setiap sasaran sebesar 118,48%.

Page 15: Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnaksakip.pertanian.go.id/admin/data2/EDIT LAKIN_2016_PUSLITBANGNAK=EDIT EH.pdf · nomor LP-121-IDN. Laboratorium fisiologi nutrisi Balitnak

Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnak 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 13 13

Sasaran 1

Tersedianya rumpun/galur/varietas unggul ternak

ruminansia, unggas dan aneka ternak serta tanaman

pakan ternak hasil seleksi dan persilangan serta koleksi

mikroba veteriner

Jumlah rumpun/galur/varietas unggul/harapan ternak dan TPT spesifik

agro-ekosistem

Jumlah rumpun/galur/varietas unggul/harapan ternak dan TPT spesifik

agro-ekosistem yang dihasilkan UPT lingkup Puslitbangnak tahun 2016 sebanyak 23

sesuai dengan target yang ditetapkan pada kegiatan pemuliaan.

Adapun Rumpun/Galur harapan yang sedang dikembangkan sesuai Renstra

2015-2019 adalah sebagai berikut:

Ayam

Pada komoditas ayam terdapat 4 galur yaitu galur betina ayam KUB-2, galur

KUB kaki kuning G3, galur ayam Gaok terseleksi G3 dan galur jantan ayam Sentul

terseleksi G6. Ayam KUB, merupakan hasil seleksi dari silangan ayam kampung dan

merupakan hasil pemuliaan Balai Penelitian Ternak. Pada tahun 2014, ayam KUB

dilepas sebagai galur baru melalui SK Permentan No. 274/Kpts/SR.120/2/2014

tentang pelepasan Ayam KUB-1.

Pada Renstra 2015-2019 ditetapkan target terbentuknya galur betina ayam

KUB-2 , galur KUB kaki kuning G3, ayam Gaok terseleksi dan ayam Sentul terseleksi.

Pada galur ayam Gaok terseleksi dan galur jantan ayam Sentul terseleksi telah

dilakukan pengamatan pada kinerja pertumbuhan dan reproduksi galur-galur ayam

calon male line. Kelompok galur ayam Sentul adalah ayam Sentul generasi-G6 dan

keturunannya-F6 dari 2 galur berdasarkan warna bulu yaitu; sentul warna bulu abu

sebagai Sentul Abu dan Sentul warna bulu putih sebagai Sentul Putih. Sementara itu

untuk ayam Gaok saat ini telah dihasilkan Generasi-G3 dan keturunannya-F3.

Tampilan kedua galur (Sentul dan Gaok) sudah menunjukkan keseragaman fenotipe

yang relatif tinggi, meskipun dalam populasi masih muncul warna-warna bulu yang

tidak diinginkan. Dari kegiatan ini diharapkan dapat memberikan informasi yang

cukup lengkap dalam rangka memantapkan galur Sentul yang sudah siap dilepas

sebagai galur baru ayam lokal pedaging dan lanjutan seleksi pada galur Gaok yang

nantinya juga akan dilepas sebagai male line ayam lokal pedaging.

Page 16: Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnaksakip.pertanian.go.id/admin/data2/EDIT LAKIN_2016_PUSLITBANGNAK=EDIT EH.pdf · nomor LP-121-IDN. Laboratorium fisiologi nutrisi Balitnak

2016 Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnak

14 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Itik

Pada komoditas Itik, terdapat 3 galur yang ditetapkan yaitu itik Mojosari F1,

itik Alabio F1/F2 dan itik Mojosari betina dengan tingkat produksi telur 60% dan FCR

5. Komoditas itik yang sudah terdistribusi adalah Itik Master, merupakan itik hibrida

hasil persilangan antara Itik Mojosari jantan dan itik Alabio betina yang telah

terseleksi. Rataan produksi telur mecapai 70% pe rtahun, dengan umur pertama 18-

20 minggu. Itik Hibrida ini dapat digunakan sebagai bibit niaga (final stock) dengan

keunggulan produktifitas dan keseragaman yang tinggi. Itik Alabimaster telah

dilepas Menteri Pertanian melalui SK Mentan No. 360/Kpts/PK-040/6/2015,

sedangkan itik Mojomaster telah dilepas Menteri Pertanian melalui SK Mentan No.

361/Kpts/PK-040/6/2015.

Sapi

Untuk komoditas Sapi 2 galur yang ditargetkan yaitu sapi Peranakan Ongole

(PO) Agrinak dan sapi F1 (silangan Sapi PO dan Bali). Sapi PO, merupakan

pemurnian bangsa Sapi PO yang dilakukan di Loka Penelitian Sapi Potong. Bibit

Unggul yang dihasilkan berupa pejantan unggul maupun bibit induk unggul. Sejak

2002 sapi PO diseleksi dalam kondisi pakan berkualitas rendah (protein kasar 8 –

10% dan serat kasar 24 – 26%) di kandang kelompok model Litbangtan. Layak

untuk diajukan sebagai galur baru sapi PO dengan spesifikasi keunggulan mampu

memanfaatkan pakan berkualitas rendah. Target untuk tahun 2016 adalah

mencapai populasi sapi PO sebanyak 770 ekor (254 induk ; 16 pejantan ; 288 calon

galur baru sapi PO umur 7-12 bulan), 30 calon bibit lepas sapih terseleksi, 8 calon

pejantan terseleksi dengan tinggi gumba 135 cm pada umur 2 th).

Domba

Pada komoditas Domba terdapat 3 galur yang menjadi target capaian

renstra 2015-2019 yaitu rumpun domba Barbados Blackbelly Cross, rumpun domba

Komposit Garut, dan rumpun domba Compass Agrinak.

Domba Barbados Blackbelly Cross merupakan rumpun domba tipe

rambut hasil persilangan antara domba Barbados Blackbelly yang dikenal sebagai

domba Karibia dengan domba lokal Sumatera.

Domba Komposit Garut merupakan domba sintesis hasil persilangan

domba Garut dengan bibit Domba St. Croix ( Virgin island, USA) dan Moulton

Charolais (Perancis), cocok untuk dikembangkan dalam sistem pemeliharaan

intensif. Domba ini mempunyai berat badan umur 1 tahun mencapai 35 Kg, telah

Page 17: Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnaksakip.pertanian.go.id/admin/data2/EDIT LAKIN_2016_PUSLITBANGNAK=EDIT EH.pdf · nomor LP-121-IDN. Laboratorium fisiologi nutrisi Balitnak

Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnak 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 15 15

beradaptasi pada lingkungan tropis, laju pertumbuhan yang baik serta jumlah

anak kelahiran 2.1 ekor perinduk.

Domba Compass Agrinak merupakan persilangan antara domba lokal

Sumatera, St. Croix dan Barbados Blackbelly. Keunggulan domba Compass

Agrinak adalah mampu beradaptasi pada lingkungan tropis dan lembab, siklus

reproduksi sepanjang tahun, mempunyai laju pertumbuhan yang baik dan

mempunyai anak sekelahiran sama dengan domba lokal. Domba Compass

Agrinak telah dilepas oleh Menteri Pertanian melalui SK Mentan No.

1050/Kpts/SR.120/10/2014 tgl 13 Oktober 2014.

Kambing

Pada komoditas kambing ditetapkan 2 galur kambing perah yaitu kambing

Sapera terseleksi dan kambing NE F2 dan 2 galur kambing potong yaitu kambing

Boerka dan kambing Boer Indonesia.

Kambing Sapera, merupakan hasil persilangan antara kambing Saanen dan

Peranakan Ettawa. Sementara itu, kambing NE adalah kambing persilangan antara

kambing Anglo Nubian dan kambing Peranakan Ettawa. Melalui perkawinan silang

ditargetkan adanya efek komplementari dari sifat produksi susu tinggi dan adaptasi

tropis dari keturunan silangan.

Kambing Boerka, merupakan hasil persilangan dari kambing Boer dan

kambing Kacang dengan bobot tubuh yang lebih besar dibandingkan kambing

Kacang (dari lahir sampai umur 365 hari sebesar 29,27 sampai 76,28%).

Gambar 1. Penampilan Kambing Boerka (Kiri: Pejantan; Kanan: Induk dan Anak)

Page 18: Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnaksakip.pertanian.go.id/admin/data2/EDIT LAKIN_2016_PUSLITBANGNAK=EDIT EH.pdf · nomor LP-121-IDN. Laboratorium fisiologi nutrisi Balitnak

2016 Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnak

16 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Kelinci

Pada komoditas kelinci terdapat 4 galur yang telah ditetapkan yaitu Hyla,

Hycole, Rex dan Satin. Kelinci Hyla dan Hycole adalah kelinci hibrida yang ditujukan

sebagai kelinci pedaging. Kelinci Hyla merupakan kelinci yang diimpor dari Cina dan

memiliki keunggulan dalam berat badan yang tinggi, sedangkan kelinci Hycole

adalah kelinci pedaging yang diimpor dari Perancis dengan keunggulan dalam

reproduksi. Kelinci Rex dan Satin adalah kelinci yang memiliki kulit bulu yang

spesifik. Kelinci Rex diimpor dari Amerika pada tahun 80an, memiliki kulit bulu yang

halus, sedangkan kelinci Satin diimpor dari Amerika pada tahun 90an yang memiliki

kulit bulu mengkilap. Kelinci Rex dan Satin disamping dimanfaatkan sebagai

penghasil kulit yang baik merupakan kelinci bertipe medium sehingga daging yang

dihasilkan tidak sebesar kelinci Hyla dan Hycole.

Tanaman Pakan Ternak

Pada komoditas Tanaman Pakan Ternak terdapat 3 galur yaitu leguminosa

Clitoria ternatea M2 dan M3, dan rumput Panicum maximum M2, dan Brachiaria

decumbens.

Jumlah rumpun/galur/varietas unggul ternak dan TPT yang terdistribusi

Jumlah rumpun/galur/varietas unggul ternak dan TPT yang terdistribusi

di tahun 2016 sebanyak 9 rumpun/galur yaitu itik PMp, itik Alabimaster,

Mojomaster, ayam KUB, ayam Sentul, itik Master, domba Compass Agrinak, sapi

PO terseleksi dan Kambing Boerka.

Jumlah bibit sumber ternak dan tanaman pakan ternak

Pada tahun 2016, jumlah bibit sumber ternak yang dihasilkan sebanyak

33.340 ekor bibit sumber ternak. Jumlah tersebut meliputi 100 ekor sapi PO,

470 ekor kambing Boerka, 30.125 ekor ayam KUB, 1.437 ekor itik Alabimaster,

965 ekor itik Mojomaster dan 243 ekor domba Compass Agrinak.

Jumlah benih sumber tanaman pakan ternak yang dihasilkan tahun 2016

sebanyak 26.000 batang bibit berupa 22.000 batang Indigofera dan 4000 batang

Clitoria ternate dan Panicum Maximum.

Page 19: Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnaksakip.pertanian.go.id/admin/data2/EDIT LAKIN_2016_PUSLITBANGNAK=EDIT EH.pdf · nomor LP-121-IDN. Laboratorium fisiologi nutrisi Balitnak

Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnak 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 17 17

Jumlah produk biologis

Jumlah produk biologis peternakan yang telah dihasilkan tahun 2016

sebanyak 3 produk sesuai dengan target yang direncanakan yaitu probiotik

pereduksi gas methan yang telah melalui proses uji secara in vivo, enzim

karbohidrase dan protease. Kegiatan ini diperoleh dari kegiatan nutrisi yang

dilaksanakan di Balai Penelitian Ternak dan Lolitsapi.

SDG ternak, TPT dan mikroba veteriner yang dikonservasi dan

dikarakterisasi

Jumlah SDG ternak, TPT dan mikroba veteriner yang dikonservasi dan

dikarakterisasi tahun 2016 sebanyak 116 galur/jenis meliputi 101 mikroba

veteriner (40 isolat bakteri, 6 isolat virus, 28 isolat protozoa, 17 jenis

kapang/khamir dan 10 jenis colifaga), domba Garut terseleksi ex. domba St.

Croix terseleksi, itik Peking, itik Mojosari putih, itik Alabio, itik PMp, entog, rusa

Timor, kambing Sapera, Clitoria ternatea, sapi Sragen, kambing Samosir,

kambing Muara, kambing Kosta dan kambing Gembrong.

Capaian Indikator Kinerja sasaran 1

Sasaran strategis pertama Puslitbangnak ini diukur dengan 6 indikator

kinerja utama, yaitu: 1) Jumlah rumpun/galur/varietas unggul/harapan ternak

dan TPT spesifik agro-ekosistem; 2) Jumlah rumpun/galur/varietas unggul ternak

dan TPT yang terdistribusi; 3) Jumlah bibit sumber ternak; 4) Jumlah benih

sumber tanaman pakan ternak; dan 5) Jumlah produk biologis peternakan dan

6) Jumlah SDG ternak, TPT dan mikroba veteriner yang dikonservasi dan

dikarakterisasi. Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja

tersebut digambarkan seperti dalam Tabel 4. Indikator kinerja sasaran 1 yang

telah ditargetkan pada tahun 2016 secara umum tercapai sangat baik dengan

rata-rata capaian 139,7%.

Tabel 4. Target dan capaian indikator kinerja utama dalam mencapai sasaran 1

tahun 2016

Indikator Kinerja Target Realisasi %

1. Jumlah rumpun/galur/varietas unggul/harapan ternak dan TPT

23 23 100

Page 20: Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnaksakip.pertanian.go.id/admin/data2/EDIT LAKIN_2016_PUSLITBANGNAK=EDIT EH.pdf · nomor LP-121-IDN. Laboratorium fisiologi nutrisi Balitnak

2016 Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnak

18 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Indikator Kinerja Target Realisasi %

spesifik agro-ekosistem

2. Jumlah rumpun/galur/varietas unggul ternak dan TPT yang terdistribusi

9 9 100

3. Jumlah bibit sumber ternak 14.200 33.340 225,27

4. Jumlah benih sumber tanaman pakan ternak

24.000 26.000 108,33

5. Jumlah produk biologis peternakan

3 3 100

6. Jumlah SDG ternak, TPT dan mikroba veteriner yang dikonservasi dan dikarakterisasi

115 116 100,87

Gambar 2. Perbandingan nilai capaian indikator kinerja utama dalam

mencapai sasaran 1

Jika dibandingkan selama lima tahun anggaran, nilai capaian untuk

indikator kinerja jumlah rumpun/galur harapan selama lima tahun cenderung

sama yaitu sama dengan target kecuali untuk tahun 2012 dengan nilai capaian

sebesar 250%. Nilai capaian untuk jumlah bibit sumber ternak dan benih sumber

tanaman pakan ternak untuk setiap tahunnya cenderung melebihi dari target

yang telah ditentukan bahkan pada tahun 2012 nilai capaian sangat tinggi

mencapai 961,4%. Untuk nilai capaian jumlah SDG ternak, TPT dan mikroba

veteriner yang dikonservasi dan dikarakterisasi mulai tahun 2012-2016

cenderung melebihi target yang telah ditentukan kecuali pada tahun 2014 nilai

capaiannya sama dengan target yang ditentukan. Sedangkan untuk indikator

Page 21: Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnaksakip.pertanian.go.id/admin/data2/EDIT LAKIN_2016_PUSLITBANGNAK=EDIT EH.pdf · nomor LP-121-IDN. Laboratorium fisiologi nutrisi Balitnak

Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnak 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 19 19

kinerja berupa jumlah rumpun/galur yang terdistribusi dan jumlah produk

biologis baru baru ditetapkan pada periode renstra 2015-2019 dengan nilai

capaian tahun 2015 dan 2016 sama dengan nilai target yang telah ditetapkan.

Adapun progress pencapaian indikator kinerja utama sasaran 1 pada

tahun kedua dalam mencapai target Rencana Strategis 2015-2019 rata-rata

mencapai 63,46%. Hal ini menunjukkan tingkat keberhasilan dalam pencapaian

target setiap tahunnya. Seperti halnya jumlah benih sumber ternak pada tahun

kedua sudah mencapai 72,36%. Sehingga kemungkinan besar hingga tahun

2019 seluruh target renstra dapat tercapai atau melebihi target yang ditetapkan.

Tabel 5. Progress capaian indikator kinerja utama sasaran 1 hingga 2016 dalam

mencapai target Renstra 2015-2019

Indikator Kinerja Target

2015-2019

Realisasi

s.d 2016

%

1. Jumlah bibit sumber ternak 69.345 50.370 72,63

2. Jumlah benih sumber tanaman pakan ternak

115.000 92.000 80

3. Jumlah produk biologis peternakan

24 4 60

4. Jumlah SDG ternak, TPT dan mikroba veteriner yang dikonservasi dan dikarakterisasi

580 239 41,21

Sasaran 2 Tersedianya teknologi pakan; teknologi reproduksi;

teknologi veteriner; teknologi budidaya dan

teknologi integrasi tanaman-ternak berbasis

bioindustri, bioscience dan bioengineering

Teknologi yang dihasilkan

Inovasi teknologi peternakan dan veteriner yang telah dihasilkan oleh

UPT lingkup Puslitbangnak pada tahun 2016 sebanyak 36 teknologi yang terdiri

dari 18 teknologi veteriner berupa Teknologi ELISA untuk diagnosa Leptospirosis,

Teknologi diagnosa cepat untuk deteksi kontaminan bakteri patogenik Listeria

monocytogenes, Teknologi deteksi toksin Clostridium perfringens, Teknologi

diagnostik ELISA untuk deteksi penyakit Septicemia hemorrhagia (SE), Obat

antimikroba dan antiinflamasi, Obat pengendali bakteri patogen, Obat agen bio-

Page 22: Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnaksakip.pertanian.go.id/admin/data2/EDIT LAKIN_2016_PUSLITBANGNAK=EDIT EH.pdf · nomor LP-121-IDN. Laboratorium fisiologi nutrisi Balitnak

2016 Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnak

20 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

kontrol E. coli, Obat anthelmintik pada sapi, Obat cacing herbal untuk sapi,

Vaksin inaktif Infectious Bronchitis isolat lokal, Vaksin hidup Classical Swine

Fever, Teknik ELISA untuk penyakit metabolik pada sapi, Teknologi deteksi virus

West Nile, Teknologi obat antiviral amantadin untuk Avian Influenza, Teknologi

identifikasi subtype virus Avian Influenza, Teknologi phage display antibodi

monoklonal untuk penyakit Avian Influenza, Teknologi deteksi Bacillus anthracis,

Antisipasi kejadian letupan, wabah penyakit hewan dan penyebarannya dalam

kaitan dengan perubahan iklim.

Gambar 3. Kiri: In vitro herbal cacing dewasa; Kanan: In vitro herbal telur cacing

Selain teknologi veteriner, dihasilkan pula 18 teknologi budidaya dan

produksi ternak berupa Efisiensi Inseminasi Buatan pada kerbau melalui

penggunaan semen beku sexing, Induksi hormonal untuk meningkatkan

kebuntingan, Evaluasi biologis zat aktif beberapa tanaman sebagai imbuhan

pakan AGP (Antibiotic Growth-Promoters), Efektivitas zat aktif beberapa tanaman

hasil ekstraksi terhadap Salmonella spp. dan Escherichia coli, Manipulasi

reproduksi untuk meningkatkan efisiensi IB melalui hormon spray, Teknologi

enkapsulasi spermatozoa, Zinc Organik sebagai pakan aditif untuk pejantan,

Efektifitas enzim karbohidrase dan protease sebagai pakan ayam broiler,

Teknologi ekstraksi dan preservasi enzim protease, Teknologi pakan rendah gas

metana, Program Aksi Adaptasi dan Mitigasi gas pada ternak, Penentuan Faktor

konversi Limbah Pertanian dan Agroindustri, Teknologi diagnostik kebuntingan

dini pada sapi potong menggunakan Antibodi spesifik (anti-PSBB), Teknologi

Peningkatan PBBH sapi PO lepas sapih (0,6 kg) dengan suplementasi pakan

sumber nitrogen terikat dinding sel, Penurunan metana menggunakan prebiotik

organik (Saponin dan Tanin) > 10%, Teknologi peningkatan viabilitas dan vigor

benih Indigofera zollingeriana dan Ekstraksi dan analisis kualitas nutrisi

konsentrat protein daun Indigofrea zollingeriana.

Page 23: Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnaksakip.pertanian.go.id/admin/data2/EDIT LAKIN_2016_PUSLITBANGNAK=EDIT EH.pdf · nomor LP-121-IDN. Laboratorium fisiologi nutrisi Balitnak

Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnak 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 21 21

Capaian Indikator kinerja

Sasaran strategis kedua Puslitbangnak ini diukur dengan 1 indikator

kinerja utama, yaitu Jumlah teknologi peternakan dan veteriner. Adapun

pencapaian target indikator kinerja tersebut digambarkan dalam Tabel 5.

Indikator kinerja sasaran 2 yang telah ditargetkan pada tahun 2016 memiliki nilai

capaian sebesar 102,86%.

Tabel 6. Target dan capaian indikator kinerja utama dalam mencapai sasaran 2

tahun 2016

Indikator Kinerja Target Realisasi %

Jumlah teknologi peternakan dan veteriner 35 36 102,86

Jika dibandingkan selama lima tahun anggaran, nilai capaian untuk

indikator kinerja pada tahun 2012, 2015 dan 2016 nilai capaian dapat melebihi

dari target yang telah ditentukan. Nilai capaian tahun 2016 melebihi target yang

telah ditetapkan karena ada teknologi ikutan dari kegiatan pemuliaan.

Sedangkan untuk tahun 2013 dan 2014 nilai capaian pada akhir tahun anggaran

lebih rendah dari target yang telah ditetapkan karena pada akhir tahun anggaran

ada beberapa kegiatan yang belum selesai dan membutuhkan penambahan

waktu untuk penyelesaian kegiatan karena ada keterlambatan dalam pengadaan

bahan analisa.

Gambar 4. Persentase nilai capaian indikator kinerja jumlah teknologi peternakan

dan veteriner selama periode 2012-2016

Page 24: Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnaksakip.pertanian.go.id/admin/data2/EDIT LAKIN_2016_PUSLITBANGNAK=EDIT EH.pdf · nomor LP-121-IDN. Laboratorium fisiologi nutrisi Balitnak

2016 Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnak

22 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Berdasarkan Rencana Strategis Puslitbangnak 2015-2019 target jumlah

teknologi peternakan dan veteriner adalah 170 teknologi. Pada tahun 2015,

pencapaian jumlah teknologi adalah 47 teknologi dan pada tahun 2016 tercapai

36 teknologi, sehingga tahun kedua telah mencapai 83 teknologi dari 170

teknologi yang telah ditetapkan pada renstra. Hal ini karena target yang

ditetapkan tiap tahunnya lebih tinggi dibandingkan dengan target yang

ditetapkan pada renstra. Selain itu jumlah teknologi yang dihasilkan tergantung

dengan jumlah anggaran yang ditetapkan pada tahun pelaksanaan.

Tabel 7. Progress capaian indikator kinerja utama teknologi peternakan dan veteriner hingga 2016 dalam mencapai target Renstra 2015-2019

Indikator Kinerja Target

2015-2019

Realisasi

s.d 2016

%

Jumlah teknologi peternakan dan veteriner 170 83 48,82

Sasaran 3 Tersedianya rekomendasi kebijakan pembangunan

peternakan dan veteriner

Rekomendasi Kebijakan

Pada tahun 2016 telah dihasilkan 10 rekomendasi kebijakan

pembangunan peternakan diantaranya Analisis ekonomi inovasi ayam KUB,

Analisis ekonomi inovasi domba Sei Putih, Saran kebijakan tentang prioritas

program pengembangan perunggasan terkait dengan pasar bersama ASEAN

(MEA), Saran rekomendasi tentang akselerasi pengembangan integrasi sawit-sapi

(intensif kebijakan yang diperlukan), Saran rekomendasi penetapan harga

komoditas sapi potong, Menyikapi pemasukan ternak/produk hewan berbasis

zona bebas PHMS (Penyakit Hewan Menular Strategis), Alternatif implementasi

kebijakan proporsi impor sapi indukan dan bakalan, Rekomendasi Kebijakan

Pengendalian dan Penanggulangan Rabies Menuju Indonesia Bebas Rabies

Tahun 2020, Rekomendasi Kebijakan Pengendalian dan Penanggulangan

Brucellosis di Indonesia serta Rekomendasi Kebijakan Nasional Pengendalian

Antraks pada Ternak di Indonesia dan Kaitannya dengan Kejadian Antraks Pada

Manusia.

Page 25: Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnaksakip.pertanian.go.id/admin/data2/EDIT LAKIN_2016_PUSLITBANGNAK=EDIT EH.pdf · nomor LP-121-IDN. Laboratorium fisiologi nutrisi Balitnak

Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnak 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 23 23

Beberapa Rekomendasi Kebijakan yang perlu diinformasikan diantaranya:

Analisis ekonomi inovasi Ayam KUB

Kajian ini bertujuan untuk mensintesis dan menganalisa kelayakan

ekonomi melalui parsial budgeting dan pengukuran kriteria investasi (NPV, B/C,

IRR dan PBP) dari inovasi ayam KUB yang telah dihasilkan. Diharapkan usaha ini

dapat terus berkembang secara berkesinambungan dengan orientasi keuntungan

yang layak bagi pelaku usaha dalam tata niaga ayam KUB yang terintegrasi dari

hulur ke hilir.

Impor Ternak/Produk Ternak

Kebijakan pemasukan ternak/produk hewan berbasis zona dari

negara/zona bebas PMK (Penyakit Mulut dan Kuku) dan negara yang memiliki

program pengendalian resmi PMK yang diakui Organisasi Kesehatan Hewan

Dunia (OIE) harus mempertimbangkan kepentingan aspek jangka panjang,

dampak sosial dan ekonomi agar tidak menimbulkan disinsentif bagi peternak.

Beberapa rekomendasi OIE perlu dijalankan oleh Indonesia dalam pemasukan

ternak/produk hewan, untuk itu diperlukan penguatan kapasitas teknis, SDM

veteriner dan infrastruktur.

Setidaknya ada 10 poin yang perlu ditingkatkan, yaitu (1) Konsistensi

‘definisi kasus’, (2) Kesiapan dan kecepatan pengiriman sampel, (3) Kecepatan

diagnosa deteksi virus dan antigen, (4) Kesiapan dan kecepatan pengiriman

sampel infeksius, (5) Kapabilitas pengiriman sampel ke laboratorium, (6)

Kecepatan penetapan wabah melalui Kepmentan, (7) Kebijakan pemberantasan

Gambar 5. Booklet kajian ekonomik dan pengembangan inovasi ayam KUB

Page 26: Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnaksakip.pertanian.go.id/admin/data2/EDIT LAKIN_2016_PUSLITBANGNAK=EDIT EH.pdf · nomor LP-121-IDN. Laboratorium fisiologi nutrisi Balitnak

2016 Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnak

24 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

wabah untuk menghentikan wabah secepat mungkin (dasar hukum,

kepemimpinan, respon cepat, dana darurat wabah), (8) Kapasitas melakukan

Stamping out dan standstill order, (9) Kecepatan penyediaan dana kompensasi,

dan (10) Kecepatan pengadaan vaksin.

Kebijakan Penetapan Harga Komoditas Sapi Potong

Penetapan harga komoditas sapi potong baik bakalan, indukan maupun

sapi siap potong (banyak faktor yang harus diperhitungkan). Faktor supply dan

demand sangat berpengaruh terhadap harga karena akan berubah sewaktu-

waktu. Harga daging sapi tidak bisa dibuat satu harga karena sangat bervariasi

macamnya. Dengan demikian disarankan untuk menetapkan 3 klas daging sapi,

yaitu: 1) Daging Klas A yg paling mahal adalah Has Dalam dan Has Luar; 2)

Daging Klas B yg menengah, seperti paha belakang (tanjung, kelapa, penutup,

silverside, gandik); dan 3) Daging Klas C seperti Sandung lamur, iga,

samcan/flank, dan sengkel.

Kajian Ekonomik Pengembangan Inovasi Domba Sei Putih

Domba komposit Sei Putih hasil Penelitian Badan litbang yang telah diuji

multi lokasi pada tahun 1990-an ini telah menyebar cukup luas di berbagai

wilayah Sumatera Utara dan dikenal dengan Domba Sei Putih atau Domba

Hairsheep Sei Putih. Domba ini disukai karena ukuran tubuhnya besar dan

pertumbuhannya cepat. Pemeliharaan di masyarakat secara ekstensif, semi

intensif, dan intensif. Sedangkan jenis usahanya untuk pengembangbiakan

(penghasil anakan), dan kombinasi pengembangbiakan dan penggemukan.

Pemasukan Ternak/ Produk Hewan Berbasis Zona Bebas PMK

Berdasarkan PP no.4/2016 tentang Pemasukan Ternak/Produk Hewan

dari Negara /Zona Bebas Penyakit Mulut dan Kuku perlu adanya kehati-hatian

atau mewaspadai setiap hewan yang masuk ke dalam wilayah indonesia. Perlu

Penguatan kapasitas teknis, SDM Veteriner dan Infrastruktur Kesehatan hewan

dalam memperhatikan dampak kepada hambatan pengembangan sapi potong di

dalam negeri.

Page 27: Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnaksakip.pertanian.go.id/admin/data2/EDIT LAKIN_2016_PUSLITBANGNAK=EDIT EH.pdf · nomor LP-121-IDN. Laboratorium fisiologi nutrisi Balitnak

Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnak 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 25 25

Capaian Indikator Kinerja

Sasaran strategis ketiga yang dicapai Puslitbangnak diukur dengan 1

indikator kinerja utama, yaitu Jumlah rekomendasi kebijakan pembangunan

peternakan dan veteriner dengan nilai capaian target sebesar 142,86%.

Tabel 8. Target dan capaian indikator kinerja utama dalam mencapai sasaran 3 tahun 2016

Indikator Kinerja Target Realisasi %

Jumlah rekomendasi kebijakan pembangunan peternakan dan veteriner

7 10 142,86

Gambar 6. Persentase nilai capaian indicator kinerja jumlah rekomendasi kebijakan pembangunan peternakan dan veteriner selama periode 2012-2016

Berdasarkan analisa capaian jumlah rekomendasi peternakan dan

veteriner yang dihasilkan selama periode 2012-2016, persentase nilai capaian

selama periode 2012-2016 selalu melampaui target dengan nilai capaian paling

tinggi terjadi di tahun 2013. Kegiatan yang dilakukan bersifat antisipatif dan

responsif terhadap isu kebijakan aktual sehingga rekomendasi yang dihasilkan

melebihi dari target yang telah ditetapkan disesuaikan dengan isu strategis pada

tahun berjalan. Rekomendasi yang dihasilkan diharapkan dapat dijadikan sebagai

saran masukan bagi pihak berwenang dalam pengambilan kebijakan terkait

dengan pengembangan usaha sektor peternakan.

Page 28: Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnaksakip.pertanian.go.id/admin/data2/EDIT LAKIN_2016_PUSLITBANGNAK=EDIT EH.pdf · nomor LP-121-IDN. Laboratorium fisiologi nutrisi Balitnak

2016 Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnak

26 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Tabel 9. Progress capaian indikator kinerja utama rekomendasi hingga 2016 dalam mencapai target Renstra 2015-2019

Indikator Kinerja Target

2015-2019

Realisasi

s.d 2016

%

Jumlah rekomendasi peternakan 25 18 72,00

Berdasarkan Rencana strategis Puslitbangnak 2015-2019 target jumlah

rekomendasi peternakan dan veteriner adalah 25 rekomendasi. Pada tahun 2015, terdapat 8 rekomendasi yang dihasilkan sementara tahun 2016 telah

tercapai 10 rekomendasi. Karena itu, hingga tahun kedua telah mencapai 18 rekomendasi dari 25 target rekomendasi yang telah ditetapkan pada renstra.

Kondisi peternakan yang semakin dinamis pada dua tahun berjalan dengan

berbagai bentuk permasalahan mendorong kebijakan peternakan untuk menghasilkan rekomendasi sebagai upaya pemenuhan kebutuhan para pelaku

peternakan dan stakeholders dalam memecahkan permasalahan di dunia peternakan.

Sasaran 4 Tersedianya publikasi dan KTI dalam jurnal nasional dan internasional, HaKI dan lisensi, serta perluasan jejaring kerja nasional dan internasional

Untuk mencapai sasaran 4, indikator kinerja utama yang mendukung

adalah 1) Jumlah publikasi ilmiah nasional/internasional, 2) Jumlah pertemuan

ilmiah teknologi peternakan dan veteriner, 3) Jumlah invensi untuk memperoleh

HaKI, 4) Jumlah ekspose/pameran teknologi peternakan dan veteriner dan 5)

Jumlah kerjasama nasional dan internasional. Indikator kinerja sasaran 4 yang

ditargetkan pada tahun 2016, tercapai sangat baik dengan capaian rata-rata

setiap indikator kinerja sebesar 149,28% dengan nilai capaian setiap indikator

seperti ditunjukkan pada Tabel 10.

Tabel 10. Target dan capaian indikator kinerja utama dalam mencapai sasaran 4

tahun 2016

Indikator Kinerja Target Realisasi %

Jumlah pertemuan ilmiah teknologi peternakan dan veteriner

6 13 216,67

Jumlah ekspose/pameran teknologi peternakan dan veteriner

34 34 100

Jumlah kerjasama nasional dan internasional 18 46 255,56

Jumlah publikasi ilmiah nasional/internasional

93 131 140,86

Page 29: Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnaksakip.pertanian.go.id/admin/data2/EDIT LAKIN_2016_PUSLITBANGNAK=EDIT EH.pdf · nomor LP-121-IDN. Laboratorium fisiologi nutrisi Balitnak

Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnak 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 27 27

Indikator Kinerja Target Realisasi %

Jumlah invensi untuk memperoleh HaKI 3 1 33,33

Nilai capaian kinerja untuk jumlah pertemuan ilmiah teknologi

peternakan dan veteriner sangat baik dengan nilai capaian sebesar 216,67%.

Pertemuan ilmiah peternakan dan veteriner yang dilaksanakan tahun 2016 yaitu

Seminar Internasional Teknologi Peternakan dan Veteriner, Seminar bulanan,

FGD: Kajian Kebijakan Nasional Pengendalian dan Penanggulangan Antraks pada

Ternak di Indonesia, FGD: Pemodelan Pengendalian Rabies di Bali dengan

Pendekatan System Dynamics, FGD: Pemodelan Pengendalian Rabies di Bali

dengan Pendekatan Dynamics System, Workshop tentang penyakit Surra:

Pengendalian dan Pengembangan Metode Diagnostik dan Workshop mengenai

Harmonisasi dan Launching Kit Deteksi Trypanosoma dan Kit Toxoplasma.

Gambar 7. Seminar Internasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2016, Bali

Indikator kinerja jumlah ekspose/pameran teknologi peternakan dan

veteriner yang berhasil dicapai dengan nilai capaian sangat baik sebesar 100%.

Puslitbangnak beserta UPTnya aktif melaksanakan kegiatan ekspose baik yang

bersifat mandiri maupun berpartisipasi dalam ekspose yang dilaksanakan

dibawah koordinasi Badan Litbang Pertanian.

Page 30: Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnaksakip.pertanian.go.id/admin/data2/EDIT LAKIN_2016_PUSLITBANGNAK=EDIT EH.pdf · nomor LP-121-IDN. Laboratorium fisiologi nutrisi Balitnak

2016 Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnak

28 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Gambar 8. Ekspose pada Peringatan Hari Pangan Sedunia, Boyolali

Kegiatan ekspose yang diikuti Puslitbangnak tahun 2016 diantaranya

Indolivestock, Hari Susu Nasional, Hari Pangan Sedunia, Bursa Hewan Qurban

2016, Ekspose Budidaya Kelinci, Gelar Teknologi TTP Sedong, Festival Iklim di

JCC, Geltek di TTP Cikajang, Geltek di TTP Pacitan, Gelar Teknologi Peternakan

dan Veteriner di acara Dies Natalis STPP Cibalagung, Pekan Inovasi Sumut, Gelar

Teknologi di TTP Lamongan, Agrinex di JCC, 16th Indonesia Climate Change

Education Forum and Expo, Press Release tentang Ayam Kampung Unggul

Balitbangtan (KUB), Perpusnas Expo, SAE Soropadan Agro Ekspo di

Temanggung, Gelar Produksi Agribisnis Tulungagung dan SAMEX Surabaya.

Nilai capaian indikator kinerja jumlah kerjasama nasional dan

internasional memiliki nilai capaian tertinggi dibandingkan indikator kinerja

lainnya yaitu sebesar 255,56%. Kerjasama yang dilakukan selama tahun 2016

sebanyak 46 kegiatan meliputi kegiatan kerjasama nasional dan internasional.

Dari 46 kegiatan kerjasama yang dilakukan Puslitbangnak beserta UPTnya 7

diantaranya merupakan kegiatan kerjasama luar negeri (ACIAR, FAO, AFACI, BEP

dan IAEA) dan 39 kegiatan merupakan kerjasama dalam negeri (perusahaan

swasta, BUMN, Perguruan Tinggi, Pemerintah Daerah).

Page 31: Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnaksakip.pertanian.go.id/admin/data2/EDIT LAKIN_2016_PUSLITBANGNAK=EDIT EH.pdf · nomor LP-121-IDN. Laboratorium fisiologi nutrisi Balitnak

Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnak 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 29 29

Gambar 9. Kiri: FGD Integrasi Tanaman Ternak (FAO); Kanan: Workshop Integrasi sapi-sawit & integrasi sapi-padi (ACIAR)

Tabel 11. Mitra serta topik kerjasama luar negeri

Mitra Kerjasama Topik Kerjasama

1. AFACI Improving animal genetic resources values and productive performance in

Asia

2. FAO Building Policy Capacity towards Sustainable Livestock Sector Development

3. ACIAR 1. Improving Milk Supply, Competitiveness and Livelihood in Smallholder

Dairy Chains In Indonesia

2. Integrasi sapi-sawit & integrasi sapi-padi

4. BEP Enhancement of Biosecurity and Biosafety

5. IAEA 1. Quality Management System No. Project RAS 5078

2. Quality Management System No. Project INT5154

Nilai capaian untuk indikator kinerja jumlah publikasi ilmiah memiliki nilai

capaian yang sangat baik sebesar 140,86%. Artikel yang ditulis para peneliti

lingkup Puslitbangnak diantaranya diterbitkan dalam jurnal dan prosiding baik

nasional maupun internasional serta sebagian ada pula yang diterbitkan dalam

majalah populer. Jika dibandingkan dengan periode renstra 2010-2014, untuk

indikator kinerja publikasi ilmiah nasional/internasional satuannya sedikit

berbeda. Pada periode renstra 2010-2014, jumlah publikasi satuannya adalah

terbitan buku sedangkan pada periode renstra 2015-2019 jumlah publikasi

satuannya berupa artikel yang ditulis oleh setiap pejabat fungsional peneliti.

Selama periode 2012-2016, nilai capaian untuk publikasi ilmiah ada

kecenderungan melebihi dari target yang telah ditentukan. Penulisan publikasi

ilmiah di tahun 2015 dan 2016 merupakan kinerja para peneliti yang termotivasi

Page 32: Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnaksakip.pertanian.go.id/admin/data2/EDIT LAKIN_2016_PUSLITBANGNAK=EDIT EH.pdf · nomor LP-121-IDN. Laboratorium fisiologi nutrisi Balitnak

2016 Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnak

30 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

aktif menulis KTI. Kondisi ini harus ditingkatkan terus karena nilai capaian

publikasi tahun 2016 menurun jika dibandingkan dengan nilai capaian publikasi

tahun 2015.

Nilai capaian untuk indikator kinerja invensi untuk memperoleh HaKI

sebesar 33,33%. Invensi yang telah tercapai berupa Formulasi Nematofagus

pada ternak Ruminansia. Sedangkan target output lainnya berupa penetapan

dan atau pelepasan rumpun/galur kelinci Rex dan ayam Sensi dapat dikatakan

belum tercapai karena hingga akhir tahun masih menunggu SK penetapan dan

atau pelepasan rumpun/galur. Sidang pelepasan kelinci Rex dan ayam Sensi

telah diikuti dan perbaikan proposal telah dilakukan serta disampaikan ke Ditjen

Peternakan dan Kesehatan Hewan sesuai saran dari Tim Penetapan dan

Pelepasan Rumpun atau Galur Ternak pada saat sidang pelepasan.

Selama periode 2012-2016, nilai capaian untuk setiap indikator ada

kecenderungan melebihi dari target yang telah ditentukan. Terutama untuk

indikator kinerja pertemuan ilmiah, ekspose dan kerjasama yang nilai capaian

kinerjauntuk setiap tahunnya selalu melebihi dari target yang telah ditetapkan.

Namun untuk nilai capaian indikator kinerja invensi untuk memperoleh HaKi

relatif masih rendah jika dibandingkan dengan nilai capaian kinerja lainnya.

Kemungkinan yang terjadi di tahun 2010-2011 para peneliti belum memiliki

kesadaran untuk mendapatkan Haki dan belum termotivasi ke arah tersebut.

Gambar 10. Perbandingan nilai capaian indikator kinerja utama

Page 33: Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnaksakip.pertanian.go.id/admin/data2/EDIT LAKIN_2016_PUSLITBANGNAK=EDIT EH.pdf · nomor LP-121-IDN. Laboratorium fisiologi nutrisi Balitnak

Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnak 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 31 31

Tabel 12. Progress capaian indikator kinerja utama dalam mencapai Renstra 2015-2019

Indikator Kinerja Target Realisasi %

Jumlah pertemuan ilmiah teknologi peternakan dan veteriner

40 23 57,50

Jumlah ekspose/pameran teknologi peternakan dan veteriner

145 85 58,62

Jumlah kerjasama nasional dan internasional 95 89 93,68

Jumlah publikasi ilmiah nasional/internasional

487 305 63,00

Jumlah invensi untuk memperoleh HaKI 16 4 40,00

Progres capaian rata-rata pada sasaran 4 dalam mencapai target Renstra

2015-2019 adalah 62,56%.

Sasaran 5 Terselenggaranya dukungan peningkatan dan pengelolaan sarana dan prasarana, serta sistem manajemen mutu

Sasaran 5, diukur dengan 2 indikator kinerja utama, yaitu jumlah

akreditasi manajemen dan jumlah akreditasi laboratorium. Jumlah target dan

realisasi untuk setiap indikator kinerja ditunjukkan pada Tabel 9. Nilai capaian

untuk sasaran 5 sebesar 75%.

Tabel 13. Target dan capaian indikator kinerja utama dalam mencapai sasaran

5 tahun 2016

Indikator Kinerja Target Realisasi %

Jumlah akreditasi manajemen 6 6 100

Jumlah akreditasi laboratorium 4 3 75

Puslitbangnak dan UPTnya mulai tahun 2010 sudah melakukan Akreditasi

manajemen. Nilai capaian indikator jumlah akreditasi manajemen pada tahun

2010 memiliki nilai capaian paling tinggi, sedangkan untuk tahun 2011, 2012,

2013, 2014, 2015 dan masing-masing dengan persentase capaian 100%. Untuk

nilai capaian jumlah akreditasi laboratorium tahun 2016 sebesar 50% yaitu pada

tahun 2016 BBLitvet dan Balitnak melakukan maintenance untuk sertifikasi ISO

Page 34: Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnaksakip.pertanian.go.id/admin/data2/EDIT LAKIN_2016_PUSLITBANGNAK=EDIT EH.pdf · nomor LP-121-IDN. Laboratorium fisiologi nutrisi Balitnak

2016 Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnak

32 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

17025, sedangkan Lolitsapi sampai dengan akhir tahun 2016 masih dalam tahap

proses assesment maintenance sertifikasi ISO 17025 sedangkan Lolitkambing

sampai akhir tahun 2016 masih dalam tahap assesment dalam upaya pengajuan

sertifikasi ISO 17025. Selain sertifikasi ISO 17025, BBLitvet mulai tahun 2015

mendapat sertifikat ISO 17043 sebagai Laboratorium Penyelenggara Uji

Profisiensi (LPUP).

Jika dibandingkan selama periode 2012-2016, nilai capaian indikator

kinerja akreditasi manajemen cenderung sama dengan targetnya. Semua satker

lingkup Puslitbangnak telah mendapat sertifikat ISO 9001:2008 mulai tahun

2010. Mulai tahun 2011, Puslitbangnak beserta UPTnya terus berupaya untuk

melakukan maintenance agar dapat tetap menjaga kualitas pelayanan dan tetap

mendapat sertifikasi ISO 9001:2008. Sementara itu untuk akreditasi

laboratorium, laboratorium BBLitvet dan Balitnak sudah medapat akreditasi ISO

mulai tahun 2010 sedangkan proses sertifikasi 17025 untuk laboratorium nutrisi

dan pakan di Lolitsapi relatif lambat baru diperoleh pada tahun 2015 dikarenakan

banyak persyaratan yang belum terpenuhi selama proses akreditasi berlangsung.

Pada tahun 2016, Lolitsapi dalam tahap assesment untuk maintenance Sertifikasi

ISO 17025 sedangkan Lolitkambing masih dalam tahap assesment dalam upaya

pengajuan sertifikasi ISO 17025.

Gambar 11. Perbandingan nilai capaian indikator kinerja utama dalam mencapai sasaran 5

Page 35: Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnaksakip.pertanian.go.id/admin/data2/EDIT LAKIN_2016_PUSLITBANGNAK=EDIT EH.pdf · nomor LP-121-IDN. Laboratorium fisiologi nutrisi Balitnak

Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnak 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 33 33

3.3. Outcome Puslitbangnak

Outcome dari beberapa output yang telah dihasilkan UPT lingkup

Puslitbangnak diantaranya sebagai berikut:

1. Dalam upaya pengelolaan dan pemanfaatan bibit sumber sapi potong dan

perbaikan kualitas genetik sapi di lapangan, pada tahun 2016 Loka

Penelitian Sapi Potong melakukan penyebaran 62 ekor sapi PO terseleksi

diantaranya 13 ekor sapi PO jantan dan 49 ekor sapi PO betina.

Penyebaran ternak dilakukan di wilayah Jawa Timur yaitu Kabupaten

Tuban 3 ekor jantan, Kabupaten Pacitan 23 ekor (3 ekor jantan dan 20

ekor betina), Kabupaten Malang 11 ekor (1 ekor jantan dan 10 ekor

betina), di wilayah Jawa Tengah di Kabupaten Rembang sebanyak 3 ekor

sapi Jantan dan di wilayah Kabupaten Banjarbaru Kalimantan Selatan 22

ekor (3 ekor jantan dan 19 ekor betina).

Gambar 12. Sapi PO terseleksi; Kiri: Jantan dewasa; Kanan: Jantan muda

2. Dalam upaya pemanfaatan galur unggul harapan hasil pemuliaan, pada

tahun 2016 Balitnak melakukan penyebaran 7 jenis galur ternak yaitu ayam

KUB-1 dengan jumlah sebaran 29.425 ekor ke Banten, Jawa Barat, Jawa

Tengah, DIY, Sulawesi Utara, Kalimantan Selatan, NTB; ayam Sensi

dengan jumlah sebaran 8.048 ekor ke Lampung, Jawa Barat, Jakarta, DIY;

itik PMp dengan jumlah sebaran 2.355 ekor ke Jawa Barat; itik Alabimaster

dengan jumlah sebaran 1.437 ekor ke Jawa Barat dan Banten; itik Master

dengan jumlah sebaran 343 ekor di wilayah Jawa Barat, itik Mojosari

dengan jumlah sebaran 965 ekor ke Jawa Barat dan Banten; dan domba

Compass Agrinak dengan sebaran 71 ekor ke Jawa Tengah.

Page 36: Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnaksakip.pertanian.go.id/admin/data2/EDIT LAKIN_2016_PUSLITBANGNAK=EDIT EH.pdf · nomor LP-121-IDN. Laboratorium fisiologi nutrisi Balitnak

2016 Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnak

34 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

3. Dalam upaya mendukung peningkatan produksi ternak, Balai Penelitian

Ternak dan Loka Penelitian Kambing Potong telah menghasilkan beberapa

jenis benih/bibit tanaman pakan ternak unggul yang spesifik agroekosistem

diantaranya Clitoria ternate, Panicum maximum dan Indigofera. Pada tahun

2016, telah dihasilkan 4000 batang Clitoria ternate dan Panicum Maximum

serta 22.000 batang Indigofera.

Gambar 12. Bibit Indigofera yang

siap untuk di tanam sebagai sumber benih

Gambar 13. Perawatan/pemupukan

pohon induk indigofera sebagai sumber benih

Penyebaran benih Indigofera oleh Loka Penelitian Kambing Potong sudah

lama dilakukan. Selama periode 2011-2016 penyebaran benih Indigofera

dilakukan di berbagai wilayah yaitu wilayah Provinsi Sumatera Utara, Aceh,

Riau, Kepri, Jambi, Bengkulu, Bangka Belitung, Sumatera Barat, Lampung,

Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Barat, Kalimantan

Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Gorontalo,

Maluku Utara, Nusa Tenggara Timur, Papua dan Papua Barat. Dengan

penyebaran benih Indigofera ini diharapkan dapat meningkatkan

ketersediaan tanaman pakan di lapangan sehingga dapat meningkatkan

produktivitas ternak yang ada di Indonesia.

4. Penyebaran kambing Boerka pada tahun 2016 adalah sebanyak 46 ekor

yaitu 12 ekor disebar ke BPTP Sumatera Selatan, 9 ekor ke BPTP Aceh, 6

ekor ke Kodam 1 Bukit Barisan Sumatera Utara, 17 ekor ke Baznas

Sumatera Barat, 1 ekor ke BPTP Bengkulu dan 1 ekor ke BPTP Sumatera

Utara. Rencana penyebaran ke luar Pulau Sumatera yaitu Sulawesi dan

Kalimantan juga telah dilakukan, akan tetapi terbentur pada kendala

transportasi. Jumlah kambing yang sudah disebar pada tahun 2016 adalah

9,8% dari total populasi kambing program UPBS yang berjumlah 470 ekor.

Page 37: Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnaksakip.pertanian.go.id/admin/data2/EDIT LAKIN_2016_PUSLITBANGNAK=EDIT EH.pdf · nomor LP-121-IDN. Laboratorium fisiologi nutrisi Balitnak

Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnak 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 35 35

Penyebaran Kambing Boerka dilakukan dengan formula 1 ekor pejantan

dan 5 ekor betina. Pihak penerima atau mitra kerjasama berkewajiban

untuk menyediakan transportasi pengiriman, kandang dan fasilitas

pemeliharaan serta mengirimkan data pertumbuhan kambing Boerka

kepada Lolit Kambing.

Gambar 15. Peta Penyebaran Kambing Boerka di Indonesia

5. Integrasi Kalender Ternak ke dalam Kalendar Tanam Terpadu (KATAM)

Badan Litbang pertanian telah mengeluarkan suatu program yaitu

“Kalender Tanam Terpadu”. Program ini memungkinkan pengguna yaitu

petani untuk mengetahui waktu tanam dan jenis tanaman serta obat /

hama yang diperlukan pada periode satu tahun ke depan. Program ini

dapat pula menyediakan perkiraan bencana alam, curah hujan, banjir,

kekeringan, serangan hama penyakit yang akan terjadi, sehingga petani

dapat mengambil langkah sebagai antisipasinya. Data yang disediakan

berasal dari seluruh provinsi di Indonesia dengan detail data per

kecamatan. Terdapat beberapa bidang yang sudah bergabung dengan

“Kalender Tanam Terpadu”, diantaranya adalah, bidang tanaman pangan

(padi, jagung dan kedelai), BMKG, hama dan penyakit, pupuk. Data yang

dapat diperoleh pada Kalender Tanam Terpadu salah satunya adalah luas

lahan pertanian, jenis tanaman yang ditanam, dan masa panen di setiap

kecamatan di Indonesia. Sehingga dapat diperkirakan jumlah limbah

Page 38: Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnaksakip.pertanian.go.id/admin/data2/EDIT LAKIN_2016_PUSLITBANGNAK=EDIT EH.pdf · nomor LP-121-IDN. Laboratorium fisiologi nutrisi Balitnak

2016 Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnak

36 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

tanaman tersebut yang tersedia dan memungkinkan untuk dimanfaatkan

sebagai sumber pakan. Pembuatan program “Kalender Ternak” telah di

inisiasi di Balai Penelitian Ternak, dengan hasil program (dalam bentuk

web site) yang berisi rumusan untuk menghitung jumlah bahan pakan

yang tersedia berdasarkan wilayah tanam di Kalender Tanam Terpadu

dalam waktu satu tahun dihubungkan dengan kebutuhan pakan per

satuan waktu. Sehingga perlu dilanjutkan untuk dapat menggabungan

program “Kalender Ternak” ini sehingga menjadi bagian dari “Kalender

Tanam Terpadu”. Kalender ternak yang sudah diinisiasi pembentukannya

pada akhir tahun 2015, sudah dilakukan update data dengan data dan

rumusan terbaru sebanyak dua kali, yaitu pada bulan Maret dan Juni 2016.

Gambar 16. Website Kalander Kalender Tanam Terpadu (KATAM)

Kalender ternak memuat informasi ketersediaan bahan pakan dari limbah

pertanian, kebutuhan pakan berdasarkan jumlah populasi ternak

ruminansia dan kesesuaian antara kebutuhan dan ketersediaan. Data

ditampilkan dalam bentuk tabular dan peta. Kalender ternak yang dibuat

masih bergabung dengan kalender tanam milik Badan Litbang Pertanian.

Kalender ternak dapat diakses melalui website

http://www.katam.litbang.pertanian.go.id. Data disajikan untuk setiap

provinsi dengan level terendah pada tingkat kecamatan. Selain dapat

diakses secara on line dan bersifat interaktif, maka kalender ternak juga

disajikan dalam bentuk PDF yang bisa diprint out.

Page 39: Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnaksakip.pertanian.go.id/admin/data2/EDIT LAKIN_2016_PUSLITBANGNAK=EDIT EH.pdf · nomor LP-121-IDN. Laboratorium fisiologi nutrisi Balitnak

Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnak 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 37 37

3.4. Kinerja Lainnya

Selain dari indikator kinerja yang ditetapkan oleh Puslitbangnak dengan

capaian sebagaimana diuraikan di atas, beberapa hal di luar kinerja yang

ditetapkan, namun sangat penting untuk disampaikan dalam laporan

akuntabilitas kinerja ini. Beberapa kinerja lain yang telah dicapai Puslitbangnak

diantaranya:

1. JITV Terindeks oleh Copernicus Internasional

Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner (JITV) merupakan salah satu publikasi

yang diterbitkan oleh Puslitbangnak. Jurnal ini memuat naskah ilmiah

primer hasil penelitian yang belum diterbitkan. Majalah ini terbit 4 kali

dalam setahun. Pada tanggal 15 Juli 2015 jurnal ini mendapatkan nilai

akreditasi 82,75 dari LIPI. Sampai saat ini JITV sudah terindex Copernicus

Internasional, sebuah lembaga pengindex internasional dan mendapatkan

nilai Index Copernicus Value (ICV) 62,49. Sebelumnya telah pula terindex

di DOAJ (Directory of Open Acces Journals), Crossref, ISJD, Google Scholar,

DRJI (Directory of Research Journals Indexing), CAB Direct dan beberapa

lembaga peng index jurnal lainnya.

Copernicus, merupakan lembaga peng index Internasional. Disini sudah

terdaftar 22.000 jurnal dari seluruh dunia. Untuk dapat ter index disini

melalui seleksi yang ketat, evaluasi multidimensi, yang membuktikan

kualitas tinggi. Indeksasi dalam Copernicus memberikan promosi

internasional dan prestise yang sangat penting untuk meningkatkan tingkat

kutipan. Jurnal yang telah lulus menerima Index Copernicus Nilai (ICV)

dihitung untuk tahun tertentu. Dengan telah ter index nya JITV di 7

lembaga peng index internasional maka hasil-hasil penelitian di bidang

peternakan dan veteriner di Indonesia yang diterbitkan di JITV terekspose

secara internasional pada lembaga penelitian manapun masyarakan peneliti

internasional.

2. Tim Pengkajian Keamanan Hayati Produk Rekayasa Genetik Bidang Pakan

Terkait dengan penggunaan produk hasil rekayasa dalam pangan dan

bahan pakan, Puslitbang Peternakan bertugas sebagai tim pelaksana

Pengkajian Keamanan Hayati PRG di bidang pakan. Tahun 2016 telah

dihasilkan Naskah Akademik Pedoman Pengkajian Keamanan Pakan Produk

Page 40: Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnaksakip.pertanian.go.id/admin/data2/EDIT LAKIN_2016_PUSLITBANGNAK=EDIT EH.pdf · nomor LP-121-IDN. Laboratorium fisiologi nutrisi Balitnak

2016 Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnak

38 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Rekayasa Genetik (PRG) sebagai dasar pertimbangan disusunnya Peraturan

Menteri Pertanian tentang Pengkajian Keamanan Pakan Produk Rekayasa

Genetik yang ditandatangani Menteri Pertanian bulan Agustus 2016.

Gambar 17. Kiri: Naskah Akademik Pedoman Pengkajian Keamanan Pakan Produk Rekayasa Genetik (PRG); Kanan: Peraturan Menteri Pertanian tentang Pengkajian

Keamanan Pakan Produk Rekayasa Genetik

Setelah keluarnya Peraturan Menteri Pertanian tentang Pengkajian

Keamanan Pakan Produk Rekayasa Genetik tim TTKH Bidang Pakan

Puslitbang Peternakan telah melakukan Penyusunan draft Pedoman Teknis

Tata Cara dan Mekanisme Pengkajian Keamanan Pakan PRG sebagai

pedoman teknis dalam pengkajian keamanan pakan produk rekayasa

genetik.

3. Penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara (APN)

Dr. Tike Sartika sebagai Peneliti Utama Bidang Pemuliaan dan Genetika

Ternak dari Balai Penelitian Ternak Ciawi meraih penghargaan APN

(Adhikarya Pangan Nusantara) 2016 kategori Pelayanan Ketahanan Pangan.

Penghargaan diberikan oleh Presiden RI di Istana Negara, Rabu pada

tanggal 30 November 2016. Dr. Tike Sartika mendapatkan penghargaan

atas inovasi Ayam Kampung Unggul Badan Litbang Pertanian yang

selanjutnya lebih dikenal dengan Ayam KUB. Ayam KUB yang bisa

Page 41: Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnaksakip.pertanian.go.id/admin/data2/EDIT LAKIN_2016_PUSLITBANGNAK=EDIT EH.pdf · nomor LP-121-IDN. Laboratorium fisiologi nutrisi Balitnak

Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnak 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 39 39

dihilangkan sifat mengeramnya ini bisa diarahkan untuk menjadi ayam

petelur maupun ayam pedaging, dan telah tersebar di 34 provinsi di seluruh

Indonesia.

Gambar 19. Penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara

Sebanyak 73 orang menerima penghargaan tersebut dikelompokkan dalam

lima kategori yaitu Pelopor (5 orang) Pemangku (3 orang), Pelaku (30

orang), Pelayanan (17 orang) dan Pembina (18 orang). Penghargaan ini

diberikan sebagai apresiasi pemerintah kepada seseorang atau kelompok

dalam usahanya untuk mewujudkan kedaulatan pangan.

Presiden pada kesempatan tersebut menyatakan bahwa kepeloporan para

penerima penghargaan ini memperkuat ketahanan pangan. Terlebih lagi

bila kepeloporan ini dilakukan bersama-sama dengan Pemerintah Daerah,

Kementerian/Lembaga, petani dan semua pihak yang terkait. Lebih lanjut

dikatakan bahwa Indonesia memiliki peluang besar menjadi lumbung

pangan dunia. Beberapa wilayah yang memiliki potensi menjadi lumbung

pangan diantaranya Merauke, Papua yang memiliki 4 juta ha yang bisa

dimanfaatkan untuk tanaman pangan.

4. Penghargaan Peneliti Berprestasi Tingkat Nasional di Bidang Pembangunan

Pertanian

Dr. Bambang Ngaji Utomo, Peneliti Madya pada Balai Besar penelitian

Veteriner mendapat penghargaan sebagai Peneliti Berprestasi Tingkat

Nasional di Bidang Pembangunan Pertanian dari Menteri Pertanian.

3.5. Akuntabilitas Keuangan

Puslitbangnak pada awal tahun anggaran mendapat alokasi anggaran

sebesar Rp 121.220.519.000,-. Namun selama pelaksanaan kegiatan tahun 2016

Page 42: Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnaksakip.pertanian.go.id/admin/data2/EDIT LAKIN_2016_PUSLITBANGNAK=EDIT EH.pdf · nomor LP-121-IDN. Laboratorium fisiologi nutrisi Balitnak

2016 Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnak

40 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

telah dilakukan beberapa kali revisi anggaran. Pagu anggaran lingkup

Puslitbangnak setelah revisi terakhir yaitu sebesar Rp 117.935.245.000,- dengan

rincian (1) Puslitbangnak Rp 14.159.733.000,- (2) BB Litvet Rp 40.661.319.000,-

(3) Balitnak Rp 36.902.359.000,- (4) Lolitsapi Rp 17.564.053.000,- dan (5)

Lolitkambing Rp 8.647.781.000,-. Jika dibandingkan dengan pagu awal, alokasi

anggaran tahun 2016 mengalami penurunan sebesar Rp 3.285.274.000,- (3%).

Alokasi anggaran tahun 2016 paling besar dialokasikan untuk belanja barang

sebesar Rp 53.210.844.000 (45,12%) dari total anggaran Rp 117.935.245.000.

Gambar 20. Pagu dan realisasi anggaran lingkup Puslitbangnak TA 2016

Gambar 21. Alokasi anggaran lingkup Puslitbangnak per jenis belanja

Page 43: Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnaksakip.pertanian.go.id/admin/data2/EDIT LAKIN_2016_PUSLITBANGNAK=EDIT EH.pdf · nomor LP-121-IDN. Laboratorium fisiologi nutrisi Balitnak

Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnak 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 41 41

Penetapan Kinerja untuk tahun anggaran 2016 dialokasikan untuk

mendukung lima belas indikator kinerja utama yang sudah ditetapkan pada awal

tahun anggaran. Sampai dengan akhir tahun anggaran 2016, realisasi

penyerapan anggaran lingkup Puslitbangnak sebesar Rp 113.998.526.984,- dari

total pagu anggaran Rp 117.935.245.000,- atau 96,66%.

Gambar 22. Pagu dan realisasi anggaran lingkup Puslitbangnak per jenis belanja

Realisasi anggaran lingkup Puslitbangnak sampai dengan akhir tahun

anggaran 2016 untuk setiap jenis belanja yaitu realisasi belanja pegawai sebesar

Rp 46.983.505.677,- dari pagu anggaran Rp 47.273.239.000,- atau 99,39%,

realisasi belanja barang sebesar Rp 51.635.742.504,- dari pagu anggaran

Rp 53.210.844.000,- atau sebesar 97,04% dan realisasi untuk belanja modal

sebesar Rp 15.379.278.803,- dari pagu anggaran Rp 17.451.162.000,- atau

88,13%.

Page 44: Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnaksakip.pertanian.go.id/admin/data2/EDIT LAKIN_2016_PUSLITBANGNAK=EDIT EH.pdf · nomor LP-121-IDN. Laboratorium fisiologi nutrisi Balitnak

2016 Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnak

42 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

IV. PENUTUP

Pada tahun anggaran 2016 Puslitbangnak beserta UPT telah

melaksanakan berbagai kegiatan yang bersifat administratif, koordinatif, kegiatan

penelitian dan pengembangan serta analisis kebijakan dengan tujuan

mendapatkan informasi yang diperlukan sebagai bahan pertimbangan bagi

penentu kebijakan. Berdasarkan hasil pengukuran yang telah dilakukan tahun

2016, maka diperoleh hasil bahwa rata-rata capaian indikator kinerja lingkup

Puslitbangnak adalah 125,11%. Nilai ini menunjukkan keberhasilan pencapaian

tujuan dan sasaran kegiatan yang sangat baik yaitu melebihi target yang telah

ditetapkan (> 100%).

Anggaran yang dikelola oleh Puslitbangnak secara keseluruhan dari

sumber APBN sebesar Rp 117.935.245.000,- terealisir sebesar

Rp 133.998.526.984,- atau 96,66%. Realisasi anggaran Puslitbangnak termasuk

UPT di bawahnya untuk setiap jenis belanja yaitu realisasi belanja pegawai

sebesar Rp 46.983.505.677,- dari pagu anggaran Rp 47.273.239.000,- atau

99,39%, realisasi belanja barang sebesar Rp 51.635.742.504,- dari pagu

anggaran Rp 53.210.844.000,- atau sebesar 97,04% dan realisasi untuk belanja

modal sebesar Rp 15.379.278.803,- dari pagu anggaran Rp 17.451.162.000,-

atau 88,13%.

Keberhasilan pencapaian kinerja kegiatan secara umum didukung oleh:

1) Adanya kerjasama yang intensif diantara peneliti, teknisi, struktural dan

tenaga administrasi; 2) Kompetensi dari SDM yang terlibat; dan 3) Komitmen diri

yang cukup tinggi untuk dapat menyelesaikan kegiatan penelitian dan

pengembangan dengan baik dan tepat waktu.

Permasalahan umum yang seringkali terjadi diantaranya dalam

pelaksanaan kegiatan penelitian adalah : 1) Adanya keterlambatan dalam proses

pengadaan alat dan materi penelitian terutama kegiatan di UPT sehingga ada

beberapa teknologi yang masih dalam proses penyelesaian; 2) Keterlambatan

pelaksanaan penelitian terkait dengan birokrasi dan koordinasi (termasuk

penghematan anggaran); dan 3) Kekurangan SDM sebagai akibat tingginya

jumlah SDM yang pensiun dan tugas belajar.

Namun demikian, permasalahan umum tersebut dapat diatasi dengan

beberapa strategi pemecahan masalah yang diterapkan diantaranya:

Page 45: Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnaksakip.pertanian.go.id/admin/data2/EDIT LAKIN_2016_PUSLITBANGNAK=EDIT EH.pdf · nomor LP-121-IDN. Laboratorium fisiologi nutrisi Balitnak

Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnak 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 43 43

(a)peningkatan koordinasi antara bagian perencanaan, tim administrasi

pendukung dengan tim peneliti; (b) persiapan kebutuhan bahan-bahan terutama

bahan kimia diupayakan lebih awal, sehingga proses pengadaan dapat

berlangsung pada awal tahun anggaran, (c) pengadaan bahan dalam jumlah

tertentu dilakukan sekaligus dengan sistem tender; (d) pemantauan pelaksanaan

kegiatan yang tepat waktu; e) sosialisasi yang intensif perlu diupayakan

terutama untuk hal-hal/informasi terbaru atau peraturan-peraturan terbaru yang

bersifat top down; dan f) Pentingnya rekruitment pegawai berdasarkan tingkat

kebutuhan instansi. Namun yang paling penting adalah dukungan pimpinan dan

kerjasama semua pihak agar seluruh pelaksanaan kegiatan dapat terwujud

dengan baik.