laporan akuntabilitas kinerja puslitbangnaksakip.pertanian.go.id/admin/data2/edit...
TRANSCRIPT
Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnak 2016
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian ix ix
IKHTISAR EKSEKUTIF
Puslitbangnak yang mengemban tugas melaksanakan penelitian dan
pengembangan di bidang peternakan dan veteriner mempunyai visi: ” Menjadi lembaga penelitian dan pengembangan peternakan dan veteriner terkemuka
dalam mewujudkan sistem pertanian bio-industri tropika berkelanjutan”. Agar visi yang dicanangkan dapat terwujud, maka Puslitbangnak harus mempunyai misi
yang jelas dan terarah sehingga bermuara pada satu sasaran yang sama yaitu menghasilkan inovasi teknologi peternakan dan veteriner tropika unggul berdaya
saing mendukung pertanian bio-industri dan mengembangkan inovasi
peternakan dan veteriner tropika unggul dalam rangka peningkatan penguasaan sains dan teknologi (scientific recognition) dan pemanfaatannya dalam
pembangunan pertanian bioindustri (impact recognition). Sesuai dengan Rencana Strategis (Renstra) Puslitbangnak maka tujuan
yang akan dicapai pada tahun 2015-2019 yaitu 1) Menghasilkan bibit/benih;
varietas/rumpun/galur unggul ternak dan TPT; vaksin dan obat; teknologi pakan; teknologi reproduksi; teknologi veteriner; dan teknologi budidaya untuk
meningkatkan produktivitas daging/telur/susu yang berdaya saing mendukung pertanian bio-industri berbasis advanced technology dan bioscience dan adaptif
terhadap dinamika iklim, 2) Menghasilkan rekomendasi kebijakan pembangunan peternakan yang aplikatif, untuk mewujudkan kemandirian dan kedaulatan
pangan hewani yang ASUH secara berkelanjutan bagi kesejahteraan peternak
dan 3) Meningkatkan kapasitas dan kapabilitas kelembagaan (capacity buildings) dalam melaksanakan Litbang Peternakan dan Veteriner, dan membangun
jejaring kerjasama nasional dan internasional. Sementara itu, sasaran Puslitbangnak yang akan dicapai pada tahun
2015-2019 adalah: 1) Tersedianya rumpun/galur/varietas unggul ternak
ruminansia, unggas dan aneka ternak serta tanaman pakan ternak hasil seleksi dan persilangan serta koleksi mikroba veteriner, 2) Tersedianya teknologi pakan;
teknologi reproduksi; teknologi veteriner; teknologi budidaya dan teknologi integrasi tanaman-ternak berbasis bioindustri, bioscience dan bioengineering, 3)
Tersedianya rekomendasi kebijakan pembangunan peternakan dan veteriner, 4)
Tersedianya publikasi dan KTI dalam jurnal nasional dan internasional, HaKI dan lisensi, serta perluasan jejaring kerja nasional dan internasional dan 5)
Terselenggaranya dukungan peningkatan dan pengelolaan sarana dan prasarana, serta sistem manajemen mutu.
Untuk mencapai sasaran tersebut, Puslitbangnak menetapkan 15 Indikator Kinerja Utama yakni: 1) Jumlah rumpun/galur/varietas unggul/harapan
ternak dan TPT spesifik agro-ekosistem, 2) Jumlah rumpun/galur/varietas unggul
ternak dan TPT yang terdistribusi, 3) Jumlah bibit sumber ternak, 4) Jumlah benih sumber tanaman pakan ternak, 5) Jumlah produk biologis peternakan, 6)
Jumlah produk biologis peternakan, 7) Jumlah teknologi peternakan dan veteriner, 8) Jumlah rekomendasi kebijakan pembangunan peternakan dan
veteriner, 9) Jumlah pertemuan ilmiah teknologi peternakan dan veteriner, 10)
Jumlah ekspose/pameran teknologi peternakan dan veteriner, 11) Jumlah kerjasama nasional dan internasional, 12) Jumlah publikasi ilmiah
2016 Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnak
x Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
nasional/internasional, 13) Jumlah invensi untuk memperoleh HaKI, 14) Jumlah akreditasi manajemen dan 15) Jumlah akreditasi laboratorium.
Kinerja Puslitbangnak pada tahun 2016 secara umum menunjukkan
keberhasilan sangat baik dengan rata-rata persentase capaian indikator kinerja di atas persentase target yaitu 125,11%, dengan kisaran antara 33,33-255,56%.
Capaian tertinggi terdapat pada capaian indikator kinerja kerjasama penelitian (255,56%), sedangkan capaian terendah terdapat pada indikator kinerja yaitu
invensi untuk memperoleh HaKI dengan nilai capaian 33,33%. Rata-rata realisasi untuk masing-masing sasaran strategis yang dicapai Puslitbangnak adalah: 1)
Tersedianya rumpun/galur/varietas unggul ternak ruminansia, unggas dan aneka
ternak serta tanaman pakan ternak hasil seleksi dan persilangan serta koleksi mikroba veteriner sebesar 122,41%, 2) Tersedianya teknologi pakan; teknologi
reproduksi; teknologi veteriner; teknologi budidaya dan teknologi integrasi tanaman-ternak berbasis bioindustri, bioscience dan bioengineering sebesar
102,86%, 3) Tersedianya rekomendasi kebijakan pembangunan peternakan dan
veteriner sebesar 142,86%, 4) Tersedianya publikasi dan KTI dalam jurnal nasional dan internasional, HaKI dan lisensi, serta perluasan jejaring kerja
nasional dan internasional sebesar 149,28% dan 5) Terselenggaranya dukungan peningkatan dan pengelolaan sarana dan prasarana, serta sistem manajemen
mutu sebesar 75%. Jika dilihat dari akuntabilitas keuangan, pada tahun 2016 rata-rata realisasi anggaran Puslitbangnak sebesar 96,66% dari total anggaran
yang diperoleh.
Keberhasilan pencapaian kinerja kegiatan Puslitbangnak tidak terlepas dari adanya dukungan sumber daya manusia (SDM) yang berpengalaman dalam
melaksanakan kegiatan tersebut. Namun demikian ke depan perlu dilakukan penyediaan SDM baru karena dari tahun ke tahun terjadi penurunan jumlah
pegawai karena telah memasuki batas usia pensiun.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnak 2016
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 1 1
I. PENDAHULUAN
Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan (Puslitbangnak)
merupakan Unit Kerja yang berada di bawah Badan Litbang Pertanian,
Kementerian Pertanian. Puslitbangnak mengemban tugas dan fungsi
sebagaimana tertuang pada Peraturan Menteri Pertanian Nomor:
61/Permentan/OT.140/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Pertanian (Lampiran 1).
Tugas dan fungsi yang dilaksanakan Puslitbangnak yaitu:
1. Penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program serta pemantauan dan
evaluasi penelitian dan pengembangan peternakan;
2. Pelaksanaan kerjasama dan pendayagunaan hasil penelitian dan
pengembangan peternakan;
3. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan peternakan; dan
4. Pengelolaan urusan tata usaha Puslitbangnak.
Puslitbangnak sebagai lembaga penelitian penghasil dan perakit
teknologi didukung oleh empat Unit Pelaksana Teknis (UPT) yaitu: 1) Balai Besar
Penelitian Veteriner (BB Litvet), Bogor; 2) Balai Penelitian Ternak (Balitnak),
Ciawi; 3) Loka Penelitian Sapi Potong (Lolitsapi), Grati-Pasuruan; dan 4) Loka
Penelitian Kambing Potong (Lolitkambing), Sei Putih - Medan.
Hingga akhir tahun 2016, Puslitbangnak didukung oleh pegawai yang
terdiri dari 659 PNS yang teralokasi pada setiap satuan kerja. Komposisi jumlah
tenaga fungsional peneliti dan non peneliti sebanyak 280 orang (42,49%) dan
tenaga administrasi sejumlah 379 orang (57,51%). Dengan jenjang fungsional
peneliti Non Klas 19 orang, peneliti Pertama 21 orang, dan peneliti Muda 39
orang, peneliti Madya 48 orang dan peneliti Utama 28 orang. Hingga tahun 2015
lingkup Puslitbangnak juga memiliki 17 orang Profesor Riset.
Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi program Puslitbangnak, setiap
satuan kerja didukung oleh ketersediaan sarana dan prasarana antara lain
berupa instalasi kebun percobaan, kandang penelitian dan laboratorium.
Terdapat 12 lokasi Kebun Percobaan (KP) dengan total luas lahan 186,46 ha
yang tersebar di 4 UPT yaitu: 1) BB Litvet (1 KP) seluas 21,06 ha; 2) Balitnak
(6 KP) seluas 92,97 ha; 3) Lolitsapi (3 KP) seluas 23,55 ha dan 4) Lolitkambing
(1 KP) seluas 48,88 ha.
2016 Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnak
2 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Puslitbangnak juga dilengkapi dengan 57 kandang percobaan serta 20
laboratorium yang terletak di masing-masing UPT, terdiri dari laboratorium
nutrisi, reproduksi, radioimmunoassay, service kimia, bakteriologi, virologi,
parasitologi, patologi dan toksikologi, laboratorium biosafety level 3 (BSL-3) dan
laboratorium zoonosis. Implementasi sistem akreditasi laboratorium telah
dilaksanakan sejak tahun 2002. Sejak tahun 2009, laboratorium BB Litvet telah
terakreditasi sebagai laboratorium uji berdasarkan ISO 17025-2008 dengan
nomor LP-121-IDN. Laboratorium fisiologi nutrisi Balitnak juga telah terakreditasi
berdasarkan ISO 17025-2008 dengan nomor LP-347-IDN. Laboratorium nutrisi
Lolitsapi terakreditasi ISO 17025-2008 pada tahun 2015 dan saat ini dalam tahap
proses assesment untuk maintenance sertifikasi ISO 17025-2008 sedangkan
Lolitkambing saat ini dalam proses akreditasi.
UPT Puslitbangnak telah melakukan banyak kegiatan kerjasama baik
secara Nasional maupun Internasional. Mitra dalam negeri berasal dari pihak
swasta, BUMN, Pemerintah daerah, perguruan tinggi dan lembaga penelitian
lainnya, sementara mitra dari luar negeri antara lain: IAEA (Austria), ACIAR
(Australia), AFACI, BEP, FAO dan lain-lain.
Dalam pelaksanaan evaluasi kinerja seluruh kegiatan di Puslitbangnak
diperlukan adanya pengukuran kinerja sebagai tolak ukur tercapainya target dan
sasaran yang telah ditetapkan. Untuk mengetahui akuntabilitas kinerja
Puslitbangnak, maka perlu disusun suatu laporan pertanggungjawaban dalam
bentuk Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi (LAKIN). LAKIN yang disusun
berdasarkan Permentan nomor 50/Permentan/PW.160/10/2016, tentang
Pedoman Pengelolaan Sistem Akuntabilitas Kinerja Kementerian Pertanian dan
Permen PAN & RB No. 53/2014, tentang Juknis PK, LAKIN, & Tata Cara Reviu
atas LAKIN.
Peraturan ini diharapkan dapat bermanfaat dalam memberikan masukan
guna penyempurnaan penyusunan rencana kerja tahun mendatang dengan tetap
memperhatikan kekurangan-kekurangan yang ada.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnak 2016
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 3 3
II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
2.1. Perencanaan Strategis
Visi dan Misi
Sesuai Rencana Strategis 2015-2019 yang telah ditetapkan maka
Puslitbangnak mempunyai visi: “Menjadi lembaga penelitian dan pengembangan
peternakan dan veteriner terkemuka dalam mewujudkan sistem pertanian bio-
industri tropika berkelanjutan”.
Dalam rangka mendukung terealisasinya visi tersebut, maka misi
Puslitbangnak meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Menghasilkan inovasi teknologi peternakan dan veteriner tropika unggul
berdaya saing mendukung pertanian bio-industri.
2. Mengembangkan inovasi peternakan dan veteriner tropika unggul dalam
rangka peningkatan penguasaan sains dan teknologi (scientific
recognition) dan pemanfaatannya dalam pembangunan pertanian
bioindustri (impact recognition).
Tujuan dan Sasaran
Tujuan yang akan dicapai sesuai Renstra Puslitbangnak tahun 2015-2019
ditetapkan sebagai berikut:
1. Menghasilkan bibit/benih; varietas/rumpun/galur unggul ternak dan TPT;
vaksin dan obat; teknologi pakan; teknologi reproduksi; teknologi
veteriner; dan teknologi budidaya untuk meningkatkan produktivitas
daging/telur/susu yang berdaya saing mendukung pertanian bio-industri
berbasis advanced technology dan bioscience dan adaptif terhadap
dinamika iklim.
2. Menghasilkan rekomendasi kebijakan pembangunan peternakan yang
aplikatif, untuk mewujudkan kemandirian dan kedaulatan pangan hewani
yang ASUH secara berkelanjutan bagi kesejahteraan peternak.
3. Meningkatkan kapasitas dan kapabilitas kelembagaan (capacity
buildings) dalam melaksanakan Litbang Peternakan dan Veteriner, dan
membangun jejaring kerjasama nasional dan internasional.
2016 Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnak
4 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Sementara itu, sasaran Puslitbangnak yang hendak dicapai pada kurun
waktu tahun 2015-2019 adalah:
1. Tersedianya rumpun/galur/varietas unggul ternak ruminansia, unggas
dan aneka ternak serta tanaman pakan ternak hasil seleksi dan
persilangan serta koleksi mikroba veteriner.
2. Tersedianya teknologi pakan; teknologi reproduksi; teknologi veteriner;
teknologi budidaya dan teknologi integrasi tanaman-ternak berbasis
bioindustri, bioscience dan bioengineering.
3. Tersedianya rekomendasi kebijakan pembangunan peternakan dan
veteriner.
4. Tersedianya publikasi dan KTI dalam jurnal nasional dan internasional,
HaKI dan lisensi, serta perluasan jejaring kerja nasional dan
internasional.
5. Terselenggaranya dukungan peningkatan dan pengelolaan sarana dan
prasarana, serta sistem manajemen mutu.
Arah Kebijakan dan Strategi
Arah kebijakan ditujukan untuk membangun program utama mendukung
misi Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2015-2019 yang mencakup
penelitian dan pengembangan (1) bioindustri dan industri hulu-hilir produk
peternakan strategis, (2) pengelolaan sumberdaya genetik peternakan dan
mikroba veteriner, dan (3) memperkuat ketahanan dan keamanan pangan
hewani. Arah kebijakan difokuskan:
1. Memprioritaskan penyediaan teknologi inovatif untuk optimalisasi
pemanfaatan sumberdaya peternakan melalui pengembangan teknologi
budidaya, dan penciptaan rumpun ternak unggul yang adaptif.
2. Mempercepat penyediaan teknologi nano, dan riset genom untuk
meningkatkan produksi dan produktivitas ternak.
3. Mendorong kemajuan teknologi informasi bioscience dan bioengineering
di bidang peternakan dan veteriner.
4. Mendukung terciptanya kerjasama dan sinergi yang saling menguatkan
antara UPT Lingkup Puslitbangnak dengan berbagai lembaga terkait di
Dalam dan Luar Negeri.
5. Merumuskan rekomendasi kebijakan pembangunan peternakan dan
veteriner.
Strategi difokuskan kepada kegiatan utama (1) pengembangan kawasan
diversifikasi pangan hewani, bioproduk, dan biokultura; (2) kawasan integrasi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnak 2016
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 5 5
ternak-tanaman pangan/perkebunan, biosiklus terpadu; (3) kawasan produksi
ternak yang efisien dan mengkonservasi sumberdaya alam; dan (4) sinergi
adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim.
Program dan Kegiatan
Untuk mencapai visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis, program
Puslitbangnak pada periode tahun 2015-2019 diarahkan untuk penciptaan
varietas unggul baru yang berdaya saing dan teknologi pertanian, melalui
penciptaan bibit/rumpun/galur/varietas unggul baru, vaksin dan obat yang
berdaya saing, serta teknologi peternakan (pakan, reproduksi, integrasi).
Dalam mendukung program tersebut, Puslitbangnak menetapkan 11
kegiatan yang akan dijalankan pada tahun 2015-2019 yang dijabarkan sebagai
berikut:
1. Pemilahan produk ternak sebagai pangan dibandingkan sebagai bahan
baku industri dan energi.
2. Perhatian kepada spesies utama pendukung ketahanan pangan hewani
dan ekspor.
3. Penguatan industri pembibitan spesies utama dan agro-input.
4. Pengintegrasian kegiatan on farm dengan industri hilir/pasca panen
untuk meningkatkan nilai tambah.
5. Penyusunan Grand design masing-masing program komoditas
berdasarkan produk utama dan bidang masalah.
6. Memprioritaskan kegiatan konsorsium.
7. Pengembangan model usaha pertanian inovatif terintegrasi (CLS/SITT).
8. Kegiatan perakitan rumpun ternak tipe ideal dan adaptif agroekologi
spesifik.
9. Penyediaan teknologi peternakan lahan sub optimal untuk pangan dan
bahan baku agroindustri.
10. Pengembangan bio-based economy (bioproduct dan bioenergy)
melibatkan ternak.
11. Manajemen penelitian dan pengembangan yang menciptakan
keterpaduan (konsorsium) serta integrasi pemanfaatan fasilitas,
infrastruktur dan ketrampilan SDM antar UK/UPT.
2016 Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnak
6 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Indikator Kinerja Utama
Dari beberapa definisi tentang indikator kinerja, salah satu diantaranya
bahwa lndikator kinerja adalah ukuran kuantitatif dan kualitatif yang
menggambarkan tingkat pencapaian suatu kegiatan dan sasaran yang telah
ditetapkan. lndikator kinerja memberikan penjelasan, baik secara kuantitatif
maupun secara kualitatif, mengenai apa yang diukur untuk menentukan apakah
tujuan sudah tercapai.
Dalam Renstra Puslitbangnak 2015-2019 tahun 2016 (Lampiran 2) telah
ditetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagai berikut:
1. Jumlah rumpun/galur/varietas unggul/ harapan ternak dan TPT spesifik
Agro-Ekosistem
2. Jumlah rumpun/galur/varietas unggul ternak dan TPT yang terdistribusi
3. Jumlah bibit sumber ternak
4. Jumlah benih sumber tanaman pakan ternak
5. Jumlah produk biologis peternakan
6. Jumlah SDG ternak, TPT dan mikroba veteriner yang dikonservasi dan
dikarakterisasi
7. Jumlah teknologi peternakan dan veteriner
8. Jumlah rekomendasi kebijakan pembangunan peternakan dan veteriner
9. Jumlah pertemuan ilmiah teknologi peternakan dan veteriner
10. Jumlah ekspose/pameran teknologi peternakan dan veteriner
11. Jumlah kerjasama nasional dan internasional
12. Jumlah publikasi ilmiah nasional/ internasional
13. Jumlah invensi untuk memperoleh HaKI
IKU tersebut dituangkan dalam kegiatan masing-masing UK/UPT dalam
dokumen anggaran (RKAKL/DIPA) yang berbentuk target output yang
direncanakan.
Dalam laporan Kinerja (LAKIN) Puslitbang Peternakan, disampaikan pula
kinerja lainnya yang merupakan prestasi di luar target yang telah ditetapkan.
Kinerja lainnya tersebut meliputi Jurnal ilmu ternak dan veteriner (JITV),
kebijakan pangan dan rekayasasa genetik (PRG) serta prestasi keberhasilan
peneliti menghasilkan karya nyata.
Pencapaian target indikator kinerja utama dilaksanakan melalui
serangkaian penelitian di Puslitbang Peternakan, BBLitvet, Balitnak, Lolit Sapi dan
Lolit Kambing.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnak 2016
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 7 7
2.2. Perencanaan Kinerja
Perencanaan Kinerja secara umum mengacu pada program
pembangunan pertanian nasional dan kebutuhan stakeholder (pemangku
kepentingan). Juga berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah
(RPJM) yang dituangkan dalam Rencana Strategis serta untuk operasional
penganggaran dalam RKAK/L dan DIPA. Dalam perencanaan pelaksanaan
kegiatan ditetapkan Rencana Kinerja Tahunan (RKT). Secara lengkap RKT
memuat sasaran strategis, indikator kinerja serta target yang direncanakan
(Tabel 1).
Tabel 1. Rencana Kinerja Tahunan Puslitbangnak tahun 2016
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target
Tersedianya rumpun/galur/varietas unggul ternak ruminansia, unggas dan aneka ternak serta tanaman pakan ternak hasil seleksi dan persilangan serta koleksi mikroba veteriner
1. Jumlah rumpun/galur/varietas unggul/harapan ternak dan TPT spesifik agro-ekosistem
23
2. Jumlah rumpun/galur/varietas unggul ternak dan TPT yang terdistribusi
8
1. Jumlah bibit sumber ternak, ekor 14.800
2. Jumlah benih sumber tanaman pakan ternak, batang
24.000
3. Jumlah produk biologis peternakan dan veteriner, jenis
3
4. Jumlah SDG ternak, TPT dan mikroba veteriner yang dikonversi dan dikarakterisasi, galur
115
Tersedianya: (i) teknologi budidaya ternak yang lebih efisien; (ii) teknologi untuk meningkatkan kualitas pakan; (iii) teknologi formulasi ransum sesuai kondisi fisiologis ternak; (iv) teknologi untuk pengelolaan SDG-T dan SDG TPT; serta (v) teknologi veteriner
5. Jumlah teknologi peternakan berbasis bioindustri (pakan; integrasi) tanaman-ternak-hutan; pemanfaatan biomassa; reproduksi), teknologi
17
6. Jumlah teknologi veteriner berbasis bioscience dan bioengineering, teknologi
18
Tersedianya model yang lebih inovatif sistem integrasi tanaman-ternak mendukung sistem agribisnis bioindustri, serta rekomendasi kebijakan peternakan dan veteriner yang mampu mendukung peningkatan populasi, produktivitas dan produksi daging-telur-susu bagi kesejahteraan peternak
7. Jumlah rekomendasi kebijakan pembangunan peternakan, rekomendasi
5
8. Jumlah rekomendasi kebijakan pembangunan veteriner, rekomendasi
2
Tersedianya publikasi dan KTI 9. Jumlah pertemuan imliah teknologi 6
2016 Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnak
8 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target
dalam jurnal nasional dan internasional, HKI dan lisensi, serta perluasan jejaring kerja nasional dan internasional mendukung terciptanya lembaga ke-Litbang-an peternakan yang handal dan terkemuka
peternakan dan veteriner, kegiatan
10. Jumlah ekspose/pameran teknologi peternakan dan veteriner, kegiatan
34
11. Jumlah kerjasama nasional dan internasional, judul
18
12. Jumlah artikel ilmiah nasional/internasional, jumlah artikel
93
13. Jumlah invensi untuk memperoleh HKI, invensi
3
Terselenggaranya dukungan peningkatan dan pengelolaan sarana dan prasarana, serta sistem manajemen mutu.
14. Jumlah akreditasi manajemen, unit 6
15. Jumlah akreditasi laboratorium, unit 4
2.3. Perjanjian Kinerja
Perjanjian Kinerja (PK) merupakan tekad dan janji kinerja tahunan yang
akan dicapai antara Pimpinan Instansi Pemerintah/Unit kerja yang menerima
amanah/Tanggungjawab dengan pihak yang memberikan amanah/
tanggungjawab kinerja. PK merupakan kesepakatan antara pengemban tugas
(penerima amanah) dengan atasannya (pemberi amanah). Tujuan PK ini adalah
untuk mendorong komitmen penerima amanah dalam melaksanakan amanah
yang diterimanya sekaligus terus meningkatkan kinerjanya. PK juga berfungsi
untuk menciptakan tolak ukur kinerja sebagai alat untuk menilai
keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi.
PK Puslitbangnak tahun 2016 mencakup sasaran strategis, indikator
kinerja utama (IKU) dan target yang akan dicapai (Tabel 2). PK dibuat
berdasarkan Rencana Kinerja Tahun 2016 (RKT) yang sudah disusun pada tahun
sebelumnya (2015) yang merupakan implementasi dari Renstra Puslitbangnak
yang disesuaikan dengan lingkungan strategis. PK Puslitbangnak ditandatangani
oleh Kepala Puslitbangnak dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan Litbang
Pertanian (Lampiran 4).
Tabel 2. Perjanjian Kinerja Puslitbangnak tahun 2016
Sasaran Indikator Kinerja Utama Target
Tersedianya rumpun/galur/varietas unggul ternak ruminansia, unggas dan
1. Jumlah rumpun/galur/varietas unggul/harapan ternak dan TPT spesifik agro-ekosistem
23
2. Jumlah rumpun/galur/varietas unggul 9
Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnak 2016
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 9 9
Sasaran Indikator Kinerja Utama Target
aneka ternak serta tanaman pakan ternak hasil seleksi dan persilangan serta koleksi mikroba veteriner.
ternak dan TPT yang terdistribusi
3. Jumlah bibit sumber ternak 14.800
4. Jumlah benih sumber tanaman pakan ternak
24.000
5. Jumlah produk biologis peternakan 3
6. Jumlah SDG ternak, TPT dan mikroba veteriner yang dikonservasi dan dikarakterisasi
115
Tersedianya teknologi pakan; teknologi reproduksi; teknologi veteriner; teknologi budidaya dan teknologi integrasi tanaman-ternak berbasis bioindustri, bioscience dan bioengineering.
7. Jumlah teknologi peternakan dan veteriner
35
Tersedianya rekomendasi kebijakan pembangunan peternakan dan veteriner.
8. Jumlah rekomendasi kebijakan pembangunan peternakan dan veteriner
7
Tersedianya publikasi dan KTI dalam jurnal nasional dan internasional, HaKI dan lisensi, serta perluasan jejaring kerja nasional dan internasional.
9. Jumlah pertemuan ilmiah teknologi peternakan dan veteriner
6
10. Jumlah ekspose/pameran teknologi peternakan dan veteriner
34
11. Jumlah kerjasama nasional dan internasional
18
12. Jumlah publikasi ilmiah nasional/internasional
93
13. Jumlah invensi untuk memperoleh HaKI
3
Terselenggaranya dukungan peningkatan dan pengelolaan sarana dan prasarana, serta sistem manajemen mutu.
14. Jumlah akreditasi manajemen 6
15. Jumlah akreditasi laboratorium 4
Perjanjian Kinerja Puslitbangnak tahun 2016 didukung oleh pagu awal
sebesar Rp 121.220.519.000,-. Namun selama pelaksanaan kegiatan tahun 2016
telah dilaksanakan beberapa kali revisi anggaran. Pagu anggaran lingkup
Puslitbangnak setelah revisi terakhir yaitu sebesar Rp 117.935.245.000,-.
2016 Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnak
10 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
III. AKUNTABILITAS KINERJA
Sesuai dengan Renstra 2015-2019, Puslitbangnak menetapkan lima (5)
sasaran yang akan dicapai tahun anggaran 2019. Kelima sasaran tersebut
selanjutnya dirinci dengan indikator kinerja utama Puslitbangnak sesuai dengan
target yang hendak dicapai. Secara umum, realisasi sampai akhir tahun 2016
menunjukkan bahwa kelima sasaran tersebut telah dapat dicapai dengan hasil
sangat baik.
3.1. Pengukuran Capaian Kinerja
Pengukuran capaian kinerja Puslitbangnak tahun 2016 dilakukan dengan
cara membandingkan antara target indikator kinerja yang terpilih secara selektif
yang menggambarkan keberhasilan Puslitbangnak dengan realisasinya.
Pengukuran kinerja dilakukan dengan dua tahapan yaitu perencanaan kinerja
meliputi i) Identifikasi kinerja yang akan diukur; ii) Pemilihan alat ukur (indikator
kinerja yang akan digunakan dan iii) Penetapan target yang hendak dicapai.
Kemudian dilakukan pengukuran kinerja meliputi i) Pengumpulan data kinerja; ii)
Pengukuran kinerja; iii) Evaluasi dan analisis serta iv) Penarikan kesimpulan atas
kinerja yang telah dicapai. Rincian capaian kinerja masing-masing indikator untuk
tahun 2016 diilustrasikan dalam Tabel 3.
Tabel 3. Target dan capaian kinerja utama masing-masing indikator tahun 2016
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi %
Tersedianya
rumpun/galur/varietas
unggul ternak
ruminansia, unggas
dan aneka ternak
serta tanaman pakan
ternak hasil seleksi
dan persilangan serta
koleksi mikroba
veteriner
1. Jumlah rumpun/galur/varietas unggul/harapan ternak dan TPT spesifik agro-ekosistem
23 23 100
2. Jumlah rumpun/galur/ varietas unggul ternak dan TPT yang terdistribusi
9 9 100
3. Jumlah bibit sumber ternak
14.800 33.340 225,27
4. Jumlah benih sumber tanaman pakan ternak
24.000 26.000 108,33
5. Jumlah produk biologis peternakan
3 3 100
6. Jumlah SDG 115 116 100,87
Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnak 2016
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 11 11
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi %
ternak, TPT dan mikroba veteriner yang dikonservasi dan dikarakterisasi
Tersedianya teknologi
pakan; teknologi
reproduksi; teknologi
veteriner; teknologi
budidaya dan
teknologi integrasi
tanaman-ternak
berbasis bioindustri,
bioscience dan
bioengineering
7. Jumlah teknologi peternakan dan veteriner
35 36 102,86
Tersedianya
rekomendasi
kebijakan
pembangunan
peternakan dan
veteriner
8. Jumlah rekomendasi kebijakan pembangunan peternakan dan veteriner
7 10 142,86
Tersedianya publikasi
dan KTI dalam jurnal
nasional dan
internasional, HaKI
dan lisensi, serta
perluasan jejaring
kerja nasional dan
internasional
9. Jumlah pertemuan ilmiah teknologi peternakan dan veteriner
6 13 216,67
10. Jumlah ekspose/pameran teknologi peternakan dan veteriner
34 34 100
11. Jumlah kerjasama nasional dan internasional
18 46 255,56
12. Jumlah publikasi ilmiah nasional/ internasional
93 131 140,86
13. Jumlah invensi untuk memperoleh HaKI
3 1 33,33
Terselenggaranya dukungan peningkatan dan pengelolaan sarana dan prasarana, serta sistem manajemen mutu.
14. Jumlah akreditasi manajemen
6 6 100
15. Jumlah akreditasi laboratorium
4 3 75,00
2016 Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnak
12 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Berdasarkan Tabel 3, kinerja Puslitbangnak pada tahun 2016 secara
umum menunjukkan keberhasilan sangat baik dengan persentase capaian di atas
target yang telah ditetapkan pada Rencana Kinerja Tahun 2016. Rata-rata
persentase capaian untuk setiap indikator kinerja utama adalah 127,64%,
dengan kisaran antara 33,33-255,56%. Dari 5 sasaran yang dicapai oleh
Puslitbangnak di tahun 2016, persentase capaian tertinggi terdapat pada
indikator kinerja utama kerjasama penelitian yakni sebesar 255,56% melalui
kegiatan penelitian dan pengembangan peternakan berbasis kemitraan.
Sementara itu persentase capaian terendah terdapat pada indikator kinerja
jumlah invensi untuk memperoleh HaKI dengan nilai capaian 33,33%.
Rata-rata persentase capaian untuk masing-masing sasaran strategis
adalah: 1) Tersedianya rumpun/galur/varietas unggul ternak ruminansia, unggas
dan aneka ternak serta tanaman pakan ternak hasil seleksi dan persilangan serta
koleksi mikroba veteriner sebesar 122,41%, 2) Tersedianya teknologi pakan;
teknologi reproduksi; teknologi veteriner; teknologi budidaya dan teknologi
integrasi tanaman-ternak berbasis bioindustri, bioscience dan bioengineering
sebesar 102,86%; 3) Tersedianya rekomendasi kebijakan pembangunan
peternakan dan veteriner sebesar 142,86%; 4) Tersedianya publikasi dan KTI
dalam jurnal nasional dan internasional, HaKI dan lisensi, serta perluasan
jejaring kerja nasional dan internasional 149,28%; 5) Terselenggaranya
dukungan peningkatan dan pengelolaan sarana dan prasarana, serta sistem
manajemen mutu sebesar 75%. Perbandingan capaian kinerja untuk setiap
indikator utama 2016 dapat dilihat pada Lampiran 5.
3.2. Analisis Capaian Kinerja
Analisis dan evaluasi capaian indikator kinerja utama tahun 2016
Puslitbangnak dilakukan secara lebih terinci terhadap masing-masing sasaran
strategis. Analisis dan evaluasi pencapaian indikator kinerja utama dilakukan
secara deskriptif dengan membandingkan antara target dan realisasi, serta
membandingkan realisasi capaian kinerja selama 5 tahun. Kinerja Puslitbangnak
dalam mencapai 5 sasaran strategis di tahun 2016 memiliki nilai capaian rata-
rata untuk setiap sasaran sebesar 118,48%.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnak 2016
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 13 13
Sasaran 1
Tersedianya rumpun/galur/varietas unggul ternak
ruminansia, unggas dan aneka ternak serta tanaman
pakan ternak hasil seleksi dan persilangan serta koleksi
mikroba veteriner
Jumlah rumpun/galur/varietas unggul/harapan ternak dan TPT spesifik
agro-ekosistem
Jumlah rumpun/galur/varietas unggul/harapan ternak dan TPT spesifik
agro-ekosistem yang dihasilkan UPT lingkup Puslitbangnak tahun 2016 sebanyak 23
sesuai dengan target yang ditetapkan pada kegiatan pemuliaan.
Adapun Rumpun/Galur harapan yang sedang dikembangkan sesuai Renstra
2015-2019 adalah sebagai berikut:
Ayam
Pada komoditas ayam terdapat 4 galur yaitu galur betina ayam KUB-2, galur
KUB kaki kuning G3, galur ayam Gaok terseleksi G3 dan galur jantan ayam Sentul
terseleksi G6. Ayam KUB, merupakan hasil seleksi dari silangan ayam kampung dan
merupakan hasil pemuliaan Balai Penelitian Ternak. Pada tahun 2014, ayam KUB
dilepas sebagai galur baru melalui SK Permentan No. 274/Kpts/SR.120/2/2014
tentang pelepasan Ayam KUB-1.
Pada Renstra 2015-2019 ditetapkan target terbentuknya galur betina ayam
KUB-2 , galur KUB kaki kuning G3, ayam Gaok terseleksi dan ayam Sentul terseleksi.
Pada galur ayam Gaok terseleksi dan galur jantan ayam Sentul terseleksi telah
dilakukan pengamatan pada kinerja pertumbuhan dan reproduksi galur-galur ayam
calon male line. Kelompok galur ayam Sentul adalah ayam Sentul generasi-G6 dan
keturunannya-F6 dari 2 galur berdasarkan warna bulu yaitu; sentul warna bulu abu
sebagai Sentul Abu dan Sentul warna bulu putih sebagai Sentul Putih. Sementara itu
untuk ayam Gaok saat ini telah dihasilkan Generasi-G3 dan keturunannya-F3.
Tampilan kedua galur (Sentul dan Gaok) sudah menunjukkan keseragaman fenotipe
yang relatif tinggi, meskipun dalam populasi masih muncul warna-warna bulu yang
tidak diinginkan. Dari kegiatan ini diharapkan dapat memberikan informasi yang
cukup lengkap dalam rangka memantapkan galur Sentul yang sudah siap dilepas
sebagai galur baru ayam lokal pedaging dan lanjutan seleksi pada galur Gaok yang
nantinya juga akan dilepas sebagai male line ayam lokal pedaging.
2016 Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnak
14 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Itik
Pada komoditas Itik, terdapat 3 galur yang ditetapkan yaitu itik Mojosari F1,
itik Alabio F1/F2 dan itik Mojosari betina dengan tingkat produksi telur 60% dan FCR
5. Komoditas itik yang sudah terdistribusi adalah Itik Master, merupakan itik hibrida
hasil persilangan antara Itik Mojosari jantan dan itik Alabio betina yang telah
terseleksi. Rataan produksi telur mecapai 70% pe rtahun, dengan umur pertama 18-
20 minggu. Itik Hibrida ini dapat digunakan sebagai bibit niaga (final stock) dengan
keunggulan produktifitas dan keseragaman yang tinggi. Itik Alabimaster telah
dilepas Menteri Pertanian melalui SK Mentan No. 360/Kpts/PK-040/6/2015,
sedangkan itik Mojomaster telah dilepas Menteri Pertanian melalui SK Mentan No.
361/Kpts/PK-040/6/2015.
Sapi
Untuk komoditas Sapi 2 galur yang ditargetkan yaitu sapi Peranakan Ongole
(PO) Agrinak dan sapi F1 (silangan Sapi PO dan Bali). Sapi PO, merupakan
pemurnian bangsa Sapi PO yang dilakukan di Loka Penelitian Sapi Potong. Bibit
Unggul yang dihasilkan berupa pejantan unggul maupun bibit induk unggul. Sejak
2002 sapi PO diseleksi dalam kondisi pakan berkualitas rendah (protein kasar 8 –
10% dan serat kasar 24 – 26%) di kandang kelompok model Litbangtan. Layak
untuk diajukan sebagai galur baru sapi PO dengan spesifikasi keunggulan mampu
memanfaatkan pakan berkualitas rendah. Target untuk tahun 2016 adalah
mencapai populasi sapi PO sebanyak 770 ekor (254 induk ; 16 pejantan ; 288 calon
galur baru sapi PO umur 7-12 bulan), 30 calon bibit lepas sapih terseleksi, 8 calon
pejantan terseleksi dengan tinggi gumba 135 cm pada umur 2 th).
Domba
Pada komoditas Domba terdapat 3 galur yang menjadi target capaian
renstra 2015-2019 yaitu rumpun domba Barbados Blackbelly Cross, rumpun domba
Komposit Garut, dan rumpun domba Compass Agrinak.
Domba Barbados Blackbelly Cross merupakan rumpun domba tipe
rambut hasil persilangan antara domba Barbados Blackbelly yang dikenal sebagai
domba Karibia dengan domba lokal Sumatera.
Domba Komposit Garut merupakan domba sintesis hasil persilangan
domba Garut dengan bibit Domba St. Croix ( Virgin island, USA) dan Moulton
Charolais (Perancis), cocok untuk dikembangkan dalam sistem pemeliharaan
intensif. Domba ini mempunyai berat badan umur 1 tahun mencapai 35 Kg, telah
Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnak 2016
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 15 15
beradaptasi pada lingkungan tropis, laju pertumbuhan yang baik serta jumlah
anak kelahiran 2.1 ekor perinduk.
Domba Compass Agrinak merupakan persilangan antara domba lokal
Sumatera, St. Croix dan Barbados Blackbelly. Keunggulan domba Compass
Agrinak adalah mampu beradaptasi pada lingkungan tropis dan lembab, siklus
reproduksi sepanjang tahun, mempunyai laju pertumbuhan yang baik dan
mempunyai anak sekelahiran sama dengan domba lokal. Domba Compass
Agrinak telah dilepas oleh Menteri Pertanian melalui SK Mentan No.
1050/Kpts/SR.120/10/2014 tgl 13 Oktober 2014.
Kambing
Pada komoditas kambing ditetapkan 2 galur kambing perah yaitu kambing
Sapera terseleksi dan kambing NE F2 dan 2 galur kambing potong yaitu kambing
Boerka dan kambing Boer Indonesia.
Kambing Sapera, merupakan hasil persilangan antara kambing Saanen dan
Peranakan Ettawa. Sementara itu, kambing NE adalah kambing persilangan antara
kambing Anglo Nubian dan kambing Peranakan Ettawa. Melalui perkawinan silang
ditargetkan adanya efek komplementari dari sifat produksi susu tinggi dan adaptasi
tropis dari keturunan silangan.
Kambing Boerka, merupakan hasil persilangan dari kambing Boer dan
kambing Kacang dengan bobot tubuh yang lebih besar dibandingkan kambing
Kacang (dari lahir sampai umur 365 hari sebesar 29,27 sampai 76,28%).
Gambar 1. Penampilan Kambing Boerka (Kiri: Pejantan; Kanan: Induk dan Anak)
2016 Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnak
16 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Kelinci
Pada komoditas kelinci terdapat 4 galur yang telah ditetapkan yaitu Hyla,
Hycole, Rex dan Satin. Kelinci Hyla dan Hycole adalah kelinci hibrida yang ditujukan
sebagai kelinci pedaging. Kelinci Hyla merupakan kelinci yang diimpor dari Cina dan
memiliki keunggulan dalam berat badan yang tinggi, sedangkan kelinci Hycole
adalah kelinci pedaging yang diimpor dari Perancis dengan keunggulan dalam
reproduksi. Kelinci Rex dan Satin adalah kelinci yang memiliki kulit bulu yang
spesifik. Kelinci Rex diimpor dari Amerika pada tahun 80an, memiliki kulit bulu yang
halus, sedangkan kelinci Satin diimpor dari Amerika pada tahun 90an yang memiliki
kulit bulu mengkilap. Kelinci Rex dan Satin disamping dimanfaatkan sebagai
penghasil kulit yang baik merupakan kelinci bertipe medium sehingga daging yang
dihasilkan tidak sebesar kelinci Hyla dan Hycole.
Tanaman Pakan Ternak
Pada komoditas Tanaman Pakan Ternak terdapat 3 galur yaitu leguminosa
Clitoria ternatea M2 dan M3, dan rumput Panicum maximum M2, dan Brachiaria
decumbens.
Jumlah rumpun/galur/varietas unggul ternak dan TPT yang terdistribusi
Jumlah rumpun/galur/varietas unggul ternak dan TPT yang terdistribusi
di tahun 2016 sebanyak 9 rumpun/galur yaitu itik PMp, itik Alabimaster,
Mojomaster, ayam KUB, ayam Sentul, itik Master, domba Compass Agrinak, sapi
PO terseleksi dan Kambing Boerka.
Jumlah bibit sumber ternak dan tanaman pakan ternak
Pada tahun 2016, jumlah bibit sumber ternak yang dihasilkan sebanyak
33.340 ekor bibit sumber ternak. Jumlah tersebut meliputi 100 ekor sapi PO,
470 ekor kambing Boerka, 30.125 ekor ayam KUB, 1.437 ekor itik Alabimaster,
965 ekor itik Mojomaster dan 243 ekor domba Compass Agrinak.
Jumlah benih sumber tanaman pakan ternak yang dihasilkan tahun 2016
sebanyak 26.000 batang bibit berupa 22.000 batang Indigofera dan 4000 batang
Clitoria ternate dan Panicum Maximum.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnak 2016
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 17 17
Jumlah produk biologis
Jumlah produk biologis peternakan yang telah dihasilkan tahun 2016
sebanyak 3 produk sesuai dengan target yang direncanakan yaitu probiotik
pereduksi gas methan yang telah melalui proses uji secara in vivo, enzim
karbohidrase dan protease. Kegiatan ini diperoleh dari kegiatan nutrisi yang
dilaksanakan di Balai Penelitian Ternak dan Lolitsapi.
SDG ternak, TPT dan mikroba veteriner yang dikonservasi dan
dikarakterisasi
Jumlah SDG ternak, TPT dan mikroba veteriner yang dikonservasi dan
dikarakterisasi tahun 2016 sebanyak 116 galur/jenis meliputi 101 mikroba
veteriner (40 isolat bakteri, 6 isolat virus, 28 isolat protozoa, 17 jenis
kapang/khamir dan 10 jenis colifaga), domba Garut terseleksi ex. domba St.
Croix terseleksi, itik Peking, itik Mojosari putih, itik Alabio, itik PMp, entog, rusa
Timor, kambing Sapera, Clitoria ternatea, sapi Sragen, kambing Samosir,
kambing Muara, kambing Kosta dan kambing Gembrong.
Capaian Indikator Kinerja sasaran 1
Sasaran strategis pertama Puslitbangnak ini diukur dengan 6 indikator
kinerja utama, yaitu: 1) Jumlah rumpun/galur/varietas unggul/harapan ternak
dan TPT spesifik agro-ekosistem; 2) Jumlah rumpun/galur/varietas unggul ternak
dan TPT yang terdistribusi; 3) Jumlah bibit sumber ternak; 4) Jumlah benih
sumber tanaman pakan ternak; dan 5) Jumlah produk biologis peternakan dan
6) Jumlah SDG ternak, TPT dan mikroba veteriner yang dikonservasi dan
dikarakterisasi. Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja
tersebut digambarkan seperti dalam Tabel 4. Indikator kinerja sasaran 1 yang
telah ditargetkan pada tahun 2016 secara umum tercapai sangat baik dengan
rata-rata capaian 139,7%.
Tabel 4. Target dan capaian indikator kinerja utama dalam mencapai sasaran 1
tahun 2016
Indikator Kinerja Target Realisasi %
1. Jumlah rumpun/galur/varietas unggul/harapan ternak dan TPT
23 23 100
2016 Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnak
18 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Indikator Kinerja Target Realisasi %
spesifik agro-ekosistem
2. Jumlah rumpun/galur/varietas unggul ternak dan TPT yang terdistribusi
9 9 100
3. Jumlah bibit sumber ternak 14.200 33.340 225,27
4. Jumlah benih sumber tanaman pakan ternak
24.000 26.000 108,33
5. Jumlah produk biologis peternakan
3 3 100
6. Jumlah SDG ternak, TPT dan mikroba veteriner yang dikonservasi dan dikarakterisasi
115 116 100,87
Gambar 2. Perbandingan nilai capaian indikator kinerja utama dalam
mencapai sasaran 1
Jika dibandingkan selama lima tahun anggaran, nilai capaian untuk
indikator kinerja jumlah rumpun/galur harapan selama lima tahun cenderung
sama yaitu sama dengan target kecuali untuk tahun 2012 dengan nilai capaian
sebesar 250%. Nilai capaian untuk jumlah bibit sumber ternak dan benih sumber
tanaman pakan ternak untuk setiap tahunnya cenderung melebihi dari target
yang telah ditentukan bahkan pada tahun 2012 nilai capaian sangat tinggi
mencapai 961,4%. Untuk nilai capaian jumlah SDG ternak, TPT dan mikroba
veteriner yang dikonservasi dan dikarakterisasi mulai tahun 2012-2016
cenderung melebihi target yang telah ditentukan kecuali pada tahun 2014 nilai
capaiannya sama dengan target yang ditentukan. Sedangkan untuk indikator
Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnak 2016
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 19 19
kinerja berupa jumlah rumpun/galur yang terdistribusi dan jumlah produk
biologis baru baru ditetapkan pada periode renstra 2015-2019 dengan nilai
capaian tahun 2015 dan 2016 sama dengan nilai target yang telah ditetapkan.
Adapun progress pencapaian indikator kinerja utama sasaran 1 pada
tahun kedua dalam mencapai target Rencana Strategis 2015-2019 rata-rata
mencapai 63,46%. Hal ini menunjukkan tingkat keberhasilan dalam pencapaian
target setiap tahunnya. Seperti halnya jumlah benih sumber ternak pada tahun
kedua sudah mencapai 72,36%. Sehingga kemungkinan besar hingga tahun
2019 seluruh target renstra dapat tercapai atau melebihi target yang ditetapkan.
Tabel 5. Progress capaian indikator kinerja utama sasaran 1 hingga 2016 dalam
mencapai target Renstra 2015-2019
Indikator Kinerja Target
2015-2019
Realisasi
s.d 2016
%
1. Jumlah bibit sumber ternak 69.345 50.370 72,63
2. Jumlah benih sumber tanaman pakan ternak
115.000 92.000 80
3. Jumlah produk biologis peternakan
24 4 60
4. Jumlah SDG ternak, TPT dan mikroba veteriner yang dikonservasi dan dikarakterisasi
580 239 41,21
Sasaran 2 Tersedianya teknologi pakan; teknologi reproduksi;
teknologi veteriner; teknologi budidaya dan
teknologi integrasi tanaman-ternak berbasis
bioindustri, bioscience dan bioengineering
Teknologi yang dihasilkan
Inovasi teknologi peternakan dan veteriner yang telah dihasilkan oleh
UPT lingkup Puslitbangnak pada tahun 2016 sebanyak 36 teknologi yang terdiri
dari 18 teknologi veteriner berupa Teknologi ELISA untuk diagnosa Leptospirosis,
Teknologi diagnosa cepat untuk deteksi kontaminan bakteri patogenik Listeria
monocytogenes, Teknologi deteksi toksin Clostridium perfringens, Teknologi
diagnostik ELISA untuk deteksi penyakit Septicemia hemorrhagia (SE), Obat
antimikroba dan antiinflamasi, Obat pengendali bakteri patogen, Obat agen bio-
2016 Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnak
20 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
kontrol E. coli, Obat anthelmintik pada sapi, Obat cacing herbal untuk sapi,
Vaksin inaktif Infectious Bronchitis isolat lokal, Vaksin hidup Classical Swine
Fever, Teknik ELISA untuk penyakit metabolik pada sapi, Teknologi deteksi virus
West Nile, Teknologi obat antiviral amantadin untuk Avian Influenza, Teknologi
identifikasi subtype virus Avian Influenza, Teknologi phage display antibodi
monoklonal untuk penyakit Avian Influenza, Teknologi deteksi Bacillus anthracis,
Antisipasi kejadian letupan, wabah penyakit hewan dan penyebarannya dalam
kaitan dengan perubahan iklim.
Gambar 3. Kiri: In vitro herbal cacing dewasa; Kanan: In vitro herbal telur cacing
Selain teknologi veteriner, dihasilkan pula 18 teknologi budidaya dan
produksi ternak berupa Efisiensi Inseminasi Buatan pada kerbau melalui
penggunaan semen beku sexing, Induksi hormonal untuk meningkatkan
kebuntingan, Evaluasi biologis zat aktif beberapa tanaman sebagai imbuhan
pakan AGP (Antibiotic Growth-Promoters), Efektivitas zat aktif beberapa tanaman
hasil ekstraksi terhadap Salmonella spp. dan Escherichia coli, Manipulasi
reproduksi untuk meningkatkan efisiensi IB melalui hormon spray, Teknologi
enkapsulasi spermatozoa, Zinc Organik sebagai pakan aditif untuk pejantan,
Efektifitas enzim karbohidrase dan protease sebagai pakan ayam broiler,
Teknologi ekstraksi dan preservasi enzim protease, Teknologi pakan rendah gas
metana, Program Aksi Adaptasi dan Mitigasi gas pada ternak, Penentuan Faktor
konversi Limbah Pertanian dan Agroindustri, Teknologi diagnostik kebuntingan
dini pada sapi potong menggunakan Antibodi spesifik (anti-PSBB), Teknologi
Peningkatan PBBH sapi PO lepas sapih (0,6 kg) dengan suplementasi pakan
sumber nitrogen terikat dinding sel, Penurunan metana menggunakan prebiotik
organik (Saponin dan Tanin) > 10%, Teknologi peningkatan viabilitas dan vigor
benih Indigofera zollingeriana dan Ekstraksi dan analisis kualitas nutrisi
konsentrat protein daun Indigofrea zollingeriana.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnak 2016
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 21 21
Capaian Indikator kinerja
Sasaran strategis kedua Puslitbangnak ini diukur dengan 1 indikator
kinerja utama, yaitu Jumlah teknologi peternakan dan veteriner. Adapun
pencapaian target indikator kinerja tersebut digambarkan dalam Tabel 5.
Indikator kinerja sasaran 2 yang telah ditargetkan pada tahun 2016 memiliki nilai
capaian sebesar 102,86%.
Tabel 6. Target dan capaian indikator kinerja utama dalam mencapai sasaran 2
tahun 2016
Indikator Kinerja Target Realisasi %
Jumlah teknologi peternakan dan veteriner 35 36 102,86
Jika dibandingkan selama lima tahun anggaran, nilai capaian untuk
indikator kinerja pada tahun 2012, 2015 dan 2016 nilai capaian dapat melebihi
dari target yang telah ditentukan. Nilai capaian tahun 2016 melebihi target yang
telah ditetapkan karena ada teknologi ikutan dari kegiatan pemuliaan.
Sedangkan untuk tahun 2013 dan 2014 nilai capaian pada akhir tahun anggaran
lebih rendah dari target yang telah ditetapkan karena pada akhir tahun anggaran
ada beberapa kegiatan yang belum selesai dan membutuhkan penambahan
waktu untuk penyelesaian kegiatan karena ada keterlambatan dalam pengadaan
bahan analisa.
Gambar 4. Persentase nilai capaian indikator kinerja jumlah teknologi peternakan
dan veteriner selama periode 2012-2016
2016 Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnak
22 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Berdasarkan Rencana Strategis Puslitbangnak 2015-2019 target jumlah
teknologi peternakan dan veteriner adalah 170 teknologi. Pada tahun 2015,
pencapaian jumlah teknologi adalah 47 teknologi dan pada tahun 2016 tercapai
36 teknologi, sehingga tahun kedua telah mencapai 83 teknologi dari 170
teknologi yang telah ditetapkan pada renstra. Hal ini karena target yang
ditetapkan tiap tahunnya lebih tinggi dibandingkan dengan target yang
ditetapkan pada renstra. Selain itu jumlah teknologi yang dihasilkan tergantung
dengan jumlah anggaran yang ditetapkan pada tahun pelaksanaan.
Tabel 7. Progress capaian indikator kinerja utama teknologi peternakan dan veteriner hingga 2016 dalam mencapai target Renstra 2015-2019
Indikator Kinerja Target
2015-2019
Realisasi
s.d 2016
%
Jumlah teknologi peternakan dan veteriner 170 83 48,82
Sasaran 3 Tersedianya rekomendasi kebijakan pembangunan
peternakan dan veteriner
Rekomendasi Kebijakan
Pada tahun 2016 telah dihasilkan 10 rekomendasi kebijakan
pembangunan peternakan diantaranya Analisis ekonomi inovasi ayam KUB,
Analisis ekonomi inovasi domba Sei Putih, Saran kebijakan tentang prioritas
program pengembangan perunggasan terkait dengan pasar bersama ASEAN
(MEA), Saran rekomendasi tentang akselerasi pengembangan integrasi sawit-sapi
(intensif kebijakan yang diperlukan), Saran rekomendasi penetapan harga
komoditas sapi potong, Menyikapi pemasukan ternak/produk hewan berbasis
zona bebas PHMS (Penyakit Hewan Menular Strategis), Alternatif implementasi
kebijakan proporsi impor sapi indukan dan bakalan, Rekomendasi Kebijakan
Pengendalian dan Penanggulangan Rabies Menuju Indonesia Bebas Rabies
Tahun 2020, Rekomendasi Kebijakan Pengendalian dan Penanggulangan
Brucellosis di Indonesia serta Rekomendasi Kebijakan Nasional Pengendalian
Antraks pada Ternak di Indonesia dan Kaitannya dengan Kejadian Antraks Pada
Manusia.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnak 2016
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 23 23
Beberapa Rekomendasi Kebijakan yang perlu diinformasikan diantaranya:
Analisis ekonomi inovasi Ayam KUB
Kajian ini bertujuan untuk mensintesis dan menganalisa kelayakan
ekonomi melalui parsial budgeting dan pengukuran kriteria investasi (NPV, B/C,
IRR dan PBP) dari inovasi ayam KUB yang telah dihasilkan. Diharapkan usaha ini
dapat terus berkembang secara berkesinambungan dengan orientasi keuntungan
yang layak bagi pelaku usaha dalam tata niaga ayam KUB yang terintegrasi dari
hulur ke hilir.
Impor Ternak/Produk Ternak
Kebijakan pemasukan ternak/produk hewan berbasis zona dari
negara/zona bebas PMK (Penyakit Mulut dan Kuku) dan negara yang memiliki
program pengendalian resmi PMK yang diakui Organisasi Kesehatan Hewan
Dunia (OIE) harus mempertimbangkan kepentingan aspek jangka panjang,
dampak sosial dan ekonomi agar tidak menimbulkan disinsentif bagi peternak.
Beberapa rekomendasi OIE perlu dijalankan oleh Indonesia dalam pemasukan
ternak/produk hewan, untuk itu diperlukan penguatan kapasitas teknis, SDM
veteriner dan infrastruktur.
Setidaknya ada 10 poin yang perlu ditingkatkan, yaitu (1) Konsistensi
‘definisi kasus’, (2) Kesiapan dan kecepatan pengiriman sampel, (3) Kecepatan
diagnosa deteksi virus dan antigen, (4) Kesiapan dan kecepatan pengiriman
sampel infeksius, (5) Kapabilitas pengiriman sampel ke laboratorium, (6)
Kecepatan penetapan wabah melalui Kepmentan, (7) Kebijakan pemberantasan
Gambar 5. Booklet kajian ekonomik dan pengembangan inovasi ayam KUB
2016 Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnak
24 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
wabah untuk menghentikan wabah secepat mungkin (dasar hukum,
kepemimpinan, respon cepat, dana darurat wabah), (8) Kapasitas melakukan
Stamping out dan standstill order, (9) Kecepatan penyediaan dana kompensasi,
dan (10) Kecepatan pengadaan vaksin.
Kebijakan Penetapan Harga Komoditas Sapi Potong
Penetapan harga komoditas sapi potong baik bakalan, indukan maupun
sapi siap potong (banyak faktor yang harus diperhitungkan). Faktor supply dan
demand sangat berpengaruh terhadap harga karena akan berubah sewaktu-
waktu. Harga daging sapi tidak bisa dibuat satu harga karena sangat bervariasi
macamnya. Dengan demikian disarankan untuk menetapkan 3 klas daging sapi,
yaitu: 1) Daging Klas A yg paling mahal adalah Has Dalam dan Has Luar; 2)
Daging Klas B yg menengah, seperti paha belakang (tanjung, kelapa, penutup,
silverside, gandik); dan 3) Daging Klas C seperti Sandung lamur, iga,
samcan/flank, dan sengkel.
Kajian Ekonomik Pengembangan Inovasi Domba Sei Putih
Domba komposit Sei Putih hasil Penelitian Badan litbang yang telah diuji
multi lokasi pada tahun 1990-an ini telah menyebar cukup luas di berbagai
wilayah Sumatera Utara dan dikenal dengan Domba Sei Putih atau Domba
Hairsheep Sei Putih. Domba ini disukai karena ukuran tubuhnya besar dan
pertumbuhannya cepat. Pemeliharaan di masyarakat secara ekstensif, semi
intensif, dan intensif. Sedangkan jenis usahanya untuk pengembangbiakan
(penghasil anakan), dan kombinasi pengembangbiakan dan penggemukan.
Pemasukan Ternak/ Produk Hewan Berbasis Zona Bebas PMK
Berdasarkan PP no.4/2016 tentang Pemasukan Ternak/Produk Hewan
dari Negara /Zona Bebas Penyakit Mulut dan Kuku perlu adanya kehati-hatian
atau mewaspadai setiap hewan yang masuk ke dalam wilayah indonesia. Perlu
Penguatan kapasitas teknis, SDM Veteriner dan Infrastruktur Kesehatan hewan
dalam memperhatikan dampak kepada hambatan pengembangan sapi potong di
dalam negeri.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnak 2016
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 25 25
Capaian Indikator Kinerja
Sasaran strategis ketiga yang dicapai Puslitbangnak diukur dengan 1
indikator kinerja utama, yaitu Jumlah rekomendasi kebijakan pembangunan
peternakan dan veteriner dengan nilai capaian target sebesar 142,86%.
Tabel 8. Target dan capaian indikator kinerja utama dalam mencapai sasaran 3 tahun 2016
Indikator Kinerja Target Realisasi %
Jumlah rekomendasi kebijakan pembangunan peternakan dan veteriner
7 10 142,86
Gambar 6. Persentase nilai capaian indicator kinerja jumlah rekomendasi kebijakan pembangunan peternakan dan veteriner selama periode 2012-2016
Berdasarkan analisa capaian jumlah rekomendasi peternakan dan
veteriner yang dihasilkan selama periode 2012-2016, persentase nilai capaian
selama periode 2012-2016 selalu melampaui target dengan nilai capaian paling
tinggi terjadi di tahun 2013. Kegiatan yang dilakukan bersifat antisipatif dan
responsif terhadap isu kebijakan aktual sehingga rekomendasi yang dihasilkan
melebihi dari target yang telah ditetapkan disesuaikan dengan isu strategis pada
tahun berjalan. Rekomendasi yang dihasilkan diharapkan dapat dijadikan sebagai
saran masukan bagi pihak berwenang dalam pengambilan kebijakan terkait
dengan pengembangan usaha sektor peternakan.
2016 Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnak
26 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Tabel 9. Progress capaian indikator kinerja utama rekomendasi hingga 2016 dalam mencapai target Renstra 2015-2019
Indikator Kinerja Target
2015-2019
Realisasi
s.d 2016
%
Jumlah rekomendasi peternakan 25 18 72,00
Berdasarkan Rencana strategis Puslitbangnak 2015-2019 target jumlah
rekomendasi peternakan dan veteriner adalah 25 rekomendasi. Pada tahun 2015, terdapat 8 rekomendasi yang dihasilkan sementara tahun 2016 telah
tercapai 10 rekomendasi. Karena itu, hingga tahun kedua telah mencapai 18 rekomendasi dari 25 target rekomendasi yang telah ditetapkan pada renstra.
Kondisi peternakan yang semakin dinamis pada dua tahun berjalan dengan
berbagai bentuk permasalahan mendorong kebijakan peternakan untuk menghasilkan rekomendasi sebagai upaya pemenuhan kebutuhan para pelaku
peternakan dan stakeholders dalam memecahkan permasalahan di dunia peternakan.
Sasaran 4 Tersedianya publikasi dan KTI dalam jurnal nasional dan internasional, HaKI dan lisensi, serta perluasan jejaring kerja nasional dan internasional
Untuk mencapai sasaran 4, indikator kinerja utama yang mendukung
adalah 1) Jumlah publikasi ilmiah nasional/internasional, 2) Jumlah pertemuan
ilmiah teknologi peternakan dan veteriner, 3) Jumlah invensi untuk memperoleh
HaKI, 4) Jumlah ekspose/pameran teknologi peternakan dan veteriner dan 5)
Jumlah kerjasama nasional dan internasional. Indikator kinerja sasaran 4 yang
ditargetkan pada tahun 2016, tercapai sangat baik dengan capaian rata-rata
setiap indikator kinerja sebesar 149,28% dengan nilai capaian setiap indikator
seperti ditunjukkan pada Tabel 10.
Tabel 10. Target dan capaian indikator kinerja utama dalam mencapai sasaran 4
tahun 2016
Indikator Kinerja Target Realisasi %
Jumlah pertemuan ilmiah teknologi peternakan dan veteriner
6 13 216,67
Jumlah ekspose/pameran teknologi peternakan dan veteriner
34 34 100
Jumlah kerjasama nasional dan internasional 18 46 255,56
Jumlah publikasi ilmiah nasional/internasional
93 131 140,86
Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnak 2016
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 27 27
Indikator Kinerja Target Realisasi %
Jumlah invensi untuk memperoleh HaKI 3 1 33,33
Nilai capaian kinerja untuk jumlah pertemuan ilmiah teknologi
peternakan dan veteriner sangat baik dengan nilai capaian sebesar 216,67%.
Pertemuan ilmiah peternakan dan veteriner yang dilaksanakan tahun 2016 yaitu
Seminar Internasional Teknologi Peternakan dan Veteriner, Seminar bulanan,
FGD: Kajian Kebijakan Nasional Pengendalian dan Penanggulangan Antraks pada
Ternak di Indonesia, FGD: Pemodelan Pengendalian Rabies di Bali dengan
Pendekatan System Dynamics, FGD: Pemodelan Pengendalian Rabies di Bali
dengan Pendekatan Dynamics System, Workshop tentang penyakit Surra:
Pengendalian dan Pengembangan Metode Diagnostik dan Workshop mengenai
Harmonisasi dan Launching Kit Deteksi Trypanosoma dan Kit Toxoplasma.
Gambar 7. Seminar Internasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2016, Bali
Indikator kinerja jumlah ekspose/pameran teknologi peternakan dan
veteriner yang berhasil dicapai dengan nilai capaian sangat baik sebesar 100%.
Puslitbangnak beserta UPTnya aktif melaksanakan kegiatan ekspose baik yang
bersifat mandiri maupun berpartisipasi dalam ekspose yang dilaksanakan
dibawah koordinasi Badan Litbang Pertanian.
2016 Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnak
28 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Gambar 8. Ekspose pada Peringatan Hari Pangan Sedunia, Boyolali
Kegiatan ekspose yang diikuti Puslitbangnak tahun 2016 diantaranya
Indolivestock, Hari Susu Nasional, Hari Pangan Sedunia, Bursa Hewan Qurban
2016, Ekspose Budidaya Kelinci, Gelar Teknologi TTP Sedong, Festival Iklim di
JCC, Geltek di TTP Cikajang, Geltek di TTP Pacitan, Gelar Teknologi Peternakan
dan Veteriner di acara Dies Natalis STPP Cibalagung, Pekan Inovasi Sumut, Gelar
Teknologi di TTP Lamongan, Agrinex di JCC, 16th Indonesia Climate Change
Education Forum and Expo, Press Release tentang Ayam Kampung Unggul
Balitbangtan (KUB), Perpusnas Expo, SAE Soropadan Agro Ekspo di
Temanggung, Gelar Produksi Agribisnis Tulungagung dan SAMEX Surabaya.
Nilai capaian indikator kinerja jumlah kerjasama nasional dan
internasional memiliki nilai capaian tertinggi dibandingkan indikator kinerja
lainnya yaitu sebesar 255,56%. Kerjasama yang dilakukan selama tahun 2016
sebanyak 46 kegiatan meliputi kegiatan kerjasama nasional dan internasional.
Dari 46 kegiatan kerjasama yang dilakukan Puslitbangnak beserta UPTnya 7
diantaranya merupakan kegiatan kerjasama luar negeri (ACIAR, FAO, AFACI, BEP
dan IAEA) dan 39 kegiatan merupakan kerjasama dalam negeri (perusahaan
swasta, BUMN, Perguruan Tinggi, Pemerintah Daerah).
Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnak 2016
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 29 29
Gambar 9. Kiri: FGD Integrasi Tanaman Ternak (FAO); Kanan: Workshop Integrasi sapi-sawit & integrasi sapi-padi (ACIAR)
Tabel 11. Mitra serta topik kerjasama luar negeri
Mitra Kerjasama Topik Kerjasama
1. AFACI Improving animal genetic resources values and productive performance in
Asia
2. FAO Building Policy Capacity towards Sustainable Livestock Sector Development
3. ACIAR 1. Improving Milk Supply, Competitiveness and Livelihood in Smallholder
Dairy Chains In Indonesia
2. Integrasi sapi-sawit & integrasi sapi-padi
4. BEP Enhancement of Biosecurity and Biosafety
5. IAEA 1. Quality Management System No. Project RAS 5078
2. Quality Management System No. Project INT5154
Nilai capaian untuk indikator kinerja jumlah publikasi ilmiah memiliki nilai
capaian yang sangat baik sebesar 140,86%. Artikel yang ditulis para peneliti
lingkup Puslitbangnak diantaranya diterbitkan dalam jurnal dan prosiding baik
nasional maupun internasional serta sebagian ada pula yang diterbitkan dalam
majalah populer. Jika dibandingkan dengan periode renstra 2010-2014, untuk
indikator kinerja publikasi ilmiah nasional/internasional satuannya sedikit
berbeda. Pada periode renstra 2010-2014, jumlah publikasi satuannya adalah
terbitan buku sedangkan pada periode renstra 2015-2019 jumlah publikasi
satuannya berupa artikel yang ditulis oleh setiap pejabat fungsional peneliti.
Selama periode 2012-2016, nilai capaian untuk publikasi ilmiah ada
kecenderungan melebihi dari target yang telah ditentukan. Penulisan publikasi
ilmiah di tahun 2015 dan 2016 merupakan kinerja para peneliti yang termotivasi
2016 Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnak
30 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
aktif menulis KTI. Kondisi ini harus ditingkatkan terus karena nilai capaian
publikasi tahun 2016 menurun jika dibandingkan dengan nilai capaian publikasi
tahun 2015.
Nilai capaian untuk indikator kinerja invensi untuk memperoleh HaKI
sebesar 33,33%. Invensi yang telah tercapai berupa Formulasi Nematofagus
pada ternak Ruminansia. Sedangkan target output lainnya berupa penetapan
dan atau pelepasan rumpun/galur kelinci Rex dan ayam Sensi dapat dikatakan
belum tercapai karena hingga akhir tahun masih menunggu SK penetapan dan
atau pelepasan rumpun/galur. Sidang pelepasan kelinci Rex dan ayam Sensi
telah diikuti dan perbaikan proposal telah dilakukan serta disampaikan ke Ditjen
Peternakan dan Kesehatan Hewan sesuai saran dari Tim Penetapan dan
Pelepasan Rumpun atau Galur Ternak pada saat sidang pelepasan.
Selama periode 2012-2016, nilai capaian untuk setiap indikator ada
kecenderungan melebihi dari target yang telah ditentukan. Terutama untuk
indikator kinerja pertemuan ilmiah, ekspose dan kerjasama yang nilai capaian
kinerjauntuk setiap tahunnya selalu melebihi dari target yang telah ditetapkan.
Namun untuk nilai capaian indikator kinerja invensi untuk memperoleh HaKi
relatif masih rendah jika dibandingkan dengan nilai capaian kinerja lainnya.
Kemungkinan yang terjadi di tahun 2010-2011 para peneliti belum memiliki
kesadaran untuk mendapatkan Haki dan belum termotivasi ke arah tersebut.
Gambar 10. Perbandingan nilai capaian indikator kinerja utama
Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnak 2016
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 31 31
Tabel 12. Progress capaian indikator kinerja utama dalam mencapai Renstra 2015-2019
Indikator Kinerja Target Realisasi %
Jumlah pertemuan ilmiah teknologi peternakan dan veteriner
40 23 57,50
Jumlah ekspose/pameran teknologi peternakan dan veteriner
145 85 58,62
Jumlah kerjasama nasional dan internasional 95 89 93,68
Jumlah publikasi ilmiah nasional/internasional
487 305 63,00
Jumlah invensi untuk memperoleh HaKI 16 4 40,00
Progres capaian rata-rata pada sasaran 4 dalam mencapai target Renstra
2015-2019 adalah 62,56%.
Sasaran 5 Terselenggaranya dukungan peningkatan dan pengelolaan sarana dan prasarana, serta sistem manajemen mutu
Sasaran 5, diukur dengan 2 indikator kinerja utama, yaitu jumlah
akreditasi manajemen dan jumlah akreditasi laboratorium. Jumlah target dan
realisasi untuk setiap indikator kinerja ditunjukkan pada Tabel 9. Nilai capaian
untuk sasaran 5 sebesar 75%.
Tabel 13. Target dan capaian indikator kinerja utama dalam mencapai sasaran
5 tahun 2016
Indikator Kinerja Target Realisasi %
Jumlah akreditasi manajemen 6 6 100
Jumlah akreditasi laboratorium 4 3 75
Puslitbangnak dan UPTnya mulai tahun 2010 sudah melakukan Akreditasi
manajemen. Nilai capaian indikator jumlah akreditasi manajemen pada tahun
2010 memiliki nilai capaian paling tinggi, sedangkan untuk tahun 2011, 2012,
2013, 2014, 2015 dan masing-masing dengan persentase capaian 100%. Untuk
nilai capaian jumlah akreditasi laboratorium tahun 2016 sebesar 50% yaitu pada
tahun 2016 BBLitvet dan Balitnak melakukan maintenance untuk sertifikasi ISO
2016 Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnak
32 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
17025, sedangkan Lolitsapi sampai dengan akhir tahun 2016 masih dalam tahap
proses assesment maintenance sertifikasi ISO 17025 sedangkan Lolitkambing
sampai akhir tahun 2016 masih dalam tahap assesment dalam upaya pengajuan
sertifikasi ISO 17025. Selain sertifikasi ISO 17025, BBLitvet mulai tahun 2015
mendapat sertifikat ISO 17043 sebagai Laboratorium Penyelenggara Uji
Profisiensi (LPUP).
Jika dibandingkan selama periode 2012-2016, nilai capaian indikator
kinerja akreditasi manajemen cenderung sama dengan targetnya. Semua satker
lingkup Puslitbangnak telah mendapat sertifikat ISO 9001:2008 mulai tahun
2010. Mulai tahun 2011, Puslitbangnak beserta UPTnya terus berupaya untuk
melakukan maintenance agar dapat tetap menjaga kualitas pelayanan dan tetap
mendapat sertifikasi ISO 9001:2008. Sementara itu untuk akreditasi
laboratorium, laboratorium BBLitvet dan Balitnak sudah medapat akreditasi ISO
mulai tahun 2010 sedangkan proses sertifikasi 17025 untuk laboratorium nutrisi
dan pakan di Lolitsapi relatif lambat baru diperoleh pada tahun 2015 dikarenakan
banyak persyaratan yang belum terpenuhi selama proses akreditasi berlangsung.
Pada tahun 2016, Lolitsapi dalam tahap assesment untuk maintenance Sertifikasi
ISO 17025 sedangkan Lolitkambing masih dalam tahap assesment dalam upaya
pengajuan sertifikasi ISO 17025.
Gambar 11. Perbandingan nilai capaian indikator kinerja utama dalam mencapai sasaran 5
Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnak 2016
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 33 33
3.3. Outcome Puslitbangnak
Outcome dari beberapa output yang telah dihasilkan UPT lingkup
Puslitbangnak diantaranya sebagai berikut:
1. Dalam upaya pengelolaan dan pemanfaatan bibit sumber sapi potong dan
perbaikan kualitas genetik sapi di lapangan, pada tahun 2016 Loka
Penelitian Sapi Potong melakukan penyebaran 62 ekor sapi PO terseleksi
diantaranya 13 ekor sapi PO jantan dan 49 ekor sapi PO betina.
Penyebaran ternak dilakukan di wilayah Jawa Timur yaitu Kabupaten
Tuban 3 ekor jantan, Kabupaten Pacitan 23 ekor (3 ekor jantan dan 20
ekor betina), Kabupaten Malang 11 ekor (1 ekor jantan dan 10 ekor
betina), di wilayah Jawa Tengah di Kabupaten Rembang sebanyak 3 ekor
sapi Jantan dan di wilayah Kabupaten Banjarbaru Kalimantan Selatan 22
ekor (3 ekor jantan dan 19 ekor betina).
Gambar 12. Sapi PO terseleksi; Kiri: Jantan dewasa; Kanan: Jantan muda
2. Dalam upaya pemanfaatan galur unggul harapan hasil pemuliaan, pada
tahun 2016 Balitnak melakukan penyebaran 7 jenis galur ternak yaitu ayam
KUB-1 dengan jumlah sebaran 29.425 ekor ke Banten, Jawa Barat, Jawa
Tengah, DIY, Sulawesi Utara, Kalimantan Selatan, NTB; ayam Sensi
dengan jumlah sebaran 8.048 ekor ke Lampung, Jawa Barat, Jakarta, DIY;
itik PMp dengan jumlah sebaran 2.355 ekor ke Jawa Barat; itik Alabimaster
dengan jumlah sebaran 1.437 ekor ke Jawa Barat dan Banten; itik Master
dengan jumlah sebaran 343 ekor di wilayah Jawa Barat, itik Mojosari
dengan jumlah sebaran 965 ekor ke Jawa Barat dan Banten; dan domba
Compass Agrinak dengan sebaran 71 ekor ke Jawa Tengah.
2016 Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnak
34 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
3. Dalam upaya mendukung peningkatan produksi ternak, Balai Penelitian
Ternak dan Loka Penelitian Kambing Potong telah menghasilkan beberapa
jenis benih/bibit tanaman pakan ternak unggul yang spesifik agroekosistem
diantaranya Clitoria ternate, Panicum maximum dan Indigofera. Pada tahun
2016, telah dihasilkan 4000 batang Clitoria ternate dan Panicum Maximum
serta 22.000 batang Indigofera.
Gambar 12. Bibit Indigofera yang
siap untuk di tanam sebagai sumber benih
Gambar 13. Perawatan/pemupukan
pohon induk indigofera sebagai sumber benih
Penyebaran benih Indigofera oleh Loka Penelitian Kambing Potong sudah
lama dilakukan. Selama periode 2011-2016 penyebaran benih Indigofera
dilakukan di berbagai wilayah yaitu wilayah Provinsi Sumatera Utara, Aceh,
Riau, Kepri, Jambi, Bengkulu, Bangka Belitung, Sumatera Barat, Lampung,
Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Barat, Kalimantan
Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Gorontalo,
Maluku Utara, Nusa Tenggara Timur, Papua dan Papua Barat. Dengan
penyebaran benih Indigofera ini diharapkan dapat meningkatkan
ketersediaan tanaman pakan di lapangan sehingga dapat meningkatkan
produktivitas ternak yang ada di Indonesia.
4. Penyebaran kambing Boerka pada tahun 2016 adalah sebanyak 46 ekor
yaitu 12 ekor disebar ke BPTP Sumatera Selatan, 9 ekor ke BPTP Aceh, 6
ekor ke Kodam 1 Bukit Barisan Sumatera Utara, 17 ekor ke Baznas
Sumatera Barat, 1 ekor ke BPTP Bengkulu dan 1 ekor ke BPTP Sumatera
Utara. Rencana penyebaran ke luar Pulau Sumatera yaitu Sulawesi dan
Kalimantan juga telah dilakukan, akan tetapi terbentur pada kendala
transportasi. Jumlah kambing yang sudah disebar pada tahun 2016 adalah
9,8% dari total populasi kambing program UPBS yang berjumlah 470 ekor.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnak 2016
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 35 35
Penyebaran Kambing Boerka dilakukan dengan formula 1 ekor pejantan
dan 5 ekor betina. Pihak penerima atau mitra kerjasama berkewajiban
untuk menyediakan transportasi pengiriman, kandang dan fasilitas
pemeliharaan serta mengirimkan data pertumbuhan kambing Boerka
kepada Lolit Kambing.
Gambar 15. Peta Penyebaran Kambing Boerka di Indonesia
5. Integrasi Kalender Ternak ke dalam Kalendar Tanam Terpadu (KATAM)
Badan Litbang pertanian telah mengeluarkan suatu program yaitu
“Kalender Tanam Terpadu”. Program ini memungkinkan pengguna yaitu
petani untuk mengetahui waktu tanam dan jenis tanaman serta obat /
hama yang diperlukan pada periode satu tahun ke depan. Program ini
dapat pula menyediakan perkiraan bencana alam, curah hujan, banjir,
kekeringan, serangan hama penyakit yang akan terjadi, sehingga petani
dapat mengambil langkah sebagai antisipasinya. Data yang disediakan
berasal dari seluruh provinsi di Indonesia dengan detail data per
kecamatan. Terdapat beberapa bidang yang sudah bergabung dengan
“Kalender Tanam Terpadu”, diantaranya adalah, bidang tanaman pangan
(padi, jagung dan kedelai), BMKG, hama dan penyakit, pupuk. Data yang
dapat diperoleh pada Kalender Tanam Terpadu salah satunya adalah luas
lahan pertanian, jenis tanaman yang ditanam, dan masa panen di setiap
kecamatan di Indonesia. Sehingga dapat diperkirakan jumlah limbah
2016 Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnak
36 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
tanaman tersebut yang tersedia dan memungkinkan untuk dimanfaatkan
sebagai sumber pakan. Pembuatan program “Kalender Ternak” telah di
inisiasi di Balai Penelitian Ternak, dengan hasil program (dalam bentuk
web site) yang berisi rumusan untuk menghitung jumlah bahan pakan
yang tersedia berdasarkan wilayah tanam di Kalender Tanam Terpadu
dalam waktu satu tahun dihubungkan dengan kebutuhan pakan per
satuan waktu. Sehingga perlu dilanjutkan untuk dapat menggabungan
program “Kalender Ternak” ini sehingga menjadi bagian dari “Kalender
Tanam Terpadu”. Kalender ternak yang sudah diinisiasi pembentukannya
pada akhir tahun 2015, sudah dilakukan update data dengan data dan
rumusan terbaru sebanyak dua kali, yaitu pada bulan Maret dan Juni 2016.
Gambar 16. Website Kalander Kalender Tanam Terpadu (KATAM)
Kalender ternak memuat informasi ketersediaan bahan pakan dari limbah
pertanian, kebutuhan pakan berdasarkan jumlah populasi ternak
ruminansia dan kesesuaian antara kebutuhan dan ketersediaan. Data
ditampilkan dalam bentuk tabular dan peta. Kalender ternak yang dibuat
masih bergabung dengan kalender tanam milik Badan Litbang Pertanian.
Kalender ternak dapat diakses melalui website
http://www.katam.litbang.pertanian.go.id. Data disajikan untuk setiap
provinsi dengan level terendah pada tingkat kecamatan. Selain dapat
diakses secara on line dan bersifat interaktif, maka kalender ternak juga
disajikan dalam bentuk PDF yang bisa diprint out.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnak 2016
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 37 37
3.4. Kinerja Lainnya
Selain dari indikator kinerja yang ditetapkan oleh Puslitbangnak dengan
capaian sebagaimana diuraikan di atas, beberapa hal di luar kinerja yang
ditetapkan, namun sangat penting untuk disampaikan dalam laporan
akuntabilitas kinerja ini. Beberapa kinerja lain yang telah dicapai Puslitbangnak
diantaranya:
1. JITV Terindeks oleh Copernicus Internasional
Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner (JITV) merupakan salah satu publikasi
yang diterbitkan oleh Puslitbangnak. Jurnal ini memuat naskah ilmiah
primer hasil penelitian yang belum diterbitkan. Majalah ini terbit 4 kali
dalam setahun. Pada tanggal 15 Juli 2015 jurnal ini mendapatkan nilai
akreditasi 82,75 dari LIPI. Sampai saat ini JITV sudah terindex Copernicus
Internasional, sebuah lembaga pengindex internasional dan mendapatkan
nilai Index Copernicus Value (ICV) 62,49. Sebelumnya telah pula terindex
di DOAJ (Directory of Open Acces Journals), Crossref, ISJD, Google Scholar,
DRJI (Directory of Research Journals Indexing), CAB Direct dan beberapa
lembaga peng index jurnal lainnya.
Copernicus, merupakan lembaga peng index Internasional. Disini sudah
terdaftar 22.000 jurnal dari seluruh dunia. Untuk dapat ter index disini
melalui seleksi yang ketat, evaluasi multidimensi, yang membuktikan
kualitas tinggi. Indeksasi dalam Copernicus memberikan promosi
internasional dan prestise yang sangat penting untuk meningkatkan tingkat
kutipan. Jurnal yang telah lulus menerima Index Copernicus Nilai (ICV)
dihitung untuk tahun tertentu. Dengan telah ter index nya JITV di 7
lembaga peng index internasional maka hasil-hasil penelitian di bidang
peternakan dan veteriner di Indonesia yang diterbitkan di JITV terekspose
secara internasional pada lembaga penelitian manapun masyarakan peneliti
internasional.
2. Tim Pengkajian Keamanan Hayati Produk Rekayasa Genetik Bidang Pakan
Terkait dengan penggunaan produk hasil rekayasa dalam pangan dan
bahan pakan, Puslitbang Peternakan bertugas sebagai tim pelaksana
Pengkajian Keamanan Hayati PRG di bidang pakan. Tahun 2016 telah
dihasilkan Naskah Akademik Pedoman Pengkajian Keamanan Pakan Produk
2016 Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnak
38 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Rekayasa Genetik (PRG) sebagai dasar pertimbangan disusunnya Peraturan
Menteri Pertanian tentang Pengkajian Keamanan Pakan Produk Rekayasa
Genetik yang ditandatangani Menteri Pertanian bulan Agustus 2016.
Gambar 17. Kiri: Naskah Akademik Pedoman Pengkajian Keamanan Pakan Produk Rekayasa Genetik (PRG); Kanan: Peraturan Menteri Pertanian tentang Pengkajian
Keamanan Pakan Produk Rekayasa Genetik
Setelah keluarnya Peraturan Menteri Pertanian tentang Pengkajian
Keamanan Pakan Produk Rekayasa Genetik tim TTKH Bidang Pakan
Puslitbang Peternakan telah melakukan Penyusunan draft Pedoman Teknis
Tata Cara dan Mekanisme Pengkajian Keamanan Pakan PRG sebagai
pedoman teknis dalam pengkajian keamanan pakan produk rekayasa
genetik.
3. Penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara (APN)
Dr. Tike Sartika sebagai Peneliti Utama Bidang Pemuliaan dan Genetika
Ternak dari Balai Penelitian Ternak Ciawi meraih penghargaan APN
(Adhikarya Pangan Nusantara) 2016 kategori Pelayanan Ketahanan Pangan.
Penghargaan diberikan oleh Presiden RI di Istana Negara, Rabu pada
tanggal 30 November 2016. Dr. Tike Sartika mendapatkan penghargaan
atas inovasi Ayam Kampung Unggul Badan Litbang Pertanian yang
selanjutnya lebih dikenal dengan Ayam KUB. Ayam KUB yang bisa
Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnak 2016
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 39 39
dihilangkan sifat mengeramnya ini bisa diarahkan untuk menjadi ayam
petelur maupun ayam pedaging, dan telah tersebar di 34 provinsi di seluruh
Indonesia.
Gambar 19. Penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara
Sebanyak 73 orang menerima penghargaan tersebut dikelompokkan dalam
lima kategori yaitu Pelopor (5 orang) Pemangku (3 orang), Pelaku (30
orang), Pelayanan (17 orang) dan Pembina (18 orang). Penghargaan ini
diberikan sebagai apresiasi pemerintah kepada seseorang atau kelompok
dalam usahanya untuk mewujudkan kedaulatan pangan.
Presiden pada kesempatan tersebut menyatakan bahwa kepeloporan para
penerima penghargaan ini memperkuat ketahanan pangan. Terlebih lagi
bila kepeloporan ini dilakukan bersama-sama dengan Pemerintah Daerah,
Kementerian/Lembaga, petani dan semua pihak yang terkait. Lebih lanjut
dikatakan bahwa Indonesia memiliki peluang besar menjadi lumbung
pangan dunia. Beberapa wilayah yang memiliki potensi menjadi lumbung
pangan diantaranya Merauke, Papua yang memiliki 4 juta ha yang bisa
dimanfaatkan untuk tanaman pangan.
4. Penghargaan Peneliti Berprestasi Tingkat Nasional di Bidang Pembangunan
Pertanian
Dr. Bambang Ngaji Utomo, Peneliti Madya pada Balai Besar penelitian
Veteriner mendapat penghargaan sebagai Peneliti Berprestasi Tingkat
Nasional di Bidang Pembangunan Pertanian dari Menteri Pertanian.
3.5. Akuntabilitas Keuangan
Puslitbangnak pada awal tahun anggaran mendapat alokasi anggaran
sebesar Rp 121.220.519.000,-. Namun selama pelaksanaan kegiatan tahun 2016
2016 Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnak
40 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
telah dilakukan beberapa kali revisi anggaran. Pagu anggaran lingkup
Puslitbangnak setelah revisi terakhir yaitu sebesar Rp 117.935.245.000,- dengan
rincian (1) Puslitbangnak Rp 14.159.733.000,- (2) BB Litvet Rp 40.661.319.000,-
(3) Balitnak Rp 36.902.359.000,- (4) Lolitsapi Rp 17.564.053.000,- dan (5)
Lolitkambing Rp 8.647.781.000,-. Jika dibandingkan dengan pagu awal, alokasi
anggaran tahun 2016 mengalami penurunan sebesar Rp 3.285.274.000,- (3%).
Alokasi anggaran tahun 2016 paling besar dialokasikan untuk belanja barang
sebesar Rp 53.210.844.000 (45,12%) dari total anggaran Rp 117.935.245.000.
Gambar 20. Pagu dan realisasi anggaran lingkup Puslitbangnak TA 2016
Gambar 21. Alokasi anggaran lingkup Puslitbangnak per jenis belanja
Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnak 2016
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 41 41
Penetapan Kinerja untuk tahun anggaran 2016 dialokasikan untuk
mendukung lima belas indikator kinerja utama yang sudah ditetapkan pada awal
tahun anggaran. Sampai dengan akhir tahun anggaran 2016, realisasi
penyerapan anggaran lingkup Puslitbangnak sebesar Rp 113.998.526.984,- dari
total pagu anggaran Rp 117.935.245.000,- atau 96,66%.
Gambar 22. Pagu dan realisasi anggaran lingkup Puslitbangnak per jenis belanja
Realisasi anggaran lingkup Puslitbangnak sampai dengan akhir tahun
anggaran 2016 untuk setiap jenis belanja yaitu realisasi belanja pegawai sebesar
Rp 46.983.505.677,- dari pagu anggaran Rp 47.273.239.000,- atau 99,39%,
realisasi belanja barang sebesar Rp 51.635.742.504,- dari pagu anggaran
Rp 53.210.844.000,- atau sebesar 97,04% dan realisasi untuk belanja modal
sebesar Rp 15.379.278.803,- dari pagu anggaran Rp 17.451.162.000,- atau
88,13%.
2016 Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnak
42 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
IV. PENUTUP
Pada tahun anggaran 2016 Puslitbangnak beserta UPT telah
melaksanakan berbagai kegiatan yang bersifat administratif, koordinatif, kegiatan
penelitian dan pengembangan serta analisis kebijakan dengan tujuan
mendapatkan informasi yang diperlukan sebagai bahan pertimbangan bagi
penentu kebijakan. Berdasarkan hasil pengukuran yang telah dilakukan tahun
2016, maka diperoleh hasil bahwa rata-rata capaian indikator kinerja lingkup
Puslitbangnak adalah 125,11%. Nilai ini menunjukkan keberhasilan pencapaian
tujuan dan sasaran kegiatan yang sangat baik yaitu melebihi target yang telah
ditetapkan (> 100%).
Anggaran yang dikelola oleh Puslitbangnak secara keseluruhan dari
sumber APBN sebesar Rp 117.935.245.000,- terealisir sebesar
Rp 133.998.526.984,- atau 96,66%. Realisasi anggaran Puslitbangnak termasuk
UPT di bawahnya untuk setiap jenis belanja yaitu realisasi belanja pegawai
sebesar Rp 46.983.505.677,- dari pagu anggaran Rp 47.273.239.000,- atau
99,39%, realisasi belanja barang sebesar Rp 51.635.742.504,- dari pagu
anggaran Rp 53.210.844.000,- atau sebesar 97,04% dan realisasi untuk belanja
modal sebesar Rp 15.379.278.803,- dari pagu anggaran Rp 17.451.162.000,-
atau 88,13%.
Keberhasilan pencapaian kinerja kegiatan secara umum didukung oleh:
1) Adanya kerjasama yang intensif diantara peneliti, teknisi, struktural dan
tenaga administrasi; 2) Kompetensi dari SDM yang terlibat; dan 3) Komitmen diri
yang cukup tinggi untuk dapat menyelesaikan kegiatan penelitian dan
pengembangan dengan baik dan tepat waktu.
Permasalahan umum yang seringkali terjadi diantaranya dalam
pelaksanaan kegiatan penelitian adalah : 1) Adanya keterlambatan dalam proses
pengadaan alat dan materi penelitian terutama kegiatan di UPT sehingga ada
beberapa teknologi yang masih dalam proses penyelesaian; 2) Keterlambatan
pelaksanaan penelitian terkait dengan birokrasi dan koordinasi (termasuk
penghematan anggaran); dan 3) Kekurangan SDM sebagai akibat tingginya
jumlah SDM yang pensiun dan tugas belajar.
Namun demikian, permasalahan umum tersebut dapat diatasi dengan
beberapa strategi pemecahan masalah yang diterapkan diantaranya:
Laporan Akuntabilitas Kinerja Puslitbangnak 2016
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 43 43
(a)peningkatan koordinasi antara bagian perencanaan, tim administrasi
pendukung dengan tim peneliti; (b) persiapan kebutuhan bahan-bahan terutama
bahan kimia diupayakan lebih awal, sehingga proses pengadaan dapat
berlangsung pada awal tahun anggaran, (c) pengadaan bahan dalam jumlah
tertentu dilakukan sekaligus dengan sistem tender; (d) pemantauan pelaksanaan
kegiatan yang tepat waktu; e) sosialisasi yang intensif perlu diupayakan
terutama untuk hal-hal/informasi terbaru atau peraturan-peraturan terbaru yang
bersifat top down; dan f) Pentingnya rekruitment pegawai berdasarkan tingkat
kebutuhan instansi. Namun yang paling penting adalah dukungan pimpinan dan
kerjasama semua pihak agar seluruh pelaksanaan kegiatan dapat terwujud
dengan baik.