laporan analisis kation

26
KATION BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ilmu farmasi adalah ilmu yang mempelajari tentang sediaan obat dan zat-zat yang terkandung didalamnya, serta cara-cara pengolahanya. Seluk beluk tentang pengidentifikasian dan pemisahan suatu zat dalam suatu sampel. Untuk itu, pengetahuan tentang analisis kualitatif sangat esensial untuk di jadikan salah satu keahlian bagi seorang farmasis. Praktikum analisis kualitatif ini di lakukan karena praktikan harus mengetahui dan mengenal cara-cara analisis kualitatif. Praktikan diperlukan untuk mendukung pengetahuan farmasist tentang analisis kualitatif, selain pengetahuan teori juga perlu diadakan pengenalan terhadap kation sebagai dasar dalam melakukan analisa pada kegiatan- kegiatan praktikum di farmasi, kita dapat lebih mengenal sifat-sifatnya dan cara-cara analisanya. VERA FEBRIANTI SESILYA GESTANOVITA RASYID 150 2014 0332

Upload: vhera-verove-febriiantii

Post on 28-Sep-2015

78 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

laporan praktikum KImia anlisis farmasi

TRANSCRIPT

KATION

KATION

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Ilmu farmasi adalah ilmu yang mempelajari tentang sediaan obat dan zat-zat yang terkandung didalamnya, serta cara-cara pengolahanya. Seluk beluk tentang pengidentifikasian dan pemisahan suatu zat dalam suatu sampel. Untuk itu, pengetahuan tentang analisis kualitatif sangat esensial untuk di jadikan salah satu keahlian bagi seorang farmasis.

Praktikum analisis kualitatif ini di lakukan karena praktikan harus mengetahui dan mengenal cara-cara analisis kualitatif. Praktikan diperlukan untuk mendukung pengetahuan farmasist tentang analisis kualitatif, selain pengetahuan teori juga perlu diadakan pengenalan terhadap kation sebagai dasar dalam melakukan analisa pada kegiatan-kegiatan praktikum di farmasi, kita dapat lebih mengenal sifat-sifatnya dan cara-cara analisanya.

Analisa kualitatif merupakan salah satu cara untuk mempelajari kimia dan unsur-unsur serta ionion dalam larutan yang sangat efektif. Analisa kualitatif adalah bidang kimia analitik yang membahas tentang identifikasi zat-zat. Mengenai unsur atau senyawa apa yang terdapat dalam suatu sampel atau contoh. Dalam metode analisis kualitatif, dapat digunakan beberapa pereaksi spesifik, kedua pereaksi ini dilakukan untuk mengetahui jenis kation suatu larutan.

Analisa kation, merupakan suatu bagian dari analisis ion yang dibagi menjadi analisis kation dan anion, untuk tujuan analisis kualitatif sistematik kation. Kation di klasifikasikan dalam lima golongan berdasarkan sifat-sifat kation itu terhadap reagensia. Dengan memakai apa yang disebut reagensia golongan secara sistematik, dapat kita tetapkan ada tidaknya golongan-golongan kation dan dapat juga memisahkan golongan-golongan ini untuk pemeriksaan secara selektif.

Analisa kualitatif terdapat dua aspek penting yaitu pemisahan dan identifikasi dimana kedua aspek ini didasari oleh kelarutan, keasaman, kebasaan, pembentukan senyawa kompleks, oksidasi-reduksi, sifat penguapan dan ekstraksi. .Pada analisa kualitatif ada tiga reaksi yang dilakukan untuk mengidentifikasi suatu sampel yaitu reaksi selektif, spesifik, dan sensitif.

1.2 Maksud dan Tujuan

Untuk mengetahui dan memahami cara pemeriksaan pendahuluan serta penggolongan, pemisahan dan penentuan terhadap kation dari suatu sampel.

1.3 Tujuan Percobaan

Untuk mengidentifikasi jenis yang terkandung dalam suatu sampel melalui pemeriksaan pendahuluan dengan menggunakan cara tertentu berupa : uji organoleptis, uji nyala, uji pemijaran dan reaksi dengan reagensia awal.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Umum

Ilmu kimia farmasi analisis kuantitatif dapat didefenisikan sebagai penerapan berbagai metode dan prosedur kimia analisis kuantitatif untuk melakukan analsis secara kuatitatif terhadap bahan-bahan atau sediaan yang digunakan dalam farmasi, Obat dalam jaringan tubuh dan sebagainya (Sudjadi, 2007).

Kimia analisis secara garis besar dibagi dalam dua bidang yang disebut analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif membahas identifikasi zat-zat. Urusannya adalah unsur atau senyawaan apa yang terdapat dalam suatu sampel atau contoh. Pada pokoknya tujuan analisis kualitatif adalah memisahkan dan mengidentifikasi sejumlah unsur Analisis kuantitatif berurusan dengan penetapan banyak suatu zat tertentu yang ada dalam sampel atau contoh (Underwood, 1986).

Untuk tinjauan analisis kualitatif sistematik, kation-kation diklasifikasikan dalam ilmu golongan berdasarkan sifat-sifat kation itu tehadap beberapa reagensia. Dengan memakai apa yang disebut regensia golongan secara sistematik,dapat kita tetapkan ada tidaknya golongan-golongan kation ,dan dapat juga memisahkan golongan-golongan ini untuk pemeriksaan lebih lanjut (Shevla, 1999).

Dengan pemisahan-pemisahan menjadi kelompok-kelompok yang cukup kecil dan atau kation tersendiri (terisolasi), lalu dilakukan pembuktian mengenai ada atau tidaknya kation-kation dalam setiap kelompok. Dengan jalan ini, kita melakukan analisa secara sistematis. Reaksi-reaksi disini menyebabkan terjadinya zat-zat yang baru dari zat semula dan dikenali dari perbedaan sifat fisiknya yang antara lain (Hardjaji, 1993):

a. Membentuk endapan dari suatu larutan

b. Melarutkan zat yang terbentuk padat/endapan

c. Zat yang berwarna lain

d. Pembentukan gas

e. Bentuk kristal yang khas

Analisis kualitatif menggunakan dua macam uji, raksi kering dan reaksi basah. Reaksi kering dapat diterapkan untuk zat-zat padat dan reaksi basah untuk zat dalam larutan. sejumlah uji yang dapat dilakukan dalam keadaan kering, yakni tanpa melarutkan contoh. Misalnya dengan pemanasan, uji pipa-tiup, uji nyala, uji spektroskopi, uji manik boraks, uji manik fosfat, dan uji manik natrium karbonat. Reaksi basah dibuat dengan melarutkan zat-zat dalam larutan. Suatu reaksi diketahui berlangsung (Hardjaji, 1993) :

(a) dengan terbentuknya endapan

(b) dengan pembebasan gas

(c) dengan perubahan warna

Reagen golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum adalah Asam klorida, Hidrogen sulfida, Amonium sulfida, dan Amonium karbonat. Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan reagen-reagen ini dengan membentuk endapan atau tidak (Shevla, 1999).

Suatu pereaksi menyebabkan sebagian kation mengendap dan sebagian larut, maka setelah dilakukan penyaringan terhadap endapan tebentuk dua kelompok campuran yang massa masing-masingnya kurang dari campuran sebelumnya. Reaksi yang terjadi saat pengidentfikasian menyebabkan terbentuknya zat-zat baru yang berbeda dari zat semula dan berbeda sifat fisiknya (Harjadi, 1993).

Kelima golongan kation dan ciri-ciri khas golongan-golongan ini adalah sebagai berikut (Svhela, 1990).

a. Golongan I

Kation golongan ini membentuk endapan dengan asam klorida encer.Ion-ion ini adalah timbal,merkurium(I) (raksa), dan perak.

b. Golongan II

Kation golongan tidak bereaksi dengan asam klorida, tetapi membentuk endapan dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer.Ion-ion golongan ini adalah merkurium (II), tembaga, bismut, kadmium, arsenik,(III), aresenik (V), stibium (III), stibium (V),timah(II)dan timah(III) (IV).Keempat ion yang pertama merupakan sub-golongan IIA dan keenam yang terakhir, sub golongan IIB.Sementara sulfida dari kation dalam golongan IIA tidak dapat larut dalam amonium polisulfida, sulfida dari kation dalam golongan IIB justru yang dapat larut.

c. Golongan III

Kation golonganini tak bereaksi dengan asam klorida encer, ataupun dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer.Namun, kation ini membentuk endapan dengan amonium sulfida dalam suasana netral atau amoniakal.Kation-kation golongan ini adalah kobalt(II), nikel (II),besi(II), besi(III), kromium (III), aluminium, zink dan mangan (II).

d. Golongan IV

Kation golongan ini tak bereaksi dengan reagensia golongan I,II,III.Kation-kation ini membentuk endapan dengan amonium karbonat dengan adanya amonium klorida, dalam suasana netral atau sedikit asam.Kation-kation golongan ini adalah : kalsium, strontium, dan barium.

e. Golongan V

Kation-kation yang umum, yang tidak bereaksi dengan reagensia-reagensia golongan sebelumnya, merupakan kation yang terakhir, yang meliputi ion-ion magnesium, natrium, kalium, amonium, litium, dan hidrogen.Untuk membedakan antara ion yang satu dengan ion yang lain sering digunakan uji nyala.

2.2 Uraian Bahan

a. Air suling (Ditjen POM, 1979)

Nama resmi:AQUA DESTILLATA

Nama lain:air suling

RM/ BM :H2O/ 18,02

Pemerian:cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak mempunyai rasa

Penyimpanan:dalam wadah tertutup rapat

Penggunaan:sebagai pensuspensi dan pembilas

b. NH4Cl (Dirjen POM, 1979)

Nama resmi:AMMONI CHLORIDUM

Nama lain:Amonium klorida, Salmiak

RM/BM:NH4Cl / 53,49

Pemerian :serbuk butir atau hablur; putih, tidak berbau; rasa asin dan dingin; higroskopik

Kelarutan:Mudah larut dalam air dan dalam gliserol P; lebih mudah larut dalam air mendidih; agak sukar larut dalam etanol (95%)P.

Penyimpanan:Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan:Sebagai pereaksi

c. NH4OH (Dirjen POM, 1979)

Nama resmi:AMMONIA

Nama lain:Amonium hidroksida

RM/BM:NH4OH / 35,05

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, bau khas, menusuk

Kelarutan:Mudah larut dalam air

Kegunaan:Sebagai larutan dapar pH 10

Penyimpanan:Dalam wadah tertutup rapat, ditempat sejuk.

d. HCl pekat ( Ditjen POM,1979)

Nama resmi:ACIDUM HYDROCHLORIDUM

Nama lain:Asam klorida

RM / BM:HCl / 36,46

Pemerian:Cairan tidak berwarna, berasap, bau merangsang, jika diencerkan dengan dua bagian air, asap dan bau hilang. Bobot molekul lebih kurang 1,18

Kelarutan:Larut dalam etanol, metanol, tidak larut dalam aseton, eter etil asetat, mudah larut dalam air.

Penyimpanan:Dalam wadah tertutup rapat

Khasiat:Zat tambahan

Kegunaan:Pereaksi

e. NaOH (Ditjen POM, 1979)

Nama resmi:NATRIUM HYDROXIDUM

Nama lain:Natrium hidroksida, soda api

RM / BM:NaOH / 40,0

Pemerian :Putih atau praktis putih, massa melebur berbentuk pellet, serpihan atau batang atau bentuk lain, keras rapuh dan menunjukkan pecahan hablur. Bila dibiarkan di udara, akan cepat menyerap karbon dioksida dan lembab.

Kelarutan:Mudah larut dalam air dan etanol

Penyimpanan:Dalam wadah tertutup rapat

Khasiat:Zat tambahan

Kegunaan:Pereaksi

f. Tioacetamid (Ditjen POM, 1979)

Nama resmi :TIOACETAMIDA

Nama lain :tioacetamid

RM:CH3CSNH2

pemerian:Hablur atau serbuk hablur, putih

Kelarutan :larut dalam air dan dalam etanol (95%)P praktis tidak larut dalam benzene

Penyimpanan:dalam wadah tertutup baik

BAB III METODE KERJA

3.1 Alat Praktikum

Adapun alat yang digunakan adalah Bunzen, Gegep kayu, Pipet tetes, rak tabung, Sendok tanduk, dan Tabung reaksi

3.2 Bahan Praktikum

Adapun bahan yang digunakan adalah sampel kode ZZ, Aquadest , HCl, NH4OH, NH4OH, Tiocetamid, NaOH.

3.3 Prosedur Kerja

a. Uji organoleptis

1) Sampel diamati menurut bentuk zat

2) Sampel diamati berdasarkan warna zat

3) Sampel diamati berdasarkan bau yang ditimbulkan

b. Uji nyala

Sampel direaksikan dengan larutan HCl pekat kemudian dipanaskan dalam nyala busen dan amati warna yang dihasilkan.

c. Uji dengan penggolongan dan penentuan

1) Sampel uji ditambahkan dengan HCL, kemudian diamati jika terbentuk endapan merupakan golongan I, jika tidak dilanjutkan dengan pereaksi berikutnya

2) Sampel direkasikan dengan H2S dan penambahan HCl encer, jika terbentuk endapan merupakan golongan II, jika tidak dilanjutkan dengan pereaksi berikutnya

3) Sampel direkasikan dengan NH4Cl + NH4OH + tioacetamid, jika terbentuk endapan merupakan golongan III, jika tidak dilanjutkan dengan pereaksi berikutnya

4) Sampel direkasikan dengan (NH4)2CO3 + NH4OH jika terbentuk endapan merupakan golongan IV, jika tidak dan masih berupa sampel laruan bening merupakn golongan V / golongan sisa.

5) Pada uji identifikasi kation, sampel diidentifikasi berdasarkan pereaksi spesifik masing-masing golongan.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

a. Pemeriksaan Pendahuluan ( organoleptis )

No

Uji Pendahuluan

Pengamatan

1.

2.

3.

Bentuk

Warna

Bau

Kristal

Biru

Tidak berbau

b. Uji golongan

No

Pereaksi

Pengamatan

1.

2.

3.

HCl 2 N

dipanaskan

H2S dan penambahan HCl encer

NH4Cl + NH4OH Tiocetamid

larut

Tetap

Larut

Endapan putih

Golongan III

c. Identifikasi unsur Kation

No

Pereaksi

Pengamatan

1.

2.

3.

+ NaOH

berlebih

+ NH4OH

berlebih

+ Tiocetamid

dipanaskan

Endapan putih

larut

Endapan putih

Larut

Endapan putih

Unzur Zn2+

4.2 Pembahasan

Analisa kualitatif membahas identifikasi zat-zat, unsur, atau senyawa apa yang terdapat dalam sautu sampel. Tujuan analisa kualitatif untuk memisahkan dan mengidentifikasi sejumlah unsur. Contohnya untuk menentukan keberadaan kation dan anion.

Analisis kation merupakan pendekatan yang sistematis. Umumnya dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu pemisahan dan identifikasi. Pemisahan dilakukan dengan cara mengendapkan suatu kelompok kation dari larutannya. Kelompok kation yang mengendap dipisahkan dari larutan dengan cara sentrifus dan menuangkan filtratnya ke tabung uji yang lain. Larutan yang masih berisi sebagian besar kation kemudian diendapkan kembali membentuk kelompok kation baru. Jika dalam kelompok kation yang terendapkan masih berisi beberapa kation maka kation-kation tersebut dipisahkan lagi menjadi kelompok kation yang lebih kecil, sehingga pada akhirnya dapat dilakukan uji spesifik untuk satu kation. Pada praktikum ini bertujuan agar mahasiswa dapat memisahkan dan mengidentifikasi kation-kation dalam sampel. Kation-kation yang digunakan dalam percobaan ini, tidak ditentukan jenis-jenis kation apa saja yang digunakan, sebab kation yang digunakan tergabung dalam larutan sampel. Dari larutan sampel tersebut, kita bisa mengidentifikasi jenis-jenis kation apa saja yang ada dalam larutan sampel.

Analisis campuran kation secara sistematik dalam golongan dan selanjutnya diikuti pemisahan golongan kedalam sub golongan. Pemisahan dalam golongan didasarkan atas perbedaan sifat kimianya dengan cara menambahkan pereaksi yang dapat mengendapkan ion-ion tertentu.

Kation merupakan ion bermuatan positif. Dalam analisa kation dikenal adanya analisa pendahuluan yang meliputi analisa kering dan analisa basah. Analisa kering meliputi pemeriksaan organoleptis (warna, bau, rasa) dan pemanasan. Analisa basah adalah analisa dengan melarutkan zat-zat dalam larutan. Analisa basah meliputi pemeriksaan kelarutan dalam air, reaksi pengendapan, filtrasi atau penyaringan, dan pencucian endapan.

Untuk tinjauan analisis kualitatif sistematik, kation-kation diklasifikasikan dalam ilmu golongan berdasarkan sifat-sifat kation itu tehadap beberapa reagensia. Reagen golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum adalah Asam klorida, Hidrogen sulfida, Amonium sulfida, dan Amonium karbonat. Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan reagen-reagen ini dengan membentuk endapan atau tidak.

Kation golongan III tidak bereaksi dengan asam klorida encer ataupun dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Namun, kation ini membentuk endapan dengan amonium sulfida dalam suasana netral atau amoniak. Kation-kation golongan ini adalah Cobalt (II), Nikel (II), Besi (II), Besi (III), Aluminium, Zink, dan Mangan (II).

Alur pengujian analisis kualitatif kation pada Golongan Kation ke tiga : Besi (II),besi (III),aLuminium,kromium (III),kromium (IV),NIkel,kobalt,mangan (II),mangan (III),dan zink. Reagensia golongan : hydrogen sulfida (gas atau larutan air jenuh) dengan adanya ammonia dan ammonium klorida, atau larutan ammonium sulfida. Reaksi golongan : endapan-endapan denagn berbagai warna : Besi (II) sulfida (hitam), aluminium hidroksida (putih), kromium (III) hodroksida (hijau), NIkel sulfida (hitam), kobalt sulfida (hitam),m angan (II) sulfida (merah jambu), dan zink sulfide (putih).

Seng atau Zink merupakan unsur logam putih kebiruan yang biasa dijumpai pada sfalerit atau zink blende (ZnS). Secara kimia seng adalah logam yang reaktif, bergabung dengan oksigen dan unsur non logam lainnya, bereaksi dengan asam encer membebaskan hidrogen. Kebanyakan senyawa seng mengandung Zn2+. Seng merupakan unsur esensial jika jumlahnya sedikit, namun berbahaya dalam konsentrasi tinggi. Seng cendrung lebih mudah melepaskan elektron dibandingkan dengan tembaga karena seng yang biasa ditemukan berada dalam bentuk Zn+2.

Pada uji organoleptis dilakukan pengamatan terhadap warna serbuk, pemeriksaan bau, bentuk serbuk. Pada sampel A memiliki bentuk kristal, warna putih, tidak berbau dan tidak memiliki rasa.

Pada percobaan ini dilakukan pemeriksaan pendahuluan untuk mengetahui golongan kation dari suatu zat, ataupun sebagai informasi awal untuk uji penegasan. Pada pemeriksaan pendahuluan ini dilakukan pemeriksaan organoleptis dan uji dengan pereaksi golongan.

Sebelum melakukan penggolongan kation, zat harus dilarutkan lebih dahulu dalam pelarut yang cocok. Untuk mengetahui pelarut yang cocok dapat dicoba berturut turut palarut : Air, HCl encer (2N), HNO3 pekat dan seterusnya dengan air saja ( campuran HCl pekat dan HNO3 pekat dengan perbandinga 3 : 1 ). Melarutkan , mula-mula dalam keadaan dingin , kemudian dipanaskan untuk semua zat yang larut dalam pelarut asam-asam pekat, kelebihan asam dihilangkan dengan mengisapkan dalam lemari asam

Pada percobaan ini pertama-tama dibuat larutan stock dengan cara melarutkan sampel dengan aquadest. Setelah itu larutan stock dipipet ke dalam tabung reaksi kemudian ditambahkan HCL. Setelah direaksikan dengan menggunakan HCL ternyata tidak ada endapan. Dilanjtukna laagi dengan penambahan perekasi H2S dan belum terdapat endapan. Maka, ditambahkan lagi pereaksi NH4Cl + NH4OH + tioacetamid kemudian dipanaskan terbentuk endapan putih susu.

Sampel kemudian diuji spesifik untuk menentukan unsurnya. Sampel dimasukkan ke dalam tabung reaksi lalu ditambahkan NaOH meberikan reaksi endapan putih. Sampel ditambah NH4OH berlebih ternyata terdapat endpan putih juga. Selanjutnya, sampel ditambahkan tioacetamid kemudian dipanaskan menghasilkan endapan putih.

Setelah dilakukan serangkaian pengujian dari uji organoleptic, uji golongan dan uji spesifik dapat kita tarik kesimpulan bahwa sampel kode ZZ merupan kation golongan IIIb yaitu Zn2+.

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari percobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa sampel kode ZZ merupakan kation golongan IIIb unsur Zn2+

5.2 Saran

Sebaiknya pada pemeriksaan pendahuluan dapat ditambahkan uji penegasan terhadap beberapa zat yang tidak memberikan hasil yang spesifik terhadap uji pendahuluan.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2015, Penuntun Praktikum Kimia Analisis, Fakultas Farmasi, Universitas Muslim Indonesia, Makassar.

Ditjen POM., 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.

Harjadi, W., 1990, lmu Kimia Analitik Dasar, PT. Gramedia, Jakarta.

Sudjaji, 2007, Kimia Farmasi Analisis, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Svehla,G., 1990, VOGEL I : Buku Teks Analisis Kulitatif Makro dan Semimikro, PT. Kalman Medika Pustaka , Jakarta.

Underwood, 1997, Analisis Kimia Kuantitatif, Edisi 1, Erlangga, Jakarta

LAMPIRAN

Gambar Hasil Pengamatan

VERA FEBRIANTI SESILYA GESTANOVITA RASYID

150 2014 0332

}

KATION

VERA FEBRIANTI

SESILYA GESTA

NOVITA RASYID

150 2014 0332

BAB I PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belak

ang

Ilmu farmasi adalah ilmu yang mempelajari tentang sediaan

obat dan zat

-

zat yang terkandung didalamnya, serta cara

-

cara

pengolahanya. Seluk beluk tentang pengidentifikasian dan

pemisahan suatu zat dalam suatu sampel. Untuk i

tu, pengetahuan

tentang analisis kualitatif sangat esensial untuk di jadikan salah satu

keahlian bagi seorang farmasis.

Praktikum analisis kualitatif ini di lakukan karena praktikan

harus mengetahui dan mengenal cara

-

cara analisis kualitatif.

Praktikan dip

erlukan untuk mendukung pengetahuan farmasist

tentang analisis kualitatif, selain pengetahuan teori juga perlu

diadakan pengenalan terhadap kation sebagai dasar dalam

melakukan analisa pada kegiatan

-

kegiatan praktikum di farmasi, kita

dapat lebih mengenal

sifat

-

sifatnya dan cara

-

cara analisanya.

Analisa kualitatif merupakan salah satu cara untuk

mempelajari kimia dan unsur

-

unsur serta ion

ion dalam larutan yang

sangat efektif. Analisa kualitatif adalah bidang kimia analitik yang

membahas tentang identifikas

i zat

-

zat. Mengenai unsur atau

senyawa apa yang terdapat dalam suatu

sampel atau contoh. Dalam

metode analisis kualitatif, dapat digunakan beberapa pereaksi

spesifik, kedua pereaksi ini dilakukan untuk mengetahui jenis kation

suatu larutan.

KATION

VERA FEBRIANTI SESILYA GESTANOVITA RASYID

150 2014 0332

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Ilmu farmasi adalah ilmu yang mempelajari tentang sediaan

obat dan zat-zat yang terkandung didalamnya, serta cara-cara

pengolahanya. Seluk beluk tentang pengidentifikasian dan

pemisahan suatu zat dalam suatu sampel. Untuk itu, pengetahuan

tentang analisis kualitatif sangat esensial untuk di jadikan salah satu

keahlian bagi seorang farmasis.

Praktikum analisis kualitatif ini di lakukan karena praktikan

harus mengetahui dan mengenal cara-cara analisis kualitatif.

Praktikan diperlukan untuk mendukung pengetahuan farmasist

tentang analisis kualitatif, selain pengetahuan teori juga perlu

diadakan pengenalan terhadap kation sebagai dasar dalam

melakukan analisa pada kegiatan-kegiatan praktikum di farmasi, kita

dapat lebih mengenal sifat-sifatnya dan cara-cara analisanya.

Analisa kualitatif merupakan salah satu cara untuk

mempelajari kimia dan unsur-unsur serta ionion dalam larutan yang

sangat efektif. Analisa kualitatif adalah bidang kimia analitik yang

membahas tentang identifikasi zat-zat. Mengenai unsur atau

senyawa apa yang terdapat dalam suatu sampel atau contoh. Dalam

metode analisis kualitatif, dapat digunakan beberapa pereaksi

spesifik, kedua pereaksi ini dilakukan untuk mengetahui jenis kation

suatu larutan.