laporan anorganikku

Upload: arrumjessi

Post on 02-Nov-2015

161 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

anorganik

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II

PERCOBAAN VPEMBUATAN KALIUM TRIOKSALAT ALUMINAT K3Al(C2O4). 3H2O

O L E H

NAMA : J E S S INIM : F1C1 13 052KELOMPOK : V (LIMA)ASISTEN : DIONO SAPUTRO TRIBAWONO

JURUSAN KIMIAFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS HALU OLEOKENDARI2015

PENDAHULUANLatar belakang

Senyawa kompleks telah dikenal manusia sejak awal kemunculan ilmu kimia, misalnya adanya warna biru prusia (Prussian blue). Terobosan utama terjadi ketika Alfred Werner mengusulkan sebuah teori pada tahun 1893 bahwa Co(III) dapat mengikat enam ligan dalam geometri oktahedral. Teorinya memungkinkan peneliti untuk memahami perbedaan antara ikatan ion dan ikatan koordinasi dalam suatu senyawa, misalnya klorida dalam kobalt amina klorida dan dapat menjelaskan banyaknya isomer yang belum pernah dijelaskan sebelumnya.

Aluminium adalah salah satu dari beberapa logam keperakan yang mempertahankan reflektansi penuh dalam bentuk bubuk halus, menjadikannya sebagai komponen penting dari perak berwarna cat. Aluminium cermin telah menyelesaikan tertinggi reflektansi dari logam di 200-400 nm ( UV ) dan 3,000-10,000 nm (IR ) daerah; dalam kisaran 400-700 nm itu terlihat sedikit mengungguli oleh timah dan perak dan dalam oleh perak, (dekat IR) 700-3000 emas , dan tembaga.Aluminium dapat membentuk senyawa kompleks oktahedral seperti misalnya kalium trioksalat aluminat. Jadi dalam aka di buat senyawa kalium trioksalat aluminat. Senyawa tersebut memperlihatkanbahwa unsur trivalensi Al membentuk kompleks dengan bilangan koordinasi enam. Anion trioksalat berfungsi sebagai pelindung (zat penghelat) ion Al terhadap reaksi-reaksinya dengan usnur atau senyawa lain. Oleh karena itu perlu dilakukan percobaan tentanf pembuatan kalium trioksalat aluminat (K3Al(C2O4).3H2O).

Rumusan masalahBerdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalahnya adalah bagaimana pembuatan kalium trioksalat aluminat k3Al(C2O4).3H2O ?

C. Tujuan PercobaanTujuan dilaksanakan praktikum ini adalah untuk mengetahui pembuatan kalium trioksalat aluminat k3Al(C2O4).3H2O.

D. Manfaat PercobaanManfaat yang dapat diambil dari percobaan ini adalah dapat mengetahui pembuatan kalium trioksalat aluminat k3Al(C2O4).3H2O.

TINJAUAN PUSTAKA

Senyawa kompleks merupakan senyawa yang terbentuk dari ion logam yang berikatan dengan ligan secara kovalen koordinasi. Ikatan koordinasi merupakan ikatan kovalen dimana ligan memberikan sepasang elektronnya pada ion logam untuk berikatan. Kestabilan senyawa kompleks dipengaruhi oleh faktor ligan dan atom pusat. Faktor yang mempengaruhi kestabilan kompleks berdasarkan pengaruh atom pusat antara lain besar dan muatan dari ion, nilai CFSE, dan faktor distribusi muatan (Agustina dkk, 2013).

Kalium juga merupakan mineral yang bermanfaat bagi tubuh kita yaitu berfungsi untuk mengendalikan tekanan darah, terapi darah tinggi, serta membersihkan karbondioksida di dalam darah. Kekurangan kalium dapat berefek buruk dalam tubuh karena mengakibatkan hipokalemian yang menyebabkan frekuensi denyut jantung melambat. Sedangkan untuk kelebihan kalium mengakibatkan hiperkalemia yang menyebabkan aritmia jantung, konsentrasi yang lebih tinggi lagi yang dapat menimbulkan henti jantung atau fibrilasi jantung (fitriani dkk, 2012).Ligan adalah spesies yang memiliki atom ( atom-atom yang dapat menyumbangkan sepasang elektron pada ion logam pusat pada tempat tertentu dalam lengkung koordinasi. Sehingga, ligan merupakan basa lewis dan ion logam adalah asam lewis. Jika ligan hanya dapat menyumbangkan sepasang elektron disebut ligan monoidentat atau anion monoatomik (Petrucci dkk , 1985).Pembentukan kompleks dalam pelaksanaan analisis pembentukan banyak digunakan reaksi-reaksi yang menghasilkan pembentuk kompleks. Suatu ion atau molekul kompleks terdiri dari satu atom (ion) digabunglah ligan yang terikat erat dengan atom (ion) pusat itu. Jumlah komponen-komponen ini dalam kompleks yang stabil nampak mengsimetri yang sangat tertentu, meskipum ini tidak dapat ditafsirkan dimikroskop konsep valensi yang klasik. Atom pusat ini ditandai oleh koordinasi, suatu angka bulat, yang menunjukkan ligan yang dapat membentuk kompleks yang stabil. Kovalen koordinasi menyatakan jumlah ruangan yang tersedia ion pusat disebut bulatan koordinasi (Svehla, 1985).Aluminium merupakan unsur dengan kelimpahan pada urutan ketiga dalam kerak bumi (setelah oksigen dan silikon). Aluminium terutama terdapat dalam mineral aluminosilikat, yang ditemukan berasal dari batuan dalam kulit bumi. Akibat perubahan alam, batuan ini membentuk lempung yang mengandung aluminium. Setelah melalui proses alam yang panjang dan lama, lempung tersebut menghasilkan bauksit, suatu bijih aluminium besi yang mengandung ALO(OH) dan Al(OH)3 dalam berbagai komposisi (Sunarya, 2012).Logam aluminium memiliki sifat yang mudah dibentuk dan ringan sehingga banyak digunakan dalam kehidupan sehari hari. Logam aluminium diperoleh dari proses elektrolisis alumina, sedangkan alumina dihasilkan dari larutan sodium aluminat. Larutan sodium aluminat merupakan larutan hasil ekstraksi alumina dari bijih bauksit melalui proses Bayer (Amalia, 2013).

METODOLOGI PRAKTIKUMWaktu dan TempatPercobaan ini dilaksanakan pada hari kamis, tanggal 12 Maret 2015, pukul 10.00-12.30 WITA. Bertempat di Laboratorium Kimia Anorganik, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Halu Oleo, Kendari.

Alat dan BahanAlat Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah gelas kimia 200 mL, gelas ukur 100 mL, corong glasswool, dan pemanas listrik.

BahanBahan yang digunakan pada praktikum ini adalah serutan aluminium, kalium hidroksida, asam oksalat, etanol, KmnO4 0,1 N, alizarin dan akuades.

C. Prosedur Kerja Prosedur Kerja pada percobaan ini adalah sebagai berikut :Menimbang kira-kira 1 gram serutan aluminium kedalam gelas piala 200 mL. Tambahkan dengan 10 mL air hangat, lalu dimasukkan ke kamar asam.Menambahkan 30 mL larutan KOH 20% sedikit demi sedikit, biarkan berbuih dengan hebat (terjadi pembebasan gas H2). Didihkan semua aluminium larut. saring dengan glaswool.Menimbang kira-kira 14 g asam oksalat dihidrat dan tambahkan sedikit demi sedikit kedalam 10 ml akuades panas.Campuran larutan pertama (point 2) kedalam larutan panas asam oksalat, lalu setelah diaduk saring dengan kertas saring whatman dan dinginkanlah sampai suhu kamar.Menambahkan 50 mL etanol dan lanjutkan pendinginan dalam air mengalir sehingga kompleks terpisah sebagai prisma-prisma kecil yang tak berwarna. Pengocokkan sesekali mungkin diperlukan untuk meransang kistalisasiMencuci kristal yang terbentuk dengan etanol 50 % dan akhirnya dengan etanol murni. Keringkan kristal pada suhu kamar.Mencatat hasil yang anda dapatkan dan bandingkan dengan berat hasil teoritis berdasarkan banyaknya aluminium yang digunakan.

Uji :Masukkan sedikit kristal kedalam tabung reaksi dan tambahkan sedikit akuades (2mL), perhatikan pH larutan dan cobalah endapkan Al(OH)3 dengan alizarin.

Oksalat dihidrat serutan Aluminium

ditimbang 1 gramdimasukkan kedalam gelas kimia 200 mLditambahkan 30 mL dibiarkan berbuihdidihkan sampai semua aluminium larut

ditimbang 14 gram ditambahkan

kedalam 10 mL akuadesditambahkan 30 mL larutan KOH 20%

- dicampurkan- diaduk- disaring- didinginkan

% rendamen kristal = 17,55 %Uji :Dimasukkan kedalam tabung reaksi Ditambahkan sedikit akuades 2 mLDiperhatikan pH larutanDiendapkan Al(OH)3 dengan alizarin

Kristal

Hasil Pengamatan

VI. HASIL DAN PEMBAHASANHasil PengamatanData Pengamatan

NOPERLAKUANHASIL PENGATAN1.1 gram aluminium ditambah dengan 30 mL KOH (larutan 1)Aluminium foil larut dan berubah warna menjadi abu-abu dan melepaskan gas H22. 14 gram asam oksalat ditambah beberapa ml aquades panas (larutan 2) + larutan aluminium hasil saringLarutan berwarna keruh

Endapan terdapat butiran kristal3.Larutan 1 ditmbah larutn 2 menjadi larutan 3Terjadi endpan putih kristal4.Larutan 3 ditambah etanolDidiamkan 2 jamPutih kristal semakin bersihKristal = 3 gram

2 [Al(OH)4]- + 3H2

Reaksi :

2 Al + 2OH- + 6H20

[Al(C2O4)3]3- + 4OH-[Al(OH)4]- + 3C2O42-K3 Al (C2O4)3 . H2O

[Al(OH)3]3- + 2OH + 3K Al(OH)3

Al3+ + 3OH-

Analisis DataSecara Praktik:Diketahui :Berat kertas saring kosong (A) = 0,95 gr

Berat kertas saring + Kristal (B) = 3 grDitanyakan : Berat Kristal ? Berat Kristal = B A = 3 g 0,95 g = 2,05 g

Secara teori :

Diketahui : m Al = 1 g H2C2O4 = 14 g

M KOH = = = 21,85 mol/cm3 m KOH = M x V x Mr = 21,85 mol/cm x 15 x 103 L x 56 g/mol = 18,40 g Mol Al = = = 0,037 molMol KOH = = = 0,328 mol Al (s) + KOH (Aq) + H2C2O4(Aq) K3Al(C2O4)3.3H2O(Aq)

Mula: 0.327 mol 0.328 mol 0.155 molRx : 0.327 mol 0.428 mol 0.037 mol 0.037 molHasil : - 0.291 mol 0.118 mol 0.037 molJadi mol K3Al(C2O4)3.3H2O = 0.037 molSehingga m K3Al(C2O4)3.3H2O = mol x Mr = 0.037 mol x 462 gr/mol = 17,094 gram% Rendamen = Actual yield/ Theoritical yield x 100% = 3 gr / 17,094 gr x 100% = 17,55 %

B. PembahasanSenyawa kompleks merupakan senyawa yang tersusun dari suatu ion logam pusat dengan satu atau lebih ligan yang menyumbangkan pasangan elektron bebasnya kepada ion logam pusat. Donasi pasangan elektron ligan kepada ion logam pusat menghasilkan ikatan kovalen koordinasi sehingga senyawa kompleks juga disebut senyawa koordinasi. Pembuatan senyawa kompleks terdapat istilah ligan serta ion pusat. Dalam reaksi senyawa kompleks ligan merupakan atom, ion atau sekelompok atom yang bertindak sebagai penyedia pasangan electron bebas (donor elektron) sering disebut sebagai basa lewis dan ion logam yang memiliki sejumlah orbital kosong tempat masuknya pasangan electron dari ligan dikenal sebagai asam lewis. Begitupun juga dalam reaksi pembentukan K3Al(C2O4).3H2O. Berdasarkan percobaan yang dilakukkan maka dapat dikatakan bahwa ion logam adalah aluminium dan ligan adalah asam oksalat. Seperti yang telah kita ketahui terdapat tiga jenis ligan yaitu monodentat, bidentat dan polidentat. Ligan oksalat termasuk dalam ligan multidentat. Ligan diklompokkan atas dasar banyaknya titik-lekat kepada ion logam. Ligan-ligan sederhana, seperti ion-ion halida atau molekul-molekul H2O atau NH3, adalah monodentat, yaitu ligan itu terikat pada ion logam hanya pada satu titik oleh penyumbangan satu pasanagan-elektron-menyendiri kepada logam. Pada percobaan ini dilakukan proses pembuatan senyawa kompleks kalium trioksalatoaluminat atau K3Al(C2O4).3H2O. Aluminium adalah logam putih yang liat. Logam ini berada pada golongan III A. Serutan aluminium dilarutkan dalam aquades hangat serta penambahan KOH yang menimbulkan adanya buih, disebabkan terbebasnya gas H2 dari reaksi antara aluminium dengan hidroksi alkali yaitu KOH. Dari reaksi tersebut dicampurkan dngan larutan asam oksalat. Dari pencampuran tersebut dilakukan proses penyaringan untuk memisahkan filtrat dan residu. Asam oksalat merupakan senyawa dikarboksilat yang atom-atom C nya mampu mengikat lebih dari satu gugus hidroksil. Asam ini mempunyai bentuk kristal rombis pyramid, tidak berwarna dan transparan, tidak berbau dan higroskopis. Asam oksalat mudah teroksidasi total dan oleh pengaruh panas yang tinggi akan terurai menjadi CO2 dan asam formiat. Kemudian ditambahkan etanol untuk membantu pembentukan Kristal K3Al(C2O4).3H2O. Selain itu, etanol berfungsi untuk menghilangkan zat pengotor yang kemungkinan masih ada dalam kristal. Agar jumlah Kristal yang dihasilkan banyak maka didinginkan dengan air. Kristal yang terbentuk larutan berwarna berwarna putih. Berdasarkan percobaan tersenut diperoleh berat kristal sebesar bersih 3 gram dan persen rendamennya adalah 17,55 %. Hasil ini dapat dikatan terlalu kecil rendamenya, diakibatkan masih terdapat zat pengotor dalam kristal tersebut.

KESIMPULAN

Berdasarkan tujuan dan hasil pengamatan dari percobaan ini, maka dapat diambil kesimpulan bahwa pembuatan kalium trioksalato aluminat dapat dibuat dengan mencampurkan larutan Al dalam KOH yang direaksikan dengan larutan asam oksalat, lalu didinginkan sehingga terbentuk kristal. Berat kristal bersih yang diperoleh adalah 3 g dan rendamenya 17,55 %.

DAFTAR PUSTAKAPetrucci, R., dan Suminar,1985, Kimia Dasar Jilid I. Jakarta: Erlangga.Svehla, G., 1985, Teks Analisis Kuantitatif Anorganik, Jakarta:Erlangga. Fitriani, N.L.C.,Walanda D.K.,dan Rahman N., 2012, Penentuan Kadar kalium (K) Dan Kalsium (Ca) Dalam Labu Siam (Sechium Edule) Serta pengaruh Tempat Tumbuhnya, J.Akad.Kim,1(4).

Sunarya, Y., 2012, Kimia Dasar 2 Berdasarkan Prinsip-Prinsip Kimia Terkini,. Bandung : Cv Yrama Widya.

Agustina,L., Suhartana, dan Sriatun., 2013, Sintesis Dan Karakterisasi Senyawa Kompleks Cu(II)-8-Hidroksikuinolin Dan Co(II)-8-Hidroksikuinolin,1(1).

Amalia, D., Muchtar, A., dan Yuhelda., 2013, Pengaruh Penambahan Kalsium Klorida, Kalsium Hidroksida dan Karbon Aktif Terhadap Penurunan Silika Terlarut Dalam Larutan Sodium Aluminat, Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara, 9(3).

Jadi hasi yang di peroleh untuk nilai m K3Al(C2O4)3.3H2O adalah 0.018 mol dan % rendaman nya adalah 19 %. Sehingga dapat dikatakan bahwa percobaan yang di lakukan berhasil tetapi persen yang didapatkan sangat kecil, 81% dari kristal tersebut adalah pengotornya.