laporan bawang klp 15 fix new

63
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap makhluk hidup memiliki sifat alamiah yaitu mengadakan pembelahan, agar supaya tidak akan punah. Pembiakan dapat berlangsung dengan dua jalan yaitu secara vegetatif (aseksual) dan generatif (seksual) (Suryo, 2008). Salah satu pembiakan secara vegetatif (aseksual) yaitu dengan cara pembelahan sel. Pembiakan vegetatif tidak terjadi persilangan, maka keturunan yang dihasilkan akan selalu memiliki sifat seperti induknya (Suryo, 2008). Pembelahan sel memainkan beberapa peran penting dalam kehidupan organisme. Proses pembelahan sel merupakan bagian integral dari siklus sel (cell cycle), kehidupan sel dimulai pada saat pertama kali ia terbentuk dari sel induk yang membelah hingga pembelahannya sendiri menjadi dua sel (Champbell, 2008). Menurut Setjo (2004) dalam Ali (2010) Mitosis adalah pembelahan sel yang terjadi secara tidak langsung. Hal ini dikarenakan pada pembelahan sel secara mitosis terdapat adanya tahapan-tahapan tertentu. Tahapan-tahapan (fase-fase) yang terdapat pada pembelahan mitosis ini meliputi: profase, metafase, anafase, dan telofase. Mitosis terjadi di dalam sel somatik yang bersifat meristematik, yaitu

Upload: silmy-aulia

Post on 14-Nov-2015

65 views

Category:

Documents


21 download

DESCRIPTION

laporan genetika proyek bawang

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap makhluk hidup memiliki sifat alamiah yaitu mengadakan pembelahan, agar supaya tidak akan punah. Pembiakan dapat berlangsung dengan dua jalan yaitu secara vegetatif (aseksual) dan generatif (seksual) (Suryo, 2008). Salah satu pembiakan secara vegetatif (aseksual) yaitu dengan cara pembelahan sel. Pembiakan vegetatif tidak terjadi persilangan, maka keturunan yang dihasilkan akan selalu memiliki sifat seperti induknya (Suryo, 2008).

Pembelahan sel memainkan beberapa peran penting dalam kehidupan organisme. Proses pembelahan sel merupakan bagian integral dari siklus sel (cell cycle), kehidupan sel dimulai pada saat pertama kali ia terbentuk dari sel induk yang membelah hingga pembelahannya sendiri menjadi dua sel (Champbell, 2008).

Menurut Setjo (2004) dalam Ali (2010) Mitosis adalah pembelahan sel yang terjadi secara tidak langsung. Hal ini dikarenakan pada pembelahan sel secara mitosis terdapat adanya tahapan-tahapan tertentu. Tahapan-tahapan (fase-fase) yang terdapat pada pembelahan mitosis ini meliputi: profase, metafase, anafase, dan telofase. Mitosis terjadi di dalam sel somatik yang bersifat meristematik, yaitu sel-sel yang hidup terutama sel-sel yang sedang tumbuh (ujung akar dan ujung batang). Proses pembelahan secara mitosis menghasilkan dua sel anak yang identik dan bertujuan untuk mempertahankan pasangan kromosom yang sama melalui pembelahan inti secara berturut-turut.Lebih lanjut Sugiri (1992) dalam Ali (2010) menjelaskan bahwa mitosis pada tumbuhan terjadi selama mulai dari 30 menit sampai beberapa jam dan merupakan bagian dari suatu proses yang berputar dan terus-menerus. Akar bawang merah (Allium cepa) merupakan jaringan yang mudah ditelaah untuk pengamatan mitosis. Proses mitosis ini terjadi bersama dengan pembelahan sitoplasma dan bahan-bahan di luar inti sel. Pada mitosis setiap induk yang diploid (2n) akan menghasilkan dua buah sel anakan yang masing-masing tetap diploid serta memiliki sifat keturunan yang sama dengan sel iduknya.

Pembelahan mitosis dapat terhambat oleh zat-zat kimia, salah satunya adalah kolkisin. Kolkisin (C22H25O6N) merupakan suatu alkaloid berwarna putih yang diperoleh dari umbi tanaman Colchichum autumnale L. (Familia Liliaceae). Senyawa ini dapat menghalangi terbentuknya benang-benang spindel pada pembelahan sel (Suminah dkk., 2002).

Berangkat dari fakta-fakta tersebut praktikan ingin mengetahui langsung pengaruh waktu pemotongan dan konsentrasi latutan kolkisin terhadap mitosis sel bawang merah (Allium cepa). Selain itu praktikan juga ingin mengetahui pengaruh interaksi antara waktu pemotongan dan konsentrasi kolkisin terhadap mitosis akar bawang merah (Allium cepa). Meskipun sebenarnya penelitian ini sudah pernah dilakukan sebelumnya baik pada tumbuhan bawang, kembang sungsang, pacar air dan lain-lain. Untuk mengetahui pengaruh kolkisin terhadap mitosis akar bawang merah tersebut maka penelitian ini penulis mengangkat judul PENGARUH WAKTU PEMOTONGAN DAN KONSENTRASI LARUTAN KOLKISIN TERHADAP PEMBELAHAN MITOSIS AKAR BAWANG MERAH (Allium cepa).

1.2 Rumusan masalah1. Apakah ada pengaruh waktu pemotongan terhadap fase-fase pembelahan mitosis akar bawang merah (Allium cepa)?2. Apakah ada pengaruh konsentrasi kolkisisn terhadap fase-fase pembelahan mitosis akar bawang merah (Allium cepa)?3. Apakah ada pengaruh interaksi antara waktu pemotongan dan berbagai konsentrasi larutan kolkisin terhadap fase-fase pembelahan mitosis akar bawang merah (Allium cepa)?1.3 Tujuan Penelitian

1. Mengetahui pengaruh waktu pemotongan terhadap mitosis akar bawang merah (Allium cepa).

2. Mengetahui pengaruh bebagai konsentrasi larutan kolkisin terhadap fase-fase mitosis akar bawang merah (Allium cepa).

3. Mengetahui pengaruh interaksi antara waktu pemotongan dan konsentrasi kolkisin terhadap mitosis akar bawang merah (Allium cepa).1.4 Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Memberikan pemahaman lebih mendalam kepada mahasiswa tentang pengaruh berbagai konsentrasi larutan kolkisin terhadap fase-fase pembelahan mitosis pada akar bawang merah (Allium cepa).

2. Memberikan pemahaman lebih mendalam kepada mahasiswa tentang pengaruh waktu pemotongan terhadap fase-fase pembelahan mitosis pada akar bawang merah (Allium cepa).3. Memberikan pemahaman lebih mendalam kepada mahasiswa tentang pengaruh interaksi antara baerbagai konsentrasi larutan kolkisin dan waktu pemotongan terhadap fase-fase pembelahan mitosis pada akar bawang merah (Allium cepa).1.5 Batasan MasalahDalam penelitian ini terdapat batasan masalah sebagai berikut:

1. Pengamatan pembelahan mitosis hanya di lakukan pada tudung akar bawang merah dan hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop cahaya.

2. Waktu pemotongan akar bawang merah dilakukan pada jam 21.00 WIB, 00.00 WIB dan 03.00 WIB.

3. Pemberian larutan kolkisin dengan berbagai konsentrasi berbeda, yaitu 0 ppm, 25 ppm, 50 ppm, dan 75 ppm dengan 6 kali ulangan dan tiap ulangan dengan 3 luas bidang pandang.1.6 Asumsi Penelitian

Peneliti beranggapan bahwa:

1. Keadaan tanaman bawang merah (Allium cepa) yang meliputi umur, ukuran, panjang akar, kondisi medium dianggap sama.

2. Kualitas bawang merah (Allium cepa) yang digunakan untuk penelitian dianggap sama.

1.8 Definisi Istilah

Definisi istilah dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Mitosis adalah pembelahan sel yang terjadi secara tidak langsung. Hal ini dikarenakan pada pembelahan sel secara mitosis terdapat adanya tahapan-tahapan tertentu. Tahapan-tahapan (fase-fase) yang terdapat pada pembelahan mitosis ini meliputi: profase, metafase, anafase, dan telofase.2. kromosom Allium cepa merupakan salah satu tumbuhan yang sering digunakan untuk mempelajari analisis mitosis juga karena ia memiliki ukuran kromosom yang besar dan cukup mudah untuk dibuat preparatnya 3. Kolkisin (C22H25O6N) merupakan suatu alkaloid berwarna putih yang diperoleh dari umbi tanaman Colchichum autumnale L. (Familia Liliaceae). Senyawa ini dapat menghalangi terbentuknya benang-benang spindel pada pembelahan sel. Konsentrasi kolkisin pada penelitian ini adalah 0 ppm, 25 ppm, 50 ppm, 75 ppm.4. Waktu pemotongan merupakan yang dilakukan untuk pemotongan akar bawang merah. Waktu pemotongan yang digunakan adalah pada jam 21.00 WIB, 00.00 WIB, dan 03.00 WIB.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA2.1 Bawang Merah

Bawang merah (Allium cepa) merupakan salah satu anggota dari familia Liliaceae. Tanaman ini merupakan tanaman semusim dan memiliki umbi yang berlapis. Tanaman ini mempunyai akar serabut, dengan daun berbentuk silinder berongga. Umbi terbentuk dari pangkal daun yang bersatu dan membentuk batang yang berubah bentuk dan fungsi, membesar dan membentuk umbi berlapis. Umbi bawang merah terbentuk dari lapisan-lapisan daun yang membesar dan bersatu. Umbi bawang merah bukan merupakan umbi sejati seperti kentang atau talas (Ritongga dkk., 2011). Menurut Rukmana (1994) dalam Suminah dkk. (2002) bawang merah merupakan sayuran umbi yang multiguna, dapat digunakan sebagai bumbu masakan, sayuran, penyedap masakan, di samping sebagai obat tradisional karena efek antiseptik senyawa anilin dan alisin yang dikandungnya. Bahan aktif minyak atsiri bawang merah terdiri dari sikloaliin, metilaliin, kaemferol, kuersetin, dan floroglusin. Lebih lanjut tanaman ini dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di dataran rendah sampai dataran tinggi, hingga ketinggian + 1.100 m dpl. Namun produksi terbaik dihasilkan di dataran rendah (0-500 m dpl), bersuhu 25-32C, pH tanah antara 5,5-6,5, dan mendapat sinar matahari + 70%.

Klasifikasi bawang merah menurut Suminah dkk. (2002) adalah sebagai berikut.

Kingdom: Plantae

Regnum: Spermatophyta

Kelas

: Monocotyledonae

Ordo

: Liliales

Genus

: Allium

Sepecies: Allium cepa atau sinonimnya Allium ascalonicum L

Gambar 1. Bawang Merah (Allium cepa)

(Sumber: http://www.123rf.com)

2.2 Kromosom Bawang Merah

Kromosom antar tanaman berbeda antara yang satu dan yang lainnya. Baik dari bentuk, jumlah, dan panjangnya. Allium cepa memiliki jumlah kromosom 2n = 16 Sastrosumarjo (2006) dalam Ritonga (2011). Hal ini sangat membantu dalam mempelajari analisis mitosis pada tanaman, karena jumlahnya yang tidak terlalu banyak. Selain itu, kromosom Allium cepa sering digunakan untuk mempelajari analisis mitosis juga karena ia memiliki ukuran kromosom yang besar dan cukup mudah untuk dibuat preparatnya (Stack, 1979) dalam (Ritonga dkk.,2011).

2.3 Kolkisin

Kolkisin (C22H25O6N) merupakan suatu alkaloid berwarna putih yang diperoleh dari umbi tanaman Colchichum autumnale L. (Familia Liliaceae). Senyawa ini dapat menghalangi terbentuknya benang-benang spindel pada pembelahan sel (Suminah dkk., 2002). Hal ini diperkuat oleh Ermiawati (2007) yang juga menyatakan bahwa kolkisin merupakan senyawa kimia yang dapat menghalangi pembentukan benang spindle pada waktu mitosis sehingga sel-sel baru yang terbentuk jumlah kromosomnya berlipat ganda. Lebih lanjut kolkisin dapat mengganggu pembentukan serabut gelendong dan sitokinesis berikutnya (Ermiawati, 2008). Kolkisina telah banyak digunakan sebagai bahan pengganda kromosom. Sedangkan menurut Taylor (2014) kolkisin akan bekerja baik pada waktu 6-8 jam.

Kolkhisin diberikan pada bagian tanaman yang sedang melakukan pembelahan yakni pada titik tumbuh vegetatif misalnya pada benih, kecambah dan ujung batang atau akar tanaman. Senyawa kimia ini dapat menghalangi pembentukan benang spindle pada waktu mitosis sehingga sel-sel baru yang terbentuk jumlah kromosomnya berlipat ganda (Hayati dkk., 2007). Kolkhisin menghambat tahap metafase, mencegah polimerisasi tubulin menjadi mikrotubulin, mencegah tubulin tersebut menjadi serat benang fungsional (benang gelendong) sehingga tahap anafase untuk pemisahan kromosom tidak terjadi. Tanpa benang gelendong tersebut, dinding pemisah gagal terbentuk sehingga kromosom dan duplikatnya tetap berada di dalam sel yang sama. Akibatnya pembelahan sel tidak berlangsung, sehingga pembelahannya dimulai dengan sel diploid diakhiri dengan terbentuknya sel tetraploid. Konsentrasi dan lama perendaman dengan kolkhisin berpengaruh terhadap induksi poliploidi. (Wiendra dkk., 2011).

Pernyataan diatas juga diperkuat oleh pernyataan Anggraito (2004) yang menjelaskan bahwa gelendong pembelahan (spindle) sebagai aparatus mitosis, tersusun dari mikrotubula dalam bentuk dublet. Dublet mikrotubula tersusun dari dua buah mikrotubula singlet, sedangkan mikrotubula singlet tersusun dari protofilamen. Protofilamen merupakan polimer dari dimer protein tubulin a dan b. Kerja kolkisin pada dasarnya adalah menghambat pembentukan mikrotubula. Kolkisin akan berikalan dengan dimer tubulin a dan b, sehingga tidak terbentuk protofilamen. Dengan tidak terbentuknya protofilamen maka tidak terbentuk mikrotubula singlet dan mikrotubula dublet, yang bernkibat tidak terbentuknya gelendong pembelahan. Dengan terhambatnya pembentukan spindel pembelahan, maka kromosom yang sudah dalam keadaan mengganda tidak dibagi ke arah berlawanan

2.4 Fase Mitosis pada TumbuhanRitongga (2011) menjelaskan bahwa mitosis merupakan pembelahan inti yang berhubungan dengan pembelahan sel somatik, dimana terdapat beberapa tahap didalamnya, yaitu: interfase, profase, metakinesis, metafase, anafase, dan telofase. Menurut Suryo (2008) dalam Ritongga (2011) fase pada mitosis terdiri dari interfase, profase, metafase, anafase, dan telofase.

2.4.1 Interfase

Interfase atau stadium istirahat dalam siklus sel termasuk fase yang berlangsung lama karena pada tahap ini berlangsung fungsi metabolisme dan pembentukan dan sintesis DNA. Maka sebenarnya kurang tepat juga jika dikatan bahwa interfase merupakan fase istirahat, karena sebenarnya pada fase ini sel bekerja dengan sangat berat. Interfase dibedakan lagi menjadi tiga fase, yaitu:

2.4.2 Fase gap satu (G1)

Pada fase ini terjadi beberapa kegiatan yang mendukung tahap-tahap berikutnya, yaitu:

a. Trankipsi RNA

b. Sintesis protein yang bermanfaat untuk memacu pembelahan nukleus.

c. Enzim yang diperlukan untuk replikasi DNA.

d. Tubulin dan protein yang akan membentuk benang spindel

Periode untuk fase G1 membutuhkan waktu yang berbeda beda antar individu. Adakalanya G1 membutuhkan waktu 3 4 jam, namun ada juga yang tidak mengalami fase G1 ini, hal ini terjadi pada beberapa sel ragi. Beberapa ahli lebih suka menggunakan istilah G0 untuk situasi tersebut.

2.4.3 Fase Sintesis (S)

Pada fase ini terjadi replikasi DNA dan replikasi kromosom, sehingga pada akhir dari fase ini terbentuk sister chromatids yang memiliki sentromer bersama. Namun, masih belum terjadi penambahan pada fase ini. Lamanya waktu yang dibutuhkan pada fase ini 7 8 jam. 2.4.4 Fase Gap dua (G2)

Pada fase ini terjadi sintesis protein protein yang dibutuhkan pada fase mitosis, seperti sub unit benang gelendong, pertumbuhan organel organel dan makromolekul lainnya (mitokondria, plastid, ribosom, plastid, dan lain lain). Fase ini membutuhkan waktu 2 5 jam.

2.4.5 Profase

Pada fase profase, terjadi pemadatan (kondensasi) dan penebalan kromosom. Kromosom menjadi memendek dan menjadi tebal, bentuknya memanjang dan letaknya secara random di tengah tengah sel, terlihat menjadi dua untai kromatid yang yang letaknya sangat berdekatan dan dihubungkan oleh sebuah sentromer. Mendekati akhir profase, nukleolus dan membran nukleus menghilang dan terbentuk benang benang spindel.

2.4.6 Metakinesis

Istilah metakinesis untuk pertama kali digunakan oleh Wasserman pada tahun 1926 dan dipopulerkan oleh Mazia pada tahun 1961. Banyak buku yang menyamakan fase metakinesis dengan fase metafase, dengan memasukkan pembahasan metakinesis ke dalam pembahasan metafase. Pada fase ini, pergerakan kromosom dibedakan menjadi tiga tingkat, yaitu:

2.4.7 Konggresi kromosom

Selama konggresi kromosom, kromosom bergerak menuju bidang equator yang berada di tengah tengah kutub spindel. Kromosom kromosom tersebut akan mencapai suatu posisi keseimbangan di bidang equator.

2.4.8 Orientasi kromosom

Orientasi kromosom berhubungan dengan orientasi dari tapak tapak kinetik dari kromosom menuju kutub kutub yang berlawanan melalui pergerakan pergerakan yang menuju susunan susunan yang sesuai di equator. Hal ini dikarenakan setiap kromatid pada metafase memiliki tapak kinetik dan tapak non kinetik.

2.4.9 Distribusi kromosom

Setalah sentromer mengalami orientasi, kemudian kromosom kromosom tersebut terdistribusi pada bidang equator.

2.4.10 Metafase

Pada fase ini, setiap individu kromosom yang telah menjadi dua kromatid bergerak menuju bidang equator. Benang benang gelendong melekat pada sentromer setiap kromosom. Terjadi kondensasi dan penebalan yang maksimal pada fase ini. Sehingga kromosom terlihat lebih pendek dan tebal dibandingkan pada fase lainnya. Selain itu, kromosom juga terlihat sejajar di tengah tengah equator. Sehingga sangat baik dilakukan analisis kariotipe pada fase ini.

2.5.11 Anafase

Fase ini dimulai ketika setiap pasang kromatid dari tiap tiap pasang kromosom berpisah, masing masing kromatid bergerak menuju ke kutub yang berlawanan. Pemisahan ini dimulai dari membelahnya sentromer. Sentromer yang telah membelah kemudian ditarik oleh benang gelendong ke kutub yang berlawanan bersama dengan kromatidnya. Pergerakan kromosom ke kutub diikuti pula oleh bergeraknya organel organel dan bahan sel lainnya. Ciri khusus yang terlihat pada saat anafase adalah kromosom terlihat seperti huruf V atau J dengan ujung yang bersentromer mengarah ke arah kutub. Pada saat ini, jumlah kromosom menjadi dua kali lipat lebih banyak.2.4.11 Telofase

Pada fase ini, membran nukleus terbentuk kembali, kromosom mulai mengendur dan nukleolus terlihat kembali. Sel membelah menjadi dua yang diikuti oleh terbentuknya dinding sel baru yang berasal dari bahan dinding sel yang lama, retikulum endoplasma, atau bahan baru yang lainnya. Pembelahan ini juga membagi sitoplasma menjadi dua. Pada akhir dari fase ini, terbentuk dua sel anakan yang identik dan memiliki jumlah kromosom yang sama dengan tetuanya. Pada sel tumbuhan sitokinesis ditandai dengan terbentuknya dinding pemisah di tengah-tengah sel.BAB IIIKERANGKA KONSEPTUAL DAN KAJIAN PUSTAKA

3.1 Kerangka Konseptual

Adapun kerangka konseptual sebagai berikut:

3.2 Hipotesis

1. Ada pengaruh perbedaan waktu pemotongan terhadap fase-fase pembelahan pembelahan mitosis akar bawang merah (Allium cepa).2. Ada pengaruh berbagai konsentrasi larutan kolkisin terhadap fase-fase pembelahan mitosis akar bawang merah (Allium cepa).3. Ada pengaruh interaksi waktu pemotongan dan berbagai konsentrasi larutan kolkisin terhadap fase-fase pembelahan mitosis akar bawang merah (Allium cepa).

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Rancangan dan Jenis PenelitianRancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak kelompok dan penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif. Dalam penelitiabn ini mula-mula dilakukan penumbuhan akar bawang merah (Allium cepa) dalam air sampai panjang akarnya mencapai kurang lebih 2 cm. Selanjutnya akar yang panjang telah mencapai kurang lebih 2 cm tersebut direndam dalam larutan kolkisin dengan konsentrasi 0 ppm, 25 ppm, 50 ppm, dan 75 ppm. Sedangkan untuk waktu yang digunakan untuk pemotongan akar bawang merah dilakukan pada jam 09.00 WIB, 00.00 WIB, dan 03.00 WIB. Variabel-variabel dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut:

1. Variabel bebas

konsentrasi larutan kolkisin, bawang merah (Allium ascolanicum) dan waktu pemotongan akar.2. Variabel terikat

Jumlah sel yang mengalami mitosis pada tiap perlakuan.

3. Variabel kontrol

a) Lama perendaman akar pada larutan kolkisin.

b) Jenis bawang merah

c) Umur bawang mera4.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan mulai 16 Februari 2014-01 April 2014 yang dilakukan di ruang genetika gedung biologi.4.3 Populasi dan SampelPopulasi yang digunakanadalahsemuaakarbawang yang digunakan untuk penelitian oleh mahasiswa biologi angkatan 2012.Sampel yang digunakan adalah akar bawang yang bagian tudung akar yang mendapat perlakuan direndam dalam larutan kolkisin konsentrasi 25 ppm, 50 ppm, dan 75 ppm dan aquades.

4.4 Alat dan Bahan

4.4.1 Alat

Pinset

Botol vial

Kaca benda

Kaca penutup

Mikroskop cahaya

Silet berkarat

Silet tajam

Gelas arloji

Lampu spirtus

Korek

Pipet tetes

Gelas aqua

Tisu

4.4.2 Bahan

Akar bawang merah (Alium cepa)

Aquades

Larutan kolkisin konsentrasi 25 ppm, 50 ppm, dan 75 ppm

Alkohol 70%

HCl 1M

Acetokarmin

Larutan FAA

4.5 ProsedurKerja

4.5.1 Prosedur pertama

Membibitkan bawang merah lanang di tanah sampai tumbuhakar

Setelah tumbuh akar, memindah di gelas aqua yang berisi air dengan cara menggantung di atas air

Memotong ujung akar sepanjang 2cm memakai silet yang tajam

Memasukkan potongan akar kedalam larutan FAA dalam botol vial

Memindah potongan akar dari larutan FAA ke dalam larutan alkohol 70% yang ada di gelas arloji selama 2menit

Memindah potongan akar dari larutan alkohol 70% kedalam larutanHCl 1M selama 5 menit

Memotong akar bagian tudung akar sepanjang 2mm

Mencacah potongan tudung akar di atas kaca benda menggunakan silet berkarat, kemudian ditetesi cacahan tersebut dengan acetokarmin

Memanaskan kaca benda di atas lampu spirtus sampai terjadi perubahan warna

Menutup kaca benda menggunakan kaca penutup dengan sedikit menekannya

Mengamati di bawah mikroskop sampai menemukan fase-fase pada pembelahan mitosis

4.5.2 Prosedur kedua

Memindahkan akar bawang ke medium kolkisin 20 ppm, 50 ppm, dan 75 ppm selama 24jam

Memotong ujung akar setelah direndam 2cm pada jam 21.00, 24.00, dan 03.00

Merendam hasil potongan dalam larutan FAA

Membuatpreparat

Mengamati dan menghitung jumlah sel yang mengalami fase pembelahan dengan tiga bidang pandang berbeda untuk tiap ulangan, denga 6x ulangan untuk tiap perlakuan

Mencatat hasil pengamatan sesuai fase pembelahan sel

4.6 TeknikPengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan praktikum dan menghitung jumlah sel yang mengalami fase-fase pembelahan mitosis.

4.7 TeknikAnalisis Data

Data yang didapatkan dianalisis menggunakan statistika analisis varian ganda. Digunakan analisis varian ganda karena semua variabel bebas telah didapatkan.BAB V

DATA DAN ANALISIS DATA5.1 Data pengamatan fase-fase mitosis

PPMJAMBID.PDGFASEU1U2U3U4U5U6

09MALAM1I411112162

P66212943499

M000053

A130000

T020034

2I4776105

P25313137279

M000000

A000004

T042280

3I91296104

P312929212710

M030000

A052200

T01002117

12MALAM1I2100930

P32844467480

M020200

A000300

T000600

2I2000214

P333572463036

M000402

A000301

T000501

3I005141914

P273140466677

M000000

A100000

T020002

3PAGI1I252819253121

P584948457552

M002120

A000111

T000000

2I423037271926

P515372594853

M002010

A001310

T240500

3I381923312318

P715756704460

M002200

A000210

T302330

259MALAM1I4116343270

P559631364065

M000000

A001000

T151000

2I47570180

P746789338446

M000020

A010010

T020010

3I46221121320

P1046242643074

M000220

A000110

T070300

12MALAM1I0204730

P22292212131

M111000

A001000

T401004

2I037100

P523949452841

M000000

A000100

T210000

3I406410

P613760253253

M000000

A010002

T120072

3PAGI1I431777311742

P361413553152

M000000

A000000

T000000

2I621518272316

P75119504548

M000000

A000000

T300000

3I53919421112

P331211633642

M000000

A000000

T000000

509MALAM1I331701150

P835835694028

M000000

A000000

T000000

2I26234838

P564536102866

M000001

A000004

T300001

3I4391431

P1463637313762

M000000

A000003

T000002

12MALAM1I322600

P285711425895

M000021

A000210

T000031

2I0433512

P456462437257

M000002

A000000

T000111

3I6221000

P434753472244

M000002

A000000

T100002

3PAGI1I5391042

P32171637952

M000110

A000200

T000200

2I71092036

P294677667363

M000000

A020010

T000121

3I046030

P516057487453

M000020

A000001

T101102

759MALAM1I21883114

P382323314829

M000000

A000000

T000022

2I45491711

P19646254641

M000000

A000001

T062021

3I326121116

P264848233141

M000001

A000000

T002412

12MALAM1I43110113211

P7714753394576

M000000

A000000

T000000

2I104594140

P61120331111627

M000000

A000011

T000010

3I505697316

P857177645491

M001200

A000000

T000001

3PAGI1I005006

P367232393773

M100001

A000000

T220103

2I2017500

P753740434794

M200010

A000000

T001022

3I30104110

P472945272737

M000001

A000011

T102015

Tabel Rata-Rata Fase Mitosis pada Pukul 21.00 WIB

KonsentrasiUlanganJumlah sel pada fase mitosisJumlah

InterfaseProfaseMetafaseAnafaseTelofase

0%

15.66666740.6666700.333333046.66667

2102712.6666675.33333346

3929.6666700.6666670.66666740

41133.6666700.6666671.33333346.66667

58.66666734.333331.66666707.33333352

63.6666679.33333311.3333333.66666719

25%

144.6666777.66667000122.3333

214.333337502.6666675.33333397.33333

317.333335400.6666670.66666772.66667

4844.333330.6666670.6666671.33333355

525.6666751.333331.33333307.33333385.66667

6061.6666701.3333333.66666766.66667

50%

13495001130

216.3333346.3333300062.66667

31.6666673600037.66667

47.66666736.6666700044.33333

53.6666673500038.66667

63520.3333332.333333158.66667

75%

19.33333327.6666700037

2525.6666700232.66667

3639001.33333346.33333

4826.33333001.33333335.66667

51341.66667001.66666756.33333

610.33333370.3333330.3333331.66666749.66667

Tabel Rata-Rata Fase Mitosis pada Pukul 24.00KonsentrasiUlanganJumlah sel pada fase mitosis

InterfaseProfaseMetafaseAnafaseTelofaseJumlah

0%17.66666730.6666700.333333038.66667

20500.66666700.66666751.33333

31.6666675200053.66667

47.66666753223.66666768.33333

584800056

69.33333337.666670.6666670.333333149

25%11.333333450.33333302.33333349

21.666667350.3333330.333333138.33333

34.33333343.666670.3333330.3333330.33333349

417.3333323.6666700.333333041.33333

51.33333327002.33333330.66667

6041.6666700.666667244.33333

50%1378.33333000.33333381.66667

22.6666675600058.66667

318.666674200060.66667

43.6666674400.6666670.33333348.66667

50.33333350.666670.6666670.333333052

60.66666765.333331.66666701.33333369

75%165.6666774.33333000140

275112.6667000187.6667

3854.333330.3333330062.66667

43.666667380.6666670042.33333

5371.6666700.3333330.33333375.33333

6964.6666700.3333330.33333374.33333

Tabel Rata-Rata Fase Mitosis pada Pukul 03.00

KonsentrasiUlanganJumlah sel pada fase mitosisJumlah

InterfaseProfaseAnafaseMetafaseTelofase

0%13560001.66666796.66667

225.6666753001.33333380

31458.666670.33333320.66666775.66667

427.6666744.33333212.66666777.66667

524.3333355.6666711183

60550.3333330055.33333

25%152.6666748001101.6667

213.6666712.3333300026

3381100049

433.333335600089.33333

51737.3333300054.33333

623.3333347.3333300070.66667

50%1437.33333000.33333341.66667

25.6666674100046.66667

3850000.33333358.33333

41390.6666670.3333331.33333342.33333

5175.333330.33333310.66666778.33333

626560.33333317.666671101

75%11.66666752.6666701156.33333

22446000.66666770.66667

310.666673900150.66667

4336.33333000.33333339.66667

50.666667370.3333330.333333139.33333

63680.3333330.6666673.33333375.33333

Tabel Presentase Rata-Rata Fase Mitosis pada Pukul 21.00

KonsentrasiUlanganJumlah sel pada fase mitosis

InterfaseProfase MetafaseAnafaseTelofase

0%112.1428687.142860.050.7142860.05

221.7391358.695652.1739135.79710111.5942

322.574.166670.051.6666671.666667

423.5714372.142860.051.4285712.857143

516.6666766.025643.2051280.0514.10256

619.2982549.122815.2631587.01754419.29825

25%136.5122663.487740.050.050.05

214.7260377.054790.052.7397265.479452

323.8532174.311930.050.9174310.917431

414.5454580.606061.2121211.2121212.424242

529.9610959.922181.556420.058.560311

60.0592.50.0525.5

50%126.1538573.076920.050.050.769231

226.0638373.936170.050.050.05

34.42477995.575220.050.050.05

417.2932382.706770.050.050.05

59.48275990.517240.050.050.05

65.11363688.636360.5681823.9772731.704545

75%125.2252374.774770.050.050.05

215.3061278.571430.050.056.122449

312.9496484.172660.050.052.877698

422.4299173.831780.050.053.738318

523.0769273.96450.050.052.95858

620.8053774.496640.6711410.6711413.355705

Tabel Presentase Rata-Rata Fase Mitosis pada Pukul 00.00

KonsentrasiUlanganJumlah sel pada fase mitosis

InterfaseProfaseMetafaseAnafaseTelofase

0%119.8275979.310340.050.8620690.05

20.0597.40261.2987010.051.298701

33.1055996.894410.050.050.05

411.2195177.560982.9268292.9268295.365854

514.2857185.714290.050.050.05

619.0476276.870751.3605440.6802722.040816

25%12.72108891.836730.6802720.054.761905

24.34782691.304350.8695650.8695652.608696

38.84353789.115650.6802720.6802720.680272

441.9354857.258060.050.8064520.05

54.34782688.043480.050.057.608696

60.0593.984960.051.5037594.511278

50%13.67346995.918370.050.050.408163

24.54545595.454550.050.050.05

330.7692369.230770.050.050.05

47.53424790.410960.051.3698630.684932

50.64102697.43591.2820510.6410260.05

60.96618494.685992.4154590.051.932367

75%146.9047653.095240.050.050.05

239.9644860.035520.050.050.05

312.7659686.702130.5319150.050.05

48.66141789.763781.5748030.050.05

53.98230195.132740.050.4424780.442478

612.1076286.995520.050.448430.44843

Tabel Presentase Rata-Rata Fase Mitosis pada Pukul 03.00

KonsentrasiUlanganJumlah sel pada fase mitosis

InterfaseProfaseMetafaseAnafaseTelofase

0%136.206962.068970.050.051.724138

232.0833366.250.050.051.666667

318.502277.533042.6431720.4405290.881057

435.6223257.081551.2875542.5751073.433476

529.3172767.068271.2048191.2048191.204819

60.0599.397590.050.602410.05

25%151.8032847.213110.050.050.983607

252.564147.43590.050.050.05

377.5510222.448980.050.050.05

437.3134362.686570.050.050.05

531.2883468.711660.050.050.05

633.0188766.981130.050.050.05

50%19.689.60.050.050.05

212.1428687.857140.050.050.05

313.7142985.714290.050.050.571429

42.36220592.125980.7874021.5748033.149606

51.27659696.170211.2765960.4255320.851064

625.7425755.4455417.491750.3300330.990099

75%12.9585893.491121.7751480.051.775148

233.9622665.094340.050.050.943396

321.0526376.973680.050.051.973684

47.56302591.596640.050.050.840336

51.69491594.06780.8474580.8474582.542373

63.98230190.265490.8849560.4424784.424779

Tabel Nilai Transformasi Fase Mitosis pada Pukul 21.00

KonsentrasiUlanganJumlah sel pada fase mitosis

InterfaseProfaseMetafaseAnafaseTelofase

0%120.3935268.987691.2812794.8481611.281279

227.7913150.007718.47871313.9320919.9075

328.3164959.451671.2812797.4175567.417556

429.0455158.143161.2812796.8645669.731475

524.0948454.3469710.313191.28127922.05731

626.0590844.4973813.2626815.361426.05908

25%137.1751652.824841.2812791.2812791.281279

222.5658561.379141.2812799.52751213.53753

329.2353159.546821.2812795.4963675.496367

422.419563.871526.3208716.3208718.957384

533.1865850.722987.1666981.28127917.01249

61.28127974.105831.2812798.13010213.56338

50%130.7576858.743211.2812791.2812795.031637

230.6989759.301031.2812791.2812791.281279

312.1429677.857041.2812791.2812791.281279

424.5729465.427061.2812791.2812791.281279

517.9351872.064821.2812791.2812791.281279

613.0695470.299724.32293211.503697.501852

75%130.1487959.851211.2812791.2812791.281279

223.0310862.424951.2812791.28127914.32583

321.0913666.557041.2812791.2812799.76676

428.2683859.232951.2812791.28127911.14819

528.7105159.319521.2812791.2812799.904428

627.137659.668094.6991194.69911910.55538

Tabel Nilai Transformasi Fase Mitosis pada Pukul 00.00

KonsentrasiUlanganJumlah sel pada fase mitosis

InterfaseProfaseMetafaseAnafaseTelofase

0%126.4413762.944151.2812795.3274531.281279

21.28127980.72556.5436761.2812796.543676

310.1500679.849941.2812791.2812791.281279

419.5698361.725369.8506069.85060613.39383

522.2076567.792351.2812791.2812791.281279

625.8766961.253926.6983634.7310518.213211

25%19.49474973.398454.7310511.28127912.60438

212.0353172.849425.3506335.3506339.294818

317.3003670.736424.7310514.7310514.731051

440.359149.173311.2812795.1522541.281279

512.0353169.770461.2812791.28127916.012

61.28127975.803051.2812797.04378912.2629

50%111.0498578.344281.2812791.2812793.662988

212.3099977.690011.2812791.2812791.281279

333.6900756.309931.2812791.2812791.281279

415.9313771.961151.2812796.7213694.747262

54.59224980.785676.5014124.5922491.281279

65.64097776.672238.9410091.2812797.990541

75%143.2254246.774581.2812791.2812791.281279

239.2107550.789251.2812791.2812791.281279

320.9341568.613194.1824381.2812791.281279

417.1157471.340657.2091211.2812791.281279

511.5110677.254631.2812793.8140753.814075

620.362668.861891.2812793.8396833.839683

Tabel Nilai Transformasi Fase Mitosis pada Pukul 03.00

KonsentrasiUlanganJumlah sel pada fase mitosis

InterfaseProfaseMetafaseAnafaseTelofase

0%136.993351.983981.2812791.2812797.545093

234.5010654.482791.2812791.2812797.417556

325.4765661.706189.3565843.8056525.385977

436.6442249.071126.5154099.2342610.67841

532.7826954.980046.3017266.3017266.301726

61.28127985.548511.2812794.4514921.281279

25%146.0334343.40241.2812791.2812795.691777

246.4697743.530231.2812791.2812791.281279

361.7185228.281481.2812791.2812791.281279

437.6507952.349211.2812791.2812791.281279

534.0115455.988461.2812791.2812791.281279

635.0730654.926941.2812791.2812791.281279

50%118.0495171.18641.2812791.2812791.281279

220.3935269.606481.2812791.2812791.281279

321.7358567.792351.2812791.2812794.335289

48.84109873.703585.0908747.20912110.2225

56.48750578.714476.4875053.740225.293241

630.488948.1262724.722983.293375.710593

75%19.90442875.219017.6565521.2812797.656552

235.6457153.785481.2812791.2812795.573846

327.3117361.323911.2812791.2812798.076078

415.9625873.14891.2812791.2812795.25968

57.48050975.903185.2819825.2819829.174869

611.5110671.820095.3979153.81407512.14296

5.2 Analisis Data

5.2.1 Interfase

PerlakuanWaktuUlanganJumlah

123456

0%pukul 21.0020.3935227.7913128.3164929.0455124.0948426.05908155.7007

pukul 24.0026.441371.28127910.1500619.5698322.2076525.87669105.5269

pukul 03.0036.993334.5010625.4765636.6442232.782690.05166.4478

25%pukul 21.0037.1751622.5658529.2353122.419533.186581.281279145.8637

pukul 24.009.49474912.0353117.3003640.359112.035310.0591.27482

pukul 03.0046.0334346.4697761.7185237.6507934.0115435.07306260.9571

50%pukul 21.0030.7576830.6989712.1429624.5729417.9351813.06954129.1773

pukul 24.0011.0498512.3099933.6900715.931374.5922495.64097783.21451

pukul 03.0018.0495120.3935221.735858.8410986.4875055.64097781.14846

75%pukul 21.0030.1487923.0310821.0913628.2683828.7105127.1376158.3877

pukul 24.0043.2254239.2107520.9341517.1157411.5110620.3626152.3597

pukul 03.009.90442835.6457127.3117315.962587.48050911.51106107.816

jumlah319.6672305.9346309.1034296.3811235.0356171.75291637.875

FK37258.8023

JK TOTAL11061.2691

JK ULANGAN1400.410152

JK PERLAKUAN4559.595509

JK GALAT14220.45446

TABEL 2 ARAH

KonsentrasiWaktuJumlahkuadrat

pukul 21.00pukul 24.00pukul 03.00

0%155.7007487105.5268788166.4478423427.6755182906.3

25%145.863686991.27482341260.9571003498.0956248099.2

50%129.177273683.2145055581.14845713293.540286165.87

75%158.3877197152.3597149107.81602418.5635175195.4

jumlah589.1294288432.3759226616.36941971637.875

kuadrat347073.4839186948.9385379911.2615

JK KONSENTRASI1206.018834

JK WAKTU821.7678578

JK INTERAKSI2531.808818

TABEL SK

SKdbJKKTFhitFtab

ulangan51400.410152280.0820303

perlakuan104559.595509455.95955091.7955642.004528

konsentrasi31206.018834402.00627791.5830962.769431

waktu2821.7678578410.88392891.6180573.161861

interaksi52531.808818506.36176351.9940472.379697

galat5614220.45446253.9366868

total7111061.2691155.7925225

Fhitung < Ftabel0,05, H0 diterima dan H1 ditolak, berarti waktu pemotongan dan konsentrasi larutan kolkisin tidak berpengaruh terhadap fase interfase pada pembelahan mitosis akar bawang.5.2.2 Profase

PerlakuanWaktuUlanganJumlah

123456

0%pukul 21.0068.9876950.0077159.4516758.1431654.3469744.49738335.4346

pukul 24.0062.9441580.725579.8499461.7253667.7923561.25392414.2912

pukul 03.0051.9839854.4827961.7061849.0711254.9800485.54851357.7726

25%pukul 21.0052.8248461.3791459.5468263.8715250.7229874.10583362.4511

pukul 24.0073.3984572.8494270.7364249.1733169.7704675.80305411.7311

pukul 03.0043.402443.5302328.2814852.3492155.9884654.92694278.4787

50%pukul 21.0058.7432159.3010377.8570465.4270672.0648270.29972403.6929

pukul 24.0078.3442877.6900156.3099371.9611580.7856776.67223441.7633

pukul 03.0071.186469.6064867.7923573.7035878.7144748.12627409.1296

75%pukul 21.0059.8512162.4249566.5570459.2329559.3195259.66809367.0538

pukul 24.0046.7745850.7892568.6131971.3406577.2546368.86189383.6342

pukul 03.0075.2190153.7854861.3239173.148975.9031871.82009411.2006

jumlah743.6602736.572758.026749.148797.6435791.58394576.634

FK290910.7629

JK TOTAL1.031161427

JK ULANGAN275.4993127

JK PERLAKUAN3605.538693

JK GALAT3331.070542

TABEL 2 ARAH

KonsentrasiWaktuJumlah

pukul 21.00pukul 24.00pukul 03.00

0%335.434569414.2912109357.77261471107.498

25%362.4511316411.7311123278.47873091052.661

50%403.692879441.7632697409.12955171254.586

75%367.0537586383.6341834411.20056831161.889

Jumlah1468.6323381651.4197761456.5814664576.634

JK KONSENTRASI1234.682238

JK WAKTU993.3116446

JK INTERAKSI1377.54481

TABEL SK

SKdbJKKTFhitFtab

ulangan5275.499312755.09986255

perlakuan103605.538693360.55386936.061422.004528

konsentrasi31234.682238411.56074616.9189172.769431

waktu2993.3116446496.65582238.3494863.161861

interaksi51377.54481275.50896214.6316952.379697

galat563331.07054259.48340253

total711.0311614270.0145234

Uji Lanjut Konsentrasi

Uji BNT

BNT (0,05) = t0,05(db galat) x 2 x KT galat

Jumlah perlakuan x jumlah ulangan

=2,00324x 2 x 59,48

3 x 6

=2.00324x4.45284

=8.92011

Tabel notasi

25%350.8869916a

0%369.1661316 b

75%387.2961701 b

50%418.1952334 c

Fhitung > Ftabel0,05 , sehingga H0 ditolak dan H1 diterima, berarti ada pengaruh waktu pemotongan dan konsentrasi larutan kolkisin terhadap fase profase pada pembelahan mitosis akar bawang.

5.2.3 Metafase

PerlakuanWaktuUlanganJumlah

123456

0%pukul 21.001.2812798.4787131.2812791.28127910.3131913.2626835.89842

pukul 24.001.2812796.5436761.2812799.8506061.2812796.69836326.93648

pukul 03.001.2812791.2812799.3565846.5154096.3017261.28127926.01756

25%pukul 21.001.2812791.2812791.2812796.3208717.1666981.28127918.61269

pukul 24.004.7310515.3506334.7310511.2812791.2812791.28127918.65657

pukul 03.001.2812791.2812791.2812791.2812791.2812791.2812797.687676

50%pukul 21.001.2812791.2812791.2812791.2812791.2812794.32293210.72933

pukul 24.001.2812791.2812791.2812791.2812796.5014128.94100920.56754

pukul 03.001.2812791.2812791.2812795.0908746.48750524.7229840.1452

75%pukul 21.001.2812791.2812791.2812791.2812791.2812794.69911911.10552

pukul 24.001.2812791.2812794.1824387.2091211.2812791.28127916.51668

pukul 03.007.6565521.2812791.2812791.2812795.2819825.39791522.18029

jumlah25.200431.9045429.8015943.9558449.7401974.45139255.0539

FK903.5071

JK TOTAL1072.633

JK ULANGAN137.3517

JK PERLAKUAN176.9364

JK GALAT1112.218

TABEL 2 ARAH

KONSENTRASIWAKTUJUMLAH

PUKUL 21.00PUKUL 24.00PUKUL 03.00

0%35.9026.9426.0288.85

25%18.6118.667.6944.96

50%10.7320.5740.1571.44

75%11.1116.5222.1849.80

JUMLAH76.3582.6896.03255.05

JK KONSENTRASI68.72

JK WAKTU8.42

JK INTERAKSI99.80

TABEL SK

SKdbJKKTFhitFtab

ulangan5137.3527.47

perlakuan kombinasi10176.9417.690.892.00

konsentrasi368.7222.911.152.77

waktu28.424.210.213.16

interaksi599.8019.961.002.38

galat561112.2219.86

total711603.44

Fhitung < Ftabel0,05 , H0 diterima dan H1 ditolak, berarti tidak ada pengaruh waktu pemotongan dan konsentrasi larutan kolkisin terhadap fase metafase pada pembelahan mitosis akar bawang.

5.2.4 Anafase

PerlakuanWaktuUlanganJumlah

123456

0%pukul 21.004.84816113.932097.4175566.8645661.28127915.361449.70505

pukul 24.005.3274531.2812791.28127913.393831.2812798.21321130.77833

pukul 03.001.2812791.2812793.8056529.234266.3017264.45149226.35569

25%pukul 21.001.2812799.5275125.4963676.3208711.2812798.13010232.03741

pukul 24.001.2812795.3506334.7310515.1522541.2812797.04378924.84028

pukul 03.001.2812791.2812791.2812791.2812791.2812791.2812797.687676

50%pukul 21.001.2812791.2812791.2812791.2812791.28127911.5036917.91008

pukul 24.001.2812791.2812791.2812796.7213694.5922491.28127916.43874

pukul 03.001.2812791.2812791.2812797.2091213.740223.2933718.08655

75%pukul 21.001.2812791.2812791.2812791.2812791.2812794.69911911.10552

pukul 24.001.2812791.2812791.2812791.2812793.8140753.83968312.77887

pukul 03.001.2812791.2812791.2812791.2812795.2819823.81407514.22117

jumlah22.9884140.3417531.7008661.3026732.6992172.91248261.9454

FK952.9914

JK TOTAL827.9896

JK ULANGAN1108.696155.7047

JK PERLAKUAN1203.676250.6846

JK GALAT922.9695

TABEL 2 ARAH

KONSENTRASIWAKTUJUMLAH

PUKUL 21.00PUKUL 24.00PUKUL 03.00

0%49.7130.7826.36106.84

25%32.0424.847.6964.57

50%17.9116.4418.0952.44

75%11.1112.7814.2238.11

JUMLAH110.7684.8466.35261.95

JK KONSENTRASI1099.154208146.16

JK WAKTU994.458339741.47

JK INTERAKSI63.05

TABEL SK

SKdbJKKTFhitFtab

ulangan5155.7031.14

perlakuan kombinasi10250.6825.071.522.00

konsentrasi3146.1648.722.962.77

waktu241.4720.731.263.16

interaksi563.0512.610.772.38

galat56922.9716.48

total711580.04

Uji Lanjut Konsentrasi Uji BNT

BNT (0,05) = t0,05(db galat) x 2 x KT galat

Jumlah perlakuan x jumlah ulangan

=[2.003241x 2 x 16.48

3 x 6

=2.003241x2.3439

=6.4954Tabel notasi

7512.70186a

5017.47846 b

2521.52179 b

035.61302 c

Fhitung > Ftabel0,05, H0 ditolak dan H1 diterima, berarti ada pengaruh waktu pemotongan dan konsentrasi larutan kolkisin terhadap fase anafase pada pembelahan mitosis akar bawang.5.2.5 TelofasePerlakuanWaktuUlanganJumlah

123456

0%pukul 21.001.28127919.90757.4175569.73147522.0573126.0590886.4542

pukul 24.001.2812796.5436761.28127913.393831.2812798.21321131.99455

pukul 03.007.5450937.4175565.38597710.678416.3017261.28127938.61005

25%pukul 21.001.28127913.537535.4963678.95738422.0573126.0590877.38895

pukul 24.0012.604389.2948184.7310511.28127916.01212.262956.18643

pukul 03.005.6917771.2812791.2812791.2812791.2812791.28127912.09817

50%pukul 21.003.6629881.2812791.2812791.2812791.2812797.50185216.28996

pukul 24.003.6629881.2812791.2812794.7472621.2812797.99054120.24463

pukul 03.001.2812791.2812794.33528910.22255.2932415.71059328.12419

75%pukul 21.001.28127914.325839.7667611.148199.90442810.5553856.98187

pukul 24.001.2812791.2812791.2812791.2812793.8140753.83968312.77887

pukul 03.007.6565525.5738468.0760785.259689.17486912.1429647.88398

jumlah48.5114683.0071551.6154779.2638699.74007122.8978485.0359

FK3267.497

JK TOTAL2668.637

JK ULANGAN336.0385

JK PERLAKUAN1140.892

JK GALAT3473.49

TABEL 2 ARAH

KONSENTRASIWAKTUJUMLAH

PUKUL 21.00PUKUL 24.00PUKUL 03.00

0%86.4531.9938.61157.06

25%77.3956.1912.10145.67

50%16.2920.2428.1264.66

75%56.9812.7847.88117.64

JUMLAH237.11121.20126.72485.04

JK KONSENTRASI283.02

JK WAKTU356.30

JK INTERAKSI501.57

TABEL SK

SKdbJKKTFhitFtab

ulangan5336.0467.21

perlakuan kombinasi101140.89114.091.842.00

konsentrasi3283.0294.341.522.77

waktu2356.30178.152.873.16

interaksi5501.57100.311.622.38

galat563473.4962.03

total716091.31

Fhitung < Ftabel0,05, H0 diterima dan H1 ditolak, berarti tidak ada pengaruh waktu pemotongan dan konsentrasi larutan kolkisin terhadap fase telofase dari pembelahan mitosis akar bawang.

BAB VI

PEMBAHASAN

Kolkisin merupakan senyawa kimia dapat menghalangi pembentukan benang spindle pada waktu mitosis sehingga sel-sel baru yang terbentuk jumlah kromosomnya berlipat ganda (Hayati dkk., 2012). Lebih lanjut Ernawiati (2008) menjelaskan bahwa senyawa ini mampu menghentikan pembelahan sel (antimitosis), yaitu dengan cara menghambat pembentukan benang gelendong sehingga sel tidak dapat ditarik ke kutub berlawanan dan kromosom menyebar dalam sel, pembentukan membran sel baru terhambat dan akhirnya membentuk sel dengan jumlah kromosom meningkat atau bersifat poliploid.

Pemberian kolkisin yang semakin tinggi berpengaruh terhadap tingkat kecepatan pembelahan mitosis. Artinya semakin tinggi konsentrasi larutan kolkisin yang diberikan maka pembelahan mitosis akan semakin terhambat pula. Lebih lanjut semakin tinggi konsentrasi kolkisin yang diberikan maka semakin banyak pula sel-sel yang terhambat pembelahan mitosisnya. Tetapi pada berdasarkan analisis data kami peroleh pada proyek ini, dapat diketahui bahwa pemberian perlakuan berbagai konsentrasi larutan kolkisin pada akar bawang merah (Allium cepa) yaitu 0 ppm, 25 ppm, 50 ppm, dan 75 ppm tidak memberikan pengaruh yang signifikan kecuali pada profase dan anafase. Selain itu berdasarkan analisis data pula pengaruh waktu pemotongan terhadap pembelahan akar bawang merah tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pembelahan mitosis yaitu pada interfase, metafase, dan telofase.

Tidak berpengaruhnya kolkisin ini mungkin dapat disebabkan karena tumbuhan bawang merah itu sendiri mempunyai karakteristik tertentu yang mampu membuatnya tahan terhadap kolkisin. Anggraito (2004) menjelaskan bahwa setiap tanaman memiliki karakteristik pelindung biji yang khas, sehingga kemampuan kolkisin untuk menembus lapisan pelindung biji akan sangat bervariasi. Faktor konsentrasi kolkisin (dalam ppm) yang terlalu rendah juga berpengaruh. Hal ini menyebabkan kolkisin tidak bekerja efektif dalam menghambat pembelahan mitosis. Kolkisin yang konsentrasinya rendah ini tidak dapat mengikat dimer tubulin dan sehingga masih terjadi metafase, anafase dan telofase di beberapa ulangan. Seharusnya untuk mencapai anafase bahkan telofase sangat sulit bagi sel apabila telah diberi perlakuan kolkisin. Kisaran konsentrasi kolkisin murni yang sering digunakan untuk menginduksi poliploid adalah 0.0063% (Setyowati dkk., 2013). Sedangkan menurut Suminah dkk., (2002) umumnya kolkisin akan bekerja efektif pada konsentrasi 0,01-1% untuk jangka waktu 6-72 jam, namun setiap jenis tanaman memiliki respon yang berbeda-beda.

Selain faktor rendahnya konsentrasi larutan kolkisin, dapat pula terjadi karena kesalahan praktikan yang kurang teliti dalam melakukan pengamatan. Kesalahan tersebut juga tak lepas dari kurang fokusnya mikroskop yang digunakan sehingga terjadi salah penafsiran saat melihat fase-fase pembelahan mitosis pada akar bawang merah. Kesalahan menggunakan bahan-bahan lain mungkin juga dapat mempengaruhi. Salah satunya yaitu kurang telitinya praktikan saat memindahkan akar bawang merah dari alkohol 70% ke HCl 1 M. Hal ini terjadi saat pengambilan akar menggunakan pinset yang tidak dicuci terlebih dahulu sebelum menggunakannya untuk larutan lain. Dari kesalahan kecil ini dapat memicu ketidakvalidan data karena ada kemungkinan bahan-bahan tersebut telah terkontaminasi.BAB VII

PENUTUP

7.1 Kesimpulan

1. Kolkisin memberikan pengaruh pada fase profase dan anafase. 2. Kolkisin tidak memberikan pengaruh signifikan fase interfase, metafase dan telofase. Hal ini dikarenakan karakteristik bawang merah yang tahan terhadap kolkisin dan konsentrasi yang terlalu sedikit.3. Waktu pada fase interfase, metafase dan teofase tidak berpengaruh. Sedangkan pada profase dan telofase menunujukkan ada pengaruh.4. Tidak ada pengaruh interaksi waktu pemotongan dan konsentrasi kolkisin terhadap fase-fase mitosis akar bawang merah.5. Salah satu faktor yang juga menyebabkan tidak berpengaruhnya interaksi waktu pemotongan dan konsentrasi kolkisin disebabkan oleh kesalahan paktikan dalam melaksanakan proyek.

7.2 Saran

1. Sebaikanya praktikan lebih teliti lagi dalam melaksanakan proyek sehingga tidak terjadi kesalahan dalam praktikum. 2. Sebaiknya praktikan lebih memahami fase-fase mitosis agar tidak terjadi salah penafsiran dalam melaksanakan praktikum.3. Sebaiknya praktikan lebih teliti dalam mengalisis data sehingga tidak terjadi kesalahan dalam menghitung.

DAFTAR RUJUKANAli Iqbal. 2010. Fase Mitosis Akar Bawang (Allium cepa). ( http://biologi.unnes.ac.id/web_bio/favicon.jpg) (online), diakses: 3 April 2014.

Anggraito Y. Ulung. 2004. Identlflkasl Berat, Diameter, Dan Tebal Daging Buah Melon (Cucumis Melo, L.) Kultivar Action 434 Tetraploid Aklbat Perlakuan Kolklsln. Jurusan Biologi Gd. Dl Lt. 1 Fmlpa Universitas Negeri Semarang. Berk. Penel. Hayati: 10 (3742). Campbell, Reece, Urry, Chain, Wasserman, Minorsky, Jackson. 2008. Biology Eight Edition. New York: Pearson Benjamin Cumming.

Ernawiati Eti. 2007. Efek Antimitosis Ekstrak Umbi Kembang Sungsang (Gloriosa Superba Linn.) Terhadap Pembelahan Sel Akar Tanaman Cabai Merah (Capsicum Annum L.). Jurusan Biologi Fmipa Universitas Lampung. Jurnal Sains Mipa, Vol. 13, No. 1, Hal.: 35 3.8.

Ernawiati Eti. 2008. Efek Mutagenik Umbi Kembang Sungsang (Gloriosa Superba Lindl.)Terhada Pembelahan Sel Akar Umbi Bawang Bombay. Jurusan Biologi Fmipa Universitas Lampung Bandar Lampung. Jurnal Sains Mipa, Vol. 14, No. 2, Hal.: 129 132.

Hayati Mely Wardah, Prasetyorini, Witjaksono. 2012. Induksi Poliploidi Kentang Hitam (Solenostemon Rotundifolius (Poir) J. K. Morton) Aksesi Sangian Secara In Vitro. Biologi Fmipa Universitas Pakuan, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Cibinong Bogor.Ritonga, W.A dan Wulansari, Aida. Jurnal. Pengaruh Kolkisin Terhadap Kromosom Ujung Akar Bawang Merah. Bandung : Departemen AGH, FAPERTA, IPB.

Setyowati Mita, Endang Sulistyaningsih, Aziz Purwantoro. 2013. Induksi Poliploidi Dengan Kolkisina Pada Kultur Meristem Batang Bawang Wakegi (Allium X Wakegi Araki). Fakultas Pertanian Ugm, Yogyakarta. Jurnal Ilmu Pertanian Vol. 16 No.1, 2013 : 58 76.

Sulisetijono. 2010. Statistika. Malang: Universitas Negeri Malang.

Suminah, Sutarno, Ahmad Dwi Setyawan. 2002. Induksi Poliploidi Bawang Merah (Allium Ascalonicum L.) Dengan Pemberian Kolkisin. Jurusan Biologi Fmipa Uns Surakarta Surakarta 57126. Jurnal Biodiversitas Volume 3, Nomor 1 Januari.

Suryo. 2005. Genetika Strata 1. Yogyakarta: UGM press.

Taylor Edwin W. 2014. The Mechanism Of Cholchicine Inhibition Of Mitosis. Commitee On Biophysics. The University Of Chicago.

Wiendra Ni Made Sastriyani, Made Pharmawati, Ni Putu Adriani Astiti. 2011Pemberian Kolkhisin Dengan Lama Perendaman Berbedapada Induksi Poliploidi Tanaman Pacar Air (Impatiens Balsamina L.). Jurusan Biologi, Fakultas Mipa, Universitas Udayana Kampus Bukit Jimbaran, Bali. Jurnal Biologi XV (1) : 9 14.PENGARUH WAKTU PEMOTONGAN DAN KONSENTRASI LARUTAN KOLKISIN TERHADAP PEMBELAHAN MITOSIS AKAR BAWANG MERAH (Allium cepa)

LAPORAN PROYEK

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata kuliah Genetika I yang Dibina Oleh

Prof. Dr. Duran Corebima, M. PdOleh:Kelompok 15 / Offering C angkatan 2012Eka Budiarti Nengseh(120341421946)

Nariya Ulfa Ali

(120341421933)

Nurul Ika Noviyanti(120341400028)

The Learning University

UNIVERSITAS NEGERI MALANGFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMJURUSAN BIOLOGI

April 2014

Lampiran

konsentrasi 50 ppm, bidang pandang 1, ulangan 3, jam 00.00 WIB

konsentrasi 75 ppm, bidang pandang 1, ulangan 5, jam 21.00 WIB

konsentrasi 50 ppm, bidang pandang 3, ulangan 3, jam 00.00 WIB

konsentrasi 0 ppm, bidang pandang 1, ulangan 2, jam 21.00 WIBMitosis pada sel akar bawang merah diamati pada ujung akar yang merupakan daerah meristematik atau terjadinya pertumbuhan.

Kolkisin merupakan senyawa alkaloid yang dapat menghambat pembelahan mitosis.

Membuat larutan kolkisin menjadi 4 konsentrasi berbeda yaitu 0 ppm, 25 ppm, 50 ppm an 75 ppm.

Akar bawnag merah ditumbuhkan sampai panjang akarnya mencapai kurang lebih 2 cm.

Akar bawang merah direndam dalam larutan kolkisin yang berbeda konsentrasinya. Perendaman dilakukan selama 24 jam yang selanjutnya direndam dalam larutan FAA setelah dilakukan pemotongan.

Jumlah fase-fase mitosis akar bawang merah berbeda setelah pemberian berbagai macam konsentrasi larutan kolkisin.