laporan bioper klp 3 fix

Upload: mufidah-dwi-suci-n

Post on 03-Mar-2016

98 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Klasifikasi organisme di pulau setan sumbar

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar Belakang Lebih dari sejuta hewan ini masih hidup saat ini, dan terdapat kemungkinan bahwa setidaknya sejuta organism baru akan diidentifikasi oleh generasi ahli biologi masa depan. Hewan dikelompokkan kedalam sekitar 35 filum, namun jumlah sebenarnya tergantung pada perbedaan pandangan para ahli sistematika. Hewan menempati hampir semua lingkungan di muka bumi, tetapi anggota terbanyak sebagian besar filum adalah spesies akuatik. Lautan yang kemunganan merupakan tempat asal mula jenis-jenis hewan pertama, masih merupakan rumah bagi sejumlah besar filum hewan. Fauna air tawar sangatlah banyak, tetapi tidak sekaya keanekaragaman fauna laut (Campbell 2004). Habitat darat menimbulkan masalah khusus bagi hewan, seperti halnya juga bagi tumbuhan, dan beberapa filum hewan telah berhasil melakukan perjalanan evolusi menuju daratan. Cacing tanah (Filum Anelida) dan bekicot (Filum Mollusca) umumnya hanya hidup di tanah dan vegetasi lembab. Hanya Vertebrata dan Arthropoda. Termasuk serangga dan laba-laba, yang diwakili oleh keanekaragaman spesies hewan yang sangat besar, yang telah beradaptasi ke berbagai lingkungan darat (Jasin 1987). Menjalani hidup di darat yang kita lakukan, menyebabkan pemahaman kita mengenai keanekaragaman hewan menjadi subjektif sehingga kita lebih menyukai Vertebrata, hewan bertulang belakang, yang terwakili dengan sangat baik di lingkungan darat. Akan tetapi, Vertebrata hanya menyusun satu subfilum dari filum Chordata, yang berjumlah kurang dari 5% dari semua spesies hewan. Jika kita ngin mengambil sampel-sampel hewan yang menempati laut saat pasang, suatu terumbu karang atau bebatuan di dasar aliran sungai, kita akan menemukan banyak sekali hewan Invertebrata, hewan tanpa tulang belakang (Kimball, 1983). Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dilakaksanakanlah praktikum lapangan yang dilakukan di daerah Painan, Sumatera Barat yang kaya akan fauna darat dan akuatiknya serta dengan meletakkan beberapa tujuan dan berharap dapat mengambil menfaat dari pelaksanaan praktikum lapangan tersebut.1.2 Tujuan1. Mampu mengkoleksi biota-biota laut secara benar.1. Mampu mengawetkannya secara benar.1. Mampu mengidentifikasi sampel biota yang telah dikoleksi.

BAB IIISI

2.1. AlgaePadina australis

KlasifikasiKingdom: PlantaeDevisi: PhaeophytaKelas: PhaeophyceaeOrdo: DictyotalesFamily: DictyotaceaeGenus: PadinaSpesies: Padina australisDeskripsi :Padina australis memiliki thalus yang berbentuk seperti kipas serta membentuk segmen-segmen lembaran tipis (lobus) dengan garis-garis yang cenderung melingkar (radial). Padina australis mengandung kalsium karbonat pada bagian tubuhnya, terlihat dari warna keputih-putihan yang berada pada thalusnya. Habitatnya berada pada pinggiran pantai dan bebatuan yang ada disekitaran karang. Algae ini tersebar luas di perairan pasifik selatan terutama diwilayah australia dan perairan samudra hindia. Di Indonesia sendiri algae ini mudah sekali ditemukan dihampir seluruh pesisir kepulauan. Pemanfaatan algae ini banyak digunakan sebagai pupuk organik, bahan makanan.PengambilanCara pengambilan algae ini adalah1. Algae ditemukan pada substratnya tertentu seperti batu, pasir, dan karang.2. Algae dipotong dari pangkalnya.3. Algae dimasukkan dalam wadah penyimpanan.4. Algae siap untuk dilakukan pengawetan.PengawetanCara pengawetannya adalah1. Algae dibersihkan dari pasir-pasir dan kotoran yang menempel.2. Algae dimasukkan dalam wadah atau toples pegawetan.3. Wadah diisi dengan alkohol 70%.4. Wadah ditutup rapat-rapat.Sumber: poncomulyo, dkk. 2006. Budidaya dan pengolahan rumput laut. Jakarta: Agromedia.

Sargassum sp.

KlasifikasiDevisi: RhodophytaKelas: PhaeophyceaeBangsa: FucalesSargassum sp.

KlasifikasiDevisi: RhodophytaKelas: PhaeophyceaeBangsa: FucalesSuku: SargassaceaeMarga: SargassumJenis: Sargassum sp.Deskripsi :Ciri-ciri khusus yang dimiliki oleh Sargassum sp. antara lain thallus pipih, licin, batang utama bulat agak kasar, dan holdfast (bagian yang digunakan untuk melekat) berbentuk cakram. Cabang pertama timbul pada bagian pangkal sekitar 1 cm dari holdfast. Percabangan berselang-seling secara teratur. Bentuk daun oval dan memanjang berukuran (40x10) mm. Pinggir daun bergerigi jarang, berombak, dan ujung melengkung atau meruncing. Vesicle (gelembung seperti buah) berbentuk lonjong, ujung meruncing berukuran (7x1,5) mm, dan agak pipih. Rumput laut jenis ini mampu tumbuh pada substrat batu karang di daerah berombak. bentuk thallus silindris atau gepeng. Cabangnya rimbun menyerupai pohon di darat. Bentuk daun melebar, lonjong atau seperti pedang. Mempunyai gelembung udara (bladder) yang umumnya soliter. Warna thallus umumnya coklat. dimanfaatkan sebagai bahan makanan dan obat. Sebagai sumber gizi, rumput laut memiliki kandungan karbohidrat (gula atau vegetable-gum), protein, sedikit lemak, dan abu yang sebagian besar merupakan senyawa garam natrium dan kalium.

PengambilanCara pengambilan algae ini adalah5. Algae ditemukan pada substratnya tertentu seperti batu, pasir, dan karang.6. Algae dipotong dari pangkalnya.7. Algae dimasukkan dalam wadah penyimpanan.8. Algae siap untuk dilakukan pengawetan.PengawetanCara pengawetannya adalah5. Algae dibersihkan dari pasir-pasir dan kotoran yang menempel.6. Algae dimasukkan dalam wadah atau toples pegawetan.7. Wadah diisi dengan alkohol 70%.8. Wadah ditutup rapat-rapat.Sargassum duplicatum

Klasifikasi Sargassum duplicatumKingdom: PlantaeDivisi: PhaeophytaClass: PhaeophyceaeOrder: FucalesFamily: SargassaceaeGenus: SargassumSpesies:Sargassum duplicatum DeskripsiThalli bulat pada batang utama dan agak gepeng pada percabangan, permukaan halus atau licin.Percabangan dichotomous dengan daun bulat lonjong, pinggir bergerigi, tebal dan duplikasi (double edged).Vesicle melekat pada batang daun, bulat telur atau elip, ada yang bersayap dan menyerupai bentuk daun.Reseptacle, membentuk rangkaian atau pengelompokan yang rimbun merapat seperti kembang kol.Warna coklat tua atau coklat muda. Tinggi rumpun mencapai 60 cm .Tumbuh menempel pada batu di daerah terumbu terutama di bagian pinggir luar rataan terumbu yang sering terkena ombak.Sebaran, pantai Selatan Jawa, Maluku. Dan potensinya belum banyak di manfaatkan

Klasifikasi Sargassum duplicatumKingdom: PlantaeDivisi: PhaeophytaClass: PhaeophyceaeOrder: FucalesFamily: SargassaceaeGenus: SargassumSpesies:Sargassum duplicatum DeskripsiThalli bulat pada batang utama dan agak gepeng pada percabangan, permukaan halus atau licin.Percabangan dichotomous dengan daun bulat lonjong, pinggir bergerigi, tebal dan duplikasi (double edged).Vesicle melekat pada batang daun, bulat telur atau elip, ada yang bersayap dan menyerupai bentuk daun.Reseptacle, membentuk rangkaian atau pengelompokan yang rimbun merapat seperti kembang kol.Warna coklat tua atau coklat muda. Tinggi rumpun mencapai 60 cm .Tumbuh menempel pada batu di daerah terumbu terutama di bagian pinggir luar rataan terumbu yang sering terkena ombak.Sebaran, pantai Selatan Jawa, Maluku. Dan potensinya belum banyak di manfaatkan

2.2. GastropodaCyprae aurentum

Kingdom: AnimaliaFilum: MolluscaKelas: GastropodaOrdo: CaenogastropodaFamili: CypraeidaeGenus: CypraeSpesies: Cyprae aurentumDeskripsi :Habitat di daerah pasang surut di antar batu karang yang banyak alganya. Bentuk cangkang bulat telur dengan permukaan licin dan mengkilap, bentuk spira tidak terlihat, bibir luar (aparture) dan dalam berwarna putih serta berrgerigi. Morfologi cangkangnya dapat berkembang mengikuti pertambahan tubuh lunaknya (Nontji 1987).Cara Pengambilan :1. Dilaksanakan pada saat surut rendah2. Dilakukan dengan berjalan kaki di daerah dangkal: dengan snorkeling di tempat agak dalam (kedalaman 2 5 meter) dan dengan scuba diving (menggunakan tangki gas yang dilengkapi perangkat selam, regulator, fin, dan pemberat) di tempat yang dalam.3. Biota diambil dan dikumpulkan dala waring untuk dibawa ke darat.4. Pisahkan, kelompokkan biota berdasarkan jenisnya.5. Biota selanjutnya dibersihkan dari kotoran.6. Masing-masing biota dicata ciri-cirinya.Pengawetan :a. Sampel digosok dan dibersihkan dari alga.b. Sampel yang diambil dikubur dalam tanah tanah selama 1 bulan untuk membusukkan biota di dalamya sehingga mudah dibersihkan.c. Setelah itu diambil dan dibersihkan dengan cara mencucinya dengan air. Untuk mendapatkan cangkang yang baik, bagian luar selanjutnya dikuas dengan menggunakan HCl 10%.Cyprae sp.

Kingdom: AnimaliaFilum: MolluscaKelas: GastropodaOrdo: CaenogastropodaFamili: CypraeidaeGenus: CypraeSpesies: Cyprae aurentumDeskripsi :Habitat di daerah pasang surut di antar batu karang yang banyak alganya. Bentuk cangkang bulat telur dengan permukaan licin dan mengkilap, bentuk spira tidak terlihat, bibir luar (aparture) dan dalam berwarna putih serta berrgerigi. Morfologi cangkangnya dapat berkembang mengikuti pertambahan tubuh lunaknya (Nontji 1987).Cara Pengambilan :1. Dilaksanakan pada saat surut rendah2. Dilakukan dengan berjalan kaki di daerah dangkal: dengan snorkeling di tempat agak dalam (kedalaman 2 5 meter) dan dengan scuba diving (menggunakan tangki gas yang dilengkapi perangkat selam, regulator, fin, dan pemberat) di tempat yang dalam.3. Biota diambil dan dikumpulkan dala waring untuk dibawa ke darat.4. Pisahkan, kelompokkan biota berdasarkan jenisnya.5. Biota selanjutnya dibersihkan dari kotoran.6. Masing-masing biota dicata ciri-cirinya.Pengawetan :a. Sampel digosok dan dibersihkan dari alga.b. Sampel yang diambil dikubur dalam tanah tanah selama 1 bulan untuk membusukkan biota di dalamya sehingga mudah dibersihkan.c. Setelah itu diambil dan dibersihkan dengan cara mencucinya dengan air. Untuk mendapatkan cangkang yang baik, bagian luar selanjutnya dikuas dengan menggunakan HCl 10%.

Turbo sparverius

Kingdom: AnimaliaFilum: MolluscaKelas: GastropodaOrdo: CaenogastropodaFamili: CypraeidaeGenus: CypraeSpesies: Cyprae sp.Deskripsi :Habitat di laut. Cangkangnya dapat tumbuh hingga 75 mm. Cangkang berbentuk kerucut ovate. Memilik ulir cembung bulat dan terdapat sudutdi bagian atas. Memilik whorl tubuh yang lebar dan piph serta sempit pada sekitar sumbu. Panjang aparture dari panjang cangkang (Nontji 1987). Cara Pengambilan :1. Dilaksanakan pada saat surut rendah2. Dilakukan dengan berjalan kaki di daerah dangkal: dengan snorkeling di tempat agak dalam (kedalaman 2 5 meter) dan dengan scuba diving (menggunakan tangki gas yang dilengkapi perangkat selam, regulator, fin, dan pemberat) di tempat yang dalam.3. Biota diambil dan dikumpulkan dala waring untuk dibawa ke darat.4. Pisahkan, kelompokkan biota berdasarkan jenisnya.5. Biota selanjutnya dibersihkan dari kotoran.6. Masing-masing biota dicata ciri-cirinya.Pengawetan :a. Sampel digosok dan dibersihkan dari alga.b. Sampel yang diambil dikubur dalam tanah tanah selama 1 bulan untuk membusukkan biota di dalamya sehingga mudah dibersihkan.c. Setelah itu diambil dan dibersihkan dengan cara mencucinya dengan air. Untuk mendapatkan cangkang yang baik, bagian luar selanjutnya dikuas dengan menggunakan HCl 10%Nerita linearis

Kingdom: AnimaliaFilum: MolluscaKelas: GastropodaOrdo: CyclonortimorphoraFamili: NeritidaeGenus: NeritaSpesies: Nerita linearisDeskripsi :Habitat menempel pada batang dan akar pohon mangrove. Herbivora yang memakan ganggang. Cangkang membentuk putaran spiral, bagian spire tidak mendatar. Aparture tidak berlekuk-lekuk. Cangkang tebal dan padat (Jasin 1987).

Cara Pengambilan :1. Dilaksanakan pada saat surut rendah2. Dilakukan dengan berjalan kaki di daerah dangkal: dengan snorkeling di tempat agak dalam (kedalaman 2 5 meter) dan dengan scuba diving (menggunakan tangki gas yang dilengkapi perangkat selam, regulator, fin, dan pemberat) di tempat yang dalam.3. Biota diambil dan dikumpulkan dala waring untuk dibawa ke darat.4. Pisahkan, kelompokkan biota berdasarkan jenisnya.5. Biota selanjutnya dibersihkan dari kotoran.6. Masing-masing biota dicata ciri-cirinya.Pengawetan :a. Sampel digosok dan dibersihkan dari alga.b. Sampel yang diambil dikubur dalam tanah tanah selama 1 bulan untuk membusukkan biota di dalamya sehingga mudah dibersihkan.c. Setelah itu diambil dan dibersihkan dengan cara mencucinya dengan air. Untuk mendapatkan cangkang yang baik, bagian luar selanjutnya dikuas dengan menggunakan HCl 10%Cypraea sp

Kingdom: AnimaliaFilum: MolluscaKelas : GastropodaSub kelas : Prosobranchia Ordo : MesogastropodaFamili : CypraeidaeGenus : Cypraea Spesies : Cypraea spDeskripsi :Habitat di daerah pasang-surut di antara batu karang yang banyak ditumbuhi alga, bentuk cangkang bulat telur dan dapat berputar 90-1800, dengan permukaan yang licin dan mengkilap kecuali beberapa spesies dan memiliki warna yang banyak. Panjang kira-kira 5-15, bentuk spiral tidak terlihat, bibir luar (aperture) dan dalam berwarna putih serta bergerigi, aparture memenjang dan sempit. Memiliki gigi radula. merupakan gastropoda yang bersifat nokturnal (aktif pada malam hari) (Oemarjati, 1991).Cara Pengambilan :1. Dilaksanakan pada saat surut rendah2. Dilakukan dengan berjalan kaki di daerah dangkal: dengan snorkeling di tempat agak dalam (kedalaman 2 5 meter) dan dengan scuba diving (menggunakan tangki gas yang dilengkapi perangkat selam, regulator, fin, dan pemberat) di tempat yang dalam.3. Biota diambil dan dikumpulkan dala waring untuk dibawa ke darat.4. Pisahkan, kelompokkan biota berdasarkan jenisnya.5. Biota selanjutnya dibersihkan dari kotoran.6. Masing-masing biota dicata ciri-cirinya.Pengawetan :a. Sampel digosok dan dibersihkan dari alga.b. Sampel yang diambil dikubur dalam tanah tanah selama 1 bulan untuk membusukkan biota di dalamya sehingga mudah dibersihkan.c. Setelah itu diambil dan dibersihkan dengan cara mencucinya dengan air. Untuk mendapatkan cangkang yang baik, bagian luar selanjutnya dikuas dengan menggunakan HCl 10%.

Trochus tiaratus

Kingdom:AnimaliaFilum:MolluscaClass:GastropodaSuperfamily :TrochoideaFamily:TrochidaeSubfamily:TrochinaeGenus:TrochusSpecies:Trochus tiaratusDeskripsi :Banyak spesies hidup baik di zona intertidal atau di zona subtidal dangkal, tetapi beberapa hidup di air yang lebih dalam. Mereka biasanya melimpah pada substrat padat, seperti pantai berbatu dan terumbu. Panjang shell dewasa bervariasi antara 5 mm dan 130 mm. Ada juga variasi yang luas dalam bentuk shell. Hal ini berlangsung dari yg berbentuk telinga rendah (telinga berbentuk) dengan aperture lebar untuk panjang, bentuk ramping kerang atas khas. Shell internal nacreous. Mereka memiliki operkulum corneous. Siput ini ditandai dengan beberapa ciri primitif: hati dengan dua atrium dan fertilisasi eksternal. Mereka telah mempertahankan hanya satu ginjal dan osphradium kedua telah hilang dalam evolusi. Mereka memakan alga dan detritus, dan jarang memiliki filter-makan, seperti yang diamati dalam genus Umbonium. Trochidae merupakan hewan dioecious, perkembangbiakan terjadi secara internal, telur-telur diletakkan secara individu atau berkelompok didalam air. Individu yang menetas sebagai larva plankton yang berenang bebas. Terdistribusi di seluruh dunia di perairan tropis, subtropis dan kutub. Anggota keluarga ini adalah salah satu siput laut yang paling umum di sepanjang pantai berbatu Eropa (Williams, 2010).Cara Pengambilan :1. Dilaksanakan pada saat surut rendah2. Dilakukan dengan berjalan kaki di daerah dangkal: dengan snorkeling di tempat agak dalam (kedalaman 2 5 meter) dan dengan scuba diving (menggunakan tangki gas yang dilengkapi perangkat selam, regulator, fin, dan pemberat) di tempat yang dalam.3. Biota diambil dan dikumpulkan dala waring untuk dibawa ke darat.4. Pisahkan, kelompokkan biota berdasarkan jenisnya.5. Biota selanjutnya dibersihkan dari kotoran.6. Masing-masing biota dicata ciri-cirinya.Pengawetan :a. Sampel digosok dan dibersihkan dari alga.b. Sampel yang diambil dikubur dalam tanah tanah selama 1 bulan untuk membusukkan biota di dalamya sehingga mudah dibersihkan.c. Setelah itu diambil dan dibersihkan dengan cara mencucinya dengan air. Untuk mendapatkan cangkang yang baik, bagian luar selanjutnya dikuas dengan menggunakan HCl 10%.

Strombus turturella

Klasifikasi Kingdom : Animalia Filum : Moluska Kelas : Gastropoda Ordo : Neotaenioglossa Famili : Strombidae Genus : StrombusSpesies:Strombus turturellaDeskripsi

Siput gonggong merupakan salah satu spesies dari siput laut menengah, yang termasuk dalam filum moluska dan berada dalam keluarga strombidae yangdianggap sebagai spesies ekonomis penting di Indo-Pasifik Barat.Pada tingkatindividu dewasa memiliki cangkang berwarna coklat kekuningan atau emas dan abu-abu. Selain itu juga siput gonggong memiliki karakteristik, yaitu cangkangmenyerupai gasing dan tutup cangkang berbentuk sabit, mulut cangkang (aperture) tumbuh melebar ke arah luar, lekukan stromboid terletak di sisi kanan anterior cangkang, tepi cangkang bagian luar (outer lip) menebal, lapisan cangkangnya tebal, permukaan gelung besar rata tanpa tonjolan atau lekukan, panjang maksimum cangkang dapat mencapai 100 mm, tetapi umumnya berukuran 65 mm. Cara Pengambilan :1. Dilaksanakan pada saat surut rendah2. Dilakukan dengan berjalan kaki di daerah dangkal: dengan snorkeling di tempat agak dalam (kedalaman 2 5 meter) dan dengan scuba diving (menggunakan tangki gas yang dilengkapi perangkat selam, regulator, fin, dan pemberat) di tempat yang dalam.3. Biota diambil dan dikumpulkan dala waring untuk dibawa ke darat.4. Pisahkan, kelompokkan biota berdasarkan jenisnya.5. Biota selanjutnya dibersihkan dari kotoran.6. Masing-masing biota dicata ciri-cirinya.Pengawetan :a. Sampel digosok dan dibersihkan dari alga.b. Sampel yang diambil dikubur dalam tanah tanah selama 1 bulan untuk membusukkan biota di dalamya sehingga mudah dibersihkan.c. Setelah itu diambil dan dibersihkan dengan cara mencucinya dengan air. Untuk mendapatkan cangkang yang baik, bagian luar selanjutnya dikuas dengan menggunakan HCl 10%.

2.3. BivalvaAnadara transversa

Kingdom: AnimaliaFilum: MolluscaKelas: BivalvaOrdo: ArcoidaFamili: ArcidaeGenus: AnadaraSpesies: Anadara transversaDeskripsi :Habitat di batu atau substrat dengan cara menempel. Bentuk bervariasi, sebagian memanjang dan ada juga yang persegi. Permukaan mereka memiliki guratan oleh tulang rusuk radialdan ditutupi beludra periostrakum tebal. Ligamen lebar, engsel lurus bermata dan memiliki banyak gigi kecil. Memiliki byssus yang digunakan untuk menempel pada batu. Cangkang halus yang secara substansial lebih besar dari cangkang bahtera lainnya (Jasin 1987).Cara Pengambilan :1. Dilaksanakan pada saat surut rendah2. Dilakukan dengan berjalan kaki di daerah dangkal: dengan snorkeling di tempat agak dalam (kedalaman 2 5 meter) dan dengan scuba diving (menggunakan tangki gas yang dilengkapi perangkat selam, regulator, fin, dan pemberat) di tempat yang dalam.3. Biota diambil dan dikumpulkan dala waring untuk dibawa ke darat.4. Pisahkan, kelompokkan biota berdasarkan jenisnya.5. Biota selanjutnya dibersihkan dari kotoran.6. Masing-masing biota dicata ciri-cirinya.Pengawetan :a. Sampel digosok dan dibersihkan dari alga.b. Sampel yang diambil dikubur dalam tanah tanah selama 1 bulan untuk membusukkan biota di dalamya sehingga mudah dibersihkan.c. Setelah itu diambil dan dibersihkan dengan cara mencucinya dengan air. Untuk mendapatkan cangkang yang baik, bagian luar selanjutnya dikuas dengan menggunakan HCl 10%.

Tridacna maxima

Kingdom: AnimaliaFilum: MolluscaKelas: BivalvaOrdo: VeneroidaFamili: TridacnidaeGenus: TridacnaSpesies: Tridacna maximaDeskripsi :Habitatnya di peermukaan karang, melekat setengah atau melekat utuh. Bertubuh lunak, memiliki 2 cangkang. Bernafas dengan insang yang bentuknya seperti lembaran-lembaran. Alat gerak berupa kaki perut yang termodifikasi untuk menggali pasir. Melekat pada substrat berbatu dengan semacam rambut atau organ yang disebut byssus. Cangkangnya berupa lekukan (Jasin 1987).

Cara Pengambilan :1. Dilaksanakan pada saat surut rendah2. Dilakukan dengan berjalan kaki di daerah dangkal: dengan snorkeling di tempat agak dalam (kedalaman 2 5 meter) dan dengan scuba diving (menggunakan tangki gas yang dilengkapi perangkat selam, regulator, fin, dan pemberat) di tempat yang dalam.3. Biota diambil dan dikumpulkan dala waring untuk dibawa ke darat.4. Pisahkan, kelompokkan biota berdasarkan jenisnya.5. Biota selanjutnya dibersihkan dari kotoran.6. Masing-masing biota dicata ciri-cirinya.Pengawetan :a. Sampel digosok dan dibersihkan dari alga.b. Sampel yang diambil dikubur dalam tanah tanah selama 1 bulan untuk membusukkan biota di dalamya sehingga mudah dibersihkan.c. Setelah itu diambil dan dibersihkan dengan cara mencucinya dengan air. Untuk mendapatkan cangkang yang baik, bagian luar selanjutnya dikuas dengan menggunakan HCl 10%.

Fragum unedo

Kingdom: AnimaliaFilum: MolluscaKelas: BivalvaOrdo: VeneroidaFamili: CardiidaeGenus: FragumSpesies: Fragum unedoDeskripsi :Habitat di wilayah indopasifik. Merupakan spesies benthik yang terkubur di pasir atau lumpur antara tanda surut dan kedalaman 60m atau 200 kaki. Fragum unedo dapat tumbuh hingga 6,5 cm atau 2,5 inch. Kedua katupnya asimetris dengan paruh di depan garis tengah. Batas posterior panjang dan hampir lurus, sementara batas anterior rata dan bulat. Tekstur kulit kuat terkadang berbintik-bintik (Jasin 1987).

Cara Pengambilan :1. Dilaksanakan pada saat surut rendah2. Dilakukan dengan berjalan kaki di daerah dangkal: dengan snorkeling di tempat agak dalam (kedalaman 2 5 meter) dan dengan scuba diving (menggunakan tangki gas yang dilengkapi perangkat selam, regulator, fin, dan pemberat) di tempat yang dalam.3. Biota diambil dan dikumpulkan dala waring untuk dibawa ke darat.4. Pisahkan, kelompokkan biota berdasarkan jenisnya.5. Biota selanjutnya dibersihkan dari kotoran.6. Masing-masing biota dicata ciri-cirinya.Pengawetan :a. Sampel digosok dan dibersihkan dari alga.b. Sampel yang diambil dikubur dalam tanah tanah selama 1 bulan untuk membusukkan biota di dalamya sehingga mudah dibersihkan.c. Setelah itu diambil dan dibersihkan dengan cara mencucinya dengan air. Untuk mendapatkan cangkang yang baik, bagian luar selanjutnya dikuas dengan menggunakan HCl 10%.

Anadara granosa

Kingdom: AnimaliaPhylum: MolluscaClassis: BivalvaOrdo: ArcidaFamily: ArcidaeGenus: AnadaraSpesies: Anadara granosaDeskripsi :Habitat kerang ini hidup di tempat yang berpasir dengan cara membenamkan diri. Memiliki periostractum sebagai tempat menempel daging. Kerang ini memiliki cangkang yang tebal, kasar, bulat, dan bergerigi. Gigi pada hinge ligament banyak dan sama. Cangkang memiliki belahan yang sama melekat satu sama lain pada batas cangkang Ditumbuhi bulu-bulu pada cangkangnya dan lebih tipis dibandingkan dengan Anadara granosa (Hala 2007).

Cara pengambilan:Cangkang bivalva diambil dari pinggir pantai yang sudah mati.

Cara pengawetan:1. Sampel digosok dan dibersihkan dari alga2. Sampel yang diambil dikubur dalam tanah selama 1 bulan untuk membusukkan biota didalamnya sehingga mudah dibersihkan.3. Setelah itu diambil dan dibersihkan dengan cara mencuinya dengan air. Untuk mendapatkan cangkang yang baik, bagian luar selanjutnya dikuas dengan menggunakan HCl 10%

Asiphis violaceus

Klasifikasi :Kingdom: AnimaliaPhylum: Mollusca Classis: BivalvaOrdo: ArdiortaFamilia: VeneridaeGenus: AsiphisSpesies:Asiphis violaceusDeskripsi: Kerang bertubuh simetris bilateral, memiliki dua buah cangkang yang setangkup tersusun dari zat kapur dengan beragam bentuk dan ukuran. Kepala kerang tidak ada. Reproduksi kerang bersifat eksternal . Dioecious. Cangkang kerang dibuka tutup dengan otot adduktor dan refraktor (Sridianti 2007).Gambar:

Cara pengambilan:Cangkang bivalva diambil dari pinggir pantai yang sudah mati.

Cara pengawetan:1. Sampel digosok dan dibersihkan dari alga2. Sampel yang diambil dikubur dalam tanah selama 1 bulan untuk membusukkan biota didalamnya sehingga mudah dibersihkan.3. Setelah itu diambil dan dibersihkan dengan cara mencuinya dengan air. Untuk mendapatkan cangkang yang baik, bagian luar selanjutnya dikuas dengan menggunakan HCl 10%Mactra grandis

Klasifikasi :Kingdom : AnimaliaPhylum : MolluscaClass : PelecypodaOrdo : VeneroidaFamily : MactridaeGenus : MactraSpesies : Mactra grandis

Deskripsi:Habitat di perairan laut. Tubuh ditutupi oleh cangkang. Memiliki periostrakum yang berfungsi sebagai pelindung cangkang. Memiliki kepala tak nampak. Cangkang di bagian dorsal tebal dan di bagian ventral tipis. ketika ada sejenis daging di bagian cangkangnya, maka itu akan berfungsi sebagai kaki. Pada bagian dorsal, terdapat garis pertumbuhan. Sedangkan pada bagian ventral terdapat bagian seperti lapisan kapur. Cangkang kerang dibuka tutup dengan otot adduktor dan refraktor. Kebanyakan habitat kerang mutiara terdapat di perairan laut, namun hewan ini juga bisa hidup di air tawar, dasar laut, danau, kolam, atau sungai yang lainnya banyak mengandung zat kapur, zat kapur ini digunakan untuk membuat cangkangnya yang berfungsi untuk melindungi tubuh (Suwignyo 2005)

Gambar:

Cara pengambilan:Cangkang bivalva diambil dari pinggir pantai yang sudah mati.

Cara pengawetan: 1. Sampel digosok dan dibersihkan dari alga2. Sampel yang diambil dikubur dalam tanah selama 1 bulan untuk membusukkan biota didalamnya sehingga mudah dibersihkan.3. Setelah itu diambil dan dibersihkan dengan cara mencuinya dengan air. Untuk mendapatkan cangkang yang baik, bagian luar selanjutnya dikuas dengan menggunakan HCl 10%

Leukoma staminea

Klasifikasi :Kingdom: AnimaliaPhylum: MolluscaClassis: BivalvaOrdo: VenaroidaeFamilia: PhalodidaeGenus: LeukomaSpesies: Leukoma stamineaDeskripsispesies ini memiliki porselen-jenis (kapur) shell, yang umbo adalah anterior untuk garis tengah (dan ke engsel) tapi masih dekat dengan pusat shell daripada ke anterior dan, engsel memiliki 3 gikardinal gigi di setiap valve , dan pasti sinus pallial hadir . Karakteristik lain dari keluarga Veneridae meliputi: 2 katup kurang lebih oval atau berbentuk hati, serupa dalam ukuran, dan setidaknya 1/4 sebagai lebar sebagai panjang , katup tidak dibagi menjadi beberapa bagian oleh alur besar atau perbedaan dalam tekstur, tidak memiliki winglike ekstensi dekat umbo , memiliki dua otot adduktor bekas dengan ukuran yang sama, tidak memiliki chondrophore , garis pallial kontinu , engsel ligamen sebagian besar atau seluruhnya eksternal (Anonim 2010)

Cara pengambilan:Cangkang bivalva diambil dari pinggir pantai yang sudah mati.

Cara pengawetan:1. Sampel digosok dan dibersihkan dari alga2. Sampel yang diambil dikubur dalam tanah selama 1 bulan untuk membusukkan biota didalamnya sehingga mudah dibersihkan.3. Setelah itu diambil dan dibersihkan dengan cara mencuinya dengan air. Untuk mendapatkan cangkang yang baik, bagian luar selanjutnya dikuas dengan menggunakan HCl 10%Spondylus sp

Klasifikasi :Kingdom: AnimaliaPhylum: MolluscaClassis: BivalvaOrdo: OstreidaFamilia: OstreideaGenus: SpondylusSpesies: Spondylus sp

DeskripsiSpondylus spp. memiliki beberapa mata di sekitar tepi cangkang mereka, dan telah relatif berkembang dengan baik sistem saraf . Saraf mereka ganglia terkonsentras di visceral wilayah, dengan dikenali lobus optik terhubung ke mata. Karakteristik utama adalah dua bagian dari cangkang mereka berengsel bersama-sama dengan jenis bola-dan-socket engsel, bukan engsel bergigi seperti lebih sering terjadi pada bivalvia lainnya (Anonim 2011)Gambar:

Cara pengambilan:Cangkang bivalva diambil dari pinggir pantai yang sudah mati.Cara pengawetan:1. Sampel digosok dan dibersihkan dari alga2. Sampel yang diambil dikubur dalam tanah selama 1 bulan untuk membusukkan biota didalamnya sehingga mudah dibersihkan.3. Setelah itu diambil dan dibersihkan dengan cara mencuinya dengan air. Untuk mendapatkan cangkang yang baik, bagian luar selanjutnya dikuas dengan menggunakan HCl 10%

KLASIFIKASI Sp 1

Filum : MolluscaKelas : Bivalva Ordo : PteroidaeFamili : PectinidaGenus : AmuscumSpesies : Amuscum sp.Deskripsi :Tubuhnya mengandung zat kapur, Tubuhnya terdiri atas bagian anterior, posterior, dorsal, dan ventral, Shell tersusun atas tiga lapisan yaitu peilostracum (luar), prismatic (tengah) nakse 9dalam), Otot-otot terlindung oleh kerangka luar yang berupa kulit keras, Mantel tersusun dari sel induk mutiara yang mengadakansekresi, Banyak ditemukan di air tawar, laut pada perairan dangkal maupun dalam,Sumber : Wijarni dan Arfiati (1984).Cara Pengambilan :7. Dilaksanakan pada saat surut rendah8. Dilakukan dengan berjalan kaki di daerah dangkal: dengan snorkeling di tempat agak dalam (kedalaman 2 5 meter) dan dengan scuba diving (menggunakan tangki gas yang dilengkapi perangkat selam, regulator, fin, dan pemberat) di tempat yang dalam.9. Biota diambil dan dikumpulkan dala waring untuk dibawa ke darat.10. Pisahkan, kelompokkan biota berdasarkan jenisnya.11. Biota selanjutnya dibersihkan dari kotoran.12. Masing-masing biota dicata ciri-cirinya.Pengawetan :d. Sampel digosok dan dibersihkan dari alga.e. Sampel yang diambil dikubur dalam tanah tanah selama 1 bulan untuk membusukkan biota di dalamya sehingga mudah dibersihkan.f. Setelah itu diambil dan dibersihkan dengan cara mencucinya dengan air. Untuk mendapatkan cangkang yang baik, bagian luar selanjutnya dikuas dengan menggunakan HCl 10%.

KLASIFIKASI Sp 3

Filum : MolluscaKelas : BivalvaOrdo : VeneroidaFamili : MesodesmatidaeGenus : PaphiesSpesies : Paphies subtriangulataDeskripsi :Habitat di batu atau substrat dengan cara menempel. Bentuk bervariasi, sebagian memanjang dan ada juga yang persegi. Permukaan mereka memiliki guratan oleh tulang rusuk radialdan ditutupi beludra periostrakum tebal. Ligamen lebar, engsel lurus bermata dan memiliki banyak gigi kecil. Memiliki byssus yang digunakan untuk menempel pada batu. Cangkang halus yang secara substansial lebih besar dari cangkang bahtera lainnya (Jasin 1987).Cara Pengambilan :1. Dilaksanakan pada saat surut rendah2. Dilakukan dengan berjalan kaki di daerah dangkal: dengan snorkeling di tempat agak dalam (kedalaman 2 5 meter) dan dengan scuba diving (menggunakan tangki gas yang dilengkapi perangkat selam, regulator, fin, dan pemberat) di tempat yang dalam.3. Biota diambil dan dikumpulkan dala waring untuk dibawa ke darat.4. Pisahkan, kelompokkan biota berdasarkan jenisnya.5. Biota selanjutnya dibersihkan dari kotoran.6. Masing-masing biota dicata ciri-cirinya.Pengawetan :a. Sampel digosok dan dibersihkan dari alga.b. Sampel yang diambil dikubur dalam tanah tanah selama 1 bulan untuk membusukkan biota di dalamya sehingga mudah dibersihkan.c. Setelah itu diambil dan dibersihkan dengan cara mencucinya dengan air. Untuk mendapatkan cangkang yang baik, bagian luar selanjutnya dikuas dengan menggunakan HCl 10%.

KLASIFIKASI Sp 2

Filum : MolluscaKelas : BivalvaOrdo : VeronidaeFamili : DonacidaeGenus : DonaxSpesies : Donax cuneatusDeskripsi :mempunyai kemampuan untuk bergerak dalam substrat sebagai respon terhadap perubahan kelembaban subtrat dan perubahan suhu. Habitat Donax sp.Ekosistem perairan pantaidi daerah tropik mengalami perubahan yang cepat akibat adanya perubahan tinggi pasang surut yang diakibatkan gaya tarik bulan. banyak ditemukan di pantai berpasir yang merupakan daerah pasang surut (zona intertidal). Pasang surut merupakan faktor lingkungan paling penting yang mempengaruhi kehidupan zona intertidal. Akan tetapi karena pasang surut terjadi secara teratur dan dapat diramalkan, maka pasang surut cenderung menimbulkan irama tertentu pada organisme pantai. Pertumbuhan kerang Donax sp. dipengaruhi oleh faktor lingkungan, sehingga pada kondisi lingkungan yang berbeda akan mengakibatkan pola pertumbuhan yang berbeda pula (Gimin et al., 2004). Energi yang dihasilkan melalui proses metabolisme makanan digunakan oleh biota air untuk pemeliharaan tubuh, aktifitas dan reproduksi. Hanya sebagian kecil energi (kurang dari sepertiganya) yang digunakan untuk pertumbuhan. Laju pertumbuhan yang cepat pada biota air dapat meningkatkan tingkat kelulushidupan karena menurunnya ancaman dari predator.

Cara Pengambilan :1. Dilaksanakan pada saat surut rendah2. Dilakukan dengan berjalan kaki di daerah dangkal: dengan snorkeling di tempat agak dalam (kedalaman 2 5 meter) dan dengan scuba diving (menggunakan tangki gas yang dilengkapi perangkat selam, regulator, fin, dan pemberat) di tempat yang dalam.3. Biota diambil dan dikumpulkan dala waring untuk dibawa ke darat.4. Pisahkan, kelompokkan biota berdasarkan jenisnya.5. Biota selanjutnya dibersihkan dari kotoran.6. Masing-masing biota dicata ciri-cirinya.Pengawetan :a. Sampel digosok dan dibersihkan dari alga.b. Sampel yang diambil dikubur dalam tanah tanah selama 1 bulan untuk membusukkan biota di dalamya sehingga mudah dibersihkan.c. Setelah itu diambil dan dibersihkan dengan cara mencucinya dengan air. Untuk mendapatkan cangkang yang baik, bagian luar selanjutnya dikuas dengan menggunakan HCl 10%. Polymesoda erosa

Klasifkasi Filum : Mollusca Kelas : Bivalvia Sub Kelas : Heterodonta Ordo : VeroidaFamili : Corbiludae Genus : Polymesoda, Spesies : Polymesoda erosa

Deskripsi: Hidup di laut dangkal. Bentuk cangkang seperti piring atau cawan terdiri dari dua katub yang bilateral simetris, pipih pada bagian pinggirnya dan cembung pada bagian tengah cangkang, bentuk cangkang yang equivalve atau berbentuk segitiga yang membulat, tebal, flexure jelas mulai dari umbo sampai dengan tepi posterior . Kedua katub dihubungkan oleh hinge ligamen dan dengan bantuan otot aduktor berfungsi untuk membuka atau menutup cangkang.Secara morfologis cangkang berfungsi untuk melindungi organ tubuh bagian dalam yang lunak dari serangan predator dan faktor lingkungan yang lain.Sedang fungsi lainnya adalah untuk mengatur aliran air secara tetap melalui insang untuk pertukaran udara dan pengumpulan makanan. Di hutan mangrove air payau dan di sungai-sungai besar. Umumnya kerang kepah hidup pada substrat yang berlumpur dan substratnya mengandung 80 90% pasir kasar berdiameter lebih dari 40 mikrometer. Substrat bersifat asam dengan pH antara 5,35 6,40 serta bergaram (Dharma, 1998)Cara pengambilan:1. Dilaksanakan pada saat surut rendah 2. Dilakukan dengan berjalan kaki di daerah dangkal; dengan snorkeling di tempat agak dalam (kedalaman 2-5 meter), dengan scuba diving (menggunakan tangki gas yang dilengkapi dengan perangkat selam, regulator, fin dan pemberat ) ditempat yang dalam3. Biota diambil dan dikumpulkan dalam ember untuk dibawa ke darat4. Pisahkan, kelompokkan biota berdasarkan jenisnya 5. Biota dibersihkan dari kotoran6. Biota yang sudah dibersihkan dimasukkan ke dalam plastik dan dibungkus kotakCara pengawetan1. Sampel direndam dengan air tawar2. Kemudian digosok dan dibersihkan dengan cara mencucinya dengan air. Untuk mendapatkan cangkang yang baik, bagian luar dapat dikuas dengan menggunakan HCL 10%

2.4. KarangPorites sp

Kingdom : AnimaliaFilum: CnidariaKelas: AnthozoaOrdo: ScleractiniaSub Ordo: FungiinaFamily: PoritidaeGenus: PoritesSpesies: Porites spDeskripsi :Merupakan polip berbatu kecil ( SPS ), sering disebut sebagai Finger Permata , Jewel, atau Finger Coral . Sementara bentuk percabangan hijau atau kuning yang paling umum ditemukan dalam berbagai bentuk dan bentuk warna. Memiliki tentakel yang sangat pendek, membutuhkan tingkat cahaya yang tinggi dikombinasikan dengan gerakan air yang kuat. Tentakel terlihat jelas pada malam hari dan bersifat nokturnal. Memakan mikro plankton yang terbawa oleh arus laut. Hidup pada kondisi Ph 8.1-8.4 pada suhu 72-78oC. Warna koloni biasanya hijau dan kuning. Berasal dari Fiji, Maricultured Tonga, Toga (Nybakken, 1994).Cara Pengambilan :1. Dilaksanakan pada saat surut rendah2. Dilakukan dengan berjalan kaki di daerah dangkal: dengan snorkeling di tempat agak dalam (kedalaman 2 5 meter) dan dengan scuba diving (menggunakan tangki gas yang dilengkapi perangkat selam, regulator, fin, dan pemberat) di tempat yang dalam.3. Biota diambil dan dikumpulkan dala waring untuk dibawa ke darat.4. Pisahkan, kelompokkan biota berdasarkan jenisnya.5. Biota selanjutnya dibersihkan dari kotoran.6. Masing-masing biota dicata ciri-cirinya.Pengawetan :a. Sampel digosok dan dibersihkan dari alga.b. Sampel yang diambil dikubur dalam tanah tanah selama 1 bulan untuk membusukkan biota di dalamya sehingga mudah dibersihkan.c. Setelah itu diambil dan dibersihkan dengan cara mencucinya dengan air. Untuk mendapatkan cangkang yang baik, bagian luar selanjutnya dikuas dengan menggunakan HCl 10%.

Heliopora sp

Kingdom: AnimaliaFilum: CnidariaKelas : AnthozoaSub kelas : Octocorallia Ordo : HelioporaceaFamili : HelioporidaeGenus : HelioporaSpesies : Heliopora spDeskripsi :Karang biru menghasilkan kerangka besar. Kerangka ini dibentuk dari aragonit , mirip dengan scleractinia . Polip individu hidup dalam tabung dalam kerangka dan dihubungkan oleh lapisan tipis jaringan selama di luar kerangka . Ditemukan secara luas di seluruh Indo - Pasifik termasuk Kepulauan Ryukyu di barat daya Jepang , Coral Sea di timur laut Australia dan Samoa Amerika . Koloni terbesar di dunia diperkirakan di Pulau Ishigaki Kepulauan Yaeyama , di barat daya Jepang . Karena warna biru yang tidak biasa dan menjadi cukup toleran terhadap kondisi itu dapat digunakan dalam akuarium tropis (Barnes, 1982).Cara Pengambilan :1. Dilaksanakan pada saat surut rendah2. Dilakukan dengan berjalan kaki di daerah dangkal: dengan snorkeling di tempat agak dalam (kedalaman 2 5 meter) dan dengan scuba diving (menggunakan tangki gas yang dilengkapi perangkat selam, regulator, fin, dan pemberat) di tempat yang dalam.3. Biota diambil dan dikumpulkan dala waring untuk dibawa ke darat.4. Pisahkan, kelompokkan biota berdasarkan jenisnya.5. Biota selanjutnya dibersihkan dari kotoran.6. Masing-masing biota dicata ciri-cirinya.Pengawetan :a. Sampel digosok dan dibersihkan dari alga.b. Sampel yang diambil dikubur dalam tanah tanah selama 1 bulan untuk membusukkan biota di dalamya sehingga mudah dibersihkan.c. Setelah itu diambil dan dibersihkan dengan cara mencucinya dengan air. Untuk mendapatkan cangkang yang baik, bagian luar selanjutnya dikuas dengan menggunakan HCl 10%.

Porites sp

Kingdom : AnimaliaFilum: CnidariaKelas: AnthozoaOrdo: ScleractiniaSub Ordo: FungiinaFamily: PoritidaeGenus: PoritesSpesies: Porites spDeskripsi :Merupakan polip berbatu kecil ( SPS ), sering disebut sebagai Finger Permata , Jewel, atau Finger Coral . Sementara bentuk percabangan hijau atau kuning yang paling umum ditemukan dalam berbagai bentuk dan bentuk warna. Memiliki tentakel yang sangat pendek, membutuhkan tingkat cahaya yang tinggi dikombinasikan dengan gerakan air yang kuat. Tentakel terlihat jelas pada malam hari dan bersifat nokturnal. Memakan mikro plankton yang terbawa oleh arus laut. Hidup pada kondisi Ph 8.1-8.4 pada suhu 72-78oC. Warna koloni biasanya hijau dan kuning. Berasal dari Fiji, Maricultured Tonga, Toga (Nybakken, 1994).Cara Pengambilan :1. Dilaksanakan pada saat surut rendah2. Dilakukan dengan berjalan kaki di daerah dangkal: dengan snorkeling di tempat agak dalam (kedalaman 2 5 meter) dan dengan scuba diving (menggunakan tangki gas yang dilengkapi perangkat selam, regulator, fin, dan pemberat) di tempat yang dalam.3. Biota diambil dan dikumpulkan dala waring untuk dibawa ke darat.4. Pisahkan, kelompokkan biota berdasarkan jenisnya.5. Biota selanjutnya dibersihkan dari kotoran.6. Masing-masing biota dicata ciri-cirinya.Pengawetan :a. Sampel digosok dan dibersihkan dari alga.b. Sampel yang diambil dikubur dalam tanah tanah selama 1 bulan untuk membusukkan biota di dalamya sehingga mudah dibersihkan.c. Setelah itu diambil dan dibersihkan dengan cara mencucinya dengan air. Untuk mendapatkan cangkang yang baik, bagian luar selanjutnya dikuas dengan menggunakan HCl 10%.2.5. Bintang LautBINTANG LAUT (Asteroidea sp)

Kingdom : AnimaliaPhylum : EchinodermataClass : AsteroideaGenus: AsteroideaSpesies : Asteroidea spDeskripsi :Tubuh bintang laut umumnya berbentuk simetris radial (cakram) dengan 4-5 lengan. Pada beberapa jenis tertentu, jumlah lengan dapat mencapai 40 buah. Mulut bintang laut terletak di tengah cakram pada sisi bawah tubuh. Di bawah lengan bintang laut terdapat alur yang dalam mulai dari mulut hingga ujung lengan yang disebut celah ambulakral. Di dalam celah ambulakral bintang laut terdapat kaki tabung dengan ujung yang lengket berfungsi sebagai alat untuk beregerak. Bintik mata yang peka terhadap cahaya terdapat di ujung lengan. Di sisi atas (daerah aboral) bintang laut terdapat anus dan lubang tempat masuknya air yang disebut madreporit.Kulit atas bintang laut umumnya kasap, keras dan ada yang berduri untuk mempertahankan diri. Makanan bintang laut terdiri dari ikan,tiram,kerang,teritip,keong,cacing,polip karang,crustacean dan lain-lain (Kastawi,2003).Mulutnya di sebelah kerongkongan yang pendek yang berhubungan dengan lambung yang besar. Makanannya dicerna oleh getah di lambung dan diisap, kemudian dikirim kelima cabang usus.kelima cabang ususu ini bercabang-cabang lagi dan merupakan saluran makanan. Kemudian sisanya dikeluarkan melalui anus. Jenis hewan ini berbentuk bintang dengan 5 lengan. Mereka bergerak dengan menggunakan sistem vaskular air. Bintang laut sebenarnya adalah makhluk hidup yang bebas, namun dikarenakan ketiadaannya organ gerak yang memadai, bintang laut hanya bergerak mengikuti arus air laut hewan ini banyak dijumpai di pantai. Bintang laut memiliki kekuatan regenerasi yang mengagumkan. Apabila satu lengan putus, lengan baru akan tumbuh kembali. Bila cakram tengah ditempelkan ke tangan yang terpotong, individu baru dapat tumbuh dari bagian yang terpotong tersebut. Bintang laut berkembang biak dengan cara bertelur. Sistem ekskresi pada bintang laut tidak ada. Pertukaran gas terjadi melalui insang kecil yang merupakan pemanjangan kulit. Oksigen dan karbon dioksida dapat masuk ke organ tubuh melalui cairan selom. Sistem transportasi atau peredaran darah Echinodermata umumnya tereduksi, sukar diamati. Sistem peredaran darah terdiri dari pembuluh darah yang mengelilingi mulut dan dihubungkan dengan lima buah pembuluh radial ke setiap bagian lengan. Hewan ini bernafas dengan menggunakan insang kulit, yaitu penonjolan dinding rongga tubuh (selom) yang tipis. Tonjolan ini di lindungi oleh silia dan pediselaria (Kastawi,2003).Echinodermata mempunyai jenis kelamin terpisah, sehingga ada yang jantan dan betina. Fertilisasi terjadi di luar tubuh, yaitu di dalam air laut. Telur yang telah dibuahi akan membelah secara cepat menghasilkan blastula, dan selanjutnya berkembang menjadi gastrula. Gastrula ini berkembang menjadi larva. Larva atau disebut juga bipinnaria berbentuk bilateral simetri. Larva ini berenang bebas di dalam air mencari tempat yang cocok hingga menjadi branchidaria, lalu mengalami metamorfosis dan akhirnya menjadi dewasa. Setelah dewasa bentuk tubuhnya berubah menjadi radial simetri. Habitat bintang laut ini adalah di terumbu karang, terutama di lereng terumbu pada kedalaman 2 sampai 6 m. Ada yang ditemukan di paparan terumbu yang terbuka pada saat air surut dan ada yang ditemukan di terumbu karang hidup pada kedalaman 33 m. Di Great Barrier Reef, Australia, hewan ini dijumpai di semua kedalaman yang tidakmelebihi 60 m (Jasin, 1984).CaraPengambilan :

Cara Pengawetan :

2.6. Bintang UlarOphiuroidea brevispinum

Kingdom: AnimaliaFilum: EchinodermataKelas: OphiuroideaOrdo: ValvatidaFamili: OphiuroidaeGenus: OphiuroideaSpesies: Ophiuroidea brevispinumDeskripsi :Habitatnya di perairan besar, dari kutub sampai tropis. Umumya memilik 5 lengan yang berbentuk cambuk yang panjangnya biasanya mencapai 60cm pada spesimen terbesar. Memiliki rangka dari Ca karbonat. Bentuk tubuhnya mirip asteroidea. Kelima lengan menempel pada cakram pusat yang disebut kaliks. Ophiuroidea memilik 5 rahang, tidak memilik anus, jenis kelami terpisah. Hewan ini melepaskan sel kelamin ke air dan hasil pembuahannya akan menjadi larva mikroskopis yang lengannya bersilia disebut pluteus, kemudian bermetamorfosis menjadi seperti bintang laut dan kemudian menjadi bintang ular. Hewan ini memangsa dengan cara makanan dipegang dengan 1 atau lebih lengannya, kemudian dihentakkan dengan bantuan tentakel dimasukkan ke dalam mulut. Hewan ini bergerak dengan lengan yang flexibel (Mukayat 1989).Mukayat, Brotowidjojo. 1989. Zoologi Dasar. Erlangga. JakartaCara Pengambilan :1. Dilaksanakan pada saat surut rendah2. Dilakukan dengan berjalan kaki di daerah dangkal: dengan snorkeling di tempat agak dalam (kedalaman 2 5 meter) dan dengan scuba diving (menggunakan tangki gas yang dilengkapi perangkat selam, regulator, fin, dan pemberat) di tempat yang dalam.3. Biota diambil dan dikumpulkan dala waring untuk dibawa ke darat.4. Pisahkan, kelompokkan biota berdasarkan jenisnya.5. Biota selanjutnya dibersihkan dari kotoran.6. Masing-masing biota dicata ciri-cirinya.Cara Pengawetan :Bintang ular dimasukkan ke dalam wadah berisi formalin 10%.

2.7. Bintang BantalCulcita sp

Kingdom:AnimaliaFilum:EchinodermataKelas:AsteroideaOrdo:ForcipulataFamili:OreasteridaeGenus:CulcitaSpesies: Culcita sp.Deskripsi :Culcita sp. merupakan jenis bintang laut yang memiliki lengan, berbentuk segi lima, tubuhnya tebal seperti roti. Warna tubuh dari bintang laut ini adalah kuning kecoklatan. Hidupnya di daerah terumbu karang, dasar berpasir, dan padang lamun. Bintang laut bentuknya mengikuti kontur permukaan bebatuan.Hewan ini pada umumnya menempati daerah yang digenangi air. Bintang laut berbentuk simetris radial, permukaan bagian bawahnyamemiliki kaki tabung, yang masing-masing dapat bertindak sebagai cakrampenyedot. Bintang laut mengkoordinasikan kaki tabungnya untuk menempel padabebatuan dan atau untuk merangkak secara perlahan-lahan, sementara kaki tabung tersebut memanjang, mencengkeram sekali lagi. Bintang laut juga menggunakan kaki tabungnya untuk menjerat mangsa, antara lain remis dan tiram (Lariman, 2011). Mempunyai susunan tubuh bersimetri lima (pentraradial simetri), tubuh berbentuk cakram yang di dalamnya terdapat sistem pencernaan, sistem respirasi, dan sistem saraf. Tubuh dilindungi oleh lempeng kapur berbentuk perisai (ossicles). Mulut dan anus terletak di sisi yang sama yaitu di sisi oral (Safitri, 2010).Mulai dari mulut memanjang ke esofagus yang pendek, terus kebagian kardiak lambung. Bagian kardiak lambung dapat ditonjolkan melalui mulut untuk menangkap makanan dan mencernakannya, baru kemudian lambung bagian kardiak itu ditarik kembali.Dengan demikian, usus-usus dan anus tidak berfungsi. Tabung telapak itu cekung berhubungan dengan saluran-saluran radier yang ada di atap celah ambulaklar. Saluran-saluran radier lalu bergabung dengan saluran-saluran sirkular di dalam cakram terdapat pula cincin. Saraf dalam cakram pada tiap penjaluran tubuhnya terdapat saraf radial pada sisi ventral (Campbell, 2003).Cara Pengambilan :

Cara Pengawetan :

2.8. Timun LautTIMUN LAUT (Holothuria sp)

Kingdom : Animalia Phylum : EchinodermataClass : Holothuroidea Genus : Holothuria Spesies : Holothuria spDeskripsi :Teripang adalah biota laut yang bergerak lambat, hidup pada dasar substrat pasir, lumpur pasiran maupun dalam lingkungan terumbu yang. merupakan salah satu sumber protein hewani dan telah lama dikonsumsi oleh masyarakat didalam maupun diluar negeri. Teripang merupakan komponen penting dalam rantai makanan di terumbu karang dan ekosistem asosiasinya pada berbagai tingkat struktur pakan (trophic levels). Teripang adalah hewan avertebrata (Holothuroidea) yang dapat dimakan. Ia tersebar luas di lingkungan laut diseluruh dunia, mulai dari zona pasang surut sampai laut dalam terutama di Samudra Hindia dan Samudra Pasifik Barat. Teripang berperan penting sebagai pemakan deposit (deposit feeder) dan pemakan suspensi (suspensi feeder) ( Hutabarat, 1985). Bentuk badan teripang memanjang mirip mentimun. Oleh karena itu, hewan ini biasa disebut mentimun laut atau sea cucumber. Mulut dan anus terdapat di kedua ujung badannya. Bagian punggung-nya berwarna abu-abu dengan pita putih atau kekuningan memanjang secara horizontal. Bagian bawah tubuhnya berwarna putih dan berbintik-bintik hitam/gelap. Kematangan gonad hewan air berumah dua (diosis) ini pertama kali terjadi pada ukuran rata-rata 220 mm. Seekor teripang betina mampu menghasilkan telur dalam jumlah yang sangat banyak hingga mencapai sekitar 1,9 juta butir telur. Daur hidup hewan ini dimulai dengan telur yang dibuahi yang akan menetas dalam waktu sekitar 2 hari. Banyak sekali manfaat teripang dalam menyembuhkan berbagai penyakit degeneratif seperti : Stroke, Jantung Koroner, Kencing Manis & Luka Gangren, Kanker (Tumor), Gagal Ginjal, Chirosis Hepatis, Asam Urat, Rhematik, Wasir, Esteoporosis (Pengeroposan Tulang), dll. Adapun sifat menarik yang terdapat pada timun laut, teripang yaitu jika teripang dipegang secara kasar dapat mengeluarkan sebagian besaar isi perutnya melalui anus atau mulut (Romimohtarto, 2005).Cara Pengambilan :

Cara Pengawetan :

2.9. IkanIkan peperek/keke (Leiognathus decorus)

Klasifikasi ikan keke Kingdom: Animalia Phylum: Chordata Class: Actinopterygii Order: Perciformes - perch-like fishesFamily: LeiognathidaeGenus: LeiognathusSpecies: Leiognathus decorusBadannya benar-benar pipih dan licin. Kepala lonjong keatas, punggungnya sangat kecil di bagian permukaan. Selaput insang bersatu dengan isthmus. Mulut sangat kecil dan protractile. Tidak ada gigi pada langit mulutnya sedangkan pada keluarga Pseudobranchiae memiliki gigi pada langit mulut. Sirip bagian punggung duri berjumlah 8 atau 9 yang besambung agak tegak di bagian depan; bagian belakang memiliki sirip lembut yang terang berjumlah 14-16. 3 duri terletak di bagian sirip ekor; sirip duri bagian depan dan ekor dengan bentuk bulan sabit. Sebuah kelopak yang bersisik terletak pada dasar sirip bagian punggung dan ekor untuk hewan bertulang belakang yang berjumlah 22-23. Semua spesies memiliki organ kerongkongan yang terang. Juga dicatat bahwa hasil produksi makanan ikan ini berbentuk lendir (mucus).

Ikan kembung (Rastrelliger spp)

R. faughniR. brachysomaPhylum: Chordata Subphylum: Vertebrata Kelas: Pisces

R. kanagurtaSubkelas: TeleosteiOrdo: PerciformesSubordo: ScombroideaFamili: ScombroidaeSpesies: Rastrelliger kanagurta (Indian mackerel/Pacific) Rastrelliger brachysoma (Short-bodied mackerel) Rastrelliger faughni (Faughns mackerel)Spesies ikan kembung menurut Saanin (1968) terdiri atas Rastrelliger kanagurta, Rastrelliger neglectus dan Rastrelliger branchysoma. Yang disebut sebagai ikan kembung di sini adalah spesies Rastrelliger branchysoma dengan nama lain sebagai kembung perempuan. Ikan kembung mempunyai bentuk tubuh pipih agak lebar. Panjang kepala sama atau sedikit lebih pendek dari tinggi badan. Panjang baku 3,7-4,3 kali badan. Warna tubuh keperakan dan pada bagian punggung hijau kebiruan. Ikan kembung yang sering tertangkap berukuran 16 cm. Makanan ikan kembung terdiri dari diatom 31%, organisme lainnya 9% dan jasad tidak teridentifikasi 60% (Puslitbangkan 1994).Ikan kembung merupakan ikan pelagis kecil yang termasuk dalam famili Scombridae. Ciri meristik ikan kembung adalah sirip punggungnya terpisah menjadi dua bagian. Sirip punggung pertama berjari-jari keras 10, sedangkan sirip punggung yang kedua berjari-jari lemah 11-12. Sirip dada (pectoral) terdiri dari 16-19 jari-jari lemah, sirip perut (ventral) terdiri dari 7-8 jari-jari lemah, sirip ekor (caudal) terdiri dari 50-52 jari-jari lemah bercabang dan sisik pada gurat sisi (linea lateralis) terdiri dari 127-130 buah sisik (Collette dan Nauen 1983).Kembung melakukan migrasi untuk memijah dan mencari makan (Rounsefell dan Everhart 1962). Susanto (1961) secara spesifik berpendapat bahwa, kembung perempuan melakukan migrasi untuk mencari makanan dan mencari daerah pemijahan. Selain itu, faktor yang mempengaruhi migrasi adalah kekuatan angin dan arus. Ikan kembung perempuan yang menyebar di perairan dekat pantai karena mereka hidup pada perairan dengan kadar garam rendah (Pasaribu 1967). Ikan kembung umumnya memijah pada sekitar musim Barat (Nurhakim 1993). Beberapa ahli telah menduga tempat dan waktu pemijahan ikan kembung. Ikan kembung perempuan mempunyai musim pemijahan selama beberapa bulan yang berlangsung dari bulan Mei-Oktober di Tanjung Satai (Kalimantan Barat). Ikan kembung lelaki mempunyai dua musim pemijahan di Laut Jawa, yaitu berlangsung dalam musim Barat dari Oktober-Februari dan musim Timur dari bulan Juni-September. Jenis ini diduga banyak memijah di sebelah Utara Tanjung Satai, Laut Cina Selatan, Samudera Hindia dan Laut Flores (Burhanuddin et al. 1984). Nurhakim (1993) menyatakan bahwa, waktu pemijahan diduga berlangsung antara bulan April-Agustus dan Desember dengan puncak pemijahan pada bulan Agustus. Daerah pemijahan diduga sekitar Kepulauan Karimun Jawa dan Matasari. Chisastit (1962) menduga bahwa migrasi ikan kembung perempuan dijumpai pada musim pemijahan. Ikan kembung yang mature mungkin sekali a b pergi ke daerah pemijahan dari daerah pantai, dan ikan juvenil akan ke pantai untuk mencari makan. Kelompok ikan kembung dapat ditemukan dengan melihat tanda-tanda di laut pada siang hari. Tanda-tanda itu seperti perairan kelihatan lebih pekat dari sekelilingnya serta adanya percikan-percikan yang disebabkan gerakan kelompok ikan tersebut. Tanda ini adalah khas untuk kembung perempuan. Pada malam hari dalam keadaan gelap kembung perempuan berada di lapisan permukaan. Bagian punggung ikan ini kelihatan berkilau-kilau. Adanya cahaya memudahkan penemuan ikan ini. Itu pula sebabnya penangkapan ikan ini umumnya dilakukan pada malam hari dalam keadaan gelap (Pasaribu 1967). Nontji (1987) mengatakan bahwa, ikan kembung lelaki dan ikan kembung perempuan hidup dari plankton yang ditangkapnya dengan tapis insang. Ikan kembung perempuan mempunyai tapis insang lebih halus karena plankton yang dimakan terdiri dari plankton-plankton kecil seperti diatom dan copepoda, sebaliknya tapis insang kembung lelaki lebih besar karena memakan plankton yang lebih besar.

Ikan bentong/buncilak, selar como (Alepes djeddaba)Klasifikasi ikan buncilak Kingdom : AnimaliaPhylum : ChordataKelas : ActinopterygiiOrder : PerciformesSuborder : PercoideiSuperfamily : PercoideaFamily : CarangidaeGenus : AlepesSpesies : Alepes djeddabaBuncilak merupakan satu famili dengan belado kuning yaitu famili Carangidae. Nama Indonesia biasanya disebut Selar como (Alepes djeddaba) dan nama Inggrisnya disebut Shrimp scad. Ikan ini memiliki tinggi melebar dan sedikit membulat. Profil tubuh bagian punggung dan perut berbentuk cembung. Diameter mata sebesar 3,54 kali panjang kepala. Sirip punggung pertama dengan sebuah duri keras yang menghadap ke depan diikuti oleh 8 duri-duri keras lainnya. Sirip punggung kedua dengan sebuah duri keras dan 23-25 duri-duri lunak. Sirip dubur dengan duri-duri keras terpisah diikuti oleh sebuah duri keras dan 18-20 duri-duri lunak. Bagian dada bersisik. Gurat sisi sangat melengkung bagian belakang. Warna hijau/biru bagian atas, putih keperakan bagian bawah. Terdapat noktah hitam di pinggir atas tutup insang. Sirip-sirip kuning pucat, terutama sirip ekor.Ikan buncilak yang berukuran muda, yaitu 150-199 mm dan 240-319 mm memakan makanan utamanya dari jenis crustacean seperti decapoda, ostrocoda, amphipoda dan cladoceran, ketika ikan buncilak yang berukuran 200-239 mm pada umumnya mengkonsumsi ostrocoda dan jenis crustacean lainnya. Buncilak hidup di habitat perairan pantai yang berkarang dan banyak mengandung crustacean berukuran kecil. Alat tangkap yang digunakan untuk menangkap ini adalah trawl dasar, purse seine dan bubu.Daerah penyebaran ikan buncilak sepanjang daerah perairan Indo-Pasifik sampai Afrika Utara bagian selatan, sepanjang pantai Afrika Timur, India, Asia, Indonesia, Australia bagian selatan, Jepang hingga ke perairan Hawai. Pada umumnya ikan ini hidup berkelompok di perairan pantai yang berkarang dan berpasir bahkan di perairan berlumpur. Adakalanya ikan ini ditemukan pada lingkungan laut lepas.

Ikan teri (Stolephorus commersonii)

Kerajaan:AnimaliaFilum:Chordata Kelas:ActinopterygiiOrdo:ClupeiformesFamili:EngraulidaeGenus:StolephorusSpesies: Stolephorus commersoniiIkan teri termasuk kedalam famili Engraulidae (Anchovies), ordo Clupeiformes (herrings), kelas Actinopterygii (ray-finned fishes) dengan nama perdagangan adalah Commersons anchovy. Ikan teri jantan memiliki panjang 10 cm. Ikan ini masuk kedalam kelompok pelagis yang hidup di air laut dan tawar pada kedalaman 0-50 m serta bersifat anadromous. Selain itu teri hidup di daerah tropis dengan posisi 27 00' LU 24 00' LS dan 3800' BT 155 00' BT.Ikan teri mempunyai sirip anal soft sebanyak 18-19, bentuk perut yang bulat, ramping, dan gigi kecil terdapat di tulang hyoid. Ujung rahang menjangkau atau bagian batasan per-operkulum sedikit mengarah ke belakang, berbentuk cembung dan bulat. Otot isthmus yang lancip mengarah ke bawah, warna tubuh transparancoklat muda dengan sepasang dark patches (linea lateralis) yang bersambung dengan sepasang garis ke arah sirip ekor berwarna putih.Penyebaran ikan teri secara bergerombolan terdapat di perairan Atlantik, Samudera India dan Samudera Pasifik biasanya dapat hidup di perairan dasar terumbu karang dan daerah estuaria yang beriklim tropis. Beberapa di antaranya dapat hidup atau bertahan hidup di perairan air payau. Selain itu, gerombolan ikan teri dapat di jumpai di perairan estuaria Godavari, India selama 5 bulan dari bulan Februari sampai Juni pada salinitas 19,632 ppt tetapi gerombolan ikan teri hampir secara total ada pada musim banyaknya fitoplankton. Makanan utama adalah plankton yang ada di permukaan laut tapi kadang-kadang memakan larva udang dan kerang-kerangan.

Ikan Albakora (Thunnus alalunga)

Kerajaan:AnimaliaFilum:ChordataKelas:ActinopterygiiOrdo:PerciformesFamili:SkombrideUpafamili:ScombrinaeGenus:ThunnusUpagenus:ThunnusSpesies:Thunnus alalungaOrdo Percomorphi (Sub ordo Scombroidea), Famili Skombride, Genus Thunnus. Badan memanjang seperti torpedo. Mata agak besar. Tergolong tuna besar. Tapisan insang 25-31 pada bujur insang pertama. Sirip dada memanjang seperti pedang dapat mencapai jari-jari lepas kedua dari sirip punggungnya. Lunas kuat pada batang ekor diapit oleh dua lunas kecil pada ujungnya. Terdapat dua cuping di antara sirip perut. Sisik-sisik kecil, halus; Pada korselet tumbuh sisik besar tetapi tidak nyata. Sirip punggung pertama berjari-jari keras 13-14, dan 14 jari-jari lemah pada sirip punggung kedua, diikuti 7-8 jari-jari sirip lepas. Termasuk ikan buas, karnivora, predator. Jenis-jenis yang kecil hidup bergerombol. Hidup diperairan lepas pantai lautan terbuka. Warna bagian atas hitam kebiruan, mengkilat, putih perak bagian bawah. Sirip punggung pertama sedikit keabuan dengan warna kuning yang terpendam, pinggiran atas kegelapan. Sirip punggung kedua, dan dubur gelap kekuningan. Batas belakang sirip ekor keputihan. Ukuran d apat mencapai panjang 137 cm, umumnya 40-100 cm.Albakora (Thunnus alalunga) merupakan jenis ikan tuna yang paling kecil, tumbuh hingga 1,4 meter dengan berat 60 kg. Umurnya sampai 9 tahun. Ikan ini tersebar luas di seluruh daerah tropis. Ikan ini hidup di laut lepas sampai kedalaman 600 meter. Sering bergerombol dalam jumlah sangat besar dengan ikan tuna lainnya. Ikan matang kelamin setelah panjangnya mencapai 90 cm. waktu perkembang-biakan sekitar 1,4-4,4 tahun untuk menggandakan populasinya. Jumlah telurnya dua juta butir (Kuncoro dan Wiharto, 2009).

Ikan Madidihang (Thunnus albacares)

Kerajaan:Animalia

Filum:Chordata

Kelas:Actinopterygii

Ordo:Perciformes

Famili:Scombridae

Genus:Thunnus

Spesies:T. albacares

IkanMadidihangatautuna sirip kuning(Thunnus albacares) adalah sejenisikanpelagisbesar yang mengembara dilautantropikadan ugahari di seluruh dunia. Ikan ini merupakan salah satu jenistunayang terbesar, meski masih kalah besar jika dibandingkan dengantuna sirip birudantuna mata besar. Madidihang juga merupakan ikan tangkapan samudra yang penting karena bernilai ekonomi tinggi. Dalam perdagangan dunia, ikan ini dikenal sebagaiyellowfin tuna(Ingg.) dan jugaalbacore(Pr.danSp.).Madidihang dewasa memiliki tubuh yang berukuran besar, dengan panjang dari ujung moncong hingga ujung percabangan sirip ekor (FL,fork length) mencapai 195cm; namun umumnya hingga 150cm. Bentuknya gilig panjang serupatorpedo(fusiform), agak memipih dari sisi ke sisi. Sirip punggung (dorsal) terdiri dari dua berkas, terpisah oleh celah yang kecil saja; berkas yang kedua segera diikuti oleh 810 sirip-sirip tambahan berukuran kecil (finlet). Siripanaldiikuti oleh 710 finlet. Pada spesimen berukuran besar, sirip punggung kedua dan sirip anal ini kadang-kadang memanjang hingga 20% FL. Sirip dada (pectoral) lumayan panjang (2231% FL), biasanya mencapai pangkal bagian depan sirip dorsal kedua, namun tidak melewati pangkal bagian belakangnya. Ada dua lipatan kulit (tonjolan interpelvis) di antara sirip-sirip perut. Batang ekor amat ramping, dengan sebuah lunas samping yang kuat di tiap-tiap sisi, yang masing-masing diapit oleh dua lunas yang lebih kecil.[1]Sirip ekor bercabang kuat (forked, bercagak).Punggungnya berwarna biru gelapmetalik, berangsur-angsur berubah menjadi kekuningan atau keperakan di bagian perut. Sirip-sirip punggung kedua dan anal, serta finlet-finlet yang mengikutinya, berwarna kuning cerah, yang menjadi asal namanya. Bagian perut kadang-kadang dihiasi oleh sekitar 20 garis putus-putus yang hampir vertikal arahnya.[1]Madidihang dapat mencapai berat melebihi 300 pon (136kg), walau demikian ini masih jauh di bawahtuna sirip biru Pasifik(Thunnus orientalis) yang bisa memiliki berat lebih dari 1000 pon (454kg), dan juga sedikit di bawahtuna mata besar(Thunnus obesus) dantuna sirip biru selatan(Thunnus maccoyii). Ukuran madidihang yang tercatat dalam literatur adalah hingga sepanjang 239cm dan seberat 200kg. Ikan ini dapat tumbuh sampai 239 cm dengan berat maksimal dua kwintal. Umurnya 7 sampai 9 tahun, tersebar luas di perairan tropis dan subtropis tetapi tidak ada di Laut Mediterania. Hidup di laut dalam sampai kedalaman 250 meter. Daya berbiaknya cepat, karena hanya butuh waktu 1,4-4,4 tahun untuk menggandakan populasinya. Jumlah telurnya sekitar 200 ribu butir. Ikan ini jarang terlihat di sekitar karang. Hidup berkelompok dalam jumlah sedang sampai besar. Kadang bergerombol dengan ikan lumba-lumba. Sangat sensitif dengan kandungan oksigen terlarut, sehingga jarang ditemukan di bawah kedalaman 250 meter (Kuncoro dan Wiharto, 2009).

Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis)

Kerajaan:Animalia

Filum:Chordata

Kelas:Actinopterygii

Ordo:Perciformes

Famili:Skombride

Genus:KatsuwonusKishinouye, 1915

Spesies:K. pelamis

IkanCakalang(Katsuwonus pelamis) adalah ikan berukuran sedang darifamiliaSkombride(tuna). Satu-satunya spesies darigenusKatsuwonus. Cakalang terbesar, panjang tubuhnya bisa mencapai 1 m dengan berat lebih dari 18 kg. Cakalang yang banyak tertangkap berukuran panjang sekitar 50 cm. Nama-nama lainnya di antaranyacakalan, cakang, kausa, kambojo, karamojo, turingan, dan ada pula yang menyebutnyatongkol. Dalambahasa Inggrisdikenal sebagaiskipjack tuna. Ikan cakalang merupakan ikan yang bersifat pelagis dan oceanik, cenderung berkelompok di lapisan permukaan air dan makanan utamanya ikan, cephalopoda serta crustacea. Ikan ini tersebar luas di Perairan Indonesia bagian timur (Sriyono, et al., 2010).Tubuh berbentuk memanjang dan agak bulat (fusiform), dengan dua sirip punggung yang terpisah.Sirip punggungpertama terdiri dari XIV-XVI jari-jari tajam. Sirip punggung kedua yang terdiri dari 14-15 jari-jari lunak, diikuti oleh 7-9 sirip tambahan berukuran kecil (finlet).Sirip duburberjumlah 14-15 jari-jari, diikuti oleh 7-8 finlet.Sirip dadapendek, dengan 26-27 jari-jari lunak. Di antarasirip perutterdapat dua lipatan kulit yang disebut taju interpelvis. Busur (lengkung)insangyang pertama memiliki 53-63 sisir saring.[1]Bagian punggung berwarna biru keungu-unguan hingga gelap. Bagian perut dan bagian bawah berwarna keperakan, dengan 4 hingga 6 garis-garis berwarna hitam yang memanjang di samping badan. Tubuh tanpasisikkecuali pada bagian barut badan (corselet) dangurat sisi. Pada kedua sisi batang ekor terdapat sebuah lunas samping yang kuat, masing-masing diapit oleh dua lunas yang lebih kecil.

Ikan Tongkol (Euthynnus affinis)

Kerajaan:Animalia

Filum:Chordata

Kelas:Actinopterygii

Ordo:Perciformes

Famili:Scombridae

Genus:Euthynnus

Spesies:E. affinis

Tongkol,tongkol como,tongkol komo, atautongkol kurik(Euthynnus affinis) adalah sejenisikan lautdarisukuScombridae. Terutama menjelajah di perairan dangkal dekat pesisir di kawasanIndo-Pasifik Barat, tongkol merupakan salah satu jenis ikan tangkapan yang penting baginelayan. Dalam perdagangan internasional dikenal sebagaikawakawa,little tuna,mackerel tuna, ataufalse albacore. Ikan ini menyebar di perairan hangat. Tongkol lisong tergolong spesies ikan yang yang epipelagis, neritik serta oseanik (Direktorat Jendral Perikanan Tangkap, 2005).Ikanyang berukuran sedang; panjang maksimum sekitar 100cmFL (fork length), namun umumnya hanya sekitar 60 cm. Punggung berwarna biru gelapmetalik, dengan pola coret-coret miring yang rumit mulai dari pertengahan sirip punggung pertama ke belakang; sisi badan dan perut putihkeperakan, dengan bercak-bercak khas berwarna gelap di antara sirip dada dan sirip perut, yang tidak selalu ada.Tanpa sisik, kecuali di wilayahcorseletdangurat sisi. Gigi-gigi kecil dan mengerucut, dalam satu baris. Sisir saringberjumlah 29-34pada lengkunginsangyang pertama. Sirip punggung pertama dengan XI hingga XIV jari-jari keras (duri),terpisahkan dari sirip punggung kedua hanya oleh suatu celah sempit, yang lebih sempit daripada lebar mata. Duri-duri di awal sirip punggung pertama jauh lebih panjang daripada duri-duri di belakangnya, membuat tepi atas sirip depan ini melengkung dalam. Sirip dada pendek, ujungnya tidak mencapai celah di antara kedua sirip punggung.Terdapat dua tonjolan(flaps)di antara kedua sirip perut. Sirip-sirip kecil (finlet) 8-10 buah di belakang sirip punggung kedua, dan6-8 buahdi belakang sirip dubur.

2.10. Benthos2.11. Plankton

BAB IIIPENUTUP

3.1. Kesimpulan

3.2. Saran

DAFTAR PUSTAKAOemarjati, Boen S. 1990.Taksonomi Hewan Avertebrata. Yogyakarta: UGM PressWilliams S.T., Donald K.M., Spencer H.G. & Nakano T. 2010.Molecular systematics of the marine gastropod families Trochidae and Calliostomatidae (Mollusca: Superfamily Trochoidea). Molecular Phylogenetics and Evolution 54:783-809Barnes, Robert D. 1982.Invertebrate Zoology. Philadelphia, PA: Holt-Saunders InternationalNybakken, 1994.Biologi Laut Sebagai Suatu Pendekatan Ekologis. Jakarta : GramediaDirektorat Jendral Perikanan Tangkap. 2005. Klasifikasi Ikan Laut untuk Statistik Perikanan Tangkap. Departemen Kelautan dan Perikanan. Jakarta.Kuncoro, E.B., F. E. A. Wiharto. 2009. Ensiklopedia Populer Ikan Air Laut. Lily Publisher. Yogyakarta. 116 hlm.Sriyono WS., Kosasih, M. Rosid, Ilham, Jimmi, A. Chandra, Syahril AR. 2010. Ikan-Ikan Laut Pelagis dan Demersal di Indonesia. Direktorat Sumberdaya Ikan Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap Kementerian Kalautan dan Perikanan. Jakarta.Collette BB dan Nauen CE. 1983. FAO Species Catalogue. Vol. 2. Scombrids of the World. An Annoted and Illustrated Catalogue of Tunas, Mackerels, Bonitos and Related Species Knows to Date. FAO Fish. Synop. Vol. 2: 137p.Chisastit C. 1962. Progress Report on Tagging Experiment of Chub Mackerel (Rastrelliger spp) in the Gulf Thailand. Proc. Indo-Pacific Fish. Coun, 15 (III): 265-286.Burhanuddin, Martosewojo S, Adrim M, Hutomo M. 1984. Sumberdaya Ikan Kembung. Jakarta: Lembaga Oseanologi Nasional-LIPI. 50 halNurhakim S. 1993. Biology et Dynamique du Banyar Rastrelliger kanagurta (Teleosteen-Scombridae) dans la pecherie des grands senneurs en mer de Java. These, Univ. Bretagne Occidentale, Brest, French. 106p.Nontji A. 1993. Laut Nusantara. Cetakan kedua. Jakarta: Djambatan. 368 hal.Pasaribu BP. 1967. Menemukan Kelompok Ikan Kembung (Rastrelliger spp) di Perairan Tapanuli. Skripsi (tidak dipublikasikan). Fakultas Perikanan. Institut Pertanian Bogor.Puslitbangkan. 1994. Pedoman Teknis Perencanaan Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Ikan Pelagis Kecil dan Perikanannya. Seri Pengembangan Hasil Penelitian Perikanan, Departemen Pertanian. Jakarta.Rousenfell GA and Everhart WH. 1962. Fishing Gear (Fisheries Science its Methods and Aplication). Jhon Willey Con, Inc. New York. 123p.Susanto V. 1961. Some Problems of Fisheries Research with Special Reference to The Rastrelliger Fishery. Proc. I.P.F.C. 9 (3):71-78.Campbell, Reece, Michael. 2003. Biologi Edisi Kelima Jilid 2. Jakarta : ErlanggaSafitri 2010.Ensiklopedia Hewan (invertabrata).Jakarta:lentera AbadiLariman .2011. Zoologi Invertebrata. Bandung : AlphabetJasin, Maskoeri. 1984. Sistematik Hewan Invertebrata dan Vertebrata. Surabaya : Sinar Wijaya.Kastawi, Yusuf. 2003. Zoologi Avertebrata. Malang : Universitas Negeri MalangHutabarat. S. 1985. Pengantar Oceanografi. Jakarta:UI PressRomimohtarto. 2005. Biologi Laut (Ilmu Pengetahuan Tentang Biologi Laut). Jakarta: Ikan Mandiri

Powell A W B,New Zealand Mollusca,William Collins Publishers Ltd, Auckland, New Zealand1979ISBN 0-00-216906-1 Miller M & Batt G,Reef and Beach Life of New Zealand,William Collins (New Zealand) Ltd, Auckland, New Zealand1973 English,S.,C. Wilkinson dan V. Baker. 1994.Survey Manual for Tropical Marine. Nybakken, 1994.Biologi Laut Sebagai Suatu Pendekatan Ekologis. Jakarta : Gramedia Thamrin. 2006.Karang : Biologi Reproduksi & Ekologi.Pekanbaru. Minamandiri Pres. Yulianda, Ferdinan. 2003.Pengelolaan Terumbu Karang Di Kawasan Wisata Bahari. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. http://self.gutenberg.org/articles/trochidae (senin 15 juni 2015) Mukayat, Brotowidjojo. 1989. Zoologi Dasar. Erlangga. Jakarta Jasin, Maskoeri. 1987. Zoologi Invertebrata. Sinarwijaya. Surabaya. Nontji, A. 2007. Laut Nusantara. Djambatan. Jakarta. Campbell, Neil A., Jane B. Reece & Lawrence G. Mitchell. 2004. Biologi Edisi Kelima Jilid 3. Jakarta: Penerbit Erlangga. Kimball, J.W., Tjitrosomo, S.S., Sugiri, N. 1983.Biologi Jilid 1 Edisi Kelima.Erlangga: Jakarta. Anonim, 2011. Ekologi Kerang Bulu. http://widrozano.wordpress.com. [Rabu,17 juni 2015]. Anonim, 2010. Anthropoda. http://aqshabiogger.blogspot.com. [Rabu,17 juni 2015]. Sridianti, 2007. Phylum Mollusca. Gramedia. Jakarta. Hala,Yusminah. 2007. Daras Biologi Umum II. Alauddin Press. Makassar. Suwignyo, Sugiarto. 2005. Avetebrata Air Jilid I1. Penebar Swadaya. Jakarta. Dharma, B. 1998. Siput Dan Kerang Indonesia. PT. Sarana Graha. Jakarta.120 hal Suharsono, 1996. Jenis-jenis Karang yang Umum dijumpai di Perairan Indonesia. Puslitbang Oseanologi LIPI. Jakarta. Wilson, B. 1993. Laut Australia Kerang. Prosobranch Gastropoda. Kallaroo, Australia Barat: Odyssey Publishing Vol. 1 408 pp.

Page | 1