laporan coop 3 bulan abelio abdillah

45
LAPORAN CO-OP PROGRAM COOPERATIVE ACADEMIC EDUCATION (CO-OP) SLO OPERATION & MAINTENANCE PETAPAHAN GATHERING STATION PT. CHEVRON PACIFIC INDONESIA Oleh: ABELIO ABDILLAH 11055100495 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

Upload: abdillah-abel

Post on 13-Sep-2015

68 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Report of Chevron Internship Program (COOP). Location at Petapahan Gathering Station.

TRANSCRIPT

Surat Cinta Dari Pevita

COOPERATIVE ACADEMIC EDUCATION (CO-OP)SLO OPERATION & MAINTENANCE

LAPORAN CO-OPPROGRAM COOPERATIVE ACADEMIC EDUCATION (CO-OP)

SLO OPERATION & MAINTENANCEPETAPAHAN GATHERING STATIONPT. CHEVRON PACIFIC INDONESIA

Oleh:ABELIO ABDILLAH11055100495

JURUSAN TEKNIK ELEKTROFAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGIUNIVERSITAS ISLAM NEGERISULTAN SYARIF KASIMRIAU2015LEMBAR PENGESAHANLAPORAN PROGRAM CO-OP MAHASISWA UR

Nama: ABELIO ABDILLAHNIM: 11055100495Program Studi: Teknik ElektroUniversitas: UIN Sultan Syarif Kasim RiauPerusahaan: PT. CHEVRON PACIFIC INDONESIADivisi: O&M South, MinasWaktu: 3 Bulan Pertama (September Desember 2014) / Laporan 6 BulanPetapahan, 21 Desember 2014Peserta Co-Op

Abelio Abdillah11055100495

Mengetahui,

GL Petapahan AreaHadianto/Indra MulyaniTM Petko AreaDeny Irfanto/Novrizal Abdullah

Dosen Pembimbing Magang

Errin Yani Wijaya, SE., M.SiKATA PENGANTAR

Pertama-tama penulis mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT., karena atas berkat dan karuniaNya, penulis dapat mengikuti Program Co-Op di PT. Chevron Pacific Indonesia. Selain itu, penulis juga menyelesaikan laporan magang selama 3 bulan pertama. Progam ini merupakan kesempatan yang sangat berharga bagi penulis, karena dalam program ini penulis menperoleh banyak pengalaman. Selain itu, penulis dapat merasakan seperti apa dunia kerja yang sesungguhnya. Selama menjalani program ini, penulis mendapat banyak bantuan dan bimbingan berbagai pihak. Dengan bantuan mereka juga, penulis dapat menyelesaikan laporan magang 3 bulan pertama ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:1. Bapak Deny Irfanto dan Pak Novrizal Abdullah selaku Team Manager SLO Petko Area;2. Bapak Hadianto dan Pak Indra Mulyani selaku Group Leader di Petapahan Area;3. Bapak Yerfizal Islami dan Pak Syafran selaku Ops. Representative Petko Area.4. Bapak Abdul Gani dan Pak Purwadi selaku Analyst Petko Area;5. Bapak W. Hasibuan, Pak Eviar, Pak P.J. Latumahina, Pak Sumardi, selaku Senior Operator di Petapahan Gathering Station;6. Bapak Firmansyah, Pak Eriwan Sukma, Pak Gaol, Pak Meirizal, Pak Indra Julian, Pak Darmadi yang bertugas sebagai Field Operator;7. Keluarga yang selalu mendukung kegiatan penulis di program Co-Op;8. Teman-teman sesama peserta Co-Op Batch XIV.

Tak lupa juga, penulis mengucapkan terima kasih kepada P2K2 UNRI yang telah memfasilitasi program magang ini sehingga penulis dapat menjadi salah satu bagian dari program tersebut. Penulis menyadari bahwa laporan 3 bulan pertama ini masih terdapat kesalahan. Maka dari itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca kepada penulis dalam penulisan laporan ini. Atas perhatiannya, penulis mengucapkan terimakasih.

Pekanbaru, 21 Desember 2014

Abelio Abdillah

DAFTAR ISI

HalamanLEMBAR PENGESAHAN 2KATA PENGANTAR 3DAFTAR ISI 5BAB I PENDAHULUAN61.1. LATAR BELAKANG MAGANG PT. CPI61.2. TUJUAN MENGIKUTI PROGRAM MAGANG PT. CPI6BAB II PEMBAHASAN72.1. SEJARAH SINGKAT PERUSAHAAN72.2. WILAYAH OPERASIONAL PERUSAHAAN 112.3. KEGIATAN OPERASIONAL PERUSAHAAN 272.4. KEGIATAN PESERTA MAGANG 3 BULAN PERTAMA 28BAB III PENUTUP 343.1. MANFAAT YANG DIPEROLEH 343.2. SARAN 343.2.1. LEMBAGA PERGURUAN TINGGI (P2K2) 343.2.2. PERUSAHAN PENERIMA MAHASISWA COOP 34

BAB IPENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG MAGANG DI PT. CHEVRON PACIFIC INDONESIA (PT. CPI)Belakangan ini, persaingan dalam mencari pekerjaan sangat besar. Diperlukan persiapan yang matang serta skill sebelum melamar suatu pekerjaan. Untuk itu, program magang ini sangat membantu dalam proses pencarian kerja. Hal ini dikarenakan pada program ini, peserta magang dapat berpartisipasi langsung dalam dunia kerja yang sesungguhnya. Sehingga nantinya, pada saat melamar kerja ke suatu perusahaan, kita sudah memiliki pengalaman di dunia kerja sebelumnya.Program magang ini merupakan kerjasama antara P2K2 (Pusat Pengembangan Karir dan Kewirausahaan) dengan PT. Chevron Pacific Indonesia. Program ini bertujuan untuk mempersiapkan mahasiswa/i dalam memasuki dunia kerja. Diharapkan mahasiswa/i dapat memberi kontribusi kepada perusahaan tersebut. Dalam menjalani program ini mahasiswa/i dituntut untuk lebih mengembangkan softskill, selain daripada hardskill.

1.2. TUJUAN MENGIKUTI PROGRAM MAGANG DI PT. CHEVRON PACIFIC INDONESIAAdapun tujuan penulis mengikuti program magang ini yaitu:a. Menerapkan ilmu/ softskill yang didapatkan dari selama bangku perkuliahan. b. Untuk persiapan sebelum memasuki dunia kerja setelah selesai dari bangku perkuliahan.

BAB IIPEMBAHASAN

2.1. SEJARAH SINGKAT PERUSAHAANChevron Pacific Indonesia (CPI) adalah anak perusahaan dari Chevron Corporation yang bertugas mengeksplorasi minyak yang ada di Riau. Sebelum diambil alih oleh Chevron, perusahaan ini bernama Caltex Pacific Indonesia. Para karyawan CPI ditempatkan di 4 kota di Riau, yaitu Dumai, Duri, Minas, dan Rumbai. CPI juga merupakan perusahaan minyak kontraktor terbesar di Indonesia dengan produksi sudah mencapai 2 miliar barrel.CPI pertama kali didirikan di Indonesia pada awal tahun 1924. Standard Oil Company of California (Socal) dan Texas Oil Company (Texaco) membentuk sebuah perusahaan patungan di daerah Sumatera, bernama N.V. Nederlandsche Pacific Petroleum Maatschappij (NPPM). Perusahaan ini menemukan sumur minyak terbesar di Asia Tenggara, Minas. Sumur ini awalnya bernama Minas No. 1. Minas terkenal dengan jenis minyak Sumatera Light Crude (SLC) yang baik dan memiliki kadar belerang rendah.Pada awal 1950-an, NPPM berubah nama menjadi Caltex Pacific Oil Company (CPOC), dan mulai melakukan ekspor minyak dari Minas, melalui Perawang. Sumur minyak baru mulai ditemukan di Duri, Bengkalis, dan Petapahan. Nama Caltex pun berubah kembali di awal 1960-an menjadi Caltex Pacific Company (CPC). Seiring semakin banyaknya sumur minyak yang ditemukan di daerah operasi Caltex, peta daerah pun dibuat. Peta daerah operasi ini biasa disebut Kangaroo Block, karena bentuknya yang seperti kangguru. Di luar Kangaroo Block, Caltex yang pada dekade 1970-an mengubah kembali namanya menjadi PT. Caltex Pacific Indonesia, pada saat itu juga mengoperasikan daerah Coastal Plains Pekanbaru Block (CPP Block) dan Mount Front Kuantan Block (MFK Block).Pada 1980, CPI merasa memerlukan suatu terobosan untuk meningkatkan produksi minyak di ladang minyak Duri. Pada tahun tersebut dibangunlah proyek Sistem Injeksi Uap terbesar di dunia, yaitu Duri Steam Flood, yang diresmikan Presiden Soeharto pada pertengahan 1980-an. Pada tahun 2005, Caltex, sebagai anak perusahaan Chevron dan Texaco Inc. Diakuisisi oleh Chevron bersama dengan Texaco dan Unocal. Maka, resmi nama PT. Caltex Pacific Indonesia berubah menjadi PT. Chevron Pacific Indonesia. Peristiwa-peristiwa penting yang terjadi di CPI dapat dilihat Tabel 1.1.

Tabel 1.1 Peristiwa-Peristiwa Penting di PT. CPI Tahun 1924-2006No.TanggalPeristiwa Penting

1.Maret 1924Regu geologi Standard Oil Company of California (SOCAL) tiba di Indonesia, melakukan survei eksplorasi antara lain di Kalimantan dan Sumatera, khususnya Aceh

2.Juli 1936SOCAL dan TEXACO mendirikan California Texas Petroleum Corporation (CALTEX)

3.Maret 1941Lapangan minyak Duri ditemukan

4.April 1952Lapangan minyak Minas mulai berproduksi

5.Februari 1954Lapangan minyak Bekasap ditemukan

6.Juli 1958Dermaga minyak pertama Dumai diresmikan, produksi Duri mulai diekspor dari pelabuhan Samudera Dumai

7.September 1966Produksi CALTEX sejak 1952 mencapai 1.000.000.000 barrel

8.September 2005Caltex Pacific Indonesia berubah menjadi Chevron Pacific Indonesia

9.Juni 2006CPI menjadi bagian dari organisasi Indo Asia Business Unit

Selain CPI, di Indonesia IBU juga mengelola Chevron Indonesia Company perusahaan kontraktor PSC yang beroperasi di wilayah Kalimantan Timur, dan beberapa badan usaha bidang Geothermal dan Power. Di Indonesia terdiri dari: Chevron Geothermal Indonesia, Ltd dan Chevron Geothermal Salak, Ltd.IBU (IndoAsia Business Unit) memiliki dua daerah operasi yaitu Filipina dan Indonesia, dimana di Indonesia terdiri dari 3 lokasi, yaitu:1. Jawa Barat (GPO)Chevron adalah produsen terbesar di dunia untuk energi panas bumi dan memiliki daerah operasi yang utama di Indonesia. Anak perusahaan Chevron Geotherma mengelola dua proyek panas bumi di Indonesia Drajat (Garut) dan Salak (Sukabumi), dimana keduanya berada di Pulau Jawa. Proyek Drajat memasok uap panas bumi, yang menghasilkan 259 megawatt listrik. Semua energy yang dihasilkan dari lapangan Drajat langsung dijual ke jaringan listrik nasional. Chevron menguasai 95% operasional di Drajat.2. Kalimantan (KLO)Chevron memiliki kepentingan beroperasi di lima wilayah lepas pantai PSC yang mencakup sekitar 2,8 juta hektar (11.100 Km). ada empat PSC daerah lepas pantai Kalimantan Timur di Cekungan Kutai, termasuk kepentingan dioperasikan di Kalimantan Timur (92,5%), Selat Makassar (90%). Rapak (80%), dan Ganal (80%). PSC Kalimantan adalah 100% milik Chevron di Ambalat Timur, di Cekungan Tarakan, lepas pantai Timur Laut Kalimantan. Pada bulan Desember 2010, Chevron melepaskan kepemilikannya di Ambalat Timur, menunggu persetujuan Pemerintah yang diantisipasi pada akhir 2011.3. Sumatera (SMO)PT. CPI mengoperasikan Rokan dan Siak PSC di Sumatera.Mayoritas produksi CPI pada tahun 2010 berasal dari lading di PSC Rokan. Duri, ladang minyak terbesar, telah menggunakan teknologi Steam Flooding sejak tahun 1985 dan merupakan salah satu pengembangan injeksi uap terbesar di dunia. Pada tahun 2010, injeksi uap diaplikasikan di 80% dari lapangan.CPI terus melaksanakan proyek yang dirancang untuk mempertahankan produksi, meningkatkan pemulihan dan meningkatkan keandalan dari waduk yang ada. Di daerah produksi dari lapangan Duri, 206 sumur produksi dan 16 sumur injeksi uap dibor pada tahun 2010. Di lapangan Minas, 58 sumur produksi dibor selama 2010. Sebuah rencana pengeboran juga berhasil dilakukan di lapangan Bekasap pada tahun 2010.Kegiatan operasi CPI dikendalikan dari 5 lokasi kantor yaitu: Jakarta, Rumbai, Minas, Duri, Serta Dumai di Propinsi Riau. Per Juni 2007, CPI didukung oleh 7.000 karyawan, serta sekitar 30.000 karyawan perusahaan-perusahaan mitra kerja. Tahun 2006, CPI memproduksi rata-rata 540.000 barel minyak dan gas equivalen per hari. CPI mengoperasikan 3 lapangan minyak utama: Duri, Minas, dan Bekasap. Duri memproduksi minyak bumi yang terkenal dengan nama Duri Crude. Lapangan Duri ditemukan tahun 1958. Tahun 1980-an, Duri nyaris ditutup karena rendahnya tingkat produksi. Namun, keajaiban teknologi bernama injeksi uap menyebabkan Duri dapat terus berproduksi, bahkan berlipat ganda dan mencapai akumulasi produksi 1,9 milyar barel tahun 1995. Daerah Bekasap memiliki lapangan minyak kecil produktif yang memproduksi light crude. CPI juga mengoperasikan Pelabuhan Dumai yang memiliki tangki penyimpanan minyak berkapasitas 6 juta barel. Teknologi injeksi uap dan air hanyalah beberapa di antara teknologi mutakhir yang dikembangkan CPI di Indonesia dengan dukungan Chevron. Saat ini, CPI tengah melakukan uji-coba teknologi peningkatan perolehan minyak dengan memanfaatkan bahan kimia surfactant. Dalam menjalankan usahanya, CPI berpedoman pada The Chevron Way, nilai-nilai universal yang diyakini dan mensyaratkan pencapaian dan tingkat integritas yang tertinggi dari karyawannya dalam bekerja bersama pemerintah, mitra kerja, masyarakat, pelanggan, dan rekan kerja. CPI menghormati dan menaati hukum, mendukung hak-hak asasi manusia yang universal, melindungi lingkungan, dan memberikan manfaat kepada masyarakat di tempatnya beroperasi. CPI mempraktekkan menajemen K3L2 (Keselamatan, Kerja, Kesehatan, dan Lindungan Lingkungan) atau HES (Health, Environmet, and Safety) yang terintegrasi sebagai bentuk tanggung jawab korporat perusahaan. CPI telah lama menerapkan manajemen pengelolaan limbah menyeluruh yang meminimumkan dampak terhadap kesehatan manusia dan lingkungan. Sebagai contoh, CPI telah menginjeksikan kembali air terproduksi (air yang terangkat bersama minyak dalam proses produksi) ke dalam bumi, dan menargetkan untuk menginjeksi kembali 100%, seluruh air terproduksi.Sejak lama CPI memiliki filosofi tumbuh dan berkembang bersama masyarakat. Filosofi ini diwujudkan melalui program pengembangan masyarakat atau lebih dikenal dengan Community Developmet (CD) sejak tahun 1950-an, yang didasarkan pada kebutuhan masyarakat di sekitar daerah operasi CPI.

2.2. WILAYAH OPERASIONAL PERUSAHAANAdapun wilayah operasional perusahaan yang dipetapahan meliputi : Gathering Station.Gathering station merupakan kumpulan dari beberapa fasilitas, dibangun untuk mengumpulkan dan memisahkan minyak mentah dan air, gas, pasir, dan padatan lain yang terkandung didalamnya. Fluida (gas, minyak mentah, air, dan padatan) dihasilkan dari sumur-sumur produksi yang ada di lapangan minyak (oil field). Semua zat tersebut melalui suatu sistem aliran pipa yang akan dikirim ke unit pengolahan produksi yang disebut gathering station. Fungsi gathering station secara umum adalah sebagai tempat pengumpulan fluida agar zat-zat yang terkandung di dalamnya dapat dipisahkan menurut kebutuhan operasi. Untuk mendukung proses ini, gathering station dilengkapi dengan berbagai sarana antara lain: gas boot, wash tank, surge tank, dan lain-lain.Beberapa gathering station mempunyai fasilitas yang sama tetapi ada yang berbeda. Di Sumatra Light South (SLS) fluida dari production line masuk ke gas boot kemudian diteruskan ke wash tank, sedangkan di Sumatra Light North (SLN) ada sebagian gathering station yang sama prosesnya dengan SLS, tetapi ada sebagian lain mengalirkan fluida dari production line ke separator, gas boot, dan wash tank, seperti di Bekasap GS dan Petani GS. Di Heavy Oil (HO) fluida sebelum masuk ke flow splitter atau separator, terlebih dahulu melalui heat exchanger baru kemudian ke gas boot. Berbeda dengan SLO, di HO fluida dari gas boot masuk ke Free Water Knock Out (FWKO) tank sebelum proses selanjutnya terjadi di wash tank. Perbedaan fasilitas di setiap GS ditentukan oleh banyak hal, antara lain: temperatur pasir, dan lain lain. Di SLS dan di sebagian SLN, keadaan temperatur dan kandungan gas dari fluida yang dihasilkan menyebabkan tidak diperlukannya heat exchanger dan flow splitter/separator. Di sebagian SLN lain diperlukan separator. Di HO diperlukan fasilitas heat exchanger untuk menaikkan/ menurunkan temperatur dan fasilitas FWKO tank untuk mengatasi kandungan pasir. Dalam tabel berikut dapat dilihat beberapa komponen-komponen GS dan aplikasinya disetiap operating unit.

Tabel 2.1 Komponen-Komponen GS Dan AplikasinyaFASILITAS/KOMPONENSLSSLNHO

Heat Exchanger

Separator

Gas Boot

Fwko Tank

Wash Tank

Clarifier Tank

Shipping Tank

Low Pressure Pump

Shipping Pump

Lact Unit

Slop Oil Plant

Fasilitas Bahan Kimia

Waste Pit Dan Cooling Pond

Proses mengalirnya fluida dari dalam sumur produksi sampai ke Petapahan GS dimulai dari mengalirnya fluida reservoir menuju flow line melalui tubing, selanjutnya dari berbagai flow line fluida akan mengalir ke production line melalui jumper, lalu dari berbagai production line fluida akan mengalir ke main production line melalui jumper. Di main production line inilah fluida akan bercampur dari berbagai sumur dan akan di alirkan ke incoming line untuk selanjutnya ke Gathering Station (GS).Proses aliran fluida di GS sendiri dimulai dari masuknya fluida ke gas boot, digas boot akan terjadi pemisahan fluida dengan gas, dari gas boot fluida akan mengalir ke wash tank untuk mendapatkan treatment lebih lanjut guna memisahkan air dan minyak, minyak akan langsung menuju shipping tank, sedangkan air yang terpisahkan akan di proses lagi ke dalam water tank dan intermediate tank untuk membersihkan lagi minyak yang terperangkap oleh air, setelah itu sebagian kecil air yang tersisa akan melalui zig-zag kanal dan beberapa pit yang bertujuan untuk menurunkan temperatur dan membersihkan air, yang kemudian sisa air tersebut akan dibuang ke hutan (water to jungle), sedangkan seluruh minyak akan dialirkan ke shipping tank lalu dipompakan ke shipping line menuju Dumai kemudian dikapalkan.Pada Petapahan Gathering Station, terdapat beberapa fasilitas yang digunakan untuk mendapatkan crude oil melalui proses pemisahan. Fasilitas-fasilitas tersebut adalah:a) Gas BootDari production line, fluida mengalir ke Gas Boot. Gas boot berfungsi untuk memisahkan gas dari fluida serta membantu mengurangi dan menstabilkan tekanan yang datang sebelum masuk ke wash tank. Pencegahan terbawanya gas dan penstabilan tekanan dalam wash tank perlu diperhatikan agar tidak mengganggu proses pemisahan air dan minyak. Fluida masuk ke Gas Boot melalui inlet pada bagian bawah menuju ke bagian atas Gas Boot melalui sebuah tube. Fluida menyembur keluar dari bagian atas tube melewati penyaring (Scrubber) kemudian jatuh mengenai plat-plat yang menempel di dinding Gas Boot. Plat - plat tersebut digunakan untuk memperbesar terjadinya tumbukan sehingga dapat membantu melepaskan gas keluar dari fluida. Gas yang terpisah kemudian dibakar di flare stack (gas dengan tekanan >5 psi), sedangkan cairan secara gravitasi akan mengalir ke wash tank. Proses pemisahan gas dan fluida di gas boot dapat dilihat pada Gambar 1.1.

Gambar 1.1 Animasi Proses Pemisahan Gas dan Fluida yang Terjadi di Gas Boot

Yang perlu diperhatikan secara berkala pada fasilitas ini adalah tekanan dan temperatur masuk dan keluar. Jika tekanan terlalu tinggi akan menekan level fluida di dalamnya menjadi rendah, mengakibatkan gas masuk ke wash tank atau FWKO tank berfungsi untuk memisahkan gas dengan fluida.Selain memonitor kondisi gas boot langsung dilapangan, operator juga dapat memonitor melalui sistem MMI di control room.

b) Wash TankWash tank menampung fluida yang datang dari gas boot atau FWKO (di HO) dan berfungsi untuk memisahkan air dan minyak. Kapasitas wash tank yang digunakan pada setiap Gathering Station berbeda-beda tergantung dari hasil produksi field yang bersangkutan dan retention time dari fluida. Retention time adalah lamanya waktu fluida berada di dalam tangki sebelum pindah ke fasilitas berikutnya. Jika kapasitas cukup besar, retention time di dalam wash tank akan semakin lama. Retention time perlu diperhatikan dalam men-desain wash tank, karena ia akan mempengaruhi hasil pemisahan minyak dan air. Untuk mempercepat retention time ini digunakan chemical demulsifier atau reverse demulsifier yang terlebih dahulu telah di injeksikan ke dalam flow line sebelum sampai ke GS ataupun di GS sendiri. Sistem GS di minas adalah Close System, dimana tidak terjadi hubungan antara fluida dengan lingkungan, untuk menghindari adanya hubungan dengan lingkungan maka digunakan gas blanket. Fluida yang keluar dari gas boot masuk melalui bagian bawah tangki. Ke dalam aliran line masuk ke wash tank di injeksikan bahan chemical untuk mempercepat retention time. Minyak yang memiliki berat jenis lebih ringan daripada air berada dilapisan atas, masuk ke dalam collecting box yang kemudian akan mengalir secara gravitasi menuju ke shipping tank. Proses pemisahan minyak dan air di Wash tank dapat dilihat pada Gambar 1.2.

Gambar 1.2 Proses Pemisahan Minyak dan Air di Wash Tank

Selain operator dapat monitor kondisi wash tank langsung dilapangan, operator juga dapat memonitor melalui sistem MMI di control room. Peralatan pada wash tank diantaranya adalah;a. Inlet Wash TankSebagai tempat masuknya fluida dari Gas Boot ke Wash tank. Pada ujung inlet yang berada di dalam wash tank terdapat spreader yang akan menyebarkan fluida ke seluruh ruangan wash tank dan juga memecahkan emulsi.b. Level Control ValveFasilitas ini bisa dikatakan sebagai pengganti water leg yang banyak dijumpai di SLN berfungsi mengontrol ketinggian air di dalam wash tank dan bekerja dengan menggunakan Programmable Logic Controller (PLC). Level control valve berfungsi untuk mengontrol ketinggian air di dalam wash tank. Untuk mengendalikan control valve ini ada 2 cara yaitu dengan menggunakan Displacer, LIT (Level Indicator Transmitter) dan ROC (Remote Operational Control).c. Breather ValveBreather valve terdapat di bagian atas tanki yang berfungsi untuk membuang sisa-sisa gas yang masih terbawa oleh fluida kedalam tanki apabila tekanan di dalam tanki melebihi tekanan atmosfir sedangkan apabila tekanan di dalam tangki lebih rendah dari tekanan atmosfir, breather valve menjadi tempat masuknya udara luar ke dalam tangki. Dengan demikian breather valve bisa mencegah terjadinya kerusakan tangki yang disebabkan oleh perbedaan tekanan di dalam dan di luar tangki. Breather valve ini juga sering dikatakan sebagai alat pernafasan tanki dan juga berfungsi untuk menjaga tekanan di dalam tangki pada tekanan tertentu (misalnya 2 water coloumn) sehingga closed system bisa dipertahankan. Breather valve ini terhubung dari satu tanki ke tanki yang lain (wash tank, clarifier tank, surge tank, recycle tank dan shipping tank) dan ujung pembuangannya keluar pada flare stack.

d. Gauge HatchGauge hatch terdapat pada bagian atas tangki yang berfungsi sebagai tempat mengambil sample atau mengukur level. Disamping itu, gauge hatch juga berfungsi untuk mendeteksi endapan pasir yang ada di dalam tangki dengan cara menurunkan tank gauge sampai menyentuh permukaan pasir.

e. Sample CockSample cock berfungsi sebagai tempat pengambilan sample dan untuk mengetahui level air di tangki. Operator memeriksa secara berkala pada sample cock yang tersedia pada setiap selisih satu feet mulai dari spill over level sampai mendapat water cut 100% dan mencatat hasil BS&W dari setiap sample cock.c) Water Tank dan Intermediate TankWater tank dan Intermediate Tank menerima fluida dari wash tank dan berfungsi untuk membersihkan air dari minyak, karena gravitasi partikel minyak akan berada diatas dan dikirim ke skimtank, sementara sebagian air diinjeksikan kembali ke perut bumi dan sebagian lagi dibuang ke hutan (water to jungle). Ketinggian level pada tank ini diatur oleh pneumatic control valve dan dapat dimonitor dari control room. Fasilitas ini dilengkapi dengan:

2.1. Outlet control valve untuk mengatur ketinggian level air.2.2. Instrument yang menunjukkan level air bisa dimonitor dari operator room.2.3. Breather valve

Proses yang terjadi di water tank dapat dilihat pada Gambar 1.3

Gambar 1.3 Proses yang Terjadi di water tank

Selain operator dapat monitor kondisi surge tank langsung dilapangan, operator juga dapat memonitor melalui sistem MMI di control room.d) Shipping TankShipping tank merupakan tempat mengumpulkan minyak dari hasil pemisahan /oil spill di Wash Tank dan minyak yang ditampung di dalam shipping tank kemudian dipompakan ke shipping line dengan menggunakan shipping pump. Kandungan BS&W (water cut) minyak ini harus kurang dari 1 %. Disamping berfungsi untuk menampung minyak dari wash tank, shipping tank ini berfungsi juga sebagai tempat pemisahan terakhir antara air dengan minyak sebelum minyak dipompakan ke fasilitas selanjutnya. Air yang mengendap dibawah shipping tank akan dipompakan dengan menggunakan circulating pump ke incoming line wash tank / ke production line untuk diolah selanjutnya dan apabila circulating pump tidak ada, maka air harus di drain secara manual dan berkala. Proses yang terjadi di dalam Shipping Tank dapat dilihat pada Gambar 10.

Gambar 10. Proses di Shipping Tank

Selain operator dapat monitor kondisi shipping tank langsung dilapangan, operator juga dapat memonitor melalui sistem MMI di control room. e) Shipping PumpShipping pump merupakan pompa yang digunakan untuk memompakan minyak yang terkumpul di shipping tank. Minyak dari shipping tank dipompakan dengan menggunakan shipping pump. Pemilihan jenis dan kapasitas pompa yang akan digunakan disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan operasi seperti elevasi shipping tank, kapasitas produksi, dan jarak pemompaan. Untuk di GS #4, sistem shipping pump ini hidupnya secara manual.

f) Air Starting & InstrumentAir starting berfungsi menyediakan udara bertekanan sebagai sumber tenaga untuk memutar starter motor gas compressor pada saat start up & control system pada pneumatic system sedangkan air compressor instrument berfungsi menyediakan udara bertekanan sebagai sumber tenaga pada alat control system dan pneumatic system. Air compressor ini juga merupakan fasilitas yang sangat vital sekali karena apabila udara bertekanan yang berfungsi sebagai sumber tenaga tidak ada, maka semua peralatan yang menggunakan system pneumaticakantrip. Operator harus selalu me-drainair compressor ini untuk memastikan air instrument & supply untuk gas compressor, Control valve dan peralatan lainnya kering dan bersih.g) Water Pump/ Booster PumpWater pump/ Booster Pump merupakan pompa yang digunakan untuk memompakan air yang terkumpul di water tank dan intermediate tank menuju Kotabatak GS sebagai pendorong minyak, agar minyak yang dikirim melalui shipping pump tidak beku atau Congealed diperjalanan menuju Kotabatak GS.Adapun penunjang operational dari gathering station mencakupi:

HES (HEALTH, ENVIRONMENT AND SAFETY)HES merupakan bagian departemen perusahaan yang menangani tentang keselamatan dan keamanan pegawai agar tercipta kondisi pekerjaan yang bebas insiden sesuai dengan prinsip PT.CPI Do it safely or not at all. There is always time to make it right. Ada tiga bagian utama di dalam HES, yaitu :a) HealthDalam hal kesehatan PT. CPI memiliki tanggung jawab untuk menjamin lingkungan secara fisik yang baik sehingga tidak memberikan dampak buruk pada kesehatan. Bidang yang mendapat perhatian adalah:1. Penyediaan airAir yang dikonsumsi dan air buangan dipantau secara kontinu agar aman untuk dikonsumsi atau dibuang.2. Pengolahan sampahSampah yang berasal dari bangunan akan dibakar, sampah B3 akan dikirim ke PT. PPLI (Prashada Pemusnah Limbah Indonesia) dan kotoran manusia akan dialirkan ke saluran air buangan domestik untuk selanjutnya diolah di kolam pengolahan air buangan domestik (sewage pond).3. Pengawasan terhadap makanan dan minumanMakanan yang terdapat di Mess Hall, Comissary dan Sanggar Karyawan diperiksa masa kadaluarsanya secara berkala. Khususnya di Minas, terdapat beberapa tempat makan (Cafe Minas, Transport dan Kantin Al-Fattah).4. Pest ControlPest control adalah pengendalian terhadap hewan penyebar penyakit dan hewan pengganggu. Juga melakukan penyemprotan berkala untuk pencegahan malaria dan demam berdarah.b) EnvironmentPencemaran lingkungan yang perlu diperhatikan baik dari proses produksi maupun kehidupan manusia, termasuk pencemaran udara oleh emisi kendaraan dan unit produksi.Pencemaran terhadap lingkungan seperti pencemaran tanah oleh tumpahan minyak atau buangan minyak ke hutan, pencemaran air produksi yang diizinkan untuk diinjeksikkan ke dalam tanah. Dalam hal ini, HES melakukan pengawasan terhadap pembuangan limbah produksi ke lingkungan agar limbah tersebut sudah memenuhi persyaratan untuk dibuang ataupun diolah lebih lanjut.c) SafetyKeunggulan operasi menyatakan bahwa karyawan perlu melaksanakan Operasi Yang Selamat, artinya beroperasi dan memelihara fasilitas perusahaan untuk mencegah cedera, sakit dan kecelakaan. Operasi yang selamat perlu dilaksanakan pada semua jenis pekerjaan, di semua wilayah operasi perusahaan, setiap saat, dan oleh semua karyawan dan mitra kerja dengan tujuan agar setiap karyawan dapat melaksanakan pekerjaan tanpa kecelakaan, baik untuk diri sendiri maupun orang lain. Kegiatan produksi di PT. CPI mempunyai resiko yang tinggi karena materi yang diproduksi sangat mudah terbakar sehingga kemungkinan terjadinya kecelakaan adalah cukup besar. Untuk mencapai itu semua, PT. CPI membuat suatu program yang disebut Fundamental Safety Work Practices (FSWP). FSWP ini dibuat dalam tujuh elemen penting, yaitu :1. Access ControlProses Access Control ditujukan untuk memastikan bahwa hanya orang-orang berwenang yang punya alasan yang absah, terkait dengan operasi dan bisnis, yang mendapatkan ijin, memahami dan memenuhi persyaratan yang ditentukan untuk masuk fasilitas operasi yang dapat dimasuki dan bekerja di dalam fasilitas tersebut. Hal ini dimaksudkan agar keselamatan dan keamanan operasi fasilitas dan orang-orang yang berada di dalamnya dapat terjamin. Pos penjagaan akan mencatat identitas, keperluan, jam masuk, dan keluar bagi setiap pegawai dan pengunjung yang memasuki fasilitas tersebut.

2. Permit To WorkPermit To Work (Izin Kerja Umum) merupakan sarana di mana Penanggung jawab operasi fasilitas memberikan izin kepada petugas (karyawan CPI / mitra kerja) untuk melakukan pekerjaan tidak rutin di suatu tempat kerja untuk mengingatkan pekerja akan bahaya yang mungkin timbul, dan untuk memastikan bahwa pekerjaan tersebut selamat untuk dilakukan.

3. Personal Protective Equipment (PPE)Personal Protective Equipment (alat Pelindung Diri, selanjutnya disebut PPE) di tempat kerja harus dipertimbangkan dalam konteks sebagai metode pengendalian untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Memakai alat pelindung diri yang tepat saat bekerja harus dipertimbangkan sebagai usaha terakhir dalam mengurangi atau menghilangkan resiko di tempat kerja, yang hanya akan digunakan saat pengendalian teknis yang dapat mengurangi bahaya (seperti isolasi, ventilasi, penggantian atau perubahan proses) dan kontrol administratif (seperti prosedur kerja) tidak dapat diterapkan.PPE mencakup semua alat pelindung diri seperti: alat pelindung kepala (helmet), alat pelindung mata (kacamata, lensa pelindung, eye wash), alat pelindung telinga (ear plug), alat pelindung tangan (sarung tangan karet, kulit, dan katun), alat pelindung kaki (safety shoes, rubber boot), alat bantu pernapasan, dan alat pelindung bekerja di ketinggian. Setiap pekerja dan pengunjung wajib mengenakan minimal PPE standar yaitu helm, safety goggle, dan safety shoes jika memasuki field atau lapangan kerja. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa:a. PPE telah dipilih dengan benar sesuai dengan bahaya yang ada dan mengacu kepada standar.b. Pegawai dan mitra kerja mendapatkan pelatihan yang sesuai.c. Pegawai dan mitra kerja memakai PPE yang tepat dengan benar untuk pekerjaan yang memerlukannya.4. Standard Operating Procedure (SOP) / Job Hazard Analysis (JHA) dan Job Site Analysis (JSA).SOP adalah langkah-langkah kerja tertulis mengenai pelaksanaan pekerjaan untuk mengurangi resiko kerugian dan mempertahankan kehandalan termasuk batasan operasi peralatan dan keselamatan, prosedur menghidupkan, mengoperasikan, dan mematikan peralatan. JHA adalah analisa potensi bahaya dalam mnegerjakan suatu pekerjaan, biasanya JHA diikuti oleh JSA. JSA adalah suatu pendekatan struktural untuk mengidentifikasi potensi bahaya dalam suatu pekerjaan dan memberi langkah-langkah perbaikan sehingga JSA diperlukan untuk mendukung pelaksanaan SOP, mencegah bahaya yang mungkin terjadi, dan jika terjadi bahaya pekerja tahu bagaimana langkah-langkah menanggulanginya. Proses Standard Operating Procedure (SOP) atau Job Safety Analysis (JSA) ditujukan untuk memastikan setiap pekerjaan mempunyai SOP dan JSA yang diperlukan, dan pekerja melakukan pekerjaan dengan mengacu kepada SOP dan JSA yang diperlukan. Dengan menjalankan proses ini, akan didapat pekerjaan yang handal, memenuhi standar mutu, dengan tetap memperhatikan keselamatan pekerja.

5. Lock Out Tag Out (LOTO)Proses Penguncian dan Pelabelan (selanjutnya disebut LOTO) bertujuan untuk melindungi orang yang sedang bekerja atau berada disekitar mesin, instalasi listrik atau fasilitas proses produksi yang sedang diperbaiki dan dalam perawatan. Perlindungan itu dilakukan dengan mengisolasi energi berbahaya atau penguncian, pemasangan pengaman dan label pada sumber-sumber energi yang dapat mencederai seseorang. Untuk melakukan LOTO ini diperlukan:a. Pengunci (lock)Alat pengunci harus tidak dapat dibuka. Gembok dan kuncinya harus dimiliki masing-masing orang dan tidak berfungsi sebagai kunci utama. Pemasang harus memegang anak kunci. Facility owner perlu memastikan ketersediaan dan kemudahan mendapatkan kunci.

b. Label (tag)Label harus dibuat berwarna standar untuk menunjukkan siapa yang memasang. Pemasang harus menandatangani label tersebut.Biru:MekanikMerah muda:Instrumen dan ElectricianKuning:OperatorPutih:Untuk pekerjaan confined space

6. Material Safety Data Sheet (MSDS)MSDS merupakan lembaran data mengenai suatu bahan kimia berbahaya yang memberikan informasi mengenai bahaya potensial dan cara penanganan yang selamat atas bahan yang digunakan. MSDS menyediakan keterangan tentang nama bahan, komposisi, pengarah fisik dan keselamatan, prosedur darurat dan pertolongan pertama, perlindungan khusus dan masalah-masalah keselamatan dan lingkungan dari bahan tersebut.Informasi yang didapat di dalamnya:1. Identifikasi.2. Unsur berbahaya.3. Data bahaya api dan ledakan.4. Data fisik.5. Data bahaya untuk kesehatan.6. Informasi pelindung khusus.7. Prosedur penanganan tumpahan atau kebocoran dan tindakan pencegahan khusus.

Tujuan MSDS adalah menjamin bahaya bahan kimia yang ada di tempat kerja, dan cara penanganannya dikomunikasikan secara baik sehingga pegawai dan mitra kerja dapat bekerja dengan selamat dalam menggunakan bahan tersebut. Ruang lingkup MSDS diterapkan untuk pegawai PT. CPI dan mitra kerja yang melakukan kerja berhubungan dengan bahan kimia berbahaya, dan menjelaskan peran masing-masing dalam melaksanakan proses, proses pelaksanaan, dan instruktur yang diperlukan.

7. House keepingHousekeeping adalah kegiatan yang dilakukan untuk membuat suatu daerah/fasilitas menjadi bersih dan teratur. Kegiatan tersebut akan memberikan manfaat seperti:1. Menghilangkan kemungkinan cedera dan kebakaran.2. Mencegah pemborosan energi.3. Mengoptimalkan pemanfaatan ruangan.4. Membantu pengendalian limbah dan kerusakan asset.5. Menjamin kerapian tempat kerja.6. Mendorong kebiasaan kerja yang lebih baik.7. Mencerminkan tempat kerja yang dikelola dengan baik.Peralatan pendukung Housekeeping :a.Peralatan Penanganan LimbahLimbah yang dihasilkan dari suatu kegiatan di fasilitas baik limbah domestik maupun limbah industri hendaknya ditandai secara baik dengan :1. Menyediakan wadah penampungan terpisah sementara di fasilitas.2. Wadah penampungan hendaknya dibuat dari bahan yang kokoh, tahan cuaca, tidak menyebabkan genangan air, dan mudah dikosongkan.3. Menyediakan sarana pengukuran limbah yang ditentukan.

b. Peralatan Pendukung LainPeralatan yang disebutkan di bawah ini hendaknya disediakan oleh pemilik fasilitas untuk mendukung tercapainya keadaan yang bersih dan teratur:1. Tempat penyimpanan peralatan.2. Akses ke peralatan, pemadam api.3. Papan peringatan, petunjuk, label nama.4. Sistem pencahayaan yang memadai sesuai dengan Safety in Design.5. Peralatan lain yang diperlukan untuk melakukan pembersihan (tong sampah, sapu, dan lain-lain).Dalam pelaksanaannya HES mempunyai prinsip: Do it safely or not at all. There is always time to make it right. Jadi apapun pekerjaan yang dilakukan di dalam ligkungan PT. CPI, harus dilakukan dengan aman atau tidak sama sekali, dan selalu ada waktu untuk memperbaikinya. Untuk mengingatkan para pekerja tentang pentingnya keselamatan, maka diwajibkan untuk memasukkan HES moment ke dalam setiap agenda rapat dan mengadakan HES meeting minimal satu kali dalam sebulan.The Chevron Way menyatakan We place the highest priority on the health and safety of our work force and the protection of our assets and the environment. PT. CPI memasukkan hal tersebut dalam tujuan keunggulan kinerja Operational Excellences (OE), yaitu 0,0,0 yang artinya tidak ada pekerja yang terluka, tidak ada minyak tumpah yang dapat mencemari lingkungan, dan tidak ada kecelakaan selama bekerja.

2.3. KEGIATAN OPERASIONAL DI GATHERING STATIONAdapun kegiatan yang dilakukan di SLO Operation & Maintenance South adalah sebagai berikut:1. ORDC (Operator Routine Duties Checklist)Kegiatan rutin yang dilakukan oleh operator di dalam Gathering Station untuk mengetahui kondisi semua fasilitas secara aktual.2. SkimmingSkimming adalah suatu proses pengembalian minyak yang tertahan di dalam clarifier tank ke sistem awal.3. DrainDrain bertujuan untuk memperlancar cara kerja dari alat instrumen yang ada di Gathering Station dengan cara me-release alat tersebut.4. Adjust valveMengatur bukaan valve. Bertujuan untuk menaikkan/ menurunkan liquid level pada tangki.

2.4. KEGIATAN MAGANG 3 BULAN PERTAMA DI PT. CHEVRON PACIFIC INDONESIA.Kegiatan penulis pada saat magang selama 3 bulan pertama ini adalah :BULANMINGGU KEKEGIATAN

22 September 2014I Training at Building PCR

II Stay and Wait Personal Protection Equipment at Main Office 2 Minas. Training PTW and Record ORDC from PC to History Book at Gathering Station 4 Minas. Following Pumper localized wellhead, area 4 feeder 1 at minas, and analyzed from wellhead to gathering station

III

Stay and Wait Personal Protection Equipment at main office petapahan GS Presentation my intensif at pertamina RU II Dumai. Presentation vission and mission to entry Co-Op at PT. Chevron Pacific Indonesia.

IV Handling PTW (Permit To Work). Reading Oil Meter, Nuflo Meter, Magnetic Nuflo Meter, Water to Jungle. Check facility petapahan GS. Set the opening or closing at Get Valve to manage wash tank level and shipping tank level. Pumpped booster pump, water pump, and shipping pump. Pumpped HC (Hydrocarbon) from KO drum.

Oktober 2014I Handling PTW (Permit To Work). Reading Oil Meter, Nuflo Meter, Magnetic Nuflo Meter, Water to Jungle. Training Using Handheld to ORDC Check facility at petapahan Gathering station. Set the opening or closing at Get Valve to manage wash tank level and shipping tank level. Pumpped booster pump, water pump and shipping pump. Pumpped HC (Hydrocarbon) from KO drum. Pumped Weekly Pump 1 and 2 From PIT To Gas Boot. Tracking PTW (Permit to work)

II Handling PTW (Permit To Work). Reading Oil Meter, Nuflo Meter, Magnetic Nuflo Meter, Water to Jungle, Check facility at petapahan gathering station. Set the opening or closing at Get Valve to manage wash tank level and shipping tank level. Pumpped booster pump, water pump, and shipping pump. Pumpped HC (Hydrocarbon) from KO drum. Pumped Weekly Pump 1 and 2 From PIT To Gas Boot. Following Pumper localized wellhead petapahan.

III Handling PTW (Permit To Work). Reading Oil Meter, Nuflo Meter, Magnetic Nuflo Meter, Water to Jungle, Check facility at petapahan GS. Set the opening or closing at Get Valve to manage wash tank level and shipping tank level. Pumpped booster pump and water pump Pumpped HC (Hydrocarbon) from KO drum. Pumped Weekly Pump 1 and 2 From PIT To Gas Boot.

IV Handling PTW (Permit To Work). Reading Oil Meter, Nuflo Meter, Magnetic Nuflo Meter, Water to Jungle. Check facility at petapahan GS. Doing ORDC (Operator Routine Daily Checklist) by handheld Set the opening or closing at Get Valve to manage wash tank level and shipping tank level. Pumpped booster pump and water pump Pumpped HC (Hydrocarbon) from KO drum. Tracking PTW To PC

22 November 2014I Handling PTW (Permit To Work). Reading Oil Meter, Nuflo Meter, Magnetic Nuflo Meter, Water to Jungle, Set the opening at Get Valve to manage wash tank level and shipping tank level. Pumpped booster pump and water pump Pumpped HC (Hydrocarbon) from KO drum.

II Handling PTW (Permit To Work). Reading Oil Meter, Nuflo Meter, Magnetic Nuflo Meter, Water to Jungle, Set the opening or closing at Get Valve to manage wash tank level and shipping tank level. Pumpped booster pump and water pump Pumpped HC (Hydrocarbon) from KO drum.

III Handling PTW (Permit To Work). Reading Oil Meter, Nuflo Meter, Magnetic Nuflo Meter, Water to Jungle, Doing ORDC (Operator Routine Daily Checklist) by handheld Set the opening or closing at Get Valve to manage wash tank level and shipping tank level. Check facility at Petapahan GS Pumpped booster pump, water pump, and shipping pump. Pumpped HC (Hydrocarbon) from KO drum.

IV Handling PTW (Permit To Work). Reading Oil Meter, Nuflo Meter, Magnetic Nuflo Meter, Water to Jungle, Doing ORDC (Operator Routine Daily Checklist) by handheld Set the opening at Get Valve to manage wash tank level and shipping tank level. Pumpped booster pump and water pump Pumpped HC (Hydrocarbon) from KO drum. Tracking PTW to PC

22 Desember 2014I Handling PTW (Permit To Work). Reading Oil Meter, Nuflo Meter, Magnetic Nuflo Meter, Water to Jungle. Check facility at Petapahan GS. Set the fisher control to open or close control valve to manage wash tank level and shipping tank level. Release the air compressor. Pumpped booster pump and water pump Pumpped HC (Hydrocarbon) from KO drum.

II Handling PTW (Permit To Work). Reading Oil Meter, Nuflo Meter, Magnetic Nuflo Meter, Water to Jungle Release the air compressor. Pumpped booster pump and water pump Pumpped HC (Hydrocarbon) from KO drum.

III Handling PTW (Permit To Work). Reading Oil Meter, Nuflo Meter, Magnetic Nuflo Meter, Water to Jungle. Release the air compressor. Pumpped booster pump and water pump Pumpped HC (Hydrocarbon) from KO drum.

IV Handling PTW (Permit To Work). Reading Oil Meter, Nuflo Meter, Magnetic Nuflo Meter, Water to Jungle. Check facility at Petapahan GS. Pumpped booster pump and water pump. Pumpped HC (Hydrocarbon) from KO drum.

BAB IIIPENUTUP

3.1. MANFAAT YANG DIPEROLEHa. Memperoleh pengalaman kerja di PT. Chevron Pasific Indonesia yang memiliki standar dan kualitas kerja yang tinggi.b. Mengetahui proses pengiriman crude oil ke Dumaic. Mengetahui proses pemisahan crude oil mulai dari producer well sampai ke Shipping Tankd. Mengetahui langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan apabila terjadi suatu kejadian di luar SOPe. Mengetahui tentang fungsi berbagai alat di Petapahan Gathering Station.f. Memiliki banyak relasi baik dari PT. Chevron Pasific Indonesia maupun dari Business Partner

3.2. SARAN3.2.1. Perusahaan Penerima Mahasiswa COOPMempertahankan program magang ini untuk membantu para mahasiswa/i mendapat pengalaman kerja.3.2.2. Lembaga Perguruan Tinggi (P2K2)a. Diharapkan P2K2 bisa memfasilitasi mahasiswa yang sedang mengikuti program magang ini. Bertujuan untuk memudahkan urusan antara mahasiswa/i dengan kampus. Mahasiswa/i yang mengikuti program ini terkadang sedikit kesulitan untuk mengurus urusan kampus.b. Diharapkan P2K2 UR tetap menginformasikan kepada mahasiswa/i yang ada di Riau bila ada kesempatan bekerja maupun informasi-informasi lain yang berhubungan dengan dunia kerja.Demikianlah uraian tentang kegiatan penulis selama 3 bulan pertama pada program magang di PT. Chevron Pacific Indonesia. Penulis berharap agar laporan ini dapat berguna bagi para pembaca.

30