laporan destilasi
DESCRIPTION
destilasi air lautTRANSCRIPT
BAB IPENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Destilasi atau penyulingan adalah suatu proses pemisahan komponen yang
berdasarkan pada perbedaan titik didih dimana komponen yang mempunyai titik
didih yang rendah duluan keluar dibanding titik didih yang tinggi. Pada proses ini
terjadi proses penguapian yang diikuti pengembunan. Destilasi dilakukan untuk
memisahkan suatu caran dari campurannya apabila komponen lain tidak ikut
menguap (titk didih lain jauh lebih tinggi). Misalnya adalah pengolahan air tawar
dari air laut. Indonesia merupakan negara agraris yang terdiri dari ribuan pulau.
Indonesia juga adalah negara yang memiliki iklim tropis dengan curah hujan
tinggi. Namun, di beberapa daerah seperti pulau-pulau kecil dan wilayah yang
mempunyai musim kemarau cukup panjang selalu kekurangan air bersih. Apalagi
di daerah sepanjang pinggir pantai yang gersang dan jauh dari sumber air tawar.
Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan suatu alat dengan teknologi sederhana
yang dapat memanfaatkan energi radiasi matahari untuk mengubah air laut
menjadi air tawar yang di kenal dengan destilasi.
1.2. Tujuan Praktikum
Praktikum ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui keseimbangan
massa dan energi untuk destilasi air laut.
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Destilasi
Destilasi adalah suatu teknik pemisahan suatu zat dari campurannya
berdasarkan titik didih. Destilasi ada dua macam, yaitu destilasi sederhana dan
destilasi bertingkat. Destilasi sederhana merupakan proses penguapan yang diikuti
pengembunan. Destilasi ini dilakukan untuk memisahkan suatu cairan dari
campurannya apabila komponen lain tidak ikut menguap (titik didih komponen
lain jauh lebih tinggi), misalnya pengolahan air tawar dan air laut. Sementara
destilasi bertingkat merupakan proses destilasi berulang-ulang yang terjadi pada
kolom fraksionasi (Setyaningsih, 2011).
2.2. Prinsip Kerja Destilasi
Prinsip destilasi adalah pemisahan komponen dari campuran cairan
melalui penyaringan yang tergantung kepada perbedaan titik didih dari masing-
masing komponen. Proses destilasi tergantung pula pada konsentrasi komponen
dan jenis tekanan uap dari campuran cairan. Proses destilasi merupakan proses
yang mirip dengan proses daur air di alam yang bertujuan untuk membersihkan air
dari kontaminan. Destilasi merupakan proses yang menggunakan panas sehingga
bakteri, virus dan zat-zat pencemar biologi lainnya akan musnah. Destilasi
merupakan proses yang mengumpulkan uap air yang murni, uap air naik dari air
yang dimurnikan, sisa-sisa hampir semua zat pencemar lain tidak akan ikut
menguap. Titik embun hasil penguapan memiliki diameter yang variasinya
tergantung pada lapisan permukaan, sehingga titik-titik embun itu akan
membentuk cairan, mekanisme pindah panas yang efektif dan koefisien panas
bahan yang sangat ekstrim juga menjadi faktor penentu dalam pembentukan titik
embun (Akhirudin, 2008).
2.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Destilasi
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi destilasi diantaranya yaitu
intensitas radiasi matahari, suhu lingkungan, keadaan awan, keadaan cuaca,
kecepatan angin, luas destilator, kemiringan destilator dan lamanya waktu proses
destilasi. Faktor yang paling berpengaruh dalam proses destilasi adalah suhu atau
pemanasan. Jika pemanasan terlalu besar dikhawatirkan akan terjadi flooding
(banjir). Ciri dari flooding itu sendiri adalah tertahannya cairan di atas kolom,
pada saat terjadi flooding transfer massa yang dihasilkan tidak maksimal. Ketika
terjadi flooding, cairan tidak dapat mengalir ke bawah lagi, tetapi akan
terakumulasi atau bahkan dapat ikut terbawa ke atas oleh uap, sehingga proses
destilasi harus segera dihentikan (Sutrisno, 2010).
2.4. Energi Surya
Energi surya merupakan sumber energi yang langsung tersedia dan murah.
Untuk memanfaatkan energi surya ini salah satu cara dengan mengubah energi
radiasi menjadi energi panas. Sistem pemanfaatan prinsip termal yaitu dengan
cara pengumpulan energi panas matahari dengan kolektor untuk disimpan dan
mendapatkan suhu yang lebih tinggi. Panas yang didapatkan ini selanjutnya dapat
digunakan untuk penyulingan atau mendestilasi air laut menjadi air bersih
(Saloko, 1997 ).
Temperatur yang tinggi menyebabkan organisme tumbuh lebih cepat,
setelah itu suhu atau intensitas cahaya yang tinggi bisa dimanfaatkan untuk proses
destilasi air laut untuk mendapatkan air bersih (Sugioharto, 1987).
BAB IIIMETODOLOGI PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Minggu, 1 Desember 2013 di
Parkiran Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri Universitas Mataram.
3.2. Alat dan Bahan Praktikum
3.2.1. Alat-alat praktikum
Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah destilator
bertingkat, 3 buah thermometer, thermodigital, stopwatch dan gelas ukur.
3.2.2. Bahan-bahan praktikum
Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah air laut 1 galon.
3.3. Prosedur Kerja
Langkah-langkah kerja yang dilakukan pada praktikum adalah sebagai
berikut:
1. Diletakkan destilator menghadap sinar matahari.
2. Dimasukkan air laut sebanyak yang diperlukan ke dalam alat destilator bertingkat.
3. Diletakkan thermometer dan thermokopel masing-masing pada air laut, dinding
bagian dalam, dinding kaca bagian luar, dinding alat destilator, dan pada
lingkungan.
4. Diambil data setiap satu jam selama 8 jam pengamatan yaitu dari pukul 10.00 –
17.00 WITA.
5. Diambil data radiasi sinar matahari dan kecepatan angin yang diperoleh dari
stadium Meteorologi dan Geofisika Selaparang.
6. Dihitung dan dianalisis setiap data primer dengan setiap persamaan-persamaan
yang ada.
BAB VPEMBAHASAN
Destilasi adalah proses pemurnian zat cair berdasarkan perbedaan titik
didih cairan. Pada proses ini energi panas matahari dikumpulkan dan disimpan
oleh kolektor agar mendapatkan suhu yang tinggi. Air laut yang berubah menjadi
uap air akibat pemanasan bergerak ke atas dan mengembun saat menyentuh
permukaan dalam kaca kolektor. Air yang mengembun itu kemudian dialirkan
melalui pipa alir dan ditampung di gelas ukur. Sedangkan adanya senyawa yang
mengendap karena massa jenisnya lebih besar dari massa jenis air. Uap air yang
didinginkan dan mengembun tersebut disebut destilat. Sedangkan senyawa yang
mengendap disebut destilat
Komponen-komponen yang ada pada destilator bertingkat memiliki fungsi
yang berbeda. Termometer dinding berfungsi untuk mengukur suhu di dalam
kolektor. Termometer dalam kaca berfungsi untuk mengukur suhu di bagian
dalam kaca. Termometer luar kaca berfungsi untuk mengukur suhu di luar kaca.
Termometer lingkungan berfungsi untuk mengukur suhu di lingkungan sekitar
tempat praktikum. Kaca kolektor berfungsi untuk menutup alat kolektor dan
sebagai penahan air yang diuapkan sekaligus menahan panas dari sinar matahari
sehingga suhu dalam kaca lebih tinggi daripada suhu di luar kaca. Wadah
bertingkat berfungsi sebagai tempat untuk menampung air laut yang akan
didestilasi dan juga sebagai tempat sisa dari residu. Wadah tempat air laut yang
akan didestilasi dicat dengan warna hitam agar dapat menyerap kalor dari radiasi
matahari secara sempurna. Pipa alir berfungsi untuk mengalirkan air hasil destilasi
(destilat) ke wadah penampung atau gelas ukur. Gelas ukur berfungsi sebagai
wadah untuk menampung destilat. Termokopel merupakan bagian dari
termokontrol yang berfungsi untuk mengontrol suhu pada saat proses destilasi
berlangsung.
Prinsip kerja destilasi bertingkat merupakan prinsip termal yaitu dengan
mengumpulkan energi panas sinar matahari melalui alat destilator untuk disimpan
agar mendapatkan suhu yang lebih tinggi. Wadah destilator berwarna hitam yang
berfungsi menyerap kalor radiasi sinar matahari secara sempurna. Proses
penguapan dimulai dengan meningkatnya suhu air dalam destilator yang
diakibatkan oleh panas radiasi surya, kemudian uap air bergerak menuju
permukaan bagian dalam kaca yang memiliki permukaan bagian dalam lebih
kasar daripada permukaan bagian luar yang bertujuan untuk menyebarkan sinar
matahari keseluruh bagian dalam destilator, sehingga suhu dalam destilator lebih
tinggi dari suhu diluar destilator atau suhu lingkungannya. Uap air yang
menyentuh permukaan kaca bagian dalam akhirnya mengalami titik jenuh dan
membentuk titik-titik air yang kemudian mengalir menuju pipa dalam destilator,
air hasil destilasi kemudian bergerak menuju penampungan air yang diletakkan
diluar.
Hasil perhitungan yang didapatkan berdasarkan data hasil pengamatan
yaitu radiasi yang sampai ke bumi (Ih) adalah 381,6792 Joule, keawanan (Aw)
adalah 3,85 x 10-4 Joule dan energi yang hilang saat proses destilasi (Qabs) adalah
577,8151 Joule. Hasil perhitungan untuk E yang terkumpul (Q) didapatkan hasil
sebanyak 14,044 Joule, untuk jumlah Q total sebanyak 231,5 Joule, jumlah Q
efesiensi pada percobaan didapatkan 0,4006 Joule dan jumlah kapasitas dari
percobaannya adalah sebanyak 2,375 m3/jam. Jika diperhatikan, air destilat yang
dihasilkan dari percobaan sangat sedikit karena kondisi cuaca pada saat praktikum
tidak terlalu terik. Langit agak mendung dan berawan, hal ini menyebabkan panas
dari radiasi matahari kurang, sehingga pemanasan dan penguapan air laut pun
menjadi tidak sempurna. Selain itu, alat destilator yang digunakan juga
menyebabkan air hasil destilat sedikit, keadaan alat yang kurang baik
mengakibatkan uap air yang seharusnya banyak mengembun dalam destilator
menjadi keluar dan terbawa angin.
Berdasarkan hasil pengamatan air yang dihasilkan bening, karena dengan
proses destilasi hanya uap air yang menguap dan mengembun. Kotoran dan
mineral lain yang titik didih atau titik uapnya lebih besar dari air akan tetap
berada dibawah bak penampungan dan akhirnya menjadi residu dari proses
destilasi. Sedangkan volume air destilat pada jam 10.00 – 11.00 belum ada, hal ini
disebabkan karena air belum terlalu panas dan menguap sehingga belum ada hasil
pengembunan juga. Pukul 12.00 – 17.00 sudah mulai terlihat air hasil destilat
menjadi banyak. Selisih volume air destilat paling banyak diperoleh antara pukul
14.00 – 15.00 dan pikul 16.00 – 17.00 yaitu 4 m3, yang disebabkan karena pada
jam itu matahari bersinar cukup terik dan suhu cukup panas sehingga suhu dalam
destilator tinggi. Tingkat penguapan menjadi tinggi dan uap air juga mudah
mengembun.
Faktor-faktor yang mempengaruhi destilasi diantaranya yaitu intensitas
radiasi matahari, suhu lingkungan, keadaan awan, keadaan cuaca, kecepatan
angin, luas destilator, kemiringan destilator dan lamanya waktu proses destilasi
serta komponen campuran bahan. Semakin tinggi intensitas radiasi matahari dan
suhu lingkungan maka makin cepat terjadi peningkatan suhu dan semakin cepat
pula terjadi pengembunan, begitu juga sebaliknya. Semakin tinggi kemiringan
destilator maka semakin cepat destilat mengalir ke gelas ukur dan semakin lama
waktu proses destilasi maka makin banyak destilat yang didapat. Keadaan awan
dan cuaca juga mempengaruhi intensitas matahari yang memanaskan air laut, jika
cuaca mendung proses destilasi juga akan berjalan lambat. Angin juga dapat
mempengaruhi kondisi cuaca dimana angin membawa awan ke daerah dimana
sedang dilakukan proses destilasi air laut. Kapasitas destilator yang besar akan
meningkatkan hasil yang diperoleh karena semakin banyak air laut yang bisa
ditampung dalam wadah penampungan. Begitu juga dengan lamanya waktu,
semakin lama waktu yang digunakan untuk proses destilasi ini, semakin banyak
pula hasil yang didapat. Jika kandungan garam mineral air laut yang di destilasi
banyak tentunya destilat yang dihasilkan sedikit karena sebagian besar volumenya
adalah garam mineral. Setiap faktor yang mempengaruhi proses destilasi memiliki
hubungan yang sangat erat dan tidak dapat dipisahkan dari proses destilasi itu
sendiri. Setiap faktor harus bisa di tanggulangi ataupun diatur sedemikian rupa
menjadi seefisien mungkin agar hasil destilasi sesuai dengan yang diinginkan .
BAB VIPENUTUP
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan yang telah dilakukan pada
praktikum kali ini, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Destilasi adalah proses pemurnian zat cair berdasarkan perbedaan titik didih
cairan.
2. Destilat adalah hasil destilasi yaitu air, sedangkan residu adalah hasil sampingan
yang mengendap yaitu senyawa NaCl dan garam mineral lainnya.
3. Komponen-komponen yang ada pada destilator antara lain adalah termometer
dinding, termomter dalam kaca, termometer luar kaca, termometer lingkungan,
kaca kolektor, wadah bertingkat, gelas ukur dan termokopel.
4. Radiasi yang sampai ke bumi (Ih) adalah 381,6792 Joule, (Aw) sebesar 3,85 x 10-4
Joule dan (Qabs) sebesar 577,8151 Joule. (Q) sebesar 14,044 Joule, Q total
sebanyak 231,5 Joule, jumlah Q 0,4006 Joule dan jumlah kapasitas percobaannya
adalah 2,375 m3/jam.
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses destilasi antara lain intensitas radiasi
matahari, suhu lingkungan, keadaan awan, keadaan cuaca, kecepatan angin, luas
destilator, kemiringan destilator dan lamanya waktu proses destilasi, serta
komponen campuran bahan.
6.2. Saran
Saran penulis untuk praktikum selanjutnya agar praktikum dilakukan saat
cuaca sedang terik sehingga hasil yang diperoleh lebih baik. Alat praktikum juga
sebaiknya diganti dengan alat yang kondisinya lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Akhirudin, T., 2008. Desain Alat Destilasi Air Laut dengan Sumber Energi Tenaga Surya sebagai Alternatif Penyediaan Air Bersih. IPB Press. Bogor
Alakali, Joseph S., Sunday O. Eze, and Michael O. Ngadi., 2012. Influence of Variety and Processing Methods on Specific Heat Capacity of Crude Palm Oil. International Journal of Chemical Engineering and Applications, Vol. 3 (5) : 300 – 302. McGill University. Canada
Almatsier, S., 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Pustaka Gramedia Utama. Jakarta
Anonim a, 2008. Modul Praktikum Mekanika Fluida. Universitas Jenderal Soedirman. Purwokerto
Anonim a, 2008. Modul Praktikum Mekanika Fluida. Universitas Jenderal Soedirman. Purwokerto
Anonim b, 2013. Mekanika Fluida. http://id.wikipedia.org/wiki/Mekanika_fluida. (Diakses pada tanggal 3 Desember 2013)