laporan evaporimeter

23
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK LABORATORIUM Evaporimeter, Dry and Wet Thermometer dan Penangkar Hujan Oleh: Tiffeni Ardina F05112035 LABORATORIUM PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA 2013

Upload: tiffeni-ardina

Post on 07-Nov-2015

101 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

laporan teknik laboratorium

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNIK LABORATORIUM

Evaporimeter, Dry and Wet Thermometer dan Penangkar Hujan

Oleh:

Tiffeni Ardina

F05112035

LABORATORIUM PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

2013

Evaporimeter, Dry and Wet Thermometer dan Penangkar HujanA. Pendahuluan

1. Latar Belakang

Cuaca (weather) dan iklim (climate) dinyatakan dengan besaran unsur fisika atmosfer yang selanjutnya disebut unsur cuaca atau unsur iklim yang terdiri dari penerimaan radiasi matahari (kerapatan flukas pada permukaan datar di permukaan bumi), lama penyinaran matahari, suhu udara, kelembaban udara, tekanan udara, kecepatan dan arah angin, penutupan awan, presipitasi (embun, hujan, salju) dan evaporasi/evapotranspirasi. Cuaca adalah kondisi sesaat dari keadaan atmosfer, serta perubahan dalam jangka pendek (kurang dari satu jam hingga 24 jam) di suatu tempat tertentu di bumi. Nilai cuaca dapat dinyatakan dalam bentuk kualitatif (tanpa besaran angka) dan kuantitaif.Nilai unsur-unsur cuaca saat demi saat selama 24 jam di suatu tempat akan menunjukkan pola siklus yang disebut perubahan cuaca diurnal (pukul 00:00 hingga 24:00). Nilai tiap unsur cuaca tersebut dapat dirata-ratakan dan menghasilkan cuaca pada tanggal tersebut. Cuaca dicatat terus menerus pada jam-jam pengamatan tertentu secara rutin, menghasilkan suatu seri data cuaca yang selanjutnya dapat diolah secara statistika mejadi data iklim. Jadi dapat disimpulkan bahwa iklim adalah nilai statistika dari cuaca jangka panjang di wilayah luas.Data cuaca terdiri dari data discontinue karena mudah kembali bernilai nol (0) dan data continue karena tidak mudah turun mencapai nol. Data unsur cuaca yang sifatnya diskontinyu antara lain penerimaan radiasi matahari dan lama penyinarannya, presipitasi (curah hujan, embun, dan salju) dan penguapan. Penyajian dan analisisnya dalam bentuk nilai akumulasi sedangkan penyajian grafiknya dalam bentuk kurva histogram. Data cuaca yang bersifat kontinyu antara lain: suhu, kelembaban dan tekanan udara serta kecepatan angin. Analisis dan penyajiannya dalam bentuk angka rata-rata atau angka sesaat (instantaneous) sedangkan grafiknya dalam bentuk garis/kurva.Iklim adalah sintesis atau kesimpulan atau rata-rata perubahan unsur-unsur cuaca (hari demi hari dan bulan demi bulan) dalam jangka panjang di suatu tempat atau pada suatu wilayah. Sintesis tersebut dapat diartikan pula sebagai nilai statistik yang meliputi antara lain nilai rata-rata, maksimum, minimum, frekuensi kejadian, atau peluang kejadian dari cuaca. Iklim dapat pula diartikan sebagai pola kebiasaan serta perubahan cuaca di sutau tempat atau wilayah.Mengingat iklim adalah sifat cuaca dalam jangka waktu panjang pada tempat tertentu atau daerah yang luas, maka data cuaca yang digunakan hendaklah mewakili keadaan atmosfer seluas mungkin di tempat atau wilayah yang bersangkutan. Demikian pula datanya haruslah murni dan terhindar dari gangguan lokal. Pada prinsipnya data iklim harus terbentuk dari data cuaca yang dapat mewakili (representative) secara benar keadaan atmosfer suatu tempat atau wilayah luas dan dalam jangka waktu sepanjang mungkin. Orgainsasi Meteorologi Sedunia (World Meteorological Organization, WMO) merekomendasikan jangka waktu minimum 30 tahun.

2. Dasar TeoriRadiasi surya merupakan unsur iklim/cuaca utama yang akan mempengaruhi keadaan unsur iklim/cuaca lainnya. Perbedaan penerimaan radiasi surya antar tempat di permukaan bumi akan menciptakan pola angin yang selanjutnya akan berpengaruh terhadap kondisi curah hujan, suhu udara, kelembaban nisbi udara, dan lain-lain. Pengendali iklim suatu wilayah berbeda dari pengendali iklim di bumi secara menyeluruh. Pengendali iklim bumi yang dikenal sebagai komponen iklim terdiri dari lingkungan atmosfer, hidrosfer, litester, kriosfer, dan biosfer. Dalam hal ini akan terjadi hubungan interaksi dua arah di antara ke lima jenis lingkungan tersebut dengan unsur iklim/cuaca. Kondisi iklim/cuaca akan mempengaruhi proses-proses fisika, kimia, biologi, ekofisiologi, dan kesesuaian ekologi dari komponen lingkungan yang ada.

Spektrum radiasi yang dipantulkan dan dipancarkan tanah, vegetasi, air dan materi lainnya berbeda dengan spectrum radiasi matahari karena karakteristik serapan, pantulan dan penerusan radiasi matahari oleh materi-materi tersebut berbeda satu sama lain. Buktinya terlihat pada warna pada permukaan benda tersebut.

Radiasi surya (solar radiation) merupakan satu bentuk radiasi thermal yang mempunyai distribusi panjang gelombang yang khusus. Intensitasnya sangat tergantung ada kondisi atmosfer, saat dalam tahun, dan sudut-timpa (angle of incidence) sama di permukaan bumi. Pada batas luar atmosfer, radiasi total adalah 1.395 W/m2 bilamana bumi berada pada jarak rata-ratanya dari matahari. Angka ini disebut Konstanta Surya (Solar Constant).

Faktor yang mempengaruhi penerimaan radiasi surya di permukaan bumi ada dua. Pertama jarak dari matahari kebumi. Bumi mengelilngi matahari (revolusi) dengan lintasan yang elips, perubahan jarak menimbulkan variasi penerimaan radiasi surya. Perihelion: radiasi maksimum 2.01 ly.min-1(3 Januari jarak terdekat). Aphelion: radiasi minimum 1.88 ly.min -1 (Jarak terjauh 4 juli). Kedua Panjang hari dan sudut datang. Selain atmosfer penerimaan radiasi surya disebabkan oleh sudut jatuh. Sinar jatuh dengan posisi miring, memberikan lebih sedikit energy radiasi karena lapisan atmosfer menjadi lebih tebal dan bayak sinar yang dipantulkan (Endra pradana, 1999).Umumnya di nusantara sinar matahari terdapat dalam jumlah yang cukup. Penyinaran yang terlalu kuat dapat merangsang kembang dan buahnya terlalu lebat karenanya hanya dapat memberi hasil yang baik untuk beberapa tahun saja. Terlalu banyak matahari juga dapat mengakibatkan terlalu cepat merosotnya keadaan tanah. Penghancuran humus didaerah-daerah tropis yang lebih rendah juga sudah berjalan dengan sangat cepat.

1. Tekanan Udara

Tekanan udara adalah berat udara pada permukaan bumi sampai batas atmosfer, pada daerah seluas 1 cm2 , temperatur 00 C, pada ketinggian 0 m di atas permukaan laut ( pal ) dan pada garis lintang 450 C. Tekanan udara tersebut besarnya 75 cm Hg tar. Tekanan 76 cm Hg ini disebut atmosfer.

Faktor-faktor yang mempengaruhi sebaran tekanan udara antara lain garis lintang bumi, lautan dan daratan, untuk menggambarkan tekanan udara disuatu daerah, ditarik garis-garis isobar. Garis ini menggambarkan sebaran tekanan udara pada suatu periode tertentu. Tekanan udara selalu turun dengan naiknya ketinggian tempat.

Suatu daerah yang mempunyai suhu rendah atau dingin mempunyai tekanan udara yang maksimum,sedang daerah yang mempunyai suhu yang tinggi menyebabkan tekanan udaranya rendah karena udara mengembang. Hal ini menyebabkan terjadinya angin, karena udara bertekanan maksimum bergerak menuju daerah yang tekanan udaranya minimum.

Tekanan udara dibatasi oleh ruang dan waktu. Artinya pada tempat dan waktu yang berbeda, besarnya juga berbeda. Tekanan udara secara vertikal yaitu makin ke atas semakin menurun. Hal ini dipengaruhi oleh:

1. Komposisi gas penyusunnya makin ke atas makin berkurang.

2. Sifat udara yang dapat dimampatkan, kekuatan gravitasi makin ke atas makin lemah.

3. Adanya variasi suhu secara vertikal di atas troposfer (>32 km) sehingga makin tinggi tempat suhu makin naik (Umar Ramli. 2001).

Tekanan atmosfer adalah tekanan pada titik manapun di atmosfer bumi. Umumnya, tekanan atmosfer hampir sama dengan tekanan hidrostatik yang disebabkan oleh berat udara di atas titik pengukuran. Massa udara dipengaruhi tekanan atmosfer umum di dalam massa tersebut, yang menciptakan daerah dengan tekanan tinggi (antisiklon) dan tekanan rendah (depresi). Daerah bertekanan rendah memiliki massa atmosfer yang lebih sedikit di atas lokasinya, di mana sebaliknya, daerah bertekanan tinggi memiliki massa atmosfer lebih besar di atas lokasinya (Wariono, Dkk. 1987).

2. Suhu

Suhu merupakan karakteristik inherent dimiliki oleh suatu benda yang berhubungan dengan panas dan energi. Jika panas dialirkan pada suatu benda, maka suhu benda tersebut akan meningkat. Sebaliknya suhu udara dari benda tersebut akan turun jika benda yang bersangkutan kehilangan panas. Tapi hubungan antara satuan panas (energi) dengan satuan suhu tidak merupakan satuan konstanta. Karena besarnya peningkatan dipengaruhi oleh daya tampung panas (heat capacit ) yang dimiliki oleh benda penerima tersebut.

Suhu seringkali juga diartikan sebagai energi kinetis rata-rata suatu benda. Satuan untuk suhu adalah derajat suhu yang umumnya dinyatakan dengan satuan derajat Celsius (C) disamping tiga sistem skala lain, yaitu satuan Fahrenheit (F), satuan Reamur (R), dan satuan Kelvin (K). Alat yang digunakan untuk mengukur temperatur dikenal dengan nama termometer. Berdasarkan prinsip fisikanya, termometer dapat digolongkan ke dalam empat macam termometer berdasarkan prinsip pemuaian, termometer berdasarkan prinsip arus listrik, thermometer berdasarkan perubahan tekanan dan volume gas, dan termometer berdasarkan prinsip perubahan panjang gelombang cahaya yang dipancarkan oleh suatu permukaan bersuhu tinggi.

Suhu udara dicatat menggunakan termometer yang di tempatkan dalam semacam kotak yang terbuka, perlindungan terhadap pencurahan dan penyinaran langsung matahari perlu diadakan. Banyak pengamatan menggunakan termometer maksimum dan termometer minimum. Semua itu merekam, dengan bantuan petunjuk, suhu maksimal dan minimal yang dialami setelah alat itu dipasang.

Termometer adalah alat untuk mengukur suhu. Thermometer analog bisa juga disebut sebagai thermometer manual, karena cara pembacaannya masih manual. Penggunaan air raksa sebagai bahan utama thermometer karena koefisien muai air raksa terbilang konstan sehingga perubahan volume akibat kenaikan atau penurunan suhu hampir selalu sama. Namun ada juga beberapa termometer keluarga mengandung alkohol dengan tambahan pewarna merah. Termometer ini lebih aman dan mudah untuk dibaca. Jenis khusus termometer air raksa, disebut termometer maksimun, bekerja dengan adanya katup pada leher tabung dekat bohlam. Saat suhu naik, air raksa didorong ke atas melalui katup oleh gaya pemuaian.Pada dasarnya stabilitas udara dapat dideteksi dari perubahan suhu (T) terhadap ketinggian (Z) yang disebut Lapse Rate (g) yang dirumuskan sebagai:

= TZ

Jika parsel udara bergerak keatas dan suhu parsel udara lebih panas daripada suhu lingkungan sehingga arahnya bergerak terus keatas dengan kecepatan bertambah, keadaan ini disebut Labil. Jika parsel udara bergerak keatas tetapi Karena suhu parsel udara lebih dingin dibandingkan suhu lingkungan sehingga parsel udara bergerak turun kembali ke posisi semula, maka atmosfer dalam keadaan Stabil. Jika parsel bergerak keatas lalu berhenti.Maka atmosfer Netral,kondisi ini terjadi bila suhu parsel udara sama dengan suhu lingkungannya. Dalam penjelasan stabilitas vertikal atmosfer ada tiga macam penurunan suhu terhadap ketinggian yaitu lapse rate udara sekitar (g), lapse rate udara kering (gd) dan lapse rate udara basah (gs). Lapse rate udara kering selalu lebih besar dari udara jenuh. Parsel udara yang bergerak naik mengikuti gd ataupun gs.Jika udara di atmosfer bergerak ke atas maka prosesnya adiabatik, yaitu suatu proses dimana tekanan, temperatur dan volume udara dapat berubah-ubah tanpa adanya penambahan atau pengurangan panas kedalam udara tersebut (Fadholi, Akhmad. 2012).Psikrometer standar adalah alat pengukur kelembapan udara terdiri dari dua termometer bola basah dan bola kering. Pembasah termometer bola basah harus dijaga agar jangan sampai kotor. Gantilah kain pembasah bila kotor atau daya airnya telah berkurang. Dua minggu atau sebulan sekali perlu diganti, tergantung cepatnya kotor. Musim kemarau pembasah cepat sekali kotor oleh debu. Air pembasah harus bersih dan jernih. Pakailah air bebas ion atau aquades. Air banyak mengandung mineral akan mengakibatkan terjadinya endapan garam pada termometer bola basah dan mengganggu pengukuran. Waktu pembacaan terlebih dahulu bacalah termometer bola kering kemudian termometer bola basah. Suhu udara yang ditunjukkan termometer bola kering lebih mudah berubah daripada termometer bola basah. Semua alat pengukur kelembapan udara ditaruh dalam sangkar cuaca terlindung dari radiasi surya langsung atau radiasi bumi.3. Kelembaban dan pH tanah

Kelembapan udara menyatakan banyaknya uap air dalam udara. Jumlah uap air dalam udara ini sebetulnya hanya merupakan sebagian kecil saja dari seluruh atmosfer, yaitu hanya kira-kira 2 % dari jumlah masa. Akan tetapi uap air ini merupakan komponen udara yang sangat penting ditinjau dari segi cuaca dan iklim. Kandungan uap air atmosfer dapat diperlihatkan dengan berbagai cara. Tekanan uap yang dinyatakan dalam minibar, tetapi dalam penggunaanya yang lebih sering, satuan lainya dipakai untuk menyatakan kandungan uap air.

Kelembaban udara yang lebih tinggi pada udara dekat permukaan pada siang hari disebabkan oleh penambahan uap air hasil evapotranspirasi dari permukaaan. Proses ini berlangsung karena permukaan tanah menyerap radisi matahari. Pada malam hari akan berlangsung proses kondensasi atau pengembunan yang memanfaatkan uap air yang berasal dari udara oleh sebab itu kandungan uap air di udara dekat tersebut akan berkurang.Salah satu fungsi kelembaban udara dalah sebagai lapisan pelindung permukaan bumi. Kelembaban udara dapat menurunkan suhu dengan cara menyerap atau memantulkan, sekurang-kurangnya setelah radiasi matahari gelombang pendek yang menuju kepermukaaan bumi. Ia juga menahan keluarnya radiasi matahari gelombang panjang dari permukaan bumi pada waktu siang dan malam.

Semua uap air yang ada di dalam udara berasal dari penguapan. Penguapan adalah perubahan air dari keadaan cair kekeadaan gas. Pada proses penguapan diperlukan atau dipakai panas, sedangkan pada pengembunan dilepaskan panas. Seperti diketahui, penguapan tidak hanya terjadi pada permukaan air yang terbuka saja, tetapi dapat juga terjadi langsung dari tanah dan lebih-lebih dari tumbuh-tumbuhan. Penguapan dari tiga tempat itu disebut dengan Evaporasi.

Kelembaban tanah merupakan faktor penting untuk kehidupan dan sangat menarik untuk dikaji. Fungsi utama dari kelembaban tanah adalah mengontrol pembagian air hujan yang turun ke bumi menjadi run off ataupun infiltrasi. Kelembaban tanah sangat penting untuk studi potensi air dan studi neraca air (Rafael Chandelfila, S. Govinatan. 1982).4. Angin

Erosi angin pada dasarnya disebabkan pengaruh angin pada partikel-partikel yang ukurannya cocok untuk bergerak dengan saltasi. Erosi angin dapat dikendalikan ; (1) Bila partikel-partikel tanah dapat dibentuk ke dalam kelompok / butiran yang terlalu besar ukurannya untuk bergerak dengan saltasi, (2) Bila kecepatan angin dekat permukaan tanah dapat dikurangi melalui penggunaan tanah oleh tanaman tertutup, (3) Dengan menggunakan jalur-jalur tanggul / tanaman penutup lain yang cukup untuk menangkap dan menahan partikel-partikel yang bergerak dengan saltasi.

Kecepatan dan arah angin masing-masing diukur dengan anemometer dan penunjuk arah angin. Anemometer yang lazim adalah anemometer cawan yang terbentuk dari lingkaran kecil sebanyak tiga (kadang-kadang empat) cawan yang berputar mengitari sumbu tegak. Kecepatan putaran mengukur kecepatan angin dan jumlah seluruh perputaran mengitari sumbu itu memberi ukuran berapa jangkauan angin, jarak tempuh kantung tertentu udara dalam waktu yang ditetapkan.

Angin dapat bergerak secara horizontal maupun vertical dengan kecepatan yang bervariasi dan berfluktuasi dinamis. Angin mengikuti pola umum sirkulasi atmosfer bumi. Angin pada lapisan udara dekat permukaan bumi mempunyai kecepatan yang lebih rendah dibandingkan pada lapisan udara yang lebih tinggi terutama karena hambatan akibat geseran dengan permukaan bumi. Arah angin pada lapisan udara yang lebih tinggi juga lebih bervariasi.

Angin secara umum diklasifikasikan menjadi 2 yaitu angin lokal dan angin musim. Angin lokal 3 macam yaitu Angin darat dan angin laut Angin ini terjadi di daerah pantai. Angin lembah dan angin gunung dan angin jatuh yang sifatnya kering dan panas. Sedang Angin musim ada 5 macam, pertama angin passat adalah angin bertiup tetap sepanjang tahun dari daerah subtropik menuju ke daerah ekuator (khatulistiwa). Kedua angin anti passat. Udara di atas daerah ekuator yang mengalir ke daerah kutub dan turun di daerah maksimum subtropik merupakan angin anti passat. Ketiga angin barat. Sebagian udara yang berasal dari daerah maksimum subtropis utara dan selatan mengalir ke daerah sedang utara dan daerah sedang selatan sebagai angin barat. Keempat angin timur. Angin timur bersifat dingin karena berasal dari daerah kutub. Terakhir angin muson (monsun). Angin muson adalah angin yang berhembus secara periodik (minimal 3 bulan) dan antara periode yang satu dengan yang lain polanya akan berlawanan yang berganti arah secara berlawanan setiap setengah tahun.

Faktor terjadinya angin ada empat. Pertama gradien barometris yaitu bilangan yang menunjukkan perbedaan tekanan udara dari 2 isobar yang jaraknya 111 km. Makin besar gradien barometrisnya, makin cepat tiupan angin. Kedua letak tempat. Kecepatan angin di dekat khatulistiwa lebih cepat dari yang jauh dari garis khatulistiwa. Ketiga tinggi tempat. Semakin tinggi tempat, semakin kencang pula angin yang bertiup, hal ini disebabkan oleh pengaruh gaya gesekan yang menghambat laju udara. Di permukaan bumi, gunung, pohon, dan topografi yang tidak rata lainnya memberikan gaya gesekan yang besar. Semakin tinggi suatu tempat, gaya gesekan ini semakin kecil. Terakhir waktu. Di siang hari angin bergerak lebih cepat daripada di malam hari.5. Evapotranspirasi

Tidak semua presipitasi yang mencapai permukaan secara langsung berinfiltrasi kedalam tanah atau melimpas di atas permukaan tanah. Sebagian darinya, secara langsung atau setelah penyimpanan permukaan, hilang dalam bentuk evaporasi, yaitu proses dimana air menjadi uap.

Kehilangan air melalui permukaan tanaman teras atau penguapan (evaporasi) dan melalui permukaan teras (transpirasi) disebut evapotranspirasi atau kadang-kadang disebut penggunaan air tanaman (water use). Evapotranspirasi merupakan salah satu komponen neraca air atau menjadi dua komponen bila dipilih menjadi evaporasi dan transpirasi. Kehilangan air melalui evaporasi mempunyai akibat terhadap fisiologi tanaman secara tidak langsung, seperti mempercepat penerimaan kadar air pada lapisan atas dan memodifikasi iklim mikro di sekitar tanaman.

Transpirasi dan evaporasi dari permukaan tanah bersama-sama disebut evapotranspirasi atau kebutuhan air. Jika air yang tersedia dalam tanah cukup banyak maka evapotranspirasi itu disebut evapotranspirasi potensial. Mengingat faktor-faktor yang mempengaruhi evapotranspirasi itu banyak dan lebih sulit daripada faktor yang mempengaruhi evaporasi maka banyaknya evapotranspirasi tidak dapat diperkirakan dengan teliti. Akan tetapi evapotranspirasi adalah faktor dasar untuk menentukan kebutuhan air dalam rencana irigasi dan merupakan proses yang penting dalam siklus hidrologi. Oleh sebab itu maka telah banyak jenis dan cara penentuannya yang telah diadakan.

Perkiraan evapotranspirasi adalah sangat penting dalam kajian-kajian hidrometeoro-logi. Pengukuran langsung evaporasi maupun evapotranspirasi dari air maupun permukaan lahan yang luas akan mengalami banyak kendala. Untuk itu maka dikembangkan beberapa metode pendekatan dengan menggunakan input data-data yang diperkirakan berpengaruh terhadap besarnya evapotranspirasi. Apabila jumlah air yang tersedia tidak menjadi faktor pembatas, maka evapotranspirasi yang terjadi akan mencapai kondisi yang maksimal dan kondisi itu dikatakan sebagai evapotranspirasi potensial tercapai atau dengan kata lain evapotranspirasi potensial akan berlangsung bila pasokan air tidak terbatas bagi stomata maupun permukaan tanah.

Peristiwa berubahnya air menjadi uap dan bergerak dari permukaan tanah dan permukaan air ke udara disebut evaporasi (penguapan). Peristiwa pengauapan dari tanaman disebut transpirasi. Kedua-duanya bersama-sama disebut evapotranspirasi. Pada daerah-daerah yang kering besarnya evapotranspirasi sangat tergantung pada besarnya hujan yang terjadi dan evapotranspirasi yang terjadi pada saat itu disebut evapotranspirasi aktual. Evapotranspirasi merupakan faktor dasar untuk menentukan kebutuhan air dalam rencana irigasi dan merupakan proses yang penting dalam siklus hidrologi (Ance,Gunarsih Karta Sapoetra, 1986).B. Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah agar dapat mengetahui cara penggunaan evaporimeter, dry and wet thermometer dan penangkar hujan. Selain untuk mengetahui cara penggunaan, praktikum ini juga bertujuan untuk mengetahui fungsi dan prinsip kerja dari evaporimeter, dry and wet thermometer dan penangkar hujan.

C. Metodelogi

Praktikum evaporimeter, dry and wet thermometer dan penangkar hujan dilakukan selama lima hari di halaman sekitar laboratorium Biologi FKIP Untan pada pukul 4 sore.Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah evaporimeter, dry and wet thermometer dan penangkar hujan.

Cara kerja pada praktikum ini dilakukan hanya mengamati suhu, kelembaban, volume air menguap, dan tinggi curah hujan. Untuk merangkaikan alat tidak dilakukan karena alat yang seharusnya digunakan telah digunakan oleh praktikan lain.

D. Hasil PengamatanTabel Dry and Wet Thermometer

NoHari Ke-Suhu pada thermometer dry (oC)Suhu pada thermometer wet (oC)Kelembaban (%)

1125oC27oC84 %

2223oC26oC-

3321oC24oC-

4423oC26oC-

5523oC27,5oC67 %

Tabel Evaporimeter

NoHari Ke-Volume air menguapx (ml)

118,3 ml8,06 ml

224,6 ml8,06 ml

337,3 ml8,06 ml

448,4 ml8,06 ml

5511,4 ml8,06 ml

Tabel Penangkar Hujan

NoHari Ke-Tinggi curah hujan (mm)x (mm)

111 mm0,8 mm

221 mm0,8 mm

331 mm0,8 mm

441 mm0,8 mm

550 mm0,8 mm

1. Grafik kelembaban terhadap hari

2. Evaporasi (penguapan (mL))

3. Curah Hujan (mm)

E. Pembahasan

Praktikum evaporimeter, dry and wet thermometer dan penangkar hujan bertujuan agar mahasiswa dapat mengetahui cara penggunaan evaporimeter, dry and wet thermometer dan penangkar hujan. Selain untuk mengetahui cara penggunaan, praktikum ini juga bertujuan untuk mengetahui fungsi dan prinsip kerja dari evaporimeter, dry and wet thermometer dan penangkar hujan.Pada praktikum ini digunakan alat evaporimeter, dry and wet thermometer dan penangnkar hujan. Alat-alat tersebut digunakan untuk mengukur suhu, kelembaban, volume air menguap dan tinggi curah hujan. Pengukuran dilakukan selama lima hari.

Pengukuran suhu pada thermometer dry (oC) pada hari pertama 25oC, hari kedua 23oC, hari ketiga 21oC, hari keempat 23oC dan hari kelima 23oC. pengukuran suhu pad thermometer wet (oC) pada hari pertama 27oC, hari kedua 26oC, hari ketiga 24oC, hari keempat 26oC dan hari kelima 27,5oC. Kelembaban (%)yang terukur hanya pada hari pertama dan hari terakhir. Pada hari kedua, ketiga dan keempat kelembaban tidak dapat diukur karena alatnya yang tidak dapat digunakan. Kelembaban pada hari pertama dan hari terakhir adalah 84 % dan 67 %.

Pengukuran evaporasi juga dilakukan selama lima hari. Volume air yang menguap (ml) pada hari pertama adalah 8,3 ml, hari kedua 4,6 ml, hari ketiga 7,3 ml, hari keempat 8,4 ml dan pada hari kelima 11,4 ml. Pengukuran rata-rata dari volume air yang menguap selama lima hari adalah 8,06 ml.Hasil pengukuran tinggi curah hujan (mm) yang dilakukan selama lima hari adalah pada hari pertama sampai hari keempat tinggi curah hujan sama yaitu 1 mm, sedangkan pada hari terakhir tinggi curah hujan 0 mm.

Dry and wet thermometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur suhu kering dan suhu basah suatu tempat. Dengan menggabungkan suhu kering dan suhu basah dalam diagram memberikan keadaan udara lembab (kelembaban).Evaporimeter merupakan alat untuk mengukur penguapan air pada suatu tempat. Panci evaporimeter terdiri dari reservoir silinder terbuat dari lembaran tembaga diameter tetap dan mendalam, diisi dengan air untuk beberapa sentimeter di bawah RIM.Penangkar hujan merupakan alat untuk mengukur tinggi curah hujan.

Perubahan yang terjadi dari setiap pengukuran tergantung pada suhu, laju evaporasi dan tinggi curah hujan. Apabila suhu rendah, maka tingkat kelembabannya tinggi. Apabila cuaca panas maka penguapan akan tinggi, air yang didalam panci evaporimeter akan menguap. Apabila curah hujan tinggi maka akan terukur di penangkar hujan.Jika parsel udara bergerak keatas dan suhu parsel udara lebih panas daripada suhu lingkungan sehingga arahnya bergerak terus keatas dengan kecepatan bertambah, keadaan ini disebut Labil. Jika parsel udara bergerak keatas tetapi Karena suhu parsel udara lebih dingin dibandingkan suhu lingkungan sehingga parsel udara bergerak turun kembali ke posisi semula, maka atmosfer dalam keadaan Stabil. Jika parsel bergerak keatas lalu berhenti.Maka atmosfer Netral,kondisi ini terjadi bila suhu parsel udara sama dengan suhu lingkungannya.Jika udara di atmosfer bergerak ke atas maka prosesnya adiabatik, yaitu suatu proses dimana tekanan, temperatur dan volume udara dapat berubah-ubah tanpa adanya penambahan atau pengurangan panas kedalam udara tersebut.F. Kesimpulan

Untuk mengukur suhu, laju evaporasi dan tinggi curah hujan menggunakan evaporimeter, dry and wet thermometer dan penangkar hujan. Semakin rendah suhu maka tingkat kelembaban semakin tinggi. Dan apabila cuaca panas maka penguapan akan semakin tinggi. Tinggi curah hujan akan terukur dengan alat penangkar hujan.Jika udara di atmosfer bergerak ke atas maka prosesnya adiabatik, yaitu suatu proses dimana tekanan, temperatur dan volume udara dapat berubah-ubah tanpa adanya penambahan atau pengurangan panas kedalam udara tersebut.

Daftar Pustaka

Ance,Gunarsih Karta Sapoetra, 1986. Klimatologi, Pengaruh iklim tehadap

tanah dan tanaman. Jakarta: Bina Aksara.Endra pradana. 1999. Meteorologi dan Klimatologi. Malang: LaboratoriunGeografi FPIPS IKIP MALANGFadholi, Akhmad. 2012. Analisa Kondisi Atmosfer Pada Kejadian Cuaca EkstremHujan Es. Volume 1 nomor 2(D), hal 75.Umar Ramli. 2001. Meteorologi dan Klimatologi. Makassar. Badan penerbitUNM.Rafael Chandelfila, S. Govinatan. 1982.Cuaca (Pengantar Meteorologi danklimatologi). Jakarta: Balai Pustaka.

Wariono, Dkk. 1987. Pengantar Meteorologi dan Klimatolgi. Surabaya: Binailmu._1430932127.xlsChart1

1

1

1

1

0

curah hujan

Sheet1

Haricurah hujan

11

21

31

41

50

To resize chart data range, drag lower right corner of range.

_1430932143.xlsChart1

8.3

4.6

7.3

8.4

11.4

laju penguapan

Sheet1

harilaju penguapan

18.3

24.6

37.3

48.4

511.4

To resize chart data range, drag lower right corner of range.

_1430932000.xlsChart1

84

hari 2

hari 3

hari 4

67

kelembaban

Sheet1

kelembaban

hari 184

hari 2

hari 3

hari 4

hari 567

To resize chart data range, drag lower right corner of range.