laporan farmasetika

Upload: farmasi

Post on 07-Mar-2016

14 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

laporan farmasetika 1

TRANSCRIPT

KATA PENGANTARPuji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum tentang Sediaan Eliksir Parasetamol.Terimakasih penulis sampaikan kepada tim dosen :1. Ibu Lusi Lusi Nurdianti M.si. 2. Ibu Shandra Isasi S.S.Farm,Apt3. Bapak Nur Aji,S.Farm,AptKhususnya penulis sampaikan banyak terimakasih kepada tim dosen yang telah memberi masukkan dan memberi bimbingan kepada penulis agar terselesaikannya laporan sediaan eliksir parasetamol ini.Penulis menyadari bahwa laporan ini jauh dari kata sempurna dan masih banyak kekurangan. Untuk itu dengan segala kerendahan hati, penyusun sangat mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak.Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua dalam menambah pengetahuan tentang Teknologi Sediaan Liquid dan Semi Solid.

Tasikmalaya, Maret 2015

Penulis

DAFTAR ISIKATA PENGANTAR 1DAFTAR ISI 2BAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang 3 B. Tujuan Praktikum 4BAB II ISI A. Permasalahan Farmasetika 5 B. Penyelesaian Masalah 5C. Formula Lengkap 5D. Monografi 9E. Penimbangan 9F. Prosedur Kerja 10G. Hasil Pengamatan 10H. Evaluasi Sediaan 11I. Pembahasan 11BAB III PENUTUP A. Kesimpulan 13B. Saran 13DAFTAR PUSTAKA

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangPenggunaan Sediaan : Suspensi OralSediaan Paracetamol yang akan dibuat adalah suspensi peroral, Suspensi secara umum dapat didefinisikan sebagai sediaan yang mengandunng obat padat dalam bentuk halus dan tidak larut terdispersi dalam cairan pembawa, zat yang terdispersi harus haus dan tidak boleh mengendap dan apabia dikocok perlahan-lahan endapan yag ada harus terdispersi kembali dengan cepat, dapat ditambah zat tambahan untuk menjamin stabilitas suspense tetapi kekentalan suspense harus menjamin sediaan mudah digojog dan dituang. ( IMO, hal 149 ) Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel tidak larut yang terdispersi dalam fase cair. (FI IV, hal 17) Suspensi secara umum dapat didefinisikan sebagai sediaan yang mengandung obat padat dalam bentuk halus dan tidak larut terdispersi dalam cairan pembawa. Zat yang terdispersi harus halus dan tidak boleh cepat mengendap dan bila dikocok perlahan lahan endapan harus segera terdispersi kembali (Anief, 2007).Suspensi oral adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat yang terdispersi dalam pembawa cairdengan bahan pengaroma yang sesuai dan ditujukan untuk penggunaan oral (Depkes RI, 1995).Suspensi oral adalah sediaan cair yag mengandung partikel padat yag sesuai dan ditunjukkan untuk pengguna oral. Ada beberapa alasan membuat sediaan suspensi oral salah satunya adaalh karena obat-obat tertentu tidak stabil secara kimia bila ada dalam larutan tapi stabil bila disuspensi. Selain itu, untuk banyak pasien cairan lebih banyak disukai daripada bentuk padat dan keluwesan dalam pemberian dosis aman dan mudah diberikan utuk anak-anak.

Adapun sifatsifat spesifik yang untuk suspensi farmasi (Ansel, 1989):a.Suatu suspensi farmasi yang dibuat dengan tepat dan mengendap secara lambat dan harus rata lagi bila dikocokb.Karakteristik suspensi harus sedemikian rupa sehingga ukuran partikel suspensi tetap agak konstan untuk waktu lama pada penyimpananc.Supensi harus bisa dituang dari wadah dengan cepat dan homogen

Efek FarmakologiParacetamol digunakan sebagai analgetik antipiretik . (British Farmakope 2009, hal 4548) hakekatnya Obat ini mampu meringankan atau menghilangkan rasa nyeri tanpa mempengaruhi SSP atau menurunkan kesadaran, juga tidak menimbulkan ketagihan, kebanyakan zat ini berdaya antipiretis dan atau anti radang, oleh karena itu tidak hanya digunakan sebagai antinyeri, melainkan juga pada demam ( Infeksi virus / kuman, selesma, pilek ) dan peradangan seperti rema dan encok, obat ini banyak diberikan dari nyeri ringan sampai sedang yang menyebabkan beraneka ragam seperti nyeri kepala, gigi, otot atau sendi ( rema atau encok ), perut, nyeri haid (dysmenorroe), nyeri akibat benturan atau kecelakaan (trauma), Untuk kedua nyeri terakhir, NSAID lebih layak pada nyeri yang lebih berat seperti pendarahan atau fraktur kerjanya kurang ampuh. ( OOP edisi VI, hal 314 ) FarmakokinetikParacetamol diabsorbsi cepat dan sempurna melalui saluran cerna. Konsenterasi tertinggi dalam plasma dicapai dalam waktu jam dan masa paruh plasma1-4 jam. Obat ini tersebar ke seluruh cairan tubuh. Dalam plasma, 25 %. Paracetamol terikat protein plasma. Obat ini dimetabolisme oleh enzimmikrosom enzim. Sebagian Paracetamol (80%) dikonjugasi dengan asam glukoronat dansebagian kecil lainnya dengan asam sulfat. Selain itu obat ini juga dapat mengalami hidroksilasi.FarmakodinamikEfek analgesik Paracetamol serupa dengan salisilat yaitu menghilangkan atau mengurangi nyeri ringan sampai sedang. Menurunkan suhu tubuhdengan mekanisme yang diduga berdasarkan efek sentral seperti salisilat. Efek analgesiknya sangat lemah, oleh karena itu Paracetamol tidakdigunakan sebagai antirematik. Parasetamol mengurangi nyeri dengan caramenghambat impuls/rangsang nyeri di perifer. Parasetamol menurunkandemam dengan cara menghambat pusat pengatur panas tubuh di hipotalamus.Interaksi obatAlkohol, anti konvulsun, isoniazid, meningkatkan resiko hepartotoksis. Anti koagulan oral dapat meningkatkan efek warfarin.Mekanismme aksi Bekerja lagsug pada pusat pengaturan panas di hipotalamus dan menghambat sintesa prostagladin disinten syaraf pusat.

Menurut Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi halaman 328-335a.Sirup-sirup dengan dasar sukrosa dan bukan sukrosaSukrosa adalah gula yang paling sering digunakan dalam sirup-sirup, walaupaun dalam keadaan khusus dapat diganti seluruhnya atau sebagian dengan gula-gula lainnya seperti dektrose atau bukan gula seperti sorbitol, gliserin dan propilenglikol. Dalam beberapa contoh, semua zat glikogenetik (senyawa yang diubah jadi glukosa dalam tubuh), termasuk bahan-bahan yang disebutkan diatas, yang diganti dengan zat-zat bukan glikogenetik seperti metal selulosa atau hidroksimetilselulosa. Kedua bahan ini tidak dihidrolisis dan diabsorbsi kedalam aliran darah, dan penggunaanya menghasilkan pembawa seperti sirup yang baik sekali untuk obat-obat yang dimaksud untuk digunakan oleh pasien-pasien diabetes dan lain-lainnya yang dietnya harus dikontrol dan dibatasi dengan zat-zat bukan glikogenetik. Umumnya fiskositas yang dihasilkan dari penggunaan derivate-derivat selulosa ini sangatmirip dengan sirup sukrosa.b.Pengawet AntimikrobaJumlah pengawet yang dibutuhkan untuk menjaga sirup terhadap pertumbuhan mikroba berbeda-beda sesuai dengan banyaknya air yang tersedia untuk pertumbuhan,sifat dan aktifitas sebagai pengawet yang dipunyai oleh beberapa bahan formulasi(misalnya banyak dari minyak-minyak pemberi rasa yang sudah bersifat steril dan mempunyai aktifitas antimikroba), dan dengan kemampuan pengawet itu sendiri. Diantara pengawet-pengawet yang umum digunakan sebaagi pengawet sirup dengan benzoate(0,1-0,2%) dan berbagai campuran metal-,propil-,dan butyl-paraben (Total kira-kira kurang lebih 0,1%) . seringkali alcohol digunakan dalam pembuatan sirup untuk membantu kelarutan bahan-bahan yang larut dalam alcohol tetapi secara normal alcohol tidak ada dalam produk akhir dalam jumlah yang dianggap cukup sebagai pengawet(15-20%).c.Pemberi rasaHampir semua sirup disedapkan dengan pemberi rasa buatan atau bahan-bahan yang berasal dari alam seperti minyak-minyak menguap (contoh: minyak jeruk), vanili, dan lain-lain. Untuk membuat sirup yang sedap rasanya karena sirup adalah sediaan air, pemberi rasa ini harus mempunyai kelarutan dalam air yang cukup. Akan tetapi, kadang-kadang sejumlah kecil alcohol ditambahkan kesirup untuk menjamin kelangsungan kelarutan dari pemberi rasa yang kelarutannya dalam air buruk.d.Pemberi warnaUntuk menambah daya tarik sirup, umumnya digunakan zat pewarna yang berhubungan dengan pemberi rasa yang digunakan(misalnya hijau untuk rasa permen, cokelat untuk rasa cokelat dan sebagainya). Pewarna yang digunakan umumnya larut dalam air, tidak bereaksi dengan komponen lain dari air,tidak bereaksi dengan komponan lain dari sirup,dan warna stabil pada kisaran pH dan dibawah cahaya yang intensif sirup tersebut mungkin menjadi encounter selama masa penyimpanan.Keuntugansediaansuspensiantaralainsebagaiberikut :a.Bahanobattidaklarutdapatbekerjasebagaidepo,yangdapatmemperlambat terlepasnyaobat.b.Beberapaobatyangtidaklarutdalamsemuamediapenerimaolehkarenaitu harusdibuatsebagaipadatan.c. Rasayangtidakenakdapatditutupidenganpenggunaansuspensid. Suspensisecarakimialebihstabildibandinglarutane.Suspensimerupakanbentuksediaanyangidealuntukpasienyangsulitmenelan tabletataukapsuldalampembuatanobatuntukanak-anak .Kerugianbentuksuspensiantaralainsebagaiberikut :a.Rasaobatdalamlarutanlebihjelas .b.Tidakpraktisbiladibandingkandalambentuksediaanlain, misalnyapulveres , tabletdankapsul .c.Rentanterhadapdegradasidankemungkinanterjadinyareaksikimiaantarkandungandalamlarutandimanaterdapatairsebagaikatalisatord.Pengaruhgravitasimenyebabkansedimentasifasepadatterdispersidalamsuspensie.Pemisahandalamfaseemulsiharusdicegahjikapasiendiberikandengandosis yangseragamobatyangterkandungdidalamnyaf.BeberapaobatATBtidakstabildalamlarutanterdispersig.Sifatcairsuatususpensimenjaminkeseragamandosisterapi.

Menurut Teori dan Praktek Farmasi Industri halaman 961-974a.PengawetSuatu pengawet yang ideal dapat secara kualitatif ditentukan sebagai salah satu yang memenuhi criteria berikut:1.Pengawet harus efektif terhadap mikroorganisme spectrum luas.2.Pengawet harus stabil secara fisika,kimia dan mikrobiologi selama waktu berlaku produk tersebut.3.Pengawet harus tidak toksik, tidak mensensitisasi larutan dengan memadai dapat bercampur dengan komponen. Komponen formulasi lain dan dapat diterima,dilihat dan dirasa dan bau pada konsentrasi yang digunakan zat anti mikroba yang telah digunakan sebagai pengawet dapat digolongkan menjadi 4 kelompok besar senyawa asam, netral, mercury dan senyawa ammonium kuaterner.b.Zat pemanisZat pemanis umumnya merupakan suatu bagian besar dari isi zat padat dalam bentuk-bentuk sediaan yang membutuhkannya. Sukrosa mempunyai sejarah penggunaan yang panjang, sukrosa larut dalam media air (larutan mengandung kira-kira 85% sukrosa dapat dibuat). Sukrosa tersedia dalam bentuk sangat murni dengan harga yang memadai dan stabil. Secara kimia atau fisika pada kisaran pH 4,0-8,0. Sukrosa seringkali digunakan bersama dengan sorbitol,gliserin, dan poliol-poliol lain yang dikatakan mengurangi kecenderungan sukrosa untuk mengkristalkan satu dari manifestasi kristalisasi.c.kontrol viskositasKadang-kadang perlu untuk meningkatkan viskositas suatu cairan untuk bertindak sebagai zat pembantu agar mudah dimakan atau untuk memperbaiki kemampuan tuangannya. Ini dapat dicapai dengan meningkatkan konsentrasi gula atau dengan menggabungkan zat-zat yang mengontrol viskositas seperti polivinil, pirolidon, atau berbagai turunan selulosa. Senyawa- senyawa ini membentuk larutan dalam air yang stabil dalam kisaran pH yang luas. Metilselulosa dan karboksimetilselulosa tersedia dalam sejumlah tingkat viskosital yang berbeda, karboksilmetilselulosa bila digunakan dalam larutan-larutan yang mengandung konsentrasi alcohol tinggi (sampai 15%) pengendapan.

d.Pemberi RasaPemberi rasa dapat dibagi menjadi 2 kategori, besar pemelihan dan evaluasi banyak sekali ditulis tentang fase pemberi rasa farmasi tetapi pemelihara merupakan aktivitas empiris secara total, keempat sensasi rasa dasar adalah asin, pahit, manis dan asam, beberapa generalisasi sehubungan dengan pemilihan pemberi rasa untuk menutupi tipe-tipe spesifik dan rasa.

e.PenampilanPenampilan keseluruhan dari produk cair terutama tergantung pada warna dan kejernihannya. Pemelihara warna biasanya dibuat konsisten dengan rasa, misalnya hijau atau biru untuk permen, merah untuk beri. Tipe pewarna tersedia untuk penggunaan farmasi, kestabilan relatifnya dan daerah pemakaiannya.f.Stabilitas1.Stabilitas kimiaTeknik untuk meramalkan stabilitas kimia dan system obat homogen didefenisikan dengan baik ketidakstabilan kimia suatu obat selalu diperbesar dalam larutan, berlawanan dengan system zat padat atau system suspense. Tetapi stabilitasi ini sampai batas tertentu diimbangi oleh lamaran, stabilitas yang cepat dan teliti yang mungkin dengan system-sistem homogen, tetapi sangat riskan dengan bentuk-bentuk sediaan heterogen. Pengkajian meliputi evaluasi stabilitas dalam system-sistem obat cair, termasuk asam-asam amino terhadap stabilitas aspirin dalam larutan propilenglikol dan suatu pengkajian sistematis dari autoresidasi polisorbat.2.Kestabilan fisikaCairan oral stabil secara fisik menahan psikositasnya, warna, kejernian,rasa dan bau pada seluruh sel dispernya. Semua karakteristik ini dapat harus dievaluasi secara subjektif dan secara objektif. Jika mungkin, selama waktu penafsiran stabilitas contoh yang baru dibuat harus bertindak sebagai suatu standar awal untuk evaluasi subjektif.3.Bahan mentahBahan mentah yang digunakan dalam pembuatan cairan harus sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan masak-masak, spesifikasi ini harus dapat menjamin cirri-ciri kemurnian, kesatuan dan bebas dari kontaminasi mikroba yang berlebihan.

Dosis Parasetamol menurut Farmakope Indonesia Edisi IIIDosis Lazim 6 12 bulan: Sekali : 50mg, Sehari : 200mg 1 5 tahun: Sekali : 50mg - 100mg, Sehari : 200mg 400mg 5 10 tahun: Sekali : 100mg 200mg, Sehari : 400mg 800mg 10 tahun keatas: Sekali : 250mg, Sehari : 1g

B. Tujuan Praktikum Mahasiswa mampu mengetahui rancangan formula dalam pembuatan suspensi paracetamol. Mahasiswa dapat memahami proses pembuatan sediaan suspensi paracetamol Mahasiswa mampu memahami evaluasi pada sediaan suspensi paracetamol

BAB IIISIA. Permasalahan Farmasetikaa. Parasetamol memiliki kelarutan yang rendah dalam air dan mudah terhidrolisis.b. Parasetamol memiliki rasa yang pahit.c. Sediaan multiple dose rentan terhadap kontaminasi mikroba.d. Suspensi Parasetamol bersifat cair sehingga mudah tumpah.

B. Penyelesaian Farmasetikaa. Parasetamol dibuat suspense menggunakan CMC- Na sebagai suspending agent dan sorbitol sebagai wetting agent.b. Rasa pahit diatasi dengan penambahan pemanis.c. Untuk menghindari mikroba ditambahkan pengawet.d. Agar tidak encer ditambahkan sirup simplex untuk menaikkan viskositas.

C. MonografiPreformulasi zat aktifParasetamol (FI III hal 37)a. Struktur

b. PemerianSerbuk hablur; putih; tidak berbau; rasa pahit disertai rasa tebal.c. KelarutanMudah larut dalam air, dalam etanol (95%)P dan dalam kloroform P, sangat sukar larut dalam eter P; agak sukar larut dalam aseton P.d. PenyimpananDalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya.e. Titik LelehAntara 167 dan 172f. OTTDipenhidramin mempunyai inkompatibilitas terhadap obat obat kolinergik.

Usulan eksipien dan preformulasi eksipien1. Metil Paraben (FI III hal 378)a. Struktur

b. PemerianSerbuk hablur halus; putih; hamper tidak berbau; tidak mempunyai rasa, kemudian agak membakar diikuti rasa tebal.c. KelarutanLarut dalam 500 bagian air, dalam 20 bagian air mendidih, dalam 3,5 bagian etanol (95%)P dan dalam 3 bagian aseton P; mudah larut dalam eter P dan dalam larutan alkali hidroksida; larut dalam 60 bagian gliserol P panas dan dalam 40 bagian lemak minyak nabati panas, jika didinginkan larutan tetap jernih.d. Titik DidihSuhu lebur 125 - 128e. PenyimpananDalam wadah tertutup baik.

2. Propil Paraben (FI III hal 535)a. Struktur

b. PemerianSerbuk hablur putih; tidak berbau; tidak berasa.c. KelarutanSangat sukar larut dalam air; larut dalam 3,5 bagian etanol (95%)P, dalam 3 bagian aseton P, dalam 140 bagian gliserol P, dan dalam 40 bagian minyak lemak, mudah larut dalam larutan alkali hidroksida.d. PenyimpananDalam wadah tertutup baik.e. Titik LelehSuhu lebur 95 - 98

3. Sirupus Simplex (FI III hal 567)a. PemerianCairan jernih, tidak berwarna.b. PembuatanLarutkan 65 bagian sakarosa dalam larutan Metil Paraben 0,25% b/v secukupnya hingga diperoleh 100 bagian sirop.c. PenyimpananDalam wadah tertutup rapat, ditempat sejuk.

4. Oleum Citri (FI III hal 455)a. PemerianCairan, kuning pucat atau kuning kehijauan, bau khas; rasa pedas dan agak pahit.b. KelarutanLarut dalam 12 bagian volume ethanol (90%)P, larutan agak berupa lesensi; dapat bercampur dengan ethanol mutlak P.c. PenyimpananDalam wadah terisi penuh dan tertutup rapat, terlindung dari cahaya; ditempat sejuk.

5. CMC- Naa. PemerianWarna putih sampai krem; hamper tidak berasa; tidak berbau; serbuk atau granul.b. KelarutanMudah terdispersi dalam air membentuk larutan koloid, sukar larut dalam ethanol (95%)P, eter dan pelarut organic lain.c. Ph2- 10 d. Titik Leleh227 - 252 C

6. Sorbitol (FI III hal 567)a. PemerianSerbuk, butiran atau kepingan; putih; rasa manis; higroskopik.b. KelarutanSangat mudah larut dalam air, sukar larut dalam etanol (95%)P, dalam mutanol P dan dalam asam asetat P.c. Titik LelehSisa pemijaran tidak lebih dari 0,1%.d. PenyimpananDalam wadah tertutup rapat.

7. Aqua Destillata (FI III hal 96)a. PemerianCairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau; tidak mempunyai rasa.b. Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.

D. Formula LengkapNo.NamaJumlahKegunaan

1.Parasetamol250mg/5mlAnalgetik, antipiretik

2.Metil Paraben0,18%Pemanis dan peningkat viskositas

3.Propil paraben0,02%Pengawet

4.Sorbitol 70%3%Pelarut

5.CMC- Na1%Pengental

6.Sirup Simplex30%Pemanis

7.Ol. Citri q.sPerasa

8.Sunset Yellowq.sPewarna

9.Aqua DestillataAd to 100%Pelarut

E. Penimbangan1. Parasetamol

2. Metil Paraben

3. Propil Paraben

4. Sorbitol 70%

5. CMC- Na

6. Sirup Simplex

7. Ol. Citri q.s8. Sunset Yellow q.s9. Aqua Destillata ad to 100%

F. Prosedur Kerjaa. Siapkan alat dan bahan.b. Setarakan timbangan.c. Timbang semua bahan yang akan digunakan.d. Kalibrasi botol sediaan 100mL, tandai.e. Buat sirup simplex.f. CMC- Na dikembangkan (ditaburkan secara merata diatas 15ml air panas)g. Sorbitol 70% diencerkan dengan 15ml air, lalu masukkan kedalam mortar yang berisi parasetamol.h. CMC- Na yang sudah dikembangkan masukkan dalam campuran bahan aktif.i. Masukkan sirup simplex, metil paraben dan propil paraben ke dalam mortar, aduk sampai merata.j. Tambahkan Ol. Citri dan sunset yellow secukupnya.k. Masukkan dalam botol, tambahkan aquadest ad kalibrasi.l. Pasang etiket.

G. Hasil PengamatanYang DiamatiJumatSabtuMinggu

Pertumbuhan Mikroba---

Pengkristalan pada leher botol---

WarnaOrangeOrange Orange

BauWangi jeruk Wangi jerukWangi jeruk

RasaManis, agak pahitManis, agak pahit Manis, agak pahit

H. Evaluasi Sediaan1. Organol LeptikBau: JerukRasa: Manis, agak pahitWarna: Orange2. pH: 83. Volume Terpindahkan: 98mL Botol 100 mL yang sebelumnya telah dikalibrasi. Sediaan sirup yang telah jadi kemudian dimasukan ke dalam botol 100 ml sampai batas kalibrasi. Tuang kembali sirup dalam gelas ukur untuk mengetahui volume terpindahkannya serta ketepatan dalam melakukan kalibrasi.

I. PembahasanPraktikum kali ini ditujukan untuk membuat sediaan suspense. Parasetamol merupakan obat golongan analgetik-antipiretik yang saat ini banyak digunakan sehingga perlu dibuat suatu formula yang stabil untuk sediaan sirup. Parasetamol merupakan derifat asetanilida yang digunakan sebagai analgetik-antipiretik. Umumnya obat dalam bentuk cair lebih disukai daripada bentuk padat karena mudahnya menelan cairan dan keluwesan dalam pemberian dosis, pemberian lebih mudah untuk memberikan dosis yang relatif sangat besar, aman dan juga mudah diatur penyesuaian dosis untuk anak-anak. Zat aktif yang ada dalam sediaan ini adalah Parasetamol. Excipient yang terkandung dalam sediaan ini adalah CMC-Na, metil paraben sebagai pengawet, propil paraben sebagai pengawet, sorbitol 70% sebagai pemanis dan pelarut, sirup simplex sebagai pemanis, Ol. Citri sebagai perasa, sunset yellow sebagai pewarna dan aquadest sebagai pelarut. Metil paraben dan Propil paraben berfungsi sebagai pengawet. Disini pengawet yang dimaksud adalah jumlah pengawet yang dibutuhkan untuk menjaga sirup terhadap pertumbuhan mikroba berbeda-beda sesuai dengan banyaknya air yang tersedia untuk pertumbuhan, sifat dan aktifitas sebagai pengawet yang dipunyai oleh beberapa bahan formulasi dan dengan kemampuan pengawet itu sendiri. Dalam proses pembuatannya, CMC-Na dilarutkan dan dikembangkan dalam air panas agar mudah larut. Dalam penyimpanannya sediaan ini di simpan dalam botol berwarna terang.Membuat mucilago berbentuk seperti kanji, dengan cara aquadest panas dimasukkan ke dalam mortir kemudian masukkan CMC-Na. Karena CMC-Na mudah terdispersi air. Lalu tunggu 15 menitan hingga mengembang. Setelah mengembang, masukkan bahan ke mortir gerus homogen. Kemudian semua bahan dimasukkan ke mortir dan gerus homogen. Terakhir masukkan oleum citri dan sirupsimplex, masukkan ke dalam botol 100 mL. Beri etiket putih tandai untuk pemakaian dalam. Tak lupa dikocok agar endapan terdispersi kembali, karena endpan ersebt daat memerkecil diameter partikel bahan aktif dalam suspensi.Paracetamol adalah metabolit utama dari phenacetin, suatu derivate p-aminofenol. Paracetamol beraksi sebagai antipiretik dengan mempengaruhi pusat pengaturan suhu di hipotalamus dan analgesik dengan menaikkan ambang rasa nyeri. Efektif pada pengobatan berbagai macam kondisi asthritis dan rheumatik termasuk nyeri musculoskeletal dan juga sakit kepala, dismenorea dan neuralgia.Parasetamol merupakan obat golongan analgetik-antipiretik yang saat ini banyak digunakan sehingga perlu dibuat suatu formula yang stabil untuk sediaan sirup. Umumnya obat dalam bentuk cair lebih disukai daripada bentuk padat karena mudahnya menelan cairan dan keluwesan dalam pemberian dosis, pemberian lebih mudah untuk memberikan dosis yang relatif sangat besar, aman dan juga mudah diatur penyesuaian dosis untuk anak-anak.Dalam sediaan ini parasetamol memiliki kelarutan yang minim sehingga pada pembuatan larutan kali ini, ditambahkan zat CMC berfungsi sebagai bahan pengental, dengan tujuan untuk membentuk sistem dispersi koloid dan meningkatkan viskositas. Dengan adanya Na-CMC ini maka partikel-partikel yang tersuspensi akan terperangkap dalam sistem tersebut atau tetap tinggal ditempatnya dan tidak mengendap.Adapun masalah yang dihadapi selama praktikum adalah kurangnya bahan-bahan yang akan digunakan sehingga jumlah sediaan yang dihasilkan tidak sesuai dengan jumlah mahasiswa yang ada.

BAB IIIPENUTUPA. Kesimpulan Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa:1. Suspense adalah sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk halus dan tidak larut, terdispersi dalam cairan pembawa.2. Parasetamol merupakan salah satu yang paling umum digunakan 'over-the-counter' obat-obatan, terutama untuk penyakit ringan yang diderita oleh banyak anak-anak.Tapi terkadang tidak digunakan dalam dosis yang tepat, yang mungkin membuatnya kurang efektif atau berbahaya.3. Menggunakan parasetamol utama adalah untuk menghilangkan rasa sakit dan untuk mengurangi demam.Sementara yang memiliki suhu dinaikkan tidak selalu hal yang buruk, karena dapat membantu kekebalan tubuh, dapat membuat orang yang terkena merasa sangat tidak nyaman.4. Zat aktif dalam sediaan ini adalah Parasetamol.5. Excipient yang terkandung dalam sediaan ini adalah CMC-Na, propil paraben, metil paraben, sorbitol 70%, sirup simplex, ol. Citri, sunset yellow dan aquadest.6. Dalam proses pembuatannya CMC-Na dikembangkan dalam air panas agar mudah larut.7.

DAFTAR PUSTAKA

1. Ansel, H. C. 1989.Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Edisi IV.UI Press: Jakarta.2. Anief. Moch. 2000. IlmuMeracik Obat; Teori dan Praktik. Gadjah Mada Press.Yogyakarta3. Ansel, H.C. 1981.Introduction to Pharmaceutical Dosage Forms. Lea & Febiger,Philadelphia.4. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979.Farmakope Indonesia. Edisi ke-3 Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.5. Lachman. L. 1986.Teori dan Praktek Farmasi Industri.terjemahan Siti Suyatmi.UI Press, Jakarta.6. Syamsuni. 2006.Ilmu Resep.Penerbit Buku Kedokteran: EGC, Jakarta.7. Anonim. 1972.Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan Republik Indonesia: Jakarta.8. Anonim. 1995.Farmakope Indonesia Edisi IV. Departemen Kesehatan Republik Indonesia: Jakarta.

11 |