laporan hasil survey
DESCRIPTION
Mata Kuliah Studio Perencanaan desaTRANSCRIPT
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
BAB VI
LAPORAN HASIL SURVEI
6.1 Gambaran Umum Kabupaten Malang
Kabupaten Malang berbatasan langsung dengan Kabupaten Jombang,
Kabupaten Mojokerto, Kota Batu, dan Kabupaten Pasuruan di utara, Kabupaten
Lumajang di timur, Samudra Hindia di selatan, serta Kabupaten Blitar dan
Kabupaten Kediri di barat. Sebagian besar wilayahnya merupakan pegunungan
yang berhawa sejuk, oleh karena itu Malang dikenal sebagai salah satu daerah
tujuan wisata utama di Jawa Timur.
6.1.1 Karakteristik Fisik Dasar
Karakteristik fisik dasar adalah karakter alamiah yang dimiliki oleh suatu
wilayah. Karakteristik fisik dasar biasanya merupakan suatu ciri khas pada setiap
daerah. Karakteristik fisik dasar Kabupaten Malang sendiri terdiri dari lima jenis,
yakni kondisi geografis, kondisi topografi, kondisi geologi, kondisi hidrologi, dan
kondisi klimatologi.
A. Kondisi Geografis
Kabupaten Malang adalah sebuah kabupaten di ProvinsiJawa Timur,
Indonesia. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2008, Kota
Kepanjen ditetapkan sebagai ibukota Kabupaten Malang yang baru. Luas wilayah
Kabupaten Malang adalah 4.576 km². Kabupaten Malang terletak pada 112
035`10090`` sampai 112``57`00`` Bujur Timur 7044`55011`` sampai
8026`35045`` Lintang Selatan. Kondisi seperti ini, maka Kabupaten Malang
adalah kabupaten terluas kedua di Pulau Jawa setelah Kabupaten Banyuwangi.
Adapun batas wilayah Kabupaten Malang adalah sebagai berikut:
Sebelah Utara : Kabupaten Pasuruan dan Kabupaten Mojokerto
Sebelah Selatan : Samudra Indonesia
Sebelah Barat : Kabupaten Blitar dan Kabupaten Kediri
Sebelah Timur : Kabupaten Probolinggo dan Kabupaten Lumajang
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-1Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
B. Kondisi Topografi
Sebagian besar wilayah Kabupaten Malang adalah berupa pegunungan.
Bagian barat dan barat laut berupa pegunungan, dengan puncaknya Gunung
Arjuno (3.339 m) dan Gunung Kawi (2.651 m). Di pegunungan ini terdapat mata
air Sungai Brantas, sungai terpanjang di Jawa Timur. Bagian timur merupakan
kompleks Pegunungan Bromo-Tengger-Semeru, dengan puncaknya Gunung
Bromo (2.392 m) dan Gunung Semeru (3.676 m). Gunung Semeru adalah gunung
tertinggi di Pulau Jawa. Kota Malang sendiri berada di cekungan antara kedua
wilayah pegunungan tersebut. Bagian selatan berupa pegunungan dan dataran
bergelombang. Dataran rendah di pesisir selatan cukup sempit dan sebagian besar
pantainya berbukit.
C. Kondisi Hidrologi
Kondisi hidrologi di Kabupaten Malang terdiri dari air permukaan yang
berupa sungai serta air tanah yang berupa sumur. Secara umum kondisi hidrologi
wilayah Kabupaten Malang sudah baik dan memadai dengan kondisi air sumur
yang bersih. Ketinggian muka air tanah yang mudah dijangkau (9–15 meter) dapat
mendukung kebutuhan air dengan baik.
D. Kondisi Klimatologi
Kondisi topografi pegunungan dan perbukitan menjadikan wilayah
Kabupaten Malang sebagai daerah beriklim sejuk dan banyak diminati sebagai
tempat tinggal dan tempat peristirahatan. Berdasarkan hasil pemantauan tiga pos
pemantauan Stasiun Klimatologi Karangploso-Malang, pada Tahun 2010 suhu
udara rata-rata relatif rendah, berkisar antara (18-32)o C. Kelembaban udara rata-
rata berkisar antara (45-100) % dan curah hujan rata-rata berkisar antara (66-941)
mm. Curah hujan rata-rata terendah terjadi pada Bulan Juli, berdasarkan hasil
pemantauan Pos Karangkates. Sedangkan rata-rata curah hujan tertinggi terjadi
juga pada Bulan November, hasil pemantauan Pos Lanud A.R Saleh.
6.1.2 Karakteristik Fisik Binaan
Karakteristik fisik binaan Kabupaten Malang dapat diidentifikasi melalui
tata guna lahan, serta persebaran sarana dana prasarana di Kabupaten Malang.
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-2Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
A. Tata Guna Lahan
Luas wilayah Kabupaten Malang yakni sebesar 174.511 ha memiliki
rincian penggunaan tanah sebagai daerah permukiman (House Compound and
Surroundings) seluas 6.729 ha, kawasan persawahan (Wet Land) seluas 49.519 ha,
kawasan tegal/kebun (Dryland/Garden) seluas 98.685 ha serta kawasan areal
perkebunan (Agriculture Estates) seluas 19.578 ha.
B. Persebaran Sarana dan Prasarana
Secara umum sarana dan prasarana adalah alat penunjang keberhasilan
suatu proses upaya yang dilakukan di dalam pelayanan publik, karena apabila
kedua hal ini tidak tersedia maka semua kegiatan yang dilakukan tidak akan dapat
mencapai hasil yang diharapkan sesuai rencana.
1. Sarana
Sarana-sarana yang terdapat di Kabupaten Malang antara lain sebagai
berikut:
a. Sarana Pendidikan
Persebaran sarana pendidikan di Kabupaten Malang dimulai dari
tingkatan terendah yaitu TK sampai dengan SMA/Sederajat. Sarana
pendidikan terbesar di Kabupaten Malang adalah berupa SD sejumlah
1.167 unit dan kemudian TK sejumlah 1.093 unit. Sedangkan untuk
sarana pendidikan yang terkecil adalah SMA sejumlah 64 unit.
b. Sarana Kesehatan
Sarana kesehatan yang terdapat di Kabupaten Malang adalah berupa
rumah sakit, rumah bersalin, puskesmas, posyandu, polindes, poliklinik,
apotik serta praktek dokter. Untuk sarana yang terbanyak adalah berupa
posyandu yaitu sejumlah 2.765 unit, kemudian polindes sejumlah 324
unit. Sedangkan sarana kesehatan yang tersedikit adalah berupa rumah
bersalain sejumlah 15 unit.
c. Sarana Peribadatan
Sarana peribadatan di Kabupaten Malang terdiri dari masjid, musholla,
gereja, kapel, pura, sanggar, vihara dan klenteng. Persebaran sarana
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-3Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
peribadatan yang terbanyak adalah berupa musholla sebanyak 10.416
unit, kemudian masjid sejumlah 2.954 unit. Sedangkan yang
persebarannya sedikit adalah berupa kapel dan sanggar sejumlah 15
unit.
2. Prasarana
a. Jaringan Listrik
Berdasarkan data yang didapat dari Kabupaten Malang dalam Angka,
dapat diketahui bahwa jumlah pengguna atau pelanggan PLN setiap
tahunnya selalu meningkat. Pada sepuluh tahun terakhir dari tahun 2000
terdapat 392.825 pelanggan hingga tahun 2010 terdapat 488.717
pelanggan. Dapat ditarik kesimpulan disini bahwa pelayanan jaringan
listrik yang tersebar di Kabupaten Malang sudah cukup baik.
b. Jaringan Air Bersih
Walaupun tidak semua warga Kabupaten Malang menjadi pelanggan
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), namun jaringan pipa PDAM
setiap tahunnya terjadi peningkatan, hal ini dapat terlihat dari
bertambahnya pelanggan PDAM setiap tahunnya. Sempat terjadi
penurunan pelanggan PDAM, contohnya saja pada tahun 2009
sebanyak 71.880 pelanggan, menjadi 70.329 pelanggan pada tahun
2010. Hal tersebut dapat dikarenakan oleh berbagai macam sebab, salah
satunya adalah kurangnya suplay air pada jam-jam puncak penggunaan
(peak time).
c. Jaringan Jalan
Jalan merupakan prasarana yang sangat vital dalam menunjang
keberlangsungan segala aktivitas kita. Walaupun sebagian besar
perkerasan jalan di Kabupaten Malang sudah berupa aspal, namun
masih saja sering ditemukan kerusakan yang tentunya mengganggu
kenyamanan pengguna jalan. Adapun rincian mengenai prasarana jalan
di Kabupaten Malang adalah sebagai berikut:
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-4Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
1. Jalan Kabupaten: 1.668,76 km
2. Jalan Desa: 6.907,90 km
d. Jaringan Telekomunikasi
Telekomunikasi juga merupakan hal yang tidak dapat dikesampingkan
dalam kelangsungan hidup kita. Seperti kita tahu, hampir semua daerah
akan selalu berusaha untuk mengembangkan jaringan komunikasi agar
terjadi kemudahan untuk melakukan segala aktivitas. Disamping
prasarana telekomunikasi berupa alat elektronik seperti telfon, internet,
dan sebagainya, prasarana jaringan telekomunikasi berupa wesel, surat,
dan paket pos juga menunjang keberlangsungan telekomunikasi kita.
Berdasarkan data yang didapat, banyaknya surat yang diterima di tahun
2010 di area Kabupaten Malang sebanyak 564.800 buah, dan yang
dikirim sebanyak 184.151 buah. Sedangkan mengenai wesel dan paket
pos yang dikirim pada tahun 2010 mencapai nilai yang cukup tinggi,
yakni sebesar Rp.16.060.110,00 dan yang diterima mencapai Rp.
281.100.043,00.
6.1.3 Karakteristik Sosial Kependudukan
Karakteristik sosial di sini adalah berbagai macam karakter yang dimiliki
oleh masyarakat setempat dalam kesehariannya. Sedangkan kependudukan dalam
hal ini adalah jumlah penduduk yang tersebar di perdesaan dan perkotaan
Kabupaten Malang dalam beberapa tahun terakhir.
A. Sosial Budaya
Karakteristik sosial adalah aktivitas sosial dan budaya masyarakat dalam
kesehariannya. Agama Islam yang mendominasi area Kabupaten membuat
masyarakatnya selalu menjunjung tinggi nilai-nilai keagamaan, salah satu contoh
buadaya yang dilakukan adalah tasyakuran atau pengajian rutin dalam rangka
memperingati sesuatu yang mereka anggap penting. Daerah Kabupaten Malang
yang juga sebagian besar adalah kawasan wisata, membuat sebagian masyarakat
menghabiskan waktu untuk berlibur bersama keluarga ke tempat-tempat wisata di
Kabupaten Malang pada akhir pekan.
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-5Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
B. Kependudukan
Laju pertumbuhan di Kabupaten Malang cenderung selalu meningkat
setiap tahunnya. Dapat dilihat pada sembilan tahun terakhir, laju pertumbuhan
penduduk selalu mengalami peningkatan. Didapat pada tahun 2010 jumlah
penduduk laki-laki sebanyak 1.232.841 jiwa, dan penduduk perempuan sebanyak
1.214.210 jiwa.
6.1.4 Karakteristik Perekonomian
Karakteristik perekonomian masyarakat di Kabupaten Malang bisa dilihat
dari potensi ekonomi yang dimiliki oleh Kabupaten Malang. Pusat–pusat kegiatan
di wilayah kabupaten merupakan simpul pelayanan sosial ekonomi masyarakat di
wilayah kabupaten, yang terdiri atas Kota Malang dan sekitarnya mempunyai
perkembangan wilayah yang cukup pesat bahkan menunjukkan adanya interaksi
dengan sekitarnya yang mengindikasikan terbentuk Kawasan Perkotaan Malang
dengan inti Kota Malang.
Potensi berbagai wisata pesisir dan pegunungan Kabupaten Malang juga
merupakan potensi pengembangan wilayah dan ekonomi masyarakat di daerah
tersebut. Namun disamping sektor pariwisata yang sangat mendukung terhadap
karakteristik perekonomian Kabupaten Malang, terdapat juga kegiatan lain yang
dilakukan oleh masyarakat pada sektor formal seperti di lahan pendidikan,
perusahaan, instansi-instansi pemerintah, dan sejenisnya.
6.2 Gambaran Umum Kecamatan Pujon
Kecamatan Pujon merupakan salah satu dari 33 kecamatan yang berada di
wilayah Kabupaten Malang.Wilayah Kecamatan Pujon terletak sekitar 29 Km ke
arah barat Ibukota Kabupaten Malang yang dikelilingi oleh perbukitan dan
gunung.
6.2.1 Karakteristik Fisik Dasar
Gambaran umum wilayah studi dalam hal ini adalah Kecamatan Pujon,
merupakan suatu karakteristik fisik dasar dari kecamatan mengenai kondisi
eksisting wilayah tersebut yang terdiri dari kondisi geografis, .
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-6Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
A. Kondisi Geografis
Secara astronomis, Kecamatan Pujon terletak diantara 112,2611° sampai
122,2892° Bujur Timur dan 7,522° sampai 7,4937° Lintang Selatan. Luas wilayah
Kecamatan Pujon adalah sebesar 13.075,144 Ha atau 130,76 Km. Kecamatan
Pujon terdiri dari 10 desa dan 33 dusun/dukuh. Kecamatan Pujon terdiri dari 84
RW dan 304 RT.
Secara administratif, batas wilayah Kecamatan Pujon adalah sebagai
berikut :
Sebelah Utara : Kabupaten Mojokerto
Sebelah Timur : Kota Batu
Sebelah Selatan : Kabupaten Blitar
Sebelah Barat : Kecamatan Ngantang
B. Orbitasi Kecamatan
Kecamatan Pujon berada pada jarak 29 km dari arah barat dari Ibukota
Kabupaten Malnag yang dikellingi oleh perbukitan dan gunung, antara lain
Gunung Biru, Gunung Argowayang, Gunung Gentong Growah, Gunung Dwurati,
Gunung Kukusan, Gunung Parankalah, Gunung Kawi, Gunung Cemoro, Gunung
Kandang dan Gunung Anjasmoro. Kecamatan Pujon juga berjarak 90 km ke arah
selatan dari Kota Surabaya yang merupakan Ibukota Provinsi Jawa Timur.
C. Kondisi Topografi
Kecamatan Pujon berada pada ketinggian 1.000 m di atas permukaan
laut.Kecamatan Pujon termasuk dalam klasifikasi daerah yang memiliki topografi
perbukitan dan dataran, dimana terdapat 8 desa yang berada di lereng dan sisanya
berada di lembah.Kondisi topografi Kecamatan Pujon berdasarkan luas
kemiringan lahan memiliki pembagian sebagai berikut:
1. Datar sampai berombak sebesar 40%
2. Berombak sampai berbukit sebesar 30%
3. Berbukit sampai bergunung sebesar 30%
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-7Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
D. Kondisi Klimatologi dan Hidrologi
Suhu Kecamatan Pujon berkisar antara (18-20)°C, dengan suhu minimum
sebesar 18°C dan suhu maksimum sebesar 20°C. Wilayah Kecamatan Pujon
memiliki rata-rata curah hujan sebesar 21.400 mm/tahun.
6.2.2 Karakteristik Fisik Binaan
Karakter fisik binaan suatu wilayah ditinjau dari lahan terbangun yang
dapat diidentifikasikan melalui kondisi tata guna lahan, kondisi kawasan
permukiman, serta kondisi kawasan sarana dan prasarana. Sedangkan karakter
fisik binaan suatu wilayah yang ditinjau dari lahan tak terbangunnya,
diidentifikasikan melalui fasilitas ruang terbuka hijau, fasilitas pemakaman serta
fasilitas lain yang berupa bagian dari lahan tak terbangun suatu wilayah.
A. Lahan Terbangun
Lahan terbangun yang terdapat di wilayah Kecamatan Pujon terbagi
menjadi kawasan permukiman dan berbagai kawasan sarana dan prasarana.
1. Kawasan Permukiman
Luas kawasan permukiman di Kecamatan Pujon adalah sebesar 454,2 Ha.
Berdasarkan data Kecamatan Pujon dalam angka, luas kawasan
permukiman di Kecamatan Pujon tidak mengalami perubahan sejak tahun
2008 sampai dengan tahun 2010. Hal ini menandakan pertumbuhan
penduduk Kecamatan Pujon tidak tinggi sehingga selama 3 tahun luas
kawasan permukiman masih mampu dipertahankan agar tetap sama.
Kawasan permukiman di Kecamatan Pujon ini telah berada pada kawasan
yang tepat yaitu pada lahan kering, tidak menggunakan lahan persawahan.
2. Kawasan Sarana
Kecamatan Pujon memiliki beberapa sarana dan prasarana yang dapat
menunjang kegiatan. Adapun sarana serta prasarana tersebut diantaranya
sebagai berikut:
a. Sarana Pendidikan
Sarana pendidikan di wilayah Kecamatan Pujon terdapat mulai dari
jenjang pendidikan terendah berupa Taman Kanak-Kanak sampai
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-8Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
dengan jenjang pendidikan tertinggi yaitu SMA/sederajat. Persebaran
jumlah sarana pendidikan di Kecamatan Pujon, seperti pada Tabel 6.1.
Tabel 6.1 Persebaran Sarana Pendidikan di Kecamatan PujonJenis Sarana Jumlah
TK 29SD 42
SMP 14SMA 2
Lembaga Pendidikan Keterampilan
4
Total 91Sumber : Kecamatan Pujon dalam Angka, 2011
Berdasarkan Tabel 6.1 untuk masing-masing jenjang pendidikan di
Kecamatan Pujon telah tersedia kecuali perguruan tinggi.dengan sarana
pendidikan tertinggi adalah SD/sederajat. Sedangkan jumlah sarana
pendidikan terendah adalah SMA/sederajat. Adapun untuk lebih
memperjelas mengenai persebaran sarana pendidikan di Kecamatan
Pujon seperti pada Gambar 6.1 berikut ini.
0
10
20
30
4029
42
14
2 4
Gambar 6.1 Jumlah Sarana Pendidikan di Kecamatan PujonSumber : Kecamatan Pujon dalam Angka, 2011
b. Sarana Kesehatan
Sarana kesehatan yang terdapat di Kecamatan Pujon terdiri dari rumah
sakit, rumah sakit bersalin, poliklinik, puskesmas, puskesmas pembantu
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-9Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
dan sebagainya. Persebaran sarana kesehatan terbanyak di Kecamatan
Pujon seperti pada Tabel 6.2.
Tabel 6.2 Persebaran Sarana Kesehatan di Kecamatan PujonJenis Sarana JumlahRumah Sakit 1
Rumah Sakit Bersalin 2Poliklinik 4Puskesmas 1
Puskesmas Pembantu 2Tempat Praktek Dokter 2Tempat Praktek Bidan 12
Posyandu 74Polindes 9Apotik 1Total 108
Sumber : Profil Kecamatan Pujon, 2012
Berdasarkan Tabel 6.2 jenis sarana kesehatan yang paling banyak
tersedia di Kecamatan Pujon adalah kader yandu, sedangkan untuk jenis
sarana yang paling sedikit jumlahnya adalah rumah sakit. Adapun
grafik yang menunjukkan tentang persebaran sarana keseahatan seperti
pada Gambar 6.2 berikut.
Rumah
Saki
t
Rumah
Saki
t Bers
alin
Polik
linik
Pusk
esmas
Pusk
esmas
Pemba
ntu
Tempa
t Prak
tek D
okter
Tempa
t Prak
tek B
idan
Posy
andu
Polin
des
Apotik
01020304050607080
1 2 4 1 2 212
74
91
Gambar 6.2 Jumlah Sarana Kesehatan di Kecamatan PujonSumber : Profil Kecamatan Pujon, 2012
c. Sarana Peribadatan
Sarana peribadatan yang tersebar di wilayah Kecamatan Pujon terdiri
dari masjid, surau/langgar, gereja kristen, gereja katolik dan pura.
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-10Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
Adapun persebaran sarana di Kecamatan Pujon seperti pada Tabel 6.3
berikut.
Tabel 6.3 Sarana Peribadatan di Kecamatan PujonJenis Sarana Peribadatan
Jumlah (unit)
Masjid 54Surau/Langgar 279Gereja Kristen 2Gereja Katolik 1Pura 2Vihara 0Klenteng 0
Total 338Sumber : Profil Kecamatan Pujon, 2012
Berdasarkan Tabel 6.3 jenis sarana peribadatan yang memiliki jumlah
terbesar adalah surau/langgar. Sedangkan untuk jenis sarana
peribadatan berupa vihara dan klenteng tidak tersedia di Kecamatan
Pujon. Grafik yang menunjukkan jumlah sarana peribadatan di
Kecamatan Pujon adalah seperti pada Gambar 6.3.
Masjid Surau/Langgar
Gereja Kristen
Gereja Katolik
Pura0
50
100
150
200
250
300
54
279
2 1 2
Gambar 6.3 Jumlah Sarana Peribadatan di Kecamatan Pujon Sumber : Profil Kecamatan Pujon, 2012
d. Sarana Keamanan
Berdasarkan data Kecamatan Pujon dalam angka, sarana keamanan
yang terdapat di Kecamatan Pujon hanya berupa kantor polisi sejumlah
1 unit yang terdapat di Desa Pandesari. Sedangkan untuk jenis sarana
keamanan seperti pos hansip dan sebagainya tidak terdapat. Hal ini
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-11Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
menggambarkan masih kurangnya tingkat keamanan di Kecamatan
Pujon karena untuk persebaran sarana keamanan masih sangat kurang.
e. Sarana Pemerintahan dan Pelayanan Umum
Sarana pemerintahan dan pelayanan umum yang terdapat di Kecamatan
Pujon diantaranya berupa bank dan koperasi. Persebaran sarana
pemerintahan dan pelayanan umum adalah seperti pada Tabel 6.4.
Tabel 6.4 Sarana Pemerintahan dan Pelayanan UmumJenis Sarana Jumlah (unit)
Bank Umum 3Bank Perkreditan Rakyat (BPR) 3KUD 1Koperasi lainnya 67
Total 74Sumber : Kecamatan Pujon dalam Angka, 2011
Berdasarkan Tabel 6.4 jenis sarana pemerintahan dan pelayanan umum
yang ada di Kecamatan Pujon adalah hanya berupa kantor bank dan
berbagai koperasi desa. Untuk jenis sarana pemerintahan umum seperti
balai desa dan sebagainya masih belum tersedia di wilayah Kecamatan
Pujon. Adapun grafik jumlah persebaran sarana pemerintahan dan
pelayanan umum di Kecamatan Pujon adalah seperti pada Gambar 6.4.
Bank Umum Bank Perkreditan
Rakyat (BPR)
KUD Koperasi lainnya
0
10
20
30
40
50
60
70
80
3 3 1
67
Gambar 6.4 Jumlah Sarana Pemerintahan dan Pelayanan Umum di Kecamatan Pujon
Sumber : Kecamatan Pujon dalam Angka, 2011
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-12Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
f. Sarana Perdagangan dan Jasa
Sarana perdagangan yang terdapat di Kecamatan Pujon meliputi pasar,
warung/kios, toko, swalayan, rumah makan dan pasar hewan.
Sedangkan untuk sarana jasa yang ada di Kecamatan Pujon terdiri dari
jasa pelayanan kantor asuransi dan hotel/penginapan. Persebaran sarana
perdagangan di Kecamatan Pujon seperti pada Tabel 6.5.
Tabel 6.5 Sarana Perdagangan dan Jasa di Kecamatan PujonJenis Sarana Perdagangan Jumlah (unit)
Warung/kios 231Pasar 6Toko 2Swalayan 3Rumah Makan 137Pasar Hewan 1Asuransi 1Hotel/penginapan 2Bengkel Mobil 1Servis Elektronik 5Tukang Gigi 47Tukang Pijat 20Studio Foto 14Senam Kebugaran 1Cuci Kendaraan 31Penyewaan Alat 23Bengkel Las 13
Total 538Sumber : Kecamatan Pujon dalam Angka, 2011
Berdasarkan Tabel 6.5 sarana perdagangan yang terbanyak di
Kecamatan Pujon adalah berupa warung/kios dan yang paling sedikit
adalah berupa pasar hewan.
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-13Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
Waru
ng/k
ios
Pasa
rTok
o
Swala
yan
Rumah
Mak
an
Pasa
r Hew
an
Asuran
si
Hotel/
peng
inap
an
Bengk
el M
obil
Serv
is Elek
troni
k
Tukan
g Gig
i
Tukan
g Pija
t
Stud
io Fo
to
Sena
m Keb
ugara
n
Cuci K
enda
raan
Peny
ewaa
n Alat
Bengk
el Las
0
50
100
150
200
250 231
6 2 3
137
1 1 2 1 5
4720 14
131 23 13
Gambar 6.5Jumlah Sarana Perdagangan dan Jasa di Kecamatan PujonSumber : Kecamatan Pujon dalam Angka, 2011
g. Sarana industri dan pergudangan
Sarana industri dan pergudangan yang tersedia di wilayah Kecamatan
Pujon adalah berupa industri kecil yang berjumlah sebanyak 35 unit.
Pembagiannya berupa industri anyaman/gerabah/keramik sejumlah 30
unit, industri logam sebanyak 3 unit dan industri makan sejumlah 2
unit. Sedangkan untuk sarana pergudangannya sendiri tidak tersedia di
Kecamatan Pujon. Adapun grafik persebaran sarana industri dan
pergudangan di Kecamatan Pujon adalah seperti pada Gambar 6.6.
Industri anyaman/ gerabah
industri logam industri makan0
5
10
15
20
25
30
3530
3 2
Gambar 6.6 Jumlah Sarana Industri dan Pergudangan Sumber : Kecamatan Pujon dalam Angka, 2011
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-14Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
3. Kawasan Prasarana
Prasarana yang terdapat di Kecamatan Pujon diantaranya berupa prasarana
transportasi darat dengan fasilitas umumnya berupa jaringan jalan dan
jaringan telekomunikasi. Hal ini dipengaruhi karena moda transportasi
yang umumnya digunakan di Kecamatan Pujon adalah berupa truk, bus,
colt, ojek, kendaraan roda dua maupun roda empat. Adapun untuk panjang
masing-masing status jalan di Kecamatan Pujon adalah seperti pada Tabel
6.6.
Tabel 6.6 Prasarana Transportasi DaratStatus Jalan Panjang (m)
Jalan Provinsi 13 000Jalan Kabupaten 35.000Jalan Desa 21.000
Sumber : Profil Kecamatan Pujon, 2012
Berdasarkan data pada Tabel 6.6 status jalan kabupaten adalah yang paling
mendominasi di wilayah Kecamatan Pujon. Selain prasarana yang berupa
jaringan jalan, prasarana lain yang terdapat di Kecamatan Pujon adalah
tersedianya jaringan telekomunikasi yang berupa warung internet (warnet)
sebanyak 1 unit. Prasarana telekomunikasi berupa warnet tersebut berada
di Desa Pandesari.
A. Lahan Tak Terbangun
Lahan tak terbangun suatu wilayah dapat berupa sarana RTH dan olahraga,
pemakaman, pertanian dan sebagainya. Lahan tak terbangun yang terdapat di
Kecamatan Pujon adalah berupa lapangan olahraga yang memiliki jumlah total
sebanyak 23 unit dan tersebar di wilayah Kecamatan Pujon. Adapun persebaran
sarana olahraga di Kecamatan Pujon seperti pada Tabel 6.7.
Tabel 6.7 Persebaran Sarana RTH dan OlahragaJenis Sarana
OlahragaJumlah (unit)
Lapangan Sepak Bola 10Lapangan Bola Voli 8Lapangan Bulu Tangkis 5Lapangan Bola Basket 0Lapangan Tenis 0Kolam Renang 0
Sumber : Kecamatan Pujon dalam Angka, 2011
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-15Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
Berdasarkan Tabel 6.7, jenis sarana RTH dan Olahraga yang terbanyak
adalah berupa lapanan sepakbola yaitu 10 unit sedangkan yang terkecil adalah
lapangan bulu tangkis yang berjumlah 5 unit. Adapun grafik yang meunjukkan
persebaran sarana RTH dan Olahraga seperti pada Gambar 6.7.
Lapangan Sepak Bola
Lapangan Bola Voli
Lapangan Bulu Tangkis
0
2
4
6
8
10
1210
8
5
Gambar 6.7 Jumlah Sarana RTH dan Olahraga di Kecamatan Pujon Sumber : Kecamatan Pujon dalam Angka, 2011
Selain sarana RTH dan Olahraga, kawasan yang masuk dalam kelompok
lahan tak terbangun adalah pertanian. Kawasan pertanian di Kecamatan Pujon
adalah sebesar 902,2 Ha untuk lahan persawahannya dan 2.372,6 Ha untuk
kawasan lahan kering seperti tegal/kebun, hutan dan lainnya. Adapun pembagian
luas untuk kawasan tersebut adalah seperti pada Tabel 6.8.
Tabel 6.8 Luas Lahan Kawasan Pertanian di Kecamatan PujonLahan Persawahan Lahan Kering
Jenis Lahan SawahLuas (Ha)
Jenis Lahan Kering
Luas (Ha)
Berpengairan diusahakan 898,7 Tegal/Kebun 2.291,8Tidak Berpengairan diusahakan
3,5 Hutan 0,7
Tidak diusahakan 0 Lainnya 80,1 Sumber : Kecamatan Pujon dalam Angka, 2011
Berdasarkan data pada Tabel 6.8, luas lahan persawahan yang terbesar
adalah pada jenis lahan sawah yang berpengairan diusahakan dengan luas sebesar
898,7 Ha. Sedangkan luas lahan kering yang terbesar pada jenis lahan tegal atau
kebun dengan luas sebesar 2.291,8 Ha. Adapun grafik yang menunjukkan
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-16Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
perbandingan luas lahan kawasan pertanian di Kecamatan Pujon adalah seperti
pada Gambar 6.8.
Lahan Persawahan28%
Lahan Kering72%
Gambar 6.8 Grafik Persentase Lahan Kawasan Pertanian di Kecamatan Pujon
Sumber : Kecamatan Pujon dalam Angka, 2011
6.2.3 Karakteristik Sosial Budaya
Karakteristik kependudukan merupakan gambaran mengenai kondisi
demografi suatu wilayah yang dapat diidentifikasi berdasarkan jumlah dan
struktur penduduk pada wilayah tersebut. Jumlah penduduk di wilayah Kecamatan
Pujon adalah sebesar 65.501 jiwa dengan tingkat kepadatan 1.663 orang/km.
A. Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin di Kecamatan Pujon,
penduduk laki-laki sebesar 32.430 jiwa dan jumlah penduduk berjenis kelamin
penduduk perempuan sebesar 33.071 jiwa. Adapun perbandingan jumlah
penduduk Kecamatan Pujon berdasarkan jenis kelamin seperti pada Gambar 6.1
berikut ini.
Berdasarkan data sekunder yang diperoleh, persentase jumlah penduduk
berdasarkan jenis kelamin di Kecamatn Pujon adalah sama rata. Rata-rata
perkembangan penduduk di Kecamatan Pujon adalah 0,1% pertahun. Jumlah
kepala keluarga di wilayah Kecamatan Pujon adalah sebesar 18.130 KK.
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-17Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
B. Komposisi Penduduk Berdasarkan Usia
Komposisi penduduk berdasarkan usia merupakan jumlah penduduk di
Kecamatan Pujon yang dikelompokkan dalam interval usia tertentu. Adapun
persebaran jumlah penduduk sesuai kelompok umum seperti pada Tabel 6.9.
Tabel 6.9 Komposisi Penduduk Berdasarkan UsiaKelompok Umur
(tahun)Jumlah (jiwa)
0-4 5.4745-6 2.1547-15 12.65016-22 6.94623-59 32.179>60 6.105
Sumber : Kecamatan Pujon dalam Angka, 2011
Berdasarkan data pada Tabel 6.9 komposisi penduduk berdasarkan usia
yang terbanyak adalah pada kelompok umur 23-59 tahun, yaitu sebanyak 32.179
jiwa. Sedangkan komposisi penduduk berdasarkan usia yang terkecil adalah pada
kelompok umur 5-6 tahun, yaitu 2.154 jiwa.
C. Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Komposisi penduduk berdasarkan tingkat pendidikan di Kecamatan Pujon
dibedakan sesuai dengan jenjang tingkatan setiap masyarakat. Adapun komposisi
penduduk menurut tingkatan pendidikannya seperti pada Tabel 6.10.
Tabel 6.10 Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat PendidikanTingkat Pendidikan Jumlah (jiwa)
Belum Sekolah 5.698Tidak Pernah Sekolah 942Tidak Tamat SD/MI 11.970Tamat SD/MI 28.140Tamat SLTP/MTS 9.284Tamat SLTA/MA 5.642Tamat Perguruan TinggiUniversitas
249
Sumber : Kecamatan Pujon dalam Angka, 2011
Berdasarkan Tabel 6.10 rata-rata tingkat pendidikan penduduk di
Kecamatan Pujon adalah tamatan SD/MI. Sedangkan untuk jenjang pendidikan
tertinggi berupa perguruan tinggi terdapat 249 jiwa penduduk. Hal ini berarti
tingkat pendidikan di Kecamatan Pujon masih tergolong rendah, karena sebagian
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-18Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
besar penduduknya merupakan tamatan SD, selain itu juga tidak sedikit jumlah
penduduk Kecamatan Pujon yang tidak pernah sekolah.
6.2.4 Karakteristik Perekonomian
Karakteristik sosial ekonomi pada suatu wilayah mempengaruhi
karakteristik penduduk di wilayah tersebut. Karakteristik wilayah Kecamatan
Pujon dengan potensi berupa hasil pertanian (sayur mayur) dan hasil peternakan
(susu sapi segar), mempengaruhi karakteristik ekonomi masyarakatnya yang
sebagian besar bermatapencaharian sebagai petani dan peternak. Adapun
komposisi penduduk berdasarkan mata pencaharian di Kecamatan Pujon seperti
pada Tabel 6.11.
Tabel 6.11 Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencahariandi Kecamatan Pujon
Mata PencaharianJumlah (jiwa)
Pedagang 343PNS 198TNI/Polri 26Penggalian/Penambangan 4Buruh Tani 14.624Buruh Bangunan 397Jasa 60Lainnya 254
Sumber : Kecamatan Pujon dalam Angka, 2011
Sesuai dengan data pada Tabel 6.11 dapat diketahui bahwa komposisi
penduduk berdasarkan mata pencaharian di Kecamatan Pujon adalah penduduk
yang bermatapencaharian sebagai buruh tani sebesar 14.624 jiwa. Adapun grafik
yang menggambarkan mengenai komposisi penduduk berdasarkan mata
pencaharian adalah seperti pada Gambar 6.9 berikut.
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-19Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
Peda
gang PN
S
TNI/Pol
ri
Peng
galia
n/Pe
namba
ngan
Buruh
Tan
i
Buruh
Ban
guna
nJa
sa
Lainny
a0
4000
8000
12000
16000
343 198 26 4
14624
397 60 254
Gambar 6.9 Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Kecamatan Pujon
Sumber : Kecamatan Pujon dalam Angka, 2011
Selain mata pencaharian yang tersebut pada Tabel 6.11 sumber pendapatan
utama penduduk Kecamatan Pujon adalah dalam sektor pertanian dengan
komoditi unggulan berupa susu sapi segar dengan rata-rata hasil 155 ton/95.000
liter perhari.
Karakteristik sosial budaya di Kecamatan Pujon adalah penduduknya
berbudaya agamis dan tergolong tradisional. Hal ini dikarenakan penduduk di
Kecamatan Pujon memiliki kepercayaan dan memeluk agamanya masing-masing,
dimana ajaran agama yang paling mendominasi adalah Islam. Tidak ada penduduk
yang berada di kawasan Kecamatan Pujon yang tidak memiliki kepercayaan atau
atheis, itu juga menandakan bahwa seluruh penduduk itu berbudaya agamis meski
dengan agama yang berbeda. Adapun komposisi penduduk berdasarkan agama
dan kepercayaan seperti pada Tabel 6.12.
Tabel 6.12 Komposisi Penduduk Berdasarkan AgamaJenis Agama Jumlah (jiwa)
Islam 61.375Kristen Protestan 307Kristen Katolik 122Hindu 103Budha 18Konghucu 0Lainnya 0
Sumber : Kecamatan Pujon dalam Angka, 2011
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-20Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
Berdasarkan data pada Tabel 6.12, komposisi penduduk berdasarkan agama
didominasi oleh penduduk dengan agama Islam yaitu sebanyak 61.375 jiwa.
Sedangkan untuk komposisi jumlah penduduk yang terkecil adalah penduduk
dengan agama Budha yaitu sebanyak 18 jiwa. Grafik yang menggambarkan
komposisi penduduk berdasarkan agama seperti pada gambar 6.10.
Islam
Kristen
Prot
estan
Kristen
Kato
lik
Hindu
Budha
Kongh
ucu
010,00020,00030,00040,00050,00060,00070,000 61375
307 122 103 18 0
Gambar 6.10 Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama di Kecamatan PujonSumber : Kecamatan Pujon dalam Angka, 2011
6.3 Gambaran Umum Desa Madiredo
6.3.1 Karakteristik Fisik Dasar
Gambaran umum wilayah studi merupakan suatu gambaran umum
karakteristik fisik dasar mengenai kondisi eksisting di Desa Madiredo yang
terletak di Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Kondisi fisik dasar
di Desa Madiredo mencakup lima aspek yaitu kondisi geografis, kondisi
topografi, kondisi geologi, kondisi hidrologi dan iklim.
A. Kondisi Geografis
Desa Madiredo terletak di Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang, Jawa
Timur. Batas Wilayah Desa Madiredo adalah sebagai berikut :
Sebelah Utara : Hutan, Kecamatan Mojokerto
Sebelah Selatan : Desa Ngroto, Kecamatan Pujon
Sebelah Timur : Desa Wiyurejo, Kecamatan Pujon
Sebelah Barat : Desa Tawangsari, Kecamatan Pujon
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-21Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
Peta 6.1 Peta Administrasi Desa Madiredo
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-22Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
Peta 6.2 Peta Orbitasi Desa Terhadap Kecamatan
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-23Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
Peta 6.3 Peta Kontur Desa Madiredo
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-24Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
B. Orbitasi Desa
Orbitasi atau jarak dari Desa Madiredo ke ibu kota kecamatan ditempuh
dengan waktu 20 menit dan dapat ditempuh dengan menggunakan ojek.
Sedangkan untuk jarak dari Desa Madiredo ibu kota kabupaten dan jarak dari
Desa Madiredo ke ibu kota provinsi ditempuh dengan waktu 1,5 jam dan 4 jam
dengan menggunakan kendaraan umum.
C. Kondisi Topografi
Berdasarkan kondisi topografinya, Desa Madiredo memiliki luas wilayah
sebesar 1147,65 Ha dan berada di dataran tinggi atau pegunungan, berbukit-bukit
dan dialiri oleh aliran sungai.
D. Kondisi Hidrologi dan Klimatologi
Suhu di Desa Madiredo berkisar antara (23-25)°C, dengan suhu minimum
sebesar 23°C dan suhu maksimum sebesar 25°C. Desa Madiredo memiliki rata-
rata curah hujan sebesar 1.800mm/th.
E. Kondisi Geologi
Kondisi geologi di Desa Madiredo memiliki luas jenis tanah yang paling
banyak yaitu tanah fasilitas umum dengan luas sebesar 31.814 Ha dan jumlah
jenis tanah yang paling sedikit yaitu tanah sawah dengan luas sebesar 113 Ha.
6.3.2 Karakteristik Kependudukan
Karakteristik kependudukan meliputi kondisi kependudukan dan struktur
kependudukan yang ada di Desa Madiredo. Kondisi kependudukan
dikelompokkan berdasarkan jumlah penduduk dan data kepadatan penduduk.
A. Jumlah penduduk
Desa Madiredo memiliki 5 dusun dengan jumlah total penduduk sebanyak
8.306 jiwa dan jumlah KK sebanyak 2.433 KK dengan rincian masing-
masing dusun seperti yang terlihat pada Tabel 6.13 berikut.
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-25Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
Tabel 6.13 Jumlah penduduk Tiap Dusun
No. DusunJumlah
PendudukJumlah
KK1 Dusun Bengkaras 3.662 8912 Dusun Sobo 803 1853 Dusun Lebo 1.262 5934 Dusun Delik 1.225 4335 Dusun Sumbermulyo 1.354 331
Jumlah Penduduk 8.306 2.433 Sumber: Profil Desa Madiredo, 2010
Dusun Bengkaras merupakan dusun dengan jumlah penduduk tertinggi
sebanyak 3.362 jiwa, sedangkan dusun Sobo menjadi dusun dengan
jumlah penduduk paling rendah sebanyak 803 jiwa. Begitu pula dengan
jumlah KK yang ada di dusun Bengkaras dengan jumlah 891 KK
merupakan yang terbanyak dibandingkan dengan dusun lain di Desa
Madiredo. Dusun Sobo menjadi dusun dengan jumlah KK terkecil yakni
sebanyak 185 KK. Adapun grafik yang menggambarkan mengenai jumlah
penduduk dan jumlah KK pada setiap dusun adalah seperti pada Gambar
6.49.
Dusun Bengkaras
Dusun Sobo Dusun Lebo Dusun Delik Dusun Sumbermulyo
0
500
1,000
1,500
2,000
2,500
3,000
3,500
4,000 3662
803
1262 1225 1354
891
185593 433 331
Jumlah Penduduk Jumlah KK
Gambar 6.11 Perbandingan Jumlah Penduduk dan Jumlah KK Setiap Dusun di Desa Madiredo
Sumber: Profil Desa Madiredo, 2010
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-26Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
B. Kepadatan Penduduk
Luas Desa Madiredo mencapai 1.147,5 ha dengan jumlah penduduk 8.306
jiwa. Maka untuk kepadatan penduduk di Desa Madiredo adalah seperti
pada Tabel 6.14 berikut.
Tabel 6.14 Kepadatan Penduduk
No DusunJumlah
PendudukLuas(ha
)Kepadatan Penduduk
1 Dusun Bengkaras 3.662 309.8 122 Dusun Sobo 803 63.7 133 Dusun Lebo 1.262 122.3 104 Dusun Delik 1.225 39.7 315 Dusun Sumbermulyo 1.354 612 2
Jumlah Penduduk 8.306 1.147,5 7Sumber: Profil Desa Madiredo, 2010
Berdasarkan perhitungan kepadatan penduduk pada Tabel 6.14 dapat
diketahui bahwa kepadatan penduduk di Desa Madiredo adalah 7 jiwa/ha
dengan jumlah 8.306 jiwa dibagi dengan luas yang ada. Kepadatan
penduduk Desa Madiredo yang hanya 7 jiwa/ha tergolong sangat rendah
karena memang jumlah penduduk yang dinggal di desa tersebut masih
sedikit sedangkan wilayah yang ditempati luas.
Dusun
Ben
gkara
s
Dus
un So
bo
Dus
un L
ebo
Dus
un D
elik
Dus
un Su
mberm
ulyo
0
5
10
15
20
25
30
35
12 1310
31
2
Gambar 6.12 Perbandingan Kepadatan Penduduk Pada Setiap Dusun Sumber: Profil Desa Madiredo, 2010
Berdasarkan Gambar 6.12 kepadatan penduduk Desa Madiredo
terbesar adalah pada Dusun Delik sebesar 45 %. Pada Dusun Bengkaras
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-27Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
kepadatan penduduknya sebesar 18%, Dusun Sobo sebesar 19% dan
Dusun Lebo sebesar 15%. Wilayah dengan persentase kepadatan
penduduk terendah adalah Dusun Sumbermulyo dengan persentase 3%.
Hal ini disebabkan karena wilayah Dusun Sumbermulyo yang sebagian
besar merupakan hutan.
C. Struktur Kependudukan
Struktur penduduk atau komposisi penduduk ditentukan berdasarkan jenis
kelamin, kelompok umur, tingkat pendidikan, mata pencaharian, dan
agama.
1. Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin
Berdasarkan jenis kelamin, komposisi penduduk Desa Madiredo adalah
seperti pada Tabel 6.15 berikut.
Tabel 6.15 Komposisi Penduduk Menurut Jenis KelaminJenis Kelamin Jumlah Persentase (%)
Laki-laki 4339 52,13 Perempuan 3967 47,76
Total 8306 100 Sumber: Profil Desa Madiredo, 2010
Dari Tabel 6.15 tersebut dapat diketahui bahwa jumlah penduduk Desa
Madiredo lebih didominasi oleh laki-laki sebanyak 4.339 jiwa dengan
persentase 52,13% terhadap jumlah total penduduk. Sedangkan perempuan
sebanyak 3.967 jiwa dengan persentase 47,76% terhadap jumlah total.
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-28Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
Laki-laki Perempuan3700
3800
3900
4000
4100
4200
4300
4400 4339
3967
Jumlah Penduduk
Gambar 6.13 Komposisi Penduduk Menurut Jenis KelaminSumber: Profil Desa Madiredo, 2010
Berdasarkan Gambar 6.13 jumlah penduduk dengan jenis kelamin laki-laki
lebih dominan dengan persentase 52,7% dibandingkan penduduk
perempuan dengan persentase 47,6%.
2. Komposisi Penduduk Menurut Umur
Berdasarkan data profil Desa Madiredo, komposisi penduduk berdasarkan
umur adalah seperti pada Tabel 6.16 berikut.
Tabel 6.16 Komposisi Penduduk Menurut UmurNo. Penduduk Menurut
Kelompok UmurJumlah (jiwa)
1 0 – 6 tahun 9922 7 – 18 tahun 15913 19 – 56 tahun 47454 >57 tahun 978
Sumber: Profil Desa Madiredo 2010
Dari Tabel 6.16 dapat dilihat bahwa jumlah penduduk dengan usia antara
19 sampai 56 tahun merupakan kelompok umur tertinggi. Penduduk
dengan umur 57 tahun ke atas sebanyak 978 jiwa. Berikut merupakan
grafik komposisi penduduk menurut umur di Desa Madiredo.
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-29Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
0 – 6 tahun 7 – 18 tahun 19 – 56 tahun >57 tahun0
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
4000
4500
5000
992
1591
4745
978
Jumlah Penduduk
Gambar 6.14 Komposisi Penduduk Menurut UmurSumber: Profil Desa Madiredo, 2010
Berdasarkan Gambar 6.14 dapat dilihat sebanyak 57% dari jumlah
penduduk desa termasuk dalam kelompok umur 19-56 tahun. Dalam
gambar diatas juga terlihat dua kelompok umur penduduk terendah yakni
kelompok umur 0-6 tahun dan diatas 57 tahun masing-masing sebesar 12%
dari keseluruhan jumlah penduduk. Untuk kelompok umur 7-18 tahun
persentase terhadap jumlah penduduk sebesar 19%.
3. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
Data komposisi penduduk berdasar kelompok umur ada pada Tabel 6.17
berikut.
Tabel 6.17 Komposisi Penduduk Menurut Pendidikan
No. Tingkat PendidikanJumlah (jiwa)
Persentase
1. Usia 3-6 tahun yang sedang TK 320 3,85 2. Tidak tamat SD/sederajat 309 3,72 3. Tamat SD/sederajat 904 10,88 4. Tamat SLTP/sederajat 2.971 35,76 5. Tamat SLTA/sederajat 303 3,64 6. Tamat D-1 80 0,96 7. Tamat D-2 51 0,61 8. Tamat D-3 0 0 9. Tamat S-1 90 1,0810. Tamat S-2 1 0,01
Total 8.306 100Sumber: Profil Desa Madiredo, 2010
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-30Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
Jumlah penduduk dengan tamatan SLTP merupakan tamatan tertinggi
dengan jumlah penduduk sebanyak 2.971 atau 35,76% dari jumlah
penduduk keseluruhan. Adapun grafik yang menggambarkan komposisi
penduduk menurut tingkat pendidikan adalah seperti pada Gambar 6.15.
Usia 3-
6 tah
un(T
K)
Tidak
tamat
SD/ s
edera
jat
Tamat
SD/ s
edera
jat
Tamat
SLTP/
sede
rajat
Tamat
SLTA/ s
edera
jat
Tamat
D-1
Tamat
D-2
Tamat
D-3
Tamat
S-1
Tamat
S-2
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
320 309
904
2971
30380 51 0 90 1
Gambar 6.15 Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Sumber: Profil Desa Madiredo, 2010
Berdasarkan Gambar 6.15 dijelaskan bahwa bahwa sejumlah 10,88%
penduduk adalah lulusan SD, 35,76% lulusan SLTP, 3,64% lulusan SLTA.
Pada tingkat pendidikan diploma terdiri dari 1,57 % serta sarjana terdiri
dari 1,09%. Akan tetapi disamping itu di Desa Madiredo masih ada
penduduk yang tidak tamat SD sebanyak 3,27 % dari keseluruhan jumlah
penduduk.
4. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian
Data komposisi penduduk Desa Madiredo berdasarkan mata
pencahariannya seperti Tabel 6.18 berikut.
Tabel 6.18 Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian
No. Mata PencaharianPria
(jiwa)Wanita (jiwa)
Jumlah (jiwa)
1. Petani 2.353 2.352 4.7052. Buruh tani 1.498 1.043 2.5413. Pegawai Negeri Sipil 10 13 234. Pengrajin/Pengolahan rumah tangga 0 1 15. Pedagang 20 0 20
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-31Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
No. Mata PencaharianPria
(jiwa)Wanita (jiwa)
Jumlah (jiwa)
6. Bidan 0 4 47. Peternak 500 314 8148 TNI 2 0 29. POLRI 1 0 110. Pensiunan PNS/TNI/POLRI 13 0 1311. Pengusaha kecil/menengah 22 45 6712. Wiraswasta 83 32 11513. Karyawan perusahaan swasta 24 0 0
Total 4.339 3.967 8.306Sumber: Profil Desa Madiredo, 2010
Dari Tabel 6.18 dapat dilihat bahwa mata pencaharian utama masyarakat
Desa Madiredo adalah petani dengan jumlah 4.705 jiwa. Selanjutnya
sebanyak 2.541 jiwa bermata pencaharian sebagai buruh tani. Untuk
peternak jumlah penduduknya sebanyak 814 jiwa. Adapun grafik yang
menggambarkan komposisi penduduk menurut mata pencaharian seperti
pada Gambar 6.16.
Petan
i
Buruh
tani
PNS
Peng
olah
rumah
tang
ga
Peda
gang
Bidan
Peter
nak
TNI
POLRI
Pens
iuna
n PNS/
TNI/POLRI
Peng
usah
a kec
il/men
enga
h
Wira
swas
ta0
1,000
2,000
3,000
4,000
5,000 4,705
2,541
23 1 20 4
814
2 1 13 67 115
Gambar 6.16 Komposisi Penduduk Menurut Mata PencaharianSumber: Profil Desa Madiredo, 2010
Dari Gambar 6.16 telihat bahwa sejumlah 76 % penduduk bermata
pencaharian sebagai petani, 14,04 % sabagai buruh tani 11%, sebagai
peternak 6% dan 1% sebagai pedagang. Mata pencaharian penduduk Desa
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-32Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
Madiredo didominasi dengan pertanian mulai dari petani sayur-sayuran,
apel, dll.
5. Komposisi Penduduk Menurut Agama
Komposisi penduduk menurut agama di Desa Madiredo adalah 100%
menganut agama islam atau dengan kata lain sebanyak 8.306 jiwa
penduduk di Desa Madiredo bergama Islam.
6. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Kesejahteraan
Penduduk Desa Madiredo memiliki tingkat kesejahteraan hidup yang
berbeda, data komposisi penduduk menurut tingkat kesejahteraan ada pada
Tabel 6.19 sebagai berikut.
Tabel 6.19 Komposisi Penduduk Menurut Tingkat KesejahteraanTingkat Kesejahteraan Jumlah (KK) Persentase (%)
Keluarga Prasejahtera 926 38Keluarga Sejahtera 1 189 7,76Keluarga Sejahtera 2 112 4,6Keluarga Sejahtera 3 1.206 49,5Keluarga Sejahtera 3 Plus 0 0
Total 2.433 100Sumber: Profil Desa Madiredo, 2010
Berdasarkan Tabel 6.19 dapat diketahui persentase jumlah penduduk
berdasarkan tingkat kesejahteraan yang terbanyak adalah keluarga
sejahtera 3 dengan persentase 49,5%. Untuk keluarga prasejahtera di Desa
Madiredo masih tinggi dengan persentase 38% dari jumlah keseluruhan
kepala keluarga. Persentase keluarga sejahtera tingkat 1 dan 2 masing-
masing 7,76% dan 4,6%. Adapun grafik yang menggambarkan komposisi
penduduk berdasarkan tingkat kesejahteraan adalah seperti pada Gambar
6.17.
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-33Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
Keluarga Prasejahtera
Keluarga Sejahtera 1
Keluarga Sejahtera 2
Keluarga Sejahtera 3
Keluarga Sejahtera 3
Plus
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
926
189112
1206
0
Gambar 6.17 Komposisi Penduduk Menurut Tingkat KesejahteraanSumber: Profil Desa Madiredo, 2010
1. Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan penduduk merupakan perkembangan jumlah penduduk dari
tahun ke tahun, dari perkembangan penduduk tersebut dapat dilihat apakah
pertumbuhan penduduknya meningkat atau menurun.
Tabel 6.20 Jumlah Penduduk Tahun 2006-2010No. Tahun Jumlah1. 2006 75592. 2007 76813. 2008 77894. 2009 80965. 2010 82476. 2011 8306
Total 47678Sumber: Profil Desa Madiredo, 2010
Berdasarkan Tabel 6.20 dapat dilihat bahwa pertumbuhan penduduk
selama 5 tahun terakhir mengalami peningkatan. Dari tahun 2008 jumlah
penduduknya sebanyak 8.096 jiwa hingga tahun 2011 penduduknya sudah
sebanyak 8.306 jiwa.
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-34Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
2006 2007 2008 2009 2010 20117000
7200
7400
7600
7800
8000
8200
8400
75597681
7789
8096
82478306
Pertumbuhan Penduduk
Gambar 6.18 Grafik Pertumbuhan PendudukSumber: Profil Desa Madiredo, 2010
Gambar 6.18 menunjukkan grafik pertumbuhan penduduk Desa Madiredo
yang mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Tahun 2006 jumlah
penduduk yang masih 7.559 jiwa naik hingga 8306 jiwa pada tahun 2011.
2. Mobilitas Penduduk
Mobilitas penduduk Desa Madiredo pada 5 tahun terakhir adalah seperti
pada Tabel 6.21 berikut.
Tabel 6.21 Mobilitas Penduduk Desa Madiredo
Sumber: Profil Desa Madiredo, 2010
Pertumbuhan penduduk Desa Madiredo yang mengalami kenaikan dari
tahun ke tahun, salah satu yang mempengaruhi yakni mobilitas penduduk.
Mobilitas penduduk terdiri dari kelahiran, kematian, pandatang dan
pindah. Angka kelahiran yang lebih tinggi dibandingkan dengan indikator
lain menjadikan penduduk Desa Madiredo semakin bertambah tiap
tahunnya.
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-35Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
IndikatorTahun
Total2007 2008
2009
2010 2011
Lahir 20 34 41 44 44 179Mati 9 17 11 22 47 103
Datang 10 11 29 30 30 88Pindah 4 5 7 15 15 44Total 43 67 88 111 136
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
6.3.3 Karakteristik Fisik Binaan
A. Data Penggunaan Lahan
1. Penggunaan Lahan Desa
Penggunaan lahan di Desa Madiredo dibagi menjadi dua yaitu lahan
terbangun dan lahan tak terbangun. Lahan terbangun di Desa Madiredo
permukiman, perkantoran, prasarana umum lainnnya. Hal ini dapat dilihat
dari persentase permukiman 5,9%, perkantoran 0,015%, prasarana umum
lainnya 0,39%. Lahan tak terbangun di Desa Madiredo peruntukan
lahannya sebagian besar merupakan lahan perkebunan, lapangan, makam,
hutan dan sawah. Hal ini dapat dilihat dengan jumlah persentase
perkebunan 15,6%, lapangan 0,16%, makam 0,36%, hutan 65,8%, dan
sawah 11,6%. Penggunaan lahan terbangun pola perkembangannya adalah
pola linier dengan mengikuti jalan sedangkan lahan tak terbangun berada
pada di sekeliling pusat dusun. Adapun luas wilayah desa menurut
penggunaanya seperti pada Tabel 6.22.
Tabel 6.22 Luas Wilayah Desa Menurut Penggunaan
No. Jenis PenggunaanLuas Lahan
(Ha)Persentase
(%)Lahan Tak Terbangun
1. Sawah 113,000 11,62. Kebun 151,500 15,63. Makam 3,500 0,364. Hutan 638,5 65,85. Lapangan 1,6 0,16
Lahan Terbangun1. Permukiman 57,5 5,92. Perkantoran 0,15 0,0153. Prasarana umum lainnya 3.85 0,39
Total 969,9 100Sumber : Profil Desa Madiredo, 2011
2. Kepemilikan Lahan
Kepemilikan lahan di Desa Madiredo baik lahan perkebunan/pertanian dan
permukiman adalah milik perorangan dan pemerintah desa. Lahan
pemerintah desa yang mengelola adalah kepala dusun. Lahan perkebunan
yang berada di dekat perbatasan dengan wilayah Kabupaten Mojokerto
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-36Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
sebagian merupakan lahan yang sebenarnya peruntukannnya adalah
sebagai hutan lindung.
3. Transek Desa
Transek Desa merupakan penggambaran bentuk samping desa, dalam
transek desa digambarkan adanya topografi desa beserta komponennya.
Transek Desa Madiredo ini digambarkan dalam transek dari arah timur ke
barat dan selatan ke utara. Transek juga menggambarkan ketinggian
dataran (kontur) Desa Madiredo, yang berfungsi sebagai penempatan
kesesuaian tata guna lahan, serta rancangan solusi dan analisis untuk
masalah drainase. Komponen yang terdapat di Desa Madiredo antara lain
sawah, pemukiman, jalan, kebun ,telaga , sungai, dan hutan.
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-37Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
Gambar 6.19
Transek Desa Madiredo Dusun Bengkaras Arah Barat-Timur Sumber : Hasil Survei Primer, 2012
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-38Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
Permukiman Perkebunan Permukiman Perkebunan Sungai Perkebunan Permukiman PerkebunanKetinggian 950 mdpl 965 mdpl 950 mdpl 900 mdpl 800 mdpl 900 mdpl 950 mdpl 955 mdplKemiringan Landai Datar Landai Curam Curam Landai LandaiJenis Tanah Latosol Latosol Latosol Latosol Latosol Latosol Latosol LatosolVegetasi Bibit apel Apel Apel ApelSistem Air Tersaluri
HIPPAMSumber mata air
HIPPAM Sumber mata airSumber Mata air
HIPPAMSumber Mata air
Kepemilikan Privat Privat Privat Privat Privat Privat PrivatPotensi
Lahan terbangun
Lahan subur, sebagai resapam air
Lahan terbangun
Lahan suburPemanfaatan irigasi
lahan subur Lahan terbangunDaerah resapan air
Masalah Membuang limbah ke saluran drainase
Membuang limbah ke saluran drainase
Membuang limbah ke saluran drainase
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
Perkebunan Permukiman Perkebunan Permukiman Perkebunan PerkebunanKetinggian 950 mdpl 950 mdpl 925 mdpl 900 mdpl 835 mdpl 825 mdplKemiringan Landai Datar Landai Landai Landai CuramJenis tanah Latosol Latosol Latosol Latosol Latosol LatosolVegetasi Apel - Bibit apel - Apel Wortel,cabaiSistem Air Sumber mata air HIPPAM Sumber mata air HIPPAM Sumber mata air Sumber Mata AirKepemilikan Privat Privat Privat Privat Privat PrivatPotensi Sebagai pengembangan
agrowisataLahan terbangun Daerah resapan air Lahan terbangun Lahan subur Lahan subur
Masalah-
Limbah ternak langsung dibuang ke saluran drainase
-Limbah ternak langsung dibuang ke saluran drainase
- -
Gambar 6.20 Transek Desa Madiredo Dusun Bengkaras Arah Utara-SelatanSumber : Hasil Survei Primer, 2012
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-39Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
Perkebunan Perkebunan Permukiman Perkebunan Permukiman PerkebunanKetinggian 800 mdpl 800 mdpl 825 mdpl 825 mdpl 825 mdpl 825 mdplKemiringan Datar Curam Landai Landai Landai LandaiJenis Tanah Latosol Latosol Latosol Latosol Latosol LatosolVegetasi Pisang Jagung, cabai - Pisang - ApelSistem Pengairan
Sumber Mata air
Sumber Mata Air HIPPAMSumber Mata Air
HIPPAM Sumber Mata Air
Kepemilikan Privat Privat Privat Privat Privat PrivatPotensi Penghasil
pisangLahan subur , daerah penyangga
Lahan Terbangun Lahan subur Lahan terbangun Lahan subur
Masalah- -
Pengolahan sampah belum ada, jaringan drainase kurang
-Pengolahan sampah belum ada, jaringan drainase kurang
-
Gambar 6.21 Transek Desa Madiredo Dusun Sobo Arah Utara-SelatanSumber : Hasil Survei Primer, 2012
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-40Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
Sawah Sungai Perkebunan Permukiman HutanKetinggian
800 mdpl800 mdpl
830 mdpl 850 mdpl 850 mdpl
Kemiringan Landai Curam Datar LandaiJenis tanah Latosol Latosol Latosol Latosol LatosolVegetasi Padi - Apel - BambuSistem Pengairan
Sumber mata air - Sumber mata air HIPPAM Sumber mata air
Kepemilikan Publik Publik Privat Privat PublikPotensi Lahan subur,
daerah resapan airIrigasi Lahan subur Lahan terbangun Kawasan lindung
Masalah- - -
Pengolahan sampah belum ada, jaringan drainase kurang
-
Gambar 6.22 Transek Desa Madiredo Dusun Sobo Arah Barat-Timur Sumber : Hasil Survei Primer, 2012
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-41Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
Gambar 6.23Transek
Desa Madiredo Dusun Lebo Arah Utara-Selatan Sumber : Hasil Survei Primer, 2012
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-42Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
Perkebunan Permukiman Perkebunan Sungai Perkebunan Perkebunan PermukimanKetinggian
800 mdpl 850 mdpl 825 mdpl800 mdpl
830 mdpl 830 mdpl 850 mdpl
Kemiringan Curam Landai Curam Curam Landai LandaiJenis tanahVegetasi Apel - Bambu - Cabai,jagung Pisang -Sistem Pengiran
Sumber mata air HIPPAM Sumber mata air
Jernih Sumber mata air Sumber mata air HIPPAM
Kepemilikan Privat Privat Privat Publik Privat Privat PrivatPotensi Lahan subur dan
pengembangan agrowisata
Kawasan terbangun
Resapan airTempat wisata
Lahan subur dan pengembangan agrowisata
Lahan subur dan pengembangan agrowisata
Kawasan terbangun
Masalah- - -
Kurang terawat
- - -
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
Perkebunan Permukiman Hutan Perkebunan Telaga Perkebunan Sungai
Ketinggian800 mdpl 830 mdpl
830 mdpl
825 mdpl 825 mdpl 835 mdpl 825 mdpl
Kemiringan Curam Landai Landai Curam Landai Landai Landai
Jenis tanah Latosol Latosol Latosol Latosol Latosol Latosol Latosol
Vegetasi Worte,pisang - Bambu Jagung - Wortel, jagung -
Sistem pengairan Sumber mata air HIPPAM
Sumber mata air
Sumber mata air
Sumber mata air -
Kepemilikan Privat Privat Privat Privat Publik Privat Publik
PotensiLahan subur dan pengembangan agrowisata
Lahan terbangun
Daerah resapan air
Lahan subur dan pengembangan agrowisata
Lahan subur dan pengembangan agrowisata -
Masalah- - - -
Kurang perawatan
- -
Gambar 6.24 Transek Desa Madiredo Dusun Lebo Arah Timur-BaratSumber : Hasil Survei Primer, 2012
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-43Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
Ladang Sungai Hutan Permukiman Perkebunan Perkebunan Sungai Perkebunan
Ketinggian 900 mdpl 800 mdpl 900 mdpl 930 mdpl 935 mdpl 925 mdpl 800 mdpl 930mdpl
Kemiringan Curam Landai Curam Datar Datar Curam Landai Curam
Jenis tanah Latosol Latosol Latosol Latosol Latosol Latosol Latosol Latosol
VegetasiJagung - Bambu - Apel
Tomat, wortel, jagung
- Apel
Sistem pengairan
Sumber mata air -Sumber mata air
-Sumber mata air
Sumber mata air
- Sumber mata air
Kepemilikan Privat publik Privat Privat Privat Publik Privat
PotensiLahan subur
Pemanfaatan irigasi
Daerah resapan air
Lahan terbangun Lahan subur Lahan subur Pemanfaatan irigasi Lahan subur
MasalahRawan longsor - -
Akses masih kurang
- -Saat musim kemarau kering
-
Gambar 6.25 Transek Desa Madiredo Dusun Delik Arah Barat-TimurSumber : Hasil Survei Primer, 2012
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-44Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
Pemakaman Permukiman Perkebunan Perkebunan Perkebunan Perkebunan HutanKetinggian 945 mdpl 950 mdpl 955 mdpl 1100 mdpl 925 mdpl 945 mdpl 1200 mdplKemiringan Landai Landai Curam Curam Curam Curam CuramJenis tanah Latosol Latosol Latosol Latosol Latosol Latosol LatosolVegetasi - - Kubis Apel Tomat apel Bambu,cemara,dan pinusSistem pengairan
HIPPAMSumber matair
Sumber matairSumber mata air
Sumber mata air
Sumber mata air
Kepemilikan publik Privat Privat Privat Privat Privat PublikPotensi
Resapan air Lahan terbangun Lahan subur Lahan subur Lahan subur Lahan suburResapan air dan daerah penyangga
Masalah Infrastruktur kurang
Akses kurang Rawan longsor
Gambar 6.26 Transek Desa Madiredo Dusun Delik Arah Selatan-Utara Sumber : Hasil Survei Primer, 2012
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-45Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
Permukiman Perkebunan Permukiman Jalan Permukiman PerkebunanKetinggian 1100 mdpl 1100 mdpl 1100 mdpl 1100 mdpl 1100 mdpl 1100 mdplKemiringan Landai Landai Landai Landai Landai LandaiJenis tanah Latosol Latosol Latosol Latosol Latosol LatosolVegetasi - Apel - - - ApelSistem pengairan
HIPPAMSumber mata air
HIPPAM - HIPPAM Sumber mata air
Kepemilikan Privat Privat Privat Publik Privat PrivatPotensi
Lahan terbangun Lahan suburLahan terbangun
AksesLahan terbangun
Lahan subur
MasalahJaringan drainase dan jalan kurang memadai
-
Jaringan drainase dan jalan kurang memadai
-
Jaringan drainase dan jalan kurang memadai
-
Gambar 6.27 Transek Desa Madiredo Dusun Sumbermulyo Arah Timur-BaratSumber : Hasil Survei Primer, 2012
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-46Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
Permukiman Perkebunan Perkebunan Hutan Perkebunan Hutan dan air terjunKetinggian 1100 mdpl 1200 mdpl 1300 mdpl 1300 mdpl 1450 mdpl 1600 mdplKemiringan Landai Landai Curam Curam Curam CuramJenis tanah Latosol Latosol Latosol Latosol Latosol LatosolVegetasi
Apel Wortel, bunga kol Bambu Kentang,kolPohon pinus, semak-semak, lumut
Sistem pengairanHIPPAM Sumber mata air Sumber mata air Sumber mata air
Sumber mata air
Kepemilikan Privat Privat Privat Publik Privat Publik Potensi
Lahan terbangun
Lahan subur dan reapan air
Lahan subur dan reapan air
Lahan subur dan reapan airLahan subur dan reapan air
Lahan subur ,resapan air, parawisata
Masalah Jaringan drainase dan jalan kurang memadai
- - - - -
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-47Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
Gambar 6.28 Transek Desa Madiredo Dusun Sumbermulyo Arah Utara-SelatanSumber : Hasil Survei Primer, 2012
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-48Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
Peta 6.4 Peta Tata Guna Lahan Desa Madiredo
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-49Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
B. Lahan Terbangun
1. Kawasan Perumahan
Desa Madiredo memiliki total bangunan rumah sebanyak 1.768 bangunan
rumah yang tersebar di 5 dusun. Dusun dengan jumlah rumah terbanyak
terdapat pada dudsn bengkaras dengan jumlah 675 unit rumah. Sedangkan
dusun dengan rumah tersedikit adalah dusun sobo dengan jumlah
bangunan 128 unit rumah. Secara keseluruhan, kondisi rumah Desa
Madiredo merupakan rumah permanen dengan persentase sebesar 60,1%,
serta rumah semi dan non permanen dengan persentase 39,9 %. Dusun
bengkaras merupkan dusun yang memiliki kondisi bangunan yang paling
baik diantara dusun lainnya. Dusun bengkaras juga merupakan pusat Desa
Madiredo. Berikut adalah tabel data perumahan Desa Madiredo:
Tabel 6.23 Kondisi Perumahan di Desa MadiredoKondisi Rumah
DusunTotal
Bengkaras Sobo Lebo Delik SumberMulyoPermanen 591 63 235 134 89 1.112
Semi permanen
66 53 92 125 54390
Non permanen
18 12 118 0 18166
Total 675 128 445 259 143 1.650 Sumber : Hasil Survei Primer, 2012
Berdasarkan Tabel 6.23, terlihat bahwa kondisi perumahan di Desa
Madiredo sebagian besar adalah rumah permanen meskipun masih
terdapat rumah-rumah dengan kondisi yang semi permanen bahkan non
permanen. Pola permukiman di Desa Madiredo merupakan pola memusat,
dimana rumah-rumah. Pola memusat ini tersebar pada setiap dusun di
Desa Madiredo.
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-50Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
Peta 6.5 Peta Pola Perumahan
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-51Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
Gambar 6.29 Foto Mapping Kondisi Perumahan Desa Madiredo
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-52Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
2. Kawasan Sarana
Sarana yang terdapat di Desa Madiredo seperti sarana pendidikan,
kesehatan, pemerintahan dan pelayanan umum, keamanan, peribadatan,
RTH dan olahraga, pemakaman, perdagangan, jasa, industri dan
pergudangan. Berikut merupakan jumlah persebaran sarana di Desa
Madiredo pada setiap dusunnya.
Tabel 6.24 Jumlah Sarana Desa Madiredo
Jenis saranaDusun
JumlahBengkaras Sobo Lebo Delik Sumbermulyo
Pendidikan 3 1 2 0 3 9Kesehatan 0 0 2 0 1 3Pemerintahandan Pelayanan Umum
0 2 1 0 0 3
Keamanan 0 1 1 0 0 2Peribadatan 10 2 9 6 4 31RTH dan Olahraga
1 2 0 0 1 4
Pemakaman 0 0 1 1 0 2Perdagangan 11 4 5 9 5 26Jasa 2 1 1 2 1 7Industri dan Pergudangan
0 0 0 0 0 1
Total 27 15 21 19 14 91 Sumber : Hasil Survei Primer, 2012
Dari Tabel 6.24 di atas dapat diketahui jumlah sarana yang terbanyak di
Desa Madiredo adalah sarana peribadatan yaitu sebanyak 31 unit,
kemudian sarana yang terdapat di setiap dusun di Desa Madiredo, yaitu
Dusun Bengkaras memiliki jumlah sarana sebanyak 27, Dusun Sobo
sebanyak 15, Dusun Lebo sebanyak 21, Dusun Delik sebanyak 19, dan
Dusun Sumbermulyo sebanyak 14.
a. Sarana Pendidikan
Sarana pendidikan yang terdapat di Desa Madiredo terbagi atas pendidikan
formal dan non formal, yang mana untuk pendidikan formal terdiri atas
PAUD, TK, SD, SMP, SMA, dan untuk sarana pendidikan non formal
yaitu berupa pondok pesantren.
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-53Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
Tabel 6.25 Sarana Pendidikan Desa MadiredoSarana Pendidikan JumlahPAUD 1TK 2SD 4SMP 2SMA 0Pondok Pesantren 6
Sumber : Hasil Survei Primer, 2012
Dari Tabel 6.25 tersebut dapat diketahui jumlah sarana pendidikan yang
terbanyak di Desa Madiredo adalah SD dengan jumlah 4 unit. Adapun
grafik yang menggambarkan jumlah sarana pendidikan di Desa Madiredo
adalah seperti pada Gambar 6.30.
PAUD TK SD SMP SMA Pondok Pesantren
0
1
2
3
4
5
6
7
1
2
4
2
0
6
Gambar 6.30 Jumlah Sarana Pendidikan di Desa Madiredo Sumber : Hasil Survei Primer, 2012
Pada Dusun Bengkaras memiliki sarana pendidikan sejumlah 3 unit yang
terdiri dari 1 SD dan 2 SMP. SD di Dusun Bengkaras teletak 100 meter
dari balai desa Madiredo arah ke barat, sedangkan untuk SMP, terletak 300
meter dari balai desa Madiredo. Pada Dusun Sobo, sarana pendidikan yang
ada sejumlah 1 unit yaitu sarana pendidikan SD. SD yang terdapat di
Dusun Lebo ini terletak di tengah-tengah permukiman warga sehingga
jangkauan dari SD ini dapat mencakup seluruh wilayah dusun. Pada Dusun
Lebo jumlah sarana pendidikan yang ada sebanyak 2 unit yaitu 1 SD dan 1
TK. Lahan yang digunakan untuk TK dan SD menjadi satu dengan jarak
100 meter dari permukiman warga, sehingga mudah di akses oleh warga
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-54Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
Dusun Lebo. Pada Dusun Delik, tidak terdapat sarana pendidikan baek
mulai PAUD, TK, SD, SMP, dan SMA, sehingga untuk mendapatkan
fasilitas pendidikan, warga Dusun Delik memilih untuk menggunakan
fasilitas pendidikan yang ada di Dusun Lebo, hal ini di karenakan lokasi
Dusun Delik bersebelahan langsung dengan Dusun Lebo. Pada Dusun
Sumbermulyo, jumlah sarana pendidikannya 3 unit yang terdiri dari 1
PAUD, 1 TK, dan 1 SD. Lokasi antara ketiga sarana pendidikan tersebut
berada pada satu lahan yang terletak di pintu masuk dusun dengan radius
200 meter dari permukiman warga, sehingga warga dusun delik masih
dapat menjangkau sarana tersebut. Sarana pendidikan non formal yang
berada di Desa Madiredo yaitu berupa pondok pesantren yang berjumlah 6
unit.
Gambar 6.31 Sarana Pendidikan di Desa Madiredo Sumber : Hasil Survei Primer, 2012
b. Sarana Kesehatan
Sarana yang kesehatan yang terdapat di Desa Madiredo berupa posyandu
anak-anak dan lansia. Posyandu anak-anak dan balita yang ada di Desa
Madiredo tersebar di Dusun Lebo sebanyak 2 unit dan Dusun
Sumbermulyo sebanyak 1 unit, kemudian untuk posyandu lansia terdapat
di Dusun Sumbermulyo.
Kegiatan posyandu yang ada di Madiredo dilakukan sebulan sekali,
dengan mendatangkan tenaga medis dari puskesmas Kecamatan Pujon.
Pelaksanaan posyandu untuk setiap dusun berbeda-beda hari, namun tetap
dalam jangka waktu satu bulan sekali.
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-55Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
c. Sarana Pemerintahan dan Pelayanan Umum
Sarana pemerintahan dan pelayanan umum yang ada di Desa Madiredo
berupa kantor balai desa, kantor Dinas Pertanian, serta MCK umum.
Kantor balai desa terdapat di Dusun Bengkaras, sebagaimana dusun
tersebut merupakan pusat pemerintahan Desa Madiredo. Kantor Dinas
Pertanian dari Pemerintahan Jawa Timur terdapat di Dusun Lebo,
kemudian MCK umum yang terdapat di Desa Madiredo sejumlah 8 unit
yang tersebar di Dusun Sumbermulyo sebanyak 2 unit, di Dusun Lebo
sejumlah 3 unit, kemudian di Dusun Sobo sebanyak 2 unit, dan Dusun
Bengkaras sebanyak 1 unit.
Gambar 6.32 MCK Umum Di Desa Madiredo Sumber : Hasil Survei Primer, 2012
d. Sarana Keamanan
Sarana keamanan yang terdapat di Desa Madiredo adalah berupa
poskamling sejumlah 2 unit yang tesebar di Dusun Sobo sebanyak 1 unit
dan di Dusun lebo sebanyak 1 unit.
Gambar 6.33 Sarana Keamanan berupa Pos KamlingSumber : Hasil Survei Primer, 2012
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-56Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
e. Sarana Peribadatan
Penduduk Desa Madiredo semuanya memeluk agama Islam. Sarana
peribadatan yang ada di Desa Madiredo sejumlah 31 sarana yang terbagi
atas masjid sebanyak 8 dan musholla sebanyak 23 unit. Dusun Bengkaras
memilki jumlah sarana peribadatan sejumlah 10 unit yang terbagi atas 3
masjid dan 7 musholla. Dusun Sobo memiliki jumlah sarana peribadatan
sebanyak 2 unit yang semuanya adalah masjid. Dusun Lebo memilki
jumlah sarana peribadatan sebanyak 9 unit yang terdiri dari 1 masjid dan 8
musholla. Dusun Delik memilki jumlah sarana peribadatan sebanyak 6 unit
yang terdiri dari 1 masjid dan 5 musholla. Dusun Sumbermulyo memiliki
jumlah sarana sebanyak 4 unit yang terdiri dari 1 masjid dan 3 musholla.
Gambar 6.34 Masjid di Desa Madiredo Sumber : Hasil Survei Primer, 2012
f. Sarana RTH dan Olahraga
Sarana RTH dan olahraga yang terdapat di Desa Madiredo berjumlah 4
unit yang meliputi lapangan olahraga. Sarana tersebut tersebar di Dusun
Bengkaras sejumlah 1 unit, di Dusun Sobo sejumlah 2 unit dan di Dusun
Sumbermulyo sejumlah 1 unit.
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-57Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
Gambar 6.35 Lapangan di Desa Madiredo Sumber : Hasil Survei Primer, 2012
g. Sarana Pemakaman
Sarana pemakaman yang terdapat di Desa Madiredo sejumlah 2 unit
dengan luas total 3,5 Ha. Pemakaman tersebut terbagi menjadi dua yaitu
untuk Dusun lebo dan Dusun Delik. Kondisi pemakaman untuk dua dusun
tersebut menjadi satu hanya terpisah jalan di tengah-tengahnya.
Gambar 6.36 Pemakaman di Desa MadiredoSumber : Hasil Survei Primer, 2012
h. Sarana Perdagangan
Sarana Perdagangan yang terdapat di Desa Madiredo terdiri atas warung
dan toko. Terdapat 26 sarana perdagangan di Desa Madiredo yang tersebar
di setiap dusun.
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-58Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
Gambar 6.37 Contoh Sarana Perdagangan berupa Warung/KiosSumber : Hasil Survei Primer, 2012
Dusun Bengkaras terdapat sarana perdagangan sejumlah 11 unit yang
berupa toko dengan luas rata-rata 9 m2. Dusun Sobo terdapat sarana
perdagangan sejumlah 4 unit yang berupa toko dengan luas rata-rata 9 m2.
Dusun Lebo memiliki jumlah sarana perdagangan sejumlah 5 unit yang
berupa toko. Dusun Delik memiliki sarana perdagangan sejumlah 9 unit.
Dusun Sumbermulyo memiliki jumlah sarana sebanyak 5 unit.
i. Sarana Jasa
Sarana jasa yang ada di Desa Madiredo yaitu berupa penjahit, konter
pulsa, dan bengkel yang total keseluruhannya sejumlah 7 unit dengan
rincian 1 penjahit, 2 bengkel, dan 4 konter pulsa serta KUD penampungan
susu yang mana setiap dusun memilki KUD tersebut sehingga total
keseluruhan 5 unit.
Gambar 6.38 Sarana Jasa Bengkel di Desa MadiredoSumber : Hasil Survei Primer, 2012
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-59Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
Adapun jumlah sarana jasa di Desa Madiredo seperti pada Tabel 6.26.
Tabel 6.26 Jumlah Sarana Jasa di Desa MadiredoJenis Sarana Jumlah
Penjahit 1Bengkel 2
Konter Pulsa 4KUD 5
Sumber : Hasil Survei Primer, 2012
Berdasarkan Tabel 6.26 terlihat bahwa jenis sarana terbanyak adalah
berupa jasa KUD dan yang terkecil adalah sarana jasa penjahit. Adapun
grafik yang menggambarkan jumlah sarana jasa di Desa Madiredo adalah
seperti pada Gambar 6.39.
Penjahit Bengkel Konter Pulsa KUD0
1
2
3
4
5
6
1
2
4
5
Gambar 6.39 Jumlah Sarana Jasa di Desa MadiredoSumber : Hasil Survei Primer, 2012
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-60Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
Peta 6.6 Peta Persebaran Sarana Pendidikan Desa Madiredo
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-61Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
Gambar 6.40 Foto Mapping Persebaran Sarana Pendidikan Desa Madiredo
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-62Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
Peta 6.7 Peta Persebaran Sarana Kesehatan Desa Madiredo
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-63Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
Gambar 6.41 Foto Mapping Persebaran Sarana Kesehatan Desa Madiredo
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-64Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
Peta 6.8 Peta Persebaran Sarana Pemerintahan dan Pelayanan Umum Desa Madiredo
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-65Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
Gambar 6.42 Foto Mapping Persebaran Sarana Pemerintahan dan Pelayanan Umum Desa Madiredo
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-66Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
Peta 6.9 Peta Persebaran Sarana Keamanan Desa Madiredo
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-67Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
Gambar 6.43 Foto Mapping Persebaran Sarana Keamanan Desa Madiredo
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-68Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
Peta 6.10 Peta Persebaran Sarana Peribadatan Desa Madiredo
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-69Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
Gambar 6.44 Foto Mapping Persebaran Sarana Peribadatan Desa Madiredo
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-70Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
Peta 6.11 Peta Persebaran Sarana RTH dan Olahraga Desa Madiredo
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-71Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
Gambar 6.45 Foto Mapping Persebaran Sarana RTH dan Olahraga Desa Madiredo
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-72Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
Peta 6.12 Peta Persebaran Sarana Pemakaman Desa Madiredo
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-73Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
Gambar 6.46 Foto Mapping Persebaran Sarana Pemakaman Desa Madiredo
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-74Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
Peta 6.13 Peta Persebaran Sarana Perdagangan dan Jasa
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-75Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
Gambar 6.47 Foto Mapping Persebaran Sarana Perdagangan dan Jasa Desa Madiredo
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-76Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
3. Kawasan Prasarana
Kawasan prasarana meliputi jaringan jalan dan pelengkapnya, jaringan air
bersih, jaringan drainase, jaringan sanitasi dan sampah, jaringan listrik dan
jaringan telekomunikasi.
a. Jaringan Jalan
Jaringan jalan merupakan salah satu prasarana transportasi yang penting
bagi masyarakat sebagai penunjang seluruh aktivitas kegiatan serta
memperlancar mobilitas penduduk di dalam suatu wilayah. Kondisi
prasarana jaringan jalan di Desa Madiredo tidak terlalu baik, hal ini
dikarenakan masih banyak terdapat ruas jalan di Desa Madiredo yang
kondisi perkerasannya buruk dan membutuhkan perbaikan sesegera
mungkin. Selain itu kondisi jalan yang tidak terlalu baik juga ditandai
dengan masih adanya jenis perkerasan berupa makadam dan tanah di Desa
Madiredo. Perkerasan jalan di Desa Madiredo meliputi perkerasan aspal,
plester, makadam dan tanah. Namun sebagian besar memang telah
menggunakan aspal, akan tetapi tidak sedikit ruas jalan yang kondisi
perkerasan aspalnya tidak rata dan berlubang-lubang.
Hirarki jalan yang terdapat di Desa Madiredo meliputi jalan lokal
sekunder, jalan lingkungan sekunder, jalan lingkungan sekunder I dan
jalan lingkungan sekunder II.
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-77Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
Gambar 6.48 Penampang Jalan Hirarki Lingkungan SekunderSumber : Hasil Survei Primer, 2012
Gambar 6.49 Penampang Jalan Hirarki Lingkungan Sekunder ISumber : Hasil Survei Primer, 2012
Moda transportasi yang digunakan masyarakat untuk kegiatan di Desa
Madiredo adalah berupa motor, mobil, truk, pick up dan sepeda. Moda
transportasi berupa motor biasanya yang paling sering digunakan dalam
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-78Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
aktivitas kegiatan baik internal maupaun eksternal. Hal ini dikarenakan
dengan menggunakan moda transportasi motor, lebih mudah dan
mempercepat pergerakan di dalam Desa Madiredo. Kemudian jenis
transportasi yang lainnya adalah mobil. Penggunaan moda mobil ini
biasanya untuk pergerakan eksternal untuk proses pendistribusian hasil
sektor pertanian, peternakan maupun industri dari dalam desa sampai
menuju luar kota dan pulau. Untuk moda transportasi berupa truk dan pick
up biasanya digunakan untuk pendistribusian hasil sektor pertanian yang
jumlahnya banyak dan menuju keluar desa. Sedangkan untuk moda
transportasi berupa sepeda biasanya digunakan di dalam Desa untuk
kepentingan pergerakan sehari-hari masyarakat.
Gambar 6.50 Kondisi Perkerasan Jalan Desa MadiredoSumber : Hasil Survei Primer, 2012
Fasilitas pelengkap jalan yang ada di Desa Madiredo hanya berupa lampu
jalan yang jumlahnya terbatas dan juga tidak berada sepanjang jalan.
Berikut merupakan gambar dari fasilitas pelengkap jalan berupa lampu
jalan.
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-79Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
Gambar 6.51 Lampu Jalan Sumber : Hasil Survei Primer, 2012
b. Jaringan Air Bersih
Air bersih adalah salah satu jenis sumberdaya berbasis air yang bermutu
baik dan biasa dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi atau dalam
melakukan aktivitas mereka sehari-hari termasuk diantaranya adalah sanitasi.
Untuk konsumsi air minum menurut departemen kesehatan, syarat-syarat air
minum adalah tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak
mengandung logam berat. Walaupun air dari sumber alam dapat diminum
oleh manusia, terdapat risiko bahwa air ini telah tercemar oleh bakteri
(misalnya Escherichia coli) atau zat-zat berbahaya. Walaupun bakteri dapat
dibunuh dengan memasak air hingga 100 °C, banyak zat berbahaya, terutama
logam, tidak dapat dihilangkan dengan cara ini. Sistem pelayanan air bersih
yang digunakan oleh Desa Madiredo tidak menggunakan PDAM ataupun
sumur, melainkan HIPPAM (Himpunan Masyarakat Pengguna Air Minum).
HIPPAM adalah suatu sistem pelayanan air bersih yang digunakan oleh
semua masyarakat Desa Madiredo dimana air bersih yang digunakan berasal
dari sumber mata air yang berbeda-beda di setiap dusunnya. Berikut adalah
tabel sumber air tiap dusun di Desa Madiredo:
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-80Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
Tabel Jenis Sumber Air Desa Madiredo
No. Nama DusunJenis Air yang
DigunakanNama Sumber Air
Sistem yang
Digunakan
1. Bengkaras Air Permukaan Wot Suren Meterisasi
2. Sobo Air Bawah Tanah Umbul Meterisasi
3. Lebo Air Bawah Tanah Tlogo Semedi Meterisasi
4. Delik Air Bawah Tanah Tlogo Semedi Sebagian meterisasi
5. Sumbermulyo Air Bawah Tanah Sumber Mbah Man Belum meterisasi
Sumber: Hasil Survey Primer, 2012
Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa hanya Dusun
Bengkaras yang menggunakan jenis air permukaan, sedangkan dusun yang
lainnya menggunakan air bawah tanah. Namun demikian, perbedaan tersebut tidak
berpengaruh pada kualitas air yang sampai pada masyarakat. Untuk sistem yang
digunakan, sebanyak tiga dusun yaitu Dusun Bengkaras, Dusun Sobo, dan Dusun
Lebo semuanya sudah menggunakan sistem meterisasi. Sedangkan untuk Dusun
Delik hanya sebagian saja yang menggunakan sistem meterisasi. Untuk Dusun
Sumbermulyo tidak menggunakan sistem meterisasi. Sistem meterisasi uni
berpengaruh pada kualitas pelayanan air bersih yang diberikan oleh HIPPAM.
Sistem meterisasi adalah sistem dimana penggunaan air setiap meternya dihitung
menggunakan alat yang sudah terpasang pada masing-masing rumah. Untuk
wilayah yang sudah menggunakan sistem meterisasi, pipa distribusinya sudah
tertanam di dalam tanah sehingga sudah jarang bahkan tidak pernah dijumpai
kebocoran pipa dan kehilangan air. Sedangkan untuk wilayah yang belum
menggunakan sistem meterisasi, pipa distribusinya masih berada di atas
permukaan tanah. Akibatnya, masyarakat sering mengalami kehilangan air dengan
menurunnya debit air dan terkadang air keruh.
Debit air rata-rata di Desa Madiredo adalah sebesar 6,35 liter/detik untuk
kapasitas produksi, dan sebesar 0,07 liter/detik untuk pemanfaatan di setiap
rumah. Biaya abonemen setiap bulan yang ditanggung oleh masyarakat sangatlah
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-81Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
terjangkau. Untuk sistem meterisasi, biayanya sedikit lebih mahal yakni Rp
7.000,- setiap bulan. Pemakaian maksimal pun yang biasanya dimiliki oleh
industri-industri di sana hanyalah berkisar hingga Rp 15.000,- setiap bulan.
Dusun-dusun yang belum menggunakan sistem meterisasi menanggung biaya
abonemen yang lebih murah yakni berkisar antara Rp 2.000,- hingga Rp 6.000,-
setiap bulannya, namun mereka memiliki resiko kebocoran pipa dan kehilangan
air yang cukup besar.
Gambar 6.52 Pipa Aliran HIPAM (belum meterisasi)Sumber : Hasil Survei Primer, 2012
Berikut ini adalah sistem pendistribusian air bersih oleh HIPPAM
Sistem meterisasi Belum sistem meterisasi
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-82Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
Sumber Air
Badan Penangkap Air
Pipa Distribusi
Konsumen
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
c. Jaringan Drainase
Kondisi saluran drainase di Desa Madiredo cukup memprihatinkan, karena
sebagian besar saluran drainase didesain terdapat penyumbatan karena
sampah ataupun kotoran hewan ternak. Selain itu tidak semua ruas jalan di
Desa Madiredo memiliki saluran drainase, hal ini menyebabkan air
limpasan hujan akan menggenang di jalan ketika hujan. Kondisi ini sangat
berbahaya bagi pengendara jalan karena jalan akan menjadi licin dan dapat
menyebabkan jalan akan menjadi rusak.
Jaringan Drainase di Desa Madiredo memiliki hirarki collector, conveyor
dan maindrain. Drainase dengan hirarki collector terdapat di depan rumah
warga, yang berfungsi sebagai saluran pembuangan dan limpasan hujan.
Jaringan drainase dengan hirarki collector di Desa Madiredo berbentuk
persegi dan setengah lingkaran. Jaringan drainase collector ini
menyambung dengan drainase dengan hirarki conveyor yang mengikuti
ruas jalan pemukiman dan jalan utama menuju maindrain. Adapun data
drainase yang terdapat di Desa madiredo adalah seperti pada Tabel 6.27
berikut.
Tabel 6.27 Bentuk Jaringan Drainase di Desa MadiredoLokasi
(Dusun)Keterangan
Hirarki Jaringan DrainaseCollector Conveyor Maindrain
Lebo Bentuk Persegi Setengah lingkaran dan persegi
Setengah lingkaran
Perkerasan Semen Semen dan tanah Tanah dan kerikilSumbermulyo Bentuk lingkarandanpersegi Persegi Setengah lingkaran
Perkerasan Semen danbatu Semen dan tanah TanahSobo Bentuk Setengah lingkaran
dan persegiPersegi dan setengah lingkaran
-
Perkerasan Semen dan tanah liat
Tanah -
Ndelik Bentuk Setengah lingkaran dan persegi
Persegidan trapesium
-
Perkerasan Semen danbatu Semen dan batu -
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-83Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
(a) (b)
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
Bengkaras Bentuk Setengah lingkaran, trapesium dan persegi
Setengah lingkaran dan persegi
-
Perkerasan Semen Semen -Sumber : Hasil Survei Primer, 2012
Jaringan drainase conveyor di desa Madiredo mempunyai bentuk persegi,
trapesium dan setengah lingkaran yang digunakan sebagai pembuangan,
tadah hujan dan juga sebagai saluran irigasi. Saluran drainase dengan
hirarki maindrain di desa Madiredo berbentuk setengah lingkaran dan
trapesium yang hanya terdapat pada dusun Lebo. Jaringan drainase di Desa
Madiredo merupakan saluran terbuka dengan perkerasan sebagian besar
berupa semen, tetapi masih pula terdapat perkerasan setengah batu dan
semen serta perkerasan non permanen berupa tanah. Untuk kondisi
sebagian besar adanya penyumbatan akibat kotoran hewan ternak. Berikut
merupakan contoh kondisi drainase di Desa Madiredo.
Gambar 6.53 Kondisi Drainase (a) Lebar 25 cm dan tinggi 20 cm (b) Lebar 25 cmdan tinggi 25 cm
Sumber : Hasil Survei Primer, 2012
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-84Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
Gambar 6.54 Penampang Drainase Sumber : Hasil Survei Primer, 2012
d. Jaringan Sanitasi dan Sampah
Sanitasi merupakan sistem yang sangat berkaitan erat dengan lingkungan
dan kesehatan masyarakat setempat. Sistem sanitasi merupakan cara atau
metode yang di gunakan oleh masyarakat untuk membuang limbah rumah
tangga. Seluruh rumah warga yang ada di Desa Madiredo telah memiliki
MCK pribadi dan seluruhnya telah dilengkapi dengan septic tank pribadi
sehingga tidak ada rumah warga yang membuang limbah langsung ke
sungai. Setiap dusun di Desa Madiredo sudah tersedia MCK Umum yang
telah dilengkapi dengan septic tank. Jumlah seluruh MCK Umum yang
terdapat di Desa Madiredo sebanyak 6 buah yang terbagi 2 buah MCK
Umum di Dusun Sumbermulyo, 2 buah MCK Umum di Dusun Lebo, 1
buah MCK Umum di Dusun Sobo, dan 1 buah MCK Umum di Dusun
Sobo. Untuk di Dusun Delik tidak terdapat MCK Umum.
Sampah merupakan sesuatu yang tidak pernah lepas dari kegiatan
manusia. Setiap hari manusia menghasilkan sampah sehingga diperlukan
suatu sistem pengelolaan sampah. Sistem pengelolaan sampah yang ada di
Desa Madiredo masih dilakukan secara individu yang dikelola oleh
masing-masing rumah tangga. Rumah-rumah di Desa Madiredo belum
dilengkapi dengan tempat sampah sehingga sistem pengelolaan sampah di
Desa Madiredo masih menggunakan sistem pembakaran secara langsung
dan tidak melalui pemisahan antara sampah organik dan anorganik. Setiap
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-85Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
rumah tangga biasanya membuat lubang di belakang rumah yang
kemudian sampah-sampah dikumpulkan untuk dibakar. Atau ada juga
rumah-rumah yang mengumpulkan sampah di depan rumahnya dan
kemudian dibakar. Desa Madiredo tidak memeiliki TPS dan tidak ada
penanganan sampah oleh petugas kebersihan. Hal ini tentu akan sangat
mengganggu masyarakat karena asap yang ditimbulkan dari pembakaran
sampah selain menjadi polusi udara juga dapat mengganggu pernafasan.
e. Jaringan Listrik
Kebutuhan akan tenaga listrik di Desa Madiredo berasal dari Perusahaan
Listrik Negara (PLN) sebanyak 80% dan sisanya sebanyak 20%
menumpang dengan rumah yang sudah teraliri listrik dari PLN. Hal itu
dikarenakan kondisi keuangan dari warganya yang tidak mampu
membayar biaya awal pemasangan listrik. Rata-rata tiap rumah yang sudah
teraliri listrik itu mendapatkan daya 450 VA. Selain itu, pada setiap jalan
terdapat tiang listrik dengan jarak antar tiang satu dengan tiang lainnya
sebesar 50 meter. Pemanfaatan jaringan listrik selain sebagai penerangan,
jaringan listrik juga berperan dalam proses memperoleh informasi secara
tidak langsung, misalnya memperoleh informasi melalui televisi.
Gambar 6.55 Jaringan Listrik Sumber: Hasil Survei primer 2012
f. Jaringan Telekomunikasi
Sistem telekomunikasi yang berkembang dengan baik dan banyak
digunakan oleh masyarakat di Desa Madiredo Kecamatan Pujon
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-86Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
Kabupaten Malang adalah melalui penggunaan telepon seluler sebanyak
90% dan sisanya 10% menggunakan telepon kabel dari perusahaan
telekomunikasi.
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-87Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
Peta 6.14 Peta Hirarki Jalan Desa Madiredo
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-88Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
Gambar 6.56 Foto Mapping Hirarki Jalan Desa Madiredo
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-89Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
Peta 6.15 Peta Perkerasan Jalan Desa Madiredo
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-90Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
Gambar 6.57 Foto Mapping Perkerasan Jalan Desa Madiredo
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-91Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
Peta 6.16 Peta Jaringan Air Bersih Desa Madiredo
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-92Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
Gambar 6.58 Foto Mapping Jaringan Air Bersih Desa Madiredo
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-93Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
Peta 6.17 Peta Jaringan Drainase Desa Madiredo
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-94Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
Gambar 6.59 Foto Mapping Jaringan Drainase Desa Madiredo
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-95Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
Peta 6.18 Peta Persebaran Prasarana Sanitasi Desa Madiredo
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-96Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
Gambar 6.60 Foto Mapping Prasarana Sanitasi Desa Madiredo
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-97Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
Peta 6.19 Peta Jaringan Listrik Desa Madiredo
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-98Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
Gambar 6.61 Foto Mapping Jaringan Listrik Desa Madiredo
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-99Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
C. Lahan Tak Terbangun
Lahan tak terbangun adalah lahan yang tidak berbentuk sebagai suatu
bangunan. Lahan tak terbangun di Desa Madiredo peruntukan lahannya
sebagian besar merupakan lahan perkebunan, lapangan, makam, hutan dan
sawah. Hal ini dapat dilihat dengan jumlah persentase perkebunan 15,6%,
lapangan 0,16%, pemakaman 0,36%, hutan 65,8 dan sawah 11,6%.
Penggunaan lahan terbangun pola perkembangannya adalah pola linier
dengan mengikuti jalan sedangkan lahan tak terbangun berada disekeliling
pusat dusun.
Tabel 6.28 Luas Lahan Tak Terbangun di Desa Madiredo
NoJenis
PenggunaanLuas (Ha)
Persentase (%)
1 Sawah 113,000 11,62 Kebun 151,500 15,63 Makam 3,500 0,364 Hutan 638,5 65,85 Lapangan 1,6 0,16
Total 908,100 Sumber: Profil Desa Madiredo, 2010
Lahan tak terbangun yang ada di Desa Madiredo adalah sebagai berikut:
1. Sawah
Sawah merupakan sektor pertanian yang ada di Desa Madiredo. Sawah
adalah lahan usaha tani yang secara fisik permukaan tanahnya rata.
Biasanya sawah di Desa ini ditanami jagung dan wortel sebagai komoditas
utama.
2. Kebun
Kebun merupakan sektor pertanian utama yang ada di desa Madiredo.
Kebun adalah sebidang tanah yang ditanami pohon musiman (buah-
buahan). Desa Madiredo sendiri mengandalkan Kebun apel sebagai
komoditas utama.
3. Pemakaman
Pemakaman juga merupakan lahan tak terbangun di Desa Madiredo yang
tersebar di Dusun Bengkaras, Dusun Lebo, dan Dusun Delik.
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-100Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
4. Hutan
Kawasan Hutan di Desa Madiredo sangat luas, yaitu sekitar 638,5 Ha.
Kawasan Hutan ini termasuk salah satu hutan lindung yang sebagian
kawasannya sudah dialih fungsikan sebagai perkebunan kopi.
6.3.4 Karakteristik Sosial Budaya
A. Sejarah Desa
Desa Madiredo merupakan desa pegunungan yang berada pada ketinggian
1.100 meter dari permukaan laut. Pada awalnya sekitar tahun 1980an,
penduduk madiredo masih berjumlah 2500 orang, namu seiring
berkembangnya waktu, penduduk Madiredo sudah berjumlah 8546 orang
pada tahun 2012. Pada bagian utara desa madiredo terdapat daerah
kawasan hutan lindung yang ditanami tanaman dahn pohon yang
mempunyai nilai ekonomis ekonomis seperti duriah dukuh kelapa,
jengkol, alpokat dan lain-lain. Daerah ini masih terjaga dengan baik, warga
desa tetap menjaga hutan lindung ini dan memanfaatkannya dengan arif
dan bijak. Pada saat–saat tertentu banyak ibu-ibu yang mengambil ranting-
ranting kayu untuk dijadikan sebagai bahan bakar untuk memasak. Dengan
jumlah umat islam sebanyak 100 persen dan terdapat beberapa Pondok
Pesantren, suasana islami sangat terasa di Desa Madiredo. Pada saat waktu
sholat, banyak warga desa yang pergi ke masjid dan musholla. Berikut ini
adalah data karakteristik Desa Madiredo dimulai pada tahun 1980.
Tabel 6.29 Bagan KecenderunganNo Aspek 1970-1980 1980-1990 1990-2000 2000-2010 2010-2012
1 Fisik Jumlah Rumah Sedikit Meningkat Banyak Banyak Semakin banyakKondisi Rumah Bambu
GedekBambu Gedek 80% tembok 90% tembok 95% tembok
Jalan Tanah Tanah Makadam Aspal Aspal/ HotmixDrainase Belum ada Belum ada Sebagian kecil Sudah ada 60% Sudah ada 80%Air Bersih Air sungai Air sungai Pipanisasi
30%Pipanisasi 60% Pipanisasi 90%
Sanitasi Sampah Membuang disungai
30% menggunakan
kakus
50% menggunakan
septic tank
80% menggunakan
septic tank sudah dibangun
MCK
95% menggunakan septic tank dan perdusun sudah dibangun MCK
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-101Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
No Aspek 1970-1980 1980-1990 1990-2000 2000-2010 2010-2012Lisrik Minyak
tanahSebagian
menggunakan kincir air
PLN PLN PLN
Telekomunikasi Belum ada Belum ada Sudah masuk Wartel/hp Hp/warnetJumlah Sarana Mushola,
SD, Pondok
Pesantren, Masjid, warung,
Pos keamanan
Bangunan mulai
berkembang dan mulai ada
pos penampungan
susu
SD, SMP, Aliah
Polindes/ poskesdes, toko, pos
penampungan
Semakin bertambah
Semakin bertambah
Agama 100% Islam
100% Islam 100% Islam 100% Islam 100% Islam
2 Sosial Jumlah Penduduk
2500 jiwa 3400 jiwa 5500 jiwa 7200 jiwa 8546 jiwa
3 KelembagaanJenis Lembaga PKK,
LPMDPKK, LPMD HIPAM,
PKK, LPMD, POSYANDU
GAPOKTAN, HIPPAM, PKK,
LPMD, BPD, Posyandu
GAPOKTAN, HIPPAM, PKK,
LPMD, BPD, Posyandu
4 EkonomiJenis Mata Pencaharian
Jualan kayu bakar
Petani sayur, PNS, Petani
Jeruk, Peternak Sapi
Perah
Petani sayur, petani apel,
peternak sapi masalah
Semakin berkembang
untuk pertanian sayur & petani
apel
Semakin berkembang untuk pertanian sayur &
petani apel
Hasil Produksi Masih rendah
Ada peningkatan
Meningkat Meningkat Meningkat
Sumber : Hasil PRA, 2012
Berdasarkan Tabel 6.29 dapat diketahui bahwa terdapat beberapa karakter
yang dimiliki oleh Desa Madiredo diantaranya adalah karakteristik fisik,
karakteristik sosial, karakteristik kelembagaan, dan karakteristik ekonomi.
Dalam hal aspek fisik, karakteristik-karakteristiknya meliputi jumlah
rumah yang selalu mengalami penambahan kuantitas dari tahun ke tahun.
Dari hasil survei yang dilakukan, didapatkan data sekitar 300 rumah pada
tahun 1970 hingga tahun 1980an dan hal tersebut masih tergolong sedikit.
Kemudian mengalami peningkatan pada tahun 1990an sekitar 500rumah.
Di tahun 2010 kuantitas mengalami peningkatan yang semakin banyak
menjadi sekitar 1.000 rumah. Hingga saat ini di tahun 2012 kuantitas
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-102Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
rumah yang berada di Desa Madiredo menjadi semakin banyak menjadi
sekitar 1.600 rumah.
Kemudian dilihat dari kondisi rumahnya pada tahun 1970an mayoritas
rumahnya masih terbuat dari bambu gedek yang tergolong ke dalam jenis
rumah non permanen, hingga tahun 1990an kondisi rumah di Desa
Madiredo juga masih bambu gedek. Akhirnya pada tahun 2000an, kondisi
rumah sudah mengalami perbaikan yakni 80% sudah memakai tembok
yang dapat digolongkan pada rumah permanen dan semi permanen. Pada
tahun 2010an rumah tembok sudah mencapai 90%, hingga tahun 2012 saat
ini kauntitas rumah tembok sudah mencapai 95%. Walaupun demikian,
masih terdapat beberapa rumah dengan kondisi non permanen yang
tersebar di tiap-tiap dusun.
Kondisi jalan yang medukung aksesibilitas Desa Madiredo sudah
mengalami banyak perubahan dari tahun ke tahunnya. Kondisi perkerasan
jalan pada tahun 1980an masih berupa tanah hingga tahun 1900an.
Mengalami peningkatan kualitas perkerasan jalan pada tahun 2000an
walaupun masih menggunakan perkerasan makadam. Kemudian pada
tahun 2010, pemerintah sudah mulai mengadakan pembangunan jalan
dengan perkerasan aspal hingga saat ini perkerasan terbaik yang berada di
Desa Madiredo adalah aspal.
Untuk sistem drainase yang berada di Desa Madiredo baru terdapat saluran
pada tahun 2000an dan itu pun masih sangat minim. Pada tahun 1970
hingga tahun 1990 belum ada sama sekali saluran drainase. Sekitar tahun
2010, sudah ada saluran drainase sekitar 60%. Hingga saat ini saluran
drainase yang terdapat di Desa Madiredo sudah mencapai 80%. Sehingga
untuk beberapa wilayah yang belum ada saluran drainasenya ketika hujan
turun, air limpasannya masih mengalir di tepi-tepi jalan.
Pelayanan air bersih di Desa Madiredo pada tahun 1970 hingga tahun
1990 hanya menggunakan air sungai untuk melayani kebutuhan sehari-hari
mereka. Pipanisasi baru ada sekitar tahun 2000an walaupun hanya 30%
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-103Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
dan meningkat menjadi 60% pada tahun 2010. Saat ini sudah mencapai
80% dengan menggunakan jasa HIPAM yang biaya abonemennya relatif
murah.
Sampai saat ini Desa Madiredo mayoritas masyarakatnya masih belum
punya tempat sampah pribadi. Mereka hanya membuang sampah mereka
di sungai dan sebagian membakarnya di TPS desa tetangga. Sekitar tahun
1990an sudah terdapat kakus mencapai 30% dan pada tahun 2000an sudah
menggunakan septic tank mencapai 50%, mengalami penignkatan
mencapai 80% dan sudah mulai ada pembangunan MCK umum. Sampai
saat ini sudah mencapai sekitar kurang lebih 95% sudah menggunakan
septic tank dan setiap dusun sudah terdapat MCK umum.
Pada tahun 1970an belum ada jaringan listrik yang mengaliri Desa
Madiredo. Masyarakatnya masih menggunakan lampu teplok dengan
bahan bakar minyak tanah. Kemudian pada tahun 1990an sudah ada
sebagian dusun yang teraliri listrik akan tetapi dengan menggunakan
tenaga kincir air. Jaringan listrik PLN baru masuk Desa Madiredo pada
tahun 2000an. Hingga saat ini, semua wilayah di Desa Madiredo sudah
teraliri jaringan listrik PLN.
Untuk jaringan telekomunikasi, mulai masuk di Desa Madiredo sejak
tahun 1990/2000an dengan adanya beberapa wartel di beberapa dusun saja.
Mulai tahun 2000/2010, tingkat jaringan komunikasinya sudah mulai
meningkat. Masyarakatnya sudah mulai banyak yang menggunakan
telepon genggam. Dan saat ini masyrakat Madiredo sudah banyak yang
dapat menggunakan internet dengan menggunakan modem atau wifi.
Mengenai jumlah sarana yang terdapat di Desa Madiredo, setiap tahunnya
selalu mengalami perkembangan yang cukup baik. Sejak tahun 1970 sudah
terdapat sarana berupa mushola, sekolah dasar, pondok pesantren, masjid,
warung, dan pos keamanan. Selanjutnya sarana-sarana tersebut mengalami
perkembangan pada tahun-tahun sebelumnya. Saat ini, sarana-sarana
tersebut terus mengalami pertambahan dan perbaikan kualitas.
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-104Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
Dalam hal keagamaan, dari jaman dulu semua warga Desa Madiredo
memeluk agama Islam hingga saat ini.
Aspek sosial yang dibahas dalam bagan kecenderungan ini adalah
dinamika penduduk Desa Madiredo yaitu pertumbuhan penduduk. Jumlah
penduduk pada tahun 1970 sampai dengan tahun 1980 sekitar 2.500 jiwa,
kemudian pada tahun 1980 sampai dengan tahun 1990 jumlah penduduk
Desa Madiredo meningkat 900 jiwa menjadi 3.400 jiwa. Tahun 1990
samapi tahun 200 jumlah penduduk yang ada di Desa Madiredo naik
mencapai 5.500 jiwa, angka pertambahan penduduk ini terus meningkat
pada kurun waktu tahun 2000 sampai dengan 2010 dan kurun waktu tahun
2010 sampai dengan 2012 yaitu masing-masing naik hingga mencapai
jumlah 7.200 jiwa dan 8.546 jiwa.
Desa Madiredo memiliki beberapa jenis lembaga non formal yaitu LPMD,
BPD, PKK, HIPPAM, Gapoktan, Posyandu. Kelembagaan di Desa
Madiredo terbentuk sekitar tahun 1970 sampai dengan tahun 1980 dengan
jenis kelembagaan yaitu LPMD dan PKK, dan kedua kelembagaan
tersebut memulai menitih kinerja hingga tahun 1990, kemudian pada tahun
1990 samapi dengan tahun 2000 mulai bermunculan kelembagaan-
kelembagaan baru yaitu HIPPAM, PKK dan posyandu. Pada kurun 10
tahun terakhir yaitu kurun waktu 2000 hingga 2010 ondisi kelembagaan di
Desa Madiredo tidak mengalami penambahan jenis hingga tahun 2012.
Pembahasan aspek ekonomi yang ada di Desa Madiredo dilihat dari jenis
mata pencaharian dan hasil produksi. Jenis mata pencaharian yang
berkembang di Desa Madiredo. Tahun 1970 sampai dengan tahun 1980
mayoritas jenis mata pencaharian yang dijalani oleh masyarakat adalah
berjualan kayu bakar, kemudian pada kurun waktu tahun 1980 sampai
tahun 1990 terdapat masalah pada sector pertanian sayur, apel dan
peternak sapi mengalami masalah yaitu menurunnya hasil produksi dari
sektor-sektor tersebut, kemudian pada kurun waktu tahun 1990 sampai
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-105Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
tahun 2000 dan hingga kurun sampai tahun 2012 sektor pertanian sayur,
apel dan peternak susu mengalami kemajuan.
B. Adat Istiadat
Masyarakat Desa Madiredo tidak memiliki suatu adat istiadat dan
kebudayaan yang begitu kental atau khusus. Kebudayaan yang sering
dilakukan adalah berupa kegiatan tahlilan yang biasanya dilaksanakan
pada setiap hari kamis malam dan dihadiri oleh bapak-bapak di Desa
Madiredo. Kemudian kegiatan keagamaan lainnya yang sering dilakukan
di Desa Madiredo adalah istighosah dan dibaan. Kegiatan itu biasanya
dilakukan pada setiap dusun dengan jadwal yang tidak rutin seperti
kegiatan tahlilan tersebut. Selain itu juga terdapat kegiatan pengajian, baik
itu pengajian yang dilaksanakan untuk ibu-ibu maupun pengajian yang
dikhususkan untuk remaja-remaja di Desa Madiredo.
Sedangkan untuk perilaku atau kebiasaan masyarakat dalam hal sosial
adalah ketika tetangga sekitar mengadakan suatu acara, warga tetangga
lainnya ikut bergotong royong untuk membantu pelaksanaan acara
tersebut. Selain membantu dalam hal tenaga, warga tetangga lainnya juga
membantu menyumbang kebutuhan untuk acara tersebut sehingga acara
dapat berlangsung dengan lancar.
C. Diagram Aktivitas
Diagram aktivitas merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengetahui
pola hidup dari keluarga di Desa Madiredo dengan mata pencaharian yang
beragam. Berdasarkan data diagram aktivitas ini dapat diperoleh data
berupa kegiatan sehari-hari dari suatu keluarga. Selain itu juga dapat
mengetahui tentang proporsi kegiatan antara masing-masing anggota
keluarga yaitu ayah, ibu dan anak. Berikut merupakan diagram aktivitas
dari beberapa keluarga sebagai sampel dari beberapa mata pencaharian
yang berbeda.
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-106Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
1. Keluarga Pedagang
Keluarga pedagang ini terdiri dari ayah sebagai pedagang, ibu sebagai
pedagang, dan anak sebagai pelajar. Keluarga yang kami jadikan sebagai
sampel ini merupakan pedagang dari hasil olahan apel dan wortel.
Pedagang ini juga merupakan pedagang pusat dari pengolahan apel dan
wortel. Mereka mendapatkan pasokan bahan baku apel dan wortel dari
petani. Pekerjaan yang mereka jalani ini dapat dinilai cukup baik dan
berkembang karena mereka telah memperkerjakan sekitar kurang lebih 15
orang untuk mendukung proses produksi mereka. Produk yang dapat
dihasilkan dari olahan apel dan wortel ini antara lain carang mas apel,
jenang wortel, permen apel, dan lain sebagainya. Makanan-makanan hasil
produksi ini selanjutnya dijual di daerah lokal, Kota Batu, Surabaya,
Kalimantan, dan berbagai daerah yang lain sesuai dengan pesanan yang
ada. Adapun diagram aktivitas dari keluarga pedagang yang menjadi
sampel seperti pada Gambar 6.62.
Gambar 6.62 Diagram Aktivitas Keluarga PedagangSumber : Hasil Survei Primer 2012
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-107Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
Keterangan :
a. Ayah
Ayah merupakan pemimpin dari usaha perdagangan hasil olahan apel
dan wortel. Setiap pagi ayah bangun jam 3.30, kemudian sholat subuh
berjamaah di mushola yang terdekat dengan rumahnya. Setelah bersiap
diri dan sarapan, sekitar pukul 06.30 ayah mengantarkan anak ke
sekolah. Kegiatan produksi dimulai pukul 07.00. Ayah ikut
berkecimpung dalam proses pengolahan apel dan wortel pada bagian
pengangkutan bahan baku, pengelupasan, hingga penggorengan apel
dan wortel. Pada pukul 10.00 ayah makan siang bersama dengan para
pekerja disitu. Lalu pekerjaan dilanjutkan hingga pukul 13.00. Setelah
itu, ayah sholat dhuhur dan pergi ke sawah karena ayah juga bekrja
sampingan sebagai petani apel, hal itu dilakukan hingga pukul 15.00.
Setelah itu, ayah pulang ke rumah. Setelah berbenah diri, mandi dan
istirahat sejenak, ayah pergi sholat magrib di mushola terdekat. Setelah
itu, ayah mengikuti acara pengajian rutin bapak-bapak. Sekitar pukul
19.30 ayah maka malam bersama keluarga. Jika kebetulan ada acara
rapat dengan warga desa, ayah akan tidur lebih malam sekitar pukul
22.00 sampai 23.00.
b. Ibu
Ibu dalam keluarga ini juga merupakan pedagang hasil pengolahan apel
dan wortel. Ibu bangun jam 3.30, kemudian sholat subuh berjamaah di
mushola yang terdekat dengan rumahnya. Pukul 05.00 ibu
membangunkan anak untuk sholat subuh dan bersiap ke sekolah.
Hingga pukul 06.30 ibu mempersiapkan sarapan untuk anak dan
suaminya. Setelah itu ibu mempersiapkan membersihkan tempat
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-108Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
bekerja untuk pengolahan apel dan wortel. Pukul 07.00 ibu bekerja
dengan ayah. Ibu melakukan pengolahan apel dan wortel hingga pada
tahap pengemasan dengan para pekerja wanita hingga pukul 10.00,
setelah itu mereka makan siang bersama. Pekerjaan dilanjutkan hingga
pukul 13.00. Begitu selesai bekerja, ibu kembali ke rumah dan
mempersiapkan makan siang untuk anak, kemudian sholat dhuhur.
Sekitar pukul 14.00 ibu tidur siang hingga pukul 15.00 atau hingga ayah
datang. Pada pukul 16.00 setelah sholat ashar, ibu mengantarkan anak
mengaji kemudian kembali ke rumah. Setelah sholat magrib ibu
mempersiapka makan malam, lalu makan malam bersama keluarga. Ibu
tidur sekitar pukul 21.00.
c. Anak
Anak bangun pukul 05.00 untuk sholat subuh dan bersiap untuk
berangkat sekolah. Pukul 06.30 anak berangkat ke sekolah dan pulang
pukul 12.00. Sesampainya di rumah, anak sholat dhuhur dan bermain
dengan teman-temannya. Sekitar pukul 13.00 hingga 13.30 anak
pulang, makan, kemudian tidur siang. Pukul 15.30 anak bangun, lalu
pukul 16.00 anak berangkat mengaji hingga magrib dan sholat
berjamaah bersama teman-temannya, kemudian pulang ke rumah. Pukul
18.30 hingga 19.30 anak belajar dan mengerjakan tugas-tugas dari
sekolah. Pukul 19.30 anak makan malam bersama keluarga, setelah itu
menonton acara televisi hingga pukul 21.00, lalu tidur.
2. Keluarga Petani
Keluarga petani ini terdiri dari ayah yang bekerja sebagai petani, ibu
sebagai ibu rumah tangga, dan anak sebagai pelajar. Keluarga yang
kami jadikan sampel ini adalah petani yang bekerja di beberapa jenis
pertanian. Lahan yang digarap merupakan lahan milik pribadi dan juga
lahan milik orang lain. Hasil pertanian ini nantinya akan didistribusikan
ke berbagai daerah sekitar seperti Batu, Kediri, Surabaya, serta daerah-
daerah lain sesuai dengan permintaan yang ada. Hasil pertanian ini
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-109Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
sebagian juga di jual di beberapa pasar lokal sehingga laba yang didapat
bisa berlipat ganda. Beberapa jenis pertanian yang digarap oleh
keluarga petani ini adalah pertanian apel, pertanian wortel, dan
pertanian kentang. Adapun diagram aktivitas dari keluarga petani yang
menjadi sampel seperti pada Gambar 6.63.
Gambar 6.63 Diagram Aktivitas Keluarga Petani Sumber : Hasil Survei Primer 2012
Keterangan :
a. Ayah
Ayah adalah kepala keluarga yang bermata pencaharian sebagai petani.
Mata pencaharian yang ditekuni ayah tidak hanya pada satu bidang
pertanian saja, melainkan dalam berbagai macam bidang pertanian.
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-110Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
Setiap hari ayah bangun pukul 03.30, dilanjutkan dengan sholat subuh,
kemudian mandi. Kemudian pukul 05.00 hingga pukul 06.00 ayah
melakukan rutinitas aktivitas pagi. Aktivitas pagi yang dilakukan ayah
adalah menyiram tanaman di halaman rumah, sarapan bersama
keluarga, lalu terkadang mengantarkan anak ke sekolah. Setelah
melakukan aktivitas pagi, kemudian sekitar pukul 07.00 ayah berangkat
untuk bertani. Ayah menjadi petani apel di kebun milik ayah sendiri
hingga pukul 12.00, ayah pulang ke rumah untuk beristirahat sejenak
seraya makan siang dan sholat dzuhur hingga pukul 13.00. Setelah
beristirahat di rumah, sekitar pukul 13.00 hingga pukul 15.00 ayah
kembali bekerja. Kali ini ayah tidak bekerja menjadi petani apel,
melainkan sebagai petani wortel, sawi, dan lain-lain. Dalam hal ini ayah
bekerja di lahan milik rekan kerjanya untuk menambah penghasilan.
Sekitar pukul 15.00 hingga pukul 18.00 ayah melanjutkan kegiatannya
dengan mencari rumput untuk memberi makan hewan ternaknya di
rumah. Setelah itu, ayah pulang ke rumah. Aktivitas yang dilakukan
ayah adalah mandi, sholat magrib, kemudian makan malam bersama
keluarga, dilanjutkan dengan sholat isya lalu berkumpul bersama
keluarga hingga pukul 21.00. Malam hari sekitar pukul 21.00 ayah tidur
dan bangun pagi pada pukul 03.30.
b. Ibu
Ibu dalam keluarga petani adalah seorang ibu rumah tangga dan tidak
memiliki pekerjaan tetap. Setiap harinya ibu bangun pukul 03.30, lalu
sholat subuh, kemudian mandi. Setelah itu dilanjutkan dengan kegiatan
rutin ibu yaitu mempersiapkan sarapan untuk ayah dan anak serta
menyapu halaman rumah. Hingga pukul 07.00 ibu mempersiapkan
keperluan anak untuk berangkat ke sekolah dan keperluan suami.
Setelah itu, ibu melakukan kegiatan rumah tangga seperti mencuci
baju, menyetrika, masak untuk makan siang, menonton televisi hingga
pukul 12.00. Pada sekitar pukul 12.00 ayah datang untuk makan siang,
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-111Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
dan ibu menyiapkannya, setelah itu sholat dhuhur dan beristirahat.
Setelah berisitirahat, biasanya sekitar pukul 13.00 ibu mengikuti
kegiatan-kegiatan rutin warga, seperti arisan, kumpul PKK, dan
sebagainya. Kemudian pada pukul 15.00 ibu membersihkan rumah dan
menyiapkan makanan untuk makan malam, kemudian mandi, dan
sholat ashar. Sekitar pukul 18.00 ibu sholat magrib berjamaah dengan
ayah dan anak. Pada pukul 19.00 ibu mempersiapkan makan malam,
dan sholat isya. Setelah makan malan bersama, ibu bersantai bersama
keluarga hingga pukul 21.00. Pada kurang lebih pukul 21.00 ibu tidur
dan bangun pada pukul 03.30 pagi hari.
c. Anak
Anak dalam keluarga petani ini adalah seorang pelajar yang masih
duduk di kelas 2 bangku Sekolah Dasar. Setiap hari anak bangun pukul
06.00, kemudian mandi, sarapan, dan mempersiapkan keperluannya
untuk berangkat ke sekolah. Kemudian sekitar pukul 07.00 anak
berangkat ke sekolah dengan diantar ayah atau terkadang berangkat
sendiri bersama teman-temannya, anak bersekolah hingga pukul 14.00
lalu anak pulang ke rumah. Sesampainya di rumah, anak makan siang,
lalu tidur siang hingga pukul 15.30. Setelah itu, anak bangun kemudian
mandi, dan dilanjutkan dengan kegiatan bermain dengan teman-
temannya hingga pukul 17.00. Sesampainya di rumah, sekitar pukul
18.00 anak sholat magrib bersama ayah dan ibu. Setelah sholat magrib
berjamaah, sekitar pukul 18.30 anak pergi ke mushola dekat rumah
untuk mengaji hingga pukul 19.00, lalu pulang ke rumah. Sesampainya
di rumah, anak makan malam dan berkumpul bersama keluarga.
Biasanya anak tidur lebih awal setelah mengerjakan tugas dari sekolah
dan lihat televisi. Anak tidur pada pukul 20.00 dan bangun sekitar pukul
06.00.
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-112Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
3. Keluarga Peternak
Keluarga peternak ini terdiri dari ayah sebagai peternak, ibu sebagai ibu
rumah tangga, dan anak sebagai pelajar. Keluarga yang kami kaji ini
adalah keluarga peternak sapi dan kambing. Beternak sapi dinilai
berkembang oleh mereka karena mendapatkan keuntungan yang banyak
dari hasil produksi susu sapi. Pemerahan susu sapi dilakukan sebanyak
dua kali sehari yaitu pada pagi hari dan sore hari. Susu sapi yang
dihasilkan per ekor sapi biasanya 15-30 liter per hari. Susu-susu sapi
tersebut kemudian dikirim ke tempat penampungan susu yang sudah
ada di setiap dusun mereka masing-masing. Untuk ternak kambing
bukan merupakan ternak yang mayoritas dikarenakan penghasilan yang
dihasilkan hanya dapat diperoleh dalam waktu 6 bulan sekali. Adapun
diagram aktivitas dari keluarga peternak yang menjadi sampel seperti
pada Gambar 6.64.
Gambar 6.64 Diagram Aktivitas Keluarga Peternak Sumber : Hasil Survei Primer 2012
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-113Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
Keterangan :
a. Ayah
Ayah merupakan pemimpin dalam beternak sapi dan kambing. Pagi-
pagi pukul 03.30 ayah bangun, kemudian sholat subuh di rumah.
Setelah bersiap diri dan sarapan, kemudian ayah mengantarkan anak ke
sekolah. Pukul 06.00 ayah melakukan kegiatan produksi susu yaitu
memerah susu sapi dan memberi makan sapi dan kambingnya. Setelah
kegiatan tersebut, ayah kemudian ke ladang karena ayah juga
merupakan seorang buruh tani. Sekitar pukul 12.00 ayah pulang
kerumah untuk makan siang, shalat dan beristirahat sejenak. Kemudian
sekitar pukul 13.00 ayah kembali ke ladang. Pukul 16.00 ayah sudah
selesai bekerja di ladang dan pulang kerumah. Sesampainya di rumah,
ayah memerah susu sapi kembali dan memberi makan kembali sapi dan
kambingnya. Pukul 18.00 ayah berbenah diri dan mandi untuk
melakukan ibadah sholat maghrib di musholla dekat rumahnya.
Kemudian ayah makan malam bersama keluarga. Jika tidak ada
kegiatan atau acara kemudian ayah tidur pukul 21.00.
b. Ibu
Ibu dalam keluarga ini tidak bekerja atau sebagai ibu rumah tangga. Ibu
bangun pagi-pagi pukul 03.30 untuk sholat subuh. Kemudian ibu
memasak dan menyiapkan sarapan untuk ayah dan anak. Sekitar pukul
07.00 ibu membersihkan seisi rumah, kemudian pukul 09.00 ibu
mencuci piring, gelas, dan pakaian kotor. Pukul 10 ibu beristirahat
sejenak sambil menunggu datangnya waktu dzuhur. Sekitar pukul 11.00
ibu memasak untuk makan siang ayah dan anak. Setelah itu pukul 12.00
ibu makan siang bersama ayah dan anak. Setelah selesai makan siang
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-114Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
dan ayah pergi kembali ke ladang, ibu kemudian tidur siang hingga
pukul 15.00. Pukul 16.00 ibu menunggu ayah pulang dari ladang dan
sehabis maghrib ibu menyiapkan makan malam. Pukul 18.00 ibu makan
malam bersama keluarga, kemudian menonton televisi besama anak
hingga pukul 21.00. Dan setelah itu tidur.
c. Anak
Anak bangun pukul 05.00 untuk sholat subuh dan mandi lalu bersiap –
siap untuk berangkat sekolah. Kemudian anak sarapan dan pukul 06.30
anak berangkat ke sekolah sampai dengan selesai kegiatan belajar
mengajar di sekolah yaitu pukul 12.00. Sesampainya dirumah, anak
makan, sholat dzuhur lalu pergi bermain dengan teman-temannya.
Sekitar pukul 13.30 anak pulang kerumah dan istirahat tidur siang
hingga sekitar pukul 15.30. Setelah itu, anak sholat ashar, mandi dan
bersiap-siap untuk berangkat mengaji hingga selesai maghrib,
kemudian pulang kerumah. Pukul 18.30 hingga 19.30 anak
mengerjakan tugas-tugas yang diberikan dari sekolah, kemudian makan
bersama keluarga. Pukul 20.00 anak tidur.
4. Keluarga PNS
Keluarga PNS ini terdiri dari seorang ayah yang berprofesi sebagai
PNS, ibu sebagai ibu rumah tangga dan anak sebagai seorang pelajar.
Keluarga yang dijadikan sebagai sampel keluarga PNS merupakan
salah satu aparat di Desa Madiredo. Adapun diagram aktivitas dari
keluarga pedagang yang menjadi sampel seperti pada Gambar 6.65.
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-115Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
Gambar 6.65 Diagram Aktivitas Keluarga PNSSumber : Hasil Survei Primer 2012
Keterangan :
a. Ayah
Ayah disini bangun pagi pada pukul 05.00, kemudian sholat subuh dan
mandi. Kemudian pada pukul 06.00 ayah sarapan dan bersiap-siap
untuk berangkat kerja. pukul 07.00 ayah bekerja sampai pukul 12.00.
Setelah itu ayah istirahat, makan siang dan sholat dzuhur sampai pukul
13.00 dan kembali bekerja. Ayah pulang ke rumah pada pukul 16.00.
Setelah sampai di rumah, ayah kemudian mandi dan beristirahat sampai
pukul 18.00. Kemudian ayah sholat maghrib dan makan malam sampai
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-116Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
pukul 19.00. Setelah itu ayah kumpul bersama keluarga sambil
menonton televisi dan tidur pada pukul 21.00.
b. Ibu
Ibu dalam keluarga PNS ini tidak bekerja melainkan menjadi seorang
ibu rumah tangga. Ibu bangun pada pukul 03.30, kemudian dilanjutkan
dengan sholat subuh sampai pukul 05.00. Setelah itu ibu menyiapkan
sarapan untuk anak dan ayah serta mengantarkan anak ke sekolah pada
pukul 07.00. Kemudian ibu membersihkan rumah, istirahat dan
menyiapkan makan siang hingga pukul 12.00. Setelah itu ibu makan
siang sampai pukul 13.00 lalu tidur hingga pukul 15.00. Kemudian ibu
membersihkan rumah hingga pukul 16.00. Pada pukul 16.00 sampai
pukul 19.00 ibu menyiapkan makan, sholat serta makan malam bersama
dengan keluarga sampai pukul 19.00. Kemudian dilanjutkan dengan
kumpul dan menonton televisi bersama keluarga hingga pukul 21.00
dan tidur pada pukul 22.00.
c. Anak
Anak dalam keluarga PNS ini adalah seorang pelajar, dimana setiap
harinya bangun pada pukul 05.00. Lalu dilanjutkan dengan sholat
subuh, bersiap berangkat sekolah serta sarapan hingga pukul 07.00.
Kemudian anak berangkat sekolah dan pulang pada pukul 13.00.
Setelah itu, anak makan siang, sholat dzuhur dan tidur hingga pukul
16.00. Anak bangun tidur lalu siap-siap pergi mengaji dan sholat
maghrib, serta makan hingga pukul 19.00. Setelah itu anak belajar dan
mengerjakan pekerjaan rumah sampai pukul 21.00 dan kemudian tidur.
6.3.5 Karakteristik Perekonomian
A. Kajian Mata Pencaharian
Kajian mata pencaharian merupakan teknik yang digunakan untuk
memfasilitasi diskusi mengenai berbagai aspek dari mata pencaharian
masyarakat yang dilakukan di dalam maupun di luar Desa Madiredo
khususnya dalam bidang ekonomi. Hasil dari kajian ini dapat bermanfaat
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-117Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
untuk mengetahui kelayakan mata pencaharian dan memunculkan ide guna
mengembangkan berbagai macam mata pencaharian. Berikut adalah kajian
mata pencaharian Desa Madiredo.
Tabel 6.30 Kajian Mata Pencaharian
No.Sumber
Daya
Tenaga kerja Pemasaran
Bahan Baku/ Hasil
Bagaimana Memulai
MasalahL P
1 Petani Apel 5 20 Batu, Blitar hingga luar pulau Jawa
Bunga tidak mekar saat musim hujan
Ingin hasil yang melimpah namun kenyataannya hasil masih kurang maksimal
Susah perawatannya karena tergantung pada musim dan ada penyakit lalat atau kutu buah
2 Petani Wortel
3 10 Pasar Agrobisnis Desa Mantung
Jika musim hujan tanaman bagus dan harganya murah namun jika kemarau tanaman kurang bagus dan harganya mahal
Melihat kecocokan lahan untuk menanam wortel
Jika hujan terus menerus, wortel bisa rusak. Jika musim kemarau pertumbuhannya kurang maksimal. Bila panen raya harga komoditas kadang anjlok
3 Petani Sawi 3 4 Pasar Agrobisnis Desa Mantung
Hasil tidak maksimal pada musim hujan
Terpengaruh dengan harga yang mahal dikala petani mengalami keberhasilan
Tanaman terkadang terkena kanker akar, bila panen raya harga sering turun atau kurang maksimal
4 Peternak Sapi
1 1 Pengepul KoperasiSusu SAE Pujon
Hasil susu maksimal saat baru melahirkan
Karena Desa Madiredo cocok di bidang komoditas Peternakan selain itu hasilnya bisa dinikmati secara langsung
Limbah yang belum bisa dimanfaatkan karena tempat yang terbatas
5 Peternak Ayam Bangkok
1 1 Penjualan Bali dan Madura
Hasil juga bagus jika perawatannya bagus
Karena hasilnya lebih banyak dari ayam kampung
-
6 Petani Padi 4 10 Persediaan Makan
Bila perawatan bagus, hasilnya juga bagus
Karena Musim untuk tanam Padi
Hama
7 Peternak Kambing
1 1 Pengepul Bila perawatannya baik, hasilnya juga baik
Perkembangan anaknya cepat, bila hari raya idul adha harganya tinggi, perawatannya mudah
Terbatasnya tempat bila terjepit atau jatuh dari tangga
Sumber : Hasil PRA, 2012
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-118Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
Apel merupakan salah satu komoditas utama yang dihasilkan di Desa
Madiredo. Satu kebun apel dimiliki oleh satu orang / keluarga yang
memiliki wewenang dalam mengelola kebun tersebut. Setiap bagian kebun
telah dibagi rata kepada masing-masing anggota keluarganya. Cara
pengelolaan kebun tersebut telah diatur oleh setiap orang yang telah diberi
hak waris. Pekerja yang ada di masing-masing kebun terdiri dari 5 orang
laki-laki dan 20 orang perempuan. Hasil dari pertanian apel ini biasanya
dipasarkan ke Batu, Blitar hingga luar Pulau Jawa. Para petani memulai
usahanya pada awalnya karena ingin hasil yang melimpah dari hasil
pertanian apel tersebut, namun kenyataannya hasilnya masih kurang
maksimal. Salah satunya dikarenakan oleh bunga tidak bisa mekar saat
musim hujan. Masalah lain dari mata pencaharian ini adalah susahnya
perawatan karena tergantung pada musim dan adanya penyakit buah
seperti lalat atau kutu buah yang menyerang hasil komoditas mereka.
Wortel adalah salah satu komoditas yang dihasilkan di Desa Madiredo.
Kurang lebih luas kebun wortel secara keseluruhan di Desa Madiredo
adalah 100 hektar. Pekerja yang ada di masing-masing kebun wortel terdiri
dari 3 orang laki-laki dan 10 orang perempuan. Awal memulai pertanian
ini adalah para petani terlebih dahulu melihat kecocokan lahan untuk
ditanami wortel. Hasil dari pertanian wortel ini biasanya dipasarkan di
pasar Agrobisnis yang ada di daerah Desa Mantung. Masalah utama
pertanian wortel ini adalah masalah musim. Jika hujan terus menerus
wortel yang dihasilkan bisa rusak. Jika musim kemarau pertumbuhan
wortelnya kurang maksimal, kadang harga komoditas juga anjlok saat
panen raya.
Sawi juga termasuk salah satu komoditas yang dihasilkan oleh Desa
Madiredo. Pekerja yang ada di masing-masing kebun sawi terdiri dari 3
orang laki-laki dan 4 orang perempuan. Para petani tertarik menanam
tanaman ini awalnya karena terpengaruh dengan harga jualnya yang
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-119Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
mahal. Hasil dari pertanian sawi ini biasanya dipasarkan di pasar
Agrobisnis yang ada di desa Mantung. Masalah utama pertanian sawi
adalah juga masalah musim, terutama pada musim hujan. Terkadang
tanaman sawi juga terkena kanker akar. Selain itu harga jual juga sering
menurun saat panen raya.
Susu termasuk salah satu komoditas utama yang dihasilkan para peternak
sapi di Desa Madiredo. Warga Desa Madiredo sebagian besar adalah
peternak sapi. Setiap usaha ternak sapi memiliki pekerja yang terdiri dari
satu orang laki-laki dan satu orang perempuan. Warga memilih beternak
sapi karena menurut mereka Desa Madiredo cocok di bidang komoditas
peternakan. Selain itu hasilnya juga bisa dinikmati secara langsung. Susu
yang bagus adalah hasil yang didapatkan ketika sapi baru melahirkan.
Hasil susu tersebut kemudian dikumpulkan di pengepul untuk kemudian
dibawa ke Koperasi Susu SAE yang berada di Pujon. Masalah untuk
peternakan sapi adalah masih banyaknya limbah yang belum bisa
dimanfaatkan dikarenakan tempat yang terbatas.
Ayam bangkok merupakan salah satu ternak yang cukup menjajikan di
Desa Madiredo. Masih sekitar beberapa orang saja yang memilih menjadi
peternak ayam Bangkok. Namun mereka mengaku hasil ternak ayam
Bangkok lebih banyak daripada ternak ayam kampung. Pekerja ternak
ayam Bangkok kebanyakan terdiri dari satu perempuan dan satu laki-laki.
Untuk hasil pemasaran, biasanya hasil ternak ayam Bangkok dikirim ke
Bali atau Madura. Saat ini, para peternak ayam Bangkok masih belum
menemukan suatu kendala dalam mengelola usahanya. Sedangkan untuk
hasil dari ternak ayam Bangkok itu tergantung dari perawatannya juga.
Jika perawatannya semakin bagus maka hasil yang didapat juga ikut
bagus.
Petani yang menanami sawahnya dengan pada Desa Madiredo padi masih
sangat sedikit. Biasanya para petani menggunakan hasil pertaniannya
sebagai persediaan makan untuk pribadi. Para pekerjanya sendiri terdiri
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-120Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
dari empat orang laki-laki dan 10 orang perempuan. Menurut para petani,
hasil taninya akan bagus apabila perawatan padinya juga bagus.
Sedangkan salah satu masalah yang paling umum dihadapi para petani
adalah adanya serangan hama.
Kambing merupakan salah satu komoditas yang dihasilkan para peternak
kambing di Desa Madiredo. Setiap usaha ternak kambing memiliki pekerja
yang terdiri dari satu orang laki-laki dan satu orang perempuan. Warga
memilih beternak kambing karena menurut mereka perkembangan anak
kambing lebih cepat. Selain itu perawatannya juga mudah. Hasil ternak
kambing biasanya dipasarkan pada pengepul untuk dijual kembali. Untuk
Masalah untuk peternakan kambing adalah masih terbatasnya tempat
kandang kambing. Jika perawatannya semakin bagus maka hasil yang
didapat juga ikut bagus.
B. Hasil Sektor
Hasil sektor Desa Madiredo Kecamatan Pujon meliputi sektor pertanian,
peternakan dan industri.
1. Pertanian
Salah satu hasil sektor di Desa Madiredo adalah sektor pertanian. Hal ini
dipengaruhi juga oleh kondisi tanah di Desa Madiredo yang tergolong
subur dan cocok untuk dijadikan lahan pertanian. Selain itu juga didukung
oleh topografi yang tinggi dan iklim yang dingin. Adapun hasil sektor
pertanian di Desa Madiredo meliputi sektor pertanian apel, wortel, sawi
dan andewe/letus.
a. Apel
Apel merupakan komoditi utama dan terbesar di Desa Madiredo, sebagian
besar masyarakat Desa Madiredo menjadikan apel ini sebagai mata
pencaharian utama. Selain itu juga tidak sedikit penduduk yang
menjadikan apel ini sebagai mata pencaharian sampingan. Hal ini
dikarenakan wilayah Desa Madiredo memiliki jenis tanah dan iklim yang
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-121Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
Penyiapan bibit dan lahan
Proses penanaman
Pemberian obat anti hama
Proses perawatan tanaman
Pengguguran daun
Pendistribusian hasil panen
Perawatan bunga
Pemeliharaan Buah
Penggarapan tanah (pengolahan)
Proses penaburan bibit
Pemberian obat anti hama
Proses perawatan tanaman
Pemberian obat (setelah 50 hari)
Setelah 3 bulan, wortel siap panen
Pendistribusian hasil panen
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
sangat sesuai untuk ditanami apel. Berikut merupakan bagan masukan
keluaran dari produksi petani apel.
Gambar 6.66 Arus Masukan Keluaran Petani ApelSumber : Hasil Survei Primer, 2012
b. Wortel
Selain apel, wortel juga termasuk dalam komoditi utama di Desa
Madiredo. Masyarakat lebih cenderung menanam wortel dibanding apel,
hal ini dikarenakan menurut pengakuan masyarakat setempat menanam
wortel lebih gampang dalam hal merawatnya. Meskipun wortel terkadang
sering mengalami kerugian akibat cuaca yang tidak menentu. Petani wortel
biasanya melakukan panen setiap 3 bulan sekali. Dalam setiap panennya, 1
kg wortel dihargai sebesar Rp. 5.500,00 dan biasanya wortel setelah panen
ini diborong ke tengkulak. Berikut merupakan skema produksi wortel.
Gambar 6.67 Arus Masukan dan Keluaran Petani Wortel Sumber : Hasil Survei Primer, 2012
c. Sawi
Sawi merupakan salah satu komoditas sektor pertanian di Desa Madiredo.
Petani sawi ini biasanya melakukan panen setiap 2 bulan sekali. Untuk
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-122Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
Penggarapan tanah
(pengolahan)
Proses penaburan bibit
Proses perawatan sayur
Pemberian obat anti hama
Setelah 2 bulan, sawi siap panen
Pendistribusian hasil panen
Penggarapan tanah (pengolahan)
Proses penyemaian bibit
Proses perawatan tanaman
PemupukanSetelah 2,5 bulan, panen
Pendistribusian hasil panen
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
penjualan hasil panen jika tidak dijual ke pasar, biasanya dijual ke
tengkulak. Harga penjualannya adalah sebesar Rp. 2.500,00/kg. Adapun
proses produksi sawi mulai dari penggarapan tanah sampai
pendistribusiannya adalah sebagai berikut:
Gambar 6.68 Arus Masukan dan Keluaran Petani Sawi Sumber : Hasil Survei Primer, 2012
d. Andewe/letus
Hasil produksi dalam sektor pertanian yang selanjutnya adalah sayur
andewe/letus. Petani sayur andewe/ letus ini panen setiap 2,5 bulan sekali.
Untuk pemasaran hasil panen/produksi adalah dijual ke tengkulak atau jika
tidak langsung dijual ke pasar. Harga penjualan produksi petani andewe ini
jika dijual ke tengkulak adalah Rp. 3.500,00/kg. Sedangkan jika dijual ke
pasar adalah Rp. 4.000,00/kg. Berikut merupakan arus masukan keluaran
dalam sektor pertanian khususnya petani andewe/letus.
Gambar 6.69 Arus Masukan dan Keluaran Petani AndeweSumber : Hasil Survei Primer, 2012
2. Peternakan
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-123Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
Bahan Baku (Apel) dari
kebun
Bahan Baku (Minyak, gula dsb) dari pasar
Proses Pengolahan
Apel
Pendistribusian Hasil Olahan Rp. 9.000,00/
bungkus
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
Selain komoditas dalam sektor pertanian, di Desa Madiredo juga terdapat
hasil dalam sektor peternakan, yang terdiri dari peternakan sapi, kambing
dan ayam. Tetapi komoditas yang lebih utama adalah peternak sapi. Hal
ini dikarenakan, di Desa Madiredo pengolahan dari susu perah sapi telah
mampu menghasilkan barang-barang produksi lainnya seperti kerupuk
susu, stik susu dan dodol susu. Sedangkan untuk peternak kambing di
Desa Madiredo cenderung mengalami impas bahkan tidak jarang juga
mengalami kerugian.
3. Industri Pengolahan Apel
Industri pengolahan apel yang menjadi sampel disini baru berjalan selama
1 tahun. Awalnya pembentukan industri pengolahan apel ini secara tidak
sengaja, karena pada awalnya tujuan pengolahan apel ini hanya untuk
konsumsi keluarga. Akan tetapi karena adanya potensi yang cukup
menjanjikan, industri pengolahan apel ini mulai terbentuk. Bahan baku
utama yang dibutuhkan adalah apel, gula, minyak goreng dan lainnya.
Untuk pemasokan apel biasanya diperoleh dari kebun apel milik pribadi.
Akan tetapi ketika tidak ada produksi apel dari kebun milik pribadi,
pemilik industri biasanya membeli dari pedagang apel lainnya. Dalam
waktu sehari jika tenaga kerja lengkap, dapat memproduksi Carang Mas
Apel sebanyak 500 bungkus dengan harga Rp. 9.000,00 per bungkus.
Untuk pemasarannya, hasil produksi berupa Carang Mas Apel ini
didistribusikan ke Batu, Surabaya bahkan Kalimantan dan beberapa kota
lainnya.
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-124Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
Gambar 6.70 Arus Masukan dan Keluaran Industri Pengolahan Apel Sumber : Hasil Survei Primer, 2012
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-125Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
Peta 6.20 Peta Persebaran Komoditas Desa Madiredo
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-126Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
Gambar 6.71 Foto Mapping Komoditas Desa Madiredo
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-127Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
C. Kajian Gender
Kajian gender untuk setiap mata pencaharian dalam setiap sektor yang
terdapat di Desa Madiredo Kecamatan Pujon Kabupaten Malang adalah seperti
pada Tabel 6.31 berikut.
Tabel 6.31 Kajian Gender Desa MadiredoKomoditas Proses Kajian Gender
Petani Wortel Penggarapan tanah
Penaburan bibit
Pemberian obat
Perawatan tanaman
Pemberian obat setelah 50 hari
Panen setelah 3 bulan
Petani Sawi Pengolahan lahan
Penaburan bibit
Perawatan sayuran
Pemberian obat pembasmi hama
Panen setelah 2 bulan
Petani Sayur Andewe (Letus) Pengolahan tanah
Penyemaian bibit
Perawatan tanaman
Pemupukan
Panen setelah 2,5 bulan
Perdagangan dan jasa Toko
Counter Pulsa
Bengkel
Warung makan
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-128Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
Komoditas Proses Kajian GenderPenjahit
Peternakan Sapi Perah Pemberian makan
Pembersihan kandang
Pemerasan susu
Pengantaran susu ke KUD
Sumber : Hasil PRA, 2012
Keterangan: = Perempuan
= Laki-laki
Berdasarkan Tabel 6.31 diatas dapat diketahui bahwa peran antara laki-laki
dan perempuan dalam kajian mata pencaharian adalah lebih didominasi oleh laki-
laki walaupun peran dari kaum perempuan juga berpengaruh. Peran laki-laki lebih
dominan daripada peran perempuan adalah pada jenis mata pencaharian petani
wortel dan peternakan sapi perah. Untuk jenis mata pencaharian dimana
perempuan lebih dominan dibandingkan dengan laki-laki yaitu petani sawi serta
perdagangan dan jasa. Sedangkan mata pencaharian petani sayur andewe/letus
perbandingan antara peran laki-laki dan perempuannya seimbang.
D. Sketsa Kebun
Sketsa kebun merupakan gambaran mengenai bagaimana pola tanam
petani penduduk Desa Madiredo. Berdasarkan hasil survei, diketahui bahwa pola
tanam petani Desa Madiredo adalah 25% pola tanam tumpang sari dan 75% pola
tanam tunggal. Gambaran pola tanam kebun sebagian besar petani Desa Madiredo
dapat dilihat pada Gambar 6.72 hingga Gambar 6.74 berikut.
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-129Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
Gambar 6.72 Sketsa Kebun Kubis Sumber : Hasil Survei Primer 2012
Berdasarkan sketsa kebun kubis di atas, dapat diketahui cara penanaman
kubis yang dilakukan oleh kebanyakan masyarakat Desa Madiredo. Jarak
penanam antar tanaman yaitu 30 cm, hal ini dilakukan agar apabila kubis sudah
tumbuh besar tidak akan mempengaruhi atau memakan tempat tumbuh kubis
lainnya.
Gambar 6.73 Sketsa Kebun Apel Sumber : Hasil Survei Primer 2012
Berdasarkan sketsa kebun apel di atas dapat diketahui cara penanaman
apel yang ada di Desa Madiredo. Pohon apel yang ditanam memiliki jarak 1m dari
pohon apel yang lain, hal ini ditujukan agar pada saat apel sudah tumbuh besar
tidak akan memakan tempat tumbuh pohon apel lainnya serta memberikkan ruang
pada tanaman.
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-130Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
Gambar 6.74 Sketsa Kebun Wortel Sumber : Hasil Survei Primer 2012
Berdasarkan sketsa kebun wortel di atas dapat diketahui cara penanaman
wortel yang ada di Desa Madiredo. Pohon wortel yang ditanam memiliki jarak 1m
dari pohon wortel yang lain, hal ini ditujukan agar pada saat wortel sudah tumbuh
besar tidak akan memakan tempat tumbuh pohon apel lainnya serta memberikkan
ruang pada tanaman.
E. Kalender Musim
Kalender musim merupakan salah satu metode yang memfasilitasi
pengkajian kegiatan-kegiatan masyarakat desa khususnya pada pola persebaran
dan waktu pertumbuhan komoditas-komoditas pertanian. Kalender musim
digunakan untuk mendeskripsikan periode-periode pertumbuhan komoditas
pertanian, mulai dari tahap pembibitan, perawatan hingga panen. Berikut adalah
kalender musim Desa Madiredo Kecamatan Pujon Kabupaten Malang.
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-131Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
Tabel 6.32 Kalender MusimNo. Komoditas Bulan (musim)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1
Apel
Pengguguran Daun
Perawatan Bunga
Pemeliharaan Buah
Panen
2
Wortel Olah Tanah, Pra Tanam dan Tabur
Benih
Penyiangan 2x (pemberantasan
Gulma + Pemberian nutrisi fase vegetatif)
Pembuahan dan
pemberian nutrisi fase generatif
Panen
Olah Tanah, Pra Tanam dan Tabur
Benih
Penyiangan 2x (pemberantasan
Gulma + Pemberian nutrisi fase vegetatif)
Pembuahan dan
pemberian nutrisi fase generatif
Panen
Olah Tanah, Pra Tanam dan Tabur
Benih
Penyiangan 2x
(pemberantasan Gulma + Pemberian nutrisi fase vegetatif)
Pembuahan dan
pemberian nutrisi fase generatif
Panen
3
Jagung Olah Tanah, Pra Tanam dan Tabur
Benih
Penyiangan 2x (pemberantasan
Gulma + Pemberian nutrisi fase vegetatif)
Pembuahan dan
pemberian nutrisi fase generatif
PanenPengelolaan Tanah dan
Tabur Benih
Perawatan dan Pemupukan
Panen untuk Pakan ternak
Ditanami komoditas lain
4
Kubis Pengelolaan Lahan (tanam
bibit dan starter Nutrisi
Perawatan Daun Panen
Pengelolaan Lahan
(tanam bibit dan starter
Nutrisi
Perawatan Daun
Panen
Pengelolaan Lahan (tanam
bibit dan starter Nutrisi
Perawatan Daun
Panen
Pengelolaan Lahan (tanam
bibit dan starter Nutrisi
Perawatan Daun
Panen
5
Sawi Pengelolaan Lahan (tanam
bibit dan starter Nutrisi
Perawatan Daun Panen
Pengelolaan Lahan
(tanam bibit dan starter
Nutrisi
Perawatan Daun
Panen
Pengelolaan Lahan (tanam
bibit dan starter Nutrisi
Perawatan Daun
Panen
Pengelolaan Lahan (tanam
bibit dan starter Nutrisi
Perawatan Daun
Panen
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-132Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
No. Komoditas Bulan (musim)1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
6
Brokoli Pengelolaan Lahan (tanam
bibit dan starter Nutrisi
Perawatan Daun Panen
Pengelolaan Lahan
(tanam bibit dan starter
Nutrisi
Perawatan Daun
Panen
Pengelolaan Lahan (tanam
bibit dan starter Nutrisi
Perawatan Daun
Panen
Pengelolaan Lahan (tanam
bibit dan starter Nutrisi
Perawatan Daun
Panen
7
Kol Bunga Pengelolaan Lahan (tanam
bibit dan starter Nutrisi
Perawatan Daun Panen
Pengelolaan Lahan
(tanam bibit dan starter
Nutrisi
Perawatan Daun
Panen
Pengelolaan Lahan (tanam
bibit dan starter Nutrisi
Perawatan Daun
Panen
Pengelolaan Lahan (tanam
bibit dan starter Nutrisi
Perawatan Daun
Panen
8
Kentang
Perawatan Vegetatif
Perawatan Generatif
Panen
Pengelolaan Lahan Pra tanam Dan penanaman
bibit + Starter Nutrisi
Perawatan Vegetatif
Perawatan Generatif
Panen
Pengelolaan Lahan Pra tanam Dan penanaman
bibit + Starter Nutrisi
Perawatan Vegetatif
Perawatan Generatif
Panen
Pengelolaan Lahan Pra tanam Dan penanaman
bibit + Starter Nutrisi
9
Tomat Pengelolaan Lahan (tanam
bibit dan starter Nutrisi
Perawatan Daun Panen
Pengelolaan Lahan
(tanam bibit dan starter
Nutrisi
Perawatan Daun
Panen
Pengelolaan Lahan (tanam
bibit dan starter Nutrisi
Perawatan Daun
Panen
Pengelolaan Lahan (tanam
bibit dan starter Nutrisi
Perawatan Daun
Panen
10
Cabe Pengelolaan Lahan (tanam
bibit dan starter Nutrisi
Perawatan Daun Panen
Pengelolaan Lahan
(tanam bibit dan starter
Nutrisi
Perawatan Daun
Panen
Pengelolaan Lahan (tanam
bibit dan starter Nutrisi
Perawatan Daun
Panen
Pengelolaan Lahan (tanam
bibit dan starter Nutrisi
Perawatan Daun
Panen
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-133Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
No. Komoditas Bulan (musim)1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
11
Sapi
Perah (pagi dan sore)
Perah (pagi dan sore)
Perah (pagi dan sore)
Perah (pagi dan sore)
Perah (pagi dan sore)
Perah (pagi dan sore)
Perah (pagi dan sore)
Perah (pagi dan sore)
Perah (pagi dan sore)
Perah (pagi dan sore)
Perah (pagi dan sore)
Perah (pagi dan sore)
Sumber: Hasil PRA, 2012
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-134Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
Berdasarkan kalender musim pada Tabel 6.32, dapat diketahui bahwa Desa
Madiredo lebih lama mengalami musim kemarau daripada musim hujan. Musim
hujan seharusnya terjadi mulai bulan Juli hingga bulan Desember, namun pada
kenyataannya pada bulan September dan Oktober di Desa Madiredo terjadi musim
pancaroba. Musim ini berpengaruh pada pada sektor pertanian yaitu wortel,
kentang, kubis, dan lain-lain. Hasil komoditas pertanian tersebut menjadi kurang
maksimal karena banyak hasil panen yang rusak.
Dalam kalender musim ini terdapat sebelas komoditas yang menjadi mata
pencaharian penduduk Desa Madiredo. Komoditas itu antara lain adalah apel,
wortel, kubis, sawi, brokoli, bunga kol, kentang, tomat, cabai dan susu sapi. Siklus
pertanian apel dimulai dari pembibitan hingga menjadi pohon dan berbuah apel
yang siap petik dibutuhkan waktu selama 6 tahun. Kemudian proses pemanenan
apel dapat dilakukan setiap hari.
Untuk susu sapi dihasilkan setiap hari yaitu pada pagi dan sore hari. Hasil
susu tersebut ditampung ke penampungan susu yang berada di setiap dusun,
kemudian disalurkan ke koperasi susu pusat, selanjutnya dari koperasi susu pusat
dikirim ke PT. Nestle untuk dijadikan susu kemasan.
F. Bagan Peringkat
Bagan peringkat digunakan untuk mengetahui komoditas unggulan di Desa
Madiredo dengan memberikan peringkat pada masing-masing komoditas.
Terdapat 5 kriteria yang digunakan dalam menilai dan menentukan komoditas
yang utama di Desa Madiredo adalah sebagai berikut:
1. Luas lahan
Luas lahan dijadikan sebagai salah satu indikator dalam penentuan
komoditas utama dikarenakan semakin luas suatu lahan pertanian maka
hasil produksi diperkirakan juga semakin besar.
a. Apabila luas lahan pertanian > 100 Ha, nilainya adalah tiga dan
dilambangkan dengan +++.
b. Apabila luas lahan pertanian berkisar antara (51-100) Ha, nilainya
adalah dua dan dilambangkan dengan ++.
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-135Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
c. Apabila luas lahan pertanian berkisar antara (0-50) Ha, nilainya adalah
satu dan dilambangkan dengan +.
2. Hasil produksi
Indikator yang kedua adalah hasil produksi yang dapat dilihat dari jumlah
hasil produksi komoditas setiap panennya.
a. Apabila hasil produksi > 200 kg/panen, nilainya adalah tiga dan
dilambangkan dengan +++.
b. Apabila hasil produksi untuk komoditas tanaman berkisar antara (101-
200) kg/panen dan hasil produksi susu (101-175) l/hari, nilainya adalah
dua dan dilambangkan dengan ++.
c. Apabila hasil produksi komoditas tanaman berkisar antara (0-100)
kg/panen dan hasil produksi susu (25-100) l/hari, nilainya adalah satu
dan dilambangkan dengan +.
3. Kualitas
Indikator yang ketiga adalah kualitas yang dilihat dari hasil produksi
komoditas tanaman yang dihasilkan.
a. Apabila kualitas tanaman hasil produksi baik, nilainya adalah tiga dan
dilambangkan dengan +++.
b. Apabila kualitas tanaman hasil produksi sedang, nilainya adalah dua
dan dilambangkan dengan ++.
c. Apabila kualitas tanaman hasil produksi buruk atau tidak baik, nilainya
adalah satu dan dilambangkan dengan +.
4. Wilayah Pemasaran
Indikator wilayah pemasaran komoditas dinilai dari jumlah dan radius
tempat pemasarannya. Hal ini dikarenakan semakin jauh wilayah
pemasaran hasil produksi menandakan bahwa hasil produksi semakin baik.
a. Apabila wilayah pemasaran berada pada radius > 60 km, nilainya
adalah tiga dan dilambangkan dengan +++.
b. Apabila wilayah pemasaran berada pada radius (31-60) km, nilainya
adalah dua dan dilambangkan dengan ++.
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-136Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
c. Apabila wilayah pemasaran berada pada radius (0-30) km, nilainya
adalah satu dan dilambangkan dengan +.
5. Keuntungan Harga Jual
Keuntungan harga jual merupakan indikator terakhir yang dapat dilihat
berdasarkan laba atau keuntungan bersih yang diperoleh dari hasil
pemasaran. Adapun indikatornya adalah sebagai berikut:
a. Apabila keuntungan harga jual > Rp.60 juta, nilainya adalah tiga dan
dilambangkan dengan +++.
b. Apabila keuntungan harga jual berkisar antara (Rp.41-Rp.60) juta,
nilainya adalah dua dan dilambangkan dengan ++.
c. Apabila keuntungan harga jual < Rp.40 juta, nilainya adalah satu dan
dilambangkan dengan +.
Apabila diantara beberapa komoditas yang jumlah terakhirnya sama, maka
untuk menentukan komoditas yang paling tinggi rankingnya adalah dilihat dari
jenis komoditi yang paling banyak dibudidayakan oleh masyarakat. Berikut
merupakan bagan peringkat komoditas Desa Madiredo.
Tabel 6.33 Bagan Peringkat Komoditas Desa Madiredo
KomoditasLuas
LahanHasil
ProduksiKualitas
Wilayah Pemasaran
Keuntungan Jumlah Peringkat
Apel +++ +++ +++ +++ ++ 14 IWortel ++ +++ +++ +++ ++ 13 II
Kol + +++ +++ +++ ++ 12 VKubis + +++ +++ +++ ++ 12 IVSusu ++ +++ +++ +++ + 12 III
Sumber : Hasil PRA 2012
Berdasarkan Tabel 6.33 mengenai bagan peringkat, diketahui bahwa
komoditas pertanian apel merupakan komoditi utama yang terdapat di Desa
Madiredo. Hal ini dikarenakan berdasarkan lima indikator penentu, jumlah
akumulatif dari komoditas apel adalah yang tertinggi.
Komoditas yang berada pada peringkat kedua adalah wortel. Hal ini
dikarenakan hasil produksinya tinggi, selain itu kualitasnya juga baik dan dengan
wilayah pemasaran yang jauh serta dengan keuntungan yang tidak sedikit juga.
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-137Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
Kemudian yang berikutnya adalah kol, kubis dan susu dengan jumlah
akumulatif yang sama. Akan tetapi setelah memperhatikan juga kebutuhan dan
komoditas yang lebih sering dibudidayakan masyarakat, komoditas dengan
peringkat ketiga, keempat dan kelima adalah produksi susu, kubis dan kol.
G. Pariwisata
Desa Madiredo adalah salah satu desa di Kecamatan Pujon Kabupaten
Malang yang memiliki potensi wisata. Desa wisata sendiri adalah suatu desa yang
memiliki potensi wisata dengan didukung oleh adanya koonsep dasar suatu desa
wisata yaitu akomodasi dan sektor wisata itu sendiri. Pengembangan dari desa
wisata harus direncanakan secara hati-hati agar dampak yang timbul dapat
dikontrol. Desa Madiredo merupakan desa dengan beberapa potensi wisata yang
belum dikembangkan secara maksimal atau bahkan belum terjamah oleh sebagian
besar masyarakat desa itu sendiri. Beberapa potensi wisata di Desa Madiredo
antara lain adalah:
1. Air Terjun Coban Sriti
a. Atraksi
Air terjun ini berada di Dusun Sumbermulyo. Wisata ini belum
dikembangkan sama sekali, masyrakat hanya memanfaatkan air terjun ini
untuk mengairi sawah dan kebun-kebun mereka sehingga di lokasi air
terjun itu sendiri aliran airnya sudah semakin sedikit. Sebenarnya, di pusat
lokasi air terjun coban sriti ini sendiri sudah tidak terdapat pancuran airnya
lagi karena sudah digunakan untuk mengairi sawah dan kebun-kebun
sekitar. Namun uniknya, pemandangan alam yang disuguhkan di tempat
wisata ini maupun selama perjalanan menuju tempat ini sangatlah
menakjubkan. Nuansa alam yang masih sejuk dan asri dengan pepohonan
yang sangat tinggi dan bebatuan alam yang menghiasi sungai-sungai di
sekitarnya, di samping itu masih sangat banyak lahan hijau berupa sawah
maupun perkebunan yang amat luas meliputi perkebunan tomat, cabai,
apel, sayur kol, wortel, seledri, kentang, stroberi, dan masih banyak lagi
kebun-kebun yang menambah keindahan lokasi ini.
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-138Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
b. Transportasi
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan, dalam hal transportasi yang
digunakan untuk menuju lokasi air terjun coban sriti sebenarnya harus
ditempuh dengan jalan kaki. Medan yang sulit dan masih banyaknya jalan
sempit yang tertutupi oleh berbagai macam tumbuhan menyebabkan tidak
dapatnya kendaraan mengakses lokasi air terjun ini. Namun, terkadang
orang-orang sekitar jika ingin menuju lokasi sekitar menggunakan sepeda
motor khusus yang bisa digunakan sampai tingkat tanjakan tertentu. Hal
tersebut hanya dapat dilakukan oleh lelaki melihat resiko yang cukup besar
dan medan yang cukup sulit. Walaupun dapat dilalui dengan menggunakan
sepeda motor khusus, pada kondisi tertentu bisa saja diharuskan untuk
berjalan kaki dan memarkir kendaraan untuk sementara. Air terjun ini
yang berada 5 km dari pusat Dusun Sumberlyo, berkaitan juga dengan
transportasi menuju lokasi yang berpotensi wisata yakni Air Terjun Coban
Sriti, aksesibilitas menuju lokasi ini juga dapat dikatakan masih rendah.
Waktu yang diperlukan untuk menempuh perjalanan menuju Coban Sriti
dari dusun terdekat adalah 4 jam dengan berjalan kaki. Jalan terbaik yang
dapat dilalui adalah jalan setapak. Selebihnya jalan yang masih tertutupi
oleh rimbunnya tanaman hutan. Lokasinya yang berada di puncak gunung
menyebabkan jalan yang harus dilalui sangat curam naik dan turunnya.
Dikarenakan Coban sriti ini merupakan kawasan yang masih jarang
terjamah oleh masyarakat umum, sering kali terlihat dan melintas hewan-
hewan hutan seperti ular, kucing hutan, dan sejenisnya yang juga menjadi
salah satu kendala untuk menuju lokasi Air Terjun Coban Sriti.
c. Promosi
Air Terjun Coban Sriti memang merupakan tempat yang berpotensi untuk
dijadikan tempat wisata karena keindahan alamnya yang sangat memukau.
Namun sayangnya masih sangat minim masyarakat luas yang
mengetahuinya. Hal tersebut dikarenakan kurangnya promosi dan
pengenalan potensi wisata ini. Masyarakat sekitar hanya sering
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-139Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
mengantarkan tamu-tamu atau pejabat pemerintah yang berkunjung
kesana. Pemerintah setempat juga sering mengunjungi tempat ini namun
sepertinya kurang adanya kepekaan terhadap potensi yang dimiliki oleh
Coban Sriti itu sendiri.
d. Informasi
Coban Sriti memanglah air terjun yang berada di Desa Madiredo tepatnya
masih masuk dalam kawasan Dusun Sumbermulyo. Berdasarkan hasil
survei primer yang didapat, masyarakat Desa Madiredo sendiri masih
banyak yang belum pernah sama sekali mengunjungi lokasi tersebut
terkecuali bagi mereka yang berladang, berkebun, dan mencari kayu bakar
di sekitar lokasi Coban Sriti. Tak heran jika yang sudah pernah
mengunjungi tempat tersebut didominasi oleh bapak-bapak. Hal itu pun
mereka lakukan jarang atau bahkan juga tidak pernah sampai ke puncak
Coban Sriti. Sedangkan ibu-ibu dan anggota masyarakat yang lain hanya
mengerti Coban Sriti berdasarkan informasi yang mereka dapat dari mulut
ke mulut saja.
e. Servis
Dikarenakan tempat-tempat yang menjadi potensi wisata belum
dikembangkan di Desa Madiredo, maka belum ada servis atau pelayanan
terkait dengan Air Terjun Coban Sriti. Tidak ada pelayanan yang spesifik
seperti tempat penginapan, tour guide atau yang sejenisnya karena
memang belum ada pengembangan sama sekali. Jika ada tamu desa atau
sejenisnya yang ingin berkunjung ke Coban Srit, maka biasanya warga
yang bersedia dan memang hafal dengan medan akan menjadi petunjuk
menuju Coban Sriti.
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-140Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
Gambar 6.75 Kondisi Air Terjun Coban SritiSumber : Hasil Survei Primer, 2012
2. Air Terjun Watu Gedek
a. Atraksi
Sama seperti Coban Sriti, air terjun ini juga belum terjamah sama sekali.
Namun terdapat perbedaan dengan Coban Sriti, Air Terjun Watu Gedek ini
airnya masih mengalir sangat deras dan sangat dingin. Air terjun ini berada
di atas Air Terjun Coban Sriti. Tak berbeda jauh dengan Coban Sriti,
pemandangan alam yang disuguhkan selama menempuh perjalanan dan
ketika berada di lokasi Watu Gedek sangatlah menakjubkan. Air terjun
yang dikelilingi oleh hutan lindung dan berada di antara tebing-tebing
yang tinggi mebuat Watu Gedek semakin indah. Masyarakat Madiredo
dengan difasilitasi pemerintah daerah memanfaatkan derasnya Air Terjun
Watu Gedek sebagai sumber air bersih yang mereka gunakan sehari-hari
melalui sistem perpipaan dan tergabung dalam satuan HIPAM yakni
Himpunan Masyarakat Pemakai Air Minum dengan biaya abonemen yang
relatif rendah dan terjangkau setiap bulannya.
b. Transportasi
Lokasi Watu Gedek yang memang berdekatan dengan Coban Sriti
menyebabkan sarana mengenai transportasi untuk mencapai lokasi tidak
jauh berbeda. Tidak dapat dilalui oleh kendaraan kecuali sepeda motor
khusus dan itu pun tidak menjamin sepeda dapat mencapai pusat lokasi
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-141Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
Watu Gedek, apalagi jika hujan turun, kendaraan sama sekali tidak dapat
menjangkau lokasi Watu Gedek. Begitupun dengan pejalan kaki harus
sangar berhati-hati karena medan yang dilalui banyak bebatuan gunung
yang tinggi dan tajam karena lokasinya lebih puncak lagi daripada Coban
Sriti. Air Terjun Watu Gedek ini juga berada di Dusun Sumbermulyo,
sama seperti Coban Sriti, air terjun ini juga belum terjamah sama sekali.
Berada sekitar 7 km dari Coban Sriti dan untuk mencapai lokasi ini tingkat
aksesibilitasnya juga masih sangat rendah. Jalan yang harus ditempuh
lebih menanjak dan harus melalui tanaman-tanaman semak yang cukup
tinggi. Bebatuan gunung yang besar dan tajam membuat perjalanan yang
kita tempuh untuk mencapai pusat lokasi cukup beresiko. Jika melakukan
perjalanan di saat hujan turun, harus lebih ekstra berhati-hati karena medan
yang ditempuh menjadi sangat licin dan sebagian tanahnya menjadi mudah
longsor.
c. Promosi
Mayoritas potensi wisata yang ada di Desa Madiredo memang belum
pernah dipromosikan dengan baik kepada masyarakat luas. Masyarakat
Madiredo sendiri masih banyak yang belum mengetahui tentang lokasi
yang berpotensi menjadi tempat wisata di daerah mereka. Masyarakat
memang mengalami kesulitan untuk mempromosikan daerah mereka
karena memang potensi wisata yang ada belum dikembangkan. Sebagian
warga Desa Madiredo terkadang menjadi penunjuk jalan jika ada tamu luar
seperti mahasiswa yang sedang praktek atau pemerintah setempat yang
ingin melakukan penelitian sambil memperkenalkan Air Terjun Watu
Gedek yang juga menjadi sumber HIPAM di desa mereka.
d. Informasi
Informasi mengenai keberadaan Air Terjun Watu Gedek sudah cukup
tersebar luas di kalangan masyarakat Madiredo, hanya saja mayoritas dari
mereka belum ada yang pernah mengunjungi lokasi tersebut dikarenakan
memang medannya yang sangat susah. Hanya orang-orang yang berladang
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-142Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
dan berkebun yang sering melewati jalan menuju Watu Gedek, dan hanya
beberapa saja yang pernah sampai pada puncak Watu Gedek.
e. Servis
Sama seperti Coban Sriti dan lokasinya pun juga berdekatan, belum ada
servis yang spesifik untuk melayani wisatawan yang mungkin ingin
mengunjungi Air Terjun Watu Gedek. Namun sejauh ini masih belum ada
wisatawan khusus yang berkunjung ke Watu Gedek, selain pemerintah
setempat atau kelompok-kelompok yang ingin melakukan observasi atau
penelitian.
Gambar 6.76 Kondisi Air Terjun Watu Gedek Sumber : Hasil Survei Primer, 2012
3. Telaga Madiredo
a. Atraksi
Telaga Madiredo ini merupakan telaga alami kecil yang berukuran 25m x
15m dengan kedalaman kurang lebih 1 m. Telaga ini memang berpotensi
menjadi lokasi wisata karena memang lingkungannya yang masih alami
dan dikelilingi oleh hutan serta sawah yang membentang luas.
Dikarenakan lokasi telaga ini dekat dengan permukiman penduduk dan
belum ada pengembangan, maka masyrakat sekitar sering memanfaatkan
aliran air telaga ini untuk mencuci pakaian. Sedangkan anak-anak kecil
sering memanfaatkan telaga ini untuk bermain dan berenang bersama di
pagi dan siang hari. Belum ada sarana penunjang yang berada di sekitar
telag ini, hanya sebuah ruang ganti sederhana yang biasa digunakan oleh
anak-anak setelah bermain di telaga.
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-143Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
b. Transportasi
Telaga yang berada di Dusun Leboh ini sebenarnya sudah bisa dilalui
akses kendaraan untuk menuju lokasinya. Hanya saja, sekitar 800m
sebelum lokasi, kita harus berjalan kaki karena lebar jalan yang sangat
minim dan licin. Berada di tengah-tengah Dusun Leboh membuat telaga
ini memiliki tingkat aksesibilitas yang cukup mudah karena memang untuk
mencapai lokasi ini jalan di sekitarnya sudah berupa aspal. Mobil pun
dapat melewati jalan menuju Telaga Madiredo ini. Namun sekitar 800m
dari telaga kita harus berjalan kaki karena lebar jalan yang sangat sempit
dan licin.
c. Promosi
Karena telaga ini sudah merupakan bagian dari masyarakat dan sering
dimanfaatkan oleh mereka dalam kehidupan sehari-hari, maka mereka
tidak begitu peka bahwa sebenarnya Telaga Madiredo berpotensi untuk
dijadikan tempat wisata sehingga mereka tidak pernah memperkenalkan
telaga ini kepada para tamu desa atau pengunjung Desa Madiredo.
d. Informasi
Dapat dikatakan bahwa Telaga Madiredo ini sudah dekat dengan
masyarakat, sudah sering dilalui oleh masyarakat. Sehingga secara
otomatis, informasi mengenai keberadaan Telaga Madiredo ini sudah
menyebar ke seluruh pelosok Desa Madiredo dan mereka pun sebagian
besar sudah pernah bahkan sering mengunjungi telaga ini.
e. Servis
Telaga Madiredo juga sama seperti Coban Sriti dan Watu Gedek, belum
ada pelayanan khusus. Hanya ada satu ruang ganti dan kondisinya pun
tidak layak digunakan sebagai tempat ganti. Masyarakat sekitar biasanya
yang menunjukkan jalan dan arah untuk menuju lokasi ini.
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-144Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
Gambar 6.77 Kondisi Telaga MadiredoSumber : Hasil Survei Primer, 2012
4. Petik Apel
a. Atraksi
Potensi wisata petik apel ini sebenarnya merupakan potensi wisata yang
berada di hampir semua dusun di Desa Madiredo karena mayoritas
masyarakatnya memiliki kebun apel dan juga bekerja sebagai petani apel.
Lokasi petik apel yang paling mendominasi berada di Dusun Bengkaras.
Hanya saja belum ada fasilitator yang bekerja sama untuk
mengembangkan wisata petik apel yang merupakan ciri khas Desa
Madiredo tersebut. Jika dapat dikembangkan dengan baik, wisata petik
apel ini menyuguhkan wahana petik apel langsung dari kebun oleh para
pengunjungnya sendiri dan dapat langsung dinikmati. Kita juga dapat
menyaksikan bagaimana petani apel memanen hasil berupa apel,
menimbang, serta mengangkutnya ke truk untuk didistribusikan ke
berbagai kota dan daerah sekitar.
b. Transportasi
Berbicara mengenai tranportasi yang menunjang untuk menuju lokasi
petik apel ini sangatlah mudah dibandingkan dengan lokasi-lokasi lain
yang sudah dijelaskan di atas. Kebun apel yang berada di hampir seluruh
wilayah Desa Madiredo dan lokasi yang mudah dijangkau membuat semua
kendaraan bisa menuju lokasi. Akan tetapi untuk menuju kebunnya,
mayoritas kita harus berjalan kaki sedikit kurang lebih 100m. Dengan
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-145Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
adanya kemudahan transportasi yang dapat menjangkau lokasi petik apel,
maka sudah dapat dipastikan bahwa tingkat aksesibiltasnya mudah. Jalan
menuju lokasi petik apel sudah dengan menggunakan perkerasan aspal,
kecuali jalan setapak menuju pusat lokasi yang harus dengan berjalan kaki
masih menggunakan perkerasan tanah dan sebagiannya menggunakan
perkerasan makadam.
c. Promosi
Pada tahun 2010-2011 diadakan pembangunan akses jalan aspal di Dusun
Leboh sekaligus peresmian agrowisata petik apel. Namun, karena
kurangnya strategi pengembangan yang baik, wisata petik apel ini menjadi
kurang optimal, tidak ada pengunjung yang datang.
d. Informasi
Kebun apel yang mendominasi wilayah perkebunan Desa Madiredo
mayoritas status kepemilikannya adalah milik mereka pribadi, tidak ada
yang milik pemerintah. Petik apel juga merupakan ciri khas yang dimiliki
oleh Desa Madiredo, sehingga sudah dapat dipastikan bahwa 100%
masyarakat Madiredo mengetahui tentang potensi petik apel ini.
e. Servis
Komoditas apel yang menjadi ciri khas pertanian Desa Madiredo membuat
kebun apel yang ada menjadi perhatian bagi sebagian besar masyarakat
luas. Sudah lumayan banyak pengunjung baik itu pemerintah maupun
wisatawan yang memang bertujuan untuk berlibur, memilih wisata petik
apel. Biasanya pemilik kebun akan menjadi tour guide atau pemandu
wisata di dalam kebun apel. Mereka akan menjelaskan pada pengunjung
mengenai proses penanaman hingga distribusi hasil panen apel.
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-146Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
Gambar 6.78 Hasil Produksi Kebun Apel Sumber : Hasil Survei Primer, 2012
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-147Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
Peta 6.21 Peta Eksisting Persebaran Wisata Desa Madiredo
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-148Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
Gambar 6.79 Foto Mapping Persebaran Wisata Desa Madiredo
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-149Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
Kepala Desa
Sekretaris
Kasun LeboKasun Bengkaras
Kasi Kesejahteraan RakyatKasi PembangunanKasi PemerintahanKasi Umum
BPD
Kasun Ndelik Kasun Sobo Kasun Sumbermulyo
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
6.3.6 Karakteristik Kelembagaan
Kelembagaan di Desa Madiredo terdiri dari lembaga formal dan lembaga
non formal. Lembaga formal merupakan lembaga yang berperan aktif dalam
aktivitas masyarakat secara langsung. Lembaga formal di Desa Madiredo terdiri
dari Lembaga Pemerintahan dan Lembaga Kemasyarakatan (PKK,LPMD,dan
BPD). Lembaga Non Formal di Desa Madiredo terdiri dari Lembaga
Kemasyarakatan (Karang taruna, PKK, Gapoktan, dan Ormas). Penjelasan dari
masing-masing lembaga sebagai berikut:
A. Lembaga Formal
Lembaga formal yang terdapat di Desa Madiredo salah satunya adalah
perangkat desa. Perangkat desa atau aparatur desa adalah badan penyelenggaraan
urusan pemerintahan oleh pemerintah desa dan badan permusyawaratan desa
dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat dengan
berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam
sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pemerintah desa
adalah kepala desa dan perangkat desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan
desa. Badan Perwakilan Desa merupakan lembaga yang berposisi sebagai
perwakilan masyarakat desa. Adapun struktur organisasi dari Desa Madiredo
adalah seperti pada Gambar 6.80.
Gambar 6.80 Struktur Organisasi Desa Madiredo Sumber : Hasil Survei Primer 2012
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-150Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
1. Perangkat Desa
Perangkat desa di Desa Madiredo berjumlah 10 orang dengan masa jabatan
5 tahun sedangkan Kepala desa menjabat 5 tahun (1 periode) dengan
dipilih langsung oleh masyarakat.
a. Kepala Desa
Memimpin dan menjalan kan pemerintahan desa yang merupakan tugas
dari kepala pemerintahan dalam struktur pemerintahan desa. Dipilih
langsung oleh masyarakat selama 5 tahun dan hanya dapat menjabat
selama 2 periode.
b. Kepala Seksi Pemerintahan
Menjalankan dan Mengawasi aktivitas Pemerintahan sesuai aturan yang
berlaku.
c. Kepala Seksi Pembangunan
Menjalankan dan Mengawasi aktivitas Pembangunan yang sedang atau
sudah berjalan.
d. Kepala Seksi Kesejahteraan Rakyat
Mengurusi tentang kesejahteraan masyarakat yang ada di Desa
Madiredo. Masyarakat yang menerima Raskin diatur oleh seksi
kesejahteraan Rakyat.
e. Kepala Seksi Umum
Mengurusi dan menjalankan administrasi Pemerintahan desa.
f. Staf Pemerintahan Desa
Menjalankan aktivitas Pemerintahan desa sesuai dengan bagian masing-
masing bidang.
2. BPD
Merupakan lembaga perwakilan desa yang diangkat/diusulkan. BPD
berkedudukan sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa. BPD
berfungsi menetapkan peraturan desa bersama kepala desa dan
menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat.
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-151Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
3. PKK
Membantu Pemerintah Desa/Lurah dan merupakan mitra dalam
pemberdayaan dan peningkatan kesejahteraan keluarga.
4. LPMD
Menyusun rencana pembangunan secara partisipatif, menggerakkan
swadaya gotong royong masyarakat, melaksanakan dan mengendalikan
pembangunan.
5. BUMD
Merupakan lembaga yang mengurusi kegiatan air bersih. BUMD milik
Desa Madiredo bernama TIRTA NIRWANA.
B. Lembaga Non Formal
1. Karang Taruna
Menanggulangi berbagai masalah kesejahteraan sosial terutama yang
dihadapi generasi muda, baik yang bersifat preventif, rehabilitatif, maupun
pengembangan potensi generasi muda di lingkungannya.
2. PKK
Menggali, menggerakan dan mengembangkan potensi masyarakat,
khususnya keluarga untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga sesuai
dengan kebijaksanaan yang telah ditetapkan.
3. Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani)
Peran dari gapoktan ini adalah dalam hal mengambil keputusan untuk
menentukan pengembangan produksi usaha tani yang menguntungkan
berdasarkan informasi yang tersedia.
4. Lembaga Adat
Lembaga adat ini bertugas dalam hal mengawasi atau menjalankan adat
istiadat yang ada di Desa Madiredo.
C. Keterkaitan Antar Lembaga
Keterkaitan antar lemabaga disini menggambarkan seperti apa hubungan
antara setiap lemabaga yang ada di Desa Madiredo. Keterkaitan antar lembaga ini
juga berfungsi untuk mengetahui lembaga apa yang paling berperan dalam
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-152Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
kehidupan masyarakat sekitar. Adapun bentuk keterkaitan antar setiap lembaga
digambarkan pada Gambar 6.81 berikut.
Gambar 6.81 Diagram Venn Sumber : Hasil PRA, 2012
Berdasarkan diagram tersebut diketahui bahwa masyarakat merupakan
subyek yang paling berpengaruh terhadap lembaga-lembaga yang ada di Desa
Madiredo. Seperti contoh gapoktan merupakan lembaga kelompok tani yang
merupakan sumber informasi tentang pertanian. Masyarakat Desa Madiredo yang
sebagian besar merupakan petani pasti sangat membutuhkan informasi tentang
bagaimana cara menanam, mengolah dan seperti apa harga di pasaran.
Keberadaan sebuah lembaga seperti gapoktan ini sangat membantu masyarakat
untuk meningkatkan hasil produksi dan perekonomian.
Selain itu, kelembagaan BPD merupakan wadah untuk masyarakat yang
ada di Desa Madiredo untuk menuangkan semua aspirasi dan pendapatnya
sehingga permasalahan kemasyarakatan akan disalurkan kepada pemerintah desa
melalui BPD. BPD dapat mengusulkan pemberhentian kepala desa apabila
mayoritas masyarakat meminta. Oleh karena itu keberadaan BPD ditengah
masyarakat menjadi wadah atau wakil masyarakat dalam Pemerintahan Desa.
PKK mempunyai hubungan langsung dengan masyrakat karena PKK
mampu memberdayakan masyarakat perempuan. Interaksi PKK dengan ibu-ibu
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-153Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
Masyarakat
Gapoktan
BPD
HIPPAMPERANGKAT
DESA
PKK
Karang Taruna
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
disalurkan melalui kegiatan rutin seperti pertemuan yang diadakan setiap bulan
sekali, penyuluhan kesehatan, posyandu,dan penyuluhan keterampilan.
HIPPAM mempunyai interaksi langsung dengan masyrakat mengenai
pembagian air bersih. Pengelolaan air bersih dilakukan secara mandiri. Hal ini
tentu saja membutuhkan aspirasi masyrakat. Interaksi inilah yang sangat
berpengaruh kepada masyarakat.
Karang taruna yang berada di Desa Madiredo mampu menampung
pemuda-pemuda untuk ikut andil dalam pembangunan desa tetapi belum
sepenuhnya karang taruna yang berada di Desa Madiredo berpengaruh dan
berjalan sesuai dengan tujuan.
Perangkat atau aparatur desa memegang peran yang sangat besar bagi
masyarakat setempat. Berbagai urusan warga secara otomatis akan berkaitan
dengan perangkat desa, khususnya seperti untuk kepentingan administrasi,
pengurusan KTP, akta kelahiran, surat-menyurat dan lain sebagainya.
6.3.7 Potensi dan Masalah
A. Potensi
Potensi merupakan suatu keadaan yang terdapat pada suatu daerah dimana
keadaan tersebut dapat dikembangkan, sehingga dapat memberikan manfaat bagi
masyarakat dan terhadap daerah itu sendiri. Desa Madiredo memiliki banyak
potensi yang dapat dikembangkan, baik potensi fisik maupun non fisik. Potensi-
potensi tersebut dapat dikembangkan dengan baik sehingga dapat memberikan
manfaat bagi masyarakat Desa Madiredo. Potensi yang ada di Desa Madiredo
antara lain berupa potensi alam, potensi ekonomi, potensi sosial budaya, dan
potensi kelembagaan.
1. Potensi Alam
Potensi alam merupakan suatu potensi fisik dasar yang dimiliki suatu
wilayah atau kawasan. Potensi-potensi alam yang dimiliki Desa Madiredo,
antara lain:
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-154Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
a. Kondisi tanah yang subur
Kondisi tanah di Desa Madiredo termasuk tanah yang subur sehingga baik
digunakan untuk lahan pertanian. Sebagian besar tanah di Desa Madiredo
digunakan sebagai lahan pertanian, sehingga dapat meningkatkan produksi
pertanian yang ada. Tanaman-tanaman pertanian seperti apel, kubis,
wortel, kentang, salad dan besai dapat berkembang dengan baik sehingga
sebagian besar pendapatan masyarakat desa diperoleh dari sektor
pertanian. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi tanah yang subur di Desa
Madiredo dapat membuka peluang sebagai salah satu kawasan sentra
produksi pertanian.
b. Perkebunan apel
Kekayaan alam yang dimiliki oleh Desa Madiredo sebagian besar adalah
tanaman apel. Sebagian besar luas wilayah Desa Madiredo terdiri dari
lahan pertanian, sehingga mayoritas lahan pertanian ditanami tanaman
apel. Tanaman apel yang ada di Desa Madiredo memiliki kualitas yang
baik.
c. Mata Air
Desa Madiredo memiliki sumber mata air yang tidak pernah kering
meskipun saat musim kemarau dan dimanfaatkan warga Desa Madiredo
untuk pengairan sawah di seluruh desa Madiredo. Namun masyarakat Desa
Madiredo juga memafaatkan mata air tersebut sebagai kebutuhan rumah
mereka dengan sistem pipanisasi dari sumber air terjun coban sriti dan
coban sehingga sumber mata air tersebut dapat menjadi potensi sumber air
bersih bagi masyarakat Desa Kunglumpang.
2. Potensi ekonomi
Potensi ekonomi merupakan potensi yang dimiliki penduduk desa dari
hasil sektor matapencaharian. Potensi ekonomi yang terdapat di Desa
Madiredo yaitu sebagai berikut.
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-155Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
a. Komoditas pertanian
Sebagai desa yang memiliki kekayaan alam melimpah berupa hasil
pertanian, Desa Madiredo dapat meningkatkan perekonomian masyarakat
serta mengurangi pengangguran yang ada. Komoditas pertanian yang ada
di Desa Madiredo meliputi apel, kubis, wortel, kentang, salad dan besai.
Komoditas-komoditas tersebut dipasarkan di pasar-pasar terdekat sehingga
untuk penyaluran hasil-hasil produksi pertanian tidak membutuhkan biaya
yang lebih untuk transportasi. Dari hasil penjualan komoditas tersebut
sebagian digunakan sebagai kebutuhan pangan rumah tangga dan sebagian
dikonsumsi sendiri oleh masyarakat.
b. Komoditas peternakan
Desa Madiredo yang memiliki kekayaan alam melimpah juga memiliki
berupa jasa peternakan, Desa Madiredo dapat meningkatkan perekonomian
masyarakat serta mengurangi pengangguran yang ada. Komoditas
peternakan yang ada di Desa Madiredo berfungsi sebagai jasa pemerah
susu sapi dan pengumpul susu. Komoditas-komoditas tersebut juga
dipasarakan di pasar-pasar terdekat dan jauh. Dari hasil penjualan
komoditas tersebut sebagian digunakan sebagai kebutuhan pangan rumah
tangga dan sebagian dikonsumsi sendiri ole h masyarakat.
3. Potensi pariwisata
Potensi pariwisata yang terdapat di Desa Madiredo yaitu sebagai berikut:
a. Coban Watugedek
Lokasi air terjun Coban Watugedek berada di atas perbukitan dan
dikelilingi areal persawahan dan perhutanan dan juga bisa berpotensi
sebagai wisata tracking menuju lokasi CobanWatugedek.
b. Telaga Madiredo
Lokasi pariwisata telaga Madiredo berada di Dusun Lebo. Telaga
Madiredo berada di atas perbukitan dan dikelilingi area persawahan.
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-156Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
4. Potensi Kelembagaan
Potensi kelembagaan yang terdapat di Desa Madiredo yaitu sebagai
berikut:
a. Pemerintahan yang periodik
Sistem pemerintahan di Desa Madiredo merupakan sistem Kades (Kepala
Desa) dimana yang memimpin sistem pemerintahan desa ini adalah
seorang kepala Desa. Sistem pemerintahan yang sekarang telah menganut
sistem periodik, dimana setiap 6 tahun sekali kepengurusan akan dipilih
lagi kepala Desa dan perangkat desa yang baru. Hal ini menimbulkan
stabilitas politik di tatanan kelembagaan desa, sebab kepala desa yang
menjabat sampai jangka waktu 6 tahun.
B. Masalah
1. Tanah
Kondisi tanah di Desa Madiredo tergolong baik, namun menjadi rusak jika
para petani menggunakan pupuk kimia yang berlebihan, yang otomatis
dapat merusak kondisi dari tanah tersebut.
2. Perkebunan Apel
a. Pada musim hujan bunga sulit menjadi buah, namun di musim kemarau
pun tidak bisa menjadi jaminan bunga bisa menjadi buah karena ada cabuk
drip (hama yang menghisap putik bunga) yang bersarang didalam bunga.
b. Selain faktor cuaca, ada juga masalah lain yang mempengaruhi hasil dari
perkebunan apel, yaitu masalah hama yang hingga sekarang para petani
apel tersebut masih belum menemukan obat apa yang cocok untuk
membasmi hama tersebut.
3. Pertanian
a. Sebagian lahan pertanian yang ada di Desa Madiredo ialah milik
masyarakat Kota Batu. Sebagian masyarakat Desa Madiredo ialah menjadi
buruh tani.
b. Tidak adanya koordinasi dalam penjualan hasil panen
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-157Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
c. Alat penunjang pertanian yang kurang lengkap, sehingga petani harus
menyewa alat-alat pertanian.
4. Kelembagaan
a. Kontrol lembaga pemerintahan
Suatu lembaga pemerintahan haruslah memiliki system control yang baik
agar selalu seimbang serta sesuai dengan hak, fungsi serta tugas dari
seperangkat system kelembagaan. Kontrol yang baik akan dapat
memberikan stabilitas kelembagaan yang baik. Desa Madiredo memiliki
struktur pemerintahan yang sudah baik. Desa Madiredo di pimpin oleh
seorang Kepala Desa yang memiliki masa jabatan seusai periode yang
telah ditentukan. Untuk mengontrol kinerja Kepala Desa dibentuk Badan
Permusyawaratan Desa (BPD). BPD ini mempunyai fungsi kontrol
terhadap kelembagaan Desa yang dipimpin oleh seorang kepala desa.
Hubungan antar BPD dan struktur pemerintahan desa adalah kordinatif,
hal ini yang menjadi kelemahan dalam mengontrol kinerja perangkat desa.
Hubungan kordinatif menyebabkan BPD hanya berwenang memberikan
masukan serta pertimbangan bagi perangkat desa dan tidak berwenang
untuk menindak tegas perangkat desa jika dinilai tidak lagi sesuai dengan
hak, fungsi, serta kewajiban perangkat desa. Fungsi kontrol dari BPD
melemah karena kewenangannya, yang hanya bisa memberikan masukan
dan pertimbangan kepada perangkat desa system kontrol yang lemah ini
dapat menyebabkan ketidakstabilan dalam pemerintahan desa.
b. Kepekaan pemerintah desa
Pemerintah merupakan payung masyarakat, yang mengayomi, mewadahi
serta memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat. Pemerintah
harus peka terhadap kebutuhan-kebutuhan yang masyarakat inginkan.
Pemerintah Desa Pujon belum begitu peka terhadap permasalahan-
permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat, seperti keterbelakangan
pendidikan, ekonomi dan sosial. Pemerintah haruslah peka terhadap
masyarakat agar dapat mengayomi segala kepentingan dan dapat
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-158Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
memenuhi kebutuhan dari masyarakat. Pemerintah Desa Madiredo belum
peka terhadap permasalahan yang timbul dan bekembang dimasyarakat,
seperti prasarana jalan yang masih buruk dan pembangunan yang belum
merata. Untuk meningkatkan dan mengembangkan potensi desa perlu
adanya pemerintah yang tanggap dan peka terhadap aspirasi serta
kebutuhan masyarakat. Pemerinah Desa harus menjadi pelayanan
masyakarat bukan sebagai penguasa masyarakat.
c. Kelompok tani kurang berkoordinasi dan berfungsi secara optimal
d. Karang taruna hanya berfungsi saat hari-hari penting saja
5. Pemerintahan Periodik
a. Calonnya bukan berasal dari aspirasi masyarakat, melainkan berasal dari
kerabat pejabat yang sudah menjabat, sehingga tidak ada terobosan baru
dalam pembangunan desa, melainkan hanya meneruskan proyek
pembangunan yang telah ada (yang lama).
b. Masyarakat malas untuk berfikir dalam mencari calon-calon baru, hanya
memilih calon yang sudah ada. Padahal calon lain mungkin lebih
berpotensi.
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-159Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
Gambar 6.82 Foto Mapping Potensi dan Masalah Dusun Bengkaras
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-160Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
Gambar 6.83 Foto Mapping Potensi dan Masalah Dusun Sobo
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-161Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
Gambar 6.84 Potensi dan Masalah Dusun Lebo
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-162Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
Gambar 6.85 Potensi dan Masalah Dusun Delik
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-163Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
Gambar 6.86 Potensi dan Masalah Dusun Sumbermulyo
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-164Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
6.4 Kegiatan PRA
6.4.1 Stakeholder dalam PRA
Kegiatan Participatory Rural Appraisal atau yang biasanya disingkat PRA
ini merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk melihat dan melakukan
diskusi bersama dengan warga desa yang bersangkutan dengan harapan dalam
proses diskusi dapat terbentuk suatu komunikasi yang baik sehingga masyarakat
dapat memberikan bentuk partisipasinya dalam bentuk aspirasi dan pendapat.
Kegiatan PRA ini melibatkan beberapa stakeholder, diantaranya yaitu:
1. Perangkat desa
2. Kelompok tani
3. Tokoh masyarakat
4. Kelompok PKK
6.4.2 Pelaksanaan Kegiatan PRA
Untuk memperoleh data primer yang lebih lengkap, selain melalui survei
lapangan juga dilakukan dengan cara pendekatan langsung kepada masyarakat
desa melalui kegiatan PRA secara semiformal. Kegiatan PRA Desa Madiredo ini
mengundang beberapa tokoh masyarakat, perangkat desa, serta kelompok
masyarakat yang dilaksanakan Balai Desa Madiredo yang terletak di Dusun
Bengkaras. Pemilihan lokasi di Balai Desa selain dikarenakan lokasinya yang
mudah diakses dan strategis, masyarakat juga biasanya melakukan kegiatan-
kegiatan yang berhubungan dengan pemerintahan desa di Balai Desa.
Kegiatan PRA ini dilaksanakan pada tanggal 18 Oktober 2012 dengan
tujuan untuk mengetahui aspirasi masyarakat, serta dengan harapan mampu
mendapatkan suatu hasil yang dapat menyatukan pendapat dari setiap kalangan
masyarakat untuk mengkaji potensi dan masalah yang ada di Desa Madiredo.
Sumber data yang diperoleh dari kegiatan PRA ini berasal dari beberapa tokoh
masyarakat, perangkat desa, serta kelompok masyarakat yang diundang pada
kegiatan PRA tersebut. Pada kegiatan PRA di Desa Madiredo tersebut, dilakukan
penyusunan mengenai beberapa alat-alat PRA seperti penyusunan peta
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-165Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
administrasi, bagan kecenderungan, akar masalah, arus masukan keluaran, kajian
mata pencaharian, kalender musim, bagan peringkat dan diagram venn
6.4.3 Hasil PRA
A. Peta Administrasi
Peta adminstratif merupakan salah satu alat yang digunakan dalam PRA
Desa Madiredo Kecamatan Pujon Kabupaten Malang. Peta adminstratif digunakan
untuk menggambarkan kondisi Desa Madiredo. Dari peta administratif
tersebut,dapat diketahui persebaran beberapa jaringan, seperti jaringan jalan dan
irigasi. Batas-batas administratif Desa Madiredo seperti batas desa dan batas
dusun, penambahan jalan, penambahan persil dan aliran sungai juga dapat
digambarkan melalui peta adminstratif ini.
B. Bagan Kecenderungan
Bagan Kecenderungan merupakan suatu alat yang digunakan saat PRA
dengan tujuan untuk menggambarkan perubahan berbagai keadaan, kejadian serta
kegiatan masyarakat Desa Madiredo dari waktu ke waktu. Melalui bagan
kecenderungan ini, didapat informasi mengenai perkembangan ketersediaan
sarana-prasarana,perubahan kondisi fisik sosial, ekonomi, dan kelembagaan desa
dari tahun ke tahun, serta mengenai berbagai macam sejarah mengenai Desa
Madiredo.
Gambar 6.87 Bagan Kecenderungan Desa Madiredo Sumber : Hasil PRA, 2012
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-166Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
C. Akar Masalah
Akar masalah ini digunakan bertujuan untuk mengetahui masalah pokok
yang terdapat di Desa Madiredo yang belum dapat terselesaikan sehingga
nantinya dengan mengetahui masalah pokok tersebut, akan muncul solusi agar
dapat menyelesaikan masalah pokok di Desa Madiredo. Berikut merupakan hasil
PRA mengenai pencarian akar masalah di Desa Madiredo.
Gambar 6.88 Akar Masalah Desa MadiredoSumber : Hasil PRA, 2012
D. Arus Pemasukan dan Pengeluaran
Bagan arus masukan dan keluaran merupakan salah satu teknik PRA yang
digunakan untuk mengkaji sistem-sistem yang ada di masyarakat Desa Madiredo
yang dari bagan itu sendiri akan terihat kebih rinci bagaimana setiap bagian itu
saling mempengaruhi. Sistem itu digambarkan ke dalam bagan yang
memperlihatkan bagian-bagian dalam sistem, yaitu: masukan (input) dan keluaran
(output) serta hubungan antara bagian-bagian dalam sistem itu.
Input meliputi sumber daya yang membuat sistem berjalan dengan baik.
Sedangkan output adalah manfaat atau hasil yang diperoleh dari pengolahan
sumber daya tersebut. Sistem masukan dan keluaran sektor pertanian maupun
sektor peternakan yang terdapat di desa Madiredo seperti pada Gambar 6.89
berikut.
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-167Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
(a) (b)
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
Gambar 6.89 Arus Masukan Keluaran Desa Madiredo di Bidang Pertanian (a) dan Peternakan (b)
Sumber : Hasil PRA, 2012
E. Kajian Mata Pencaharian
Kajian mata pencaharian dalam PRA digunakan untuk menjadi alat diskusi
mengenai berbagai macam mata pencaharian masyarakat di Desa Madiredo. Dari
kajian mata pencaharian ini, dapat diketahui bahwa penghasilan masyarakat Desa
Madiredo paling banyak berasal dari apel, ternak sapi dan sayuran. Selain itu juga
ada masyarakat yang berpenghasilan berasal dari ternak kambing akan tetapi
masih minoritas dan tidak terlalu signifikan bagi Desa Madiredo.
Gambar 6.90 Kajian Mata Pencaharian Desa MadiredoSumber : Hasil PRA, 2012
F. Kalender Musim
Alat PRA kalender musim ini digunakan untuk mengetahui proses-proses
penananaman, waktu penanaman hingga panen dari hasil sektor pertanian di Desa
Madiredo.
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-168Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
Jika dilihat dari hasil panen, komoditas utama yang ada di Desa Madiredo
adalah apel dan sayuran. Masa panen apel di desa ini yaitu setiap hari dan untuk
masa panen sayuran seperti wortel dan kubis di desa ini yaitu 3 kali panen dalam
satu tahun yaitu pada bulan Januari, Mei, dan September.
Gambar 6.91 Kalender Musim Desa Madiredo Sumber : Hasil PRA, 2012
G. Bagan Peringkat
Bagan peringkat merupakan salah satu alat yang dilakukan dalam kegiatan
PRA. Bagan peringkat ini dibuat untuk mengetahui komoditas utama terkait mata
pencaharian di Desa Madiredo. Komoditas yang dimasukkan adalah apel, kol,
wortel, kubis, peternakan sapi perah. Variabel yang dimasukkan adalah hasil
produksi, luas lahan, kualitas, wilayah pemasaran, keuntungan dan jumlah serta
peringkat apabila sudah diketahui hasil analisis setiap variabel.
Gambar 6.92 Bagan Peringkat Desa Madiredo Sumber : Hasil PRA 2012
H. Diagram Venn
Diagram venn adalah salah satu alat yang dilaksanakan dalam kegiatan
PRA. Diagram venn merupakan alat untuk mendeskripsikan tentang analisis
kelembagaan, baik formal maupun informal yang berada di Desa Madiredo.
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-169Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
Lembaga formal yang ada adalah Pemerintahan Desa, BPD, LPMD, PKK,
sedangkan untuk lembaga informal adalah pengajian masyarakat desa.
Gambar 6.93 Diagram Venn Desa MadiredoSumber : Hasil PRA 2012
Setelah dilakukan PRA mengenai diagram venn dapat diketahui
keterkaitan antara lembaga formal dan non formal di Desa Madiredo. Selain dapat
diketahui anggotanya yang berperan terdiri dari laki-laki atau perempuan saja atau
terdiri dari kedua-duanya. Dari hasil pemaparan warga di Desa Madiredo tidak
terjadi konflik antar lembaga baik formal maupun non formal. Kerjasama antar
lembaga berjalan dengan baik dan antar lembaga saling bekerja sama.
6.4.4 Partisipasi Masyarakat dalam Kegiatan PRA
PRA merupakan suatu motode pendekatan dalam proses pemberdayaan
dan peningkatan partisipasi masyarakat, yang tekanannya pada keterlibatan
masyarakat dalam keseluruhan kegiatan pembangunan. Pendekatan PRA bercita-
cita menjadikan warga masyarakat sebagai peneliti, perencana program
pembangunan bukan sebagai objek pembangunan. Pemberdayaan masyarakat dan
partisipasi merupakan strategi dalam paradigma pembangunan yang berpusat pada
masyarakat.
Dalam kegiatan PRA diperlukan partisipasi dari masyarakat Desa
Madiredo dalam keseluruhan kegiatan. Kontribusi masyarakat Desa Madiredo
dalam kegiatan PRA tergolong minim. Dari 70 undangan yang tersebar, hanya 30
orang yang datang atau sekitar 45%. Masyarakat yang hadir sangat aktif dalam
berpartisipasi kegiatan PRA tersebut, termasuk dalam mengisi form seperti
kalender musim, bagan kecenderungan, transek desa dan lain-lain.
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-170Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
6.5 Kebijakan Terkait
Kebijakan terkait merupakan patokan atau acuan yang dipergunakan untuk
tata ruang dan kesesuaian pemanfaatan ruang. Kebijakan terkait terbagi menjadi
dua, yaitu lingkup internal dan eksternal.
6.5.1 Kebijakan Internal
Kebijakan internal merupakan acuan tata ruang yang mengacu pada
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMD) tahun 2008 s.d 2012.
Kebijakan internal yang menyangkut Desa Madiredo sebagai desa pengembangan
wisata memiliki strategi dan arah kebijakan yang didasarkan pada Rencana
Pembangunan jangka Menengah Desa (RPJMD) tahun 2008 s.d 2012 yang
meliputi hal-hal sebagai berikut:
A. Bidang Pelayanan Masyarakat
1. Meningkatkan efisiensi pelayanan kepada masyarakat yang mudah, cepat
dan menyeluruh.
2. Mewujudkan ketertiban dalam manajemen, administrasi dan keuangan.
B. Bidang Pemberdayaan
1. Meningkatkan kualitas Aparatur Pemerintah Desa untuk mewujudkan
ketertiban dalam manajemen, administrasi dan keuangan.
2. Meningkatkan peran serta masyarakat melalui lembaga, organisasi
kemasyarakatan atau kelompok lain untuk bersama melaksanakan proses
pembangunan.
3. Pemberdayaan pengelolaan produk petanian.
4. Mewujudkan peningkatan kemampuan kewirausahaan.
5. Mewujudkan kemampuan menumbuhkan ekonomi produktif masyarakat
miskin.
6. Mewujudkan suasana kehidupan ekonomi dan sosial yang mantap dalam
suasana keagamaan yang aman, tertib dan berkualitas sehingga siap
menghadapi tantangan zaman informasi yang serba cepat, global dan
instant.
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-171Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
C. Bidang Pembangunan
1. Membangun sarana dan prasarana serta infrastruktur desa untuk membantu
kelancaran produksi dan pemasaran hasil pertanian.
2. Membangun sarana kesehatan masyarakat yang bisa dijangkau oleh
seluruh masyarakat serta memberikan pelayanan purna perawatan yang
memadai.
3. Mewujudkan adanya sarana dan prasarana pendidikan formal maupun non
formal yang representative sehingga seluruh penduduk usia sekolah bisa
menuntaskan wajib belajar sesuai dengan program pemerintah secara
nasional.
4. Membangun kehidupan sosial, ekonomi masyarakat yang lebih baik dan
sejahtera.
5. Mewujudkan kewirausahaan yang dapat menopang kebutuhan ekonomi
masyarakat menengah ke bawah.
6.5.2 Kebijakan Eksternal
Menurut UU No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Rencana Tata
Ruang Kawasan Perdesaaan yang merupakan bagian wilayah kabupaten adalah
bagian rencana tata ruang wilayah kabupaten.
Pada UU No. 26 tahun 2007 menyebutkan bahwa:
1. Penataan ruang kawasan perdesaan dalam 1 (satu) wilayah kabupaten
dapat dilakukan pada tingkat wilayah kecamatan atau beberapa wilayah
desa atau nama lain yang disamakan dengan desa yang merupakan bentuk
detail dari penataan ruang wilayah kabupaten.
2. Rencana tata ruang kawasan perdesaan yang mencangkup 2 (dua) atau
lebih wilayah kabupaten merupakan alat koordinasi dalam pelaksanaan
pembangunan yang bersifat lintas wilayah.
Dengan demikian sebuah perencanaan wilayah diperlukan untuk
meningkatkan sebuah tata kelola yang terpadu antar wilayah. Sebuah perencanaan
juga dibutuhkan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki suatu wilayah.
Kebijakan harus mengedepakankan sebuah integritas secara vertikal dan
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-172Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya
STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON
KABUPATEN MALANG
horizontal sehingga ada kesinambungan pembangunannya. Pembangunan harus
memperhatikan karakteristik daerah studi yang nantinya akan berdampak pada
peningkatan atau pengembangan potesi yang dimiliki suatu desa. Selain potensi
pertanian, pengembangan potensi tempat wisata juga diperlukan sebagai upaya
meningkatkan perekonomian.
Perencanaan Wilayah dan Kota VI-173Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya