laporan hipertiroid (grave's disease)

60
LAPORAN TUTORIAL SKENARIO C BLOK 14 Disusun oleh : UNKNOWN PENDIDIKAN DOKTER UMUM FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2013

Upload: muhammad-adil

Post on 23-Oct-2015

851 views

Category:

Documents


34 download

DESCRIPTION

Laporan Hipertiroid (Grave's Disease) BLOK 14: ENDOKRINOLOGI

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Hipertiroid (Grave's Disease)

LAPORAN

TUTORIAL SKENARIO C BLOK 14

Disusun oleh :

UNKNOWN

PENDIDIKAN DOKTER UMUM

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2013

Page 2: Laporan Hipertiroid (Grave's Disease)

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah kami ucapkan atas kehadirat allah SWT karena allah telah

memberikan kita kesehatan jasmani maupun rohani, dan dengan rahmat dan karunianya kami

dapat menyelesaikan tugas tutorial dengan topik “ Skenario C Blok XIV “. Ada pun tujuan

pembuatan tugas ini adalah untuk menlengkapi persyaratan dalam pembelajaran di fakultas

kedokteraan Universitas Sriwijaya.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam

penyusunan tugas ini sehingga tugas ini dapat terselesaikan tepat waktu dan tepat sasaran

yang sesuai dengan harapan.

Kami menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam penulisan laporan ini

. untuk itu, kami mengharapkan keritik dan saran yang membangun dari pembaca demi

kesempurnaan laporan ini. Akhirnya kami berharap kepada teman – teman dan para

pembaca,, semoga ini dapat bermanfaat dan berguna untuk kita semua.

Palembang, 28 Januari 2013

Penyusun Kelompok

Page 3: Laporan Hipertiroid (Grave's Disease)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

Kata Pengantar …………………………………………………………………………... i

Daftar Isi ……………………………………………………………………………….... ii

BAB I : Pendahuluan

1.1 Latar Belakang………………………………………………………. 1

BAB II : Pembahasan

2.1 Data Tutorial………………………………………………………… 2

2.2 Skenario Kasus …………………………………………………….. 3

2.3 Paparan

I. Klarifikasi Istilah. ............………………………………….. 4

II. Identifikasi Masalah...........………………………………… 5

III. Analisis Masalah ...............................…………………….. 6

IV. Learning Issues ...………………...……………………........ 24

V. Kerangka Konsep..................…………………………… 38

BAB III : Penutup

3.1 Kesimpulan .................................................................................. 39

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 40

Page 4: Laporan Hipertiroid (Grave's Disease)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada laporan tutorial kali ini, laporan membahas blok mengenai struktur makro dan

mikro sistem tubuh yang berada dalam blok 14 pada semester 3 dari Kurikulum Berbasis

Kompetensi (KBK) Pendidikan Dokter Umum Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Palembang.

Pada kesempatan ini, dilakukan tutorial studi kasus sebagai bahan pembelajaran untuk

menghadapi tutorial yang sebenarnya pada waktu yang akan datang.

Adapun maksud dan tujuan dari materi praktikum tutorial ini, yaitu:

1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari sistem KBK di

Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Palembang.

2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode analisis

dan pembelajaran diskusi kelompok.

3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial dan memahami konsep dari

skenario ini.

Page 5: Laporan Hipertiroid (Grave's Disease)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Data Tutorial

Tutor :

Moderator :

Sekretaris Papan :

Sekretaris Meja :

Hari, Tanggal :

Peraturan : 1. Alat komunikasi di nonaktifkan

2. Semua anggota tutorial harus mengeluarkan pendapat (aktif)

3. Dilarang makan dan minum

Page 6: Laporan Hipertiroid (Grave's Disease)

2.2 Skenario kasus

Nn. SS, 22 tahun, karyawan honorer di sebuah perusahaan swasta, diantar ke IGD sebuah RS

karena penurunan kesadaran sejak 4 jam yang lalu. Dari aloanamnesis, sejak 1 minggu yang

lalu pasien mengalami demam tinggi, batuk pilek dan sakit tenggorokan. Pasien juga sering

mengalami diare, frekuensi 3-4 kali/hari, tanpa disertai darah dan lendir. Dalam beberapa

bulan terakhir pasien juga sering gugup, keluar keringat banyak, mudah cemas, sulit tidur dan

bila mengerjakan sesuatu selalu terburu-buru.

Pemeriksaan Fisik:

Kesadaran: delirium; TD 100/80 mmHg, Nadi 140 x menit/reguler, RR 24x/menit, suhu

39oC.

Kepala: exophthalmos (+), Mulut: faring hiperemis, oral hygine buruk.

Leher: struma diffusa (+), kaku kuduk (-).

Jantung: takikardi; paru: bunyi nafas normal.

Abdomen: Dinding perut lemas; hati dan limpa tak teraba, bising usus meningkat.

Ekstermitas: telapak tangan lembab, tremor (+), refleks patologis (-).

Pemeriksaan Laboratorium:

Darah rutin: Hb : 12 g%; WBC : 17.000/mm3.

Kimia darah: Glukosa darah, test fungsi ginjal dan hati normal, elektrolit serum normal.

Test fungsi tiroid: TSH 0,001 mU/L, T4 bebas 7,77 ng/dl.

Kondisi darurat apa yang terjadi pada pasien ini? Jelaskan secara rinci.

Page 7: Laporan Hipertiroid (Grave's Disease)

2.3 Paparan

I. Klarifikasi Istilah

1. Aloanamnesis : Wawancara medis pada keluarga.

2. Delirium : Gangguan mental yang berlangsung singkat, biasanya mencerminkan

keadaan keracunan.

3. Diare : Pengeluaran tinja berair berkali-kali yang tidak normal.

4. Batuk/pilek : Eksfulsi udara dalam paru-paru yang tiba-tiba sambil mengeluarkan

suara berisik

5. Demam tinggi : Keadaan abnormal dimana suhu tubuh lebih tinggi dari suhu

tubuh normal.

6. Exphthalmus : Protrusi mata yang abnormal

7. Hiperemis : Kelebihan vaskularisasi oleh relaksasi arteriol.

8. Oral Hygine : Perawatan yang benar terhadap kebersihan mulut dan gigi.

9. Struma Diffusa : Pembesaran kelenjar tiroid yang merata sehingga menyebabkan

pembengkakan di depan leher.

10. Takikardi : Denyut nadi lebih dari 100x/menit

11. Bising usus : Kontraksi tonik bersifat kontinu, berlangsung bermenit-menit,

atau berjam-jam, kadang-kadang meningkat atau menurun intensitasnya tetap

kontinu. Kontraksi ini dapat disebabkan oleh serangkaian potensial aksi atau

perangsangan nonelektronergik oleh hormone

12. Tremor : Getaran atau gigilan yang involunter.

13. TSH : Hormon kelenjar hipofisis anterior yang mempunyai afinitas

merangsang kelenjar tiroid

14. T4 bebas : Hormon yang mengandung iodium disekresi oleh kelenjar tiroid,

fungsi utamanya meningkatkan kecepatan metabolisme sel. Hormon ini tanpa

terikat carrier protein.

Page 8: Laporan Hipertiroid (Grave's Disease)

II. Identifikasi Masalah

NO KENYATAAN KESESUAIAN KONSEN

1. Nn. SS, 22 tahun, karyawan honorer di sebuah

perusahaan swasta, diantar ke IGD sebuah RS

karena penurunan kesadaran sejak 4 jam yang

lalu

TSH VVV

2. Dari aloanamnesis, sejak 1 minggu yang lalu

pasien mengalami demam tinggi, batuk pilek dan

sakit tenggorokan. Pasien juga sering mengalami

diare, frekuensi 3-4 kali/hari, tanpa disertai darah

dan lendir.

TSH V

3 Dalam beberapa bulan terakhir pasien juga

sering gugup, keluar keringat banyak, mudah

cemas, sulit tidur dan bila mengerjakan sesuatu

selalu terburu-buru.

TSH VV

4. Pemeriksaan Fisik: Kesadaran: delirium; TD

100/80 mmHg, Nadi 140 x menit/reguler, RR

24x/menit, suhu 39oC. Kepala: exophthalmos

(+), Mulut: faring hiperemis, oral hygine buruk.

Leher: struma diffusa (+), kaku kuduk (-).

Jantung: takikardi; paru: bunyi nafas normal.

Abdomen: Dinding perut lemas; hati dan limpa

tak teraba, bising usus meningkat. Ekstermitas:

telapak tangan lembab, tremor (+), refleks

patologis (-).

TSH VV

5. Pemeriksaan Laboratorium: Darah rutin: Hb : 12

g%; WBC : 17.000/mm3. Kimia darah: Glukosa

darah, test fungsi ginjal dan hati normal,

elektrolit serum normal. Test fungsi tiroid: TSH

TSH VV

Page 9: Laporan Hipertiroid (Grave's Disease)

0,001 mU/L, T4 bebas 7,77 ng/dl.

III. Analisis Masalah

1. Nn. SS, 22 tahun, karyawan honorer di sebuah perusahaan swasta,

diantar ke IGD sebuah RS karena penurunan kesadaran sejak 4 jam

yang lalu

a. Apa yang menyebabkan penurunan kesadaran pada Nn. SS?

-Adanya peningkatan aktivitas sekresi hormon tiroid akibat adanya respon

autoimun dan terganggunya aktivitas pada sistem saraf pusat (SSP) dimana

hormon tiroid berperan penting dalam perkembangan normal sistem saraf,

khususnya SSP. (Sherwood 2011)

-Peningkatan kadar hormon tiroid juga dapat menyebabkan gangguan

metabolisme tubuh .Gangguan metabolisme tubuh ini dapat berupa

peningkatan pembentukan kalorigenik,peningkatan cardiac output,peningkatan

metabolisme karbohidrat .Dimana pada kondisi ini,jika terjadi kekurangan

oksigen yang disalurkan ke otak maka dapat mengakibatkan penurunan

kesadaran.

b. Bagaimana mekanisme penurunan kesadaran?

Hipertiroidisme yang lama à Krisis Tiroid à Dekompensasi sel-sel tubuh

dalam merespon hormon tiroid à Hipermetabolisme berat yang melibatkan

banyak sistem organ à Meningkatkan kepadatan reseptor beta + cyclic

adenosine monophosphate + Penurunan kepadatan reseptor alfa à Hipotensi

disertai syok à Penurunan Kesadaran

2. Dari aloanamnesis, sejak 1 minggu yang lalu pasien mengalami demam

tinggi, batuk pilek dan sakit tenggorokan. Pasien juga sering mengalami

diare, frekuensi 3-4 kali/hari, tanpa disertai darah dan lendir.

a. Bagaimana cara melakukan aloanamnesis?

Alloanamnesis/heteroanamnesis adalah anamnesis yang dilakukan

terhadap keluarga dan kerabat dekat pasien. Alloanamnesis dilakukan jika

pasien yang bersangkutan tidak memungkinkan kondisinya untuk

dianamnesis.

Page 10: Laporan Hipertiroid (Grave's Disease)

1. Tempat dan suasana

Tempat dan suasana dimana anamnesis ini dilakukan harus diusahakan

cukup nyaman bagi pasien. Anamnesis akan berjalan lancar kalau tempat

dan suasana mendukung.

2. Penampilan dokter

Penampilan seorang dokter juga perlu diperhatikan. Seorang dokter yang

tampak rapi dan bersih akan lebih baik dari pada yang tampak lusuh dan kotor.

Demikian juga seorang dokter yang tampak ramah, santai akan lebih mudah

melakukan anamnesis daripada yang tampak galak, ketus dan tegang.

3. Periksa kartu dan data pasien

Sebelum anamnesis dilakukan sebaiknya periksa terlebih dahulu kartu atau

data pasien dan cocokkan dengan keberadaan pasiennya. Informasi data

kesehatan sebelumnya seringkali berguna untuk anamnesis dan pemeriksaan

saat ini.

4. Buat catatan

Adalah kebiasaan yang baik untuk membuat catatan-catatan kecil saat seorang

dokter melakukan anamnesis, terutama bila pasien yang mempunyai riwayat

penyakit yang panjang.

5. Gunakan metode yang sistematis

Anamnesis yag baik haruslah dilakukan dengan sistematis menurut kerangka

anamnesis yang baku. Anamnesis yang sistematis bertujuan untuk melihat

keterlibatan setiap sistem dalam penyakit yang sekarang diderita dan

kemungkinan adanya masalah lain selain masalah yang dikeluhkan.

b. Bagaimana etiologi dan mekanisme dari demam tinggi pda kasus ini?

Hormon tiroid meningkatkan aktivitas metabolisme hampir seluruh jaringan

tubuh. Bila sekresi hormon ini banyak sekali, maka kecepatan metabolisme

basal meningkat jauh diatas nilai normal. Meningkatnya metabolisme jaringan

mempercepat pemakaian oksigen dan memperbanyak pelepasan jumlah

produk akhir metabolisme dari jaringan yang pada akhirnya meningkatkan

produksi panas kemudian panas tersebut disalurkan ke permukaan tubuh untuk

dieliminasi ke lingkungan (kalorigenesis). Kadar tiroid yang besar dapat

menghasilkan panas dalam jumlah besar sehingga suhu tubuh meningkat,

akibatnya terjadi vasodilatasi kulit sehingga resistensi perifer berkurang.

Page 11: Laporan Hipertiroid (Grave's Disease)

c. Bagaimana etiologi dan mekanisme dari batuk pilek pada kasus ini?

MEKANISME TERJADINYA BATUK 

Rangsang pada reseptor batuk dialirkan ke pusat batuk ke medula

dikirim jawaban ke otot-otot dinding dada dan laring dari medula

timbulnya batuk

Refleks batuk sangat penting untuk menjaga keutuhan saluran napas dengan

mengeluarkan benda asing atau sekret bronkopulmoner. Iritasi salah satu ujung

saraf sensoris nervus vagus di laring, trakea, bronkus besar atau sera aferen

cabang faring dari nervus glossofaringeal dapat menimbulkan batuk. Batuk

juga timbul bila reseptor batuk di lapisan faring dan esofagus, ronggap leura

dan saluran telinga luar dirangsang.

Gejala batuk pilek ini tidak ada kaitannya dengan hipertiroidisme.

Namun, ini adalah tanda terjadinya infeksi yang merupakan salah satu

faktor penyebab terjadinya krisis tiroid.

d. Bagaimana etiologi dan mekanisme dari sakit tenggorokan pada kasus

ini?

Adanya invasi mikroorganisme kedalam tubuh dan menginfiltasi kedalam

epitel dan epitel pun terkikis. Kemudian menyebabkan jaringan limpoid

superfisial bereaksi dengan infiltasi PMN. Infiltasi PMN menyebabkan adanya

proses radang yakni sakit tenggorokan

e. Bagaimana etiologi dan mekanisme dari diare pada kasus ini?

Pada kasus ini diare disebabkan oleh gangguan motilitas karena

pasien mengalami hipertiroidisme.

Page 12: Laporan Hipertiroid (Grave's Disease)

Hipertiroidisme peningkatan metabolisme karbohidrat absorpsi

KH meningkat gangguan pada kontrol otonomik waktu tansit

usus lebih cepat diare

3. Dalam beberapa bulan terakhir pasien juga sering gugup, keluar keringat

banyak, mudah cemas, sulit tidur dan bila mengerjakan sesuatu selalu

terburu-buru.

a. Bagaimana etiologi dan mekanisme dari gugup pada kasus ini?

Etiologi : Peningkatan hormon tiroid dalam sirkulasi diatas normal

Mekanisme:

Hormon tiroid meningkat à Proliferasi reseptor spesifik katekolamin di

el sasaran à Sel sasaran sensitive terhadap catecolamin à Komponen-

komponen yang menciptakan kecemasan ↑ à Gugup

Atau

Hormon tiroid meningkat à Aktivitas CNS à ↑ Aktivitas simpatis à ↑

Epinefrin dan ↑ Kortisol à Gugup

b. Bagaimana etiologi dan mekanisme dari berkeringat pada kasus ini?

Hormone tiroid memiliki fungsi dalam meningkatkan metabolisme tubuh

disaat kita membutuhkan banyak energi ataupun panas.

Namun, kadar hormone tiroid yang tinggi akan menyebabkan metabolisme

seluler meningkat dimana sebagian besar hasil dari proses ini adalah energi

panas. Peningkatan produksi panas akan menyebabkan peningkatan suhu

tubuh. Hipotalamus sebagai termoregulator akan merespons peristiwa ini

dengan berusaha menurunkan suhu tubuh sampai batas setpoint-nya dengan cara

mengeluarkan keringat.

c. Bagaimana etiologi dan mekanisme dari mudah cemas pada kasus

ini?

Cemas biasanya disebabkan oleh stress. Hipertiroidisme menimbulkan efek

simpatis yang meningkatkan kepekaan terhadap katekolamin dengan nyata.

Peningkatan katekolamin dapat memicu disosiasi pikiran atau rasa cemas.

Selain itu peningkatan kecepatan produksi kortisol akan pada pasien

Page 13: Laporan Hipertiroid (Grave's Disease)

hipertiroid juga dapat menyebabkan cemas. Kortisol dapat menyebabkan

timbulnya rasa stress.

d. Bagaimana etiologi dan mekanisme dari sulit tidur pada kasus ini?

Kerana adanya kelainan autoimmune menyebabkan hipersekresi hormone tiroid yang mengakibatkan hiperaktivasi dari sistem saraf sentral. Kemudian jantung menjadi berdebar-debar dan pernafasan meningkat menyebabkan gangguan sirkulasi yang berakibat pada gangguan kenyamanan yang kemudian menjadi sulit tidur.

e. Bagaimana keterkaitan antar keluhan yang dialami?

Nn. SS mengalami peningkatan sekresi hormone thyroid yang berlebihan

(hyperthyroid).

Hiperthyroid ini menyebabkan metabolism tubuh meningkat dan

menyebabkan produksi panas yang berlebih dan peningkatan suhu

tubuh ini menyebabkan suhu tubuh tinggi (demam (suhu 39o)), dengan

itu hipotalamus sebagai termoregulator akan merespons peristiwa ini

dengan berusaha menurunkan suhu tubuh sampai batas setpoint-nya

dengan cara berkeringat..

Selain itu, hipertiroid menyebabkan adanya aktivitas SSP, adanya

peningkatan rangsangan aktivitas saraf simpatis. Aktivitas peningkatan

saraf simpatis menyebabkan pelepasan katekolamin seperti epinefrin

dan kortisol. Hal ini menyebabkan proliferasi reseptor spesifik

katekolamin di sel sasaran sehingga sel sasaran lebih sensitif dan

kemudian menyebabkan adanya perasaan gugup, mudah cemas, sulit

tidur dan bila mengerjakan sesuatu selalu terburu-buru.

4. Pemeriksaan Fisik: Kesadaran: delirium; TD 100/80 mmHg, Nadi 140 x

menit/reguler, RR 24x/menit, suhu 39oC. Kepala: exophthalmos (+),

Mulut: faring hiperemis, oral hygine buruk. Leher: struma diffusa (+),

kaku kuduk (-). Jantung: takikardi; paru: bunyi nafas normal. Abdomen:

Dinding perut lemas; hati dan limpa tak teraba, bising usus meningkat.

Ekstermitas: telapak tangan lembab, tremor (+), refleks patologis (-).

a. Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan fisik?

Page 14: Laporan Hipertiroid (Grave's Disease)

Kesadaran: delirium à Tidak Normal (Normal : Kompos Mentis)

TD 100/80 mmHg à Tidak Normal, Hipotensi (Normal : 120/80mmHg)

Nadi 140 x menit/reguler à Tidak Normal, Takikardi (Normal :

60-80x/menit)

RR 24x/menit à Normal (16-24x/menit)

Suhu 39oC à Tidak normal, Pireksia (Normal : 36,6 oC - 37,2 oC)

Kepala: exophthalmos (+) à Tidak Normal ( Normal : (-) )

Mulut: faring hiperemis, oral hygine buruk à Tidak Normal (Normal : tidak

hiperemis dan oral hygine baik)

Leher: struma diffusa (+)à Tidak Normal (Normal: (-))

Kaku kuduk (-) à Normal

Jantung: takikardi à Tidak Normal (Normal : 60 – 80x/menit, ritmik teratur)

Paru: bunyi nafas normal àNormal

Abdomen: Dinding perut lemas à Tidak Normal

Hati dan limpa tak teraba à Normal (Teraba : Pembesaran, Contoh: infeksi)

Bising usus meningkat à Tidak Normal (Normal : Jarang terdengar melalui

stetoskop)

Ekstermitas: telapak tangan lembab à Tidak Normal

Tremor (+) à Tidak Normal (Normal : (-))

Refleks patologis (-) à Normal

b. Bagaimana mekanisme dari delirium pada kasus ini?

Krisis tiroid timbul saat terjadi dekompensasi sel-sel tubuh dalam merespon

hormon tiroid yang menyebabkan hipermetabolisme berat yang melibatkan

banyak sistem organ dan merupakan bentuk paling berat tirotoksikosis.

Gambaran klinis berkaitan dengan pengaruh hormon tiroid yang semakin

menguat seiring meningkatnya pelepasan hormon tiroid (dengan/tanpa

peningkatan sintesisnya) atau meningkatnya intake hormon tiroid oleh sel-sel

tubuh. Pada derajat tertentu, respon sel terhadap hormon ini sudah terlalu

tinggi sehingga menyebabkan penurunan kesadaran (delirium).

c. Bagaimana mekanisme dari exophthalmos pada kasus ini?

Page 15: Laporan Hipertiroid (Grave's Disease)

Ciri lain dari penyakit Graves ', exophthalmos adalah terjadinya pembengkakan jaringan di orbit, memproduksi penonjolan bola mata. Hal ini terjadi pada 50% pasien dan sering mendahului perkembangan hipertiroidisme jelas.Sebuah sub-populasi fibroblas di orbit pada akhirnya berkembang menjadi adipocytes, dan preadiposit fibroblas ini mengandung protein reseptor TSH. Teori saat ini tentang perkembangan exophthalmos adalah bahwa ketika dirangsang oleh TSH reseptor-stimulating antibodi dalam sirkulasi, sel-sel ini melepaskan sitokin yang mempromosikan peradangan dan edema. 

d. Bagaimana mekanisme dari faring hipereremis pada kasus ini?

Nn. SS mengalami infeksi menyebabkan vaskularisasi di area faring tinggi

untuk memudahkan transpor leukosit untuk melawan infeksi tersebut.

e. Bagaimana mekanisme dari oral hygiene yang buruk?

Mekanisme oral hygiene yang buruk terjadi dikarenakan kondisi hipertermis

yang mengakibatkan produksi kelenjar saliva menurun kondisi ini dapat

mempermudah terjadinya infeksi .Kondisi oral hygiene yang buruk ini juga

dapat diakibatkan pasien kurang menjaga kebersihan mulut,gigi,dan gusi.

f. Bagaimana mekanisme dari struma diffusa(+) pada kasus ini?

Penyebab tersering diffusa goiter adalah Morbus Graves yang merupakan

suatu gangguan autoimun. Pada gangguan tersebut terdapat beragam antibodi

dalam serum. Antibodi ini mencakup antibodi terhadap reseptor TSH,

perisoksom tiroid dan tiroglobulin. Dari ketiganya, reseptor TSH adalah

antigen terpenting yang menyebabkan terbentuknya antibodi. Efek antibodi

yang terbentuk berbeda-beda tergantung pada epitop reseptor TSH mana yang

Page 16: Laporan Hipertiroid (Grave's Disease)

menjadi sasarannya. Sebagai contoh, salah satu antibodi yang disebut thyroid

growth-stimulating immunoglobulin (TSI), mengikat reseptor TSH untuk

merangsang jalur adenilat siklase/AMP siklik yang menyebabkan peningkatan

pembebasan hormon tiroid. Golongan antibodi lain yang juga ditujukan pada

reseptor TSH dilaporkan menyebabkan proliferasi epitel folikel tiroid (thyroid

growth- stimulating immunoglobulin atau TGI). Proliferasi epitel folikel tiroid

akan menyebabkan pembesaran kelenjar tiroid yang tersebar merata. Keadaan

patologis ini juga disebut struma diffusa.

g. Bagaimana mekanisme dari takikardia pada kasus ini?

Dalam keadaan hiperthyroid menyebabkan peningkatan pelepasan

katekolamin sehingga kadar katekolamin dalam plasma meningkat

(merangsang saraf simpatis). Hal ini menyebabkan adanya peningkatan

stimulasi reseptor Beta-adrenergik yang menyebabkan denyut jantung

meningkat (takikardi)

h. Bagaimana mekanisme dari dinding perut lemas pada kasus ini?

dinding perut lemas karena terjadinya peningkatan catabolisme protein kesan

dari hiperthyroidisme.

i. Bagaimana mekanisme dari bising usus meningkat pada kasus ini?

Hormon tiroid à hipermetabolik à penyerapan CHO meningkat

àPeningkatan motilitas usus dan diare pada hipertiroidisme . hal ini dapat

memperngaruhi penurunan berat badan.

Efek pada saluran cerna, meningkatkan nafsu makan dan asupan makanan,

karena hormon tiroid meningkatkan kecepatan sekresi enzim pencernaan dan

gerakan peristaltik saluran cerna.

j. Bagaimana mekanisme dari telapak tangan lembab pada kasus ini?

Hormon tiroid meningkatkan laju metabolisme basal keseluruhan tubuh.

Hormon ini adalah regulator terpenting laju konsumsi O2 dan pengeluaran

energi tubuh pada keadaan istirahat. (Sherwood 2011)

Page 17: Laporan Hipertiroid (Grave's Disease)

Pada keadaan hipertiroid yang diderita oleh Nn. SS akibat dari infeksi yang

dialaminya menyebabkan metabolisme basal meningkat. Laju metabolisme ini

menghasilkan produksi panas yang berlebih dan menyebabkan suhu tubuh

meningkat. Hipothalamus sebagai termoregulator menurunkan setpoint suhu

pada tubuh dengan cara berkeringat banyak diseluruh tubuh. Mekanisme

kompensasi ini dapat dirasakan dengan adanya rasa lembab di ekstremitas

(telapak tangan).

k. Bagaimana mekanisme dari tremor pada kasus ini?

Hormon tiroid ↑ à ↑ Pelepasan catecolamin à Kadar catecolamin dalam

plasma ↑ (saraf simpatis) à Sensitifitas β andrenergik reseptor ↑ à Dilatasi

arteri ke otot skeletal à Aliran O2 ↑ ke otot à ↑ Tonus otot + ↑ Aktivitas

medulla spinalis pengatur tonus otot à Tremor

l. Bagaimana mekanisme dari peningkatan suhu tubuh pada kasus ini?

Di berbagai jaringan, hormon tiroid (T3, T4) akan meningkatkan sintesis

enzim, aktivitas Na+/K+ -ATPase dan penggunaan oksigen sehingga

menyebabkan peningkatan metabolisme, peningkatan metabolisme ini

menyebabkan metabolisme panas juga meningkat, terjadilah peningkatan suhu

tubuh. Metabolisme basal hampir mendekati dua kalinya.

m. Bagaimana Histopatologi kelenjar tiroid (struma diffusa)?

PENGERTIAN

Struma Diffusa toxica adalah salah satu jenis struma yang disebabkan oleh

sekresi hormon-hormon thyroid yang terlalu banyak..

Page 18: Laporan Hipertiroid (Grave's Disease)

Kumpulan limfosit

• Ket : Lymphocytes, plasma cells, macrophages and mast cells infiltrate

extraocular muscles, fat and connective tissue

Page 19: Laporan Hipertiroid (Grave's Disease)

Jaringan fibrosa

• Menyebakan degenerasi serat otot

• Menjadi fibrosis yang meliputi otot

5. Pemeriksaan Laboratorium: Darah rutin: Hb : 12 g%; WBC :

17.000/mm3. Kimia darah: Glukosa darah, test fungsi ginjal dan hati

normal, elektrolit serum normal. Test fungsi tiroid: TSH 0,001 mU/L, T4

bebas 7,77 ng/dl.

a. Apakah interpretasi dari pemeriksaan laboratorium pada kasus ini?

NO : PEMERIKSAAN KEADAAN NORMAL INTERPRETASI

1. Hb = 12 g% 12-15 g% Normal

2. WBC = 17.000/mm3 5000-10.000 mm3 Tinggi

3. Glukosa darah - Normal

4. Fungsi ginjal dan hati - Normal

Page 20: Laporan Hipertiroid (Grave's Disease)

5. Elektrolit serum - Normal

6. TSH = 0.001 mU/L 0.5-5 mIU/L Rendah

7. T4 bebas 7,77 ng/dl. 1,0-2,3 ng/dl Tinggi

b. Mengapa terjadinya peningkatan WBC? Jelaskan.

Peningkatan WBC meningkat di karenakan produksi hormon tiroid berlebih

yang mengakibatkan penurunan fungsi T lymphocyte supressor sel , kondisi

ini mengakibatkan peningkatan produksi thyrotropin reseptor stimulating

antibodi (TRAb) yang membentuk IgG.Inilah yang mengakibatkan pengkatan

kadar WBC.

c. Bagaimana mekanisme terjadinya peningkatan TSH dan penurunan

kadar T4?

Hipertiroidisme à Stimulasi sintesis hormon tiroid àPeningkatan sekresi

hormon tiroid dalam sirkulasi à Hormon T4 meningkat dalam darah à

Konversi T4 menjadi T3 oleh enzim 5’-deiodinase à Efek regulasi negatif T3

pada hipotalamus à Inhibisi transkripsi gen subunit alpha dan beta dari TSH

àPenurunan kadar TSH

d. Bagaimana proses sintesis hormone tiroid?

- Yodium dalam pembentukan tiroksin

Untuk membentuk tiroksin dalam jumlah normal, setiap tahunnya dibutuhkan

kira-kira 50 mg yodium yang ditelan dalam bentuk iodida, atau kira-kira

1mg/minggu.

Iodida yang ditelan per oral akan diabsorbsi dari saluran cerna ke dalam darah.

Sebagian besar iodida tersebut dengan cepat dikeluarkan oleh ginjal, tetapi

hanya setelah kira-kira satu perlimanya dipindahkan dari sirkulasi darah oleh

Page 21: Laporan Hipertiroid (Grave's Disease)

sel-sel kelenjar tiroid secara selektif dan dipergunakan untuk sintesis homon

tiroid

- Tiroglobulin dan proses kimia pembentukan tiroksin dan triiodotironin

Reticulum endoplasma dan badan golgi mensintesis dan menyekresi

tiroglobulin ke dalam folikel. Setiap molekul tiroglobulin mengandung sekitar

70 asam amino tirosin, dan tiroglobulin merupakan substrat utama yang

bergabung dengan iodida untuk membentuk hormon tiroid. Jadi, hormon tiroid

terbentuk dalam molekul tiroglobulin. Hormon tiroksin (T4) dan triiodotironin

(T3) yang merupakan sisa bagian dari molekul tiroglobulin selama sintesis

hormon tiroid dan bahkan sesudahnya sebagai hormon yang disimpan di

dalam koloid folikular.

Tahap pertama yang terpenting dalam pembentukan hormon tiroid adalah

perubahan ion iodida menjadi bentuk yodium yang teroksidasi, yang mampu

berikatan dengan asam amino tirosin. Proses oksidasi yodium akan

ditingkatkan oleh enzim peroksidase dan penyertanya hydrogen peroksidase.

- Organifikasi Tiroglobulin

Yaitu proses pengikatan yodium dan tiroglobulin. Di dalam sel- sel tiroid,

yodium yang teroksidasi berasosiasi dengan enzim iodinase. Tirosin mula-

mula diiodisasi menjadi monoiodotirosin dengan satu molekul diiodotirosin

sehingga terbentuk triiodotironin, yang merupakan kira-kira satu perlima dari

jumlah hormon akhir.

- Setelah hormon tiroid disintesis , setiap molekul tiroglobulin mengandung

sampai 30 molekul tiroksin, dan rata-rata terdapat sedikit molekul

triiodotironin. Dalam bentuk ini, hormon tiroid disimpan dalam folikel dalam

Page 22: Laporan Hipertiroid (Grave's Disease)

jumlah yang cukup untuk menyuplai tubuh dengan kebutuhan normal hormon

tiroid selama 2 sampai 3 bulan. Oleh karena itu, bila sintesis hormon tiroid

berhenti, efek fisiologis akibat defisiensi hormon tersebut belum tampak untuk

beberapa bulan (Guyton, 2008).

6. Diagnosis

a. Bagaimana diagnosis Nn.SS pada kasus ini?

Hipertiroidisme yang disebabkan oleh grave disease sehinga mengarah

ke krisis tiroid.

b. Bagaimana diagnosis banding pada kasus ini?

Page 23: Laporan Hipertiroid (Grave's Disease)

c. Apakah prognosis pada kasus ini?

Prognosisnya untuk nn. SS ini adalah dubia et bonam karena penyakit-

penyakit yang berhubungan dengan keadaan hipertiroid tidak sebaik

keadaan hipotiroid. Kemampuan dan pengetahuan seorang pemeriksa

sangat dibutuhkan untuk menentukan prognosis penyakit ini. Kegagalan

terapi memberikan prognosis yang buruk terhadap penyakit hipertiroidism.

d. Bagaimana penatalaksanaan untuk Nn.SS?

Medikamentosa

Penatalaksanaan medik

Obat Antitiroid

Prophyltiurasil (PTU)

- Dosis awal : 300-600 mg/hari

- Dosis maksimal : 2000 mg/hari

- Mekanisme kerja menghambat konversi T4 menjadi T3

- Bekerja pada extratirodial dan intra tiroidial

Page 24: Laporan Hipertiroid (Grave's Disease)

- Lebih banyak efek samping seperti menekan eritrosit, leukosit, dan

trombosit.

Metimazol

- Dosis awal 20-30 mg/hari

- Indikasi :

(i) Mendapatkan remisi yang menetap atau memperpanjang remisi

pada pasien muda dengan struma ringan – sedang dan tirotoksikosis.

(ii) Untuk mengendalikan tirotoksikosis pada fase sebelum pengobatan

atau sesudah pengobatan yodium radioaktif

(iii) Persiapan tiroidektomi

(iv) Pasien hamil dan lanjut usia

(v) Krisis tiroid

Penanganan Takikardi

Obat golongan Penyekat beta

Propranolol

Propranolol diberi untuk mengendalikan gejala-gejala adrenegik

seperti takikardi dan hipertensi. Bila hipertensi di mana penyekat beta

saja tidak mampu, maka diberikan bersama kaptopril (ACE inhibitor).

Untuk pengobatan Oftalmopati Graves (OG) yang disebut juga sebagai

thyroid associated opthalmopathy (TAO). Terapi hanya berhasil

apabila diberikan pada puncak akivitas penyakitnya.

Pengobatan OG meliputi :

(i) OG ringan :

- cukup diberikan pengobatan lokal seperti air mata artificial dan salep,

tetes mata obat penghambat beta

(ii) OG yang berat

- pemberian glukokortikoid (oral, intravena, lokal)

- radioterapi supravoltase

- pemberian analog somatostatin (oktreotid, lanreotid) dan

immunoglobulin

Page 25: Laporan Hipertiroid (Grave's Disease)

** keduanya masih dalam tahap pengembangan.

Yodium Radioaktif

Di Amerika Serikat, terapi dengan natrium iodide I131 adalah terapi

terpilih untuk kebanyakan pasien di atas 21 tahun. Komplikasi utama

terapi radioaktif adalah hipotiroidisme, yang akhirnya terjadi pada 80%

atau lebih pasien yang diobati secara adekuat. Hal ini tidak perlu

dianggap betul-betul sebagai komplikasi dan bahkan hal inilah yang

merupakan jaminan terbaik bahwa pasien tidak akan mengalami

kekambuhan hipertiroidisme.

Penatalaksanaan bedah

Untuk penatalaksanaan bedah, tiroidektomi subtotal adalah terapi

pilihan untuk pasien dengan kelenjar yang sangat besar atau goiter

multinodular. Pasien dipersiapkan dengan obat antitiroid sampai

eutitoid (kira-kira 6 minggu). Antara operasi rehabilitatif yang

dilakukan adalah seperti dekompresi orbita, operasi otot mata atau

operasi kelopak mata. Dekompresi orbita biasanya dilakukan dengan

mengangkat dinding medial dan inferior melalui pendekatan etmoidal.

Dekompresi apeks orbita perlu dilakukan agar hasil akhir baik.

Dekompresi bedah orbita bertujuan menghilangkan tekanan intraorbita.

Pembedahan pada otot-otot yang menggerakkan bola mata mungkin

perlu dilakukan untuk meluruskan pandangan pada penderita yang

sudah lama mengidap diplopia.

Non-Medikamentosa

(i) Diet tinggi protein dan pemberian suplemen vitamin

(ii) Meningkatkan konsumsi buah dan sayuran

(iii) Tidur dengan posisi kepala terangkat

e. Apakah komplikasi yang bisa dijumpai?

Hipertiroid yang menyebabkan komplikasi terhadap jantung, termasuk

fibrilasi atrium dan kelainan ventrikel akan sulit dikontrol. Pada orang asia

Page 26: Laporan Hipertiroid (Grave's Disease)

dapat terjadi episode paralisis yang diinduksi oleh kegiatan fisik atau

masukan karbohidrat dan adanya hipokalemia dapat terjadi sebagai

komplikasi. Hiperkalsemia dan nefrokalsinosis dapat terjadi. Pria dengan

hipertiroid dapat mengalami penurunan libido, impotensi, berkurangnya

jumlah sperma dan ginekomastia. (Kapita Selekta Kedokteran)

Komplikasi dapat ditimbulkan dari tindakan bedah, yaitu antara lain

hipoparatiroidisme, kerusakan nervus laringeus rekurens, hipotiroidisme

pada tiroidektomi subtotal atau terapi RAI, gangguan visual atai diplopia

akibat oftalmopati berat, miksedema pretibial yang terlokalisir, gagal

jantung dengan curah jantung yang tinggi, pengurangan massa otot dan

kelemahan otot proksimal.

f. Apakah KDU pada kasus ini?

3B.

Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik

dan pemeriksaan-pemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter

misalnya pemeriksaan lab atau x-ray. Dokter dapat memutuskan dan

memberi terapi pendahuluan, serta merujuk ke spesialis yang relevan (Kasus

Gawat Darurat).

Page 27: Laporan Hipertiroid (Grave's Disease)

IV. LEARNING ISSUE

1)Hipertiroidisme

Hipertiroid ialah suatu sindroma klinik yang terjadi karena pemaparan jaringan terhadap hormone tiroid berlebihan. Penyakit tiroid merupakan penyakit yang banyak ditemui di masyarakat, 5% pada pria dan 15% pada wanita. Penyakit Graves di Amerika sekitar 1% dan di Inggris 20-27/1000 wanita dan 1.5-2.5/1000 pria, sering ditemui di usia kurang dari 40 tahun (Djokomoeljanto, 2010).

Istilah hipertiroidisme sering disamakan dengan tirotoksikosis, meskipun secara prinsip berbeda. Dengan hipertiroidisme dimaksudkan hiperfungsi kelenjar tiroid dan sekresi berlebihan dari hormone tiroid dalam sirkulasi. Pada tirotoksikosis dapat disebabkan oleh etiologi yang amat berbeda, bukan hanya yang berasal dari kelenjar tiroid. Adapun hipertiroidisme subklinis, secara definisi diartikan kasus dengan kadar hormone normal tetapi TSH rendah. Di kawasan Asia dikatakan prevalensi lebih tinggi disbanding yang non Asia (12% versus 2.5%) (Djokomoeljanto, 2010).

Penyakit Graves merupakan penyebab utama dan tersering tirotoksikosis (80-90%), sedangkan yang disebabkan karena tiroiditis mencapai 15% dan 5% karena toxic nodular goiter. Prevalensi penyakit Graves bervariasi dalam populasi terutama tergantung pada intake yodium (tingginya intake yodium berhubungan dengan peningkatan prevalensi penyakit Graves). Penyakit Graves terjadi pada 2% wanita, namun hanya sepersepuluhnya pada pria. Kelainan ini banyak terjadi antara usia 20-50 tahun, namun dapat juga pada usia yang lebih tua (Fauci, et al., 2008).

Hipertiroidisme sering ditandai dengan produksi hormone T3 dan T4 yang meningkat, tetapi dalam persentase kecil (kira-kira 5%) hanya T3 yang meningkat, disebut sebagai tirotoksikosis T3 (banyak ditemukan di daerah dengan defisiensi yodium). Status tiroid sebenarnya ditentukan oleh kecukuan sel atas hormon tiroid dan bukan kadar ‘normal’ hormone tiroid dalam darah. Ada beberapa prinsip faali dasar yang perlu diingat kembali. Pertama bahwa hormone yang aktif adalah free hormone, kedua bahwa metabolism sel didasarkan atas tersedianya free T3 bukan free T4, ketiga bahwa distribusi deiodinase I, II, dan III di berbagai organ tubuh berbeda (D1 banyak di hepar, ginjal dan tiroid, DII di otak, hipofisis, dan DIII di jaringan fetal, otak, plasenta), namun hanya D1 yang dapat dihambat oleh PTU (Djokomoeljanto, 2010).

Page 28: Laporan Hipertiroid (Grave's Disease)

indeks wayne HIPERTIROID

Hasil

score:

< 11  =

eutiroid

11-18 =

normal

> 19  =

hipertiroid

2)Kelenjar tiroid

Anatomi Kelenjar Tiroid

GEJALA SKOR TANDA ADATIDAK ADA

Sesak nafas +1Pembesaran tiroid

+3 −3

Palpitasi +2 Bruit pada tiroid +2 −2

Mudah lelah +2 Eksophtalmus +2

Senang hawa panas

−5Retraksi palpebra

+2

Senang hawa dingin

+5Palpebra terlambat

+4

Keringat berlebihan

+3 Hiperkinesis +2

Gugup +2Telapak tangan lembab

+1 −2

Nafsu makan naik

+3Nadi < 80x/menit

−3

Nafsu makan turun

−3Nadi > 90x/menit

+3 −2

Berat badan naik −3 Fibrilasi atrial +4

Berat bedan turun +1

Page 29: Laporan Hipertiroid (Grave's Disease)

Kelenjar tiroid terletak di bagian bawah leher. Terdiri dari dua lobus yang

dihubungkan oleh isthmus sehingga berbentuk seperti kupu-kupu yang

menutupi cincin trakea 2 dan 3. Setiap lobus berbentuk lonjong berukuran

panjang 2,5-4cm, lebar 1.5-2cm, dan tebal 1-1,5cm. Kapsul fibrosa

menggantungkan kelenjar tiroid pada fasia pratrakea sehingga setiap gerakan

menelan selalu diikuti dengan terangkatnya kelenjar ke arah kranial. Berat

kelenjar tiroid bervariasi sesuai dengan berat badan dan masukan yodium.

Rata-rata pada orang dewasa beratnya berkisar 10-20 gram.

Histologi kelenjar tiroid

Histologi kelenjar tiroid menunjukkan adanya sel-sel berbentuk sferis dilapisi

oleh epitel yang berbentuk kolumner sampai kuboid rendah dan terisi oleh

koloid yang banyak mengandung tiroglobulin. Sel epitel folikel tiroid

meminositosis koloid dan mengubah tiroglobulin menjadi tiroksin (T4) dan

triiodotironin (T3). Keduanya adalah hormon tiroid. Selain itu, kelenjar tiroid

memiliki populasi sel parafolikel atau sel C yang menyintesis dan

menyekresikan hormon kalsitonin2.

Page 30: Laporan Hipertiroid (Grave's Disease)

Gambar

1. Anatomi Kelenjar Tiroid. Sumber: Tortora (2009:659)

Biosintesis Hormon Tiroid

Proses biosintesis hormon tiroid berlangsung dalam beberapa tahapan berikut :

1. Iodide trapping. Sel folikuler tiroid menangkap iodium dari darah dan

memindahkannya ke dalam koloid melalui pompa iodium yang sangat aktif.

Proses ini memerlukan energi dan memeelukan protein pembawa iodium di

membran luar sel4.

2. Synthesis of Thyroglobulin. Selama proses pertama berlangsung, sel

folikuler tiroid juga menyintesis tiroglobulin (TGB) dan disekresikan ke

lumen folikel.

3.Oxidation of iodide. Ion iodium tidak dapat bergabung dengan TGB bila

belum diioksidasi menjadi I2. Setelah ion iodium dioksidasi, iodium ini akan

melewati membran meuju folikel tiroid.

4.Iodination of tyrosine. Iodin sangat cepat bereaksi dengan TGB dan akan

membentuk monoiodotirosin (T1) dan jika kembali diiodinasi akan

membentuk diiodotirosin (T2). Molekul ini disimpan di lumen folikel.

5.Coupling of T1 and T2. Penggabungan dua molekul T2 akan membentuk T4

dan penggabungan T1 dan T2 akan membentuk T3. Proses ini distimulasi oleh

TSH(5).

Page 31: Laporan Hipertiroid (Grave's Disease)

6.Pnocytosis and digestion of coloid. Koloid akan dipinositosis kembali oleh

sel folikel tiroid dan bergabung dengan lisosom yang akan menghancurkan

TGB dan memisahkan T3 dan T4.

7.Secretion of Thyroid hormones. Karena T3 dan T4 larut dalam lipid,

keduanya dapat berdifusi melalui membran plasma menuju i=cairan interstisial

dan mengikuti aliran darah. Sekresi T4 biasanya lebih banyak dari T3 dengan

perbandingan 20:1(5).

8.Transport in the blood. Hormon tiroid ada yang ditemukan bebas di dalam

aliran darah (sekitar 1% T3 dan kurang dari 0,1% T4) dan ada juga yang

berikatan dengan protein pembawa, yaitu Tyroxsin-binding globulin (TBG)4.

Berikut skema biosintesis hormon tiroksin.

Fungsi Sekresi Hormon Tiroid

Hormon tiroid memengaruhi banyak fungsi tubuh dengan cara mengaktifkan

transkripsi inti sejumlah besar gen. Akibatnya, di seluruh sel tubuh sejumlah

Page 32: Laporan Hipertiroid (Grave's Disease)

besar enzim protein, protein struktural, protein transpor, dan zat lain disintesis

sehingga terjadi peningkatan secara menyeluruh aktivitas fungsional di seluruh

tubuh. Berikut pengaruh hormon tiroksin pada sistem di tubuh.

a. Meningkatkan aktivitas metabolik sel

Bila sekresi hormon ini banyak, kecepatan metabolisme basal akan meningkat

60-100% di atas nilai normal (kalorigenik). Aktivitas mitokondria meningkat.

Kecepatan menggunakan makanan untuk menghasilkan energi juga meningkat

sehingga terjadi glikolisis, glikogenolisis, lipolisis, glukoneogenesis,

peningkatan absorbsi glukosa (diabeto-genik) dan konsumsi oksigen.

Walaupun kecepatan sintesis protein juga meningkat, pemecahan protein juga

meningkat. Efek terlalu banyak hormon tiroid juga bisa menyebabkan

penurunan berat badan.

b. Meningkatkan aktivitas kardiovaskular

Untuk menunjang kebutuhan peningkatan metabolisme tubuh, pemakaian

oksigen, glukosa, dan pembuangan zat sisa metabolisme meningkat. Efek ini

menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah sehingga meningkatkan aliran

darah. Kecepatan aliran darah di kulit juga meningkat untuk membuang panas

tubuh. Akibatnya, curah jantung meningkat diiringi dengan peningkatan

frekuensi denyut jantung, peningkatan pernapasan, peningkatan motilitas

saluran cerna.

c. Meningkatkan aktivitas sistem spesifik

Pengaruh di sistem saraf pusat, hormon tiroid dapat meningkatan kecepatan

berpikir atau malah membuat disosiasi pikiran. Pasien dengan hipertiroid

cenderung menjadi sangat cemas dan psikoneurotik. Pengaruh tiroid pada

muskuloskeletal dapat menyebabkan otot bereaksi dengan kuat, tetapi jika

berlebih membuat otot lemah karena banyak pemecahan protein sedangkan

jika kekurangan hormon tiroid menyebabkan gerakan otot yang lambat.

d. Pertumbuhan

Efek hormon tiroid pada pertumbuhan terlihat jelas saat masa pertumbuhan

anak-anak, seerti pertumbuhan tulang. Saat masih janin, hormon tiroid

berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan otak.

Pengaturan Sekresi Hormon Tiroid

Page 33: Laporan Hipertiroid (Grave's Disease)

Sekresi hormon tiroid sanagat menentukan keseimbangan metabolisme tubuh.

Mekanisme umpan balik spesifik yang bekerja melalui hipotalamus dan

kelenjar hipofisi anterior mengatur sekresi hormon ini. Berikut skema

pengaturan feed back negatif penagturan sekresi hormon tiroid.

Gambar dari Tortora hal 661

Page 34: Laporan Hipertiroid (Grave's Disease)

3)Kelainan kelenjar tiroid

Tiroid adalah kelenjar yang terletak di leher bagian depan yang berbentuk

seperti kupu-kupu dan seringkali mudah untuk diraba. Kelenjar ini akan

memproduksi hormon tiroid yang berfungsi menstimulasi metabolisme dari sel-

sel di tubuh.

"Penyakit tiroid itu dibagi menjadi dua, yaitu yang berhubungan dengan ukuran

kelenjar (misalnya membesar) dan gangguan pada produksi hormonalnya (misal

berlebihan atau kekurangan)," ujar dr Suharko Soebardi, SpPD-KEMD dalam

acara konferensi pers Tingkatkan Kepedulian Masyarakat Terhadap Kasus

Metabolik dan Endokrin untuk Mencegah Komplikasi Kronik yang

Diakibatkannya, di Hotel Nikko Jakarta, Rabu (8/6/2011).

dr Suharko menuturkan penyakit tiroid lebih banyak dialami oleh perempuan

dibanding laki-laki (bisa sampai 5-7 kali lipat) dan mewakili sebagian besar

penyakit endokrin.

Berikut ini beberapa gangguan yang bisa terjadi pada kelenjar tiroid yaitu:

Nodul Tiroid

Kondisi ini terjadi karena adanya benjolan pada kelenjar tiroid. Benjolan ini

bisa berjumlah satu (nodul tunggal) atau lebih (multinodul goiter). Benjolan

yang muncul kemungkinan akibat:

1. Kista yang mengandung cairan

2. Adenoma atau tumor jinak berdegenerasi

3. Adenoma tumbuh lambat

4. Keganasan yang bisa menyebabkan kanker tiroid (kasusnya dalam jumlah

kecil)

"Umumnya kasus keganasan lebih tinggi terjadi pada laki-laki, dan jika

Page 35: Laporan Hipertiroid (Grave's Disease)

tiroidnya sudah diangkat maka ia harus mengonsumsi obat seumur hidup karena

tidak ada lagi yang bisa memproduksi hormon tiroid di dalam tubuh," ujarnya.

dr Suharko menuturkan kondisi ini biasanya baru diketahui ketika seseorang

sedang mengaca dan menemukan adanya benjolan di leher bagian depan.

Hipertiroid

Kondisi ini terjadi karena kelenjar tiroid terlalu aktif menghasilkan hormon

sehingga jumlah yang beredar di dalam darah menjadi berlebih. Penyebabnya

bisa karena penyakit Graves, pengeluaran yang abnormal dari TSH (thyroid

stimulating hormone), tiroiditis (peradangan kelenjar tiroid) dan konsumsi

yodium berlebih.

Gejala yang muncul termasuk keringat berlebihan, berat badan menurun,

gemetaran, gelisah, tidaktoleran terhadap panas, mudah lelah, konsentrasi

berkurang, mata melotot (seperti mau keluar) dan menstruasi yang tidak teratur

atau sedikit.

Hipotiroid

Kondisi ini terjadi karena kelenjar tiroid memproduksi hormon dalam jumlah

sedikit atau rendah. Penyebabnya bisa karena penyakit hipofisis, obat-obatan,

penghancuran tiroid dan kekurangan yodium berat.

Gejala yang muncul termasuk depresi, kelelahan, tidaktoleransi terhadap dingin,

kulit dan rambut yang kering, tingkat kolesterol meningkat, denyut jantung

menurun, konsentrasi menurun dan rasa sakit atau nyeri yang samar-samar.

4)Cara pemeriksaan kelenjar tiroid (pemeriksaan fisik dan pemeriksaan

laboratorium)

Pemeriksaan laboratorium.

Disini dilakukan pengukuran konsentrasi T3, T4, T3RU dan TSH RIA.  Sejarah pengobatan pada pasien sangat penting untuk diketahui karena banyak

Page 36: Laporan Hipertiroid (Grave's Disease)

obat dan campuran bahan organic lainnya yang dapat memberikan efek pada serangkaian tes fungsi tiroid.

Pada pemeriksaan lab penderita hipertiroid ringan terdapat kelainan yang sedikit, karena itu dapat menyulitkan dalam mendiagnosanya, pada keadaan ini ada 2 pemeriksaan yang dapat membantu yaitu T3 suppression test dan TRH test, pada T3 suppression test pasien dengan hipertiroid mengalami kegagalan dalam penekanan ambilan tiroid dari radioiodin pada waktu diberikan T3 exogen. Pada tes TRH, serum TSH tidak meningkat sebagai respon pemberian TSH pada pasien hipertiroid.

Pada hipertiroidism ditemukan juga keadaan rendahnya colesterol serum, limfositosis, dan biasanya hiperkalsemia, dan glukosuria.

Pemeriksaan penunjang

Anamnesis yang teliti, pemeriksaan fisik, dan penilaian klinik mempunyai peran yang penting dalam menentukan diagnosis penyakit tiroid. Pemeriksaan laboratorium terdiri dari pemeriksaan biokimia untuk menetapkan fungsi kelenjar tiroid, penginderaan visual untuk menetapkan kelainan morfologi kelenjar tiroid, dan pemeriksaan sitologi atau histologi untuk menetapkan perubahan patologis. Pemeriksaan biokimia secara radioimunoasay yang dapat memberi gambaran fungsi tiroid, yaitu dengan mengukur kadar T4, T3, TBG, dan TSH dalam plasma. Kadar T4 total di dalam serum adalah refleksi tepat fungsi kelenjar tiroid. Kadar T3 total di dalam serum selalu tinggi pada penderita tirotoksikosis. Penentuan kadar TBG diperlukan untuk interpretasi kadar T4 dan sampai tingkat tertentu berlaku untuk kadar T3. Kadar TBG dapat berubah pada kehamilan atau pengobatan dengan sediaan estrogen. Kadar TSH di dalam serum merupakan pemeriksaan penyaring yang peka untuk hipotiroidisme, oleh karena kadar ini meningkat sebelum ada pengurangan kadar T4. Antibodi mikrosom dan antibodi tiroglobulin umumnya meningkat pada penderita dengan tiroiditis autoimun. Imunoglobulin perangsang tiroid (thyroid stimulating immunoglobulins, TSI) dapat ditemukan pada penderita penyakit Graves. TSI juga berperan pada patogenesis penyakit ini. Tiroglobulin dapat dideteksi di dalam serum orang normal, dan penetapan kadarnya dapat digunakan untuk mengetahui kekambuhan karsinoma tiroid sesudah tireoidektomi total. Sidik radioaktif menggunakan unsur teknetium (Tc99m) atau yodium (I 131) dapat memperlihatkan gambaran jaringan tiroid yang berfungsi. Cara ini berguna untuk menetapkan apakah nodul dalam kelenjar tiroid bersifat hiperfungsi, hipofungsi, atau normal yang umumnya disebut berturut-turut nodul panas, nodul dingin, atau nodul normal. Kemungkinan keganasan ternyata lebih besar pada nodul yang menunjukkan hipofungsi, meskipun karsinoma tiroid dapat juga ditemukan pada nodul yang berfungsi normal.

Pemeriksaan kelenjar tiroid

Page 37: Laporan Hipertiroid (Grave's Disease)

Morfologi

-       Besar, bentuk, batasnya

-       Konsistensi, hubungan dengan struktur sekitarnya

-       USG, foto Rontgen

Fungsi

-       Uji metabolisme

-       Uji fungsi tiroid, kadar hormon

-       Antibodi tiroid

Lokasi (dan fungsi)

-       Sidik radioaktif/tes yodium radioaktif

Diagnostik patologik

-       Fungsi jarum halus untuk pemeriksaan sitologi

-       Biopsi insisi/eksisi untuk pemeriksaan histologi

Teknik ultrasonografi digunakan untuk menentukan apakah nodul tiroid yang teraba pada palpasi adalah nodul tunggal atau multipel, dan berkonsistensi padat atau kistik. Pemeriksaan ultrasonografi ini terbatas nilainya dalam menyingkirkan kemungkinan keganasan dan hanya dapat mengenal kelainan di atas penampang setengah sentimeter.

Pemeriksaan sitologi

Pemeriksaan sitologi nodul tiroid diperoleh dengan aspirasi jarum halus. Cara pemeriksaan ini berguna untuk menetapkan diagnosis karsinoma tiroid, tiroiditis, atau limfoma. Cara ini cara baik untuk menduga kemungkinan keganasan dalam nodul tiroid, dan mulai menggeser kegunaan pemeriksaan radioaktif atau ultrasonografi sebagai pemeriksaan penunjang diagnosis.

5)Hormon tiroid

FISIOLOGI HORMON THYROID

Kelenjar thyroid adalah satu-satunya kelenjar dalam tubuh yang memiliki sel-sel dengan kemampuan menyerap iodium. Penyerapan iodium yang didapat dari makanan dibutuhkan untuk pembentukan hormon thyroid, disamping itu juga diperlukan suatu molekul glikoprotein besar yang dihasilkan oleh retikulum endoplasma dan badan golgi yang terdapat pada sel-sel folikel

Page 38: Laporan Hipertiroid (Grave's Disease)

thyroid disebut thyroglobulin, selain itu hormon thyroid sendiri terbentuk dari kombinasi iodium dengan asam amino thyrosin untuk membuat T3 dan T4.(13)

Tahapan-tahapan pembentukan hormon thyroid: 

1. Semua tahapan-tahapan sintesis hormon thyroid dilakukan oleh molekul-

molekul thyroglobulin didalam koloid. Asam amino thyrosine kemudian

bergabung dengan molekul-molekul thyroglobulin, setelah itu thyrosine

yang mengandung thyroglobulin akan dikirim dari sel-sel folikel kedalam

koloid oleh exocytosis.

2. Intake iodium yang dibutuhkan untuk sintesis hormon thyroid didapatkan

dari makanan. Thyroid menangkap iodium dari dalam darah dan

mengirimkannya kedalam koloid dengan menggunakan pompa iodium

yang sangat aktif atau dengan mekanisme penjeratan iodida yang sangat

bertenaga, karena energi dibutuhkan untuk membawa protein yang berada

diluar membran sel-sel folikel. Hampir sebagian besar iodium didalam

tubuh digerakkan berlawanan dengan derajat konsentrasinya agar dapat

terperangkap didalam thyroid dengan tujuan untuk mensintesis hormon

thyroid.

3. Didalam koloid iodium secara cepat berikatan dengan molekul

thyroglobulin. Pengikatan satu iodium dengan tyrosine menghasilkan

Monoiodotyrosine (MIT). Pengikatan dua iodium dengan tyrosine

menghasilkan diiodotyrosine (DIT).

4. Proses coupling (bergandengan) muncul antara molekul tyrosine iodinisasi

untuk membentuk hormon thyroid. Coupling antara dua DIT menghasilkan

tetraiodothyronine (T4) keempat iodium membentuk hormon thyroid.

Coupling satu MIT dan satu DIT menghasilkan triiodothyronine (T3).

Karena semua reaksi diatas timbul didalam molekul thyroglobulin semua

produk/hasil tetap berada didalam thyroglobulin. Thyroid hormon tetap berada

dalam bentuknya didalam koloid sampai hormon-hormon tersebut berpisah

dan disekresikan. Hal ini diperkirakan bahwa persediaan hormon thyroid

normalnya terdapat didalam koloid untuk memenuhi kebutuhan tubuh untuk

beberapa bulan.

Page 39: Laporan Hipertiroid (Grave's Disease)

Pelepasan hormon-hormon thyroid kedalam sirkulasi sistemik membutuhkan

proses yang jauh lebih rumit/kompleks karena ada dua alasan yaitu sebelum

dilepaskan T4 dan T3 tetap terikat didalam molekul thyroglobulin. Kedua,

hormon-hormon tersebut disimpan pada bagian extraselular, yaitu lumen

folikel. Sebelum dapat masuk kedalam aliran darah hormon-hormon thyroid

harus mengalir melalui ruang interstisial, harus ditransport secara lengkap

melewati sel folikel, yaitu dengan cara sel-sel folikel merusak sendiri sebagian

kecil koloid, memecah molekul thyroglobulin hingga menjadi beberapa

komponen dan mengeluarkan T3 dan T4 bebas kedalam darah.

Kelenjar thyroid normalnya memproduksi sekitar 80% T4 dan 20% T3, tetapi

bagaimanapun hampir semua thyroxine (T4) akan diubah

menjadi  triiodothyronin (T3) didalam jaringan. Secara kualitatif fungsi kedua

hormon sama, tetapi keduanya berbeda dalam kecepatan dan intesitas

kerjanya. Triiodothyronin kira-kira 4x lebih kuat daripada thyroxine. 

Pengaturan sekresi hormon thyroid diatur oleh TSH (Thyroid stimulating hormon) yang dikenal dengan thyrotropin, yaitu salah satu hormon dari kelenjar hipofisis anterior. Untuk menjaga kestabilan kadar hormon thyroid dalam tubuh, maka antara hormon thyroid dan TSH mepunyai mekanisme efek umpan balik  (negative feedback mechanism), dimana bila terjadi peningkatan kadar hormon thyroid di dalam tubuh maka sekresi TSH oleh hipofisis akan menurun/dihambat. Sekresi TSH sendiri diatur oleh TRH (thyroid releasing hormone) yang dihasilkan oleh hypothalamus. Sehingga sekresi TRH dan TSH  secara tidak langsung mempengaruhi pengeluaran hormon thyroid.(2,5)

Setiap sel di dalam tubuh tergantung pada hormon thyroid untuk regulasi metabolismenya. Efek-efek hormon thyroid :

1. Efek metabolisme tubuh dan kalorigenik

meningkatkan metabolisme basal tubuh. Regulator penting dalam penyediaan O2 dalam tubuh dan enegi dalam keadaan istirahat. Efek kalorigenik timbul karena mempunyai efek meningkatkan aktifitas metabolisme maka menghasilkan peningkatan produksi panas.

          2. Efek terhadap pertumbuhan

Page 40: Laporan Hipertiroid (Grave's Disease)

Mempunyai efek yang umum dan spesifik untuk pertumbuhan, terutama yaitu

meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan otak selama kehidupan janin

dan beberapa tahun pasca kelahiran.

3.  Efek cardiovascular

Meningkat denyut jantung dan kontraksi otot jantung sehingga terjadi

peningkatan cardiac output.

          4. Efek Respirasi

meningkatnya kecepatan metabolisme akan meningkatkan pemakaian oksigen

dan pembentukan karbondioksida, sehingga meningkatkan kecepatan dan

kedalaman pernapasan.

           5. Efek pada saluran cerna

meningkatkan nafsu makan dan asupan makanan, juga meningkatkan kecepatan sekresi getah pencernaan dan pergerakan saluran cerna. Sehingga sering menimbulkan diare. Bila kekurangan hormon thyroid menyebabkan konstipasi.

        6. Efek pada sistem saraf pusat

Meningkatkan kecepatan berpikir, tetapi juga sering terjadi disosiasi pikiran

dan sebaliknya.

          7. Efek terhadap fungsi otot

Menyebabkan otot bereaksi lebih kuat bila sedikit kelebihan hormon thyroid

dan  menjadi lemah bila jumlahnya berlebihan karena kelebihan katabolisme

protein. Sedangkan bila kekurangan menyebabkan otot sangat lamban dan

berelaksasi setelah kontraksi.

8.Efek pada fungsi seksual

kekurangan menyebabkan hilangnya libido dan kelebihan menyebabkan

impotensi pada pria. Pada wanita kekurangan hormon thyroid menimbulkan

gangguan siklus menstruasi seperti menorrhagia, oligomenorrhea.

Page 41: Laporan Hipertiroid (Grave's Disease)
Page 42: Laporan Hipertiroid (Grave's Disease)

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Ny. SS 22 tahun mengalami komplikasi dari hipertiroidisme berupa tiroid

krisis yang diakibatkan oleh infeksi.

Page 43: Laporan Hipertiroid (Grave's Disease)

DAFTAR PUSTAKA

o Snell, Richard S. 2006. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran.

Jakarta : EGC

o Kamus Kedokteran Dorland. 2011. Jakarta: EGC.

o http://id.wikipedia.org/wiki/ hipertiroidisme

o Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Guyton & Hall Edisi ke 11

o Buku Fisiologi Ganong