laporan ipn 8

12
Laporan Praktikum ke-9 Hari, tanggal : Senin, 5 Mei 2014 MK Integrasi Proses Nutrisi Tempat Praktikum : Laboratorim Biokimia dan Mikrobiologi Nutrisi (BMN) Asisten : Ahmad (D24100013) KARBOHIDRAT Yusuf Ahmad Suwandi D24120019 P2 / Kelompok 1

Upload: yusufahmad

Post on 10-Apr-2016

235 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

ipn

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan IPN 8

Laporan Praktikum ke-9 Hari, tanggal : Senin, 5 Mei 2014MK Integrasi Proses Nutrisi Tempat Praktikum : Laboratorim Biokimia

dan Mikrobiologi Nutrisi (BMN)

Asisten : Ahmad(D24100013)

KARBOHIDRATYusuf Ahmad Suwandi

D24120019P2 / Kelompok 1

DEPARTEMEN NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKANFAKULTAS PETERNAKAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR2014

Page 2: Laporan IPN 8

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Polisakarida yang merupakan karbohidrat kompleks mempunyai sifat larut dalam air. Polisakarida merupakan polimer monosakarida yangdihubungkan oleh ikatan glikosida. Hidrolisis dari polisakarida menghasilkan monosakarida. Karbohidrat atau hidrat arang yang merupakan penghasil energi dimana tiap gramnya mengandung 4 kalori. Dalam negara berkembang, konsumsi karbohidrat lebih tinggi dibanding negara maju, disebabkan karbohidrat sebagai sumber energi yang murah dibanding dengan penghasil protein dan lemak lainnya. karbohidrat banyak ditemukan di tanaman serealia atau biji-bijian yang tersebar luas di alam (Hutagulung 2004).

Secara umum, pengenalan karbohidrat dapat dilakuakn beberapa uji, misalnya uji Molish, uji Benedict, uji Iod, uji Barfoed, uji Seliwanoff, uji Osazon, dan uji Asam Musat. Uji Molish untuk membuktikan kandungan karbohidrat secara kualitatif yang dibuktikan dengan terbentuknya cincin pada batas kedua larutan, uji Benedict yang membuktikan adanya gula reduksi, uji Iod untuk membuktikan adanya polisakarida (amilum, glikogen, dan dekstrin), uji Barfoed untuk membedakan antara monosakarida dan disakarida, uji Seliwanoff untuk membuktikan adanya ketosa (fruktosa) dalam suatu bahan sampel. Sedangkan uji Osazon untuk membedakkan macam-macam karbohidrat besrta bentuk gugus glukosa, dan uji Asam Musat untuk membedakan antara glukosa dan galaktosa beserta kristal karbohidrat melalui pengamatan mikroskop.

Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk menentukan keberadaan karbohidrat dengan menggunakan uji Molish, uji Benedict, atau uji Iod.

MATERI DAN METODE

Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah tabung reaksi, rak tabung reaksi, spoit, pipet mohr, botol film, gelas piala, ruang asam, kompor, spot plate, pengaduk, dan sendok. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan adalah larutan 5% α-naftol dalam alkohol 95% sebagai pereaksi Molish, larutan H2SO4 pekat, pereaksi Benedict, larutan I2 dalam KI, sampel glukosa 1%, fruktosa 1%, sukrosa 1%, pati 1%, tepung maizena, gula merah, gula pasir, permen, CMC, tepung ketan, tepung beras, madu, tepung tapioka, sampel ransum, sampel pellet, onggok, dan gaplek.

Page 3: Laporan IPN 8

Metode

Pesiapan sampel karbohidrat

Sampel cair seperti glukosa 1%, sukrosa 1%, fruktosa 1%, dan pati 1% langsung digunakan. Sampel padatan seperti tepung maizena, tepung ketan, tepung beras, tepung tapioka, gula merah, gula pasir, permen, CMC, sampel ransum, pellet, onggok, dan gaplek diambil masing-masing 1 sendok dimasukkan dalam botol film dan ditambah aquadest hingga ¾ botol film lalu diaduk. Sedangkan sampel madu, diambil sebanyak 3 ml dan ditambah 12 ml aquadest lalu diaduk.

Uji Molish

Sampel glukosa 1%, sukrosa 1%, fruktosa 1%, pati 1%, tepung maizena, tepung ketan, tepung beras, tepung tapioka, gula merah, gula pasir, permen, CMC, sampel ransum, pellet, onggok, gaplek, dan madu diambil masing-masing 5 ml dimasukkan dalam tabung reaksi dan ditambahkan peraksi Molish sebanyak 2 tetes (tetapi jangan sampai terkena dinding dari tabung reaksi). Tabung reaksi kemudian direndam pada gelas piala yang telah terisi air kran dan diletakkan di ruang asam. Larutan H2SO4 pekat ditambahkan ke masing-masing tabung melewati dinding tabung, diamati warna yang terjadi pada batas larutan.

Uji Benedict

Pereaksi Benedict sebanyak 0,5 ml dimasukkan dalam tabung reaksi kemudian ditambah masing-masing sampel glukosa 1%, sukrosa 1%, fruktosa 1%, pati 1%, tepung maizena, tepung ketan, tepung beras, tepung tapioka, gula merah, gula pasir, permen, CMC, sampel ransum, pellet, onggok, gaplek, dan madu sebanyak 8 tetes dan diaduk hingga merata. Campuran larutan tersebut dididihkan selama 5 menit kemudian didinginkan dan diamati perubahan warna yang terjadi.

Uji Iod

Sedikit sampel tepung beras, tepung maizena, tepung ketan, dan tepung tapioka dimasukkan dalam spot plate kemudian ditambahkan larutan Iod encer dan diaduk hingga tercampur. Sampel ransum, pellet, dan onggok dihaluskan, dimasukkan sedikit ke spot plate kemudian ditambah larutan Iod encer dan diaduk hingga tercampur. Perubahan antara masing-masing sampel diamati.

HASIL PEMBAHASAN

Hasil

Hasil yang diperoleh dari percobaan karbohidrat adalah sebagai berikut.

Tabel 1. Hasil Uji Molish dan Uji BenedictSampel Uji Molish Uji BenedictGlukosa + ++++

Page 4: Laporan IPN 8

Fruktosa + +++Sukrosa - -Pati - -Tepung maizena ++ -Gula merah ++++ +Gula pasir ++++ -CMC - -Tepung ketan - ++++Tepung beras +++ -Madu ++ -Tepung tapioka + -Ransum + -Pellet - -Onggok - -Gaplek ++ -Permen +++ ++

Tabel 2. Hasil Uji IodSampel Warna KeteranganTepung beras Coklat keunguan +++Tepung maizena Biru -Tepung ketan Coklat -Ransum Kuning -Tepung tapioka Biru ++++Pellet Kuning -Onggok Biru ++

Keterangan - : tidak ada karbohidrat+ : sedikit mengandung karbohidrat++ : agak banyak mengandung karbohidrat+++ : banyak mengandung karbohidrat++++ : sangat banyak mengandung karbohidrat

Pembahasan

Karbohidrat adalah senyawa organik yang mengandung unsur karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O), dan pada umumnya unsur hidrogen dan oksigen besatu menghasilkan H2O. Sebagian besar karbohidrat diperoleh dari bahan makanan yang dikonsumsi yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, sebagian lagi dibentuk dari asam amino dan gliserol lemak. Sumber karbohidrat nabati dalam bentuk glikagon hanya dijumpai pada otot dan hati sedangkan karbohidrat dalam bentuk laktosa dijumpai dalam susu (Hutagulung 2004). Karbohidrat dapat didefinisikan sebagai polihidroksi aldehid dan keton. Bentuk sederhana formasi karbohidrat adalah heksoosa (dengan 6 atom karbon) dan pentosa (dengan 5 atom karbon) serta polimernya berperan penting dalam ilmu gizi (Hawab 2004). Karbohidrat yang merupakan hidrat suatu karbon Cx(H2O)y berupa polihidroksi aldehid dan keton. Karbohidrat dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu monosakarida, oligosakarida, dan polisakarida yang bervariasi pada struktur isomer dan kemurnian,

Page 5: Laporan IPN 8

sedangkan solubilitas karbohidrat sama antara satu dengan yang lain. Monosakarida, karbohidrat yang paling sederhana, larut dalam air dan rasanya manis, contohnya glukosa, fruktosa, dan galaktosa. Disakarida, gabungan antara dua monosakarida pada bahan makanan, contohnya sukrosa (gula yang digunakan sehari-hari sehingga disebut gula meja atau gula invert/gula pasir, yang merupakan gabungan dari satu molekul glukosa dan satu molekul fruktosa), maltosa (gabungan dua molekul glukosa), dan laktosa (gabungan antara satu molekul glukosa dan satu molekul galaktosa yang kurang larut dalam air). Polisakarida yang merupakan senyawa karbohidrat kompleks, dapat mengandung lebih dari 600.000 molekul monosakarida yang tersusun membentuk rantai lurus ataupun bercabang, rasanya tawar, contohnya amilum, glikogen, dan selulosa (Sediaoetama 1989).

Semua jenis larutan karbohidrat, monosakarida, disakarida, ataupun polisakarida, bila dicampur dengan larutan α-naftol dalam alkohol dan ditambah asam sulfat pekat agar tidak tercampur akan menghasilkan cincin berwarna ungu kemerahan di batas antara kedua larutan. Pengujian karbohidrat pada uji Molish digunakan sebagai dasar uji kualitatif adanya kandungan karbohidrat dalam satu bahan (Yazid 2006). Terbentuknya cincin pada prinsipnya karbohidrat dihidrolisis oleh asam anorganik pekat menjadi monosakarida. Dehidrasi pentosa oleh asam sulfat pekat menjadi furfural, sedangkan heksosa oleh asam sulfat pekat menjadi hidroksil-metilfurfural. Pereaksi Molish yang terdiri dari α-naftol dalam alkohol akan bereaksi dengan furfural membentuk senyawa kompleks bewarna ungu (Poedjiadi 2007). Pengujian karbohidrat pada uji Molish diperoleh hasil bahwa sampel pakan gula merah dan gula pasir mengandung sangat banyak. Tepung beras dan permen mengandung banyak karbohidrat. Madu, tepung maizena, dan gaplek yang mengandung agak banyak. Larutan glukosa, fruktosa, tepung tapioka, dan ransum mengandung sedikit karbohidrat. Hal tersebut dikarenakan masing-masing yang termasuk dalam disakarida dipecah oleh asam sulfat menjadi monosakarida yang kemudian membentuk furfural dan bereaksi dengan α-naftol dalam alkohol sehingga terbentuk cincin ungu kehitaman dengan kadar ketebalan cincin yang berbeda. Sedangkan larutan sukrosa, pati, tepung ketan, pellet, dan onggok tidak terbentuk cincin, membuktikan bahwa sampel tersebut tidak mengandung karbohidrat.

Metode yang sering digunakan dalam analisis kadar gula satu sampel menggunakan larutan Benedict, yang mengandung ion Cu2+ yang akan direduksi gula menjadi Cu+ melalui proses pemanasan yang menghasilkan endapan (Indarti 2011). Gula reduksi pada karbohidrat dapat dibuktikan dengan terbentuknya endapan bewarna merah bata pada maltosa, galaktosa, fruktosa, dan glukosa. Larutan Benedict dapat pula diganti dengan larutan Fehling A atau Fehling B. Larutan fehling A adalah larutan CuSO4 dalam air sedangkan fehling B adalah larutan garam KN astartrat dan NaOH dalam air. Pereaksi Benedict lebih banyak digunakan dalam pembuktian glukosa daripada pereaksi fehling karena pereaksi Benedict terdiri atas larutan kupri asetat dan asam asetat dalam air, untuk membedakan antara monosakarida dan disakarida. Pada monosakarida dapat mereduksi CuSO4 lebih cepat dibanding disakarida (Poedjiadi 1994). Glukosa mempunyai gugus reduksi yang mampu mereduksi pereaksi Benedict. Ion Cu2+ dari CuSO4 akan direduksi menjadi Cu+ yang akan mengendap sebagai Cu2O (McGilvery et al 1996). Pengujian karbohidrat pada uji Benedict diperoleh hasil bahwa tepung ketan, glukosa mengandung sangat banyak karbohidrat, fruktosa yang mengandung banyak karbohidrat, permen dan gula merah yang mengandung masing-masing agak banyak

Page 6: Laporan IPN 8

dan sedikit mengandung karbohidrat. Sedangkan sampel lainnya tidak mengandung karbohidrat. Hal itu membuktikan bahwa endapan merah bata terbentuk pada maltosa, galaktosa, fruktosa, dan glukosa (Poedjiadi 1994).

Pengujian laju hidrolisis dapat dilakuakan dengan penambahan iodium, sesuai dengan uji ion. Pati yang terhidrolisis menjadi senyawa sederhana lalu direaksikan dengan iodium akan membentuk ikatan kompleks. Hasil hidrolisis yang dilakukan dengan penambahan iodium dibentuk amilodekstrin yang memberi warna biru, entrodekstrin yang memberi warna merah, dan berturut-turut akan dibentuk akroodekstrin, maltosa, dan glukosa yang tidak memberi warna dengan iodium (Pridamaulia et al 2011). Uji iodium yang bertujuan untuk membuktikan adanya polisakarida (amilum, glikogen, dan dekstrin) atau mendeteksi kandungan amilosa dalam pati. Pengujian amilum yang terkandung dalam karbohidrat melalui uji Iod diperoleh hasil bahwa tepung maizena, tepung tapioka, dan onggok yang mengandung amilum dengan dibuktikan setelah penambahan larutan I2 dalam KI bewarna biru sebagai hasil reaksi antara pati atau amilum dengan iodium yang membentuk ikatan kompleks. Pati atau amilum dapat dihidrolisis sempurna dalam suasana asam dengan pemanasan dan menghasilkan glukosa, meski sebelumnya pati atau amilum tidak memiliki sifat mereduksi (Pridamaulia et al 2011).

Pengujian karbohidrat pada uji Molish, cincin ungu, hasil dari karbohidrat dihidrolisis oleh asam anorganik pekat menjadi monosakarida membentuk furfural. Pereaksi Molish yang terdiri dari α-naftol dalam alkohol akan bereaksi dengan furfural membentuk senyawa kompleks bewarna ungu (Poedjiadi 2007), sering tidak terbentuk. Hal tersebut dikarenakan pada penetesan asam sulfat pekat terkena dinding tabung reaksi, mengakibatkan larutan menjadi tercampur dan tidak terlalu pekat sehingga tidak terbentuk cincin ungu.

SIMPULAN

Pengujian keberadaan karbohidrat menggunakan uji Molish, uji Benedict, dan uji Iod. Uji Molish untuk membuktikan kandungan karbohidrat secara kualitatif, uji Benedict yang membuktikan adanya gula reduksi, uji Iod untuk membuktikan adanya polisakarida (amilum, glikogen, dan dekstrin). Sampel hasil pengujian karbohidrat pada uji Molish terbentuknya cincin bewarna ungu kemerahan pada batas antar larutan, uji Benedict menghasilkan endapan merah bata, sedangkan uji Iod yang menghasilkan warna menjadi biru membuktikan adanya amilum dan merah membuktikan adanya dekstrin. Uji Molish menggunakan pelarut α-naftol dalam alkohol, uji Benedict dengan menggunakan pelarut Benedict, dan uji Iod dengan pelarut I2 dalam KI.

Page 7: Laporan IPN 8

DAFTAR PUSTAKA

Hawab, H. M., 2004. Pengantar Biokimia. Jakarta: Bayumedia.Hutagulung, Dr. Halomoan. 2004. Karbohidrat. Medan: USU Digital Library.Indarti D, Asnawati. 2011. Karakterisasi film Ata Ed cocok-benedict secara absorpsi

untuk sensor glukosa dalam urin. Jurnal Ilmu Dasar 12: 200-209.McGilvery, R.W. dan Goldstein, G.W. 1996. Biokimia : Suatu Pendekatan

Fungsional. Surabaya: Airlangga University Press.Poedjiadi, Anna. 2007. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: UI Press.Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: UI-Press.Pridamaulia, Riska, et al. 2011. Karbohidrat II karakteristik zat pati. Jurnal Biokimia.

Vol 2Sediaoetama, Achmad Djaeni. 1989. Ilmu Gizi. Jakarta: Penerbit Dian Rakyat.Yazid, E. 2006. Penuntun Praktikum Biokimia untuk Mahasiswa Analisis.

Yogyakarta: Penerbit Andi.

Page 8: Laporan IPN 8

LAMPIRAN

Gambar 1.a Uji Molish sebelum ditetesi H2SO4

Gambar 1.b Uji Molish setelah ditetesi H2SO4

Gambar 2.a Uji Benedict sebelum dipanaskan

Gambar 2.b Uji Benedict setelah dipanaskan

Gambar 3.a Uji Iod sebelum ditetesi larutan Iod

Gambar 3.b Uji Molish setelah ditetesi larutan Iod