laporan kasus f20.0
DESCRIPTION
jiwaTRANSCRIPT
STATUS PASIEN
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Nn. NA
No. RM : 706195
Umur : 27 tahun 3 bulan
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku : Bugis
Status Pernikahan : Belum Menikah
Pendidikan Terakhir : Strata 1
Pekerjaan : Pegawai Fakultas Kehutanan UNHAS
Masuk RS. Wahidin untuk pertama kalinya pada tanggal 26 Maret 2015,
diantar oleh ibu dan teman kerjanya.
II. RIWAYAT PSIKIATRI
Diperoleh dari catatan medis, autoanamnesis dan alloanamnesis dari :
Nama : Ny. NS
Umur : 59 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan Terakhir : S1
Pekerjaan : Pensiunan pegawai negeri Kab. Sinjai
Alamat : Kab. Sinjai
Hubungan dengan pasien : Ibu kandung
1
A. Keluhan Utama
Mengamuk
B. Riwayat Gangguan Sekarang
Seorang pasien perempuan masuk ke RSWS untuk pertama kalinya,
diantar oleh rekan kerja dan ibunya dengan keluhan mengamuk.
Mengamuk dialami sejak ±6 bulan yang lalu dan memberat 1 bulan
terakhir. Saat mengamuk, pasien memarahi atasannya dan berteriak-teriak
ditempat kerjanya direktorat Unhas. Pasien mengamuk disebabkan karena
pasien sudah bosan disuruh-suruh oleh atasannya yang menurut pasien
tidak berguna. Hal ini terjadi sejak 6 bulan yang lalu. Setelah 3 bulan
bekerja direktorat, pasien kemudian dipindahkan ke Fakultas Kehutanan
Unhas. Ditempat kerja barunya tersebut, pasien sering memarahi gedung-
gedung ditempat itu. Pasien mengatakan bahwa, dia tidak suka dengan tata
ruang dan arsitektur bangunan tersebut yang berbentuk seperti dadu. Hal
ini berlangsung sejak 4 bulan terakhir. Selain mengamuk, pasien
mengeluh sering mendengar suara-suara orang yang berdiskusi tentang
prilaku pasien. Bisikan tersebut dialami sejak ±4bulan yang lalu. Selain
bisikan, pasien juga sering melihat makhluk gaib yang menempel
ditubuhnya dan lewat didepan pasien. Wujudnya pun berubah ubah,
kadang berwujud dokter, tukang batu, polisi, bangunan gereja, dan lain-
lain. Selain itu, pasien juga merasa bahwa isi pikirannya dapat diketahui
oleh orang-orang disekitarnya. Hal tersebut terjadi sejak 4 bulan terakhir
dan tidak diketahui penyebabnya. Pasien juga sering merasa bahwa orang-
orang ingin mencederai dirinya, sehingga pasien selalu merasa curiga
apabila pergi bekerja.
Perubahan prilaku dialami sejak ±6 bulan yang lalu. Sebelumnya
pasien adalah pribadi yang periang dan bersikap dewasa. Namun tiba-tiba
pasien menjadi pendiam. Menurut keluarga pasien, perubahan prilaku
pasien disebabkan oleh karena ambisi dan cita-cita untuk melanjutkan
2
sekolah S2 di pulau Jawa tidak tercapai karena ibu pasien ingin pasien
tidak jauh-jauh pergi merantau. Keluarga juga mengatakan, pasien tidak
begitu menyukai pekerjaannya sekarang sebagai pegawai di Unhas.
Sebelumnya, pasien pernah dirawat 1 kali di klinik Avicenna Makassar
pada bulan desember 2014 selama 12 hari dengan keluhan mengamuk dan
selanjutnya pasien rawat jalan dan mendapat pengobatan Risperidon 2
mg/12jam/oral dan Clozapin 25 mg/24 jam/oral. Pasien minum obat
dengan teratur selama 1 minggu, tapi setelah itu pasien sudah tidak mau
lagi kontrol dan minum obat. Pasien banyak tidur dan nafsu makan baik.
C. Riwayat Gangguan Sebelumnya
1. Riwayat Gangguan Psikiatri Sebelumnya
Pasien pernah dirawat 1 kali di klinik Avicenna Makassar pada bulan
desember 2014 selama 12 hari dengan keluhan mengamuk dan selanjutnya
pasien rawat jalan dan mendapat pengobatan Risperidon 2 mg/12jam/oral
dan Clozapin 25 mg/24 jam/oral. Pasien minum obat dengan teratur
selama 1 minggu, tapi setelah itu pasien sudah tidak mau lagi kontrol dan
minum obat.
2. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat Trauma, infeksi, kejang tidak ada.
3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif
Pasien tidak merokok, minum alkohol dan penggunaan narkotika tidak
ada.
4. Riwayat Kehidupan Pribadi
1) Riwayat Prenatal dan Perinatal
Pasien lahir normal di Rumah Sakit Labuang Baji ditolong oleh dokter
pada tanggal 11 Desember 1987. Lahir cukup bulan dan tidak
ditemukan adanya cacat lahir ataupun kelainan bawaan. Pasien
merupakan anak yang diinginkan. Selama kehamilan, ibu pasien dalam
3
keadaan sehat. Pada saat bayi, pasien tidak pernah mengalami panas
tinggi dan kejang serta minum ASI.
2) Riwayat Masa Kanak Awal (Usia 1-3 tahun)
Pasien diasuh oleh kedua orangtuanya. Diberi ASI sampai 6 bulan.
Pertumbuhan dan perkembangan pasien pada masa anak-anak awal
sesuai dengan perkembangan anak seusianya. Tidak ada masalah
perilaku yang menonjol.
3) Riwayat Masa Kanak Pertengahan (Usia 4-11 tahun)
Pasien tinggal bersama kedua orangtuanya dan cukup mendapatkan
perhatian dan kasih sayang. Namun, pada umur 4 tahun, ayah pasien
meninggal dunia dan hanya diasuh oleh ibu kandungnya. Pada usia 6
tahun pasien masuk SD di Kabupaten Sinjai, dan selalu menjadi siswi
yang berprestasi.
4) Riwayat Masa Kanak Akhir dan Remaja (Usia 12-18 tahun)
Pasien melanjutkan pendidikannya di SMP Kabupaten Sinjai dan
masih tetap berprestasi hingga menyelesaikan sekolah menengah
pertamanya. Setelah itu, pasien mendaftar di SMA 17 Makassar dan
lulus dalam predikat 20 besar dari total 900 siswa. Selama sekolah di
SMA 17, pasien kesulitan mencapai 10 besar karena persaingan
prestasi siswa yang ketat. Selama sekolah, pasien dapat bergaul dengan
teman-temannya.
5. Riwayat Masa Dewasa
a. Riwayat Pekerjaan
Pasien adalah lulusan Fakultas MIPA jurusan Ilmu Komputer di
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Setelah lulus, pada tahun 2014
pasien diterima bekerja sebagai pegawai di rektorat Universitas
Hasanuddin kemudian pada bulan maret 2015 dipindahkan ke Fakultas
Kehutanan Universitas Hasanuddin.
4
b. Riwayat Pernikahan
Pasien belum menikah.
c. Riwayat Agama
Pasien memeluk agama Islam dan menjalankan kewajiban agamanya
cukup baik.
d. Riwayat Militer
Pasien tidak pernah mengikuti kegiatan militer.
e. Riwayat Pelanggaran Hukum
Selama ini pasien tidak pernah terlibat dengan masalah hukum.
f. Aktifitas sosial
Pasien dikenal sebagai orang yang mudah bergaul dan memiliki cukup
banyak teman. Bagi teman-temannya, dia adalah sosok yang dewasa
serta rajin dan ulet dalam bekerja.
6. Riwayat Keluarga
Pasien adalah anak ke-3 dari 3 bersaudara (♀,♀,♀) Pasien dibesarkan
oleh ibunya di Kabupaten Sinjai karena ayahnya telah meninggal dunia
pada saat pasien berusia 4 tahun . Hubungan dengan keluarga baik.
Riwayat anggota keluarga dengan kelainan jiwa yang sama ada (tante
pasien).
5
Genogram
? ?
Keterangan : : Anggota keluarga laki-laki
: Anggota keluarga perempuan
: Pasien
: Sudah meninggal
7. Situasi Sekarang
Pasien tinggal sendiri di kos-kosan di Makassar. Situasi lingkungan kosan
cukup kondusif (aman dan nyaman). Hubungan dengan keluarga baik.
Hubungan dengan tetangga baik. Pasien saat ini masih bekerja sebagai
pegawai Fakultas Kehutanan dan mampu membiayai diri sendiri. Ayah
pasien telah meninggal saat pasien berumur 4 tahun sedangkan ibu pasien
telah pensiun namun masih menerima tunjangan.
8. Persepsi Pasien Tentang Dirinya
Pasien tidak merasa dirinya sakit dan tidak butuh pengobatan.
III. PEMERIKSAAN FISIK DAN NEUROLOGI (31 Maret 2015)
1. Status Internus
Keadaan umum tidak tampak sakit, kesadaran komposmentis, tekanan darah
120/70 mmHg, nadi 80 x/menit, pernapasan 20 x/ menit suhu 36,5 0C,
konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterus, jantung, paru, abdomen dalam
batas normal, ekstremitas atas dan bawah tidak ada kelainan.
6
2. Status Neurologis
Kesadaran saat datang berada pada GCS 15 (E4M6V5). Gejala rangsang
selaput otak: kaku kuduk (-), kernig’s sign (-)/(-), pupil bulat dan isokor 2,5
mm/2,5 mm, refleks cahaya (+)/(+), fungsi motorik dan sensorik keempat
ekstremitas dalam batas normal, tidak ditemukan refleks patologis.
IV. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL (31 Maret 2015)
A. Deskripsi Umum
1. Penampilan
Seorang perempuan, wajah sesuai umur, postur tubuh sedang, memakai
mukena putih, celana panjang berwarna biru-putih , perawatan diri cukup.
2. Kesadaran
Berubah
3. Perilaku dan aktivitas psikomotor
Tenang
4. Pembicaraan
Spontan, lancar, intonasi tinggi
5. Sikap terhadap pemeriksa
Kooperatif
B. Keadaan Afektif (Mood), Perasaan, Empati, dan Perhatian
1. Mood : Sulit dinilai
2. Afek : Restriktif
3. Empati : Tidak dapat dirabarasakan
4. Keserasian : Serasi
C. Fungsi Intelektual (Kognitif)
1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan
Sesuai taraf pendidikan
2. Daya konsentrasi : Baik
3. Orientasi
7
Waktu : Baik
Tempat : Baik
Orang : Baik
4. Daya ingat
Jangka panjang : Baik
Jangka pendek : Baik
Jangka segera : Baik
5. Pikiran abstrak : Baik
6. Bakat kreatif : Menggambar
7. Kemampuan menolong diri sendiri : Baik
D. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi
Halusinasi auditorik (+): pasien sering mendengar suara-suara yang
berdiskusi tentang prilaku pasien.
Halusinasi visual (+): pasien sering melihat makhluk gaib menempel
ditubuh pasien. Pasien juga sering melihat makhluk gaib lewat didepan
pasien.
2. Ilusi : Tidak ada
3. Depersonalisasi : Tidak ada
4. Derealisasi : Tidak ada
E. Proses Berpikir
1. Arus Pikiran
Produktivitas : Cukup
Kontuinitas : Relevan, koheren
Hendaya berbahasa : Tidak ada
2. Isi Pikiran
Preokupasi : Pasien ingin melanjutkan pendidikan S2 di
Jawa
8
Waham : Waham curiga (+) pasien yakin ada orang-
orang yang ingin mencelakai dirinya.
Thought of broadcasting (+) pasien merasa isi pikirannya dapat
diketahui oleh semua orang.
F. Pengendalian Impuls
Tidak terganggu
G. Daya Nilai
1. Norma sosial : Terganggu
2. Uji daya nilai : Tidak terganggu
H. Tilikan (Insight)
Derajat 1 (pasien menyangkal dirinya sakit dan tidak butuh pengobatan).
I. Taraf Dapat Dipercaya
Dapat dipercaya
V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Seorang pasien perempuan masuk ke RSWS untuk pertama kalinya,
diantar oleh rekan kerja dan ibunya dengan keluhan mengamuk. Mengamuk
dialami sejak ±6 bulan yang lalu dan memberat 1 bulan terakhir. Saat
mengamuk, pasien memarahi atasannya dan berteriak-teriak ditempat kerjanya
direktorat Unhas. Pasien mengamuk disebabkan karena pasien sudah bosan
disuruh-suruh oleh atasannya yang menurut pasien tidak berguna. Hal ini terjadi
sejak 6 bulan yang lalu. Setelah 3 bulan bekerja direktorat, pasien kemudian
dipindahkan ke Fakultas Kehutanan Unhas. Ditempat kerja barunya tersebut,
pasien sering memarahi gedung-gedung ditempat itu. Pasien mengatakan bahwa,
dia tidak suka dengan tata ruang dan arsitektur bangunan tersebut yang berbentuk
seperti dadu. Hal ini berlangsung sejak 4 bulan terakhir. Selain mengamuk,
pasien mengeluh sering mendengar suara-suara orang yang berdiskusi tentang
prilaku pasien. Bisikan tersebut dialami sejak ±4bulan yang lalu. Selain bisikan,
pasien juga sering melihat makhluk gaib yang menempel ditubuhnya dan lewat
9
didepan pasien. Wujudnya pun berubah ubah, kadang berwujud dokter, tukang
batu, polisi, bangunan gereja, dan lain-lain. Selain itu, pasien juga merasa bahwa
isi pikirannya dapat diketahui oleh orang-orang disekitarnya. Hal tersebut terjadi
sejak 4 bulan terakhir dan tidak diketahui penyebabnya. Pasien juga sering
merasa bahwa orang-orang ingin mencederai dirinya, sehingga pasien selalu
merasa curiga apabila pergi bekerja.
Perubahan prilaku dialami sejak ±6 bulan yang lalu. Sebelumnya pasien
adalah pribadi yang periang dan bersikap dewasa. Namun tiba-tiba pasien
menjadi pendiam. Menurut keluarga pasien, perubahan prilaku pasien disebabkan
oleh karena ambisi dan cita-cita untuk melanjutkan sekolah S2 di pulau Jawa
tidak tercapai karena ibu pasien ingin pasien tidak jauh-jauh pergi merantau.
Keluarga juga mengatakan, pasien tidak begitu menyukai pekerjaannya sekarang
sebagai pegawai di Unhas. Sebelumnya, pasien pernah dirawat 1 kali di klinik
Avicenna Makassar pada bulan desember 2014 selama 12 hari dengan keluhan
mengamuk dan selanjutnya pasien rawat jalan dan mendapat pengobatan
Risperidon 2 mg/12jam/oral dan Clozapin 25 mg/24 jam/oral. Pasien minum obat
dengan teratur selama 1 minggu, tapi setelah itu pasien sudah tidak mau lagi
kontrol dan minum obat. Pasien banyak tidur dan nafsu makan baik.
Dari pemeriksaan status mental tampak seorang perempuan, wajah sesuai
umur, postur tubuh sedang, memakai mukena putih, celana panjang berwarna
biru-putih, perawatan diri baik. Kesadaran berubah, afek restriktif. Gangguan
persepsi didapatkan halusinasi auditorik mendengar suara-suara yang berdiskusi
tentang prilaku pasien. Arus pikiran relevan, koheren. Gangguan isi pikir yaitu
pasien merasa isi pikirannya dapat diketahui oleh orang lain dan waham curiga
dimana pasien yakin orang-orang ingin mencelakai dirinya. Pengendalian impuls
tidak terganggu, daya nilai tidak terganggu. Tilikan derajat 1. Taraf dapat
dipercaya.
VI. EVALUASI MULTIAKSIAL
10
Aksis I
Berdasarkan alloanamnesis dan autoanamnesis dan pemeriksaan status
mental ditemukan gejala klinis yang bermakna yaitu berupa pola perilaku
mengamuk, memarahi atasan tempat pasien bekerja, berteriak-teriak, curiga
bahwa orang-orang ingin mencelakainya. Keadaan ini menimbulkan
penderitaan (distress) pada pasien dan keluarga serta terdapat hendaya
(dissability) pada fungsi psikososial, pekerjaan, dan penggunaan waktu
senggang sehingga dapat disimpulkan bahwa pasien menderita gangguan
jiwa.
Berdasarkan pemeriksaan status mental ditemukan adanya hendaya
berat dalam menilai realita ditandai dengan adanya halusinasi auditorik yang
berdiskusi tentang prilaku pasien dan merasa isi pikirannya diketahui oleh
semua orang sehingga pasien digolongkan kedalam gangguan jiwa psikotik.
Berdasarkan status internus, neurologis, dan riwayat penyakit tidak
ditemukan adanya kelainan sehingga gangguan mental organik dapat
disingkirkan dan pasien digolongkan pada gangguan jiwa psikotik non
organik.
Berdasarkan autoanamnesis dan alloanamnesis dan pemeriksaan status
mental didapatkan halusinasi auditorik yang berdiskusi tentang prilaku pasien
dan pasien merasa bahwa isi pikirannya diketahui oleh semua orang. Gejala
ini berlangsung lebih dari 1 bulan sehingga memenuhi diagnosis Skizofrenia
(F.20). Pada pasien, terdapat waham curiga yang sangat menonjol sehingga
berdasarkan PPDGJ-III, pasien didiagnosis Skizofrenia Paranoid (F.20.0).
Aksis II
Pasien merupakan orang yang aktif dan mudah bergaul sebelum mengalami
gangguan sehingga ciri kepribadian tidak khas.
Aksis III
Tidak ditemukan adanya diagnosis fisis lain.
11
Aksis IV
Stressor psikososialnya adalah pasien merasa bahwa pekerjaannya saat ini
tidak cocok untuk dirinya dan pasien ingin melanjutkan kuliah S2 di pulau
Jawa namun dilarang oleh keluarganya.
Aksis V
GAF (Global Assesment Functioning) Scale 50-41 gejala berat (serious),
disabilitas berat.
VII. DAFTAR MASALAH
1. Organobiologik :
Tidak terdapat kelainan yang spesifik, namun diduga terdapat
ketidakseimbangan antara neurotransmitter maka pasien memerlukan
farmakoterapi.
2. Psikologi :
Ditemukan adanya hendaya berat dalam menilai realita berupa halusinasi
auditorik, dan waham curiga sehingga pasien memerlukan psikoterapi.
3. Sosiologik :
Ditemukan adanya hendaya dalam bidang sosial, pekerjaan, dan penggunaan
waktu senggang sehingga pasien memerlukan sosioterapi.
VIII. RENCANA TERAPI
A. Psikofarmakoterapi
Quetiapine 400 mg/24 jam/oral
B. Psikoterapi
Ventilasi
Memberikan kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan isi
pikirannya atau kecemasannya sehingga pasien merasa lega.
Suportif
12
Memberikan penjelasan dan pengertian kepada pasien tentang
penyakitnya agar pasien memahami kondisi dirinya dan memahami cara
menghadapinya, serta tetap memotivasi pasien agar tetap minum obat
secara teratur.
Sosioterapi
Memberikan penjelasan kepada keluarga dan orang-orang terdekat
pasien tentang gangguan yang dialami oleh pasien, sehingga tercipta
dukungan moril dan lingkungan yang kondusif sehingga membantu
proses penyembuhan pasien.
IX. PROGNOSIS
Dubia et Bonam
Faktor Pendukung :
Tidak ada kelainan organobiologik
Keluarga mendukung penuh kesembuhan pasien
Saat ini pasien rutin minum obat
Stressor jelas
Gejala positif menonjol
Faktor penghambat:
Ada riwayat keluarga dengan keluhan yang sama (tante pasien)
Umur pasien masih dewasa muda
Pasien belum menikah
X. FOLLOW UP
Memantau keadaan umum pasien serta perkembangan penyakitnya, selain itu
menilai efektifitas dan kemungkinan efek samping.
XI. DISKUSI/ TAMBAHAN
13
Menurut Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa edisi
ke-III (PPDGJ-III), pedoman diagnostik skizofrenia (F20) yaitu dengan
memenuhi kriteria berikut:
Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas
a. Thought (echo, insertion/withdrawal, atau broadcasting)
b. Delusion (of control, of influence, of passivity, atau perception)
c. Halusinasi Auditorik (suara halusinasi yang berkomentar secara terus-
menerus terhadap perilaku pasien, atau mendiskusikan perihal pasien
diantara mereka sendiri, atau jenis suara halusinasi lain yang berasal
dari salah satu bagian tubuh.
d. Waham menetap jenis lainnya yang dianggap mustahil dan tidak
wajar.
Atau paling sedikit dua gejala di bawah ini yang harus selalu ada secara
jelas:
a. Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja
b. Arus pikiran yang terputus
c. Perilaku katatonik
d. Gejala-gejala negative seperti apatis, bicara yang jarang dan respon
emosional yang menumpul.
Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama kurun
waktu satu bulan atau lebih
Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dari aspek
perilaku pribadi.
Berdasarkan kriteria 1 gejala, pada pasien temuan halusinasi yang
didapatkan adalah berupa halusinasi auditorik. Pasien mendengar suara-
suara yang berdiskusi tentang prilaku pasien. Selain itu, diemukan adanya
thought of broadcasting dimana isi pikiran pasien dapat diketahui oleh
orang-orang disekitanya. Oleh karena itu, pasien dapat dikatakan
mengalami Skizofrenia.
14
Skizofrenia sendiri dapat diklasifikasikan kedalam beberapa
bentuk seperti skizofrenia paranoid, hebefrenik, katatonik, residual dan
sebagainya.
Pada pasien skizofrenia paranoid, selain temuan skizofrenia pada
umumnya, sebagai tambahan didapatkan:
- Halusinasi atau waham harus menonjol;
- Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi perintah,
atau halusinasi auditorik tanpa bentuk verbal berupa bunyi pluit,
mendengung, atau bunyi tawa.
- Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa atau bersifat seksual, atau
lain-lain perasaan tubuh; halusinasi visual mungkin ada tapi jarang
menonjol.
- Waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi waham dikendalikan,
dipengaruhi, atau passivity, dan keyakinan dikejar-kejar yang beraneka
ragam, adalah yang paling khas.
- Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta gejala
katatonik secara relatif tidak menonjol.
XII. LAMPIRAN WAWANCARA
15
AUTOANAMNESIS (31 Maret 2015)
DM : Dokter Muda
P : Pasien
DM : Assalamualaikum ibu
P : Waalaikumsalam
DM : Perkenalkan, saya Muhammad Mursyid dokter muda yang bertugas disini.
Bisa saya tanya-tanya ibu ?
P : Iya bisa
DM : Ibu namanya siapa ?
P : NA
DM : Ibu NA berapa umurnya ?
P : 28 tahun
DM : Ibu AN tinggal dimana ? sama siapa ?
P : Di sini ji dok, di kost jalan pettarani
DM : Apa kegiatanta sehari hari ?
P : Saya pegawai di Unhas dok.
DM : kenapaki dibawa kesini?
P : saya juga tidak tau kenapa disini, hahah
DM : katanya kt sudah marahi atasanta. Ibu N. kenapaki marahi?
P : gara-gara tukang ngomel i
DM : kenapaki marahi?
P : dia selalu suruh-suruh baru dia nda mau jelaskan.
DM : dia tdk mau jelaskan apa bu? Tidak mau jelaskan kenapa kita disuruh?
P : tidak. Dia tidak mau jelaskan bagaimana caranya itu pekerjaan cepat selesai.
Tidak sukaka juga disuruh-suruh. Mau jka disuruh tapi sama orang hebat.
DM : kapan kita marahi itu bu?
P : ooo desember. Ulang tahunku. 11 desember 2014
DM : jadi masih kerjaki disitu bu?
16
P : iya. Sampai bulan ini. Bulan maret. Baru dikasih pindahka di fakultas
kehutanan.
DM : kenapaki dikasih pindah?
P : nda tau mi juga. Di mutasi ka
DM : terus difakultas kehutanan apa kt bikin?
P : kumarah-marahi gedung
DM : anu, tidak kusuka gedungnya. Kayak bukan gedung. Bagaimana di’ caraku
berkomentar, kayak gedung tapi bukan gedung.
DM : jadi apami itu kalau bukan gedung?
P : mmm. Apadi? Kayak kotak-kotak ji. Tidak ada gunanya.
DM : jadi orang yang kerja disana, apa dia bikin?
P : kayak numpang lewat ji
DM : jadi kita pindah disitu apa kita bikin?
P : Cuma lewat-lewat ji juga
DM : kapan kita marahi itu gedung?
P : mmm. Minggu lalu ji
DM : terus kalau pulangki apa kita bikin?
P : Cuma istirahat. Tidur. Tidur sampai subuh
DM : jadi tidur teruski itu? tidak shalat?
P : iya tidakmi. Capek skalima
DM : seringki bicara-bicara sendiri?
P : tidak ji. Cuma seringka ketawa-ketawa sendiri. Karena lucu. Seringka ingat I
temanku lucu-lucu.
DM : apa yang dia bikin teman-temanta?
P : kayak sinetron i. kayak film Hollywood (sambil tertawa)
DM : kalau suara-suara sering kita dengar?
P : numpang lewat ji. Mauki jawaban yang jujur?
DM : iye bu
17
P : begitu ji. Seringka dia gosipi. Bagaimana di’, saya juga pusing. Banyak
sekali dia gosipi
DM : apa dia gosipkan?
P : banyak, tentang unhas.
DM : pernahki merasa orang tau semua apa yang kita pikir?
P : kalau saya anggap itu dia dukun. Dia antar jinnya menempel disaya.
DM : terus dia kendalikanki itu jin?
P : tidak ji juga. Nagosipi ji juga orang
DM : tidak ada ji pikiranta kalau orang mau cederai ki?
P : ya. Itu juga sering kuliat. Mungkin masalah gedungnya. Mungkin tukangnya
capek.
DM : kayak mauki dicederai tukang?
P : kalau kuliat i militernya. Mau bunuhka
DM : jadi itu tukang ada militernya?
P : saya juga pusing. Pokoknya mauka dia cederai.
DM : bagaimana tidurta? Nyenyakji?
P : apa juga mau dikerja? Karena tidak adaji kukerja, jadi tidurji
DM : nafsu makanta bagus ji juga?
P : ya
DM : Pernah minum obat?
P : pernah. Clorilex. Kayak nama kucingku. Sama THP dengan risperidon
DM : teraturji minum obat ta?
P : iye. Satu minggu itu. setelah itu nda mau mka minum obat. Setelah itu
ketemu ka sama itu cowok yang sering pakai headset. Waktu seringka nonton
pirates of carriebean.
DM : trus apa yang dia kerja?
P : itu juga suka nempel sama saya
DM : kenapa nempel? Dia ikutiki?
P : tidak ji. Waktuku suka nonton HBO, Fox movie, sering mi datang
18
DM : gagah kah orangnya?
P : tidak. Kayak bayangan ji
DM : apa kita buat tadi pagi bu?
P : bangun pagi, menggambar-gambar karena bosan. Mauki kah liat i? (sambil
memper-lihatkan gambar)
DM : ibu, ingatki ini nah yang saya sebutkan. Nanti saya ulangi. 2679. Dimanaki
sekarang ini?
P : di Wahidin Sudirohusodo depannya PCC
DM : tanggal berapa sekarang?
P : bulan maret 2015
DM : siapa yang antarki kemarin kesini?
P : teman-teman Fakultas Kehutanan
DM : kita tau apa artinya panjang tangan?
P : mmm. Yang pintar mencuri
DM : kalau 100-7?
P : 93
DM : 93-7?
P : 86
DM : 86-7?
P : 79
DM : kalau dapatki dompet dijalan apa yang kita lakukan?
P : saya lihat KTPnya baru saya bawa ke kantor polisi
DM : ada lagi mau kita cerita bu?
P : tidak adami
DM : ooo. Iye. Makasih banyak di ibu informasinya
P : iye dok sama-sama
DM : assalamualaikum
P : waalaikumsalam
19