laporan kasus rido-1

21
LAPORAN KASUS A. Identitas Pasien : Nama : Ny. MS Tanggal Lahir : 12 Juni 1973 Umur : 40 tahun Alamat : Jl. Manara no.14 Agama : Islam Tanggal Masuk :11 maret 2015 Nomor RM : 117948 B. Anamnesis : Keluhan Utama : Nyeri dan gerak terbatas pada tangan kiri Anamnesis Terpimpin : Dialami sejak ± 4 bulan yang lalu sebelum masuk Rumah Sakit. Riwayat nyeri pada tangan kirinya diikuti dengan bengkak, rasa panas dan kemerahan. Nyeri dirasakan terutama saat pasien mencoba menggerakkan tangan kirinya. Pasien tidak pernah berobat ke dokter. Pasien hanya menggunakan pengobatan herbal dan rutin mengurut tangannya di tukang urut. Dua bulan setelah pengobatan herbal dan sering diurut, pasien kembali merasakan nyeri dan gerakan tangannya bertambah terbatas. Akhirnya, pasien meminta rujukan ke rumah sakit. Mekanisme Trauma : Pasien sedang mencuci baju dan ingin memasukkannya didalam mesin cuci. Saat itu mesin cuci terletak lebih tinggi hingga pasien menggunakan kursi untuk memanjat. Saat memanjat, pasien terjatuh dari kursi dengan posisi tubuh bertumpu pada siku kiri. Semenjak itu, gerakan

Upload: firdaus-shabuddin

Post on 20-Sep-2015

627 views

Category:

Documents


73 download

DESCRIPTION

kjojm

TRANSCRIPT

LAPORAN KASUSA. Identitas Pasien : Nama: Ny. MS Tanggal Lahir: 12 Juni 1973 Umur: 40 tahun Alamat : Jl. Manara no.14 Agama: Islam Tanggal Masuk:11 maret 2015 Nomor RM: 117948

B. Anamnesis :Keluhan Utama : Nyeri dan gerak terbatas pada tangan kiriAnamnesis Terpimpin : Dialami sejak 4 bulan yang lalu sebelum masuk Rumah Sakit. Riwayat nyeri pada tangan kirinya diikuti dengan bengkak, rasa panas dan kemerahan. Nyeri dirasakan terutama saat pasien mencoba menggerakkan tangan kirinya. Pasien tidak pernah berobat ke dokter. Pasien hanya menggunakan pengobatan herbal dan rutin mengurut tangannya di tukang urut. Dua bulan setelah pengobatan herbal dan sering diurut, pasien kembali merasakan nyeri dan gerakan tangannya bertambah terbatas. Akhirnya, pasien meminta rujukan ke rumah sakit.Mekanisme Trauma : Pasien sedang mencuci baju dan ingin memasukkannya didalam mesin cuci. Saat itu mesin cuci terletak lebih tinggi hingga pasien menggunakan kursi untuk memanjat. Saat memanjat, pasien terjatuh dari kursi dengan posisi tubuh bertumpu pada siku kiri. Semenjak itu, gerakan tangan pasien terbatas. Pasien hanya berobat herbal dan menggunakan jasa tukang urut.

C. Pemeriksaan Fisis :Status Generalis: Sakit sedang/ gizi cukup/ composmentisStatus Vitalis: TD: 120/70 mmHg N: 84x/min reguler P: 18x/min, spontan, thoracoabdominal S : 36.7 oC (axilla)

Status Lokalis :Regio Elbow Sinistra I : deformitas (+), swelling (+), hematoma (-) , luka (-) P : nyeri tekan (+) RoM : pergerakan elbow joint terbatas nyeri, flexi elbow 15, extensi elbow 180 NVD : sensibilitas baik, a.brachialis dan a.radialis teraba, CRT < 2

D. Pemeriksaan Penunjang :Foto Klinis :

Hasil Laboratorium : RBC : 4.240.000/mm3 HGB : 12,4 mg/dl HCT : 37,9 % PLT : 287.000/mm3 WBC : 7100 mm3 GDS : 106 Ureum : 14 Kreatinin : 0,7 GOT/GPT : 12/6 HBsAg : (-) CT/BT : 8/3

Radiologi :

Foto X-Ray AP/Lateral Elbow Joint Sinistra (11.03.2015)Kesan : Dislokasi caput olekranon posterior displacement

Foto Thorax PAKesan : tidak tampak kelainan pada foto thorax ini.

E. DiagnosisBerdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisis, dan pemeriksaan penunjang yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa pasien ini dapat didiagnosa dengan Dislokasi Posterior Sendi Siku Kiri.

F. Penatalaksanaan IVFD RL 20 tpm Ceftriaxone 1 gr/12 jam/iv Ranitidine 1 amp/8 jam/iv Ketorolac 1 amp/8 jam/iv Analgetik Plan Rekonstruksi (Open Reduksi)

G. Resume PasienPerempuan, 40 tahun, masuk ke RS dengan keluhan gerakan terbatas dan nyeri pada tangan kiri. Dialami sejak 4 bulan yang lalu. Riwayat nyeri pada tangan kirinya diikuti dengan bengkak, rasa panas dan kemerahan. Nyeri dirasakan terutama saat pasien mencoba menggerakkan tangan kirinya. Pasien tidak pernah berobat ke dokter. Riwayat berobat herbal dan menggunakan jasa tukang urut selama 2 bulan. Mekanisme trauma terjadi saat Pasien sedang mencuci baju dan ingin memasukkannya didalam mesin cuci. Saat itu, mesin cuci terletak lebih tinggi hingga pasien menggunakan kursi untuk memanjat. Saat memanjat, pasien terjatuh dari kursi dengan posisi tubuh bertumpu pada siku kiri. Semenjak itu, gerakan tangan pasien terbatas.

DISLOKASI SENDI SIKU

A. PENDAHULUANDislokasi sendi siku sering ditemukan pada orang dewasa tapi jarang pada anak-anak dan hanya biasanya terjadi pada anak umur 11-15 tahun. Kelainan ini lebih sering ditemukan pada anak laki-laki dibanding anak perempuan. Dislokasi posterior disertai pemindahan ke lateral merupakan kelainan yang paling sering ditemukan, sedangkan jenis anterior, lateral, dan medial sangat jarang ditemukan.Klasifikasi dislokasi pada sendi siku dapat dibagi atas : dislokasi sendi siku posterior, divergent (jarang terjadi), dan lateral

Gambar 1. Klasifikasi dari dislokasi sendi siku

B. DEFINISIa. Dislokasi adalah gangguan lengkap dalam hubungan normal antara 2 tulang dimana tidak ada lagi kontak pada permukaan artikular.b. Dislokasi elbow merupakan suatu injury berupa keadaan yang abnormal pada regio siku, dimana olekranon tidak berhubungan secara normal dengan epycondilus humeri, atau bergesernya ulna kebelakang dari ujung bawah humeri.

C. ANATOMI1. Tulang pembentuk sendi sikuElbow atau siku dibentuk oleh tiga tulang yaitu distal humeri, proximal ulna dan proximal radius.a. Os HumerusMerupakan tulang terpanjang pada anggota gerak atas. Ujung atas os humerus terdiri dari sebuah caput humeri yang membuat persendian dengan rongga glenoidalis scapula dan merupakan bagian dari persendian bahu. Di bagian bawah caput terdapat bagian yang ramping di sebut collum anatomicum dan di sebelah luar terdapat tuberositas mayor serta bagian dalam terdapat tuberositas minor. Di antara kedua tuberositas terdapat celah, yaitu sulcus intertubercularis. Pada Batang os humerus terdapat tuberositas deltoid, yaitu tempat melekatnya insersio otot deltoideus. Disebelah dorsal dari tuberositas deltoid terdapat sulcus yang membelit disebut sulcus nerve radialis.Ujung bawah os humerus terdapat permukaan sendi yang berhubungan dengan tulang lengan bawah. Trochlear yang terletak di sebelah sisi dalam tempat persendian os ulna dan sisi luar terdapat caspitulum yang bersendian dengan os radius. Pada kedua sisi persendian ujung bawah os humerus terdapat dua epicondylus, yaitu epicondilus lateral dan medial.b.Os RadiusTulang radius terletak di sisi lateral pada lengan bawah. Merupakan tulang yang lebih pendek di bandingkan dengan os ulna. Mempunyai sebuah batang dan dua ujung atas, yaitu caput yang berbentuk kancing. Dibawah terdapat sebuah tuberositas radii.

c. Os UlnaTulang ulna terletak di sisi medial pada lengan bawah yang terdiri atas sebuah batang dan dua ujung. Ujung os ulna masuk dalam persendian siku yang disebut processus olecranon. Processus ini menonjol keatas di sebelah posterior dan masuk ke dalam fosa olecrani os humerus. Processus coronoideus os ulna menonjol di depannya dan tempat masuk di dalam fosa coronoid os humerus, bila siku di bengkokkan. Batang os ulna semakin ke bawah semakin mengecil dan memberi kaitan pada otot yang mengendalikan gerak sendi pergelangan tangan dan jari-jari. Ujung bawah os ulna terdiri dari caput ulna yang bersendian dengan os radius dan processus styloideus yang menonjol ke bawah.

2. Ligamentum Sendi SikuUntuk menghubungkan tulang humerus dengan tulang ulna dan radius, maka diperkuat oleh ligamentum-ligamentum yang terletak pada sendi siku. Ligamen-ligamen itu terdiri dari:1) Ligamen collateral ulnare yaitu ligamen yang bersal dari epicondylus medial humerus dan memperkuat sendi humeroulnaris di sisi medial.2) Ligamen collateral radial yaitu ligamen yang terbentang dari epicondylus lateral humeri ke ligamen anular radii menuju os ulna. Memperkuat sendi humeroradial di sisi lateral.3) Ligamen anular radii yaitu ligamen yang bersama dengan ligamen collateral radial menahan capitulum humeri pada tempatnya.3. Jaringan Otot dan SendiOtot-otot yang berfungsi dalam gerakan sendi siku terdiri dari otot flexor-ekstensor, pronator dan supinator.1) Otot-otot Flexora) Otot Biceps Brachialis.Origo : Caput brevis ujung procesus Coracoideus scapulae.Insersio : Tuberositas radii.Persarafan : N.Musculocutaneus (C5,C6).Fungsi Utama : Supinasi lengan bawah dan flexi siku.

b) Otot BrachialisOrigo : Proximal supracondylaris lateralis.Insersio : Tuberositas ulna.Persarafan : N.Musculocutaneus (C5,C6).Fungsi Utama : Flexi siku.

c) Otot BrachioradialisOrigo : Tuberculum infiaglenoidale scapulaInsersio : Tuberositas radii.Persarafan : N. Radialis (C6,C7)Fungsi Utama : Flexi siku.

2) Otot-otot Ekstensora) Otot triceps brachialisOrigo : Caput longum pada tuberositas glenoidalis,Caput medial pada septum intermuscular, Caput lateral melekat pada dorsal sulcus nervus radialis.Insersio : Proximal olecranon.Persarafan : N. Radialis (C6,C7)Fungsi Utama : Extensi sikub) Otot AnconeusOrigo : Epicondylus lateral humeri.Insersio : Permukaan posterior ulna.Persarafan : N. Radialis (C6,C7)Fungsi Utama : Extensi siku

3) Otot-otot Pronator dan Supinatora) Otot Pronator TeresOrigo : Epicondylus medialis humeri.Insersio : Permukaan lateral radiusPersarafan : N. Medianus (C6,C7)Fungsi Utama : Pronasi siku

b) Otot Pronator QuadratusOrigo : distal permukaan anterior ulnaInsersio : distal permukaan anterior radiusPersarafan : N. Medianus (C6,C7)Fungsi Utama : Pronasi siku

Gambar 2. Anatomi Sendi Siku

Gambar 3. Anatomi Elbow tampak depan dan tampak belakang

Gambar 4. Anatomi elbow tampak dari lateral

D. PATOLOGIBagian distal dari humerus terdorong ke depan melalui kapsul anterior sedangkan radius dan ulna mengalami dislokasi ke posterioe, sehingga selalu terjadi kerusakan yang hebat pada jaringan lunak kapsul dan muskulus brakialis yang kadang-kadang mengalami robekan pada prosesus koronoid. Dislokasi pada umumnya posterior atau posterolateral. Arteri brakialis dan nervus medialis dapat terangkat bersama-sama humerus ke depan. Dislokasi sering disertai fraktur prosesus koronoid, kapitalum, atau kaput radius.

E. MEKANISME TRAUMADislokasi posterior terjadi karena tangan dalam keadaan out-stretched. Kapsul anterior dan kolateral ligamen mengalami robekan.Dislokasi anterior lebih jarang ditemukan, biasanya terjadi oleh karena jatuh dengan trauma langsung pada prosesus olekranon.

Gambar 5. Mekanisme Injury dari Dislokasi Elbow Joint

F. GEJALA KLINIS Terdapat trauma dengan pembengkakan yang hebat di sekitar sendi siku sewaktu siku dalam posisi semi fleksi. Olekranon dapat teraba di bagian belakang. Triceps prominent

G. DIAGNOSISDiagnosis ditegakkan berdasarkan gambaran klinis dan pemeriksaan radiologis. Anamnesis :Harus diketahui dengan tepat lokalisasi, distribusi, dan asal dari nyeri. Nyeri pada lengan atas mungkin merupakan nyeri yang berasal dari bahu, bergesernya sendi siku, dan beberapa kelainan akibat jepitan pada saraf. Gerakan pada sendi siku :Pada sendi siku terdapat dua komponen persendian yaitu antara humerus dengan ulna dan antara ulna dengan radius yang memberikan kemungkinan gerakan fleksi dan ekstensi serta rotasi pada lengan bawah. Gerakan fleksi dan ekstensi bervariasi antara 0-150 serta pronasi dan supinasi masing-masing sebesar 0-90 Pemeriksaan neurologis :Perlu dilakukan pemeriksaan neurologis dari nervus ulnaris, nervus medianusm dan nervus radialis.

Pemeriksaan radiologis :Dengan pemeriksaan radiologis dapat diketahui adanya dislokasi yang mungkin disertai fraktur tulang disekitar sendi siku.

Gambar 6. Contoh gambaran radiologi pada dislokasi sendi siku

H. PENATALAKSANAANPada dislokasi sendi siku dilakukan reposisi secepatnya. Pada jam-jam pertama, dislokasi dapat direposisi tanpa pembiusan umum. Setelah direposisi, lengan difleksi lebih 90 dan dipertahankan dengan gips selama 3 minggu

Gambar 7. Teknik reposisi pada dislokasi sendi siku

I. KOMPLIKASI Komplikasi vaskuler, dapat terjadi ruptur atau hanya laserasi saja pada arteri brakialis. Trauma pada saraf; lebih sering daripada pembuluh darah dan paling sering pada nervous ulnaris. Pembentukan tulang heterotropik; pembentukan tulang ini akan mengganggu pergerakan sendi siku secara permanen dan lokalisasinya biasa di bawah epikondilus medialis atau, epikondilus lateralis sepanjang ligamen kolateral. Dislokasi rekuren sendi siku, walaupun kelainan ini jarang ditemukan

DAFTAR PUSTAKA

Rasjad, Chairuddin, Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi, 2012. Sjamsuhidajat, R & Jong W.D.. Buku Ajar Ilmu Bedah, E.C.G. Jakarta. 1997 Solomon L., Warwick D., Nayagam S. Apleys System of Orthopaedics and Fractures, 9th edition. United Kingdom: Hodder Arnold. 2010 Thompson J.C., Netters Concise Orthopedic Anatomy, 2nd edition. Elsevier Saunders.