laporan kasus varicella

6
BAB III PEMBAHASAN Dari hasil anamnesis yang dilakukan pasien mengeluh adanya bula yang terdapat pada seluruh anggota gerak atas dan bawah, wajah, dan seluruh tubuh, keluhan mulai dirasakan sejak 1 minggu yang lalu . Awalnya terdapat vesikel di punggung kiri disertai demam, pasien memeriksakan demam tersebut, saat pengobatan vesikel semakin banyak dan memenuhi tubuh,wajah, dan anggota gerak atas dan bawah. Dari anamnesis tidak didapatkan keterangan bahwa pasien mengkonsumsi obat sebelumnya, tetapi pasien saat sebelum timbul kelainan kulit didahului demam yang tidak terlalu tinggi. Sedangkan pada pemeriksaan fisik ditemukan bula generalisata pada wajah, dada dan perut serta pungung. Disamping itu penyakit ini juga menyerang selaput lendir mata, mulut dan saluran nafas bagian atas, serta dari telinga pasien juga terdapat vesikel berisi pus purulen, sehingga penulis lebih mengarah ke diagnosis infeksi varicella. Diagnosis serupa juga dijelaskan dalam kepustakaan yang menyebutkan bahwa gejala awal penyakit berupa adanya gejala prodormal, yakni demam yang tidak terlalu tinggi, kemudian disusul timbulnya erupsi kulit berupa papul eritematosa yang dalam waktu beberapa jam berubah menjadi vesikel. Bentuk vesikel ini khas berupa tetesan embun (tear drops). Vesikel akan berubah menjadi pustul dan kemudian menjadi krusta. Sementara

Upload: restuwahyuni

Post on 30-Nov-2015

84 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tugas

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Kasus Varicella

BAB III

PEMBAHASAN

Dari hasil anamnesis yang dilakukan pasien mengeluh adanya bula yang terdapat

pada seluruh anggota gerak atas dan bawah, wajah, dan seluruh tubuh, keluhan mulai

dirasakan sejak 1 minggu yang lalu . Awalnya terdapat vesikel di punggung kiri disertai

demam, pasien memeriksakan demam tersebut, saat pengobatan vesikel semakin banyak dan

memenuhi tubuh,wajah, dan anggota gerak atas dan bawah. Dari anamnesis tidak didapatkan

keterangan bahwa pasien mengkonsumsi obat sebelumnya, tetapi pasien saat sebelum timbul

kelainan kulit didahului demam yang tidak terlalu tinggi. Sedangkan pada pemeriksaan fisik

ditemukan bula generalisata pada wajah, dada dan perut serta pungung. Disamping itu

penyakit ini juga menyerang selaput lendir mata, mulut dan saluran nafas bagian atas, serta

dari telinga pasien juga terdapat vesikel berisi pus purulen, sehingga penulis lebih mengarah

ke diagnosis infeksi varicella.

Diagnosis serupa juga dijelaskan dalam kepustakaan yang menyebutkan bahwa

gejala awal penyakit berupa adanya gejala prodormal, yakni demam yang tidak terlalu tinggi,

kemudian disusul timbulnya erupsi kulit berupa papul eritematosa yang dalam waktu

beberapa jam berubah menjadi vesikel. Bentuk vesikel ini khas berupa tetesan embun (tear

drops). Vesikel akan berubah menjadi pustul dan kemudian menjadi krusta. Sementara proses

ini berlangsung, timbul lagi vesikel-vesikel yang baru sehingga timbul gambaran polimorfi. 2

Penyebarannya terutama didaerah badan dan kemudian menyebar secara sentrifugal ke muka

dan ekstremitas, serta dapat menyerang selaput lendir mata, mulut dan saluran nafas bagian

atas. Jika terdapat infeksi sekunder terdapat pembesaran kelenjar getah bening regional.

Penyakit ini biasanya disertai rasa gatal. Komplikasi yang bisa muncul dapat berupa

ensefalitis , pneumonia , glomerulonefritis, karditis, hepatitis, keratitis, konjungtivitis, otitis,

arteritis dan kelainan darah (beberapa macam purpura).1,2 Varicella memberikan gambaran

klinis yang lebih parah pada pasien dengan infeksi progresif HIV. Varicella ditandai oleh lesi

hemoragik progresif, Keterlibatan visceral selain kulit dan mukosa, serta infeksi yang

berlangsung lebih dari 8 hari. Penyebaran lesi lebih luas, telapak tangan dan kaki dapat

terpengaruh. lesi kulit menjadi lebih besar (sampai ukuran bula), lebih monomorph, lebih

dalam, rentan terhadap nekrotik, verrucous, hiperkeratotik, atau hemoragik. lesi awal

Page 2: Laporan Kasus Varicella

cenderung lebih monomorph (vesicobullous) dan berlangsung untuk jangka waktu lama (>

2minggu) daripada individu immunecompeten.6

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah tzanck test dengan cara

membuat sediaan apus yang diwarnai dengan giemsa. Bahan diambil dari kerokan dasar bula

dan akan didapatkan sel datia berinti banyak.1 pada pemeriksaan darah rutin didapatkan

leukosit 3,5 x 103/µL , platelet 39 x 103/µL dan pemeriksaan radiologi yang ditemukan adalah

TB paru aktif. Diagnosis banding dari varicella adalah salah satunya sindrom steven johnson

karena terdapat gejala yang hampir mirip berupa adanya kelainan kulit berupa eritem, vesikel

dan bula yang kemudian memecah sehingga terjadi erosi yang luas. Disamping itu juga dapat

didapatkan purpura, juga didapatkan kelainan selaput lendir yang tersering ialah pada

mukosa mulut (100%), kemudian kelainan disusul kelainan pada lubang alat genital (50%),

sedangkan di lubang hidung dan anus jarang. Kelainan mata , merupakan 80% diantara

semua kasus yang tersering adalah konjungtivitis kataralis. Tetapi dipilihnya varicella sebagai

diagnosa lebih dikarenakan adanya tzanck test positif pada pemeriksaan laboratorium. Fixed

drug eruption tipe bulosa juga dianggap sebagai diagnosa banding. Kelainan ini umumnya

berupa eritem dan vesikel berbentuk bulat atau lonjong dan biasanya numular dan ditemukan

diseluruh tubuh. Penyakit ini disebabkan khusus obat atau bahan kimia, sedangkan pada

pasien ini riwayat mengkonsumsi obat disangkal.2

Terapi yang diberikan berupa asiklovir 5x800 mg yang dberikan peroral, sedangkan

untuk kulit diberikan salep gentamycin untuk lecet, untuk krusta dapat dilakukan kompres

dengan NaCl. Selain itu pasien juga mendapatkan terapi injeksi cefotaxim untuk mencegah

infeksi sekunder.1 Menurut kepustakaan pengobatan bersifat asimtomatik dengan antipiretik

dan analgesic, untuk menghilangkan rasa gatal dapat diberikan sedative. Local diberikan

bedak yang ditambah dengan zat anti gatal(mentol, kamfora) untuk mencegah pecahnya

vesikel secara dini serta menghilangkan rasa gatal. Jika timbul infeksi sekunder dapat

diberikan antibiotika berupa salep dan oral. Dapat pula diberikan obat antivirus. V.Z.I.G

(varicella zoster immunoglobuline) dapat mencegah atau meringankan varicella.1 Sedangkan

terapi bagi pasien dengan imunokompromise ringan –sedang dapat diberikan asiklovir oral

dosis tinggi 5x800 mg selama 7 hari atau dengan valasiklovir oral 1000 mg selama 7 hari dan

atau famsiklovir 500 mg selama 7 hari. Pada pasien dengan imunokompromise yang berat

asiklovir IV atau interferon ɑ -2a rekombinan untuk mencegah penyebaran dari herpes zoster

sangat di indikasikan.5

Prognosis pada pasien ini adalah ad sanam dubia ad bonam, ad vitam dubia ad

bonam, ad kosmetikam dubia ad bonam.

Page 3: Laporan Kasus Varicella

BAB IV

KESIMPULAN

Dapat disimpulkan pasien ini menderita penyakit varicella dengan konjungtivitis,

otitis media akut dan TB paru sesuai dengan gejala dan pemeriksaan fisik yang didapatkan

pada pasien berupa bula generalisata, pustul dan krusta di wajah, pustul di liang telinga,

ekskoriasi. Pemeriksaan penunjang yang dilakukan adalah Tzanck test dan ditemukan giant

sel positif pada setiap kerokan dasar bula pada seluruh tubuh.Pada pemeriksaan radiologi

ditemukan TB paru aktif. Pengobatan yang dilakukan adalah dengan pemberian acyclovir

yang diberikan peroral, sedangkan untuk krusta dapat dilakukan kompres dengan NaCl,

pemberian antibiotik juga diberikan pada pasien ini untuk mencegah terjadinya infeksi

sekunder, juga diberikan tetes mata untuk mengobati konjungtivitis nya. Kemudian karena

pasien terdapat penyakit TB paru maka pengobatan TB juga diberikan sesuai rekomendasi

dari dokter spesialis penyakit dalam. Prognosis pada pasien ini adalah ad sanam dubia ad

bonam, ad vitam dubia ad bonam, ad kosmetikam dubia ad bonam.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Handoko, ronny. 2005 dalam Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi Kelima. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia penyunting:Djuanda, Adhi.,Hamzah Mochtar.,Aisah Siti .Jakarta : FKUI

[2] Siregar, R.S . 2004. Atlas bewarna  saripati penyakit kulit . Jakarta: EGC

Page 4: Laporan Kasus Varicella

[3] Rampengan, T.H. Penyakit Infeksi Tropik Pada Anak. Penerbit Buku Kedokteran

EGC. Jakarta : 2005

[4] Schachner, Lawrence. Pediatric Dermatology Third Edition. Mosby. 2003

[5] Wolff,Klaus., Johnson Richard Allen. 2009. Fitzpatrick’s Color Atlas &Synopsis of

Clinical Dermatology Sixth Edition. Newyork: McGrawHill.

[6] Yuniati, Lisa. 2012. Infection of Varicella Zoster Virus In HIV Patient. Department of Dermatovenereology Medical Faculty of Hasanuddin University / Wahidin Sudiro husodo Hospital Makassar. IJDV Vol.1 No.2 2012