laporan kelas ibu ngadiharjo
DESCRIPTION
gggnvTRANSCRIPT
LAPORAN HASIL KEGIATAN LUAR GEDUNG DESA NGADIHARJO
KECAMATAN BOROBUDUR KABUPATEN MAGELANG
Diajukan Guna Melengkapi Persyaratan Kepaniteraan Klinik
Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro
Disusun oleh:
KELOMPOK II
DELLMA ANGGINI 22010111200054
DIAJENG ANNISA H. 22010111200055
DIPA YUNIHARILMI 22010111200056
RESKA AYU P.D. 22010111200117
RISANG BAGASKORO 22010111200118
RISMA JUNIARNI A. 22010111200119
RIZKI TRI HAPSARI 22010111200121
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2012
1
DAFTAR ISI
Halaman Judul.........................................................................................................1
Daftar isi...................................................................................................................2
BAB I.......................................................................................................................3
1. Latar belakang......................................................................................................3
2. Tujuan..................................................................................................................4
3. Metodologi ..........................................................................................................4
BAB II.Hasil dan Analisa data.................................................................................5
BAB III Masalah dan Analisis Penyebab Masalah..................................................8
BAB IV Simpulan dan Saran ..................................................................................9
Daftar Pustaka........................................................................................................11
2
BAB I
I. Latar Belakang
Program pembangunan kesehatan di Indonesia dewasa ini masih
diprioritaskan pada upaya peningkatan derajat kesehatan ibu dan anak, terutama
pada kelompok yang paling rentan kesehatan yaitu ibu hamil, ibu bersalin, dan
bayi pada masa perinatal. Hal ini ditandai dengan tingginya Angka Kematian Ibu
(AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Menurut Survei Demografi dan
Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007, Angka Kematian Ibu di Indonesia
sebesar 226/100.000 Kelahiran Hidup. Dengan angka tersebut, secara matematis
dapat diartikan bahwa dalam setiap jamnya terjadi 1 kematian ibu di Indonesia,
atau 24 kematian ibu perhari, 98 kematian ibu perminggu.
Salah satu program kesehatan yang diharapkan turut berperan dalam
menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat kehamilan, persalinan dan
nifas adalah buku Kesehatan Ibu dan Anak (buku KIA). Buku KIA adalah suatu
buku yang berisi catatan kesehatan Ibu dan Anak serta informasi cara menjaga
kesehatan dan mengatasi anak sakit. Penggunaan Buku KIA diharapkan dapat
meningkatkan kualitas pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak serta gizi sehingga
salah satu tujuan pembangunan kesehatan nasional yaitu penurunan AKI dan
AKB dapat tercapai. Penyebarluasan penggunaan Buku KIA dilakukan melalui
Puskesmas, Rumah Sakit, kegiatan Posyandu, dan lain-lain dengan tujuan agar
terjadi peningkatan pengetahuan dan keterampilan dari para petugas kesehatan
serta adanya peningkatan kualitas pelayanan. Selain itu Buku KIA dapat pula
dipakai sebagai alat pemantau Kesehatan Ibu dan Anak, serta pendidikan dan
penyuluhan kesehatan bagi masyarakat khususnya para ibu. Namun, tidak semua
ibu mau atau bisa membaca dan memahami buku KIA. Oleh sebab itu, ibu hamil
perlu diajari tentang isi buku KIA dan cara menggunakan buku KIA.
Dewasa ini penyuluhan Kesehatan Ibu dan Anak pada umum nya masih
banyak dilakukan melalui konsultasi perorangan atau kasus per kasus yang
diberikan pada waktu ibu memeriksakan kandungan atau pada waktu kegiatan
3
posyandu. Kegiatan penyuluhan semacam ini bermanfaat untuk menangani kasus
perkasus namun memiliki kelemahan antara lain:
Pengetahuan yang diperoleh hanya terbatas pada masalah kesehatan yang
dialami saat konsultasi.
Penyuluhan yang diberikan tidak terkoordinir sehingga ilmu yang di
berikan kepada ibu hanyalah pengetahuan yang dimiliki oleh petugas saja
Tidak ada rencana kerja sehingga tidak ada pemantauan atau pembinaan
secara lintas sektor dan lintas program.
Pelaksanaan penyuluhan tidak terjadwal dan tidak berkesinambungan
Untuk mengatasi kelemahan – kelemahan diatas, direncanakan metode
pembelajaran kelas ibu hamil. Kegiatan yang direncanakan adalah pembahasan
materi Buku KIA dalam bentuk tatap muka dalam kelompok yang diikuti diskusi
dan tukar pengalaman antara Ibu-ibu hamil dan petugas kesehatan. Kegiatan
kelompok belajar ini diberi nama “Kelas Ibu Hamil”.
Kelas Ibu hamil adalah kelompok belajar ibu-ibu hamil dengan umur
kehamilan antara 4 minggu s/d 36 minggu dengan jumlah peserta maksimal 10
orang. Di kelas ini ibu-ibu hamil akan belajar bersama, diskusi, dan tukar
pengalaman tentang Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) secara menyeluruh dan
sistematis serta dapat dilaksanakan secara terjadwal dan berkesinambungan. Kelas
ibu hamil difasilitasi oleh bidan atau tenaga kesehatan dengan menggunakan
paket kelas ibu hamil yaitu buku KIA, flip chart ( lembar balik), Pedoman
pelaksanaan kelas ibu hamil, pegangan fasilitator kelas ibu hamil, dan buku senam
ibu hamil.
Kelas Ibu Hamil ini merupakan sarana untuk belajar bersama tentang
kesehatan bagi ibu hamil, dalam bentuk tatap muka dalam kelompok yang
bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu mengenai
kehamilan perawatan kehamilan, persalinan, perawatan nifas, perawatan bayi baru
lahir, mitos, penyakit menular dan akte kelahiran.
4
II. Tujuan
1. Tujuan Umum
– Mahasiswa mampu mengetahui, menganalisa, dan
mendeskripsikan pelaksanaan pelayanan Kelas Ibu Hamil di Desa
Ngadiharjo, Magelang, serta memberikan alternatif pemecahan
masalah dalam rangka upaya perbaikan program.
2. Tujuan Khusus
– Mahasiswa mampu mengidentifikasi masalah pelayanan Kelas Ibu
Hamil di Desa Ngadiharjo, Magelang.
– Mahasiswa mampu menganalisis penyebab masalah pelayanan
Kelas Ibu Hamil di Desa Ngadiharjo, Magelang.
– Mahasiswa mampu mencari alternatif pemecahan masalah
pelayanan Kelas Ibu Hamil di Desa Ngadiharjo, Magelang.
III. Metode Penelitian
Data primer diperoleh dari wawancara dengan bidan desa dan peserta
Kelas Ibu Hamil untuk memperoleh informasi program pelayanan Kelas Ibu
Hamil di Desa Ngadiharjo. Data sekunder diperoleh dari catatan data tertulis
yang ada di bagian Kesehatan Ibu dan Anak Puskesmas Borobudur.
5
6
BAB II
HASIL DAN ANALISIS DATA
Data diperoleh dari hasil kegiatan kunjungan luar gedung, kegiatan Kelas Ibu
Hamil yang pertama di Desa Ngadiharjo, tanggal 28 April 2012.
A. DATA INPUT
MANs
Kepala Puskesmas sebagai penanggung jawab dan mengkoordinir pelak-
sanaan kelas ibu hamil di wilayah kerjanya.
Bidan/petugas kesehatan bertanggung jawab dalam pelaksanaan kelas ibu
hamil (Identifikasi calon peserta , koordinasi dengan dengan stake holder ,
fasilitasi pertemuan , monitoring , evaluasi, dan pelaporan)
Petugas dari Puskesmas 1 orang, bidan desa 2 orang dan sudah terbentuk
kepengurusan dan pembagian tugas yang jelas.
Narasumber adalah tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian bidang
tertentu untuk mendukung kelas ibu hamil
MONEY
Sumber pendanaan dari Dinas Kesehatan dan sudah mencukupi untuk
biaya Operasional untuk Kegiatan Kelas Ibu Hamil.
Turunnya dana tepat waktu.
MATERIAL
Terdapat SOP (Standar Operasional Prosedur) kegiatan pelayanan Kelas
Ibu Hamil.
Sarana dan prasarana pembelajaran didapatkan dari Puskesmas (dibawa
oleh petugas Puskesmas)
7
METHOD
Pelaksanaan program terjadwal pasti (dilaksanakan sebulan sekali selama
tiga bulan berturut – turut)
Jenis kegiatan sudah mencakup metode penyuluhan yang efektif.
Kelengkapan administrasi lengkap.
Terdapat SOP Kelas Ibu Hamil, dan sudah disosialisasikan dengan baik.
MACHINE
Ruang Balai desa yang berukuran kira-kira 5m x 10m, dengan ventilasi
dan pencahayaan yang cukup.
Alat tulis menulis untuk pembelajaran tersedia (kertas, spidol, bolpoin)
Buku KIA
Lembar balik Kelas Ibu Hamil
Buku pedoman pelaksanaan Kelas Ibu Hamil
Buku pegangan fasilitator
Alat peraga untuk senam hamil ( alat yang disediakan hanya bantal)
Tikar atau karpet
B. LINGKUNGAN
Adanya dukungan dari para perangkat desa setempat terhadap pelaksanaan
program Kelas Ibu Hamil.
Terdapat dukungan yang baik dari Dinas Kesehatan terhadap pelaksanaan
program Kelas Ibu Hamil.
C. PROSES
P 1 (Perencanaan)
– Mendaftar semua ibu hamil yang ada di wilayah kerja. Hal ini dimaksud-
kan untuk mengetahui berapa jumlah ibu hamil dan umur kehamilannya.
– Sudah ada program perencanaan, yang tediri dari pembentukan panitia
pelaksana, tempat, sarana, fasilitator, dan jadwal acara.
8
– Pelaksanaan kegiatan Kelas Ibu Hamil rutin dilakukan, namun belum
seluruh peserta yang diundang mengikuti program ini.
– Belum ada strategi untuk mengejar ketertinggalan materi bagi ibu hamil
yang tidak mengikuti kelas sebelumnya.
– Telah diinformasikan kepada masyarakat bahwa akan dilakukan
pelaksanaan kegiatan Kelas Ibu Hamil, melalui undangan yang disebar
kepada setiap ibu hamil.
P 2 (Penggerakan, Pelaksanaan)
• Kegiatan Kelas Ibu Hamil dilakukan tepat waktu sesuai jadwal.
• Kegiatan diawali dengan penjajagan pengetahuan awal peserta evaluasi
awal (pre-tes) dengan cara memberikan lembar pertanyaan kepada peserta
dan peserta (pilihan ganda).
• Hasil evaluasi awal (pre-tes) dikumpulkan dan diperiksa, kemudian ditab-ulasi dan analisa dilakukan setiap kali pertemuan.
• Materi disampaikan oleh Bidan Desa.
• Tata letak ruangan sudah baik.
• Materi disampaikan oleh fasilitator dengan Lembar Balik Kelas Ibu Hamil.
• Dilakukan simulasi dan praktik senam ibu hamil. Semua dapat mengikuti
dengan baik. Senam ibu hamil merupakan materi ekstra di kelas ibu
hamil, jika dilaksanakan, setelah sampai di rumah diharapkan dapat
dipraktikkan.
• Waktu pertemuan 120 menit termasuk senam hamil 15-20 menit.
• Metode tanya jawab dilakukan dan interaksi para peserta dan fasilitator
cukup baik, akan tetapi masih ada peserta yang kurang aktif bertanya
maupun menjawab pertanyaan.
• Evaluasi akhir (post-tes) dilakukan setelah selesai penyampaian semua
materi pertemuan Kelas Ibu Hamil. Evaluasi ini bertujuan untuk melihat
peningkatan pengetahuan peserta.
9
P 3 (Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian)
Evaluasi kegiatan sudah dilaksanakan pada setiap selesai pertemuan kelas
ibu. Pelaporan program dilakukan setiap akhir bulan.
Sudah ada evaluasi terhadap cakupan Kelas Ibu Hamil
Telah dilakukan tabulasi dan analisa data hasil awal (pre-tes) dan akhir
(post-tes).
D. DATA OUTPUT
Jumlah Ibu hamil yang mengikuti Prorgam Kelas Ibu Hamil berjumlah 9
orang (90 % dari jumlah ibu hamil yang diundang).
Pengetahuan ibu hamil yang mengikuti kegiatan telah meningkat,
berdasarkan perbandingan antara pre-test dan post-test.
10
BAB III
MASALAH DAN ANALISIS PENYEBAB MASALAH
A . IDENTIFIKASI MASALAH
Dari data output diperoleh data yang tidak sesuai dengan target
Dinkes, sehingga hal ini dianggap sebagai masalah. Adapun masalah
tersebut adalah sebagai berikut :
I. Belum tersedianya alat peraga yang ideal.
II. Belum seluruh peserta yang diundang datang mengikuti
program ini (cakupan 90 %).
III. Belum ada strategi untuk mengejar ketertinggalan materi bagi
ibu hamil yang tidak mengikuti kelas sebelumnya.
IV. Kurang aktifnya peserta dalam sesi Tanya jawab.
B. PRIORITAS MASALAH
Dari 4 masalah yang ditemukan di Kelas Ibu Hamil Desa Ngadiharjo
selanjutnya dilakukan prioritas masalah berdasarkan metode Hanlon
Kualitatif dengan kriteria sebagai berikut:
a. Kriteria Urgency
Masalah I II III IV Total
Horizontal
I + + - 2
II + + 2
III + 1
IV 0
Total
vertikal
0 0 0 1
11
Total
Horizontal
2 2 1 0
Total 2 2 1 1
b. Kriteria Seriousness
Masalah I II III IV Total
Horizontal
I - - - 0
II + + 2
III + 1
IV 0
Total
vertikal
0 1 1 1
Total
Horizontal
0 2 1 0
Total 0 3 2 1
c. Kriteria Growth
Masalah I II III IV Total
Horizontal
I - - - 0
II - - 0
III - 0
IV 0
Total
vertikal
0 1 2 3
Total 0 0 0 0
12
Horizontal
Total 0 1 2 3
Prioritas masalah
Masalah U S G Total Prioritas
I 2 0 0 2 III
II 2 3 1 6 I
III 1 2 2 5 II
IV 1 1 3 5 II
Berdasarkan hasil perhitungan secara Hanlon kualitatif di atas, dari empat
masalah di atas didapatkan urutan prioritas sebagai berikut:
I. Belum seluruh peserta yang diundang datang mengikuti program ini
(cakupan 90 %).
II. Belum ada strategi untuk mengejar ketertinggalan materi bagi ibu hamil
yang tidak mengikuti kelas sebelumnya.
III. Kurang aktifnya peserta dalam sesi Tanya jawab.
IV. Belum tersedianya alat peraga yang ideal.
C. ANALISIS PENYEBAB MASALAH
Untuk mengidentifikasi secara keseluruhan masalah yang ada, maka perlu
dipergunakan pendekatan sistem. Sistem yang diutarakan di sini adalah sistem
terbuka pelayanan kesehatan yang dijabarkan sebagai berikut :
13
Gambar 3. Pendekatan Sistem
D. ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH
1. Mengaktifkan seluruh kader.
2. Penyediaan alat-alat peraga dan alat bantu lain untuk menarik
perhatian peserta kelas ibu hamil.
3. Kader dan bidan desa secara aktif mendatangi peserta yang tidak
hadir untuk memberi motivasi supaya hadir pada kelas
sebelumnya.
4. Sosialisasi penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil agar jumlah peserta
sesuai target, dengan cara undangan dibagikan kepada ibu hamil
secara langsung agar dapat menyampaikan tujuan dari kelas ibu
hamil tersebut.
E. Pengambilan keputusan
14
INPUT
Alat peraga tidak lengkap
PROSESP1: strategi untuk mengejar ketertinggalan materi bagi ibu hamil yang tidak mengikuti kelas sebelumnya.P2 : kurang aktifnya peserta dalam mengikuti sesi Tanya jawabP3 : -
OUTPUTCakupan ibu yang hadir : 90%
OUTCOMEPengetahuan ibu yang mengikuti Kelas Ibu Hamil meningkat.
DAMPAKBelum dapat ditentukan
Lingkungan :
Dukungan yang baik dari perangkat desa, dan
Dinas Kesehatan
Proses pengambilan keputusan untuk menentukan alternatif pemecahan
masalah pada penyebab masalah menggunakan kriteria mutlak dan kriteria
keinginan, yang dilakukan melalui delapan langkah yaitu :
1. Menetapkan tujuan dan sasaran keputusan
2. Menentukan kriteria mutlak dan keinginan bagi tercapainya tujuan
3. Menetapkan bobot kriteria keinginan (1-5)
4. Inventarisasi alternatif, yaitu kemungkinan-kemungkinan cara untuk
mencapai tujuan
5. Menguji alternatif-alternatif tersebut kedalam:
Kriteria mutlak
Alternatif yang tidak lulus segera dikeluarkan, sedangkan yang
lulus dilanjutkan ke matriks kriteria keinginan
Matriks kriteria keinginan :
Pada matriks ini setiap alternatif secara urut diberi nilai
terhadap kriteria keinginan yang ada.
Angka nilai setiap alternatif tidak melebihi bobot kriteria
yang bersangkutan
Alternatif yang memiliki jumlah tertinggi merupakan
keputusan sementara
6. Menetapkan keputusan sementara
7. Inventarisasi konsekuensi, yaitu faktor-faktor penghambat dan pendorong
keputusan sementara.
8. Penentu keputusan setelah mempertimbangkan :
Tingginya jumlah nilai alternatif
Kemampuan untuk mengatasi konsekuensi
Alternatif-alternatif pemecahan masalah tersebut kemudian diuji dalam
matriks kriteria mutlak dan kriteria keinginan sebagai berikut:
Kriteria mutlak :
Tenaga
Waktu
15
Dana
Metode
Kriteria keinginan
Biaya pelaksanaan terjangkau
Pelaksanaan mudah
Efektif
Berkesinambungan
Menetapkan bobot kriteria keinginan
Biaya pelaksanaan terjangkau : 40
Pelaksanaan mudah : 30
Efektif : 20
Berkesinambungan : 10
Alternatif-alternatif pemecahan masalah tersebut kemudian diuji dalam matriks
kriteria mutlak dan kriteria keinginan sebagai berikut:
1. Kriteria Mutlak
a. Ada tenaga kesehatan terlatih dan terampil serta rajin dalam mengingatkan
peserta kelas ibu hamil.
b. Ada pemilihan waktu yang tepat agar peserta dapat hadir sesuai target.
c. Membutuhkan dana kurang dari Rp 50.000,00.
d. Ada metode yang dapat dipakai untuk pelaksanaan kegiatan
16
Tabel 32. Kriteria Mutlak
Alternatif Tenaga Waktu Dana Metode L/TL
1 + + + + L
2 + + + + L
3 + + + + L
4 + + + + L
Keterangan :
Untuk jawaban “Ya” diberi tanda +, jawaban “Tidak” diberi tanda -, L = Lulus,
TL = Tidak Lulus
2. Kriteria Keinginan
Tabel 33. Kriteria Keinginan
Alternatif
Biaya
pelaksanaan
terjangkau
(40)
Pelaksanaan
mudah
(30)
Efektif
(20)
Berkesinambungan
(10)Jumlah
1 5x40 4x30 5x20 5x10 470
2 2x40 2x30 5x20 5x10 290
3 5x40 4x30 5x20 5x10 470
4 5x40 4x30 3x20 4x10 420
Dari kriteria mutlak dan kriteria keinginan didapatkan alternatif pemecahan
masalah sementara yang terpilih adalah:
I. Kader dan bidan desa secara aktif mendatangi peserta yang tidak
hadir untuk memberi motivasi supaya hadir pada kelas sebelumnya.
II. Mengaktifkan seluruh kader.
III. Sosialisasi penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil agar jumlah peserta
sesuai target, dengan cara undangan dibagikan kepada ibu hamil secara
langsung agar dapat menyampaikan tujuan dari kelas ibu hamil
tersebut.
17
IV.Penyediaan alat-alat peraga dan alat bantu lain untuk menarik
perhatian peserta kelas ibu hamil.
3. Keputusan Tetap
Dengan melakukan inventarisasi dan konsekuensi atas keputusan alternatif
masalah, ditetapkan alternatif masalah yang diambil adalah Mengaktifkan
seluruh kader serta Kader dan bidan desa secara aktif mendatangi peserta
yang tidak hadir untuk memberi motivasi supaya hadir pada kelas
sebelumnya.
18
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN
Setelah dilakukan pengamatan dari kegiatan pelayanan di Kelas Ibu Hamil Desa
Ngadiharjo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang tanggal 28 April 2012
dan wawancara dengan petugas Puskesmas dan Bidan desa, dapat disimpulkan
bahwa kegiatan Kelas Ibu Hamil Desa Ngadiharjo didapatkan urutan prioritas
masalah sebagai berikut :
I. Belum seluruh peserta yang diundang datang mengikuti program
ini (cakupan 90 %).
II. Belum ada strategi untuk mengejar ketertinggalan materi bagi ibu
hamil yang tidak mengikuti kelas sebelumnya.
III. Kurang aktifnya peserta dalam sesi Tanya jawab.
IV. Belum tersedianya alat peraga yang ideal.
B. SARAN
a. Kepada Tim Pembina kader tingkat kecamatan untuk memotivasi
kader untuk mengikuti kegiatan Kelas Ibu Hamil
b. Kepada bidan desa untuk tidak hanya mengundang ibu hamil, namun
menjelaskan pula isi dan manfaat dari Kelas Ibu Hamil.
c. Kepada Petugas Puskesmas untuk mengawasi dan membantu
pelaksanaan kegiatan Kelas Ibu Hamil, dan menilai dampak dari
kegiatan ini.
d. Kepada peserta kelas ibu hamil diharapkan dapat berperan serta aktif
dalam kegiatan kelas ibu hamil, sehingga tercapai tujuan dari kelas ibu
hamil.
19
DAFTAR PUSTAKA
1. Departemen Kesehatan RI. Indikator Indonesia sehat 2010 dan Pedoman
Penetapan Provinsi Sehat dan Kabupaten/Kota Sehat. Depkes RI [serial on
the internet]. [cited 28 April 2012] . Available from:
www.litbang.depkes.go.id/download/is 2010 /indikator.pdf
2. Balai Pelatihan Kesehatan Salaman. Pedoman Praktis Pelaksanaan kerja di
Puskesmas. Magelang: Podorejo Offset;2000.
3. Zulkifli. Posyandu dan Kader Kesehatan. 2003. [cited 29 April 2012].
Available from; http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-zulkifli.pdf.
4. Indonesia Kementrian Kesehatan RI. Direktorat Jenderal Bina Gizi dan
KIA. Pedoman pelaksanaan kelas ibu hamil. Jakarta : Kementerian
Kesehatan RI. 2011
20