laporan kerja praktek mengenai kandungan nitrogen dalam air tambak
DESCRIPTION
Nitrogen merupakan salah satu unsur utama dalam kehidupan yang ditemukkan diseluruh asam amino baik essensial maupun non essensial yang merupakan penyusun protein. Akan tetapi seluruh produk dari hasil proses tersebut memiliki tingkat konsentrasi yang tidak dapat melebih konsentrasi yang ada dengan melalui siklus nitrogen.TRANSCRIPT
1
Magang Kerja Di Tempat Usaha Tambak Lele Skala
Rumah Tangga
Laporan Kerja Praktik
Oleh :
Yosa Kalam Panjaitan
NIM 412009015
2013
Program Studi Biologi
Fakultas Biologi
Universitas Kristen Satya Wacana
2
Magang Kerja Di Tempat Usaha Tambak Lele Skala Rumah Tangga
Oleh
Yosa Kalam Panjaitan
NIM 412009015
Program Studi Biologi
Laporan kerja praktik ini telah disetujui pada tanggal :
_______________________
Pembimbing
(Drs. Sucahyo, M. Sc)
Salatiga, _____________________
Program Studi Biologi
Fakultas Biologi
Universitas Kristen Satya Wacana
Dekan,
(Drs. Rully Adi Nugroho, M.Sc. PhD)
3
Magang Kerja Di Tempat Usaha Tambak Lele Skala Rumah Tangga
Oleh
Yosa Kalam Panjaitan
NIM 412009015
Program Studi Biologi
kerja praktik ini telah dilakukan pada:
1 Mei 2013 – 23 Agustus 2013
Daniel Adi Susanto
(Pemilik Tempat Usaha)
4
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan YME atas segala rahmat, berkat dan
penyertaan-Nya sehingga penulis dapat melaksanakan kerja praktik sampai pada penyusunann
laporan ini dengan baik. Melalui kerja praktik yang telah dilaksanakan, penulis memperoleh
banyak pengalaman, terutama mengenai tatacara mengembangbiakkan ikan lele untuk siap
dipasarkan dan mengetahui perubahan warna kandungan air pada ikan dan daur biogeokima
dalam tambak.
Pada kesempatan ini, penulis dengan penuh kerendahan hati ingin menyampaikan ucapan
rasa terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. Sucahyo, M.Sc selaku pembimbing yang telah memberikan arahan,
bimbingan, dan informasi selama penulisan laporan kerja praktik.
2. Bapak Daniel Adi Susanto dan Bapak Edi Santoso selaku pembimbing lapangan yang
membantu penulis selama pelaksanaan kerja praktik.
3. Keluarga, atas segala kecukupan materi dan kasih sayang.
4. Teman-teman senasib sepenanggungan.
5. Semua pihak yang telah membantu penulis yang tidak memungkinkan untuk penulis
sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa laporan kerja praktik ini masih mempunyai banyak kekurangan,
sehingga masih membutuhkan kritik dan saran sebagai masukan yang bersifat membangun guna
kemajuan diri di masa mendatang. Semoga laporan kerja praktik ini bermanfaat bagi rekan-rekan
mahasiswa Fakultas Biologi UKSW atau bagi yang memerlukanya. Segala kekurangan dalam
penulisan laporan kerja praktik ini kiranya dapat dimaklumi. Tuhan memberkati.
Salatiga, Juni 2013
Penulis
5
DAFTAR ISI
Halaman judul ………………………………………………………………….. i
Halaman pengesahan fakultas ………………………………………………......
Halaman pengesahan tempat kerja ……………………………………………...
ii
iii
Kata pengantar …………………………………………………………………. Iv
Daftar isi ………………………………………………………………………... V
1. Pendahuluan ………………………………………………………………
1.1 Latar Belakang …………………………………………...…………...
1.2 Tujuan ..………………………………………………………………
1.3 Manfaat ……………………………………………………………….
2. Profil usaha ……………………………………………………………….
2.1 Sejarah Perkembangan Usaha ……………………………………….
2.2 Proses Budidaya ditambak Ikan Lele…………………………………
3. Pelaksanaan Kerja Praktek ………………………………………………
3.1 Waktu dan tempat …………………………………………………….
3.2 Pelaksanaan Kerja Praktek ……………………………………….......
3.3 Analisis Nitrogen ..……………………………………………………
3.4 Kajian Ikan Lele ..…………………………………………………….
4. Penutup …………………………………………………………………...
Kesimpulan …………...………………..…………………………………
1
1
2
2
4
4
5
6
6
6
7
11
16
16
Daftar Pustaka ………………………………………………………………….. 17
Lampiran ………………………………………………………………………..
18
6
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kerja praktek merupakan salah satu matakuliah yang bertujuan untuk implementasi secara
sistematis dan nyata antara program pendidikan diperkuliahan dalam bentuk ilmu yang didapat
dengan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui kegiatan kerja secara langsung di
dunia kerja untuk mencapai tingkatan keahlian tertentu. Di samping dunia usaha, kerja praktek
dapat memberikan keuntungan pada pelaksaanan itu sendiri yaitu program studi, karena keahlian
yang tidak diajarkan diperkuliahan dan hanya didapat di dunia usaha, sehingga dengan adanya
kerja praktek dapat meningkatkan mutu dan relevensi yang dapat diarahkan untuk
mengembangkan suatu sistem yang mantap antara dunia pendidikan dan dunia usaha.
Saat ini kebutuhan pangan mengenai ikan masih sangat tinggi, dan pulau Jawa menjadi
produsen terbesar di Indonesia dalam menghasilkan produk produk ikan, khususnya Jawa
Tengah. Dari kebutuhan disektor perikanan tersebut, tidak hanya dicukupi oleh industri besar saja
tetapi juga industri kecil juga berpengaruh untuk memenuhi kebutuhan nasional. Menurut dinas
kelautan Jawa Tengah pada tahun 2011 produksi perikanan pada tambak lele mencapai 115,768,4
ton, jumlah ini mengalami peningkatan dari tahun tahun sebelumnya yang hanya berkisar 70 ribu
sampai 80 ribu ton per tahun, sehingga dari angka tersebut Jawa Tengah menjadi salah satu
sentral penghasil ikan terbesar di Indonesia(anonim 1 ,2011).
Sektor perikanan skala rumah tangga memiliki peranan yang sangat luar biasa, yaitu
membantu perekonomian keluarga yang kurang mampu disekitar rumah. Selain perannya
dibidang ekonomi industri kecil juga membantu dalam mencukupi nilzi gizi bagi anak anak
terkhususnya, misal protein pada ikan sangat cocok bagi anak anak balita khususnya, sebagai
perangsang pertumbuhan sel otak, dan kandungan lainya. Untuk sektor perikanan skala rumah
tangga memiliki kelebihan dan kekurangan, kelebihan dari sektor perikanan skala rumah tangga
selain membantu perekonomian adalah manajemennya yang masih sederhana, dengan
manajemen yang sederhana tersebut, kontrol akan tambak, kecukupan pakan dan lain lainya lebih
terjaga, kemudian Pemilik dapat mengelola industry tambak ini secara mandiri dan bebas waktu.
Kekurangan dari sektor industri perikanan ini sendiri yaitu Sering terjadi mist-manajemen dan
ketidakpedulian pengelolaan terhadap prinsip-prinsip manajerial, Sumber modal yang terbatas
pada kemampuan pemilik, Perencanaan dan program pengendalian sering tidak ada atau belum
pernah merumuskan, dan penggunaan alat alat yang lebih modern tidak terpakai dikarenakan
minimnya modal.
7
Dalam hal kepentingan kerja praktek di industri kecil, diharapkan mahasiswa mampu
memberikan kontribusi yang sangat besar bagi pengusaha tambak ikan melalui membagikan ilmu
yang didapat pada saat perkuliahan membantu dalam setiap perencanaan dan control tiap harinya
pada tambak lele. Selain kontribusi tersebut mahasiswa diharapkan juga mendapatkan
pengalaman kerja secara nyata, dari berbagai aspek sebagai contoh mengenai manajemen opreasi
sehari hari yang sederhana, tehnik tehnik yang dipakai dalam pembesaran bibit, dan pengalaman
mengenai tata cara perawatan ikan lebih detail dan mendalam.
1.2 Tujuan
Maksud dilaksanakan kerja praktek adalah untuk mengimplementasikan pengetahuan yang
selama ini didapat di perkuliahan dengan kenyataan sesungguhnya di lapangan atau sekaligus
mengaplikasikanya jika yang didapat di perkuliahan dengan sesungguhnya di lapangan termasuk
merancang sistem ataupun mengembangkan sistem yang ada agar bisa lebih efektif dan berguna.
Tujuan dilaksanakannya kerja praktek adalah :
1. Untuk mengimplementasikan ilmu yang didapat dari kuliah yang telah dijalani
2. Untuk mengetahui tatacara pengelolaan dan kontrol kualitas air pada tambak lele
1.2 Manfaat
- Manfaat Bagi Mahasiswa
a. Dapat memperoleh gambaran dunia kerja yang nantinya berguna bagi mahasiswa yang
bersangkutan apabila telah menyelesaikan perkuliahannya, sehingga dapat menyesuaikan diri
dengan dunia kerja.
b. Dapat mengaplikasikan ilmu dan keterampilan yang telah diperoleh pada masa kuliah dan
sekalian menambah wawasan dan pengalaman.
c. Dapat mengetahui perbandingan antara teori dan ilmu yang diperoleh selama perkuliahan
dengan praktek di lapangan.
d. Meningkatkan kedisiplinan dan tanggung jawab dalam kerja.
8
- Manfaat Bagi Program Studi
a. Dapat meningkatkan kerjasama antara lembaga pendidikan khususnya program studi dengan
tempat usaha.
b. Dapat mempromosikan keberadaan program studi di tengah-tengah dunia kerja, sehingga dapat
mengantisipasi kebutuhan dunia kerja akan tenaga kerja yang profesional dan kompeten di
bidang masing-masing.
- Manfaat Bagi Instansi
a. Dapat menigkatkan kerjasama antara program studi dengan tempat usaha.
b. Membantu program studi dalam menyelesaikan tugas sehari-hari selama Kerja praktek.
9
2. Profil Usaha
2.1 Sejarah Perkembangan Usaha
Usaha tambak lele beralamatkan di RT 03 Rw 03 Kelurahan Banyuanyar Kecamatan
Banjarsari Surakarta. Awal mula usaha hanya berskala kecil dengan menggunakkan kolam
dengan media tanah dan hasil dari kolam ikan ini hanya dikonsumsi sendiri. Pada tahap
berikutnya memiliki 2 kolam dengan kolam tambahan berupa kolam berbahan terpal. Dalam
pemberian pakan dilakukan secara konvensional pakan berupa pelet dengan tambahan pakan
alternatif berupa roti, dll. Perkembangan lebih lanjut penggunaan multivitamin berupa Bioku Fish
pada pakan ikan dan Bekka Fish pada yang digunakan pada air kolam ikan.
BIOKU Fish merupakan probiotik cair yang diproduksi melalui proses bioteknologi dengan
menggunakan mikrobia unggul berupa Bacillus subtilis (penghasil enzim-enzim phospatase,
protease, amylase dan lipase yang berguna dalam sistem pencernaan ikan), Saccharomyces
cerevisiae (penghasil zat faktor tumbuh serta meningkatkan daya tahan tubuh ikan),
Lactobacillus sp (penghasil asam-asam organik (acidifier) pengurai unsur-unsur phospat dan
menekan pertumbuhan bakteri merugikan dalam sistem pencernaan ikan) dan Actinomycetes
(penghasil vitamin-vitamin, khususnya vitamin B12 yang mempercepat pertumbuhan ikan) dan
juga bermanfaat Menyempurnakan sistem pencernaan ikan (meningkatkan efisiensi FCR),
Menekan pertumbuhan bakteri yang merugikan sehingga mengurangi tingkat kematian ikan.
Mempercepat masa panen.
Bekka fish diproduksi melalui proses bioteknologi bahan bahan organik menggunakkan
mikkroba unggul pengurai bahan organik termasuk kotoran ikan dan sisa makanan ikan,
yaituAzzospirillium sp, Aspergillus Sp, Actinomycetes, Lactobaccilus sp, Pseudomonas sp, Yeast
dan manfaat yang didapat yaitu Memperbaiki kualitas air dan menjaga keseimbangan ekosistem
kolam/ tambak, Mendekomposisikan sisa sisa bahan organik, termasuk kotoran ikan maupun sisa
makanan dalam kolam / tambak, Meningkatkan dan mempercepat plankton sebagai sumber
makanan alamai ikan, Mengurangi angka kematian ikan, Mengurangipotensi penyakit white spot
dan red spot, Mempercepat masa panen, Mengurangi kebutuhan pergantian air kolam /
tambak.merasa mendapat keuntungan yang lebih pada tahap berikutnya usaha tambak lele
kembali mengalami perluasan dan pembesaran kolam ikan dengan luas 8 m2
dengan daya sebar
3000 – 4000 ekor.
10
2.2 Proses Budidaya ditambak Ikan Lele
Tambak lele dilengkapi dengan pengolahan limbah dan kolam untuk aquaponik. Proses
pengolahan limbah dan aquaponik yaitu dari kolam ikan menuju tong a. sebagai tempat
pengendapan, pada pada tong ini dilakukan pembuangan hasil endapan dari kolam ikan sehingga
digunakkan sebagai pupuk cair agar memiliki hasil buangan nol (zero waste). Dari tong A
menuju tong b, dan menuju kekolam aquaponik, dan kembali ke kolam ikan sebagai aerasi. Hasil
buangan dari tong a, yang digunakkan sebagai pupuk pada tanaman, menghasilkan berbagai hasil
seperti lombok, terong, sawi dll, dengan hasil yang baik
.
Gambar 1. proses aquaponik menurut anak panah berwarna merah
11
3. PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK
3.1 Waktu dan tempat Kerja Praktek
Praktek ini dilaksanakan pada tanggal 6 mei 2013 – 23 agustus 2013 di tempat usaha tambak
lele RT 03 Rw 03 Kelurahan Banyuanyar Kecamatan Banjarsari Surakarta.
3.2 Pelaksanaan Kerja Praktek
3.2.1 Persiapan Media
Pada hari pertama dilakukan pengisian air terhadap sistem aquaponik, baik kolam, tong A,
tong B hingga kolam aquaponik dan dilakukan pengecekkan pada bagian bagian yang bocor.
Setelah sistem aquaponik siap dilakukan treatmen berupa pemberian garam krosok (garam kasar)
dan tetap dialirkan kesemua bagian hingga tercampur semua pada hari ke 3, diberikkan methilen
blue sebagai obat penghilang bakteri dan kuman yang tidak mendukung dan hri ke 6 kemudian
setelah diberikan methilen blue, dan hari ke 9 diberikan beka fish, didiamkan hingga dipenuhi
alga dan berwarna hijau dan dilakkukan pembibitan jarak antara pemberian beka fish dan
pembibitan sekitar 1 -2 minggu (Pada konsisi hijau).
3.2.2 Pembibitan
Bibit ikan lele didatangkan dari desa kampung lele, boyolali dengan jumlah total ± 3000 ekor
dengan ukuran berkisar 4 – 5 cm. Sebelum ikan dikirim menuju tempat usaha, ikan dipuasakan
selama minimal 1×24 jam sebelum dipanen dengan tujuan agar perut ikan kosong dari pakan dan
tidak terjadi kolaps pada saat pemanenan dan pengangkutan yang dapat menyebabkan kematian
ikan.
III.2.2 Kontrol dan pemberian makanan
Pengontrolan dilakukan bertujuan untuk mengamati jumlah ikan yang mati untuk setiap
harinya dan ikan yang mati dambil dengan tujuan ikan yang mati tidak mengalami pembusukan
didalam kolam dan mengendap didasar kolam, kontrol juga dilakukan dengan pemberian makan,
kontrol tersebut dilakkukan setiap hari hingga masa panen.
12
Dalam pemberian makanan, harus disesuaikan dengan biomasa ikan dan jumlah ikan yang
tersebar yaitu, jumlah ikan dikalikan biomasa (Umumnya 0,1) dan dikalikan lagi dengan 3%
(Jumlah pakan ikan per hari secara teknis). Penggunaan makanan menggunakkan Pelet dengan
jenis PF 1000 (1 sak = 10Kg) yang habis selama 1 minggu setelah pembibitan dikarenakan
ukuran pelet yang kecil yang disesuaikan dengan ukuran mulut dari ikan, kemudian pelet jenis
781 -1 (1 sak = 30kg) yang dihabiskan selama ±2 minggu setelah pelet PF 1000, lalu Setelah
Menggunakkan pelet 781-1 digunakan pelet 781-2 (1 sak = 30kg) dihabiskan selama ±1 minggu,
yang terakhir menggunakan pelet 781-3 (1 sak = 30kg) yang dihabiskan ± 8 minggu, akan tetapi
penggunaan pelet disesuaikan dengan ukuran mulut dari ikan. Dan pelet yang akan diberikan
difermentasikan dengan yeast atau ragi dengan Bioku Fish yang berfungsi menyempurnakan
sistem pencernaan ikan, Menekan pertumbuhan bakteri yang merugikan. Secara berkala juga
dikontrol dari bau yang dihasilkan dari air yang menguap jika terjadi bau diberikan Bekka Fish
sebanyak 2 sendok makan saja atau secara berkala 1 minggu 1 kali sebanyak 2 sendok makan
juga. Bekka fish sendiri juga membantu dalam proses meningkatkan kualitas air.
3.2.3 Panen
Pada usia 3 – 4 bulan air dibuang ke perairan/sungai hingga habis dan tahap selanjutnya
pengepul akan datang dan disortir kembali denganukuran 15 -20 cm atau minimum 7 ekor/kg
hingga 12 ekor/kg, dan sisa dari ikan dari proses ini akan kembali masuk ke kolam pembesaran
denga air yang telah diperbaharui. Dari proses pembibitan hingga panen jumlah kematian dari
tambak ikan lele sebanya 10 % dari total daya tebar kolam ikan, dikarenakan efek dari cuaca,
perjalanan saat pengiriman karena tidak dipuasakan ataupun proses saat dipuasakan terlalu lama
dan proses panen yang dapat mengakibatkan ikan stress dan mati.
3.3 Analisis Nitrogen
Analisis kandungan nitrogen dilakukan di laboratorium Fakultas Sains dan Matematika
UKSW pada tanggal 17 Mei 2013 dan 19 Agustus 2013 dengan Metode sebagai berikut
- metode Sulfanilamide atau Diazotization merupakan metode untuk analisis kandungan
Nitrit-Nitrogen dengan pereaksi antara lain sulfanilamide (diazotizing reagent), NED
(Coupling reagent),
13
- Metode Camium Reduction: metode ini digunakan untuk mengukur kandungan nitrat.
Kandungan nitrat sendiri dapat diketahu denan penambahan reagen dari metode ini
sebelum pengukuran.
- Metode Nessler Merupakan metode untuk analisis ammonia dengan pereaksi antara lain
nessler reagent, sodium carbonate, standart amonium, chloride solutio
3.3.1 Hasil Analisis
Pada tahap awal kandungan nitrit nitrat dan amoniak pada berbagai compartemen menunjukan
adanya variasi. Kandungan nitrit tertinggi terdapat pada ‘tong A’ dan kandungan nitrat tertinggi
terdapat pada tambak ikan. Setekah 1,5 bulan kandungan nitrit tertinggi terdapat pada tong B dan
kandungan nitrat tertinggi tertdapat pada tambak ikan dan tong B, data selengkapnya dapat dilihat
pada tabel 1 dan 2.
Tabel 1. hasil analisis air pada tahap awal setelah 1 minggu
Parameter Sumur Tambak ikan Tong A Tong B Aquaponik
nitrit (NO2-) Mg/L 0,003 0,004 0,024 0,007 0,04
nitrat (NO3-) Mg/L 0,1 0,6 0,1 0,5 0,4
Amoniak (NH3) mg/L 0,19 0,34 0,28 0,42 0,30
Tabel 2. hasil analisis pada tahap berikutnya setelah 1,5 bulan
Parameter Tambak ikan Tong A Tong B Aquaponik
nitrit (NO2-) Mg/L 0,05 0,04 0,95 0,04
nitrat (NO3-) Mg/L 19 14,5 19 11,5
amoniak (NH3) mg/L 57 78 64,5 54,75
Dari data yang didapat bahwa terdapat aktivitas microbial dalam kandungan air tambak lele
tersebut yang mengalami perubahan. Dari data tersebut siklus nitrogen dapat berjalan dari
padatan menjadi unsur amoniak mengalami proses nirifikasi menjadi nitrit dan nitrat. Jika dilihat
kembali data hasil analisis pada input di tambak ikan dan output pada aquaponik mengalami
penurunan walaupun tidak semua data mengalami penurunan signifikan. Akan tetapi pada data
14
tertentu pada data diatas sebagai contoh kadar nitrit pada tabel ke 3 pada tong A dan tong B pada
sistem IPAL (Instalasi pengolahan air limbah) mengalami peningkatan lebih tinggi daripada
kondisi di tambak ikan hal ini terjadi dikarenakan masih tingginyaa kadar Amoniak pada tong A
dan tong B Yaitu masih pada kadar 78 Mg/L dan 64 Mg/L.
Dari hasi analisis yang didapat masih tergolong tinggi karena menurut PP No.82 tahun 2001
Yang ditulis oleh Hendrawati dkk (2007), Kadar Amoniak (NH3-N) adalah 0,5 Mg/L Nitrat
(NO3) adalah 20 MG/L dan kandungan nitrit yang dihitung sebagai N menurut Departemen
lingkungan Hidup (2001) (Anonim 2,2001) dalam lampiran PP No. 82 tahun 2001 yaitu sebesar
0,06 mg/L, sehingga jika mendekati batas tesebut atau melebihi batas kadar tersebut ikan akan
mengalami tingkat kestressan yang tinggi daya tahan tubuh pada ikan akan turun hingga pada
kematian yang tinggi pada ikan
Gambar 2. Perubahan wana air kolam
Dari hasil yang didapat dalam 3 bulan warna pada air kolam akan mengalami perubahan yang
sangat berbeda. Pada 1 minggu pertama air setelah mengalami treatment akan berubah menjadi
berwarna hijau, warna ini akan tetap hijau selama 1 -1,5 bulan.
Hal ini dinamakan eutrofikasi yang memilikinutrien yang tinggi sehingga alga dan
fitoplankton sangat banyak(Anonim 3 2013; Campbell, N, A. dkk, 2006). Robert, R, J (2001)
mengungkapkan dengan adanya biomasa dari alga dan fitoplankton yang banyak akan
membentuk endapan pertumbuhan bakteri dan sendimentasi. Selain itu Alga dan fitoplankton
memberikan efek mengenai respirasi dan fotosintesis pada kondisi yang mendukung tetapi dalam
proses ini dapat membuat tingkat stres pada ikan sangat tinggi karena kondisi jumlah oksigen
terlarut pada siang dan malam hari sangat jauh berbeda.
Pada massa setelah hijau yaitu setelah berlangsung setelah 1, bulan air akan mengara ke warna
kecoklatan dan merah hingga pasca panen, pada kondisi warna air ini kondisi ikan tidak akan
mengalami stress karena dalam pemakaian oksigen oleh alga lebih minim.
15
Dalam endapan yang ada akan mengalami pemecahan struktur unsur hara misal berasal dari
kotoran ikan, bakteri yang mati ,alga dan fitoplankton yang sudah mati membentuk endapan
((NH2)2CO), dalam pemecahannya akan didapati siklus yang dilakukan oleh bakteri yaitu:
- Siklus nitrogen
Gambar 3. Siklus Nitrogen (Anonim 4. 2013.)
Nitrogen merupakan salah satu unsur utama dalam kehidupan yang ditemukkan diseluruh
asam amino baik essensial maupun non essensial yang merupakan penyusun protein. Akan tetapi
seluruh produk dari hasil proses tersebut memiliki tingkat konsentrasi yang tidak dapat melebih
konsentrasi yang ada dengan melalui siklus nitrogen.
Siklus ini dimulai dari endapan hasil dari kotoran ikan, alga dan fitoplankton yang telah mati
diproses menjadi Amonium (NH4-) yang mengikat hidrogen atau air dan mengalami pelepasan
unsur hydroxil (HO-) dan Karbon dioksida (CO2) menjadi amoniak, proses ini dinamakan
ammonifikasi / mineralisasi yang dilakukan oleh bakteri heterotrof. Untuk Ammonium dan
ammoniak pada tingkat konsentrasi 0,18mg/ldapat menghambat pertumbuhan pada ikan
(Wedemeyer, G, A.1997)
16
Gambar 4. Ammonification (Anonim 5.2013)
Dalam pemecahan unsur amoniak (NH3) akan mengalami proses nitrifikasi menjadi nitrit
(NO2-) yang memiliki hasil samping air dan energi oleh bakteri nitrosomonas dan nitrosococus
dan dari unsur nitrit (NO2-) menjadi unsur nitrat (NO3
-) yang menghasilkan energi bagi mikroba
Gambar 5. Daur materi/proses nitrifikasi (budiyanto 2013)
Dalam siklus nitrogen tidak hanya selesa menjadi unsur nitrat (NO3-) akan tetapi
mengalamiproses denitrifikasi yang menghasilkan nitrogen bebas (N2) dan oksigen. Dalam siklus
nitrogen ini akan menghasilkan unsur carbon dari emdapan yang sangat banyak sehingga tidak
terlepas juga dari siklus karbon dan siklus hidrogen.
17
3.4 Kajian Ikan Lele
3.4.1 Fisiologi Ikan Lele
Ikan ini tergolong famili Clariidae dan termasuk class Actinopterygii. Ikan ini diperkenalkan
oleh Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar (BBPBAT). Ikan lele Sangkuriang ini
merupakan versi perbaikan dari ikan lele dumbo yang mengalami penurunan kualitas (Anonim 6,
2013).
Ikan lele sangkuriang merupakan hasil perkawinan silang balik (Back Cross) Oleh BBPBAT
dengan mengawinkan generasi ke- 2 lele Dumbo dengan indukan jantan Lele dumbo. Sedangkan
lele dumbo sendiri merupakan hasil perkawinan antara lele asal Afrika (Clarias Mozambicus)
dengan lele asal taiwan afrika (Clarias Fuscus). Namun penelaahan lebih lanjut mengatakan lele
dumbo lebih mirip dengan ikan lele asal Afrika dengan nama latin Clarias Gariepinus.
Menurut Suyanto (1986), taksonomi ikan lele (Clarias spp.) adalah sebagai berikut: filum
Chordata (ikan bertulang belakang), sub filum Vetebrata, kelas Pisces (Bernafas dengan insang),
sub kelas Teleostei (ikan bertulang keras), ordo Osteriophysi (ikan pada bagian perut atas
terdapat tulang sebagai keseimbangan yng disebut tulang weber), sub ordo Siluroidae, famili
Clariidae(kelompok ikan berciri khas kepala pipih dengan lempengan tulangbersirip dada sebagai
patil, serta memiliki alat pernafasan tambahan untuk mngambil oksigen bebas diudara), genus
Clarias dan spesies Clarias spp.
Ikan dilengkapi dengan 2 alat pernafasan yaitu
-Insang
insang sebagai alat respirasi pengganti paru-paru pada hewan darat. Insang sangat berperan
dalam menyelaraskan homeostasis lingkungan bagi ikan. Lapis epitelnya tipis untuk
memudahkan pertukaran gas, namun hal ini pun menjadikan insang sangat rawan terhadap infeksi
dari hamahama penyakit. Selain fungsinya dalam pertukaran gas, insangpun berfungsi sebagai
pengatur pertukaran garam dan air, pengeluaran limbah-limbah yang mengandung nitrogen.
Kerusakan struktur yang ringan sekalipun dapat sangat mengganggu pengaturan osmose dan
kesulitan pernafasan (Nabib, dan F H Pasaribu. 1989).
Insang terdiri dari dua rangkaian yang tersusun atas empat lengkungan tulang rawan dan
tulang keras (holobrankhia) yang menyusun sisi faring. Masing masing holobrankhia yang
menonjol dari pangkal posterior lengkung insang. Hemibrankhia terdiri dari dua baris filamen
tipis panjang yang disebut lamella primer. Lamela primer permukaannya mengalami perluasan
18
oleh adanya lamella sekunder yang merupakan lipatan semilunar yang menutupi permukaan
dorsal dan ventral. Insang juga dilengkapi dengan lapisan sel-sel penghasil mukus dan sel-sel
yang mengekresi ammonia dan kelebihan garam. Pada bagian tepi tengah anterior dilengkapi
stuktur (gill rakers) yang berperan menyaring pertikel-pertikel pakan (Robert, R, J. 2001).
- Alat bantu pernafasan
Ikan lele mempunyai organ insang tambahan (arborescent) yang memungkinkan ikan ini
mengambil oksigen pernafasannya dari udara di luar air, karena itu ikan lele tahan hidup di
perairan yang airnya mengandung sedikit oksigen. Bentuk alat pernapasan tambahan (labirin)
ikan lele seperti rimbunan dedaunan. Labirin berwarna kemerahan yang terletak di bagian atas
lengkung insang kedua dan keempat. Fungsi labirin ini mengambil oksigen dari atas permukaan
air sehingga dapat mengambil oksigen secara langsung dari udara. Dengan alat pernapasan
tambahan ini, ikan lele mampu bertahan hidup dalam kondisi oksigen (O2) yang minimum
(Mahyudin, K. 2011).
3.4.1 Faktor faktor penyebab kematian Lele
Dari hasil pengamatan langsung terdapat sejumlah kematian yang terjadi pada kolam ikan,
kisaran kematian mencapai 10% dari total tambak ikan ini terjadi karena adanya Sumber hama
dan penyakit ikan lele. Dalam penyebaran hama penyakit terdapat 2 faktor dari faktor internal,
antara lain kepadatan ikan yang ada pada kolam, pengaturan pakan yang tidak tepat sehingga
terdapat sisa makanan yang mengendap, benih ataupun alat yang dimasukkan kedalam kolam
yang membawa bibit penyakit, kurangnya daya oksigen, sampai pengaturan air yang buruk.
Sedangkan dari faktor eksternal antara lain iklim, cuaca, sumber air, serangan wabah regional dan
lain sebagainya.
Pada kolam dimana ikan dipelihara terdapat predator, kompetitor dan atau senyawa beracun
dapat diambil tindakan pencegahan secara cepat untuk mengatasinya. Akan tetapi gejala gejala
penyakit yang disebabkan oleh parasit, perlu pengamatan lebih jauh mengenai gejala gejala
melalui tingkah laku ikan untuk menentukan tubuh yang menderita dan penyebabnya.
Tabel 3. Diagnosa penyakit ikan (Afrianto, E dan E, Liviawati.1992)
Tanda tanda dan tingkah laku ikan Diagnosis
Kelainan pada tulang belakang ikan,
scoliosistau Lordosis
a. Keturunan
b. Myxosoma cerebralis
19
c. Infekfeksi bakteri/virus
d. Kekurangan vitamin
Kelainan pada rahang atas/bawah
a. Myxosoma cerebralis
b. Kelainan kelenjar thyroid
Rontok sirip
a. Infeksi bakteri Flexibacter sp.
b. Parasit Costia sp
c. Sifat air terlalu basa
d. Parasit Gyrodacylus sp.
Perut gelembung (dropsy)
a. Bacterial hemorrhagic spticaemia
b. Viral hemorrhagic septicaemia (VHS)
Ikan menjadi kurus
a. Tuberculosis
b. Penyakit cacing
c. Penyakit Octomitus sp
Sisik kasar
a. Infeksi bakteri
b. Air terlalu asam
Mata menonjol
a. Tuberculosis
b. Infeksi cacing
c. Infeksi virus
Mata masuk ke dalam
a. Infeksi bakteri
b. Infeksi Trypanoplasma
Serabut seperti kapas pada kulit
a. Penyakit jamur Saprolegnia sp
Pendarahan a. Sengatan Argulus sp
b. Infeksi bakteri
c. Infeksi Trichodina sp
d. Gigitan lintah
Kulit terasa kasar dan bintik hitam
a. Ichtyosporidium
Insang pucat
a. Infeksi bakteri
b. Infeksi virus
Insang rontok
a. bakteri Flexibactersp
b. Myxobacteria
c. Parasit Dactylogyrus sp
Bintil putih kemerahan pada insang
a. Myxobolus
Frekuensi pernapasan bertambah a. Myxobacteria
20
b. Flexibacter sp
c. Parasit Dactylogyrus sp
Bintik-bintik putih pada kulit
a. Ichtyopthirius sp
Luka pada daging a. Ichthyosporidium
b. Tuberculosis
c. Bacterial septiemia
d. Flexibacter columnaris
Bintil berwarna putih pada hati, limpa,
jantung Dan otak
a. Ichtyosporidium
Bintil berwarna putih pada hati dan jantung
a. Sporozoasis
b. Tuberculosis
Hati berwarna cokelat kekuning kuningan
a. Infeksi bakteri
Pendarahan dan bengkak pada anus
a. Infeksi bakteri
b. Infeksi virus
c. Octomus
Pembengkakan dan pendarahan pada
gelembung renang
Infeksi bakteri
Tonjolan seperti bunga kol pada rahang
a. Infeksi virus
Tonjolan kecil di daerah sirip
a. Infeksi virus
Tutup insang selalu terbuka a. Myxobacter
b. Columnaris
c. Parasit Bactylogyrus sp
21
4. KESIMPULAN
Dari proses kerja praktek ini penuls mendapat pengalaman mengenai bagaimana proses
penyiapan media, pembibitan, kontrol dan pemberian makan hingga proses panen, selain itu juga
penulis mengetahui penyebab perubahan warna pada air. Dan juga manfaat bagi pegusahatambak
lele dapat bantuan kerja selama proses perkembangan pada ikan dan tambak lele.
Dari hasil yang didapat dapat juga disimpulkan dengan pemberian multivitamin Bioku fish
dan Beka fish daya tahan hidup ikan lebih optimal. Dan dengan siklus nitrogen, optimalisasi dari
penguraian endapan sangat efektif didukung dengan sistem aquaponik yang dapat mengurangi
kadar nitrogen yang terlarut didalam air dan pengurangan terhadap edapan yang digunakkan
untuk pupuk sangat berarti bagi kehidupan ikan.
22
DAFTAR PUSTAKA
Afrianto, E. E, Liviawati.1992.pengendalian hama dan penyakit ikan. Kanisius,Jogjakarta
Anonim1.2011.statistik produksi perikanan budidaya menurut jenis budidaya tambak sampai dengan
tahun 2011(http://diskanlut-jateng.go.id/index.php/read/statistik/statistik_detail/141) diakses tanggal 8
oktober 2013
Anonim2.2001.lampiran peraturan pemerintah nomor 82 tahun 2001 tanggal 14 desember 2001 tentang
pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air (http://www.sjdih.depkeu.go.id/fulltext/2001/
82TAHUN2001PPLamp.pdf) diakses tanggal 17 agustus 2013
Anonim3.2013.Eutrophication.(http://www.ospar.org/content/content.asp?menu=00190303000000_00000
0_000000). diakses tanggal 7 agustus 2013
Anonim4.2013.Aquarium Filter(http://www.filtersfast.com/articles/How-to-buy-an-aquarium-filter.php)
diakses tanggal 11 agustus 2013
Anonim5.2013.(http://passel.unl.edu/Image/shapiro/ammonification_500.gif). diakses tanggal 7 agustus
2013
Anonim6.2013.Asal Usul Ikan Sangkuriang (http://www.alamtani.com/lele-sangkuriang.html). Diakses
tanggal 29 Juli 2013
Budiyanto.2013.Daur materi(http://budisma.web.id/daur-materi-dan-suksesi.html) diakses 12 Agustus
2013
Campbell, N, A. J, B, Recee. L, G, Mitcheel. 2006. Biologi Jilid 3 Edisi ke5. Penerbit Erlangga. Jakarta
Hendrawati. T, H, Prihadi. N, N, Rohmah.2007. Analisis Kadar Phosfat dan N-Nitrogen (Amonia, Nitrat,
Nitrit) pada Tambak Air Payau akibat Rembesan Lumpur Lapindo di Sidoarjo, Jawa
Timur(http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/valensi/article/download/223/141). Diakses tanggal 17 Agustus
2013
Mahyudin,K.2011.”Panduan Lengkap Agribisnis Lele”, Jakarta: Penebar Swadaya. Nabib, dan F H Pasaribu. 1989. Patologi dan Penyakit Ikan. Bogor. Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, Bogor. 158 hal.
Robert, R, J. 2001. Fish Pathology. Third Edition. W.B.Saunders, London,Edinburgh, Philadelphia, St
Louis, Sydney, Toronto. 472 hal.
Suyanto, S R. 1986. Budidaya Ikan Lele. Cetakan IV. Penebar Swadaya, Jakarta.
Wedemeyer, G, A.1997.Physiology of Fish in Intensive Culture Systems. Chapman and Hill.
23
LAMPIRAN
Gambar 6. Methilen blue sebagai bahan penghilang white spot dan red spot
Gambar 7. Produk Bioku untuk pakan ikan
24
Gambar 8. Produk Beka bahan pengurai bahan organik