laporan kerja praktek pltg gilimanuk

Upload: agustalaksmana

Post on 02-Jun-2018

312 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 Laporan Kerja Praktek PLTG Gilimanuk

    1/27

    12

    BAB III

    PEMBAHASAN

    3.1 Gambaran Umum Mesin Turbin Gas PLTG Gilimanuk

    PLTG gilimanuk mengoperasikan 1 unit mesin turbin gas dengan

    kapasitas terpasang 133,8 MW, sistem open cycle, menggunakan bahan bakar

    HSD ( High Speed Diesel )dan beroperasi dengan pola start-stopper tanggal 1

    juli 2014 dari sebelumnya continous running. Pola operasi start-stop dilakukan

    dalam rangka program penghematan BBM paska terpasangnya kabel laut jawa-

    bali 3 & 4.

    3.1.1 Spesifikasi Mesin PLTG Gilimanuk

    Produsen : ABB ( Asea Brown Bovery )

    Negara Pembuatan : Switzerland

    Tahun Pembuatan : 1994

    Turbin

    Model :Axial

    Tingkat Sudu : 5 tingkat

    Daya terpasang : 133,8 MW

    Putaran : 3000 RPM

    Aliran Gas Buang : 489 Kg / S

    Suhu Gas buang : 522 oC

    Kompresor

    Model :Axial

    Tingkat Sudu : 21 tingkat

    Aliran Udara : 585 Kg / S

    Rasio : ( 1 : 15 )

    Ruang Bakar

    Jumlah : 1

    Jumlah Burner : 72

  • 8/10/2019 Laporan Kerja Praktek PLTG Gilimanuk

    2/27

    13

    3.1.2 Komponen-komponen Utama Mesin PLTG

    Gambar diatas adalah gambar ilustrasi dari mesin turbin gas di PLTG

    gilimanuk. Dimana komponen-komponen utama dari mesin turbin gas yaitu :

    1. Kompresor

    Kompresor adalah bagian dari mesin turbin yang berfungsi

    menghisap udara dari luar dan mengalirkannya menuju ruang bakar,

    kemudian menaikkan tekanan udara tersebut untuk proses pembakaran.

    2. Ruang bakar / Combustion chamber.

    Ruang bakar adalah tempat berlangsungnya proses pembakaran

    dan juga tempat dihasilkannya gas panas hasil pembakaran yang

    merupakan fluida kerja dari mesin turbin.

    3.

    Turbin

    Turbin merupakan komponen yang berfungsi untuk mengubah

    energi panas hasil pembakaran menjadi energi mekanik berupa putaran.

    1

    2

    3

    Gambar 3.1Ilustrasi Mesin Turbin PLTG Gilimanuk

  • 8/10/2019 Laporan Kerja Praktek PLTG Gilimanuk

    3/27

    14

    3.1.3 Prinsip Kerja PLTG

    1.

    Proses kerja PLTG diawali dengan generator yang diubah fungsinya

    menjadi motor sinkron, yang berfungsi untuk memberikan putaran awal

    turbin dan kompresor. Hal ini bertujuan agar kompresor dapat

    mengumpulkan dan mengompresi udara di dalam ruang bakar. sebelum

    turbin dapat berputar dengan sendirinya.

    2. Udara yang dihisap oleh kompresor akan melewati tahap filtrasi terlebih

    dahulu, lewat filter udara dengan 3 tingkat filtrasi. kemudian udara akan

    dialirkan melalui inlet kompresor, lalu diatur oleh VIGV ( Variable Inlet

    Guide Vane ) untuk mengatur banyak dan sedikitnya udara yang

    Gambar 3.2Diagram Sequence Prinsip Kerja PLTG

    Main Trafo

    Tanki BBM 2

    Combustion Chamber

    HSD dari dermaga

    Tanki BBM 1

    Separator

    BBM

    Udara Bebas

    Filter 3 lapis

    Kompresor

    1 : 15 bar

    Demin Plant

    Air PDAM

    Air DeminUdara bertekanan tinggi

    Turbin Gas

    Generator

    Trafo Eksitasi

    Eksitasi

    Auxiliary Trafo

    pemakaian sendiri

    52G

    Exhaust

  • 8/10/2019 Laporan Kerja Praktek PLTG Gilimanuk

    4/27

    15

    dibutuhkan untuk pembakaran. Kemudian udara akan dialirkan menuju

    Combution Chamber( Ruang Bakar ).

    3.

    Pada Kompresor udara akan dikompresi dengan perbandingan 1 : 10.

    4.

    Pada Combution chamber udara yang talah dikompresi akan dicampur

    dengan bahan bakar ( HSD ) yang telah dikabutkan untuk proses

    pembakaran.

    5. Air demineral juga dicampurkan pada bahan bakar yang bertujuan untuk

    mengurangi kandunganNOxhasil dari proses pembakaran.

    6.

    Pada Ruang bakar dilengkapi oleh Ignitor untuk memicu terjadinya

    proses pembakaran awal.

    7.

    Ketika Ignitordiaktifkan maka akan timbul nyala api pada ruang bakar

    yang mengakibatkan terjadinya proses pembakaran di dalam ruang bakar.

    8. Dari proses pembakaran tersebut akan menghasilkan gas panas hasil

    pembakaran dengan temperatur 1050 oC dimana gas ini yang digunakan

    sebagai fluida kerja dari mesin turbin.

    9. Gas hasil pembakaran dengan temperatur tinggi tersebut akan mengalir

    menuju turbin, kemudian gas akan mendorong blade-blade turbin gas

    yang mengakibatkan turbin dapat berputar dengan sendirinya.

    10. Gas exhaust dengan temperatur 520 oc yang merupakan gas sisa yang

    digunakan untuk memutar turbin akan dilepaskan ke udara lewat Stack(

    Cerobong ).

    11. Ketika turbin dapat berputar dengan sendirinya penggerak mula (

    Generator sebagai motor sinkron ) yang mulanya menggerakkan rotor

    turbin dan kompresor akan dilepas / dekopel.

    12.

    Karena rotor generator 1 poros dengan turbin, rotor generator akan tetapberputar akibat dari berputarnya turbin.

    13. Generator kemudian dieksitasi untuk dapat menghasilkan tegangan. Dan

    tegangan output dari generator akan dinaikkan dengan traformator step-

    updari 16 KV menjadi 150 KV.

  • 8/10/2019 Laporan Kerja Praktek PLTG Gilimanuk

    5/27

    16

    Gambar 3.3Ilustrasi Sistem Unit PLTG Gilimanuk

  • 8/10/2019 Laporan Kerja Praktek PLTG Gilimanuk

    6/27

    17

    3.2 Sistem Kelistrikan PLTG Gilimanuk

    Gambar diatas adalah single line diagram saat unit berada pada kondisi

    operasi. Berikut adalah penjelasan tiap-tiap bagian.

    1.

    Generator, adalah bagian utama PLTG yang membangkitkan energi listrik

    dengan tegangan 15,75 KV dan juga sebagai penggerak mula saat proses

    starting. Dan kemudian tegangan output generator akan dinaikkan oleh main

    transformator.

    2. Main Transformatoradalah trafo utama dari PLTG yang difungsikan ganda,

    saat unit beroperasi trafo utama akan menjadi trafostep-up, dimana trafo akan

    menaikkan tegangan generator dari 15,75 kV menjadi 150 kV untuk

    kemudian ditransmisikan. Saat unit tidak beroperasi trafo utama akan menjadi

    step-down dimana trafo akan menurunkan tegangan jaringan dari 150 kV

    menjadi 15,75 kV yang kemudian tegangan akan diturunkan lagi oleh trafo

    Auxiliaryuntuk suplai daya kebutuhan internal PLTG.

    1

    2

    3

    4

    5

    67

    Gambar 3.4Single line sistem kelistrikan PLTG Gilimanuk

  • 8/10/2019 Laporan Kerja Praktek PLTG Gilimanuk

    7/27

    18

    3. Circuit Breaker 52 G adalah Circuit Breaker yang mengatur kontak

    hubungan antara generator dengan main transformator. CB52 G akan Close

    saat unit beroperasi dan akan opensaat unit tidak beroperasi.

    4.

    Circuit Breaker52 L adalah Circuit Breakeryang mengatur kontak hubungan

    antara main transformator dengan jaringan. CB 52 L akan terus dalam

    kondisi close selama tidak ada gangguan pada jaringan. Jika terdapat

    gangguan jaringan maka CB52 L akan trip untuk melindungi piranti-piranti

    pada PLTG.

    5.

    Auxiliary Transformator adalah trafo yang berfungsi menurunkan tegangan

    output main trafo ataupun generator dari 15,75 menjadi 2,1 kV dan 400 V

    untuk suplai daya internal PLTG. Saat unit operasi suplai daya untuk

    kebutuhan internal PLTG diambil dari generator, dan saat unit tidak

    beroperasi suplai daya diambil dari jaringan yang kemudian diturunkan oleh

    main trafo. Jadi tegangan output trafo 2,1 kV digunakan untuk SFC ( Static

    Frequency Converter )untuk proses starting unit sedangkan tegangan 400 V

    digunakan untuk kebutuhan PLTG seperti motor-motor Auxiliary, lampu

    penerangan, perangkat-perangkat elektronik dll.

    6.

    SFC Auxiliary busadalah panel SFCyang berfungsi mengubah frekuensi dari

    suplai tegangan trafo Auxiliary untuk proses starting unit dan juga untuk

    memberikan suplai tegangan DC untuk eksitasi awal.

    7. Sistem Eksitasi generator PLTG adalah sistem yang mengatur suplai arus

    eksitasi generator. Sistem ini memiliki 2 sumber eksitasi yaitu dari SFC bus

    untuk eksitasi awal dan dari output generator itu sendiri saat generator sudah

    dapat menghasilkan tegangan.

  • 8/10/2019 Laporan Kerja Praktek PLTG Gilimanuk

    8/27

    19

    3.3 Generator PLTG Gilimanuk.

    3.3.1 Spesifikasi Generator

    Produsen : ABB (Asea Brown Boveri)

    Negara Pembuatan : Switzerland

    Tahun Pembuatan : 1994

    Tipe : Sinkron

    Jumlah Phasa : 3

    Jumlah kutub : 2

    Koneksi kumparan stator : Star

    Daya Aktif : 168 MW

    Tegangan : 15,75 KV

    Arus Maksimal : 7698 A / Phasa

    Faktor Daya : 0.8

    Putaran : 3000 RPM

    Frekuensi : 50 Hz

    Pendingin : Udara

    Gambar 3.5Generator PLTG Gilimanuk

  • 8/10/2019 Laporan Kerja Praktek PLTG Gilimanuk

    9/27

    20

    3.3.2 Komponen-komponen Utama Generator

    1.

    Kumparan medan

    Kumparan medan adalah komponen dari generator yang berfungsiuntuk membangkitkan medan magnet. Jadi kumparan medan merupakan

    megnet induksi sebagai pengganti dari magnet permanen. Pada generator

    sinkron kumparan medan diletakkan pada bagian rotor generator.

    2. Kumparan jangkar

    Kumparan jangkar adalah komponen yang berfungsi sebagai

    tempat terbentuknya Gaya gerak listrik dan tempat mengalirnya arus

    induksi pada generator, dimana kumparan jangkar akan memotong medan

    magnet yang dihasilkan oleh kumparan medan rotor. Generator sinkron

    pada PLTG gilimanuk memiliki 3 kumparan jangkar dan terletak pada

    bagian stator generator.

    Gambar 3.6Rotor Generator PLTG Gilimanuk

    Gambar 3.7Stator Generator PLTG Gilimanuk

  • 8/10/2019 Laporan Kerja Praktek PLTG Gilimanuk

    10/27

    21

    3.3.3 Peralatan-peralatan bantu Generator

    1.

    Kontrol Eksitasi

    Kontrol eksitasi adalah perangkat elektronik yang mengaturbanyaknya suplai arus eksitasi ke kumparan medan generator. Jadi

    besarnya medan magnet yang dibangkitkan oleh kumparan medan, dan

    besarnya tegangan output dari generator dikontrol melalui perangkat ini.

    2.

    Eksiter

    Eksiter adalah peralatan yang berfungsi mengalirkan arus DC dari

    kontrol eksitasi ke rotor generator. Dimana pada eksiter terdiri atas sikat

    komutasi yang terletak pada bagian stator dan cincin komutasi yang

    terletak pada bagian stator.

    Gambar 3.8Kontrol Eksitasi Generator PLTG Gilimanuk

    Gambar 3.9Eksiter Generator PLTG Gilimanuk

  • 8/10/2019 Laporan Kerja Praktek PLTG Gilimanuk

    11/27

    22

    3. Bus Duct

    Bus Duct merupakan batang penghantar yang menghubungkan

    terminal output generator dengan main trafo yang berfungsi sebagai

    tempat mengalirnya arus dari generator ke jaringan. Dan Batang konduktor

    tersebut diletakkan di dalam pipa yang berisi udara yang dikeringkan

    untuk melindungi penghantar dari kelembaban

    4. Circuit Breaker

    Circuit Breaker adalah peralatan yang berfungsi untuk mengatur

    hubungan / kontak antara generator dengan jaringan. Dalam hal ini Circuit

    Breakerdapat menyambung dan memutuskan hubungan antara generator

    dengan jaringan. CB pada PLTG gilimanuk terdiri atas kontak yang

    digerakkan dengan sistem Pnumatik dan dilengkapi dengan pemadam

    busur api menggunakan gas SF6.

    Gambar 3.10BusductPLTG Gilimanuk

    Gambar 3.11Circuit Breaker ( 52 G )

  • 8/10/2019 Laporan Kerja Praktek PLTG Gilimanuk

    12/27

    23

    5. Power Transformator

    Power transformator atau trafo daya pada pembangkit adalah

    peralatan yang berfungsi menaikkan tegangan yang dihasilkan generator

    agar dapat ditransmisikan ke jaringan. Pada PLTG gilimanuk, power

    transformatorakan menaikkan tegangan 15,75 kV dari generator menjadi

    150 kV.

    3.4 Pengoperasian Generator

    3.4.1 Generator sebagai penggerak awal

    Mesin Turbin gas pada Pembangkit listrik tenaga gas pada dasarnya tidak

    dapat melakukan starting dengan sendirinya. Jadi saat mesin dalam kondisi stop,

    untuk dapat beroperasi, mesin tidak dapat langsung memutar turbin dengan

    sendirinya karena tidak adanya udara terkompresi pada ruang bakar sehingga

    proses pembakaran tidak dapat dilakukan. Oleh karena itu pada PLTG

    memerlukan alat bantu sebagai penggerak mula untuk memberikan putaran awal

    pada mesin, sehingga kompresor dapat mengalirkan dan mengkompresi udarapada ruang bakar untuk memulai terjadinya proses pembakaran. Dan alat bantu

    tersebut dinamakan starting device. Pada PLTG pada umumnya ada 3 macam alat

    bantu yaitu dengan : Mesin diesel ,Motor listrik dan Generator.

    Pada PLTG gilimanuk alat bantu yang digunakan sebagai penggerak mula

    untuk proses starting dengan menggunakan generator. Jadi Pada PLTG gilimanuk.

    generator disini berfungsi ganda yaitu sebagai generator dan juga motor sinkron (

    saat proses starting ).

    Gambar 3.12Power Transformator PLTG

  • 8/10/2019 Laporan Kerja Praktek PLTG Gilimanuk

    13/27

  • 8/10/2019 Laporan Kerja Praktek PLTG Gilimanuk

    14/27

    25

    Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya saat generator difungsikan

    sebagai motor sinkron, tegangan suplai dari trafo Auxiliary dikonversi terlebih

    dahulu lewat Bus SFC.

    Jadi SFC( Static Frequency Converter )merupakan perangkat elektronik

    yang berfungsi untuk mengkonversi frekuensi pada tegangan AC ke frekuensi

    yang berbeda. Dimana pada PLTG gilimanuk suplai untuk generator ( sebagai

    motor sinkron ) yang diambil trafo auxaliry dengan tegangan 2,1 KV frekuensi 50

    Hz dikonversikan menjadi tegangan AC 1,8 KV frekuensi 46,1 Hz untuk suplai

    stator dan 100 V DC untuk eksitasi rotor.

    Prinsip Kerja :

    1.

    Pada PLTG gilimanuk SFC menghubungkan antara terminal generator

    dengan output dari trafo auxiliary.

    2.

    Tegangan AC 2,1 KV dari trafo Auxiliary, dikonversikan berdasarkan

    fungsi.

    3. Untuk suplai eksitasi rotor generator ( sebagai motor sinkron ), tegangan

    AC dari trafo Auxiliary diturunkan menjadi 60 V kemudian diubah

    menjadi tegangan DC dengan menggunakan rectifier. Kemudian disuplai

    ke rotor generator untuk eksitasi motor sinkron.

    Gambar 3.13Single Line PLTG Gilimanuk saat proses start

  • 8/10/2019 Laporan Kerja Praktek PLTG Gilimanuk

    15/27

    26

    4. Untuk suplai tegangan ke stator, tegangan 2,1 KV diubah terlebih dahulu

    menjadi tegangan DC.

    5.

    Kemudian tegangan DC yang akan diubah kembali menjadi tegangan AC

    dengan menggunakan inverter yang terdiri atas tyristor

    6. Pada tahap inilah, saat proses invers tegangan DC menjadi AC, dilakukan

    pengaturan sudut penyalaan / switching dari tyristor dalam rangkaian

    inverter. Sehingga dapat dihasilkan tegangan AC dengan frekuensi yang

    diinginkan.

    3.4.2 Proses Eksitasi Generator

    Proses eksitasi pada generator adalah proses penguatan medan pada

    generator. dimana proses ini berfungsi untuk membangkitkan medan magnet pada

    generator dengan cara mengalirkan arus searah pada kumparan medan. Mengingat

    pada generator sinkron, magnet yang digunakan adalah magnet induksi, oleh

    karena itu diperlukan arus searah untuk dapat membangkitkan medan magnet

    tetap.

    Karena medan magnet generator dihasilkan lewat proses eksitasi, jadi

    besarnya tegangan keluaran pada generator bergantung pada besarnya arus

    eksitasi yang disuplai ke kumparan medan generator.

    Secara umum terdapat 2 jenis sistem eksitasi yaitu :

    Sistem eksitasi statik.

    Sistem eksitasi statis adalah sistem eksitasi dimana sumber tegangan

    eksitasi yang digunakan adalah dari sistem penyearah yang disuplai dari

    Gambar 3.14Auxiliary Bus Static Frequency Converter

  • 8/10/2019 Laporan Kerja Praktek PLTG Gilimanuk

    16/27

    27

    output generator itu sendiri atau sumber lain dengan melalui

    transformator.

    Sistem Eksitasi Dinamis

    Sistem eksitasi dinamis adalah sistem eksitasi dimana sumber

    tegangan eksitasi yang digunakan merupakan generator magnet

    permanen, baik itu generator DC atau dapat juga menggunakan

    generator AC yang kemudian disearahkan menggunakan rectifier.

    Generator sinkron pada PLTG gilimanuk sistem eksitasi yang digunakan

    adalah sistem eksitasi statis dimana sumber tegangan eksitasi berasal dari output

    generator itu sendiri.

    Prinsip Kerja Sistem eksitasi generator :

    1. Turbo generator pada PLTG menggunakan sistem eksitasi statis. Jadi

    untuk tahap awal proses eksitasi diperlukan eksitasi bantu, dimana suplai

    tegangan eksitasi diambil dari SFC saat generator difungsikan sebagai

    motor sinkron.

    2. Saat generator dapat menghasilkan tegangan, tegangan output generator

    yang digunakan untuk suplai eksitasi, akan diturunkan lewat trafo eksitasi

    dari 15,7 KV menjadi 370 V

    3. Tegangan output trafo eksitasi yaitu 370 V AC, akan disearahkan menjadi

    tegangan DC, dengan menggunakan rectifier yang terdiri atas Tyristor.

    4. Pada saat penyearahan inilah dilakukan pengaturan arus eksitasi yaitu

    dengan melakukan switching pada gate pada tyristor. Pengaturan arus

    eksitasi perlu dilakukan untuk mendapatkan tegangan output generator

    yang sesuai.

    5. Proses switching gate tyristor dikontrol oleh perangkat yang bernama

    AVR ( Automatic Voltage Regulator ). Dimana AVR akan membaca

    tegangan output generator dan menentukan suplai arus eksitasi yang

    dibutuhkan agar tegangan output generator tetap pada kisaran 15,8 KV

    6.

    Setelah didapatkan tegangan DC dengan arus eksitasi yang sesuai dengan

    kebutuhan generator, tegangan disuplai ke rotor generator lewat eksiter

    dengan bantuan sikat komutasi / arang.

  • 8/10/2019 Laporan Kerja Praktek PLTG Gilimanuk

    17/27

    28

    3.4.3 Kondisi Full Speed No Load

    Kondisifull speed no loadadalah kondisi dimana mesin turbin gas sudah

    mampu memutar generator mencapai putaran nominal 3000 RPM dalam kondisi

    tanpa beban. Jadi pada kondisi ini generator dioperasikan pada putaran nominal

    3000 RPM dan sudah menghasilkan tegangan nominal dikisaran 15,75 KV,

    dimana tegangan eksitasi sudah disuplai dari tegangan output generator itu sendiri.

    Tetapi generator belum diparalelkan ke beban.

    Jadi Pada kondisi ini Cicuit Breaker SFCdalam kondisi Openkarena

    sumber tegangan eksitasi sudah diambil dari tegangan output generator itu sendiri,

    Circuit Breaker ( 52 L ) yang menghubungkan main trafo ke jaringan dalamkondisi Close , tetapi CB ( 52 G ) yang menghubungkan generator ke main

    trafo masih dalam kondisi open.

    Pada kondisi inilah dilakukan proses sinkronisasi antara generator dan

    jaringan, karena pada kondisi ini generator sudah berada pada putaran dan

    tegangan nominal.

    Generator

    Trafo Eksitasi

    Auxiliary Trafo

    Penyearah

    CB52 G

    Main Trafo

    SFCBusAVR

    EksitasiEksitasi Bantu

    Gambar 3.15Diagram Sistem Eksitasi Generator PLTG

  • 8/10/2019 Laporan Kerja Praktek PLTG Gilimanuk

    18/27

    29

    3.4.4 Proses Sinkronisasi Generator

    Proses sinkronisasi generator adalah proses menyamakan beberapa

    parameter dan kondisi antara generator dan jaringan , sebelum generator

    diparalelkan ke jaringan. Dimana parameter yang harus sama / sinkron

    diantaranya :

    1. Tegangan

    2. Frekuensi

    3. Sudut Fasa

    Jadi ketika terjadi perbedaan tegangan antara tegangan generator dan

    tegangan jaringan, maka sinkronisasi tegangan dilakukan mengatur tegangan

    output generator yaitu dengan mengatur arus eksitasi pada generator, untuk

    mendapatkan tegangan yang sesuai .

    Ketika terjadi perbedaan frekuensi antara generator dan jaringan maka

    sinkronisasi dilakukan dengan mengatur kecepatan putaran generator, yaitu

    dengan mengatur kecepatan putaran mesin atau mengatur bukaangovernour.

    Gambar 3.16Single Line PLTG Gilimanuk saat kondis Full speed no load

  • 8/10/2019 Laporan Kerja Praktek PLTG Gilimanuk

    19/27

    30

    Dan ketika terjadi perbedaan sudut fasa antara generator dan jaringan

    maka perlu dilakukan rekonfigurasi atau pemeriksaan pada generator.

    Pada PLTG gilimanuk sinkronisasi generator bekerja secara otomatis yaitu

    dengan perangkat bernama Synchrotact.

    Prinsip Kerja Synchrotact:

    1.

    Perangkat akan membandingkan tegangan , frekuensi dan sudut fasa

    output generator dengan jaringan lewat instrumen ukur PT ( Potensial

    Transformer ) yang terletak sejajar pada CB ( 52 G ) dan PTpada main

    trafo.

    2. Perangkat bekerja dengan persamaan

    Untuk sinkronisasi tegangan :

    Untuk sinkronisasi frekuensi

    Dan Synchrotacthanya memberi toleransi perbedaan 0,3 %.

    3.

    Saat terjadi perbedaan frekuensi melebihi batas toleransi, dimana frekuensi

    yang dihasilkan generator terlalu tinggi dari frekuensi jaringan, maka

    lampu indikator synchrotact ( -n) akan menyala, itu berarti Synchrotact

    mengirimkan sinyal ke kontrol utama untuk mengurangi kecepatan putaran

    mesin.

    Begitu pula apabila frekuensi yang dihasilkan generator terlalu rendah dari

    frekuensi jaringan, maka lampu indikator Synchrotact( +n ) akan menyala,

    itu berarti synchrotact mengirimkan sinyal ke kontrol utama untukmenambah kecepatan putaran mesin.

    4.

    Saat terjadi perbedaan tegangan melebihi batas toleransi, dimana tegangan

    yang dihasilkan generator terlalu tinggi dari tegangan jaringan, maka

    lampu indikator syncrotact ( V- ) akan menyala, itu berarti Synchrotact

    mengirimkan sinyal pada kontrol utama untuk mengurangi arus eksitasi.

    Begitu pula apabila tegangan yang dihasilkan generator terlalu rendah dari

    tegangan jaringan, maka lampu indikator syncrotact ( V+ ) akan menyala,

  • 8/10/2019 Laporan Kerja Praktek PLTG Gilimanuk

    20/27

    31

    itu berarti Synchrotact mengirimkan sinyal pada kontrol utama untuk

    menambah arus eksitasi.

    5.

    Kemudian tahap selanjutnya perangkat akan membandingkan sudut fasa

    antara generator dengan jaringan. Tahap ini berlangsung sangat singkat

    yaitu kurang dari 2 detik, karena pada PLTG gilimanuk perbedaan sudut

    fasa belum pernah terjadi.

    6. Ketika tegangan, frekuensi dan sudut fasa, yang dibandingkan oleh

    Synchrotact, dinyatakan sinkron oleh Synchrotact dimana persentase

    perbedaan berada di dalalam batas toleransi, Synchrotact akan

    mengirimkan sinyal ke kontrol utama untuk memerintahkan Circuit

    Breaker ( 52 G ) Close . Sehingga pada kondisi inilah generator

    diparelelkan ke beban.

    Gambar 3.17 Syncrotact

  • 8/10/2019 Laporan Kerja Praktek PLTG Gilimanuk

    21/27

    32

    3.4.5 Kondisi House Load

    Kondisi house load adalah kondisi kondisi dimana generator

    mensuplai tegangan hanya untuk kebutuhan internal PLTG. Jadi generator

    hanya memikul beban internal PLTG, tidak memikul beban dijaringan.

    Pada kondisi ini Circuit Breaker ( 52 L ) yang menghubungkan

    main trafo dengan jaringan dalam kondisi "open", sedangkan Circuit

    Breaker ( 52 G ) yang menghubungkan generator dengan trafo dalam

    kondisi " close" seperti pada diagram line di bawah.

    Kondisi ini dapat terjadi dikarenakan adanya gangguan pada jaringan yang

    mengakibatkan Circuit Breaker ( 52L ) trip. seperti gangguan yang terjadi pada

    tanggal 19 juli 2014, yaitu black out system bali, dimana kabel laut jawa-bali1,2,3,4 trip akibat dari adanya gangguan sistem transmisi di Situbondo. Karena

    kabel laut memikul hampir 1/2 dari beban bali, saat trip mengakibatkan semua

    pembangkit di bali mengalami overloadsalah satunya pada PLTG gilimanuk. Saat

    terjadi black out sistem, generator PLTG gilimanuk mengalami overload yang

    mengakibatkan putaran generator turun drastis sampai ke angka 1800 RPM. Hal

    ini yang menyebabkan relay under frequency pada generator bekerja dan

    membuat Circuit Breaker( 52 L ) trip.

    Gambar 3.18Single Line PLTG Gilimanuk saat kondis House Load

  • 8/10/2019 Laporan Kerja Praktek PLTG Gilimanuk

    22/27

    33

    3.5 Pemeliharaan generator PLTG Gilimanuk

    3.5.1 Preventive Maintenance

    Preventice maintenance adalah pemeliharaan rutin mingguan, jadi pada

    PLTG gilimanuk pemeliharaan generator dilakukan secara rutin tiap minggu pada

    hari Selasa. Pemeliharaan mingguan disini lebih pada pemeliharaan komponen

    bantu generator yang meliputi :

    1. Preventive maintenance Panel Eksitasi :

    Pengecekan secara visual kondisi trafo eksitasi.

    Pengecekan trafo eksitasi dilakukan secara visual, untuk mengetahui

    kondisi trafo eksitasi dengan melihat kondisi isolasi pada eksternal trafo,

    melihat kondisi bus bar trafo dan memeriksa apakah ada bau atau suara

    yang ganjil pada trafo untuk memastikan trafo tidak terjadi gangguan.

    Pengecekan secara visual kondisi konverter

    Pengecekan konverter juga dilakukan secara visual dengan melihat

    bagaimana kondisi tyristor, memeriksa kinerja kipas pendingin dan

    meriksafilter cartridgedari konverter.

    Pengecekan kondisi fan blower pendingin ruangan

    Pengecekan kondisi fan blower pendingin ruangan dilakukan dengan

    memeriksa kinerja darifan blower, dan pengecekan temperatur di dalam

    ruangan sistem eksitasi.

    Pengecekan switch daya.

    Pengecekan switch daya dilakukan dengan memeriksa secara visual

    kondisi switch field breaker, field flashing, dan start exiter breaker ,

    apakah lampu dariswitchmenyala atau tidak.

    Pengecekan modul unitrol

    Pengecekan modul unitroldilakukan secara visual apakah modul bekerja

    atau tidak.

  • 8/10/2019 Laporan Kerja Praktek PLTG Gilimanuk

    23/27

    34

    2. Preventive maintenance Generator Block

    Pengecekan Sikat Komutasi / arang

    Pengecekan sikat komutasi dilakukan dengan melepas sikat komutasi

    dari eksiter, kemudian memeriksa level karbon dari sikat. Jika level dari

    karbon sudah melebihi batas minimal dari level maka dilakukan

    penggantian pada saat itu juga.

    PengecekanfilterEksiter

    Pengecekan filter eksiter dilakukan secara visual kondisi filter. Jika

    terdapat banyak debu menumpuk yang merupakan residu dari gesekan

    sikat, makafiltereksiter dilepas dari eksiter untuk dibersihkan.

    Gambar 3.19Pemeliharaan Kontrol Eksitasi

  • 8/10/2019 Laporan Kerja Praktek PLTG Gilimanuk

    24/27

    35

    Pengecekan koneksi, skrup danfangenerator

    Pengecekan koneksi, skrup dan spacergenerator dilakukan secara visual

    untuk memeriksa kondisi busbaryang menghubungkan panel eksitasi ke

    eksiter, memeriksa kekencangan skrup dari generator dan mengecek

    kinerja kipas pendingin generator.

    Pengecekan lampu penerangan

    Pengecekan lampu penerangan dilakukan secara visual kondisi lampu di

    ruang generator block. Jika terdapat lampu yang mati langsung dilakukan

    penggantian saat itu juga.

    3. Preventive maintenance Circuit Breaker

    Pengecekan Temperatur sekitar.

    Pengecekan temperatur sekitar dilakukan dengan melakukan pengukuran

    menggunakan thermometer digital kemudian dilakukan pencatatan.

    Pengukuran perlu dilakukan karena tempetur sekitar akan berpengaruh

    pada tekanan udara pnumatik.

    Gambar 3.20Pemeliharaan Generator

  • 8/10/2019 Laporan Kerja Praktek PLTG Gilimanuk

    25/27

    36

    Pencatatan Operating hour meter.

    Pencatatan operating hour meter dilakukan untuk mengetahui waktu

    operasi Circuit Breaker( kondisi close) dalam jam.

    Pencatatan cycle counter

    Pencatatan cycle counterdilakukan untuk mengetahui berapa kali Circuit

    Breakermelakukan kontak ( dari openke close)

    Pengecekan dan pencatatan tekanan udarapnumatikdan gas SF6

    Pencatatan dilakukan untuk mengetahui tekanan udara dari pnumatik dan

    tekanan gas SF6apakah memenuhi standar atau tidak. Jika tidak sesuai

    dengan standar maka akan dilakukan pengaturan tekanan.

    4. Preventive Maintenance Transformator

    Untuk preventice maintenance trafo dilaksanakan pada hari Senin di tiap

    minggunya. Preventive maintenance dilakukan untuk memeriksa keadaan

    transformator. Pemeriksaan dan pemeliharaan ini mencangkup :

    Gambar 3.21Pemeliharaan Circuit Breaker

  • 8/10/2019 Laporan Kerja Praktek PLTG Gilimanuk

    26/27

    37

    Pengecekan dan Pencatatan suhu minyak trafo dan suhu winding.

    Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui temperatur minyak trafo

    maupun temperatur windinguntuk memastikan trafo dalam keadaan normal.

    Selain itu, juga dilakukan pemeriksaan suhu di sekitar trafo.

    Pengecekan volume minyak yang terdapat pada reservoir tank melalui kaca

    pengukur tanki reservoir

    Pemeriksaan ini untuk mengetahui level minyak cadangan yang terdapat di

    dalam tanki reservoir / konservator dan memastikan level minyak dalam

    keadaan normal.

    Pengecekan kondisi Silicagel

    Pemeriksaan silicageldilakukan untuk mengetahui tingkat kelembaban pada

    silicagel. Silicagelnormal ( dalam kondisi kering ) akan berwarna biru tua,

    sedangkan silicagel yang tingkat kelembaban tinggi akan berwarna merah

    muda. Jika tingkat kelembaban silicagel sudah tinggi maka dilakukan

    penggantian saat itu juga.

    Pengecekan kondisi kipas sistem pendinginan

    Pemeriksaan kipas pada radiator Main Transformator dilakukan untuk

    mengetahui kondisi dan status kipas, apakah saat itu kipas dalam kondisi

    runningatau off. Jika temperatur minyak trafo melibihi 68oC dan temperatur

    winding melebihi 60oC kipas seharusnya dalam kondisi running, jika

    temperatur di bawah ketentuan tersebut kipas seharusnya dalam kondisi off

    PengecekanArrester

    Pemeriksaan dan pencatatan counter arrester dilakukan untuk mengetahui

    berapa kali arrester bekerja.

    Gambar 3.22Pemeliharaan Transformator

  • 8/10/2019 Laporan Kerja Praktek PLTG Gilimanuk

    27/27