laporan kimia - hidrolisis

7
I. Tujuan Menyelidiki sifat asam atau basa pada berbagai jenis larutan garam II. Dasar Teori Reaksi asam dan basa menghasilkan garam. Asam terdiri dari asam kuat dan asam lemah. Demikian juga basa, ada yang termasuk ke dalam basa kuat ada juga yang merupakan basa lemah. Garam terdiri dari empat jenis, yang terbagi berdasarkan komponen asam basa pembentuknya Hidrolisis Garam Hidrolisis berasal dari kata hidro yaitu air dan lisis berarti penguraian, berarti hidrolisis garam adalah penguraian garam oleh air yang menghasilkan asam dan basanya kembali. Ada dua macam hidrolisis, yaitu: Hidrolisis parsial/sebagian (jika garamnya berasal dari asam lemah dan basa kuat atau sebaliknya & pada hidrolisis sebagian hanya salah satu ion saja yang mengalami reaksi hidrolisis, yang lainnya tidak) Hidrolisis total (jika garamnya berasal dari asam lemah dan basa lemah). Garam adalah senyawa yang dihasilkan dari reaksi netralisasi antara larutan asam dan larutan basa. Larutan garam yang terbentuk memiliki sifat yang bervariasi, tergantung pada sifat asam dan sifat basa penyusun garam. Secara umum : Asam + Basa → Garam + Air Berikut ini adalah beberapa contoh reaksi pembentukan garam (dikenal pula dengan istilahreaksi penggaraman atau reaksi netralisasi) : HCl (aq) + NaOH(aq) NaCl (aq) + H2O(l) H2SO4(aq) + 2 NH4OH(aq) (NH4)2SO4(aq) + 2 H2O(l) 2 HCN(aq) + Ba(OH)2(aq) Ba(CN)2(aq) + 2 H2O(l) H2CO3(aq) + Mg(OH)2(aq) MgCO3(s) + 2 H2O(l) Reaksi kebalikan dari reaksi penggaraman dikenal dengan istilah reaksi hidrolisis. Reaksihidrolisis adalah reaksi salah satu ion atau kedua ion larutan garam dengan

Upload: dayana-florencia

Post on 16-Jul-2015

397 views

Category:

Education


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Kimia - hidrolisis

I. Tujuan

Menyelidiki sifat asam atau basa pada berbagai jenis larutan garam

II. Dasar Teori

Reaksi asam dan basa menghasilkan garam. Asam terdiri dari asam kuat dan asam

lemah. Demikian juga basa, ada yang termasuk ke dalam basa kuat ada juga yang

merupakan basa lemah.

Garam terdiri dari empat jenis, yang terbagi berdasarkan komponen asam basa

pembentuknya

Hidrolisis Garam

Hidrolisis berasal dari kata hidro yaitu air dan lisis berarti penguraian, berarti

hidrolisis garam adalah penguraian garam oleh air yang menghasilkan asam dan

basanya kembali.

Ada dua macam hidrolisis, yaitu:

Hidrolisis parsial/sebagian (jika garamnya berasal dari asam lemah dan basa

kuat atau sebaliknya & pada hidrolisis sebagian hanya salah satu ion saja

yang mengalami reaksi hidrolisis, yang lainnya tidak)

Hidrolisis total (jika garamnya berasal dari asam lemah dan basa lemah).

Garam adalah senyawa yang dihasilkan dari reaksi netralisasi antara larutan asam

dan larutan basa. Larutan garam yang terbentuk memiliki sifat yang bervariasi,

tergantung pada sifat asam dan sifat basa penyusun garam. Secara umum :

Asam + Basa → Garam + Air

Berikut ini adalah beberapa contoh reaksi pembentukan garam (dikenal pula

dengan istilahreaksi penggaraman atau reaksi netralisasi) :

HCl(aq) + NaOH(aq) → NaCl(aq) + H2O(l)

H2SO4(aq) + 2 NH4OH(aq) → (NH4)2SO4(aq) + 2 H2O(l)

2 HCN(aq) + Ba(OH)2(aq) → Ba(CN)2(aq) + 2 H2O(l)

H2CO3(aq) + Mg(OH)2(aq) → MgCO3(s) + 2 H2O(l)

Reaksi kebalikan dari reaksi penggaraman dikenal dengan istilah reaksi hidrolisis.

Reaksihidrolisis adalah reaksi salah satu ion atau kedua ion larutan garam dengan

Page 2: Laporan Kimia - hidrolisis

air. Reaksi salah satu atau kedua ion larutan garam dengan air menyebabkan

perubahan konsentrasi ion H+ maupun ion OH- dalam larutan. Akibatnya, larutan

garam dapat bersifat asam, basa, maupun netral.

Sebagaimana yang telah kita pelajari sebelumnya, kita mengenal dua jenis asam,

yaitu asam kuat dan asam lemah. Demikian halnya dengan basa, kita mengenal

istilah basa kuat dan basa lemah (lihat : Kimia Asam Basa). Dengan demikian,

terdapat empat variasi reaksi antara asam dan basa membentuk garam, yaitu :

1. Reaksi antara asam kuat dengan basa kuat

Contoh : HBr(aq) + KOH(aq) → KBr(aq) + H2O(l)

Garam yang terbentuk mengalami ionisasi sempurna dalam air

KBr(aq) → K+(aq) + Br-

(aq)

Baik kation maupun anion, hanya terhidrasi oleh air, tidak mengalami reaksi

dengan air. Dengan demikian, garam tersebut tidak terhidrolisis dalam air.

Akibatnya, konsentrasi ion H+ tidak berubah terhadap konsentrasi ion OH-. Larutan

garam bersifat netral. Larutan garam tersebut memiliki pH = 7.

2. Reaksi antara asam kuat dengan basa lemah

Contoh : HNO3(aq) + NH4OH(aq) → NH4NO3(aq) + H2O(l)

Garam yang terbentuk mengalami ionisasi sempurna dalam air

NH4NO3(aq) → NH4+

(aq) + NO3-(aq)

Anion tidak mengalami hidrolisis dengan air, sebab anion berasal dari spesi asam

kuat. Namun sebaliknya, kation yang berasal dari spesi basa lemah mengalami

hidrolisis. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :

NH4+

(aq) + H2O(l) <——> NH4OH(aq) + H+(aq)

Hidrolisis kation yang berasal dari basa lemah menghasilkan ion H+. Akibatnya,

konsentrasi ion H+ menjadi lebih tinggi dibandingkan konsentrasi ion OH-. Dengan

demikian, larutan garam tersebut mengalami hidrolisis sebagian (parsial). Larutan

garam tersebut bersifatasam dan memiliki pH < 7.

3. Reaksi antara asam lemah dengan basa kuat

Contoh : HCN(aq) + NaOH(aq) → NaCN(aq) + H2O(l)

Page 3: Laporan Kimia - hidrolisis

Garam yang terbentuk mengalami ionisasi sempurna dalam air

NaCN(aq) → Na+(aq) + CN-

(aq)

Kation tidak mengalami hidrolisis dengan air, sebab kation berasal dari spesi basa

kuat. Namun sebaliknya, anion yang berasal dari spesi asam lemah mengalami

hidrolisis. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :

CN-(aq) + H2O(l) <——> HCN(aq) + OH-

(aq)

Hidrolisis anion yang berasal dari asam lemah menghasilkan ion OH-. Akibatnya,

konsentrasi ion OH- menjadi lebih tinggi dibandingkan konsentrasi ion H+. Dengan

demikian, larutan garam tersebut mengalami hidrolisis sebagian (parsial). Larutan

garam tersebut bersifatbasa dan memiliki pH > 7.

4. Reaksi antara asam lemah dengan basa lemah

Contoh : HF(aq) + NH4OH(aq) → NH4F(aq) + H2O(l)

Garam yang terbentuk mengalami ionisasi sempurna dalam air

NH4F(aq) → NH4+

(aq) + F-(aq)

Baik kation maupun anion, sama-sama mengalami hidrolisis, sebab keduanya

berasal dari spesi lemah. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :

NH4+

(aq) + H2O(l) <——> NH4OH(aq) + H+(aq)

F-(aq) + H2O(l) <——> HF(aq) + OH-

(aq)

Ternyata, hidrolisis kedua ion tersebut menghasilkan ion H+ maupun ion OH-.

Dengan demikian, larutan garam tersebut mengalami hidrolisis total (sempurna).

Sifat larutan yang dihasilkan bergantung pada perbandingan kekuatan asam lemah

(Ka) terhadap kekuatan basa lemah (Kb).

Ada tiga kemungkinan perbandingan nilai Ka terhadap Kb :

a. Ka > Kb : sifat asam lebih mendominasi; larutan garam bersifat asam; pH larutan

garam kurang dari 7

b. Ka = Kb : sifat asam maupun basa sama-sama mendominasi; larutan garam

bersifatnetral; pH larutan garam sama dengan 7

c. Ka < Kb : sifat basa lebih mendominasi; larutan garam bersifat basa; pH larutan

garam lebih dari 7

Page 4: Laporan Kimia - hidrolisis

Persamaan yang dapat digunakan untuk menghitung pH larutan masing-masing

larutan garam adalah sebagai berikut :

1. Larutan garam yang terbentuk dari asam kuat dan basa kuat

pH = 7

2. Larutan garam yang terbentuk dari asam kuat dan basa lemah

[H+] = {(Kw/Kb)([ion yang terhidrolisis])}1/2

3. Larutan garam yang terbentuk dari asam lemah dan basa kuat

[OH-] = {(Kw /Ka)([ion yang terhidrolisis])}1/2

4. Larutan garam yang terbentuk dari asam lemah dan basa lemah

[H+] = {Kw (Ka / Kb)}1/2

III. Alat dan Bahan

1. Alat

Plat tetes

Pipet tetes

2. Bahan

Na2CO3 0,1 M

NaCl 0,1 M

NH4Cl 0,1 M

CH3COONa 0,1 M

Al2(SO4)3 0,1 M

IV. Cara Kerja

1. Memasukkan larutan Na2CO3 ke dalam 3 lubang plat tetes masing-masing

sebanyak 3 tetes

2. Memasukkan sepotong kertas lakmus merah pada lubang pertama, lakmus

biru pada lubang kedua, dan indikator universal pada lubang ketiga

3. Mengamati dan mencatat perubahan warna yang terjadi

4. Menentukan pH larutan Na2CO3 dengan indikator universal

5. Mengulangi percobaan diatas untuk larutan NaCl, NH4Cl, CH3COONa dan

Al2(SO4)3

Page 5: Laporan Kimia - hidrolisis

V. Data Pengamatan

VI. Pembahasan

Berdasarkan teori,

Na2CO3 berasal dari NaOH (basa kuat) dan H(CO3)2 (asam lemah) sehingga

mengalami hidrolisis dan merupakan garam bersifat basa

NaCl berasal dari NaOH (basa kuat) dan HCl (asam kuat) sehingga

merupakan garam bersifat netral

NH4Cl berasal dari NH4OH (basa lemah) dan HCl (asam kuat) sehingga

mengalami hidrolisis dan merupakan garam bersifat asam

CH3COONa berasal dari NaOH (basa kuat) dan CH3COOH (asam lemah)

sehingga mengalami hidrolisis dan merupakan garam bersifat basa

Al2(SO4)3 berasal dari Al(OH)3 (basa lemah) dan H2SO4 (asam kuat)

sehingga mengalami hidrolisis dan merupakan garam bersifat asam

No Larutan Lakmus

Merah

Lakmus

Biru

Indikator

Universal pH

Asam/Basa/

Netral Keterangan

1 Na2CO3 Biru Biru Hijau ±12 Basa Garam bersifat

basa

2 NaCl Merah Biru Kuning ±7 Netral Garam bersifat

netral

3 NH4Cl Merah Ungu Kuning ±7 Asam Garam bersifat

asam

4 CH3COONa Merah Ungu Kuning

kehijauan ±8 Basa

Garam bersifat

basa

5 Al2(SO4)3 Merah Merah Jingga ±5 Asam Garam bersifat

asam

Garam Basa Pembentuk Asam Pembentuk

Rumus Basa Kuat/Lemah Rumus Asam Kuat/Lemah

Na2CO3 NaOH Kuat H(CO3)2 Lemah

NaCl NaOH Kuat HCl Kuat

NH4Cl NH4OH Lemah HCl Kuat

CH3COONa NaOH Kuat CH3COOH Lemah

Al2(SO4)3 Al(OH)3 Lemah H2SO4 Kuat

Page 6: Laporan Kimia - hidrolisis

VII. Kesimpulan

Na2CO3 bersifat basa, NaCl bersifat netral, NH4Cl bersifat asam, CH3COONa

bersifat basa, dan Al2(SO4)3 bersifat asam

Page 7: Laporan Kimia - hidrolisis

Daftar Pustaka

http://satriwahyuni.wordpress.com/kimia-xi/hidrolisis-garam/ (Diakses pada tanggal 8

Februari 2014, pukul 11.45 WIB)