laporan kinerja -...

85

Upload: dinhkhue

Post on 03-Mar-2019

227 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN KINERJA - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/lakip_2015.pdf · penanganan pascapanen jagung dan ... Menghasilkan publikasi
Page 2: LAPORAN KINERJA - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/lakip_2015.pdf · penanganan pascapanen jagung dan ... Menghasilkan publikasi

LAPORAN KINERJA

BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN

PERTANIANTAHUN 2015

BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIANKEMENTERIAN PERTANIAN

2016

Page 3: LAPORAN KINERJA - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/lakip_2015.pdf · penanganan pascapanen jagung dan ... Menghasilkan publikasi
Page 4: LAPORAN KINERJA - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/lakip_2015.pdf · penanganan pascapanen jagung dan ... Menghasilkan publikasi

iiiBadan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Laporan Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2015

Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan

Pengembangan Pascapanen Pertanian (BB-

Pascapanen) Tahun 2015 disusun dalam rangka

memenuhi Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014

tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah. Penyusunannya mengacu pada

Permenpan dan RB Nomor 53 Tahun 2014 tentang

Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja,

dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi

Pemerintah.

Laporan ini merupakan media komunikasi pencapaian tujuan dan sasaran strategis

organisasi kepada para pengguna yang dibuat sebagai perwujudan

pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada BB-

Pascapanen berdasarkan suatu sistem akuntabilitas yang memadai sesuai dengan

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014.

Semoga laporan ini dapat memenuhi harapan masyarakat dan dalam rangka

membangun kinerja khususnya dalam kegiatan penelitian dan pengembangan

pertanian sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan pengembangan Iptek

pascapanen pertanian.

Bogor, Januari 2016

Plt. Kepala Balai Besar,

Dr. Dedi Nursyamsi, MAgr.

KATA PENGANTAR

Page 5: LAPORAN KINERJA - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/lakip_2015.pdf · penanganan pascapanen jagung dan ... Menghasilkan publikasi

ix

Laporan Kinerja BB- Pascapanen Tahun 2015

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Page 6: LAPORAN KINERJA - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/lakip_2015.pdf · penanganan pascapanen jagung dan ... Menghasilkan publikasi

Kata Pengantar .....................................................................................

Daftar Tabel .........................................................................................

Ikhtisar Eksekutif ..................................................................................

BAB I. PENDAHULUAN ...................................................................

BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA .............................

2.1. Perencanaan Strategis ....................................................

2.2. Perjanjian Kinerja ..........................................................

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA .......................................................

3.1. Pengukuran Kinerja ....................................................

3.2. Evaluasi dan Analisis Akuntabilitas Kinerja ....................

3.3. Akuntabilitas Keuangan .................................................

BAB IV. PENUTUP ..................................................................................

Lampiran ..............................................................................................

Daftar Isi .............................................................................................

Daftar Lampiran ....................................................................................

Halaman

iii

vi

ix

1

7

7

12

15

15

17

44

47

49

v

vii

vBadan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Laporan Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2015

DAFTAR ISI

Page 7: LAPORAN KINERJA - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/lakip_2015.pdf · penanganan pascapanen jagung dan ... Menghasilkan publikasi

Halaman

Tabel 1. Target dan rencana kinerja tahunan BB - Pascapanen tahun 2015

- 2019 ........................................................................................

Tabel 2. Perjanjian Kinerja (PK) BB-Pascapanen TA. 2015 ...........................

Tabel 3. Matriks tingkat capaian kinerja BB-Pascapanen TA. 2015 ...............

Tabel 4. Target dan realisasi capaian indikator kinerja 1 tahun 2015 ............

Tabel 5. Perbandingan capaian indikator kinerja 1 tahun 2015 dengan tahun

2010–2014 ....................................................................................

Tabel 6. Perbandingan capaian indikator kinerja 1 tahun 2015 dengan target

pada Renstra 2015 –2019 .............................................................

Tabel 7. Target dan realisasi pencapaian indikator kinerja 2 tahun 2015 ........

Tabel 8. Perbandingan capaian indikator kinerja 2 tahun 2015 dengan 2010-

2015...............................................................................................

Tabel 9. Perbandingan capaian indikator kinerja 2 tahun 2015 dengan target

pada Renstra 2015 –2019...............................................................

Tabel 10. Target dan realisasi pencapaian indikator kinerja 3 tahun 2015........

Tabel 11. Perbandingan capaian indikator kinerja 3 tahun 2015 dengan

tahun 2010-2014 ..……..................................................................

Tabel 12. Perbandingan capaian indikator kinerja 3tahun 2015 dengan

target pada Renstra 2015 –2019.....................................................

Tabel 13. Target dan realisasi pencapaian indikator kinerja 4 tahun 2015 .......

Tabel 14. Kelompok tani/UD yang telah menggunakan unit revitalisasi

penggilingan padi kecil (PPK)............................................................

Tabel 15. Kelompok tani yang telah menggunakan unit revitalisasi

penanganan pascapanen jagung dan kedelai ...................................

Tabel 16. Pagu dan realisasi anggaran BB-Pascapanen tahun 2015 masing-

masing indikator kinerja………………...................................................

9

13

16

17

18

19

26

27

27

29

30

30

34

37

37

45vi Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Laporan Kinerja BB- Pascapanen Tahun 2015

DAFTAR TABEL

Page 8: LAPORAN KINERJA - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/lakip_2015.pdf · penanganan pascapanen jagung dan ... Menghasilkan publikasi

vii

Lampiran 1. Struktur Organisasi BB-Pascapanen....................................

Lampiran 2. Sumberdaya Manusia dan Anggaran BB-Pascapanen .........

Lampiran 3. Rencana Kinerja Tahunan Tahun 2015...............................

Lampiran 4. Perjanjian Kinerja Tahun 2015............................... ...........

Lampiran 5. Pagu dan Realisasi Anggaran Tahun 2015……....................

Lampiran 6. Pengukuran Kinerja Tahun 2015.......................................

Lampiran 7. Produk yang Dihasilkan dari Indikator Kinerja “Teknologi

Pascapanen (Penanganan dan Pengolahan) ......................

Lampiran 8. Dokumen (foto) kegiatan pada Indikator Kinerja “Model

Agrobioindustri Terpadu”.................................................

Lampiran 9. Dokumen (foto) kegiatan pada Indikator Kinerja “Rekomendasi

Kebijakan Pengembangan Pascapanen

Pertanian”......................................................................

Lampiran 10. Dokumen (foto) kegiatan pada Indikator Kinerja “Model

Revitalisasi Penggilingan Padi Kecil, Penanganan

Pascapanen Jagung dan Kedelai”......................................

Lampiran 11. Dokumen (foto) kegiatan yang menghasilkan outcome ......

Lampiran 12. Dokumen (Foto) Kinerja Lainnya (Kegiatan Diseminasi Teknologi,

Kerjasama dan Penghargaan)...........................................

Lampiran 13. Komposisi Pagu Anggaran DIPA Tahun 2015 dan Realisasi PNBP

Jasa Laboratorium.......................................................

Halaman

51

52

53

54

56

58

60

64

66

67

68

70

71

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Laporan Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2015

DAFTAR LAMPIRAN

Page 9: LAPORAN KINERJA - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/lakip_2015.pdf · penanganan pascapanen jagung dan ... Menghasilkan publikasi

viii Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Laporan Kinerja BB- Pascapanen Tahun 2015

Page 10: LAPORAN KINERJA - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/lakip_2015.pdf · penanganan pascapanen jagung dan ... Menghasilkan publikasi

ixBadan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Laporan Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2015

IKHTISAR EKSEKUTIF

Dalam rangka mewujudkan visi dan melaksanakan misinya, dalam kurun

waktu 2015 – 2019 BB-Pascapanen menetapkan tujuan sebagai berikut:

a) Melaksanakan penelitian dan pengembangan teknologi pascapanen dan

pengolahan hasil pertanian untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing dalam

upaya mendukung sistem pertanian bio-industri berkelanjutan terutama melalui

pemanfaatan nanoteknologi, iradiasi, bioprosesing dan bioinformatika; b) Menyusun

rekomendasi kebijakan pascapanen hasil pertanian untuk meningkatkan nilai tambah

dan daya saing dalam upaya mendukung sistem pertanian bio-industri berkelanjutan;

c) Melaksanakan diseminasi teknologi pascapanen serta kerjasama nasional dan

internasional; dan d) Menghasilkan publikasi di jurnal ilmiah nasional dan

internasional serta Hak Kekayaan Intelektual (HaKI).

Sasaran BB-Pascapanen dalam kurun waktu 2015 – 2019 adalah sebagai

berikut: a) Tersedianya teknologi pascapanen hasil pertanian untuk meningkatkan

nilai tambah dan daya saing dalam upaya mendukung sistem pertanian bio-industri

berkelanjutan terutama melalui pemanfaatan nanoteknologi, iradiasi, bioprosesing

dan bioinformatika; b) Tersedianya rekomendasi kebijakan pascapanen hasil

pertanian untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing dalam upaya mendukung

sistem pertanian bio-industri berkelanjutan; c) Meningkatnya diseminasi teknologi

pascapanen serta kerjasama nasional dan internasional; d) Meningkatnya jumlah

publikasi di jurnal ilmiah nasional dan internasional serta Hak Kekayaan Intelektual

(HaKI).

BB-Pascapanen telah menetapkan satu sasaran strategis, yang diukur dengan

empat indikator kinerja sasaran, yaitu : a) Teknologi Pascapanen (Penanganan dan

Pengolahan), b) Model Agrobioindustri Terpadu, c) Rekomendasi Kebijakan

Pengembangan Pascapanen Pertanian, dan d) Model Revitalisasi Penggilingan Padi

Kecil, Penanganan Pascapanen Jagung dan Kedelai. Berdasarkan hasil pengukuran

kinerja dengan membandingkan antara target dan capaian, seluruh indikator kinerja

sasaran tersebut dapat dicapai dengan kategori berhasil (capaian 100%). Hal

tersebut menunjukkan bahwa BB-Pascapanen telah melaksanakan tugas dan

fungsinya dengan baik.

Indikator kinerja sasaran “Teknologi Pascapanen (Penanganan dan

Pengolahan)” berhasil memperoleh 16 teknologi sesuai target, yang meliputi :

Page 11: LAPORAN KINERJA - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/lakip_2015.pdf · penanganan pascapanen jagung dan ... Menghasilkan publikasi

a) Teknologi produksi gula cair dari sorgum manis skala pilot (50 liter);

b) Teknologi produksi gula cair dari pati biji sorgum manis skala pilot (50 liter);

c) Teknologi fermentasi untuk peningkatan flavour kakao;

d) Teknologi pengolahan kakao (bubuk dan cokelat bar);

e) Teknologi produksi starter siap pakai yoghurt probiotik;

f) Teknologi produksi yoghurt powder probiotik diperkaya nano vitamin A;

g) Teknologi pengolahan pisang off grade;

h) Teknologi penanganan segar rambutan untuk ekspor;

i) Teknologi produksi biokomposit dari pati termoplastis untuk kemasan ramah

lingkungan;

j) Teknologi produksi biofoam dari biomassa pertanian untuk kemasan ramah

lingkungan;

k) Pupuk majemuk berbasis nano untuk tanaman padi;

l) Nano-silika dari limbah sekam padi untuk aplikasi pada industri pangan,

m) Premix nano-nutrien dan nano-bioselulosa dari air kelapa untuk fortifikan pada

aneka pangan;

o) Teknologi pengolahan beras indeks glikemik rendah (IGR) organik;

p) Teknolologi pengolahan beras berkualitas premium dan pengolahan limbahnya,

q) Teknologi produksi bioetanol dari limbah tongkol jagung pada skala pilot (200 liter).

Indikator kinerja sasaran “Model Agrobioindustri Terpadu” berhasil

memperoleh 2 model sesuai target, yang meliputi :a) Model bioindustri jagung yang

menghasilkan grit (berasan jagung) dan tepung jagung bermutu tinggi; dan b) Model

pertanian bioindustri sagu di Kabupaten Sorong Selatan.

Indikator kinerja sasaran “Rekomendasi Kebijakan Pengembangan

Pascapanen Pertanian” berhasil memperoleh 4 rekomendasi kebijakan sesuai target,

yang meliputi :a) Rekomendasi penyediaan dan pemanfaatan pangan lokal

berkelanjutan untuk memperbaiki status gizi masyarakat dan ketahanan pangan; b)

Rekomendasi kebijakan pengendalian mikotoksin (aflaktoksin) pada pala; c)

Rekomendasi kebijakan pengendalian kontaminan logam berat pada kakao; dan d)

Rekomendasi pemanfaatan padi varietas unggul berdasarkan karakteristik

fisikokimianya.

Indikator kinerja sasaran “Model Revitalisasi Penggilingan Padi Kecil,

Penanganan Pascapanen Jagung dan Kedelai” berhasil memperoleh 1 model sesuai

target, yaitu : Model Revitalisasi Penggilingan Padi Kecil (PPK) untuk peningkatan

x Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Laporan Kinerja BB- Pascapanen Tahun 2015

Page 12: LAPORAN KINERJA - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/lakip_2015.pdf · penanganan pascapanen jagung dan ... Menghasilkan publikasi

rendemen dan mutu beras serta penurunan susut hasil jagung dan kedelai.

Keberhasilan pencapaian sasaran tersebut didukung oleh berbagai faktor, yaitu

sumberdaya manusia (peneliti dan teknisi) sebagai penghasil teknologi, sumberdaya

sarana dan prasarana penelitian serta sumberdaya anggaran. Dari aspek tata kelola,

BB-Pascapanen telah menyelaraskan sistem manajemennya dengan standar

manajemen penelitian yang ditetapkan oleh Komite Nasional Akreditasi Pranata

Penelitian dan Pengembangan (KNAPPP) untuk meningkatkan jaminan mutu hasil

litbang, termasuk didalamnya aspek monitoring dan evaluasi.

Selain faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan, terdapat beberapa

kendala yang menjadi hambatan dalam pelaksanaan kegiatan, antara lain :

a) Ketersediaan bahan baku penelitian yang sangat tergantung pada musim panen; b)

Pengadaan bahan kimia spesifik yang sulit diperoleh dan harus inden sehingga perlu

waktu yang agak lama; c) Jadwal pemakaian beberapa peralatan laboratorium dan

analisis sangat padat sehingga terjadi antrian pemakaian; dan d) Pembayaran jasa

analisis laboratotium oleh customer banyak yang terlambat sehingga mengganggu

pencapaian target PNBP.

Beberapa kendala yang ditemukan dalam pelaksanaan kegiatan telah

diupayakan untuk diatasi, dan langkah-langkah yang telah ditempuh tersebut dapat

dijadikan langkah antisipatif dalam mengatasi hambatan dan kendala yang mungkin

dihadapi pada pelaksanaan kegiatan tahun mendatang. Langkah-langkah yang telah

dilaksanakan tersebut, yaitu : a) Merencanakan dan mempersiapkan kegiatan secara

cermat; b) Mempertimbangkan musim panen dan memprioritaskan pendanaan pada

kegiatan penelitian yang memiliki musim panen kritis (panen awal dan akhir tahun); c)

Meningkatkan kompetensi SDM peneliti dan teknisi dalam rangka pencapaian sasaran

mutu yang diharapkan; d) Menyusun analisis dan penanganan risiko secara cermat

untuk mengantisipasi kendala-kendala yang mungkin terjadi selama pelaksanaan

kegiatan; dan e) Menetapkan kebijakan pembayaran di muka untuk jasa analisis

laboratorium.

Untuk membiayai operasional, TA. 2015 BB-Pascapanen mendapat anggaran

sebesar Rp 32.214.907.000,-. DIPA BB-Pascapanen pada TA. 2015 mengalami

beberapa kali revisi anggaran, baik penambahan maupun pengurangan. Penambahan

anggaran karena BB-Pascapanen mendapat tugas tambahan untuk melaksanakan

kegiatan strategis, yaitu : 1) Identifikasi Calon Lokasi, Koordinasi, Bimbingan dan

Dukungan Teknologi Upsus, TSP dan TTP, dan 2) Model revitalisasi PPK serta

xiBadan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Laporan Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2015

Page 13: LAPORAN KINERJA - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/lakip_2015.pdf · penanganan pascapanen jagung dan ... Menghasilkan publikasi

penanganan pascapanen jagung dan kedelai. Sedangkan revisi pengurangan

anggaran digunakan untuk pembayaran tunjangan kinerja. Secara keseluruhan

realisasi anggaran BB-Pascapanen sampai dengan 31 Desember 2015 sebesar Rp

31.242.108.343,- (96,98%), yang terdiri atas pegawai 98,05%, belanja barang

95,73%, dan belanja modal 99,41%.

Pagu anggaran tahun 2015 untuk 4 (empat) indikator kinerja yang ada pada

perjanjian kinerja (PK) bekisar antara Rp 453.533.000 – Rp 2.693.477.000. Realisasi

anggaran untuk masing-masing indikator kinerja cukup tinggi, yaitu berkisar antara

96,86 – 98,39%. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan dapat berjalan sesuai dengan

rencana dan output yang direncanakan dapat dihasilkan dengan baik.

xii Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Laporan Kinerja BB- Pascapanen Tahun 2015

Page 14: LAPORAN KINERJA - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/lakip_2015.pdf · penanganan pascapanen jagung dan ... Menghasilkan publikasi

1Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Laporan Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2015

BAB I .

PENDAHULUAN

Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

(BB-Pascapanen) merupakan salah satu unit kerja yang berada dibawah Badan

Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan), Kementerian Pertanian.

Sesuai Keputusan Menteri Pertanian No. 36/Permentan /OT.140/3/2013 tanggal 11

Maret 2013 yang merupakan penyempurnaan dari Keputusan Menteri Pertanian No.

632/Kpts/OT.140/12/2003 tanggal 30 Desember 2003, BB-Pascapanen mempunyai

tugas yaitu melaksanakan penelitian dan pengembangan teknologi pascapanen

pertanian. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana yang tertuang dalam SK Menteri

Pertanian tersebut, BB-Pascapanen menyelenggarakan fungsi: 1) Pelaksanaan

penyusunan program, rencana kerja, anggaran, evaluasi dan pelaporan litbang

teknologi pascapanen, 2) Pelaksanaan penelitian identifikasi dan karakterisasi sifat

fungsional dan mutu hasil pertanian, 3) Pelaksanaan penelitian pengolahan hasil,

perbaikan mutu, pemanfaatan limbah, dan pengembangan produk baru, 4)

Pelaksanaan penelitian teknologi proses fisik, kimia dan biologi hasil pertanian,

5) Pelaksanaan penelitian keamanan pangan hasil pertanian dan pengembangan

mutu pascapanen produk pertanian, 6) Pelaksanaan analisis kebijakan pascapanen

pertanian, 7) Pelaksanaan penelitian komponen teknologi sistem dan usaha agribisnis

bidang pascapanen pertanian, 8) Pelaksanaan kerjasama dan pendayagunaan hasil

penelitian pascapanen pertanian, 9) Pelaksanaan pengembangan sistem informasi

hasil penelitian dan pengembangan pascapanen pertanian, dan 10) Pengelolaan

urusan kepegawaian, keuangan, rumah tangga, dan perlengkapan BB - Pascapanen.

Berbagai dinamika lingkungan strategis antara lain semakin meningkatnya

permintaan terhadap komoditas pertanian karena pesatnya pertumbuhan penduduk,

semakin langkanya energi fosil, perubahan iklim, semakin cepatnya alih fungsi lahan

serta adanya persaingan bahan baku untuk pangan, pakan, serat, dan energi telah

diantisipasi oleh Kementerian Pertanian dengan menyusun Strategi Induk

Pembangunan Pertanian (SIPP) 2013-2045. Dalam SIPP 2013-2045 tersebut

tergambar visi pembangunan pertanian ke depan yaitu “Terwujudnya sistem pertanian

bioindustri berkelanjutan yang menghasilkan beragam pangan sehat dan produk

bernilai tambah tinggi dari sumberdaya hayati pertanian dan kelautan tropika”. Dari

visi ini, nampaknya ada beberapa kata kunci penting seperti bioindustri,

Page 15: LAPORAN KINERJA - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/lakip_2015.pdf · penanganan pascapanen jagung dan ... Menghasilkan publikasi

berkelanjutan, pangan sehat, dan nilai tambah yang berkaitan erat dengan BB-

Pascapanen, sehingga kegiatan penelitian dan pengembangan pascapanen ke depan

harus diarahkan pada hal tersebut. Untuk itu, BB-Pascapanen perlu terus berinisiatif

melakukan langkah-langkah visioner melalui optimalisasi pemanfaatan dan

peningkatan sumberdaya penelitian yang dimiliki.

Dalam melaksanakan tugas dan fungsi organisasi, berdasarkan Keputusan

Menteri Pertanian No. 36/Permentan/OT.140/3/2013 tanggal 11 Maret 2013, BB-

Pascapanen memiliki struktur organisasi yang terdiri atas tiga Bagian/Bidang dengan

tujuh Sub Bagian/Seksi dan Kelompok Jabatan Fungsional (Lampiran 1). Kelompok

Jabatan Fungsional terdiri atas Peneliti, Perekayasa, Teknisi Litkayasa, Arsiparis, dan

Pustakawan. Kelompok jabatan fungsional peneliti terdiri atas tiga kelompok peneliti

(kelti) berdasarkan bidang masalah yaitu Kelti Teknologi Biomaterial, Kelti Teknologi

Bioprosesing dan Kelti Teknologi Disain Proses dan Biosistem, yang ditetapkan dengan

SK Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Nomor

23/Kpts/KP.460/I/1/2014 tanggal 7 Januari 2014. Surat Keputusan tersebut

merupakan penyempurnaan dari SK Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan

Pertanian Nomor 62/Kpts/KP.460/I/5/08 tanggal 15 Mei 2008 tentang Pembentukan

Kelompok Peneliti pada Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen

Pertanian dalam rangka mengantisipasi dinamika lingkungan strategis, khususnya

perkembangan Iptek yang sangat pesat.

Sumberdaya Manusia. Dalam upaya mewujudkan BB-Pascapanen sebagai

pranata penelitian dan pengembangan yang terakreditasi dan mampu berperan

sebagai inisiator teknologi pascapanen yang diakui pada skala nasional dan

internasional, BB-Pascapanen telah memperoleh akreditasi ISO 9001:2008 sejak

tahun 2010 dan akreditasi KNAPPP sejak tahun 2013. Untuk penerapan dan

pelaksanaan akreditasi ini diperlukan dukungan sumber daya manusia berkualitas

yang memiliki kompetensi tinggi, profesional dan amanah. Kompetensi merupakan

persyaratan mutlak bagi SDM BB-Pascapanen untuk menjamin terselenggaranya

kegiatan penelitian dan pengembangan yang berkualitas. BB-Pascapanen

memberikan prioritas tinggi terhadap peningkatan kualitas SDM dalam upaya

menjamin tersedianya tenaga profesional dalam melaksanakan program penelitian

pascapanen pertanian. Hal ini dilakukan untuk mempertahankan BB-Pascapanen yang

terakreditasi secara berkelanjutan serta mampu memberikan kontribusi nyata dalam

inovasi teknologi penanganan dan pengolahan hasil pertanian. Pembinaan SDM

2 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Laporan Kinerja BB- Pascapanen Tahun 2015

Page 16: LAPORAN KINERJA - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/lakip_2015.pdf · penanganan pascapanen jagung dan ... Menghasilkan publikasi

antara lain dilakukan dengan mendorong setiap pegawai untuk memasuki jenjang

fungsional sebagai peneliti dan teknisi litkayasa, meningkatkan kegiatan pelatihan

internal serta melaksanakan kegiatan seminar secara berkala. Pengembangan SDM

dilakukan pula dengan cara memberikan kesempatan kepada pegawai BB-

Pascapanen untuk melanjutkan studi ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan

mengikuti berbagai kegiatan pelatihan yang diselenggarakan di dalam maupun luar

negeri.

Pada akhir tahun 2015, jumlah pegawai BB-Pascapanen sebanyak 137 orang.

Dari sisi kuantitas, jumlah pegawai BB-Pascapanen mengalami penurunan

dikarenakan banyak pegawai yang memasuki masa pensiun dan beberapa pegawai

meninggal dunia, sedangkan penerimaan pegawai baru sangat terbatas. Jabatan

fungsional di BB-Pascapanen terdiri atas jabatan fungsional peneliti, teknisi litkayasa,

arsiparis, pustakawan, dan fungsional umum. Kelompok jabatan fungsional peneliti

berjumlah 56 orang, terdiri atas Peneliti Utama 9 orang (sebanyak 3 orang merupakan

Profesor Riset), Peneliti Madya 14 orang, Peneliti Muda 17 orang, dan Peneliti Pertama

16 orang. Dari jumlah tenaga fungsional peneliti terdapat 4 orang yang merangkap

jabatan sebagai pejabat struktural. Kelompok fungsional teknisi litkayasa berjumlah

16 orang, yang terdiri atas Teknisi Litkayasa Pelaksana Lanjutan 4 orang dan Teknisi

Likayasa Pelaksana 12 orang. Selain itu terdapat jabatan fungsional lain, yaitu 1 orang

arsiparis dan 1 orang pustakawan. Komposisi pegawai BB-Pascapanen berdasarkan

pendidikan dan jabatan fungsional disajikan pada Lampiran 2.

Sumberdaya Sarana/Prasarana. Dalam melaksanakan tugas dan

fungsinya, BB-Pascapanen memiliki sarana penelitian berupa laboratorium

penelitian/pengujian dan laboratorium pengembangan yang berlokasi di Bogor dan

Karawang. Laboratorium penelitian/pengujian di Bogor merupakan laboratorium

induk dengan akurasi tinggi, terdiri atas laboratorium kimia, fisik, mikrobiologi,

organoleptik, dan laboratorium nanoteknologi. Laboratorium di Karawang merupakan

laboratorium fisik untuk komoditas padi dan serealia lainnya.

Laboratorium penelitian/pengujian BB-Pascapanen telah mendapatkan

Akreditasi ISO 17025:2008 dari Komite Akreditasi Nasional (KAN) sebagai

laboratorium penguji terakreditasi yang mengimplementasikan SNI ISO/IEC

17025:2008 dengan Nomor LP-366-IDN pada tanggal 27 Juli 2007 untuk ruang

lingkup pengujian penetapan sifat amilografi. Dalam rangka meningkatkan

penjaminan mutu kepada customer baik internal maupun eksternal, laboratorium

3Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Laporan Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2015

Page 17: LAPORAN KINERJA - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/lakip_2015.pdf · penanganan pascapanen jagung dan ... Menghasilkan publikasi

pengujian BB-Pascapanen telah mendapatkan perluasan ruang lingkup pengujian

berdasarkan surat Komite Akreditasi Nasional Nomor 374/3.a2/LP/01/12 tanggal 30

Januari 2012, yang terdiri atas uji proksimat biskuit, gula total untuk makanan dan

minuman, pengawet benzoat dan sorbat untuk minuman serta mutu gabah dan beras.

Laboratorium nanoteknologi saat ini telah memiliki peralatan dengan presisi sangat

tinggi, diantaranya Transmission Electron Microscope (TEM), Scanning Electron

Microscope (SEM), Particle Size Analyzer, X-Ray Difraction (XRD), Differential

Scanning Colorimetry (DSC), NanoSpray Dryer, Ultrafine Grinder, Nanomilling, High

Pressure Homogenizer (HPH), ultrasonik, dan lain-lain. Laboratorium nanoteknologi

ini difokuskan pada pangan dan pertanian.

Laboratorium pengembangan terdiri dari laboratorium penanganan bahan dan

pengolahan. Laboratorium penanganan bahan memiliki unit penanganan segar

komoditas tanaman pangan (serealia, aneka kacang, aneka umbi), hortikultura (buah,

sayuran, tanaman hias dan biofarmaka), dan peternakan (daging, susu dan telur).

Laboratorium pengolahan memiliki unit pengolahan rerotian dan mi, pengolahan

minuman, pengolahan tahu, ekstraksi bahan aktif dan minyak atsiri, pengolahan

daging dan susu serta unit pengemasan produk. Pada tahun 2014, telah dilakukan

penguatan laboratorium pengembangan di Karawang melalui pengembangan Unit

Bioindustri Padi, yang meliputi Unit Penggilingan Padi Skala 2 ton, Unit Pengolahan

Beras Indeks Glikemik Rendah (IGr), dan unit pengolahan limbahnya.

Pengembangan laboratorium BB-Pascapanen terus dilakukan baik di Bogor

maupun Karawang, sebagai upaya mengikuti pesatnya perkembangan Iptek bidang

pascapanen, perubahan isu global, serta semakin pentingnya posisi dan peran

pascapanen dalam pembangunan agroindustri nasional, sehingga BB-Pascapanen

diharapkan semakin berperan nyata dan menjadi trend setter atau center of excellent

di bidang pascapanen hasil pertanian pada tingkat nasional dan internasional. Selain

itu, ketersediaan laboratorium tersebut dapat meningkatkan pendapatan negara

bukan pajak (PNBP) sebagai bentuk optimalisasi aset negara untuk kepentingan

pembangunan nasional.

Sumberdaya Keuangan. Sumberdaya keuangan merupakan faktor yang

menentukan dalam pelaksanaan tugas dan fungsi guna merealisasikan tujuan dan

sasaran organisasi yang telah ditetapkan. Selama periode 2010-2015, BB-Pascapanen

mengelola dana DIPA yang terus meningkat (Lampiran 2). Anggaran pada TA. 2013

merupakan tertinggi selama periode 2010-2015. Hal ini karena pada TA. 2013

4 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Laporan Kinerja BB- Pascapanen Tahun 2015

Page 18: LAPORAN KINERJA - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/lakip_2015.pdf · penanganan pascapanen jagung dan ... Menghasilkan publikasi

dilakukan peningkatan sarana dan prasarana litbang (a.l. gedung laboratorium dan

peralatan/mesin) sejalan dengan program Badan Litbang Pertanian dalam memasuki

kurva kedua (2nd Curve) yaitu meningkatkan sinergisme program serta pengelolaan

dan pemanfaatan aset agar lebih berhasil dan berdaya guna dalam mendukung

pencapaian target sukses pembangunan pertanian.

Pada TA. 2015, BB-Pascapanen mengelola anggaran DIPA sebesar

Rp 32.214.907.000,-. Alokasi anggaran tersebut digunakan untuk mendanai kegiatan

utama BB-Pascapanen, yaitu kegiatan penelitian dan pengembangan pascapanen

pertanian dan kegiatan manajemen (penunjang) lainnya. Kegiatan manajemen lebih

ditekankan pada pengelolaan satker yang bersifat rutin dan pelayanan terhadap

seluruh pegawai BB-Pascapanen. Selain melalui dana DIPA, anggaran penelitian

diperoleh melalui dana non-DIPA (kerjasama). Upaya peningkatan pendanaan melalui

non-DIPA dalam rangka memenuhi pembiayaan penelitian terus dilakukan antara lain

melalui peningkatan kerjasama penelitian dan pemanfaatan hasil penelitian baik dari

dalam maupun luar negeri (ACIAR, KKP3N, Ristek Sinas, dll).

Tata Kelola. Implementasi reformasi perencanaan dan penganggaran

sebagai manifestasi Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Undang-Undang Nomor 17 tahun

2003 tentang Keuangan Negara mengisyaratkan bahwa penyusunan strategi

pembangunan mempertimbangkan kerangka pendanaan yang menjamin konsistensi

antara perencanaan, penganggaran, dan pelaksanaan. Penyusunan kebijakan,

rencana program dan kegiatan harus mengedepankan semangat yang berpijak pada

sistem perencanaan dan penganggaran yang terintegrasi perspektif jangka

menengah dan berbasis kinerja yang mencakup 3 (tiga) aspek berupa unified

budgeting, performance based budgeting, dan medium term expenditure frame work.

Untuk menjamin tercapainya good governance dan clean government di BB-

Pascapanen, pelaksanaan program dan anggaran dikawal dengan penerapan Sistem

Pengendalian Intern (SPI). Dalam rangka pelaksanaan SPI untuk mendukung

reformasi birokrasi, BB-Pascapanen telah membentuk Tim Satuan Pelaksana

Pengendalian Intern (Satlak PI), menyusun Standar Operasional Prosedur (SOP),

serta melakukan Analisis Jabatan (Anjab) dan Analisis Beban Kerja (ABK). BB-

Pascapanen telah memperoleh Sertifikat Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008

pada tanggal 1 Maret 2010 sebagai komitmen dalam melaksanakan penataan

aparatur melalui SPI, SOP, Anjab, ABK serta penerapan ISO 9001:2008, yang akan

5Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Laporan Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2015

Page 19: LAPORAN KINERJA - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/lakip_2015.pdf · penanganan pascapanen jagung dan ... Menghasilkan publikasi

berdampak pada efektifitas dan efisiensi organisasi dalam melaksanakan tugas dan

fungsinya. Akreditasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 telah beberapa kali

berhasil diperpanjang dan terakhir pada tahun 2014. Selain itu, BB-Pascapanen telah

menerapkan manajemen korporasi dan menyelaraskan sistem manajemennya

dengan standar manajemen penelitian yang ditetapkan oleh Komite Nasional

Akreditasi Pranata Penelitian dan Pengembangan (KNAPPP) untuk meningkatkan

jaminan mutu hasil litbang. BB-Pascapanen mendapatkan akreditasi dari KNAPPP

dengan Nomor PLM 040-INA pada tanggal 18 Desember 2013 dengan masa berlaku

akreditasi selama 3 tahun.

Dalam pelaksanaan SPI, peran monitoring dan evaluasi (monev) yang

dilakukan secara periodik dan terus menerus sangat penting untuk menjamin

kelancaran dan tercapainya target pelaksanaan program/kegiatan dan anggaran.

Monitoring dilaksanakan untuk memantau proses pelaksanaan dan kemajuan yang

telah dicapai dari setiap program/kegiatan yang dituangkan di dalam Renstra beserta

turunannya yaitu rencana kerja Tahunan (RKT) dan Penetapan Kinerja (PK). Evaluasi

ditujukan dalam rangka pengawasan dan penilaian terhadap perencanaan,

pelaksanan program agar berjalan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, dan

pemanfaatan sumber daya yang efektif dan efisien. Hasil monev menjadi dasar

pertimbangan bagi pengambil keputusan untuk melakukan penyempurnaan

kebijakan dan perencanaan pada masa mendatang, serta pelaksanaan program yang

sedang berjalan.

6 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Laporan Kinerja BB- Pascapanen Tahun 2015

Page 20: LAPORAN KINERJA - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/lakip_2015.pdf · penanganan pascapanen jagung dan ... Menghasilkan publikasi

7Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Laporan Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2015

BAB II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

2.1. Perencanaan Strategis

Rencana Strategis (Renstra) BB-Pascapanen disusun dalam rangka memenuhi

amanat Perpres No. 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah. Renstra Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

(BB-Pascapanen) periode 2015-2019 disusun dengan mengacu pada Renstra Badan

Litbang Pertanian dan Kementerian Pertanian periode 2015-2019 serta program

Nawacita pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla.

Renstra BB-Pascapanen periode tahun 2015-2019 merupakan dokumen

perencanaan yang berisikan visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan, strategi, program,

dan kegiatan penelitian dan pengembangan yang akan dilaksanakan selama lima

tahun. Dokumen ini disusun berdasarkan analisis strategis atas potensi, peluang,

tantangan dan permasalahan termasuk isu strategis terkini yang dihadapi

pembangunan pertanian dan perkembangan Iptek dalam lima tahun ke depan.

Renstra ini selanjutnya menjadi acuan dan arahan di lingkup BB-Pascapanen dalam

perencanaan dan pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengembangan serta

manajemensumber daya untuk mendukung pencapaian sasaran strategis BB-

Pascapanen selama kurun waktu 2015-2019.

a. Visi dan Misi

BB-Pascapanen menetapkan visinya sejalan dengan visi pembangunan

pertanian dan visi Badan Litbang Pertanian. Visi BB-Pascapanen dirumuskan

berdasarkan kajian orientasi masa depan, perubahan paradigma pembangunan

pertanian, serta kebutuhan institusi yang profesional. Visi BB-Pascapanen dalam

jangka panjang “Menjadi institusi penelitian dan pengembangan berkelas

dunia”.

Sedangkan visi kurun waktu 2015-2019 ditetapkan sebagai berikut:

“Terwujudnya sistem inovasi pascapanen pertanian dalam rangka

memperkokoh fondasi sistem pertanian bioindustri berkelanjutan”

Dalam upaya mewujudkan visi yang telah dirumuskan, maka disusun misi

sebagai suatu kesatuan gerak dan langkah dalam mencapai visi. Misi

BB-Pascapanen dirumuskan sebagai berikut :

1. Menghasilkan dan mengembangkan inovasi pascapanen pertanian unggul,

Page 21: LAPORAN KINERJA - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/lakip_2015.pdf · penanganan pascapanen jagung dan ... Menghasilkan publikasi

berdaya saing dalam mewujudkan sistem pertanian-bioindustri berkelanjutan;

2. Meningkatkan kualitas dan pengelolaan sumber daya penelitian dan pengembangan

pascapanen pertanian dalam menghasilkan sains, teknologi dan inovasi;

3. Mengembangkan jejaring kerjasama nasional dan internasional dalam rangka

penguasaan sains dan teknologi pascapanen dan pemanfaatannya dalam

pembangunan pertanian.

b. Tujuan

Dalam rangka mewujudkan visi dan melaksanakan misinya, dalam kurun waktu

2015-2019 BB-Pascapanen menetapkan tujuan sebagai berikut:

1. Melaksanakan penelitian dan pengembangan teknologi pascapanen dan pengolahan

hasil pertanian untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing dalam upaya

mendukung sistem pertanian bio-industri berkelanjutan terutama melalui

pemanfaatan nanoteknologi, iradiasi, bioprosesing dan bioinformatika;

2. Menyusun rekomendasi kebijakan pascapanen hasil pertanian untuk meningkatkan

nilai tambah dan daya saing dalam upaya mendukung sistem pertanian bio-industri

berkelanjutan;

3. Melaksanakan diseminasi teknologi pascapanen serta kerjasama nasional dan

internasional;

4. Menghasilkan publikasi di jurnal ilmiah nasional dan internasional serta Hak

Kekayaan Intelektual (HaKI).

c. Sasaran

Sasaran BB-Pascapanen dalam kurun waktu 2015-2019 adalah sebagai berikut:

1. Tersedianya teknologi pascapanen hasil pertanian untuk meningkatkan nilai

tambah dan daya saing dalam upaya mendukung sistem pertanian bio-industri

berkelanjutan terutama melalui pemanfaatan nanoteknologi, iradiasi,

bioprosesing dan bioinformatika;

2. Tersedianya rekomendasi kebijakan pascapanen hasil pertanian untuk meningkatkan

nilai tambah dan daya saing dalam upaya mendukung sistem pertanian bio-industri

berkelanjutan;

3. Meningkatnya diseminasi teknologi pascapanen serta kerjasama nasional dan

internasional;

4. Meningkatnya jumlah publikasi di jurnal ilmiah nasional dan internasional serta Hak

Kekayaan Intelektual (HaKI).

8 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Laporan Kinerja BB- Pascapanen Tahun 2015

Page 22: LAPORAN KINERJA - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/lakip_2015.pdf · penanganan pascapanen jagung dan ... Menghasilkan publikasi

Untuk mencapai sasaran BB-Pascapanen tahun 2015-2019, maka disusun

langkah operasional berupa rencana tindak pembangunan jangka menengah BB-

Pascapanen tahun 2015 - 2019. Dalam rencana tindak pembangunan jangka

menengah tersebut telah ditetapkan target dan indikator kinerja yang akan dicapai

secara bertahap dalam kurun waktu 2015-2019 (Tabel 1), sebagai berikut :

e. Arah Kebijakan dan Strategi Litbang Pascapanen Pertanian

Arah kebijakan dan strategi litbang pertanian ke depan disusun dengan

mempertimbangkan sasaran pembangunan pertanian 2015-2019 melalui

peningkatan penguasaan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

(Iptek) yang inovatif, efisien dan efektif dengan mengedepankan kaidah ilmiah dan

berkontribusi terhadap perkembangan Iptek. Kebijakan tersebut diimplementasikan

melalui pemanfaatan sumber daya penelitian secara optimal dan meningkatkan

jejaring kerjasama dengan institusi lain baik nasional maupun internasional.

Dalam upaya mendukung pencapaian sasaran pembangunan pertanian,

rumusan arah kebijakan litbang pertanian dikelompokkan ke dalam 4 (empat) kategori

sesuai dengan 4 (empat) target sukses Kementerian Pertanian, yaitu : 1) Pencapaian

swasembada dan swasembada berkelanjutan; 2) Peningkatan diversifikasi pangan; 3)

Sasaran Indikator Kinerja Target

2015 2016 2017 2018 2019 Total

Tersedianya teknologi dan rekomendasi kebijakan pascapanen hasil pertanian untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing dalam upaya mendukung sistem pertanian-bioindustri berkelanjutan, antara lain melalui pemanfaatan nanoteknologi, iradiasi, bioprosesing dan bioinformatika

a. Jumlah teknologi pascapanen (penanganan dan pengolahan)

13 15 17 19 21 85

b. Jumlah model agrobioindustri terpadu

2 2 2 3 3 12

c. Jumlah rekomendasi kebijakan pengembangan pascapanen pertanian

3 3 3 3 3 15

Tabel 1. Target dan rencana kinerja tahunan BB-Pascapanen tahun 2015 - 2019

9Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Laporan Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2015

Page 23: LAPORAN KINERJA - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/lakip_2015.pdf · penanganan pascapanen jagung dan ... Menghasilkan publikasi

Peningkatan nilai tambah, daya saing dan ekspor; dan 4) Peningkatan kesejahteraan

petani.

Arah Kebijakan Litbang Pascapanen Pertanian

Arah kebijakan Litbang Pascapanen Pertanian 2015–2019 meliputi:

a. Memperkuat kebijakan biobased teknologi seperti ketahanan pangan berbasis

sumber daya lokal dan energi alternatif untuk mendukung sistem inovasi

pascapanen, pengolahan, logistik dan distribusi;

b. Mempercepat implementasi kebijakan penciptaan advanced technology (frontier),

pemanfaatan biomassa dan limbah organik menuju pertanian zero waste yang

ramah lingkungan;

c. Mengembangkan sistem litkajibangrap teknologi pascapanen pertanian untuk

mendukung pembangunan pertanian-bioindustri berkelanjutan;

d. Merumuskan rekomendasi bahan kebijakan pascapanen pertanian dalam

mempercepat penciptaan advanced-biobased technology;

e. Meningkatkan scientific recognition dan impact recognition dengan mendorong

adopsi teknologi pascapanen pertanian, baik secara nasional maupun

internasional;

f. Mengembangankan teknologi pascapanen dengan memperhatikan aspek sosio

ekonomi pengguna (sosio teknologi pascapanen)

g. Mengembangkan teknologi pascapanen dengan memperhatikan perkembangan

bioscience dan engineering system, merespon dinamika iklim dan menerapkan

teknologi informasi untuk hulu hilir pertanian.

Strategi Litbang Pascapanen Pertanian

Strategi penelitian dan pengembangan pascapanen pertanian dalam tahun

2015-2019 sebagai berikut:

a. Menyusun prioritas penelitian, rencana kegiatan penelitian, serta sinkronisasi

kegiatan penelitian pascapanen pertanian sesuai dengan kebutuhan

stakeholders, termasuk sistem pasar nasional dan internasional dengan

menyusun dan menerapkan bussiness plan utuk mendasari perencanaan

kegiatan;

b. Melaksanakan kegiatan penelitian dan pengembangan pascapanen pertanian

secara terpadu dan lintas bidang masalah (biomaterial, bioproses, desain proses

dan biosistem) yang mencakup penelitian dasar, terapan dan Model Agroindustri

baik berorientasi HaKI maupun public domain;

10 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Laporan Kinerja BB- Pascapanen Tahun 2015

Page 24: LAPORAN KINERJA - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/lakip_2015.pdf · penanganan pascapanen jagung dan ... Menghasilkan publikasi

c. Mengefektifkan sumberdaya peneliti pascapanen melalui pengembangan kegiatan

litbang koordinatif lingkup Badan Litbang Pertanian;

d. Mengefektifkan penggunaan sumber daya penelitian melalui monitoring dan

evaluasi, sistem pengendalian internal (SPI) serta mengimplementasikan

standar pranata litbang baik nasional maupun internasional seperti KNAPPP,

ISO 9001 2008, SNI ISO/IEC 17025:2008;

e. Meningkatan kuantitas dan kualitas sumber daya penelitian pascapanen pertanian

sesuai dengan perkembangan Iptek, Sistem Akuntansi Instansi, SIMAK-BMN dan

dinamika lingkungan strategis lainnya;

f. Memanfaatkan advanced technology untuk mempercepat penciptaan inovasi

teknologi pascapanen pertanian mendukung pengembangan sistem pertanian-

bioindustri berkelanjutan;

g. Meningkatkan pendayagunaan hasil penelitian pascapanen pertanian melalui

media/sarana publikasi (jurnal, buletin, buku teknologi, poster, leaflet, gerai,

media elektronik dan jejaring sosial), kegiatan promosi (business meeting,

pameran dan ekspose), pengiriman tenaga ahli/narasumber, dan pertemuan

ilmiah.

h. Membangun dan mengembangkan kegiatan kerja sama penelitian dan

pengembangan pascapanen pertanian melalui jejar ing publ ic-

private–partnership (PPP) dengan lembaga nasional seperti Dirjen Teknis,

Perguruan Tinggi, Lembaga Riset Nasional, Swasta dan lembaga internasional

seperti IRRI, ACIAR, FAO, CIGR.

f. Kegiatan

Kegiatan penelitian dan pengembangan pascapanen difokuskan untuk

menghasilkan inovasi teknologi penanganan dan pengolahan hasil pertanian

mendukung pencapaian target diversifikasi pangan, peningkatan nilai tambah, daya

saing dan ekspor. Kegiatan dilakukan baik dalam skala laboratorium, pilot maupun

skala komersial. Untuk menciptakan teknologi skala komersial akan dilakukan difusi,

diseminasi, kerjasama penelitian dan kemitraan.

Penelitian penanganan segar dan pengolahan produk pertanian akan

menerapkan iptek mutakhir antara lain teknologi nano, bioprosesing, teknologi non-

destructive dan bioprosesing untuk menghasilkan produk baru, formulasi baru, bahan

aktif, anti mikroba, anti-senesence, sediaan enzim dan kemasan aktif serta produk

baru lainnya yang inovatif.

11Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Laporan Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2015

Page 25: LAPORAN KINERJA - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/lakip_2015.pdf · penanganan pascapanen jagung dan ... Menghasilkan publikasi

Selain kegiatan penelitian dan pengembangan yang menghasilkan inovasi

teknologi, juga akan dilakukan kegiatan analisis kebijakan untuk menghasilkan

rumusan kebijakan di bidang pascapanen sebagai bahan rekomendasi bagi pemangku

kepentingan.

2.2. Perjanjian Kinerja

Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan

dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, pada TA. 2015 BB-Pascapanen telah

menetapkan target yang akan dicapai dalam bentuk perjanjian kinerja. Perjanjian

kinerja merupakan dokumen yang berisi penugasan dari pimpinan instansi yang lebih

tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah untuk melaksanakan

program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja. Melalui perjanjian kinerja

tersebut terwujud komitmen penerima amanah dan kesepakatan antara penerima dan

pemberi amanah atas kinerja terukur tertentu berdasarkan tugas, fungsi, wewenang

serta sumber daya yang tersedia.

Perjanjian kinerja TA. 2015 disusun setelah disetujui dan diterbitkannya DIPA

TA. 2015 berdasarkan RKT yang disusun pada tahun sebelumnya (tahun 2014).

Namun demikian, target pada perjanjian kinerja TA. 2015 mengalami peningkatan

pada dua indikator kinerja, yaitu indikator kinerja teknologi pascapanen meningkat

dari 13 pada RKT menjadi 16 pada perjanjian kinerja dan indikator kinerja

rekomendasi kebijakan meningkat dari 3 pada RKT menjadi 4 pada perjanjian kinerja.

Selain itu, terdapat penambahan indikator kinerja baru, yaitu model revitalisasi

penggilingan padi kecil (PPK) dan penanganan pascapanen jagung dan kedelai

sebanyak 1 model. Kegiatan ini merupakan kegiatan strategis Badan Litbang Pertanian

yang ditugaskan kepada BB-Pascapanen. Dari kegiatan ini diharapkan diperoleh model

revitalisasi PPK untuk meningkatkan rendemen dan mutu beras serta model

revitalisasi penanganan pascapanen jagung dan kedelai untuk menekan susut hasil

yang selanjutnya diharapkan menjadi model untuk direplikasi di lokasi lainnya.

Perjanjian kinerja BB-Pascapanen TA. 2015 disahkan oleh Kepala

BB-Pascapanen dan Kepala Badan Litbang Pertanian pada bulan Maret 2015.

Perjanjian kinerja BB-Pascapanen TA. 2015 didukung oleh anggaran yang berjumlah

Rp. 32.568.907.000,-. Namun selama pelaksanaan kegiatan TA. 2015, pagu anggaran

BB-Pascapanen mengalami revisi menjadi Rp 32.214.907.000,-. Revisi tersebut karena

adanya penggeseran alokasi anggaran untuk pembayaran tunjangan kinerja.

Perjanjian kinerja BB-Pascapanen TA. 2015 disajikan pada Tabel 2.

12 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Laporan Kinerja BB- Pascapanen Tahun 2015

Page 26: LAPORAN KINERJA - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/lakip_2015.pdf · penanganan pascapanen jagung dan ... Menghasilkan publikasi

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

Tersedianya teknologi dan rekomendasi kebijakan pascapanen hasil pertanian untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing dalam upaya mendukung sistem pertanian -bioindustri berkelanjutan, antara lain melalui pemanfaatan nanoteknologi, iradiasi, bioprosesing dan bioinformatika

Jumlah teknologi pascapanen (penanganan dan pengolahan)

16 teknologi

Jumlah model agrobioindustri terpadu 2 model

Jumlah rekomendasi kebijakan pengembangan pascapanen pertanian

4 rekomendasi

Model revitalisasi penggilingan padi kecil dan penanganan pascapanen jagung dan kedelai

1 model

Tabel 2. Perjanjian Kinerja (PK) BB-Pascapanen TA. 2015

13Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Laporan Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2015

Page 27: LAPORAN KINERJA - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/lakip_2015.pdf · penanganan pascapanen jagung dan ... Menghasilkan publikasi

14 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Laporan Kinerja BB- Pascapanen Tahun 2015

Page 28: LAPORAN KINERJA - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/lakip_2015.pdf · penanganan pascapanen jagung dan ... Menghasilkan publikasi

15Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Laporan Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2015

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

3.1. Pengukuran Kinerja

BB-Pascapanen senantiasa berupaya meningkatkan akuntabilitas kinerja yang

dilaksanakan dengan menggunakan indikator kinerja yang meliputi efisiensi masukan

(input), kualitas perencanaan dan pelaksanaan (proses) dan keluaran (output). Metode

yang digunakan dalam pengukuran pencapaian kinerja sasaran adalah

membandingkan antara target indikator kinerja setiap sasaran dengan realisasinya.

Berdasarkan perbandingan tersebut dapat diperoleh informasi capaian kinerja setiap

sasaran pada tahun 2015. Informasi ini menjadi bahan tindak lanjut untuk perbaikan

perencanaan dan dimanfaatkan untuk memberi gambaran kepada pihak internal dan

eksternal mengenai sejauh mana pencapaian sasaran yang telah ditetapkan dalam

mewujudkan tujuan, misi, dan visi BB-Pascapanen.

Pada Renstra tahun 2015 - 2019, BB-Pascapanen telah menetapkan 1 (satu)

sasaran yang akan dicapai. Keberhasilan pencapaian sasaran tersebut diukur dengan 4

(empat) indikator kinerja sasaran. Berdasarkan data hasil akhir kegiatan lingkup BB-

Pascapanen, capaian indikator kinerja sasaran kegiatan utama BB-Pascapanen tahun

2015 disajikan pada Tabel 3. Berdasarkan tabel tersebut, capaian indikator kinerja

sasaran BB-Pascapanen tahun 2015 rata-rata sebesar 100% atau termasuk dalam

kategori berhasil. Penetapan kategori keberhasilan tersebut sesuai dengan kriteria

yang telah disepakati oleh seluruh unit eselon I lingkup Kementerian Pertanian. Empat

kategori keberhasilan dalam pengkuran kinerja sasaran, yaitu : 1) sangat berhasil

jika capaian> 100%; 2) berhasil jika capaian 80-100%; 3) cukup berhasil jika

capaian 60-79%; dan tidak berhasil jika capaian 0-59%.

Keberhasilan pencapaian sasaran tersebut didukung oleh berbagai faktor, yaitu

sumberdaya manusia (peneliti dan teknisi) sebagai penghasil teknologi, sumberdaya

sarana dan prasarana penelitian serta sumberdaya anggaran. Dari aspek tata kelola,

BB-Pascapanen telah menyelaraskan sistem manajemennya dengan standar

manajemen penelitian yang ditetapkan oleh Komite Nasional Akreditasi Pranata

Penelitian dan Pengembangan (KNAPPP) untuk meningkatkan jaminan mutu hasil

litbang, termasuk didalamnya aspek monitoring dan evaluasi.

Page 29: LAPORAN KINERJA - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/lakip_2015.pdf · penanganan pascapanen jagung dan ... Menghasilkan publikasi

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Persen-

tase (%) Uraian Target Realisasi

1.

Tersedianya teknologi dan rekomendasi kebijakan pascapanen hasil pertanian untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing dalam upaya mendukung sistem pertanian-bioindustri berkelanjutan, antara lain melalui pemanfaatan nanoteknologi, iradiasi, bioprosesing dan bioinformatika

Jumlah teknologi pascapanen (penanganan dan pengolahan)

16

Teknologi

16

Teknologi 100

Jumlah model agrobioindustri terpadu

2

Model

2

Model 100

Jumlah rekomendasi kebijakan pengembangan pascapanen pertanian

4

Rekomendasi

4

Rekomendasi 100

Model revitalisasi penggilingan padi kecil dan penanganan pascapanen jagung dan kedelai

1

Model

1

Model 100

Tabel 3. Matriks tingkat capaian kinerja BB-Pascapanen TA. 2015

Penerapan monitoring dan evaluasi kegiatan litbang pascapanen dilakukan

secara periodik mulai tahap perencanaan hingga tahap akhir kegiatan, sehingga

fungsi pengawasan pada setiap tahapan kegiatan dapat berjalan dengan baik.

Monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan untuk memastikan

tercapainya target setiap kegiatan. Metode yang dilakukan adalah dengan memantau

kemajuan pelaksanaan kegiatan dan capaian kinerjanya secara bulanan, triwulanan,

semesteran, dan tahunan beserta kendala dan permasalahan yang dihadapi. Dengan

demikian, kemungkinan tidak tercapainya target suatu indikator dapat diantisipasi

sejak awal.

16 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Laporan Kinerja BB- Pascapanen Tahun 2015

Page 30: LAPORAN KINERJA - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/lakip_2015.pdf · penanganan pascapanen jagung dan ... Menghasilkan publikasi

3.2. Evaluasi dan Analisis Akuntabilitas Kinerja

Evaluasi dan analisis capaian kinerja BB-Pascapanen tahun 2015 dapat

dijelaskan sebagai berikut :

Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 4 (empat) indikator kinerja

sasaran, yaitu : 1) Jumlah teknologi pascapanen (penanganan dan pengolahan), 2)

Jumlah model agrobioindustri terpadu, 3) Jumlah rekomendasi kebijakan

pengembangan pascapanen pertanian, dan 4) Model revitalisasi penggilingan padi

kecil dan penanganan pascapanen jagung dan kedelai.

Indikator Kinerja 1 : Teknologi Pascapanen (Penanganan dan Pengolahan)

Pencapaian target indikator kinerja sasaran “Teknologi Pascapanen

(Penanganan dan Pengolahan)” disajikan pada Tabel 4. Berdasarkan data realisasi

indikator kinerja tersebut, pada tahun 2015 BB-Pascapanen berhasil memperoleh 16

teknologi pascapanen (penanganan dan pengolahan) dari 16 teknologi yang

ditargetkan (realisasi 100%), atau termasuk dalam kategori berhasil. Anggaran yang

dialokasikan untuk mencapai indikator kinerja ini sebesar Rp 2.693.477.000,

sedangkan realisasinya sebesar Rp 2.650.119.160 (98,39%) yang melibatkan

sumberdaya peneliti dan teknisi sebanyak 96 orang.

Pada Renstra BB-Pascapanen 2015 – 2019 terjadi perubahan indikator kinerja

dengan menggabungkan 3 (tiga) indikator kinerja “teknologi” pada Renstra 2010 –

2014 menjadi 1 (satu) indikator kinerja “teknologi” pada Renstra 2015-2019, yaitu

indikator kinerja “Teknologi Pascapanen (Penanganan dan Pengolahan)”. Indikator

Sasaran : Tersedianya teknologi dan rekomendasi kebijakan

pascapanen hasil pertanian untuk meningkatkan nilai

tambah dan daya saing dalam upaya mendukung sistem

pertanian-bioindustri berkelanjutan , antara lain melalui

pemanfaatan nanoteknologi, iradiasi, bioprosesing dan

bioinformatika

Indikator Kinerja Target (teknologi)

Realisasi (teknologi)

Persentase (%)

Teknologi pascapanen (penanganan dan pengolahan)

16 16 100

Tabel 4. Target dan realisasi capaian indikator kinerja 1 tahun 2015

17Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Laporan Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2015

Page 31: LAPORAN KINERJA - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/lakip_2015.pdf · penanganan pascapanen jagung dan ... Menghasilkan publikasi

kinerja yang baru pada Renstra 2015 – 2019 yaitu indikator “Rekomendasi Kebijakan

Pengembangan Pascapanen” dan “Model Agrobioindustri Terpadu”. Hal ini mengacu

pada SK Menteri Pertanian terbaru, yaitu Surat Keputusan No.

36/Permentan/OT.140/3/2013 tanggal 11 Maret 2013 tentang Organisasi dan Tata

Kerja BB-Pascapanen dimana salah satu tugas dan fungsinya adalah melaksanakan

analisis kebijakan pascapanen pertanian, sedangkan indikator “model agrobioindustri

terpadu” dilaksanakan sesuai dengan amanat pada Strategi Induk Pembangunan

Pertanian (SIPP) 2013-2045.

Tabel 5 menyajikan perbandingan target dan realisasi capaian indikator kinerja

“Teknologi Pascapanen (Penanganan dan Pengolahan)” setiap tahun selama periode

tahun 2010-2015. Jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, target dan

realisasi capaian tahun 2015 sedikit lebih rendah dari tahun 2013 dan 2014. Hal ini

karena sebagian dari anggaran kegiatan litbang pascapanen digunakan untuk

melaksanakan kegiatan analisis kebijakan yang akan menghasilkan rekomendasi

kebijakan pengembangan pascapanen dan kegiatan membangun model

agrobioindustri terpadu yang keduanya belum dikerjakan pada Renstra 2010 – 2014.

Tahun 2015 merupakan tahun pertama pelaksanaan Renstra 2015-2019.

Realisasi capaian indikator kinerja “Teknologi Pascapanen (Penanganan dan

Pengolahan)” pada tahun 2015 sebanyak 16 teknologi atau 18,82% dari total target

pada Renstra 2015 – 2019. Jika dibandingkan dengan target tahunan (tahun 2015)

maka jumlah teknologi yang dihasilkan tersebut melebihi target (123,08%) (Tabel 6).

Hal ini karena adanya peningkatan target pada dokumen perjanjian kinerja tahun 2015

menjadi 16 teknologi dari target awal pada dokumen Renstra 2015-2019 sebanyak 13

teknologi. Hal ini karena meningkatnya jumlah anggaran pada tahun 2015.

Tabel 5. Perbandingan capaian indikator kinerja 1 tahun 2015 dengan tahun 2010-

2014

Indikator Kinerja Renstra 2010 – 2014*)

Renstra 2015-2019

2010 2011 2012 2013 2014 2015

Teknologi pascapanen (penanganan dan pengolahan)

Target :

- Teknologi 13 13 14 16 18 16

Realisasi :

- Teknolog i 14 15 15 17 18 16

*)Catatan : Jumlah teknologi gabungan dari 3 indikator kinerja pada Renstra 2010 – 2014

18 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Laporan Kinerja BB- Pascapanen Tahun 2015

Page 32: LAPORAN KINERJA - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/lakip_2015.pdf · penanganan pascapanen jagung dan ... Menghasilkan publikasi

Indikator Kinerja

Target Renstra 2015-2019

Realisasi Tahun 2015

Persentase Terhadap (%)

Tahun 2015

Total Tahun 2015

Total

Teknologi pascapanen (penanganan dan pengolahan)

13 85 16 123,08 18,82

Tabel 6. Perbandingan capaian indikator kinerja 1 tahun 2015 dengan target pada

Renstra 2015-2019

Secara lengkap rincian kegiatan dan output teknologi yang dihasilkan pada

indikator kinerja sasaran “Teknologi Pascapanen (Penanganan dan Pengolahan)”

tahun 2015,sebagai berikut :

a. Teknologi Pengolahan Sorgum Manis Mendukung Pengembangan

Pertanian Bioindustri (2 Teknologi)

Nira batang sorgum manis selain untuk bahan baku pengolahan gula kristal,

berpotensi pula untuk diolah menjadi gula cair. Kelebihan gula cair dibandingkan gula

kristal antara lain rendemen lebih tinggi, lebih mudah larut, proses produksi dan biaya

pengolahan lebih murah. Selain nira batang sorgum manis, pati biji sorgum dapat

dimanfaatkan untuk produksi gula karena komposisi pati sorgum tersebut sangat

berpotensi sebagai sumber gula cair.

Target kegiatan penelitian ini telah tercapai dengan diperolehnya output 2

(dua) teknologi, yaitu : 1) Teknologi produksi gula cair dari sorgum manis skala pilot

(50 liter), dan 2) Teknologi produksi gula cair dari pati biji sorgum manis skala pilot (50

liter).

Teknologi produksi gula cair dari sorgum manis skala pilot (50 liter).

Pemanasan nira menggunakan vacuum evaporator dengan penambahan enzim

α–amylase 1,0 ml/liter pada kondisi pH 7 dan arang aktif 1 % menghasikan gula ocair dengan rendemen 62,1%, nilai TPT 57,7 Brix, dan kadar gula total 54,6%

serta kadar logam yang rendah.

Teknologi produksi gula cair dari pati biji sorgum manis skala pilot (50

liter). Pati biji sorgum manis diencerkan dengan perbandingan 1:4, dipanaskan

dengan vacuum evaporator, penambahan enzim (α–amylase 1,2% + glukoamilase o1,2%) menghasilkan gula cair dengan rendemen 83%, TPT 56,3 Brix, dan kadar

gula total 52,7%.

19Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Laporan Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2015

Page 33: LAPORAN KINERJA - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/lakip_2015.pdf · penanganan pascapanen jagung dan ... Menghasilkan publikasi

b. Peningkatan Nilai Tambah Kakao Melalui Penerapan Teknologi

Penanganan dan Pengolahan (2 Teknologi)

Kakao merupakan salah satu komoditas ekspor Indonesia dari sub-sektor

perkebunan. Kakao Indonesia dinilai bermutu rendah sehingga di pasar dunia

mendapat harga yang lebih rendah dari negara produsen lain terutama Pantai Gading

dan Ghana. Hal ini karena sebagian besar biji kakao tidak difermentasi, dan hanya

sekitar 10% biji kakao yang difermentasi. Peningkatan produksi kakao sejauh ini juga

belum diikuti dengan peningkatan nilai tambah di tingkat petani, karena sebagian

besar produk cokelat diolah oleh industri besar. Hal ini perlu diatasi dengan

menyediakan teknologi fermentasi yang mudah dan murah serta pengembangan

teknologi diversifikasi produk cokelat untuk industri kecil.

Target kegiatan penelitian ini telah tercapai dengan diperolehnya output 2

(dua) teknologi, yaitu : 1) Teknologi fermentasi untuk peningkatan flavour kakao, dan

2) Teknologi pengolahan kakao (bubuk dan cokelat bar).

Teknologi fermentasi untuk peningkatan flavour kakao. Proses fermentasi

kakao menggunakan starter S. cerevisiae dan L. plantarum optimal pada hari ke-5,

berdasarkan parameter indeks fermentasi dan kadar lemak. Nilai indeks fermentasi

pada hari ke-5 diatas 1,0 yang menunjukkan fermentasi sudah sempurna,

sedangkan dan kadar lemaknya sebesar 22,03%.

Teknologi pengolahan kakao (bubuk dan cokelat bar). Telah diperoleh oteknologi pengolahan bubuk kakao yang meliputi penyangraian (suhu 110 C

selama 30 menit), pemisahan nib dan kulit ari, pengepresan hidraulik (tekanan

400-500 bar dengan suhu 90-100°C) serta penghalusan dan pengayakan untuk

memperoleh ukuran partikel bubuk yang seragam. Rendemen bubuk kakao

sebesar 71,28% dengan kadar lemak 10-22%. Teknologi pengolahan cokelat bar

meliputi proses pelelehan bahan baku (bubuk dan lemak cokelat), pencampuran

dengan bahan tambahan dan penghalusan serta pencetakan. Formula cokelat bar

yang paling disukai panelis dari segi rasa, aroma, dan kesukaan adalah formula

dengan komposisi 22 g bubuk kakao; 45 g lemak kakao; 15 g gula, 7,5 g susu

skim; 2,5 g tepung kedelai; dan 0,25 g vanilli.

c. Peningkatan Nilai Tambah dan Daya Saing Produk Olahan Susu untuk

Pengembangan Model Pertanian Bioindustri Susu (2 Teknologi)

Teknologi pengolahan susu segar menjadi produk turunannya memerlukan

ketersediaan starter yang selama ini masih tergantung dengan impor. Penggunaan

20 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Laporan Kinerja BB- Pascapanen Tahun 2015

Page 34: LAPORAN KINERJA - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/lakip_2015.pdf · penanganan pascapanen jagung dan ... Menghasilkan publikasi

kultur starter cair membutuhkan penanganan khusus untuk menjaga kualitas dari

kontaminasi. Hal ini perlu diatasi dengan menyediakan starter alternatif dalam bentuk

kering, yaitu dengan pembuatan kultur starter kering dalam bentuk granul.

Target kegiatan penelitian ini telah tercapai dengan diperolehnya output 2

(dua) teknologi, yaitu : 1) Teknologi produksi starter siap pakai yoghurt probiotik, dan

2) Teknologi produksi yoghurt powder probiotik diperkaya nano vitamin A.

Teknologi produksi starter siap pakai yoghurt probiotik. Telah diperoleh

teknologi pembuatan starter kering dalam bentuk beads. Bahan pengkapsul susu

skim-alginat (1:2) menghasilkan starter kering terbaik berdasarkan karakteristik

matrik beads,nilai viabilitas probiotik B. longum dan L. casei (97,48 dan 499,55%), jumlah sel bakteri pada beads kering L. casei (1,64 x 10 cfu/g) dan

7B. longum (8,99 x 10 cfu/g) serta persentase ketahanan sel L. casei (41,27%)

dan B. longum (88,11%) selama proses pengeringan.

Teknologi produksi yoghurt powder probiotik diperkaya nano vitamin A.

Teknologi pembuatan yoghurt powder probiotik dengan bahan enkapsulan susu

skim memiliki kemampuan yang baik dalam mempertahankan jumlah bakteri asam

laktat selama proses pengeringan dengan spray dryer. Jumlah bakteri asam laktat 12(BAL) pada yoghurt powder sebesar 2,05x 10 cfu/g dengan kadar air 5,82%; total

asam 0,0098; pH 3,3; dan kadar abu 5,00%. Komponen flavour yang dominan

pada yoghurt powder adalah senyawa golongan alkanoat.

d. Bioindustri Buah Pisang dan Rambutan Berbasis Penanganan Segar

untuk Pemasaran Ekspor (2 Teknologi)

BB-Pascapanen telah mengembangkan berbagai teknologi pascapanen yang

bermula dari skala laboratorium, kemudian skala bangsal (pilot), dan pada akhirnya

perlu dikembangkan teknologi penanganan buah skala ekspor atau transportasi antar

pulau. Dalam konsep pertanian bioindustri, produksi buah di kawasan hortikultura baik

untuk pengiriman antar pulau maupun ekspor, perlu diikuti dengan pengolahan buah

off grade dan limbahnya menuju pertanian zero waste yang ramah lingkungan.

Target kegiatan penelitian ini telah tercapai dengan diperolehnya output 2

(dua) teknologi, yaitu :1) Teknologi pengolahan pisang off grade, dan 2) Teknologi

penanganan segar rambutan untuk ekspor.

Teknologi pengolahan pisang off-grade. Telah dihasilkan teknologi pembuatan

tepung/pati resisten dan tepung pisang instan dari pisang off-grade serta produk

olahannya (fruity mie dan fruity breakfast meal). Tepung/pati resisten dihasilkan dari

21Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Laporan Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2015

Page 35: LAPORAN KINERJA - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/lakip_2015.pdf · penanganan pascapanen jagung dan ... Menghasilkan publikasi

tepung pisang Mas Kirana termodifikasi Bakteri Asam Laktat (BAL) dengan 9 konsentrasi awal L. casei 10 CFU/ml, waktu fermentasi 24 jam, waktu retrogradasi

36 jam. Produksi tepung instan dihasilkan dari formula tepung pisang 30%, tapioka

11% dan asam sitrat 225 ppm. Produk olahan fruity mie dihasilkan dari formula 50%

tepung pisang, 0,25% kalsium karbonat dan pewarna (hijau), sedangkan fruity

breakfast meal dihasilkan dari formula tepung pisang 30%, telor 15%, dan tepung

kacang hijau sebesar 20%.

Teknologi penanganan segar rambutan untuk ekspor. Telah diperoleh

teknologi penanganan segar rambutan melalui perlakuan Hot Water Treatment

(HWT), fumigasi SO , dan etil format. Perlakuan HWT dengan suhu dan lama 2

operendaman yang sesuai (40-50 C dengan waktu 2-8 menit) memberikan

pengaruh nyata terhadap kesegaran buah rambutan. Perlakuan fumigasi SO 2

mampu menahan laju perubahan warna buah rambutan, menghambat

perkembangan noda hitam, dan menurunkan susut bobot. Perlakuan dengan etil

format, menghasilkan kecenderungan kulit yang tetap berwarna merah 3dibandingkan kontrol. Pada konsentrasi etil format 7,7 g/m menghasilkan

susut bobot terendah (3,31%).

e. Pemanfaatan Biomassa Pertanian untuk Pengembangan Bioindustri

Kemasan Ramah Lingkungan (2 Teknologi)

Pemanfaatan limbah pertanian sebagai sumber bahan baku selulosa dapat

dilakukan dalam berbagai aplikasi termasuk sebagai reinforcement filler untuk

kemasan ramah lingkungan. Isolasi selulosa dari bahan baku melalui tahapan yaitu

delignifikasi dan penghilangan hemiselulosa dengan proses panas dan secara kimiawi.

Selulosa yang diperoleh diproses menjadi berukuran nano melalui metode gabungan

fisik dan kimia menggunakan wet milling process.

Target kegiatan penelitian ini telah tercapai dengan diperolehnya output 2

(dua) teknologi, yaitu :1) Teknologi produksi biokomposit dari pati termoplastis untuk

kemasan ramah lingkungan, dan 2) Teknologi produksi biofoam dari biomassa

pertanian untuk kemasan ramah lingkungan.

Teknologi produksi bioplastik dari pati termoplastis untuk kemasan

ramah lingkungan. Pembuatan pati termoplastis (TPS) sebagai bahan

bioplastik menggunakan plastisizer gliserol menghasilkan TPS dengan sifat

mekanis yang lebih baik dan homogen. Bioplastik yang dibuat dari TPS dengan

penambahan nanoselulosa dapat meningkatkan sifat mekanis dan

22 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Laporan Kinerja BB- Pascapanen Tahun 2015

Page 36: LAPORAN KINERJA - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/lakip_2015.pdf · penanganan pascapanen jagung dan ... Menghasilkan publikasi

permeabilitasnya. Nanoselulosa abaca menghasilkan bioplastik terbaik

dibandingkan nanoselulosa kenaf dan rami ditinjau dari nilai WVTR yang rendah

(2,57 g/m2/24 jam); break strain tertinggi (360%) dan kristalinitas tertinggi

(59,6%).

Teknologi produksi biofoam dari biomassa pertanian untuk kemasan

ramah lingkungan. Penambahan selulosa dan nanoselulosa kenaf

menghasilkan struktur morfologi biofoam yang homogen sehingga memiliki okuat tekan terbaik (16,19% dan 13,57%); melting point tertinggi (95 C) serta

hidrofobisitas yang baik hingga pengamatan pada menit ke-9.

f. Penelitian dan Pengembangan Nano Pertanian Bioindustri

(3 Teknologi)

Aplikasi nanoteknologi dalam pengembangan bioindustri pertanian meliputi

aspek pra-panen dan pascapanen. Aplikasi pada aspek pra-panen yang mendesak

adalah penyediaan pupuk nano dengan daya serap tinggi dan bersifat controlled

release. Perancangan delivery system pupuk dalam matrik berstruktur nano

diharapkan mampu menyediakan unsur hara sesuai kebutuhan tanaman tanpa

aplikasi berlebihan. Pada aspek pascapanen, pengembangan nanoteknologi

diarahkan pada penyediaan ingredien pangan sehat dan bergizi. Kebutuhan

masyarakat akan pangan sehat dan bergizi dapat dipenuhi dengan fortifikasi

mikronutrien (vitamin dan mineral termasuk asam folat) yang diformulasikan dalam

bentuk premix dan berstruktur nano sehingga memiliki stabilitas simpan serta

bioavailabilitasnya yang tinggi untuk memastikan penyerapannya dalam tubuh sesuai

kebutuhan.

Target kegiatan penelitian ini telah tercapai dengan diperolehnya output 3

(tiga) teknologi, yaitu :1) Pupuk majemuk berbasis nano untuk tanaman padi, 2)

Nano-silika dari limbah sekam padi untuk aplikasi pada industri pangan, dan 3) Premix

nano-nutrien dan nano-bioselulosa dari air kelapa untuk fortifikan pada aneka

pangan.

Pupuk majemuk berbasis nano untuk tanaman padi. Formulasi pupuk

majemuk berbasis nano dilakukan dengan menjerapkan hara nitrogen (N),

kalium (K) dan fosfor (P) pada zeolit berstruktur nano (rata-rata <402nm) yang

berfungsi sebagai penghantar. Produk akhir berupa nano-zeolit N, nano-zeolit P

dan nano-zeolit K yang digunakan sebagai penghantar pupuk/hara N,P,K.

Penggunaan zeolit berukuran rata-rata <402nm dapat meningkatkan retensi N,

23Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Laporan Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2015

Page 37: LAPORAN KINERJA - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/lakip_2015.pdf · penanganan pascapanen jagung dan ... Menghasilkan publikasi

P dan K tiga kali atau lebih tinggi dibandingkan pada zeolit berukuran >80mesh.

Proses aktivasi dan modifikasi dapat meningkatkan retensi N, P dan K hingga 10

kali lebih tinggi. Aplikasi nano-zeolit N dengan dosis 50% menghasilkan tinggi

tanaman, jumlah anakan dan jumlah klorofil padi yang relatif sama

dibandingkan penggunaan dosis N urea 100%.

Nano-silika dari limbah sekam padi untuk aplikasi pada industri pangan.

Teknologi ekstraksi nano-silika dari sekam padi dilakukan dengan metode sol-gel

tanpa melibatkan energi tinggi. Ekstraksi dengan KOH 7% selama 90 menit

menghasilkan rendemen 9,05% dengan whiteness index 93,39, dan kandungan

SiO 94,63%. Kandungan SiO sedikit lebih kecil dari kandungan SiO silika 2 2 2

komersial (95,37%), namun ukuran partikelnya (8,2-23,5 µm) jauh lebih kecil dari

ukuran partikel silika komersial (45,4 µm). Ekstraksi nano-silika dengan metode

pirolisis pada suhu 500-1000°C dengan pembakaran maupun tanpa pembakaran

menghasilkan nanosilika dengan tingkat kemurnian 90,25-96,91%.

Premix nano-nutrien dan nano-bioselulosa dari air kelapa untuk

fortifikan pada aneka pangan. Teknologi premix nano-nutrien

menghasilkan nutrien terenkapsulasi berstruktur nano yang terdiri atas

campuran nutrien vitamin A, zat besi dan folat. Nano-nutrien vitamin A dan zat

besi dibuat melalui proses emulsifikasi dan enkapsulasi dengan enkapsulan

kombinasi maltodekstrin dan whey protein (3:2) dengan rendemen berturut-

turut 89,41% dan 99,19% dan ukuran nanoemulsi 127,2-157,8 nm, sedangkan

nano-nutrien folat dibuat dengan teknik nano-spray drying dengan bahan

enkapsulan maltodekstrin dan whey protein (3:1) dengan rendemen 112%.

Dalam bentuk nanoenkapsulasi, nutrien memiliki stabilitas yang tinggi untuk

aplikasi pada aneka pangan. Nanobioselulosa diproduksi dari limbah air kelapa

melalui proses fermentasi dan fibrilasi mekanis. Teknologi ini menghasilkan

produk nata de coco sebagai matriks bioselulosa yang disintesis dari bahan

yang aman pangan, yaitu sumber nitrogen dari limbah whey tahu sebagai

pengganti pupuk ZA dan vinegar air kelapa sebagai pengatur pH pengganti

asam asetat glasial. Nata de coco yang dihasilkan tersusun dari serat selulosa

berstruktur nano (60-80 nm) yang saling bertumpuk pada arah yang tidak

beraturan. Fibrilasi dengan ultra-fine grinding menghasilkan gel nano-

bioselulosa yang siap untuk diaplikasikan aneka pangan untuk memperkaya

kandungan serat.

24 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Laporan Kinerja BB- Pascapanen Tahun 2015

Page 38: LAPORAN KINERJA - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/lakip_2015.pdf · penanganan pascapanen jagung dan ... Menghasilkan publikasi

g. Teknologi Pengolahan Beras Fungsional dan Pemanfaatan Hasil Samping

(2 Teknologi)

Salah satu usaha dalam mempertahankan swasembada pangan khususnya

beras, dapat dilakukan dengan meningkatkan rendemen, mutu, dan menekan susut

penggilingan. Untuk meningkatkan rendemen, mutu, dan menekan susut

penggilingan maka perlu perbaikan teknologi penggilingan sehingga dapat

menghasilkan beras berkualitas premium, antara lain dengan perbaikan konfigurasi

proses penggilingan. Teknologi produksi beras IGr yang telah dikembangkan saat ini

menggunakan bahan baku gabah kering giling (GKG). Untuk meningkatkan efisiensi

proses pengolahannya, perlu dikaji peluang penggunaan bahan baku gabah kering

panen (GKP). Penggunaan bahan baku GKP diharapkan lebih efisien karena gabah

tidak perlu dilakukan pengeringan terlebih dahulu tetapi bisa langsung diproses

pratanak.

Target kegiatan penelitian ini telah tercapai dengan diperolehnya output 2

(dua) teknologi, yaitu : 1) Teknologi pengolahan beras indeks glikemik rendah (IGR)

organik, dan 2) Teknolologi pengolahan beras berkualitas (beras premium) dan

pengolahan limbahnya (minyak dedak).

Teknologi pengolahan beras indeks glikemik rendah (IGR) organik. Mutu

beras IGR yang diolah dari bahan baku GKP dan GKG tidak berbeda nyata sehingga

beras IGR dapat diolah dari gabah kering panen (GKP). Penggunaan GKP lebih

efisien karena gabah tidak perlu dilakukan pengeringan terlebih dahulu. Proses opembuatan beras IGR dengan perendaman pada suhu 60 C selama 3 jam yang

odilanjutkan dengan pengeringan pada suhu 45-50 C sebanyak 1 kali menghasilkan

tingkat keretakan beras yang lebih rendah dibandingkan dengan pengeringan 2 kali.

Teknologi pengolahan beras berkualitas (beras premium) dan

pengolahan limbahnya (minyak dedak). Teknologi pembuatan beras

premium dengan konfigurasi proses penggilingan Cleaner-Husker-

Separator-Polisher-Polisher-Grader (C-H-S-P-P-G), yang disertai dengan

pemberian kabut air selama proses penyosohan dan penggantian komponen

penyosoh dengan stailess steel dapat meningkatkan rendemen beras

sebesar 3-4% dan mutu berasnya. Teknologi pembuatan minyak dedak

secara kimiawi menghasilkan rendemen minyak dedak (8,3%) yang lebih

tinggi dibanding secara mekanis (7%). Kadar vitamin E minyak dedak yang

dihasilkan melalui proses kimiawi dan mekanis masing-masing sebesar

110,998 dan 103,834 ppm dan sudah sesuai standar Codex.

25Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Laporan Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2015

Page 39: LAPORAN KINERJA - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/lakip_2015.pdf · penanganan pascapanen jagung dan ... Menghasilkan publikasi

h. Penggandaan Skala Produksi Bioetanol Berbasis Limbah Jagung (1

Teknologi)

Penggunaan bahan berlignoselulosa seperti limbah jagung untuk produksi

bioetanol mendapatkan perhatian khusus terutama untuk mendorong pengembangan

energi terbarukan dan menekan biaya produksi karena harganya murah. Bioetanol

diketahui dapat menjadi campuran bahan bakar kendaraan bermotor dengan

keunggulan nilai angka oktan dan panas penguapan.

Target kegiatan penelitian ini telah tercapai dengan diperolehnya output 1

(satu) teknologi, yaitu : Teknologi produksi bioetanol dari limbah tongkol jagung pada

skala pilot (200 liter). Rendemen bioetanol yang dihasilkan sebesar 16% dengan kadar

etanol 90%. Perhitungan dasar penggandaan skala produksi bioetanol dengan

kapasitas bioreaktor 200 liter, didapatkan volume kerja 65% sebanyak 130 liter, tinggi

cairan fermentasi 0,84 m, diameter tangki bioreaktor 0,44 m dan diameter pengaduk

jenis turbin pipih 0,18 m. Kecepatan agitasi sebesar 66,34 rpm. Hasil analisis finansial

menunjukkan bahwa produksi bioetanol dari tongkol jagung layak dengan nilai Net

B/C = 1,41 pada skala produksi 1.000 liter untuk sekali proses. Waktu pengembalian

modal (Pay Back Period) selama 3 tahun 2 bulan.

Indikator Kinerja 2 : Model Agrobioindustri Terpadu

Indikator kinerja sasaran “Model Agrobioindustri Terpadu” yang ditargetkan

pada tahun 2015 telah tercapai seluruhnya sesuai target (realisasi 100%), yaitu

sebanyak 2 model seperti disajikan pada Tabel 7. Anggaran yang dialokasikan untuk

mencapai indikator kinerja ini sebesar Rp 680.401.000,- sedangkan realisasinya Rp

659.058.300,- (96,86%) yang melibatkan sumberdaya peneliti dan teknisi sebanyak

20 orang.

Indikator kinerja “Model Agrobioindustri Terpadu” merupakan indikator kinerja

baru yang mulai direncanakan pada Renstra BB-Pascapanen 2015-2019 mengacu

Indikator Kinerja Target (model)

Realisasi (model)

Persentase (%)

Model agrobioindustri terpadu 2 2 100

Tabel 7. Target dan realisasi pencapaian indikator kinerja 2 tahun 2015

26 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Laporan Kinerja BB- Pascapanen Tahun 2015

Page 40: LAPORAN KINERJA - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/lakip_2015.pdf · penanganan pascapanen jagung dan ... Menghasilkan publikasi

pada Strategi Induk Pembangunan Pertanian (SIPP) 2013-2045, Kementerian

Pertanian. Oleh karena itu, tidak ada pembanding capaian kinerjanya pada pada

Renstra 2010-2014 (Tabel 8).

Perbandingan capaian indikator kinerja “Model Agrobioindustri Terpadu” tahun

2015 dengan target pada Renstra 2015-2019 disajikan pada Tabel 9. Realisasi capaian

indikator kinerja “Model Agrobioindustri Terpadu” pada tahun 2015 sebanyak 2 model

atau 16,67% dari total target Renstra tahun 2015 - 2019. Jika dibandingkan dengan

target tahunan Renstra 2015-2019, maka realisasi tahun 2015 sesuai dengan target

(100%) (Tabel 9).

Secara lengkap rincian kegiatan dan output model yang dihasilkan pada

indikator kinerja sasaran “Model Agrobioindustri Terpadu”, sebagai berikut :

a. Model Pertanian Bioindustri Jagung (1 Model)

Model pengembangan pertanian bioindustri berbasis jagung diharapkan

mampu memberikan daya ungkit dan kontribusi nyata dalam upaya mewujudkan

kemandirian pangan. Teknologi penanganan dan pengolahan pascapanen jagung

memegang peran utama dalam memberikan nilai tambah dan daya saing dalam model

pengembangan dimaksud. Kegiatan ini bertujuan untuk membangun model

Indikator Kinerja Renstra 2010 – 2014

Renstra 2015-2019

2010 2011 2012 2013 2014 2015

Model agrobioindustri terpadu

Target :

- Teknologi 0 0 0 0 0 2

Realisasi :

- Teknolog i 0 0 0 0 0 2

Tabel 8. Perbandingan capaian indikator kinerja 2 tahun 2015 dengan 2010-2015

Indikator Kinerja

Target Renstra 2015-2019

Realisasi Tahun 2015

Persentase Terhadap (%)

Tahun 2015

Total Tahun 2015

Total

Model agrobioindustri terpadu

2 12 2 100 16,67

Tabel 9. Perbandingan capaian indikator kinerja 2 tahun 2015 dengan target pada

Renstra 2015 -2019

27Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Laporan Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2015

Page 41: LAPORAN KINERJA - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/lakip_2015.pdf · penanganan pascapanen jagung dan ... Menghasilkan publikasi

bioindustri berbasis jagung di sentra produksi jagung (NTT) yang mampu memberikan

kontribusi dalam pertumbuhan ekonomi tingkat perdesaan.

Target kegiatan ini telah tercapai dengan diperolehnya output 1 (model), yaitu :

Model bioindustri jagung yang menghasilkan grit (berasan jagung) dan tepung jagung

bermutu tinggi. Model bioindustri jagung dibangun di Kec. Kupang Timur, Kab.

Kupang, NTT. Model bioindustri jagung yang dikembangkan meliputi : a) Model

produksi, b) Model ekonomi, dan c) Model kelembagaan. Model produksi bertempat di

bangunan milik KWT Bougenvile yang dinamakan “Rumah Jagung”. Model produksi

dirancang mampu memproduksi grit dan tepung jagung, dengan teknologi dan mesin

pembuatan grit mendapat dukungan dari BB-Pascapanen dan BPTP NTT. Model

ekonomi dengan basis perhitungan setiap 100 kg bahan baku jagung pipilan. Secara

ekonomi, produksi grit dan tepung jagung menguntungan jika harga jualnya Rp

15.000,-. Pada tingkat harga tersebut akan diperoleh : a) Return of investment (ROI)

4,84 %/bulan; b) Titik pulang pokok (BEP) 10.377 kg/tahun; dan c) Keuntungan Rp

3.915/kg. Kelembagaan harus selalu mendapatkan penguatan melalui pembinaan

dari lembaga terkait di daerah, sehingga secara perlahan terus berkembang dan pada

akhirnya model bioindustri jagung ini dapat direplikasi oleh UKM lainnya.

b. Model Pertanian Bioindustri Sagu (1 Model)

Kabupaten Sorong Selatan, Papua Barat mempunyai potensi yang cukup besar

(750.000 hektar luas hutan sagu) untuk mengembangkan bioindustri sagu

berkelanjutan. Namun demikian, sagu sebagai bahan pangan lokal di Kabupaten

Sorong Selatan belum dikembangkan secara optimal, sehingga sering terjadi krisis

pangan. Melalui pengembangan model pertanian bioindustri sagu dapat dihasilkan

bahan baku (pati sagu), produk olahan sagu (mi sagu, gula cair), dan pemanfaatan

limbah untuk energi. Model pertanian bioindustri sagu merupakan pembangunan

kawasan dengan memanfaatkan sumber bahan baku lokal sagu dan limbah hasil

olahan yang diproses menghasilkan produk pangan dan energi yang mempunyai nilai

tambah, ramah lingkungan, dan zero waste untuk kesejahteraan masyarakat

setempat.

Target kegiatan ini telah tercapai dengan diperolehnya output 1 (model), yaitu :

Model pertanian bioindustri sagu di Kabupaten Sorong Selatan. Model bioindustri sagu

berlokasi di Distrik Teminabuan, Kabupaten Sorong Selatan Papua Barat, dibangun

dengan memperhatikan beberapa aspek, antara lain aspek produksi, ekonomi, dan

kelembagaan. Pembangunan model bioindusti ini, diinisiasi oleh pendirian pabrik mini

28 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Laporan Kinerja BB- Pascapanen Tahun 2015

Page 42: LAPORAN KINERJA - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/lakip_2015.pdf · penanganan pascapanen jagung dan ... Menghasilkan publikasi

plan pati sagu berkapasitas 2 batang per hari. Pabrik mini plan pati sagu berpotensi

meningkatkan pendapatan 3-4 kali lipat dibanding cara produksi pati sagu

konvensional yang dikerjakan oleh masyarakat lokal. Pada pengembangan model

bioindustri sagu ini dilakukan super impose teknologi, yaitu teknologi ekstraksi pati,

pembuatan mi dan papeda serta pembuatan gula cair dan briket. Semua produk

tersebut bersifat marketable sehingga sagu mampu berkontribusi dalam

meningkatkan pendapatan masyarakat lokal. Sebagai media promosi dan pemasaran,

pemda setempat telah menyediakan outlet rumah sagu gallery dan resto. Sistem

kelembagaan model bioindustri sagu mendapatkan penguatan melalui pembinaan

dari lembaga terkait di daerah (BPTP, Koperasi, PKK, dan Wanita Gereja) sehingga

secara perlahan dapat terus berkembang dan pada akhirnya dapat direplikasi di lokasi

lainnya.

Indikator Kinerja 3 : Rekomendasi Kebijakan Pengembangan Pascapanen

Pertanian

Indikator kinerja sasaran “Rekomendasi Kebijakan Pengembangan

Pascapanen Pertanian” yang ditargetkan pada tahun 2015 telah tercapai seluruhnya

sesuai target (realisasi 100%), yaitu sebanyak 4 rekomendasi seperti disajikan pada

Tabel 10. Anggaran yang dialokasikan untuk mencapai indikator kinerja ini sebesar Rp

453.533.000,- sedangkan realisasinya sebesar Rp 439.370.715,- (96,88%) yang

melibatkan sumberdaya peneliti dan teknisi sebanyak 32 orang.

Indikator kinerja “Rekomendasi Kebijakan Pengembangan Pascapanen

Pertanian” juga merupakan indikator kinerja baru pada Renstra BB-Pascapanen 2015

– 2019 sehingga belum ada pembanding capaian kinerjanya pada Renstra 2010 – 2019

(Tabel 11). Indikator kinerja ini sesuai dengan rincian tugas dan fungsi BB-Pascapanen

pada SK Menteri Pertanian No. 36/Permentan/ OT.140/3/2013 tanggal 11 Maret 2013

tentang Organisasi dan Tata Kerja BB-Pascapanen.

Indikator Kinerja Target (rekomendasi)

Realisasi (rekomendasi)

Persentase (%)

Rekomendasi kebijakan pengembangan pascapanen

pertanian

4 4 100

Tabel 10. Target dan realisasi pencapaian indikator kinerja 3 tahun 2015

29Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Laporan Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2015

Page 43: LAPORAN KINERJA - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/lakip_2015.pdf · penanganan pascapanen jagung dan ... Menghasilkan publikasi

Realisasi capaian indikator kinerja “Rekomendasi kebijakan pengembangan

pascapanen pertanian” pada tahun 2015 sebesar 26,67% dari total target pada

Renstra 2015-2019. Dibandingkan dengan target tahunan (tahun 2015) maka jumlah

rekomendasi yang dihasilkan pada tahun 2015 melebihi target (133,33%) (Tabel 12).

Hal ini karena adanya peningkatan target pada dokumen perjanjian kinerja (4

rekomendasi) dibandingkan dengan target pada dokumen Renstra 2015-2019 (3

rekomendasi) karena meningkatnya jumlah anggaran tahun 2015.

Secara lengkap rincian kegiatan dan output rekomendasi yang dihasilkan pada

indikator kinerja sasaran “Rekomendasi Kebijakan Pengembangan Pascapanen

Pertanian” tahun 2015, sebagai berikut:

1. Analisis Kebijakan Teknologi Pascapanen Berbasis Komoditas Lokal

Untuk Meningkatkan Ketahanan Pangan (1 Rekomendasi)

Beras merupakan bahan pangan sumber kalori (karbohidrat) yang relatif

murah dan mudah didapat. Meskipun produksi pangan (beras) nasional dinyatakan

cukup, namun kasus kekurangan gizi masih terjadi di Indonesia dan beberapa negara

Indikator Kinerja Renstra 2010 – 2014

Renstra 2015-2019

2010 2011 2012 2013 2014 2015

Rekomendasi kebijakan pengembangan pascapanen pertanian

Target :

- Teknologi 0 0 0 0 0 4

Realisasi :

- Teknolog i 0 0 0 0 0 4

Tabel 11. Perbandingan capaian indikator kinerja 3 tahun 2015 dengan tahun 2010-

2014

Indikator Kinerja

Target Renstra 2015-2019

Realisasi Tahun 2015

Persentase Terhadap (%)

Tahun 2015

Total Tahun 2015

Total

Rekomendasi kebijakan pengembangan pascapanen pertanian

3 15 4 133,33 26,67

Tabel 12. Perbandingan capaian indikator kinerja 3 tahun 2015 dengan target pada

Renstra 2015 -2019

30 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Laporan Kinerja BB- Pascapanen Tahun 2015

Page 44: LAPORAN KINERJA - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/lakip_2015.pdf · penanganan pascapanen jagung dan ... Menghasilkan publikasi

di dunia. Kondisi tersebut memberikan peluang besar bagi pemanfaatan komoditas

lokal dalam memberikan kontribusi untuk memperbaiki status gizi masyarakat.

Kementerian Pertanian, telah menyusun peta pangan lokal spesifik yang dapat

digunakan sebagai dasar pengembangan lebih lanjut.

Target kegiatan penelitian ini telah tercapai dengan diperolehnya output 1

(satu) rekomendasi kebijakan, yaitu : Rekomendasi penyediaan dan pemanfaatan

pangan lokal berkelanjutan untuk memperbaiki status gizi masyarakat dan ketahanan

pangan. Rekomendasi kebijakan yang dihasilkan sebagai berikut : Penyediaan dan

pemanfaatan pangan lokal perlu disinergikan dengan perilaku konsumsi dan tingkat

kemudahan dalam mengaksesnya. Konsumsi pangan lokal perlu didorong pada level

rumah tangga diantaranya dengan cara mengintroduksikan beragam pangan lokal

melalui kuliner. Pangan lokal dikembangkan untuk memenuhi segmen-segmen

khusus sesuai dengan functionality di dalamnya. Partisipasi pelaku usaha sangat

dibutuhkan untuk memfasilitasi akses pangan terhadap pangan lokal. Reorientasi

program riset pertanian/pangan sedemikian rupa sehingga program tersebut juga

mengakomodasi pangan lokal. Penyediaan dan pemanfaatan pangan lokal

didasarkan pada science driven dan demand driving untuk diversifikasi pangan,

peningkatan daya saing dan nilai tambah.

2. Analisis Kebijakan Teknologi Pengendalian Kontaminan Utama untuk

Peningkatan Keamanan Pangan Komoditas Pertanian (2 Rekomendasi)

Pangan yang dikonsumsi sehari-hari merupakan hasil pertanian yang

seharusnya memenuhi kriteria aman, sehat, utuh dan halal. Mutu dan keamanan

pangan berpengaruh langsung terhadap kesehatan masyarakat. Kontaminan yang

biasa mencemari pangan adalah logam berat, mikotoksin, residu pestisida dan bahan

tambahan pangan. Kontaminan pada pangan telah menjadi isu penting yang banyak

dipakai sebagai alat untuk melindungi kesehatan rakyat sebuah negara dari pangan

impor yang tidak aman. Isu ini juga dipakai sebagai technical barrier untuk menolak

produk dari luar demi memenangkan persaingan perdagangan produk pangan di

sebuah negara. Mengingat pentingnya isu keamanan pangan tersebut maka

diperlukan suatu analisis untuk menentukan kebijakan dalam pengendalian

kontaminan utama, antara lain kontaminan aflatoksin pada biji pala dan logam berat

kadmium pada biji kakao.

Target kegiatan penelitian ini telah tercapai dengan diperolehnya output 2

31Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Laporan Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2015

Page 45: LAPORAN KINERJA - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/lakip_2015.pdf · penanganan pascapanen jagung dan ... Menghasilkan publikasi

(dua) rekomendasi kebijakan, yaitu : 1) Rekomendasi kebijakan pengendalian

mikotoksin (aflaktoksin) pada pala, dan 2) Rekomendasi kebijakan pengendalian

kontaminan logam berat pada kakao.

Rekomendasi kebijakan pengendalian mikotoksin (aflaktoksin) pada

pala. Jenis bahaya yang mengancam selama budidaya dan proses pengolahan

pala adalah bahaya mikrobiologis berupa tumbuhnya jamur penghasil

mikotoksin khususnya aflatoksin, dan juga adanya jamur karena serangan hama

penyakit pada saat budidaya, selain adanya infestasi oleh serangga. Bahaya fisik

antara lain disebabkan kontaminasi kotoran dan benda asing seperti tanah,

debu atau batu. Pengeringan, penyimpanan dan sortasi merupakan tahapan

penting agar kontaminasi dapat dicegah. Pengeringan harus dilakukan dengan

kondisi yang baik, sinar matahari cukup, tempat yang bersih, terhindar dari debu

yang bertebaran (karena dapat meningkatkan penyebaran spora jamur), dan

dijauhkan dari segala serangan insekta dan rodensia. Penyimpanan harus

dilakukan ditempat yang bersih dan kering, sedapat mungkin pada kelembaban

(RH) 70%. Strategi yang tepat bila ditemukan adanya pala yang terkontaminasi

aflatoksin adalah segera memisahkan dan memusnahkan biji pala yang

terkontaminasi dengan cara dibakar atau dikubur dalam tanah.

Rekomendasi kebijakan pengendalian kontaminan logam berat pada

kakao. Logam berat kadmium (Cd) pada kakao berasal baik dari pencemaran

lingkungan maupun dalam proses pengolahan seperti peralatan yang digunakan,

penyimpanan, dan transportasi. Untuk itu diperlukan penerapan prinsip-prinsip

GAP/GHP pada budidaya dan pascapanen kakao, serta menerapkan HACCP pada

proses pengolahannya. Logam berat secara umum masuk ke lingkungan dengan dua

cara, yakni secara natural dan antropogenik (campur tangan manusia). Kondisi alami

terlepasnya logam berat di lingkungan akibat adanya pelapukan sedimen cuaca,

erosi, serta aktivitas vulkanik. Sedangkan terlepasnya logam berat secara

antropogenik akibat aktivitas manusia diantaranya electroplating/pelapisan logam,

pertambangan, peleburan, penggunaan pestisida, pupuk penyubur tanah, dan lain

sebagainya. Untuk itu agar menghindari budidaya kakao dilahan berdekatan dengan

pegunungan dan pabrik metal (misalnya senjata, kendaraan bermotor), mengurangi

penggunaan pestisida yang berlebihan yang akan menimbulkan residu, dan

menghindari atau bebas polusi kendaraan bermotor baik saat budidaya maupun pada

proses pengolahan kakao.

32 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Laporan Kinerja BB- Pascapanen Tahun 2015

Page 46: LAPORAN KINERJA - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/lakip_2015.pdf · penanganan pascapanen jagung dan ... Menghasilkan publikasi

Rekomendasi kebijakan beras plastik

Dalam upaya menyikapi dan meningkatkan kewaspadaan serta antisipasi terhadap

peredaran beras sintetis, dilakukan pertemuan yang membahas peningkatan

kewaspadaan terhadap beras sintetis. Pertemuan dihadiri perwakilan Eselon I

lingkup Kementerian Pertanian, Badan POM, Dinas Pertanian, BKP Provinsi Jawa

Barat dan BKP Propinsi Banten. Kementerian Pertanian telah menugaskan Badan

Litbang Pertanian dalam hal ini BB Pascapanen untuk meneliti beras plastik dan

diperoleh kesimpulan sebagai berikut : Berdasarkan hasil analisis visual dan

pewarnaan May-Grunwald terhadap sampel beras yang diduga tercampur plastik,

keempat sampel memiliki kemiripan yang mengacu kepada karakter beras asli. Dua

sampel beras A dan B tidak mengandung Phtalate dan merupakan beras asli

dengan beras kontrol C (varietas Mekongga).

3. Karakterisasi Sifat Fisikokimia Varietas Unggul Baru Padi

(1 Rekomendasi)

Pemerintah melalui Badan Litbang Pertanian, Kementerian Pertanian terus

mengembangkan varietas unggul baru padi yang mempunyai daya hasil dan

produktivitas tinggi sesuai dengan tipe agroekosistem. Meski demikian masih banyak

varietas unggul baru yang belum berkembang di masyarakat. Kelambanan adopsi

terhadap varietas unggul baru tersebut umumnya disebabkan kurangnya informasi

yang diterima oleh masyarakat terhadap sifat-sifat keunggulan yang dimiliki oleh

masing-masing varietas. Deskripsi karakteristik agronomis beberapa varietas unggul

baru telah dirilis oleh Badan Litbang Pertanian, sedangkan sifat fisikokimianya

dikarakterisasi oleh BB-Pascapanen agar dapat memberikan rekomendasi

pemanfaatan padi varietas unggul baru berdasarkan karakteristik fisikokimianya.

Target kegiatan penelitian ini telah tercapai dengan diperolehnya output 1

(satu) rekomendasi kebijakan, yaitu : Rekomendasi pemanfaatan padi varietas unggul

berdasarkan karakteristik fisikokimianya. Rekomendasi kebijakan pengembangan

varietas unggul padi, sebagai berikut :

Berdasarkan tingkat kepulenan nasi beberapa varietas unggul yang sesuai

dikembangkan di daerah yang masyarakatnya menyukai nasi yang pulen (seperti

Jawa, Kalimantan Timur, Sulawesi, Bali dan Lombok), antara lain varietas : Inpari

23, Hipa 18, Inpari 31, Inpara 6, Ciherang, Inpari 28, Inpari 15, Inpari 30,

Ciliwung, Lok Ulo, Inpago 9, Situ Patenggang, IR 66, Inpari 27, Mekongga, Inpara

5, Inpari 16, Inpari 21, Situ Bagendit, Inpari 20, Cigeulis, Inpari 14, Inpari 32,

33Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Laporan Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2015

Page 47: LAPORAN KINERJA - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/lakip_2015.pdf · penanganan pascapanen jagung dan ... Menghasilkan publikasi

Inpari 10, Inpari 33, Hipa Jatim 2, Inpari 13, Hipa 8, Inpari 24, Batu tegi, Inpara 2,

Inpago 10, Inpari 17, Hwang Hwuazaan, Sintanur, Inpago 4, Inpari 29, Indra giri,

Inpari 7, Zhongzu, Sarinah, Inpara 1, Inpari 4, PB 42, Inpari 6, Inpago 5, Limboto,

Inpago 8, Way Apo buru, dan Inpari 3.

Berdasarkan kandungan amilosa yang sangat rendah (2-3%) beberapa varietas

padi yang sesuai untuk diolah menjadi produk pasta antara lain varietas Lusi dan

Stail.

Berdasarkan rendemen giling beberapa varietas padi yang potensial untuk

dikembangkan, antara lain : Inpari 13, Inpara 2, Inpago 10, Inpari 17, Sintanur,

Inpari 29, Indra giri, Inpari 7, dan Way Apo Buru.

Indikator Kinerja 4 : Model Revitalisasi Penggilingan Padi Kecil,

Penanganan Pascapanen Jagung dan Kedelai

Indikator kinerja “Model Revitalisasi Penggilingan Padi Kecil, Penanganan

Pascapanen Jagung dan Kedelai” yang ditargetkan pada tahun 2015 telah tercapai

seluruhnya sesuai target (realisasi 100%), yaitu sebanyak 1 model seperti disajikan

pada Tabel 13. Anggaran yang dialokasikan untuk mencapai indikator kinerja ini

sebesar Rp 2.500.000.000,- sedangkan realisasinya sebesar Rp 2.434.298.111

(97,37%) yang melibatkan sumberdaya peneliti dan teknisi sebanyak 13 orang.

Indikator kinerja ini terdiri atas 1 (satu) kegiatan, yaitu Model revitalisasi penggilingan

padi kecil (PPK) dan penanganan pascapanen jagung dan kedelai. Dari kegiatan ini

diperoleh sebuah model revitalisasi PPK yang dapat meningkatkan rendemen dan

mutu beras serta model revitalisasi penanganan pascapanen jagung dan kedelai yang

dapat menekan susut hasil. Kegiatan ini merupakan tugas khusus dari Badan Litbang

Pertanian kepada BB-Pascapanen pada tahun 2015 dan menjadi indikator kinerja

tersendiri.

Indikator Kinerja Target

(model)

Realisasi

(model)

Persentase

(%)

Model revitalisasi penggilingan padi

kecil, penanganan pascapanen

jagung dan kedelai

1 1 100

Tabel 13. Target dan realisasi pencapaian indikator kinerja 4 tahun 2015

34 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Laporan Kinerja BB- Pascapanen Tahun 2015

Page 48: LAPORAN KINERJA - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/lakip_2015.pdf · penanganan pascapanen jagung dan ... Menghasilkan publikasi

Secara lengkap rincian kegiatan dan output yang dihasilkan pada indikator

kinerja sasaran “Model Revitalisasi Penggilingan Padi Kecil, Penanganan Pascapanen

Jagung dan Kedelai” tahun 2015, yaitu 1 (satu) Model Revitalisasi Penggilingan Padi

Kecil, Penanganan Pascapanen Jagung dan Kedelai.

Strategi kegiatan revitalisasi adalah dengan pendekatan memperbaiki

sebagian dari tahap proses penggilingan untuk menghasilkan beras berkualitas

dengan rendemen yang tinggi, serta dapat menekan susut hasil jagung dan kedelai.

Penggilingan padi yang dipilih adalah penggilingan padi kecil (PPK) yang masih tetap

eksis dalam memproses dan memasarkan hasil gabah petani.

Target kegiatan ini telah tercapai seluruhnya dengan diperolehnya 1 (satu)

model, yaitu: Model revitalisasi penggilingan padi kecil (PPK) untuk peningkatan

rendemen dan mutu beras serta penanganan pascapanen untuk penurunan susut

hasil jagung dan kedelai.

Model revitalisasi penggilingan padi kecil (PPK) untuk meningkatkan

rendemen dan mutu beras. Strategi kegiatan revitalisasi adalah memperbaiki

aspek teknologi, keterampilan sumber daya manusia, dan manajemen sistem

kelembagaan PPK. Dari aspek teknologi, perbaikan konfigurasi penggilingan padi

existing dengan konfigurasi yang dianjurkan, yaitu Cleaner-Husker-Separator-

Polisher-Polisher-Grader (C-H-S-P-P-G) dapat meningkatkan rendemen beras

rata-rata dari 59,32% sebelum revitalisasi menjadi rata-rata 66,24% setelah

revitalisasi dan menurunkan susut penggilingan dari rata-rata 5,47% sebelum

revitalisasi menjadi rata-rata 2,05% setelah revitalisasi. Model revitalisasi PPK

telah implementasikan di 7 kabupaten/propinsi yaitu Kabupaten Karawang (Jawa

Barat); Tegal (Jawa Tengah); Lamongan (Jawa Timur); Banyuasin (Sumatera

Selatan); Pulang Pisau (Kalimantan Tengah); Bone (Sulawesi Selatan); dan

Tabanan (Bali).

Model revitalisasi penanganan pascapanen jagung dan kedelai untuk

menekan susut hasil. Revitalisasi penanganan pascapanen jagung dilakukan

dengan memperbaiki proses pemipilan jagung yaitu jagung yang masih berkelobot

(kondisi basah) dan langsung dikeringkan dalam bentuk jagung pipil. Proses ini

dapat mempercepat waktu pengeringan, menurunkan susut dan butir rusak

masing-masing dari 6,44% dan 3,11% sebelum revitalisasi menjadi 5,22% dan

0,49% setelah revitalisasi. Model revitalisasi penanganan pascapanen jagung telah

35Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Laporan Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2015

Page 49: LAPORAN KINERJA - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/lakip_2015.pdf · penanganan pascapanen jagung dan ... Menghasilkan publikasi

dilaksanakan di 3 kabupaten/propinsi yaitu Kab. Soppeng (Sulsel); Kab. Kupang

(NTT); dan Kab. Minahasa (Sulut). Revitalisasi penanganan pascapanen kedelai

dilakukan melalui perbaikan proses pengeringan, yaitu dengan pengeringan

brangkasan. Proses ini dapat mempercepat perontokan dan menurunkan susut hasil

dari 5,48% sebelum revitalisasi menjadi 4,56% setelah revitalisasi. Model

revitalisasi penanganan pascapanen kedelai telah dilaksanakan di 3

kabupaten/propinsi yaitu Kab. Majalengka (Jabar); Kab. Banyuasin (Sumsel); dan

Kab. Grobogran (Jateng).

Outcome BB-Pascapanen

Secara rinci capaian outcome pada tahun 2015 yang dihasilkan dari output

kegiatan tahun 2015 dan tahun-tahun sebelumnya, sebagai berikut :

a. Teknologi produksi minuman buah manggis. Unit pengolahan hasil (UPH)

minuman buah manggis yang meliputi gedung dan peralatan pengolahannya

dibangun tahun 2013-2014 dengan dana APBD Propinsi Lampung dan Ditjen P2HP,

dengan menggunakan teknologi yang dihasilkan oleh BB-Pascapanen. UPH yang

dibangun tersebut berlokasi di Gapoktan Sepakat, Kabupaten Tanggamus.

Kapasitas produksi unit ini sebanyak 500 botol minuman setiap hari dengan jenis

minuman yang diproduksi adalah puree buah manggis dan minuman ekstrak kulit

buah manggis.

b. Teknologi produksi saus cabai dan tomat. Unit pengolahan saus cabai dan

tomat di Gapoktan Reje Kumala, Kabupaten Benner Meriah, Aceh dibangun pada

tahun 2014 dengan dana dari Badan Litbang Pertanian. Teknologi pengolahan

saus dan cabai yang diintroduksikan merupakan hasil penelitian BB-Pascapanen.

Namun demikian, unit produksi yang dibangun tersebut tidak hanya untuk

memproduksi saus cabai dan tomat tetapi dapat digunakan untuk memproduksi

aneka olahan lainnya seperti pasta cabai, cabai kering, cabai bubuk, pasta

tomat, sari buah tomat sehingga dalam perkembangan ke depan gapoktan

sangat memungkinkan melakukan diversifikasi produk. Dari analisis kelayakan

finansial menunjukan bahwa usaha pembuatan saos cabai dan tomat cukup

menguntungkan dengan B/C rasio 1,47.

c. Revitalisasi Penggilingan Padi Kecil (PPK). Lokasi revitalisasi PPK dan

kelompok tani/UD yang mendapat bantuan peralatan revitalisasi disajikan pada

Tabel 14. Peralatan revitalisasi PPK yang diintroduksikan di masing-masing

kelompok tani/UD terdiri atas cleaner, separator serta komponen penyosoh

36 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Laporan Kinerja BB- Pascapanen Tahun 2015

Page 50: LAPORAN KINERJA - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/lakip_2015.pdf · penanganan pascapanen jagung dan ... Menghasilkan publikasi

stainless steel dan pengkabutan air (water polish) untuk melengkapi unit PPK

yang sudah ada. Unit revitalisasi PPK ini telah digunakan oleh kelompok tani/UD

sehingga rendemen mutu beras yang dihasilkan meningkat.

d. Revitalisasi Penanganan Pascapanen Jagung dan Kedelai. Lokasi

revitalisasi penanganan pascapanen jagung dan kedelai dan kelompok tani yang

mendapat bantuan peralatan revitalisasi disajikan pada Tabel 15. Peralatan

revitalisasi jagung yang yang diintroduksikan di masing-masing kelompok tani

terdiri atas mesin pemipil jagung dan pengering, sedangkan peralatan revitalisasi

kedelai terdiri atas perontok kedelai dan pengering. Unit revitalisasi jagung dan

kedelai ini telah digunakan oleh kelompok tani sehingga susut pascapanen jagung

dan kedelai dapat diminimalkan.

Realisasi output sampai akhir TA. 2015 menunjukkan bahwa indikator kinerja

sasaran seluruhnya dapat dicapai dengan hasil baik. Tercapainya kinerja sasaran

No Kelompok Tani/UD Lokasi

1. UD. Jembar Jaya Kec. Karawang Timur, Kab. Karawang, Jawa Barat

2. UD. Mitra Sejahtera Kec. Lebak Siu, Kab. Tegal, Jawa Tengah

3. UD. Sri Muncul Jaya Kec. Kedungpring, Kab. Lamongan, Jawa Timur

4. UD. Sinar Ladang Kec. Tanjung Lago, Kab . Banyuasin, Sumatera Selatan

5. UD. Mujiono Kec. Pande Batu, Kab. Pulang Pisau, Kalimantan Tengah

6. UD. Mutiara Kec. Tanete Riattang Timur, Kab. Bone,Sulawesi Selatan

7. UD. Karyanadi Kec. Tabanan, Kab . Tabanan, Bali

Tabel 14. Kelompok tani/UD yang telah menggunakan unit revitalisasi penggilingan padi kecil (PPK)

No Kelompok Tani Lokasi

Jagung

1. Maka Aruyen Kec. Tondano Utara, Kab. Minahasa, Sulawesi Utara

2. Ale Marajae Kec. Lilirilau, Kab. Soppeng, Sulawesi Selatan

3. Bougenvil Kec. Kupang Timur, Kab. Kupang, NTT

Kedelai

4. Jangkar Kec. Jatiwangi, Kab. Majalengka, Jawa Barat

5. Sido Rukun Kec. Ngaringan, Kab. Grobogan, Jawa Tengah

6. Sido Makmur A. Kec. Air Saleh, Kab. Banyuasin, Sumatera Selatan

Tabel 15. Kelompok tani yang telah menggunakan unit revitalisasi penanganan pascapanen jagung dan kedelai

37Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Laporan Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2015

Page 51: LAPORAN KINERJA - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/lakip_2015.pdf · penanganan pascapanen jagung dan ... Menghasilkan publikasi

yang telah ditetapkan dipengaruhi baik oleh faktor internal maupun eksternal.

Faktor internal yang mempengaruhi, antara lain :

a. Diterapkannya monitoring dan evaluasi kegiatan secara periodik, mulai tahap

perencanaan hingga tahap akhir sehingga fungsi pengawasan pada setiap

tahapan kegiatan berjalan dengan baik.

b. Sarana dan prasarana penelitian serta sumberdaya anggaran cukup memadai

untuk mendukung kegiatan penelitian, seperti laboratorium, perpustakaan,

pengolah data, jaringan internet, dan lain-lain.

c. Tata kelola yang selaras dengan standar manajemen ISO 9001:2008, SNI ISO/IEC

17025:2008, dan manajemen penelitian Komite Nasional Akreditasi Pranata

Penelitian dan Pengembangan (KNAPPP).

Faktor eksternal yang mempengaruhi keberhasilan kegiatan penelitian

diantaranya adalah telah terjalinnya komunikasi dan koordinasi dengan instansi

terkait, baik di lingkup Kementerian Pertanian maupun dengan kementerian lain serta

Pemerintah Daerah. Hal ini memudahkan dalam pengumpulan data dan informasi

yang dibutuhkan dalam penelitian.

Selain faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pencapaian kinerja

sasaran, beberapa kendala yang menjadi hambatan pada pelaksanaan kegiatan,

antara lain :

a. Bahan baku yang diperlukan pada beberapa kegiatan penelitian ketersediaannya

sangat tergantung pada musim panen,

b. Pengadaan bahan yang harus inden dan sulit didapat sehingga perlu waktu yang

agak lama,

c. Jadwal pemakaian beberapa peralatan laboratorium dan analisis sangat padat

sehingga terjadi antrian pemakaian.

Langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk mengantisipasi hambatan dan

kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan ke depan, yaitu :

a. Merencanakan dan mempersiapkan pelaksanaan kegiatan secara cermat,

b. Mempertimbangkan musim panen dan memprioritaskan pendanaan pada kegiatan

penelitian yang memiliki musim panen kritis (panen awal dan akhir tahun

anggaran),

c. Meningkatkan kompetensi SDM peneliti dan teknisi dalam rangka pencapaian

sasaran mutu yang diharapkan,

d. Menyusun analisis dan penanganan risiko secara cermat untuk mengantisipasi

kendala-kendala yang mungkin terjadi selama pelaksanaan kegiatan.

38 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Laporan Kinerja BB- Pascapanen Tahun 2015

Page 52: LAPORAN KINERJA - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/lakip_2015.pdf · penanganan pascapanen jagung dan ... Menghasilkan publikasi

Kegiatan penunjang penelitian dan pengembangan pascapanen pertanian

adalah diseminasi inovasi teknologi pascapanen pertanian dan kerjasama.

Balitbangtan dan UK/UPT dibawahnya mengacu kepada Sistem Diseminasi Multi

Channel (SDMC) dalam menyebarluaskan hasil-hasil penelitiannya. Artinya

penyebarluasan hasil-hasil penelitian yang menonjol kepada para penggunanya

dilakukan melalui berbagai channel komunikasi seperti pembuat kebijakan di pusat

dan daerah, penyuluh, petani, swasta serta melalui berbagai kegiatan seperti

publikasi, ekspose/pameran, seminar ilmiah, dan kerjasama.

Kegiatan diseminasi yang dilaksanakan BB-Pascapanen selama tahun 2015,

antara lain melalui : a) Pengelolaan dan Pengembangan Publikasi, b) Pengembangan

dan Tindaklanjut Kerjasama Litbang Pascapanen serta Partisipasi

Ekspose/Pameran/Gelar Teknologi, c) Pengelolaan Gerai Inovasi Pascapanen, d)

Identifikasi Calon Lokasi, Koordinasi, Bimbingan dan Dukungan Teknologi Upsus PJK,

TSP dan TTP, e) Dukungan Kerjasama Dalam dan Luar Negeri, dan f) Seminar

Internasional.

a. Pengelolaan dan Pengembangan Publikasi

Capaian output kegiatan pengelolaan dan pengembangan publikasi (ilmiah,

semi populer dan populer) tahun 2015, yaitu :

1. Jurnal Pascapanen Pertanian sebanyak 1 Volume dengan 3 Nomor, yaitu Volume

12 No. 1, 2 dan 3 (realisasi 100%),

2. Buku Inovasi Teknologi Pascapanen Pertanian Bioindustri, 500 eksemplar (realisasi

100%),

3. Penerbitan buku sebanyak 2 judul yang terdiri atas : 1) Buku Laporan Tahunan

2014, dan 2) Buku Laporan Kinerja 2010-2014 (realisasi 100%),

4. Leaflet/brosur teknologi sebanyak 15 judul (realisasi 100%),

5. Poster teknologi sebanyak 15 judul (realisasi 100%),

6. Pembuatan Baliho sebanyak 2 buah (realisasi 100%),

7. Burning CD Buku Inovasi Teknologi Pascapanen Pertanian Bioindustri, 500 keping

(realisasi 100%),

8. Pelaksanaan seminar berkala/bulanan 10 kali (realisasi 100%)

9. Pengelolaan website 1 paket (realisasi 100%)

10. Pengelolaan perpusatakaan digital 1 paket (realisasi 100%)

11. Blocking space 10 halaman Majalah Sains Indonesia edisi September 2015.

Kinerja Lainnya : Diseminasi Teknologi, Kerjasama dan Penghargaan

39Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Laporan Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2015

Page 53: LAPORAN KINERJA - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/lakip_2015.pdf · penanganan pascapanen jagung dan ... Menghasilkan publikasi

b. Pengembangan dan Tindaklanjut Kerjasama Litbang Pascapanen serta

Partisipasi Ekspose/Pameran/Gelar Teknologi

Kegiatan tindaklanjut kerjasama litbang pascapanen yang telah dilaksanakan,

yaitu : a) Penerapan teknologi pengolahan cabai dan tomat di Kab. Bener Meriah,Aceh,

berupa pendampingan teknologi dan pengurusan sertifikasi produksi pangan industri

rumah tangga (PIRT) dan sertifikat halal, b) Verifikasi kegiatan kerjasama teknologi

beras indeks glikemik rendah (IGR), c) Pendampingan teknologi penyosohan jagung

dengan Pemda NTT, dan d) Pendampingan pengembangan bioindustri di Kabupaten

Karawang.

Pada tahun 2015, BB-Pascapanen berpartisipasi dalam 14 kegiatan

ekspose/pameran/gelar teknologi. Selain itu, BB-Pascapanen juga melaksanakan

bimbingan teknis dan menerima kunjungan dari berbagai instansi, mitra swasta

maupun petani. Ke-14 kegiatan gelar teknologi/ekspose/pameran yang telah diikuti,

yaitu : a) Mini Expo di Kemenkop, b) Jakarta Food Security Summit-3 (JFSS) di JCC, c)

Gelar Teknologi dan Pengolahan Hasil Pertanian, d) Mini Expo South-South

Cooperation, e) Gelar Teknologi Agrinex 2015, f) Pekan Inovasi Sumatera Utara, g)

Bogor Expo, h) Hari Susu Nusantara, i) Pameran dalam rangka Panen Raya Jagung,

Lamongan, j) Pameran Ritech Expo 2015 dalam Rangka Memperingati Hakteknas Ke-

20, k) Agro Inovasi Fair 2015, l) Kipnas XI dan Indonesian Science Expo (ISE) 2015,

m) Hari Pangan Sedunia ke-35, n) Gelar Teknologi Pertanian Modern di Subang.

c. Pengelolaan Gerai Inovasi Pascapanen

Gerai inovasi berfungsi sebagai suatu media pusat informasi dan outlet untuk

promosi produk-produk inovasi dan sekaligus produk yang telah dikembangkan

bersama mitra binaan. Promosi untuk meningkatkan peran gerai telah dilakukan

melalui media internet dan media sosial (website, facebook, instagram dan twitter),

temu forum wartawan (forwatan), dan promosi langsung dengan masyarakat.

Optimalisasi melalui sistem diseminasi tersebut sudah mendapat respon masyarakat

namun masih perlu ditingkatkan. Kegiatan lain yang dilakukan adalah menjaring mitra

produsen tepung lokal maupun olahannya di Kabupaten Ciamis yakni KWT Sinar

Berkah dan KWT Puncak Asri untuk tepung ganyong, tepung mocaf, tepung ubi, dan

tepung lokal lainnya. Mitra produsen produk olahan tepung lokal yakni Nana mie,

Nanda Cake, Eat Me, Desaqu, dll.

40 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Laporan Kinerja BB- Pascapanen Tahun 2015

Page 54: LAPORAN KINERJA - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/lakip_2015.pdf · penanganan pascapanen jagung dan ... Menghasilkan publikasi

d. Identifikasi Calon Lokasi, Koordinasi, Bimbingan dan Dukungan

Teknologi Upsus, TSP dan TTP

Dalam rangka mendukung program swasembada pangan, Kementerian

Pertanian melakukan Upaya Khusus (Upsus) untuk peningkatan produksi pertanian

khususnya padi, jagung, dan kedelai. Pada tahun 2015, BB-Pascapanen mendapat

tugas untuk melaksanakan kegiatan sebagai Tim Pembina Pusat Upsus di Propinsi

Sulawesi Utara. Kegiatan yang telah dilaksanakan sebagai Tim Pembina Upsus Pusat,

sebagai berikut : a) Merencanakan operasional kegiatan peningkatan produksi padi,

jagung dan kedelai, perbaikan jaringan irigasi dan sarana pendukungnya, b)

Melaksanakan validasi calon petani dan calon lokasi rehabilitasi jaringan irigasi, c)

Melaksanakan supervisi dan pendampingan Satuan Kerja Perangkat Daerah pelaksana

program Upsus, dan d) Menyusun laporan secara periodik setiap bulan.

Pada tahun 2105, Badan Litbang Pertanian mengembangkan 1-NTSTP, 5 TSP

dan 17 TTP. BB-Pascapanen mendapat tugas menjadi penanggungjawab

pembangunan TTP Banturung di Kalimantan Tengah bersama dengan BPTP

Kalimantan Tengah. Selain menjadi penanggung jawab, BB-Pascapanen juga

melakukan pendampingan di lokasi TTP lainnya (TSP Balingtan Jawa Tengah; TSP

Natar, Lampung; TSP Cirebon, Jabar; TTP Kabupaten Bogor, Jabar; TTP Garut, Jabar;

TTP Tegal, Jawa Tengah; TTP Pacitan dan Lamongan, Jatim; TTP Tanah Laut, Kalsel;

TTP Timor Tengah Utara, NTT). Kegiatan yang telah dilaksanakan sebagai

Penanggungjawab TTP Banturung bersama BPTP Kalteng, sebagai berikut : a)

pembangunan sarana dan prasarana TTP Center, dan b) menyiapkan tenaga

terampil/SDM petani yang mandiri.

e. Kegiatan Kerjasama

Kegiatan rintisan kerjasama merupakan bagian dari proses alih teknologi.

Beberapa rintisan kerjasama yang telah dilakukan pada TA. 2015, sebagai berikut : a)

Rintisan kerjasama dengan Badan Ketahanan Pangan, Kabupaten Karawang; b)

Rintisan kerjasama dengan Universitas Gadjah Mada tentang penelitian berbasis

teknologi nano; c) Rintisan kerjasama dengan PT. Sinar Mas mengenai alih teknologi

fortifikasi nano vitamin A dan nano minyak pala sebagai bahan preservative; d)

Rintisan kerjasama dengan Universitas Sahid; e) Rintisan kerjasama dengan

Universitas Djuanda Bogor; f) Rintisan kerjasama dengan Universitas Trilogi tentang

pemanfaatan fasilitas laboratorium praktek mahasiswa; g) Rintisan kerjasama dengan

41Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Laporan Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2015

Page 55: LAPORAN KINERJA - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/lakip_2015.pdf · penanganan pascapanen jagung dan ... Menghasilkan publikasi

Kementerian Pertanian dan Perikanan, Timor Leste, yang difasilitasi oleh Japan

Internasional Cooperation Agency; h) Rintisan kerjasama dengan Dinas Pertanian

Kabupaten Lamongan tentang kegiatan penelitian sorgum; dan i) Rintisan Kerjasama

dengan CIRAD Perancis.

Pada tahun 2015, BB-Pascapanen telah memiliki MoU atau Naskah Perjajian

Kerjasama, yang terdiri atas : a) Kerjasama dengan Kementerian Riset dan Teknologi

melalui program Insentif Riset Nasional (InSinas); b) Kerjasama dengan Kementerian

Riset dan Teknologi melalui Kelembagaan Pusat Unggulan Iptek; c) Kerjasama dengan

Badan Litbang Pertanian melalui program Kerjasama Kemitraan Penelitian dan

Pengembangan Pertanian Nasional (KKP3N); d) Kerjasama dengan Badan Litbang

Pertanian melalui dana kemitraan; e) Perjanjian kerjasama lisensi dengan PT. Kalbe

Farma, Tbk tentang teknologi pendeteksi cepat total mikroba pada susu segar (Stick

Test Kit); f) Perjanjian kerjasama dengan Asisten Deputi Urusan Produktivitas dan

Mutu Kemenkop dan UKM tentang penerapan teknologi tepat guna; g) Perjanjian

kerjasama dengan PT. Agri Mandiri Lestari tentang pemanfaatan laboratorium

pengujian untuk analisis mutu sesuai SNI; h) Perjanjian kerjasama dengan Dinas

Pertanian Kabupaten Sorong Selatan tentang pengembangan pemanfaatan sagu

untuk pemberdayaan masyarakat lokal; i) Perjanjian kerjasama dengan KPRI

Pascapanen tentang pemanfaatan hasil BB-Pascapanen; dan j) Perjanjian kerjasama

dengan PT. Gluten Free Indonesia tentang penerapan teknologi produksi tepung

sorgum.

f. Seminar Internasional

BB-Pascapanen bekerjasama dengan Kemenristekdikti dan FAO

menyelenggarakan International Workshop and Conference on Agricultural

Postharvest Handling and Processing dengan tema Reducing Food Losses and

Waste pada tanggal 18-19 November 2015. Acara ini dibuka secara resmi oleh

Sekretaris Balitbangtan yang didampingi oleh Plt. Kepala BB-Pascapanen dan

perwakilan dari FAO. Pada international workshop ini, menghadirkan 5 pembicara dari

luar negeri yaitu : IRRI, Philippines; CIRAD Perancis; FAO Asia; RDA, Republik Korea

dan 7 pembicara dari dalam negeri, yaitu : Unila Lampung; PT. Hero/Giant; PATPI; dan

BB-Pascapanen). Selain makalah utama yang dipresentasikan pada plenary session,

juga terdapat 20 makalah pendukung yang dipresentasikan pada parallel session, dan

38 makalah yang dipresentasikan melalui poster session. International workshop ini

dihadiri oleh 200 peserta.

42 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Laporan Kinerja BB- Pascapanen Tahun 2015

Page 56: LAPORAN KINERJA - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/lakip_2015.pdf · penanganan pascapanen jagung dan ... Menghasilkan publikasi

g. Pertemuan Koordinasi dengan Instansi Terkait

Selama tahun 2015, BB-Pascapanen telah berpartisipasi dan berkontribusi aktif

dalam pertemuan koordinasi dengan berbagai instansi terkait. Kegiatan pertemuan

koordinasi dengan instansi terkait yang cukup penting, sebagai berikut : a)

Pembahasan First Draft AseanFood Safety Policy (Ditjen P2HP); b) Kegiatan

koordinasi dalam rangka upaya khusus (Upsus) pencapaian swasembada padi, jagung

dan kedelai; c) Konsolidasi data nasional kapasitas penelitian/kajian ilmiah keamanan

pangan (BPOM); d) Koordinasi Kegiatan PUI (BPPT); e) Rapat penyusunan rencana

Revitalisasi Penggilingan Padi Kecil yang akan dilakukan oleh Ditjen P2HP; f) Rapat

Koordinasi penyusunan Tim dan Suvei lapang kegiatan ASP dan ATP (Kalimantan

Selatan dan Tengah); g) Rapat pembahasan mekanisme koordinasi dalam rangka

kewaspadaan dan penanggulangan masalah keamanan pangan; h) Rapat

Pembahasan Posisi Delri untuk sidang ke 9 CCCF (BPOM); i) Rapat Koordinasi dan

Evaluasi Pimpinan Kelembagaan (Sulawesi Utara); j) Konsolidasi tindak lanjut kegiatan

Upsus (Sulawesi Utara); Koordinasi Agro Techno Park (ATP) (Palangkaraya); k)

Rencana Baseline Survey ATP Kalsel (Kab. Tapin dan Tanah Laut) dan Laboratorium

Lapang Sumatera Utara, Kawasan Industri Pertanian Terpadu Sei Temiang Batam.

Selain itu pertemuan koordinasi antar instansi, banyak permintaan kepada BB-

Pascapanen sebagai nara sumber teknologi dari berbagai instansi terkait. Kegiatan

cukup penting, sebagai berikut : a) Nara sumber Focus Group Discussion Positioning

Balai Besar Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian (BB-Biogen) ke Depan; b)

Seminar Jakarta Food Security Summit (JFSS) ke-3; c) Pembahasan Draft Perpres

Sistim Keamanan Pangan Terpadu; d) Rapat Kerja BB-Biogen; e) Finalisasi posisi

DELRI untuk sidang ke 9 CCCF; f) Rapat FGD Ubi Kayu; g) Pertemuan koordinasi

teknologi penelitian cabai; h) Nara sumber pelatihan peningkatan diplomasi dan

negosiasi Badan Litbang Pertanian; i) Pertemuan Wrap upmeeting MTR dan 5th ISM –

SMARTD; j) Pertemuan Anggota Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman

Indonesia (GAPMMI); k) Rapat koordinasi geospasial dan analisis system (IGAS); l)

Mewakili Mentan untuk presentasi makalah pada acara seminar Kemandirian Pangan

Menyongsong AEC; m) Nara sumber cara penanganan pascapanen kedelai; n)

Pembahasan draft peraturan presiden tentang pelaksanaan keamanan pangan

terpadu (BPOM); o) Rapat penyusunan panduan ECOP laboratorium dan infrastruktur

Balitbangtan; p) Rapat Bilateral Balitbangtan dengan IRRI; q) Rapat Penyusunan

Rencana Pembangunan Kawasan Otorita Pangan Merauke.

43Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Laporan Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2015

Page 57: LAPORAN KINERJA - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/lakip_2015.pdf · penanganan pascapanen jagung dan ... Menghasilkan publikasi

h. Penetapan BB-Pascapanen sebagai Pusat Unggulan Iptek (PUI)

Pengembangan Pusat Unggulan Iptek (PUI) yang dilaksanakan oleh

Kemenristekdikti bertujuan untuk memperkuat kelembagaan iptek. Penguatan

kelembagaan iptek merupakan langkah penting dalam penguatan sistem inovasi

nasional agar lembaga iptek dapat berkinerja tinggi dengan menghasilkan inovasi

teknologi yang sesuai dengan kebutuhan dan kapasitas adopsi pengguna teknologi

(masyarakat, industri, dan pemerintah). BB-Pascapanen merupakan salah satu

lembaga litbang yang telah dibina oleh Kemenristekdikti sejak bulan Desember 2014

untuk menjadi Pusat Unggulan Iptek. Pada tanggal 15 Desember 2015, setelah

melalui penilaian yang sangat ketat, BB-Pascapanen berhasil diakui dan ditetapkan

sebagai Pusat Unggulan Iptek oleh Kemenristekdikti dalam bidang teknologi

pascapanen pertanian. Penghargaan ini diharapkan mampu mendorong BB-

Pascapanen untuk turut berupaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat

Indonesia.

3.3. Akuntabilitas Keuangan

Pencapaian kinerja akuntabilitas keuangan BB-Pascapanen berhasil dengan

baik dalam mendukung pencapaian sasaran yang ditargetkan. Untuk membiayai

operasional, BB-Pascapanen pada tahun 2015 mendapat anggaran sebesar Rp

32.214.907.000,-. Selama TA. 2015, DIPA BB-Pascapanen mengalami revisi sebanyak

5 (lima) kali, namun revisi yang merubah pagu anggaran sebanyak 2 (dua) kali. Pada

perubahan pagu anggaran yang pertama, BB-Pascapanen mendapat tambahan

anggaran dari pagu awal sebesar Rp 30.718.907.000,- menjadi Rp 32.568.907.000,-.

Hal ini karena BB-Pascapanen mendapat tugas tambahan untuk melaksanakan

kegiatan strategis, yaitu : 1) Identifikasi Calon Lokasi, Koordinasi, Bimbingan dan

Dukungan Teknologi Upsus, TSP dan TTP, dan 2) Model revitalisasi PPK serta

penanganan pascapanen jagung dan kedelai. Pada perubahan pagu anggaran yang

kedua terjadi pengurangan anggaran dari Rp 32.568.907.000,-menjadi Rp

32.214.907.000,-. Perubahan tersebut karena adanya pengurangan anggaran untuk

pembayaran tunjangan kinerja.

Belanja dalam rangka operasional kegiatan BB-Pascapanen dilakukan dengan

mempertimbangkan prinsip efisiensi, namun tetap menjamin terlaksananya seluruh

kegiatan sebagaimana yang telah ditetapkan dalam perencanaan. Pagu anggaran BB-

Pascapanen dialokasikan untuk belanja pegawai Rp 10.069.679.000,- (31,26%),

44 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Laporan Kinerja BB- Pascapanen Tahun 2015

Page 58: LAPORAN KINERJA - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/lakip_2015.pdf · penanganan pascapanen jagung dan ... Menghasilkan publikasi

belanja barang Rp 17.536.728.000,- (54,44%), dan belanja modal Rp 4.608.500.000,-

(14,31%). Belanja barang terdiri atas belanja barang non operasional Rp

12.885.228.000,- (40,00%) dan belanja barang operasional Rp 4.651.500.000,-

(14,44%). Realisasi anggaran yang berhasil diserap untuk membiayai seluruh

kegiatan BB-Pascapanen sampai dengan 31 Desember 2015 sebesar Rp

31.242.108.343,- (96,98%), dengan realisasi per jenis belanja masing-masing

belanja pegawai Rp 9.873.292.403,- (98,05%), belanja barang Rp 16.787.622.942,-

(95,73%), dan belanja modal Rp 4.581.192.998,- (99,41%). Realisasi belanja barang

sebesar Rp 16.787.622.942, terdiri atas belanja barang non operasional sebesar Rp

12.309.361.388,- dan belanja barang operasional sebesar Rp 4.478.261.554,-

Pagu dan realisasi anggaran tahun 2015 untuk masing-masing indikator

kinerja yang ada pada perjanjian kinerja (PK) disajikan pada Tabel 16. Realisasi

anggaran untuk masing-masing indikator kinerja tersebut cukup tinggi yang berkisar

antara 96,86-98,39%. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan dapat berjalan sesuai

dengan rencana dan output yang direncanakan dapat dihasilkan dengan baik.

45Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Laporan Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2015

Sasaran Indikator Kinerja/

Kegiatan Anggaran

(Rp)

Realisasi s/d 31 Desember 2015

Rp %

Program Penciptaan Teknologi dan Inovasi Pertanian Bio -Industri

Tersedianya teknologi dan rekomendasi kebijakan pascapanen hasil pertanian untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing dalam upaya mendukung sistem pertanian-bioindustri berkelanjutan, antara lain melalui pemanfaatan nanoteknologi, iradiasi, bioprosesing dan bioinformatika

Teknologi pascapanen (penanganan dan pengolahan)

2.693.477.000 2.650.119.160 98,39

Model agrobioindustri terpadu

680.401.000 659.058.300 96,86

Rekomendasi kebijakan pengembangan pascapanen pertanian

453.533.000 439.370.715 96,88

Model revitalisasi penggilingan padi kecil, penanganan pascapanen jagung dan kedelai

2.500.000.000 2.434.298.111 97,37

Tabel 16. Pagu dan realisasi anggaran BB-Pascapanen tahun 2015 masing-masing indikator kinerja

Page 59: LAPORAN KINERJA - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/lakip_2015.pdf · penanganan pascapanen jagung dan ... Menghasilkan publikasi

Sesuai mandat, BB-Pascapanen selain mendapatkan anggaran dari APBN, juga

menerima pendapatan PNBP fungsional dari jasa layanan laboratorium. Penerimaan

PNBP fungsional BB-Pascapanen tahun 2011-2014 berkisar antara Rp 780.104.200-

Rp 1.672.342.288,- atau 78,01-418,1% dari target PNBP. Pada tahun 2015, target

PNBP fungsional sebesar Rp 1.000.000.000,- sedangkan realisasinya sampai dengan

31 Desember 2014 baru mencapai Rp 883.986.000,- (88,40%) sehingga target PNBP

tidak tercapai. Penyebab tidak tercapainya target PNBP tersebut antara lain

disebabkan oleh permintaan jasa analisis dari customer banyak terjadi menjelang

akhir tahun anggaran dan pembayarannya banyak yang terlambat sehingga

mengganggu pencapaian target. Oleh karena itu, disarankan agar pembayaran jasa

analisis laboratorium dilakukan dimuka.

46 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Laporan Kinerja BB- Pascapanen Tahun 2015

Page 60: LAPORAN KINERJA - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/lakip_2015.pdf · penanganan pascapanen jagung dan ... Menghasilkan publikasi

47Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Laporan Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2015

BAB IV

PENUTUP

Pada Renstra 2015‐2019, BB-Pascapanen telah menetapkan satu sasaran

yang akan dicapai. Keberhasilan pencapaian sasaran tersebut diukur dengan empat

indikator kinerja sasaran, yaitu : a) Teknologi Pascapanen (Penanganan dan

Pengolahan), b) Model Agrobioindustri Terpadu, c) Rekomendasi Kebijakan

Pengembangan Pascapanen Pertanian, dan d) Model Revitalisasi Penggilingan Padi

Kecil, Penanganan Pascapanen Jagung dan Kedelai. Berdasarkan hasil pengukuran

kinerja dengan membandingkan antara target dan capaian, seluruh indikator kinerja

sasaran tersebut dapat dicapai dengan kategori berhasil (capaian 100%). Hal

tersebut menunjukkan bahwa BB-Pascapanen telah melaksanakan tugas dan

fungsinya dengan baik.

Indikator kinerja sasaran “Teknologi Pascapanen (Penanganan dan

Pengolahan)” berhasil memperoleh 16 teknologi sesuai target, yang meliputi : a)

Teknologi produksi gula cair dari sorgum manis skala pilot (50 liter); b) Teknologi

produksi gula cair dari patibiji sorgum manis skala pilot (50 liter); c) Teknologi

fermentasi untuk peningkatan flavour kakao; d) Teknologi pengolahan kakao (bubuk

dan cokelat bar); e) Teknologi produksi starter siap pakai yoghurt probiotik; f)

Teknologi produksi yoghurt powder probiotik diperkaya nano vitamin A; g) Teknologi

pengolahan pisang off grade; h) Teknologi penanganan segar rambutan untuk

ekspor; i) Teknologi produksi biokomposit dari pati termoplastis untuk kemasan

ramah lingkungan; j) Teknologi produksi biofoam dari biomassa pertanian untuk

kemasan ramah lingkungan; k) Pupuk majemuk berbasis nano untuk tanaman padi; l)

Nano-silika dari limbah sekam padi untuk aplikasi pada industri pangan; m) Premix

nano-nutrien dan nano-bioselulosa dari air kelapa untuk fortifikan pada aneka

pangan; o) Teknologi pengolahan beras indeks glikemik rendah (IGR) organik; p)

Teknolologi pengolahan beras berkualitas premium dan pengolahan limbahnya; dan

q) Teknologi produksi bioetanol dari limbah tongkol jagung pada skala pilot (200 liter).

Indikator kinerja sasaran “Model Agrobioindustri Terpadu” berhasil

memperoleh 2 model sesuai target, yang meliputi : a) Model bioindustri jagung yang

menghasilkan grit (berasan jagung) dan tepung jagung bermutu tinggi; dan b) Model

pertanian bioindustri sagu di Kabupaten Sorong Selatan.

Indikator kinerja sasaran “Rekomendasi Kebijakan Pengembangan

Pascapanen Pertanian” berhasil memperoleh 4 rekomendasi kebijakan sesuai target,

Page 61: LAPORAN KINERJA - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/lakip_2015.pdf · penanganan pascapanen jagung dan ... Menghasilkan publikasi

yang meliputi : a) Rekomendasi penyediaan dan pemanfaatan pangan lokal

berkelanjutan untuk memperbaiki status gizi masyarakat dan ketahanan pangan; b)

Rekomendasi kebijakan pengendalian mikotoksin (aflaktoksin) pada pala; c)

Rekomendasi kebijakan pengendalian kontaminan logam berat pada kakao; dan d)

Rekomendasi pemanfaatan padi varietas unggul berdasarkan karakteristik

fisikokimianya.

Indikator kinerja sasaran “Model Revitalisasi Penggilingan Padi Kecil,

Penanganan Pascapanen Jagung dan Kedelai” berhasil memperoleh 1 model sesuai

target, yaitu : Model revitalisasi Penggilingan Padi Kecil (PPK) untuk peningkatan

rendemen dan mutu beras serta penurunan susut hasil jagung dan kedelai.

Keberhasilan pencapaian sasaran tersebut didukung oleh berbagai faktor,

yaitu sumberdaya manusia (peneliti dan teknisi) sebagai penghasil teknologi,

sumberdaya sarana dan prasarana penelitian serta sumberdaya anggaran. Dari aspek

tata kelola, BB-Pascapanen telah menyelaraskan sistem manajemennya dengan

standar manajemen penelitian yang ditetapkan oleh Komite Nasional Akreditasi

Pranata Penelitian dan Pengembangan (KNAPPP) untuk meningkatkan jaminan mutu

hasil litbang, termasuk didalamnya aspek monitoring dan evaluasi.

Selain faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan, terdapat beberapa

kendala yang menjadi hambatan dalam pelaksanaan kegiatan, antara lain :

a) Ketersediaan bahan baku penelitian yang sangat tergantung pada musim panen;

b) Pengadaan bahan kimia spesifik yang sulit diperoleh dan harus inden sehingga

perlu waktu yang agak lama; dan c) Jadwal pemakaian beberapa peralatan

laboratorium dan analisis sangat padat sehingga terjadi antrian pemakaian.

Beberapa kendala yang ditemukan dalam pelaksanaan kegiatan telah

diupayakan untuk diatasi, dan langkah-langkah yang telah ditempuh tersebut dapat

dijadikan langkah antisipatif dalam mengatasi hambatan dan kendala yang mungkin

dihadapi pada pelaksanaan kegiatan tahun mendatang. Langkah-langkah yang telah

dilaksanakan tersebut, yaitu : a) Merencanakan dan mempersiapkan kegiatan secara

cermat; b) Mempertimbangkan musim panen dan memprioritaskan pendanaan pada

kegiatan penelitian yang memiliki musim panen kritis (panen awal dan akhir tahun); c)

Meningkatkan kompetensi SDM peneliti dan teknisi dalam rangka pencapaian sasaran

mutu yang diharapkan; dan d) Menyusun analisis dan penanganan risiko secara

cermat untuk mengantisipasi kendala-kendala yang mungkin terjadi selama

pelaksanaan kegiatan.

48 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Laporan Kinerja BB- Pascapanen Tahun 2015

Page 62: LAPORAN KINERJA - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/lakip_2015.pdf · penanganan pascapanen jagung dan ... Menghasilkan publikasi

LAMPIRAN

49Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Laporan Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2015

Page 63: LAPORAN KINERJA - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/lakip_2015.pdf · penanganan pascapanen jagung dan ... Menghasilkan publikasi

50 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Laporan Kinerja BB- Pascapanen Tahun 2015

Page 64: LAPORAN KINERJA - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/lakip_2015.pdf · penanganan pascapanen jagung dan ... Menghasilkan publikasi

BAG

IAN

TATA U

SAH

A

SU

BBAG

RU

MAH

TAN

GG

A D

AN

PERLE

NG

KAPAN

KELO

MPO

K J

ABATAN

FU

NG

SIO

NAL

KE

PA

LA

BB

-PA

SC

AP

AN

EN

SU

BBAG

KEPEG

AW

AIA

N

SU

BBAG

KEU

AN

GAN

BID

AN

G P

RO

GRAM

DAN

EVALU

ASI

BID

AN

G K

ERJA

SAM

A D

AN

PEN

DAYAG

UN

AAN

HASIL

PEN

ELI

TIA

N

SEKSI

KERJA

SAM

A

SEKSI

PEN

DAYAG

UN

AAN

H

ASIL

PEN

ELI

TIA

NSEKSI

PRO

GRAM

SEKSI

EVALU

ASI

La

mp

ira

n 1

. S

tru

ktu

r O

rga

nis

asi

BB

-Pa

sca

pa

ne

n

51Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Laporan Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2015

Page 65: LAPORAN KINERJA - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/lakip_2015.pdf · penanganan pascapanen jagung dan ... Menghasilkan publikasi

No Jabatan Fungsional

Pendidikan Jumlah

S3 S2 S1 SM/D3 SLA < SLA

1. Peneliti 12 33 12 57

2. Teknisi Litkayasa - - 1 9 8 - 18

3. Arsiparis - - - - 1 - 1

4. Pustakawan - - 1 - - - 1

5. Fungsional Umum - 1 12 1 35 6 55

6. Struktural - 4 1 - - - 5

Jumlah 12 38 27 10 44 6 137

No. Jabatan

Fungsional 2010 2011 2012 2013 2014 2015

1. Peneliti Utama 12 9 8 10 10 9

2. Peneliti Madya 21 21 17 14 16 14

3. Peneliti Muda 6 8 15 15 15 17

4. Peneliti Pertama 18 17 13 18 18 16

5. Peneliti Non Klas 11 12 8 0 0 0

Total 68 67 61 57 59 56

Lampiran 2. Sumberdaya Manusia dan Anggaran BB-Pascapanen

a. Jumlah pegawai BB-Pascapanen tahun 2015 berdasarkan pendidikan dan jabatan fungsional

b. Jumlah peneliti berdasarkan jabatan fungsional periode 2010-2015

Tahun DIPA BB-Pascapanen

(Rp)

Kerjasama (Rp)

2010 15.964.929.000,- 1.686.474.636,-

2011 17.950.140.000, - 2.186.224.273,-

2012 20.101.287.000, - 1.900.000.000,-

2013 44.294.770.000,- 2.212.691.000,-

2014 28.994.602.000,- 2.612.525.000,-

2015 32.214.907.000, - 2.501.872.000,-

c. Anggaran DIPA BB-Pascapanen dan kerjasama TA. 2010-2015

52 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Laporan Kinerja BB- Pascapanen Tahun 2015

Page 66: LAPORAN KINERJA - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/lakip_2015.pdf · penanganan pascapanen jagung dan ... Menghasilkan publikasi

La

mp

ira

n 3

. R

en

ca

na

Kin

erj

a T

ah

un

an

Ta

hu

n 2

01

5.

53Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Laporan Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2015

Page 67: LAPORAN KINERJA - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/lakip_2015.pdf · penanganan pascapanen jagung dan ... Menghasilkan publikasi

Lampiran 4. Perjanjian Kinerja Tahun 2015

54 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Laporan Kinerja BB- Pascapanen Tahun 2015

Page 68: LAPORAN KINERJA - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/lakip_2015.pdf · penanganan pascapanen jagung dan ... Menghasilkan publikasi

55Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Laporan Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2015

Page 69: LAPORAN KINERJA - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/lakip_2015.pdf · penanganan pascapanen jagung dan ... Menghasilkan publikasi

Lampiran 5. Pagu dan Realisasi Anggaran Tahun 2015

56

Realisasi s/d 31 Des.

2015

Rp (000) %

Program Penciptaan Teknologi dan Inovasi Pertanian Bio -Industri

Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

1. Laporan Pengelolaan Satker 12 Lap

- Perencanaan Program dan

Penyusunan Anggaran

411.633 402.533 97,79

- Monev dan Sistem

Pengendalian Intern

165.000 163.123 98,86

- Rapat Kerja, Koordinasi

Institusional, Pengelolaan

Kelembagaan Kelti, Anjak

Litbang Pascapanen dan

Koordinasi Penugasan Peneliiti

1.132.498 1.103.101 97,40

- Pembinaan Organisasi dan

Ketatausahaan

1.438.958 1.191.639 82,81

2. Laporan Pelaksanaan

Diseminasi Teknologi

7 Lap

- Pelaksanaan Diseminasi

Teknologi Litbang Pascapanen

5.838.855 5.629.688 96,42

3. Laporan Pengembangan

Kerjasama

1 Lap

- Pelaksanaan Kerjasama

Litbang Pascapanen Pertanian

70.873 70.729 99,80

4. Jumlah Teknologi Pascapanen

(Penanganan dan Pengolahan)

16

Teknologi

- Teknologi Pascapanen

(Penanganan dan

Pengolahan)

2.693.477 2.650.119 98,39

5. Jumlah Model Agrobioindustri

Terpadu

2 Model

- Model Agrobioindustri

Terpadu

680.401 659.058 96,86

6. Jumlah Rekomendasi Kebijakan

Pengembangan Pascapanen

Pertanian

3

Rekomen-

dasi

- Rekomendasi Kebijakan

Pengembangan Pascapanen

Pertanian

453.533 439.371 96,88

Pagu

Anggaran

(Rp 000)

No Program/Kegiatan/

Output Volume

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Laporan Kinerja BB- Pascapanen Tahun 2015

Page 70: LAPORAN KINERJA - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/lakip_2015.pdf · penanganan pascapanen jagung dan ... Menghasilkan publikasi

No Program/Kegiatan/

Output Volume

Pagu

Anggaran

(Rp 000)

Realisasi s/d 31 Des.

2015

Rp (000) %

7. Layanan Perkantoran 12 Bulan

- Pelaksanaan Layanan

Perkantoran Litbang

Pascapanen

14.721.179 14.351.554 97,49

8. Kendaraan Bermotor 2 Unit

- Kendaraan Diinas Roda -3 60.600 60.490 99,82

8. Perangkat Pengolah Data dan

Komunikasi

55 Unit

- Peralatan Pengolah Data dan

Komunikasi

866.375 861.083 99,39

9. Peralatan dan Fasilitas

Perkantoran

81 Unit

- Peralatan dan Fasilitas

Pelaksanaan Perkantoran

1.587.738 1.574.280 99,15

10. Gedung/Bangunan 1.350 M2

- Pengaspalan jalan,

Penerangan, Perapihan saliran

dan taman Halaman kantor

dan interior

2.093.787 2.085.340 99,60

Total 32.214.907 31.242.108 96,98

57Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Laporan Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2015

Page 71: LAPORAN KINERJA - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/lakip_2015.pdf · penanganan pascapanen jagung dan ... Menghasilkan publikasi

58 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

(teknologi) Realisasi

(teknologi) %

(1) (2) (3) (4) (5)

Tersedianya teknologi dan rekomendasi kebijakan pascapanen hasil pertanian untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing dalam upaya mendukung sistem pertanian-bioindustri berkelanjutan, antara lain melalui pemanfaatan nanoteknologi, iradiasi, bioprosesing dan bioinformatika

A. Teknologi Pascapanen (Penanganan dan

Pengolahan)

16 16 100

1. Teknologi Pengolahan Sorgum Manis Mendukung Pengembangan Pertanian Bioindustri

2 2 100

2. Peningkatan Nilai Tambah Kakao Melalui Penerapan Teknologi Penanganan dan Pengolahan

2 2 100

3. Peningkatan Nilai Tambah dan Daya Saing Produk Olahan Susu untuk Pengembangan Model Pertanian Bioindustri Susu

2 2 100

4. Bioindustri Buah Pisang dan Rambutan berbasis Penanganan Segar untuk Pemasaran Ekspor

2 2 100

5. Pemanfaatan Biomassa Pertanian untuk Pengembangan Bioindustri Kemasan Ramah Lingkungan

2 2 100

6. Penelitian dan Pengembangan Nano Pertanian Bioindustri

3 3 100

7. Teknologi Pengolahan Beras Fungsional dan Pemanfaatan Hasil Samping

2 2 100

8. Penggandaan Skala Produksi Bioetanol Berbasis Limbah Jagung

1

1

100

B. Model Agrobioindustri Terpadu

2 2 100

1. Model Pertanian Bioindustri Jagung

1 1 100

2. Model Pertanian Bioindustri Sagu

1 1 100

Lampiran 6. Pengukuran Kinerja Tahun 2015

Laporan Kinerja BB- Pascapanen Tahun 2015

Page 72: LAPORAN KINERJA - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/lakip_2015.pdf · penanganan pascapanen jagung dan ... Menghasilkan publikasi

(1) (2) (3) (4) (5)

A. Rekomendasi Kebijakan

Pengembangan Pascapanen Pertanian

4 4 100

1. Analisis Kebijakan Teknologi Pascapanen Berbasis Komoditas Lokal Untuk Meningkatkan Ketahanan

Pangan

1 1 100

2. Analisis Kebijakan Teknologi Pengendalian Kontaminan Utama untuk Peningkatan Keamanan Pangan Komoditas

Pertanian

2 2 100

3. Karakterisasi Sifat Fisikokimia

Varietas Unggul Baru Padi

1 1 100

B. Model Revitalisasi

Penggilingan Padi Kecil, Penanganan Pascapanen Jagung dan Kedelai

1

1

100

1. Model Revitalisasi

Penggilingan Padi Kecil, Penanganan Pascapanen Jagung dan Kedelai

1 1 100

59Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Laporan Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2015

Page 73: LAPORAN KINERJA - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/lakip_2015.pdf · penanganan pascapanen jagung dan ... Menghasilkan publikasi

Produk Gula cair dari batang sorgum manis hasil evaporasi dengan

kompordan vacuum evaporator

Lampiran 7. Produk yang Dihasilkan dari Indikator Kinerja "Teknologi Pascapanen (Penanganan dan Pengolahan)

Produk cokelat bar hasil formulasi (kiri) dan biji kakao hasil fermentasi dengan

starter S. cerevisiae dan L. plantarum (kanan)

a. Kegiatan Teknologi Pengolahan Sorgum Manis Mendukung Pengembangan Pertanian Bioindustri

b. Peningkatan Nilai Tambah Kakao Melalui Penerapan Teknologi Penanganan dan

Pengolahan

60 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Laporan Kinerja BB- Pascapanen Tahun 2015

Page 74: LAPORAN KINERJA - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/lakip_2015.pdf · penanganan pascapanen jagung dan ... Menghasilkan publikasi

c. Peningkatan Nilai Tambah dan Daya Saing Produk Olahan Susu untuk Pengembangan Model Pertanian Bioindustri Susu

d. Bioindustri Buah Pisang dan Rambutan berbasis Penanganan Segar untuk Pemasaran Ekspor

Kering

Basah

Produk starter kering dan yoghurt yang dihasilkan (kiri) dan yoghurt powder yang diperkaya nano-vitamin A hasil rehidrasi (kanan)

Produk fruity mie (kiri) dan banana bar dari pisang off-grade (kanan)

61Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Laporan Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2015

Page 75: LAPORAN KINERJA - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/lakip_2015.pdf · penanganan pascapanen jagung dan ... Menghasilkan publikasi

e. Pemanfaatan Biomassa Pertanian untuk Pengembangan Bioindustri Kemasan Ramah Lingkungan

Biofoam selulosa 3% (rami, abaca dan kenaf)

Sekam padi

Komersial

f. Penelitian dan Pengembangan Nano Pertanian Bioindustri

Produk pupuk nano-zeolit K (kiri), nanosilika sekam padi (tengah), dan nanobioselulosa dari limbah air kelapa (kanan)

62 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Laporan Kinerja BB- Pascapanen Tahun 2015

Page 76: LAPORAN KINERJA - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/lakip_2015.pdf · penanganan pascapanen jagung dan ... Menghasilkan publikasi

g. Teknologi Pengolahan Beras Fungsional dan Pemanfaatan Hasil Samping

Unit produksi beras berkualitas premium (kiri) dan produk beras berkualitas premium (kanan)

63Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Laporan Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2015

Page 77: LAPORAN KINERJA - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/lakip_2015.pdf · penanganan pascapanen jagung dan ... Menghasilkan publikasi

Lampiran 8. Dokumen (foto) kegiatan pada Indikator Kinerja “Model Agrobioindustri Terpadu”

a. Model Pertanian Bioindustri Jagung

Aktivitas produksi di "rumah jagung" dan produk yang dihasilkan (berasan dan tepung jagung)

64 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Laporan Kinerja BB- Pascapanen Tahun 2015

Page 78: LAPORAN KINERJA - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/lakip_2015.pdf · penanganan pascapanen jagung dan ... Menghasilkan publikasi

65Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Laporan Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2015

b. Model Pertanian Bioindustri Sagu

Aktivitas produksi di "mini plan sagu" dan "rumah sagu" sebagai media promosi dan outlet pemasaran

Page 79: LAPORAN KINERJA - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/lakip_2015.pdf · penanganan pascapanen jagung dan ... Menghasilkan publikasi

66 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Laporan Kinerja BB- Pascapanen Tahun 2015

Lampiran 9. Dokumen (foto) kegiatan pada Indikator Kinerja "Rekomendasi Kebijakan Pengembangan Pascapanen Pertanian”

a. Analisis Kebijakan Teknologi Pascapanen Berbasis Komoditas Lokal Untuk Meningkatkan Ketahanan Pangan

Kegiatan introduksi pangan lokal kepada kelompok sasaran (Kelompok binaan BB-Pascapanen, PKK Kec. Bogor Tengan dan siswa Sekolah Dasar)

b. Analisis Kebijakan Teknologi Pengendalian Kontaminan Utama untuk Peningkatan Keamanan Pangan Komoditas Pertanian

Contoh biji pala terserang jamur penghasil aflatoksin (kiri) dan pengeringan biji kakao yang tidak sesuai dengan Good Handling Practices (GHP)

Page 80: LAPORAN KINERJA - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/lakip_2015.pdf · penanganan pascapanen jagung dan ... Menghasilkan publikasi

GKG bersih ka 14%

GKG(40%)PK (60%)

Sekam

GKG

PK

Milling dan Spiral diganti

dgn stainless steel

Beras kls 3

Beras kls 2

Beras kls 1

KRISTAL

BLOWER

PENGABUT

Gabah yg baikmenghasilkan

60 % PK

HUSKER

SEPARATOR

POLISHER

Lampiran 10. Dokumen (foto) kegiatan pada Indikator Kinerja “Model Revitalisasi Penggilingan Padi Kecil, Penanganan Pascapanen Jagung dan Kedelai”

Model revitalisasi Penggilingan Padi Kecil (PPK) yang diintroduksikan

67Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Laporan Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2015

Page 81: LAPORAN KINERJA - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/lakip_2015.pdf · penanganan pascapanen jagung dan ... Menghasilkan publikasi

Lampiran 11. Dokumen (foto) kegiatan yang menghasilkan outcome

a. Teknologi Produksi Minuman Buah Manggis

Unit pengolahan hasil (UPH) minuman buah manggis dan label kemasan produknya di Gapoktan Sepakat, Kabupaten Tanggamus

b. Teknologi Produksi Saus Cabai dan Tomat

Produk saos cabai dan tomat hasil produksi Gapoktan Reje Kumala, Kabupaten Benner Meriah, Propinsi Aceh

68 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Laporan Kinerja BB- Pascapanen Tahun 2015

Page 82: LAPORAN KINERJA - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/lakip_2015.pdf · penanganan pascapanen jagung dan ... Menghasilkan publikasi

c. Revitalisasi Penggilingan Padi Kecil (PPK)

B A

C

Contoh unit revitalisasi PPK dengan penambahan unit cleaner (A), separator (B), penyosoh yang dilengkapi water polish (C)

d. Revitalisasi Penanganan Pascapanen Jagung dan Kedelai

Kegiatan pascapanen jagung di Kec. Tondano Utara, Kab. Minahasa setelah revitalisasi (atas) dan pascapanen kedelai di Kec. Jatiwangi, Kab. Majalengka, Jawa

Barat

69Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Laporan Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2015

Page 83: LAPORAN KINERJA - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/lakip_2015.pdf · penanganan pascapanen jagung dan ... Menghasilkan publikasi

b. Penetapan BB-Pascapanen sebagai Pusat Unggulan Iptek (PUI)

a. Seminar Internasional

Lampiran 12. Dokumen (Foto) Kinerja Lainnya (Kegiatan Diseminasi Teknologi, Kerjasama dan Penghargaan)

Pembukaan International Workshop oleh Sekretaris Balitbangtan (kiri) dan plenary session (kanan)

Penyerahan sertifikat Pusat Unggulan Iptek oleh Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi

70 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Laporan Kinerja BB- Pascapanen Tahun 2015

Page 84: LAPORAN KINERJA - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/lakip_2015.pdf · penanganan pascapanen jagung dan ... Menghasilkan publikasi

a. Pagu Anggaran

Komposisi pagu anggaran BB-Pascapanen TA. 2015 per jenis belanja

Lampiran 13. Komposisi Pagu Anggaran DIPA Tahun 2015 dan Realisasi PNBP Jasa Laboratorium

Target dan realisasi PNBP tahun 2011 - 2015

2,000,000

1,500,000

1,000,000

500,000

02011 2012 2013 2014 2015

Target (Rp. 000)

Realisasi (Rp. 000)Targ

et

dan r

ealis

asi

b. Realisasi PNBP

71Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Laporan Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2015

Belanja PegawaiBelanja BarangBelanja Modal

14,31%

31,25%

54,44%

Page 85: LAPORAN KINERJA - pascapanen.litbang.pertanian.go.idpascapanen.litbang.pertanian.go.id/profil/file_ppid/lakip_2015.pdf · penanganan pascapanen jagung dan ... Menghasilkan publikasi