laporan kunjungan perusahaan+keselamatan maret

39
WALK THROUGH SURVEY DI PERUSAHAAN PT. MARTINA BERTO TBK 5 MARET 2015 KESELAMATAN KERJA Kelompok III Andreas Ronald B. S, S. Ked Malvin Giovanni, S. Ked Claudia Marisca, S. Ked Febriani Muldiati, S. Ked Eva Maris Sahara¸ S. Ked Cathrine Grace T, S. Ked Siti Halida Zoraida S, S. Ked Fitri Nur Laeli, S. Ked I.G.A Satwika Pramita, S. Ked Maria Ulfa Noor Alika, S. Ked

Upload: aya-alamsjah

Post on 23-Dec-2015

70 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

laporan kunjungan

TRANSCRIPT

WALK THROUGH SURVEY DI PERUSAHAAN

PT. MARTINA BERTO TBK

5 MARET 2015

KESELAMATAN KERJA

Kelompok III

Andreas Ronald B. S, S. Ked

Malvin Giovanni, S. Ked

Claudia Marisca, S. Ked

Febriani Muldiati, S. Ked

Eva Maris Sahara¸ S. Ked

Cathrine Grace T, S. Ked

Siti Halida Zoraida S, S. Ked

Fitri Nur Laeli, S. Ked

I.G.A Satwika Pramita, S. Ked

Maria Ulfa Noor Alika, S. Ked

PELATIHAN HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA

KEMENTRIAN KETENAGAKERJAAN INDONESIA

PERIODE 2 MARET – 9 MARET 2015

JAKARTA

BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

II. Dasar Hukum

1. UU No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja.

2. UU RI No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.

3. UU Uap tahun 1930.

4. Peraturan Uap tahun 1930.

5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. Per 01/MEN/1980

tentang keselamatan dan kesehatan tenaga kerja pada konstruksi bangunan.

6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. Per 04/MEN/1980

tentang syarat-syarat pemasangan dan pemeliharaan alat pemadam api

ringan.

7. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. Per 01/MEN/1982

tentang bejana tekanan.

8. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per 04/MEN/1985 tentang pesawat

tenaga dan produksi.

9. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per 05/MEN/1985 tentang pesawat

angkat-angkut.

10.Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per 02/MEN/1989 tentang

pengawasan instalasi penyalur petir.

11.Keputusan menteri tenaga kerja RI No. Kep 186/MEN/1999 tentang

penanggulangan kebakaran di tempat kerja.

12.Keputusan menteri tenaga kerja RI No. Kep 187/MEN/1999 tentang

pengendalian bahan kimia berbahaya.

13.Keputusan menteri tenaga kerja RI No. Kep 75/MEN/2002 tentang

pemberlakuan SNI No SNI 04-0225-2000 mengenai persyaratan umum

instalasi listrik 2000 (PUIL 2000) di tempat kerja.

2

14.Surat keputusan direktur jenderal pembinaan dan pengawasan

ketenagakerjaan nomor 113 ahun 2006 tentang pedoman dna pembinaan

teknis petugas K3 ruang terbatas

15.Surat keputusan direktur jenderal pembinaan dan pengawasan

ketenagakerjaan nomor 45/DJPPK/IX/2008 tentang pedoman keselamatan

dan kesehatan kerja bekerja pada ketinggian dengan menggunakan akses

tali (rope access).

III. Profil Perusahaan

a. Sejarah perusahaan

PT. Martina Berto Tbk merupakan perusahaan yang didirikan pada tahun 1977

oleh Dr HC. Martha Tilaar, (alm) Pranata Bernard, dan Theresa Bu Harsini Setiady.

Perusahaan ini berlokasi di Jalan Pulokambing II no.1, kawasan Industri

Pulogadung. Perusahaan ini bergerak di bidang barang kosmetik, obat tradisional

(jamu) dan pemasaran serta perdagangan kosmetik, perawatan kecantikan dan

barang-barang obat tradisional. Selain itu, perusahaan memiliki dukungan dari

kegiatan bisnis yang dilakukan oleh anak perusahaannya, PT Cedefindo, yang

merupakan kosmetik manufaktur kontrak atau makloon dengan kering, semi-padat,

cairan, dan aerosol.

Pada tahun 1981 perusahaan ini mendirikan pabrik di kawasan industri

Pulogadung dengan partnership Grup Kalbe. Setelah dua tahun kemudian,

mendirikan pabrik keduanya PT.  Sari Ayu Indonesia untuk mendukung distribusin

kosmetik. Dari tahun 1988 - 1995 mereka melakukan konsolidasi dari beberapa

bisnis yang diperoleh oleh Martha Tilaar Group menjadi PT. Martina Berto.

Pada tahun 1999 PT. Martino Berto resmi menjadi perusahaan keluarga

Martha Tilaar.

Tahun 2006 - 2008 meluncurkan produk dalam keindahan dan segmen

perawatan pribadi. Jaringan ekspornya semakin meluas ke pasar Eropa

(Yunani dan Ukraina) dan Asia (Jepang, Hongkong, dan Taiwan).

Tahun 2010, meluncurkan toko ritel baru. Martha Tilaar Shop (MTS), di luar

Indonesia untuk meraih pangsa pasar Internasional.

b. Visi dan misi perusahaan

3

Visi

Untuk menjadi salah satu perusahaan terkemuka dunia dalam perawatan

kecantikan dan industri spa dengan nuansa alam dan nilai timur, melalui

teknologi modern, penelitian dan pengembangan untuk mengoptimalkan nilai

tambah kepada konsumen dan stakeholder lainnya.

Misi

Untuk mengembangkan, memproduksi, dan memasarkan produk-produk

perawatan kecantikan dan spa dengan nuansa alam & timur dan standar

kualitas internasional untuk memenuhi kebutuhan konsumen di berbagai

segmen pasar dengan portofolio yang sehat mampu mencapai peringkat tiga

besar di setiap segmen di Indonesia.

Untuk menyediakan layanan pelanggan yang sangat baik untuk semua

pelanggan dalam proporsi seimbang, termasuk pelanggan konsumen dan

perdagangan;

Untuk menjaga kondisi keuangan yang sehat dan pertumbuhan yang

berkelanjutan;

Untuk merekrut, melatih, dan mempertahankan tenaga kerja yang kompeten

dan produktif sebagai bagian dari aktiva Perusahaan;

Untuk mempertahankan metode yang efisien dan efektif operasi, sistem, dan

teknologi di seluruh organisasi dan unit bisnis;

Untuk menerapkan Good Corporate Governance secara konsisten untuk

kepentingan semua stakeholder;

Untuk memberikan return atas investasi yang adil untuk dia pemegang

saham;

Untuk memperluas pasar internasional pada kosmetik dan produk herbal

dengan fokus jangka menengah pada kawasan Asia Pasifik dan fokus jangka

panjang di pasar global dengan produk yang dipilih dan merek.

c. Jumlah pegawai perusahaan

Jumlah pekerja sebanyak ± 1600 orang pekerja. Jam kerja pegawai dibagi

menjadi 2 shift utama.

d. Sektor usaha

4

Perusahaan ini bergerak di bidang barang kosmetik, obat tradisional (jamu) dan

pemasaran serta perdagangan kosmetik, perawatan kecantikan dan barang-barang

obat tradisional.

1. Segment A Plus

Dewi Sri Spa Martha Tilaar, PAC Martha Tilaar, Martha Tilaar Solutions, Jamu

Garden Martha Tilaar

2. Segment A

Biokos Martha Tilaar, Rudi Hadisuwarno Martha Tilaar

3. Segment B

Sariayu Tilaar Martha, Martha Tilaar Caring Colours, Belia Martha Tilaar

4. Segment C

Mirabella, Cempaka,Pesona, Martina. Currently, Pesona and Martina

products have been sold in Malaysia through direct selling.

e. Jam kerja

Factory : Jam Kerja  : 07.30 – 14.30  Shfit I  dan Shift II 15.30 – 22.00

Office    : Jam Kerja : 08.00  - 16.30

f. Asuransi

Karyawan Tetap   Provider Asuransi AVIVA sesuai plafon Karyawan

BPJS Kesehatan : Karyawan Kontrak

Dalam menangani kasus emergensi perusahaan bekerjasama dengan RS

Antam, RS Jayakarta dan RS Persahabatan.

g. Sertifikasi perusahaan

Pada tahun 1996 menjadi pabrik kosmetik pertama di Indonesia yang

mendapatkan sertifikat ISO 9001. Tahun 2000 menjadi satu‐satunya pendiri UN

Global Compact dari Asia, mendapatkan sertifikat ISO 14001 dan sertifikat GMP:

CPKB (Cara Produksi Kosmetika yang Baik) dan CPOTB (Cara Produksi Obat

Tradisional yang Baik).

h. Kelembagaan P2K3

Total P2k3     : 56 Orang

Pertugas K3   : 20 Orang

5

Pelatihan        : Tanggap Darurat untuk DAMKAR

                           Emergency Respond Kecelakaan Kerja

Sertifikasi P3k : PMI dan Disnakertrans

Prose Kerjanya :  Standby di masing masing Bagian

Bekerja sesuai kejadian darurat

PJK3               : Sesuai kualifikasinya masing :

                          AK3 Umum

                          AK 3 Kimia, DAMKAR

IV. Alur Produksi

Rencana produksi bulanan dihitung oleh bagian PPIC. Dari rencana produksi

ini bagian produksi akan menghitung jumlah jam orang yang diperlukan berdasarkan

standar jam orang yang telah ditetapkan oleh bagian IE (Industrial Engineering). Jam

orang adalah jumlah jam produksi dikali dengan jumlah orang yang diperlukan

melaksanakan produksi tersebut. Hal ini berkaitan dengan efisiensi dan produktifitas

perusahaan.

Dalam pelaksanaanya, produksi akan meminta bahan baku ke gudang bahan

baku menggunakan dokumen PWO (Proccess Work Order). Gudang akan

menyiapkan kebutuhan sesuai dengan PWO dan hasil penimbangan akan diperiksa

ulang oleh produksi. Jika semua bahan telah siap, produksi akan mengolah bahan

tersebut sesuai dengan LPP (Lembar Petunjuk Proses). Tiap langkah LPP yang

telah dilaksanakan kemudian diparaf oleh operator dan pengawas yang

bersangkutan dan setiap penyimpangan, adjusting, atau segala perbaikan yang tidak

tertera di LPP akan dicatat sebagai pedoman pemeriksaan dan penelusuran jika

terjadi kesalahan. Proses pencucian dan sanitasi mesin produksi dilakukan setiap

pergantian batch ataupun pergantian produk dengan prosedur yang telah ditetapkan.

Selama proses hingga dihasilkan produk ruahan, dibagian produksi terdapat

tim dari QC untuk melakukan pengawasan mutu pada tiap akhir proses sebelum

pengemasan. QC akan memeriksa kesesuain spesifikasi produk tersebut dengan

standar yang telah ditetapkan sebelumnya. Jika telah memenuhi spesifikasi tersebut

dapat diteruskan untuk pengemasan dan jika kurang memenuhi, bagian produksi

akan melakukan adjusting. Segala perbaikan yang dilakukan terhadap produk harus

dicatat LPP dan didokumentasikan. Produk ruahan yang telah dinyatakan lulus oleh

QC kemudian akan dikemas. Permintaan bahan kemas ke gudang menggunakan

6

dokumen PCO (Packing Order) dan pengemasan dilakukan berdasarkan prosedur

pengemasan dari R&D yang disebut LPK (Lembar Petunjuk Kemas).

Secara umum produksi kosmetik yang dilakukan di PT Martina Berto Tbk. ada

4 macam yaitu produksi liquid, lipstik, make-up base, dan dekoratif. Masing- masing

produksi tersebut memiliki supervisor yang bertanggung jawab secara langsung

pada manager produksi.

Gambar. Alur produksi PT Martina Berto Tbk

V. Landasan Teori

Keselamatan berasal dari bahasa Inggris yaitu kata ‘safety’ dan biasanya

selalu dikaitkan dengan keadaan terbebasnya seseorang dari peristiwa celaka

(accident) atau nyaris celaka (near-miss). Jadi pada hakekatnya keselamatan

sebagai suatu pendekatan keilmuan maupun sebagai suatu pendekatan praktis

mempelajari faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan dan

berupaya mengembangkan berbagai cara dan pendekatan untuk memperkecil

resiko terjadinya kecelakaan (Syaaf, 2007).

Menurut Bennett N.B. Silalahi dan Rumondang (1991:22 dan 139) menyatakan

keselamatan merupakan suatu usaha untuk mencegah setiap perbuatan atau

kondisi tidak selamat yang dapat mengakibatkan kecelakaan sedangkan kesehatan

7

kerja yaitu terhindarnya dari penyakit yang mungkin akan timbul setelah memulai

pekerjaannya. Sedangkan pendapat Leon C Meggison yang dikutip oleh Prabu

Mangkunegara (2000:161) bahwa istilah keselamatan mencakup kedua istilah yaitu

resiko keseamatan dan resiko kesehatan. Dalam kepegawaian, kedua istilah

tersebut dibedakan, yaitu Keselamatan kerja menunjukan kondisi yang aman atau

selamat dari penderitaan, kerusakan atau kerugian ditempat kerja. Resiko

keselamatan merupakan aspek-aspek dari lingkungan kerja yang dapat

menyebabkan kebakaran, ketakutan aliran listrik, terpotong, luka memar, keseleo,

patah tulang, kerugian alat tubuh, penglihatan, dan pendengaran. Semua itu sering

dihubungan dengan perlengkapan perusahaan atau lingkungan fisik dan mencakup

tugas-tugas kerja yang membutuhkan pemeliharaan dan latihan.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa keselamatan adalah suatu usaha

untuk mencegah terjadinya kecelakaan sehingga manusia dapat merasakan kondisi

yang aman atau selamat dari penderitaan, kerusakan atau kerugian terutama untuk

para pekerja konstruksi. Agar kondisi ini tercapai di tempat kerja maka diperlukan

adanya keselamatan kerja. Keselamatan kerja secara filosofi diartikan sebagai suatu

pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah

maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya serta

hasil budaya dan karyanya. Dari segi keilmuan diartikan sebagai suatu pengetahuan

dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan

penyakit akibat kerja (Purnama, 2010).

Keselamatan kerja adalah faktor yang sangat penting agar suatu proyek dapat

berjalan dengan lancar. Dengan situasi yang aman dan selamat, para pekerja akan

bekerja secara maksimal dan semangat.Keselamatan kerja adalah kondisi

keselamatan yang bebas dari resiko kecelakaan dan kerusakan di tempat kerja yang

mencakup tentang kondisi bangunan, kondisi mesin, peralatan keselamatan, dan

kondisi pekerja (Simanjuntak, 1994). Menurut Suma’mur pada tahun 1993

keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat

kerja, bahan, dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya

serta cara-cara melakukan pekerjaan. Kemudian pada tahun 2001 Suma’mur

memperbaharui pengertian dari keselamatan kerja yaitu rangkaian usaha untuk

menciptakan suasana kerja yang aman dan tentram bagi para karyawan yang

bekerja di perusahaan yang bersangkutan.

8

Pengertian di atas hampir sama dengan pengertian yang dikemukakan oleh

Mangkunegara (2002), bahwa secara umum keselamatan kerja dapat dikatakan

sebagai ilmu dan penerapannya yang berkaitan dengan mesin, pesawat, alat kerja,

bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungan kerja serta

cara melakukan pekerjaan guna menjamin keselamatan tenaga kerja dan aset

perusahaan agar terhindar dari kecelakaan dan kerugian lainnya. Keselamatan kerja

juga meliputi penyediaan Alat Pelindung Diri (APD), perawatan mesin dan

pengaturan jam kerja yang manusiawi. Slamet (2012) juga mendefinisikan tentang

keselamatan kerja. Keselamatan kerja dapat diartikan sebagai keadaan terhindar

dari bahaya selama melakukan pekerjaan. Dengan kata lain keselamatan kerja

merupakan salah satu faktor yang harus dilakukan selama bekerja, karena tidak

yang menginginkan terjadinya kecelakaan di dunia ini. Keselamatan kerja sangat

bergantung .pada jenis, bentuk, dan lingkungan dimana pekerjaan itu dilaksanakan.

Unsur-unsur penunjang keselamatan kerja adalah sebagai berikut:

a) Adanya unsur-unsur keamanan dan kesehatan kerja

b) Adanya kesadaran dalam menjaga keamanan dan kesehatan kerja.

c) Teliti dalam bekerja

d)Melaksanakan prosedur kerja dengan memperhatikan keamanan dan

kesehatan kerja.

Faktor keselamatan kerja menjadi penting karena sangat terkait dengan kinerja

karyawan dan pada gilirannya pada kinerja perusahaan. Semakin tersedianya

fasilitas keselamatan kerja semakin sedikit kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja

seperti pernyataan Jackson (1999) bahwa keselamatan adalah merujuk pada

perlindungan terhadap kesejahteraan fisik seseorang terhadap cedera yang terkait

dengan pekerjaan.

Dalam melaksanakan K3, terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan yaitu:

1. Identifikasi potensi bahaya

Merupakan tahapan yang dapat memberikan informasi secara menyeluruh dan

mendetail mengenai risiko yang ditemukan dengan menjelaskan konsekuensi

dari yang paling ringan sampai dengan yang paling berat. Pada tahap ini harus

dapat mengidentifikasi hazard yang dapat diramalkan (foreseeable) yang timbul

dari semua kegiatan yang berpotensi membahayakan kesehatan dan

keselamatan terhadap:

1. Karyawan

9

2. Orang lain yg berada ditempat kerja

3. Tamu dan bahkan masyarakat sekitarnya

Pertimbangan yang perlu diambil dalam identifikasi risiko antara lain :

1. Kerugian harta benda (Property Loss)

2. Kerugian masyarakat

3. Kerugian lingkungan

Identifikasi risiko dapat dilakukan dengan melalui tahapan-tahapan sebagai

berikut:

1. Apa Yang Terjadi Hal ini dilakukan untuk mendapatkan daftar yang

komprehensif tentang kejadian yang mungkin mempengaruhi tiap-tiap elemen.

2. Bagaimana dan mengapa hal itu bisa terjadi Setelah mengidentifikasi daftar

kejadian sangatlah penting untuk mempertimbangkan penyebab-penyebab yang

mungkin ada/terjadi.

3. Alat dan Tehnik Metode yang dapat digunakan untuk identifikasi risiko antara

lain adalah: a. Inspeksi b. Check list c. Hazops (Hazard and Operability Studies)

d. What if e. FMEA (Failure Mode and Effect Analysis) f. Audits g. Critical

Incident Analysis h. Fault Tree Analysis i. Event Tree Analysis j. Dll Dalam

memilih metode yang digunakan tergantung pada type dan ukuran risiko.

2. Penilaian Risiko

Terdapat 3 ( tiga) sasaran yang akan dicapai dalam pelaksanaan penilaian risiko

di tempat kerja yaitu untuk :

a. mengetahui, memahami dan mengukur risiko yang terdapat di tempat kerja;

b. menilai dan menganalisa pengendalian yang telah dilakukan di tempat kerja;

c. melakukan penilaian finansial dan bahaya terhadap risiko yang ada.

d. mengendalikan risiko dengan memperhitungkan semua tindakan

penanggulangan yang telah diambil;

3. Pengendalian Risiko

Pengendalian dapat dilakukan dengan hirarki pengendalian risiko sebagai berikut:

1. Eliminasi Menghilangkan suatu bahan/tahapan proses berbahaya

2. Substitusi

a. Mengganti bahan bentuk serbuk dengan bentuk pasta

b. Proses menyapu diganti dengan vakum

c. Bahan solvent diganti dengan bahan deterjen

d. Proses pengecatan spray diganti dengan pencelupan

10

3. Rekayasa Teknik

a. Pemasangan alat pelindung mesin (mechin guarding)

b. Pemasangan general dan local ventilation

c. Pemasangan alat sensor otomatis

4. Pengendalian Administratif

a. Pemisahan lokasi

b. Pergantian shift kerja

c. Pembentukan sistem kerja

d. Pelatihan karyawan

5. Alat Pelindung Diri

11

BAB II

PELAKSANAAN

II. I Tanggal dan waktu

Kunjungan perusahaan ke PT Martina Berto Tbk ini dilakukan pada hari

Kamis tanggal 22 Januari 2014 pukul 14.00-17.00.

II.II Lokasi pengamatan

PT Martina Berto Plant I, Jalan Pulokambing II no.1, kawasan Industri

Pulogadung.

12

BAB III

HASIL PENGAMATAN

A. MESIN, PESAWAT, DAN ALAT KERJA YANG DIGUNAKAN

Mesin mesin   : Conveyor, videojet, Driling,

Kontruksi       : Bangunan sesuai kontruksi Factory

Perseonnel     : K 3 Kontruksi

Maintenance   : Sesuai prosedur pemeliharaan dan Perwatan

Data Pesawat Angkat / Lift Barang dan Alat yang

digunakan

Lift Barang / Chain Hoist

Data umumNama dan alamat Perusahaan

PT Martina BertoJl. Pulo kambing II/I KIP Jakarta Timur

PT Martina BertoJl. Pulo kambing II/I KIP Jakarta Timur

Jenis pesawat Angkat dan Transport

Lift barang / traksi Chain Hoist

Daerah pemasangan/penggunaan

PT Martina BertoJl. Pulo kambing II/I KIP Jakarta Timur

PT Martina BertoJl. Pulo kambing II/I KIP Jakarta Timur

Ijin/pengesahan pemakaian SI.362/W.26-06/II/K/M/1995 SI.418/W.26-06/VIII/K/M/1994

Jenis pemeriksaan Berkala / Ulang Berkala / UlangPelaksaan pemeriksaan dan pengujian

23 Agustus 2013 23 Agustus 2013

Data teknisMerk/buatan Bonfiglioli / Elektris – Italy PT.Karya Meta TarunaNo.Serir ASP.8003962 233673007 – 2 FHKapasitas angkut 2.000 kg 1.000 kgTahun pembuatan 1993 1993Kecepatan angkat 11m/dtk 4m/dtkTiggi angkat - 6mTanggal Pemeriksaan 10 November 2014 10 November 2014

Data Pesawat Angkat Jenis

Traksi / Lift Barang

Pesawat Angkut / Lift

Barang

Data umum

13

Nama dan alamat Perusahaan

PT Martina BertoJl. Pulo kambing II/I KIP Jakarta Timur

PT Martina BertoJl. Pulo kambing II/I KIP Jakarta Timur

Jenis pesawat Angkat dan Transport

Lift barang / traksi Lift barang / traksi

Daerah pemasangan/penggunaan

PT Martina BertoJl. Pulo kambing II/I KIP Jakarta Timur

PT Martina BertoJl. Pulo kambing II/I KIP Jakarta Timur

Ijin/pengesahan pemakaian SI.361/W.26-06/VIII/K/M/1996

SI.421/W.26-06/VIII/K/M/1994

Jenis pemeriksaan Berkala / Ulang Berkala / UlangPelaksaan pemeriksaan dan pengujian

23 Agustus 2013 23 Agustus 2013

Data teknisMerk/buatan Bonfiglioli / Elektris – Italy PT.Karya Meta TarunaNo.Serir ASP.8003961 C.123 No.512374Kapasitas angkut 2.000 kg 1.000 kgTahun pembuatan 1993 1999Kecepatan angkat 11m/dtk 12m/dtkTiggi angkat - -Tanggal Pemeriksaan 10 November 2014 10 November 2014

Data Pesawat Angkat Jenis

Chain Hoist

Pesawat Angkut Jenis

Forklift

Data umumNama dan alamat Perusahaan

PT Martina BertoJl. Pulo kambing II/I KIP Jakarta Timur

PT Martina BertoJl. Pulo kambing II/I KIP Jakarta Timur

Jenis pesawat Angkat dan Transport

Chain Hoist Forklift

Daerah pemasangan/penggunaan

PT Martina BertoJl. Pulo kambing II/I KIP Jakarta Timur

PT Martina BertoJl. Pulo kambing II/I KIP Jakarta Timur

Ijin/pengesahan pemakaian SI.260/W.26-06/VIII/K/M/1994

SI.03/DTKT/II/K/PL/2002

Jenis pemeriksaan Berkala / Ulang Berkala / UlangPelaksaan pemeriksaan dan pengujian

23 Agustus 2013 23 Agustus 2013

Data teknisMerk/buatan Hitachi, Jepang TCM JepangNo.Serir A.233673007 N-27 F6 2986Kapasitas angkut 2.000 kg 2.500 kgTahun pembuatan 1999 1996Kecepatan angkat 4m/dtk -Tiggi angkat 6m -Tanggal Pemeriksaan 11 November 2014 10 November 2014

14

Data Pesawat Angkat Jenis

Forklift

Ketel UAP

Data umumNama dan alamat Perusahaan

PT Martina BertoJl. Pulo kambing II/I KIP Jakarta Timur

PT Martina BertoJl. Pulo kambing II/I KIP Jakarta Timur

Jenis pesawat Angkat dan Transport

Forklift Ketel Uap

Daerah pemasangan/penggunaan

PT Martina BertoJl. Pulo kambing II/I KIP Jakarta Timur

PT Martina BertoJl. Pulo kambing II/I KIP Jakarta Timur

Ijin/pengesahan pemakaian SI.417/W.26-06/VIII/K/M/1994

4598/2012

Jenis pemeriksaan Berkala / Ulang Berkala / UlangPelaksaan pemeriksaan dan pengujian

23 Agustus 2013 17 Desember 2014

Data teknisMerk/buatan TCM Jepang Miura Co, Ltd JepangNo.Serir N-24L.47558 IDK 6000-4403Kapasitas angkut 2.500 kg 2.500 kgTahun pembuatan 1985 2011Kecepatan angkat - -Tiggi angkat 6m -Luas pemanasan - 7,6 m2Tekanan kerja - 10kg/cm2Tanggal Pemeriksaan 10 November 2014 10 November 2014

Pengadaan mesin telah sesuai dengan standar perusahaan.

B. BAHAN DAN PROSES KERJA TERKAIT K3

Bahan baku terkait K3 terdapat terdapat 1000 jenis bahan baku yg telah

tersertifikasi oleh dinas kesehatan. Namun rincian bahan baku tersebut tidak

dapat diuraikan oleh pihak perusahaan dikarenakan membutuhkan waktu satu

minggu untuk mendapatkan data-data tersebut.

15

Proses kerja

Dari hasil pengamatan sudah sesuai dengan yang dijelaskan dari system kerja

perusahaan tersebut.

C. LANDASAN KERJA, SOP KERJA

Perusahaan dalam mencapai komitment dan tekat dimaksud, Manajemen terus

menerus meningkatkan kinerja Perusahaan dengan menerapkan sistem Manajemen

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) berbasis SMK3 sesuai dengan Kepmenaker 05

tahun 1996 dan Peraturan Pemerintah No 50 Tahun 2012 serta OHSAS 18001 secara

konsisten dan berkesinambungan

Landasan kerja, SOP kerja

Komitmen Perusahaan Komitmen Pusat K3

Menjamin keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) seluruh karyawan termasuk orang lain (Kontraktor, Supplier, Pengunjung dan Tamu) di tempat kerja.

Menjamin pengendalian dampak

Menyusun dan memelihara Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) berkelanjutan.

Membentuk Organisasi / Unit K3 dalam lingkungan Manajemen

16

lingkungan operasional.

Memenuhi semua perundangan dan peraturan yang berlaku yang berkaitan dengan K3.

Melakukan perbaikan berkelanjutan guna meningkatkan K3 Perusahaan.

Perusahaan.

Mengidentifikasi dan mengendalikan semua sumber bahaya dan aspek lingkungan operasi Perusahaan.

Memberikan pelathan pelatihan K3 bagi karyawan untuk meningkatkan Budaya K3 Perusahaan.

Mengajak seluruh Karyawan untuk berperan serta meningkatkan K3 Perusahaan.

Kebijakan K3 ini akan ditinjau ulang minimal 1 tahun sekali mengikuti tinjauan SMK3.

D. INSTALASI LISTRIK

Data Teknis :

1. Jenis/Type : Electrostatic

2. Luas bangunan : -M2

3. Tinggi bangunan : 16 m

4. Luas Penampang Hantaran : Coaxcial Cable 50 mm2

5. Tinggi Penerima : kurang lebih 7 m

6. Jumlah penerima : 1 buah

7. Jumlah Hantaran Penyalur : 1 buah

8. Sambungan Ukur/Joint Test : 1 buah

9. Jumlah Elektroda Tanah : 1 buah

10. Tahanan sebaran tanah : < 5 ohm

11. Pelaksana pemasang : -

12. Pelaksaan Pemeriksaan dan Pengujian : Desember  2014

17

Pada saat kunjungan terlihat semua mesin dapat menyala dan mempunyai

penerangan yang baik. Tidak terdapat permasalahan dalam hal listrik. Walaupun begitu, PT.

Martina Berto tetap menyediakan Generator Set (Genset)/motor diesel yang berjumlah satu

buah berkapasitas 5000 kva. Sehingga dalam segi listrik, PT. Martina Berto tidak ada

permasalahan.

Selain itu, PT. Martina Berto mempunyai prasarana lift pengangkut barang berjumlah

7 buah yang mampu mengangkut lebih dari 8000 kg barang. Data tersebut diambil dari

sumber informasi terpercaya disana, karena kami tidak sempat untuk melihat lift tersebut.

Selama ini, lift tersebut tidak ada masalah dan dirawat secara berkala.

Cuaca yang tidak diprediksi seperti akhir-akhir ini mempunyai resiko untuk terkena

sambaran petir. Tetapi PT. Martina Berto sudah memikirkan ini sebelumnya dan sudah

membuat instalasi penyalur petir, sehingga tidak ada kejadian tersambar petir di PT

tersebut. Kami tidak sempat melihat instalasi penyalur petir tersebut, tetapi kami

mendapatkan informasi terpercaya dari perwakilan PT. Martina Berto tersebut.

Dari peninjauan kami ke PT. Martina Berto, kami dapat menyimpulkan bahwa tidak

terdapat permasalahan mengenai Instalasi listrik, instalasi penyalur petir dan lift barang

pada perusahaan tersebut.

E. SARANA PENANGGULANGAN KEBAKARAN

PENGAMATAN STANDART

Pekerja hampir seluruhnya telah mengetahui

letak dari alat pemadam api ringan (APAR) dan

Hydrant oleh karena telah diletakkan pada posisi

yang mudah dilihat dan dicapai juga berwarna

merah

Memiliki tim penanggulangan kebakaran

yang terlatih

(APAR) alat pemadam api ringan telah ditempatkan

pada posisi yang mudah dilihat dijangkau

menggantung pada tembok, hamper terdsapat pada

seluruh koridor. semua tabung alat berwarna merah,

bentuk dari tabung tersebut tidak berlubang ataupun

cacat. Namun adapun yang belum sesuai dengan

peraturan menteri tenaga kerja dan transmigrasi

Memiliki sistem proteksi kebakaran. Dan

terdapat APAR yang pemasanganya sesuai

dengan permenakertrans no.

Per-04/MEN/1980

18

tersebut, salah satunya adalah tidak terdapat adanya

lemari atau peti untuk penyimpan tabung tersebut

Dilakasanakan pemeriksaan berkala beberapa

kali dalam setahun namun narasumber tidak

menjelaskan secara detail

Melaksanakan pemeriksaan dan pengujian

komponen yang berkaitan dengan

penaggulangan kebakaran

F. KONSTRUKSI TEMPAT KERJA

Konstruksi

tempat kerjaPENGAMATAN STANDART

Akses keluar

masuk

Akses keluar-masuk ruangan terdiri dari

satu lobi utama dan satu pintu keluar.

Akses keluar masuk ruangan

aman

Kebersihan dan

kerapian tata

ruang

Kebersihan dan kerapian tata ruang sangat

bersih dan rapi pada lantai 2 namun pada

lantai 1 terdapat banyak jirigenyang berisi

bahan kosmetik jadi yang diletakkan

menghalangi jalan dan pada lantai 3

tampak banyak tumpukan kardus yang

hamper memenuhi lantai 3 dan tidak ada

keterangan mengenai isinya

Kebersihan dan kerapian tata

ruang tidak berantakan dan

merintangi akses jalan

Jaminan

keselamatan

peralatan, bahan

dan benda –

benda di dalam

ruangan

Tidak didapatkan informasi akan adanya

jaminan keselamatan peralatan, bahan,

dan benda-benda dalama ruangan.

Terdapat jaminan keselamatan

peralatan, bahan, dan benda –

benda dalam ruangan

Tanda peringatan Tampak tanda-tanda peringatan pada

tempat-tempat tertentu yang merupakan

tempat dengan resiko tinggi

Sudah Sesuai

G. ALAT PELINDUNG DIRI

19

APD PENGAMATAN STANDART

Topi/

Penutup

Kepala

(di

Laboratorium,

Quality

Control, ruang

produksi)

Berbahan kain,

berguna sebagai

pengaman rambut

dan penutup kepala

dari bahaya panas,

api dan mesin juga

bahan kimia,

kemudian agar tidak

terjadi kontaminasi

Tidak semua tenaga kerja

menggunakan penutup

kepala tersebut.

Semua pekerja

mengunakan tutup

kepala

Helm

( di tempat

penyimpanan

bahan kimia

yang sudah

jadi)

Berwarna kuning

berbahan keras,

berguna sebagai

pelindung kepala dari

benturan, terantuk

atau kejatuhan benda.

Pekerja yang di tempat

penyimpanan bahan kimia

menggunakan helm

Pekerja yang di tempat

penyimpanan bahan

kimia menggunakan

helm

Jas

Laboratorium

(Quality

Control,

Prosessing

Area)

Berwarna putih

berbahan kain,

terdapat kancing di

bagian depan,

Untuk melindungi

badan dari bahaya

panas, percikan

bahan kimia & cairan,

agar tidak tergores.

Pekerja sebagian besar

menggunakan Jas Lab,

namun ada beberapa

yang tidak menggunakan

jas, dan banyak yang

tidak di kancing.

Pekerja seharusnya

menggunakan jas Lab

dan mengancingkan jas

nya, agar seluruh

badannya tertutup jas

dan juga agar tidak

memungkinkan untuk

terjadinya jas yang

terjerat ke mesin.

Masker

(Quality

Control,

laboratorium,

Prosessing

Area)

Berwarna Putih

berbahan kain,

dengan tali sebagai

pengait, berfungsi

untuk menyaring

cemaran bahan kimia

dan cegah terhirupnya

partikel-partikel kecil.

Pekerja sebagian besar

menggunakan masker

namun ada juga yang

tidak menggunakan,

kemudian untuk

penggunaan masker juga

belum semua benar

karena ada yang hanya

Pekerja seharusnya

menggunakan masker

dengan benar yaitu

menutupi mulut dan

hidung.

20

menutupi mulut.

Sarung

Tangan

(Quality

Control,

laboratorium,

Prosessing

Area)

Berbahan kain, karet,

sebatas pergelangan

tangan, berfungsi

untuk melindungi

tangan dari pajanan

api, dan percikan

bahan kimia,

benturan, luka.

Pekerja sebagian besar

menggunakan sarung

tangan namun ada juga

yang tidak, sarung tangan

juga hanya sebatas

pergelangan tangan,

padahal ada proses yang

memasukan bahan lebih

dari sebatas pergelangan

tangan.

Seharusnya pekerja

yang memiliki kontak

dengan bahan kimia,

ataupun panas ataupun

mesin harus

menggunakan sarung

tangan sesuai standar,

termasuk jika ada

pekerjaan yang

membutuhkan sarung

tangan panjang.

Sepatu

(Quality

Control,

laboratorium,

Prosessing

Area)

Sepatu yang

digunakan berwarna

merah, berbahan

kanvas dengan alas

karet. Berguna untuk

melindungi kaki dari

bahan kimia, bahaya

panas, dan benturan

juga luka.

Semua pekerja sudah

menggunakan sepatunya.

Semua pekerja sudah

menggunakan

sepatunya.

H. TANGGAP DARURAT DAN EVAKUASI

Gambar. Peta jalur evakuasi

21

Tanggap

Darurat &

Evakuasi

PENGAMATAN STANDART

Fire Alarm Terdapat di semua ruangan, dan juga terdapat di

luar ruangan, di setiap lorong

Sudah Sesuai

Emergency

Lamp

Terdapat di semua ruangan Sudah Sesuai

Jalur Evakuasi Tangga darurat dan tangga umum, Pintu – pintu

jalur evakuasi mudah terlihat dan semuanya tidak

ada yang ditemui dalam keadaan terkunci.

Jalur terawat dengan baik, terbuka, tidak terdapat

benda yang membahayakan disekitar area

evakuasi, cukup lebar, dan untuk menuju titik area

evakuasi dapat menggunakan jalur yang sudah

ditandai dengan garis- garis kuning.

Sudah Sesuai

Rambu –

Rambu Jalur

Evakuasi

Rambu – rambu yang menunjukan lokasi jalur

evakuasi cukup jelas, berwarna hijau dengan

kondisi yang cukup baik.

Hanya saja rambu – rambu ini kurang besar,

letaknya terlalu tinggi sehingga dapat tertutup asap

saat terjadi kebakaran.

Peta jalur evakuasi juga jelas terdapat di setiap

ruangan.

Tempat berkumpul Titik Point 3 tempat.

Rambu-rambu

diperbesar tulisannya,

dan letaknya jangan

terlalu tinggi.

APAR ( Alat

Pemadam Api

Ringan)

Terdapat di setiap lorong, dalam keadaan baik,

terdapat cara penggunaan, di maintenance secara

rutin terdapat kartu pengecekkan.

Sudah Sesuai

22

Setiap bagian / divisi di PT. Martina Berto memiliki tim yang bertanggung jawab

dalam keadaan darurat. Tim ini dilengkapi dengan HT, peralatan P3K, absensi

pekerja, dan bertugas untuk menyisir bagian / divisi masing – masing untuk keluar

dari gedung serta mengevakuasi dokumen – dokumen penting saat terjadi keadaan

darurat dan memastikan tidak adanya pekerja yang tertinggal. Tim ini juga yang

bertugas untuk segera melakukan absen di titik area evakuasi yang terdapat di luar

gedung. Seluruh Tim tanggap darurat rutin diberi pelatihan K3 dan pelatihan

keadaan darurat sekali dalam setahun, sedangkan pekerja lainnya, dilakukan

pelatihan keadaan darurat secara bergiliran setiap tahunnya. Selain itu Tanggap

darurat juga dilengkapi dengan telepon internal.

I. KEJADIAN KECELAKAAN KERJA

PENGAMATAN STANDART

Angka kejadian

kecelakaan kerja

(saat ditanyakan ke

pihak PT. Martina Berto)

Menurut PT. Martina Berto

Tbk angka kejadian

kecelakaan kerja sangat

sedikit. Menurut mereka,

pegawai perusahaan taat

terhadap peraturan yang

berkaitan dengan

keselamatan kerja sebagai

salah satu contohnya yaitu

penggunaan alat pelindung

diri.

Kami tidak mendapat data

yang menggambarkan

tingkat angka kejadian

kecelakaan di perusahaan

tersebut

Seharusnya pihak pimpinan

PT Martina Berto

melakukan tahapan-

tahapan untuk mencegah

terjadinya kecelakaan

kerja, yaitu melakukan

promosi kesehatan, tidak

lupa dengan dilakukan juga

evaluasi untuk melihat

apakah promosi kesehatan

sudah berhasil. Dan

apabila memang sedang

dilakukan audit yang

sebenarnya sebaiknya di

utarakan angka

kejadiannya.

Angka kejadian

kecelakaan kerja

(setelah dilakukan

kunjungan perusahaan)

Sudah dipasang spanduk

dan poster tentang

keselamatan kerja dan

peraturan tentang

penggunaan alat pelindung

Pihak pimpinan PT Martina

Berto sebaiknya melakukan

kerja, yaitu melakukan

promosi kesehatan, seperti

misalnya apa itu apd, dan

23

diri di setiap bidang

perusahaan.

Masih banyak pegawai

yang belum tepat

menggunakannya maupun

tidak menggunakannya,

sehingga memungkinan

resiko terjadinya

kecelakaan kerja di

perusahaan tersebut.

untuk apa

menggunakannya dan

bagaimana caranya, dan

saat sampai ke tahapan

evaluasi, benar-benar

dievaluasi apakah ada

perubahan perilaku dari

pegawainya untuk

mencegah kecelakaan

kerja, seperti misalnya

penggunaan apd yg baik

dan benar.

J. PERSONIL KESELAMATAN KERJA

Pada perusahaan ini personil keselamatan kerja dibuat dalam bentuk panitia

yang di sebut dengan P2K3 yaitu Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan

Kerja. Panitia ini memiliki spesifisikasi seperti berikut ini:

o Total P2k3 : 56 Orang

o Petugas P3K : 20 Orang

o Pelatihan        : Tanggap Darurat untuk DAMKAR (Pemadam Kebakaran)

Emergency Respond Kecelakaan Kerja

o Sertifikasi P3K : PMI dan Disnakertrans

o Prose Kerjanya :  Standby di masing masing Bagian

o Bekerja sesuai kejadaian darurat

o PJK3               : Sesuai kualifikasinya masing :

AK3 Umum

AK 3 Kimia, DAMKAR

24

BAB IV

PEMECAHAN MASALAH

No Unit Kerja Permasalahan Dasar hukum Saran1 Konstruksi

tempat kerjaDari segi keselamatan konstruksi semuanya sudah baik, namun masih belum terdapat adanya informasi mengenai keselamatan peralatan, bahan, dan benda-benda dalama ruangan.

Undang-undang dasar no 1 tahun 1970, undang-undang no 18 tahun 1999 tentang jasa konstruksi

Ditambahkan adanya informasi keselamatan peralatan, bahan, dan benda-benda dalama ruangan.

2 Sarana penanggulangan kebakaran

Tidak semua pekerja dari PT. Martina Berto tbk. tersebut mengetahui cara penggunaan alat-alat penanggualangan kebakaran, dan masih terdapat APAR yang kadaluarsa.

Permenakertrans No 4/MEN/tahun 1980

Dilakukannya sosialisasi dari perusahaan terhadap para perkerja tentang penaggulangan kebakaran dan cara penggunaan alat pemadam api ringan (APAR) dan Hydrant.Selain itu alangkah lebih baik lagi apabila APAR yang telah kadaluarsa diganti dengan yang baru.

3 Alat pelindung diri

Dari perusahaan tersebut belum ditemukan dokumen tertulis (tertulis dalam SOP) standar APD yang digunakan untuk masing-masing pekerjaan., belum ada penjelasan (briefing) mengenai APD

Peraturan menteri tenaga kerja dan transmigrasi RI nomor PER.08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri

Perusahaan bersedia menyediakan APD yang sesuai dengan standard an hazard yang ada di lingkungan tempat kerja. Selain itu lebih baik lagi apabila sebelum memulai pekerjaan diberikan suatu briefing singkat mengenai pentingnya APD dan cara

25

penggunaan APD yang baik dan benar.

4 Tanggap darurat dan jalur evakuasi

Secara umum untuk jalur dan rambu evakuasi di PT. Martina berto sudah cukup baik. Hanya saja, akan lebih baik jika rambu yang tersedia tidak hanya diletakkan diatas pintu atau tempat yang tinggi karena kemungkinan akan tertutup asap jika terjadi kebakaran.

Undang-undang no 18 tahun 1999 tentang jasa konstruksiUndang-undang dasar no 1 tahun 1970Undang-undang No 28 tahun 2002 tentang bangunan gedung.

Posisi rambu-rambu diletakan secara teratur agar tetap terlihat pada saat terjadi kebakaran.Selain itu lebih baik menggunakan kata – kata “ KELUAR ” daripada “ EXIT ”.

5 Personil keselamatan kerja

Personil Keselamatan kerja pada persuhaan ini sudah tergolong baik, namun belum ada data mengenai latihan yang diadakan oleh personil keselamatan kerja.

peraturan perundangan UU No. 1 tahun 1970 (Pasal 10 ayat 1, 2) yang mewajibkan perusahaan untuk membentuk P2K

masukan untuk perusahaan yang terkait dengan masalah personil keselamatan kerja ini yaitu diharapkan bagian personil ini lebih sering mengadakan evaluasi (siding-sidang) yang terkait dengan masalah keselamatan kerja atau program keselamatan kerja dan juga lebih meningkatkan upaya-upaya promosi tentang keselamatan kerja pada tenaga-tenaga kerja di perusahaan tersebut.

26

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Secara umum penatalaksanaan sistem K3 di PT.Martina Berto Tbk dari

penilaian keselamatan kerja sudah berjalan cukup baik, namun masih ada beberapa

hal yang masih harus diperbaiki lagi. Antara lain:

1. Belum tersedia SOP yang memadai untuk mencegah kecelakaan kerja dari

masing-masing kegiatan kerja

2. Tidak dilakukan briefing rutin sebelum melakukan kerja yang mengingatkan

tentang pentingnya perhatian dan kehati-hatian setiap pekerja agar terhindar dari

kecelakaan kerja (safety induction)

3. Dari segi keselamatan konstruksi semuanya sudah baik, namun alangkah lebih

baiknya apabila ditambahkan adanya informasi keselamatan peralatan, bahan,

dan benda-benda dalama ruangan.

4. Tidak semua pekerja dari PT. Martina Berto tbk. tersebut mengetahui cara

penggunaan alat-alat penanggualangan kebakaran.

B. SARAN

1. Menyediakan SOP yang memadai untuk mencegah kecelakaan kerja dari

masing-masing kegiatan kerja

27

2. Melakukan briefing rutin sebelum melakukan kerja yang mengingatkan tentang

pentingnya perhatian dan kehati-hatian setiap pekerja agar terhindar dari

kecelakaan kerja (safety induction)

3. Ditambahkan adanya informasi keselamatan peralatan, bahan, dan benda-

benda dalama ruangan.

4. Jadwal rutin pelatihan penggunaan APAR dan evakuasi

BAB VI

PENUTUP

Dari pemaparan makalah di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa

kesehatan dan keselamatan kerja adalah suatu usaha dan upaya untuk menciptakan

perlindungan dan keamanan dari resiko kecelakaan dan bahaya baik fisik, mental

maupun emosional terhadap pekerja, perusahaan, masyarakat dan lingkungan. Jadi

kesehatan dan keselamatan kerja tidak melulu berkaitan dengan masalah fisik

pekerja, tetapi juga mental, psikologis dan emosional.

Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu unsur yang penting

dalam ketenagakerjaan. Oleh karena itulah sangat banyak berbagai peraturan

perundang-undangan yang dibuat untuk mengatur nmasalah kesehatan dan

keselamatan kerja. Meskipun banyak ketentuan yang mengatur mengenai

kesehatan dan keselamatan kerja, tetapi masih banyak faktor di lapangan yang

mempengaruhi kesehatan dan keselamatan kerja yang disebut sebagai bahaya

kerja dan bahaya nyata. Masih banyak pula perusahaan yang tidak memenuhi

standar keselamatan dan kesehatan kerja sehingga banyak terjadi kecelakaan kerja.

Oleh karena itu, perlu ditingkatkan sistem manajemen kesehatan dan

keselamatan kerja yang dalam hal ini tentu melibatkan peran bagi semua pihak.

Tidak hanya bagi para pekerja, tetapi juga pengusaha itu sendiri, masyarakat dan

28

lingkungan sehingga dapat tercapai peningkatan mutu kehidupan dan produktivitas

nasional.

29