laporan lsm kebaya
TRANSCRIPT
LAPORAN HASIL WAWANCARA
“ANTARA LSM KEBAYA DAN HIV/AIDS”
KELOMPOK I
Disusun Oleh:
Qoriatul Khasanah (12564)
Nur Illahiyah (12565)
Wahyu Subekti (12604)
Dimas Agung Setyo N (12690)
Lanny Nur Fitrianti (12740)
Eka Vuspita Sari (12741)
Gani Apriningtyas Budiyati (12746)
Al Ana (12753)
Ratna Herlia Dewi (12773)
Mustika Pandu Kaswari (12784)
Patrisia R.W.L.P (12809)
Novita Anggraeni (12813)
Maria Karola lionar (12816)
Agnesia Hendra P (12839)
Amanda Kurniasih (12850)
Handitya Daniswari (12869)
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2009
1 | P a g e
DAFTAR ISI
Halaman Judul ...............................................................................................1
Daftar Isi ...............................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...............................................................................................3
B. Tujuan ...............................................................................................4
C. Rumusan Masalah ...............................................................................................4
D. Manfaat ...............................................................................................4
E. Metode ...............................................................................................4
BAB II LITERATUR REVIEW
A. LSM Kebaya ...............................................................................................5
B. HIV/AIDS ...............................................................................................5
C. Peran Perawat Terhadap ODHA .......................................................................8
BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Wawancara ...............................................................................................10
B. Diagnosa, NOC dan NIC ...................................................................................13
BAB IV IMPLIKASI KEPERAWATAN .......................................................................17
BAB V PENUTUP
A. Simpulan ...............................................................................................18
B. Saran ...............................................................................................18
Lampiran
2 | P a g e
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini, angka penularan HIV/AIDS semakin meningkat jika dibandingkan dengan
tahun – tahun sebelumnya. Meskipun bukan merupakan pembunuh nomor satu di
Indonesia, namun HIV/AIDS masih menjadi momok yang amat menakutkan di
masyarakat, sebab HIV/AIDS dikenal sebagai penyakit yang amat mematikan dan sampai
sekarang belum ditemukan obatnya.
Ketakutan berlebihan di masyarakat terhadap ODHA (Orang Dengan HIV / AIDS )
selain disebabkan oleh persepsi masyarakat tentang HIV/AIDS sebagai penyakit yang
mematikan dan tidak dapat disembuhkan, juga disebabkan oleh kurangnya pengetahuan
masyarakat tentang HIV/AIDS dan transmisinya. HIV/AIDS masih menjadi sesuatu yang
“misterius” dan “tabu” untuk dibicarakan. Selain itu, banyak di antara masyarakat yang
masih mengidentikkan HIV/AIDS dengan orang-orang atau profesi-profesi tertentu seperti
PSK dan kaum transexual sehingga terjadi pengkotak-kotakkan dan kesenjangan di dalam
masyarakat. Dalam makalah ini kami akan membahas seputar HIV/AIDS yang
berhubungan dengan waria.
Di lain pihak,masih banyak ODHA yang belum mengetahui secara lengkap dan benar
mengenai penyakit / sindrom yang mereka derita, transmisinya, efek yang ditimbulkan
serta bagaimana koping yang tepat sehingga banyak ODHA yang tidak mengenali tanda
dan gejala HIV/AIDS atau malu mengakui bahwa merika menderita HIV/AIDS yang
akibatnya dapat membahayakan bagi diri mereka sendiri maupun orang-orang di
sekitarnya.
Oleh karena itu, laporan ini kami susun dengan harapan agar apa yang menjadi
ketakutan berlebihan di masyarakat selama ini dapat berkurang dengan membuka
wawasan masyarakat mengenai HIV/AIDS. Selain itu, dalam laporan ini kami mencoba
menegakkan diagnosa keperawatan yang terkait dengan HIV/AIDS agar ODHA dapat
melakukan koping yang tepat berkaitan dengan penyakit yang dideritanya dan untuk
mengetahui bantuan / intervensi keperawatan apa saja yang dapat diterapkan pada ODHA.
3 | P a g e
B. Tujuan
1. Mengetahui apa itu HIV/AIDS, tanda dan gejalanya, serta proses dan cara-cara
transmisinya.
2. Mengetahui diagnosa keperawatan dan intervensi keperawatan yang dapat diterapkan
pada ODHA.
3. Memberikan pendidikan kesehatan terkait HIV/AIDS kepada ODHA dan masyarakat
pada umumnya.
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana hasil wawancara dengan salah satu anggota dari LSM Kebaya?
2. Apa saja diagnosa keperawatan yang terkait?
D. Manfaat
Bagi mahasiswa keperawatan :
1. Memperdalam ilmu tentang HIV/AIDS.
2. Berlatih menerapkan diagnosa keperawatan dan intervensi keperawatan kepada
ODHA.
Bagi ODHA :
1. Mengetahui koping yang tepat berkaitan dengan penyakit yang dideritanya.
2. Mengetahui cara-cara penularan HIV/AIDS sehingga tidak mentransmisikannya
kepada non-ODHA.
Bagi masyarakat :
1. Mengurangi ketakutan berlebihan terhadap ODHA yang berkaitan dengan kurangnya
pengetahuan tentang HIV/AIDS.
2. Mengetahui cara hidup sehat yang berkaitan dengan pencegahan penularan
HIV/AIDS.
E. Metode
1. Wawancara dengan narasumber dari LSM Kebaya.
2. Penelusuran literatur.
4 | P a g e
BAB II
LITERATURE REVIEW
A. LSM Kebaya
LSM Kebaya adalah sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat yang berdiri pada
tanggal 18 Desember 2006 dan akta notaris No. 38/22 Januari 2007 yang bergerak di
bidang HIV/AIDS. Pada tahun 2005 angka prevalensi HIV/AIDS pada waria sangat
tinggi.Kebaya kepanjangan dari Keluarga Besar Waria Yogyakarta. Hal ini dapat
dimengerti, melihat fakta yang ada bahwa sebagian besar waria memiliki
kecenderungan untuk berganti-ganti pasangan dan bahkan ada yang bekerja sebagai
Pekerja Seks Komersial. Selain itu, stigma masyarakat terhadapa waria pun buruk.
Banyak waria yang walaupun sudah dapat berdamai dengan identitas gendernya,
mereka dikucilkan dari lingkungan sosialnya dan bahkan tidak dianggap eksistensinya
oleh keluarga mereka sendiri. Hal inilah yang mendasari terbentuknya LSM Kebaya,
yakni untuk menjamin perlindungan terhadap hak-hak asasi waria. Fokus utama
kegiatan LSM Kebaya, selain memberikan advokasi, juga berupaya memberantas
HIV/AIDS, terutama pada komunitas waria.
B. HIV/ AIDS
1. Pengertian
AIDS atau Acquired Immune Deficiency Syndrome merupakan kumpulan gejala
penyakit akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh oleh virus yang disebut HIV.
AIDS disebabkan oleh adanya virus HIV (Human Immunodeficiency Virus) di dalam
tubuh.
HIV atau Human Immunodeficiency Virus, adalah virus yang menyerang sistem
kekebalan tubuh manusia dan kemudian menimbulkan AIDS. HIV menyerang salah
satu jenis dari sel-sel darah putih yang bertugas menangkal infeksi. Sel darah putih
tersebut termasuk limfosit yang disebut "sel T-4" atau disebut juga "sel CD-4". Virus
HIV ini hidup didalam 4 cairan
tubuh manusia, yaitu: Cairan darah, Cairan sperma, Cairan vagina, Air susu Ibu.
Kerusakan progresif pada sistem kekebalan tubuh menyebabkan orang dengan
HIV/AIDS amat rentan dan mudah terjangkit bermacam-macam penyakit. Serangan
penyakit yang biasanya tidak berbahaya pun lama-kelamaan akan menyebabkan
pasien sakit parah bahkan meninggal. Oleh karena penyakit yang menyerang
5 | P a g e
bervariasi, AIDS kurangtepat jika disebut penyakit. Definisi yang benar adalah
sindrom atau kumpulan gejala penyakit.
Masa inkubasi HIV sangat tergantung pada daya tahan tubuh masing-masing
orang, rata-rata 5-10 tahun. Selama masa ini orang tidak memperlihatkan gejala-
gejala, walaupun jumlah HIV semakin bertambah dan sel CD4 semakin menurun.
Ketika sistem kekebalan tubuh sudah dalam keadaan parah, seorang Odha akan mulai
menampakkan gejala-gejala HIV dapat menular kepada siapapun melalui cara
tertentu, tanpa peduli kebangsaan, ras, jenis kelamin, agama, tingkat pendidikan, kelas
ekonomi maupun orientasi seksual.
2. Gejala HIV/AIDS
Pada tahun pertama tidak terdapat tanda dan gejala infeksi. Biasanya penderita
tidak tahu kalau mereka sudah terinfeksi HIV. Setelah terinfeksi, beberapa orang
mengalami gejala yang mirip seperti gejala flu selama beberapa minggu. Penyakit ini
disebut infeksi HIV primer atau akut. Virus yang sudah ada dalam tubuh penderita
tersebut sudah dapat menular ke orang lain
Menurut WHO terdapat 4 stadium penggolongan tahap penyakit HIV berdasar tanda
dan gejala.
a. Stadium 1: tanpa gejala
- Asimtomatik (tanpa gejala)
- Limfadenopati Generalisata (pembesaran kelenjar getah bening/limfe seluruh
tubuh)
- Skala Penampilan 1 : asimtomatik, aktivitas normal.
b. Stadium 2: penyakit ringan
- Berat badan berkurang < 10%
- Manifestasi mukokutaneus ringan (kelainan selaput lendir dan kulit) : gatal-
gatal, jamur, sariawan pada sudut mulut, Herpes zoster
- Infeksi saluran napas bagian atas yang berulang
- Skala Penampilan 2 : simtomatik, aktivitas normal.
c. Stadium 3: penyakit lanjutan
- Berat badan turun > 10%
- Diare berkepanjangan > 1 bulan
- Jamur pada mulut
6 | P a g e
- TB Paru
- Infeksi bakterial berat
- Skala Penampilan 3 : < 50% dalam masa 1 bulan terakhir terbaring
d. Stadium 4: penyakit berat
- Kelemahan
- Jamur pada mulut dan kerongkongan
- Radang paru-paru (PCP), TB Ekstra Paru
- Radang saluran pencernaan (Diare kriptosporidiosis > 1 bulan)
- Kanker kulit (Sarcoma Kaposi)
- Radang Otak (Toksoplasmosis, Ensefalopati HIV)
- Skala Penampilan 4 : terbaring di tempat tidur > 50% dalam masa 1 bulan
terakhir.
3. Perbedaan HIV dengan AIDS
HIV adalah Human Immuno Deficiency Virus, suatu virus yang menyerang sel
darah putih manusia dan menyebabkan menurunnyakekebalan/ daya tahan tubuh,
sehingga mudah terserang infeksi/penyakit.
AIDS adalah Acquired Immune Deficiency Syndrome, yaitu timbulnya
sekumpulan gejala penyakit yang terjadi karena kekebalantubuh menurun,oleh karena
adanya virus HIV di dalam darah
Infeksi HIV/AIDS berbahaya, karena telah banyak pengidap HIV/AIDS yang
meninggal
- Gejala muncul setelah 2 - 10 tahun terinfeksi HIV.
- Pada masa tanpa gejala sangat mungkin menularkan kepada orang lain.
- Setiap orang dapat tertular HIV/AIDS.
- Belum ada vaksin dan obat penyembuhnya.
Perjalanan Penyakit dan Gejala yang Timbul
Dalam masa sekitar 3 bulan setelah tertular, tubuh belum membentuk antibodi s
ecara sempurna, sehingga tes darah tidak memperlihatkan bahwa orang tersebut telah
tertular HIV. Masa 3 bulan ini sering disebut dengan masa jendela.
Masa tanpa gejala, yaitu waktu (5 - 7 tahun) dimana tes darah sudah
menunjukkan adanya anti bodi HIV dalam darahartinya positif HIV, namun pada
masa ini tidak timbul gejala yang menunjukkan orang tersebut menderita AIDS, atau
dia tampak sehat.Masa dengan gejala, ini sering disebut masa sebagai penderita
7 | P a g e
AIDS. Gejala AIDS sudah timbul danbiasanya penderita dapat bertahan 6 bulan
sampai 2 tahun dan kemudian meninggal
Gejala infeksi HIV
Pada awalnya sulit dikenali karena seringkali mirip penyakit ringan sehari-hari
seperti flu dan diare sehingga penderita tampak sehat.Kadang-kadang dalam 6 minggu
pertama setelah kontak penularan timbul gejala tidak khas berupa demam, rasa letih,sakit
sendi, skait menelan dan pembengkakan kelenjar getah bening di bawah telinga, ketiak
dan selangkangan. Gejala ini biasanyasembuh sendiri dan amapi 4-5 tahun mungkin
tidak muncul gejala. Pada tahun ke 5 atau 6 tergantung masing-masing penderita, mulai
timbul diare berulang, penurunan berat badan secara mendadak, sering sariawan di mulut
dan pembengkakan di daerah kelenjar getah bening. Kemudian tahap lebih lanjut akan
terjadi penurunan berat badan secara cepat (> 10%), diare terus-menerus lebih dari 1
bulan disertai panas badan yang hilang timbul atau terus menerus
Sejarah HIV AIDS
Asal mulanya, tidak jelas darimana berasal dan kapan munculnya. Pada tahun
1969 dilaporkan bahwa di Sub Sahara Afrika ditemukan darah tahun 1950 yang
ternyata positif HIV. Selain itu juga pada tahun 1980 dilaporkan pula di USA, bahwa
darah tahun 1969 Positif.
Akhirnya disepakati tanggal 5 Juni 1969, sebagai awal mula kasus HIV/AIDS
muncul. Hal ini sesuai laporan kasus HIV/AIDS di USA Los Angeles CDC yang
mengadakan peneliti pada pria homoseksual. Dan kini, kasus HIV/AIDS ini kini
semakin meluas dan menyerang berbagai lapisan dan strata sosial.
C. Peran Perawat Terhadap ODHA
http://www.inna-ppni.or.id/index.php?name=News&file=print&sid=82
Kedekatan perawat dengan para pasien HIV menjadi kunci dalam proses
kesembuhan pasien. Peran perawat memang dianggap wajar sebagai bagian dari
tugas atau pekerjaan yang memang harus dilaksanakan.
Peran perawat dalam advokasi AIDS lebih akan berdampak ganda
(mengurangi resiko infeksi nosokomial AIDS dan meningkatkan peran dalam
preventif, promoti dan rehabilitatif) dalam penanggualangan AIDS/HIV,
misalnya dengan jalan :
1. Membuat LSM atau lembaga penelitian AIDS/HIV
8 | P a g e
2. Advokasi KIE (komunikasi-informasi dan edukasi) lewat website/internet
3. Mengadakan pelatihan/seminar publik
4. Menjaring tokoh perawat Indonesia dalam penanggulangan AIDS/HIV agar
masyarakat lebih mengenal keperawatan lebih maju dan modern
5. Mengoptimalkan pemanfaatan dana hibah/grant lewat bidang keperawatan
AIDS/HIV
6.Membuat SOP Askep AIDS/HIV
9 | P a g e
BAB III
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Wawancara
1. Bagaimana sejarah berdirinya LSM Kebaya ?
LSM Kebaya adalah sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat yang berdiri pada
tanggal 18 Desember 2006 dan akta notaries No. 38/22 Januari 2007 yang bergerak di
bidang HIV/AIDS.
Pada september 2005 tujuh waria meninggal karena HIV. Lebih dari tujuh
orang waria terinfeksi HIV. Oleh karena itu dibentuklah violet community. Violet
community adalah komunitas bagi waria yang sudah terkena HIV positif. Warna
violet adalah warna campuran dari warna biru dan ungu hal tersebut dianalogikan
dengan identitas waria.
Waria merupakan komunitas yang tingkat kecemburuannya sangat tinggi,
untuk menghadapinya tidak hanya memerlukan tenaga dan pikiran tetapi juga hati
nurani
Profesi seorang waria biasanya adalah: PSK, pengamen
Bidang-bidang yang ada di LSM Kebaya
Outrage : pendampingan, komunitas
Advokasi : pada dinas sosial, LSM peduli, pemerintah, mengurusi yang terkena
satpol PP, mengurus dana.
GST (guest suport.....) ketika waria sudah mulai mendapat terapi/minum obat akan
mendapatkan efek halusinasi, mimpi buruk, ingin mati, waria punya teman.
LSM lain yang bergerak menangani kasus HIV AIDS:
METAKOM
DINAS
DIAJENG
10 | P a g e
KONTRAS
MENOREH
2. Bagaimana kehidupan waria di Yogyakarta ?
Populasi waria Yogyakarta
62%pendatang
27%sudah putus hubungan dengan keluarga dan
mendeklarasikann diri sebagai sosok baru.
12% waria penduduk jogja masih kontak dengan anggota
keluarganya.sisanya waria Jogja yang sudah tidak ada kontak dengan
keluarganya.
Penanganan masalah advokasi jika ada permasalahan yang dialami waria menjadi
sulit karena tidak ada KTP yang jelas.
Dari data tersebut dapat digambarkna bahwa kehidupan waria di Yogyakarta
lebih terorganisir sehingga para waria merasa lebih nyaman dan merasa
terlindungi.
3. Apa sajakah cara yang digunakan oleh yayasan Kebaya untuk mencegah waria
agar tidak menularkan HIV AIDS ?
Sosialisasi dalam bentuk pendidikan konseling dan intervensi. Selain itu, LSM
Kebaya juga mendatangkan konselor untuk program konseling.
Monitoring sesuai dengan norma dan nilai yang sesuai dengan para waria. Misalnya
dengan memberikan kondom. Hal terpenting yang dilakukan adalah upaya
perubahan perilaku dari waria tersebut.
Tes VCT ( Voluntary Counseling and Test) untuk mengetahui adanya penyakit yang
diderita waria. Biasanya mereka melakukan tes VCT dengan kesadaran sendiri.
Melakukan advokasi
11 | P a g e
Upaya preventif:
Koordinasi dengan pengelola tempat pelacuran (kontrak kerja untuk menyalurkan
kondom).
Dari 228 waria, 82 % sudah mendapatkan pendidikan dan pelatihan tentang HIV/AIDS.
4. Bagaimana tanggapan masyarakat sekitar menganai kebaya ?
Pada awalnya masyarakat memandang mengerikan mengenai kebaya namun setelah
berkomunikasi mayarakat secara peralahan dapat memahami karena adanya pelurusan
stigma yang dilakukan advokasi maka diperlukan strategi dan cara yang efektif dalam
berkomunikasi.
Upaya lainnya komunikasi dengan stakeholder.
5. Bagaimana upaya untuk menyedarkan masyarakat LSM tentang bahaya AIDS?
-82% sudah dapat pelatihan mereka dapat mentransformasikan isu HIV AIDS dan
pencegahannya.
-memberikan informasi secara intens untuk meningkatkan kesadaran.
-mengangkat isu tragis tentang HIV sehingga ada rasa gentar untuk melakukan hal
yang buruk
Cara yang ditempuh untuk mengantisipasi terjadinya penyebaran HIV
-sulit memberikan pengamanan kepada konsumen PSK tpi ada upayanya yang lain
yaitu: mendistrisbusikan kondom pada mucikari, -konsumen menggunakan kondom.
6. Penulis pernah membaca sebuah penelitian mengenai waria dan dari penelitian
tersebut di dapat data bahwa banyak warian melampiaskan hasrat seksualnya kepada
anak-anak jalanan. Apakah benar ?
Justru kami itu ikut melindungi anak-anak jalanan tersebut. Jika dari anak jalanan ada
yang diketahui masih memiliki orang tuas, maka kami para waria akan
mengembalikannya kepada orang tuanya. Dan jika ada yang sakit atau terluka, maka
kami akan merawatnya sampai anak jalanan tersebut pulih kembali.
12 | P a g e
A. Diagnosa yang dapat ditegakkan :
Diagnosa Keperawatan NOC NIC Aktivitas Keperawatan
1. Resiko Infeksi
Domain: 11 Safety/ Protection
Kelas 1 : infection
Definisi : meningkatnya resiko
terinfasi oleh organisme
patogen
Faktor Resiko:
Penyakit kronis
Imunitas yang tidak adekuat
1. Status Imun:
2. Status infeksi:
3. Pengetahuan kontrol
infeksi
4. Kontrol resiko
penyakit menular
seksual
Kontrol infeksi: memninimalkan
keterpaparan dengan agen dan
transmisi agen infeksius
Proteksi Infeksi:
Pencegahan dan deteksi dini
adanya infeksi pada pasien yang
beresiko
Pendidikan seksual:
Menyediakan informasi yang
berkaitan dengan proteksi
seksual saat melakukan aktivitas
seksual
Pengkajian
1. Monitor tanda dan gejala adanya infeksi
(temperatur, nadi,dll)
2. Kaji faktor yang dapat meningkatkan resiko
terjadinya infeksi.
3. Monitor hasil laboratorium
4. Amati perilaku personal Hygiene klien untuk
melindungi diri dari infeksi.
Edukasi pasien dan keluarga
1. Instruksikan personal hygiene yang tepat
untuk melindungi diri dari infeksi
2. Ajarkan pada pasien dan keluarga mengenai
tanda dan gejala infeksi dan kapan harus
melaporkannya kepada tenaga kesehatan
2. Isolasi Sosial
Domain 12 : comfort
Class 3: social comfort
Definisi :Kesendirian yang
1. Kemampuan
Interaksi Sosial :
Perilaku yang efektif
dalam interaksi
2. Keterlibatan Sosial :
Complex Relationship building:
Hubungan terapeutik dengan
pasien yang memiliki kesulitan
berinteraksi.
1. Pertahankan pasien dan orang terdekat selalu
mendapat informasi tentang status pasien dan
rencana pengobatan.
2. Dorong orang terdekat untuk berbagi dalam
dialami dan dianggap sebagai
sesuatu yang dipaksakan oleh
orang lain dan sebagai
keadaan yang negative atau
terancam
Faktor yang Berhubungan:
-Gangguan kesehatan
frekuensi interaksi
sosial dengan
perorangan, grup
atau organisasi.
3. Dukungan Sosial
4. Well-Being
Coping Enhancement:
Membantu pasien untuk
beradaptasi dengan stressor,
perubahan dan gangguan yang
mempengaruhi hubungan
dengan orang lain.
Socialization enhancement:
Fasilitasi kemampuan untuk
berinteraksi
Support system Enhancement:
Fasilitasi dukungan untuk pasien
dari keluarga teman dan
komunitas.
perawatan pasien.
3. Libatkan pasien dalam aktivitas kelompok atau
unit dengan tepat.
3. Ansietas
Domain : 9. Coping / Stress
Tolerance
Class : 2. Coping Responses
Definisi : perasaan tidak
nyaman atau takut disertai
oleh respon otonom (sumber
sering tidak spesifik atau tidak
diketahui oleh individu);
1. Kontrol ansietas
2. Koping
3. Kemampuan
interaksi sosial
1. Anticipatory Guidance:
mempersiapkan klien untuk
krisis situasional dan
perkembangan.
2. Anxiety Reduction:
meminimalkan
ketidaknyamanan dan
kekhawatiran.
3. Complex Relationship
1. Pantau ekspresi verbal dan non verbal klien
seperti:ketidakmampuan mengatasi
masalah,ketakutan,rasa bersalah atas tindakan
masa lalu,ketidakpastian,kekhawatiran akan
penolakan dan isolasi dan ide bunuh diri.
2. Sediakan waktu dengan pasien dan anjurkan
untuk mengekspresikan perasaan dan
masalah.
3. Dukung pola koping yang efektif
perasaan kecemasan yang
disebabkan oleh antisipasi
bahaya. Merupakan sinyal
tanda bahaya yang
memperingatkan tentang
bahaya yang akan datang dan
memungkinkan individu untuk
mengambil langkah-langkah
untuk mengatasi ancaman
Faktor yang Berhubungan:
1. Ketakuatan akan kematian
2. Gangguan atau perubahan
status kesehatan.
building:
Hubungan terapeutik dengan
pasien yang memiliki
kesulitan berinteraksi.
4. Coping Enhancement:
Membantu pasien untuk
beradaptasi dengan stressor,
perubahan dan gangguan
yang mempengaruhi
hubungan dengan orang lain.
misalnya:dengan membiarkan pasien
menangis atau bicara dari pada menyangkal
rasa takut dan kekhawatiran.
4. Memberikan informasi yang akurat tentang
penyakit HIV dan prosedur diagnostik yang
berkaitan.
5. Ajarkan pola pernafasan normal.
6. Calming Technique:
Mempertahankan kontak mata dengan pasien.
Pertahankan sikap yang tenang.
Duduk dan berbicara dengan klien.
Sediakan obat anti anxietas sejauh yang di
perlukan.
Identifikasi orang – orang terdekat pasien
yang dapat membantu pasien.
4. Kurang pengetahuan.
Domain : 5. Perception/
Cognition
Kelas : 4. Cognition
Definisi : tidak adanya
atau kurangnya informasi
kognitif berkaitan dengan
1. Knowledge :
Disease Process
1. Pendidikan Kesehatan :
mengembangkan dan
menyediakan instruksi untuk
memfasilitasi adaptasi
perilaku yang berkaitan
dengan kesehatan.
1. Kaji pengetahuan pasien tentang penyakit
HIV termasuk perubahan patofisiologi yang
akan terjadi, cara penularan penyakit,
perubahan perilaku yang di perlukan dan efek
samping pengobatan. Perbaiki kesalahan
informasi dan konsep jika perlu.
2. Berikan literatur yang menggali mitos dan
topik yang spesifik. 2. Mengajarkan Proses Penyakit
: mendampingi pasien untuk
memahami informasi terkait
proses penyakit yang
spesifik.
realita tentang proses penyakit HIV.
3. Ajarkan pasien pentingnya menginformasikan
kepada pasangan seksual tentang kondisi HIV
dan memodifikasi perilaku beresiko tinggi
yang di ketahui menularkan virus.
4. Libatkan orang terdekat dalam penyuluhan
dan proses belajar.
BAB IV
IMPLIKASI KEPERAWATAN
DARI HASIL wawancara dengan pihak KEBAYA, perawat diharapkan dapat
melakukan Implikasi keperawatan antara lain:
1. Berdasarkan Aspek
1. Aspek Psikologis
- Perawat mampu meningkatkan rasa percaya diri klien dan
- Menjalin rasa saling percaya untuk mempermudah proses asuhan
keperawatan.
2. Aspek Sosial
- Membantu klien untuk berinteraksi dengan lingkungan sosial
- Memberikan dorongan pada keluarga untuk menerima kondisi klien
- Memberikan edukasi pada masyarakat mengenai HIV/AIDS
3. Aspek Nilai, Norma dan Kepercayaan
- Memfasilitasi ibadah sesuai dengan kepercayaan masing-masing
- Memberikan dukungan keagamaan sesuai kepercayaan masing-masing
2. Berdasarkan Peran Perawat
a. Perawat sebagai pendidik
- Memberikan edukasi pada keluarga, klien dan masyarakat sekitar mengenai
HIV/AIDS
- Memberikan edukasi pada klien mengenai komplikasi yang mungkin terjadi
- Memberikan edukasi pada klien mengenai cara pencegahan dan kemungkinan
terapi yang dapat dilakukan.
b. Perawat sebagai advokat
- Menjembatani masalah yang timbul antara klien dan keluarga, klien dan
masyarakat.
- Memfasilitasi dan menghubungkan klien dengan organisasi komunitas dengan
komunitas
c. Perawat komunitas
- Memberikan penyuluhan dan edukasi pada masyarakat
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Lembaga Swadaya Masyarakat KEBAYA memfasilitasi para waria yang telah
mendeklarasikan diri sebagai anggota LSM tersebut dalam hal outrage, advokasi dan
GST (guest support). Sehingga kehidupan waria di Yogyakarta lebih terorganisir dan
para waria merasa lebih nyaman dan merasa terlindungi.
Metode yang digunakan oleh yayasan Kebaya untuk mencegah waria agar
tidak menularkan HIV AIDS adalah sosialisasi, monitoring, tes VCT (Voluntary
Conseling and Test) dan advokasi. LSM KEBAYA ini juga melakukan upaya
preventif untuk menekan penyebaran HIV/AIDS, di antaranya penyaluran kondom di
tempat-tempat lokalisasi, komunikasi dengan stakeholder, dan pendidikan tentang
perilaku seksual yang tidak beresiko. Selain itu LSM KEBAYA juga melakukan
upaya penyadaran tentang bahaya HIV/AIDS.
Diagnosa yang penulis ambil adalah Resiko Infeksi (Domain: 11
Safety/ Protection, Kelas 1 : infection); Isolasi Sosial (Domain 12 : comfort, Class
3: social comfort); Ansietas (Domain : 9. Coping / Stress Tolerance, Class : 2.
Coping Responses); Kurang pengetahuan(Domain : 5. Perception/ Cognition, Kelas :
4. Cognition)
B. Saran
Pemerintah
Pemerintah sebaiknya meningkatkan fasilitas yang dapat menunjang kelangsungan
hidup para ODHA.
Mahasiswa keperawatan
Mahasiswa keperawatan yang notebene telah memiliki dasar pengetahuan mengenai
HIV/AIDS seharusnya sudah tidak menganggap tabu lagi terhadap ODHA dan dapat
memperlakukan mereka dengan sebagaimana mestinya.
Perawat
Perawat dalam melakukan tindakan keperawatan pada ODHA diharapkan mampu
berempati dan tidak menciptakan kesenjangan sosial pada ODHA namun harus tetap
mempertimbangkan serta menjaga Universal Precaution.
LSM KEBAYA
Tingkatkan kegiatan yang positif yang dapat mendukung berkurangnya penyebaran
HIV/AIDS.
Masyarakat
Diharapkan lebih membuka diri terhadap kaum ODHA dalam hal sosialisasi dan terus
meningkatkan informasi mengenai HIV/AIDS.
Lampiran
Pembagian Tugas
Qoriatul Khasanah (12564) Mencari literature Review, mencatat hasil
wawancara, membuat implikasi,
Nur Illahiyah (12565) Mencatat hasil wawancara, membuat latar
belakang, membuat asuhan keperawatan
Wahyu Subekti (12604)
Dimas Agung Setyo N (12690)
Lanny Nur Fitrianti (12740)
Eka Vuspita Sari (12741)
Gani Apriningtyas Budiyati (12746) Membuat implikasi keperawatan,
membuat asuhan keperawatan, mencari
literature review.
Al Ana (12753)
Ratna Herlia Dewi (12773) Membuat asuhan keperawatan, mengedit
dan menambah kelengkapan laporan,
mencatat hasil wawancara.
Mustika Pandu Kaswari (12784)
Patrisia R.W.L.P (12809) Membuat kesimpulan, saran dan daftar isi
pada laporan.
Novita Angraeni (12813) Membuat kesimpulan dan saran serta
mencatat dan merangkum hasil
wawancara
Maria Karola lionar (12816) Membuat asuhan keperawatan, membuat
latar belakang, membuat asuhan
keperawatan.
Agnesia Hendra P (12839)
Amanda Kurniasih (12850) Melengkapi latar belakang, membuat
preferensi,powerpoint, melengkapi
referensi,
Handitya Daniswari (12869) Melengkapi referensi, melengkapi
pendahuluan, editor akhir,