laporan mikro 4

19
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Secara umumnya diketahui bahwa mikroba yang hidup di alam terdapat dalam bentuk populasi campuran. Jarang sekali kita temukan mikroba di alam yang hidup hanya satu spesies atau spesies tunggal. Dengan demikian, agar mikroba tersebut dapat diidentifikasikan, sehingga mudah dipelajari sifat pertumbuhan, morfologis, dan fisiologis masing-masing mikroba maka langkah yang pertama harus dilakukan yaitu spesies tersebut dipisahkan dari organisme lain yang umum dijumpai dalam habitatnya, kemudian ditumbuhkan menjadi biakan murni yaitu suatu biakan yang terdiri dari sel-sel dari satu spesies (Afrianto, 2004). Mikroorganisme tersebar luas di dalam lingkungan baik di tanah, air,maupun udara. Keberadaan mikroorganisme baru dapat kita rasakan melewatimakanan yang kita konsumsi dan sebagai akibatnya produk pangan jarang sekali yang steril dan umumnya tercemar oleh berbagai mikroorganisme. Bahan panganselain merupakan sumber gizi bagi manusia, juga sebagai sumber makanan bagi perkembangan mikroorganisme. Pertumbuhan atau perkemban gan mikroorganisme dalam makanan sangat erat hubungannya dengan kehidupan manusia (Afrianto, 2004). Mikroorganisme merupakan mahluk hidup yang sangat banyak, baik itu terdapat ditanah, air maupun udara.

Upload: lenyaprianita

Post on 19-Nov-2015

21 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

mikrobiologi

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar BelakangSecara umumnya diketahui bahwa mikroba yang hidup di alam terdapat dalam bentuk populasi campuran. Jarang sekali kita temukan mikroba di alam yang hidup hanya satu spesies atau spesies tunggal. Dengan demikian, agar mikroba tersebut dapat diidentifikasikan, sehingga mudah dipelajari sifat pertumbuhan, morfologis, dan fisiologis masing-masing mikroba maka langkah yang pertama harus dilakukan yaitu spesies tersebut dipisahkan dari organisme lain yang umum dijumpai dalam habitatnya, kemudian ditumbuhkan menjadi biakan murni yaitu suatu biakan yang terdiri dari sel-sel dari satu spesies (Afrianto, 2004).Mikroorganisme tersebar luas di dalam lingkungan baik di tanah, air,maupun udara. Keberadaan mikroorganisme baru dapat kita rasakan melewatimakanan yang kita konsumsi dan sebagai akibatnya produk pangan jarang sekali yang steril dan umumnya tercemar oleh berbagai mikroorganisme. Bahan panganselain merupakan sumber gizi bagi manusia, juga sebagai sumber makanan bagi perkembanganmikroorganisme.Pertumbuhanatauperkembanganmikroorganisme dalam makanan sangat erat hubungannya dengan kehidupan manusia (Afrianto, 2004).Mikroorganisme merupakan mahluk hidup yang sangat banyak, baik itu terdapat ditanah, air maupun udara. Maka dari itu harus dilakukan isolasi maupun permurnian agar kita bisa mendapatkan mikroorganisme (bakteri) tersebut dalam keadaan murni. Populasi yang besar dan kompleks dengan berbagai mikroba terdapat dalam tubuh manusia termasuk dimulut, saluran pencernaan dan kulit. Isolasi adalah cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu dari lingkungannya, sehingga diperoleh kultur murni atau biakan murni. Kultur murni ialah kultur yang sel-sel mikrobanya berasal dari pembelahan dari satu seltunggal. Kultur murni atau biakan murni diperlukan karena semua metode mikrobiologis yang digunakan untuk menelaah dan mengidentifikasi mikroorganisme, termasuk penelaahan ciri-ciri kultural, morfologis, fisiologis,maupun serologis, memerlukan suatu populasi yang terdiri dari satu macam mikroorganisme saja (Ratna, 1990).Maka dari itu pada praktikum ini kita akan mengetahui dan menguasai teknik isolasi mikroba dari wadah yang satu dengan wadah yang lain sehingga kita dapat membiakkan dan menumbuhkan mikrooorganisme (bakteri) yang murni (Ratna, 1990).

1.2. TujuanAdapun tujuan dari praktikum ini yaitu : 1. Untuk melatih mahasiswa agar mampu memisahkan mikroorganisme dari suatu subtrat ke subtrat lain atau dari suatu biakan campuran hingga diperoleh biakan murni.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2. 2.1. Prinsip Isolasi MikrobaPrinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba lain yang berasal dari campuran bermacam-macam mikroba. Hal ini dapat dilakukan dengan menumbuhkannya dalam media padat, sel-sel mikroba akan membentuk koloni sel yang tetap pada tempatnya (Asnani, 2007).Media adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat hara (nutrien) yang berguna untuk membiakkan mikroba. Dengan menggunakan bermacam-macam media dapat dilakukan isolasi, perbanyakan, pengujian sifat fisiologis dan perhitungan sejumlah mikroba. Supaya mikroba dapat tumbuh baik dalam suatu media, maka medium tersebut harus memenuhi syarat-syarat, antara lain: harus mengandung semua zat hara yang mudah digunakan oleh mikroba, harus mempunyai tekanan osmosis, tegangan permukaan dan pH yang sesuai dengan kebutuhan mikroba yang akan tumbuh, tidak mengandung zat-zat yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba, harus berada dalam keadaan steril sebelum digunakan, agar mikroba yang ditumbuhkan dapat tumbuh dengan baik (Michael, 2005).Biakan murni diperlukan dalam berbagai metode mikrobiologis, antara lain digunakan dalam mengidentifikasi mikroba. Untuk mengamati ciri-ciri kultural morfologi, fisiologi dan serologi dibutuhkan mikroba yang berasal dari satu spesies (Dwidjoseputro, 2005).Bakteri yang memiliki flagella sering kali membentuk koloni yang menyebar terutama jika menggunakan lempengan agar basah, untuk mencegah menyebarnya koloni maka harus digunakan agar benar-benar kering (Djida, 2000).Di alam populasi mikroba tidak terpisah sendiri menurut jenisnya, tetapi terdiri dari campuran berbagai macam sel. Di dalam laboratorium populasi bakteri ini dapat diisolasi menjadi kultur murni yang terdiri dari satu jenis yang dapat dipelajari morfologinya, sifat dan kemampuan biokimiawinya (Djida, 2000).Dalam mempelajari mikroba tidak bias dilakukan secara kasat mata. Sedangkan dalam suatu lokasi yang menurut manusia sudah cukup kecil, disanan masih terdapat bakteri dalam jumlah besar dan juga bermacammacam jenisnya. Selain itu, di alam mikrobia pada umumnya tidak hidup tersendiri sebagai individu tunggal dan terlepas dari spesies yang lain, Mikroba lebih sering ditemukan dalam bentuk koloni dan bersama-sama dengan mikroba yang lain (Sailer, 2000).

2.2. Metode Isolasi MikrobaDikenal beberapa cara atau metode untuk memperoleh biakan murni dari suatu biakan campuran. Dua diantaranya yang paling sering digunakan adalah metode cawan gores dan metode cawan tuang. Yang didasarkan pada prinsip pengenceran dengan maksud untuk memperoleh spesies individu. Dengan anggapan bahwa setiap koloni dapat terpisah dari satu jenis sel yang dapat diamati (Afrianto, 2004).Ada berbagai cara untuk mengisolasi bakteri dalam biakan murni yaitu, cara pengenceran, cara penuanagan, cara penggesekan, atau penggoresan, cara penyebaran, cara pengucilan 1 sel, dan cara inokulasi pada hewan. Masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan (Waluyi, 2007).Menurut Djida (2000), ada beberapa metode isolasi mikroba yaitu sebagai berikut:1. Isolasi tunggal merupakan metode isolasi dengan cara meneteskan bahan yang mengandung mikroorganisme pada suatu kaca penutup dengan menggunakan mikropipet, yang kemudian diteliti dibawah obyektif mikroskop.2. Isolasi gores (Streak Plate Methode), merupakan metode isolasi dengan cara menggeser atau menggoreskan ujung jarum ose yang telah mengandung mikroorganisme dengan hati-hati di atas permukaan agar secara zig zag atau disebut metode langsung, yang dimulai dari dasar tabung menuju ke bagian atas tabung. Metode gores ini dibagi menjadi tiga cara yaitu radian, langsung, dan kuadran.3. Isolasi tebar merupakan metode isolasi dengan cara menebarkan bahan yang mengandung mikroorganisme pada permukaan atas tabung.4. Isolasi tuang (Pour Plate Methode), merupakan metode isolasi dengan cara mengambil sedikit sampel campuran bakteri yang telah diencerkan dan sampel tersebut kemudian disebarkan didalam suatu medium dari kaldu dan agar encer.Isolasi bakteri dapat menghasilkan hasil yang berbeda-beda, ada yang berbentuk membran, cincin, flokulen, dan lain-lain. Hal ini dapat terjadi karena faktor-faktor luar yang dapat mempengaruhi. Misalnya adanya kontaminasi dengan bakteri dari udara atau kepekatan suspensi yang digunakan. Hal ini terjadi, baik pada metode cair ataupun metode agar miring. Kontaminasi mungkin dapat terjadi saat proses memindahan bakteri dari suspensi, atau saat inkubasi, yang kesemuanya dilakukan tidak dalam keadaan yang benar-benar aseptis, sehingga kontaminan dapat ikut menempel pada alat-alat ataupun tempat pengerjaan (Waluyi, 2007).Dikenal beberapa cara atau metode untuk memperoleh biakan murni dari suatubiakan campuran. Dua diantaranya yang paling sering digunakan adalah metode cawan gores dan metode cawan tuang. Yang didasarkan pada prinsip pengenceran dengan maksud untuk memperoleh spesies individu. Dengan anggapan bahwa setiap koloni dapat terpisah dari satu jenis sel yang dapat diamati (Afrianto, 2004).Menurut Admin (2008), terdapat berbagai cara untuk mengisolasi mikroba yaitu sebagai berikut:1. Isolasi pada cawanPrinsip pada metode isolasi pada cawan adalah mengencerkan mikroorganisme sehingga diperoleh individu spesies yang dapat dipisahkan dari organisme lainnya. Setiap koloni yang terpisah yang tampak pada cawan tersebut setelah inkubasi berasal dari satu sel tunggal. Terdapat beberapa cara dalam metode isolasi pada cawan, yaitu : metode gaores kuadran dan metode agar cawan tuang. Metode gores kuadran , bila metode ini dilakukan dengan baik akan menghasilkan terisolasinya mikroorganisme, dimana setiap koloni berasal dari setiap sel. Metode agar tuang berbeda dengan metoe gores kuadran, cawan petri menggunakan medium agar yang dicairkan dan didinginkan yang kemudian dicawankan, pengenceran tetap perlu dilakukan sehingga pada cawan yang terakhir mengandung koloni-koloni yang terpisah di atas permukaan atau di dalam cawan.2. Isolasi pada medium cairMetode isolasi pada medium cair dilakukan bila mikroorganisme tidak dapat tumbuh pada agar cawan (medium padat), tetapi hanya dapat tumbuh pada kultur cair. Metode ini juga perlu dilakukan pengencaran dengan beberapa serial pengenceran. Semakin tinggi pengenceran peluang untuk mendapatkan satu sel semakin besar.3. Isolasi sel tunggalMetode isolasi sel tunggal dilakukan untuk mengisolasi sel mikroorganisme berukuran besar yang tiak dapat diisolasi dengan metode agar cawan atau medium cair, sel mikroorganisme dilihat dengan menggunakan pembesaran sekitar 100x, kemudian sel tersebut dipisahkan dengan menggunakan pipet kapiler yang sangat halus ataupun micromanipulator yang dilakukan secara aseptik.Menurut Trianda (2011), ada tiga metode yang dilakukan untuk memperoleh biakan murni yaitu :1. Teknik Sebar (spread plate)Teknik isolasi dan mikroba dengan cara menyebarkan mikroba pada permukaan media yang akan digunakan.2. Teknik Pengenceran (dilution method)Suatu sampel dari suatu suspensi yang berupa campuran bermacam- macam spesies diencerkan dalam suatu tabung yang tersendiri. Dari hasil pengenceran ini kemudian di ambil kira- kira 1 ml untuk diencerkan lebih lanjut. Jika dari pengenceran yang ketiga ini diambil 0,1 ml untuk disebarkan pada suatu medium padat, kemungkinan besar kita akan mendapatkan beberapa koloni yang akan tumbuh dalam mdium tersebut, akan tetapi mungkin juga kita hanya akan memperoleh satu koloni saja. Dalam hal yang demikian ini dapat dijadikan piaraan murni. Jika kita belum yakin, Bahwa koloni tunggal yang kita peroleh tersebut merupakan koloni yang murni, maka kita dapat mengulang pengenceran dengan menggunakan koloni ini sebagai sampel.3.Teknik MicromanipulatorMengambil satu bakteri dengan mikropipet yang ditempatkan dalam mikro manupulator, kemudian ditempatkan dalam mikromanupulator. Kemudian ditempatkan dalam medium encer untuk dibiakkan.

2.3. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam isolasi mikrobaMenurut Afrianto (2004), Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam melakukan isolasi mikroba yaitu antara lain :1. Sifat setiap jenis mikroba yang akan diisolasi2. Tempat hidup atau asal mikroba tersebut3. Medium pertumbuhan yang sesuai4. Cara menginokulasi mikroba 5. Cara menguji bahwa mikroba yang diisolasi telah berupa kultur murni dan sesuai dengan yang dimaksud6. Cara memelihara agar mikrobia yang telah diisolasi tetap merupakan kultur murni.

BAB IIIMETODOLOGI PRAKTIKUM

3. 3.1. Waktu dan TempatPraktikum tentang isolasi mikroba ini dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 3 Desember 2013 di mulai pada pukul 13:00 sampai dengan 15:00 WIB, di laboratorium Biologi Program Studi Biologi Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Raden Fatah Palembang.

3.2. Alat dan Bahan3.2.1. Alat Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah:1. Cawan petri2. Incubator3. Jarum inokulasi (ose)4. Bunsen

3.2.2 Bahan Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah:1. Media nutrient agar (NA)2. Media potato dektrosa agar (PDA)3. Koloni bakteri campuran praktikum sebelumnya4. Alkohol

3.3. Cara Kerja1 Cairkan media NA dan PDA2 Tuangkan media ke dalam cawan petri steril, biarkan membeku3 Pilihlah 3 macam koloni bakteri dan fungi yang berasal dari biakan campuran (praktikum topic sebelumnya). Tulislah nomor koloni yang dipilih pada medium padat dalam cawzn petri dan medium miring.4 Ambillah sedikit bakteri dan biakan yang dipilih dengan menggunakan jarum ose.5 Goreskan pada medium padat dalam cawan petri. Goresan dapat dimulai dari satu titik membentuk zig-zag atau beberapa titik membentuk garis-garis yang sejajar.6 Ambil bakteri dengan cara yang sama seperti langkah 4, lalu goreskan pada agar miring yang steril.7 Inkubasi semua biakan pada suhu kamar/ruang selama 1x24 jam8 Lakukan pengamatan dan catat bentuk koloni bakteri tersebut.

4. 5. 5.1. 5.2. PembahasanDari hasil praktikum yang telah dilaksanakan diperolehlah hasil dari kelompok 1 yaitu PDA media miring adalah bentuk koloni bulat menyebar hamper di semua permukaan, warnanya putih, jumlahnya banyak, ukurannya beragam yaitu ada 4 yang besar. Jumlah koloni lebih banyak terdapat di goresan pertama dan di sudut-sudut goresan. Dari hasil praktikum kelompok 2 yaitu media biakan cawan petri (PDA), diperolehlah hasil bentuk koloni berbentuk hifa, jamur membentuk hifa panjang yang berada disekitar garis zig-zag, warnanya putih susu, jumlah hifa yaitu 6 hifa kecil menyebar dan 3 hifa besar berada di dekat garis zig-zag. Sedangkan hasil praktikum kelompok 3 yaitu media miring (NA) diperolehlah hasil bentuk koloni bulat, memenuhi setiap goresan, jumlah koloni lebih banyak di goresan pertama dan terjadi kontaminasi. Jumlah koloni banyak berwarna putih kekuningan. Selanjutnya hasil praktikum kelompok 4 yaitu media biakan cawan petri yang telah dilaksanakan diperolehlah hasil bentuk koloninya tidak beraturan, letak nya mengumpul di tengah dan terjadi kontaminasi pada goresan sinabung, kebanyakan sudah terdapat bakteri. Pada goresan pertama, jumlah koloninya lebih banyak daripada goresan selanjutnya.Media PDA (Potatos Dexstose Agar) adalah merupakan media yang umum digunakan dalam kultuvasi bakter. Media PDA terdapat macam zat nutrisi organik yang di gunakan dalam media biakan untuk menumbuhkan atau mengidentifikasi yeast dan kapang. Dalam suatu sampel atau produk makanan. Media PDA mengandung sumber karbohidrat dalam jumlah cukup yaitu terdiri dari 20% ekstrak kentang dan 2% glukosa sehingga baik untuk pertumbuhan kapang dan khamir tetapi kurang baik untuk pertumbuhan bakteri (Sandjaja, 1994).1. 2. 3. 4. 4.1. 4.2. 4.2.1. Media NA (Nutrien Agar) adalah medium umum untuk uji air dan produk dairy. NA juga digunakan untuk pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang tidak selektif, dalam artian mikroorganisme heterotrof. Media ini merupakan media sederhana yang dibuat dari ekstrak beef, pepton, dan agar. Na merupakan salah satu media yang umum digunakan dalam prosedur bakteriologi seperti uji biasa dari air, sewage, produk pangan, untuk membawa stok kultur, untuk pertumbuhan sampel pada uji bakteri, dan untuk mengisolasi organisme dalam kultur murni (Sandjaja, 1994).

BAB VPENUTUP

5. 5.1. KesimpulanBerdasarkan praktikum yang telah kita dilakukan maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa teknik inokulasi merupakan teknik pemindahan bakteri ke dalam media dengan perlakuan khusus untuk mempertahankan kemurnian dari bakteri tersebut. Teknik inokulasi dapat dilakukan dengan metode gores pada agar datar dan metode gores pada agar miring. Proses inokulasi harus benar-benar aseptik atau steril supaya tidak terjadi kontaminasi oleh mikroorganisme lain. Diketahui pula pada media miring (PDA) dan media miring (NA) letak mikrobanya hampir sama yaitu berada di setiap sudut dan di setiap goresan zig-zag. Sedangkan pada media biakan cawan petri (PDA) koloninya berupa jamur berbentuk hifa yang berada disekitar goresan zig-zag dan pada media biakan cawan petri (NA) terjadi kontaminasi pada goresan sinabung dan bentuk koloni nya tak beraturan dan mengumpul ditengah.

5.2. SaranPada praktikum selanjutnya diharapkan praktikum berjalan dengan tertib tanpa kegaduhan dalam ruangan. Disarankan dalam praktikum selanjutnya terlebih dahulu diberikan pembekalan materi kepada para praktikan sehingga praktikan berul-betul tahu dan mengerti teknik-teknik yang diperlukan.

DAFTAR PUSTAKA

Admin. 2008. Sejarah Perkembangan Mikrobiologi (http://SejarahPerkembangan Mikrobiologi.pdf/) diakses pada tanggal 8 desember 2013 pada pukul 15:00 WIB.

Afrianto, L. 2004. Menghitung Mikroba Pada Bahan Makanan. Cakrawala (Suplemen pikiran rakyat untuk iptek).Bandung : Farmasi FMIPA ITB.

Djida, N. 2000. Metode Instrumental dalam Mikrobiologi Umum. Makassar : UNHAS Press

Dwidjoseputro, 1980, Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta : Djambatan

Hadioetomo, R. S. 1993. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek. Jakarta : Gramedia

Nur Indriyani, Asnani. 2007. Penuntun Praktikum Mikrobiologi Akuatik. Kendari : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Press.

Ratna, Sri. 1990. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek. Jakarta : Gramedia.