laporan mikrobiologi menghitung jumlah mikroba
TRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI
O L E H
NAMA : MIFTA NUR RAHMAT
STAMBUK : F1C1 08 001
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2011
UN
IVERSITA
S
I. JUDUL
Menentukan jumlah mikroba
II. TUJUAN
Tujuan dari percobaan ini adalah:
1. Praktikan mampu memprediksi berapa jumlah sel mikroba dalam suatu sampel yang telah
diencerkan
2. Menghitung koloni bakteri menggunakan metode Plate Count atau hitungan cawan
III. PRINSIP DASAR
Pertumbuhan adalah penambahan secara teratur semua komponen sel suatu jasad.
Pembelahan sel adalah hasil dari pertumbuhan sel. Pada jasad bersel tunggal (uniseluler),
pembelahan atau perbanyakan sel merupakan pertambahan jumlah individu. Misalnya pembelahan
sel pada bakteri akan menghasilkan pertambahan jumlah sel bakteri itu sendiri. Pada jasad bersel
banyak (multiseluler), pembelahan sel tidak menghasilkan pertambahan jumlah individunya, tetapi
hanya merupakan pembentukan jaringan atau bertambah besar jasadnya. Dalam membahas
pertumbuhan mikrobia harus dibedakan antara pertumbuhan masing-masing individu sel dan
pertumbuhan kelompok sel atau pertumbuhan populasi (Suharjono, 2006).
Kecepatan pertumbuhan merupakan perubahan jumlah atau massa sel per unit waktu.
Pertumbuhan mikroba dalam suatu medium mengalami fase-fase yang berbeda, yang berturut-turut
disebut dengan fase lag, fase eksponensial, fase stasioner dan fase kematian. Pada fase kematian
eksponensial tidak diamati pada kondisi umum pertumbuhan kultur bakteri, kecuali bila kematian
dipercepat dengan penambahan zat kimia toksik, panas atau radiasi (Sofa, 2008).
Menurut Darkuni (2001) pertumbuhan bakteri pada umumnya akan dipengaruhi oleh faktor
lingkungan. Pengaruh faktor ini akan memberikan gambaran yang memperlihatkan peningkatan
jumlah sel yang berbeda dan pada akhirnya memberikan gambaran pula terhadap kurva
pertumbuhannya.
Sedangkan menururt Tarigan (1988) kebutuhan mikroorganisme untuk pertumbuhan dapat
dibedakan menjadi dua kategori, yaitu: kebutuhan fisik dan kebutuhan kimiawi atau kemis. Aspek-
aspek fisik dapat mencakup suhu, pH dan tekanan osmotik. Sedangkan kebutuhan kemis meliputi
air, sumber karbon, nitrogen oksigen, mineral-mineral dan faktor penumbuh.
Hal ini sesuai dengan pendapat Hastuti (2007) bahwa terdapat beberapa faktor abiotik yang
dapat mempengaruhi pertumbuhan bakteri, antara lain: suhu, kelembapan, cahaya, pH, AW dan
nutrisi. Apabila dfaktor-faktor abiotik tersebut memenuhi syarat, sehingga optimum untuk
pertumbuhan bakteri, maka bakteri dapat tumbuh dan berkembang biak. Pertumbuhan bakteri juga
dapat terganggu apabila kondisi fisiko kimia tidak memenuhi syarat. Selain dari faktor fisiko kimia,
pertumbuhan bakteri juga dapat terganggu dengan kehadiran mikroba lainnya yang bersifat
inhibitor, contohnya adalah jamur. Jamur antagonis akan menghambat pertumbuhan koloni bakteri
dengan membentuk zona antibiotis atau mematikan secara langsung dengan cara menyelimuti
pertumbuhan koloni pathogen (Bustamam, 2006).
IV. CARA KERJA
1. Pembuatan Media Agar
2. Perhitungan Jumlah Koloni Bakteri
- Dimasukkan ke dalam Erlenmeyer
100 ml
- Dimasukkan aquades 100 ml
- Dihomogenkan
- Dipanaskan
- Erlenmeyer disumbat
20 gr NA + 15 gr agar
Media Agar
- Digores dan dilarutkan ke dalam 10 ml aquades
(selanjutnya disebut dengan tabung 1)
- Diambil 1 ml dari tabung 1 kemudian
diencerkan kedalam tabung 9 ml aquades
(selanjutnya disebut dengan tabung 2)
- Demikian seterusnya hingga tabung 4.
Bakteri stok
Tabung 1 = tanpa pengenceran Tabung 2 = 10-1
Tabung 3 = 10-2
Tabung 4 = 10-3
- Dituangkan ke dalam 4 cawan yang
telah di sterilisasi
- Didiamkan beberapa menit
- Dipipet bakteri yang telah
diencerkan kedalam cawan
- Digores dengan metode zig-zag
dengan ose
- Diinkubasi selama 3 x 24 jam
Media Agar
Pertumbuhan Bakteri
V. HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Percobaan
Cawan Koloni Bakteri Putih Koloni Bakteri Kuning
Tanpa pengenceran 34 12
10-1
7 3
10-2
14 0
10-3
14 9
2. Pembahasan
Mikroba seperti makhluk hidup lainnya memerlukan nutrisi pertumbuhan. Pengetahuan akan
nutrisi pertumbuhan ini akan membantu di dalam mengkultivasi, mengisolasi, dan
mengidentifikasi mikroba. Mikroba memiliki karakteristik dan ciri yang berbeda-beda di dalam
persyaratan pertumbuhannya. Ada mikroba yang bisa hidup hanya pada media yang mengandung
sulfur dan ada pula yang tidak mampu hidup dan seterusnya. Karakteristik persyaratan
pertumbuhan mikroba inilah yang menyebabkan bermacam-macamnya media penunjang
pertumbuhan mikroba.
Di dalam mikrobiologi, media diartikan sebagai bahan yang terdiri atas campuran nutrisi atau
zat-zat hara (nutrien) yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme di atas atau di
dalamnya. Selain itu, media juda dapat digunakan untuk isolasi, perbanyakan, pengujian sifat-sifat
fisiologis dan biokimia, serta perhitungan jumlah mikoorganisme. Ada berbagai macam jenis
Anda Merasa Terbantu dengan Artikel ini???
Dukung kami dengan mengirimkan Pulsa di No:
ADMIN : 0852 417 82228
Radio Mu’adz : 0852 9933 1996
media pertumbuhan mikroba. Berdasarkan sumbernya, media di bagi atas dua yaitu media sintetik
dan media alami.
Dalam percobaan ini, medium yang digunakan untuk pertumbuhan mikroba adalah media
agar dengan komposisi 20 gr NA dan 15 gr agar dalam 100 ml aquades. Media agar adalah media
yang umum digunakan untuk menumbuhkan bakteri, dikarenakan sifatnya yang dapat
menumbuhkan banyak bakteri, bakteri ini hanya digunakan untuk praktikum di universitas dan
jarang digunakan untuk penelitian yang menganalisa pertumbuhan bakteri spesifik.
Telah diketahui bersama, pertumbuhan mikroba adalah peningkatan jumlah sel dan bukan
peningkatan ukuran sel. Pertumbuhan mikroba untuk kondisi normal dapat diukur dengan rumus
log10 jumlah sel. Dari rumus tersebut dapat pula ditentukan jumlah generasi yang ada dan waktu
generasi pertumbuhan bakteri.
Rumus ini berlaku untuk pertumbuhan bakteri yang normal, atau tidak adanya kesalahan
dalam prosedur pembiakannya, dan mengikuti kurva
Akan tetapi jika kita melihat hasil pengamatan yang diperoleh, dapat dipastikan kondisi
media yang digunakan tidaklah sama. Karena bakteri yang tumbuh tidak mengikuti hipotesis
pengamat. Dapat dilihat pada hasil pengamatan, bakteri yang tumbuh pada cawan pengenceran 10-1
lebih sedikit dibandingkan bakteri yang tumbuh pada cawan pengenceran10-2
dan 10-3
.
Ketidaksamaan media yang digunakan berpengaruh terhadap aktivitas bakteri untuk melakukan
pembelahan sel. Faktor yang menyebabkan ketidaksamaan ini salah satunya dipengaruhi oleh
prosedur pengerjaan yang tidak benar oleh pengamat.
Dari hasil pengamatan yang diperoleh terdapat 2 koloni bakteri yang diperoleh, yakni
berwarna putih dan berwarna kuning. Jumlah koloni bakteri berwarna putih dalam satu cawan selalu
lebih banyak dibandingkan jumlah koloni bakteri kuning. Aktivitas anatara kedua jenis koloni
bakteri ini menjadi sangat sulit ditentukan karena kondisi media yang berbeda-beda. Semestinya
dalam cawan tanpa pengenceran, cawan pengenceran 10-1
, 10-2
dan 10-3
, dapat dianalisa aktivitas
koloni bakteri putih dan kuning, yang mana bersifat inhibitor atau pathogen terhadap bakteri
lainnya.
VI. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah:
1. Jumlah sel mikroba yang tumbuh dalam suatu cawan sangat bergantung pada jumlah
generasi yang ada dan waktu generasi bakteri tertentu, sehingga pengamat harus
mengetahui waktu generasi bakteri yang ia biakkan agar dapat memprediksi jumlah sel
bakteri dengan baik.
2. Dari metode hitungan cawan didapatkan hasil pertumbuhan koloni bakteri putih dan
koloni bakteri kuning pada cawan tanpa pengenceran, cawan pengenceran 10-1
, 10-2
dan
10-3
adalah 34:12 ; 7:3 ; 14:10 ; 14:9.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2006. Lingkungan Pertumbuhan Mikroba
Hendri, Bustamam, 2006, Seleksi Mikroba Rizosfer Antagonis terhadap Bakteri Ralstolnia
solanaceareum Penyebab Penyakit Layu pada Bakteri pada Tanaman Jahe di Lahan Tertindas,
Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian Indonesia, Volume 8, No. 1
Machmud, 2004. Seleksi dan Karakterisasi Mikroba Antagonis
Michael, 1986. Dasar – Dasar Mikrobiologi. UI – Press. Jakarta.
Suharjono, 2006. Komunitas Kapang Tanah di Lahan Kritis Berkapur DAS Brantas Pada
Musim Kemarau. Jurusan Biologi FMIPA Universitas Brawijaya. Malang.