laporan modalitas

30
DAFTAR ISI DAFTAR ISI ............................. ............................. ........... 1 BAB I DASAR TEORI ............................. ............................. ........... 2 BAB II HASIL PENGAMATAN ............................. ............................. ........... 6 BAB III PEMBAHASAN ............................. ............................. ........... 1 0 BAB IV KESIMPULAN ............................. ............................. ........... 1 8 DAFTAR PUSTAKA ............................. ............................. ........... 1 9 1 | LAPORAN FISIOLOGI MODALITAS RASA 13-51

Upload: fatimatuz-zahroh

Post on 29-Dec-2015

61 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Laporan Fisiologi

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Modalitas

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ..................................................................... 1

BAB I DASAR TEORI ..................................................................... 2

BAB II HASIL PENGAMATAN ..................................................................... 6

BAB III PEMBAHASAN ..................................................................... 10

BAB IV KESIMPULAN ..................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................... 19

1 | L A P O R A N F I S I O L O G I M O D A L I T A S R A S A 1 3 - 5 1

Page 2: Laporan Modalitas

BAB I

DASAR TEORI

1.1 Modalitas Rasa di Rongga Mulut

Indera pengecap adalah organ penting pada manusia yang membuat

manusia memilih makanan sesuai dengan keinginannya dan kebutuhan-kebutuhan

jaringan, selain itu, dapat juga berfungsi untuk menghindarkan tubuh dari

substansi beracun. Beberapa faktor dapat mempengaruhi rasa, antara lain :

1. Sistem Indera seperti penglihatan, pembau, dan pendengar

2. Makanan : tekstur makanan, suhu, kandungan bahan-bahan,

kandungan air, dan udara dalam makanan.

Menurut penelitian, terdapat sel pengecap yang berespon paling baik

terhadap rangsang pahit sedangkan yang lain terhadap asin, manis, atau asam.

Sebagian berespon terhadap lebih dari satu modalitas dan sebagian terhadap

keempatnya. MSG sebenarnya bukan merupakan rasa yang dapat muncul sendiri,

MSG merupakan kombinasi dari beberapa rasa, sehingga diduga ada pengecap

rasa tambahan yaitu umami. Modalitas rasa ini mengindrai rasa glutamat dan

glutamat monosodium yang basah terdapat pada masakan asia varian reseptor

glutamat metatropik (Ganong.2003).

Pengecapan merupakan fungsi utama dari taste buds di dalam rongga

mulut. Reseptor perasa atau taste buds ditemukan pada papila lidah (papila

sircumvalata, fungiformis, foliata, dan viliformis). Taste buds adalah struktur

kecil yang terdapat di permukaan lidah, palatum, epiglotis, laring dan faring. Di

sekitar dari sel perasa terdapat filamen yang mirip rambut. Setiap taste buds

biasanya hanya berespon pada satu dari empat rangsang rasa primer, bila substansi

rasa berada dalam konsentrasi rendah, tetapi pada konsentrasi tinggi, sebagian

besar taste buds dapat dirangsang oleh dua, tiga, atau empat rangsang kecap

primer dan juga oleh beberapa rangsang kecap yang lain (non primer). Sel-sel

pengecap terus menerus digantikan melalui pembelahan mitosis dari sel-sel epitel

di sekitarnya. Ketahan (umur) setiap sel pengecap ini sekitar 10 hari.

Hingga saat ini terdapat lima macam rasa yang dapat dikenali yaitu :

1. asin, terletak di ujung lidah;

2 | L A P O R A N F I S I O L O G I M O D A L I T A S R A S A 1 3 - 5 1

Page 3: Laporan Modalitas

Rasa asin dibentuk oleh garam-garam yang terionisasi. Kualitas rasanya

berbeda-beda antara garam yang satu dengan yang lain karena garam juga

membentuk sensasi rasa yang lain selain rasa asin.

2. manis, terletak di ujung lidah;

Rasa manis tidak dibentuk atas satu golongan kelas substansi kimia saja.

Beberapa tipe substansi kimia yang menyebabkan rasa ini mencakup gula, glikol,

alcohol aldehid, keton, amida, ester, asam amino, beberapa protein kecil, asam

sulfonat, asam halogenasi dan garam-garam dari timah dan berilium. Perubahan

yang sangat manis menjadi pahit.

3. asam, terletak pada dua pertiga bagian samping lidah;

Rasa asam disebabkan oleh asam. Intensitas dari sensasi rasa ini hampir

sebanding dengan logaritma dari konsentrasi ion hidrogen, makin asam suatu

asam makin kuat sensasi yang terbentuk.

4. pahit, terletak pada bagian posterior lidah dan palatum molle.

Rasa pahit tidak dibentuk hanya oleh satu tipe substansi kimia, tetapi

substansi rasa pahit hampir seluruhnya dibentuk oleh substansi organik. Dua

golongan substansi tertentu cenderung menimbulkan rasa pahit adalah (a)

substansi rasa organik rantai panjang yang mengandung nitrogen dan (b) alkaloid,

seperti yang terdapat pada banyak zat yang terkandung dalam obat-obatan, seperti

kina, kafein, striknin, dan nikotin.

5. umami, terletak di ujung lidah;

Rasa umami adalah rasa yang diperoleh karena rangsangan pada reseptor

metabotropic glutamate receptor (mGIuR4) yang sensitive terhadap monosodium

glutamate (MSG). Monosodium glutamate umumnya ditambahkan pada makanan

untuk menguatkan rasa (dan berbahan dasar saus kedelai), yang mungkin dapat

menstimulasi reseptor umami.

Proses adanya rangsangan sampai terjadi impuls berupa pengenalan

bentuk rangsang bisa terjadi karena adanya reseptor sensorik yang mengirim

sinyal ke sistem saraf pusat, di sistem saraf pusat terjadi pengumpulan sinyal dan

akhirnya muncul tanggapan berupa pengenalan bentuk benda. Pengenalan bentuk

benda di lidah ini karena adanya resptor rata (taktil) pada lidah, bentuk paccini

3 | L A P O R A N F I S I O L O G I M O D A L I T A S R A S A 1 3 - 5 1

Page 4: Laporan Modalitas

yang merupakan reseptor raba didapatkan pada jaringan subkutan, otot dan sendi

(Guyton.1983:107).

1.2 Sensasi di Rongga Mulut

Sel reseptor pengecap adalah kemoreseptor yang berespon terhadap bahan-

bahan dalam cairan mulut yang membasahi reseptor-reseptor tersebut. Reseptor

pengecap (sekunder) dikumpulkan bersama pada tasted bud, terutama pada lidah

dan palatum. Bahan- bahan ini bekerja pada mikrovili yang ada di pori-pori

pengecap untuk mencetuskan potensial generator di sel reseptor yang

menimbulkan potensial aksi di neuron sensorik.

Reseptor dingin definitif telah didefinisikan, ia adalah ujung saraf yang

bermielin kecil jenis A delta yang ujungnya menonjol ke dalam permukaan dasar

sel basal epidermis. Dipihak lain reseptor hangat definitif belum ditemukan.

Mungkin reseptor ini merupakan satu jenis dari ujung saraf bebas

(Guyton.1996:452).

Serat-serat saraf sensorik dari papil-papil pengecap di dua pertiga anterior

lidah berjalan dengan cabang korda timpani, nervous facialis, dan serat-serat saraf

dari sepertiga posterior lidah mencapai batang otak melalui saraf glosoparingeus.

Nukleus traktus solitarius untuk dapat menyatu ke dalam medula oblongata harus

bergabung dengan kedua sarafnya. Di sana mereka bersinaps dengan neuron-

neuron ordo kedua yang aksonnya melintasi garis tengah dan bertemu dengan

lemnikus medialis, berakhir di nukleus-nukleus pemancar sensorik spesifik pada

talamus bersama serat untuk sensasi sentuh nyeri dan suhu. Impuls dipancarkan

dari sini ke daerah proyeksi pengecapan di kortek serebrum di kaki girus pasca

sentralis. Pengecapan tidak memiliki daerah proyeksi yang terpisah tetapi

digambarkan di bagian girus pasca sentralis yang melayani sensasi kulita dan

wajah.

Impuls pengecapan melintasi saraf otak ketujuh, kesembilan, dan

kesepuluh menuju batang otak, tempat mereka berakhir di dalam traktus solitarius.

Isyarat mula-mula ke talamus dan kemudian ke area operkulum –insulaparietal

korteks serebri. Area ini terletak pada pinggir lateral girus post sentralis dalam

4 | L A P O R A N F I S I O L O G I M O D A L I T A S R A S A 1 3 - 5 1

Page 5: Laporan Modalitas

fisura Sylvii yang erat berhubungan dengan atau malahan bertindihan dengan

daerah lidah area somatik 1.

Terdapat banyak variasi dalam distribusi keempat papil pengecap dasar

pada berbagai spesies dan dalam suatu spesies tertentu antar individu. Pengecapan

memperlihatkan after -reaction dan fenomena kontras yang serupa dalam

beberapa hal dalam after- image dan kontras penglihatan. Sebagian adalah tipuan

kimia, tetapi sebagian lain mungkin benar-benar merupakan fenomena sentral.

Reseptor rasa nyeri hanya dirangsang oleh gradasi panas atau dingin yang

ekstrim, karena itu bersama reseptor dingin dan reseptor panas bertanggung jawab

terhadap terjadinya sensasi ”sangat dingin” (freezing cold) dan sensasi ”panas

yang menyengat” (burning hot) (Guyton & Hall.1997:774)

5 | L A P O R A N F I S I O L O G I M O D A L I T A S R A S A 1 3 - 5 1

Page 6: Laporan Modalitas

BAB II

HASIL PENGAMATAN

A. Pengenalan Bentuk Berbagai Benda di Rongga Mulut dan Area Wajah

Bentuk SpesimenPersepsi

Orang CobaUkuran (mm) Waktu (s)

Lonjong Lonjong 10 7

Kotak Kotak 5 6

Segitiga Segitiga 8 7

Lingkaran Lingkaran 8 4

B. Two Point Discrimination di Rongga Mulut dan Area Wajah

Lokasi Jarak 1 mm Jarak 2 mm Jarak 3 mm

Anterior Lidah 1 2 2

Samping ka – ki Lidah 1 1 1

Posterior Lidah 1 1 1

Palatum 1 2 1

Mukosa Pipi 1 2 2

Gusi 1 1 1

Dahi 1 1 1

Hidung 1 1 1

Cuping Telinga 1 1 1

Bibir Atas 2 2 2

Bibir Bawah 1 2 2

Leher 1 1 1

Pipi kiri – kanan 1 1 2

Dagu 1 2 2

6 | L A P O R A N F I S I O L O G I M O D A L I T A S R A S A 1 3 - 5 1

Page 7: Laporan Modalitas

C. Pengenalan Suhu di Rongga Mulut dan Area Wajah

Lokasi Air Es Air 80°C

Anterior Lidah Dingin Panas

Samping ka – ki Lidah Dingin Panas

Posterior Lidah Dingin Panas

Palatum Dingin Sedikit Panas

Mukosa Pipi Dingin Panas

Gusi Dingin Panas

Dahi Dingin Panas

Hidung Dingin Panas

Cuping Telinga Dingin Panas

Bibir Atas Dingin Sangat Panas

Bibir Bawah Sangat Dingin Sangat Panas

Leher Dingin Panas

Pipi kiri – kanan Dingin Panas

Dagu Dingin Panas

D. Persepsi Rasa Pada Beberapa Bagian Lidah

Lokasi Garam Air Gula Cuka Kina Umami

1 Asin Manis Sekali Sedikit Asam Pahit Gurih Sekali

2 Asin Manis Asam Sekali Pahit Gurih

3 Asin Manis Asam Sekali Pahit Gurih

4 Sedikit Asin Tidak Manis Asam Pahit Sekali Gurih

5 AsinManis

(dg respon lama)Sedikit Asam Pahit

Gurih

(dg respon lama)

6 AsinManis

(dg respon lama)Sedikit Asam Pahit

Gurih

(dg respon lama)

7 AsinManis

(dg respon lama)Asam Pahit

Gurih

(dg respon lama)

8 AsinManis

(dg respon lama)Asam Pahit

Gurih

(dg respon lama)

7 | L A P O R A N F I S I O L O G I M O D A L I T A S R A S A 1 3 - 5 1

Page 8: Laporan Modalitas

D. Rasa Nyeri Pada Jaringan Rongga Mulut dan Area Wajah

1. Rangsangan Tekan

Lokasi Kedalaman (mm) Area Paling Sensitif

1 3

2 3

3 4

4 1 V

5 3

6 3

7 4

8 3

2. Rangsangan Panas

Lokas

i

60° 70° 80° 90°

Dalam Waktu Dalam Waktu DalamWakt

uDalam Waktu

1 4 mm 3,4 s 3 mm 3,8 s 2 mm 3 s 2 mm 2 s

2 4 mm 4,5 s 3 mm 6,8 s 3 mm 3,4 s 3 mm 2 s

3 4 mm 5,8 s 3 mm 4,6 s 4 mm 3,4 s 3 mm 3 s

4 1 mm 1,1 s 1 mm 0,9 s 1 mm 0,6 s 1 mm 0,5 s

5 4 mm 6 s 3 mm 5,7 s 2 mm 1,8 s 1,2 mm 2 s

6 3 mm 3,5 s 3 mm 3,5 s 2,2 mm 3,2 s 1,5 mm 2,9 s

7 3 mm 5 s 3 mm 3,9 s 2 mm 4,2 s 1,5 mm 2,8 s

8 3 mm 4 s 2,5 mm 3,4 s 1,5 mm 1,75 s 1,5 mm 2,4 s

8 | L A P O R A N F I S I O L O G I M O D A L I T A S R A S A 1 3 - 5 1

Page 9: Laporan Modalitas

3. Rangsangan Dingim

Lokasi 0° 5° 10° 20° Waktu Nyeri

1 Nyeri Dingin Segar Biasa 13 s

2 Nyeri Dingin Segar Biasa 10 s

3 Nyeri Dingin Segar Biasa 15 s

4 Nyeri Dingin Segar Biasa 30 s

5 Nyeri Dingin Segar Biasa 20 s

6 Nyeri Dingin Segar Biasa 21 s

7 Nyeri Dingin Segar Biasa 20 s

8 Nyeri Dingin Segar Biasa 22 s

E. Pemeriksaan Vitalitas Gigi

1. Test Vitalitas Gigi Dengan Suhu Dingin

Lokasi Respon yang Dirasakan

Labial 1/3 incisa insisiv Dingin dan Ngilu menusuk

Mesio bukal cups molar Dingin dan Ngilu tidak terlalu menusuk

2. Test Vitalitas Gigi Dengan Suhu Panas

Lokasi Air Panas Suhu kamar Guttap Burnisher

Labial 1/3 incisa insisiv Hangat Dingin Nyeri

Mesio bukal cups molar Tanpa Rasa Tanpa Rasa Tanpa Rasa

3. Test Vitalitas Gigi Dengan Tekan

Lokasi Respon yang Dirasakan

Labial 1/3 incisa insisiv Ngilu dan sedikit sakit

Mesio bukal cups molar Sedikit ngilu dan tidak sakit

4. Test Perkusi Gigi dan Palpasi

Lokasi Respon yang Dirasakan

Labial 1/3 incisa insisiv Ngilu dan sedikit sakit

Mesio bukal cups molar Sedikit ngilu dan tidak sakit

9 | L A P O R A N F I S I O L O G I M O D A L I T A S R A S A 1 3 - 5 1

Page 10: Laporan Modalitas

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Pengenalan bentuk berbagai benda di rongga mulut

Percobaan ini dilakukan oleh satu orang coba dengan empat variasi bentuk

spesimen. Dari hasil percobaan didapatkan waktu bervariasi oleh orang coba

dalam mengenali berbagai bentuk benda. Kecepatan mengenali beberapa bentuk

benda ini tergantung pada seberapa luas permukaan benda tersebut yang

bersentuhan pada permukaan lidah. Semakin besar luas permukaan bendah yang

bersentuhan dengan permukaan lidah maka semakin cepat pula benda tersebut

mudah dikenali. Hal ini dikarenakan semakin besar luas permukaan benda

tersebut maka rangsangan yang diberi pada lidah akan semakin kuat dan reseptor

yang terangsan akan semakin banyak sehingga intrepetasi dari SSP juga semakin

cepat.

Proses adanya rangsangan sampai terjadi impuls berupa pengenalan

bentuk rangsang bisa terjadi karena adanya reseptor sensorik yang mengirim

sinyal ke sistem saraf pusat, di sistem saraf pusat terjadi pengumpulan sinyal dan

akhirnya muncul tanggapan berupa pengenalan bentuk benda. Pengenalan bentuk

benda di lidah ini karena adanya resptor rata (taktil) pada lidah, bentuk paccini

yang merupakan reseptor raba didapatkan pada jaringan subkutan, otot dan sendi

(Guyton.1983:107)

3.2 Two point Discrimination di rongga mulut dan area wajah.

Pada hasil percoban yang didapatkan, pada orang coba didapatkan bahwa

daerah yang paling sensitif adalah bagian bibir atas, bibir bawah, dagu, anterior

lidah dan mukosa pipi. Sensitivitas terhadap rangsangan ini tergantung pada

reseptor dari rangsangan tekan ini. Rangsangan tekan tekan umumnya disebabkan

oleh adanya perubahan pada jaringan yang lebih dalam (Guyton.1996:430).

Reseptor dari rangsangan tekan adalah reseptor taktil ujung saraf bebas. Pada

daerah yang lebih sensitif seperti pada bagian lidah, wajah dan leher memiliki

reseptor yang lebih banyak pada daerah lain.

3.3 Pengenalan suhu di rongga mulut dan area wajah

10 | L A P O R A N F I S I O L O G I M O D A L I T A S R A S A 1 3 - 5 1

Page 11: Laporan Modalitas

Berdasarkan hasil percobaan dapat memperlihatkan bahwa terdapat daerah

peka-dingin dan daerah peka-panas yang terpisah di rongga mulut dan area wajah.

Organ indera suhu adalah ujung-ujung saraf bebas yang berespon terhadap suhu

mutlak, bukan terhadap gradien suhu di rongga mulut. Reseptor dingin berespon

terhadap suhu 10° - 38° C, dan reseptor panas berespon terhadap suhu dari 30° -

45° C.

Kemampuan seseorang untuk dapat menentukan perbedaan gradasi sensasi

suhu didapat dengan perangsangan relatif terhadap bemacam-macam tipe ujung

saraf. Secara khusus hendaknya diperhatikan bahwa respon yang dikeluarkan

sesuai dengan tingkat tingginya suhu.

Dari percobaan yang dilakukan, maka dapat diketahui bahwa tubuh berespon

lebih sensitif terhadap dingin dari pada panas. Hal ini dikarenakan jumlah reseptor

dingin kira-kira tiga sampai sepuluh kali reseptor hangat, dan pada berbagai

daerah tubuh jumlah reseptor bervariasi, 15 sampai 25 titik dingin per sentimeter

persegi pada daerah permukaan dada yang luas. Sedangkan jumlah titik hangatnya

lebih sedikit. (Guyton & Hall,1997 : 774)

Untuk mengetahui sensitifitas terhadap rangsang dingin dan panas

dengan menggunakansonde yang telah di rendam air es dan air 80°C. Berdasarkan

hasil percobaan daerah paling sensitif terhadap rangsang dingin adalah bibir

bawah. Sedangkan area paling sensitif terhadap rangsang panas adalah bibir atas

san bibir bawah. Sensitifitas terhadap rangsang dingin dan panas dipengaruhi oleh

jumlah reseptor saraf dan ketebalan jaringan.

3.4 Persepsi rasa pada beberapa lidah.

Dari percobaan ini orang coba diminta untuk merasakan dan menyebutkan

apa yang dirasakan pada setiap bagian lidah. Sehingga didapatkan hasil yaitu pada

persepsi rasa manis, hampir semua lidah dapat merasakan rasa manis sehingga

bagian yang paling sensitif terhadap rasa manis adalah bagian 1 atau anterior lidah

dan bagian yang tidak dapat merasakan rasa manis adalah bagian 4 atau posterior

lidah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa rasa manis lebih dominan dirasakan

pada bagian ujung lidah dan ½ dorsal anterior lidah. Dan pada persepsi rasa asin,

semua bagian lidah dapat merasakan rasa asin. Rasa asin lebih dominan dirasakan

11 | L A P O R A N F I S I O L O G I M O D A L I T A S R A S A 1 3 - 5 1

Page 12: Laporan Modalitas

pada daerah ujung, samping kanan dan kiri. Sedang bagian yang tidak berespon

sedikit terhadap rasa asin adalah bagian 4 atau posterior lidah Pada persepsi rasa

pahit, semua bagian lidah dapat merasakan rasa pahit tetapi rasa pahit lebih

dominan pada bagian ½ dorsal posterior lidah. Pada persepsi rasa asam semua

bagian lidah dapat merasakan rasa asam, tetapi rasa asam ini lebih dominan pada

lidah bagian samping. Sedangkan pada persepsi rasa umami semua bagian lidah

juga dapat merasakannya dan lebih dominan pada lidah bagian anterior.

Berdasarkan teori dapat diketahui bahwa rasa tertentu dapat dirasakan dibeberapa

bagian lidah.

4.5 Rasa Nyeri pada Jaringan Rongga Mulut dan Area Wajah

4.5.1. Rangsangan tekanan

Pada percobaan ini dilakukan untuk mengetahui adanya rasa nyeri

pada jaringan rongga mulut dan area wajah. Sonde besar ditekan pada bagian

beberapa daerah lidah. Kemudian sonde ditekan sampai menimbulkan rasa nyeri

kemudian dilakukan pengukuran seberapa dalam sonde dapat menekan beberapa

jaringan rongga mulut dan area wajah sampai menimbulkan rasa sakit. Didapatkan

bahwa daerah-daerah tersebut mempunyai kedalaman yang berbeda sampai dapat

merasakan nyeri. Seperti pada ½ dorsal anterior lidah sudah terasa nyeri pada

kedalaman 1 mm sedangkan pada lidah bagian samping pada kedalaman hingga 4

mm. Perbedaan ini disebabkan oleh tingkat lapisan epitel yang ada padanya.

Semakin tebal lapisan epitelnya seperti pada dahi akan dalam reseptor nyeri yang

dapat diterima.

Timbulnya rasa nyeri ini akibat rangsangan mekanis reseptor berupa

tekanan. Sensasi tekanan disebabkan oleh perubahan bentuk jaringan yang lebih

dalam. (Guyton, 1996 : 430)

4.5.2. Rangsangan panas

Reseptor rasa nyeri hanya dirangsang oleh gradasi panas atau dingin

yang ekstrim, karena itu bersama reseptor dingin dan reseptor panas bertanggung

jawab terhadap terjadinya sensasi ”sangat dingin” (freezing cold) dan sensasi

”panas yang menyengat” (burning hot) (Guyton & Hall.1997:774).

12 | L A P O R A N F I S I O L O G I M O D A L I T A S R A S A 1 3 - 5 1

Page 13: Laporan Modalitas

Dari hasil yang dapat diketahui bahwa semakin tinggi suhu, maka

rangsangan nyeri juga semakin bertambah. Pada suhu sekitar 45°C, serabut nyeri

mulai terangsang oleh panas, dan rasa nyeri itu bertambah seiring kenaikan suhu.

Adapun tingkat perbedaan dalam penerimaan panas tergantung dari banyaknya

reseptor kecap yang terdapat pada daerah tersebut. Berdasarkan hasil percobaan

yang dilakukan diketahui bahwa tingkat sensivitas terhadap nyeri akibat panas

adalah pada ½ dorsal anterior lidah.

4.5.3. Rangsangan dingin

Pada percobaan ini menggunakan air dengan suhu 0°C,10°C dan 20°C.

Pada Percobaan ini semakin dingin suhunya maka reseptor semakin cepat dalam

menerima rangsang. Pada percobaan tersebut dapat diketahui pada beberapa

bagian lidah tidak sama dalam tingkat kecepatan menerima rangsang dingin.

Misalnya pada suhu 0°C, Daerah anterior lidah lebih cepat 7 detik dibandingkan

pada daerah posterior lidah. Hal ini disebabkan oleh perbedaaan reseptor kecap

pada beberapa daerah di lidah sehingga terdapat perbedaan dalam menerima

rangsang dingin.

Pada suhu yang terlalu dingin (0°C) yang terangsang hanyalah serabut

saraf rasa nyeri. Bila suhu meningkat hingga 10°C sampai 15°C maka rasa

sakitnya akan menghilang, namun pada saat itu reseptor dingin mulai terangsang.

Pada percobaan ini orang coba merasakan rasa nyeri pada suhu 0°C, pada suhu

5°C terasa dingin dan pada 20°C rasa dingin sudah tidak terasa.

4.6 Pemeriksaan Vitalitas Gigi.

4.6.1 Pemeriksaan vitalitas gigi dengan suhu dingin

Tes vitalitas dengan suhu ini dilakukan pada gigi incisive pertama

kanan rahang bawah dan gigi molar pertama kanan rahang bawah. Test pada gigi

incisive pertama kanan rahang bawah dilakukan pada permukaan labial 1/3

incical. Sedangkan pada gigi molar pertama dilakukan pada permukaan mesio

bukal cups. Dilakukan pada bagian ini karena bagian ini mendekati tanduk pulpa

dimana inervasi saraf pulpa lebih banyak sehingga rangsangan akan diterima lebih

13 | L A P O R A N F I S I O L O G I M O D A L I T A S R A S A 1 3 - 5 1

Page 14: Laporan Modalitas

cepat. Suhu dingin diperoleh dengan cotton pellet yang diberi chlor-ethyl (suhu -

5º C ).

Pada test vitalitas dengan suhu dingin ini, didapatkan hasil bahwa gigi

orang coba merasakan sensasi dingin dan lama-kelamaan menjadi ngilu. Hal ini

menunjukkan gigi masih bisa menghantarkan rasa dingin. Respon ini

menunjukkan bahwa gigi yang di test masih vital. Stimulus yang diaplikasikan

pada pulpa vital biasanya menimbulkan nyeri tajam dan sebentar jika material

pengetesnya diangkat. (Waltan.1997:80)

4.6.2 Tes Vitalitas dengan suhu panas

Pada test vitalitas dengan suhu panas ini, dilakukan dua kali perlakuan,

yaitu menggunakan air dengan suhu kamar dan menggunakan air panas. Dari

percobaan dilakukan dengan cara menyemprotkan air panas pada seluruh

permukaan gigi insisiv yang ditest kemudian didapatkan hasil bahwa orang coba

merasa hangat, dan dari percobaan yang dilakukan dengan menyemprotkan air

dengan suhu kamar orang coba merasakan lebih dingin dari air sebelumnya. Hal

ini memperlihatkan dari gigi tersebut masih bisa menghantarkan sensasi panas

meski tidak terlalu sensitiv. Dan ketika di test menggunakan guttap terasa nyeri

adanya rasa nyeri ini disebabkan karena ekspansi isi pulpa.

Sedangkan ketika dilakukan pada mesio bukal cusp mular rahang

bawah, orang coba tidak merasakan apapun meski di test menggunakan air panas,

air suhu kamar dan guttap. Hal ini memperlihatkan dari gigi tersebut tidak bisa

menghantarkan sensasi panas.

4.6.3. Tes vitalitas gigi dengan tekan

Test tekan ini digunakan untuk mengetahui keradangan jaringan

periodontal. Test tekan dilakukan dengan menekankan handel kaca mulut pada

gigi yang ditest yaitu gigi insisive pertama kanan rahang bawah dan gigi molar

kanan rahang bawah. Test tekan ini dilakukan 3 kali. Dari percobaan yang

dilakukan didapatkan orang coba merasakana adanya tekanan pada gigi. Pada gigi

insisiv pertama rahang bawah terasa sakit namun pada gigi molar rahang bawah

14 | L A P O R A N F I S I O L O G I M O D A L I T A S R A S A 1 3 - 5 1

Page 15: Laporan Modalitas

tidak terasa sakit. Hal ini menunjukkan dimungkinkan adanya keradangan

jaringan periodontal pada gigi insisiv pertama rahang bawah.

4.6.4. Tes perkusi gigi dan palpasi

Perkusi dapat menentukan ada tidaknya penyakit periradikuler positif yang

jelas menandakan adanya inflamasi periodontium. Perkusi merupakan indikator

paling baik yang dapat menunjukkan dengan tepat adanya penyakit periapeks

(Walton.1997:79).

Seperti halnya perkusi, palpasi menentukan seberapa jauh proses

inflamasi telah meluas kearah periapeks. Respon positif pada palpasi menandakan

adanya inflamasi periradikuler (Walton & Torabinejad.1997:79)

Pada percobaan ini test perkusi dan palpasi dilakukan pada gigi

insisive pertama rahang bawah dengan mengetuk-ngetukkan handel kaca mulut

pada gigi yang ditest. Dari percobaan yang dilakukan didapatkan bahwa gigi

insisive pertama rahang bawah merasa ada ketukan tetapi sedikit sakit. Hal ini

dimungkinkan terdapat keradangan pada jaringan periodontal. Pada gigi molar

pertama rahang bawah tersana ketukan dan tidak terjadi ngilu. Dari pemeriksaan

yang dilakukan didapatkan hasil bahwa tidak ada pembengkakan pada gingiva.

Hal ini menunjukkan jaringan periodontal normal.

15 | L A P O R A N F I S I O L O G I M O D A L I T A S R A S A 1 3 - 5 1

Page 16: Laporan Modalitas

PERTANYAAN:

1. Bagian mulut dan wajah yang mana yang lebih sensitive terhadap

pengenalan bentuk benda?

2. Bagian mulut dan wajah yang mana yang lebih sensitive mengenali jarak

antar dua titik? jelaskan mengapa?

3. Bagian lidah mana yang lebih sensitive terhadap suhu?jelaskan mengapa?

4. Bagian lidah mana yang lebih sensitive terhadap nyeri?jelaskan mengapa?

5. Apakah percobaan anda sesuai dengan teori yang anda peroleh?

6. Bagian lidah mana yang lebih sensitive terhadap rasa manis, asin, pahit,

asam, dan umami?

7. Mengapa perlu dilakukan test vitalitas gigi?

8. Untuk apa test perkusi dan palpasi dilakukan?

JAWABAN PERTANYAAN:

1. Bagian mulut yang lebih sensitive terhadap pengenalan bentuk benda

adalah bagian ujung lidah. Hal ini dikarenakan pada bagian ujung lidah

banyak terdapat tonjolan papilla fungiformis yang dipermukaannya

banyak terdapat taste bud (reseptor perasa). Semakin banyak taste bud

maka daerah tersebut semakin sensitive. Dan bagian wajah yang lebih

sensitiv adalah bibir dikarenakan banyak reseptor rasa nyeri pada bibir.

Hal ini juga dapat dikarenakan pada bagian jaringan tersebut lebih

sensitive pada rangsangan tekan.

2. Bagian mulut yang paling sensitive terhadap jarak antara dua titik adalah

ujung lidah, sedangkan pada daerah wajah yang paling sensitive adalah

bibir. Banyaknya papilla fungiformis pada ujung lidah menyebabkan lidah

sensitive terhadap jarak antara dua titik. Karena papilla fungiformis

banyak mengandung taste bud. Sedangkan pada bibir, sensitive

dikarenakan banyak reseptor rasa nyeri pada bibir. Hal ini juga dapat

dikarenakan pada bagian jaringan tersebut lebih sensitive pada rangsangan

16 | L A P O R A N F I S I O L O G I M O D A L I T A S R A S A 1 3 - 5 1

Page 17: Laporan Modalitas

tekan. Rangsangan tekan memunculkan sensasi akibat perubahan bentuk

jaringan. Pada bibir dan ujung lidah memiliki tekstur yang lebih tebal atau

dalam sehingga bisa menangkap rangsangan tekanan lebih sensitive.

Selain itu juga jarak persyarafan ke kulit yang tipis.

3. Bagian lidah yang paling sensitive terhadap suhu adalah ujung lidah.

Dikarenakan pada bagian ujung lidah banyak terdapat papilla fungiformis

yang banyak mengandung taste bud. Taste bud inilah yang menghantarkan

rangsangan, sehingga makin banyak taste bud makin sensitive bagian lidah

tersebut. Selain itu juga jarak persyarafan ke kulit yang tipis dibandingkan

bagian yang lain.

4. Bagian lidah yang sensitive terhadap nyeri adalah ujung lidah. Nyeri

dihantarkan oleh reseptor yang terdapat pada taste bud. Pada bagian ujung

lidah banyak terdapat papilla fungiformis yang pada bagian ujungnya

banyak terdapat taste bud sehingga lebih sensitive.

5. Hasil percobaan sesuai dengan teori, dimana pengenalan bentuk benda,

pengenalan jarak antara dua titik, rangsangan suhu dan nyeri lebih

sensitive pada bagian ujung lidah

6. Bagian lidah anterior lebih sensitive terhadap rangsang rasa asin, manis

dan umami. Bagian lidah lateral lebih sensitive terhadap rangsangan asam.

Bagian lidah posterior lebih sensitive terhadap rasa pahit.

7. Tes vitalitas gigi diperlukan untuk menentukan kadaan jaringan pulpa.

Sensitivitas atau nyeri yang dirasakan merupakan suatu petunjuk vitalitas

pulpa. Bila diketahui pulpa masih vital (gigi vital) maka biasanya gigi

masih dapat dipertahankan. Tes vitalitas pulpa juga berguna untuk

keperluan perawatan endodontik.

8. Test palpasi dan perkusi dilakukan untuk mengetahui ataupun

mengevaluasi status periodonsium sekitar suatu gigi.

17 | L A P O R A N F I S I O L O G I M O D A L I T A S R A S A 1 3 - 5 1

Page 18: Laporan Modalitas

BAB IV

KESIMPULAN

1. Kecepatan mengenali suatu benda dipengaruhi oleh luas permukaan benda

dan banyaknya reseptor yang terangsang.

2. Rangsangan tekan disebabkan perubahan jaringan yang lebih dalam.

Sensitivitas terhadap rangsangan ini tergantung pada reseptor dari

rangsangan tekan ini (reseptor taktil ujung saraf bebas).

3. Tubuh lebih sensitif terhadap rangsangan suhu dingin dari pada suhu

panas. Dikarenakan jumlah reseptor dingin 4-10 kali reseptor panas.

4. Persepsi rasa terdapat pada beberapa bagian lidah. Rasa asin terletak pada

bagian ujung lidah, rasa manis terlatak pada ujung lidah, rasa asam terletak

pada dua pertiga bagian samping lidah, rasa pahit terletak pada bagian

posterior lidah dan palatum mole, umami terletak pada bagian ujung lidah.

5. Timbulnya rasa nyeri merupakan akibat rangsangan mekanis reseptor

berupa tekanan. Sensasi tekanan disebabkan oleh perubahan bentuk

jaringan yang lebih dalam.

6. Reseptor rasa nyeri hanya dirangsang oleh gradasi panas atau dingin yang

ekstrim.

7. Test vitalitas gigi digunakan untuk mengetahui derajat vitalitas gigi.

8. Test perkusi, tekan dan palpasi dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya

keradangan pada jaringan periodontal.

18 | L A P O R A N F I S I O L O G I M O D A L I T A S R A S A 1 3 - 5 1

Page 19: Laporan Modalitas

BAB V

DAFTAR PUSTAKA

Bence, Richard.1990. Endodontik Klinik. Jakarta : UI Press.

Brossman, Louis.1995. Ilmu Endodontik dalam Praktek. Jakarta: EGC

Ganong, W. F. 2003. Fisiologi Kedokteran. Penerbit Buku Kedokteran EGC :

Jakarta

Gayton & Hall., 1997 , Fisiologi Kedokteran , Penerbit Buku Kedokteran EGC :

Jakarta

Kimball, J. W. 1983. Biologi Jilid 3 edisi kelima. Penerbit Erlangga: Jakarta.

Pearce, E.C, 2000, Anatomi & Fisiologi untuk Paramedis, PT. Gramedia: Jakarta

19 | L A P O R A N F I S I O L O G I M O D A L I T A S R A S A 1 3 - 5 1