laporan nbss

Upload: nita-andriyani

Post on 05-Apr-2018

239 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/31/2019 laporan nbss ........

    1/58

    Review kasus

    Bapak Andy 57 tahun dengan keluhan utama :

    1. Pandangan kabur pada kedua matanya sejak 2 tahun yang lalu, pengelihatannya tergangu

    oleh adanya efek seperti kabut atau asap yang menghalangi dan tidak dapat dikoreksi

    dengan menggunakan kacamata

    2. Pada awalnya, pasien hanya memiliki masalah penglihatan jauh, hingga sekarang beliau

    mengeluhkan kesulitan melihat baik jarak jauh maupun dekat

    3. Terdapat keluhan glare (cahaya yg menyilaukan)

    Opthalmologic exam Visual acuity ; RE = 1/60 LE = 20/60 (0.3)

    Terdapat dilatasi pupil yang memperlihatkan adanya opacities (kekeruhan) pada

    lensa kedua mata.

    Physical exam

    VA OD 1/60, VA OS 0.3

    External eye examination OD OS

    Eye lid Within normal limit Within normal limit

    Conjunctiva tarsalis sup No injection No injection

    Conjunctiva tarsalis inf No injection No injection

    Cornea Clear Clear

    Camera oculi anterior Moderate depth Moderate depth

    Iris Within normal limit Withi normal limit

    No synechiae No synechiae

    Pupil Round Round

    Light reflex

    (direct/indirect) : +/+

    Light reflex

    (direct/indirect) : +/+

    2-3 mm 2-3 mmLens Opaque Slight opaque

    Funduscopy

    OD ; hazy media, detail not clear

    OS ; - media slightly cloudy

    - papil round, clear edge

  • 7/31/2019 laporan nbss ........

    2/58

    - retina flat, tidak ada hemorrhage

    - macula not clear

    USG mata : normal limit

    Biometri : +20 dioptri

    Diagnosis :Senile cataract

    Managemen : dilakukanPhacoemulsification Cataract Extraction

    3 days post surgery :

    BCVA ; RE = 20/400 (0.05) LE = 0.3

    On exam, found ; ciliary injection on RE, minimal hypopion, pain, mild headache.

    VA OD = 0.05

    VA OS = 0.3

    External eye examination OD OS

    Eye lid Within normal limit Within normal limit

    Conjunctiva tarsalis sup Conjunctiva injection No injection

    Conjunctiva tarsalis inf Conjunctiva injection No injection

    Conjunctiva bulbe Ciliary injection No injection

    Cornea Slight descemet fold Clear Camera oculi anterior Moderate depth, flare +2,

    sel +2 hypopion 0.5 mm

    Moderate depth

    Iris No synechiae Within normal limit

    No synechiae No synechiae

    Pupil Round Round

    Light reflex

    (direct/indirect) : +/+

    Light reflex

    (direct/indirect) : +/+

    2-3 mm 2-3 mm

    Lens Pseudophakia, IOL in place Slight opaque

  • 7/31/2019 laporan nbss ........

    3/58

    EMBRYOLOGI MATA

    Perkembangan mata berasal dari:

    - Neuroectoderm of fore brain

    - Surface ectoderm of head

    - Mesoderm between above layers

    - Neural crest cell yang bermigrasi dari neural tube

  • 7/31/2019 laporan nbss ........

    4/58

    Neuroectoderm of fore brain akan berdifferensiasi menjadi retina, lapisan posterior dari iris,

    dan optic nerve. Surface ectoderm of head membentuk lensa dari mata dan epithelial cornea. The

    mesoderm between Neuroectoderm of fore brain dan Surface ectoderm of head akan membentuk

    fibrouse dan vascular coats dari mata. Sel mesenchymal yang berasal dari mesoderm sebenarnya

    adalah sel neural crest yang bermigrasi kemmesenchymal dari nerural crest dan berdifferensiasi

    menjadi choroids, sclera dan corneal endothelium. Homeobox-containing gene, termasuk pengatur

    transkipsi yaitu Pax6, FGFs dan lainnya yang berperan dalam induksi perkembangan mata.

    Perkembangan mata dimulai pada minggu ke-4. optic grooves (sulci) muncul di neural fold,

    fusi, dan membentuk hollow diverticula (optic vesicle). Optic vesicle akan membentuk dinding

    dari fore brain yang berdekatan dengan dinding Mesenchymal (Gbr.19-1C). Ruang optic vesicel

    menyambung dengan ruang forebrain. Selanjutnya optc vesikel tumbuh memanjang dan

    membentuk optic stalk. (Gbr 19-1b). Optic vesikel juga menyatu dengan surface ectoderm

    membentuk lensa yang tipis yang disebut placodes (primordial dari lensa) (Gbr 19-1c). nantinya

    lensa placodes ini akan berinvaginasi kepermukaan cekung pada ektodermal cell membentuk lens

    pits (Gbr 19-1d dan 19-2). Selain itu ada juga lens placodes yang berfusi membentuk spherical lens

    vesikel (Gbr 19-1f dan 1h) dan lama-lama akan kehilangan hubungan dengan surface ectoderm.

    Lens vesikel berkembang, optic vesikel berinvaginasi membentuk optic cup yang terdiri atas

    double-walled (Gbr 19-1H dan 19-2). Opening dari cup ini semula besar dana lebar tetapi lama

    kelamaan akan mengelilingi lensa vesikel sehingga menjadi lebih sempit dan kecil bagian opening

    cup nya. Pada stages ini, lens vesikel kehilangan hubungannya dengan surface ectoderm yang

    masuk ke dalam rongga optic cups (Gbr 19-4). Linear grooves retinal optic fissure berkembang

    pada ventral surface dari optic cup dan sepanjang optic stalk (Gbr 19-1E-1H dan 19-3A-3D).

    Dalam perkembangannya retinal fissure berisi vascular mesenchyme dari hyaloid blood vessel.

    Hyaloid arteri, cabang dari ophthalmic artery mensuplai inner layer dari optic cups, lens vesikel

    dan mesenchyme di apotic vesicle. (Gbr 19-1H dan 19-3). Hyaloid vein akan return blood from

    this struktur. Bagian pinggir dari retinal fissure akan mengalami fusi, hyaloid vessel akan tertutup

    dengan the primordial optic nerve (Gbr 19-3C to F). sedangkan bagian disatal dari hyaloid vessel

    akan berdegenerasi sedangkan bagian proximal akan menjadi artery dan vein central dari retina

    (Gbr 19-8D).

  • 7/31/2019 laporan nbss ........

    5/58

    Development of retina

    Retina berkembang dari dinding optic cups yang tumbuh keluar dari forebrain (Gbr 19-1

    dan 19-2). Bagian luar, lapisan tipis dari optic cups menjadi retinal pigment epithelium (pigmented

    layer of optic part ot retina). Sedangkan bagian dalam, lapisannya akan berdifferensiasi menjadi

    neural retina. Selama embryonic dan early fetal period kedua lapisan ini dipisahkan oleh

    intraretinal space (Gbr 19-4). Lapisan dalam dari optic cups juga ada yang mengalami proliferasi

    membentukneuroepithelium optic nerve (Gbr 19-3F).

    Saat lahir, myelinasi dari optic nerve belum lengkap. Setelah mata terpapar cahaya kira-

    kira 10 minggu dari kelahirannya barulah didapatkan myelinasi telah lengkap. Tetapi

    normalnya stop short of the optic disc where the optic nerve enter to eyeball. Normalnya

    bayi baru lahir dapat melihat tetapi belum sempurna, dimana mereka hanya merespon

    perubahan illumination dan mampu membedakan titik yang kontras. Saat 2 minggu dari

    kelahirannya, bayi baru mulai melihat dan interest pada objek yang lebih luas dan bebas.

    Development of ciliary body

    Ciliary body adalah the wedge-shape extension dari choroids. Bagian medial surface

    membentuk lensa, ciliary process (Gbr 19-8). Pigmentation portion dari ciliary epithelium adalah

    derived dari outer layer optic cup yang menyatu dengan retinal pigment epithelium (Gbr 19-7 dan

    18-8D). sedangkan non pigmentasi dari ciliary epithelium menggambarkan anterior prolongasi darineural retina di element neural yang berdifferensiasi. Ciliary muscle adalah smooth muscle dari

    ciliary body yang membentuk focus lensa dan connective ciliary body. Mesenchymal berkembang

    dari tepi optic cup didaerah condencation anterior scleral dan ciliary pigment epithelium.

    Development of iris

    Iris berkembang dari lingkaran optic cup yang tubuh kedalam dan sebagian menutupi lensa

    (Gbr 19-7 dan 19-8). Kedua lapisan dari optic cup ini have remained thin in this area. Epithel dari

    iris berada di antara ke dua lapisan ini yang menyambung (bersatu) dengan double layer epithelium

    dari ciliary body dan retinal pigment epithelium dan neural retina. Connective tissue frame work

    (stroma) dari iris berasal dari neural crest cel yang bermigrasi ke iris. Dilatator pupil dan spincter

    pupillae muscle dari iris berasal dari neuroectoderm dari optic cup. Keduanya berasal dari anterior

  • 7/31/2019 laporan nbss ........

    6/58

    epithelial cel dari iris. Smooth muscle adalah hasil transformasi dari sel epithel ke dalam smooth

    muscle cel.

    Development of Lens

    Lens dari lens vesicle, derivated dari surface ectoderm (Gbr 19-1). Dinding anterior dari

    vesikel ini terdiri atas cuboidal epithelium yang berubah menjadi subcapular lens epithelium (Gbr

    19-8C). nuclei dari tail columnar cel akan membentuk diding posterior dari lens vesikel

    terbentuklah lens primary fiber tumbuh bertahap dan membentuk rongga (cavity) dari lens

    vesikel (Gbr 19, 18A-C dan 19-10). Lingkaran (cavity) yang terbentuk ini disebut juga equatorial

    zone karena lokasi ini adalah pertengahan antara pole (kutub) anterior dan posterior dari lens. Sel-

    sel di zona equatorial adalah cuboidal yang kemudian mengalami elongasi dan kehilangan

    nucleinya sehingga terbentuk secondary lens fiber. Perkembangan ini disuplai oleh hyaloid artery

    bagian distal. Tetapi lens akan avascular difetal period saat arteri ini mengalami degenerasi.

    Setelah itu, lens akan bergantung pada fusi dari aqueous humor di anterir chamber dari mata,

    which bathes its anterior surface dan vitrous humor dibagian lain. Perkembangan lens ini diinervasi

    oleh vascular mesenchymal layer, tunica vasculosa lentis. Bagian anterior dari kapsul ini adalah

    papillary membran (gbr 19-8b). Bagian dari hyaloid artery menyuplai tunica vasculosa lentis

    selama akhir fetal period. Selanjutnya tunica vasculosa lentis dan papillary membran akan

    berdegenerasi (Gbr 19-8C dan 8D). Lens capsul dihasilkan oleh anterior lens epithelium dan lens

    fiber persists. Lens capsul represent a greatly thickened basement membran and have lamellar

    structur. Pembentukan site dari hyaloid artery ini diindikasikan oleh hyaloid canal di vitrous bady

    (Gbr 19-8D). vitrous body terbentuk dari rongga optic cup (Gbr 19-8C) yang mengandung vitrous

    humor.

    Vitrous humor berasal dari

    - Primary Viterous Humor

    Derived from mesenchymal cel neural crest

    - Secondary Vitrous Humor

    Origin of which is uncertain

  • 7/31/2019 laporan nbss ........

    7/58

    Secara umum keduanya diyakini berasal dari inner layer optic cup. Secondary vitrous humor

    terdiri dari primitive hyalocytes, collagenous material dan traces dari hyaluronic acid.

    Development of aqueous chamber

    Anterior chamber dari mata berasal dari cleftlike space yang terbentuk dari mesenchymal

    antara perkembangan lensa dan kornea dan mesothelium dari anterior chamber.elah itu, ada bagian

    lensa yang berkembang menjadi epitel-epitel dari kornea dan konjungtiva.

    Posterior chamber dari mata berasal dari space di mesenkim posterior terhadap

    perkembangan iris dan anterior terhadap perkembangan lensa. Ketika papillary membrane terpisah

    dan terbentuk pupil (Gbr 19-8C dan 8D), anterior posterior chamber mata able to communicate

    with each other through a circumferencial scleral venous sinus. Struktur vascular ini encircling the

    anterior chamber of eye to the venous system.

    Development of Cornea

    Berasal dari 3 sumber:

    - External cornea epitheliym berasal dari surface ectoderm

    - Embrionic connective tissue or mesenchymal dari mesoderm, which is continous with

    develoving sclera

    -

    Neural crest cell migrate from the lip of the optic cup melalui embryonic connective tissuedan differensiasi ke corneal endothelium

    Choroid dan sclera

    Mesnchymal mengelilingi optic cup membentuk retinal pigment epithelium dan

    berdifferensiasi menjadi:

    - inner vascular layer (choroids)

    - outer fibrous layer (sclera)

    Choroid become modified to form cores of the ciliary process.

    Development of eye lid

  • 7/31/2019 laporan nbss ........

    8/58

    Berkembang selama minggu ke 6, berasal dari neural crest cell mesenchymal dan dari

    lipatan kulit yang tumbuh menonjol (berlebih) dari kornea (Gbr 19-8B). saat 10 minggu eyelid

    saling menyatu sampai minggu ke 22 atau sampai minggu ke 28. saat menyatu inilah terbentuk

    conjungtiva sac. Kemudian setelah eyelid terbuka disebut juga bulbar conjungtiva.

    Development of lacrimal glands

    Lacrimal glands berkembang dari a number of solid buds dari surface ectoderm. The buds

    bercabang dan berubah menjadi kanal untuk membentuk duct dan alveoli glands. Lacrimal glands

    sangat kecil saat lahir dan tidak berfungsi dengan penuh sampai 6 minggu setelah kelahiran baru

    berfungsi penuh.

  • 7/31/2019 laporan nbss ........

    9/58

  • 7/31/2019 laporan nbss ........

    10/58

  • 7/31/2019 laporan nbss ........

    11/58

  • 7/31/2019 laporan nbss ........

    12/58

    ANATOMI MATA

    Orbit

    Merupakan rongga tulang pada facial skeleton yang mirip dengan pyramidal quadrangular

    yang berlubang.

    Orbit mengandung dan melindungi :

    Eyeball

    Accessory visual structure

    Semua ruangan didalam orbit yang tidak ditempati oleh struktur di atas, akan di isi oleh

    ORBITAL FAT, sehingga terdapat matrix dimana struktur orbit ini melekat.

    Pyramidal orbit memiliki :

    1. Base

    Base pada orbit digambarkan oleh orbital margin yang mengelilingi orbital opening.

    Tulang yang membentuk orbital margin diperkuat untuk memberikan perlindungan bagi

    orbital contents dan menyediakan untuk orbital septum.

    2. Superior Wall (roof)

    o Horizontal

    o Terbentuk dari orbital part of the frontal bone, yang memisahkan orbital

    cavity dari anterior cranial fossa. Dekat dengan apex, superior wall terbentuk dari

    lesser wings of sphenoid.

  • 7/31/2019 laporan nbss ........

    13/58

    o Di anterolateral, terdapat cekungan dangkal yang disebutfossa for lacrimal

    gland, yang menampung lacrimal gland.

    3. Medial wall

    o Terbentuk dari ethmoid bone.

    o Dilekukan oleh lacrimal groove danfossa for the lacrimal sac.

    4. Inferior wall

    o Trebentuk olah maxilla dan sebagianzygomatic danpalatine bone.

    o Inferior wall dibatasi dari lateral wall orbit oleh inferior orbital fissure.

    5. Lateral wall

    o Terbentuk darifrontal process zygomatic bone dangreater wing of sphenoid.

    o Bagian posteriornya memisahkan orbit dari temporaldan middle cranial fossa.

    6. Apex

    o Apex orbit berada pada optic canaldalam lesser wing sphenoid.

    Accessory Structures of the eye

    Terdiri dari :

    Eyelids

    Upper dan lower eyelids atau palpebrae. Fungsinya :

    1. Menaungi mata ketika tidur

    2. Melindungi mata dari cahaya berlebihan dan objek yang asing

  • 7/31/2019 laporan nbss ........

    14/58

    3. Spread lubricating secretion over the eyeballs

    Upper eyelid lebih moveable dibanding yang bawah dan pada superior region terdapat

    levator palpebrae superior muscle.

    Jarak antara upper dan lower eyelids disebutpalpebral fissures. Angle-nya disebut

    lateral commisure, yang sempit dan lebih dekat ke temporal bone.

    Medial commisure, lebih luas dan lebih dekat ke nasal bone. Di medial commisure

    terdapat suatu area yang elevasi dan kecil disebut lacrimal caruncle, yang mengandung

    sebaceous (oil) dan sudoriferous (sweat) glands.

    Dari luar ke dalam, kelopak mata terdiri dari : (dari luar ke dalam)

    Epidermis

    Dermis

    Subcutaneous tissue

    Jaringan orbicularis oculi muscle

    Tarsal plate

    Tarsal glands

    Conjunctiva

    Tarsal plate merupakan lipatan tebal jaringan ikat memberi bentuk dan menyokong

    eyelids. Pada setiap tarsal plate terdapat elongated modified sebaceous gland, dan kelenjar

    ini disebut tarsal gland, yang mensekresikan cairan yang fungsinya mencegah eyelids

    menempel satu sama lain.

    Conjunctiva merupakan membrane mucosa pelindung yang tipis yang terdiri atas epitel

    columnar berlapis dengan numerous goblet cells yang disokong oleh areolar connective

    tissue.

    Palpebral conjunctivae melapisi bagian dalam kelopak mata.

    Bulbar conjunctivae, berasal dari eyelids menuju ke permukaan bola mata, dimana ia

    melapisi sclera, bukan cornea, yang merupakan region transparent yang membentuk bolamata anterior bola mata.

    Eyelashes & Eyebrow

  • 7/31/2019 laporan nbss ........

    15/58

    Eyelashes yang menonjol dari batas eyelids. Terdapat kelenjar sebaceous pada base

    hair follicle bulu mata disebutsebaceous ciliary glands, yang melepaskan cairan lubrikasi

    ke follicle. Infeksi pada kelenjar ini disebutsty.

    Eyebrow merupakan lengkungan yang terletak di upper lids. Fungsinya :

    o Membantu melindungi bola mata dari objek

    asing

    o Perspiration

    Lacrimal (tearing) apparatus

    Merupakan kelompok struktur yang memproduksi dan mengalirkan lacrimal fluid.

    Lacrimal apparatus terdiri dari :

    o Lacrimal gland

    Ukuran dan bentuk seperti almond

    Mensekresikan lacrimal fluid yang dialirkan ke 6-12 excretory lacrimal

    duct.

    Lacrimal gland disuplai oleh parasymphatetis fibers Cranial Nerve III.

    Setiap kelenjar memproduksi sekitar 1 mL lacrimal fluid /hari.

    o Lacrimal duct

    o Lacrimal canaliculi

    o Lacrimal sac

    o Aliran air mata :

    Lacrimal gland

    Excretory lacrimal duct

    Conjunctiva sac

    Lacrimal lake

    Lacrimal punctum

  • 7/31/2019 laporan nbss ........

    16/58

    Lacrimal canal

    Lacrimal sac

    Nasolacrimal duct

    Inferior nasal meatus

  • 7/31/2019 laporan nbss ........

    17/58

    Extrinsic eye muscle

    Otot yang menggerakkan bola mata disebut extrinsic eye muscle, mereka berada di luar

    permukaan sclera.

    Muscle Origin Action Nerve

    Superior rectus Tendinousring

    Menggerakkan bola matake superior dan medial.

    Rotasi ke medial

    CN III

    Inferior rectus Tendinous

    ring

    Menggerakkan bola mata

    ke inferior dan medial.

    Rotasi ke medial.

    CN III

    Lateral rectus Tendinous

    ring

    Menggerakkan bola mata

    ke lateral

    CN VI

    Medial rectus Tendinous

    ring

    Menggerakkan bola mata

    ke medial

    CN III

    Superior

    Oblique

    Sphenoid

    bone

    Menggerakkan bola mata

    ke inferior dan lateral

    Rotasi ke medial

    CN IV

    Inferior Oblique Maxilla pada

    lantai orbit

    Menggerakkan bola mata

    ke superior dan lateral

    Rotasi ke lateral

    CN III

  • 7/31/2019 laporan nbss ........

    18/58

  • 7/31/2019 laporan nbss ........

    19/58

    Eyeball

    Mengandung optical apparatus visual systems dan menempati sebagian besar

    anterior portion of the orbit.

    Terdiri atas 3 lapisan, yaitu :

  • 7/31/2019 laporan nbss ........

    20/58

    1. Fibrous layer (outer coat), yang terdiri atas :

    a. Sclera

    Sclera adalah bagian opaque (tidak tembus cahaya) dari lapisan fibrosa bola mata ,

    yang melapisi 5/6 posterior bola mata.

    Fungsinya : memberi bentuk dan daya tahan pada bola mata, sebagai tempay

    melekatnya otot extrinsic dan intrinsic.

    Sclera terlihat sebagai bagian yang putih dari bola mata.

    b. Cornea

    Cornea adalah bagian transparent lapisan fibrosa yang melapisi 1/6 anterior bola

    mata.

    2. Vascular layer (middle coat), yang terdiri atas :

    Vascular layer disebut juga uvea atau uveal tract.

    a. Choroids

    Choroids merupakan lapisan berwarna coklat kemerahan diantara sclera dan retina.

    Lapisan ini dilanjutkan pada bagian anterior oleh ciliary body. Choroids menempel

    secara kuat pada pigment layers retina.

    b. Ciliary body

    Merupakan bagian yang menghubungkan iris dengan choroids. Fungsinya :

    Menyediakan perlekatan pada lensa

    Kontraksi dan relaksasi otot polos ciliary

    body yang mengendalikan ketebalan lensa.

    Lipatan pada permukaan dalam ciliary body adalah ciliary process. Ciliary process

    mensekresikan aqueous humor, yang mengisi anterior dan posterior chamber.

    Anterior chamber adalah ruang diantara cornea dan iris/ pupil, sedangkan posterior

    chamber adalah ruang diantara iris/pupil dan lensa.

    c. Iris

    Terletak pada permukaan anterior lensa.

    Iris merupakan difragma kontraktil tipis dengan central aperture (pupil) untuk

    transmisi cahaya.

    Terdapat dua otot involunter yang mengatur ukuran pupil, yaitu :

  • 7/31/2019 laporan nbss ........

    21/58

    1. Sphincter Pupillae, yang distimulasi oleh parasimpatis, untuk menutup

    pupil.

    2. Dilator Pupillae, yang distimulasi oleh saraf simpatis, untuk membuka

    pupil.

    3. Inner layer (inner coat), yaitu Retina

    Retina memiliki dua bagian, yaitu :

    1. Optic part

    Sensitive terhadap visual light rays

    Memiliki dua lapisan, yaitu :

    a. Neural layer, yang merupakan light receptive.

    b. Pigment cell layers, terdiri atas satu lapis sel, untuk

    memperkuat penyerapan cahaya dan mengurangi cahaya yang menyebar.

    2. Non-visual retina

    Fundus merupakan bagian posterior bola mata.

    Optic disc

    Merupakan area circular dimana jaringan sensory dan pembuluh menuju ke bola

    mata melewati area ini. Optic disc tidak sensitive terhadap cahaya, maka optic disc

    disebut blind spot.

    Macula lutea

    Terletak lateral dari optic disc. Merupakan area oval yang kecil dengan special

    photoreceptor cones yang berperan untuk ketajaman penglihatan.

    Pada bagian pusat macula lutea terdapat cekungan yang disebut central fovea, area

    utuk acute vision.

    Central fovea memiliki diameter 1,5 mm dan pusatnya disebutfoveola.

    Bagian fungsional optic berakhir di anterior, yaitu di ora serrata.

    Retina disuplai oleh central artery of the retina. Sistem vena bergabung untuk membentuk

    central vein of the retina.

  • 7/31/2019 laporan nbss ........

    22/58

    Refractive media of the eyeball

    Untuk jalannya menuju retina, gelombang cahaya perlu melewati refractive media

    of the eyeball, diantaranya adalah :

    Cornea

    Merupakan area circular pada bagian anterior lapisan fibrosa bola

    mata.

    Bertanggung jawab untuk refraksi cahaya yang masuk ke mata.

    Transparant dan avaskular

    Menerima nutrisi dari aqueous humor dan lacrimal fluid.

    Aqueous humor

    Terletak di dalam anterior dan posterior chamber

    Diproduksi oleh ciliary process.

    Berupa cairan bersih yang berfungsi untuk menyediakan nutrisi bagi cornea dan lensa.

    Alirannya :

    Setelah melalui pupil untuk menuju anterior chamber , aqueous humor dialirkan

    Scleral venous sinus pada irido corneal angle

    Humor dikeluarkan melalui limbal plexus

    Verticose & Anterior ciliary veins

    Lensa

    Terletak di posterior iris dan anterior dari vitreous humor

    Transparent dan memiliki struktur biconvex serta dikelilingi oleh capsule.

    Capsule lensa dilekatkan ke ciliary body oleh zonular fibers.

    Vitreous humor

    Merupakan cairan yang terdapat didalam vitreous body.

  • 7/31/2019 laporan nbss ........

    23/58

    Vitreous body adalah substansi transparent yang seperti jelly di 4/5 posterior bola mata,

    terletak posterior dari lensa.

    Physiology Penglihatan

    Untuk lebih memahami tentang physiologi penglihatan maka kita perlu mengetahui pula

    beberapa mekanisme dari penglihatan itu sendiri. Untuk dapat melihat maka diperlukan cahaya

    yang nantinya akan mengawali proses penglihatan. Proses penglihatan itu antara lain : refraksi

    cahaya; photoreceptor dan photopigmen ; adaptasi gelap dan terang ; pelepasan neurotransmitter ;

    dan visual pathway.

  • 7/31/2019 laporan nbss ........

    24/58

    II. Photoreseptor dan Photopigmen serta Adaptasi Terang dan Gelap

    Pada lapisan retina ada lapisan photoreceptor dimana terdapat sel-sel photoreseptor yang

    memiliki photopigmen. Sel-sel tersebut ada dua jenis, yaitu sel batang dan sel kerucut. Masing-

    masing memiliki photopigmen yang berbeda. Pada sel batang, photopigmennya disebut rhodopsin

    dan pada sel kerucut terdapat tiga buah photopigmen yang disebut iodopsin (merah, biru dan

    hijau). Untuk rhodopsin, berguna saat cahaya yang masuk kepada mata tidak terang (dimlight) dan

    untuk iodopsin berguna untuk contras dan focus penglihatan. Photopigmen ini berada pada disk

    pada sel batang dan fold pada sel kerucut.

    Pada saat cahaya masuk kedalam bola mata dan menembus lapisan-lapisan retina dan

    mengenai photoreseptor yang memiliki molekul rhodopsin (dicontohkan pada sel batang) yang

    terdiri dari opsin dan retinal yang berbentuk rantai cis (cis-retinal). Karena adanya cahaya, cis-

    retinal yang ada pada rhodopsin akan berubah menjadi rantai trans-retinal (isomerasi retinal). Hal

    ini akan terus bertahan sampai rangsangan cahaya hilang.

    Saat rangsangan cahaya hilang, maka terjadi proses bleaching dimana retinal akan berpisah

    dengan opsin. Setelah itu, terjadi proses isomerasi menggunakan enzyme retinal isomerase

    mengubah trans-retinal menjadi cis-retinal. Setelah itu, retinal yang telah berubah menjadi cis-

    retinal bergabung kembali dengan opsin dan membentuk kembali rhodopsin dan akan aktif apabila

    ada photon (energi cahaya) sekecil apapun. Hal ini juga berlaku untuk iodopsin hanya saja tempat,

    fungsi dan nama molekul yang berbeda dari rhodopsin.Proses ini dapat dilihat pada gambar berikut ini. (a)

  • 7/31/2019 laporan nbss ........

    25/58

    (a)

    (b)

  • 7/31/2019 laporan nbss ........

    26/58

    III. Pengeluaran Neurotransmitter

    Pada saat gelap, terjadi influx Na+ ke outer segment dari photoresptor melalui Na+ ligand

    gated channel. Ligand yang berfungsi untuk menjaga agar channel a tetap terbuka adalah cyclic

    GMP (guanosine monophosphate) atau cGMP. Dengan masuknya Na+ ini terjadilah proses

    depolarisasi pada outer segment dan membrane potensial mencapai -30 mV. Hal ini menyebabkan

    keluarnya neurotransmitter glutamate yang berfungsi untuk inhibisi impuls dari photoreseptor cell

    ke ganglion cell.

    Pada saat ada cahaya, proses perubahan retinal dari rantai cis ke trans menyebabkan

    pengaktifan suatu enzyme yang berfungsi untuk memecah cGMP sehingga channel Na+ tertutup.

    Hal ini menyebabkan hyperpolarisasi dengan membrane potensial mencapai -70 mV sehingga

    glutamate tidak dapat dikeluarkan dari synaptic terminal. Hal ini juga menyebabkan tidak adanya

    inhibisi pada impuls yang diterima dari photoreseptor cell.

    Proses ini dapat dilihat pada gambar di atas (b)

  • 7/31/2019 laporan nbss ........

    27/58

    IV. Visual Pathway

    Penjelasan tentang visual pathway dapat melalui gambar berikut ini.

    1. Pertama, cahaya masuk melalui bola mata menggunakan proses refraksi kemudian

    menembus kornea dan menyebabkan terjadinya pengiriman impuls. Untuk lapang pandang tiap

    mata dibagi menjadi dua yaitu temporal half dan nasal half. Impuls masuk ke optic nerve yang ada

    pada bola mata masing-masing sisi.

    2. Kedua, impuls diteruskan dan pada optic chiasm, axon dari temporal half tiap sisi retina

    tidak menyilang tetapi berjalan secara ipsilateral kemudian ke lateral geniculate nucleus di

    thalamus.

    3. Ketiga, impuls yang diteruskan melalui lapang pandang nasal half dari tiap retina

    menyilang pada optic chiasm lalu ke thalamus pada sisi tersebut.

    4. Keempat, axon collateral dari retinal ganglion cell memanjang ke midbrain, dimana

    nantinya akan berartisipasi dalam kontriksi pupil terhadap respon cahaya dan koordinasi dari

    kepala dan gerakan mata. Axon ini juga memanjang ke suprachiasmatic nucleus pada

    hypothalamus, yang mengatur pola tidur dan aktivitas lainnya yang terjadi oleh akibat circadian

    dan aktivitas rutin yang dipengaruhi interval dari terang dan gelapnya hari.

    5. Kelima, axon dari thalamus membentuk optic radiation yang merupakan kumpulan jaras

    optic yang nantinya akan sampai pada primary visual area (17) dan kemudian nantinya akandiproses kembali atau diasosiasikan di area 18 dan 19 (secondary visual area).

  • 7/31/2019 laporan nbss ........

    28/58

  • 7/31/2019 laporan nbss ........

    29/58

    Pergerakan Bola Mata

    Pergerakan bola mata pada tubuh manusia diatur oleh 3 saraf cranial. Dimana ketiga saraf

    cranial itu adalah CN III (Oculomotor), CN IV (Trochoclear), dan CN VI (Abducen). Ketiga sarafini mempersarafi otot-otot external pada bola mata untuk pergerakan yang dibutuhkan oleh

    individu melihat sekitarnya dengan baik. Untuk persarafan dan otot yang dipersarafi dan arah

    gerakan akan ditampilkan pada tabel berikut ini.

    Otot Gerakan Innervasi

    Superior rectus

    Pergerakan bola mata

    keatas dan medial

    (adduksi) serta rotasi arah

    medial

    Oculomotor (III) nerve

    Inferior rectus

    Pergerakan bola mata

    kebawah dan medial

    (adduksi) serta rotasi arah

    medial

    Oculomotor (III) nerve

    Lateral rectusPergerakan bola mata ke

    arah lateral (abduksi)Abducent (VI) nerve

    Medial rectusPergerakan bola mata ke

    arah medial (adduksi)

    Oculomotor (III) nerve

    Superior oblique

    Gerakan bola mata ke

    bawah dan lateral (abduksi)

    serta rotasi arah medial

    Trochoclear (IV) nerve

    Inferior oblique

    Gerakan bola mata ke atas

    dan lateral (abduksi) serta

    rotasi lateral

    Oculomotor (III) nerve

    Dibawah ini dilampirkan pula gambar untuk memperjelas penjelasan tentang gerakan bola

    mata dan juga otot-otot yang bekerja untuk pergerakan bola mata.

  • 7/31/2019 laporan nbss ........

    30/58

  • 7/31/2019 laporan nbss ........

    31/58

    Opthalmologic exam

    1. External eye exam

    a. Eyelids

    Mencatat posisi kelopak mata dan inspeksi lainnya seperti lebar palpebral fissure,

    apakah ada edema, warna kelopak mata, apakah ada lesi, kondisi dan arah bulu mata.

    b. Lacrimal apparatus

    Inspeksi region lacrimal gland dan lacrimal sac, apakah ada swelling atau hyposekresi

    dan hypersekresi dari air mata.

    c. Conjunctiva dan sclera

    Melihat apakah ada injection vaskular dan apakah ada swelling atau nodule, juga lihat

    warnanya.

    d. Kornea dan lensa

    Dengan slitlamp biomicroscopy kita periksa struktur anterior segmen, permukaan

    conjunctiva, kornea, iris. Lihat juga kejernihan lensa apakah ada opacitie atau tidak.

    e. Iris

    Pada waktu yang sama, inspeksi masing-masing iris, seharusnya terlihat bening, disini

    juga bisa dilihat adanya open angel glaucoma.

    f. Pupil

    Menginspeksi ukuran dan bentuk juga kesimetrisan pupil kanan dan kiri.

    2. Tonometry

    Merupakan suatu metode pengukuran tekanan intarocular menggunakan alat yang sudah di

    kalibrasi yang mendatarkan atau mencekungkan corneal apex.

  • 7/31/2019 laporan nbss ........

    32/58

    - Aplanasi : tekanan intraocular di gunakan untuk menetukan kekuatan untuk meratakan

    atau mencenkungkan kornea.

    - Schiotz : di perlukan untuk mengukur jumlah lekukan kornea.

    3. Ekstraocular movement

    Metode untuk mengevaluasi gerakan bola mata untuk mengetahui fungsi normal otot yang

    di inervasi saraf-saraf motorik mata. Atau di sebut juga six cardial movement.

    4. USG mata ( A & B scan )

    Dapat menilai keadaan didalam bola mata apalagi bagian tersebut tidak dapat di lihat dari

    depan akibat adanya kekeruhan pada media, mis : katarak. Dengan alat ini dapat di ukur

    kekuatan lensa tanam (IOL) yang akan di pasang pada pasien yang mengalami atau

    menjalani operasi katarak sehingga di dapatkan penglihatan yang lebih tajam.

    Biomicroscopy exam

    Merupakan pemeriksaan yang di lakukan untuk melihat struktur mata. Merupakan

    microskop khusus untuk melakukan pemeriksaan struktur mata (termasuk kornea, iris, vitrous dan

    retina). Dilakukan untuk melakukan pemeriksaan, pengobatan, dan pengambilan foto.

    Menggunakan microskop dengan kekuatan rendah yang dikombinasikan dengan sumber cahaya

    berintensitas tinggi yang dapat difokuskan untuk menyinari pada media yang tipis.

    Prosedur :

    1. Pasien akan diminta untuk duduk dihadapan instrumen dan meletakkan dagu dan

    keningnya tepat di instrumen, untuk menstabilakan posisi.

  • 7/31/2019 laporan nbss ........

    33/58

    2. Pemeriksa akan melakukan pemeriksaan pada mata pasien dan mungkin akan

    menyentuhkan strip halus yang telah diwarnai orange color (fluorescein) pada sisi mata

    pasien. Ini dilakukan untuk menyerap air mata pasien yang mungkin akan menghalangi

    pandangan selama pemeriksaan.

    3. Setelah pemeriksaan selesai dilakukan pasien akan ditetesi cairan untuk mendilatasikan

    pupil yang akan bekerja selama 15-20 menit.

    4. Tidak ada persiapan khusus untuk melakukan pemeriksaan ini.

    Yang di rasakan pasien : Mata pasien akan sensitif terhadap cahaya untuk beberapa jam setelah

    ditetesi obat untuk mendilatasikan pupil.

    Indikasi : Test ini dilakukan untuk melakukan pemeriksaan pada kelopak mata, sclera, conjunctiva,

    iris, lensa, kornea.

    Hasil normal : struktur mata ditemukan dalam keadaan normal.

    Hasil abnormalitas : Dapat mendeteksi adanya penyakit atau kelainan pada mata, antara lain :

    - Cataract - Retinal detachment

    - Corneal injury - Retinal vessel occlusion

    - Dry eye syndrome - Retinitis pigmentosa

    - Macular degeneration - Uveitis

    Efek samping : Cairan yang digunakan untuk mendilatasikan pupil dapat menyebabkan

    peningkatan tekanan intraocular sehingga akan ada efek mual dan muntah. Hal ini jarang terjadi,

    namun perlu perawatan lebih lanjut jika terjadi.

    Biometry

    Merupakan kekuatan lensa intraocular yang dipersiapkan untuk operasi katarak.Pada kasus : diketahui +20 dioptri

    Rumus : D = 1/f

    20 = 100/f

    F = 5

  • 7/31/2019 laporan nbss ........

    34/58

    Fokus merupakan titik konvergensi suatu cahaya. Dimana convergent tedapat positive dan

    negative. Negative merupakan deviasi keluar dari sumbu penglihatan. Positive merupakan deviasi

    ke dalam dari sumbu penglihatan.

  • 7/31/2019 laporan nbss ........

    35/58

    Beberapa penyakit pada mata yang dapat menimbulkan gangguan pada mata, bergantung pada

    patofisiologinya, yaitu :

    Alteration In Occular Movement

    Kelainan pergerakan mata terjadi akibat adanya disfungsi dari cranial nerve III (oculomotor), IV

    (trochlear) dan VI (abducens). Terdapat tiga type gangguan pergerakan mata, yaitu (1) strabismus,

    (2) nystagmus dan (3) paralysis dari extraocular muscle.

    Strabismus

    Strabismus adalah penyimpangan salah satu arah mata ketika seseorang melihat suatu objek.

    Penyimpangan ini dapat ke arah atas, bawah, kedalam atau keluar. Terdapat dua jenis strabismus,

    yaitu :

    (1). Paralytic strabismus yang merupakan paralisis pada salah satu otot mata. Gangguan ini sangatdipengaruhi oleh adanya gangguan neurologi.

    (2). Nonparalytic strabismus yang terjadi karena adanya ketidakseimbangan dari muscle tone.

    Gejala yang mugkin timbul adalah dirasakannya diplopia (double vision). Hal ini dikarenakan

    adanya gangguan fusi pencitraan dari kedua mata.

    Nystagmus

    Merupakan pergerakan tidak sadar mata unilateral atau bilateral yang ritmis. Dapat terjadi pada

    bayi (congenital) dan pada orang dewasa (aquired). Terdapat dua jenis nystagmus, yaitu :

    a. Pendular nystagmus

    Memiliki karakteristik adanya pergerakan regular ke kiri atau kanan dengan panjang dan

    kekuatan yang sama

    b. Jerk nystagmus

    Satu fase pergerakan mata lebih cepat dibanding yang lainnya.

  • 7/31/2019 laporan nbss ........

    36/58

    Nystagmus dapat terjadi karena adanya gangguan kordinasi pada telinga, cerebellum,

    medial longitudinal fasicle atau nuclei dari oculomotor, trochlear atau abducens.

    Paralysis extraocular muscle

    Memiliki beberapa keabnormalitasan, diantaranya kesulitan abduksi, kesulitan menutup kelopak

    mata, ptosis (turunnya keliopak mata) dan diplopia. Gangguan ini muncul akibat adanya

    gangguan pada aktifitas otot. Trauma atau tekanan pada salah satu area cranial nerve dapat

    menyebabkan paralisis pada salah satu otot. Penyakit yang dapat menyebabkan gangguan

    pergerakan mata diantaranya adalah diabetes dan myasthenia gravis (autoimun disease pada otot)

    Neurologic Disorder

    Papilledema

    Merupakan pembengkakan pada optic nerve. Biasanya dikarenakan adanya peningkatan tekanan

    intracranial.

    Sign and Symptom

    Tanpa atau blurr vision sementara, penyempitan lapang pandang, biasanya mempengaruhi

    kedua mata (binocular). Memiliki beberapa symptom penyerta yang mungkin muncul atau

    tidak sperti adanya sakit kepala.

    Anterior Ischemic Optic Neuropathy (AION)

    Terjadi karena adanya infrak pada disc dan intraorbital optic nerve.

    Sign and Symptom

    Acute visual loss, biasanya mengenai satu mata (monoocular). Memiliki symptom penyerta

    adanya sakit kepala dengan temporal arteritis dan afferent pupillary defect.

  • 7/31/2019 laporan nbss ........

    37/58

    Optic Neuritis

    Adanya inflamasi pada disc dan intraorbital part of optic nerve.

    Sign and Symptom

    Kehilangan penglihatan yang cepat dan progresif. Biasanya terjadi monocular. Dengan symptom

    penyerta nyeri pada pergerakan ocular dan adanya pengempukan dari bola mata.

    Hyalin Bodies

    Terjadi deposit hyalin berwarna putih atau kuning pada macula. Terjadi karena penuaan atau juga

    dapat dikarenakan cacat congenital dan faktor genetik.

    Sign and Symptom

    Biasanya tidak terjadi kehilangan penglihatan, jika ada itu pun muncul sangat lamban. Ditemukan

    juga ada pembesaran blind spot.

    Hemianopia

  • 7/31/2019 laporan nbss ........

    38/58

    Merupakan gangguan pada sebelah dari lapang pandang. Hal ini dapat terjadi jika terjadi lesi pada

    Optic Chiasma, optic tract dan Geniculocalcarine Pathway (lateral geniculate pathway). Secara

    anatomis terdapat tiga karakteristik dari hemianopia.

    1. Lesi pada optic tract

    Akibatnya terjadi gangguan visual pada mata ipsilateral

    2. Lesi pada optic chiasma

    Biasanya muncul gejala penyempitan setengah lateral dari lapang pandang kedua mata

    3. Lesi pada lateral geniculate pathway

    Akibatnya terjadi gangguan setengah penglihatan pada kedua mata.

    Gangguan Refraksi

    Gangguan Refraksi ( Ametropia)

    Left Right

    LeftRigh

    t

    leftRigh

    t

  • 7/31/2019 laporan nbss ........

    39/58

    Ametropia adalah kondisi dimana cahaya parallel tidak focus langsung pada retiana dari mata

    dalam kondisi relaksasi, yang memungkinkan fokusnya berada di belakang atau di depan retina.

    Ametropia adalah ketidaksesuaian antara ukuran dan daya refraksi mata sehingga bayangan

    tidak berada di focus yang semestinya di retina.

    Ametropia terdiri dari :

    1. Myopia

    Kesalahan refraksi dengan berkas sinar memasuki matayang sejajar dengan sumbu optic,dibawa

    ke focus di depan retima.

    Myopia ini diakibatkan karena :

    Axial ( bola mata terlalu panjang)

    Curvature (perubahan atau peningkatan kelengkungan permukaan refraksi mata (kornea))

    Refraksi index meningkat

    Perubahan posisi lensa

    Untuk melihat lebih jelas pada penderita myopia ini dapat digunakan concave lens.

    2. Hyperopia

    Kesalahan refraksi sinar yang memasuki mata sejajar dengan sumbu optic, difokuskan di

    belakang retina.

    Hyperopia ini diakibatkan karena terlalu pendek jarak depan ke belakang bola mata.

    Untuk melihat lebih jelas dapat menggunakan convex lens. Jyperopia biasanya menurun selama

    atau pada umur belasan tahun/

    3. Presbyopia

    Yaitu hyperopia dan gangguan visus yang disebabkan oleh pertambahan usia karena hilangnya

    kelenturan lensa kristalina. Presbyopia ini diperbaiki dengan menggunalan lacamata lensa +.

  • 7/31/2019 laporan nbss ........

    40/58

    4. Astigmatism

    Yaitu kelengkungan permukaan refraksi mata yang tidak sama, berakibat sinar cahaya tidak

    terfokuskan dengan tajam pada retina tetapi tersebar pada daerah yang sedikit menyebar.

    Astigmatism ini disebabkan karena lebih panjang atau lebih pendek radius kelengkungan pada

    satu bidang daripada kelengkungan jari-jari yang tegak lurus dengannya.

    Astigmatism with the rule

    Astigmatisma dengan meridian tempat terjadinya refraksi lebih terbesar adalah vertical atau

    mendekati vertical.

    Astigmatism against the rule

    Astigmatisma dengan refraksi terbesarnya mengambil tempat sepanjang meridian horizontal.

    Pada astigmatism, mata memberikan gambar dengan multiple focal point atau line.

    Kelainan Refraksi

    Definisi

    Kelainan refraksi adalah keadaan bayangan tegas tidak dibentuk pada retina. Secara umum, terjadi

    ketidak seimbangan sistem penglihatan pada mata sehingga menghasilkan bayangan yang kabur.

    Sinar tidak dibiaskan tepat pada retina, tetapi dapat di depan atau di belakang retina dan tidak

    terletak pada satu titik fokus. Kelainan refraksi dapat diakibatkan terjadinya kelainan

    kelengkungan kornea dan lensa, perubahan indeks bias, dan kelainan panjang sumbu bola mata.

    Ametropia adalah suatu keadaan mata dengan kelainan refraksi sehingga pada mata yang dalam

    keadaan istirahat memberikan fokus yang tidak terletak pada retina. Ametropia dapat ditemukan

    dalam bentuk kelainan miopia (rabun jauh), hipermetropia (rabun dekat), dan astigmat.

    Akomodasi

    Pada keadaan normal cahaya berasal dari jarak tak berhingga atau jauh akan terfokus pada retina,

    demikian pula bila benda jauh tersebut didekatkan, hal ini terjadi akibat adanya daya akomodasi

  • 7/31/2019 laporan nbss ........

    41/58

    lensa yang memfokuskan bayangan pada retina. Jika berakomodasi, maka benda pada jarak yang

    berbeda-beda akan terfokus pada retina. Akomodasi adalah kemampuan lensa di dalam mata untuk

    mencembung yang terjadi akibat kontraksi otot siliar. Akibat akomodasi, daya pembiasan lensa

    yang mencembung bertambah kuat. Kekuatan akan meningkat sesuai dengan kebutuhan, makin

    dekat benda makin kuat mata harus berakomodasi. Refleks akomodasi akan bangkit bila mata

    melihat kabur dan pada waktu melihat dekat. Bila benda terletak jauh bayangan akan terletak pada

    retina. Bila benda tersebut didekatkan maka bayangan akan bergeser ke belakang retina. Akibat

    benda ini didekatkan penglihatan menjadi kabur, maka mata akan berakomodasi dengan

    mencembungkan lensa. Kekuatan akomodasi ditentukan dengan satuan Dioptri (D), lensa 1 D

    mempunyai titik fokus pada jarak 1 meter.

    EpidemiologiSekitar 148 juta atau 51% penduduk di Amerika Serikat memakai alat pengkoreksi gangguan

    refraksi, dengan penggunaan lensa kontak mencapai 34 juta orang. Angka kejadian rabun jauh

    meningkat sesuai dengan pertambahan usia. Jumlah penderita rabun jauh di Amerika Serikat

    berkisar 3% antara usia 5-7 tahun, 8% antara usia 8-10 tahun, 14% antara usia 11-12 tahun dan

    25% antara usia 12-17 tahun. Pada etnis tertentu, peningkatan angka kejadian juga terjadi walupun

    persentase tiap usia berbeda. Etnis Cina memiliki insiden rabun jauh lebih tinggi pada seluruh usia.

    Studi nasional Taiwan menemukan prevalensi sebanyak 12% pada usia 6 tahun dan 84 % pada

    usia 16-18 tahun. Angka yang sama juga dijumpai di Singapura dan Jepang.

    Gejala dan Tanda

    Penderita kelainan refraksi biasanya datang dengan keluhan sakit kepala terutama di daerah

    tengkuk atau dahi, mata berair, cepat mengantuk, mata terasa pedas, pegal pada bola mata, dan

    penglihatan kabur. Tajam penglihatan pasien kurang dari normal (6/6). Ametropia pada anak dapat

    mengakibatkan seperti penglihatan kabur dan juling.

    Miopia

    Miopia disebut rabun jauh karena berkurangnya kemampuan melihat jauh tapi dapat melihat dekat

    dengan lebih baik. Miopia terjadi jika kornea (terlalu cembung) dan lensa (kecembungan kuat)

    berkekuatan lebih atau bola mata terlalu panjang sehingga titik fokus sinar yang dibiaskan akan

    terletak di depan retina.

  • 7/31/2019 laporan nbss ........

    42/58

    Miopia ditentukan dengan ukuran lensa negatif dalam Dioptri. Klasifikasi miopia antara lain:

    ringan (3D), sedang (3 6D), berat (6 9D), dan sangat berat (>9D).

    Gejala miopia antara lain penglihatan kabur melihat jauh dan hanya jelas pada jarak tertentu/dekat,

    selalu ingin melihat dengan mendekatkan benda yang dilihat pada mata, gangguan dalam

    pekerjaan, dan jarang sakit kepala.

    Koreksi mata miopia dengan memakai lensa minus/negatif ukuran teringan yang sesuai untuk

    mengurangi kekuatan daya pembiasan di dalam mata. Biasanya pengobatan dengan kaca mata dan

    lensa kontak. Pemakaian kaca mata dapat terjadi pengecilan ukuran benda yang dilihat, yaitu setiap

    -1D akan memberikan kesan pengecilan benda 2%. Pada keadaan tertentu, miopia dapat diatasi

    dengan pembedahan pada kornea antara lain keratotomi radial, keratektomi fotorefraktif, Laser

    Asissted In situ Interlamelar Keratomilieusis (Lasik).

    Hipermetropia

    Hipermetropia adalah keadaan mata yang tidak berakomodasi memfokuskan bayangan di belakang

    retina. Hipermetropia terjadi jika kekuatan yang tidak sesuai antara panjang bola mata dan

    kekuatan pembiasan kornea dan lensa lemah sehingga titik fokus sinar terletak di belakang retina.

    Hal ini dapat disebabkan oleh penurunan panjang sumbu bola mata (hipermetropia aksial), sepertiyang terjadi pada kelainan bawaan tertentu, atau penurunan indeks bias refraktif (hipermetropia

    refraktif), seperti afakia (tidak mempunyai lensa).

    Pasien dengan hipermetropia mendapat kesukaran untuk melihat dekat akibat sukarnya

    berakomodasi. Bila hipermetropia lebih dari + 3.00 D maka penglihatan jauh juga akan terganggu.

    Pasien hipermetropia hingga + 2.00 D dengan usia muda atau 20 tahun masih dapat melihat jauh

    dan dekat tanpa kaca mata tanpa kesulitan, namun tidak demikian bila usia sudah 60 tahun.

    Keluhan akan bertambah dengan bertambahnya umur yang diakibatkan melemahnya otot siliar

    untuk akomodasi dan berkurangnya kekenyalan lensa. Pada perubahan usia, lensa berangsur-

    angsur tidak dapat memfokuskan bayangan pada retina sehingga akan lebih terletak di

    belakangnya. Sehingga diperlukan penambahan lensa positif atau konveks dengan bertambahnya

    usia. Pada anak usia 0-3 tahun hipermetropia akan bertambah sedikit yaitu 0-2.00 D.

  • 7/31/2019 laporan nbss ........

    43/58

    Pada hipermetropia dirasakan sakit kepala terutama di dahi, silau, dan kadang juling atau

    melihat ganda. Kemudian pasien juga mengeluh matanya lelah dan sakit karena terus-menerus

    harus berakomodasi untuk melihat atau memfokuskan bayangan yang terletak di belakang retina.

    Pasien muda dengan hipermetropia tidak akan memberikan keluhan karena matanya masih mampu

    melakukan akomodasi kuat untuk melihat benda dengan jelas. Pada pasien yang banyak membaca

    atau mempergunakan matanya, terutama pada usia yang telah lanjut akan memberikan keluhan

    kelelahan setelah membaca. Keluhan tersebut berupa sakit kepala, mata terasa pedas dan tertekan.

    Mata dengan hipermetropia akan memerlukan lensa cembung atau konveks untuk

    mematahkan sinar lebih kuat kedalam mata. Koreksi hipermetropia adalah diberikan koreksi lensa

    positif maksimal yang memberikan tajam penglihatan normal. Pasien dengan hipermetropia

    sebaiknya diberikan kaca mata lensa positif terbesar yang masih memberikan tajam penglihatanmaksimal.

    Astigmatisma

    Astigmata terjadi jika kornea dan lensa mempunyai permukaan yang rata atau tidak rata sehingga

    tidak memberikan satu fokus titik api. Variasi kelengkungan kornea atau lensa mencegah sinar

    terfokus pada satu titik. Sebagian bayangan akan dapat terfokus pada bagian depan retina sedang

    sebagian lain sinar difokuskan di belakang retina. Akibatnya penglihatan akan terganggu. Mata

    dengan astigmatisme dapat dibandingkan dengan melihat melalui gelas dengan air yang bening.

    Bayangan yang terlihat dapat menjadi terlalu besar, kurus, terlalu lebar atau kabur.

    Seseorang dengan astigmat akan memberikan keluhan : melihat jauh kabur sedang melihat

    dekat lebih baik, melihat ganda dengan satu atau kedua mata, melihat benda yang bulat menjadi

    lonjong, penglihatan akan kabur untuk jauh ataupun dekat, bentuk benda yang dilihat berubah,

    mengecilkan celah kelopak, sakit kepala, mata tegang dan pegal, mata dan fisik lelah. Koreksi

    mata astigmat adalah dengan memakai lensa dengan kedua kekuatan yang berbeda. Astigmat

    ringan tidak perlu diberi kaca mata.

    Presbiopia

    Presbiopia adalah perkembangan normal yang berhubungan dengan usia, yaitu akomodasi untuk

    melihat dekat perlahan-lahan berkurang. Presbiopia terjadi akibat penuaan lensa (lensa makin keras

  • 7/31/2019 laporan nbss ........

    44/58

    sehingga elastisitas berkurang) dan daya kontraksi otot akomodasi berkurang. Mata sukar

    berakomodasi karena lensa sukar memfokuskan sinar pada saat melihat dekat.

    Gejala presbiopia biasanya timbul setelah berusia 40 tahun. Usia awal mula terjadinya

    tergantung kelainan refraksi sebelumnya, kedalaman fokus (ukuran pupil), kegiatan penglihatan

    pasien, dan lainnya. Gejalanya antara lain setelah membaca akan mengeluh mata lelah, berair, dan

    sering terasa pedas, membaca dengan menjauhkan kertas yang dibaca, gangguan pekerjaan

    terutama di malam hari, sering memerlukan sinar yang lebih terang untuk membaca. Koreksi

    dengan kaca mata bifokus untuk melihat jauh dan dekat. Untuk membantu kekurangan daya

    akomodasi dapat digunakan lensa positif. Pasien presbiopia diperlukan kaca mata baca atau

    tambahan untuk membaca dekat dengan kekuatan tertentu sesuai usia, yaitu: +1D untuk 40 tahun,

    +1,5D untuk 45 tahun, +2D untuk 50 tahun, +2,5D untuk 55 tahun, dan +3D untuk 60 tahun. Jarakbaca biasanya 33cm, sehingga tambahan +3D adalah lensa positif terkuat yang dapat diberikan.

    Pemeriksaan Refraksi

    Pemeriksaan refraksi terdiri dari 2 yaitu refraksi subyektif dan refraksi obyektif. Refraksi subyektif

    tergantung respon pasien untuk mendapatkan koreksi refraksi yang memberikan tajam penglihatan

    terbaik.

    Refraksi obyektif dilakukan dengan retinoskopi. Mayoritas retinoskopi menggunakan

    sistem proyeksistreakyang dikembangkan oleh Copeland. Retinoskopi dilakukan saat akomodasi

    pasien relaksasi dan pasien disuruh melihat ke suatu benda pada jarak tertentu yang diperkirakan

    tidak membutuhkan daya akomodasi.

    Idealnya, pemeriksaan kelainan refraksi dilakukan saat akomodasi mata pasien istirahat.

    Pemeriksaan mata sebaiknya dimulai pada anak sebelum usia 5 tahun. Pada usia 20 50 tahun dan

    mata tidak memperlihatkan kelainan, maka pemeriksaan mata perlu dilakukan setiap 1 2 tahun.

    Setelah usia 50 tahun, pemeriksaan mata dilakukan setiap tahun.

    Terapi

    Terapi meliputi edukasi mengenai kelainan refraksi, penggunaan kaca mata tidak menyembuhkan

    kelainan refraksi, meningkatkan jumlah asupan makanan yang mengandung vitamin A, B, dan C.

  • 7/31/2019 laporan nbss ........

    45/58

    Kebutuhan mengkoreksi kelainan refraksi tergantung gejala pasien dan kebutuhan penglihatan.

    Pasien dengan kelainan refraksi ringan dapat tidak membutuhkan koreksi. Koreksi kelainan

    refraksi bertujuan mendapatkan koreksi tajam penglihatan terbaik.

    Kaca mata merupakan alat koreksi yang paling banyak dipergunakan karena mudah

    merawatnya dan murah. Lensa gelas dan plastik pada kaca mata atau lensa kontak akan

    mempengaruhi pengaliran sinar. Warna akan lebih kuat terlihat dengan mata telanjang dibanding

    dengan kaca mata. Lensa cekung kuat akan memberikan kesan pada benda yang dilihat menjadi

    lebih kecil, sedangkan lensa cembung akan memberikan kesan lebih besar. Keluhan memakai kaca

    mata diantaranya, kaca mata tidak selalu bersih, coating kaca mata mengurangkan kecerahan

    warna benda yang dilihat, mudah turun dari pangkal hidung, sakit pada telinga dan kepala.

    Selain kacamata, lensa kontak juga alat koreksi yang cukup banyak dipergunakan. Lensa

    kontak merupakan lensa tipis yang diletakkan di dataran depan kornea untuk memperbaiki

    kelainan refraksi dan pengobatan. Lensa ini mempunyai diameter 8-10 mm, nyaman dipakai

    karena terapung pada kornea seperti kertas yang terapung pada air. Agar lensa kontak terapung

    baik pada permukaan kornea maka permukaan belakang berbentuk sama dengan permukaan

    kornea. Permukaan belakang lensa atau base curve dibuatsteep (cembung kuat),flat(agak datar)

    ataupun normal untuk dapat menempel secara longgar sesuai dengan kecembungan kornea.

    Perlekatan longgar ini akan memberikan kesempatan air mata dengan mudah masuk diantara lensa

    kontak dan kornea. Air mata ini diperlukan untuk membawa makanan seperti oksigen.

    Keuntungan dibandingkan dengan kaca mata biasa antara lain:

    1. Pembesaran yang terjadi tidak banyak berbeda dibanding bayangan normal

    2. Lapang pandangan menjadi lebih luas karena tidak banyak terdapat gangguan tepi bingkai

    pada kaca mata.

    Selain itu dapat pula dilakukan pembedahan. Salah satu terapi pembedahan yang cukup

    populer adalah dengan cara LASIK atau bedah dengan sinar laser. Pada lasik yang diangkat adalah

    bagian tipis dari permukaan kornea yang kemudian jaringan bawahnya dilaser. Pada lasik dapat

    terjadi hal-hal berikut : kelebihan koreksi, koreksi kurang, silau, infeksi kornea, ataupun kekeruhan

  • 7/31/2019 laporan nbss ........

    46/58

    pada kornea. Terapi bedah lain yang dapat dilakukan antara lain penanaman lensa buatan di depan

    lensa mata, pengangkatan lensa, radikal keratotomi danAutomated Lamelar Keratoplasty (ALK).

    Pencegahan

    Selama bertahun-tahun, banyak pengobatan yang dilakukan untuk mencegah atau memperlambat

    progresi miopia, antara lain dengan:

    o Koreksi penglihatan dengan bantuan kacamata

    o Pemberian tetes mata atropin.

    o Menurunkan tekanan dalam bola mata.

    o Penggunaan lensa kontak kaku : memperlambat perburukan rabun dekat pada anak.

    o Latihan penglihatan : kegiatan merubah fokus jauh dekat.

    P resbiopia , H ipermetropia , dan Astigamitisma

    Dalam keadaan normal, cahaya sejajar yang masuk ke mata dalam keadaan istirahat atau

    tidak berakomodasi akan difokuskan pada satu titik di retina. Kondisi ini disebut emetropia. Ketika

    mata dalam keadaan tidak berakomodasi, mata tidak dapat memfokuskan cahaya ke retina,

    keadaan ini disebut ametropia. Ada tiga keadaan yang dapat menyebabkan ametropia, yaitu: 1

    1. Miopia

    2. Hipermetropia (disebut juga hiperopia)

    3. Astigmat

    - Miopia disebut sebagai rabun jauh akibat berkurangnya kemampuan untuk melihat jauh

    akan tetapi dapat melihat dekat dengan lebih baik. 2

    - Hipermetropia dikenal juga dengan istilah hiperopia atau rabun dekat. Pasien denga

    hipermetrop mendapat kesukaran untuk melihat dekat akibat sukarnya berakomodasi.Keluhan akan bertambah dengan bertambahnya umur yang diakibatkan melemahnya otot

    siliar untuk akomodasi dan berkurangnya kekenyalan lensa. 2

    - Pada astigmat atau silinder, sinar-sinar yang masuk ke mata tidak dapat difokuskan pada

    satu titik di retina akibat perbedaan kelengkungan kornea atau lensa. 2

  • 7/31/2019 laporan nbss ........

    47/58

    - Presbiopia adalah perkembangan normal yang berhubungan dengan usia, dimana

    akomodasi yang diperlukan untuk melihat dekat perlahan-lahan berkurang. Pada usia di

    atas 40 tahun umumnya seseorang akan membutuhkan kacamata baca. Keadaan ini akibat

    telah terjadinya presbiopia. 2

    Pada keadaan tidak terfokusnya sinar pada retina, hal yang dapat dilakukan adalah

    memperlemah pembiasaan sinar seperti pada myopia dipergunakan lensa negatif untuk

    memindahkan focus sinar ke belakang. Bila sinar dibiaskan di belakang retina seperti pada

    hipermetropia maka diperlukan lensa positif untuk menggeser sinar ke depan sehingga

    melihat jelas. Lensa positif atau lensa negatif dapat dipergunakan dalam bentuk kacamata

    ataupun dalam bentuk lensa kontak. Penggeseran bayangan sinar dapat pula dilakukan

    denan tindakan bedah yang dinamakan bedah refraktif. 2

    Gangguan Visual Acquity

    Secara patofisiologis, beberapa hal yang dapat menyebabkan gangguan visual acuity atau

    ketajaman mata melihat suatu objek, ialah :

    1. Amblyopia

    2. Retinal Detachment

    3. Age-related Macular degeneration

    4. Katarak

    5. Papilledema

    6. Glaukoma

    1. RETINAL DETACHMENT

    Retinal detachment terjadi pada saat subretinal fluid terakumulasi di dalam ruang yang

    berpotensial, seperti ruang diantara neurosensory retina dan retinal pigment epithelium (RPE).

  • 7/31/2019 laporan nbss ........

    48/58

    Bergantung pada mekanisme subretinal fluid terakumulasi, retinal detachments terbagi menjadi 3

    klassifikasi yaitu rhegmatogenous, tractional, dan exudative.

    Patofisiologi

    Rhegmatogenous berasal dari kata Yunani yaitu rhegma, yang berarti suatu renggang.

    Rhegmatogenous retinal detachment (RRD) merupakan tipe yang paling sering terjadi. Ini dapat

    terjadi saat terdapat robekan pada retina sehingga cairan memisahkan lapisan neurosensory retina

    dengan RPE.

    Vitreoretinal traction terjadi apabila vitreous menjadi lebih cair karena perubahan umur, maka

    terjadi posterior vitreous detachment (PVD). Biasanya, vitreous gel terpisah dari retina tanpa ada

    celah. Tapi pada beberapa mata, terdapat adhesions pada vitreoretinal tetap ada dan terjadinya

    PVD ini yang akan menyebabkan perobekan pada retina. Lalu fluid dari liquefied vitreous ini

    menuyusup melalui celah yang robek dan akhirnya terjadi retinal detachment.

    Beberapa faktor predisposisi yang dapa menyebabkan terjadinya PVD lebih cepat seperti myopia,

    aphakia atau pseudophakia, familial, dan inflammasi. Pada beberapa kasus seperti, retinal necrosis

    dengan terjadinya retinal; yang nantinya, fluid dari vitreous cavity mengalir melewati celah/breaks

    dan terlepas dari retina tanpa terjadi dulu vitreoretinal traction. Biasanya ini terjadi pada acute

    retinal necrosis syndrome dan pada cytomegalovirus (CMV) retinitis di pasien dengan AIDS.

    Insidensi

    Pada beberapa penelitian lebih sering terjadi pada pria dibanding wanita. Dan resiko lebih tinggi

    terjadi pada umur 40-70 tahun, karena pada saat umur berlanjut vitreous mulai berpisah dengan

    retina.

    Klinis

    - Gangguan lapang pandang. Dengan ciri khas tampak mata pada bagian samping saat melihat,

    seperti ada yang menghalangi berwarna hitam. Dikenal dengan sebutan black curtain.

    - Terdapat suatu material floater pada vitreous body yang menyebabkan bayangan gelap sehingga

    menjadikan mata buram pada saat melihat.

  • 7/31/2019 laporan nbss ........

    49/58

    - Terdapat ring-shaped floater / Weiss ring yang merupakan sisa-sisa dari hyaloid yang menempel

    pada ujung optic disc.

    - Penurunan central vision pada saat terjadi defect sampai ke bagian macula.

    -Terdapat cell dan flare pada anterior chamber

    - Penurunan Intra Ocular Pressure (IOP)

    Etiologi

    - Terjadinya perobekan retina

    - Dengan faktor predisposisi : Abnormal vitreoretinal adhesi

    Operasi intraocular sebelumnya

    Kondisi familial

    Inflamasi atau infeksi

    2. AMD

    Age-related macular degeneration (AMD) adalah jenis penyakit pada mata yang dapat

    menyebabkan gangguan mata yang irreversible. Berhubungan dengan adanya drusen, adanya

    material pada lapisan druscent membran. Biasanya ditandai tanpa adanya gangguan penglihatan

    pada saat pertama kali terpapar penyakit. Dan biasanya penyakit ini mengalami perkembangan

    menjadi atrophy pada retina ataupun degenerasi pada central retina. Sehingga gangguan ini

    menyebabkan penurunan fungsi penglihatan.

  • 7/31/2019 laporan nbss ........

    50/58

    Senile Cataract

    Senile cataract merupakan penyakit gangguan penglihatan yang menyebabkan penebalan

    lensa yang berangsur-angsur namun progresive yang disebabkan karena penuaan. Penyakit

    merupakan penyakit no 1 di dunia yang menyebabkan kebutaan.

    Klas if ikasi

    Terdapat 3 tipe utama dari senile cataract, yaitu :

    a. Nuclear cataract

    Disertai nuclear sclerosis yang berwarna kekuningan. Nucleus dari lensa terlihat sangat keruh dan

    berwarna coklat.

    b. Cortical cataract

    Terjadinya perubahan komposis ion pada cortex lensa sehingga terjadi kekeringan pada fiber lens

    c. Posterior subcapsular cataract

    Terbentuknya granular (butiran-butiran) dan plaque pada subcapsular.

    Insidens i

    Merupakan penyebab utama dari gangguan penglihatan dan kebutaan di dunia. Setidaknya

    5-10 juta kasus baru setiap tahunnya, 100-200 ribu mengalami kebutaan irreversible. Wanita lebih

    sering terkena dari pada pria. Insidensi tertinggi pada usia 45-64 tahun.

    Clinical Manifestation

    a. Penurunan visual aquity

    b. Glare

    c. Myopic

    d. Monocular diplopia

    Risk Factor

  • 7/31/2019 laporan nbss ........

    51/58

    a. Usia senja

    b. Paparan sinar ultarviolet (UV)

    c. Diabetes

    d. Merokok

    e. Peminum alkohol

    f. Cholelithiasis

    g. Allergy

    h. Pneumonia

    i. Coronary disease and heart insufficiency

    j. Hypotension

    k. Hypertension

    l. mental retardation

    Patofi siologi

    Patofisiologi dari penyakit ini masih belum dipahami secara baik. Namum beberapa

    mekanisme yang menjelaskan terjadinya penurunan kejernihan dari lensa telah ditemukan. Teori

    ini menjelaskan tentang hubungan penuaan yang menyebabkan terjainya penurunan densitas dari

    sel-sel epitel dan juga terjadi gangguan diferensiasi dari fiber cell di lensa. Selain itu, penuaan pada

    lensa juga menyebabkan adanya penurunan difusi cairan dan metabolit yang dapat masuk ke dalam

    lensa. Akibatnya terjadi penurunan transport air, nutrisi dan antioxidant. Akibatnya terjadi

    pengrusakan oxidative yang progresive sehingga terjadi peningkatan produksi hasil oxidasi

    diantaranya oxidized glutathione yang terakumulasi di lensa sehingga merusak sel-sel di lensa. Ini

    juga dijelaskan dengan penurunan kadar vitamin antioxidant.

    Mekanisme lain melibatkan adanya konversi dari soluble low-molekul weight yang dapat

    menembus lensa menjadi high-molecular yang tidak dapat menembus lensa. Akibtnya terjadi

  • 7/31/2019 laporan nbss ........

    52/58

    perubahan struktur ptotein yang menyebabkan adanya perubahan index refraksi, peningkatan

    pembauran cahaya dan penurunan transparansi. Selain itu diduga juga bahwa perubahan susunan

    protein ini berhubungan dengan kadar glucosa dan beberapa mineral serta vitamin.

    Treatment

    Medication

    Dapat diberikan aldose reductase inhibitor yang berfungsi untuk mencegah konversi

    glukosa menjadi sorbitol. Beberapa obat yang dapat diberikan antara lain sorbitol-lowering agent,

    gluthathione-raising agent dan antioxidant vitamin C dan E

    Beberapa obat yang dapat diberikan untuk tindakan pre operative dan post operative.

    Dengan tujuan untuk memastika operasi berjalan dengan baik dan memperlancar proses

    rehabilitasi penglihatan.

    a. Mydriatics

    Bekerja dengan cara mendilatasikan pupil untuk memudahkan operasi. Obat yang sering

    digunakan adalah phenylephrine hydrochloride dan tropicamide. Dengan dosis 1 gtt 30-60 menit

    sebelum operasi (konsenstrasi 2,5 atau 10% )

    b. Corticosteroid

    Membantu menurunkan dan mengontrol inflamasi ketika pasca operasi. Obat yang biasa

    digunakan adalah prednisone acetate 1% (Dosis 1 tetes setiap 60 menit selama 24-48 jam setelah

    operasi) atau dexamethasone 0,1% (dosis 2 tetes 1 jam setelah bangun tidur dan 2 jam sebelum

    tidur setelah operasi)

    c. Antibiotik

    Menggunakan antibiotik spektrum luas. Obat yang biasa digunakan adalah ciprofolxacin/ciloxan

    (dengan dosis 1-2 tetes per hari untuk 1-2 minggu) dan erythromycin (E-mycin) topical dengan

    dosis 1,25 cm bergantung keparahannya.

    d. NSAID

  • 7/31/2019 laporan nbss ........

    53/58

    Fungsinya mengurangi nyeri dan inflamasi pasca operasi. 1 tetes tiap hari selama 2 minggu

    setelah operasi.

    Surgical care

    Management yang sudah terbukti untuk senile cataract ini adalah tindakan pembedahan.Secara garis besar, terdapat tiga jenis operasi lensa mata, yaitu : intracapsular cataract extraction

    (ICCE), extracapsular cataract extraction (ECCE) dan phacoemulsification.

    1. Intracapsular cataract extraction (ICCE)

    Merupakan teknik extraksi seluruh lensa. Kontra indikasi pada anak-anak, dewasa muda, myopi

    tinggi, marfan syndrome dan adanya vitreous di anterior chamber.

    2. Extracapsular cataract extraction (ECCE)

    Pada ECCE, oprasi pengangkatan hanya melibatkan bagian nucleus dari lensa melalui pembukaan

    anterior capsul. Beberapa keuntungan ECCE dibandingkan ICCE adalah :

    a. ECC hanya menggunakan insisi yang kecil

    b. Complikasi yang melibatkan cornea dan iris lebih kecil

    3. Phacoemulsification

    Complications

  • 7/31/2019 laporan nbss ........

    54/58

    Komplikasi yang sering muncul merupakan implikasi dari proses operasi. Secara umum pada saat

    menderita katarak, pasien tidak akan mengalami komplikasi. Katarak ini cenderung merupakan

    penyakit komplikasi dari penyakit lain.

    a. Komplikasi yang sering terjadi ketika operasi

    Shallow or flat anterior chamber

    Capsular rupture

    Corneal edema

    Suprachoroidal hemorrhage or effusion

    Expulsive choroidal hemorrhage

    Retained lens material

    Vitreous disruption and incarceration into wound

    Iridodialysis

    Retinal light toxicity

    b. Komplikasi yang terlihat setelah beberapa hari hingga satu minggu setelah operasi

    Flat or shallow anterior chamber due to wound leak

    Choroidal detachment

    Pupillary block

    Ciliary block

    Suprachoroidal hemorrhage

    Stromal and epithelial edema

    Hypotony

    Brown-McLean syndrome (peripheral corneal edema with a clear central cornea

    most frequently seen following ICCE)

    Vitreocorneal adherence and persistent corneal edema

    Delayed choroidal hemorrhage

    Elevated intraocular pressure (often due to retained viscoelastic)

    Cystoid macular edema

    Retinal detachment

    Acute endophthalmitis

  • 7/31/2019 laporan nbss ........

    55/58

    Uveitis-glaucoma-hyphema (UGH) syndrome

    Akumulasi darah pada anterior chamber

    c. Komplikasi kronis yang muncul satu minggu hingga berbulan-bulan setelah operasi

    o Suture-induced astigmatism

    o Pupillary capture

    o Decentration and dislocation of the IOL

    o Corneal edema and pseudophakic bullous keratopathy

    o Chronic uveitis

    o Chronic endophthalmitis

    o Wrong power of IOL used

    Prognosis

    Pasien yang telah melakukan operasi ECCE atau phacoemulsification memiliki

    prognosis yang bai, namun jka pasein memiliki penyakit metabolik lainnya memiliki

    prognosis buruk.

  • 7/31/2019 laporan nbss ........

    56/58

    Cataract Surgery

    Cataract surgery adalah proses pelepasan lensa pada mata (yang juga disebut dengan

    "crystalline") yang telah mengalami opasifikasi karena katarak. Perubahan metabolic pada fiber

    lensa crystalline dapat berkelanjutan menjadi katarak dan menyebabkan hilang transparansi dari

    lensa tersebut sehingga bermanifestasi pada ganguan atau hilangnya penglihatan. Selama operasi

    katarak ini, lensa natural dari pasien yang cloudy akan digantikan oleh lensa sintetik untuk

    memulihkan transparansi lensa.

    Setelah pelepasan dari lensa, kemudian lensa intraocular (IOL) artificial ditanamkan atau

    diletakan pada mata. Operasi katarak ini dilakukan oleh opthalmologist .

    Type

    Terdapat dua tipe utama dari cataract surgery extraction yang sering digunakan, yaitu

    phacoemulsifikasi dan conventional extracapsular cataract extraction (ECCE). Implantasi IOL

    pada kedua tipe surgery ini tetap dilakukan. Adapaun beberapa perbedaannya adalah sebagai

    berikut :

    Phacoemulsifikasi ECCE

    Foldable lenses Non-foldable lensesUkuran insisi 2-3 mm Ukuran insisi 10-12 mm

    Pada kasus ini telah dilakukan cataract surgery tipe phacoemulasifikasi. Berikut akan

    dijelaskan lebih dalam mengenai phacoemulsifikasi.

    Phacoemulsifikasi

  • 7/31/2019 laporan nbss ........

    57/58

    Phacoemulsifikasi adalah prosedur surgery yang menggunakan alat ultrasonic untuk

    memecah atau menghilangkan lensa yang cloudy (katarak) dan kemudian menggantinya dengan

    lensa intraocular artificial. Tujuan nya tentu saja untuk memperbaiki proses penglihatan pada

    pasien katarak.

    Phacoemulsifikasi merupakan variasi dari extracapsular cataract extraction dimana lensa

    dan bagian depan (anterior) capsule dihilangkan. Dalam prosedurnya, phaco mengunakan alat

    ultrasonic yang terdapat dua bagian. Terdapat handpiece yang bagian ujungnya terbuat dari

    titanium dan terdapat bagian lain yang disebut dengan cracker atau chopper. Alat ini dapat

    menyalurkan getaran ultrasonic pada frekuensi 40 000 Hz.

    Prosedur

    1. Persiapan pasien, bagian di sekeliling mata diberikan disinfektan, lalu muka ditutup

    mengunakan plastik surgery dan hanya bagian matanya saja yang terexpose

    2. Selama proses operasi, pasien dapat bernapas mengunakan tabung oksigen bila terjadi

    kesulitan dalam bernapas. Tekanan darah dan heart rate tetap harus selalu dipantau.

    3. Lakukan anasthesi, biasanya topical (eyedrop) atau via peribulbar atau retrobulbar dari

    mata

    4. Buka kelopak mata dengan menggunakan lid speculum

    5. Dengan menggunakan mikroskop, buat insisi sekitar 3 mm pada daerah limbus atau periher

    dari mata, biasanya dari arah temporal

    6. Injeksikan viscoelastic (steril eyedrops/methylcellulose viscoelastic) untuk menjaga agar

    permukaan ocular tetap moist dan juga untuk menjaga tekanan intraoccular mata.

    7. Lakukan capsulorhexis, yaitu insisi circular pada membran di sekeliling katarak. Insisi

    biasanya dimulai pada limbus atau di bagian peripheral kornea baik, superior maupun

    temporal

    8. Anterior capsule diangkat

    9. Dengan menggunakan alat phaco yang pada bagian ujungnya terbuat dari titanium (phaco

    tip) diarahkan ke kornea, kemudian dengan getaran ultrasonic tersebut nantinya dapat

    mengemulsifikasi lensa katarak dan kemudian dihilangkan dengan proses suction

    (aspirasi). Posterior capsule tetap dipertahankan untuk menyokong IOL artificial

  • 7/31/2019 laporan nbss ........

    58/58

    10. Kemudian, nukleus dan kortex dari lensa dihilangkan

    11. Folded intraocular lens kemudian dimasukan dengan menggunakan injector. Folded ocular

    brarti menunjukan bahwa insisi yang dibuat tidak perlu terlalu besar. Setelah dimasukan

    kemudian diletakan pada capsular bag yang telah kosong dengan juga di sokong oleh

    posterior capsule yang masih utuh.

    12. Viscoelastic fluid kemudian di sedot kembali.