laporan onko modul 3

Upload: nnurulhudaa

Post on 16-Oct-2015

54 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 5/26/2018 Laporan Onko Modul 3

    1/21

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1History Taking

    Skenario 2

    Seorang anak perempuan, umur 20 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan utama

    benjolan pada paha kanan bawah. Benjolan ini muncul sejak 4 tahun yang lalu, awalnya

    hanya sebesar kelereng, tapi makin lama makin membesar. Benjolan teraba keras dan tidak

    nyeri.

  • 5/26/2018 Laporan Onko Modul 3

    2/21

    2

    1.2 Main Mapping

    Keluhan : Benjolan pada paha kanan bawah. Benjolan ini muncul

    sejak 4 tahun yang lalu, awalnya hanya sebesar kelereng, tapi makin

    lama makin membesar. Benjolan teraba keras dan tidak nyeri.

    Anatomi,histology, dan fisiologi tulang

    femur

    Patomekanisme Gejala

    Analisis Skenario

    Langkah Diagnostik

    Anamnesis Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Penunjang

    Differential Diagnosis

  • 5/26/2018 Laporan Onko Modul 3

    3/21

    3

    BAB II

    PEMBAHASAN

    1.1 ANATOMI, HISTILOGI, DAN FISIOLOGI

    Femur pada ujung bagian atasnya memiliki caput, collum, trochanter major dan

    trochanter minor. Bagian caput merupakan lebih kurang dua pertiga bola dan berartikulasi

    dengan acetabulum dari os coxae membentuk articulatio coxae. Pada pusat caput terdapat

    lekukan kecil yang disebut fovea capitis, yaitu tempat perlekatan ligamentum dari caput.

    Sebagian suplai darah untuk caput femoris dihantarkan sepanjang ligamen ini dan memasuki

    tulang pada fovea.

    Bagian collum, yang menghubungkan kepala pada batang femur, berjalan ke bawah,

    belakang, lateral dan membentuk sudut lebih kurang 125 derajat (pada wanita sedikit lebih

    kecil) dengan sumbu panjang batang femur. Besarnya sudut ini perlu diingat karena dapat

    dirubah oleh penyakit.

    Trochanter major dan minor merupakan tonjolan besar pada batas leher dan batang.

    Yang menghubungkan dua trochanter ini adalah linea intertrochanterica di depan dan crista

    intertrochanterica yang mencolok di bagian belakang, dan padanya terdapat tuberculum

    quadratum.

  • 5/26/2018 Laporan Onko Modul 3

    4/21

    4

    Bagian batang femur umumnya menampakkan kecembungan ke depan. Ia licin dan

    bulat pada permukaan anteriornya, namun pada bagian posteriornya terdapat rabung, linea

    aspera. Tepian linea aspera melebar ke atas dan ke bawah.Tepian medial berlanjut ke bawah

    sebagai crista supracondylaris medialis menuju tuberculum adductorum pada condylus

    medialis.Tepian lateral menyatu ke bawah dengan crista supracondylaris lateralis. Pada

    permukaan posterior batang femur, di bawah trochanter major terdapat tuberositas glutealis,

    yang ke bawah berhubungan dengan linea aspera. Bagian batang melebar ke arah ujung distal

    dan membentuk daerah segitiga datar pada permukaan posteriornya, disebut fascia poplitea.

    Ujung bawah femur memiliki condylus medialis dan lateralis, yang di bagian

    posterior dipisahkan oleh incisura intercondylaris. Permukaan anterior condylus dihubungkan

    oleh permukaan sendi untuk patella. Kedua condylus ikut membentuk articulatio genu. Di

    atas condylus terdapat epicondylus lateralis dan medialis. Tuberculum adductorium

    berhubungan langsung dengan epicondylus medialis.

    Kepala tulang paha akan membentuk sendi pada pinggul. Bagian proksimal lainnya

    yaitu trochanter major dan trochanter minor menjadi tempat perlekatan otot. Pada bagian

    proksimal posterior terdapat tuberositas glutea yakni permukaan kasar tempat melekatnya

    otot gluteus maximus. Di dekatnya terdapat bagian linea aspera, tempat melekatnya otot

    biceps femoris.Salah satu fungsi penting kepala tulang paha adalah tempat produksisel darah

    merahpada sumsum tulangnya.

    Pada ujung distal tulang paha terdapat condylus yang akan membuat sendi condylar

    bersama lutut.Terdapat dua condylus yakni condylus medialis dan condylus lateralis. Di

    antara kedua condylus terdapat jeda yang disebut fossa intercondylaris.

    Perlengketan Otot

    Tulang paha merupakan origo untuk:

    Otot gastrocnemius Otot vastus lateralis Otot vastus medialis Otot vastus intermedius

    Tulang paha merupakan insersio untuk:

    Otot tensor fasciae latae

    http://wapedia.mobi/id/Otothttp://wapedia.mobi/id/Istilah_lokasi_anatomihttp://wapedia.mobi/id/Otot_gluteus_maximushttp://wapedia.mobi/id/Otot_biceps_femorishttp://wapedia.mobi/id/Otot_biceps_femorishttp://wapedia.mobi/id/Sel_darah_merahhttp://wapedia.mobi/id/Sel_darah_merahhttp://wapedia.mobi/id/Otot_gastrocnemiushttp://wapedia.mobi/id/Otot_vastus_lateralishttp://wapedia.mobi/id/Otot_vastus_medialishttp://wapedia.mobi/id/Otot_vastus_intermediushttp://wapedia.mobi/id/Otot_tensor_fasciae_lataehttp://wapedia.mobi/id/Otot_tensor_fasciae_lataehttp://wapedia.mobi/id/Otot_vastus_intermediushttp://wapedia.mobi/id/Otot_vastus_medialishttp://wapedia.mobi/id/Otot_vastus_lateralishttp://wapedia.mobi/id/Otot_gastrocnemiushttp://wapedia.mobi/id/Sel_darah_merahhttp://wapedia.mobi/id/Sel_darah_merahhttp://wapedia.mobi/id/Otot_biceps_femorishttp://wapedia.mobi/id/Otot_biceps_femorishttp://wapedia.mobi/id/Otot_gluteus_maximushttp://wapedia.mobi/id/Istilah_lokasi_anatomihttp://wapedia.mobi/id/Otot
  • 5/26/2018 Laporan Onko Modul 3

    5/21

    5

    Otot gluteus medius Otot gluteus maximus Otot iliopsoas

    Grants Atlas of Anatomi. 355-358

    HISTOLOGI

    Tulang merupakan jaringan terkeras dalam tubuh, dimana sifat umumnya mempunyai

    pembuluh darah dan life, mempunyai saraf, dan matriks. Tulang adalah jaringan yang

    tersusun oleh sel dan didominasi oleh matrix kolagen ekstraselular (type I collagen) yang

    disebut sebagai osteoid. Osteoid ini termineralisasi oleh deposit kalsium hydroxyapatite,

    sehingga tulang menjadi kaku dan kuat.

    Ada beberapa pembagian jenis tulang, antara lain :

    - Tulang spongiosa (tulang berongga)- Tulang kompakta (tulang padat)

    Khusus pada tulang kompakta dijumpai struktur :

    - Sistem havers terdiri dari kanalis havers yang berisi pembuluh darahdan lamel-lamel menegelilingi kanalis havers.

    http://wapedia.mobi/id/Otot_gluteus_mediushttp://wapedia.mobi/id/Otot_gluteus_maximushttp://wapedia.mobi/id/Otot_iliopsoashttp://wapedia.mobi/id/Otot_iliopsoashttp://wapedia.mobi/id/Otot_gluteus_maximushttp://wapedia.mobi/id/Otot_gluteus_medius
  • 5/26/2018 Laporan Onko Modul 3

    6/21

    6

    - Mengandung serat kolagen yang berjalan sejajar- Osteosit pada lamel-lamel.

    Mekanisme pembentukan tuang (osifikasi) :

    - Osifikasi Intramembranosa (Pertulangan desmal)- Osifikasi Enkondral

    Sel-sel Pada Tulang

    Penuntun Praktikum Histologi Jilid I. Hal 11-12

    FISIOLOGI

    TAHAPAN PERKEMBANGAN TULANG

    Tulang dewasa yang sedang berkembang mengandung empat jenis sel berbeda yaitu

    sel osteoprogenitor, osteoblast, osteosit, dan osteoklast.

    Sel osteoprogenitoradalah sel indul pluripoten tidak berdiferensiasiyang berasal dari

    jaringan ikat mesenkim. Sel-sel ini terletak dilapisan dalam jaringan ikat periosteum dan

    dilapisi endosteum dalam melapisi rongga sumsum, osteon (sistem havers), dan kanalis

    perforas, tulang. Fungsi utama perriosteum dan endosteum adalah nutrisi tulang dan

    memberikan suplai bagi osteoblas baru untuk pertumbuhan, remodeling, dan perbaikan

    tulang. Selama pembentukan tulang, sel osteoprogenitor berproliferasi denganmitosis dan

    berdiferensiasi menjadi osteoblas, yang kemudian menyekresi serat kolagen dan matriks

    tulang.

    Osteoblas (osteoblastus) terdapat pada permukaan tulang. Osteoblas menyintesis,

    menyekresi, dan mengendapkan osteoid (osteoideum), komponen organic matriks tulang

    baru. Osteoid adalah matriks tulang yang tidak terkalsifikasi dan tidak mengandung mineral;

    namun, tidak lama setelah diendapkan, osteoid segera mengalami mineralisasi dan menjadi

    tulang.

  • 5/26/2018 Laporan Onko Modul 3

    7/21

    7

    Osteosit (osteocytus) adalah bentuk mature osteoblas dan merupakan sel utama

    tulang. Sel ini sering juga lebih kecil daripada osteoblas. Seperti kondrosit pada tulang rawan,

    osteosit terperangkap dalam matriks tulang yang diproduksi oleh osteoblas. Osteosit berada

    didalam lacuna dan sangat dekat dengan dengan pembuluh darah. Berbeda dengan tulang

    rawan, hanya terdapat satu osteosit dalam satu lacuna. Juga, karena matriks tulang yang telah

    mengalami mineralisasi jauh lebih keras daripada tulang rawan, nutrient dan metabolic tidak

    dapat bebas berdifusi menuju osteosit. Karena itu, tulang sangat vaskuler dan memiliki sistem

    saluran khusu atau kanal halus yang disebut kanalikuli yang bermuara ke dalam osteon.

    Osteosit adalah sel yang bercabang, jujuran sitoplasmanya masuk ke kanalikuli,

    menyebar ke segala arah dari masing-masing lacuna. Dan berhubungan dengan sel-sel sekitar

    melalui taut celah (nexus). Hubungan ini memungkinkan ion dan molekul kecil mengalir dari

    sel ke sel. Kanalikuli mengandung cairan ekstraseluler, dan taut celah di juluran sitoplasma

    memudahkanmasing-masing osteosit berhubungan dengan osteosit sekitar dan material di

    pembuluh darah di dekatnya. Dengan cara ini,kanalikuli membentuk hubungan kompleks di

    sekitar pembuluh darah di osteon dan terjadi mekanisme pertukaran yang efisien; nutrient

    dibawa ke osteosit, pertukaran gas terjadi diantara darah dan sel, dan produk sisa metabolism

    dikeluarkan dari osteosit. Kanalikuli menjaga osteosit tetap hidup, dan osteosit sebaliknya,

    mempertahankan homeostasis matriks tulang sekitar dan kadar kalsium dan fosfat dalam

    darah. Jika osteosit mati, matriks tulang disekitarnya direabsorbsi oleh osteolast.

    Osteoklas (Osteoclatus) adalah sel multinukleus besar yang terdapat disepanjang

    permukaan tulang tempat terjadinya reabsorbsi, remodeling, dan perbaikan tulang. Sel ini

    tidak termasuk turunan sel osteoprogenitor. Osteoklas berasal dari penyatuan sel-sel

    progenitor homopoietik atau darah yang termasuk turunan sel makrofg mononuclear-monosit

    di sumsum tulang. Fungsi utama osteoklas adalah resorpsi tulang selama remodellign

    (pembaruan atau restrukturisasai). Osteoklas sering terdapat didalam lekuk dangkal pada

    matriks tulangyang disbeut lacuna Howship.

    Atlas Histologi Difiore. Hal 92-93

  • 5/26/2018 Laporan Onko Modul 3

    8/21

    8

    1.2 PATOMEKANISME GEJALA

    Patomekanisme benjolan (tumor) pada tulang

    Neoplasma dan Nonneoplasma Tumor tulang kelainan pada sistem muskuloskeletal yang bersifat neoplastik

    Mutasi gen TP 53 dan MDM2

    Pertumbuhan abnormal sel

    menginvasi jaringan lunak dan menimbulkan

    reaksi osteolitik dan atau osteoblastik

    destruksi tulang lokal dan menimbulkan

    penimbunan periosteum yang baru

    menyebabkan pertumbuhan tulang yang

    abortif(kanker)

    menekan jaringan sekitarnya dan

    mengakibatkan perubahan bentuk tulang

    dan timbul benjolan.

  • 5/26/2018 Laporan Onko Modul 3

    9/21

    9

    1.3. ANALISIS SKENARIO

    Benjolan (tumor) pada tulang

    Neo lasma Non Neoplasma

    Jinak GanasTrauma, Infeksi,

    Abses. Massa

    Osteogenik : Osteoma,Osteoidosteoma, Osteoblastoma,

    osteosarkoma, Osteosarkoma

    arosteal

    DIFFERENTIAL DIAGNOSA

    Osteoid osteoma, Osteokondroma,

    Fibrosarkoma

    Klasifikasi Tumor Tulan berdasarkan WHO :

    Osteogenik, Kondrogenik, Giant Cell Tumor, Mielogenik,

    Vaskuler, Jaringan Lunak, Tumor lain, Tumor tanpa

    klasifikasi

    Kondrogenik : Kondroma,

    Osteokondroma, Kondroblastoma,Fibroma Kondromiksoid,

    Kondrosarkoma, Kondro sarcoma

    Juxtak kortikel, Mesenkimkondrosarkoma

    Mielogenik : Sarkoma ewing,Sarkoma reticulum,

    Limfosarkoma, Mieloma

    Giant Cell Tumor :

    Osteoklastoma

    Vaskuler : Hemangioma,Limfangioma, Tumor glomus,

    Angiosarkoma

    Jaringan Lunak : Fibromadermoplastik, Lipoma, Fibrosarkoma,Liposarkoma, Mesenkimoma ganas,

    Sarkoma tidak berdeferensiasi

    Tumor tanpa Klasifikasi : Kista soliter, kista aneurisma, kista juxta retikuler, Defek

    metafisis, Granuloma eosinofil, Displasia fibrosa, Miositis osifikans, Tumor Brownhiperparatiroidisme

    Gejala dari skenario

    Benjolan pada paha kanan bawah, pertumbuhan lambat, awalnya hanya

    sebesar kelereng, tapi makin lama makin membesar. Benjolan keras+tidak

    n eri

  • 5/26/2018 Laporan Onko Modul 3

    10/21

    10

    1.4. LANGKAH DIASNOTIK

    ANAMNESIS TAMBAHANo Umuro Progresifitas tumoro Nyerio Pembengkakano Riwayat penyakit pasieno Riwayat penyakit keluargao Riwayat terpapar zat karsinogeno Pekerjaan, tempat tinggal, dan gaya hidup pasien.o Riwayat trauma pada pasien

    PEMERIKSAAN FISIK/KLINIKo Inspeksi : Warna, Besar, bentuk, batas dan sifat tumor , lokasio Palpasi :

    - suhu

    - konsistensi tumor

    - batas tegas, bertangkai atau tidak- ada tidaknya gangguan pergerakan sendi

    - permukaan benjolan

    - pergerakan tumor

    o Auskultasi : Apa ada wheezing pembuluh darah disekitar tumoro Gangguan pergerakan sendio Spasme otot dan kekakuan tulang belakang.o Fraktur tulang belakang

    PEMERIKSAAN PENUNJANG1. Pemeriksaan radiologis

    Foto polos dapat memberikan gambaran tentang:

    Lokasi lesi yang lebih akurat Tumor bersifat sifat soliter atau multipel Jenis tulang yang terkena Dapat memberikan gambaran sifat sifat tumor

  • 5/26/2018 Laporan Onko Modul 3

    11/21

    11

    2. Pemeriksaan laboratorium Darah Urin

    3. Pemeriksaan biopsiTujuan untuk memperoleh material yang cukup untuk pemeriksaan

    histologis, untuk membantu menentapkan diagnosisi serta staging tumor.

    1.5. DIFFERENTIAL DIASNOSA

    A. OSTEOID OSTEOMA

    Osteomas osteoid mewakili 12% dari tumor tulang jinak dan pertama kali

    dijelaskan oleh Jaffe tahun 1935. Osteoid osteoma adalah dua kali lebih umum terjadi

    pada laki-laki; 90% terjadi antara 5 dan 30 tahun. Dalam lebih dari 50% dari kasus

    osteoid osteoma berpusat pada korteks diaphysis tulang paha atau tibia. Dalam tulang

    paha, lesi biasanya ditemukan proksimal, paling sering dalam leher dan daerah antar-

    trokanterika Hal ini diketahui bahwa lokasi osteoid osteomas di tulang cancellous

    jarang dan bahkan langka di lokasi intra-capsular Namun kejadian yang tepat darijuxta-artikular osteoid osteoma di kepala femoral tidak diketahui. Dalam kebanyakan

    kasus, individu yang terkena mengeluh sakit parah yang terkait dengan lesi yang lebih

    buruk di malam hari dan hilang dengan konsumsi agen anti-inflamasi non-steroid.

    Patologi

    Sebuah osteoma osteoid terdiri dari tiga bagian konsentris:

    1. sarang serangga

  • 5/26/2018 Laporan Onko Modul 3

    12/21

    12

    - meshwork pembuluh melebar, osteoklas, osteoid dan tulang anyaman- mungkin memiliki daerah pusat mineralisasi

    2. rim fibrovascular3. sclerosis reaktif

    Rilis nidus protaglandins (via Cox-1 dan Cox-2) yang pada gilirannya menghasilkan

    nyeri.

    Manifestasi Kl in is

    Pasien umumnya datang dengan nyeri nokturnal dan sembuh dengan salisilat

    (misalnya Aspirin). Tulang belakang adalah penyebab umum dari scoliosis yang

    nyeri. Presentasi khas ini terlihat pada lebih dari 75% kasus. Pembengkakan jaringan

    lunak dapat terjadi dan jika dekat dengan lempeng pertumbuhan, pertumbuhan

    dipercepat mungkin jelas - diduga ada kaitannya dengan hiperemi. Ketika lesi intra-

    kapsuler, presentasi lebih atipikal, dan lebih mungkin meniru dan artropati inflamasi

    atau sinovitis. Efusi sendi sering hadir.

    Kebanyakan osteomas osteoid terjadi pada tulang tubular panjang tungkai (femur

    terutama proksimal) tapi pada dasarnya tulang apapun mungkin terlibat.

    tulang panjang anggota badan: ~ 65-80%- femur yang paling umum (terutama leher femur)- mid tibialisdiaphysis umum juga

    falang: ~ 20% vertebra: ~ 10%

    - lumbar: 59%- serviks: 27%- dada: 12%- sacrum: 2%

    Selanjutnya, osteomas osteoid dapat terjadi di mana saja di dalam tulang, termasuk

    korteks, medula atau subperiosteal atau bahkan intra-kapsul.

    Diagnosis

    Foto polos menunjukkan nidus dalam 85% kasus. Sebanyak 20% kasusmungkin intra-meduler dan kurang reaktif sclerosis. Ketika intra-kapsuler di lokasi,

    http://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&prev=/search%3Fq%3Dosteoid%2Bosteoma%2Band%2Bradiology%26biw%3D1024%26bih%3D497&rurl=translate.google.com&sl=en&u=http://radiopaedia.org/articles/missing%3Farticle%255Btitle%255D%3Ddiaphysis&usg=ALkJrhiBsB2LBIGgldx7NWV76TB8eez0ewhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&prev=/search%3Fq%3Dosteoid%2Bosteoma%2Band%2Bradiology%26biw%3D1024%26bih%3D497&rurl=translate.google.com&sl=en&u=http://radiopaedia.org/articles/missing%3Farticle%255Btitle%255D%3Ddiaphysis&usg=ALkJrhiBsB2LBIGgldx7NWV76TB8eez0ew
  • 5/26/2018 Laporan Onko Modul 3

    13/21

    13

    sebuah osteoma osteoid mungkin hadir dengan fitur klinis yang meniru sinovitis

    inflamasi dan dengan temuan radiologi atipikal seperti kurangnya baik sclerosis dan

    reaksi periosteal. Magnetic Resonance Imaging (MRI) kurang sensitif dibandingkan

    computed tomography (CT) dan memungkinkan deteksi edema sumsum dan terkait

    edema jaringan lunak; nidus yang diidentifikasi dalam hanya 65% dari kasus dengan

    MRI. CT scan meningkatkan deteksi nidus untuk lebih dari 85%.

    Pemeriksaan Radiologis

    Meskipun lokasi seperti biasanya, berdasarkan pencitraan fitur diagnosis

    osteoid osteoma dibuat. Setelah informed consent diperoleh diputuskan untuk

    melakukan ablasi frekuensi radio. Di bawah anestesi umum nidus itu terlokalisasi

    dengan 3 mm bagian CT dan akses tulang didirikan dengan bor 4,5 mm. menunjukkan

    bagian CT aksial dengan radiofrequency ablation (RFA) jarum ditempatkan dalam

    saluran dibor. Setelah lokalisasi, jarum RFA (Starburst SDE, RITA Medical

    Solutions, Mountain View, CA, USA) diperkenalkan melalui kanal dibor dan tip

  • 5/26/2018 Laporan Onko Modul 3

    14/21

    14

    ditempatkan dalam nidus tersebut. Monopolar RFA dilakukan pada 90 C selama 5

    menit pada 60 W menunjukkan kantong udara sisa posting radiofrequency ablation.

    Prosedur ini dianggap berhasil sebagai pasien kami sakit gratis dalam waktu 24 jam

    dari prosedur dan tetap demikian di follow-up. menunjukkan radiograf polos dalam

    pandangan anteroposterior (panah putih) pada ulasan 4 bulan prosedur pos. Angka

    menunjukkan lateral kaki katak radiograf polos (panah hitam) menunjukkan resolusi

    lesi.

    Terapi

    Bedah tetap menjadi pengobatan standar dalam kasus di mana histologi lesi

    diragukan, struktur neurovaskular berada dalam 1,5 cm, atau dalam kasus-kasusdengan kegagalan berulang teknik ablatif minimal invasif lainnya atau reseksi

    perkutan. Terapi bedah yang sukses terjadi pada 88% sampai 100% dari kasus.

    Radiofrequency ablation utama dalam serangkaian kasus lebih dari 200 pasien telah

    memiliki tingkat keberhasilan 76% sampai 100%. Dalam seri lain tingkat

    keberhasilan primer dan sekunder dari teknik ini adalah 87% dan 83%, masing-

    masing. Reseksi bedah dan kuretase terbuka menunjukkan tingkat keberhasilan yang

    sebanding, tetapi berhubungan dengan tingkat komplikasi yang lebih tinggi.

    Journal of Medical Case Report: Osteoid osteoma of the femoral head treated by radiofrequency ablation

    B. OSTEKONDROMA

    Gambaran Kl in is

    Merupakan tumor jinak tersering kedua (32,5%)dari seluruh tumor jinak

    tulang dan terutama ditemukan pada remaja yang pertumbuhannya aktif dan pada

    dewasa muda. Gejala nyeri terjadi bila terdapat penekanan pada bursa atau jaringan

    lunak sekitarnya. Benjolan yang keras dapat ditemukan pada daerah sekitar lesi.

    Lokasi osteokondroma biasanya pada daerah metafisis tulang panjang

    khususnya femur distal, tibia proksimal dan humerus proksimal. Osteokondroma juga

    dapat ditemukan pada tulang scapula dan ilium. Tumor bersifat soliter dengan dasar

    lebar atau kecil seperti tangkai dan bila multipel dikenal sebagai diafisis aklasia

  • 5/26/2018 Laporan Onko Modul 3

    15/21

    15

    (eksosotosis herediter multiple), yang bersifat herediter dan diturunkan secara

    dominan gen mutan.

    Patologi

    Ditemukan adanya tulang rawan hialin didaerah sekitar tumor dan terdapat

    eksostosis yang berbentuk tiang didalamnya. Lesi yang besar dapat berbentuk

    gambaran bunga kol dengan degenerasi dan kalsifikasi di tengahnya.

    Pemeriksaan Radiologis

    Ditemukan adanya penonjolan tulang yang berbatas tegas sebagai eksostosis

    yang muncul dari metafisis tetapi yang terlihat lebih kecil dibandingkan dengan yang

    ditemukan pada pemeriksaan fisik oleh karena sebagian besar tumor ini diliputi oleh

    tulang rawan. Tumor dapat bersifat tunggal atau multiple tergantung jenisnya.

    Terapi

    Apabila terdapat penekanan pada jaringan lunak misalnya pada pembuluh

    darah atau saraf sekitarnya atau tumor tiba tiba membesar disertai rasa nyeri maka

    diperlukan tindakan operasi secepatnya, terutama bila hal ini terjadi pada orang

    dewasa.

    Jurnal : Tumor Ganas Muskuloskeletal

  • 5/26/2018 Laporan Onko Modul 3

    16/21

    16

    C. FIBROSARKOMA

    Patologi

    Fibrosarkoma adalah tumor ganas yang berasal dari fibroblast. Konsistensinya

    lembut, permukaan irisan umumnya berwarna abu-abu putih atau warna daging ikan,

    dapat terjadi nekrosis, hemoragi, dan transformasi. Daat timbul kapsul semu, namun

    bila tumor relative besar, batasnya sering tidak jelas, bentuk dapat tidak beraturan

    berekspansi menonjol ke jaringan sekitarnya. Di bawah mikroskop: struktur jaringan

    sangat dismorfik, bukan hanya terdapat sangat banyak gambaran mitosis, tapi dapat

    timbul sel datia tumor berbentuk sangat aneh. Pola ekspansi utamanya adalah

    pertumbuhan invasive local, dan bukan metastasis jauh, eksisi bedah sulit tuntas. Oleh

    karena itu faktorutama engancam pasien fibrosarkoma bukanlah metastasi, melainkan

    rekurensi refrakter. Jika timbul diseminasi hematogen, terutama metastasis ke paru.

    Pada sedikit kasus dapat timbul metastasis kelenjar limfe regional.

    Manisfestasi Kl in is

    Usia predileksi fibrosarkoma adalah 30-55 tahun, wanita agak lebih banyak

    dari pria, dapat timbul disetiap lokasi tubuh, namun paling sering di ekstremitas.

    Gejala utamanya berupa tumor tak nyeri. Perjalanan penyakit lambat, bervariasi daribeberapa minggu hingga 20 tahun, bila menekan saraf akan timbul nyeri. Permukaan

    tumor yang terlibgkup luas, bervolume besar dapat mengalami udem, venodilatasi,

    ulserasi dan pendarah.

    Diagnosis

    Gejala dan tanda fisik dapat menunjukkan kemungkinan fibrosarkoma, tapi

    diagnosis pasti harus mengandalkan diagnosis patologi. Sebelum terapi harus

    memperhatikan hubungan antara tumor dan jaringan lapisan dalam, untuk menetapkan

  • 5/26/2018 Laporan Onko Modul 3

    17/21

    17

    batas eksisi. Bila perlu harus dikerjakan pemeriksaan khusus lain, misal angiografi,

    dll.

    Pemeriksaan Radiologis

    Pada fluroskopi sinar X fibrosarkoma tampak sebagai massa bulat, densitas

    lebih tinggi dari jaringan lunak sekitarnya, bila timbul destruksi tulang, reaksi

    periosteum, penipisan korteks tulang dan morfologi ireguler, maka pertanda tumor

    sudah mengenai tulang. CT, MRI, Angiografi arteri pemasok tumor dan lainnya juga

    membantu dalam memahami luas invasinya.

    Pemeriksaan Biopsi

    Secara prinsip sebelum terapi setiap sarcoma jaringan lunak, harus terlebih

    dahulu diperoleh diagnosis patologi, untuk memastikan jenis tumornya, sebagai dasar

    handal untuk metode terapi yang tepat. Harus dengan prosedur bertahap melakukan

    pulasan pungsi-biopsijarum-biopso insisi-biopsi eksisi.

    Diagnosis Banding

    Fibrosarkoma kadang kala mudah dikacaukan dengan neurofibroma dan tumor

    jinak lainnya, tapi yang terakhir umumnya memiliki riwayat penyakit lebih panjang,

    pertumbuhan lambat, mobilitas tinggi, jarang adhesi dengan jaringan sekitarnya, dapat

    didiagnosis jelas secara klinis.

  • 5/26/2018 Laporan Onko Modul 3

    18/21

    18

    Terapi

    Dewasa ini, terapi operasi merupakan pilihan pertama terhadap tumor tersebut.

    Begitu terbukti dari biopsy, harus dieksisi in toto berikut jaringan normal sekitar yang

    luas. Untuk daerah kepala, leher dan khusus lainnya, tidak mudah melakukan eksisi

    luas, maka seraya sedapat mungkin melakukan eksisi luas terhadap tumor , secara

    agresif dikombinasi dengan radioterapi dan kemoterapi.

    Terhadap lesi yang massif, atau karena keterbatasan anatomis tidak

    dimungkinkan eksisi langsung maka dapat dipertimbangan kemoterapi infuse panas

    intra-arteri, sampai tumor mengecil barulah dieksisi, dan ditambah radioterapi pasca

    operasi.

    Buku Ajar Onkologi Klinik Edisi 2. Hal 610-612

  • 5/26/2018 Laporan Onko Modul 3

    19/21

    19

    BAB III

    PENUTUP

    KESIMPULAN

    Tulang merupakan jaringan terkeras dalam tubuh, dimana sifat umumnya mempunyai

    pembuluh darah dan life, mempunyai saraf, dan matriks. Tulang adalah jaringan yang

    tersusun oleh sel dan didominasi oleh matrix kolagen ekstraselular (type I collagen) yang

    disebut sebagai osteoid. Osteoid ini termineralisasi oleh deposit kalsium hydroxyapatite,

    sehingga tulang menjadi kaku dan kuat.

    Ada beberapa pembagian jenis tulang, antara lain :

    - Tulang spongiosa (tulang berongga)- Tulang kompakta (tulang padat)

    Khusus pada tulang kompakta dijumpai struktur :

    - Sistem havers terdiri dari kanalis havers yang berisi pembuluh darahdan lamel-lamel menegelilingi kanalis havers.

    Tulang dewasa yang sedang berkembang mengandung empat jenis sel berbeda

    yaitu sel osteoprogenitor, osteoblast, osteosit, dan osteoklast.

    Sel osteoprogenitor adalah sel indul pluripoten tidak berdiferensiasiyang

    berasal dari jaringan ikat mesenkim. Sel-sel ini terletak dilapisan dalam jaringan ikat

    periosteum dan dilapisi endosteum dalam melapisi rongga sumsum, osteon (sistem

    havers), dan kanalis perforas, tulang. Fungsi utama perriosteum dan endosteum

    adalah nutrisi tulang dan memberikan suplai bagi osteoblas baru untuk pertumbuhan,

    remodeling, dan perbaikan tulang.Osteoblas (osteoblastus) terdapat pada permukaan tulang. Osteoblas

    menyintesis, menyekresi, dan mengendapkan osteoid (osteoideum), komponen

    organic matriks tulang baru. Osteoid adalah matriks tulang yang tidak terkalsifikasi

    dan tidak mengandung mineral; namun, tidak lama setelah diendapkan, osteoid segera

    mengalami mineralisasi dan menjadi tulang.

    Osteosit (osteocytus) adalah bentuk mature osteoblas dan merupakan sel

    utama tulang. Osteosit adalah sel yang bercabang, jujuran sitoplasmanya masuk ke

    kanalikuli, menyebar ke segala arah dari masing-masing lacuna. Dan berhubungan

  • 5/26/2018 Laporan Onko Modul 3

    20/21

    20

    dengan sel-sel sekitar melalui taut celah (nexus). Hubungan ini memungkinkan ion

    dan molekul kecil mengalir dari sel ke sel.

    Osteoklas (Osteoclatus) adalah sel multinukleus besar yang terdapat

    disepanjang permukaan tulang tempat terjadinya reabsorbsi, remodeling, dan

    perbaikan tulang. Sel ini tidak termasuk turunan sel osteoprogenitor. Osteoklas

    berasal dari penyatuan sel-sel progenitor homopoietik atau darah yang termasuk

    turunan sel makrofg mononuclear-monosit di sumsum tulang. Fungsi utama osteoklas

    adalah resorpsi tulang selama remodellign (pembaruan atau restrukturisasai).

    Osteoklas sering terdapat didalam lekuk dangkal pada matriks tulangyang disbeut

    lacuna Howship.

  • 5/26/2018 Laporan Onko Modul 3

    21/21

    21

    DAFTAR PUSTAKA

    Dalley, A.F. 2009. Grants Atlas Of Anatomy. New York : Lipponots William Wilkins Desen Wan. 2013.Buku Ajar Onkologi Klonik Edisi 2. Jakarta : FKUI Erpschenko. P Viktor. 2010.Atlas Histlogi Difiore Edisi 11. Jakarta : EGC Rewa, S.N. 2007. Penuntun Praktikum Histologi Jilid I. Makassar: Lab. Histologi

    Unhas.

    Journal of Medical Case Report: Osteoid osteoma of the femoral head treated byradiofrequency ablation

    Jurnal : Tumor Jinak Muskuloskeletal. Surayabaya : FK-UWKS