laporan orchiectomy
DESCRIPTION
laporan kebiriTRANSCRIPT
LAPORAN ORCHIECTOMY
25NOV
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Semakin banyaknya populasi hewan merupakan suatu permasalahan bagi
kesehatan masyrakat di indonesia, hal ini dikaitkan dengan semakin banyaknya
hewan kecil seperti kucing,terutama di pasar traditional maupun disekitar
perumahan di Kota Malang.
Salah satu untuk mencegah permasalahan yang ada di daerah Malang yaitu dengan
melakukan sterilisasi pada kucing jantan. Di dunia kedokteran kastrasi disebut juga
dengan Orchiectomy yang merupakan prosedur operasi dengan tujuan membuang
bagian organ testis dan spermatic cord dengan tujuan sterilisasi sexual, neoplasma,
kerusakan-kerusakan akibat traumatik. Kasrasi berfungsi untuk mengurangi
populasi, dan mencegah terjadi penularan penyakit, sehingga kucing tidak mudah
melakukan perkawinan.
Menurut Yusuf kucing yang akan dikastrasi sebaiknya sebelum memasuki masa
puber yakni sekitar 5-8 bulan, karena dapat mencegah munculnya sifat atau
perilaku kucing yang tidak diinginkan. Kastrasi juga dapat dilakukan pada hewan
yang lebih tua disesuaikan dengan umur. Alat diagnostik untuk memastikan kucing
layak dioperasi sebaiknya menggunakan seperti X-ray, tes darah urin.
1.2 Tujuan
Berdasarkan latar belakang diatas maka tujuan Orchiectomy ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian orchiectomy
2. Untuk mengetahui persiapan dan penggunaan obat anestesi yang tepat
3. Untuk mengetahui macam-macam alat dan bahan
4. Untuk mengetahui teknik bedah Orchiectomy
5. Untuk mengetahui perawatan post operasi
6. Untuk mengetahui keuntungan dan kerugian orchiectomy
1.3 Manfaat
Berdasarkan praktikum Orchiectomy yang telah dilakukan manfaat yang di
harapkan yaitu dapat melatih dan meningkatkan keterampilan mahasiswa Program
Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya dalam persiapan preoperasi, operasi dan
perawatan post operasi.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi Testis
Testis merupakan kelenjar kelamin jantan pada hewan yang dibungkus dengan
skrotum yang menghasilkan spermatozoa dan hormon-hormon reproduksi
khususnya testosteron. Selama pubertas testis berkembang untuk memulai
produksi spermatogenesis. Ukuran testis bergantung pada produksi sperma, cairan
interstisial dan produksi cairan sel sertoli.
Testis berperan pada sistem reproduksi dan sistem endokrin, adapun fungsi testis
yaitu memproduksi sperma 9spermatozoa, memproduksi hormon testosteron, serta
dipengaruhi dengan hormon gonadotropin dari kelenjar pituitari bagian anterior
yaitu luteinizing hormon (LH), follicle-stimulating hormone (FSH).
Bagian struktur testis dibungkus oleh lapisan fibrosa yang disebut tunika
albuginea , didalam testis terdapat saluran tubulus seminiferus diantara tubulus
seminiferus terdapat sel leydig yang memproduksi hormon testosteron.
Spermatozoa akan bergerak dari tubulus menuju rete testis, duktus eferen dan
epididimis, spermatozoa akan dikeluarkan melalui vas deferens dan berakhir di
penis.
2.2 Pengertian Orchiectomy
Orchiectomy/ kastrasi hewan jantan merupakan prosedur pembedahan untuk
membuang testis dan spermatic cord (cordaspermatic). Hal ini dilakukan untuk
mengontrol populasi, penggemukan hewan, mengurangi sifat agresif dan untuk
mengurai kasus-kasus yang sering ditemukan pada hewan yang tua seperti oedema
scrotalis, tumor scrotalias, orchitis, tumor testis,dermatitis scrotalis. Pada kucing
yang muda dilakukan untuk mengurai agresif dan menggemukan hewan.
2.3 Keuntungan
Terdapat beberapa keuntungan apabila melakukan Orchiectomy pada kucing jantan
antara lain:
o Mengurangi resiko tumor dan gangguan prostat
Gangguan prostat dan tumor jarang terjadi pada kucing, yang lebih banyak terjadi
pada anjing, karena sebagian gangguan prostat pada hormon testosteron, apabila
hewan di lakukan orchiectomy maka hormon testosteron tidak lagi berproduksi.
o Peningkatan genetik
Sebagian besar terdapat hewan yang cacat secara genetik, maka untuk mengurangi
perlu dilakukan orchiectomy.
o Tidak suka berkeliaran
Kucing jantan yang sudah dilakukan orchiectomy cenderung berada di
rumah,karena tidak akan bereaksi ketika mengetahui feromon betina muncul.
o Kurang agresif terhadap hewan lain
Hormon testosteron dapat mempengaruhi perilaku kucing jantan
o Spraying
Perilaku alami kucing jantan yang tidak dikastrasi, jika melakukan kastrasi maka
perilaku alami melakukan spraying hilang.
o Mencegah kelahiran anak hewan yang tidak diinginkan
Mencegah kelahiran anak yang tidak diinginkan sehingga menjga populasi kucing
tetap terkendali.
o Jarang terluka
Semakin jarang terluka maka akan semakin jarang terkena penyakit yang dapat
menular melalui luka atau kontak
2.2 Kerugian
Kerugian dalam praktikum orchiectomy antara lain:
o Kehilangan untuk memperbanyak keturunan
o Terjadi obesitas
Seekor kucing jantan yang di orchiectomy membutuhkan kalori sebanyak 25%,
memiliki rata-rata proses metabolisme makanan yang rendah sehingga lemak dapat
disimpan dan menimbulkan kegemukan.
o Penurun kadar testosteron
Kadar testosteron turun dapat menyebabkan kehilangan sifat maskulin dan
penurunan otot-otot badan, sehingga kucing yang diorchiectomy pertumbuhan
tulang-tulang ekstremitasnya lebih panjang dibandingkan yang tidak diorchiectomy.
Untuk mencegah kegemukan dengan cara mengajak kucing bermain.
BAB III METODE
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
Scapel, Blades, Needle Holder, Towel, Pinset Anatomis, Pinset Cirugis, Gunting
Tajam-Tumpul, Gunting Tajam-Tajam, Gunting Tumpul-Tumpul, Arteri Kleem,
Tampon, Kain Penutup, Termometer, Wadah Stainles, Stetoskop, Jarum, Spuit,
Sarung Tangan/ Glove, Masker.Cat Gut Chromik, Silk.
3.1.2 Bahan
Kucing Jantan, Alkohol 70%, Betadine, Kapas, Atropine Sulfat,
Acepromazine Maleat, Ketamin, Xylazine, Lidocain, Limoxin, Tolfenamic.
3.2 Langkah Kerja
3.2.1 Preparasi alat
Alat dicuci dengan sabun, dibilas dengan air hangat sampai bersih, dibilas
dengan desinfektan seperti alkohol, dikeringkan dengan lab bersih.
3.2.2 Preparasi Hewan
Signalemento Nama hewan : Alex
o Jenis hewan : kucing
o Ras : lokal
o Jenis kelamin : jantan
o Umur : 1.5 tahun
o Berat badan : 4.5 Kg
o Warna : hitam putih
o Tanda khusus : –
Status Presento Frekuensi nafas : 17 x/menit
o Frekuensidenyutjantung: 18 x/menit
o Temperatur : 38.40C
o Pertumbuhan badan : baik
o Temperamen : tenang
o Gizi : baik
o Turgor kulit : baik
o Sikap badan : berdiri pada keempat kaki
Kulit dan buluo Bulu : baik
o Kebotakan : botak pada daerah tengkuk leher
o Kerontokan : rontok
o Turgor kulit : baik
Sistem Pernafasano Tipe pernafasan : costal
o Gema perkusi : nyaring
o Suara pernafasan : tidak ada kelainan
Sistem Peredaran Daraho Suara sistolik&diastolik: terdengar
o Ritme : ritmis
o Intensitas : sedang
Abdomen
Inspeksi o Besarnya : tidak ada kelainan
o Bentuknya : simetris
Palpasio Epigastrikus : hati, lambung, ginjal
o Mesogastrikus : usus halus teraba
o Hipogastrikus : usus besar teraba
Therapy : Orchiectomy
3.3 Persiapan Operator
Praktikum ini menggunakan operator selama berlangsungnya operasi maka setiap
operator perlu menjaga kebersihan, kuku tangan harus pendek, memakai masker
dan sarung tanga, tangan dicuci dan disikat dari ujung kuku sampai siku,baju
praktikum dipakai.
3.4 Metode Operasi
3.4.1 Preoperasio Sebelum operasi dilakukan kucing dipuasakan 8-12 jam untuk menghindari refleks
vomit.o Preparasi situs pembedahan
Dilakukan pencukuran pada daerah skrotum
o Pemberian sedativa Acepromazine meleat yang berefek setelah 20-30 setelah
memasukkan obat, dapat dilakukan secara IM.
Acepromazine meleat =
=
= 0.09 ml
o Pemberian premedikasi Atropin sulfat yang memiliki efek 15 menit setelah
memasukkan obat, dapat dilakukan dengan cara SC atau IM.
Atropin sulfat =
=
= 0.18 ml
o Induksi anestesi menggunakan ketamine HCL dengan dikombinasi xylazine
sehingga dibutuhkan perbandingan 1:1, dapat diinduksi dengan memalui IM atau
IV.
Ketamin HCL =
=
= 0.45 ml
Xylazine =
=
= 0.45 ml
o Memposisikan kucing pada rebah dorsal atau lateral dan keempat kakinya difiksasi
menggunakan talio Pemberian surgical drape
o Pada lokasi pembedahan diolesi antiseptik alkohol (10 menit) dan povidone iodine
(15 menit).
3.4.2 Teknik Operasi
1. 1. Kucing yang akan dilakukan pembedahan diinjeksi premedikasi terlebih
dahulu dengan menggunakan Acepromazine secara IM dan Atropin Sulfat secara
SC.
2. 2. Ditunggu sampai pasien mulai tenang dan akhirnya tertidur.
3. 3. Kemudian diinjeksi anatesi yaitu kombinasi ketamin dengan xylazine secara
intra muskular di daerah muskulus gluteus.
4. 4. Kemudian pasien diletakkan di meja operasi dengan restrain yang tepat
supaya tetap stabil dan tidak lepas.
1. 5. Pada daerah mulut diganjal dengan tampon untuk menghindari tergigitnya
lidah akibat pengaruh anastesi dan melindungi jalan nafas.
1. 6. Bagian yang akan diinsisi yaitu scrotum diberi antiseptik yaitu povidon iodin
2. 7. Dibuat insisi (irisan/sayatan) pada kulit dan jaringan subkutan. Incisi
dilakukan mulai daerah bawah umbilikus sampai 4-5 cm dibawahnya.
1. 8. Hemorrhagea (perdarahan) dibersihkan dengan menggunakan tampon
untuk menyerap darah.
1. 9. Dilakukan insisi pada scrotum bagian tengah sepanjang kurang lebih 1 – 1,5
cm tanpa melukai testis.
1. 10. Dengan jari tangan dinding skrotum ditekan secara halus dan hati-hati di atas
salah satu testis lalu didorong ke arah bagian cranial skrotum.
1. 11. Setelah dilakukan insisi pada kulit skrotum, dan fascia spermatika lalu
dilanjutkan menginsisi tunica vaginalis tepat di atas testis pada daerah raphe
median.
2. 12. Insisi diperlebar sampai testis yang ditekan bagian belakangnya menyembul
keluar lubang insisi, kemudian dipegang dan lebih ditarik keluar.
3. 13. Mesorchium tipis yang menggantungkan testis dan epididymis mulai dari
spermatic cord di bagian cranial dan ekor epididymis di bagian caudal, diinsisi dan
spermatic cord dipotong dan diligasi menggunakan metode three forceps tie.
1. 14. Three forceps tie adalah metode dengan meligasi epididymis. 3 buah arteri
klem di klem kan pada epididymis. Ligasi pertama pada bagian atas arteri klem
pertama (paling jauh dari testis), ligasi kedua antara arteri klem pertama dan
kedua, kemudian antara arteri klem kedua dan ketiga (klem yang paling dekat
dengan testis) dilakukan pemotongan.
2. 15. Testis yang masih menempel di tunica vaginalis parietalis dengan ligamen
pada ekor epididymis kemudian dipotong.
3. 16. Testis lainnya dibuang dengan cara yang sama melalui insisi kulit yang sama.
Kulit ditutup dengan jahitan sederhana terputus menggunakan benang non
absorbable.
3.5 Post Operasi
Meliputi pengobatan, perawatan, dan observasi
o Pemberian antibiotik tolfenamic acid dan limoxin selama 2 hari sekali.
Tolfenamic acid =
=
= 0.225 ml
Limoxin =
=
= 0.45 mlo Perlindungan daerah luka dengan betadine
o Pengamatan terhadap frekuensi jantung, nafas, temperature, nafsu makan, feses,
urin, dan luka jahitan.o Pada hari ketujuh dibuka jahitan
BAB IV PEMBAHASAN
1. A. Orchiectomy
Orchiectomy merupakan prosedur pembedahan untuk membuang testis dan
spermatic cord (cordaspermatic). Sebelum operasi orchiectomy dilakukan
dipersiapkan alat untuk operasi dan pemeriksaan fisik. Adapun alat yang digunakan
antara lain: needle holder berfungsi untuk memegang jarum, pinset berfungsi untuk
memegang jaringan, alice forceps berfungsi untuk mencepit duk agar menempel
pada permukaan kulit, scalpel-blade berfungsi untuk menginsisi kulit scrotum dan
mencukur daerah sekitar testis, duk klem berfungsi sebagai pelindung pasien dari
kontaminan, gunting digunakan untuk memotong jaringan dan memotong benang,
arteri klem berfungsi untuk menjepit agar tidak terjadi perdarahan, cat gut
berfungsi sebagai benang untuk menjahit jaringan akibat luka.
Sebelum dilakukannya operasi kucing harus diberikan pre-medikasi dosis
acepromazine meleat 0.02 mg/kg, berat badan 4.5 kg, sehingga dosis yang
diinjeksikan secara subkutan atau intramuskuler pada kucing tersebut adalah 0.09
ml. Setelah pre-medikasi diberikan sedative dosis atrofin 0.04 mg/kg sediaan 1
mg/ml, sehingga dosis yang diberikan 0.18 ml kemudian dilanjut dengan pemberian
ketamin dengan volume yang diberikan 0.45 ml dan xylazine 0.45 ml keduanya ini
dikombinasikan menjadi satu dengan perbandingan 1:1.
Kemudian ketika kondisi pasien sudah dalam keeadaan setengah sadar, pasien
direbahkan dengan posisi rebah dorsal pada meja operasi dan keempat
ekstremitasnya difiksasi dalam keadaan simetris. Agar kucing masih tetap bisa
bernafas mulut kucing sedikit dibuka dengan mengaitkan kedua taringnya dan lidah
dijulurkan kesamping.
Sebelum dilakukan pencukuran bulu pada daerah scrotum, daerah tersebut di
basahi terlebih dahulu agar saat dicukur bulu tidak beterbangan. Sisa – sisa rambt
cukur dibersihkan, kemudian di bilas dengan alkohol 70 %, agar mengurangi
kontaminasi bakteri setelah itu diberikan olesan betadin.
Kemudian beri sayatan pada scrotum sebelah kanan, panjang sayatan disesuaikan
dengan ukuran testis. Sebelum dilakukan sayatan dan pembedahan dilakukan
pemberian towel didaerah sekitar yang akan diinsisi sebagai pelindung pasien dari
kontaminan.
Penyayatan dilakukan sampai tunika vaginalis ikut tersayat. Dan tipe ini termasuk
tipe terbuka. Pada testis sebelah kanan, ductus deferens dan arteri testicularis
diikat kemudian dipotong untuk kemudian dibuang.
Pada testis sebelah kiri ductus deferens dan arteri testicularis disimpul, sehingga
sayatan dilakukan sampai tunika vaginalis.
Pada metode terbuka memiliki keuntungan, yaitu resiko perdarahan bisa
diminimalisir.Kedua testis yang dipotong kemudian dibuang.Setelah itu metode
jahitan terputus sederhana dilakukan dengan menjahit scrotum. Setelah dijahit
olesi daerah yang dijahit dengan betadin. Kemudian pasien disuntikkan ampicilin
pada daerah intramuscular pada kaki sebelah kiri, dosis ampicilin yang diinjekskan
adalah 2.25 ml sesuai berat badan.
Pembedahan orchiectomy pada kucing lokal dengan jenis kelamin jantan ini
dilakukan dengan tujuan untuk mencegah terjadinya fertilisasi. Orchiectomi
merupakan pengikat vas deferens yang bertujuan untuk mencegah keluarnya
sperma, sehingga kucing menjadi steril. Pengikatan vas deferens dapat dilakukan
dengan dua cara antara lain pengikatan permanen, pengikatan tidak permanen.
Pengikatan permanen yaitu pengikatan vas deferens dimana vas deferens tidak lagi
dibuka, sehingga kucing menjadi steril sedangkan pengikatan tidak permanen
dimana vas deferens diikat kemudian pada saat diinginkan dapat di kembalikan.
Vas deferens atau ductus deferens berfungsi untuk menggerakkan spermatozoa
dari epididimis naik menuju urethra ketika terjadi proses ejakulasi. Vas defferent
adalah saluran muscular yang melekat pada ekor epididimis dengan bagian pelvis
pada urethra. Lapisan tebal dari oto-otot halus dalam dindingnya memberikan
keadaan solid dan texture seperti cord. Vas deferens yang melalui cincin inguinal
sebagai bagian dari corda spermatic.
1. B. Status Present
Adapun status present selama operasi berlangsung, status present berupa
nadi,nafas dan suhu diamati setiap 15 menit. Hal ini dilakukan untuk mengetahui
keadaan tubuh hewan selama operasi. Hasil pengamatan dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel: Pemeriksaan Fisik Selama Operasi
Monitoring
jam13.55 14.10 14.25 14.40 14.55 15.10 15.25 15.40 15.55 16.10 16.25
pulsus140 120 120 132 116 120 92 108 108 100 110
Tempertur37.8 38.7 37.8 38.1 37.2 37.4 37.4 37.1 37.5 37.4 37.4
Respirasi20 28 32 32 24 25 36 36 32 36 36
Recovery
Waktu16.25 16.40 16.55 17.10 17.25 17.40 17.55 18.10 18.25 22.00
Temperatur37.4 37 38 38 35 33 34 36 36 38
Pulsus110 110 112 120 110 100 100 112 120 110
CRT– – – – – – – – – –
penghangat– – – – – √ √ √ √ –
Suhu tubuh normal kucing berkisar antara 38.1-39.50C. kisaran nafas normal
kucing 24-42rpm. Denyut jantung normal kucing berkisar 140-220x/menit. Sesaat
setelah pemberian anestesi, suhu tubuh frekuensi nafas, dan pulsus masih dlam
keadaan normal. Setelah 1 jam kemudian terlihat adanya penurunan suhu tubuh
dan penurunan pulsus, hal tersebut dikarenakan reaksi dari obat anestesi yang
diberikan ke kucing. Operasi ini berlangsung selama 4 jam. pada saat operasi
berakhir kondisi fisiologis kucing kembali pada keadaan semula selam 10 jam. Hal
ini diikuti dengan keadaan kucing yang sudah kembali sadar. Namun pada jam
17.25 kucing mengalami penurunan suhu maka perlu di berikan penghangat berupa
lampu sampai kembali normal pada jam 22.00 dengan suhu 380C.
Tabel : Pemeriksaan Fisik Post Operasi
Hari –ke
1 2 3 4 5
08.45 16.00 07.30 17.30 06.00 19.00 08.00 19.30 08.45 17.45 10.00
Suhu 38.4 37.4 37.8 37.8 38 38 37.8 37.8 37.8 38 37.9
Pulsus 124 128 128 128 128 128 126 126 125 126 128
Respirasi 25 24 24 24 24 24 26 26 25 24 28
Makan – + + + + ++ + ++ ++ + +
Minum + + + + + + ++ + + + +
Defekasi – – – – ++ – – + ++ – +
urinasi – – – + + + ++ ++ + + +
Hari –ke
10 11 12 13 14
08.00 19.00 07.40 19.30 06.30 20.00 08.30 19.45 07.45 19.45 07.00
Suhu 38.7 37.5 37.8 37.1 38.2 37.9 37.9 37.8 37.8 38 38
Pulsus 126 126 126 125 126 128 126 126 126 126 128
Respirasi 24 24 24 24 24 24 26 26 25 24 28
Makan ++ + ++ + + ++ + ++ ++ ++ ++
Minum + + + + + + ++ + + + +
Defekasi + – + – ++ + – + – ++ +
urinasi -+ + + + + + ++ ++ + + +
Tabel diatas menunjukkan bahwa pasca operasi keadaan fisiologis kucing masih
berada dalam keadaan kurang normal seharusnya selesai pada hari ketujuh namun
di temukan adanya abses pada daerah luka jahitan sehingga harus dilakukan
perawatan dengan pemberian antibiotik dan pengeluaran pus supaya tidak terjadi
infeksi terus menerus. Selain itu diikuti nafsu,makan., defekasi dan urinasi
menunjukan tidak normal. Hal ini dikarenakan merasakan sakit pada daerah luka
jahitan yang mengalami abses, namun pada hari ke-18 sudah terlihat membaik dan
bisa di kembalikan ke daerah semula.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2013.Kastrasi Kucing.
http:web.ipb.ac.id/-bedahradiologi/image/pdf/orchiectomy.pdf,diakses 08 Oktober
2013
Frandson, R.D. 1993. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Yogyakarta: UGM press
Hickman, Jhpn. Dkk. 1995 An Atlas of Veterinary surgery. University press,
cambridge: Great Britain
Hosgood, G dan Johnny D.H. 1998. Small Animal Paediatric Medicine and Surgery.
London: Reed Educational and Professional Publishing Ltd.
http://books.google.co.id/books?id=LP9E_F7BTnYC&pg=PA165&dq=small+anim
al+ovariohysterectomy+is&lr=&cd=12#v=onepage&q=small%20animal%20ovario
hysterectomy%20is&f=false
M. Yusuf. 2012. Buku Ajar Ilmu Reproduksi Ternak. Universitas
Hasanuddin,Fakultas Peternakan : makassar.
Osborne dan Polzin D.J. 1979. Canine Estrogen-ResponsiVe Incontinance.
Pearson.1973. The Complication of Ovariohysterectomy in the Bitch. Jurnal Small
aminal Prctices 14:257.
Rice, Dan. 1996. He Complete Book of Dog Breeding. China: Barron’s Educational
Series,
Saunders. 2003. Text Book Of Small Animal Surgey.Philadelpia: The Curtis Center
Independence square west
Tilley LP dan Smith FWJ. 2000. The 5 Minute Veterinary Consult Canine and Feline.
Williams & Wilkins. USA.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Semakin banyaknya populasi hewan merupakan suatu permasalahan bagi
kesehatan masyrakat di indonesia, hal ini dikaitkan dengan semakin banyaknya
hewan kecil seperti kucing,terutama di pasar traditional maupun disekitar
perumahan di Kota Malang.
Salah satu untuk mencegah permasalahan yang ada di daerah Malang yaitu dengan
melakukan sterilisasi pada kucing jantan. Di dunia kedokteran kastrasi disebut juga
dengan Orchiectomy yang merupakan prosedur operasi dengan tujuan membuang
bagian organ testis dan spermatic cord dengan tujuan sterilisasi sexual, neoplasma,
kerusakan-kerusakan akibat traumatik. Kasrasi berfungsi untuk mengurangi
populasi, dan mencegah terjadi penularan penyakit, sehingga kucing tidak mudah
melakukan perkawinan.
Menurut Yusuf kucing yang akan dikastrasi sebaiknya sebelum memasuki masa
puber yakni sekitar 5-8 bulan, karena dapat mencegah munculnya sifat atau
perilaku kucing yang tidak diinginkan. Kastrasi juga dapat dilakukan pada hewan
yang lebih tua disesuaikan dengan umur. Alat diagnostik untuk memastikan kucing
layak dioperasi sebaiknya menggunakan seperti X-ray, tes darah urin.
1.2 Tujuan
Berdasarkan latar belakang diatas maka tujuan Orchiectomy ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian orchiectomy
2. Untuk mengetahui persiapan dan penggunaan obat anestesi yang tepat
3. Untuk mengetahui macam-macam alat dan bahan
4. Untuk mengetahui teknik bedah Orchiectomy
5. Untuk mengetahui perawatan post operasi
6. Untuk mengetahui keuntungan dan kerugian orchiectomy
1.3 Manfaat
Berdasarkan praktikum Orchiectomy yang telah dilakukan manfaat yang di
harapkan yaitu dapat melatih dan meningkatkan keterampilan mahasiswa Program
Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya dalam persiapan preoperasi, operasi dan
perawatan post operasi.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi Testis
Testis merupakan kelenjar kelamin jantan pada hewan yang dibungkus dengan
skrotum yang menghasilkan spermatozoa dan hormon-hormon reproduksi
khususnya testosteron. Selama pubertas testis berkembang untuk memulai
produksi spermatogenesis. Ukuran testis bergantung pada produksi sperma, cairan
interstisial dan produksi cairan sel sertoli.
Testis berperan pada sistem reproduksi dan sistem endokrin, adapun fungsi testis
yaitu memproduksi sperma 9spermatozoa, memproduksi hormon testosteron, serta
dipengaruhi dengan hormon gonadotropin dari kelenjar pituitari bagian anterior
yaitu luteinizing hormon (LH), follicle-stimulating hormone (FSH).
Bagian struktur testis dibungkus oleh lapisan fibrosa yang disebut tunika
albuginea , didalam testis terdapat saluran tubulus seminiferus diantara tubulus
seminiferus terdapat sel leydig yang memproduksi hormon testosteron.
Spermatozoa akan bergerak dari tubulus menuju rete testis, duktus eferen dan
epididimis, spermatozoa akan dikeluarkan melalui vas deferens dan berakhir di
penis.
2.2 Pengertian Orchiectomy
Orchiectomy/ kastrasi hewan jantan merupakan prosedur pembedahan untuk
membuang testis dan spermatic cord (cordaspermatic). Hal ini dilakukan untuk
mengontrol populasi, penggemukan hewan, mengurangi sifat agresif dan untuk
mengurai kasus-kasus yang sering ditemukan pada hewan yang tua seperti oedema
scrotalis, tumor scrotalias, orchitis, tumor testis,dermatitis scrotalis. Pada kucing
yang muda dilakukan untuk mengurai agresif dan menggemukan hewan.
2.3 Keuntungan
Terdapat beberapa keuntungan apabila melakukan Orchiectomy pada kucing jantan
antara lain:
o Mengurangi resiko tumor dan gangguan prostat
Gangguan prostat dan tumor jarang terjadi pada kucing, yang lebih banyak terjadi
pada anjing, karena sebagian gangguan prostat pada hormon testosteron, apabila
hewan di lakukan orchiectomy maka hormon testosteron tidak lagi berproduksi.
o Peningkatan genetik
Sebagian besar terdapat hewan yang cacat secara genetik, maka untuk mengurangi
perlu dilakukan orchiectomy.
o Tidak suka berkeliaran
Kucing jantan yang sudah dilakukan orchiectomy cenderung berada di
rumah,karena tidak akan bereaksi ketika mengetahui feromon betina muncul.
o Kurang agresif terhadap hewan lain
Hormon testosteron dapat mempengaruhi perilaku kucing jantan
o Spraying
Perilaku alami kucing jantan yang tidak dikastrasi, jika melakukan kastrasi maka
perilaku alami melakukan spraying hilang.
o Mencegah kelahiran anak hewan yang tidak diinginkan
Mencegah kelahiran anak yang tidak diinginkan sehingga menjga populasi kucing
tetap terkendali.
o Jarang terluka
Semakin jarang terluka maka akan semakin jarang terkena penyakit yang dapat
menular melalui luka atau kontak
2.2 Kerugian
Kerugian dalam praktikum orchiectomy antara lain:
o Kehilangan untuk memperbanyak keturunan
o Terjadi obesitas
Seekor kucing jantan yang di orchiectomy membutuhkan kalori sebanyak 25%,
memiliki rata-rata proses metabolisme makanan yang rendah sehingga lemak dapat
disimpan dan menimbulkan kegemukan.
o Penurun kadar testosteron
Kadar testosteron turun dapat menyebabkan kehilangan sifat maskulin dan
penurunan otot-otot badan, sehingga kucing yang diorchiectomy pertumbuhan
tulang-tulang ekstremitasnya lebih panjang dibandingkan yang tidak diorchiectomy.
Untuk mencegah kegemukan dengan cara mengajak kucing bermain.
BAB III METODE
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
Scapel, Blades, Needle Holder, Towel, Pinset Anatomis, Pinset Cirugis, Gunting
Tajam-Tumpul, Gunting Tajam-Tajam, Gunting Tumpul-Tumpul, Arteri Kleem,
Tampon, Kain Penutup, Termometer, Wadah Stainles, Stetoskop, Jarum, Spuit,
Sarung Tangan/ Glove, Masker.Cat Gut Chromik, Silk.
3.1.2 Bahan
Kucing Jantan, Alkohol 70%, Betadine, Kapas, Atropine Sulfat,
Acepromazine Maleat, Ketamin, Xylazine, Lidocain, Limoxin, Tolfenamic.
3.2 Langkah Kerja
3.2.1 Preparasi alat
Alat dicuci dengan sabun, dibilas dengan air hangat sampai bersih, dibilas
dengan desinfektan seperti alkohol, dikeringkan dengan lab bersih.
3.2.2 Preparasi Hewan
Signalemento Nama hewan : Alex
o Jenis hewan : kucing
o Ras : lokal
o Jenis kelamin : jantan
o Umur : 1.5 tahun
o Berat badan : 4.5 Kg
o Warna : hitam putih
o Tanda khusus : –
Status Presento Frekuensi nafas : 17 x/menit
o Frekuensidenyutjantung: 18 x/menit
o Temperatur : 38.40C
o Pertumbuhan badan : baik
o Temperamen : tenang
o Gizi : baik
o Turgor kulit : baik
o Sikap badan : berdiri pada keempat kaki
Kulit dan buluo Bulu : baik
o Kebotakan : botak pada daerah tengkuk leher
o Kerontokan : rontok
o Turgor kulit : baik
Sistem Pernafasano Tipe pernafasan : costal
o Gema perkusi : nyaring
o Suara pernafasan : tidak ada kelainan
Sistem Peredaran Daraho Suara sistolik&diastolik: terdengar
o Ritme : ritmis
o Intensitas : sedang
Abdomen
Inspeksi o Besarnya : tidak ada kelainan
o Bentuknya : simetris
Palpasio Epigastrikus : hati, lambung, ginjal
o Mesogastrikus : usus halus teraba
o Hipogastrikus : usus besar teraba
Therapy : Orchiectomy
3.3 Persiapan Operator
Praktikum ini menggunakan operator selama berlangsungnya operasi maka setiap
operator perlu menjaga kebersihan, kuku tangan harus pendek, memakai masker
dan sarung tanga, tangan dicuci dan disikat dari ujung kuku sampai siku,baju
praktikum dipakai.
3.4 Metode Operasi
3.4.1 Preoperasio Sebelum operasi dilakukan kucing dipuasakan 8-12 jam untuk menghindari refleks
vomit.o Preparasi situs pembedahan
Dilakukan pencukuran pada daerah skrotum
o Pemberian sedativa Acepromazine meleat yang berefek setelah 20-30 setelah
memasukkan obat, dapat dilakukan secara IM.
Acepromazine meleat =
=
= 0.09 ml
o Pemberian premedikasi Atropin sulfat yang memiliki efek 15 menit setelah
memasukkan obat, dapat dilakukan dengan cara SC atau IM.
Atropin sulfat =
=
= 0.18 ml
o Induksi anestesi menggunakan ketamine HCL dengan dikombinasi xylazine
sehingga dibutuhkan perbandingan 1:1, dapat diinduksi dengan memalui IM atau
IV.
Ketamin HCL =
=
= 0.45 ml
Xylazine =
=
= 0.45 ml
o Memposisikan kucing pada rebah dorsal atau lateral dan keempat kakinya difiksasi
menggunakan talio Pemberian surgical drape
o Pada lokasi pembedahan diolesi antiseptik alkohol (10 menit) dan povidone iodine
(15 menit).
3.4.2 Teknik Operasi
1. 1. Kucing yang akan dilakukan pembedahan diinjeksi premedikasi terlebih
dahulu dengan menggunakan Acepromazine secara IM dan Atropin Sulfat secara
SC.
2. 2. Ditunggu sampai pasien mulai tenang dan akhirnya tertidur.
3. 3. Kemudian diinjeksi anatesi yaitu kombinasi ketamin dengan xylazine secara
intra muskular di daerah muskulus gluteus.
4. 4. Kemudian pasien diletakkan di meja operasi dengan restrain yang tepat
supaya tetap stabil dan tidak lepas.
1. 5. Pada daerah mulut diganjal dengan tampon untuk menghindari tergigitnya
lidah akibat pengaruh anastesi dan melindungi jalan nafas.
1. 6. Bagian yang akan diinsisi yaitu scrotum diberi antiseptik yaitu povidon iodin
2. 7. Dibuat insisi (irisan/sayatan) pada kulit dan jaringan subkutan. Incisi
dilakukan mulai daerah bawah umbilikus sampai 4-5 cm dibawahnya.
1. 8. Hemorrhagea (perdarahan) dibersihkan dengan menggunakan tampon
untuk menyerap darah.
1. 9. Dilakukan insisi pada scrotum bagian tengah sepanjang kurang lebih 1 – 1,5
cm tanpa melukai testis.
1. 10. Dengan jari tangan dinding skrotum ditekan secara halus dan hati-hati di atas
salah satu testis lalu didorong ke arah bagian cranial skrotum.
1. 11. Setelah dilakukan insisi pada kulit skrotum, dan fascia spermatika lalu
dilanjutkan menginsisi tunica vaginalis tepat di atas testis pada daerah raphe
median.
2. 12. Insisi diperlebar sampai testis yang ditekan bagian belakangnya menyembul
keluar lubang insisi, kemudian dipegang dan lebih ditarik keluar.
3. 13. Mesorchium tipis yang menggantungkan testis dan epididymis mulai dari
spermatic cord di bagian cranial dan ekor epididymis di bagian caudal, diinsisi dan
spermatic cord dipotong dan diligasi menggunakan metode three forceps tie.
1. 14. Three forceps tie adalah metode dengan meligasi epididymis. 3 buah arteri
klem di klem kan pada epididymis. Ligasi pertama pada bagian atas arteri klem
pertama (paling jauh dari testis), ligasi kedua antara arteri klem pertama dan
kedua, kemudian antara arteri klem kedua dan ketiga (klem yang paling dekat
dengan testis) dilakukan pemotongan.
2. 15. Testis yang masih menempel di tunica vaginalis parietalis dengan ligamen
pada ekor epididymis kemudian dipotong.
3. 16. Testis lainnya dibuang dengan cara yang sama melalui insisi kulit yang sama.
Kulit ditutup dengan jahitan sederhana terputus menggunakan benang non
absorbable.
3.5 Post Operasi
Meliputi pengobatan, perawatan, dan observasi
o Pemberian antibiotik tolfenamic acid dan limoxin selama 2 hari sekali.
Tolfenamic acid =
=
= 0.225 ml
Limoxin =
=
= 0.45 mlo Perlindungan daerah luka dengan betadine
o Pengamatan terhadap frekuensi jantung, nafas, temperature, nafsu makan, feses,
urin, dan luka jahitan.o Pada hari ketujuh dibuka jahitan
BAB IV PEMBAHASAN
1. A. Orchiectomy
Orchiectomy merupakan prosedur pembedahan untuk membuang testis dan
spermatic cord (cordaspermatic). Sebelum operasi orchiectomy dilakukan
dipersiapkan alat untuk operasi dan pemeriksaan fisik. Adapun alat yang digunakan
antara lain: needle holder berfungsi untuk memegang jarum, pinset berfungsi untuk
memegang jaringan, alice forceps berfungsi untuk mencepit duk agar menempel
pada permukaan kulit, scalpel-blade berfungsi untuk menginsisi kulit scrotum dan
mencukur daerah sekitar testis, duk klem berfungsi sebagai pelindung pasien dari
kontaminan, gunting digunakan untuk memotong jaringan dan memotong benang,
arteri klem berfungsi untuk menjepit agar tidak terjadi perdarahan, cat gut
berfungsi sebagai benang untuk menjahit jaringan akibat luka.
Sebelum dilakukannya operasi kucing harus diberikan pre-medikasi dosis
acepromazine meleat 0.02 mg/kg, berat badan 4.5 kg, sehingga dosis yang
diinjeksikan secara subkutan atau intramuskuler pada kucing tersebut adalah 0.09
ml. Setelah pre-medikasi diberikan sedative dosis atrofin 0.04 mg/kg sediaan 1
mg/ml, sehingga dosis yang diberikan 0.18 ml kemudian dilanjut dengan pemberian
ketamin dengan volume yang diberikan 0.45 ml dan xylazine 0.45 ml keduanya ini
dikombinasikan menjadi satu dengan perbandingan 1:1.
Kemudian ketika kondisi pasien sudah dalam keeadaan setengah sadar, pasien
direbahkan dengan posisi rebah dorsal pada meja operasi dan keempat
ekstremitasnya difiksasi dalam keadaan simetris. Agar kucing masih tetap bisa
bernafas mulut kucing sedikit dibuka dengan mengaitkan kedua taringnya dan lidah
dijulurkan kesamping.
Sebelum dilakukan pencukuran bulu pada daerah scrotum, daerah tersebut di
basahi terlebih dahulu agar saat dicukur bulu tidak beterbangan. Sisa – sisa rambt
cukur dibersihkan, kemudian di bilas dengan alkohol 70 %, agar mengurangi
kontaminasi bakteri setelah itu diberikan olesan betadin.
Kemudian beri sayatan pada scrotum sebelah kanan, panjang sayatan disesuaikan
dengan ukuran testis. Sebelum dilakukan sayatan dan pembedahan dilakukan
pemberian towel didaerah sekitar yang akan diinsisi sebagai pelindung pasien dari
kontaminan.
Penyayatan dilakukan sampai tunika vaginalis ikut tersayat. Dan tipe ini termasuk
tipe terbuka. Pada testis sebelah kanan, ductus deferens dan arteri testicularis
diikat kemudian dipotong untuk kemudian dibuang.
Pada testis sebelah kiri ductus deferens dan arteri testicularis disimpul, sehingga
sayatan dilakukan sampai tunika vaginalis.
Pada metode terbuka memiliki keuntungan, yaitu resiko perdarahan bisa
diminimalisir.Kedua testis yang dipotong kemudian dibuang.Setelah itu metode
jahitan terputus sederhana dilakukan dengan menjahit scrotum. Setelah dijahit
olesi daerah yang dijahit dengan betadin. Kemudian pasien disuntikkan ampicilin
pada daerah intramuscular pada kaki sebelah kiri, dosis ampicilin yang diinjekskan
adalah 2.25 ml sesuai berat badan.
Pembedahan orchiectomy pada kucing lokal dengan jenis kelamin jantan ini
dilakukan dengan tujuan untuk mencegah terjadinya fertilisasi. Orchiectomi
merupakan pengikat vas deferens yang bertujuan untuk mencegah keluarnya
sperma, sehingga kucing menjadi steril. Pengikatan vas deferens dapat dilakukan
dengan dua cara antara lain pengikatan permanen, pengikatan tidak permanen.
Pengikatan permanen yaitu pengikatan vas deferens dimana vas deferens tidak lagi
dibuka, sehingga kucing menjadi steril sedangkan pengikatan tidak permanen
dimana vas deferens diikat kemudian pada saat diinginkan dapat di kembalikan.
Vas deferens atau ductus deferens berfungsi untuk menggerakkan spermatozoa
dari epididimis naik menuju urethra ketika terjadi proses ejakulasi. Vas defferent
adalah saluran muscular yang melekat pada ekor epididimis dengan bagian pelvis
pada urethra. Lapisan tebal dari oto-otot halus dalam dindingnya memberikan
keadaan solid dan texture seperti cord. Vas deferens yang melalui cincin inguinal
sebagai bagian dari corda spermatic.
1. B. Status Present
Adapun status present selama operasi berlangsung, status present berupa
nadi,nafas dan suhu diamati setiap 15 menit. Hal ini dilakukan untuk mengetahui
keadaan tubuh hewan selama operasi. Hasil pengamatan dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel: Pemeriksaan Fisik Selama Operasi
Monitoring
jam13.55 14.10 14.25 14.40 14.55 15.10 15.25 15.40 15.55 16.10 16.25
pulsus140 120 120 132 116 120 92 108 108 100 110
Tempertur37.8 38.7 37.8 38.1 37.2 37.4 37.4 37.1 37.5 37.4 37.4
Respirasi20 28 32 32 24 25 36 36 32 36 36
Recovery
Waktu16.25 16.40 16.55 17.10 17.25 17.40 17.55 18.10 18.25 22.00
Temperatur37.4 37 38 38 35 33 34 36 36 38
Pulsus110 110 112 120 110 100 100 112 120 110
CRT– – – – – – – – – –
penghangat– – – – – √ √ √ √ –
Suhu tubuh normal kucing berkisar antara 38.1-39.50C. kisaran nafas normal
kucing 24-42rpm. Denyut jantung normal kucing berkisar 140-220x/menit. Sesaat
setelah pemberian anestesi, suhu tubuh frekuensi nafas, dan pulsus masih dlam
keadaan normal. Setelah 1 jam kemudian terlihat adanya penurunan suhu tubuh
dan penurunan pulsus, hal tersebut dikarenakan reaksi dari obat anestesi yang
diberikan ke kucing. Operasi ini berlangsung selama 4 jam. pada saat operasi
berakhir kondisi fisiologis kucing kembali pada keadaan semula selam 10 jam. Hal
ini diikuti dengan keadaan kucing yang sudah kembali sadar. Namun pada jam
17.25 kucing mengalami penurunan suhu maka perlu di berikan penghangat berupa
lampu sampai kembali normal pada jam 22.00 dengan suhu 380C.
Tabel : Pemeriksaan Fisik Post Operasi
Hari –ke
1 2 3 4 5
08.45 16.00 07.30 17.30 06.00 19.00 08.00 19.30 08.45 17.45 10.00
Suhu 38.4 37.4 37.8 37.8 38 38 37.8 37.8 37.8 38 37.9
Pulsus 124 128 128 128 128 128 126 126 125 126 128
Respirasi 25 24 24 24 24 24 26 26 25 24 28
Makan – + + + + ++ + ++ ++ + +
Minum + + + + + + ++ + + + +
Defekasi – – – – ++ – – + ++ – +
urinasi – – – + + + ++ ++ + + +
Hari –ke
10 11 12 13 14
08.00 19.00 07.40 19.30 06.30 20.00 08.30 19.45 07.45 19.45 07.00
Suhu 38.7 37.5 37.8 37.1 38.2 37.9 37.9 37.8 37.8 38 38
Pulsus 126 126 126 125 126 128 126 126 126 126 128
Respirasi 24 24 24 24 24 24 26 26 25 24 28
Makan ++ + ++ + + ++ + ++ ++ ++ ++
Minum + + + + + + ++ + + + +
Defekasi + – + – ++ + – + – ++ +
urinasi -+ + + + + + ++ ++ + + +
Tabel diatas menunjukkan bahwa pasca operasi keadaan fisiologis kucing masih
berada dalam keadaan kurang normal seharusnya selesai pada hari ketujuh namun
di temukan adanya abses pada daerah luka jahitan sehingga harus dilakukan
perawatan dengan pemberian antibiotik dan pengeluaran pus supaya tidak terjadi
infeksi terus menerus. Selain itu diikuti nafsu,makan., defekasi dan urinasi
menunjukan tidak normal. Hal ini dikarenakan merasakan sakit pada daerah luka
jahitan yang mengalami abses, namun pada hari ke-18 sudah terlihat membaik dan
bisa di kembalikan ke daerah semula.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2013.Kastrasi Kucing.
http:web.ipb.ac.id/-bedahradiologi/image/pdf/orchiectomy.pdf,diakses 08 Oktober
2013
Frandson, R.D. 1993. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Yogyakarta: UGM press
Hickman, Jhpn. Dkk. 1995 An Atlas of Veterinary surgery. University press,
cambridge: Great Britain
Hosgood, G dan Johnny D.H. 1998. Small Animal Paediatric Medicine and Surgery.
London: Reed Educational and Professional Publishing Ltd.
http://books.google.co.id/books?id=LP9E_F7BTnYC&pg=PA165&dq=small+anim
al+ovariohysterectomy+is&lr=&cd=12#v=onepage&q=small%20animal%20ovario
hysterectomy%20is&f=false
M. Yusuf. 2012. Buku Ajar Ilmu Reproduksi Ternak. Universitas
Hasanuddin,Fakultas Peternakan : makassar.
Osborne dan Polzin D.J. 1979. Canine Estrogen-ResponsiVe Incontinance.
Pearson.1973. The Complication of Ovariohysterectomy in the Bitch. Jurnal Small
aminal Prctices 14:257.
Rice, Dan. 1996. He Complete Book of Dog Breeding. China: Barron’s Educational
Series,
Saunders. 2003. Text Book Of Small Animal Surgey.Philadelpia: The Curtis Center
Independence square west
Tilley LP dan Smith FWJ. 2000. The 5 Minute Veterinary Consult Canine and Feline.
Williams & Wilkins. USA.