laporan orchiectomy

25
LAPORAN ORCHIECTOMY 25NOV BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin banyaknya populasi hewan merupakan suatu permasalahan bagi kesehatan masyrakat di indonesia, hal ini dikaitkan dengan semakin banyaknya hewan kecil seperti kucing,terutama di pasar traditional maupun disekitar perumahan di Kota Malang. Salah satu untuk mencegah permasalahan yang ada di daerah Malang yaitu dengan melakukan sterilisasi pada kucing jantan. Di dunia kedokteran kastrasi disebut juga dengan Orchiectomy yang merupakan prosedur operasi dengan tujuan membuang bagian organ testis dan spermatic cord dengan tujuan sterilisasi sexual, neoplasma, kerusakan-kerusakan akibat traumatik. Kasrasi berfungsi untuk mengurangi populasi, dan mencegah terjadi penularan penyakit, sehingga kucing tidak mudah melakukan perkawinan. Menurut Yusuf kucing yang akan dikastrasi sebaiknya sebelum memasuki masa puber yakni sekitar 5-8 bulan, karena dapat mencegah munculnya sifat atau perilaku kucing yang tidak diinginkan. Kastrasi juga dapat dilakukan pada hewan yang lebih tua disesuaikan dengan umur. Alat diagnostik untuk memastikan kucing layak dioperasi sebaiknya menggunakan seperti X-ray, tes darah urin. 1.2 Tujuan Berdasarkan latar belakang diatas maka tujuan Orchiectomy ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengertian orchiectomy 2. Untuk mengetahui persiapan dan penggunaan obat anestesi yang tepat 3. Untuk mengetahui macam-macam alat dan bahan 4. Untuk mengetahui teknik bedah Orchiectomy 5. Untuk mengetahui perawatan post operasi 6. Untuk mengetahui keuntungan dan kerugian orchiectomy 1.3 Manfaat Berdasarkan praktikum Orchiectomy yang telah dilakukan manfaat yang di harapkan yaitu dapat melatih dan meningkatkan keterampilan mahasiswa Program Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya dalam persiapan preoperasi, operasi dan perawatan post operasi. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi Testis

Upload: isnin-ramadhani-nafiu

Post on 06-Dec-2015

61 views

Category:

Documents


17 download

DESCRIPTION

laporan kebiri

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN ORCHIECTOMY

LAPORAN ORCHIECTOMY

25NOV

BAB I PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Semakin banyaknya populasi hewan merupakan suatu permasalahan bagi

kesehatan masyrakat di indonesia, hal ini dikaitkan dengan semakin banyaknya

hewan kecil seperti kucing,terutama di pasar traditional maupun disekitar

perumahan di Kota Malang.

Salah satu untuk mencegah permasalahan yang ada di daerah Malang yaitu dengan

melakukan sterilisasi pada kucing jantan. Di dunia kedokteran kastrasi disebut juga

dengan Orchiectomy yang merupakan prosedur operasi dengan tujuan membuang

bagian organ testis dan spermatic cord dengan tujuan sterilisasi sexual, neoplasma,

kerusakan-kerusakan akibat traumatik. Kasrasi berfungsi untuk mengurangi

populasi, dan mencegah terjadi penularan penyakit, sehingga kucing tidak mudah

melakukan perkawinan.

Menurut Yusuf  kucing yang akan dikastrasi sebaiknya sebelum memasuki masa

puber yakni sekitar 5-8 bulan, karena dapat mencegah munculnya sifat atau

perilaku kucing yang tidak diinginkan. Kastrasi juga dapat dilakukan pada hewan

yang lebih tua disesuaikan dengan umur. Alat diagnostik untuk memastikan kucing

layak dioperasi sebaiknya menggunakan seperti X-ray, tes darah urin.

1.2  Tujuan

Berdasarkan latar belakang diatas maka tujuan Orchiectomy ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengertian orchiectomy

2. Untuk mengetahui persiapan dan penggunaan obat anestesi yang tepat

3. Untuk  mengetahui macam-macam alat dan bahan

4. Untuk mengetahui teknik bedah Orchiectomy

5. Untuk mengetahui perawatan post operasi

6. Untuk mengetahui keuntungan dan kerugian orchiectomy

1.3  Manfaat

Berdasarkan praktikum Orchiectomy yang telah dilakukan manfaat yang di

harapkan yaitu dapat melatih dan meningkatkan keterampilan mahasiswa Program

Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya dalam persiapan preoperasi, operasi dan

perawatan post operasi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi Testis

 

Page 2: LAPORAN ORCHIECTOMY

Testis merupakan kelenjar kelamin jantan pada hewan yang dibungkus dengan

skrotum yang menghasilkan spermatozoa dan hormon-hormon reproduksi

khususnya testosteron. Selama pubertas testis berkembang untuk memulai

produksi spermatogenesis. Ukuran testis bergantung pada produksi sperma, cairan

interstisial dan produksi cairan sel sertoli.

Testis berperan pada sistem reproduksi dan sistem endokrin, adapun fungsi testis

yaitu memproduksi sperma 9spermatozoa, memproduksi hormon testosteron, serta

dipengaruhi dengan hormon gonadotropin dari kelenjar pituitari bagian anterior

yaitu luteinizing hormon (LH), follicle-stimulating hormone (FSH).

Bagian struktur testis dibungkus oleh lapisan fibrosa yang disebut tunika

albuginea , didalam testis terdapat saluran tubulus seminiferus diantara tubulus

seminiferus terdapat sel leydig yang memproduksi hormon testosteron.

Spermatozoa akan bergerak dari tubulus menuju rete testis, duktus eferen dan

epididimis, spermatozoa akan dikeluarkan melalui vas deferens dan berakhir di

penis.

2.2 Pengertian Orchiectomy

 

Orchiectomy/ kastrasi hewan jantan merupakan prosedur pembedahan untuk

membuang testis dan spermatic cord (cordaspermatic). Hal ini dilakukan untuk

mengontrol populasi, penggemukan hewan, mengurangi sifat agresif dan untuk

mengurai kasus-kasus yang sering ditemukan pada hewan yang tua seperti oedema

scrotalis, tumor scrotalias, orchitis, tumor testis,dermatitis scrotalis.  Pada kucing

yang muda dilakukan untuk mengurai agresif dan menggemukan hewan.

2.3 Keuntungan

Terdapat beberapa keuntungan apabila melakukan Orchiectomy pada kucing jantan

antara lain:

o Mengurangi resiko tumor dan gangguan prostat

Gangguan prostat dan tumor jarang terjadi pada kucing, yang lebih banyak terjadi

pada anjing, karena sebagian gangguan prostat pada hormon testosteron, apabila

hewan di lakukan orchiectomy maka hormon testosteron tidak lagi berproduksi.

o Peningkatan genetik

Sebagian besar terdapat hewan yang cacat secara genetik, maka untuk mengurangi

perlu dilakukan orchiectomy.

o Tidak suka berkeliaran

Kucing jantan yang sudah dilakukan orchiectomy cenderung berada di

rumah,karena tidak akan bereaksi ketika mengetahui feromon betina muncul.

o Kurang agresif terhadap hewan lain

Page 3: LAPORAN ORCHIECTOMY

Hormon testosteron dapat mempengaruhi perilaku kucing jantan

o Spraying

Perilaku alami kucing jantan yang tidak dikastrasi, jika melakukan kastrasi maka

perilaku alami melakukan spraying hilang.

o Mencegah kelahiran anak hewan yang tidak diinginkan

Mencegah kelahiran anak yang tidak diinginkan sehingga menjga populasi kucing

tetap terkendali.

o Jarang terluka

Semakin jarang terluka maka akan semakin jarang terkena penyakit yang dapat

menular melalui luka atau kontak

2.2 Kerugian

            Kerugian dalam praktikum orchiectomy antara lain:

o Kehilangan untuk memperbanyak keturunan

o Terjadi obesitas

Seekor kucing jantan yang di orchiectomy membutuhkan kalori sebanyak 25%,

memiliki rata-rata proses metabolisme makanan yang rendah sehingga lemak dapat

disimpan dan menimbulkan kegemukan.

o Penurun kadar testosteron

Kadar testosteron turun dapat menyebabkan kehilangan sifat maskulin dan

penurunan otot-otot badan, sehingga kucing yang diorchiectomy pertumbuhan

tulang-tulang ekstremitasnya lebih panjang dibandingkan yang tidak diorchiectomy.

Untuk mencegah kegemukan dengan cara mengajak kucing bermain.

BAB III METODE

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat

Scapel, Blades, Needle Holder, Towel, Pinset Anatomis, Pinset Cirugis, Gunting

Tajam-Tumpul, Gunting Tajam-Tajam, Gunting Tumpul-Tumpul, Arteri Kleem,

Tampon, Kain Penutup, Termometer, Wadah Stainles,  Stetoskop, Jarum, Spuit,

Sarung Tangan/ Glove, Masker.Cat Gut Chromik, Silk.

3.1.2 Bahan

            Kucing Jantan, Alkohol 70%, Betadine, Kapas, Atropine Sulfat,

Acepromazine Maleat, Ketamin, Xylazine, Lidocain, Limoxin, Tolfenamic.

3.2 Langkah Kerja

3.2.1 Preparasi alat

            Alat dicuci dengan sabun, dibilas dengan air hangat sampai bersih, dibilas

dengan desinfektan seperti alkohol, dikeringkan dengan lab bersih.

3.2.2 Preparasi Hewan

Signalemento Nama hewan                  : Alex

Page 4: LAPORAN ORCHIECTOMY

o Jenis hewan                   : kucing

o Ras                                 : lokal

o Jenis kelamin                 : jantan

o Umur                             : 1.5 tahun

o Berat badan                   : 4.5 Kg

o Warna                            : hitam putih

o Tanda khusus                 : –

Status Presento Frekuensi nafas              : 17 x/menit

o Frekuensidenyutjantung: 18 x/menit

o Temperatur                    : 38.40C

o Pertumbuhan badan       : baik

o Temperamen                  : tenang

o Gizi                                : baik

o Turgor kulit                    : baik

o Sikap badan                   : berdiri pada keempat kaki

Kulit dan buluo Bulu                               : baik

o Kebotakan                     : botak pada daerah tengkuk leher

o Kerontokan                    : rontok

o Turgor kulit                    : baik

Sistem Pernafasano Tipe pernafasan             : costal

o Gema perkusi                 : nyaring

o Suara pernafasan           : tidak ada kelainan

Sistem Peredaran Daraho Suara sistolik&diastolik: terdengar

o Ritme                             : ritmis

o Intensitas                       : sedang

Abdomen

Inspeksi                            o Besarnya                        : tidak ada kelainan

o Bentuknya                     : simetris

Palpasio Epigastrikus                   : hati, lambung, ginjal

o Mesogastrikus                : usus halus teraba

o Hipogastrikus                : usus besar teraba

Therapy                                 : Orchiectomy

 

  3.3 Persiapan Operator

Praktikum ini menggunakan operator selama berlangsungnya operasi maka setiap

operator perlu menjaga kebersihan, kuku tangan harus pendek, memakai masker

Page 5: LAPORAN ORCHIECTOMY

dan sarung tanga, tangan dicuci dan disikat dari ujung kuku sampai siku,baju

praktikum dipakai.

3.4 Metode Operasi

3.4.1 Preoperasio Sebelum operasi dilakukan kucing dipuasakan 8-12 jam untuk menghindari refleks

vomit.o Preparasi situs pembedahan

Dilakukan pencukuran pada daerah skrotum

o Pemberian sedativa Acepromazine meleat yang berefek setelah 20-30 setelah

memasukkan obat, dapat dilakukan secara IM.

Acepromazine meleat  =

                                    =

                                    = 0.09 ml

o Pemberian premedikasi Atropin sulfat yang memiliki efek 15 menit setelah

memasukkan obat, dapat dilakukan dengan cara SC atau IM.

Atropin sulfat              =

                                    =

                                    = 0.18 ml

o Induksi anestesi menggunakan ketamine HCL dengan dikombinasi xylazine

sehingga dibutuhkan perbandingan 1:1, dapat diinduksi dengan memalui IM atau

IV.

Ketamin HCL             =

                                                =

                                                = 0.45 ml

Xylazine                      =

                                    =

                                                = 0.45 ml

o Memposisikan kucing pada rebah dorsal atau lateral dan keempat kakinya difiksasi

menggunakan talio Pemberian surgical drape

o Pada lokasi pembedahan diolesi antiseptik alkohol (10 menit) dan povidone iodine

(15 menit).

3.4.2 Teknik Operasi

Page 6: LAPORAN ORCHIECTOMY

1. 1.        Kucing yang akan dilakukan pembedahan diinjeksi premedikasi terlebih

dahulu dengan menggunakan Acepromazine secara IM dan Atropin Sulfat secara

SC.

2. 2.        Ditunggu sampai pasien mulai tenang dan akhirnya tertidur.

3. 3.        Kemudian diinjeksi anatesi yaitu kombinasi ketamin dengan xylazine secara

intra muskular di daerah muskulus gluteus.

4. 4.        Kemudian pasien diletakkan di meja operasi dengan restrain yang tepat

supaya tetap stabil dan tidak lepas.

 

1. 5.        Pada daerah mulut diganjal dengan tampon untuk menghindari tergigitnya

lidah akibat pengaruh anastesi dan melindungi jalan nafas.

 

1. 6.        Bagian yang akan diinsisi yaitu scrotum diberi antiseptik yaitu povidon iodin

2. 7.        Dibuat insisi (irisan/sayatan) pada kulit dan jaringan subkutan. Incisi

dilakukan mulai daerah bawah umbilikus sampai 4-5 cm dibawahnya.

 

 

1. 8.        Hemorrhagea (perdarahan) dibersihkan dengan menggunakan tampon

untuk menyerap darah. 

 

1. 9.        Dilakukan insisi pada scrotum bagian tengah sepanjang kurang lebih 1 – 1,5

cm tanpa melukai testis.

 

1. 10.    Dengan jari tangan dinding skrotum ditekan secara halus dan hati-hati di atas

salah satu testis lalu didorong ke arah bagian cranial skrotum. 

 

1. 11.    Setelah dilakukan insisi pada kulit skrotum, dan fascia spermatika lalu

dilanjutkan menginsisi tunica vaginalis tepat di atas testis pada daerah raphe

median. 

2. 12.    Insisi diperlebar sampai testis yang ditekan bagian belakangnya menyembul

keluar lubang insisi, kemudian dipegang dan lebih ditarik keluar.

3. 13.    Mesorchium tipis yang menggantungkan testis dan epididymis mulai dari

spermatic cord  di bagian cranial dan ekor epididymis di bagian caudal, diinsisi dan

spermatic cord dipotong dan diligasi menggunakan metode three forceps tie.

 

1. 14.    Three forceps tie adalah metode dengan meligasi epididymis. 3 buah arteri

klem di klem kan pada epididymis. Ligasi pertama pada bagian atas arteri klem

pertama (paling jauh dari testis), ligasi kedua antara arteri klem pertama dan

Page 7: LAPORAN ORCHIECTOMY

kedua, kemudian antara arteri klem kedua dan ketiga (klem yang paling dekat

dengan testis) dilakukan pemotongan.

2. 15.    Testis yang masih menempel di tunica vaginalis parietalis dengan ligamen

pada ekor epididymis kemudian dipotong.   

3. 16.    Testis lainnya dibuang dengan cara yang sama melalui insisi kulit yang sama.

Kulit ditutup dengan jahitan sederhana terputus menggunakan benang non

absorbable.

 

 

 

 

 

 

 

3.5 Post Operasi

Meliputi pengobatan, perawatan, dan observasi

o Pemberian antibiotik tolfenamic acid dan limoxin selama 2 hari sekali.

Tolfenamic acid           =

                                          =

                                          = 0.225 ml

      Limoxin                       =

                                          =

                                          = 0.45 mlo Perlindungan daerah luka dengan betadine

o Pengamatan terhadap frekuensi jantung, nafas, temperature, nafsu makan, feses,

urin, dan luka jahitan.o Pada hari ketujuh dibuka jahitan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB IV PEMBAHASAN

1. A.      Orchiectomy

Orchiectomy merupakan prosedur pembedahan untuk membuang testis dan

spermatic cord (cordaspermatic). Sebelum operasi orchiectomy dilakukan

Page 8: LAPORAN ORCHIECTOMY

dipersiapkan alat untuk operasi dan pemeriksaan fisik. Adapun alat yang digunakan

antara lain: needle holder berfungsi untuk memegang jarum, pinset berfungsi untuk

memegang jaringan, alice forceps berfungsi untuk mencepit duk agar menempel

pada permukaan kulit, scalpel-blade berfungsi untuk menginsisi kulit scrotum dan

mencukur daerah sekitar testis, duk klem berfungsi sebagai pelindung pasien dari

kontaminan, gunting digunakan untuk memotong jaringan dan memotong benang,

arteri klem berfungsi untuk menjepit agar tidak terjadi perdarahan, cat gut

berfungsi sebagai benang untuk menjahit jaringan akibat luka.

Sebelum dilakukannya operasi kucing harus diberikan pre-medikasi dosis 

acepromazine meleat  0.02 mg/kg, berat badan 4.5 kg, sehingga dosis yang

diinjeksikan secara subkutan atau intramuskuler pada kucing tersebut adalah 0.09

ml. Setelah pre-medikasi diberikan sedative dosis atrofin 0.04 mg/kg sediaan 1

mg/ml, sehingga dosis yang diberikan 0.18 ml kemudian dilanjut dengan pemberian

ketamin dengan volume yang diberikan 0.45 ml dan xylazine 0.45 ml keduanya ini

dikombinasikan menjadi satu dengan perbandingan 1:1.

Kemudian ketika kondisi pasien sudah dalam keeadaan setengah sadar, pasien

direbahkan dengan posisi rebah dorsal pada meja operasi dan keempat

ekstremitasnya difiksasi dalam keadaan simetris. Agar kucing masih tetap bisa

bernafas mulut kucing sedikit dibuka dengan mengaitkan kedua taringnya dan lidah

dijulurkan kesamping.

Sebelum dilakukan pencukuran bulu pada daerah scrotum, daerah tersebut di

basahi terlebih dahulu agar saat dicukur bulu tidak beterbangan. Sisa – sisa rambt

cukur dibersihkan, kemudian di bilas dengan alkohol 70 %, agar mengurangi

kontaminasi bakteri setelah itu diberikan olesan betadin.

Kemudian beri sayatan pada scrotum sebelah kanan, panjang sayatan disesuaikan

dengan ukuran testis. Sebelum dilakukan sayatan dan pembedahan dilakukan

pemberian towel didaerah sekitar yang akan diinsisi sebagai pelindung pasien dari

kontaminan.

Penyayatan dilakukan sampai tunika vaginalis ikut tersayat. Dan tipe ini termasuk

tipe terbuka. Pada testis sebelah kanan, ductus deferens dan arteri testicularis

diikat kemudian dipotong untuk kemudian dibuang.

Pada testis sebelah kiri ductus deferens dan arteri testicularis disimpul, sehingga

sayatan dilakukan sampai tunika vaginalis.

Pada metode terbuka memiliki keuntungan, yaitu resiko perdarahan bisa

diminimalisir.Kedua testis yang dipotong kemudian dibuang.Setelah itu metode

jahitan terputus sederhana dilakukan dengan menjahit scrotum. Setelah dijahit

olesi daerah yang dijahit dengan betadin. Kemudian pasien disuntikkan ampicilin

pada daerah intramuscular pada kaki sebelah kiri, dosis ampicilin yang diinjekskan

adalah 2.25 ml sesuai berat badan.

Page 9: LAPORAN ORCHIECTOMY

Pembedahan orchiectomy pada kucing lokal dengan jenis kelamin jantan ini

dilakukan dengan tujuan untuk mencegah terjadinya fertilisasi. Orchiectomi

merupakan pengikat vas deferens yang bertujuan untuk mencegah keluarnya

sperma, sehingga kucing menjadi steril. Pengikatan vas deferens dapat dilakukan

dengan dua cara antara lain pengikatan permanen, pengikatan tidak permanen.

Pengikatan permanen yaitu pengikatan vas deferens dimana vas deferens tidak lagi

dibuka, sehingga kucing menjadi steril sedangkan pengikatan tidak permanen

dimana vas deferens diikat kemudian pada saat diinginkan dapat di kembalikan.

Vas deferens atau ductus deferens berfungsi untuk menggerakkan spermatozoa

dari epididimis naik menuju urethra ketika terjadi proses ejakulasi. Vas defferent

adalah saluran muscular yang melekat pada ekor epididimis dengan bagian pelvis

pada urethra. Lapisan tebal dari oto-otot halus dalam dindingnya memberikan

keadaan solid dan texture seperti cord. Vas deferens yang melalui cincin inguinal

sebagai bagian dari corda spermatic.

 

 

 

 

1. B.     Status Present

Adapun status present selama operasi berlangsung, status present berupa

nadi,nafas dan suhu diamati setiap 15 menit. Hal ini dilakukan untuk mengetahui

keadaan tubuh hewan selama operasi. Hasil pengamatan dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel: Pemeriksaan Fisik Selama Operasi

Monitoring

jam13.55 14.10 14.25 14.40 14.55 15.10 15.25 15.40 15.55 16.10 16.25

pulsus140 120 120 132 116 120 92 108 108 100 110

Tempertur37.8 38.7 37.8 38.1 37.2 37.4 37.4 37.1 37.5 37.4 37.4

Respirasi20 28 32 32 24 25 36 36 32 36 36

Recovery

Page 10: LAPORAN ORCHIECTOMY

Waktu16.25 16.40 16.55 17.10 17.25 17.40 17.55 18.10 18.25 22.00

Temperatur37.4 37 38 38 35 33 34 36 36 38

Pulsus110 110 112 120 110 100 100 112 120 110

CRT– – – – – – – – – –

penghangat– – – – – √ √ √ √ –

 

Suhu tubuh normal kucing berkisar antara 38.1-39.50C. kisaran nafas normal

kucing 24-42rpm. Denyut jantung normal kucing berkisar 140-220x/menit. Sesaat

setelah pemberian anestesi, suhu tubuh frekuensi nafas, dan pulsus masih dlam

keadaan normal. Setelah 1 jam kemudian terlihat adanya penurunan suhu tubuh

dan penurunan pulsus, hal tersebut dikarenakan reaksi dari obat anestesi yang

diberikan ke kucing. Operasi ini berlangsung selama 4 jam. pada saat operasi

berakhir kondisi fisiologis kucing kembali pada keadaan semula selam 10 jam. Hal

ini diikuti dengan keadaan kucing yang sudah kembali sadar. Namun pada jam

17.25 kucing mengalami penurunan suhu maka perlu di berikan penghangat berupa

lampu sampai kembali normal pada jam 22.00 dengan suhu 380C.

 

Tabel : Pemeriksaan Fisik Post Operasi

Hari –ke

1 2 3 4 5

08.45 16.00 07.30 17.30 06.00 19.00 08.00 19.30 08.45 17.45 10.00

Suhu 38.4 37.4 37.8 37.8 38 38 37.8 37.8 37.8 38 37.9

Pulsus 124 128 128 128 128 128 126 126 125 126 128

Respirasi 25 24 24 24 24 24 26 26 25 24 28

Makan – + + + + ++ + ++ ++ + +

Minum + + + + + + ++ + + + +

Page 11: LAPORAN ORCHIECTOMY

Defekasi – – – – ++ – – + ++ – +

urinasi – – – + + + ++ ++ + + +

Hari –ke

10 11 12 13 14

08.00 19.00 07.40 19.30 06.30 20.00 08.30 19.45 07.45 19.45 07.00

Suhu 38.7 37.5 37.8 37.1 38.2 37.9 37.9 37.8 37.8 38 38

Pulsus 126 126 126 125 126 128 126 126 126 126 128

Respirasi 24 24 24 24 24 24 26 26 25 24 28

Makan ++ + ++ + + ++ + ++ ++ ++ ++

Minum + + + + + + ++ + + + +

Defekasi + – + – ++ + – + – ++ +

urinasi -+ + + + + + ++ ++ + + +

 

Tabel diatas menunjukkan bahwa pasca operasi keadaan fisiologis kucing masih

berada dalam keadaan kurang normal seharusnya selesai pada hari ketujuh namun

di temukan adanya abses pada daerah luka jahitan sehingga harus dilakukan

perawatan dengan pemberian antibiotik dan pengeluaran pus supaya tidak terjadi

infeksi terus menerus. Selain itu diikuti nafsu,makan., defekasi dan urinasi

menunjukan tidak normal. Hal ini dikarenakan merasakan sakit pada daerah luka

jahitan yang mengalami abses, namun  pada hari ke-18 sudah terlihat membaik dan

bisa di kembalikan ke daerah semula.

 

 

 

Page 12: LAPORAN ORCHIECTOMY

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2013.Kastrasi Kucing.

http:web.ipb.ac.id/-bedahradiologi/image/pdf/orchiectomy.pdf,diakses 08 Oktober

2013

Frandson, R.D. 1993. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Yogyakarta: UGM press

Hickman, Jhpn. Dkk. 1995 An Atlas of Veterinary surgery. University press,

cambridge: Great Britain

Hosgood, G dan Johnny D.H. 1998. Small Animal Paediatric Medicine and Surgery.

London: Reed Educational and Professional Publishing Ltd.

http://books.google.co.id/books?id=LP9E_F7BTnYC&pg=PA165&dq=small+anim  

al+ovariohysterectomy+is&lr=&cd=12#v=onepage&q=small%20animal%20ovario  

    hysterectomy%20is&f=false

M. Yusuf. 2012. Buku Ajar Ilmu Reproduksi Ternak. Universitas

Hasanuddin,Fakultas Peternakan : makassar.

Osborne dan Polzin D.J. 1979. Canine Estrogen-ResponsiVe Incontinance.

Pearson.1973. The Complication of Ovariohysterectomy in the Bitch. Jurnal Small

aminal             Prctices 14:257.

Rice, Dan. 1996. He Complete Book of Dog Breeding. China: Barron’s Educational

Series,

Saunders. 2003.  Text Book Of Small Animal Surgey.Philadelpia: The Curtis Center

Independence square west

Tilley LP dan Smith FWJ. 2000. The 5 Minute Veterinary Consult Canine and Feline.

Williams & Wilkins. USA.

 

 

 

 

 

BAB I PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Semakin banyaknya populasi hewan merupakan suatu permasalahan bagi

kesehatan masyrakat di indonesia, hal ini dikaitkan dengan semakin banyaknya

hewan kecil seperti kucing,terutama di pasar traditional maupun disekitar

perumahan di Kota Malang.

Page 13: LAPORAN ORCHIECTOMY

Salah satu untuk mencegah permasalahan yang ada di daerah Malang yaitu dengan

melakukan sterilisasi pada kucing jantan. Di dunia kedokteran kastrasi disebut juga

dengan Orchiectomy yang merupakan prosedur operasi dengan tujuan membuang

bagian organ testis dan spermatic cord dengan tujuan sterilisasi sexual, neoplasma,

kerusakan-kerusakan akibat traumatik. Kasrasi berfungsi untuk mengurangi

populasi, dan mencegah terjadi penularan penyakit, sehingga kucing tidak mudah

melakukan perkawinan.

Menurut Yusuf  kucing yang akan dikastrasi sebaiknya sebelum memasuki masa

puber yakni sekitar 5-8 bulan, karena dapat mencegah munculnya sifat atau

perilaku kucing yang tidak diinginkan. Kastrasi juga dapat dilakukan pada hewan

yang lebih tua disesuaikan dengan umur. Alat diagnostik untuk memastikan kucing

layak dioperasi sebaiknya menggunakan seperti X-ray, tes darah urin.

1.2  Tujuan

Berdasarkan latar belakang diatas maka tujuan Orchiectomy ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengertian orchiectomy

2. Untuk mengetahui persiapan dan penggunaan obat anestesi yang tepat

3. Untuk  mengetahui macam-macam alat dan bahan

4. Untuk mengetahui teknik bedah Orchiectomy

5. Untuk mengetahui perawatan post operasi

6. Untuk mengetahui keuntungan dan kerugian orchiectomy

1.3  Manfaat

Berdasarkan praktikum Orchiectomy yang telah dilakukan manfaat yang di

harapkan yaitu dapat melatih dan meningkatkan keterampilan mahasiswa Program

Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya dalam persiapan preoperasi, operasi dan

perawatan post operasi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi Testis

 

Testis merupakan kelenjar kelamin jantan pada hewan yang dibungkus dengan

skrotum yang menghasilkan spermatozoa dan hormon-hormon reproduksi

khususnya testosteron. Selama pubertas testis berkembang untuk memulai

produksi spermatogenesis. Ukuran testis bergantung pada produksi sperma, cairan

interstisial dan produksi cairan sel sertoli.

Testis berperan pada sistem reproduksi dan sistem endokrin, adapun fungsi testis

yaitu memproduksi sperma 9spermatozoa, memproduksi hormon testosteron, serta

dipengaruhi dengan hormon gonadotropin dari kelenjar pituitari bagian anterior

yaitu luteinizing hormon (LH), follicle-stimulating hormone (FSH).

Bagian struktur testis dibungkus oleh lapisan fibrosa yang disebut tunika

albuginea , didalam testis terdapat saluran tubulus seminiferus diantara tubulus

Page 14: LAPORAN ORCHIECTOMY

seminiferus terdapat sel leydig yang memproduksi hormon testosteron.

Spermatozoa akan bergerak dari tubulus menuju rete testis, duktus eferen dan

epididimis, spermatozoa akan dikeluarkan melalui vas deferens dan berakhir di

penis.

2.2 Pengertian Orchiectomy

 

Orchiectomy/ kastrasi hewan jantan merupakan prosedur pembedahan untuk

membuang testis dan spermatic cord (cordaspermatic). Hal ini dilakukan untuk

mengontrol populasi, penggemukan hewan, mengurangi sifat agresif dan untuk

mengurai kasus-kasus yang sering ditemukan pada hewan yang tua seperti oedema

scrotalis, tumor scrotalias, orchitis, tumor testis,dermatitis scrotalis.  Pada kucing

yang muda dilakukan untuk mengurai agresif dan menggemukan hewan.

2.3 Keuntungan

Terdapat beberapa keuntungan apabila melakukan Orchiectomy pada kucing jantan

antara lain:

o Mengurangi resiko tumor dan gangguan prostat

Gangguan prostat dan tumor jarang terjadi pada kucing, yang lebih banyak terjadi

pada anjing, karena sebagian gangguan prostat pada hormon testosteron, apabila

hewan di lakukan orchiectomy maka hormon testosteron tidak lagi berproduksi.

o Peningkatan genetik

Sebagian besar terdapat hewan yang cacat secara genetik, maka untuk mengurangi

perlu dilakukan orchiectomy.

o Tidak suka berkeliaran

Kucing jantan yang sudah dilakukan orchiectomy cenderung berada di

rumah,karena tidak akan bereaksi ketika mengetahui feromon betina muncul.

o Kurang agresif terhadap hewan lain

Hormon testosteron dapat mempengaruhi perilaku kucing jantan

o Spraying

Perilaku alami kucing jantan yang tidak dikastrasi, jika melakukan kastrasi maka

perilaku alami melakukan spraying hilang.

o Mencegah kelahiran anak hewan yang tidak diinginkan

Mencegah kelahiran anak yang tidak diinginkan sehingga menjga populasi kucing

tetap terkendali.

o Jarang terluka

Semakin jarang terluka maka akan semakin jarang terkena penyakit yang dapat

menular melalui luka atau kontak

Page 15: LAPORAN ORCHIECTOMY

2.2 Kerugian

            Kerugian dalam praktikum orchiectomy antara lain:

o Kehilangan untuk memperbanyak keturunan

o Terjadi obesitas

Seekor kucing jantan yang di orchiectomy membutuhkan kalori sebanyak 25%,

memiliki rata-rata proses metabolisme makanan yang rendah sehingga lemak dapat

disimpan dan menimbulkan kegemukan.

o Penurun kadar testosteron

Kadar testosteron turun dapat menyebabkan kehilangan sifat maskulin dan

penurunan otot-otot badan, sehingga kucing yang diorchiectomy pertumbuhan

tulang-tulang ekstremitasnya lebih panjang dibandingkan yang tidak diorchiectomy.

Untuk mencegah kegemukan dengan cara mengajak kucing bermain.

BAB III METODE

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat

Scapel, Blades, Needle Holder, Towel, Pinset Anatomis, Pinset Cirugis, Gunting

Tajam-Tumpul, Gunting Tajam-Tajam, Gunting Tumpul-Tumpul, Arteri Kleem,

Tampon, Kain Penutup, Termometer, Wadah Stainles,  Stetoskop, Jarum, Spuit,

Sarung Tangan/ Glove, Masker.Cat Gut Chromik, Silk.

3.1.2 Bahan

            Kucing Jantan, Alkohol 70%, Betadine, Kapas, Atropine Sulfat,

Acepromazine Maleat, Ketamin, Xylazine, Lidocain, Limoxin, Tolfenamic.

3.2 Langkah Kerja

3.2.1 Preparasi alat

            Alat dicuci dengan sabun, dibilas dengan air hangat sampai bersih, dibilas

dengan desinfektan seperti alkohol, dikeringkan dengan lab bersih.

3.2.2 Preparasi Hewan

Signalemento Nama hewan                  : Alex

o Jenis hewan                   : kucing

o Ras                                 : lokal

o Jenis kelamin                 : jantan

o Umur                             : 1.5 tahun

o Berat badan                   : 4.5 Kg

o Warna                            : hitam putih

o Tanda khusus                 : –

Status Presento Frekuensi nafas              : 17 x/menit

o Frekuensidenyutjantung: 18 x/menit

o Temperatur                    : 38.40C

o Pertumbuhan badan       : baik

o Temperamen                  : tenang

Page 16: LAPORAN ORCHIECTOMY

o Gizi                                : baik

o Turgor kulit                    : baik

o Sikap badan                   : berdiri pada keempat kaki

Kulit dan buluo Bulu                               : baik

o Kebotakan                     : botak pada daerah tengkuk leher

o Kerontokan                    : rontok

o Turgor kulit                    : baik

Sistem Pernafasano Tipe pernafasan             : costal

o Gema perkusi                 : nyaring

o Suara pernafasan           : tidak ada kelainan

Sistem Peredaran Daraho Suara sistolik&diastolik: terdengar

o Ritme                             : ritmis

o Intensitas                       : sedang

Abdomen

Inspeksi                            o Besarnya                        : tidak ada kelainan

o Bentuknya                     : simetris

Palpasio Epigastrikus                   : hati, lambung, ginjal

o Mesogastrikus                : usus halus teraba

o Hipogastrikus                : usus besar teraba

Therapy                                 : Orchiectomy

 

  3.3 Persiapan Operator

Praktikum ini menggunakan operator selama berlangsungnya operasi maka setiap

operator perlu menjaga kebersihan, kuku tangan harus pendek, memakai masker

dan sarung tanga, tangan dicuci dan disikat dari ujung kuku sampai siku,baju

praktikum dipakai.

3.4 Metode Operasi

3.4.1 Preoperasio Sebelum operasi dilakukan kucing dipuasakan 8-12 jam untuk menghindari refleks

vomit.o Preparasi situs pembedahan

Dilakukan pencukuran pada daerah skrotum

o Pemberian sedativa Acepromazine meleat yang berefek setelah 20-30 setelah

memasukkan obat, dapat dilakukan secara IM.

Acepromazine meleat  =

                                    =

Page 17: LAPORAN ORCHIECTOMY

                                    = 0.09 ml

o Pemberian premedikasi Atropin sulfat yang memiliki efek 15 menit setelah

memasukkan obat, dapat dilakukan dengan cara SC atau IM.

Atropin sulfat              =

                                    =

                                    = 0.18 ml

o Induksi anestesi menggunakan ketamine HCL dengan dikombinasi xylazine

sehingga dibutuhkan perbandingan 1:1, dapat diinduksi dengan memalui IM atau

IV.

Ketamin HCL             =

                                                =

                                                = 0.45 ml

Xylazine                      =

                                    =

                                                = 0.45 ml

o Memposisikan kucing pada rebah dorsal atau lateral dan keempat kakinya difiksasi

menggunakan talio Pemberian surgical drape

o Pada lokasi pembedahan diolesi antiseptik alkohol (10 menit) dan povidone iodine

(15 menit).

3.4.2 Teknik Operasi

1. 1.        Kucing yang akan dilakukan pembedahan diinjeksi premedikasi terlebih

dahulu dengan menggunakan Acepromazine secara IM dan Atropin Sulfat secara

SC.

2. 2.        Ditunggu sampai pasien mulai tenang dan akhirnya tertidur.

3. 3.        Kemudian diinjeksi anatesi yaitu kombinasi ketamin dengan xylazine secara

intra muskular di daerah muskulus gluteus.

4. 4.        Kemudian pasien diletakkan di meja operasi dengan restrain yang tepat

supaya tetap stabil dan tidak lepas.

 

1. 5.        Pada daerah mulut diganjal dengan tampon untuk menghindari tergigitnya

lidah akibat pengaruh anastesi dan melindungi jalan nafas.

 

1. 6.        Bagian yang akan diinsisi yaitu scrotum diberi antiseptik yaitu povidon iodin

Page 18: LAPORAN ORCHIECTOMY

2. 7.        Dibuat insisi (irisan/sayatan) pada kulit dan jaringan subkutan. Incisi

dilakukan mulai daerah bawah umbilikus sampai 4-5 cm dibawahnya.

 

 

1. 8.        Hemorrhagea (perdarahan) dibersihkan dengan menggunakan tampon

untuk menyerap darah. 

 

1. 9.        Dilakukan insisi pada scrotum bagian tengah sepanjang kurang lebih 1 – 1,5

cm tanpa melukai testis.

 

1. 10.    Dengan jari tangan dinding skrotum ditekan secara halus dan hati-hati di atas

salah satu testis lalu didorong ke arah bagian cranial skrotum. 

 

1. 11.    Setelah dilakukan insisi pada kulit skrotum, dan fascia spermatika lalu

dilanjutkan menginsisi tunica vaginalis tepat di atas testis pada daerah raphe

median. 

2. 12.    Insisi diperlebar sampai testis yang ditekan bagian belakangnya menyembul

keluar lubang insisi, kemudian dipegang dan lebih ditarik keluar.

3. 13.    Mesorchium tipis yang menggantungkan testis dan epididymis mulai dari

spermatic cord  di bagian cranial dan ekor epididymis di bagian caudal, diinsisi dan

spermatic cord dipotong dan diligasi menggunakan metode three forceps tie.

 

1. 14.    Three forceps tie adalah metode dengan meligasi epididymis. 3 buah arteri

klem di klem kan pada epididymis. Ligasi pertama pada bagian atas arteri klem

pertama (paling jauh dari testis), ligasi kedua antara arteri klem pertama dan

kedua, kemudian antara arteri klem kedua dan ketiga (klem yang paling dekat

dengan testis) dilakukan pemotongan.

2. 15.    Testis yang masih menempel di tunica vaginalis parietalis dengan ligamen

pada ekor epididymis kemudian dipotong.   

3. 16.    Testis lainnya dibuang dengan cara yang sama melalui insisi kulit yang sama.

Kulit ditutup dengan jahitan sederhana terputus menggunakan benang non

absorbable.

 

 

 

 

 

 

 

Page 19: LAPORAN ORCHIECTOMY

3.5 Post Operasi

Meliputi pengobatan, perawatan, dan observasi

o Pemberian antibiotik tolfenamic acid dan limoxin selama 2 hari sekali.

Tolfenamic acid           =

                                          =

                                          = 0.225 ml

      Limoxin                       =

                                          =

                                          = 0.45 mlo Perlindungan daerah luka dengan betadine

o Pengamatan terhadap frekuensi jantung, nafas, temperature, nafsu makan, feses,

urin, dan luka jahitan.o Pada hari ketujuh dibuka jahitan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB IV PEMBAHASAN

1. A.      Orchiectomy

Orchiectomy merupakan prosedur pembedahan untuk membuang testis dan

spermatic cord (cordaspermatic). Sebelum operasi orchiectomy dilakukan

dipersiapkan alat untuk operasi dan pemeriksaan fisik. Adapun alat yang digunakan

antara lain: needle holder berfungsi untuk memegang jarum, pinset berfungsi untuk

memegang jaringan, alice forceps berfungsi untuk mencepit duk agar menempel

pada permukaan kulit, scalpel-blade berfungsi untuk menginsisi kulit scrotum dan

mencukur daerah sekitar testis, duk klem berfungsi sebagai pelindung pasien dari

kontaminan, gunting digunakan untuk memotong jaringan dan memotong benang,

arteri klem berfungsi untuk menjepit agar tidak terjadi perdarahan, cat gut

berfungsi sebagai benang untuk menjahit jaringan akibat luka.

Sebelum dilakukannya operasi kucing harus diberikan pre-medikasi dosis 

acepromazine meleat  0.02 mg/kg, berat badan 4.5 kg, sehingga dosis yang

diinjeksikan secara subkutan atau intramuskuler pada kucing tersebut adalah 0.09

ml. Setelah pre-medikasi diberikan sedative dosis atrofin 0.04 mg/kg sediaan 1

mg/ml, sehingga dosis yang diberikan 0.18 ml kemudian dilanjut dengan pemberian

Page 20: LAPORAN ORCHIECTOMY

ketamin dengan volume yang diberikan 0.45 ml dan xylazine 0.45 ml keduanya ini

dikombinasikan menjadi satu dengan perbandingan 1:1.

Kemudian ketika kondisi pasien sudah dalam keeadaan setengah sadar, pasien

direbahkan dengan posisi rebah dorsal pada meja operasi dan keempat

ekstremitasnya difiksasi dalam keadaan simetris. Agar kucing masih tetap bisa

bernafas mulut kucing sedikit dibuka dengan mengaitkan kedua taringnya dan lidah

dijulurkan kesamping.

Sebelum dilakukan pencukuran bulu pada daerah scrotum, daerah tersebut di

basahi terlebih dahulu agar saat dicukur bulu tidak beterbangan. Sisa – sisa rambt

cukur dibersihkan, kemudian di bilas dengan alkohol 70 %, agar mengurangi

kontaminasi bakteri setelah itu diberikan olesan betadin.

Kemudian beri sayatan pada scrotum sebelah kanan, panjang sayatan disesuaikan

dengan ukuran testis. Sebelum dilakukan sayatan dan pembedahan dilakukan

pemberian towel didaerah sekitar yang akan diinsisi sebagai pelindung pasien dari

kontaminan.

Penyayatan dilakukan sampai tunika vaginalis ikut tersayat. Dan tipe ini termasuk

tipe terbuka. Pada testis sebelah kanan, ductus deferens dan arteri testicularis

diikat kemudian dipotong untuk kemudian dibuang.

Pada testis sebelah kiri ductus deferens dan arteri testicularis disimpul, sehingga

sayatan dilakukan sampai tunika vaginalis.

Pada metode terbuka memiliki keuntungan, yaitu resiko perdarahan bisa

diminimalisir.Kedua testis yang dipotong kemudian dibuang.Setelah itu metode

jahitan terputus sederhana dilakukan dengan menjahit scrotum. Setelah dijahit

olesi daerah yang dijahit dengan betadin. Kemudian pasien disuntikkan ampicilin

pada daerah intramuscular pada kaki sebelah kiri, dosis ampicilin yang diinjekskan

adalah 2.25 ml sesuai berat badan.

Pembedahan orchiectomy pada kucing lokal dengan jenis kelamin jantan ini

dilakukan dengan tujuan untuk mencegah terjadinya fertilisasi. Orchiectomi

merupakan pengikat vas deferens yang bertujuan untuk mencegah keluarnya

sperma, sehingga kucing menjadi steril. Pengikatan vas deferens dapat dilakukan

dengan dua cara antara lain pengikatan permanen, pengikatan tidak permanen.

Pengikatan permanen yaitu pengikatan vas deferens dimana vas deferens tidak lagi

dibuka, sehingga kucing menjadi steril sedangkan pengikatan tidak permanen

dimana vas deferens diikat kemudian pada saat diinginkan dapat di kembalikan.

Vas deferens atau ductus deferens berfungsi untuk menggerakkan spermatozoa

dari epididimis naik menuju urethra ketika terjadi proses ejakulasi. Vas defferent

adalah saluran muscular yang melekat pada ekor epididimis dengan bagian pelvis

pada urethra. Lapisan tebal dari oto-otot halus dalam dindingnya memberikan

keadaan solid dan texture seperti cord. Vas deferens yang melalui cincin inguinal

sebagai bagian dari corda spermatic.

Page 21: LAPORAN ORCHIECTOMY

 

 

 

 

1. B.     Status Present

Adapun status present selama operasi berlangsung, status present berupa

nadi,nafas dan suhu diamati setiap 15 menit. Hal ini dilakukan untuk mengetahui

keadaan tubuh hewan selama operasi. Hasil pengamatan dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel: Pemeriksaan Fisik Selama Operasi

Monitoring

jam13.55 14.10 14.25 14.40 14.55 15.10 15.25 15.40 15.55 16.10 16.25

pulsus140 120 120 132 116 120 92 108 108 100 110

Tempertur37.8 38.7 37.8 38.1 37.2 37.4 37.4 37.1 37.5 37.4 37.4

Respirasi20 28 32 32 24 25 36 36 32 36 36

Recovery

Waktu16.25 16.40 16.55 17.10 17.25 17.40 17.55 18.10 18.25 22.00

Temperatur37.4 37 38 38 35 33 34 36 36 38

Pulsus110 110 112 120 110 100 100 112 120 110

CRT– – – – – – – – – –

penghangat– – – – – √ √ √ √ –

 

Suhu tubuh normal kucing berkisar antara 38.1-39.50C. kisaran nafas normal

kucing 24-42rpm. Denyut jantung normal kucing berkisar 140-220x/menit. Sesaat

Page 22: LAPORAN ORCHIECTOMY

setelah pemberian anestesi, suhu tubuh frekuensi nafas, dan pulsus masih dlam

keadaan normal. Setelah 1 jam kemudian terlihat adanya penurunan suhu tubuh

dan penurunan pulsus, hal tersebut dikarenakan reaksi dari obat anestesi yang

diberikan ke kucing. Operasi ini berlangsung selama 4 jam. pada saat operasi

berakhir kondisi fisiologis kucing kembali pada keadaan semula selam 10 jam. Hal

ini diikuti dengan keadaan kucing yang sudah kembali sadar. Namun pada jam

17.25 kucing mengalami penurunan suhu maka perlu di berikan penghangat berupa

lampu sampai kembali normal pada jam 22.00 dengan suhu 380C.

 

Tabel : Pemeriksaan Fisik Post Operasi

Hari –ke

1 2 3 4 5

08.45 16.00 07.30 17.30 06.00 19.00 08.00 19.30 08.45 17.45 10.00

Suhu 38.4 37.4 37.8 37.8 38 38 37.8 37.8 37.8 38 37.9

Pulsus 124 128 128 128 128 128 126 126 125 126 128

Respirasi 25 24 24 24 24 24 26 26 25 24 28

Makan – + + + + ++ + ++ ++ + +

Minum + + + + + + ++ + + + +

Defekasi – – – – ++ – – + ++ – +

urinasi – – – + + + ++ ++ + + +

Hari –ke

10 11 12 13 14

08.00 19.00 07.40 19.30 06.30 20.00 08.30 19.45 07.45 19.45 07.00

Suhu 38.7 37.5 37.8 37.1 38.2 37.9 37.9 37.8 37.8 38 38

Pulsus 126 126 126 125 126 128 126 126 126 126 128

Page 23: LAPORAN ORCHIECTOMY

Respirasi 24 24 24 24 24 24 26 26 25 24 28

Makan ++ + ++ + + ++ + ++ ++ ++ ++

Minum + + + + + + ++ + + + +

Defekasi + – + – ++ + – + – ++ +

urinasi -+ + + + + + ++ ++ + + +

 

Tabel diatas menunjukkan bahwa pasca operasi keadaan fisiologis kucing masih

berada dalam keadaan kurang normal seharusnya selesai pada hari ketujuh namun

di temukan adanya abses pada daerah luka jahitan sehingga harus dilakukan

perawatan dengan pemberian antibiotik dan pengeluaran pus supaya tidak terjadi

infeksi terus menerus. Selain itu diikuti nafsu,makan., defekasi dan urinasi

menunjukan tidak normal. Hal ini dikarenakan merasakan sakit pada daerah luka

jahitan yang mengalami abses, namun  pada hari ke-18 sudah terlihat membaik dan

bisa di kembalikan ke daerah semula.

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2013.Kastrasi Kucing.

http:web.ipb.ac.id/-bedahradiologi/image/pdf/orchiectomy.pdf,diakses 08 Oktober

2013

Frandson, R.D. 1993. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Yogyakarta: UGM press

Hickman, Jhpn. Dkk. 1995 An Atlas of Veterinary surgery. University press,

cambridge: Great Britain

Hosgood, G dan Johnny D.H. 1998. Small Animal Paediatric Medicine and Surgery.

London: Reed Educational and Professional Publishing Ltd.

http://books.google.co.id/books?id=LP9E_F7BTnYC&pg=PA165&dq=small+anim  

al+ovariohysterectomy+is&lr=&cd=12#v=onepage&q=small%20animal%20ovario  

    hysterectomy%20is&f=false

M. Yusuf. 2012. Buku Ajar Ilmu Reproduksi Ternak. Universitas

Hasanuddin,Fakultas Peternakan : makassar.

Osborne dan Polzin D.J. 1979. Canine Estrogen-ResponsiVe Incontinance.

Page 24: LAPORAN ORCHIECTOMY

Pearson.1973. The Complication of Ovariohysterectomy in the Bitch. Jurnal Small

aminal             Prctices 14:257.

Rice, Dan. 1996. He Complete Book of Dog Breeding. China: Barron’s Educational

Series,

Saunders. 2003.  Text Book Of Small Animal Surgey.Philadelpia: The Curtis Center

Independence square west

Tilley LP dan Smith FWJ. 2000. The 5 Minute Veterinary Consult Canine and Feline.

Williams & Wilkins. USA.