laporan paplc kesadahan
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Air merupakan unsur utama bagi hidup kita di planet bumi
ini. Kitamampu bertahan hidup tanpa makan dalam beberapa
minggu, namun tanpa air kita akan mati dalam beberapa hari saja.
Dalam bidang ekonomi modern kita, air juga merupakan hal utama
untuk budidaya pertanian, industri, pembangkit tenagalistrik, dan
transportasi. Air merupakan sumberdaya yang paling penting
dalamkehidupan manusia maupun makhluk hidup lainnya.
Meningkatnya jumlah penduduk dan kegiatan pembangunan telah
mengakibatkan kebutuhan akan air meningkat tajam. Di lain pihak,
ketersediaan air dirasa semakin terbatas bahkan dibeberapa
tempat terjadi kekeringan. Hal itu terjadi sebagai akibat dari kualitas
lingkungan hidup yang menurun, seperti pencemaran,
penggundulan hutan, berubahnya tata guna lahan dan sebagainya.
Kebutuhan masyarakat akan air bersih selama ini telah
dipenuhi oleh PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum). Diketahui
bersama bahwa PDAM belum dapat menjangkau seluruh wilayah
dan harganya yang cukup tinggi bagi masyarakat golongan ke
bawah, dan akhirnya masyarakat banyak yang menggunakan air
tanah, sungai, danau, ataupun tadah hujan yang secara kualitas
tidak terjamin. Tapi hal terpenting adalah bagaimana masyarakat
dapat memenuhi kebutuhan akan air bersih. Suatu hal yang
dikhawatirkan adalah bahwa pemenuhan kebutuhan akan air bersih
oleh masyarakat yang diperoleh dari air tanah, sungai, danau, dan
tadah hujan akan terganggu karena kontaminasi dari kualitas
lingkungan hidup yang terus menurun. Upaya apa yang perlu
1
dilakukan untuk penyelamatan air bagi kepentingan pemenuhan
kebutuhan air bersih bagi masyarakat.
Salah satu parameter kimia dalam persyaratan kualitas air
adalah jumlah kandungan unsur Ca dan Mg dalam air yang
keberadaannya biasa disebut kesadahan air. Di Kabupaten Kulon
Progo, khususnya desa Bendungan, Kecamatan Wates parameter
kesadahan cukup tinggi, tingkat kesadahan yang tinggi
mengakibatkan konsumsi sabun lebih banyak karena sabun jadi
kurang efektif akibat salah satu bagian dari molekul sabun diikat
oleh unsur Ca atau Mg. Selain itu air sadah juga bisa menimbulkan
kerak pada alat dapur yang digunakan untuk merebus air tersebut.
Di Kabupaten Kulon Progo, khususnya Desa Bendungan,
Kecamatan Wates, banyak warga yang mengeluh bahwa air yang
ada di rumah sulit melarutkan sabun, apalagi jika air tersebut
direbus, pasti dapat membuat alat masak dan perabotan lainnya
berkerak, sehingga banyak alat yang di gunakan untuk merebus air
cepat rusak. Akibat adanya masalah ini menurut Permenkes RI No.
416/Menkes/Per/IX/1990 tentang Syarat dan Pengawasan Kualitas
Air Bersih termasuk kesadahan, maka kesadahan dalam
penyediaan air bersih rumah tangga sangat diperhatikan, sehingga
perlu dilakukan penelitian terhadap kesadahan air terutama air
yang digunakan sebagai sumber air bersih dan air minum bagi
masyarakat.
B. Rumusan Masalah
Apakah ada pengaruh pengolahan secara inflow dengan susunan
media koral, zeolit, koral terhadap penurunan kadar kesadahan?
2
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengaruh pengolahan secara inflow dengan
susunan media koral, zeolit, koral terhadap penurunan kadar
kesadahan.
2. Untuk mengetahui presentase penurunan kadar kesadahan
setelah pengolahan secara inflow dengan susunan media koral,
zeolit, koral.
3. Untuk mengetahui penurunan kadar kesadahan pada
pengolahan tersebut dapat memenuhi baku mutu dan syarat
sesuai Permenkes RI No. 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang
Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Bersih.
D. Manfaat
1. Dapat mengetahui pengaruh pengolahan secara inflow dengan
susunan media koral, zeolit, koral terhadap penurunan kadar
kesadahan.
2. Dapat mengetahui presentase penurunan kadar kesadahan
setelah pengolahan secara inflow dengan susunan media koral,
zeolit, koral.
3. Dapat mengetahui penurunan kadar kesadahan pada
pengolahan tersebut dapat memenuhi baku mutu dan syarat
sesuai Permenkes RI No. 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang
Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Bersih.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Dasar teori
1. Air
Air adalah bagian dari lingkungan fisik yang sangat
efensial bagi kehidupan dan merupakan sumber daya untuk
kelangsungan hidup di bumi yang fungsinya bagi kehidupan
tidak pernah digantikan oleh senyawa lain (Kasdjono, 2000).
Mengingat fungsinya yang begitu penting, maka perlu dilakukan
pengawasan kualitas air seperti yang tercantum dalam
permenkes RI No.416/Menkes/Per/IX/1990 tentang syarat-
syarat dan pengawasan kualitas air bersih.
Menurut B. Chandra (2002) menyebutkan bahwa air yang
berada di permukaan bumi ini berasal dari 3 sumber :
a. Air angkasa
Air angkasa atau air hujan adalah sumber utama air di bumi.
Walaupun pada saat presipitasi merupakan air yang paling
bersih, air tersebut cenderung mengalami pencemaran
ketika berada di atmosfer. Pencemaran yang berlangsung di
atmosfer itu dapat disebabkan oleh debu, mikroorganisme,
dan gas, misalnya karbon dioksida, nitrogen, dan ammonia.
b. Air permukaan
Air permukaan meliputi bahan-bahan air semacam sungai,
danau, telaga, waduk, rawa, air terjun dan sumur
permukaan. Sebagian besar berasal dari air hujan yang jatuh
ke permukaan bumi. Air hujan tersebut kemudian akan
mengalami pencemaran baik oleh tanah, sampah dan lain-
lain.
c. Air tanah
4
Air tanah berasal dari air hujan yang jatuh ke permukaan
bumi yang kemudian mengalami perkolasi atau penyerapan
ke dalam tanah dan mengalami proses filtrasi secara
alamiah. Proses-proses yang telah dialami air hujan tersebut,
di dalam perjalanannya ke bawah tanah membuat air tanah
menjadi lebih baik dan lebih murni dibandingkan air
permukaan.
2. Kesadahan
Kesadahan (hardness) adalah gambaran logam divalen
(valensi dua). Kation-kation ini dapat bereaksi dengan sabun
membentuk endapan (presipitasi) maupun dengan anion-anion
yang terdapat di dalam air membentuk endapan atau karat
pada peralatan logam (Effendi, 2003). Biasanya yang sering
menimbulkan kesadahan adalah ion-ion Magnesium atau
Kalsium. Standar kualitas air bersih menurut permenkes RI
No.416/Menkes/Per/IX/1990 menyebutkan bahwa standar
kadar maksimum kesadahan adalah 500 mg/L sebagai CaCO3,
apabila kadar kesadahan melebihi baku mutu maka akan
mengakibatkan kurangnya efektifitas kerja sabun karena
kalsium atau magnesium dalam air sadah dapat bereaksi
dengan sabun sehingga sabun tidak menghasilkan busa,
menyebabkan lapisan kerak pada alat masak karena garam
asam Hidrogenkarbonat yang larut dalam air apabila
dipanaskan akan mengendap sebagai garam karbonat yang
mengendap di dasar panci atau ketel, penyumbatan terhadap
pipa air, sayuran yang dicuci dengan air sadah akan menjadi
keras dan dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan
penyakit batu ginjal.
Menurut B. Chandra (2002) sifat kesadahan sering
ditemukan pada air yang menjadi sumber air bersih yang
5
berasal dari air tanah atau daerah yang tanahnya mengandung
deposit garam mineral dan kapur. Air semacam ini memerlukan
penanganan yang khusus sehingga biaya purifikasi tentunya
menjadi tinggi. Kesadahan dalam air dapat terjadi karena air
mengandung :
a. Persenyawaan dari kalsium dan magnesium dengan
bikarbonat.
b. Persenyawaan dari kalsium dan magnesium dengan sulfat,
nitrat, dan klorida.
c. Garam-garam besi, zink, dan silika.
Menurut B. Chandra (2002) kesadahan terbagi dalam
berbagai jenis, yaitu :
a. Air lunak, yaitu jika kadar CaCO3 < 1 mEq/L (50 ppm).
b. Air agak sadah, yaitu jika kadar CaCO3 1-3 mEq/L (50-150
ppm).
c. Air sadah, yaitu jika kadar CaCO3 3-6 mEq/L (150-300 ppm)
d. Very hard water atau air sangat sadah, yaitu jika kadar
CaCO3 > 6 mEq/L (300 ppm).
Catatan : 1 mEq/L (mili Equivalent per Liter) sebanding
dengan 50 mg CaCO3 (50 ppm) di dalam 1 Liter air.
Sementara itu kadar kesadahan berdasarkan sifat-
sifatnya dibagi menjadi 2 yaitu :
a. Kesadahan sementara (kesadahan temporer)
Kesadahan ini disebabkan oleh ion Ca2+ dan Mg2+ yang
berikatan dengan ion karbonat dan bikarbonat sehingga
pada umumnya sering disebut dengan kesadahan karbonat,
misalnya Ca(HCO3)2 dan MgCO3. Kesadahan ini biasanya
terjadi di perbukitan kapur. Kesadahan sementara dapat
dihilangkan dengan cara pemanasan tetapi akan membentuk
endapan berwarna putih (Srikandi, 1995) atau dapat juga
6
dilakukan pengolahan dengan menggunakan proses ion
exchange.
b. Kesadahan yang bersifat tetap (permanen)
Kesadahan ini disebabkan karena ion Ca2+ dan Mg2+ yang
berikatan dengan Cl-, SO42- dan NO3-. Misalnya CaCl2 dan
MgSO4. Kesadahan ini biasanya terjadi di daerah pantai.
Kesadahan tetap dapat dihilangkan dengan melakukan
pengolahan salah satunya dengan ion exchange
menggunakan zeolit. (Hartomo, 1994)
Menurut B. Chandra (2007) Kesadahan pada air dapat
dihilangkan dengan cara :
a. Pemanasan
Pemanasan air menyebabkan terlepas atau dikeluarkannya
CO2 dari dalam air dan terbentuknya endapan CaCO3 yang
tidak larut.
Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2
Cara ini sangat mahal jika dipergunakan untuk skala besar.
b. Penambahan Kapur
Penambahan kapur pada air yang sifat Kesadahannya
sementara dapat mengabsorbsi CO2 dan mengendapkan
CaCO3 yang tidak terlarut.
c. Proses Pertukaran Ion
Bahan yang biasa digunakan dalam pertukaran ion adalah
zeolit. Zeolit mempunyai daya penukar kation yang lebih
mudah mengikat ion valensi banyak daripada bentuk ionnya
sendiri, sehingga zeolit ini akan memberikan kation valensi 1
dan mengambil kation valensi 2. Reaksi yang terjadi pada
saat proses pertukaran ion adalah :
Ca2+ + Na2Ze CaZe + 2Na+
Mg2+ + Na2Ze MgZe + 2Na+
7
3. Zeolit dan Media yang digunakan
a. Zeolit
Zeolit merupakan mineral alami aluminosilikat yang
terhidrasi. Zeolit termasuk golongan yang dikenal sebagai
mineral "tektosilikat". Zeolit alam biasanya terbentuk dari
perubahan batuan yang kaya akan gelas di danau atau air
laut (Erdem et al., 2004)
Keuntungan penggunaan zeolit dalam pertukaran ion
untuk menurunkan kesadahan air yaitu
1) Tidak terdapat bahan kimia yang berbahaya.
2) Bebas lumpur dan endapan.
3) Biaya relatif murah.
4) Dapat menghasilkan air dengan kesadahan 0 (nol).
5) Relatif sederhana dalam pengoperasiannya.
6) Untuk regenerasi hanya diperlukan garam dapur yang
mudah diperoleh dengan harga relatif murah.
b. Sifat Zeolit
Adapun sifat-sifat zeolit meliputi :
1) Dehidrasi
Sifat dehidrasi dari zeolit akan berpengaruh
terhadap sifat adsorbsinya, zeolit dapat melepaskan
molekul air dari rongga permukaan dan menyebabkan
medan listrik meluas ke dalam rongga utama dan akan
efektif terinteraksi dengan molekul yang akan diadsorbsi.
Jumlah molekul air sesuai dengan jumlah pori-pori atau
volume ruang hampa yang akan terbentuk bila kristal
zeolit tersebut dipanaskan.
2) Adsorbsi
Dalam keadaan normal ruang hampa Kristal zeolit
terisi oleh molekul air bebas yang berada disekitar
kation. Bila kristal zeolit dipanaskan pada suhu 300 -
8
400°C maka ion tersebut akan keluar sehingga zeolit
dapat berfungsi sebagai penyerap gas atau cairan.
Beberapa jenis mineral zeolit mampu menyerap gas atau
zat, zeolit juga mampu memisahkan molekul zat
berdasarkan ukuran kepolarannya.
3) Penukar ion
Ion-ion pada rongga atau kerangka elektrolit
berguna untuk menjaga kenetralan zeolit, ion-ion dapat
bergerak bebas sehingga pertukaran ion menjadi
tergantung dari ukuran dan muatan maupun jenis
zeolitnya. Sifat sebagai penukar ion dari zeolit antara lain
tergantung dari : sifat kation, suhu, dan jenis anion.
Penukar kation dapat menyebabkan perubahan
beberapa sifat zeolit seperti terhadap panas, sifat
adsorbsi dan sifat panas. Untuk peningkatan zeolit
sebagai penyerap perlu terlebih dahulu dilakukan proses
aktivasi, yaitu untuk meningkatkan sifat-sifat khusus
zeolit dengan cara menghilangkan unsur-unsur pengotor
dan menguapkan air yang terperangkap dalam pori
kristal zeolit.
c. Pengaruh zeolit terhadap penurunan kesadahan
Berdasarkan pada struktur zeolit yang tersusun oleh
rongga atau pori, sistem rongga ini membentuk saluran yang
saling berhubungan dan dihubungkan dengan celah oksigen,
zeolit merupakan kristal silika terhidrat yang secara tiga
dimensi tersusun atas tetrahedral SiO4 dan AlO4 yang saling
dihubungkan oleh atom O. Pemanfaatan zeolit sebagai
senyawa pemisah sangat dipengaruhi oleh ukuran dan
distribusi pori yang dimiliki. Penggunaan mineral zeolit
sebagai penyerap yang menguntungkan karena
9
kemampuannya dalam menyerap air, gas sehingga jelas
penggunaan zeolit dalam proses penurunan kesadahan.
d. Media yang digunakan :
1) Media Kerikil
Kerikil berfungsi sebagai media penyangga dalam proses
filtrasi, agar media zeolit tidak terbawa aliran. Kerikil
dengan ketebalan 5 cm pada bagian bawah dan atas pipa.
2) Kassa plastik
Ukuran kassa plastik disesuaikan dengan diameter pipa
yang diletakkan diantara media zeolit dengan koral/kerikil.
3) Media Zeolit
Zeolit adalah senyawa zat kimia alumino silikat berhidrat
dengan kation natrium yang cukup banyak berbentuk
granuler dan tak bisa larut dalam air. Zeolit ini kaya akan
ion negatif sehingga akan terjadi pertukaran ion (ion
exchange), dengan ketebalan 70 cm.
B. Pembuatan Alat dan Media
1. Pembuatan bak filtrasi
a. Menyiapkan alat dan bahan.
b. Memotong pipa dengan diameter 4” yang panjangnya 1
meter.
c. Membuat lubang dengan soldir pada bagian bawah dengan
jarak 5 cm dari bawah pipa.
d. Memasang pipa dengan diameter ½’’ pada lubang tersebut
yang sudah dipasang stop kran pada ujungnya.
e. Pada bagian bawah pipa besar diberi penutup pipa.
2. Pencucian media
a. Menyiapkan media zeolit dan koral secukupnya.
b. Media tersebut dicuci hingga bersih.
10
c. Mengeringkan media dengan cara dijemur sampai kering di
bawah sinar matahari.
d. Media diratakan agar semua media kering.
e. Media diambil, lalu dimasukkan pada wadah/ember yang
bersih.
3. Penyusunan media
a. Menyiapkan bak filtrasi.
b. Menyusun media pada bak filtrasi dengan susunan :
1) Susunan 1 : koral dengan ketinggian 5 cm.
2) Susunan 2 : zeolit dengan ketinggian 70 cm.
3) Susunan 3 : koral dengan ketinggian 5 cm.
4) Diantara media koral dan zeolit diberi kassa plastik.
4. Proses filtrasi
a. Menyiapkan bak equalisasi.
b. Mengukur debit pada bak equalisasi.
c. Memasukkan sampel air sadahpada bak equalisasi.
d. Menunggu air sampai keluar pada bak filtrasi.
e. Air yang keluar ditampung pada wadah/ember.
f. Melakukan pemeriksaan kesadahan pada outlet dari hasil
filtrasi tersebut di laboratorium.
11
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTEK DAN HASIL
A. Pelaksanaan Praktikum1. Alat dan Bahan
Untuk pemeriksaan kekeruhan air
Alat : 1. Labu Erlenmeyer
2. Buret asam
3. Pipet volume
Bahan : 1. Air sumur yang sadah
2. EDTA
3. EBT
4. Murexid
5. NaCN
6. NaOH
Untuk pengolahan air keruh
Alat
a. Gergaji pipa PVC
b. Alat pelubang pipa PVC (bor)
c. Ember plastic
d. Bak penampung air
e. Bak penampung air hasil olahan
f. Pipa PVC 8” 1 meter
g. Knie PVC 1,5”
h. Socket adaptor 1,5”
i. Reducing soket 1,5”
j. TBA putih
k. Stop kran 1,5”
12
Bahan
a. Air sumur yang sadah
b. Zeolit
c. Koral
d. Plastik kasa
2. Prosedur Kerja
a. Sampel air sadah diperiksa kadar kesadahan totalnya
sebelum dilakukan pengolahan dengan cara sebagai
berikut :
1) Memasukkan 50 ml sampel pre ke dalam Erlenmeyer
2) Tambahkan sepucuk sendok kecil NaCN dan indikator
EBT (berwarna merah tengguli)
3) Sampel dititrasi dengan EDTA ( stop saat warna berubah
menjadi biru)
4) Catat ml titrasi
b. Sampel air sadah diperiksa kadar kesadahan Ca nya
sebelum dilakukan pengolahan dengan cara sebagai
berikut :
1) Memasukkan 50 ml sampel pre ke dalam Erlenmeyer
2) Tambahkan 2 ml NaOH dan indikator murexid (berwarna
merah)
3) Sampel dititrasi dengan EDTA ( stop saat warna berubah
menjadi ungu)
4) Catat ml titrasi
c. Melakukan rekayasa media filtrasi pengolahan kekeruhan
1) Lakukan pencucian terhadap media zeolit dan koral
2) Merangkai alat pengolahan kekeruhan pada air sumur
dengan rangkaian bak penampungan dan pipa filtrasi
3) Pelaksanaan pengolahan:
13
a) Siapkan air yang akan diolah di dalam bak
penampungan
b) Alirkan air dari bak penampungan ke pipa filtrasi
c) Atur debit aliran
d) Biarkan air mengalir dan tamping pada bak
penampungan hasil
e) Lakukan analisa laboratorium tingkat kesadahan air
sumur baik sebelum maupun setelah pengolahan
4) Akhir pelaksanaan kegiatan mahasiswa wajib
membersihkan dan mengembalikan alat ke tempat
semula.
d. Melakukan pemeriksaan air hasil pengolahan untuk
parameter kesadahan, dengan cara sebagai berikut :
1) Sampel air sadah diperiksa kadar kesadahan totalnya
sesudah dilakukan pengolahan dengan cara sebagai
berikut :
a) Memasukkan 50 ml sampel pre ke dalam
Erlenmeyer
b) Tambahkan sepucuk sendok kecil NaCN dan
indikator EBT (berwarna merah tengguli)
c) Sampel dititrasi dengan EDTA ( stop saat warna
berubah menjadi biru)
d) Catat ml titrasi
2) Sampel air sadah diperiksa kadar kesadahan Ca nya
sesudah dilakukan pengolahan dengan cara sebagai
berikut :
a) Memasukkan 50 ml sampel pre ke dalam
Erlenmeyer
b) Tambahkan 2 ml NaOH dan indikator murexid
(berwarna merah)
14
c) Sampel dititrasi dengan EDTA ( stop saat warna
berubah menjadi ungu)
d) Catat ml titrasi
e) Mencatat hasil yang muncul dan mengulangi
sebanyak 2 kali
B. Hasil
Tabel 1. Volume Titrasi Kesadahan Total (Pre)
Volume awal
titrasi
Volume akhir
titrasi
Volume titrasi
12 ml 45 ml 33 ml
Tabel 2. Volume Titrasi Kesadahan Ca (Pre)
Volume awal
titrasi
Volume akhir
titrasi
Volume titrasi
11 ml 16,5 ml 5,5 ml
Tabel 3. Volume Titrasi Kesadahan Total (Post)
Volume awal
titrasi
Volume akhir
titrasi
Volume titrasi
1 ml 12 ml 11 ml
Tabel 4. Volume Titrasi Kesadahan Ca (Post)
Volume awal
titrasi
Volume akhir
titrasi
Volume titrasi
41,5 ml 42,8 ml 1,3 ml
Perhitungan :
I. PRE
15
1) Kesadahan Total
¿ 100050
x ml .T x F . EDTA x BmCaCO3 x 0,01M
¿ 100050
x33 x 0,996 x100 x0,01M
¿657,36 mg / L sebagai CaCO3
Derajat kesadahan Jerman (D) = 1 D = 10 mg CaO / L
Maka D ¿657,3610
=65,736mg CaO / L
Derajat kesadahan Perancis (F) = 1 F = 10 mg CaCO3 / L
Maka F¿ 657,3610
=65,736 mg CaCO3 / L
2) Kesadahan Ca
¿ 100050
x ml .T x F . EDTA x BACa x0,01M
¿ 100050
x5,5 x 0,996 x 40x 0,01M
¿43 ,824mg / Ll sebagai Ca
3) Kesadahan Mg
¿ 100050
x ml .T (total−Ca ) x F . EDTA x BmMg x 0,01M
¿ 100050
x (33−5,5 ) x0,996 x 56 x0,01M
¿306 ,768 mg / L sebagai Mg
II. POST
1) Kesadahan Total
16
¿ 100050
x ml .T x F . EDTA x BmCaCO3 x 0,01M
¿ 100050
x11 x 0,996 x100 x 0,01M
¿219,12 mg / L sebagai CaCO3
Derajat kesadahan Jerman (D) = 1 D = 10 mg CaO / L
Maka D ¿219,1210
=21,912 mg CaO / L
Derajat kesadahan Perancis (F) = 1 F = 10 mg CaCO3 / L
Maka F = ¿219,1210
=21,912 mg CaCO3 / L
2) Kesadahan Ca
¿ 100050
x ml .T x F . EDT A x BACax 0,01M
¿ 100050
x1,3 x 0.996 x 40x 0,01M
¿10 ,3584 mg / L sebagai Ca
3) Kesadahan Mg
¿ 100050
x ml .T (total−Ca ) x F . EDTA x BmMg x 0,01M
¿ 100050
x (11−1,3 ) x0,996 x 56 x0,01M
¿108 ,2054 mg / L sebagai Mg
Q = 200 ml / menit
T Air keluar (T. Outlet) = 3 menit
17
Tabel 5. Kadar Kesadahan Total (Pre & Post) dan Presentase Penurunan
Kadar Kesadahan TotalPre (mg/l) Post (mg/l) Selisih (mg/l) %
657,36 219,12 438,24 66,67
Tabel 6. Kadar Kesadahan Ca (Pre & Post) dan Presentase Penurunan
Kadar Kesadahan CaPre (mg/l) Post (mg/l) Selisih (mg/l) %
43,824 10,3584 33,4656 76,36
Tabel 7. Kadar Kesadahan Mg (Pre & Post) dan Presentase Penurunan
Kadar Kesadahan MgPre (mg/l) Post (mg/l) Selisih (mg/l) %306,768 108,2054 198,5626 64,72
Tabel 8. Perbandingan Hasil Perlakuan dengan Baku Mutu Untuk Parameter Kesadahan Air Sumur
Parameter Hasil (mg/l) Baku Mutu Keterangan
Kesadahan(Total)
Pre = 657,36 500 mg/L sebagai CaCO3
Tidak Memenuhi Syarat
Post = 219,12 500 mg/L sebagai CaCO3
Memenuhi Syarat
Debit yang digunakan sesuai panduan intrukstur yaitu 200
ml / menit dan air keluar melalui kran outlet dengan selang waktu 3
menit. Baku mutu yang digunakan yaitu Permenkes RI No.
416/Menkes/Per/IX/1990 tentang Syarat dan Pengawasan Kualitas
Air Bersih. Berdasarkan tabel 5, terjadi penurunan kadar
kesadahan total sebesar 66,67 %. Berdasarkan tabel 6, terjadi
penurunan kadar kesadahan Ca sebesar 76,36 %. Berdasarkan
18
tabel 7, terjadi penurunan kadar kesadahan Mg sebesar 64,72 %.
Kesadahan total (Pre) sesuai Permenkes tidak memenuhi baku
mutu atau syarat. Setelah dilakukan pengolahan secara inflow
dengan susunan media koral, zeolit, koral dapat menurunkan
kesadahan yang memenuhi baku mutu dan syarat menurut
permenkes.
BAB IV
PENUTUP
A. KesimpulanDari hasil pengolahan kesadahan secara inflow dengan
susunan media koral, zeolit, koral dapat menurunkan kesadahan
yang memenuhi baku mutu dan syarat sesuai Permenkes RI No.
416/Menkes/Per/IX/1990 tentang Syarat dan Pengawasan Kualitas
Air Bersih. Kadar kesadahan total (Pre) dengan hasil 657,36 mg/l
tidak sesuai Permenkes RI No. 416/Menkes/Per/IX/1990 dengan
baku mutu yaitu 500 mg/L sebagai CaCO3. Sedangkan setelah
dilakukan pengolahan kesadahan (post) hasilnya mengalami
penurunan dengan nilai 219,12 mg/l sehingga memenuhi syarat
Permenkes. Persentase penurunan kadar kesadahan total adalah
66,67%, persentase penurunan kadar kesadahan Ca adalah
76,36%, sedangkan penurunan kadar kesadahan Mg adalah
64,72%.
B. Saran 1. Perlu pengolahan kesadahan dengan susunan media lebih
tinggi untuk dapat menurunkan kadar kesadahan seminimal
mungkin.
19
2. Pemberian sekat berupa strimin akan lebih baik dibandingkan
dengan ijuk karena lebih tahan lama dan untuk menghindari
pembusukan.
LAMPIRAN
20
Pencucian koralPengeringan koral Pengeringan zeolit
Gb. Pengolahan kesadahan Aliran dari bak ekualisasi
outlet
Gambar Rangkaian Pengolahan
21
Pemeriksaan pre dan pos kesadahan
Gb. Titrasi Gb. Inlet dan outlet
5 cm
70 cm
5 cm
DAFTAR PUSTAKA
Permenkes RI No. 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Bersih.
Fery Fatmawati. 2009. Pengaruh variasi waktu kontak dalam proses filtrasi menggunakan media pasir dan batu marmer terhadap kadar kesadahan dan kekeruhan air sumur gali di Sentolo Kulon Progo Yogyakarta. Karya Tulis Ilmiah. Tidak dipublikasikan. Yogyakarta : Jurusan Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan Yogyakarta.
http://repository.upi.edu/operator/upload/s_kim_0607349_chapter2.pdf. Diunduh tanggal 17 Mei 2012
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/105/jtptunimus-gdl-zaenalabid-5224-3-bab2.pdf. Diunduh tanggal 17 Mei 2012
22