laporan pbl respi sesak batuk

8
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17172/.../Chapter%20II.pdf Mekanisme terjadinya batuk Batuk dimulai dari suatu rangsangan pada reseptor batuk. Reseptor ini berupa serabut saraf non mielin halus yang terletak baik di dalam maupun di luar rongga toraks. Yang terletak di dalam rongga toraks antara lain terdapat di laring, trakea, bronkus, dan di pleura. Jumlah reseptor akan semakin berkurang pada cabang-cabang bronkus yang kecil, dan sejumlah besar reseptor di dapat di laring, trakea, karina dan daerah percabangan bronkus. Reseptor bahkan juga ditemui di saluran telinga, lambung, hilus, sinus paranasalis, perikardial, dan diafragma. Serabut afferen terpenting ada pada cabang nervus vagus yang mengalirkan rangsang dari laring, trakea, bronkus, pleura, lambung, dan juga rangsangan dari telinga melalui cabang Arnold dari nervus vagus. Nervus trigeminus menyalurkan rangsang dari sinus paranasalis, nervus glosofaringeus, menyalurkan rangsang

Upload: fachrun-nisa-witring

Post on 26-Nov-2015

75 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17172/.../Chapter%20II.pdf

Mekanisme terjadinya batuk

Batuk dimulai dari suatu rangsangan pada reseptor batuk. Reseptor ini berupa serabut saraf non mielin halus yang terletak baik di dalam maupun di luar rongga toraks. Yang terletak di dalam rongga toraks antara lain terdapat di laring, trakea, bronkus, dan di pleura. Jumlah reseptor akan semakin berkurang pada cabang-cabang bronkus yang kecil, dan sejumlah besar reseptor di dapat di laring, trakea, karina dan daerah percabangan bronkus. Reseptor bahkan juga ditemui di saluran telinga, lambung, hilus, sinus paranasalis, perikardial, dan diafragma.

Serabut afferen terpenting ada pada cabang nervus vagus yang mengalirkan rangsang dari laring, trakea, bronkus, pleura, lambung, dan juga rangsangan dari telinga melalui cabang Arnold dari nervus vagus. Nervus trigeminus menyalurkan rangsang dari sinus paranasalis, nervus glosofaringeus, menyalurkan rangsang dari faring dan nervus frenikus menyalurkan rangsang dari perikardium dan diafragma.

Oleh serabut afferen rangsang ini dibawa ke pusat batuk yang terletak di medula, di dekat pusat pernafasan dan pusat muntah. Kemudian dari sini oleh serabut-serabut afferen nervus vagus, nervus frenikus, nervus interkostalis dan lumbar, nervus trigeminus, nervus fasialis, nervus hipoglosus, dan lain-lain menuju ke efektor. Efektor ini berdiri dari otot-otot laring, trakea, bronkus, diafragma,otot-otot interkostal, dan lain-lain. Di daerah efektor ini mekanisme batuk kemudian terjadi.Pada dasarnya mekanisme batuk dapat dibagi menjadi empat fase yaitu :

Fase iritasiIritasi dari salah satu saraf sensoris nervus vagus di laring, trakea, bronkus besar, atau serat afferen cabang faring dari nervus glosofaringeus dapat menimbulkan batuk. Batuk juga timbul bila reseptor batuk di lapisan faring dan esofagus, rongga pleura dan saluran telinga luar dirangsang.

Fase inspirasiPada fase inspirasi glotis secara refleks terbuka lebar akibat kontraksi otot abduktor kartilago aritenoidea. Inspirasi terjadi secara dalam dan cepat, sehingga udara dengan cepat dan dalam jumlah banyak masuk ke dalam paru. Hal ini disertai terfiksirnya iga bawah akibat kontraksi otot toraks, perut dan diafragma, sehingga dimensi lateral dada membesar mengakibatkan peningkatan volume paru. Masuknya udara ke dalam paru dengan jumlah banyak memberikan keuntungan yaitu akan memperkuat fase ekspirasi sehingga lebih cepat dan kuat serta memperkecil rongga udara yang tertutup sehingga menghasilkan mekanisme pembersihan yang potensial.

Fase kompresiFase ini dimulai dengan tertutupnya glotis akibat kontraksi otot adduktor kartilago aritenoidea, glotis tertutup selama 0,2 detik. Pada fase ini tekanan intratoraks meninggi sampai 300 cmH2O agar terjadi batuk yang efektif. Tekanan pleura tetap meninggi selama 0,5 detik setelah glotis terbuka . Batuk dapat terjadi tanpa penutupan glotis karena otot-otot ekspirasi mampu meningkatkan tekanan intratoraks walaupun glotis tetap terbuka.

Fase ekspirasi/ ekspulsiPada fase ini glotis terbuka secara tiba-tiba akibat kontraksi aktif otot ekspirasi, sehingga terjadilah pengeluaran udara dalam jumlah besar dengan kecepatan yang tinggi disertai dengan pengeluaran benda-benda asing dan bahan-bahan lain. Gerakan glotis, otot-otot pernafasan dan cabang-cabang bronkus merupakan hal yang penting dalam fase mekanisme batuk dan disinilah terjadi fase batuk yang sebenarnya. Suara batuk sangat bervariasi akibat getaran sekret yang ada dalam saluran nafas atau getaran pita suara.

abel 1. Komponen refleks batukReseptorAferenPusat batukEferenEfektor

LaringTrakeaBronkusTelingaPleuraLambungHidungSinus paranasalisFaringPerikardiumDiafragmaCabang nervus vagusNervus trigeminusNervus glosofaringwusNervus frenikusTersebar merata di medula oblongata dekat pusat pernafasan, di bawah kontrol pusat yang lebih tinggiNervus vagusNervus frenikus intercostal dan lumbarisSaraf-saraf trigeminus, fasialis, hipoglosus, dan lain-lainLaring. Trakea dan bronkusDiafragma, otot-otot intercostal, abdominal, dan otot lumbalOtot-otot saluran nafas atas, dan otot-otot bantu nafas

Serabut aferen membawa rangsang ini ke pusat batuk yang terletak di medula oblongata, di dekat pusat pemapasan dan pusat muntah. Kemudian dari sini oleh serabut-serabut eferen n. Vagus, n. Frenikus, n. Interkostal dan lumbar, n. Trigeminus, n. Fasialis, n. Hipoglosus dan lain-lain menuju ke efektor. Efektor ini terdiri dari otot-otot laring, trakea, brrmkus, diafragma, otot-otot interkostal dan lain-lain. Di daerah efektor inilah mekanisme batuk kemudian terjadi. -PENYEBAB BATUK Batuk dapat terjadi akibat berbagai penyakit/proses yang merangsang reseptor batuk. Selain itu, batuk juga dapat terjadi pada keadaan-keadaan psikogenik tertentu. Tentunya diperlukan pemeriksaan yang seksama untuk mendeteksi keadaan-keadaan tersebut. Dalam hal ini perlu dilakukan anamnesis yang baik, pemeriksaan fisik, dan mungkin juga pemeriksaan lain seperti laboratorium darah dan sputum, rontgen toraks, tes fungsi paru dan lain-lain. Tabel 2. Beberapa penyebab batukIritan : Rokok Asap SO2 Gas di tempat kerjaMekanik : Retensi sekret bronkopulmoner Benda asing dalam saluran nafas Postnasal drip AspirasiPenyakit paru obstruktif : Bronkitis kronis Asma Emfisema Fibrosis kistik BronkiektasisPenyakit paru restriktif : Pnemokoniosis Penyakit kolagen Penyakit granulomatosaInfeksi : Laringitis akut Bronkitis akut Pneumonia Pleuritis PerikarditisTumor : Tumor laring Tumor paruPsikogenik

Bottom of Form vMekanisme BatukTerangsangnya bagian yang peka pada saluran pernapasanRangsang ditangkap oleh sensor taktil dan kemoreseptor aferen (nervus vagus) menujupusat pernapasan di medula oblongataDi medula oblongatamuncullah respons batukInspirasi udara ke paru-paruMenutupnya glotis oleh gerakan epiglotisMenutupnya pita suara agar udara inspirasi tertahan di dalam paru-paruUdara yang tertahan menimbulkan tekanan dalam alveolusotot-otot abdomen daninterkostalis interna berkontraksi dengan kuat lalu secara mendadak terjadi ekspirasiHal tersebut membuat epiglotis dan pita suara terbuka yang menyebabkan udara dengancepat melewati bronkus besar (tekanannya 100 mph) dan trakea, sehingga benda-bendaasing terbawa keluar

Refleks batuk Merupakan mekanisme lain yang lebih kuat untuk mendorong sekresi ke atas sehingga dapat ditelan atau dikeluarkan. Bronkus dan trakea sangat peka dengan benda asing ataupun iritasi lain, sehingga bisa menimbulkan refleks batuk. Laring dan karina sangat peka. Bronkiolus terminalis dan alveolus terutama peka terhadap rangsang kimia korosif seperti gas sulfur dioksida dan klor. Impuls aferen dari saluran pernafasan terutama berjalan melalui nervus vagus ke medulla oblongata . Di sana suatu rangkaian otomatis digerakkan oleh sirkuit neuron medulla oblongata , sehingga menyebabkan efek-efek sebagai berikut: Mula-mula 2,5 liter udara dihirup. Kemudian epiglottis menutup, dan pita suara menutup dengan erat-erat untuk menjerat udara di dalam paru-paru. Otot perut berkontraksi dengan kuat, yang mendorong diafragma, begitu juga otot ekspirasi berkontraksi kuat, sehingga tekanan di dalam paru-paru meningkat menjadi setinggi 100 mm Hg atau lebih. Pita suara dan epiglottis tiba-tiba terbuka lebar sehingga udara bertekanan tinggi di dalam paru-paru meletus ke luar. Kecepatan udara ini bisa 75100 mil/jam. Udara yang mengalir cepat ini akan membawa serta benda asing apapun yang ada di dalam bronkus dan trakea 2. Pada umumnya manusia tidak menyukai batuk, karena batuk merupakan suatu keadaan yang tidak menyenangkan. Hal ini tidak selamanya benar, karena batuk adalah suatu mekanisme pertahanan alamiah untuk melindungi saluran pernafasan, bahkan dapat menjadi alat terapeutik untuk melayani suatu tujuan yang pasti. Bagi orang yang membutuhkannya, batuk bukanlah suatu gangguan, bahkan suatu mekanisme yang sangat penting untuk membersihkan jalan A b d u l M u l u k P e r t a h a n a n S a l u r a n N a f a s Majalah Kedokteran Nusantara Volume 42 y No. 1 y Maret 2009 58 nafas, contoh pada penyakit kistik fibrotik. Batuk yang efektif dapat membantu membersihkan jalan nafas pasien, mempertahankan fungsi paru, dan memberi kualitas hidup yang lebih baik 7. (ref. usu)Mekanisme Batuk Pola dasar batuk bisa dibagi kepada empat komponen yaitu inspirasi dalam yang cepat, ekspirasi terhadap glotis yang tertutup, pembukaan glotis secara tiba-tiba dan terakhir relaksasi otot ekspiratori (McGowan, 2006). Menurut Weinberger (2005) batuk bisa diinisiasi sama ada secara volunter atau refleks. Sebagai refleks pertahanan, ia mempunyai jaras aferen dan eferen. Jaras aferen termasuklah reseptor yang terdapat di distribusi sensori nervus trigemineus, glossopharingeus, superior laryngeus, dan vagus. Jaras eferen pula termasuklah nervus laryngeus dan nervus spinalis. Batuk bermula dengan inspirasi dalam diikuti dengan penutupan glotis, relaksasi diafragma dan kontraksi otot terhadap penutupan glotis. Tekanan intratorasik yang positif menyebabkan penyempitan trakea. Apabila glotis terbuka, perbedaan tekanan yang besar antar atmosfer dan saluran udara disertai penyempitan trakea menghasilkan kadar aliran udara yang cepat melalui trakea. Hasilnya, tekanan yang tinggi dapat membantu dalam mengeliminasi mukus dan benda asing. 2.6. Jenis-jenis Obat Batuk Menurut Beers (2003) batuk memiliki peran utama dalam mengeluarkan dahak (REF. USU)Batuk Batuk merupakan respon refleks terhadap benda-benda asing yang menghalangi saluran sistem pernapasan. Salah satu benda asing tersebut berupa lendir yang keluar oleh membran-membran yang terdapat di sepanjang saluran Universitas Sumatera Utara napas. Lendir tersebut membantu melindungi saluran pernapasan dari setiap jenis iritan seperti partikel asap, bakteri, dan virus (Hoffmann, 2002). Pada umumnya refleks batuk timbul karena adanya rangsangan dari selaput lendir saluran pernapasan. Selaput lendir tersebut memiliki reseptor yang peka terhadap zat-zat perangsang yang dapat mencetus batuk. Sebenarnya batuk merupakan mekanisme perlindungan pada sistem pernapasan karena bermanfaat untuk mengeluarkan dan membersihkan saluran pernapasan dari dahak, debu, unsur infeksi dan zat-zat asing lain (Tjay, 2007) Reflek batuk dapat timbul karena radang, infeksi saluran pernapasan, alergi, perubahan suhu yang mendadak, rangsangan kimia seperti gas, dan rangsangan mekanis seperti debu dan asap. Beberapa virus dapat merusak jaringan mukosa saluran pernapasan, rusaknya jaringan mukosa tersebut akan mempermudah terjadinya infeksi oleh bakteri dan virus lain. Selain itu, batuk dapat disebabkan oleh peradangan paru-paru, tumor atau efek samping beberapa obat (Munaf, 1994). Dalam keadaan normal, saluran pernapasan menghasilkan sekitar 100 ml sekret per harinya, dan sebagian besar ditelan. Namun, apabila mengalami gangguan pernapasan seperti asma dan bronkitis, produksi dahak akan bertambah dan kekentalannya juga ikut bertambah sehingga sulit untuk dikeluarkan (Tjay, 2007). Dahak bronchi terdiri dari larutan dalam air dari suatu persenyawaan kompleks mucopolysaccharida dan glycoprotein, yang saling terikat melalui jembatan sulfur. Kekentalan dan keliatan dahak tergantung pada jumlah air dan Universitas Sumatera Utara jembatan sulfur tersebut. Pengeluaran dahak dapat dipersulit oleh terganggunya fungsi bulu getar atau pengeringan dan peningkatan viskositasnya (Tjay, 2007). Batuk dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu batuk nonproduktif dan batuk produktif. Batuk nonproduktif umumnya disebut batuk kering karena tidak menghasilkan dahak. Batuk nonproduktif adalah batuk yang tidak bermanfaat, sehingga harus dihentikan dengan obat-obat yang menekan batuk seperti antitusif, antihistamin, dan anestetika tertentu. Sebaliknya, batuk produktif adalah suatu mekanisme perlindungan. Jenis batuk ini berfungsi untuk mengeluarkan dahak dan zat-zat asing dari batang tenggorokan. Pada dasarnya jenis batuk seperti ini tidak boleh ditekan tetapi justru diringankan dengan emolliensia, ekspektoransia, atau mukolitika (Munaf, 1994). (REF. USU)