laporan pendahuluan epilepsi

5
LAPORAN PENDAHULUAN MIND MAP EPILEPSI PADA ANAK DENGAN GANGGUAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN (MOTORIK KASAR, BAHASA, MOTORIK HALUS DAN PERSONAL SOSIAL) DI POLIKLINIK ANAK RSUD KRT.SETJONEGORO KABUPATEN WONOSOBO Disusun untuk memenuhi tugas Praktik Klinik Keperawatan Anak Oleh: Intan Herdini Devi 22020114210097 PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS ANGKATAN XXIV JURUSAN KEPERAWATAN

Upload: intan-jonghyun-herdini

Post on 25-Dec-2015

64 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

LP

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN PENDAHULUAN epilepsi

LAPORAN PENDAHULUAN

MIND MAP EPILEPSI PADA ANAK DENGAN GANGGUAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN (MOTORIK KASAR,

BAHASA, MOTORIK HALUS DAN PERSONAL SOSIAL)

DI POLIKLINIK ANAK

RSUD KRT.SETJONEGORO KABUPATEN WONOSOBO

Disusun untuk memenuhi tugas Praktik Klinik Keperawatan Anak

Oleh:

Intan Herdini Devi

22020114210097

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS ANGKATAN XXIV

JURUSAN KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG, 2015

Page 2: LAPORAN PENDAHULUAN epilepsi
Page 3: LAPORAN PENDAHULUAN epilepsi

Epilepsi pada Anak

Pemeriksaan Penunjang

Faktor Risiko

Etiologi

Definisi

Epilepsi adalah gangguan kronis yang ditandai adanya bangkitan epileptik berulang akibat gangguan fungsi otak secara intermiten yang terjadi oleh karena lepas muatan listrik abnormal neuron-neuron secara paroksismal akibat berbagai etiologi.

Epilepsi pada bayi dan anak dianggap sebagai suatu sindrom. sindrom epilepsi adalah epilepsi yang ditandai dengan adanya sekumpulan gejala dan klinis yang terjadi bersama-sama meliputi jenis serangan, etiologi, anatomi, faktor pencetus, umur onset, dan berat penyakit.

1. Idiopatik : Predisposisi genetik2. Kriptogenik : Lesi SSP : (+), Ex :

- Sindrom West- Sindrom Lennox- Gastaut- Epilepsi Mioklonik- Gambaran Klinik = Ensefalopati Difus

3. Simtomatik : Lesi SSP, Ex:- Trauma Kepala- Infeksi SSP- Kelainan Kongenital- Lesi Desak Ruang- Gangguan Peredaran Darah Otak- Toksik (alkohol, obat)- Metabolik- Kelainan Neurodegeneratif

1. Elektroensefalografi (EEG) – Gambaran epileptiform activity

2. Brain imaging : MRI, CTScan 3. Radiologi: Foto tengkorak untuk mengetahui kelainan tulang

tengkorak, destruksi tulang, kalsifikasi intrakranium yang abnormal, tanda peninggian TIK seperti pelebaran sutura, erosi sela tursika dan sebagainya

4. Laboratorium : - Darah rutin, darah tepi, kadar gula darah, elektrolit- Cairan serebrospinal (infeksi SSP)

1. Faktor prenatal- Usia ibu saat hamil- Kehamilan dengan

eklamsi dan hipertensi- Pemakaian bahan toksik

(racun)2. Faktor natal

- Bayi lahir dengan asfiksia- BBLR- Premature atau

postmature- Partus lama- Kelahiran dengan alat

(vakum, forcep, caesarea)- Perdarahan intrakranial

3. Faktor postnatal- Kejang demam- Trauma kepala- Infeksi sususan saraf pusat- Epilepsy akibat toksis- Gangguan metabolik

4. Herediter (keturunan)

Terapi

1. Non Farmakologi- Amati faktor pemicu- Hindari faktor pemicu (jika ada) missal: stress,

perubahan jadwal tidur, terlambat makan dll.2. Farmakologi

Penderita epilepsi diberikan obat anti konvulsif secara rutin, biasanya pengobatan dilanjutkan sampai 3 tahun, kemudian obat dikurangi secara bertahap dan dihentikan dalam jangka waktu 6 bulan. Pada umumnya lama pengobatan berkisar antara 2 - 4 tahun bebas serangan. Selama pengobatan harus di periksa gejala intoksikasi dan pemeriksaan laboratrium secara berkala. Menggunakan obat-obatan antiepilepsi:a. Obat-obat yang meningkatkan inaktivasi kanal Na+:

- Inaktivasi kanal Na: menurunkan kemampuan syaraf untuk menghantarkan muatan listrik. Contoh: fenitoin, karbamazepin, lamotrigin, okskarbazepin, valproat

b. Obat-obat yang meningkatkan transmisi inhibitori GABAergik:- agonis reseptor GABA: meningkatkan transmisi

inhibitori dg mengaktifkan kerja reseptor GABA. contoh: benzodiazepin, barbiturate

- menghambat GABA transaminase: konsentrasi GABA meningkat. contoh: Vigabatrin

- menghambat GABA transporter: memperlama aksi GABA. contoh: Tiagabin

- meningkatkan konsentrasi GABA pada cairan cerebrospinal pasien Æ mungkin dg menstimulasi pelepasan GABA dari non-vesikular pool. contoh: Gabapentin

Komplikasi

Mengakibatkan kerusakan otak akibat hipoksia jaringan otak, dan mengakibatkan retardasi mental, dapat timbul akibat kejang yang berulang, dapat mengakibatkan timbulnya depresi dan cemas, keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan pada anak.

Page 4: LAPORAN PENDAHULUAN epilepsi

Diagnosa Keperawatan

Pengkajian

IntervensiPathways

Gangguan Pertumbuhan dan Perkembangan

Tanda dan GejalaDefinisi

Etiologi